mi/ramdani sudah saatnya negara mengakui kekurangan filedaripada golongan. hatta mengatakan, sebagai...

1
MINGGU, 11 DESEMBER 2011 3 P OL KAM MI/RAMDANI HAM Sulit Diwujudkan di Tengah Kemiskinan Pengajuan Interpelasi Langkah Emosional Presiden Harus Ganti Pansel KPU KOMISI II DPR meminta Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono untuk meninjau kem- bali keputusannya mengangkat Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin sebagai anggota panitia seleksi (pan- sel) anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pe- ngawas Pemilu (Bawaslu). Menurut anggota Komisi II Abdul Malik Haramain di Jakarta, kemarin, Amir tidak pantas duduk di dalam pansel karena masih menjadi peng- urus aktif di Partai Demokrat sehingga diragukan netrali- tasnya. “Masuknya Amir Syamsud- din sebagai Wakil Ketua Tim Seleksi KPU memunculkan pertanyaan. Meski atas nama Menkum dan HAM, Pak Amir masih aktif sebagai Sekre- taris Dewan Penasihat Partai Demokrat,” kata Malik. Ia khawatir keberadaan Amir akan mengganggu objektivitas dan independensi KPU dalam menyeleksi calon anggota KPU yang akan datang. “Saya minta Presiden SBY untuk meninjau ulang keberadaan Amir Syam- suddin sebagai wakil ketua pansel,” ujar politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu. Kritik atas susunan keang- gotaan pansel itu juga datang dari LSM Lingkar Madani un- tuk Indonesia (Lima). Menurut Direktur Eksekutif Lima Ray Rangkuti, kejanggalan susunan pansel itu sudah bisa diduga jika berkaca dari ketertutupan sikap Mendagri Gamawan Fauzi selama ini. “Pertama, calon pansel ini sama sekali tidak diumumkan ke masyarakat. Dan kedua, mendudukkan unsur peme- rintah dalam posisi pemegang kendali pansel. Ada apa ini?” ujarnya saat dihubungi ke- marin. Pada 2 Desember 2011 lalu, Presiden menerbitkan Keppres No 33/2011 tentang Pembentu- kan Timsel Calon Anggota KPU dan Bawaslu. Selain mengang- kat Gamawan Fauzi sebagai ketua pansel, Presiden juga mengangkat Amir Syamsuddin (wakil ketua), Dirjen Kesbang- pol Kemendagri Tanribali Lamo (sekretaris), Azyumardi Azra, Saldi Isra, Anis Baswedan, Pra- tikno, Ramlan Surbakti, Valina Singka Subekti, Siti Zuhro, dan Imam Prasodjo. (Ant/*/P-2) AKHMAD MUSTAIN K ETUA Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa mengajak seluruh penyelenggara negara untuk berani mengakui kekurangan. Baginya, tidak boleh lagi ada penyelenggara negara yang asal main klaim keberhasilan tanpa fakta sesungguhnya. “Kita resah melihat reke- ning PNS muda gendut. Kita sayangkan birokrasi masih banyak yang macet. Kita galau melihat masih ada kemiskin- an. Jelas itu bukan Indonesia yang kita tuju. Namun, kita harus dengan kerendahan hati untuk mengakui kekurangan. Jangan habiskan energi kita untuk mengeluh, saling me- nyalahkan. Marilah bekerja,” ujar Hatta kepada seluruh kader PAN dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Ra- kernas) PAN di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, kemarin. Dengan tegas ia katakan, se- butan Indonesia menuju negara gagal adalah sama bohongnya dengan klaim bahwa Indonesia bebas dari kemiskinan. Hal itulah, ujar Hatta, yang tahap demi tahap harus dikurangi dengan kerja keras. Karena itu, sambungnya, PAN sebagai partai koalisi pendukung pemerintah harus bekerja lebih keras lagi untuk membangun bangsa, bekerja sama dengan parpol koalisi lainnya, dan lebih mendahu- lukan kepentingan bangsa daripada golongan. Hatta mengatakan, sebagai anggota koalisi, PAN meneguh- kan komitmen dalam menegak- kan sistem presidensial. “Seba- gai partai koalisi, konsistensi adalah kehormatan. Tanggung jawab dan kesetiaan adalah in- tegritas. Kita tidak pernah ragu. Kita memiliki tanggung jawab untuk membangun bangsa,” tegasnya. Politik beretika Di tempat yang sama, Pre- siden Susilo Bambang Yu- dhoyono dalam sambutannya menegaskan, sejarah mencatat, PAN merupakan anak kandung reformasi. Bahkan, pendiri dan tokoh PAN ikut melahirkan dan mengawal reformasi. “Amien Rais tokoh besar reformasi. Pada hakikatnya, reformasi terus berlangsung. PAN harus tetap menjadi pe- ngawal, menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya. Presiden mengingatkan, In- donesia telah menjalankan reformasi di dasawarsa kedua. Masih ada sejumlah amanat reformasi yang belum dituntas- kan. Adapun dalam perjalanan reformasi saat ini selalu muncul isu baru yang harus dikelola bersama. “Hakikat reformasi se- sungguhnya perubahan dan berkesinambungan. Dalam dunia ini kita perlu perubahan dan kesinambungan sehing- ga kita tidak tertinggal oleh arus zaman dan perubahan,” ujarnya. Presiden juga mengimbau agar seluruh kader PAN ber- sikap pragmatis dan lebih adaptif tanpa kehilangan visi, serta memusatkan pikiran untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat. “Saya mengajak untuk men- ciptakan situasi yang aman dan damai. Politik yang beretika, bukan menghalalkan segara cara,” tegas Presiden. Dalam acara pembukaan rakernas tersebut, juga digelar seremoni meleburnya Partai Bintang Reformasi (PBR) ke PAN. Hadir Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi dan Sekjen PBR Rusman Ali. Secara sim- bolis dilakukan penggantian jas partai, dari PBR ke PAN, oleh Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. (P-2) [email protected] Sudah Saatnya Negara Mengakui Kekurangan Sebutan Indonesia menuju negara gagal adalah sama bohongnya dengan klaim Indonesia bebas dari kemiskinan. HAM DI PAPUA: Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Kerja Anti Kekerasan (Jejak) berdemonstrasi memperingati Hari HAM Sedunia di Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. ANTARA/YUSRAN UCCANG WAKIL Presiden (Wapres) Boediono menyebutkan upaya penegakan hak asasi manusia (HAM) tidak mungkin diwu- judkan selagi masih banyak ditemukan masyarakat mis- kin. Menurut Wapres, sangat tidak mungkin penegakan HAM hadir di dalam ruang va- kum. Akibatnya, hal itu hanya akan berhenti sebagai sebuah konsep semata. “Bagaimana bisa menda- patkan suatu penerapan HAM yang penuh, baik hak sipil maupun politik yang penuh, jika manusia-manusia ini ke- tinggalan dari sisi lain, mereka masih miskin, mereka tidak berpendidikan,” kata Boediono saat memberikan pengarah- an kepada peserta lokakarya HAM di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. “Kita harus menyeimbang- kan pemenuhannya karena se- tiap hak tak bisa dipenuhi tanpa yang lain. Jadi, bagaimana hak sipil dan hak politik dipenuhi bila masih ada orang yang lapar dan miskin?” tambahnya. Hubungan antara penegakan HAM dan kesejahteraan, sam- bungnya, berbentuk mutually reinforced sehingga pemenu- hannya harus bersama-sama. “Misalnya, bila pendapatan masyarakat bagus, seseorang akan kecil kemungkinan dekat dengan politik uang,” kata Wapres. Untuk itulah, ia mengemu- kakan, penegakan HAM harus terintegrasi dengan semua lini dalam pembangunan, semen- tara keseimbangan antarlini perlu dijaga. “Jadi memang harus ada keseimbangan, tidak boleh beberapa aspek utama ini ter- tinggal jauh dari yang lainnya. Demikian juga kebalikannya, bagaimana kita bisa menda- patkan perbaikan dari standar hidup kita,” tandasnya. Di tempat yang sama, Men- teri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menegaskan pe- merintah saat ini terus ber- upaya untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus Semanggi. “Yang jelas ada kemauan yang sungguh-sungguh dan serius untuk mencari solusi itu se- mua,” ungkap Amir. Namun, satu hal yang per- lu dicatat, kata Amir, di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tidak ada pelang- garan HAM yang dilakukan negara. Tetapi ia mengakui ada sisa-sisa pelanggaran HAM masa lalu yang belum disele- saikan. Ia berjanji, sebelum 2014 akan ada sebuah kabar baik bagi seluruh bangsa dan penggiat HAM terkait dengan penyele- saian kasus pelanggaran HAM di masa lalu. “Yakinlah sebelum 2014 ada satu kabar baik. Memang seka- rang pendekatannya kan satu per satu, tetapi kita tidak ingin juga terjebak dalam situasi seakan-akan kita ingin membeli keadilan,” ujarnya menjanjikan. (Mad/P-2) ANGGOTA Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli menyebut rencana sejumlah anggota Komisi III DPR, yang akan mengajukan hak interpelasi atas kebijakan moratorium remisi terhadap koruptor, hanyalah sebuah langkah emo- sional belaka. Ia yakin rencana itu akan kandas di Rapat Paripurna DPR karena usulan interpelasi itu tidak didasarkan atas kepen- tingan masyarakat luas, tapi kepentingan sempit golongan dan partai. “Mereka hanya emosi saya kira, dan perbuatan yang tidak elok sampai mengusir wakil menteri. Ini kan jadi tontonan publik, tidak baik dicontoh, masih ada cara yang lebih baik,” paparnya di Yogyakarta, kemarin. Karena itu, ia mendorong rekannya sesama wakil rakyat di Komisi III untuk mengu- rungkan rencananya itu. “Hak interpelasi belum terlalu dibu- tuhkan, jangan sedikit-sedikit Presiden. Semua ada tahap- nya,” ujarnya. Di tempat terpisah, Men- teri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mempertanyakan niat sesungguhnya Komisi III mengajukan interpelasi. Karena, menurutnya, hak interpelasi itu ditujukan ter- hadap kebijakan pemerintah yang strategis dan menyangkut kepentingan umum. “Tentu saya mempersiap- kan diri sebaik-baiknya (atas usulan hak interpelasi), saya tidak ingin menantang. Tetapi kembali ke definisi hak interpelasi yakni hak untuk menyelidiki kebijakan pemerintah yang bersifat strategis yang menyangkut kepentingan rakyat banyak. Nah, kalau itu kriterianya, mungkin bisa menjadi satu perdebatan, apakah kebijakan untuk memperketat pem- batasan remisi itu, mewakili kepentingan rakyat banyak, atau sebaliknya,” ujar Amir di Kantor Wakil Presiden Jakarta, kemarin. Sementara itu, Bambang Soe- satyo, salah seorang anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, menyebutkan fraksinya akan tetap mengajukan hak in- terpelasi itu ke Rapat Paripurna DPR. Ditambahkannya, saat ini telah terkumpul lebih dari 50 tanda tangan pengusul in- terpelasi. “Kita juga masih menunggu selesainya Rakornas PDIP pekan depan supaya tembus lebih dari 100 tanda tangan yang kemudian bisa diagenda- kan pada sidang paripurna pada Jumat (16/12),” ujarnya. (Mad/HZ/P-2) Meski atas nama Menkum dan HAM, Pak Amir masih aktif sebagai Sekretaris Dewan Penasihat Partai Demokrat.” Abdul Malik Haramain Anggota Komisi II DPR RAKERNAS PAN: Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa (kiri) berjalan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membuka Rakernas dan Silatnas PAN 2011 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin.

Upload: duongtram

Post on 27-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MINGGU, 11 DESEMBER 2011 3POLKAM

MI/RAMDANI

HAM Sulit Diwujudkan di Tengah Kemiskinan

Pengajuan InterpelasiLangkah Emosional

PresidenHarusGantiPansel KPU

KOMISI II DPR meminta Presi den Susilo Bambang Yu-dhoyono untuk meninjau kem-bali keputusannya mengangkat Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin sebagai anggota panitia seleksi (pan-sel) anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pe-ngawas Pemilu (Bawaslu).

Menurut anggota Komisi II Abdul Malik Haramain di Jakarta, kemarin, Amir tidak pantas duduk di dalam pansel karena masih menjadi peng-urus aktif di Partai Demokrat sehingga diragukan netrali-tasnya.

“Masuknya Amir Syamsud-din sebagai Wakil Ketua Tim Seleksi KPU memunculkan pertanyaan. Meski atas nama Menkum dan HAM, Pak Amir masih aktif sebagai Sekre-taris Dewan Penasihat Partai Demokrat,” kata Malik.

Ia khawatir keberadaan Amir akan mengganggu objektivitas dan independensi KPU dalam menyeleksi calon anggota KPU yang akan datang. “Saya minta Presiden SBY untuk meninjau ulang keberadaan Amir Syam-suddin sebagai wakil ketua pansel,” ujar politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Kritik atas susunan keang-gotaan pansel itu juga datang dari LSM Lingkar Madani un-tuk Indonesia (Lima). Menurut Direktur Eksekutif Lima Ray Rangkuti, kejanggalan susunan pansel itu sudah bisa diduga jika berkaca dari ketertutupan sikap Mendagri Gamawan Fauzi selama ini.

“Pertama, calon pansel ini sama sekali tidak diumumkan ke masyarakat. Dan kedua, mendudukkan unsur peme-rintah dalam posisi pemegang kendali pansel. Ada apa ini?” ujarnya saat dihubungi ke-marin.

Pada 2 Desember 2011 lalu, Presiden menerbitkan Keppres No 33/2011 tentang Pembentu-kan Timsel Calon Anggota KPU dan Bawaslu. Selain mengang-kat Gamawan Fauzi sebagai ketua pansel, Presiden juga mengangkat Amir Syamsuddin (wakil ketua), Dirjen Kesbang-pol Kemendagri Tanribali Lamo (sekretaris), Azyumardi Azra, Saldi Isra, Anis Baswedan, Pra-tikno, Ramlan Surbakti, Valina Singka Subekti, Siti Zuhro, dan Imam Prasodjo. (Ant/*/P-2)

AKHMAD MUSTAIN

KETUA Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa mengajak seluruh

penyelenggara negara untuk berani mengakui kekurangan. Baginya, tidak boleh lagi ada penyelenggara negara yang asal main klaim keberhasilan tanpa fakta sesungguhnya.

“Kita resah melihat reke-ning PNS muda gendut. Kita sayangkan birokrasi masih banyak yang macet. Kita galau melihat masih ada kemiskin-an. Jelas itu bukan Indonesia yang kita tuju. Namun, kita harus dengan kerendahan hati untuk mengakui kekurangan. Jangan habiskan energi kita untuk mengeluh, saling me-nyalahkan. Marilah bekerja,” ujar Hatta kepada seluruh kader PAN dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Ra-kernas) PAN di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, kemarin.

Dengan tegas ia katakan, se-butan Indonesia menuju negara gagal adalah sama bohongnya dengan klaim bahwa Indonesia bebas dari kemiskinan. Hal itulah, ujar Hatta, yang tahap demi tahap harus dikurangi dengan kerja keras.

Karena itu, sambungnya,

PAN sebagai partai koalisi pendukung pemerintah harus bekerja lebih keras lagi untuk membangun bangsa, bekerja sama dengan parpol koalisi lainnya, dan lebih mendahu-lukan kepentingan bangsa daripada golongan.

Hatta mengatakan, sebagai anggota koalisi, PAN meneguh-kan komitmen dalam menegak-kan sistem presidensial. “Seba-gai partai koalisi, konsistensi adalah kehormatan. Tanggung jawab dan kesetiaan adalah in-tegritas. Kita tidak pernah ragu. Kita memiliki tanggung jawab untuk membangun bangsa,” tegasnya.

Politik beretikaDi tempat yang sama, Pre-

siden Susilo Bambang Yu-dhoyono dalam sambutannya menegaskan, sejarah mencatat, PAN merupakan anak kandung reformasi. Bahkan, pendiri dan tokoh PAN ikut melahirkan dan mengawal reformasi.

“Amien Rais tokoh besar reformasi. Pada hakikatnya, reformasi terus berlangsung. PAN harus tetap menjadi pe-ngawal, menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Presiden mengingatkan, In-donesia telah menjalankan reformasi di dasawarsa kedua. Masih ada sejumlah amanat

reformasi yang belum dituntas-kan. Adapun dalam perjalanan reformasi saat ini selalu muncul isu baru yang harus dikelola bersama.

“Hakikat reformasi se-sungguhnya perubahan dan berkesinambungan. Dalam dunia ini kita perlu perubahan dan kesinambungan sehing-ga kita tidak tertinggal oleh arus zaman dan perubahan,” ujarnya.

Presiden juga mengimbau agar seluruh kader PAN ber-sikap pragmatis dan lebih adaptif tanpa kehilangan visi, serta memusatkan pikiran untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat.

“Saya mengajak untuk men-ciptakan situasi yang aman dan damai. Politik yang beretika, bukan menghalalkan segara cara,” tegas Presiden.

Dalam acara pembukaan rakernas tersebut, juga digelar seremoni meleburnya Partai Bintang Reformasi (PBR) ke PAN. Hadir Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi dan Sekjen PBR Rusman Ali. Secara sim-bolis dilakukan penggantian jas partai, dari PBR ke PAN, oleh Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. (P-2)

[email protected]

Sudah Saatnya Negara Mengakui

KekuranganSebutan Indonesia menuju negara gagal adalah sama bohongnya

dengan klaim Indonesia bebas dari kemiskinan.

HAM DI PAPUA: Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Kerja Anti Kekerasan (Jejak) berdemonstrasi memperingati Hari HAM Sedunia di Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin.

ANTARA/YUSRAN UCCANG

WAKIL Presiden (Wapres) Boediono menyebutkan upaya penegakan hak asasi manusia (HAM) tidak mungkin diwu-judkan selagi masih banyak ditemukan masyarakat mis-kin.

Menurut Wapres, sangat tidak mungkin penegakan HAM hadir di dalam ruang va-kum. Akibatnya, hal itu hanya akan berhenti sebagai sebuah konsep semata.

“Bagaimana bisa menda-patkan suatu penerapan HAM yang penuh, baik hak sipil maupun politik yang penuh, jika manusia-manusia ini ke-tinggalan dari sisi lain, mereka masih miskin, mereka tidak berpendidikan,” kata Boediono saat memberikan pengarah-an kepada peserta lokakarya HAM di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

“Kita harus menyeimbang-kan pemenuhannya karena se-tiap hak tak bisa dipenuhi tanpa yang lain. Jadi, bagaimana hak sipil dan hak politik dipenuhi

bila masih ada orang yang lapar dan miskin?” tambahnya.

Hubungan antara penegakan HAM dan kesejahteraan, sam-bungnya, berbentuk mutually reinforced sehingga pemenu-hannya harus bersama-sama. “Misalnya, bila pendapatan masyarakat bagus, seseorang akan kecil kemungkinan dekat dengan politik uang,” kata Wapres.

Untuk itulah, ia mengemu-kakan, penegakan HAM harus terintegrasi dengan semua lini dalam pembangunan, semen-tara keseimbangan antarlini perlu dijaga.

“Jadi memang harus ada keseimbangan, tidak boleh beberapa aspek utama ini ter-tinggal jauh dari yang lainnya. Demikian juga kebalikannya, bagaimana kita bisa menda-patkan perbaikan dari standar hidup kita,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Men-teri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menegaskan pe-merintah saat ini terus ber-

upaya untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus Semanggi. “Yang jelas ada kemauan yang sungguh-sungguh dan serius untuk mencari solusi itu se-mua,” ungkap Amir.

Namun, satu hal yang per-lu dicatat, kata Amir, di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tidak ada pelang-garan HAM yang dilakukan negara. Tetapi ia mengakui ada sisa-sisa pelanggaran HAM masa lalu yang belum disele-saikan.

Ia berjanji, sebelum 2014 akan ada sebuah kabar baik bagi seluruh bangsa dan penggiat HAM terkait dengan penyele-saian kasus pelanggaran HAM di masa lalu.

“Yakinlah sebelum 2014 ada satu kabar baik. Memang seka-rang pendekatannya kan satu per satu, tetapi kita tidak ingin juga terjebak dalam situasi seakan-akan kita ingin membeli keadilan,” ujarnya menjanjikan. (Mad/P-2)

ANGGOTA Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli menyebut rencana sejumlah anggota Komisi III DPR, yang akan mengajukan hak interpelasi atas kebijakan moratorium remisi terhadap koruptor, hanyalah sebuah langkah emo-sional belaka.

Ia yakin rencana itu akan kandas di Rapat Paripurna DPR karena usulan interpelasi itu tidak didasarkan atas kepen-tingan masyarakat luas, tapi kepentingan sempit golongan dan partai.

“Mereka hanya emosi saya kira, dan perbuatan yang tidak elok sampai mengusir wakil menteri. Ini kan jadi tontonan publik, tidak baik dicontoh, masih ada cara yang lebih baik,” paparnya di Yogyakarta, kemarin.

Karena itu, ia mendorong

rekannya sesama wakil rakyat di Komisi III untuk mengu-rungkan rencananya itu. “Hak interpelasi belum terlalu dibu-tuhkan, jangan sedikit-sedikit Presiden. Semua ada tahap-nya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Men-teri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mempertanyakan niat sesungguhnya Komisi III mengajukan interpelasi.

Karena, menurutnya, hak interpelasi itu ditujukan ter-hadap kebijakan pemerintah yang strategis dan menyangkut kepentingan umum.

“Tentu saya mempersiap-kan diri sebaik-baiknya (atas usulan hak in terpe las i ) , saya tidak ingin menantang. Tetapi kembali ke definisi hak interpelasi yakni hak untuk menyelidiki kebijakan pemerintah yang bersifat strategis yang menyangkut kepentingan rakyat banyak.

Nah, kalau itu kriterianya, mungkin bisa menjadi satu perdebatan, apakah kebijakan untuk memperketat pem-batasan remisi itu, mewakili kepentingan rakyat banyak, atau sebaliknya,” ujar Amir di Kantor Wakil Presiden Jakarta, kemarin.

Sementara itu, Bambang Soe-satyo, salah seorang anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, menyebutkan fraksinya akan tetap mengajukan hak in-terpelasi itu ke Rapat Paripurna DPR. Ditambahkannya, saat ini telah terkumpul lebih dari 50 tanda tangan pengusul in-terpelasi.

“Kita juga masih menunggu selesainya Rakornas PDIP pekan depan supaya tembus lebih dari 100 tanda tangan yang kemudian bisa diagenda-kan pada sidang paripurna pada Jumat (16/12),” ujarnya. (Mad/HZ/P-2)

Meski atas nama Menkum dan

HAM, Pak Amir masih aktif sebagai Sekretaris Dewan Penasihat Partai Demokrat.”

Abdul Malik HaramainAnggota Komisi II DPR

RAKERNAS PAN: Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa (kiri) berjalan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membuka Rakernas dan Silatnas PAN 2011 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin.