mkalah stemi

Upload: afrial-wirandani

Post on 28-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    1/20

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Banyak pasien yang

    mangalami kematian akibat penyakit jantung. Penanganan yang salah dan kurang cepat serta cermat

    adalah salah satu penyebab kematian.

    Infark miokard akut merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di USA.

    Diperkirakan lebih dari juta orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari !""

    orang meninggal akibat penyakit ini.

    #asyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah membuat mereka salah untuk pengambilan

    keputusan penangan utama. Sehingga menyebabkan keterlambatan untuk ditangani. $al ini yang

    sering menyebabkan kematian.

    Berbagai penelitian standar terapi trombolitik secara besar-besaran telah dipublikasikan untuk infark

    miokard akut %I#A& dengan harapan memperoleh hasil optimal dalam reperfusi koroner maupun

    stabilisasi koroner setelah iskemia.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Defnisi

    Infark miokard akut%I#A& merupakan salah satu diagnosis ra'at inap tersering di (egara maju. )aju

    mortalitas a'al *"+ dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai ,umah

    sakit. alaupun laju mortalitas menurun sebesar *"+ dalam dekade terakhir/ sekita diantara 0

    pasien yang tetap hidup pada pera'atan a'al/ meninggal dalam tahun pertama setelah I#A %Sudoyo/

    ""!&.

    I#A dengan ele1asi S2 %S2 elevation myocardial infarction3 S24#I& merupakan bagian dari spectrum

    sindrom koroner akut %S5A& yang terdiri dari angina pectoris tak stabil/ I#A tanpa ele1asi S2/ dan I#A

    dengan ele1asi S2. S24#I umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak

    setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya %Sudoyo/ ""!&.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    2/20

    2.2 Etiologi

    S24#I terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri

    1ascular/ dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok/ hipertensi dan akumulasi lipid.

    2.3 Patofsiologi

    S24#I umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus

    pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang

    berkembang secara lambat biasanya tidak memicu S24#I karena berkembangnya banyak kolateral

    sepanjang 'aktu. S24#I terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri

    1ascular/ dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok/ hipertensi dan akumulasi lipid.

    Ga!ar 2.3.1" Sin#ro Koroner ak$t %Dik$ti& #ari Antan'

    Pada sebagian besar kasus/ infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami 6sur/ rupture atau ulserasi

    dan jika kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis/ sehingga terjadi thrombus mural pada

    lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Penelitian histology menunjukkan plak

    koroner cendeeung mengalami rupture jika mempunyai vibrous cap yang tipis dan intinya kaya lipid

    %lipid rich core&. Pada S24#I gambaran patologis klasik terdiri daribrin rich redtrombus/ yang

    dipercaya menjadi alasan pada S24#I memberikan respon terhadap terapi trombolitik.

    Selanjutnya pada lokasi rupture plak/ berbagai agonis %kolagen/ ADP/ epinefrin/ serotonin& memicu

    akti1asi trombosit/ yang selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan tromboksan A%1asokonstriktor local yang poten&. Selain itu akti1asi trombosit memicu perubahan konformasi

    reseptor glikoprotein IIB7IIIA. Setelah mengalami kon1ersi fungsinya/ reseptor/ mempunyai a6nitas

    tinggi terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut %integrin& seperti faktor 1on

    illebrand %18& dan fdibrinogen/ dimana keduanya adalah molekul multi1alent yang dapat mengikat

    dua platelet yang berbeda secara simultan/ menghasilkan ikatan silang platelet dan agregasi.

    5askade koagulasi diakti1asi oleh pajanan tissue faktor pada sel endotel yang rusak. 8aktor 9II dan :

    diakti1asi mengakibatkan kon1ersi protombin menjadi thrombin/ yang kemudian menkon1ersi

    6brinogen menjadi 6brin. Arteri koroner yang terlibat %culprit& kemudian akan mengalami oklusi oleh

    trombosit dan 6brin.

    Pada kondisi yang jarang/ S24#I dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang disebabkan

    oleh emboli koroner/ abnormalitas congenital/ spasme koroner dan berbagai penyakit in;amasi

    sistemik.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    3/20

    Ga!ar 2.3.2 Pe!ent$kan Tro!$s

    2.( )ani*estasi Klinis

    Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesa secara cermat apakah nyeri

    dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. latihan 6sik/ stress emosi/ udara dingin/ dan sesudah makan.

    !. =ejala yang menyertai> mual/ muntah/ sulit bernafas/ keringat dingin/ cemas dan lemas.

    Diagnosis banding nyeri dada S24#I antara lain perikarditis akut/ emboli paru/ diseksi aorta akut/

    kostokondritis dan gangguan gastrointestinal/ (yeri dada tidak selalu ditemukan pada S24#I. S24#I

    tanpa nyeri lebih sering dijumpai pada diabetes militus dan usia lanjut.

    Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat %gelisah&. Seringkali ekstremitas pucat disertai

    keringat dingin. 5ombinasi nyeri dada substernal @*" menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya

    S24#I. Sekitar seperempat pasien infark anterior mempunyai manifestasi hiperakti1itas saraf simpatis

    %takikardi dan atau hipotensi&. 2anda 6sis lain pada disfungsi fentrikular adalah S? dan S* gallop/

    penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat

    ditemukan murmur midsistolik atau late sistlik apical yang bersifat sementara karena disfungsi

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    4/20

    apparatus katup mitral dan pericardial friction rub. Peningkatan suhu sampai *C dapat dijumpai

    dalam minggu pertama pasca S24#I.

    Diagnosis I#A dengan ele1asi S2 ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada yang khas dan

    gambaran 45= adanya ele1asi S2 mm/ minimal pada sandapan prekordial yang berdampingan

    atau mm pada sandapan ekstremitas. Pemeriksaan enEim jantung/ terutama troponin 2 yang

    meningkat/ memperkuat diagnosis/ namun keputusan memberikan terapi re1askularisasi tak perlu

    menunggu hasil pemeriksaan enEim/ mengingat dalam tatalaksana I#A/ prinsip utama

    Penatalaksanaan adalah time is muscle.

    Pemeriksaan 45= sandapan harus dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada atau keluhan

    yang dicurigai S24#I. Pemeriksaan ini harus dilakukan segera dalam " menit sejak kedatangan di

    I=D. Pemeriksaan 45= di I=D merupakan senter dalam menentukan keputusan terapi karena bukti

    kuat menunjukkan gambaran ele1asi segmen S2 dapat mengidenti6kasi pasien yang bermanfaat

    untuk dilakukan terapi perfusi.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    5/20

    Pada pasien dengan ele1asi S2 dan gejala I#A/ terapi reperfusi diberikan segera mungkin dan tidak

    tergantung pada pemeriksaan biomarker. Pengingkatan nilai enEim di atas kali nilai batas atas

    normal menunjukkan ada nekrosis jantung %infark miokard&.

    . C5#B> meningkat setelah * jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam "-?

    jam dan kembali normal dala -? hari. Gperasi jantung/ miokarditis dan kardio1ersi elektrik

    dapat meningkatkan C5#B.

    . c2n> ada jenis yaitu c2n 2 dab c2n I. 4nEi mini meningkat setelah jam bila ada infark

    miokard dan mencapai puncak dalam "-? jam dan c2n 2 masih dapat dideteksi setelah 0-?

    hari/ sedangkan c2n I setelah 0-" hari.

    . Pemeriksaan enEim jantung yang lain yaitu>

    . #ioglobin> dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam ?- jam.

    . Creatinin 5inase %C5&> #eningkat setelah *- jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak

    dalam "-*! jam dan kembali normal dalam *-? hari.

    *. )actic dehydrogenase %)D$&> meningkat setelah ? jam bila ada infark miokard/ mencapai

    puncak *-! hari dan kembali normal dalam -? hari.

    =aris horiEontal menunjukkan upper reference limit %U,)& biomarker jantung pada laboratorium kimia

    klinis. U,) adalah nilai mempresentasikan HH thpercentile kelompok control tanpa S24#I.

    ,eaksi non spesi6k terhadap injuri miokard adalah leikositosis polimorfonuklear yang dapat terjadidalam beberapa jam setelah onset nyeri dan menetap selama *- hari. )eukosit dapat mencapai

    ."""-0."""7u.

    2., Penatalaksanaan

    2atalaksana I#A dengan ele1asi S2 saat ini mengacu pada data-data dari e1idence based berdasarkan

    penelitian randomiEed clinical trial yang terus berkembnag ataupun konsesus dari para ahli sesuai

    pedoman %guideline&.

    2ujuan utama tatalaksana I#A adalah diagnosis cepat/ menghilangkan nyeri dada/ penilaian dan

    implementasi strategi perfusi yang mungkin dilakukan/ pemberian antitrombotik dan terapi

    antiplatelet/ pemberian obat penunjang dan tatalaksana komplikasi I#A. 2erdapat beberapa pedoman

    %guidelie& dalam tatalaksana I#A dengan ele1asi S2 yaitu dari ACC7A$A tahun ""? dan 4SC tahun

    ""*. alaupun demikian perlu disesuaikan dengan kondisi sarana7fasilitas di tempat masing-masing

    senter dan kemampuan ahli yang ada %khususnya di bidang kardiologi Inter1ensi&.

    . 2atalaksana A'al

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    6/20

    . 2atalaksana Pra ,umah Sakit

    Prognosis S24#I sebagian besar tergantung adanya kelompok komplikasi umum yaitu> komplikasi

    elektrikal %aritmia& dan komplikasi mekanik %pump failure&. Sebagian besar kematian di luar ,umah

    Sakit pada S24#I disebabkan adanya 6brilasi 1entrikel mendadak/ yang sebagian besar terjadi dalam

    ? jam pertama onset gejala. Dan lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama. Sehingga elemen

    utama tatalaksana prahospital pada pasien yang dicurigai S24#I antara lain>

    . Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis.

    . Segera memanggil tim medis emergensi yang dapat melakukan tindakan resusitasi.

    *. 2ransportasi pasien ke ,umah Sakit yang mempunyai fasilitas ICCU7ICU serta staf medis dokter

    dan pera'at yang terlatih.

    ?. #elakukan terapi perfusi.

    5eterlambatan terbanyak yang terjadi pada penanganan pasien biasanya bukan selama transportasi

    ke ,umah Sakit/ namun karena lama 'aktu mulai onset nyeri dada sampai keputusan pasien untuk

    meminta pertolongan. $al ini bisa di tanggulangi dengan cara edukasi kepada masyarakat oleh tenaga

    professional kesehatan mengenai pentingnya tatalaksana dini.

    Pemberian 6brinolitik pra hospital hanya bisa dikerjakan jika ada paramedic di ambulans yang sudah

    terlatih untuk menginterpretasi 45= dan tatalaksana S24#I dan kendali komando medis online yang

    bertanggung ja'ab pada pemberian terapi. Di Indonesia saat ini pemberian trombolitik pra hospital ini

    belum bisa dilakukan.

    Panel A> Pasien diba'a oleh 4#S setelah memanggil H--> ,eperfusi pada pasien S24#I dapat

    dilakukan dengan terapi farmakologis %6brinolisis& atau pendekatan kateter %PCI primer&. Implementasi

    strategi ini ber1ariasi tergantung cara transportasi pasien dan kemampuan penerimaan rumah sakit.

    Sasaran adalah 'aktu iskemia total " menit. aktu transport ke rumah sakit ber1ariasi dari kasus ke

    kasus lainnya/ tetapi sasaran 'aktu iskemik total adalah " menit. 2erdapat * kemungkinan>

    .

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    7/20

    . 2atalaksana di ,uang 4mergensi

    2ujuan tatalaksana di I=D pada pasien yang dicurigai S24#I mencakup> mengurangi7menghilangkan

    nyeri dada/ identi6kasi cepat pasien yang merupakan kandidat terapi perfusi segera/ triase pasien

    risiko rendah ke ruangan yang tepat di rumah sakit dan menghindari pemulangan cepat pasien dengan

    S24#I.

    . 2atalaksana Umum

    Gksigen

    Suplemen oksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri JH"+. Pada semua

    pasien S24#I tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama ! jam pertama.

    (itrogliserin %(2=&

    (itrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dengan dosis "/? mg dan dapat diberikan

    sampai * dosis dengan Inter1ensi 0 menit. Selain mengurangi nyeri dada/ (2= juga dapat menurunkan

    kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan preload dan meningkatkan suplai oksigen miokard

    dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh kolateral.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    8/20

    menyebabkan efek 1agotonik yang menyebabkan bradikardia atau blok jantung derajat tinggi/

    terutama pasien dengan infark posterior. 4fek ini biasanya dapat diatasi dengan pemberian atropine

    "/0 mgI9.

    Aspirin

    Aspirinmerupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai S24#I dan efektif pada spectrum

    sindrom koroner akut. Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan reduksi kadar

    tromboksan A dicapai dengan absorbsi aspirin bukkal dengan dosis !"-*0 mg di ruang emergensi.

    Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis 0-! mg.

    Penyekat Beta

    . aktu onset gejala

    aktu onset gejala untuk terapi 6brinolitik merupakan predictor penting luas infark dan outcome

    pasien. 4fekti1itas obat 6brinolisis dalam menghancurkan thrombus sangat tergantung dengan 'aktu.

    2erapi 6brinolisis yang diberikan dalam jam pertama %terutama dalam jam pertama& terkadang

    menghentikan infark miokard dan secara dramatis menurunkan angka kematian.

    Sebaliknya/ kemampuan memperbaiki arteri yang mengalami infark menjadi paten/ kurang banyak

    tergantung pada lama gejala pasien yang menjalani PCI. Beberapa laporan menunjukkan tidak ada

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    9/20

    pengaruh keterlambatan 'aktu terhadapa laju mortalitas jika PCI dikerjakan setelah sampai * jam

    setelah gejala.

    2he 2ask 8orce on the #anagement of Acute #yocardial Infraction of the 4uropean Society of

    Cardiology dan ACC7A$A merekomendasikan target medical contact-to-balloon atau door-tto-balloon

    time dalam 'aktu H" menit.

    . ,isiko S24#I

    Beberapa model telah dikembangkan yang membantu dokter dalam menilai risiko mortalitas pada

    pasien S24#I.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    10/20

    8ibinolisis umumnya lebih disukai jika>

    . Presentasi a'al J* jam atau kurang dari onset gejala dan keterlambatan ke strategi in1asi1e.

    . Strategi in1asi1e bukan merupakan pilihan.

    *. )aboratorium kateterisasi belum tersedia

    ?. 5esulitan akses 1ascular.

    0. 2idak ada akses ke laboratorium PCI yang mampu.

    !. 2erlambat untuk strategi in1asi1e>

    - 2ransport jauh

    - %Door-to-balloon&-%Door-to-needle& time lebih dari jm

    - #edical contact-to-balloon atau door-to-balloon time lebih dari H" menit.

    Strategi in1asi1e umumnya lebih disukai jika>

    . )aboratorium PCI yang mampu tersedia dengan backup surgical medical contact to balloon

    atau door to ballon time JH" menit. %Door to ballon&-%Door to needle& time J jam.

    . ,isiko tinggi S24#I

    - Syok kardiogenik

    - 5las 5illip lebih atau sama dengan *

    . 5ontraindikasi 6brinolisis/ termasuk meningkatnya risiko perdarahan dan perdarahan

    intracranial.

    . Presentasi terlambat. Gnset gejala @ * jam yang lalu.

    *. Diagnosis S24#I tidak yakin.

    ?. ii. P4,CU2A(4GUS CG,G(A,K I(24,94(2IG( %PCI&

    Inter1ensi koroner perkutan/ biasanya angioplasty dan atau stenting tanpa didahului 6brinolisis disebut

    PCI primer. PCI ini efektif dalam mengembalikan perfusi pada S24#I jika dilakukan dalam beberapa jam

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    11/20

    pertama infark miokard akut. PCI primer lebih efektif dari 6brinolisis dalam melakukan arteri koroner

    yang teroklusi dan dikaitkan dengan outcome klinis jangka pendek dan jangka panjang yang lebih

    baik. Dibandingkan trombolisis/ PCI primer lebih dipilih jika terdapat syok kardiogenik %terutama pasien

    J0 tahun&/ risiko perdarahan meningkat/ atau gejala sudah ada sekurang-kurangnya atau * jam jika

    bekuan lebih matur dan kurang mudah hancur dengan obat 6brinolisis. (amun demikian PCI lebih

    mahal dalam hal personil dan fasilitas/ dan aplikasinya terbatas berdasarkan tersedianya sarana/

    hanya di beberapa ,umah Sakit.

    . iii. ,4P4,8USI 8A,#A5G)G=IS

    8ibinolisis

    tissue plasminogen acti1ator %tPA&/

    streptokinase/ tenekteplase %2(5& dan reteplase %rPA&. Semua obat ini bekerja dengan cara memicu

    kon1ersi plasminogen menjadi plasmin/ yang selanjutnya melisiskan thrombus 6brin. 2erdapat

    kelompok yaitu golongan spesi6k 6brin seperti tPA dan non 6brin seperti streptokinase.

    . =rade " menunjukkan oklusi total %complete occlusion& pada arteri yang terkena infark.

    . =rade menunjukkan penetrasi sebagian materi kontras mele'ati titik obstruksi tetapi tanpa

    perfusi 1ascular distal.

    *. =rade menunjukkan perfusi pembuluh yang mengalami infark ke bagian distal tetapi dengan

    aliran yang melambat dibandingkan arteri normal.

    ?. =rade * menunjukkan perfusi penuh pembuluh yang mengalami infark dengan aliran normal.

    2arget terapi reperfusi adalah aliran 2I#I grade */ karena perfusi penuh pada arteri koroner yang

    terkena infark menunjukkan hasil yang lebih baik dalam membatasi luasnya infark/ mempertahankan

    fungsi 1entrikel kiri dan menurunkan laju mortalitas jangka pendek dan jangka panjang.

    2erapi 6brinolitik dapat menurunkan risiko relati1e kematian di rumah sakit sampai 0"+ jika diberikan

    dalam jam pertama onset gejala S24#I/ dan manfaat ini dipertahankan sampai " tahun. Setiap

    hitungna menit dan pasien yang mendapat terapi dalam -*

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    12/20

    6brinolisis secara umum merupakan strategi reperfusi yang lebih disukai pada pasien pada jam

    pertama gejala/ jika perhatian pada masalah logistic seperti transportasi pasien ke pusat PCI yang

    baik/ atau ada antisipasi keterlambatan sekurang-kurangnya jam antara 'aktu trombolisis dapat

    dimulai dibandingkan implementasi PCI.

    tPA dan acti1ator plasminogen spesi6k 6brin lain seperti rPA dan 2(5 lebih efektif daripada

    streptokinase dalam mengembalikan perfusi penuh/ aliran koroner 2I#I grade * dan memperbaiki

    sur1i1al sedikit lebih baik.

    . i1. GBA2 8IB,I(G)I2I5

    . Streptokinase %S5&

    #erupakan 6brinolitik non spesi6k 6brin. Pasien yang pernah terpajan dengan S5 tidak boleh diberikan

    pajanan selanjutnya karena terbentuknya antibody. ,eaksi alergi tidak jarang ditemukan. #anfaat

    mencakup harganya yang murah dan insiden perdarahan intracranial yang rendah/ manfaat pertama

    diperlihatkanpada =ISSI- trial.

    . 2issue Plasminogen Acti1ator %tPA/ alteplase&

    =US2G- trial menunjukkan penurunan mortalitas *" hari sebesar 0+ pada pasien yang mendapat

    tPA dibandingkan S5. (amun tPA harganya lebih mahal daripada S5 dan risiko perdarahan intracranial

    sedikit lebih tinggi.

    . ,eteplase %,ete1ase&

    I(

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    13/20

    .

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    14/20

    !. Antitrombotik

    Penggunaan terapi antilatetlet dan antitrombin selama fase a'al S24#I berdasarkan bukti klinis dan

    laboratories bah'a thrombosis mempunyai peran penting dalam pathogenesis. 2ujuan primer

    pengobatan adalah untuk mementapkan dan memepertahankan potensi arteri kororner yang terkait

    infark. 2ujuan sekunder adalah menurunkan tendensi pasien menjadi thrombosis. Aspirin merupakan

    antiplatelet standar pada S24#I dapat dilihat padaAntiplatelets Trialists Collaboration. Data dari

    hampir ".""" pasien dengan infark miokard yang berasal dari 0 randomised trial dikumpulkan dan

    menunjukkan penurunan relati1e laju mortalitas sebesar + dari ?/+ pada kelompok control

    dibandingkan "/?+ pada pasien yang mendapat antiplatelet. PAda penelitian ISIS- pemberian aspirin

    menurunkan mortalitas 1ascular sebesar *+ dan infark nonfatal sebesar ?H+.

    Inhibitor glikoprotein menunjukkan manfaat untuk mencegah komplikasi thrombosis pada pasien

    S24#I yang menjalani PCI. Penelitian AD#I,A) membandingkan abciximabdan stentingdengan

    placebo dan stenting. $asilnya menunjukkan penurunan kematian/ reinfark atau re1askularisasi segera

    dan " hari dan ! bulan pada kelompok abciximabdan stent.

    Gbat antitrombin standar yang digunakan dalam praktek klinis adalah infractionated heparin.

    Pemberian U8$I9 segera sebagai tambahan terapi regimen aspirin dan obat trombolitik spesi6k 6brin

    relati1e %tPA/ rPA atau 2(5& membantu trombolisis dan memantapkan serta mempertahankanpatensi

    arteri yang terkait infark. Dosis yang direkomendasi adlah bolus !"U7kg %maksimum ?"""U&

    dilanjutkan infuse inisial U7kg perjam %maksimum """ U7jam&. Acti1ated partial thromboplastin time

    selama terapi pemeliharaan harus mencapai /0- kali.

    Antikoagulan alternati1e pada pasien S24#I adalah lo' molecular 'eight heparin %)#$&. Pada

    penelitian ASS4(2-* enoksaparin dengan tenekteplase dosis penuh memperbaiki mortalitas reinfark di

    ,umah Sakit dan iskemik refrakter di ,umah Sakit.

    Pasien dengan infark anterior/ disfungsi 1entrikel kiri berat/ gagal jantung kongestif/ ri'ayat emboli/

    thrombus mural pada ekokardiogra6 dimensi atau 6brilasi atrial merupakan risiko tinggi

    tromboemboli paru terapeutik penuh %U8$ atau )#$& selama dira'at/ dilanjutkan sekurang-

    kurangnya * bulan.

    . Penyekat Beta

    #anfaat penyekat beta pada pasien S24#I dapat dibagi menjadi> yang terjadi segera jika obatdiberikan secara akut dan yang diberikan dalam jangka panjang jika obat diberikan untuk pencegahan

    sekunder setelah infark. Pemberian penyekat beta akut I9 memperbaiki hubungan suplai dan

    kebutuhan oksigen miokard/ mengurangi nyeri/ mengurangi luasnnya infark dan menurunkan risiko

    kejadian aritmia 1entrikel yang serius.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    15/20

    2erapi penyekat beta pasca S24#I bermanfaat untuk sebagian besar pasien termasuk yang mendapat

    terapi inhibitor AC4. 5ecuali pada pasien dengan kontraindikasi %pasien dengan gagl jantung atau

    fungsi sistolik kiri sangat menurun/ blok jantung/ hipotensi ortostatik atau ri'ayat asma&.

    . Inhibitor AC4

    Inhibitor AC4 menurunkan mortalitas pasca S24#I dan manfaat terhadap mortalitas bertambah

    dengan penambahan aspirin dan penyekat beta. Penelitian SA94/ AI,4/ dan 2,AC4 menunjukkan

    manfaat inhibitorAC4 yang jelas. #anfaat maksimal tampak pada pasien dengan risiko tinggi %pasien

    usia lanjut atau infark anterior/ ri'ayat infark sebelumnya/ dan atau fungsi 1entrikel kiri menurun

    global&. (amun bukti menunjukkan manfaat jangka pendek terjadi jika inhibitor AC4 diberikan pada

    semua pasien dengan haemodinamik stabil pada S24#I pasien dengan tekanan darah sistolik @""

    mm$g. #ekanisme yang mengakibatkan mekanisme remodeling 1entrikel pasca infark berulang juga

    leibh rendah pada pasien yang mnedapat inhibitor AC4 menahun pasca infark.

    Inhibitor AC4 harus diberikan dalam jam pertama pasien S24#I. Pemberian inhibitor AC4 harus

    dilanjutkan tanpa batas pada pasien dengan bukti klinis gagal jantung/ pada pasien dengan

    pemeriksaan imaging menunjukkan penurunan fungsi 1entrikel kiri secara global atau terdapat

    abnormalitas gerakan dinding global atau pasien hipertensif. Penelitian klkinis dalam tatalaksana

    pasien gagal jantung termasuk data dari penelitian klinis pada pasien S24#I menunjukkan bah'a

    angiotensin receptor blockers %A,B& mungkin bermanfaat pada pasien dengan fungsi 1entrikel kiri

    menurun atau gagal jantung klinis yang tak toleran terhadapa AC4 inhibitor.

    2.- Algorita STE)I

    Klien merasakan nyeri dada akibat iskemia

    Lakukan penanganan :

    . #onitor ABCs klien/ persiapkan untuk melakukan CP, dan de6brilasi

    . Beri oksigen/ aspirin/ nitrogliserin/ dan mor6n jika diperlukan

    *.

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    16/20

    . ,ujuk klien ke rumah sakit

    Lakukan pemeriksaan ED ( slippage serat otot/ disrupsi sel miokardial normal dan hilangnya jaringan

    dalam Eona nekrotik. Selanjutnya terjadi pula pemanjangan segmen noninfark/ mengakibatkan

    penipisan yang disproporsional dan elongasi Eona infark. Pembesaran ruang jantung secara

    keseluruhan yang terjadi dikaitkan ukuran dan lokasi infark/ dengan dilatasi terbesar pasca infark pada

  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    17/20

    apeks 1entrikel kiri yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata/ lebih sering terjadi

    gagal jantung dan prognosis lebih buruk Progresi1itas dilatasi dan knsekuensi klinisnya dapat

    dihambat dengan terapi inhi bitot AC4 dan 1asodilator lain. PAda pasien dengan fraksi ejeksi J?"+/

    tanpa melihat ada tidaknya gagal jantung/ inhibitore AC4 harus diberikan.

    . =angguan $emodinamik

    =agal pemompaan %pump failure& merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada S24#I.

    Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas/

    baik pada a'al %" hari infark& dan sesudahnya. 2anda klinis yang tersering dijumpai adalah ronki

    basah di paru dan bunyi jantung S* dan S? gallop. Pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai kongesti

    paru.

    c. 5omplikasi #ekanik

    ,uptur muskulus papilaris/ rupture septum 1entrikel/ rupture dinding 1ebtrikel. Penatalaksanaan>

    operasi.

    2. Prognosis

    5elangsungan hidup kedua pasien S24#I dan (S24#I selama enam bulan setelah serangan

    jantung hampir tidak berbeda. $asil jangka panjang yang ditingkatkan dengan kepatuhan hati-hati

    terhadap terapi medis lanjutan/ dan ini penting bah'a semua pasien yang menderita serangan

    jantungsecara teratur dan terus malakukan terapi jangka panjang dengan obat-obatan seperti>

    . ASPI,I(L

    . clopidrogel

    *. statin %cholesterol lo'ering& drugs

    ?. beta blockers %obat-obat yang memperlambat denyut jantung dan melindungi otot jantung&

    0. AC4 inhibitors %obat yang meningkatkan fungsi miokard dan aliran darah&

    5erusakan pada otot jantung tidak selalu bermanifestasi sebagai rasa sakit dada yang khas/ biasanya

    berhubungan dengan serangan jantung. Bahkan jika penampilan karakteristik 45= S2 ele1asi tidak

    dilihat/ serangan jantung mengakibatkan kerusakan otot jantung/ sehingga cara terbaik untuk

    menangani serangan jantung adalah untuk mencegah mereka.

    2abel ..> ,isk Score untuk Infark #iokard dengan 4le1asi S2 %S24#I&

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://menshealth.suite101.com/article.cfm/using_physicians_as_risk_management_consultants&prev=/search%3Fq%3DSTEMI%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj3d3LMkaUsOORXU76vlGiQccA7Dwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://menshealth.suite101.com/article.cfm/using_physicians_as_risk_management_consultants&prev=/search%3Fq%3DSTEMI%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj3d3LMkaUsOORXU76vlGiQccA7Dw
  • 7/25/2019 Mkalah Stemi

    18/20

    Fakt

    or

    Risik

    o(Bob

    ot)

    Skor

    Risik

    o/Mo

    rtalit

    as 30

    hari(

    %)

    sia

    !"-#$

    tahun

    (%

    p&in)

    0

    (0')

    sia

    #"

    tahun

    (*

    p&in)

    1

    (1'!)

    Diabe

    tesmellit

    us+hi

    perte

    nsi

    atau

    angin

    a (1

    p&in)

    %

    (%'%)

    ,eka

    nan

    darah

    sist&li

    k