mkalah stemi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
1/20
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Banyak pasien yang
mangalami kematian akibat penyakit jantung. Penanganan yang salah dan kurang cepat serta cermat
adalah salah satu penyebab kematian.
Infark miokard akut merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di USA.
Diperkirakan lebih dari juta orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari !""
orang meninggal akibat penyakit ini.
#asyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah membuat mereka salah untuk pengambilan
keputusan penangan utama. Sehingga menyebabkan keterlambatan untuk ditangani. $al ini yang
sering menyebabkan kematian.
Berbagai penelitian standar terapi trombolitik secara besar-besaran telah dipublikasikan untuk infark
miokard akut %I#A& dengan harapan memperoleh hasil optimal dalam reperfusi koroner maupun
stabilisasi koroner setelah iskemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defnisi
Infark miokard akut%I#A& merupakan salah satu diagnosis ra'at inap tersering di (egara maju. )aju
mortalitas a'al *"+ dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai ,umah
sakit. alaupun laju mortalitas menurun sebesar *"+ dalam dekade terakhir/ sekita diantara 0
pasien yang tetap hidup pada pera'atan a'al/ meninggal dalam tahun pertama setelah I#A %Sudoyo/
""!&.
I#A dengan ele1asi S2 %S2 elevation myocardial infarction3 S24#I& merupakan bagian dari spectrum
sindrom koroner akut %S5A& yang terdiri dari angina pectoris tak stabil/ I#A tanpa ele1asi S2/ dan I#A
dengan ele1asi S2. S24#I umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya %Sudoyo/ ""!&.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
2/20
2.2 Etiologi
S24#I terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
1ascular/ dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok/ hipertensi dan akumulasi lipid.
2.3 Patofsiologi
S24#I umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus
pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang
berkembang secara lambat biasanya tidak memicu S24#I karena berkembangnya banyak kolateral
sepanjang 'aktu. S24#I terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
1ascular/ dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok/ hipertensi dan akumulasi lipid.
Ga!ar 2.3.1" Sin#ro Koroner ak$t %Dik$ti& #ari Antan'
Pada sebagian besar kasus/ infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami 6sur/ rupture atau ulserasi
dan jika kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis/ sehingga terjadi thrombus mural pada
lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Penelitian histology menunjukkan plak
koroner cendeeung mengalami rupture jika mempunyai vibrous cap yang tipis dan intinya kaya lipid
%lipid rich core&. Pada S24#I gambaran patologis klasik terdiri daribrin rich redtrombus/ yang
dipercaya menjadi alasan pada S24#I memberikan respon terhadap terapi trombolitik.
Selanjutnya pada lokasi rupture plak/ berbagai agonis %kolagen/ ADP/ epinefrin/ serotonin& memicu
akti1asi trombosit/ yang selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan tromboksan A%1asokonstriktor local yang poten&. Selain itu akti1asi trombosit memicu perubahan konformasi
reseptor glikoprotein IIB7IIIA. Setelah mengalami kon1ersi fungsinya/ reseptor/ mempunyai a6nitas
tinggi terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut %integrin& seperti faktor 1on
illebrand %18& dan fdibrinogen/ dimana keduanya adalah molekul multi1alent yang dapat mengikat
dua platelet yang berbeda secara simultan/ menghasilkan ikatan silang platelet dan agregasi.
5askade koagulasi diakti1asi oleh pajanan tissue faktor pada sel endotel yang rusak. 8aktor 9II dan :
diakti1asi mengakibatkan kon1ersi protombin menjadi thrombin/ yang kemudian menkon1ersi
6brinogen menjadi 6brin. Arteri koroner yang terlibat %culprit& kemudian akan mengalami oklusi oleh
trombosit dan 6brin.
Pada kondisi yang jarang/ S24#I dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang disebabkan
oleh emboli koroner/ abnormalitas congenital/ spasme koroner dan berbagai penyakit in;amasi
sistemik.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
3/20
Ga!ar 2.3.2 Pe!ent$kan Tro!$s
2.( )ani*estasi Klinis
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesa secara cermat apakah nyeri
dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. latihan 6sik/ stress emosi/ udara dingin/ dan sesudah makan.
!. =ejala yang menyertai> mual/ muntah/ sulit bernafas/ keringat dingin/ cemas dan lemas.
Diagnosis banding nyeri dada S24#I antara lain perikarditis akut/ emboli paru/ diseksi aorta akut/
kostokondritis dan gangguan gastrointestinal/ (yeri dada tidak selalu ditemukan pada S24#I. S24#I
tanpa nyeri lebih sering dijumpai pada diabetes militus dan usia lanjut.
Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat %gelisah&. Seringkali ekstremitas pucat disertai
keringat dingin. 5ombinasi nyeri dada substernal @*" menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya
S24#I. Sekitar seperempat pasien infark anterior mempunyai manifestasi hiperakti1itas saraf simpatis
%takikardi dan atau hipotensi&. 2anda 6sis lain pada disfungsi fentrikular adalah S? dan S* gallop/
penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat
ditemukan murmur midsistolik atau late sistlik apical yang bersifat sementara karena disfungsi
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
4/20
apparatus katup mitral dan pericardial friction rub. Peningkatan suhu sampai *C dapat dijumpai
dalam minggu pertama pasca S24#I.
Diagnosis I#A dengan ele1asi S2 ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada yang khas dan
gambaran 45= adanya ele1asi S2 mm/ minimal pada sandapan prekordial yang berdampingan
atau mm pada sandapan ekstremitas. Pemeriksaan enEim jantung/ terutama troponin 2 yang
meningkat/ memperkuat diagnosis/ namun keputusan memberikan terapi re1askularisasi tak perlu
menunggu hasil pemeriksaan enEim/ mengingat dalam tatalaksana I#A/ prinsip utama
Penatalaksanaan adalah time is muscle.
Pemeriksaan 45= sandapan harus dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada atau keluhan
yang dicurigai S24#I. Pemeriksaan ini harus dilakukan segera dalam " menit sejak kedatangan di
I=D. Pemeriksaan 45= di I=D merupakan senter dalam menentukan keputusan terapi karena bukti
kuat menunjukkan gambaran ele1asi segmen S2 dapat mengidenti6kasi pasien yang bermanfaat
untuk dilakukan terapi perfusi.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
5/20
Pada pasien dengan ele1asi S2 dan gejala I#A/ terapi reperfusi diberikan segera mungkin dan tidak
tergantung pada pemeriksaan biomarker. Pengingkatan nilai enEim di atas kali nilai batas atas
normal menunjukkan ada nekrosis jantung %infark miokard&.
. C5#B> meningkat setelah * jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam "-?
jam dan kembali normal dala -? hari. Gperasi jantung/ miokarditis dan kardio1ersi elektrik
dapat meningkatkan C5#B.
. c2n> ada jenis yaitu c2n 2 dab c2n I. 4nEi mini meningkat setelah jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam "-? jam dan c2n 2 masih dapat dideteksi setelah 0-?
hari/ sedangkan c2n I setelah 0-" hari.
. Pemeriksaan enEim jantung yang lain yaitu>
. #ioglobin> dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam ?- jam.
. Creatinin 5inase %C5&> #eningkat setelah *- jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak
dalam "-*! jam dan kembali normal dalam *-? hari.
*. )actic dehydrogenase %)D$&> meningkat setelah ? jam bila ada infark miokard/ mencapai
puncak *-! hari dan kembali normal dalam -? hari.
=aris horiEontal menunjukkan upper reference limit %U,)& biomarker jantung pada laboratorium kimia
klinis. U,) adalah nilai mempresentasikan HH thpercentile kelompok control tanpa S24#I.
,eaksi non spesi6k terhadap injuri miokard adalah leikositosis polimorfonuklear yang dapat terjadidalam beberapa jam setelah onset nyeri dan menetap selama *- hari. )eukosit dapat mencapai
."""-0."""7u.
2., Penatalaksanaan
2atalaksana I#A dengan ele1asi S2 saat ini mengacu pada data-data dari e1idence based berdasarkan
penelitian randomiEed clinical trial yang terus berkembnag ataupun konsesus dari para ahli sesuai
pedoman %guideline&.
2ujuan utama tatalaksana I#A adalah diagnosis cepat/ menghilangkan nyeri dada/ penilaian dan
implementasi strategi perfusi yang mungkin dilakukan/ pemberian antitrombotik dan terapi
antiplatelet/ pemberian obat penunjang dan tatalaksana komplikasi I#A. 2erdapat beberapa pedoman
%guidelie& dalam tatalaksana I#A dengan ele1asi S2 yaitu dari ACC7A$A tahun ""? dan 4SC tahun
""*. alaupun demikian perlu disesuaikan dengan kondisi sarana7fasilitas di tempat masing-masing
senter dan kemampuan ahli yang ada %khususnya di bidang kardiologi Inter1ensi&.
. 2atalaksana A'al
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
6/20
. 2atalaksana Pra ,umah Sakit
Prognosis S24#I sebagian besar tergantung adanya kelompok komplikasi umum yaitu> komplikasi
elektrikal %aritmia& dan komplikasi mekanik %pump failure&. Sebagian besar kematian di luar ,umah
Sakit pada S24#I disebabkan adanya 6brilasi 1entrikel mendadak/ yang sebagian besar terjadi dalam
? jam pertama onset gejala. Dan lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama. Sehingga elemen
utama tatalaksana prahospital pada pasien yang dicurigai S24#I antara lain>
. Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis.
. Segera memanggil tim medis emergensi yang dapat melakukan tindakan resusitasi.
*. 2ransportasi pasien ke ,umah Sakit yang mempunyai fasilitas ICCU7ICU serta staf medis dokter
dan pera'at yang terlatih.
?. #elakukan terapi perfusi.
5eterlambatan terbanyak yang terjadi pada penanganan pasien biasanya bukan selama transportasi
ke ,umah Sakit/ namun karena lama 'aktu mulai onset nyeri dada sampai keputusan pasien untuk
meminta pertolongan. $al ini bisa di tanggulangi dengan cara edukasi kepada masyarakat oleh tenaga
professional kesehatan mengenai pentingnya tatalaksana dini.
Pemberian 6brinolitik pra hospital hanya bisa dikerjakan jika ada paramedic di ambulans yang sudah
terlatih untuk menginterpretasi 45= dan tatalaksana S24#I dan kendali komando medis online yang
bertanggung ja'ab pada pemberian terapi. Di Indonesia saat ini pemberian trombolitik pra hospital ini
belum bisa dilakukan.
Panel A> Pasien diba'a oleh 4#S setelah memanggil H--> ,eperfusi pada pasien S24#I dapat
dilakukan dengan terapi farmakologis %6brinolisis& atau pendekatan kateter %PCI primer&. Implementasi
strategi ini ber1ariasi tergantung cara transportasi pasien dan kemampuan penerimaan rumah sakit.
Sasaran adalah 'aktu iskemia total " menit. aktu transport ke rumah sakit ber1ariasi dari kasus ke
kasus lainnya/ tetapi sasaran 'aktu iskemik total adalah " menit. 2erdapat * kemungkinan>
.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
7/20
. 2atalaksana di ,uang 4mergensi
2ujuan tatalaksana di I=D pada pasien yang dicurigai S24#I mencakup> mengurangi7menghilangkan
nyeri dada/ identi6kasi cepat pasien yang merupakan kandidat terapi perfusi segera/ triase pasien
risiko rendah ke ruangan yang tepat di rumah sakit dan menghindari pemulangan cepat pasien dengan
S24#I.
. 2atalaksana Umum
Gksigen
Suplemen oksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri JH"+. Pada semua
pasien S24#I tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama ! jam pertama.
(itrogliserin %(2=&
(itrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dengan dosis "/? mg dan dapat diberikan
sampai * dosis dengan Inter1ensi 0 menit. Selain mengurangi nyeri dada/ (2= juga dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan preload dan meningkatkan suplai oksigen miokard
dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh kolateral.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
8/20
menyebabkan efek 1agotonik yang menyebabkan bradikardia atau blok jantung derajat tinggi/
terutama pasien dengan infark posterior. 4fek ini biasanya dapat diatasi dengan pemberian atropine
"/0 mgI9.
Aspirin
Aspirinmerupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai S24#I dan efektif pada spectrum
sindrom koroner akut. Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan reduksi kadar
tromboksan A dicapai dengan absorbsi aspirin bukkal dengan dosis !"-*0 mg di ruang emergensi.
Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis 0-! mg.
Penyekat Beta
. aktu onset gejala
aktu onset gejala untuk terapi 6brinolitik merupakan predictor penting luas infark dan outcome
pasien. 4fekti1itas obat 6brinolisis dalam menghancurkan thrombus sangat tergantung dengan 'aktu.
2erapi 6brinolisis yang diberikan dalam jam pertama %terutama dalam jam pertama& terkadang
menghentikan infark miokard dan secara dramatis menurunkan angka kematian.
Sebaliknya/ kemampuan memperbaiki arteri yang mengalami infark menjadi paten/ kurang banyak
tergantung pada lama gejala pasien yang menjalani PCI. Beberapa laporan menunjukkan tidak ada
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
9/20
pengaruh keterlambatan 'aktu terhadapa laju mortalitas jika PCI dikerjakan setelah sampai * jam
setelah gejala.
2he 2ask 8orce on the #anagement of Acute #yocardial Infraction of the 4uropean Society of
Cardiology dan ACC7A$A merekomendasikan target medical contact-to-balloon atau door-tto-balloon
time dalam 'aktu H" menit.
. ,isiko S24#I
Beberapa model telah dikembangkan yang membantu dokter dalam menilai risiko mortalitas pada
pasien S24#I.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
10/20
8ibinolisis umumnya lebih disukai jika>
. Presentasi a'al J* jam atau kurang dari onset gejala dan keterlambatan ke strategi in1asi1e.
. Strategi in1asi1e bukan merupakan pilihan.
*. )aboratorium kateterisasi belum tersedia
?. 5esulitan akses 1ascular.
0. 2idak ada akses ke laboratorium PCI yang mampu.
!. 2erlambat untuk strategi in1asi1e>
- 2ransport jauh
- %Door-to-balloon&-%Door-to-needle& time lebih dari jm
- #edical contact-to-balloon atau door-to-balloon time lebih dari H" menit.
Strategi in1asi1e umumnya lebih disukai jika>
. )aboratorium PCI yang mampu tersedia dengan backup surgical medical contact to balloon
atau door to ballon time JH" menit. %Door to ballon&-%Door to needle& time J jam.
. ,isiko tinggi S24#I
- Syok kardiogenik
- 5las 5illip lebih atau sama dengan *
. 5ontraindikasi 6brinolisis/ termasuk meningkatnya risiko perdarahan dan perdarahan
intracranial.
. Presentasi terlambat. Gnset gejala @ * jam yang lalu.
*. Diagnosis S24#I tidak yakin.
?. ii. P4,CU2A(4GUS CG,G(A,K I(24,94(2IG( %PCI&
Inter1ensi koroner perkutan/ biasanya angioplasty dan atau stenting tanpa didahului 6brinolisis disebut
PCI primer. PCI ini efektif dalam mengembalikan perfusi pada S24#I jika dilakukan dalam beberapa jam
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
11/20
pertama infark miokard akut. PCI primer lebih efektif dari 6brinolisis dalam melakukan arteri koroner
yang teroklusi dan dikaitkan dengan outcome klinis jangka pendek dan jangka panjang yang lebih
baik. Dibandingkan trombolisis/ PCI primer lebih dipilih jika terdapat syok kardiogenik %terutama pasien
J0 tahun&/ risiko perdarahan meningkat/ atau gejala sudah ada sekurang-kurangnya atau * jam jika
bekuan lebih matur dan kurang mudah hancur dengan obat 6brinolisis. (amun demikian PCI lebih
mahal dalam hal personil dan fasilitas/ dan aplikasinya terbatas berdasarkan tersedianya sarana/
hanya di beberapa ,umah Sakit.
. iii. ,4P4,8USI 8A,#A5G)G=IS
8ibinolisis
tissue plasminogen acti1ator %tPA&/
streptokinase/ tenekteplase %2(5& dan reteplase %rPA&. Semua obat ini bekerja dengan cara memicu
kon1ersi plasminogen menjadi plasmin/ yang selanjutnya melisiskan thrombus 6brin. 2erdapat
kelompok yaitu golongan spesi6k 6brin seperti tPA dan non 6brin seperti streptokinase.
. =rade " menunjukkan oklusi total %complete occlusion& pada arteri yang terkena infark.
. =rade menunjukkan penetrasi sebagian materi kontras mele'ati titik obstruksi tetapi tanpa
perfusi 1ascular distal.
*. =rade menunjukkan perfusi pembuluh yang mengalami infark ke bagian distal tetapi dengan
aliran yang melambat dibandingkan arteri normal.
?. =rade * menunjukkan perfusi penuh pembuluh yang mengalami infark dengan aliran normal.
2arget terapi reperfusi adalah aliran 2I#I grade */ karena perfusi penuh pada arteri koroner yang
terkena infark menunjukkan hasil yang lebih baik dalam membatasi luasnya infark/ mempertahankan
fungsi 1entrikel kiri dan menurunkan laju mortalitas jangka pendek dan jangka panjang.
2erapi 6brinolitik dapat menurunkan risiko relati1e kematian di rumah sakit sampai 0"+ jika diberikan
dalam jam pertama onset gejala S24#I/ dan manfaat ini dipertahankan sampai " tahun. Setiap
hitungna menit dan pasien yang mendapat terapi dalam -*
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
12/20
6brinolisis secara umum merupakan strategi reperfusi yang lebih disukai pada pasien pada jam
pertama gejala/ jika perhatian pada masalah logistic seperti transportasi pasien ke pusat PCI yang
baik/ atau ada antisipasi keterlambatan sekurang-kurangnya jam antara 'aktu trombolisis dapat
dimulai dibandingkan implementasi PCI.
tPA dan acti1ator plasminogen spesi6k 6brin lain seperti rPA dan 2(5 lebih efektif daripada
streptokinase dalam mengembalikan perfusi penuh/ aliran koroner 2I#I grade * dan memperbaiki
sur1i1al sedikit lebih baik.
. i1. GBA2 8IB,I(G)I2I5
. Streptokinase %S5&
#erupakan 6brinolitik non spesi6k 6brin. Pasien yang pernah terpajan dengan S5 tidak boleh diberikan
pajanan selanjutnya karena terbentuknya antibody. ,eaksi alergi tidak jarang ditemukan. #anfaat
mencakup harganya yang murah dan insiden perdarahan intracranial yang rendah/ manfaat pertama
diperlihatkanpada =ISSI- trial.
. 2issue Plasminogen Acti1ator %tPA/ alteplase&
=US2G- trial menunjukkan penurunan mortalitas *" hari sebesar 0+ pada pasien yang mendapat
tPA dibandingkan S5. (amun tPA harganya lebih mahal daripada S5 dan risiko perdarahan intracranial
sedikit lebih tinggi.
. ,eteplase %,ete1ase&
I(
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
13/20
.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
14/20
!. Antitrombotik
Penggunaan terapi antilatetlet dan antitrombin selama fase a'al S24#I berdasarkan bukti klinis dan
laboratories bah'a thrombosis mempunyai peran penting dalam pathogenesis. 2ujuan primer
pengobatan adalah untuk mementapkan dan memepertahankan potensi arteri kororner yang terkait
infark. 2ujuan sekunder adalah menurunkan tendensi pasien menjadi thrombosis. Aspirin merupakan
antiplatelet standar pada S24#I dapat dilihat padaAntiplatelets Trialists Collaboration. Data dari
hampir ".""" pasien dengan infark miokard yang berasal dari 0 randomised trial dikumpulkan dan
menunjukkan penurunan relati1e laju mortalitas sebesar + dari ?/+ pada kelompok control
dibandingkan "/?+ pada pasien yang mendapat antiplatelet. PAda penelitian ISIS- pemberian aspirin
menurunkan mortalitas 1ascular sebesar *+ dan infark nonfatal sebesar ?H+.
Inhibitor glikoprotein menunjukkan manfaat untuk mencegah komplikasi thrombosis pada pasien
S24#I yang menjalani PCI. Penelitian AD#I,A) membandingkan abciximabdan stentingdengan
placebo dan stenting. $asilnya menunjukkan penurunan kematian/ reinfark atau re1askularisasi segera
dan " hari dan ! bulan pada kelompok abciximabdan stent.
Gbat antitrombin standar yang digunakan dalam praktek klinis adalah infractionated heparin.
Pemberian U8$I9 segera sebagai tambahan terapi regimen aspirin dan obat trombolitik spesi6k 6brin
relati1e %tPA/ rPA atau 2(5& membantu trombolisis dan memantapkan serta mempertahankanpatensi
arteri yang terkait infark. Dosis yang direkomendasi adlah bolus !"U7kg %maksimum ?"""U&
dilanjutkan infuse inisial U7kg perjam %maksimum """ U7jam&. Acti1ated partial thromboplastin time
selama terapi pemeliharaan harus mencapai /0- kali.
Antikoagulan alternati1e pada pasien S24#I adalah lo' molecular 'eight heparin %)#$&. Pada
penelitian ASS4(2-* enoksaparin dengan tenekteplase dosis penuh memperbaiki mortalitas reinfark di
,umah Sakit dan iskemik refrakter di ,umah Sakit.
Pasien dengan infark anterior/ disfungsi 1entrikel kiri berat/ gagal jantung kongestif/ ri'ayat emboli/
thrombus mural pada ekokardiogra6 dimensi atau 6brilasi atrial merupakan risiko tinggi
tromboemboli paru terapeutik penuh %U8$ atau )#$& selama dira'at/ dilanjutkan sekurang-
kurangnya * bulan.
. Penyekat Beta
#anfaat penyekat beta pada pasien S24#I dapat dibagi menjadi> yang terjadi segera jika obatdiberikan secara akut dan yang diberikan dalam jangka panjang jika obat diberikan untuk pencegahan
sekunder setelah infark. Pemberian penyekat beta akut I9 memperbaiki hubungan suplai dan
kebutuhan oksigen miokard/ mengurangi nyeri/ mengurangi luasnnya infark dan menurunkan risiko
kejadian aritmia 1entrikel yang serius.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
15/20
2erapi penyekat beta pasca S24#I bermanfaat untuk sebagian besar pasien termasuk yang mendapat
terapi inhibitor AC4. 5ecuali pada pasien dengan kontraindikasi %pasien dengan gagl jantung atau
fungsi sistolik kiri sangat menurun/ blok jantung/ hipotensi ortostatik atau ri'ayat asma&.
. Inhibitor AC4
Inhibitor AC4 menurunkan mortalitas pasca S24#I dan manfaat terhadap mortalitas bertambah
dengan penambahan aspirin dan penyekat beta. Penelitian SA94/ AI,4/ dan 2,AC4 menunjukkan
manfaat inhibitorAC4 yang jelas. #anfaat maksimal tampak pada pasien dengan risiko tinggi %pasien
usia lanjut atau infark anterior/ ri'ayat infark sebelumnya/ dan atau fungsi 1entrikel kiri menurun
global&. (amun bukti menunjukkan manfaat jangka pendek terjadi jika inhibitor AC4 diberikan pada
semua pasien dengan haemodinamik stabil pada S24#I pasien dengan tekanan darah sistolik @""
mm$g. #ekanisme yang mengakibatkan mekanisme remodeling 1entrikel pasca infark berulang juga
leibh rendah pada pasien yang mnedapat inhibitor AC4 menahun pasca infark.
Inhibitor AC4 harus diberikan dalam jam pertama pasien S24#I. Pemberian inhibitor AC4 harus
dilanjutkan tanpa batas pada pasien dengan bukti klinis gagal jantung/ pada pasien dengan
pemeriksaan imaging menunjukkan penurunan fungsi 1entrikel kiri secara global atau terdapat
abnormalitas gerakan dinding global atau pasien hipertensif. Penelitian klkinis dalam tatalaksana
pasien gagal jantung termasuk data dari penelitian klinis pada pasien S24#I menunjukkan bah'a
angiotensin receptor blockers %A,B& mungkin bermanfaat pada pasien dengan fungsi 1entrikel kiri
menurun atau gagal jantung klinis yang tak toleran terhadapa AC4 inhibitor.
2.- Algorita STE)I
Klien merasakan nyeri dada akibat iskemia
Lakukan penanganan :
. #onitor ABCs klien/ persiapkan untuk melakukan CP, dan de6brilasi
. Beri oksigen/ aspirin/ nitrogliserin/ dan mor6n jika diperlukan
*.
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
16/20
. ,ujuk klien ke rumah sakit
Lakukan pemeriksaan ED ( slippage serat otot/ disrupsi sel miokardial normal dan hilangnya jaringan
dalam Eona nekrotik. Selanjutnya terjadi pula pemanjangan segmen noninfark/ mengakibatkan
penipisan yang disproporsional dan elongasi Eona infark. Pembesaran ruang jantung secara
keseluruhan yang terjadi dikaitkan ukuran dan lokasi infark/ dengan dilatasi terbesar pasca infark pada
-
7/25/2019 Mkalah Stemi
17/20
apeks 1entrikel kiri yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata/ lebih sering terjadi
gagal jantung dan prognosis lebih buruk Progresi1itas dilatasi dan knsekuensi klinisnya dapat
dihambat dengan terapi inhi bitot AC4 dan 1asodilator lain. PAda pasien dengan fraksi ejeksi J?"+/
tanpa melihat ada tidaknya gagal jantung/ inhibitore AC4 harus diberikan.
. =angguan $emodinamik
=agal pemompaan %pump failure& merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada S24#I.
Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas/
baik pada a'al %" hari infark& dan sesudahnya. 2anda klinis yang tersering dijumpai adalah ronki
basah di paru dan bunyi jantung S* dan S? gallop. Pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai kongesti
paru.
c. 5omplikasi #ekanik
,uptur muskulus papilaris/ rupture septum 1entrikel/ rupture dinding 1ebtrikel. Penatalaksanaan>
operasi.
2. Prognosis
5elangsungan hidup kedua pasien S24#I dan (S24#I selama enam bulan setelah serangan
jantung hampir tidak berbeda. $asil jangka panjang yang ditingkatkan dengan kepatuhan hati-hati
terhadap terapi medis lanjutan/ dan ini penting bah'a semua pasien yang menderita serangan
jantungsecara teratur dan terus malakukan terapi jangka panjang dengan obat-obatan seperti>
. ASPI,I(L
. clopidrogel
*. statin %cholesterol lo'ering& drugs
?. beta blockers %obat-obat yang memperlambat denyut jantung dan melindungi otot jantung&
0. AC4 inhibitors %obat yang meningkatkan fungsi miokard dan aliran darah&
5erusakan pada otot jantung tidak selalu bermanifestasi sebagai rasa sakit dada yang khas/ biasanya
berhubungan dengan serangan jantung. Bahkan jika penampilan karakteristik 45= S2 ele1asi tidak
dilihat/ serangan jantung mengakibatkan kerusakan otot jantung/ sehingga cara terbaik untuk
menangani serangan jantung adalah untuk mencegah mereka.
2abel ..> ,isk Score untuk Infark #iokard dengan 4le1asi S2 %S24#I&
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://menshealth.suite101.com/article.cfm/using_physicians_as_risk_management_consultants&prev=/search%3Fq%3DSTEMI%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj3d3LMkaUsOORXU76vlGiQccA7Dwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://menshealth.suite101.com/article.cfm/using_physicians_as_risk_management_consultants&prev=/search%3Fq%3DSTEMI%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj3d3LMkaUsOORXU76vlGiQccA7Dw -
7/25/2019 Mkalah Stemi
18/20
Fakt
or
Risik
o(Bob
ot)
Skor
Risik
o/Mo
rtalit
as 30
hari(
%)
sia
!"-#$
tahun
(%
p&in)
0
(0')
sia
#"
tahun
(*
p&in)
1
(1'!)
Diabe
tesmellit
us+hi
perte
nsi
atau
angin
a (1
p&in)
%
(%'%)
,eka
nan
darah
sist&li
k