mikro ekonomi chap 13 , kelp1

27
PEMBAHASAN MAKSIMISASI LABA DAN PENAWARAN Dalam bab ini, kita akan memusatkan perhatian pada tingkat keluaran yang dipilih oleh perusahaan-perusahaan yang memaksimumkan laba. Sebelum meneliti keputusan tersebut, sifat perusahaan dan cara-cara dimana pilihan- pilihan perusahaan dianalisis perlu dibahas terlebih dahulu secara singkat. Pembahasan ini akan menjadi dasar pembahasan kita tentang maksimalisasi laba dalam bab ini dan alternatif lain yang kita telaah dalam Bab 14. Seperti telah kami tunjukkan di awal analisis kita tentang produksi, sebuah perusahaan merupakan perhimpunan individu yang mengorganisasikan diri mereka sendiri dengan maksud mengubah masukan menjadi keluaran. Para individu yang berbeda akan menyediakan jenis-jenis masukan yang berbeda, seperti keterampilan kerja dan berbagai peralatan modal, dengan harapan dapat menerima imbalan tertentu dari melakukan hal tersebut. Sifat hubungan kontraktual di antara para penyedia masukan untuk sebuah perusahaan kemungkinan cukup rumit. Setiap penyedia masukan sepakat untuk menyerahkan masukannya untuk kegiatan produksi berdasarkan sekelompok

Upload: faradillah-amir

Post on 23-Jun-2015

1.407 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

PEMBAHASAN

MAKSIMISASI LABA DAN PENAWARAN

Dalam bab ini, kita akan memusatkan perhatian pada tingkat keluaran yang

dipilih oleh perusahaan-perusahaan yang memaksimumkan laba. Sebelum meneliti

keputusan tersebut, sifat perusahaan dan cara-cara dimana pilihan-pilihan perusahaan

dianalisis perlu dibahas terlebih dahulu secara singkat. Pembahasan ini akan menjadi

dasar pembahasan kita tentang maksimalisasi laba dalam bab ini dan alternatif lain

yang kita telaah dalam Bab 14.

Seperti telah kami tunjukkan di awal analisis kita tentang produksi, sebuah

perusahaan merupakan perhimpunan individu yang mengorganisasikan diri mereka

sendiri dengan maksud mengubah masukan menjadi keluaran. Para individu yang

berbeda akan menyediakan jenis-jenis masukan yang berbeda, seperti keterampilan

kerja dan berbagai peralatan modal, dengan harapan dapat menerima imbalan tertentu

dari melakukan hal tersebut.

Sifat hubungan kontraktual di antara para penyedia masukan untuk sebuah

perusahaan kemungkinan cukup rumit. Setiap penyedia masukan sepakat untuk

menyerahkan masukannya untuk kegiatan produksi berdasarkan sekelompok

pemahaman tentang bagaimana masukan tersebut dipergunakan dan apa manfaat

yang diharapkan dari penggunaan itu. Dalam beberapa kasus, kontrak ini dinyatakan

secara eksplisit. Para pekerja sering kali menegosiasikan kontrak yang menyatakan

secara cukup terperinci hal-hal seperti jam kerja, peraturan kerja yang harus diikuti,

dan tingkat upah yang diharapkan. Demikian pula, para pemilik modal menanam

modal dalam sebuah perusahaan berdasarkan sekelompok prinsip hukum yang

eksplisit tentang cara-cara modal tersebut dipergunakan, kompensasi yang dapat

diharapkan untuk diterima oleh pemilik modal tersebut, dan apakah pemilik tersebut

menahan setiap laba atau kerugian setelah semua biaya ekonomi dibayarkan.

Page 2: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Walaupun terdapat pengaturan formal ini jelas bahwa banyak pemahaman antara

penyedia masukan dengan perusahaan bersifat implisit. Hubungan antara para

manajer dan pekerja mengikuti prosedur tertentu tentang siapa yang memiliki

kewenangan untuk melakukan hal tertentu dalam mengambil keputusan produksi. Di

antara para pekerja terdapat berbagai pemahaman yang implisit tentang bagaimana

tugas disebarkan, dan para pemilik modal kemungkinan mendelegasikan sebagian

besar dari kewenangan mereka kepada para manajer dan pekerja untuk mengambil

keputusan atas nama mereka (para pemegang saham). General motor misalnya, tidak

pernah terlibat dalam bagaimana peralatan jalur perakitan dipergunakan, walaupun

secara teknis mereka memilikinya. Semua hubungan yang eksplisit dan implisit ini

berubah sebagai tanggapan terhadap pengalaman dan kejadian-kejadian di luar

perusahaan. Sama seperti kebanyakan tim bola basket yang selalu mencoba

permainan dan strategi pertahanan yang baik. Perusahaan juga mengubah sifat

organisasi internal mereka untuk mencapai hasil jangka panjang yang lebih baik.

Hubungan yang rumit antara penyedia masukan dengan perusahaan ini

menghadirkan beberapa masalah bagi para ekonom yang berkeinginan untuk

mengembangkan generalisasi teoritis tentang bagaimana perusahaan berperilaku.

Dalam studi kita tentang teori permintaan, masuk akal bagi kita untuk membicarakan

tentang pilihan-pilihan yang dibuat oleh seorang konsumen yang rasional, karena kita

hanya meneliti keputusan-keputusan dari satu orang. Tetapi untuk perusahaan,

banyak individu kemungkinan terlibat dalam keputusan, dan setiap studi yang

terperinci tentang keputusan-keputusan seperti ini akan segera tenggelam dalam

kesulitan topik-topik psikologi, sosiologi dan dinamika kelompok.

Walaupun beberapa ekonom telah menerapkan pendekatan “perilaku” seperti

itu untuk mempelajari keputusan-keputusan perusahaan, kebanyakan menemukan

bahwa pendekatan itu terlalu menyulitkan untuk masukan umum. Sebaliknya, mereka

menerapkan pendekatan “holistik” yang memperlakukan perusahaan sebagai satu unit

pengambilan keputusan dan menyingkirkan semua masalah perilaku yang rumit

tentang hubungan di antara para penyedia masukan. Berdasarkan pendekatan ini,

Page 3: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

sering kali memudahkan untuk mengasumsikan bahwa keputusan-keputusan sebuah

perusahaan dibuat oleh seorang manajer diktator yang secara rasional mengejar

sasaran tertentu. Kadang-kadang, masalah yang timbul dalam kompleksitas prosedur

pengambilan keputusan yang aktual dalam perusahaan dimasukkan untuk

memperlihatkan bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi kemampuan manajer

diktator tersebut untuk mencapai sasaran yang diinginkan, tetapi sebagian besar

diasumsikan bahwa manajer tersebut dapat bekerja dengan bebas.

Jika perusahaan secara ketat berusaha memaksimumkan laba, mereka akan

membuat keputusan secara marginal. Wirausahawan tersebut akan melakukan

eksperimen konseptual untuk menyesuaikan variabel-variabel yang dapat

dikendalikan sampai laba tidak mungkin ditingkatkan lebih lanjut lagi. Hal ini

melibatkan, katakanlah, melihat pada tambahan atau marginal yang dapat diperoleh

dari mempekerjakan satu tenaga kerja tambahan. Selama laba tambahan ini positif,

keluaran tambahan akan dihasilkan tenaga kerja tambahan akan diperkerjakan. Ketika

laba tambahan dari satu kegiatan menjadi nol, wirausahawan tersebut telah

mendorong kegiatan tersebut cukup jauh, dan melangkah lebih lanjut tidak akan

menguntungkan.

Hubungan ini antara maksimalisasi laba dan marginalisme dapat paling jelas

diperlihatkan jika kita meneliti tingkat keluaran yang dipilih untuk diproduksi

perusahaan ketika berusaha untuk memperoleh laba maksimum. Pertama, kita harus

mendefinisikan “laba”. Dalam kegiatannya, perusahaan menjual tingkat keluaran

tertentu q, dengan harga pasar P per unit. Penghasilan total (TR) karena itu diketahui :

TR(q) = P(q).q

Selisih antara pendapatan dan biaya disebut laba ekonomi (g) karena baik

pendapatan dan biaya bergantung pada jumlah yang diproduksi, laba ekonomi akan

juga bergantung pada jumlah tersebut, yaitu :

π(q) = P(q).q – TC(q) = TR(q) – TC(q) (13.1)

Page 4: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Kondisi yang diperlukan untuk memilih nilai q yang memaksimumkan laba

ditemukan dengan menetapkan derivatif. Persamaan di atas dalam kaitannya dengan q

menjadi sama dengan O.

(13.2)

Sehingga kondisi order pertama untuk maksimum adalah bahwa :

(13.3)

Persamaan ini semata-mata merupakan pernyataan matematis bahwa

pendapatan marginal sama dengan biaya marginal yang bisa dipelajari dalam mata

kuliah pengantar ekonomi. Jadi, kita memiliki prinsip berikut ini :

Prinsip Optimalisasi

Maksimisasi laba (Profit Maximum) untuk memaksimumkan laba ekonomi,

perusahaan harus memilih keluaran di mana pendapatan marginal sama dengan biaya

marginal, yaitu :

MR = = MC (13.4)

Pendapatan Marginal Harus Sama dengan Biaya Marginal untuk Maksimisasi

Laba

Karena laba didefinisikan sebagai pendapatan (TR) dikurangi biaya (TC), jelas

bahwa laba mencapai maksimum ketika kemiringan fungsi pendapatan margin sama

dengan kemiringan fungsi biaya (biaya marginal). Kesamaan ini baru merupakan

kondisi yang diperlukan untuk maksimum seperti telihat dengan membandingkan q*

(maksimum yang sebenarnya) dan q** (minimumnya sebenarnya), dimana di kedua

titik tersebut pendapatan marginal sama dengan biaya marginal.

Tidak mempengaruhi harga pasar, pendapatan marginal sama dengan harga

penjualan satu unit.

Page 5: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Tetapi, sebuah perusahaan kemungkinan tidak dapat menjual sebesar yang

diinginkannya dalam harga pasar yang berlaku. Jika perusahaan menghadapi kurva

permintaan dengan kemiringan yang menurun untuk barangnya, tingkat keluaran

yang lebih tinggi dapat dijual hanya dengan menurunkan harga barang. Dalam kasus

ini, pendapatan yang diperoleh dari penjualan satu unit tambahan akan lebih kecil

daripada harga unit tersebut, karena untuk membuat para konsumen membeli unit

tambahan tersebut, harga semua unit harus diturunkan. Hasil ini dapat dengan mudah

didemonstrasikan. Seperti sebelumnya, pendapatan total (TR) semata-mata

merupakan hasil perkalian antara jumlah yang dijual (q) dengan harga penjualan (P),

yang kemungkinan bergantung pula pada q. pendapatan marginal (MR) jadi

didefinisikan sebagai perubahan dalam TR yang dihasilkan dari perubahan dalam q.

Page 6: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Pendapatan Marginal (Marginal Revenue)

Pendapatan marginal = MR(q) =

Perhatikan bahwa pendapatan marginal adalah fungsi dari keluaran. Secara

umum, MR akan berbeda untuk tingkat q yang berbeda. Dari persamaan di atas,

mudah untuk dilihat bahwa jika harga tidak berubah sementara harga meningkat

(dP/dq =0), maka pendapatan marginal akan sama dengan laba. Dalam kasus ini, kita

mengatakan bahwa perusahaan tersebut merupakan penerima harga, karena

keputusan-keputusannya tidak mempengaruhi harga yang diterimanya. Sebaliknya,

jika harga turun sementara jumlah meningkat (dP/dq<0), maka pendapatan marginal

akan lebih kecil daripada harga. Seorang wirausahawan yang memaksimumkan laba

harus mengetahui bagaimana kenaikan dalam keluaran akan mempengaruhi laba yang

diterima sebelum mengambil keputusan keluaran yang optimal. Jika kenaikan dalam

q menyebabkan harga pasar menurun, hal ini harus dipertimbangkan pula.

Konsep pendapatan marginal secara langsung berkaitan dengan konsep

elastisitas permintaan yang dikembangkan. Ingat bahwa elastisitas permintaan pasar

(eQP) didefinisikan sebagai perubahan presentase dalam jumlah yang dihasilkan dari

perubahan sebesar 1 persen dalam harga :

MR = (13.5)

Jika kurva permintaan yang dihadapi sebuah perusahaan memiliki kemiringan

negatif, eq.P<0 dan pendapatan marginal akan lebih kecil daripada harga seperti yang

telah diperlihatkan. Jika permintaan bersifat elastik (eq.P,-1), pendapatan marginal

akan positif. Jika permintaan bersifat elastik, penjualan satu unit tambahan tidak akan

“banyak” mempengaruhi pendapatan, sehingga pendapatan tambahan akan dihasilkan

dari penjualan tersebut. Pada kenyataannya, jika permintaan yang dihadapi sebuah

perusahaan bersifat elastis secara tidak terbatas (Eq.P=-∞), pendapatan marginal akan

sama dengan harga. Perusahaan tersebut, dalam kasus ini, merupakan penerima

harga. Tetapi jika permintaan tidak elastik (eq.P>-1), pendapatan marginal akan

Page 7: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

negatif. Kenaikan dalam q hanya dapat diperoleh melalui penurunan “besar” dalam

harga pasar, dan penurunan ini pada kenyataannya mengakibatkan pendapatan total

menurun.

Jika kita mengasumsikan perusahaan untuk memaksimumkan laba. Persamaan

di atas dapat diperluas untuk mengilustrasikan hubungan antara harga dan biaya

marginal. Menetapkan MR = MC menghasilkan

MC=P (13.6)

Kurva Pendapatan Marginal

Setiap kurva permintaan memiliki kurva pendapatan marginal yang berkaitan

dengannya. Jika, seperti yang sering kita asumsikan, perusahaan harus menjual semua

keluarannya dengan satu harga, memudahkan bagi kita untuk memandang kurva

permintaan yang dihadapi sebuah perusahaan sebagai kurva pendapatan rata-rata,

yaitu kurva permintaan menunjukkan pendapatan per unit (dengan kata lain, harga)

yang dihasilkan dari pilihan-pilihan keluaran alternatif. Kurva pendapatan marginal,

sebaliknya, memperlihatkan tambahan yang diberikan oleh unit terakhir yang terjual.

Dalam kasus kurva permintaan dengan kemiringan menurun yang biasa, untuk tingkat

keluaran yang lebih besar dari q1, pendapatan marginal negatif. Sementara keluaran

meningkat dari 0 ke q1, pendapatan total (P.q) meningkat. Tetapi di q1, pendapatan

total (P1.q1) maksimum, melewati tingkat keluaran ini, harga menurun secara

proporsional lebih cepat daripada kenaikan keluaran.

Kemungkinan pergeseran kurva permintaan karena perubahan dalam

pendapatan, harga barang lain, dan prefensi. Ketika kurva permintaan bergeser, kurva

pendapatan marginal yang berkaitan dengannya juga bergeser. Hal ini jelas, karena

kurva pendapatan marginal tidak dapat dihitung tanpa merujuk pada kurva

permintaan tertentu. Dalam analisis berikutnya, kita akan mengingat jenis pergeseran

yang terjadi pada kurva pendapatan marginal ketika permintaan terhadap produsen

berubah.

Page 8: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Karena kurva permintaan memiliki kemiringan negatif, kurva pendapatan

akan berada di bawah kurva permintaan (pendapatan rata-rata). Untuk tingkat

keluaran yang lebih tinggi dari q1, MR negatif. Di q1, pendapatan total (P1 X q1),

maksimum melewati titik lini kenaikan tambahan dalam q pada kenyataannya akan

menyebabkan pendapatan total menurun, karena secara bersamaan terjadi pula

penurunan harga.

Dalam jangka pendek, perusahaan penerima harga akan memproduksi tingkat

keluaran dimana SMC = P. di P”, misalnya perusahaan tersebut akan memproduksi

q. kurva untuk harga di bawah SAVC, perusahaan tersebut akan memilih untuk tidak

memproduksi keluaran sama sekali. Garis tebal dalam gambar ini akan mewakili

kurva penawaran jangka pendek perusahaan ini.

D (pendapatan rata-rata)

Jumlah per periode

MR

q1

P1

Harga

Page 9: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Penerima harga ini tanpa mempengaruhi harga tersebut, tingkat keluaran q

memberikan laba maksimum, karena di q* harga melebihi biaya rata-rata. Perusahaan

memperoleh laba dari setiap unit yang terjual. Jika harga berada di bawah biaya rata-

rata (seperti kasus untuk P***), perusahaan mengalami kerugian untuk setiap unit

yang dijual jika harga dan biaya rata-rata sama, laba akan nol.

Pembuktian geometris bahwa laba maksimum di q* adalah sebagai berikut :

untuk tingkat keluaran yang sedikit lebih kecil dari q*, harga (P*) lebih besar dari

biaya marginal jangka pendek. Menurunkan keluaran di bawah q* akan menurunkan

pendapatan lebih besar daripada biaya, dan laba akan menurun. Untuk tingkat

keluaran yang lebih besar dari q*, biaya marginal melebihi P*. Memproduksi lebih

dari q* sekarang akan menyebabkan biaya meningkat lebih cepat daripada

pendapatan, dan sekali lagi laba akan menurun. Hal ini berarti bahwa jika perusahaan

memproduksi lebih banyak atau lebih sedikit daripada q*, labanya akan menjadi lebih

rendah. Hanya di q*, laba maksimum.

Kurva penawaran jangka pendek (short run supply curve), kurva penawaran

jangka pendek perusahaan memperlihatkan berapa jumlah keluaran yang diproduksi

perusahaan di berbagai harga yang mungkin. Bagi perusahaan yang memaksimumkan

laba dan menerima harga keluarannya seperti apa adanya, kurva ini terdiri dari bagian

dari kurva biaya marginal jangka pendek yang memiliki kemiringan positif atas titik

biaya variabel rata-rata. Untuk harga di bawah tingkat ini, keputusan perusahaan yang

memaksimumkan laba adalah menutup perusahaan dan tidak memproduksi keluaran

apapun.

Dalam contoh, kita tentang hamburger, kita menemukan bahwa kurva biaya

total jangka pendek perusahaan tersebut ketika menggunakan empat alat pemanggang

adalah :

STC = 4v + (13.7)

Dimana V dan W secara berurutan merupakan biaya per unit modal dan tenaga

kerja. Jika w = v = $4, persamaan di atas dapat ditulis sebagai :

Page 10: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

STC = 16 (13.8)

Biaya marginal jangka pendek sekarang diketahui :

SMC = (13.9)

Maksimasi laba mengharuskan penetapan harga yang sama dengan biaya

marginal :

P= SMC = (13.10)

Dan kurva penawaran jangka pendek (dengan q sebagai fungsi dari P)

diketahui

q = 50P (13.11)

Untuk menemukan harga penutupan perusahaan, kita dapat menggunakan

persamaan 13.15 yang memperlihatkan bahwa :

SVC = q2/100 (13.12)

dan

SAVC = (13.13)

Akibatnya, nilai minimum untuk SAVC terjadi ketika q dan SMC = 0. Karena

itu mencerminkan kurva penawaran perusahaan tersebut untuk setiap harga positif

perusahaan hanya akan menutup diri ketiak P = 0. Tetapi, perhatikan bahwa biaya

total rata-rata jangka pendek diketahui

SAC = (13.14)

Dan biaya rata-rata jangka pendek minimum terjadi ketika

(13.15)

Atau ketika q = 40 (dan SAC= SMC = 0,80). Untuk setiap harga kurang dari

$0,80, perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Jika, misalnya P = $0,60.

Page 11: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Persamaan 13.18 memperlihatkan bahwa perusahaan harus memproduksi q = 30

hamburger per jam. Pendapatan sebesar $18 ($0,60.30), tetapi biaya total diketahui

STC = (13.16)

Fungsi Penawaran Hamburger

Perusahaan burger raksasa dalam contoh yang lalu tidak sesuai untuk

pengembangan fungsi penawaran, karena fungsi produksinya diasumsikan dicirikan

dengan hasil terhadap skala yang konstan. Dalam situasi dimana baik K (alat

pemanggang) maupun L (pekerja) adalah variabel, biaya marginal akan konstan dan

tidak dipengaruhi oleh jumlah yang dipilih perusahaan untuk diproduksi. Jika harga

pasar sama dengan biaya marginal ini, jumlah yang ditawarkan tidak unik, karena P

= MC dipenuhi di semua titik. Demikian pula, jika P > MC, tidak ada pemecahan

yang memaksimumkan laba. Untuk memperkenalkan biaya marginal yang menarik,

kita harus mengasumsikan masukan tetap ketiga (katakanlah, kapasitas tempat duduk

(F) yang diukur dalam meter persegi) termasuk dalam fungsi produksi burger yang

sekarang diketahui

q = 10K0,25L0,25F0,5 (13.17)

Kita mengasumsikan bahwa, dalam jangka pendek, ruang makan terbatas

dalam bidang empat meter persegi. Jadi, F = 16 dan fungsi produksi jangka pendek

diketahui

q = 40K0,25L0,25 (13.18)

Perhatikan bahwa fungsi produksi perusahaan sekarang memperlihatkan hasil

terhadap skala yang menurun dalam masukan variabel, K dan L. Laba perusahaan

diketahui

x = Pq – TC

= P40K0,25L0,25 – vK – wL – R (13.19)

Dimana R adalah biaya sewa (tetap) yang harus dibayar perusahaan untuk

ruang makan.

Page 12: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Kondisi order pertama untuk laba maksimum adalah

(13.20)

Akibatnya

10PK0,75L0,25 = v (13.21)

10PK0,25L0,75 = w (13.22)

Kontroversi kaum marginalis tentang apakah perusahaan benar-benar

memaksimumkan laba, walaupun biasanya tidak aktif dalam profesi ekonomi,

kadang-kadang bangkit kembali yang mendorong berbagai riset teoritis dan empiris.

Selama bertahun-tahun, banyak bukti telah dikumpulkan yang mendukung penolakan

terhadap hipotesis bahwa perusahaan yang memperoleh laba mengusahakan laba

maksimum, tetapi secara keseluruhan, hipotesis tersebut masih dapat bertahan.

Serangan terhadap pendekatan marginalis ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga

jenis umum : (1) bahwa pendekatan maksimisasi laba terlalu sederhana; (2) bahwa

terdapat hipotesis alternatif yang juga sederhana dan dapat menerangkan realitas

secara lebih baik, dan (3) bahwa perusahaan-perusahaan dunia nyata tidak memiliki

informasi yang memadai untuk mampu memaksimumkan laba, dan mereka tidak

secara khusus ingin memaksimumkan laba sekalipun mereka memiliki informasi

tersebut.

Jelas, para ekonomi akan sepakat bahwa perusahaan-perusahaan dunia nyata

tidak memiliki informasi yang memadai untuk memaksimumkan laba dalam arti yang

pasti. Bagi kebanyakan perusahaan, kurva permintaan dan pendapatan marginal yang

mereka hadapi hanya dipahami secara samar-samar. Terdapat juga kemungkinan

bahwa perusahaan tidak memiliki informasi yang memadai dalam struktur biaya

mereka untuk memampukan mereka untuk membuat perhitungan marginal yang

rumit dan tepat. Sebaliknya, para ekonom telah menemukan bahwa hipotesis

maksimisasi laba sangat akurat dalam memprediksi aspek-aspek tertentu dalam

perilaku perusahaan. Misalnya, banyak perusahaan tampaknya sangat ingin masuk

dalam industri-industri yang paling menguntungkan, dan beberapa perusahaan yang

Page 13: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

lebih besar dan tidak dapat menjadi lebih besar lagi berusaha melakukan diversifikasi

untuk meningkatkan rentabilitas.

Usaha untuk menggabungkan dua penemuan yang tampaknya berkontradiksi

tentang maksimisasi laba ini telah terpusat pada masalah metodologi dari peran

asumsi dalam teori ekonomi. Seperti yang telah dikemukakan Friedman dan para

ekonom lainnya berargumentasi bahwa kita tidak dapat menilai asumsi maksimisasi

laba baik secara a priori dengan logika maupun dengan menanyakan kepada

perusahaan-perusahaan apakah mereka melakukan hal tersebut. Melainkan, pengujian

terakhir adalah kemampuan prediksi asumsi tersebut. Friedman menggunakan analogi

seorang pemain bilyar yang ahli yang tidak dapat mengetahui hukum-hukum fisika

yang menentukan pergerakan bola di atas meja. Ketidaktahuan di pihak pemain ini

tidak mencegah seseorang pengamat untuk secara akurat memprediksi perilaku

pemain tersebut dalam menerapkan prinsip-prinsip fisika. Sama seperti tokoh Moliere

Monsieur Jourdain yang mengucapkan prosa sepanjang hidupnya tanpa

mengetahuinya, perusahaan-perusahaan pada kenyataannya dapat memaksimumkan

laba, walaupun mereka memprotes bahwa mereka tidak memiliki maksud seperti itu.

Perusahaan-perusahaan diarahkan oleh semangat pasar ke arah maksimisasi laba.

Kesimpulan

Dalam bab ini, kita mempelajari keputusan penawaran dari sebuah perusahaan

yang memaksimumkan laba. Sasaran umum kita adalah memperlihatkan bagaimana

perusahaan seperti ini menanggapi sinyal harga dari pasar, dan dalam menangani

masalah ini, kita mengembangkan sejumlah hasil analisis :

Untuk memaksimumkan laba, perusahaan harus memilih untuk memproduksi

tingkat keluaran dimana pendapatan marginal (pendapatan dari penjualan satu

unit tambahan) sama dengan biaya marginal (biaya produksi satu unit tambahan).

Jika perusahaan merupakan penerima harga, keputusan keluarannya tidak

mempengaruhi harga keluarannya, sehingga pendapatan marginal diketahui dari

harga ini. Tetapi, jika perusahaan menghadapi permintaan dengan kemiringan

Page 14: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

yang menurun untuk keluarannya, perusahaan dapat menjual lebih banyak hanya

pada harga yang lebih rendah. Dalam kasus ini, pendapatan marginal akan lebih

kecil daripada harga dan bahkan dapat negatif.

Pendapatan marginal dan elastisitas harga dari permintaan berkaitan dengan

rumus :

MR = P

Dimana P adalah harga pasar dari keluaran perusahaan dan eqP adalah elastisitas

harga dari permintaan terhadap produknya.

Kurva penawaran untuk perusahaan penerima harga yang memaksimumkan laba

ditetapkan oleh bagian kurva biaya marginal yang memiliki kemiringan positif di

atas titik biaya variabel rata-rata minimum (AVC). Jika harga turun di bawah AVC

minimum, pilihan yang memaksimumkan laba bagi perusahaan adalah menutup

perusahaan dan tidak mempengaruhi apapun.

Masalah maksimisasi laba perusahaan dapat pula didekati sebagai masalah pilihan

masukan yang optimal. Walaupun pendekatan alternatif ini memberikan hasil

yang sama seperti pendekatan yang didasari pilihan keluaran, pendekatan ini

membantu menjelaskan hubungan antara biaya masukan dan keputusan

penawaran.

Page 15: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

PENDAHULUAN

Yang telah kita ketahu tentang mikroekonomi adalah cabang dari ilmu ekonomi yang

mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar

dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro

meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi

penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan

bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang

dan jasa selanjutnya.[1][2] Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi

secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu

keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama

(ceteris paribus).

Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas

ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi,

pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan[3], serta dampak

atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-

hal tersebut

Page 16: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

PENUTUP

Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta

mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi

dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif.

Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam

memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang

dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang

penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum

(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi

ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat

perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.

Page 17: Mikro Ekonomi Chap 13 , Kelp1

Mikro Ekonomi

Chap 13

Di Susun Oleh :

MUH. FURQAN A.

JAMALUDDIN

DIAN EKA LESTARI

A IZWAHYUDI DWI KARYA

AHMADI USMAN

IBRIATI KARTIKA ALIMUDDIN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS EKONOMI

2010