mini projek

118
HUBUNGAN FAKTOR (X) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR (MINGGIR) MINI PROJECT Disusun untuk memenuhi sebagian syarat Disusun oleh :

Upload: aprianto-budi-nugroho

Post on 19-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Projek

HUBUNGAN FAKTOR (X) TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR (MINGGIR)

MINI PROJECT

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat

Disusun oleh :

APRIANTO BUDI NUGROHO

Page 2: Mini Projek

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

HUBUNGAN FAKTOR KELUARGA DAN TEMAN TERHADAP PERILAKU

MEROKOK PADA PELAJAR SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh:

ZULHAM ADISAPUTRO

20050310129

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal 2 Agustus 2010

Dosen Pembimbing,

Dr Arlina dewi, M.Kes.

Mengetahui

Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes.)

Page 3: Mini Projek

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Zulham Adi Saputro

NIM : 20050310129

Program Studi : S1 Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar –

benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Yogyakarta,agustus 2010

Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan

Zulham Adi Saputro

Page 4: Mini Projek

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada:

Keluarga tercinta yang telah memberi segala sesuatu

serta orang-orang yang telah memberi jasa selama hidupku

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk menambah

ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran

Page 5: Mini Projek

MOTTO

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakan dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang

dibuatnya.”

(Al-baqarah : 286)

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Al-Mujadalah : 11)

”Sesungguhnya sesudah kesulitran itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”

(Al-Insyrah : 6-7)

“Hidup adalah pemaknaan dan terkadang kita perlu menikmati mendungnya dunia untuk mencapai makna hakiki”

Page 6: Mini Projek

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan ridho-Nya

yang tak terhingga. sholawat dan salam sejahtera senantiasa tercurahkan atas junjungan kita

Rasulullah s.a.w., keluarga serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN FAKTOR KELUARGA DAN TEMAN

TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMA NEGERI 1 DEPOK

SLEMAN YOGYAKARTA”.

Dalam penyusunan KTI ini, penulis tidak dapat menyelesaikannya tanpa bantuan pihak

lain karena memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Nabi Muhammad SAW., selaku nabi junjungan umat Islam atas jasa-jasa beliau

dan teladan yang diajarkannya.

3. dr. H. Erwin Santosa, Sp.A, M.kes selaku Dekan Fakultas kedokteran Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

4. dr. Arlina Dewi, M.Kes selaku dosen pembimbing KTI yang dengan sabar

membimbing, mengarahkan, mengorbankan waktu untuk mengajarkan ilmu dan

pengalaman, serta memberikan semangat mulai dari awal penelitian hingga KTI

ini dapat tersusun dengan baik.

Page 7: Mini Projek

5. Seluruh dosen dan staf pengajar FK UMY terima kasih atas segala ilmu

pengetahuannya semoga berguna di hari yang akan datang.

6. H Sudjati SH, Dra Hj Titien Iriany, Mery Kurniawaty, S.farm. Apt. Pipit dwi

prasetyo, ST. Terima kasih atas cinta dan kasih saying serta doa dan dukungan

yang telah diberikan kepada penulis.

7. Kepala Sekolah SMAN 1 Depok, Sleman Yogyakarta beserta staf yang telah

memberikan izin dalam pengambilan data penelitian.

8. Terima kasih kepada Maharanny Ayu K yang telah banyak membantu penulis

selama penulisan KTI ini.

9. Saudaraku Agung, Dedy, Dony, Budi serta keponakan tersayang Davin RFP atas

support dan doa yang diberikan sehingga peenulis dapat menyelesaikan KTI ini.

10. Sahabat – sahabat penulis, fatahilah farhan andhika, Anang Znoop, Vando,

Adhek, andhika deca satya, Nanda(ATENG), Topan, Ali, Dila, Rendra, Deny,

Indry, Dita, sikembar Anda, Andi, Ade, Yudi, Kiki, atas hal – hal yang

menyenangkan yang dilalui bersama, kalian membuat hidup semakin berwarna.

11. Teman – teman FK’05 atas kebersamaanya.

12. Teman seperjuanganku, Vicky, Adit, Imam, Ussy, Ninda, Putri, Vinta, Rena, Via,

Gofar, Nurul.

13. Seluruh Keluarga dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam menyelesaikan KTI ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis. Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi

semuanya

Page 8: Mini Projek

Wassalamu’alaikum wr.wb

Yogyakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 9: Mini Projek

HUBUNGAN FAKTOR KELUARGA DAN TEMAN TERHADAP PERILAKU

MEROKOK PADA PELAJAR SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Zulham Adi Saputro1, Arlina Dewi2

Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar belakang : Merokok merupakan perilaku negatif yang sangat merugikan jika kita tidak

menyadari akan bahayanya. Di banyak negara, perilaku merokok pada remaja telah menjadi

persoalan yang sangat serius. Faktor yang paling banyak mempengaruhi antara lain keluarga dan

teman.

Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya hubungan antara faktor keluarga dan teman terhadap

perilaku merokok pada pelajar SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah siswa SMA Negeri 1 Depok berusia

16 – 18 tahun. Penelitian ini menggunakan 49 sampel. Instrument yang digunakan berupa

kuesioner, dan hasilnya akan dianalisis secara deskriptif dan analitik. Data diproses

menggunakan uji Chi square.

Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan faktor

keluarga terhadap perilaku merokok pada pelajar SMAN 1 Depok Yogyakarta ( p = 0,469 ).

Adanya hubungan faktor teman terhadap perilaku merokok pada pelajar SMAN 1 Depok

Yogyakarta ( p = 0,050 ).

Kata Kunci : Merokok, perilaku merokok pada remaja, dampak negatif rokok

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2 Dosen IKM Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Page 10: Mini Projek

THE RELATION BETWEEN FAMILY AND FRIEND WITH THE SMOKING BEHAVIOUR OF STUDENT IN SMA 1 DEPOK YOGYAKARTA

Zulham Adi Saputro3, Arlina dewi4

Medical Faculty

Muhammadiyah of Yogyakarta

ABSTRACT

Background : Smoking is negative behavior that very disadvantages if we don’t know the

dangerously of that. In many countries, smoking behavior in children was being a very serious

problem. The factor that most influencing are family and friends.

Research objective : To know the correlation between family factor and friend with the smoking

behavior of student in SMA 1 Depok Yogyakarta

Research method: The method of research which used is analytic observational with cross

sectional design. The sample was used are student in SMA Negeri 1 Depok which have age

between 16 until 18 years old. This research is using 49 samples. The instruments used are

questioners and the result will be analyzed by descriptively and analytically. Data is processed

using chi square test.

Result and discussion: The result shows that there are no correlation between family factor with

the smoking behavior of student in SMA 1 Depok Yogyakarta ( p = 0,469 ). There are

correlation between friends factor with the smoking behavior of student in SMA 1 Depok

Yogyakarta ( p = 0,050 ).

Keywords: Smoking, smoking behavior in children, negative effect of smoking

3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Angkatan 20054 Dosen IKM fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Page 11: Mini Projek

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengetahuan merupakan unsur penting dalam pembentukan perilaku seseorang

pengetahuan itu sendiri mempunyai beberapa tingkatan meliputi tahu, memahami,

aplikasi, analisis dan sintesis. Menurut green, kesehatan suatu masyarakat dipengaruhi

oleh 2 faktor perilaku dan diluar faktor perilaku. Sedangkan perilaku terbentuk dari

beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, fisik, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas – sarana –sarana kesehatan), dan faktor pendorong ( sikap dan

perilaku perugas kesehatan). Jadi orang yang berpengetahuan belum tentu menerapkan

pengetahuannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu diketahui juga bahwa pendidikan secara langsung mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Bila pendidikan seseorang itu tinggi maka pengetahuan mereka juga akan

baik. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Notoatmodjo. Selain

pendidikan, umur juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Semakin banyak

umur seseorang maka semakin banyak kesempatan orang tersebut untuk mendapatkan

pendidikan. Dimana pendidikan itu diperoleh secara formal (dari bangku sekolah)

ataupun nonformal (dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman dari orang lain).

Saat ini masyarakat indonesia hampir sebagian besar tidak mengetahui masalah

bahayanya merokok terutama pada kalangan pelajar, sekarang banyak kita melihat pelajar

SMA yang sudah mulai mengenal rokok. kita juga mengetahui dengan jelas bahwa di

Page 12: Mini Projek

saat mereka masih duduk di bangku sekolah selain guru dan teman-teman sekolah faktor

keluargalah yang sangat berperan penting dalam pencegahan penggunaan rokok di

kalangan pelajar SMA,. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat

merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang

masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Ada beberapa surah dalam al’quran yang

menyatakan tentang kebiasaan dan perilaku seseorang :

Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (aL baqoroh)

Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor,

angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di

jumpai orang yang sedang merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang

sedang menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap

rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli.

Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin

muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP dan SMA maka

sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara

diam-diam. Bahaya Rokok Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi

kesehatan. Tapi sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya.

Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah

nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik.

Page 13: Mini Projek

Menurut Global Youth Tobbaco Survey, terungkap 12,6% pelajar setingkat SMA

adalah perokok, dan yang sebanyak 30,9% pelajar perokok tersebut mulai merokok

sebelum umur 10 tahun dan 3,2% dari mereka sudah tergolong kecanduan. Hasil lain dari

penelitian tersebut, sebanyak 64,2% pelajar SMA menyatakan mereka terpapar asap

rokok orang lain (perokok pasif) di rumah mereka sendiri. Selain itu, diketahui bahwa

sebanyak 81% pelajar SMA terpapar asap rokok orang lain justru di tempat-tempat

umum. Keinginan merokok diindikasikan meningkat di usia muda, terutama pada

populasi 5-19 tahun. Prevalensi merokok tinggi diantara usia 15-29 tahun. Prevalensi

merokok pada masyarakat miskin lebih tinggi dibanding masyarakat kaya. Belanja rokok

masyarakat miskin sekitar 11% setiap bulannya, sementara orang kaya hanya 9% setiap

bulannya.

Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan perokok di

lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih mudah terkena

infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma. Menurut Prof. F. A. Moeloek

menjelaskan, secara global lebih dari 15 milyar rokok dihisap setiap harinya di seluruh

dunia. Jumlah perokok pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,6 milyar. Padahal saat

ini saja jumlah perokok telah mencapai 1,3 milyar. Sekitar 22% perempuan di negara-

negara industri adalah perokok, dimana angka tersebut diperkirakan mencapai 9% di

negara-negara berkembang. Indonesia menempati urutan ke lima di antara negara-negara

dengan tingkat konsumtif tembakau tertinggi di dunia

Kurang lebih Sebanyak 29,1 persen remaja usia sekolah di Yogyakarta

merupakan perokok aktif. Dari jumlah tersebut 93 persen adalah laki-laki dan

7 persen perempuan. Hal tersebut terungkap setelah Pusat Studi Wanita

Page 14: Mini Projek

(PSW) UGM menyampaikan hasil penelitiannya terhadap 400 responden yang

berusia 7 sampai 18 tahun. Mereka terdiri dari pelajar SD, SMP, SMU, SMK

dan remaja putus sekolah maupun anak jalanan di Kota Yogyakarta Menurut

Dr Siti Hariti Sastriyani Kepala PSW UGM. Menurut Sisparyadi S.sos hasil

penelitian ini pula diketahui bahwa lingkungan sekolah menjadi salah satu

faktor pendorong bagi siswa untuk menjadi perokok, Selain lingkungan dalam

sekolah yang permisif bagi siswa untuk merokok, warung-warung yang ada di

sekitar sekolah juga menjadi tempat ideal untuk merokok.

Penyebab siswa yang menjadi perokok ini diantaranya berasal dari

lingkungan keluarga, pergaulan teman sebaya, lemahnya pangawasan di

lingkungan sekolah maupun tempat umum, serta terpengaruh iklan dan

promosi rokok.

Berdasarkan Penelitian PSW UGM yang dilakukan Dr Siti Hariti

Sastriyani, Sri Natin SH SU, Dra Heri Susilowati dan Sisparyadi SSos

ternyata menghasilkan angka cukup mencengangkan. “Faktor panutan

dari anggota keluarga terutama ayah cukup dominan yakni 64,4%.

Namun tidak kalah mencengangkan adalah perilaku remaja perokok ini

justru karena jumlah guru laki-laki yang merokok mencapai 71%.

Sehingga guru laki-laki yang merokok ini cukup menjadi agen imitative

yang potensial. Meski ada faktor teman, tapi guru dan ayah yang

perokok sangat dominan melahirkan perokok baru. Jika sebagai faktor

panutan angka untuk guru mencapai 71% maka ayah di angka 64,4%. Adalah menjadi

ironi di kota yang menyandang predikat Kota Pendidikan ini ternyata guru yang

merupakan panutan adalah merupakan kelompok pembawa (agent of transmission) yang

Page 15: Mini Projek

mentransmisikan perilaku merokok secara langsung kepada siswanya.

Betapa sulitnya memberantas kebiasaan merokok. Hampir semua orang mengetahui

bahwa racun nikotin yang terdapat dalam asap rokok membahayakan bagi kesehatan.

Bukan hanya untuk perokok itu sendiri melainkan juga untuk orang-orang disekitarnya

yang ikut menghisap asap tersebut (perokok pasif). Selain itu, asap rokok juga

mengganggu hubungan sosial antara perokok dan bukan perokok

1.2 Rumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas dapat di jelaskan bahwa masalah

penelitian sebagai berikut : “hubungan faktor keluarga dan teman terhadap perilaku

merokok pada pelajar SMAN 1 Depok, Sleman, Yogyakarta”.

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui adanya hubungan antara faktor keluarga dengan perilaku merokok pada

pelajar SMA di Yogyakarta.

2. Mengetahui adanya hubungan antara faktor teman dengan perilaku merokok pada

pelajar SMA di Yogyakarta.

1.4 Manfaat penelitian

1. Meningkatkan dan kewaspadaan terhadap pengaruh perilaku merokok pada kalangan

pelajar SMA di Yogyakarta.

2. Memperoleh informasi tentang perilaku merokok pada kalangan pelajar SMA

Page 16: Mini Projek

1.4..1 Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil pelacakan penelitian antara hubungan faktor keluarga dan teman

terhadap perilaku merokok pada pelajar SMAN 1 Depok sleman yogyakarta belum pernah

dilakukan, beberapa penelitian tentang perilkau merokok pada usia remaja antara lain :

1. Pusat Studi Wanita (PSW) UGM (2003), melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa

sebanyak 29,1 persen remaja usia sekolah di Yogyakarta merupakan perokok aktif.

Peneltian ini dilakukan pada 400 responden pada usia sekolah, yaitu 7 sampai 18

tahun dan didapatkan kesimpulan bahwa seorang anak merokok karena adanya pengaruh

dari berbagai faktor yaitu lingkungan keluarga 64,4% karena meniru perilaku dari

ayahnya, sedangkan 3,8% mengikuti ibu, dan 70,3% meniru perilaku orang di sekitarnya

termasuk guru (Sisparyadi, 2009 ).

Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan terhadap jumlah

responden yang lebih besar dari penelitian yang peneliti lakukan yaitu 400 responden

berusia 7 hingga 18 tahun yang terdiri dari kalangan pelajar sekolah dasar (SD), sekolah

lanjut tingkat pertama (SLTP) dan sekolah lanjut tingkat atas (SLTA), serta remaja putus

sekolah maupun anak jalanan di kota Yogyakarta. Sedangkan pada penelitian yang

peneliti lakukan hanya pada 49 responden pada pelajar SMA yang berusia 16 – 18 tahun

dan hanya dilakukan di SMAN 1 depok sleman.

2. Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa pada remaja sebesar 64,8% pelajar pria dan

8,8% pelajar wanita di Jakarta sudah merokok. Herper Manalu (1993), menemukan

sebanyak 32,9% pemuda di DKI Jakarta sudah merokok. Chairunnisa (1999),

melaporkan perokok terbesar pada usia 15-19 tahun, yakni 53,2%.

Page 17: Mini Projek

Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa remaja usia sekolah atau sekitar

usia 15 – 19 tahun di Jakarta sudah merokok. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,

yaitu teman sekolah, keluarga, lingkungan sekitar serta media iklan. Sehingga

membentuk perilaku merokok yang dianggap lazim karena gencar di iklankan serta

dicontohkan oleh teman, keluarga dan orang – orang di sekitar remaja tersebut.

Namun perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah cakupan

responden yang cukup luas yaitu pelajar pria dan wanita di jakarta, sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan hanya pelajar pria yang terdaftar di SMAN 1 depok sleman.

3. Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) baru-baru ini mendapati bahwa sekitar 34,75 persen

remaja putri usia 13-15 tahun di Indonesia mengaku dapat secara mudah mengakses dan

mengonsumsi rokok.

Penelitian ini mencatat bahwa remaja usia sekolah berdasarkan hasil FGD

( Focus Group Discussion ) diketahui mayoritas mereka mulai merokok karena diajak

teman. Dan didapatkan pula bahwa remaja yang tinggal dalam keluarga yang tanpa

larangan merokok biasanya cenderung menganggap merokok sebagai hal lazim ( Albers,

2008 ).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada jumlah

responden yang lebih besar daripada jumlah responden pada penelitian yang peneliti lakukan

yaitu melibatkan 3.040 responden berusia 13-25 tahun yang diambil secara acak. Dari responden

itu, 50 persen diantaranya tinggal di kota Jakarta, sementara sisanya berdomisili di desa

kabupaten pariaman dan bukit tinggi, sumatera barat. Penelitian ini juga dilakukan terhadap

remaja perempuan saja, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan pada remaja pria walaupun

dalam ruang lingkup yang lebih sempit yaitu di SMAN 1 depok sleman Yogyakarta

Page 18: Mini Projek

4. Global Youth Tobacco Survey 2006 yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Dunia

terbukti jika 24,5 persen anak laki-laki dan 2,3 persen anak perempuan berusia 13-15

tahun di Indonesia adalah perokok.

Penelitian ini mencatat bahwa anak usia remaja mempunyai perilaku merokok

karena dipengaruhi faktor gencarnya iklan di televisi dan berbagai media cetak dan

elektronik sehingga semakin memudahkan akses untuk merokok, disamping itu faktor

lingkungan sekolah serta keluarga juga menjadi andil besar dalam terjadinya perilaku

merokok pada remaja.

Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan hanya pada

jumlah responden dan area penelitian yang lebih luas. Global youth tobacco

survey mencari data pada remaja laki – laki dan perempuan di Indonesia dan

mencakup bahasan yang lebih luas misalnya faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok di bahas semua. Sedangkan penelitian yang

peneliti lakukan hanya menggunakan dua variable yaitu faktor keluarga dan

faktor teman.

Page 19: Mini Projek

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Merokok

2.1.1 Perilaku

2.1.2 Definisi

Menurut Sarwono (1993) mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang dilakukan oleh

individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Menurut Morgan (1986) tidak

seperti pikiran atau perasaan, perilaku merupakan sesuatu yang konkrit yang dapat diobservasi,

direkam maupun dipelajari. Menurut Walgito (1994) mendefinisikan perilaku atau aktivitas ke

dalam pengertian yang luas yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak

tampak (innert behavior), demikian pula aktivitas-aktivitas tersebut disamping aktivitas motoris

juga termasuk aktivitas emosional dan kognitif. Menurut Chaplin (1999) memberikan pengertian

perilaku dalam dua arti. Pertama perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu

yang dialami seseorang. Pengertian yang kedua, perilaku didefinisikan dalam arti sempit yaitu

segala sesuatu yang mencakup reaksi yang dapat diamati.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang

dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas

motoris, emosional dan kognitif.

2.1.3 Perilaku Merokok

Bermacam - macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam menanggapi stimulus

Page 20: Mini Projek

yang diterimanya salah satu bentuk perilaku manusia yang dapat diamati adalah perilaku

merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada zaman tiongkok kuno dan romawi, pada saat itu

orang sudah menggunakan suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan

dengan jalan dihisap melalui hidung dan mulut (Danusantoso, 1991). Masa sekarang, perilaku

merokok merupakan perilaku yang telah umum dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas

sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkan karena

rokok bisa didapatkan dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga. Poerwadarminta

(1995) mendefinisikann merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri adalah

gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Merokok adalah menghisap asap

tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong,

1990). Danusantoso (1991) mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga

dapat berakibat bagi orang-orang lain yang berada disekitarnya. Pendapat lain menyatakan

bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan

menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya

(Levy, 1984).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu

kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya

keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

2.1.4. Tipe Perilaku Merokok

Menurut Leventhal & Clearly (Komasari & Helmi, 2000) terdapat 4 tahap dalam perilaku

merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :

1. Tahap Prepatory.

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan

Page 21: Mini Projek

cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk

merokok

2. Tahap Initiation.

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak

terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker.

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka

mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap Maintenance of Smoking.

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self

regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang

menyenangkan.

Menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya

rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :

1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari. Tempat merokok juga

mencerminkan pola perilaku merokok.

Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka Mu’tadin (2002)

menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi :

1. Merokok di tempat-tempat umum / ruang publik

a. Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati

kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka

Page 22: Mini Projek

menempatkan diri di smoking area.

b. Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok,

anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

a. Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-tempat seperti ini yang

sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan

diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

Menurut Silvan & Tomkins (Mu’tadin, 2002) ada empat tipe perilaku merokok berdasarkan

Management of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan

kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

b. Simulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk

menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.

Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Misalnya

merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan

rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang adiktif.

Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat

setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

Page 23: Mini Projek

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan

mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok pada remaja

digolongkan kedalam beberapa tipe yang dapat dilihat dari banyaknya rokok yang dihisap,

tempat merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari- hari.

2.1.5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi

Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang

merokok. Menurut Levy (1984) setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan

biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut didukung oleh Smet

(1994) yang menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti

kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan. perilaku merokok merupakan

fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor

dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan termasuk juga faktor keluarga.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi di antaranya yaitu :

1. Faktor keluarga

Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-anak yang berasal

dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal

dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari

Page 24: Mini Projek

keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan

dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya

adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok berat, maka anak-

anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih

banyak didapati mereka yang tinggal dengan satu orang tua ( Single Parent

). Remaja pada berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok daripada

ayah yang merokok. Hal ini lebih terlihat pada remaja putri.

2. Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok

maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga

dan demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta

tersebut, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau

sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87 % mempunyai sekurang-

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan

remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang

bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas

sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang menyatakan bahwa

orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih

menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah.

4. Faktor Iklan

Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran

Page 25: Mini Projek

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour kehidupan.

meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk merokok tidak terlepas dari pengaruh

tayangan iklan di media massa. Yang lebih memprihatinkan, iklan-iklan rokok semakin

lihai menyusun strategi menjerat konsumen. Tidak jarang, hal-hal positif diselipkan dan

disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya

menjerumuskan.

Dalam peraturan memang tak boleh ada iklan yang menunjukkan display atau batang

rokok. Tetapi perusahaan rokok ini pinter dan pembuat iklan yang dibayar mahal itu

juga pinter. Mereka berupaya bagaimana caranya agar masuk dalam persepsi

masyarakat bahwa it's oke untuk merokok.

2.1.6 Dampak

1. Dampak Diri Sendiri

Sebuah studi memperlihatkan bahwa merokok tidak hanya berbahaya bagi diri

sendiri namun juga bagi lingkungan sekitar mereka. Menurut Dr. Paolo Vineis seperti

yang dilansir oleh The British Medical Journal menyatakan anak-anak memiliki resiko

paling besar dari para orangtua perokok Dampak perokok pada non perokok (perokok

pasif) sudah lama diketahui. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Paolo Vineis

disejumlah negara Eropa diketahui bahwa anak-anak mengalami dampak paling tinggi.

Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko

timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah,

kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis,

tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Page 26: Mini Projek

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap

rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok,

atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.

2. Dampak keluarga

Dampak terhadap ekonomi keluarga dampak ekonomis merokok bagi keluarga ada

tiga macam yaitu :

1. Berkurangnya dana untuk membeli keperluan rumah tangga.

2. menurunnya pendapatan karena pencari nafkah sakit akibat merokok

3. kerugian terhadap investasi biaya sumber daya manusia yaitu

biaya pendidikan.

3. Dampak lingkungan

Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kantor, rumah,

sekolahan dan angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hamper setiap saat dapat

disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok di lingkungan kita, padahal

pemerintah telah mengeluarkan peraturan bahwa merokok tidak boleh di lakukan di

tempat umum, perkantoran, sekolahan, dan di angkutan umum. Merokok di lingkungan

yang bebas atau bukan pada ruangnya dapat menjadikan seseorang menjadi prokok yang

Page 27: Mini Projek

pasif

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

PERILAKU MEROKOK

Faktor Keluarga Faktor Teman Faktor Iklan Faktor kepribadian

Page 28: Mini Projek

2.1.8 Penjelasan kerangka konsep

Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku merokok seseorang, antara lain,

faktor kepribadian, faktor keluarga, faktor teman, dan faktor iklan. Serta ada beberapa

dampaknya antara lain, dampak diri sendiri, dampak keluarga, dampak psikologi dan dampak

lingkungan. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah faktor yang mempengaruhi

perilaku merokok pada pelajar SMA antara lain, faktor keluarga dan faktor teman.

Pada kerangka konsep faktor yang peneliti teliti adalah yang digaris putus-putus (-----)

2.1.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara faktor keluarga, teman terhadap

perilaku merokok pada pelajar SMAN 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.

H 0 : Adanya hubungan antara faktor keluarga terhadap perilaku merokok pada pelajar

SMA di Yogyakarta.

Adanya hubungan antara faktor teman terhadap perilaku merokok pada pelajar

Dampak diri sendiriDampak keluargaDampak PsikologiDampak lingkungan

Page 29: Mini Projek

SMA di Yogyakarta.

H 1 : Tidak adanya hubungan antara faktor keluarga terhadap perilaku merokok pada

pelajar SMA di Yogyakarta.

Tidak adanya hubungan antara faktor teman terhadap perilaku merokok pada

pelajar SMA di Yogyakarta.

BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non experimental atau Observational yaitu

hanya dilakukan dengan pengamatan saja tanpa intervensi. Pengambilan data diambil

secara Cross Sectional, yaitu pengukuran terhadap variable bebas dan tergantung dilakukan

sekali pada saat tertentu dan bersamaan.

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta dimana merupakan salah

satu sekolah ternama di Yogyakarta dan mudah dijangkau oleh saya sebagai peneliti

sehingga dapat memudahkan saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

Page 30: Mini Projek

Subjek Penelitian

1. Batasan Populasi

Kriteria Inklusi subyek penelitian ini adalah :

a. Pelajar SMA 1 Depok Sleman, Yogyakarta

b. Pelajar SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta yang masih terdaftar sebagai siswa.

c. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi dan menandatangani lembar

pernyataan persetujuan ( terlampir ) serta kooperatif dan tanpa paksaan.

Besar Sample

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap

mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2002). Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus

penentuan besar sampel untuk pengujian hipotesis, berdasarkan rumus Supadi (2000), yaitu :

Z² p q

Jumlah Sampel =

Page 31: Mini Projek

dimana,

n = jumlah sampel minimal binomial

Z = koefisien keterandalan

p = parameter proporsi yang diduga

q = 1 - p

d = presisi yang ingin dicapai

n = ?

Z = 1,96 ( tingkat kemaknaan 95% )

p = 29,1% = 0,291

q = 1 – p = 1 – 0,291 = 0,709

d = 0,1

jadi n = ( 1,96 )2 x 0,291 x 0,709

( 0,1 )2

= ( 3,84 x 0,291 x 0,709 )

0.01

= 0,792

0,01

= 79,2 dibulatkan menjadi 80 orang.

Page 32: Mini Projek

Jumlah sampel minimal yang diambil adalah 80 responden.

Cara Pengambilan Sample

Pengambilan sample dilakukan dengan cara acak sistematik ( Randomized Sampling ).

Penyaringan responden berdasarkan kriteria Inklusi, kemudian kriteria Eksklusi.

Cara pengambilan sample, sebagai berikut :

Kuesioner :

- Riwayat latar belakang pribadi ( riwayat merokok

keluarga, riwayat merokok teman, pengetahuan

responden tentang merokok )

- Responden berjumlah 49 orang dan yang

merokok berjumlah 25 sedangkan yang tidak

merokok berjumlah 24 orang.

POPULASI ( Siswa SMAN 1 Depok )

Siswa SMAN 1 Depok kelas XI yang berusia 16 th – 18 th, dan bersedia mengisi informed consent dan kuesioner.

Page 33: Mini Projek

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel Bebas

faktor keluarga, faktor teman, faktor kepribadian

2. Variabel Terikat

Perilaku merokok

Definisi Operasional

1. Merokok adalah riwayat merokok atau sedang merokok yaitu menghisap atau mengulum

tembakau dan produk olahan dari tembakau lainnya yang dilakukan setiap hari selama

paling sedikit 6 bulan ( Depkes RI, 2004 ).

2. Perilaku merokok dibagi menjadi 2 kategori : ya dan tidak

Ya : merokok ( yaitu, seseorang yang merokok atau menghisap tembakau ).

Tidak : tidak merokok ( yaitu, seseorang yang tidak merokok ).

Kuesioner :

- Riwayat latar belakang pribadi ( riwayat merokok

keluarga, riwayat merokok teman, pengetahuan

responden tentang merokok )

- Responden berjumlah 49 orang dan yang

merokok berjumlah 25 sedangkan yang tidak

merokok berjumlah 24 orang.

Page 34: Mini Projek

3. Faktor Keluarga yaitu salah satu dari orang tua yang perokok yang dapat

mempengaruhinya untuk melakukan perbuatan merokok.

4. Faktor Teman dekat/bermain yaitu faktor teman dapat mempengaruhi seseorang untuk

melakukan perbuatan merokok dikarenakan ajakan dan rasa ingin coba-coba melihat

temannya merokok.

Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Kuesioner dengan cara wawancara.

Dipergunakan untuk mendapatkan data primer dari responden tentang perilaku merokok

pelajar SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta.

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Uji validitas merupakan prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur atau

pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Uji

validitas digunakan untuk menguji butir – butir pertanyaan apakah dinyatakan valid atau gugur.

Pada penelitian ini uji validitas yang dipakai adalah uji validitas internal yaitu analisis butir

dengan cara menghitung nilai koefisien validitas masing – masing butir – butir pertanyaan

terhadap total skor faktor ( Arikunto, 2002 ). Uji kuesioner ini menggunakan 20 % dari besar

sampel yang ditentukan.

Page 35: Mini Projek

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner apabila dipakai untuk

penelitian berulang – ulang. Reabilitas pengukuran ditentukan oleh homogenitas, cara

pengukuran di dalam alat ukur itu sendiri dan konsistensi pengukuran ketika diterapkan di

berbagai situasi. Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila mempunyai koefisien keterandalan lebih

dari 0,6.

Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Mengurus izin penelitian di SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta.

b. Membuat protokoler cara pengisian kuesioner agar responden lebih mudah dalam

mengisi kuesioner dan diharapkan responden jujur dalam mengisi kuesioner tersebut.

c. Menetapkan pelaksanaan dan menyiapkan alat dan bahan penelitian seperti alat tulis

menulis, kuesioner serta form pengambilan data.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan di lapangan sebagai berikut :

a. Pengambilan data primer pada responden dengan cara wawancara dengan

menggunakan kuesioner meliputi identitas responden dan data lain yang terkait

dengan variabel penelitian.

b. Pengumpulan data dengan observasi meliputi pemilihan secara acak responden yang

berumur 16 – 18 tahun

Page 36: Mini Projek

3. Tahap akhir

Pengolahan data, analisis data dan presentasi hasil serta pembuatan laporan dan publikasi

laporan.

Cara Pengolahan dan Analisis Data

Hubungan Faktor keluarga teman dan persepsi diri terhadap perilaku merokok pada

pelajar SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta. Perilaku merokok seorang pelajar akan dianalisa

berdasarkan faktor keluarga, teman, kepribadian, dan iklan.

Hasil pengukuran dengan kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan piranti lunak

SPSS 15.0 for Windows ( 2006 ) untuk melihat hubungan antara keduanya. Uji yang dipakai

untuk melihat hubungan antara perilaku merokok dengan faktor keluarga, teman, kepribadian,

dan iklan yang dialami responden adalah uji Chi-Square.

Etika Penelitian

Karena melibatkan responden manusia maka akan dilakukan penjelasan kepada seluruh

calon responden tentang maksud dan tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan yang diharapkan

dan konsekuensi-konsekuensi sebagai responden (informed consent) dan dimasukkan ke Komite

Etik untuk mendapatkan Ethical Cleareance.

Kesulitan dan Keterbatasan Penelitian

Page 37: Mini Projek

1. Hambatan Penelitian

a. Terbatasnya biaya dan waktu.

b. Pengetahuan dan pengalaman penulis yang minim dalam melaksanakan

penelitian.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Cara pengumpulan data yang dilaksanakan hanya menguraikan angket

tertutup ( kuesioner ) yang disusun sendiri bedasarkan konsep teoritis tanpa

diikuti dengan observasi sehingga masih terdapat kemungkinan reponden

tidak jujur memberikan jawaban sehingga terjadi bias.

3. Kesulitan penelitian

a. Dari 80 kuisioner yang dibagi ke setiap responden yang kembali ke peneliti

hanya 60 kuisioner dan yang bisa diolah hasilnya sebanyak 49 kuisioner,

dengan rincian sebagai berikut :

Kuisioner yang dibagikan = 80

Kuisioner yang kembali = 60

Kuisioner yang tidak di isi = 5

Kuisoner yang tidak lengkap = 6

Total kusioner yang bisa di olah datanya sebanyak = 49 kuisioner

Page 38: Mini Projek

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum dan karakteristik subyek

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Jumlah subjek pada penelitian ini adalah sebesar 49 orang. Penelitian ini

dilakukan di SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta. Jumlah ini bukan merupakan jumlah

sampel yang sebenarnya, namun karena ada beberapa sampel yang masuk kriteria

eksklusi maka yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya 49 orang demi validnya

penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan faktor

keluarga dan teman terhadap perilaku merokok pada pelajar SMA di Yogyakarta.

Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 1 :

Karakteristik Jumlah ( % )

Asal SubjekSMA 1 Depok 49 100

Page 39: Mini Projek

Kelompok Umur14 - 16 49 100

Jenis KelaminLaki - Laki 49 100

Perempuan 0 0

MerokokYa 23 46,9

Tidak 26 53,1

Jumlah rokok< 5 batang 16 32,7

5 - 10 batang 7 14,3> 10 batang 23 46,9

Keterangan :

Asal Subyek

Subyek penelitian seluruhnya diambil dari SMA 1 Depok Sleman Yogyakarta dengan

rincian sebagai berikut :

Subyek penelitian = 100%

Asal subyek

Page 40: Mini Projek

Usia Subyek

Usia subyek penelitian 100% rata – rata adalah 14 – 16 tahun dengan rincian sebagai

berikut :

14 – 16 tahun = 100%

14 - 16 tahun100%

Usia Responden

Usia responden

Page 41: Mini Projek

Jenis Kelamin

Subyek yang bersedia mengisi kuesioner semua berjenis kelamin laki – laki, dengan

rincian sebagai berikut :

Laki – laki = 100%

100%

Jenis Kelamin Responden

Laki - laki

Jenis kelamin responden

Page 42: Mini Projek

Merokok

Subyek dalam penelitian ini memiliki riwayat merokok yang berbeda - beda, dengan

rincian sebagai berikut :

Ya = 46,9%

Tidak = 53,1%

Ya46,9%

Tidak53,1%

Riwayat Merokok Responden

Riwayat merokok responden

Page 43: Mini Projek

Jumlah rokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah rokok yang dikonsumsi oleh masing –

masing subyek tidak sama jumlahnya antara satu dengan yang lain, dengan rincian sebagai

berikut :

5-10 batang = 14%

<5 batang = 33%

> 10 batang = 47%

5 - 10 batang14%

< 5 batang 33%

> 10 batang47%

Jumlah Konsumsi Rokok Responden Dalam Sehari

Jumlah konsumsi rokok responden dalam sehari

Page 44: Mini Projek

2. Karakteristik Orang Tua Responden

Karakteristik Jumlah ( % )

MerokokYa 51 51

Tidak 49 49

Jumlah rokok< 5 batang 10 40

5 - 10 batang 12 48> 10 batang 3 12

Lama Merokok< 1 tahun 3 6,1

1 - 5 tahun 6 24> 5 tahun 16 64

Ijin Orang TuaYa 4 8,2

Tidak 15 30,6

Page 45: Mini Projek

Keterangan :

Merokok

Riwayat merokok orang tua responden dalam penelitian ini memiliki riwayat merokok

yang berbeda - beda, dengan rincian sebagai berikut :

Ya = 51%

Tidak = 49%

Riwayat merokok orang tua responden

Page 46: Mini Projek

Jumlah rokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah rokok yang dikonsumsi oleh masing –

masing orang tua responden tidak sama jumlahnya antara satu dengan yang lain, dengan rincian

sebagai berikut :

5 – 10 batang = 48%

< 5 batang = 40%

> 10 batang = 12%

< 5 batang40%

5 - 10 batang48%

> 10 batang12%

Jumlah Konsumsi Rokok Orang Tua Responden Dalam

Sehari

Jumlah konsumsi rokok orang tua responden dalam sehari

Page 47: Mini Projek

Lama Merokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lama konsumsi rokok oleh masing – masing orang

tua responden tidak sama jumlahnya antara satu dengan yang lain, dengan rincian sebagai berikut

:

< 1 tahun = 12%

1 – 5 tahun = 24%

> 5 tahun = 64%

< 1 tahun12%

1 - 5 tahun24%

> 5 tahun64%

Lama Merokok Orang Tua Responden

Lama merokok orang tua responden

Page 48: Mini Projek

Ijin Merokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada beberapa orang tua responden yang

mengijinkan anaknya merokok, namun kebanyakan tidak mengijinkan, namun lebih banyak lagi

yang tidak mengisi pertanyaan tentang hal ini, kemungkinan karena ragu – ragu, rinciannya

adalah sebagai berikut :

Ya = 8%

Tidak = 31%

Ragu – ragu = 61%

Ragu - Ragu61%

Tidak31%

Ya8%

Ijin Merokok

Ijin merokok

Page 49: Mini Projek

3. Karakteristik Teman Responden

Karakteristik Jumlah ( % )

MerokokYa 45 91,8

Tidak 4 8,2

Jumlah rokok< 5 batang 23 51,1

5 - 10 batang 20 44,4> 10 batang 2 4,4

Lama Merokok< 1 tahun 20 44,4

1 - 5 tahun 21 46,7> 5 tahun 4 8,9

Ajakan TemanYa 40 81,6

Tidak 9 18,4

Page 50: Mini Projek

Keterangan :

Merokok

Riwayat merokok teman responden dalam penelitian ini memiliki riwayat merokok yang

berbeda - beda, dengan rincian sebagai berikut :

Ya = 92%

Tidak = 8%

Ya92%

Tidak8%

Teman Responden Yang Merokok

Teman responden yang merokok

Page 51: Mini Projek

Jumlah rokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah rokok yang dikonsumsi oleh masing –

masing teman responden tidak sama jumlahnya antara satu dengan yang lain, dengan rincian

sebagai berikut :

5 – 10 batang = 45%

< 5 batang = 51%

> 10 batang = 4%

< 5 batang51%

5 - 10 batang45%

> 10 batang4%

Jumlah Konsumsi Rokok Teman Responden Dalam Sehari

Jumlah konsumsi rokok teman responden dalam sehari

Page 52: Mini Projek

Lama Merokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lama konsumsi rokok oleh masing – masing teman

responden tidak sama jumlahnya antara satu dengan yang lain, dengan rincian sebagai berikut :

1 – 5 tahun = 47%

> 5 tahun = 9%

< 1 tahun = 44%

1 - 5 taun47%

< 1 tahun44%

> 5 tahun9%

Lama Merokok Teman Responden

Lama merokok teman responden

Page 53: Mini Projek

Ajakan Teman

Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada beberapa teman responden yang mengajak

responden untuk merokok, namun ada beberapa yang tidak, rinciannya adalah sebagai berikut :

Ya = 82%

Tidak = 18%

Ya82%

Tidak18%

Ajakan Teman

Ajakan teman

Page 54: Mini Projek

4. Tingkat Pengetahuan Responden

Karakteristik Jumlah ( % )

Bahaya MerokokYa 49 100

Tidak 0 0

Akibat MerokokKanker Kulit 0 0Gatal -Gatal 0 0

Kanker Paru - Paru 49 100Demam 0 0

Zat Dalam RokokGaram 0 0Gula 0 0

Pewarna 1 2Nikotin 48 98

Page 55: Mini Projek

Bahaya Merokok

Pada penelitian ini didapatkan semua responden tahu akan bahaya yang dapat terjadi

akibat merokok, rinciannya adalah sebagai berikut :

Responden tahu akan bahaya merokok = 100%

Bahaya merokok

Page 56: Mini Projek

Akibat Dari Merokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa para responden semua mengetahui kanker paru –

paru sebagai salah satu akibat dari merokok, walaupun sebenarnya banyak akibat negatif dari

merokok tersebut, rinciannya adalah sebagai berikut :

Responden tahu akibat dari merokok = 100%

Kanker Paru - Paru100%

Akibat Dari Merokok

Akibat dari merokok

Page 57: Mini Projek

Kandungan Dalam Rokok

Pada penelitian ini didapatkan bahwa kebanyakan responden mengetahui didalam rokok

terkandung zat nikotin, dan ada sebagian yang menjawab bahan pewarna juga terkandung

didalamnya, rinciannya adalah sebagai berikut :

Pewarna = 2%

Nikotin = 98%

Nikotin98%

Pewarna2%

Kandungan Dalam Rokok

Kandungan dalam rokok

Page 58: Mini Projek

B. Hasil Penelitian

1) Hubungan Faktor Keluarga Terhadap Perilaku Merokok Pada Pelajar SMAN 1

Depok Yogyakarta

VARIABELOrang tua

PMEROKOK TIDAK MEROKOK

Ya 13 10

0,469Tidak 12 14

Jumlah 25 24

Berdasarkan teori didapatkan bahwa responden yang orang tuanya memiliki

kebiasaan merokok lebih beresiko menirukan atau mempengaruhi kebiasaan merokok

daripada responden yang orang tuanya tidak merokok. Namun hasil analisis yang

ditampilkan pada tabel 2 ternyata memberikan hasil yang tidak bermakna secara statistik

( p = 0,469 ). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor keluarga tidak bisa

mempengaruhi kebiasaan responden secara mutlak, karena dalam statistik hanya

didapatkan nilai p = 0,469 yang berarti tidak signifikan.

Dikarenakan hasil yang diperoleh dari statistic adalah nilai p = 0,469 maka secara

statistik data tersebut tidak signifikan, karena 0,469 > 0,05 maka dengan kata lain hasil

ini menujukkan bahwa faktor orang tua tidak mempengaruhi perilaku merokok

responden.

Page 59: Mini Projek

2) Hubungan Faktor Teman Terhadap Perilaku Merokok Pada Pelajar SMAN 1

Depok Yogyakarta

VARIABELTEMAN

PMEROKOK TIDAK MEROKOK

Ya 23 0

0,050Tidak 22 4

Jumlah 45 4

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 2 didapatkan bahwa

responden yang temannya memiliki kebiasaan merokok lebih beresiko menirukan atau

mempengaruhi kebiasaan merokok daripada responden yang temannya tidak merokok.

Hal ini jelas terlihat dalam tabel dan hasil tersebut ternyata memberikan hasil bermakna

secara statistik ( p= 0,050 ). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor teman amat

sangat bisa mempengaruhi kebiasaan responden, dan bisa dianggap mutlak

mempengaruhi karena dalam statistik didapatkan nilai (p= 0,050) yang berarti signifikan.

Dikarenakan hasil yang diperoleh dari statistic adalah nilai (p= 0,050) maka

secara statistik data tersebut signifikan, maka dengan kata lain hasil ini menujukkan

bahwa faktor teman mempengaruhi perilaku merokok responden.

Page 60: Mini Projek

C. Pembahasan

1) Hubungan Faktor Keluarga Terhadap Perilaku Merokok Pada Pelajar SMAN 1

Depok Yogyakarta

Berdasarkan teori didapatkan bahwa responden yang orang tuanya memiliki

kebiasaan merokok lebih beresiko menirukan atau mempengaruhi kebiasaan merokok

daripada responden yang orang tuanya tidak merokok. Namun hasil analisis yang

ditampilkan pada tabel 2 ternyata memberikan hasil yang tidak bermakna secara statistik

( p = 0,469 ). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor keluarga tidak bisa

mempengaruhi kebiasaan responden secara mutlak, karena dalam statistik hanya

didapatkan nilai (p = 0,469) yang berarti tidak signifikan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta, sebanyak 29,1% remaja usia sekolah di Yogyakarta

merupakan perokok aktif. Dari jumlah itu 93% diantaranya adalah pria dan 7% lainnya

perempuan. Penelitian ini dilakukan terhadap 400 responden berusia tujuh hingga 18

tahun yang terdiri dari kalangan pelajar sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat

pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan tingkat (atas) SLTA, serta remaja putus sekolah

maupun anak jalanan di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian yang dilakukan pada 2008

itu, menurut Kepala Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada Siti Hariti Sastriyani,

umur rata-rata remaja Yogyakarta mulai merokok adalah 12 tahun enam bulan. Artinya,

mereka telah memulai merokok pada usia setara dengan pelajar SMP kelas satu.

Page 61: Mini Projek

Dari hasil penelitian itu pula diketahui lingkungan sekolah menjadi salah satu

faktor pendorong bagi siswa untuk menjadi perokok ( Sastriyani,2008 ). Pernyataan

tersebut dibenarkan oleh Sisparyadi anggota tim peneliti PSW UGM. Menurutnya,

perilaku merokok ini dilakukan di lingkungan sekolah. "Lingkungan Sekolah dan guru

menjadi faktor pendorong para siswa untuk merokok," ( Sisparyadi,2008 ).

Selain lingkungan dalam sekolah yang permisif bagi siswa untuk merokok,

warung-warung yang ada di sekitar sekolah juga menjadi tempat ideal untuk merokok. Di

samping itu, tempat-tempat hiburan menjadi tempat mangkal siswa untuk merokok

( Sisparyadi,2008 ).

Penyebab siswa yang menjadi perokok, di antaranya berasal dari lingkungan

keluarga, pergaulan teman sebaya, lemahnya pangawasan di lingkungan sekolah, maupun

tempat umum, serta terpengaruh iklan dan promosi rokok.

"Dari lingkungan keluarga 64,4% karena meniru perilaku dari ayahnya,

sedangkan 3,8% mengikuti ibu, dan 70,3% meniru perilaku orang di sekitarnya termasuk

guru," ( Sisparyadi,2008 ).

Fakta tentang kuatnya pengaruh lingkungan dalam menciptakan "budaya"

merokok juga terungkap dalam sejumlah penelitian di luar negeri. Sebuah penelitian yang

dilakukan Dr Alison B Albers dan timnya dari Boston University School of Public Health,

Amerika, mengungkapkan, remaja yang tinggal dalam keluarga yang tanpa larangan

merokok biasanya cenderung menganggap merokok sebagai hal lazim. Mereka juga lebih

mudah menerima keberadaan perokok dewasa, tanpa merasa terganggu.

Temuan lainnya, remaja yang tinggal dengan keluarga yang tidak merokok dan

tidak ada aturan larangan merokok cenderung lebih berani mencoba merokok di dalam

Page 62: Mini Projek

rumah ketimbang mereka yang tinggal dalam keluarga yang menerapkan larangan

merokok. Dengan kata lain, larangan merokok di dalam rumah dapat membantu remaja

membangun sikap anti-merokok dan mencegah rasa ingin mencoba. Sebaliknya, apabila

ada salah seorang anggota keluarga yang merokok, akan menjadi faktor penentu utama

remaja menjadi perokok.

"Larangan merokok dalam rumah dapat menurunkan kemungkinan remaja untuk

mulai mencoba rokok, tapi hanya di dalam rumah yang tidak terdapat perokok,”

( Albers,2007 ).

Selama periode 2001- 2002, Albers bersama timnya mencoba meneliti sikap

antimerokok pada 3.834 partisipan remaja berusia 12-17 tahun. Secara keseluruhan,

penelitian tersebut menyarankan adanya larangan merokok dalam rumah sebagai

kekuatan potensial dalam membentuk aturan anti-merokok.

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa remaja perokok adalah

anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang

tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja

yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang

berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun

obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat

pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok berat,

maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok

lebih banyak didapati mereka yang tinggal dengan satu orang tua ( Single

Parent ). Remaja pada berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok

daripada ayah yang merokok. Hal ini lebih terlihat pada remaja putri ( Baer &

Corado, 2008 )

Page 63: Mini Projek

Beberapa langkah yang perlu diambil untuk mencegah dan mengurangi

bertambahnya remaja berperilaku perokok. Pertama perlu diterapkan peraturan tidak

merokok di dalam rumah dengan pengawasn dan contoh dari orang tua

Kedua, melakukan pengawasan dan nasihat dari orang tua tentang model

pergaulan yang dibangun antara anak dengan teman sebayanya. Ketiga, membatasi

pergaulan dengan teman sebaya yang merokok akan mengurangi resiko anak tersebut

merokok. Sementara di lingkungan sekolah perlu dibuat aturan larangan merokok di

lingkungan sekolah dengan sangsi yang tegas dan jelas ( Sastriyani,2008 ).

2) Hubungan Faktor Teman Terhadap Perilaku Merokok Pada Pelajar SMAN 1

Depok Yogyakarta

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 2 didapatkan bahwa

responden yang temannya memiliki kebiasaan merokok lebih beresiko menirukan atau

mempengaruhi kebiasaan merokok daripada responden yang temannya tidak merokok.

Hal ini jelas terlihat dalam tabel dan hasil tersebut ternyata memberikan hasil bermakna

secara statistik ( p = 0,050 ). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor teman amat

sangat bisa mempengaruhi kebiasaan responden, dan bisa dianggap mutlak

mempengaruhi karena dalam statistik didapatkan nilai (p = 0,050) yang berarti

signifikan.

Jumlah prevalensi anak dan remaja yang merokok terus meningkat. Dalam Survei

Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi

peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar

12,7 persen, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3 persen. Lebih dari sepertiga penduduk

Page 64: Mini Projek

Indonesia merokok. Dan hal ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga negara

perokok terbanyak di dunia setelah China dan India. Kesimpulan yang ditarik dari

berbagai hasil penelitian di Indonesia tersebut menunjukkan rokok seolah telah menjadi

bagian dari "gaya hidup" masyarakat.

Lebih ironis lagi karena gaya hidup ini telah merambah usia muda, yakni remaja

tanggung usia belasan.

Jika seseorang sudah mulai merokok pada saat remaja, maka secara bertahap

dalam kurun waktu tertentu merokok akan menjadi sebuah kebiasaan ( Perry et

all,1998 ). Dominannya perokok pada laki-laki dan sedikitnya perokok pada perempuan

dapat dikaitkan dengan kultur yang kurang menerima perilaku perempuan yang merokok

( Suhardi (1997 ).

Faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja adalah faktor

keluarga (orang tua, saudara), dan teman yang merokok. Salah satu faktor yang

menyebabkan seseorang yang bukan perokok menjadi seorang perokok adalah perilaku

teman sebaya ( Wahc Robert,1982 ). Menurut penelitian yang pernah dilakukan,

menunjukkan bahwa remaja merokok dipengaruhi oleh saudara kandung yang merokok

( Chassin,1991 ). Orang tua dan saudara kandung yang perokok menjadi model bagi

remaja untuk belajar merokok ( DeGruy,2002 ). Adanya model dan dukungan inilah yang

membuat remaja terdorong untuk merokok. selain faktor keluarga, teman yang merokok

cenderung meningkatkan perilaku merokok responden. Penelitian yang lain menyatakan

bahwa remaja biasanya merokok bersama orang lain terutama bersama teman

( Antonuccio & Lichestein,1980 ). Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku berisiko

kesehatan pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah

Page 65: Mini Projek

pengaruh berasal dari kelompok sebaya (Wills & Cleary). Pernyataan Hurlock yang

dikutip dari Mu’tadin mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya,

remaja berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima atau menolak

pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang

diterima dari kelompoknya ( Hurlock,1991 ).

Pengetahuan dan sikap mengenai rokok dan dampaknya pada kesehatan juga

mempengaruhi praktik merokok responden. Pengetahuan yang kurang baik dan sikap

yang negatif cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo,1993). Menurut Teori Green, salah satu pendorong seseorang untuk

berperilaku selain pengetahuan adalah sikapnya terdapat suatu objek. Dan juga ada

pendapat yang menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek ditentukan oleh

seseorang tersebut untuk berperilaku ( David. O, Sears,1992 ).

Page 66: Mini Projek

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian di SMAN 1 Depok Yogyakarta didapatkan :

1. Tidak ada hubungan faktor keluarga dengan perilaku merokok pada pelajar SMA (p=

0,469).

2. Adanya hubungan faktor teman dengan perilaku merokok pada pelajar SMA (p=

0,050).

Saran

1. Institusi pendidikan

Menginformasikan kepada mahasiswa mengenai bahaya merokok antara lain

dengan memasang stiker, leaflet dan mengadakan seminar tentang dampak merokok

dan penanggulangannya di lingkungan kampus, serta para pendidik dan tenaga

profesional bisa menjadi role model yang baik dalam mensukseskan program kampus

bebas asap rokok.

2. Mahasiswa

Mahasiswa hendaknya memiliki wawasan yang luas tentang bahaya merokok

bagi kesehatan dan bersikap positif untuk tidak menyetujui praktik merokok

Page 67: Mini Projek

3. Peneliti lain

Mengembangkan penelitian serupa dengan desain yang berbeda, variabel yang

bervariasi, dengan analisis multivariat sehingga dapat diketahui variabel yang paling

berpengaruh.

Page 68: Mini Projek

DAFTAR PUSTAKA

Abu Salma. “Oral Health Matter from Head to Toe”. Available at:

http://ummusalma.wordpress.com. Posted: Februari 16, 2007. Diakses tanggal 09

Oktober 2007 at 20:10 PM(5)

Adams, George L. 1997. BOIES” Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of

Otolaryngology)” Edisi 6. Jakarta: EGC(67)

Aditama, Bernida. Cermin Dunia Kedokteran: Proses Berhenti

Merokok.http://www.kalbe.co.idDiakses tanggal 19 Juni 2008 at 20.00 PM(62)

Cermin Dunia Kedokteran No. 102, 1995 39

Aditama, Tjandra Yoga. 1997. Rokok dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia(17)

Aji, Kandi Santi. 2003. Gambaran Perilaku Merokok dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada

Pelajar SLTP Negeri di Depok. Skripsi: FKM-UI(27)

Anton Christanto. Merokok Itu Tidak Sehat. Internet.http://www.mail-archive.

com/ . Posted: Thu, 03 Mar 2005

Diakses tanggal 28 Mei 2008 at 12.35 PM(42)

Apsari, Gendis Islalita. 2006. Kontribusi Iklan Rokok “X” Pada Piala Dunia 2006 di SCTV

Dalam Menstimulir Perilaku Merokok Mahasiswa/i Keselamatan dan Kesehatan

Page 69: Mini Projek

Kerja Ekstensi Sore Tahun Ajaran 2004/2005 Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi: FKM-UI(31)

Arif, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1. Jakarta: Media Aesculapius(66)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka

Cipta(36)

Chairunnisa. 1999. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Merokok Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tesis: FKM-UI(56)

Danusantoso, Halim. 1995. Rokok dan Perokok. Jakarta: Arcan(1)

Departemen Kesehatan. 2006. Panduan Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia(61)

DPAGBI.Internet.http://www.dpagbi.com/Profile.asp. Diakses tanggal 28 Mei 2008 at 12.20

PM(39)

Dian Komalasari, Afi Fadilla Helmi. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok

PadaRemaja.www.avin.staff.ugm.ac.idDiakses tanggal 16 Maret 2008 at 12.19

PM(8)

Dinas Kesehatan. Merokok dan Kesehatan. Available at http://www.dinkesjatim.go.id/ Posted:

Senin, 30 Mei 2005. Diakses tanggal 09 Oktober 2007 at 20:00 PM(19)

Forrest, J. O. 1989. Pencegahan Penyakit Mulut (Preventive Dentistry). Jakarta: Hipokrates(2)

Guyton & Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th ed. Philadelpia : Elseviers Sauders.

Lemeshow, S., et all, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian kesehatan. Terjemahan. Cetakan

pertama.Jogjakarta:Gajah Mada University Press.

Haryanti, Titik. 2001. Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Siswa Mengenai

Kebiasaan Merokok di SMU Yadika 7 Bogor. Skripsi: FKM-UI(29)

Page 70: Mini Projek

Hasdi. Kiprah Rokok di Kampus. http://hasdiputra.blogspot.com/ Posted: 04 March, 2007.

Diakses tanggal 17 maret 2008 at 11.05(12)

Yamin Panca Setia. Bisnis Asap Mengepung Anak.http://myaminpsetia.blogspot.com/Posted:

Friday, February 1, 2008. Diakses tanggal 28 Mei 2008 at 09.10 AM(13)

Herijulianti, Eliza. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC(64)

Hidayat,A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data Edisi:1.

Jakarta: Salemba Medika(35)

Ikatan Dokter Indonesia. Asap Rokok dan Kesehatan Anak.

Internet.http://www.keluargasehat.comDiakses tanggal 28 Mei 2008 at 12.32

PM(47)

Kompas. Prevalensi Anak Merokok 26,8 Persen. http://www.kompas.co.id/ Posted: Jumat, 18

Januari 2008. Diakses tanggal 16 Maret 2008 at 11.30 AM(9)

LKPK. Dampak Merokok Bagi Kesehatan dan Lingkungan. Available at: http://lkpk-

indonesia.blogspot.com. Posted: Sabtu, Februari 10, 2007. Diakses tanggal 05

Oktober 2007 at 15:05 PM(4)

Martaferry. 1998. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok di Kalangan

Pelajar SLTP Negeri di Jakarta Pusat. Tesis: FKM-UI(55)

Medika Jurnal Kedokteran Tahun ke XXXII, Maret 2006. Available at

http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=957&tbl=artikel. Diakses

tanggal 29 Mei 2008 at 09.05 AM (45)

Ministry of Health, Republic of Indonesia (WHO Indonsia). Framework Convention on Tobacco

Control (FCTC).www.litbang.depkes.go.id/. Posted: 11/14/2003. Diakses tanggal

17 Maret 2007 at 12.01 PM(25)

Page 71: Mini Projek

Mulyawati, Y. www.gizi.net. Diakses tgl 09 Oktober 2007 at 19:50 PM (7)

Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset(57)

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Perilaku Kesehatan Cetakan 1. Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset(60)

Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki. 2004. Statistik Terapan: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press(37)

Paramita, pradnya. 2000. Memahami Pertumbuhan dan Kelainan Gigi Anak Cetakan I. Jakarta:

Trubus Agriwidya(65)

Pratiwi, Niniek L. 2002. Internet. Analisis Kecenderungan Gingivitis Pada Perokok, available at

http://digilib.litbang.depkes.go.id/ Center for Research and Development of

Health Services and Technology, NIHRD. Created: 2002-03-12. Diakses tanggal

16 Maret 2008 at 12.48 PM(58)

Pujiati, Erni. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Merokok Siswa SLTP Pribadi dan SLTP

Putra Bangsa Depok. Skripsi: FKM-UI(28)

Redaksi Plus. 2007. Stop Rokok Cetakan I. Depok: Penebar Swadaya(16)

Ridwan Amiruddin. Artikel Ilmiah Risiko Asap Rokok dan Obat-Obatan Terhadap Kelahiran

Prematur di Rumah Sakit ST. Fatimah Makassar

Internet.Available:http://ridwanamiruddin.wordpress.com/Posted on April 26,

2007. Diakses tanggal 9 Oktober 2007 at 20.00 PM(20)

Riduwan, Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Cetakan:2. Bandung:

Alfabeta(33)

Page 72: Mini Projek

Rukmi, Noel Sita. 2001. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Siswa Kelas II SMP Negeri 134

Jakarta Barat tentang Kebiasaan Merokok Tahun Ajaran 2000/2001. Skripsi:

FKM-UI(32)

Rustamadji, H. Pola Merokok Pelajar Tujuh Sekolah Lanjutan di Jakarta Selatan 1986. Majalah

Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI nomor VI April 1986(43)

_____________2000. Lembaga Menanggulangi Masalah Rokok Dasawarsa LM3 1990-2000.

Jakarta: LM3(44)

Sarlito, Mas. 2004. Teori-Teori Psikologi Sosial, Edisi Revisi Cetakan 9. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada(63)

Sastroasmoro S, Ismail. 2002. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis 2nd ed. Jakarta : CV

Sagung Seto.

Sears, David O, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1998. Psikologi Sosial. Jakarta:

Erlangga(58)

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi:1. Yogyakarta: Graha Ilmu(34)

Sipetoe, Mangku. 1997. Usaha Mencegah Pencemaran Udara. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia(6)

Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia(46)

Soetiarto, Farida. 1992. Hubungan Kebiasaan Merokok Kretek Dengan Kerusakan Gigi Pada

Sopir Bis P.P.D di Jakarta Tahun 1992. Tesis: FKM-UI(14)

Soetiarto, Farida. 2001. Internet: Karies Patognomonig Rokok Kretek,

http://digilib.litbang.depkes.go.id/ Created 2001. Diakses tanggal 28 Mei 2008 at

13.10 PM(59)

Page 73: Mini Projek

Soetiarto, Farida. 2003. Analisis karies Spesifik yang Berhubungan Dengan Rokok Kretek;

Kajian Epidemiologik dan Electron Dispersion X-Ray Microanalysis. Disertasi:

FKM-UI(59)

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto(68)

Suhardi. 2000. Perilaku Merokok di Indonesia Menurut SKRT 1995. Cermin Dunia Kedokteran

No: 125, Jakarta (54)

Sukendro, Suryo. 2007.Filosofi Rokok Cetakan I. Yogyakarta: Pinus Book Publisher(24)

Sulistiyowati, Dian. 2003. Gambaran Perilaku Merokok dan Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Perilaku Merokok pada Pelajar SMU Negeri di Kecamatan Cibinong,

Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat, 2003. Skripsi: FKM-UI(30)

Sumartono R. Wasis, Siburian Ganda & Idjriatie Ieke. Tobacco Smoking Among Indonesian

Male Senior High-School Students. Health Researchers in Center for Disease

Control Research and Development, National Institute of Health Research and

Development, Ministry of Health. Rep. of Indonesia.(10)

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC(15)

Triswanto, Sugeng D. 2007. Stop Smoking Cetakan 1. Yogyakarta: Progresif Books(22)

Wetherall, Charles F. 2001. Quit: Read This Book And Stop Smoking. USA: Running Press

Books Publishers(18)

Zainal, M. 1992. Panduan Microstat Untuk Mengolah Data Statistik. Andi offset. Yogyakarta.

www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20itemid=3

www.dinkesjatim.go.id/berita-index.html update: Senin, 30 Mei 2005, 14.05. Diakses tanggal 09

Oktober 2007 at 20:15 PM(11) DINAS

Page 74: Mini Projek

http://mentoring.blog.m3-access.com/posts/32834_Psikologi-Remaja.html. Diakses tanggal 28

Mei 2008 at 12.22 PM(38) Judul : Psikologi Remaja Pengarang : Dr. Sarlito

Wirawan Sarwono

www.pd.persi.co.id/shows?arsipnew&tbl=kesling Diakses tanggal 9 Oktober 2007 at 20.10

PM(21)

www.pikiranrakyat.com/cetak/2007/032007/18/index/html. Diakses tanggal 28 Mei 2008 at

12.30 PM (53)

www.republika.co.id/ . Diakses tanggal 09 Oktober 2007 at 20:15 PM(3)

www.sagejounalsonline /content/article/89/100297.htm?z=1728_1000_In_02

http://smkasmr.sch.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=578. Diakses

tanggal 28 Mei 2008. 22.10 PM (40)

www.webmd.com/content/article/89/100297.htm?z=1728_00000_1000_In_02

Page 75: Mini Projek

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti, saya bersedia turut

berpartisipasi sebagai reponden dalam penelitian yang dilakukan oleh saya, mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nama : Zulham Adi Saputro

NIM : 20050310129

Program Studi : Kedokteran Umum

Judul : Hubungan Faktor Keluarga dan Teman Terhadap Perilaku Merokok Pada

Pelajar SMA 1 Depok Yogyakarta

Tempat : SMA 1 Depok Yogyakarta

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif terhadap saya dan

keluarga, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Yogyakarta, 2009

Responden

Page 76: Mini Projek

( )

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR KELUARGA DAN TEMAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMA

YOGYAKARTA

I. IDENTITAS RESPONDEN

Page 77: Mini Projek

1. Nama : …………………………………

2. Umur :a. 14 – 16 tahun

b. 17 – 19 tahun

3. Jenis Kelamin :a. Laki – laki

b. Perempuan

4. Kelas :a. 1 / X

b. 2 / XI

c. 3 / XII

5. Status :a. Reguler

b. Akselerasi

6. Alamat :

II. RIWAYAT PRIBADI

Page 78: Mini Projek

7. Perilaku Merokok Pribadi :1) Apakah anda merokok? ( bila tidak, lanjutkan ke pertanyaan 8 )

a. Ya b. Tidak2) Berapa batang anda sehari merokok?

a. < 5 batang sehari b. 5 – 10 batang sehari

c. > 10 batang sehari

3) Sejak kapan mulai merokok?

a. SD c. SMA

b. SMP

4) Kapan anda paling sering merokok?

a. Sesudah makan c. Saat beraktifitas

b. Istirahat d. Lain – lain, sebutkan…………

5) Dimana anda biasanya merokok di sekolah? a. Kantin c. Toilet sekolah

b. Lobi sekolah d. Tempat tertutup

6) Mengapa anda merokok? a. Merasakan kenikmatan c. Solidaritas antar teman

b. Sedang ada masalah d. Kebiasaan

7) Apakah anda pernah ingin berhenti merokok?

a. Ya b. Tidak

8) Jika ya, mengapa anda ingin berhenti merokok?

a. Karena bahayanya c. Karena bau bila merokok

b. Karena pemborosan d. Lain – lain, sebutkan………..

III. RIWAYAT KELUARGA

Page 79: Mini Projek

8. Perilaku Merokok Keluarga:

1) Apakah bapak / ibu suka merokok?

a. Ya

b. Tidak ( bila tidak, lanjutkan ke no vi )

2) Apabila suka, berapa batang mereka sehari merokok?b. < 5 batang sehari b. 5 – 10 batang sehari

c. > 10 batang sehari

3) Sudah berapa lamakah mereka merokok?

a. < 1 tahun b. 1 – 5 tahun

c. > 5 tahun

4) Apakah bapak / ibu anda tahu kalau anda merokok? ( bila tidak, lanjutkan ke

pertanyaan (V) )

a. Ya b. Tidak

5) Kalau ya, apakah bapak / ibu anda mengijinkan anda merokok?

a. Ya b. Tidak

6) Apakah anda / keluarga anda cenderung merokok bila ada permasalahan

keluarga?

a. Ya b. Tidak

IV. RIWAYAT TEMAN

Page 80: Mini Projek

9. Perilaku Merokok Keluarga:

1) Apakah teman anda suka merokok?

a. Ya

b. Tidak

2) Apabila suka, berapa batang mereka sehari merokok?a. < 5 batang sehari b. 5 – 10 batang sehari

c. > 10 batang sehari

3) Sudah berapa lamakah mereka merokok?

a. < 1 tahun b. 1 – 5 tahun

c. > 5 tahun

4) Apakah teman anda pernah mengajak anda merokok?

a. Ya b. Tidak

5) Kalau iya, apakah anda langsung ikut merokok?

a. Ya b. Tidak

6) Apakah anda merasa teman anda yang mempengaruhi perilaku merokok anda saat

ini?

a. Ya b. Tidak

V. TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN

Page 81: Mini Projek

V. Pengetahuan responden :

i. Apakah anda tahu bahaya merokok bagi anda maupun orang lain?

a. Ya

b. Tidak

ii. Jika iya, apa salah satu akibat bahaya merokok ?

a. Kanker kulit

b. Gatal – gatal

c. Kanker paru – paru

d. Demam

iii. Tahukah anda zat berbahaya yang terkandung dalam rokok ?

a. Garam

b. Gula

c. Pewarna

d. Nikotin

Crosstabs

Page 82: Mini Projek

Merokok * Bapak/ibu merokok Crosstabulation

13 10 23

26,5% 20,4% 46,9%

12 14 26

24,5% 28,6% 53,1%

25 24 49

51,0% 49,0% 100,0%

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Ya

Tidak

Merokok

Total

Ya Tidak

Bapak/ibu merokok

Total

Chi-Square Tests

,525b 1 ,469

,192 1 ,661

,526 1 ,468

,571 ,331

,514 1 ,473

49

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-LinearAssociation

N of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is11,27.

b.

Crosstabs

Page 83: Mini Projek

Merokok * Teman merokok Crosstabulation

23 0 23

46,9% ,0% 46,9%

22 4 26

44,9% 8,2% 53,1%

45 4 49

91,8% 8,2% 100,0%

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Ya

Tidak

Merokok

Total

Ya Tidak

Teman merokok

Total

Chi-Square Tests

3,853b 1 ,050

2,074 1 ,150

5,384 1 ,020

,112 ,071

3,774 1 ,052

49

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-LinearAssociation

N of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is1,88.

b.

Frequency Table

Page 84: Mini Projek

Umur

49 100,0 100,0 100,014-16 tahunValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis kelamin

49 100,0 100,0 100,0Laki-lakiValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kelas

49 100,0 100,0 100,01/XValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Status

49 100,0 100,0 100,0RegulerValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Merokok

23 46,9 46,9 46,9

26 53,1 53,1 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jumlah rokok

16 32,7 69,6 69,6

7 14,3 30,4 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

< 5 batang sehari

5-10 batang sehari

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Page 85: Mini Projek

Mulai merokok

22 44,9 95,7 95,7

1 2,0 4,3 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

SMP

SMA

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Waktu paling sering merokok

10 20,4 43,5 43,5

3 6,1 13,0 56,5

3 6,1 13,0 69,6

7 14,3 30,4 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

Sesudah makan

Istirahat

Saat beraktifitas

Lain-lain

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Tempat merokok

5 10,2 21,7 21,7

8 16,3 34,8 56,5

4 8,2 17,4 73,9

6 12,2 26,1 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

Kantin

Toilet sekolah

Tempat tertutup

Lain-lain

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Alasan merokok

3 6,1 13,0 13,0

5 10,2 21,7 34,8

4 8,2 17,4 52,2

7 14,3 30,4 82,6

4 8,2 17,4 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

Merasakan kenikmatan

Sedang ada masalah

Solidaritas antar teman

Kebiasaan

Lain-lain

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Page 86: Mini Projek

Pernah ingin berhenti merokok

20 40,8 87,0 87,0

3 6,1 13,0 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

Ya

Tidak

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Alasan ingin berhenti merokok

7 14,3 35,0 35,0

13 26,5 65,0 100,0

20 40,8 100,0

29 59,2

49 100,0

Karena bahayanya

Karena pemborosan

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bapak/ibu merokok

25 51,0 51,0 51,0

24 49,0 49,0 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jumlah rokok bapak/ibu

10 20,4 40,0 40,0

12 24,5 48,0 88,0

3 6,1 12,0 100,0

25 51,0 100,0

24 49,0

49 100,0

< 5 batang sehari

5-10 batang sehari

> 10 batang sehari

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Page 87: Mini Projek

Lama bapak/ibu merokok

3 6,1 12,0 12,0

6 12,2 24,0 36,0

16 32,7 64,0 100,0

25 51,0 100,0

24 49,0

49 100,0

< 1 tahun

1-5 tahun

> 5 tahun

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bapak/ibu tahu anda merokok

10 20,4 43,5 43,5

13 26,5 56,5 100,0

23 46,9 100,0

26 53,1

49 100,0

Ya

Tidak

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bapak/ibu mengijinkan merokok

4 8,2 21,1 21,1

15 30,6 78,9 100,0

19 38,8 100,0

30 61,2

49 100,0

Ya

Tidak

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Cenderung merokok bila ada masalah

11 22,4 22,4 22,4

38 77,6 77,6 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Teman merokok

45 91,8 91,8 91,8

4 8,2 8,2 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 88: Mini Projek

Jumlah rokok teman

23 46,9 51,1 51,1

20 40,8 44,4 95,6

2 4,1 4,4 100,0

45 91,8 100,0

4 8,2

49 100,0

< 5 batang sehari

5-10 batang sehari

> 10 batang sehari

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Lama teman merokok

20 40,8 44,4 44,4

21 42,9 46,7 91,1

4 8,2 8,9 100,0

45 91,8 100,0

4 8,2

49 100,0

< 1 tahun

1-5 tahun

> 5 tahun

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Teman pernah mengajak merokok

40 81,6 81,6 81,6

9 18,4 18,4 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Langsung ikut merokok karena ajakan teman

22 44,9 44,9 44,9

27 55,1 55,1 100,0

49 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 89: Mini Projek

Teman mempengaruhi perilaku merokok

22 44,9 73,3 73,3

8 16,3 26,7 100,0

30 61,2 100,0

19 38,8

49 100,0

Ya

Tidak

Total

Valid

SystemMissing

Total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Tahu bahaya merokok

49 100,0 100,0 100,0TidakValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Salah satu akibat merokok

49 100,0 100,0 100,0Kanker paru-paruValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Zat berbahaya terkandung dalam rokok

1 2,0 2,0 2,0

48 98,0 98,0 100,0

49 100,0 100,0

Pewarna

Nikotin

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent