m&i vol 62

84
1 Vol. 62 | Apr-Mei 2015 M oney &I EMPOWERING ENTREPRENEUR Vol. 62 Apr-Mei 2015 @MNImagz Money & I Magazine www.the-mni.com SPECIAL FEATURE RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASI Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi? INTERVIEW AGUNG OKA SUDARSANA Animasi Jepang Made in Bali EVENT ENTREPRENEUR FESTIVAL 2015 Siapakah para peraih Lestari Entrepreneur & M&I Awards 2015? FITNESS FAT LEVEL POINT Rubah Bad Calorie menjadi Good Calorie, simak bagaimana cara melakukannya disini. ISSN: 2087-5975 Rp. 25.000 Money&I SPECIAL FEATURE RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASI Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi? SPECIAL FEATURE RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASI Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

Upload: money-i-magazine

Post on 22-Jul-2016

293 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: M&I Vol  62

1Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Money&IEmpowEring EntrEprEnEur

Vol. 62 Apr-Mei 2015 @MNImagz

Money & I Magazine

www.the-mni.com

SpECIAL FEATURE

RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

IntervIew

AGUNG OKA SUDARSANA Animasi Jepang Made in Bali

event

ENTREpRENEUR FESTIVAL 2015Siapakah para peraih Lestari entrepreneur& M&I Awards 2015?

FItneSS

FAT LEVEL pOINT rubah Bad Calorie menjadi Good Calorie, simak bagaimana cara melakukannya disini.

ISSN: 2087-5975

Rp. 25.000

Money&I

SpECIAL FEATURE

RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

SpECIAL FEATURE

RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

Page 2: M&I Vol  62

2 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 3: M&I Vol  62

3Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 4: M&I Vol  62

4 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

ARIF RAHMAN@LITERATURNEGERI

A

ktivitas di kantor redaksi

M&I berlipat, ketika bulan

Maret lalu kami menggelar

event tahunan Entrepreneur

Festival 2015 (EF 2015).

Sebuah ajang penghargaan kepada sejumlah

pebisnis di Bali yang pada kesempatan kali

ini kami hadirkan dengan tema keuangan

bertajuk Mastering The Game of Money.

Sebagai Pemimpin Redaksi majalah ini, saya

terlibat sebagai salah satu dari tim juri,

untuk memilih siapakah orang-orang yang

layak meraih gelar Entrepreneur of the Year

2015. Proses penilaiannya dilaksanakan

pada tanggal 6 Maret 2015, di mana kami

CAtAtAn Di BALiK pEnJuriAn AJAng AprESiASi EntrEprEnEur FEStiVAL 2015

dari tim juri memberikan score kepada setiap

nominator yang sudah terpilih. Indikatornya

adalah kreativitas dengan bobot 40%, brand

awareness dengan bobot 30%, serta local

content (kearifan lokal) dengan bobot 30%.

Hasil tabulasi total score ternyata sangat

ketat. Sejumlah nominator banyak yang

memperoleh nilai sama, atau terpaut

paling jauh 2-3 poin saja. Bahkan beberapa

nominator yang kami prediksi akan menang,

justru tumbang. Penasaran dengan hal ini,

saya pun mengkaji lebih cermat rekapitulasi

dalam formulir penilaian. Rupanya,

hampir semua pemenang, ditentukan

keberhasilannya dari bobot local content yang

mereka miliki.

Sekalipun bobot local content hanya 30%,

namun para juri memberikan apresiasi

yang besar kepada semua pengusaha

yang memiliki kepedulian sosial dan

mengaplikasikannya pada bisnis mereka.

Jango Pramartha yang turut membangun

Bali lewat kartun-kartunnya yang sarat

kritik, Bintang Mira lewat karya Batik Bali

yang tengah dipopulerkannya, Windu Segara

lewat kopi-kopi lokal yang diberdayakan dari

petani-petani Kintamani, sampai dengan I

Made Artana yang mengembangkan industri

IT lewat sekolahnya STMIK Primakara.

Inilah yang oleh sejumlah pengamat

kewirausahaan disebut sebagai Entrepreneur

3.0, kewirausahaan sosial dimana visi dan

misinya tidak lagi sebatas laba dan kalkulasi

cashflow, namun melebihi itu semua.

Menariknya, kewirausahaan sosial mulai

dilembagakan di sejumlah negara-negara

maju. Ini menunjukkan bahwa trend ini

tengah berlangsung serempak dibanyak

belahan dunia, tak terkecuali Bali.

Inilah yang menjadikan ajang EF 2015

menjadi unik. Laporan terkait dengan

pelaksanaan ajang ini, kami sajikan dalam

rubrik event pada edisi kali ini. Melengkapi

topik Special Feature yang bertutur soal

industri animasi. Besar harapan kami, sajian

ini memperkaya wawasan Anda. Selamat

membaca.

Jabat Erat,

Arif Rahman

From the Editor

Page 5: M&I Vol  62

5Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 6: M&I Vol  62

6 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari

industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik

negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara

berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Diandara; Photographer Baruna; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 361 784-3244.

AGUNG OKA SUDARSANA

Photographer : IB Baruna

Design Cover : Renata Diandara

18ENTREPRENEURFESTIVAL 2015Pesta wirausaha yang

menghadirkan sejumlah

pebisnis terbaik dari Bali.

Siapakah peraih The

Best Entrepreneur of The

Year?

30 36 71

04 From the Editor

08 Contributors

10 Follow Me On Twitter

12 Snapshot :

Festival Omed-omedan

14 BPR Lestari 7th Shared

Value

28 Event : Linkage Program

CIMB Niaga dan BPR

Lestari

48 Traveller Notes : Tokyo

1Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR

Vol. 62 Apr-Mei 2015 @MNImagz

Money & I Magazine

www.the-mni.com

SPECIAL FEATURE

RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

INTERVIEW

AGUNG OKA SUDARSANA Animasi Jepang Made in Bali

EVENT

ENTREPRENEUR FESTIVAL 2015Siapakah para peraih Lestari Entrepreneur& M&I Award 2015?

FITNESS

FAT LEVEL POINT Rubah Bad Calorie menjadi Good Calorie, simak bagaimana cara melakukannya disini.

SPECIAL FEATURE

RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?

SPECIAL FEATURE

RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi? ISSN: 2087-5975

Rp. 25.000

Money&I

68 Front of Mind : Perry Chen, Kickstarter 18

60 Intermeso : Have You

Loved Enough?

64 Event : Arisan Lestari,

Zumba Cantik

56 Healthy Living : 7 Alasan

Melakukan Zumba

76 Community : Stand Up

Comedy Indo Bali

78 Teenlit Corner :

Jensen’s Story

EventPengundian Jumbo

Contents

Special FutureRaih Mimpi Lewat Dunia Animasi

Interview : Agung Oka SAnimasi JepangMade in Bali

Interview : Ge PamungkasSi Komik 1000 Suara

Page 7: M&I Vol  62

7Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 8: M&I Vol  62

8 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga

publisher majalah M&I, memulai

karir sebagai profesional banker

di BCA selama 8 tahun sebelum

akhirnya memutuskan untuk

mendirikan bisnisnya sendiri

BPR Lestari, perusahaan

yang dibawanya menjadi BPR

terbesar di Bali dalam waktu 5

tahun.

Note From A FriendMenjadi Kaya Itu Gampangp.16

Growth StrategiesParkir Khusus Dokterp.54

LeadershipTidak Ada Makan Siang yang Gratisp.46

FitnessLevel Fat Pointp.56

Smart FamilySekolahnya cuma “having fun” Saja, Ya?p.42

Smart FamilyAvengers, Age of Ultron p.52

InsightAkikp.26

Teenlit CornerJensens Storyp.78

YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar

40 buku mengenai pemasaran.

Pernah bekerja selama 12 tahun

di MarkPlus Inc dengan posisi

terakhir sebagai Chief Executive.

Di bidang keorganisasian

Yuswohady pernah menjadi

Sekretaris Jendral Indonesia

Marketing Association (IMA).

Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan

kepemimpinan yang banyak di

adopsi dari sejumlah pemikir

besar. Direktur Utama BPR

Lestari ini mengintrepretasikan

dengan memberikan alternatif

solusi pada permasalahan

yang kerap dihadapi bangsa ini

khususnya yang ada di Bali.

Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang

diasuh oleh Managing Director -

Lestari Living ini. Wanita yang

pernah menimba pengalaman

hidup di Australia ini dengan

lugas memaparkan bagaimana

kiat cerdik untuk mengelola

keuangan dan investasi

khususnya di property.

I Made Wenten BPerannya sebagai Direktur

di BPR Lestari membawanya

dekat dengan human resource &

development. Pengetahuannya

akan hal tersebut dipaparkan

dalam rubrik Growth Strategies,

bagaimana membangun karir

dan kompeten dalam dunia kerja.

Samantha ChandraMenjadi blogger sejak tahun

2008, dan menuliskan

rekaan imajinasinya di www.

adriannaandevan.blogspot.com.

Hingga saat ini, lebih dari 30

episode sudah di tuliskannya.

Sejak vol. 37, majalah ini

menayangkan ceritanya secara

berkala.

Denny SantosoAdalah seorang ahli diet, nutrisi,

dan fitnes. Aktif menyebarkan

cara diet sehat dan berolahraga

yang benar melalui www.

PanduanDiet.com, twitter

@dennysantoso, serta Buku

Rahasia Diet. Denny Santoso

juga founder www.SixReps.com,

jejaring sosial bagi fitness mania.

Hary SusantoMovie reviewer, horror and

thriller mania. Blognya www.

movienthusiast.com yang

mengulas soal film meraih

sejumlah penghargaan tahun

2013 lalu. Blog tersebut saat ini

sudah dikunjungi lebih dari 2 juta

kali. Hary memiliki perspektif

unik soal film yang di-review-nya.

Contributors

Page 9: M&I Vol  62

9Vol. 62 | Apr-Mei 2015

BE THE NEXT GEN L 6!!!

KESEMPATAN TERBATAS

HANYA 12 ORANG

Beasiswa meliputi- Biaya pendaftaran

- Biaya SPP/UKT

- Biaya Wisuda

- Biaya Hidup

- Kesempatan mengikuti pelatihan

Seminar dari BPR Lestari

Gen L merupakan program beasiswa dari BPR Lestari

untuk biaya perkuliahan dan biaya hidup bagi siswa-

siswi berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi.

“Salah satu misi dari BPR Lestari adalah menjadi force

for good untuk pengembangan kehidupan sosial ekonomi

masyarakat Bali dan saya percaya, pendidikan adalah

salah satu prasyarat mutlak untuk membangun Bali yang

sejahtera.” - Alex P Chandra, Chairman BPR Lestari

Dayu Mas 08174745003

Lily 082144730058

PERSYARATAN

• Lulus SMU/SMK/Sederajat pada tahun 2014 atau 2015

berdomisili di wilayah bali (Pendaftaran dapat dilakukan mulai

dari semester genap tahun ajaran 2014/2015.

• Diterima sebagai mahasiswa Universitas Udayana tahun ajaran

2015/2016 (non ekstensi).

• Berprestasi di bidang akademik & non akademik.

• Bersedia dan menyetujui semua persyaratan dan ketentuan

program-program Generasi Lestari.

• Mengisi formulir pendaftaran yang dapat di-download di

www.bprlestari.com atau diambil di seluruh kantor BPR Lestari.

• Copy KTP dan KK, foto berwarna setengah badan ukuran 4x6

sebanyak 2 lembar.

• Copy transkrip nilai yang telah dilegalisir (NEM dan STTB) atau

surat keterangan lulus.

• Copy raport SMU/SMK kelas 1,2,3 yang telah dilegalisir.

• Copy sertifikat penghargaan yang pernah diraih.

• Copy rekening pembayaran listrik/air/telepon 3 bulan terakhir.

• Copy kartu tanda mahasiswa & bukti telah diterima

di Universitas Udayana (Jika sudah diterima sebagai mahasiswa).

• Formulir pendaftaran yang sudah diisi beserta dokumen

pendaftaran lainnya selambat-lambatnya diserahkan tanggal

29 Mei 2015 di Kantor BPR Lestari Teuku Umar Jl.Teuku Umar

No. 110 Denpasar Bali

(0361) 246 706

TANYA LESTARI

www.bprlestari.com

CEPAT, BERSAHABAT.

Page 10: M&I Vol  62

10 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Alex PC 212@alex_lestari

Kerobokan - Kuta Bali

alexpchandra.com

5,730

tweets

85 2,420TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS

Follow Now

Alex PC 212

Alex PC 212

Alex PC 212

Alex PC 212

Alex PC 212

Kebanyakan beranggapan, menjadi kaya adalah hidup seperti Donald Trump. #financialsummit

Menjadi ‘kaya’ by definisi saya, adalah ketika income dari investasi kita, sama atau lebih besar dari biaya hidup. #financialsummit

Jika lifestylenya sederhana , maka lebih cepat tentunya seseorang menjadi ‘kaya’. #financialsummit

Everest is a ‘summit’. Namun tidak perlu juga semua orang sampai ke-everest-kan? Mencapai everest dibutuhkan talenta spesial dan latihan.

Menurut Tony Robbins, kita bisa membagi perjalanan menuju Financial Summit (Absolute Financial

Freedom) menjadi beberapa tahapan

@alex_lestari

@alex_lestari

@alex_lestari

@alex_lestari

@alex_lestari

Page 11: M&I Vol  62

11Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 12: M&I Vol  62

12 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Omed-omedan, Sesetan - Denpasar, 22 Maret 2015

Omed - OmedanKissing Ritual in Bali

Hanya di

Banjar Kaja,

Desa Sesetan

Denpasar,

kita dapat

menemukan sebuah tradisi

unik yang diselenggarakan

sehari setelah Nyepi atau

tepatnya Ngembak Geni,

yakni “Omed-omedan”.

Kata “Omed-omedan” dalam

bahasa Indonesia dapat

diartikan tarik-menarik.

Omed-omedan disebut

unik, karena para peserta

yang mengikuti perayaan

ini diharuskan untuk saling

berciuman satu sama lain

ditengah siraman air. Peserta

‘Omed-omedan’ didominasi oleh

pemuda-pemudi mulai dari umur

17 hingga 30 tahun atau yang

sudah menginjak dewasa tetapi

belum menikah. Peserta tersebut

dibagi menjadi dua kelompok

putra dan putri. Kedua kelompok

kemudian berhadapan satu

sama lain dan masing-masing

menunjuk salah satu rekan

mereka untuk saling berciuman

di barisan terdepan sambil

diguyur oleh air pemberian

sesepuh desa tersebut.

SnApSHot

Page 13: M&I Vol  62

13Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Festival Omed-omedan ini juga dimeriahkan oleh Lolot Band

SnApSHot

Page 14: M&I Vol  62

14 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

LESTARI 7th SHARED VALUE

COMMIT TOLEARN EVERYDAYKOMITMEN UNTUK BELAJAR SETIAP HARI

Page 15: M&I Vol  62

15Vol. 62 | Apr-Mei 20154bp.blogspot.com

Page 16: M&I Vol  62

16 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Saya punya seorang kawan baik.

Kami lulus dari sekolah yang

sama, Universitas Trisakti.

Kemudian memulai karir secara

bersamaan pula. Kawan saya itu

sekarang karirnya sudah tinggi sekali, selevel

di bawah Board of Director. Namun dia merasa

resah. Seringkali curhat kepada saya, bahwa

apa yang dikerjakannya tidak mendapat

reward sebagaimana mestinya.

Dia ingin sekali ‘berbisnis’. Mungkin dia

melihat saya. Menurutnya dengan berbisnis,

apa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang

dikerjakan. Akhirnya pada suatu kesempatan

yang baik, saya bertanya apakah dia tidak

senang dengan pekerjaannya. Kawan

saya menjawab bahwa dia menyenangi

pekerjaannya. Cuma dia merasa hasilnya

tidak sesuai dengan ‘kerja kerasnya’.

Saya tanya lagi apanya yang tidak sesuai,

bukankah apa yang didapatnya hari ini sudah

melampaui apa yang dicita-citakannya ketika

kita di bangku kuliah dulu?

Kenapa ingin berbisnis kalau senang dengan

pekerjaannya? Apakah benar-benar ingin

MENJADI KAYA ITU GAMPANG

Alex P. Chandra@alex_lestari

Komisaris BPR Lestari & Founder of Lestari Group

www.alexpchandra.com

“ Spending less than you earn is the first step to build wealth.”

s3-us-west-1.am

azonaws.com

notE From A FriEnD

Page 17: M&I Vol  62

17Vol. 62 | Apr-Mei 2015

menjadi seorang entrepreneur, ataukah hanya

ingin kaya?

Akhirnya saya mendapatkan jawaban bahwa

kawan saya itu tidak benar-benar ingin

menjadi entrepreneur, melainkan ingin kaya.

Dia merasa bahwa pekerjaannya sekarang

tidak akan memberikan kekayaan yang

dicita-citakannya. Jadi dia ingin pindah

kuadran menjadi seorang businessman.

Karena dipikirnya dengan cara itulah dia bisa

menjadi kaya.

Saya meresponnya dengan mengatakan

bahwa menjadi pebisnis adalah salah satu

cara untuk menjadi kaya, namun bukan

satu-satu-nya cara. Tantangannya pun tidak

mudah. Banyak pula pengusaha yang miskin.

Untuk menjadi kaya tidak perlu menjadi

entrepreneur. Bahkan saya bilang menjadi

kaya itu gampang.

Pertama, definisikan dengan jelas term kaya

menurut kita itu apa. Setiap manusia punya

rules sendiri-sendiri. Hidupnya secara tidak

sadar akan dipengaruhi oleh rules yang

diciptakannya sendiri. Jika rules menjadi kaya

adalah dengan mempunyai pendapatan 1

juta USD setahun, maka tentu susah sekali

mencapainya. Lebih sulit dibandingkan

dengan orang yang rules menjadi kayanya,

cukup bahwa passive income-nya melampaui

living expense-nya.

Jadi saya bilang, jangan bikin rules yang

susah-susah. Semakin sederhana kita

membuat rules ‘kaya’ itu, semakin mudah

kita menjadi kaya. Menurut saya rules atau

definisi kaya adalah passive income kita

melebihi living expense kita. Dengan demikian

kita bisa memutuskan mau bekerja atau tidak

bekerja sesuai dengan selera kita.

Menjadi kaya dengan defenisi tadi berarti

kita memperoleh kebebasan. Dan kebebasan

tidak ternilai harganya. Kalau definisinya

mengikuti definisi saya, kan tinggal disetel,

living expense-nya mau berapa besar?

Semakin tinggi life style-nya semakin besar

living expense-nya, semakin sulit menjadi

kayanya. Semakin sederhana life style-nya

semakin mudah dia menjadi kaya.

Yang kedua saya katakan adalah tidak

mungkin orang menjadi kaya tanpa

berinvestasi. Ingat passive income datangnya

dari investasi. Tidak ada orang yang menjadi

kaya hanya karena gajinya. Saya tanyakan

berapa besar porsi income-nya yang

diinvestasikan setiap bulannya?

Spending less than you earn is the first step to

build wealth.

Selisihnya ditabung dulu. Walaupun

tabungan tidak akan membuat Anda kaya,

namun tabungan adalah benih buat investasi

lain yang lebih signifikan. Tanpa menabung,

tidak akan ada investment. Tanpa investment

tidak akan ada passive income. Tanpa passive

income, kita tidak akan pernah kaya.

Jawaban kawan saya itu mengejutkan.

Katanya tidak ada porsi income-nya yang

secara sistematis disisihkan buat investasi.

Wah, kawan saya ini adalah eksekutif yang

gajinya pasti sudah tinggi sekali, namun

tidak secara sistematis menyisihkan

pendapatannya untuk investasi.

Saya katakan bahwa tanpa investasi, dia tidak

akan pernah kaya. Tak peduli berapapun

besar gajinya. Saya mencontohkan, kenapa

tidak beli Ruko saja dengan mencicil. Toh

gajinya pasti cukup besar untuk bisa mencicil

sebuah Ruko. Rukonya kemudian disewakan.

Dengan demikian dia sudah mempunyai

passive income. Cicilan KPR untuk membeli

ruko tadi diambil dari gaji bulanannya. Saya

bilang ini namanya forced saving, menabung

yang dipaksa.

Nanti kalau gajinya naik, atau dapat bonus,

beli Ruko lagi. Setahun beli Ruko 1. Dalam

5 tahun sudah punya 5 Ruko. Jika per-Ruko

sewanya 100 juta, maka sudah 500 juta

passive income-nya. Jika sudah begitu, nanti

setahun bisa dua unit. Dalam 10 tahun, kalau

lifestyle-nya tidak tinggi-tinggi amat, dengan

teknik yang sangat sederhana ini, kawan saya

itu akan kaya. (Ini contoh yang disederhanakan,

tentunya perhitungan investasi sebenarnya

harus memperhitungkan penghasilan tiap

bulannya, bonus yang diterimanya setiap tahun,

hasil sewa, bunga, dan sebagainya).

Jadi untuk menjadi kaya tidak perlu menjadi

‘entrepreneur’. Menjadi kaya itu gampang.

Tetapkan rules yang tidak terlalu tinggi untuk

menjadi kaya, dan start investing.

“Jangan bikin rules yang susah-susah. Semakin sederhana kita membuat rules ‘kaya’, semakin mudah kita menjadi kaya. Menurut saya rules atau definisi kaya adalah pasif income kita melebihi living expense kita. Dengan demikian kita bisa memutuskan mau bekerja atau tidak bekerja sesuai dengan selera kita.”

notE From A FriEnD

Page 18: M&I Vol  62

18 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Pengundian Tabungan Jumbo

PERioDE PERTAMA

UNDiAN TABUNGAN JUMBo wow

2015 BANJiR HADiAH

5 paket couple amazing tour Hongkong – Shen Zhen – Macau, dan 50 unit Samsung TV LED.

“Ini merupakan hadiah terbanyak yang kami undi dalam sekali pengundian,” ungkap Erry Yoga

Sugama, Public Relations Manager BPR Lestari. Perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar pun

mengumumkan nama Henry Satex dengan nomor undian 011982 yang notabene merupakan

nasabah BPR Lestari Melati, keluar sebagai pemenang hadiah utama 1 unit Kijang All New

Grand Innova.

Semenjak di-launching di tahun 2011, BPR Lestari baru mengumpulkan saldo Tabungan Jumbo

sebesar Rp 50 miliar dan per Maret 2015 ini, posisi saldo pun meningkat tajam hingga di angka

Rp 501 Miliar dengan raihan nasabah aktif mencapai sekitar 8.700 orang. “Tabungan Jumbo

Wow merupakan tabungan yang memberikan banyak manfaat, diantaranya bebas biaya

administrasi dan RTGS serta bebas biaya transfer ke bank manapun di seluruh Indonesia.

Bunganya juga tinggi, yakni 7% dan jangan lupa tabungan ini punya program berhadiah

WOW,” terang Yoga.

Semakin sering bertransaksi dan meningkatkan saldo, kesempatan nasabah untuk

memenangkan hadiah-hadiah keren di program Undian Tabungan Jumbo Wow pun semakin

besar. Mari coba kesempatan Anda di periode pengundian berikutnya! Tambah terus saldonya

dan menangkan hadiahnya.

Di tahun 2015 ini,

BPR Lestari kembali

menghadirkan program

Undian Tabungan Jumbo

Wow demi memberikan

apresiasi kepada para nasabah setia

Lestari. Adapun pengundian untuk

periode pertama di tahun 2015 telah

diselenggarakan pada Kamis (16/4)

lalu di BPR Lestari WR. Supratman.

Acara pengundian ini disaksikan oleh

jajaran manajemen BPR Lestari, notaris,

perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar,

serta 50 nasabah BPR Lestari.

Masih seperti tahun sebelumnya, Undian

Tabungan Jumbo Wow 2015 bagi-bagi

sejumlah hadiah fantastis. Sebut saja satu

unit Toyota Kijang All New Grand Innova,

Page 19: M&I Vol  62

19Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 20: M&I Vol  62

20 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Warna - Warni Entrepreneur Festival 2015

Dari Penghargaan, Talkshow, hingga Eksibisi Komunitas

Untuk kedua kalinya BPR

Lestari mempersembahkan

sebuah pesta

kewirausahaan bertajuk

Entrepreneur Festival (EF).

Bekerjasama dengan Sekolah Akuntansi

Keuangan dan Perbankan (AKUBANK)

dan tim redaksi majalah Money & I, EF

2015 digelar di Balai Pertemuan Bhumiku

Denpasar. Acara ini dihadiri oleh ratusan

praktisi bisnis, pelaku usaha baik dari

korporasi besar hingga UMKM, investor, dan

profesional muda.

Berbeda dengan penyelenggaraan tahun

sebelumnya yang mengangkat tema

perencanaan dan pengembangan bisnis yang

berkelanjutan, Entrepreneur Festival 2015

justru mengambil tema seputar keuangan

dan investasi. “Mastering The Game of Money”

menjadi tajuk besar acara yang digelar pada

Sabtu, 28 Maret 2015 lalu ini.

“Banyak orang yang setelah bisnisnya

sukses dan menghasilkan banyak laba,

tapi kemudian tidak mampu mengelola

keuangan dengan baik dan benar. Ujung-

ujungnya investasi mereka tidak tumbuh.

Oleh karena itu, Entrepreneur Festival ingin

mengangkat topik tersebut dan mengedukasi

para pebisnis maupun karyawan tentang

bagaimana menciptakan kekayaan dan

kemudian menjadikan kekayaan yang sudah

dihasilkan terus menghasilkan,” papar Arif

Rahman, selaku Ketua Panitia EF 2015.

Safir Senduk, praktisi perencana keuangan

yang terkenal dengan bukunya Buka Usaha

Nggak Kaya? Percuma..! didaulat sebagai

pembicara utama. “Kekayaan seseorang

diukur dari seberapa banyak dan pintarnya

ia berinvestasi,” katanya di hadapan para

penonton EF 2015, ketika ia membawakan

sesi financial planning. Safir Senduk juga

menambahkan bahwa karakter pribadi

seseorang sangat mempengaruhi cara ia

mengatur keuangan. Kendalikan gaya hidup

dan fokus pada investasi yang diinginkan

adalah salah satu kunci kesuksesan

perencanaan keuangan.

Di sesi workshop perencanaan keuangan, Alex

P Chandra juga ikut membagi tips dan trik

tentang cara berinvestasi yang benar. Bagi

Chairman BPR Lestari ini, ada empat hal yang

“Entrepreneur Festival adalah ajang yang saya apresiasi, karena tidak banyak yang peduli dengan profesi pengusaha dan tantangan yang akan mereka hadapi ke depan. Mari kita buat mereka jengah dan berbenah untuk hadapi MEA yang sudah didepan mata.”

- IB Rai Dharma Wijaya Mantra

Walikota Denpasar

Page 21: M&I Vol  62

21Vol. 62 | Apr-Mei 2015

menentukan kesuksesan investasi seseorang,

yakni consistency, tap into the amazing

power of compounding, save more, dan asset

allocation. “Kaya itu sama dengan ketika hasil

investasi lebih besar daripada biaya hidup

kita,” serunya.

Eksibisi & Apresiasi

Satu hal yang menjadi pembeda di ajang

EF kali ini adalah adanya partisipasi

dari komunitas kreatif Denpasar.

Terdapat delapan komunitas kreatif yang

memamerkan karya dan aktivitasnya. Seperti

yang dilakukan kawan-kawan dari Komunitas

Happy Cosplayer, di mana mereka berkostum

dan memperagakan aksi dari karakter anime

yang mereka angkat.

Ada pula pencinta Hot Wheels yang

memamerkan koleksi langka mereka.

Pun booth dari komunitas pencinta dan

pembuat komik bernama Comicotopia

turut memamerkan hasil karya mereka.

Berdampingan dengan komunitas

penggemar paper craft bernama PERI Bali

yang memajang beragam figur animasi hasil

dari lipatan kertas.

Tak habis sampai di sana, komunitas pencinta

kamera analog Suku Analog menggelar

sebuah eksibisi mini yang memajang

foto-foto dan koleksi kamera analog antik

EVEnt

Entrepreneur Festival 2015 dibuka

dengan menyanyikan lagu Indonesia

Raya, yang dibawakan lewat petikan gitar

Balawan, kemudian dilanjutkan dengan

awarding ceremony serta talk show dengan

para pemenang penghargaan.

>

Page 22: M&I Vol  62

22 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

mereka. Booth Suku Analog ini pun

didekorasi begitu unik, sehingga

menjadi sorotan tersendiri di gelaran EF

2015. Komunitas Urban Skecther juga

membawa karya-karya sketch anggota

komunitas mereka untuk dipamerkan

di EF. Bahkan festival sastra terbesar

se-Asia Tenggara, Ubud Writers &

Readers Festival juga ikut memeriahkan

pesta wirausaha ini. Terdapat sesi di

mana komunitas Stand Up Comedy

Bali melakukan aksi komik mereka di

atas panggung serta penampilan dari

komunitas Cosplay yang fashion show

dengan atribut warna-warni pakaian

unik mereka mencairkan suasana.

Melanjutkan tradisi di tahun

sebelumnya, EF 2015 juga memberikan

semacam apresiasi atau penghargaan

khusus bertajuk M&I Awards kepada

Peri Bali memperlihatkan seni

berbahan kertas dengan tingkat

kerumitan tinggi.

1

Komunitas dari Suku

Analog Bali unjuk gigi dengan

menampilkan koleksi seni fotografi

mereka.

2

Komunitas dari Dewata

Diecast menampilkan koleksi

terbatas dari produk Hotwheels.

3

Komunitas Comicotopia tidak

ketinggalan memperlihatkan komik

- komiknya.

4

Teman - teman dari

komunitas Stand Up Indo Bali juga

turut memeriahkan acara ini.

5

2

3

beberapa wirausahawan terpilih yang mampu menjadi local champion,

baik di tingkat nasional maupun Internasional. Ada empat kategori

yang diperebutkan, yakni The Rookie of The Year, Wonder Woman of

The Year, Technopreneur of The Year, dan Lestari Entrepreneur of The Year.

“Wirausahawan yang berhasil masuk sebagai nominee adalah mereka

yang profilnya pernah diangkat oleh majalah BPR Lestari, Money & I

Magazine,” terang Alex P Chandra.

Untuk nominee di kategori The Rookie yang notabene penghargaan

khusus untuk wirausahawan muda diisi oleh nama-nama segar, seperti

Agung Istri Sari Dewi, Christian Bagus, Ayu Mellyta, dan Windu Segara

Senet. Penghargaan The Rookie pun berhasil diraih oleh Windu Segara

1

4

5

Page 23: M&I Vol  62

23Vol. 62 | Apr-Mei 2015

EVEnt

Senet lewat usaha Mangsi Coffee-nya. Sementara untuk Wonder

Woman yang diunggulkan adalah Shinta Chrisna, Bintang Mira, Rani

Rai, IGAA Inda Trimafo Yudha, dan Swandewi. Nama Bintang Mira

lewat usaha Balibatiku keluar sebagai pemenang kategori Wonder

Woman. Sementara untuk kategori Technopreneur terdapat nama I

Made Artana, Hendra W Saputro, Wahya Biantara, dan Agung Oka

Sudarsana. I Made Artana, founder STMIK Primakara ini pun berhasil

meraih pemenang di kategori tersebut.

Lestari Entrepreneur of The Year adalah penghargaan tertinggi dari BPR

Lestari untuk entrepreneur paling berprestasi. Dari nama-nama nominee

seperti Sabbatha Rahzuardi, Jango Pramarta, Reno Nirmala, I Wayan

Tuges, Anom Wijaya Darsana, dan Mardi Sumitro. Walikota Denpasar

IB Rai Dharma Wijaya Mantra yang turut hadir di gelaran EF pun

mengumumkan nama Jango Pramartha lewat usaha Bog-Bog Magazine

lah yang keluar sebagai pemenang utamanya.

Dalam kesempatan tersebut bapak Walikota juga menyampaikan

bahwa event seperti Entrepreneur Festival merupakan salah satu ajang

yang patut diapresiasi. “MEA yang sudah didepan mata akan menjadi

ajang kompetisi para pegiat lokal dengan orang luar, karenanya kita

harus meningkatkan kualifikasi untuk bersaing dengan mereka,” ujar

beliau.

Entrepreneur Festival 2015 juga memberikan penghargaan khusus

untuk tokoh Bali yang mampu menginspirasi dan sukses berkiprah baik

di skala nasional maupun internasional. Penghargaan bertajuk The Icon

tersebut diberikan kepada gitaris I Wayan Balawan. Selain hadir untuk

menerima penghargaan, I Wayan Balawan juga turut memeriahkan EF

lewat permainan gitar jazzy-nya yang spektakuler. Bahkan, Balawan

sempat berkolaborasi dengan Chairman BPR Lestari, Alex P Chandra

menyanyikan sebuah tembang klasik, What a Wonderful World. Oleh

aksi mereka, Entrepreneur Festival 2015 pun semakin berwarna.

Page 24: M&I Vol  62

24 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

“Kelebihan BOG-BOG adalah

bagaimana kartun-kartunnya

mampu menyampaikan sebuah

pesan tanpa kata-kata. Itu yang

berusaha ditonjolkan.”

- Jango Pramartha -

Penghargaan tertinggi M&I

Awards dan BPR Lestari

yang dilabeli tajuk Lestari

Entrepreneur of The Year jatuh

pada sesosok kartunis populer

Bali bernama Jango Pramartha.

Ia sukses membangun sebuah

bisnis kreatif lewat brand

majalah kartun pertama di

Indonesia, BOG-BOG. Meski di

awal karirnya, Jango harus jatuh

bangun membangun bisnis yang

berbekal passion tersebut.

Semenjak dirilis Majalah Bog-

Bog telah menjadi fenomena

budaya pop tersendiri di ranah

industri kreatif Indonesia. Tak

hanya pujian berupa Rekor Muri,

tetapi juga mendorong para

generasi muda untuk melirik

profesi kartunis, tidak hanya

sebagai sekadar passion, tetapi

juga masa depan mereka.

Dalam perkembangannya,

Bog-Bog juga muncul sebagai

merchandise, jasa desain

dan ilustrasi. Ia pun mampu

menempatkan profesi kartunis

bangsa ini di tingkat paling

eksklusif. Terlebih dengan

konsep kreatif yang begitu

berani, yakni mengolah elemen

‘kritik’ menjadi sebuah hiburan.

“Lestari Entrepreneur of The Year 2015”

Jango Pramartha“Wonder Woman of The Year 2015”

Bintang Mira

Para bintang yang bersinar di Entrepreneur Festival 2015

The Winner Goes To...

EVEnt

Penghargaan diberikan oleh Walikota Denpasara IB Rai Dharmawijaya Mantra

Penghargaan diberikan oleh pemenang The Wonder Woman 2014 Niluh Djelantik

“Ini untuk membuktikan, bahwa Bali punya batik, dan dapat

berprestasi”

- Bintang Mira Afriningrum -

M&I Awards

mengapresiasi

penuh para

womanpreneur di Bali yang sukses

mengembangkan usahanya dan

mengangkat identitas lokal.

Apresiasi tersebut pun

tersematkan dalam kategori

Wonder Woman. Penghargaan

khusus untuk para wanita

Bali yang berjuang di dunia

kewirausahaan ini pun jatuh

pada sosok desainer bernama

Bintang Mira Afriningrum.

Lewat brand Balibatiku, Bintang

Mira mencetuskan sebuah

konsep Batik Bali. Ia percaya

bahwa Bali memiliki motif Batik

dengan ciri khasnya tersendiri.

Perempuan kelahiran 26 Maret

1971 ini pun mengeksplor

keindahan Batik Bali dengan

menghadirkan motif-motif ikonik

Bali, seperti poleng, barong,

patra, dan ilustrasi seni tari Bali

di atas lembaran kain katun.

Selain itu, Bintang juga

mengkreasikannya dalam barang

siap pakai, seperti gaun, baju,

tas, sepatu, kipas, dan aksesoris

fashion lainnya. Upaya Bintang

menjadikan Batik Bali naik kelas.

Page 25: M&I Vol  62

25Vol. 62 | Apr-Mei 2015

“Untuk orang-orang muda,

jangan pernah berhenti

menyerah, kejar apa yang

kamu inginkan, semua bisa

tercapai kalau kita berusaha

mewujudkannya”

- Windu Segara -

Rookie of The Year adalah

penghargaan khusus

dari M&I Awards untuk

young entrepreneur, di mana

dengan kualifikasi usia di bawah

35 tahun. Penghargaan ini pun

jatuh pada dr. Made Windu

Segara Senet, S.Ked. Tapi, Windu

Segara Senet bukan sembarang

dokter. Di balik profesi mulianya

di bidang kesehatan, pria

kelahiran 10 Maret 1989 ini juga

mengembangkan usaha kedai

“The Rookie of The Year 2015”

Windu Segara Senet“Kami di Primakara, memang

akan mengarahkan mahasiswa

untuk berkarir secara global atau

pun entrepreneur di bidang IT.”

-I Made Artana-

Technopreneur of The Year

adalah penghargaan

khusus dari M&I Awards

yang didedikasikan untuk

entrepreneur Bali yang mampu

berinovasi dan mengaplikasikan

teknologi pada usahanya.

Predikat Technopreneur tahun ini

pun jatuh pada I Made Artana.

Pria kelahiran 14 Agustus 1976

ini mendirikan sebuah lembaga

pendidikan baru bernama STMIK

Primakara yang berfokus dalam

mencetak para technopreneur

muda atau SDM Bali yang

“Technopreneur of The Year 2015”

I Made Artanakopi bernama Mangsi Coffee

yang populer di kalangan kawula

muda Denpasar. Bahkan sejak

2004, sebelum kedai kopinya

didirikan, Mangsi telah lebih

dahulu eksis menularkan “virus

minum kopi lokal” lewat produk-

produk kopi racikanya. Dari

periode 2004 – 2013, Mangsi

bergerilya lewat bubuk kopi

kemasannya, namun baru di

tahun 2013 lalu impian Windu

untuk memiliki sebuah kedai kopi

Mangsi terwujud.

Windu pun berhasil menciptakan

sebuah kedai kopi yang tidak

hanya berfungsi sebagai tempat

ngopi dan nongkrong, tetapi juga

kegiatan kreatif yang menarik.

mampu berkompetisi di industri

teknologi dan informasi, baik

di kancah nasional maupun

internasional.

Dunia IT seakan menjadi api

semangatnya dalam melahirkan

ide segar dan inovasi kreatif

untuk setiap rancangan

bisnisnya. Dunia IT dan dunia

pendidikan pun kini bak

dikawinkan oleh Made Artana

di atas cita-cita mulianya. I

Made Artana juga mengelola

perusahaan yang masih

berkaitan dengan IT, yakni PT.

Bali Soket Informindo, sebuah

perusahaan pengembang

perangkat lunak.

Penghargaan diberikan oleh Peraih The Rookie 2014 Dewandra Djelantik

Penghargaan diberikan oleh peraih The Technopreneur Award 2014 Putu Sudiartha ditemani oleh salah satu juri Sayu Sutrisna Dewi

Page 26: M&I Vol  62

26 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

The Icon adalah penghargaan khusus M&I

Magazine dan BPR Lestari untuk tokoh

Bali yang mampu menjadi inspirator dan

bertindak sebagai inovator yang sukses

berkiprah bukan hanya di tingkat lokal,

namun juga kancah nasional. Pada tahun lalu, penghargaan

ini jatuh kepada Joseph Theodorus selaku pendiri Joger.

Dan untuk tahun ini, The Icon of The Year diberikan kepada

Balawan, sosok musisi dan gitaris handal yang sukses

mengukir prestasi bukan hanya di dalam negeri ataupun

nasional, namun juga hingga ke mancanegara.

Pria kelahiran 9 September 1973 ini lebih dikenal sebagai

musisi Jazz Indonesia. Namanya berkibar lantaran ia

menguasai teknik bermain gitar Touch Tapping Style. Ia juga

membentuk sebuah grup musik etnik bernama Batuan

Ethnic Fusion, di mana para pemusik di dalamnya merupakan

seniman dari kampung halamannya sendiri, yakni Desa

Batuan Gianyar. Ia pun secara lihai menggabungkan

musik etnik gamelan Bali dengan petikan gitar jazzy-nya.

Bersama Batuan Ethnic Fusion, Balawan telah melahirkan

album Globalism, di mana kental dengan atmosfer musik

eksperimental, namun mampu menuai respon positif di

industri musik nasional.

Di Batuan Ethnic Fusion, Balawan mengombinasikan alat

musik gitar, drum, bass, dengan alat-alat musik tradisional

Bali, di mana mampu menghasilkan suara-suara baru yang

menjadi ciri khasnya. Balawan juga mulai mengembangkan

teknik tapping pada permainan gitarnya. Dengan

menggunakan seluruh jari-jarinya, Ia pun mulai memainkan

nada-nada jazz dengan pentatonik nada-nada Bali.

“The ICON 2015”

I Wayan Balawan Populerkan Bali Lewat Musik

THE ICON!

Penghargaan yang

diberikan kepada

tokoh lokal yang telah

meraih prestasi secara

luas. Penghargaan ini

untuk mendorong agar

banyak insan-insan

lokal yang mengejar

prestasi hingga tingkat

nasional.

Page 27: M&I Vol  62

27Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Proses Penilaian & Screening

Lestari Entrepreneur of The Yeardan M&I Award 2015

Bagaimana proses penilaian di lakukan? Diawali dari screening data narasumber,

di mana redaksi Money & I memilih narasumber berdasar performa perusahaan

yang dinilai inspiratif dan sarat pembelajaran. Kemudian dikelompokkan menjadi

4 kategori dalam dua penghargaan, M&I Award dengan kategori ‘The Rookie’ untuk

pengusaha dengan usia di bawah 35 tahun, ‘The Wonder Woman’ untuk pengusaha

wanita dan ‘The Technopreneur’ bagi pengusaha di bidang teknologi. Dan penghargaan kedua

adalah ‘Lestari Entrepreneur of The Year’, penghargaan yang diberikan kepada pengusaha yang

skala bisnisnya masif dan diakui secara nasional dengan ide yang kompetitif. Proses penjurian

dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 dengan ketua juri I.A. Selly Dharmawijaya Mantra dan

beranggotakan Sayu Sutrisna Dewi (Dosen Universitas Udayana dan pegiat kewirausahaan),

Arif Rahman (Pemimpin Redaksi majalah Money&I) serta pemenang The Rookie Award 2014

Dewandra Djelantik, Wonder Woman Award 2014 Niluh Djelantik dan Putu Sudiartha selaku

peraih Technopreneur Award 2014.

Terdapat beberapa kriteria penilaian dengan bobot yang berbeda, yakni :

• Bisnisnya sudah eksis sedikitnya 5 tahun.

• Produk & performa perusahaan excellent.

• Brand-nya populer, diliput media secara

luas, berprestasi atau produknya diekspor

ke pasar internasional.

• Ada sejumlah outstanding move yang

dilakukan oleh pengusaha, sehingga

bisnisnya bertumbuh.

• Skala bisnisnya memungkinkan untuk

terus bertumbuh dan model bisnisnya bisa

ditiru serta mampu menjadi inspirasi bagi

siapa saja yang hendak mendirikan usaha

serupa (mampu diraih).

• Menjaga kearifan lokal (force for good).

Bobot Penilaian

• Kreativitas 40%

• Brand Awareness 30%

• Local Content / Kearifan Lokal 30%

Untuk M&I Award, hasil tabulasi untuk

The Rookie diberikan kepada Windu Segara

yang memperoleh score 171, meninggalkan

nominator lainnya yang memperoleh score di

bawah 160. Persaingan ketat justru terjadi di

kategori Wonder Woman dan Technopreneur.

Masing-masing diraih oleh Bintang Mira yang

memperoleh score 161 dan I Made Artana

dengan score 164, mereka hanya unggul 1 dan

2 poin dari nominator lainnya. Selamat untuk

para pemenang, terus berkarya dan jangan

berhenti menebar inspirasi.

EVEnt

Page 28: M&I Vol  62

28 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Heboh batu akik menyapu

seluruh pelosok negeri. Di

mana-mana orang ngobrolin

Batu Akik. Berbicara tentang

Batu Akik kini tak kalah

seru dibanding ngomongin sepak bola. Bisa

seharian dan enggak ada habisnya. Bisnis

batu akik pun tumbuh bak jamur di musim

hujan. Batu Bacan, Batu Garut, Batu Sungai

Dareh, Batu Kalimaya, atau Batu Giok Aceh

menjadi “selebritis” yang diburu penghobi

dan kolektor Batu Akik. Harganya ampuuun,

konon ada yang mencapai miliaran rupiah

Menggeliatnya bisnis Batu Akik menarik

ditinjau dari sudut pandang kalangan kelas

menengah (saya menyebutnya: Consumer

3000). Di buku saya Consumer 3000, saya

menyebut konsumen dari kalangan kelas

menengah ini memiliki tiga ciri. Pertama,

inSigHt

YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

www.yuswohady.com

AKIKmemiliki daya beli tinggi (high buying power).

Kedua, berpengetahuan dan berwawasan

luas (knowledgeable) mengingat sumber-

sumber informasi terbuka luas terutama

internet. Ketiga, antar terhubung satu sama

lain (socially-connected) melalui media baru

seperti Blog, Twitter, atau Facebook.

Harus diingat, fenomena heboh Akik adalah

fenomena kelas menengah. Kenapa? Karena,

tak seperti dulu-dulu, harga Akik kini sudah

cukup mahal dari ratusan ribu sampai jutaan

rupiah. Yang mampu mengoleksi beragam

batu akik bernilai jutaan, puluhan juta,

bahkan ratusan juta hanyalah (minimal)

kalangan kelas menengah. Karena jumlah

kelas menengah begitu besar mendominasi

penduduk kita, tak heran jika heboh Akik ini

meluas demikian hebatnya.

“ Salah satu ciri lain dari kelas menengah adalah mereka mulai memiliki uang menganggur yang bisa diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk portfolio investasi mulai dari deposito, emas, properti hingga saham.”

viva

.co.

id

Page 29: M&I Vol  62

29Vol. 62 | Apr-Mei 2015

inSigHt

“Bisnis batu akik tidak tepat dikatakan sebagai investasi, lebih tepatnya adalah spekulasi.“ - Yuswohady

Dari sudut pandang konsumen kelas

menengah, ada tiga alasan yang menjadikan

bisnis ini demikian heboh.

Hobi Plus Investasi, Why Not!? Alasan pertama dari sisi hobi dan investasi.

Kelas menengah adalah konsumen

yang kebutuhan-kebutuhannya mulai

sophisticated, tak melulu mencukupi

kebutuhan sandang-pangan-papan. Dengan

kemampuan keuangan dan daya beli yang

lumayan, mereka mulai membutuhkan

hiburan, liburan, atau memanjakan hobi.

Tak mengherankan, jika bisnis hiburan

(contohnya: karaoke), liburan (contohnya:

liburan ke Singapura), dan hobi (contohnya:

hobi otomotif) merupakan bisnis yang

pertumbuhannya menggeliat luar biasa. Nah,

contoh hobi yang kini kian mereka gemari

adalah mengoleksi Batu Akik.

Hobi mengoleksi Batu Akik kini menjadi

spesial bagi kelas menengah mengungguli

hobi-hobi yang lain, karena di dalamnya

terdapat unsur investasi. Perlu diingat,

salah satu ciri lain dari kelas menengah

adalah mereka mulai memiliki uang

menganggur (discretionary income) yang bisa

diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk

portofolio investasi mulai dari deposito,

emas, properti, hingga saham. Batu Akik

berpotensi menjadi portofolio investasi yang

menarik akhir-akhir ini karena nilainya yang

terus naik. Kabar burung yang terdengar

bahkan harganya mencapai ratusan juta

bahkan miliaran rupiah.

Nah, ketika hobi dan investasi ini bisa

bersatu-padu dalam entitas bisnis Akik, maka

tak mengherankan jika bisnis ini menjadi

pilihan yang seksi bagi kalangan kelas

menengah. Mereka gegap gempita memburu

bisnis ini.

Instant Financial FreedomAlasan kedua dari sisi mimpi kelas menengah

untuk mencapai kebebasan finansial (financial

freedom). Inilah mimpi terbesar dari kalangan

kelas menengah kita. Kerja habis-habisan

di usia muda, lalu memasuki usia 40 atau 50

tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati

hidup dengan bunga deposito atau gain

saham. Nah, bisnis Batu Akik bisa menjadi

medium baru bagi kalangan kelas menengah

kita untuk mewujudkan kebebasan

finansial tersebut dengan cara aji mumpung

memanfaatkan harganya gila-gilaan.

Sesungguhnya tidak tepat mengatakan bisnis

Batu Akik sebagai investasi, lebih tepatnya

adalah spekulasi. Ya, karena tingginya nilai

Batu Akik belum sepenuhnya teruji. Takutnya

harga batu Akik yang melambung akhir-akhir

ini adalah anomali. Tak tertutup kemungkinan

tiga bulan dari sekarang nilainya jatuh seperti

yang dialami Anthorium beberapa tahun lalu.

So, maraknya bisnis akik akhir-akhir ini tak

lain adalah cermin dari “irrational exuberance”

(meminjam Alan Greenspan) untuk

mewujudkan kebebasan finansial dengan

cara-cara yang instan.

Para “pelaku dadakan” bisnis Akik ini

terobsesi untuk kaya mendadak karena

terbius oleh simpang-siur informasi

mengenai tingginya nilai Batu Akik. Saya

misalnya, menemukan di salah satu posting di

media online, bahwa harga satu Batu Akik bisa

mencapai Rp. 18 miliar, wow! Obsesi menjadi

jutawan atau miliarder dengan mudah

dan instan inilah yang menjadi penyulut

maraknya bisnis ini beberapa tahun terakhir.

Semua orang terbuai oleh obsesi menjadi

kaya mendadak.

WOM Bak Virus

Alasan ketiga adalah hadirnya media

sosial yang memainkan peran kunci dalam

“menggoreng” nilai Batu Akik yang gila-

gilaan. Seperti saya ungkapkan di depan

konsumen kelas menengah adalah kalangan

yang socially-connected alias terhubung satu

sama lain oleh media seperti Blog, Twitter,

atau Facebook. Dengan adanya media sosial,

informasi apapun merambat demikian cepat.

Contohnya harga Batu Akik Rp.18 miliar tadi,

bisa merambat demikian cepat menghasilkan

promosi dari mulut ke mulut (Word of Mouth,

WOM) yang menjadikan bisnis ini demikian

hot dan atraktif.

Komunitas-komunitas batu akik, baik offline

maupun online, menjadi agen yang penting

bagi terwujudnya WOM tersebut. Melalui

percakapan di dalam dan antar komunitas

itulah nilai bisnis Batu Akik “digoreng”

sehingga memiliki daya tarik yang luar biasa.

Kisah-kisah sukses pebisnis Batu Akik begitu

bombastis disebarkan melalui media sosial

bak virus ganas. Dari situ muncul exuberance

alias kegairahan luar biasa untuk berbisnis

Batu Akik. Tak hanya dari kalangan yang

telah lama berkecimpung di bisnis ini, tapi

terutama orang-orang awam dan pebisnis-

pebisnis Batu Akik dadakan. Harap diketahui,

yang justru heboh adalah yang terakhir ini.

Harus diakui heboh bisnis akik membawa

manfaat ekonomi yang positif bagi kita

semua. Karena itu saya selalu berdoa, agar

heboh bisnis ini bisa berlangsung terus dan

sustainable. Jangan sampai kejadian heboh

Anthorium atau Ikan Louhan terulang.

Page 30: M&I Vol  62

30 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

CIMB NIAGA KembaliPercayakan Linkage dengan BPR Lestari

CIMB Niaga kembali menaruh kepercayaannya

terhadap BPR Lestari dengan melanjutkan kerjasama

linkage program yang sempat sukses dijalankan di tahun

2014. Sementara itu untuk tahun ini, adapun dana

kredit yang dikucurkan oleh CIMB Niaga sejumlah Rp

150 miliar. Lewat suntikan dana tersebut diharapkan BPR Lestari

mampu meningkatkan penyaluran kredit di sektor UMKM Bali

secara merata.

Jumat (13/3) lalu di Kantor Pusat BPR Lestari, Teuku Umar,

penandatanganan kerjasama linkage dihadiri oleh Pribadi Budiono,

Direktur Utama BPR Lestari dan Ida Bagus Harta Mulyana, selaku

Bali Commercial Linkage Business Manager, CIMB Niaga. “Kami

EVEnt

Page 31: M&I Vol  62

31Vol. 62 | Apr-Mei 2015

EVEnt

lihat kerjasama di tahun sebelumnya sangat

bagus dengan BPR Lestari, sehingga kami

ingin melanjutkannya kembali. Selain itu

BPR Lestari juga kami anggap sebagai mitra

strategis dalam mendukung program kami

di sektor UMKM” ungkap Ida Bagus Harta

Mulyana.

“Kami berharap kerjasama ini bisa

memberikan kontribusi yang positif bagi

pengembangan sektor UMKM di Bali,” kata

Pribadi Budiono. Ia juga menyebutkan bahwa

kredit tersebut mayoritas akan disalurkan

kepada sektor perdagangan, pertanian dan

industri rumah tangga. Di tahun 2014, BPR

Lestari telah mencapai kinerja bisnis yang

sangat menggembirakan lewat penyaluran

kredit mencapai Rp 1,760 triliun.

Tidak hanya itu, aset investasinya juga

menembus angka Rp 2,6 triliun. Tidak hanya

CIMB Niaga yang memperpanjang kerjasama

linkage program-nya dengan BPR Lestari di

tahun 2015, melainkan juga BII juga secara

resmi mengucurkan dana kredit sebesar Rp

150 miliar di program serupa.

Pribadi berharap di tengah persaingan yang

semakin ketat, baik dalam pengumpulan dana

maupun kredit, BPR Lestari mampu menjaga

tren positif dalam ekspansi bisnisnya. “Hal ini

sejalan dengan keinginan kami untuk dapat

terus berperan optimal dalam mendorong laju

perekonomian Bali khususnya,” terangnya.

Lewat pencapaian aset di angka Rp 2,602

triliun di tahun 2014 menjadikan BPR Lestari

mampu mempertahankan prestasinya

sebagai BPR Lestari ketiga terbesar di tingkat

nasional.

Page 32: M&I Vol  62

32 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SpECiAL FEAturE

Raih Mimpi Lewat Dunia AnimasiL O R D O F T H E R I N G B E R H A S I L M E R A I H S E B E L A S N O M I N A S I P A D A A C A D E M Y

A W A R D S . K A T E G O R I Y A N G D I M E N A N G K A N A D A L A H B E S T V I S U A L E F F E C T S ,

B E S T A R T D I R E C T I O N , B E S T C O S T U M E D E S I G N , B E S T D I R E C T I N G ,

B E S T F I L M E D I T I N G , B E S T M A K E U P, B E S T M U S I C ( O R I G I N A L S O N G ) ,

B E S T M U S I C ( O R I G I N A L S C O R E ) , B E S T S O U N D M I X I N G , B E S T A D A P T E D

S C R E E N P L A Y S E R T A B E S T P I C T U R E .

Jika Anda penggemar film, pasti

tidak asing dengan trilogi tersukses

sepanjang sejarah Lord of the Ring.

Total meraih 17 piala Oscar, di mana

franchise puncaknya Return of The King,

meraih 11 diantaranya dari 11 nominasi. Tapi

tahukah Anda bahwa film ini, untuk proses

render-nya saja membutuhkan waktu 1 hari

per frame [1 detik = 24 frame] yang dikerjakan

dengan komputer super mahal seri terbaik.

Ketika tim M&I menggelar event Entrepreneur

Festival bulan lalu, kami juga berhadapan

dengan situasi ini. Beberapa sesi acara diisi

dengan tampilan gambar video animasi

singkat, mulai dari opening hingga video

profil. Untuk membuat video pendek

tersebut, Wahyu dari tim desain kami,

membutuhkan waktu hingga berhari-hari

hanya untuk proses render.

Selama proses ini, komputer hanya

digunakan untuk satu fungsi saja, dan

dibiarkan terus bekerja tanpa putus.

Bahkan mirisnya, salah satu komputer yang

digunakan akhirnya meleduk (mainboard

terbakar), karena tidak sanggup dipaksa

bekerja diluar kapasitas kemampuan.

Render adalah proses membuat gambar

menjadi utuh. Semakin detil obyek yang

diciptakan, maka render nya akan semakin

lama. Animasi 2 dimensi akan lebih mudah

di-render daripada yang 3 dimensi atau, yang

memiliki tingkat presisi visual lebih detil

daripada yang 2 dimensi.

Mengejar Lord of The RingDalam Film Lord of the Ring, kita melihat

bagaimana semua visual yang ditampilkan

demikian nyata. Naga dengan kobaran

apinya, monster-monster bernama Orc

yang tampak buas, bahkan kampung Peri

Rivendell yang demikian memukau. Semua

itu hanya bisa tercipta dengan motion graphic

“tingkat dewa”. Dan tentu saja dengan

pengerjaan waktu hingga bertahun-tahun

yang melibatkan ratusan orang.

Fantastisnya, The Lord Of The Ring menjadi

satu-satunya dalam sejarah piala Oscar

dari genre film fantasi yang mampu

memenangkan penghargaan ini, dan telah

membukukan pendapatan mencapai $ 2,9

miliar dari penayangannya di seluruh dunia.

Sementara biaya pembuatannya tak lebih

dari $ 297 juta. Ini artinya, film ini meraih

laba hingga $ 2,6 M atau setara dengan Rp.

3,4 T . Jumlah ini, 13 kali lebih besar dari

pada penerimaan daerah Kota Denpasar

tahun 2014 lalu. Wow!

Page 33: M&I Vol  62

33Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SpECiAL FEAturE

Sulitnya pengerjaan film animasi menjadikan

industri ini padat karya, melibatkan

ratusan orang dengan kemampuan teknik

tingkat tinggi dalam proses pengerjaannya.

Beberapa anak-anak muda bertalenta di

Indonesia, banyak yang tercatat pernah

terlibat dalam pembuatan sejumlah film-film

besar Hollywood seperti seri Transformer.

Dan banyak diantara mereka yang hanya

kebagian tugas “ringan”. Mereka kadang

hanya mengerjakan bagian efek lightning

saja, yang durasinya selama beberapa detik

selama 6 bulan proses penyelesaiannya.

Industri animasi sendiri telah berkembang

di Amerika sejak tahun 70-an, di mulai dari

Walt Disney dengan berbagai impiannya.

Kemudian diikuti dengan Jepang yang

populer lewat komik-komiknya, sebelum

akhirnya bertransformasi dalam bentuk

film. Praktis, ketika bicara film animasi,

maka dua negara itulah yang menjadi kiblat,

pemain utama nyaris tanpa pesaing. Selama

berdekade, persepsi ini bertahan kokoh.

Seolah ingin menyampaikan bahwa industri

animasi, sepertinya memang bukan domain

negara-negara kecil, seperti Indonesia, yang

sebaiknya hanya berkutat dengan agribisnis

atau kerajinan tangan semata.

Teknologi terbaik yang mampu kita buat

dalam perfilman adalah dengan wayang

boneka yang booming tahun 80-an lewat

tokoh si Unyil.

”Dikemplang” Upin & IpinMahal dan rumitnya proses dalam industri

animasi, akhirnya hanya menjadikan orang-

orang Indonesia yang berminat pada genre

ini memilih mengerjakan proyek-proyek

kecil. Animasi pendek untuk iklan, opening

video tayangan televisi atau yang paling jauh

adalah membantu proyek-proyek industri

besar dari Amerika dan Jepang. Dan ini

cukup untuk membuat hati nyaman dan

tenang. Selama bertahun-tahun kita terbuai

dengan zona peraduan ini.

Namun sejak awal periode 2000-an, seluruh

masyarakat perfilman Asia dikagetkan

dengan Malaysia, negara tetangga kita ini,

mampu memproduksi serial film animasi

www.panduaji.net

Page 34: M&I Vol  62

34 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

dengan durasi 30 menit berjudul Upin dan

Ipin. Film ini bukan hanya sukses dari sisi

visual yang rapi, tapi juga dari sisi cerita yang

lekat dengan kehidupan masyarakat melayu.

Hanya dalam waktu singkat, Upin dan Ipin

menjadi “virus” baru yang digemari tidak

hanya oleh anak-anak, namun juga orang-

orang dewasa dan remaja.

Tidak berhenti disitu, keberhasilan Upin dan

Ipin seolah meruntuhkan tembok besar yang

mengungkung. Mulailah film-film animasi

lain di produksi. Yang mulai meraih perhatian

sebaik Upin dan Ipin adalah Bo Bo Boi.

Keberhasilan Malaysia, diikuti oleh India.

Yang diam-diam juga mampu melahirkan

film-film animasi ciamik dan mendapat rating

tinggi di Indonesia. Serial Khrisna adalah

salah satunya.

Invasi film animasi ini, kemudian berdampak

luas bahkan ke budaya anak-anak kita.

Banyak diantara mereka yang pandai

SpECiAL FEAturE

berlogat Melayu, berbicara dengan istilah

kata bahasa Malaysia dan menyampaikan

gurauan “betul… betul… betul” ala tokoh

rekaan dari negeri jiran tersebut.

Kondisi ini, membuat semua pelaku kebijakan

publik di negeri ini bak kesambar petir. Shock

therapy dari Upin dan Ipin menjadi sengatan

yang membangunkan kita dari tidur nyenyak

yang nyaman. Kenapa Malaysia yang berjarak

beberapa ‘jengkal’ sanggup menari-nari di

halaman rumah kita dengan hasil produksi

mereka.

Struktur kementrian pun diubah dengan

menghadirkan posisi baru “Ekonomi Kreatif”,

yang tujuannya khusus untuk mendorong

terciptanya atmosfer positif dunia perfilman

kita, termasuk diantaranya animasi. Swasta

dididorong dengan sejumlah insentif untuk

proyek-proyek animasi. Sekolah-sekolah

animasi berdiri dan mulai berproduksi.

Banyak diantara mereka mendapat bantuan

pendanaan dari pemerintah, baik pusat

maupun daerah. Semua buka mata, gara-gara

“dikemplang” Upin dan Ipin.

Industri animasi sendiri terus berkembang,

dari yang awalnya hanya 2 dimensi,

kemudian menjadi 3 dimensi. Belakangan

kita bisa menyaksikan sejumlah film dengan

format 4 dimensi. Tingkat ketajaman gambar

juga semakin presisi dengan high resolution

berekstensi Blu-Ray dan setaranya.

Kemajuan teknologi ini, menjadikan gambar

nyata dan fantasi semakin tipis. Dalam film

Lord of The Ring, kita bisa melihat tampilan

visual yang seoalah nyata padahal faktanya

hanyalah tampilan “green screen” yang

ditransformasi dalam tabung komputer

menjadi obyek khayalan. Bahkan dalam

beberapa scene, banyak peran stuntman yang

SpECiAL FEAturEw

ww

.kas

kus.

com

Page 35: M&I Vol  62

35Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SpECiAL FEAturE

melakukan adegan berbahaya mulai diganti

dengan CGI, atau ribuan pasukan tentara

yang hanya berupa manipulasi visual effect.

Berbagai kemajuan ini, membuat kita

semakin tertinggal. Padahal sejak suksesnya

film-film Doraemon, Dragon Ball, Sinchan dan

serial manga Jepang di Indonesia tahun 90-

an, sudah merupakan clue bahwa industri ini

bergelimang peluang. Kita diam sementara

Malaysia dan India bergerak mengejar

ketertinggalan. Mereka berhasil dan sudah

berada jauh di depan, kita baru melek dan

mulai memproduksi.

Agung Oka Sudarsana, salah satu penggiat

industri animasi di Bali belum melihat

prospeknya bagi animator lokal berkarir

di dalam negeri, bisa sebaik jika berkarir

diluar negeri. “Bagi saya, kerja di industri

“Kerjaan untuk animator di Indonesia masih sedikit. Kalau pun ada, tetapi dalam hal apresiasi masih kurang. Industrinya belum ada di sini. Saya belum tahu nanti 5 tahun ke depan apakah profesi animator bisa cukup menjanjikan di Indonesia. Kita lihat saja nanti.”

animasi itu sangat cerah sekali, asalkan

jangan cari kerjanya di Indonesia. Kalau

bisa kerja di luar dulu beberapa tahun,

kalau sudah punya networking yang kuat,

bisa dikerjakan di Indonesia. Kerjaan untuk

animator di Indonesia masih sedikit. Kalau

pun ada, namun dalam hal apresiasi masih

kurang. Industrinya belum ada di sini. Saya

belum tahu nanti 5 tahun ke depan apakah

profesi animator bisa cukup menjanjikan

di Indonesia. Kita lihat saja nanti,” ujarnya

kepada reporter kami.

Memang, saat ini pelan tapi pasti, film-film

animasi karya anak negeri mulai diproduksi.

Adit dan Sopo Jarwo adalah salah satunya.

Sedikit terlambat, tapi lebih baik daripada

tidak sama sekali. Kita semua berharap, ini

adalah awal dari bangkitnya industri animasi

di Indonesia, tak terkecuali di Bali.

ww

w.n

ocoo

kie.

net

Page 36: M&I Vol  62

36 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah membangun

zona klasifikasi industri di kawasan Indonesia. Bali pun

terpilih menjadi zona pengembangan untuk Industri

kreatif. Salah satu bentuk kongkrit dari program

pemerintah ini dengan mendirikan Bali Creative Centre,

sebuah kawasan yang diisi oleh semua pelaku bisnis kreatif. Salah satu

gedungnya adalah IT Park Centre, diharapkan nanti ide ini bisa menjadi

“Silicon Valley” nya Bali.

Untuk start perdana, kami dari Money&I mendapat undangan dari

Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) selaku inisiator

program ini untuk menyeleksi sejumlah start up yang akan diinkubasi di

disini. Ini merupakan undangan kedua, ketika tahun sebelumnya kami

juga di undang saat proses peresmiannya.

IT Park Centre sendiri dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang

mumpuni. Semua teknologi terbaru ada diruangan ini. Fasilitas meeting

yang mewah dengan LCD proyektor interaktif super jumbo, Ruang

theater, motion graphic dan beragam high tech lainnya. Tidak ketinggalan,

TOHPATIIT PArK CenTre

SpECiAL FEAturESpECiAL FEAturE

Page 37: M&I Vol  62

37Vol. 62 | Apr-Mei 2015

ada kafetaria serta interior yang di konsep

demikian funky dan cozy. Konsep ini selaras

dengan semangat kreatif yang hendak

didorong.

Jika nantinya diisi dengan anak-anak muda

bertalenta, maka bukan tidak mungkin

tempat ini akan jadi awal lahirnya film-film

animasi berkualitas tanah air.

SpECiAL FEAturESpECiAL FEAturE

Page 38: M&I Vol  62

38 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

intErViEwintErViEw

Animasi JepangMade in Bali

Agung Oka Sudarsana - Timeline Studio

Siapa sangka kartun-kartun

populer asal Jepang, seperti

Doraemon, Crayon Sinchan,

dan One Piece dikerjakan di

Bali. Ya, tepatnya di sebuah

studio animasi bernama Timeline Studio

yang dirintis oleh Agung Oka Sudarsana

bersama saudaranya Agung Sanjaya.

Studio yang berlokasi di bilangan Gatot

Subroto Barat ini kerap menerima proyek

dari beberapa studio animasi Jepang

ternama, bahkan proyek animasi dari

Hollywood pun pernah dikerjakannya.

Untuk proyek-proyek animasi luar,

Timeline Studio biasanya dilibatkan

dalam pengerjaan background animasi

saja. Misalnya di setiap seri Crayon

Sinchan, Timeline bisa memproduksi

100 buah latar belakang animasi

yang dirampungkannya dalam waktu

seminggu. Detil-detil rumah beserta

kelengkapannya, pohon-pohon, langit

biru, halaman, dan segala macam suasana

latar belakang animasi. Tercatat lebih

dari 30 judul film animasi Jepang yang

elemen latar belakangnya dikerjakan

oleh Timeline Studio. Selain Sinchan dan

Doraemon, ada serial animasi lainnya

yang banyak digandrungi anak-anak,

seperti One Piece, Prince of Tennis, Fairy

Tale, B-Daman, dan lain-lain.

Tak hanya menerima proyek film

animasi dari luar negeri, di dalam

negeri pun Timeline sering mendapat

tawaran proyek dalam negeri. Misalnya

mengerjakan film animasi pendek,

iklan-iklan animasi dari produk

makanan ringan, video klip musik hingga

pengerjaan visual efek sebuah film lokal.

Bahkan Timeline juga pernah diajak kerja

sama dengan Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif Indonesia beberapa

tahun lalu untuk mengerjakan seri-seri

dari animasi Cerita Rakyat Nusantara.

Oleh Agung Oka Sudarsana, bisnis

Timeline Studio pun dikembangkan

sedemikian rupa. Tidak hanya berkutat

di animasi dan multimedia, tetapi juga

merambah dunia pendidikan dan event

organizer. Bahkan lewat sekolah animasi,

Bali Media College yang didirikannya

sejak 2013 lalu, ia bercita-cita untuk

mencetak SDM-SDM profesional bidang

animasi yang siap pakai di industri.

Money & I Magazine berkesempatan

mewawancarai Agung Oka di kantor

Timeline Studio. Pria asli Negara ini

pun menceritakan latar belakang

berdirinya Timeline dan aktivitas kreatif

di dalamnya. Berikut petikan wawancara

panjangnya!

Boleh tahu sekarang Timeline Studio sedang sibuk mengerjakan project apa?

Sedang mengerjakan proyek animasi

untuk LSM Internasional tentang

kampanye pemberantasan rabies.

Nantinya kampanye dengan kemasan

animasi ini akan diputar di beberapa

negara di Asia. Sekarang masih tahap

produksinya. Kalau proyek animasi

Jepang sih masih kami kerjakan, salah

satunya Sinchan The Movie. Studio

animasi Jepang memang lebih lancar

memberikan project, mungkin karena

networking kami yang lebih kuat di sana

dan mereka tahu kualitas kami seperti

apa. Kebanyakan studio animasi di

Indonesia itu seperti pengrajin. Kalau ada

yang ngorder baru bisa kerja.

Sebuah studio animasi Bali berkontribusi dalam pembuatan sejumlah kartun populer produksi Jepang.

Page 39: M&I Vol  62

39Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 40: M&I Vol  62

40 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

intErViEw

“Kalau project Sinchan

akan ada tim dari tiga

negara yang mengerjakan,

yakni Bali, Korea dan

Jepang untuk mastering

dan finishing keseluruhan

materinya. Setelah

pengerjaan detil, seperti

background dan karakter

selesai baru yang studio

Jepang mengerjakan tahap

produksi akhirnya..”

Bagaimana cikal bakal pendirian Timeline Studio ini?

Kenapa saya membuat studio animasi di Bali

ini sebenarnya awalnya untuk memenuhi

permintaan seorang klien dari salah satu

studio animasi Jepang yang waktu itu ingin

memberikan project untuk saya, tapi dia

minta agar kami mengerjakannya di Bali. Ia

menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap

tenaga kerja animasi di Bali, karena dia pikir

SDM di sini tidak terlalu mahal dan bisa

meringankan ongkos produksi mereka. Nah,

saya ditantang untuk mewujudkan studio

animasi di sini dan saya pikir kenapa enggak,

toh dari segi skill kita enggak kalah kok.

Di awal-awal Timeline ini berdiri, proyek

yang kami terima lebih fokus pada

pengerjaan background animasi. Bukan di

karakter, karena waktu itu animasi belum

ngetrend di Bali, jadi masih sulit mencari

orang yang skill-nya bisa membuat gambar

bergerak. Alhasil yang bisa dimulai lebih

cepat hanya untuk pengerjaan background.

Kebetulan di Bali kita banyak punya bakat-

bakat pelukis. Pembuatan background ini

sangat cocok dengan skill yang mereka

punya. Tinggal beri sedikit pengarahan

saja sudah bisa membuat background yang

diharapkan.

Di Indonesia sendiri, Anda tahu ada berapa banyak studio animasi seperti Timeline ini?

Di Indonesia sendiri, enggak cuma studio

kami yang eksis. Ada kok studio animasi

besar di Batam, bahkan perusahaan

mereka lebih besar dengan tenaga kerja

animator mencapai ratusan. Orderannya

pun juga banyak dari Singapura dan Jepang.

Perkembangan studio animasi di Batam

sangat pesat, terutama karena adanya

banyak permintaan dari studio animasi

Singapura yang biasanya mengerjakan

proyek Hollywood. Saya pikir studio yang

di Batam ini berdiri juga karena adanya

permintaan dari industri animasi di

Singapura.

Bisa ceritakan bagaimana sistem pengerjaan proyek animasi yang dilimpahkan dari studio animasi Jepang kepada Timeline Studio?

Kerja project seperti ini kan kerja tim. Masing-

masing seri itu pengerjaannya satu bulan.

Nanti timnya akan dibagi. Kalau project

Sinchan akan ada tim dari tiga negara yang

mengerjakan, yakni Bali, Korea, dan Jepang

untuk mastering dan finishing keseluruhan

materinya. Setelah pengerjaan detil, seperti

background dan karakter selesai baru

yang studio Jepang mengerjakan tahap

produksi akhirnya. Biasanya satu studio bisa

menangani puluhan proyek. Nah mereka

secara rutin menyalurkan proyek itu ke kita.

Bahkan satu studio saja, saya kewalahan

menanganinya, karena terlalu banyak seri

sementara SDM kita terbatas. Kalau mau

nambah di divisi background itu kita harus

training dan ngajar mereka lagi. Itu butuh

waktu lama. Jadi kita kerjakan apa yang kita

bisa saja dulu.

Kalau diperhatikan secara seksama,

animasi Jepang itu antara suara dubbing dan

gerakan mulutnya pasti enggak pas. Beda

dengan animasi Walt Disney itu pasti pas

antara mimik dan suaranya. Karena proyek

pengerjaan di sana sistem kerjanya beda.

Mereka dubbing dulu baru gambar. Tapi

kalau di Jepang, gambar dulu baru dubbing,

makanya sering enggak pas. Kami pernah kok

ngambil project dari Amerika dan memang

cenderung lebih sederhana pengerjaannya.

Perbedaan apa yang mendasar dari pengerjaan background dengan karakter?

Secara teknis keduanya sangat berbeda.

Kalau pembuatan karakter itu harus

memikirkan gerakan. Kalau membuat

background itu ya seperti melukis. Tapi tidak

Page 41: M&I Vol  62

41Vol. 62 | Apr-Mei 2015

intErViEw

“Kebanyakan studio animasi di Indonesia itu seperti pengrajin. Kalau ada yang ngorder baru bisa kerja...”

boleh asal, harus memperhatikan penataan

jauh dekat warna. Kalau sekarang anak-anak

yang ikut training sama saya malah cenderung

tertarik mengerjakan karakter animasi,

sehingga background dilupakan. Padahal

elemen ini sama pentingnya dengan karakter.

Di samping itu, memang sekolah animasi

yang konsentrasinya untuk pembuatan

background belum ada di Bali.

Berdasarkan pengalaman Anda, gambaran besar dari proses produksi film animasi itu sendiri seperti apa?

Seperti yang sempat saya katakan bahwa

ini kerja tim. Biasanya akan ada satu

orang yang ditunjuk untuk membuat story

board, semacam alur cerita beserta dialog-

dialognya. Kemudian barulah menuju

proses drawing terhadap background dan

karakter animasi yang ingin diciptakan.

Tiga komponen lainnya yang sangat

urgen adalah proses dubbing, scoring dan

editing. Dubbing adalah tahap yang paling

rumit dalam produksi film animasi. Kami

harus menemukan karakter suara yang

pas dengan karakter animasi. Kami mesti

menyeleksi banyak orang untuk ini. Saking

krusialnya, pergerakan gambar pun belum

bisa diproses jika proses dubbing belum

terselesaikan. Tahap terakhir adalah editing

yang menyatukan seluruh gambar dengan

audio, sehingga menghasilkan serangkaian

pergerakan animasi yang sempurna.

Bagaimana Anda melihat minat kalangan muda terhadap profesi animator? Apakah banyak SDM animator di Bali yang bisa bersaing di industri animasi itu sendiri?

Memang banyak SDM pemula. Pemula

yang ingin sekali belajar animasi. Awalnya

mereka semangat sekali, tetapi kan ketika

masuk industri kita enggak boleh seenaknya

menggambar. Pasti harus sesuai dengan

permintaan dari yang meng-order. Tidak

bisa seenak sendiri bikin karakter. Kalau

sendiri-sendiri sih gimana aja bisa, mau

karakter gerakannya salah juga enggak

kenapa. Tapi setelah masuk industri kan

beda. Kebanyakan dari mereka kemudian

stress yang berdampak pada kualitas gambar

mereka sendiri jadi menurun. Padahal kan

tuntutan industrinya mengharuskan gambar

mereka harus sama seperti yang diminta

pemesan.

Lalu banyak dari mereka yang enggak mampu

bertahan dari tekanan industri semacam ini.

Saya dorong mereka, coba lagi dan coba lagi.

Kerja di animasi itu harus dengan senang

hati. Di sana saya mengamati perlahan-

lahan mereka berguguran. Saya juga melihat

banyak dari mereka yang salah masuk

“kamar”. Artinya mau belajar animasi, tapi

malah masuk desain grafis. Tentu keduanya

sangat berbeda. Selain itu pendidikan sama

permintaan di industri jomblang. Kalau di

pendidikan menekankan individu, sementara

di industri menekankan semangat kerja

Page 42: M&I Vol  62

42 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

tim. Kalau di sekolah mereka

dibebaskan membuat animasi apa

saja, tapi kalau sudah masuk ke

industri kan enggak bisa terserah-

terserah

Itu sebabnya Anda membuka sekolah animasi, Bali Media College tersebut?

Ya Bali Media College memang

dirancang untuk mempersiapkan

profesional animator yang siap

pakai di industri. Dari sejak

dibuka pada 2013 lalu, sudah

tiga angkatan yang kita punya.

Peminatnya malah lebih banyak

dari luar, seperti Surabaya, Jogja,

dan Solo. Saat ini saudara saya

Agung Sanjaya yang lebih banyak

fokus menjalankan sekolah

ini. Sebenarnya di sini lebih

menekankan pada kursus singkat

selama 6 bulan dan menekankan

profesionalitas. Mereka

akan mendapatkan sertifikat

setelah lulus. Sebenanrya yang

dibutuhkan di industri kan lebih

ke skill-nya, jadi enggak perlu gelar

diploma.

Kalau di Bali sendiri mulai banyak sekolah multimedia bermunculan. Tidak hanya yang levelnya perguruan tinggi, tetapi juga sekolah kejuruan. Apakah tidak ada yang Anda lihat sangat matang dalam mengajarkan animasi?

Ada satu SMK di Bali yang saya

lihat punya potensi, yakni SMK 1

Sukawati. Sekolah ini sangat serius

untuk jurusan animasinya. Bahkan

beberapa siswanya training di

sini. Lulusannya malah ada yang

kita arahkan supaya berkarir di

Batam terus ekpansi ke Singapura,

supaya enggak cuma konten lokal

saja dan juga membuat mereka

lebih berkembang. Dari Batam

dapat peluang terus ke Singapura.

Salah satu karya dari tim

Timeline Studio membuat suasana

taman pada kartun Crayon Sinchan.

11

intErViEw

KERJA DI INDUSTRI

ANIMASI ITU SANGAT

CERAH SEKALI,

ASALKAN JANGAN

CARI KERJANYA DI

INDONESIA. KALAU

BISA KERJA DI LUAR

DULU BEBERAPA

TAHUN, KALAU SUDAH

PUNYA NETWORKING

YANG KUAT BISA

DIKERJAKAN DI

INDONESIA.

~AGUNG OKA~

Page 43: M&I Vol  62

43Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Boleh flashback, bagaimana Anda memulai karir sebagai seorang animator?

Saya memulai karir pertama kali sebagai

animator itu di Jepang pada tahun 1990.

Saya di sana hampir 5 tahun sampai akhirnya

memutuskan kembali ke Bali dan mendirikan

Timeline Studio.

Sebenarnya latarbelakang saya dulu adalah

perhotelan. Saya sempat kerja di sebuah

hotel bintang lima di daerah Kuta. Saat itu

saya pernah mencicipi room division dan cook.

Nah, dapat tawaran kerja di animasi ini pun

tidak sengaja.

Saya dulu suka jual lukisan karya saya ke

tamu. Waktu itu ada tamu Jepang beli

lukisan saya. Saya jual murah ke dia, karena

saya memang lagi butuh uang. Ia kemudian

kontak ke temannya di Jepang dan bilang

kalo lukisan saya itu seperti bukan lukisan

Bali, malah lebih ke kartun. Karena dilihat

saya punya bakat, mereka pun langsung

menawari saya untuk belajar animasi ke

Jepang. Iya belajar, belum kerja saat itu. Saya

mikir lagi kalau belajar dan enggak kerja

nanti bagaimana hidup saya di Jepang. Tapi

kemudian dia bilang kalau saya mau belajar

dulu setahun, dijanjikan akan langsung dapat

pekerjaan di sana. Belajarnya langsung di

studio animasi, seperti magang.

Karena sudah punya basic, jadi saya mudah

beradaptasi dengan kerja mereka, tinggal

bagaimana harus mengikuti gambar agar

tetap sama dan sesuai dengan selera klien.

Dengan berbekal passion menggambar inilah

yang membuat saya betah bekerja di industri

ini.

Bagaimana menurut Anda prospek dari profesi animator itu sendiri? Cerahkah?

Bagi saya, kerja di industri animasi itu

sangat cerah sekali, asalkan jangan cari

intErViEw

kerjanya di Indonesia. Kalau bisa kerja di

luar dulu beberapa tahun, kalau sudah

punya networking yang kuat bisa dikerjakan

di Indonesia. Kerjaan untuk animator di

Indonesia masih sedikit. Kalau pun ada, tetapi

dalam hal apresiasi masih kurang. Industrinya

belum ada di sini. Saya belum tahu nanti 5

tahun ke depan apakah profesi animator bisa

cukup menjanjikan di Indonesia. Kita lihat

saja nanti.

Apakah ada rencana pengembangan bisnis lainnya di Timeline?

Untuk pengembangan bisnis selanjutnya,

kita mau membuat game, sebuah mobile game

dan bisa dijual di internet. Peluang game di

Indonesia cukup bagus, terutama untuk game

berbasis mobile, bukan game console.

Page 44: M&I Vol  62

44 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SmArt FAmiLY

Suzanna ChandraManaging Director, Lestari Living

Kok Sekolahnya Hanya Having Fun Saja?

Saya teringat dengan cerita lama, sekitar 6 tahun yang lalu ketika saya masih

sibuk mencari sekolah untuk kedua anak saya di Bali. Saat itu, mereka masing-

masing berusia 5 tahun (TK) dan 10 tahun (kelas 5 SD). Setelah mengunjungi

semua sekolah internasional yang ada di Bali, akhirnya hati saya terpaut pada

sebuah sekolah komunitas kecil di daerah Canggu, yakni Canggu Community

School (CCS).

Ruangan yang sederhana dengan jendela kaca sepanjang ruang kelas. Mengesankan ruangan

yang cerah dan menyenangkan untuk belajar. Terlihat halaman bermain yang luas. Ketika

saya mengintip ke dalam kelas, terlihat meja dan kursi sudah tertata secara berkelompok

(nampaknya sudah bukan lagi susunan ruangan kelas pada umumnya). Selanjutnya kami

“ Zaman kita dulu sekolah enggak begini. Banyak anak yang stress, tetapi tidak sedikit juga orang tua yang berbangga hati dengan menceritakan bahwa anaknya yang masih SD kelas 1 sudah bisa mengerjakan soal-soal kelas 5. Apalagi kalo sudah urusan matematika dan ranking di sekolah. Wah, rasanya sudah bagaimana gitu!

Page 45: M&I Vol  62

45Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SmArt FAmiLY

menengok ruang serbaguna yang digunakan

juga untuk semua acara sekolah termasuk

kegiatan olah raga. Tersedia pula ruang

komputer dan perpustakaan yang sederhana,

up to date, dan lumayan lengkap.

Pada saat yang bersamaan saya juga berpikir

bahwa sekolah kecil tersebut sangat menarik

dan terlihat fun. Keputusan untuk memilih

CCS untuk pendidikan kedua anak saya

menjadi suatu konfirmasi bagi saya dan

suami ketika melihat gaya belajar mereka

yang terlihat santai, tetapi sangat informatif

dan interaktif. Anak diajak berdiskusi dan

mengemukakan pendapat. Diarahkan

untuk bisa berargumentasi, tetapi tetap

sopan dan mengikuti aturan. Pada saat jam

bermain, terlihat anak-anak dengan aktifnya

memanfaatkan semua sudut dan ruang

bermain yang ada.

Yang lebih menyenangkan lagi adalah melihat

tutoring style yang diterapkan untuk anak-

anak sekolah, di mana anak-anak yang lebih

besar membagi waktunya untuk duduk

bersama anak-anak TK atau kelas 1, 2 dan

3. Mereka berinteraksi, membaca cerita,

menggambar dan melakukan aktivitas

bersama. Senang rasanya memperhatikan

pola laku mereka semua.

Yup, confirm. Ini sekolah yang saya mau

untuk anak-anak saya. Yup, agak meringis

juga setelah tahu biaya-biaya yang harus

dikeluarkan untuk dapat bersekolah di situ.

Yup, akhirnya saya dan suami berkomitmen,

ada barang ada harga. We just have to work

for it.

Singkat cerita kedua anak, saya

daftarkan sekolah di sana. Sambil terus

memonitor perkembangan anak, saya ikut

memperhatikan gaya pembelajaran yang

diberikan. Anak-anak terlihat happy dan

aktif, bahkan masih banyak waktu luang

setelah sekolah. Dibandingkan dengan

sepupu-sepupu mereka, anak-anak saya

memiliki lebih banyak waktu luang. Dari

sekolah setiap hari tetap ada PR yang harus

dikerjakan bertahap, pun tugas sederhana,

proyek mingguan, hingga proyek besar untuk

per semester. Tapi semua itu terlihat santai.

Sampai saya sering dengar komentar “ Ah,

kalau sekolah internasional memang santai!”

Saya sering ngobrol dengan ibu-ibu lainnya

yang memiliki anak seumuran dengan anak-

anak saya. Rata-rata mereka menyatakan

bahwa betapa sibuknya anak-anak mereka.

Sampai setiap hari after school dipenuhi

dengan berbagai les, dan lanjut dengan

mengerjakan PR sekolah. Kalau ada sedikit

waktu luang, langsung didaftarkan lagi ikut

les. Pokoknya kesannya anak tidak boleh

punya waktu luang.

Dengan alasan lebih baik diberikan kegiatan

yang akan mendukung masa depan, karena

persaingan akan sangat ketat dan berbagai

macam alasan demi masa depan anak.

Tapi pada saat bersamaan, para ibu itu

juga mengeluh. Katanya sekolah sekarang

terlalu berat, anak-anak SD sudah diberikan

materi SMP. Zaman kita dulu sekolah enggak

begini. Banyak anak yang stres, tetapi tidak

sedikit juga orang tua yang berbangga hati

dengan menceritakan bahwa anaknya yang

masih SD kelas 1 sudah bisa mengerjakan

soal-soal kelas 5. Apalagi kalo sudah urusan

matematika dan ranking di sekolah, wah,

rasanya sudah bagaimana gitu!

Karena peer pressures yang saya dapatkan,

yaitu tekanan karena pergaulan dengan ibu-

ibu tersebut, cukup membuat saya bertanya-

tanya. Apa iya sekolah anak saya terlalu

santai? Tidak ada masa ulangan atau ujian?

Kalaupun ulangan tidak pernah diberitahu

terlebih dahulu. Penilaiannya tidak pakai

angka, melainkan dengan menggunakan

huruf . Anak terlihat santai dan senang sekali

ke sekolah. Sepertinya sekolah menjadi

tempat yang menyenangkan sekali bagi

mereka.

Pada satu kesempatan pertemuan antara

orang tua murid dengan guru, saya lontarkan

kekhawatiran saya tersebut. Saya tanyakan

kenapa tidak ada ulangan umum? Kenapa

anak-anak tidak diberikan ranking? Kenapa

sepertinya anak-anak cuma “having fun” saja

di sekolah? Kenapa sepertinya anak-anak-

anak tidak didorong untuk berkompetisi,

diberikan stress supaya bisa berusaha dengan

lebih baik?

Saya ingat sekali, guru CCS yang notabene

orang Inggris itu menatap saya sambil

“Beban dan tanggung

jawab akan bertambah

seiring dengan

pertumbuhan dan

kedewasaan masing-

masing anak”

- Suzanna Chandra

Page 46: M&I Vol  62

46 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

tersenyum. Kata-kata pertama yang keluar

dari mulutnya adalah kenapa anak-anak harus

diberikan stress yang tidak perlu. Saya hampir

tersedak juga mendengar jawaban tersebut.

Dalam hati, benar juga ya, kenapa anak mesti

dikasih stress. Lebih lanjut, beliau mengatakan

secara bertahap, anak akan diajarkan untuk

memiliki lebih banyak tanggung jawab.

Sebagai contoh, di SD semua buku ditaruh

di kelas. Anak hanya membawa peralatan

tulis dan PR. Tetapi di kelas, ada keranjang

dengan semua buku pelajaran, di mana untuk

tanggung jawab pemeliharaannya diberikan

kepada masing-masing anak. Nanti di SMP

akan diberikan loker pribadi dan semua buku

akan menjadi tanggung jawab murid. One step

at the time. Beban dan tanggung jawab akan

bertambah seiring dengan pertumbuhan dan

kedewasaan masing-masing anak.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa

small quiz selalu dilakukan di kelas, tanpa

pemberitahuan terlebih dulu demi melatih

SmArt FAmiLY

anak-anak untuk selalu siap dan selalu

perhatian di kelas. Dan penilaian juga

dilakukan secara keseluruhan melalui

assessment system, sehingga tidak tergantung

pada ulangan umum saja. Sistem ranking tidak

dilakukan, karena bukanlah suatu sistem yang

dianggap kondusif bagi anak SD. Terlalu awal

untuk mengenalkan sistem ranking untuk

mental anak-anak SD, lebih banyak negatifnya

ketimbang sisi positif. Mengenai sekolah

seperti hanya untuk “having fun”, bukankah

proses pembelajaran memang harus “fun”.

Anak-anak belajar dengan lebih efektif dan

semua dilakukan dengan fun.

Selama beliau menjelaskan, pikiran saya

melayang ke berbagai percakapan dan

diskusi dengan anak-anak saya tentang Egypt

pada saat pelajaran sejarah. Tentang galaksi

di pelajaran science, tentang games yang

dilakukan dalam kelas matematik, tentang

puisi yang harus ditulis berkaitan dengan

buku yang dibaca, tentang house points yang

dikumpulkan demi kompetisi pengumpulan

botol plastik untuk recycle, tentang isu Ebola,

school trip ke Ubud untuk menanam padi,

pergi ke tempat recycle, dan berbagai aktivitas

menarik lainnya. Terbayang wajah-wajah

semangat mereka menceritakan apa yang

mereka pelajari disekolah.

Wow, kedua saya benar-benar ‘belajar’

dan yang lebih penting lagi, mereka belajar

sambil having fun. Benar juga ya, buat apa

memberikan stres yang tidak perlu kepada

anak-anak dan kalau proses pembelajaran

dapat dilakukan dengan fun, bukankah lebih

baik? Dan kalau setelah itu, masih ada waktu

untuk bersantai dan bermain, kenapa tidak?

Bukankan bermain juga merupakan proses

pembelajaran?

Enam tahun sudah berlalu, anak saya yang

tadinya kelas 5 SD sekarang sudah masuk

kelas 1 SMA, sedangkan yang TK sudah di

kelas 5. Sepanjang pengamatan saya, Mereka

tumbuh menjadi individu yang menyenangkan,

sopan, kritis, sangat artikulatif, proaktif,

berempati, dan terpenting they are having

fun learning at school. Dan sebagai orangtua,

kebanggaan saya adalah pada saat anak-anak

happy.

“Benar juga ya, buat apa memberikan stres yang tidak perlu kepada anak-anak dan kalau proses pembelajaran dapat dilakukan dengan fun, bukankah lebih baik? Dan kalau setelah itu, masih ada waktu untuk bersantai dan bermain, kenapa tidak? Bukankan bermain juga merupakan proses pembelajaran?”

Page 47: M&I Vol  62

47Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 48: M&I Vol  62

48 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

LEADErSHip

Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

“ Ingat! Suatu kesuksesan pasti dibelakangnya ada waktu yang sangat lama untuk bekerja keras dan perjuangan yang dilakukan”

Mengapa sering kita

temukan ada beberapa

orang yang tampaknya

selalu bisa meraih

semua harapan dan

impian mereka. Sementara yang lain

selalu gagal. Inilah pertanyaan yang sering

timbul dipikiran saya. Seseorang bisa saja

berpendidikan tinggi, dengan banyak

kemampuan dan memiliki berbagai fasilitas

yang mendukung, namun pencapaiannya

rendah. Mengapa tidak banyak orang yang

berhasil mengembangkan aset yang berasal

dari warisan?

Jika memperoleh warisan dari orang tua,

baik berupa bisnis atau peninggalan properti

berupa tanah dan bangunan. Tidak banyak

yang berhasil untuk mengembangkan, namun

justru sebaliknya. Aset yang diperoleh

melalui warisan, satu per satu dijual. Dijual

sampai habis, tidak tersisa. Sebagian besar

dijual bukan untuk memenuhi kebutuhan

hidup, tetapi lebih banyak untuk memenuhi

gaya hidup. Untuk menghabiskan, tidak

memerlukan waktu lama, hanya sebentar.

Laju gaya hidup lebih cepat dari hasil yang

diperoleh. Mereka tidak pernah menentukan

harga untuk memperolehnya. Semua

sudah ada, tidak perlu perjuangan untuk

mendapatkan. Walaupun itu bernilai, karena

tidak pernah mencari, maka ketika aset

itu habis terjual, yang bersangkutan tidak

pernah merasa kehilangan.

Tidak Ada Makan Siang Gratis

ww

w.p

ixel

girlp

rese

nts.

com

Page 49: M&I Vol  62

49Vol. 62 | Apr-Mei 2015

LEADErSHip

Sebaliknya, Anda dapat melihat seorang

yang berhasil. Mereka harus berjuang keras

untuk mendapatkan segala sesuatu yang

mereka capai. Tidak ada yang mudah untuk

mencapainya. Semuanya membutuhkan

perjuangan. Bisa jadi, mereka tidak banyak

memiliki banyak fasilitas dan kemudahan,

tetapi usaha dan tekad mereka begitu kuat

untuk membayar harga sebuah pencapaian,

sehingga mereka memperoleh hasil yang

mengagumkan.

Ketika saya mendampingi Bapak Chairul

Tanjung, saya bertanya kepada beliau. Tukul

dibayar berapa di acara Empat Mata Trans7?

Rp. 75 juta per episode, sahut Pak Chairul.

Itu tidak termasuk bonus. Dua puluh episode

dalam satu bulan, berarti yang diterima

Tukul sebesar Rp. 1,5 milyar per bulan, belum

termasuk bonus. Sebuah angka yang besar

sekali. Seringkali, kita hanya melihat hasil

akhir.

Kita melihat Tukul hari ini, terkenal, mengisi

acara di banyak stasiun TV, sukses, kaya dan

honor gede. Kita tidak pernah bertanya dan

tidak tahu perjuangan yang dilakukan selama

bertahun-tahun, kesulitan yang dihadapi

dan cara mengatasinya. Perlu diingat, Tukul

menjadi terkenal seperti sekarang, tidak

terjadi dalam semalam. Di belakangnya,

ada waktu lama sekali bahkan lebih dari

10 tahun, kerja keras dan perjuangan yang

dilakukan. Tukul telah membayar harga

sebuah kesuksesannya dengan melakukan

kerja keras. Kerja tekun dan tidak pernah

menyerah, walaupun di awal kariernya hanya

dibayar beberapa ribu rupiah.

Kadang-kadang banyak orang yang menarik

perhatian kita dan sepertinya mereka dapat

mencapai sukses dalam satu malam. Seolah-

olah mereka tiba-tiba mendapatkan hasil

dalam sekejap. Padahal seseungguhnya

mereka sudah bekerja keras untuk hal

itu dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bahkan bertahun-tahun tenggelam dalam

kegelapan dan kesulitan, sebelum akhirnya

dikenal dan dihargai kontribusinya.

Yang membedakan antara seorang

pemenang dengan orang yang biasa-biasa

adalah bahwa yang satu mempersiapkan diri

untuk membayar harganya sedang yang lain

tidak. Banyak orang di dunia ini yang meraih

sesuatu yang berharga adalah orang-orang

yang tahu apa yang mereka inginkan dari

hidup ini dan mereka siap untuk melakukan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

menjadikan impian mereka itu menjadi

kenyataan. Seberapa pun besarnya harga

yang harus dibayar. Untuk menjadi berhasil

semuanya memerlukan ongkos. Tidak ada

satu pun yang gratis. Semua ada harga, Anda

harus membayar harga tersebut. Tidak

ada makan siang yang gratis. Pasti ada yang

membayar walaupun bukan diri Anda. Ada

harga yang harus dibayar.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Semua

orang bisa memilih. Memilih apa saja.

Bisa memilih untuk menjadi berhasil atau

memilih untuk tidak melakukan sehingga

ia tidak berhasil. Semuanya ada harga

yang harus dibayar atas pilihannya. Harga

yang harus dibayar untuk berhasil lebih

murah dibandingkan harga yang dibayar

untuk menjadi orang yang gagal. Semua

ada harganya, tidak ada yang gratis. Untuk

menjadi berhasil, harga yang Anda miliki

hanya berupa kerja lebih keras, kerja

lebih tekun, kerja lebih lama, kerja lebih

cerdas dan tentunya Anda harus berdoa

agar dimudahkan. Sedangkan, orang gagal

harus membayar harga yang lebih mahal.

Mengapa lebih mahal? Karena harga yang

dibayar berupa penderitaaan, kemiskinan,

kebodohan.

Sehubungan menjadi berhasil adalah

sebuah pilihan. Tentunya Anda harus

memilih ini, menjadi berhasil. Bagaimana

untuk melakukannya? Pertama, Anda

harus menentukan apa yang anda inginkan.

Sebagian besar orang tidak pernah

melakukannya. Kedua, tentukan harga yang

akan Anda dapatkan, kemudian bayarlah

harga tersebut.

Segala sesuatu dalam hidup ini memiliki

label harga. Mungkin tidak dalam bentuk

nominal rupiah, tetapi pasti ada. Kita semua

harus membayar harganya, jika kita ingin

mendapatkan atau mencapai sesuatu dalam

hidup ini. Segala sesuatu yang berharga pasti

memiliki harga. Masalahnya, apakah kita siap

untuk membayar harga tersebut?

Kadang-kadang banyak orang yang menarik perhatian kita dan sepertinya mereka dapat mencapai sukses dalam satu malam. Padahal sesungguhnya mereka sudah bekerja keras dalam jangka waktu yang cukup lama.

Page 50: M&I Vol  62

50 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

TRAVELLER NOTE I TOKYO

Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba

Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,

tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter

dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada

lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,

putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh

pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,

yaitu Tokyo Sky Tree.

Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba

Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,

tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter

dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada

lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,

putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh

pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,

yaitu Tokyo Sky Tree.

Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba

Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,

tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter

dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada

lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,

putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh

pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,

yaitu Tokyo Sky Tree.

Page 51: M&I Vol  62

51Vol. 62 | Apr-Mei 2015

TRAVELLER NOTE I TOKYO

Words and Photography byHendrikus Toby

Page 52: M&I Vol  62

52 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

TRAVELLER NOTE I TOKYO

Pagoda Sensoji

Pagoda bertingkat lima ini terletak di sebelah kiri gerbang Homozon, kompleks Kuil

sensoji di Asakusa-Tokyo. Tinggi pagoda ini kira-kira 53 meter dan sangat indah di

malam hari saat menyala. Pagoda tertinggi kedua di Jepang ini selesai dibangun

pada tahun 1942 namun pada tahun 1648 direkonstruksi oleh Tokugawa setelah

terbakar hebat dan di lantai teratas pagoda ini terdapat relik (barang peninggalan)

Budha.

Page 53: M&I Vol  62

53Vol. 62 | Apr-Mei 2015

TRAVELLER NOTE I TOKYO

Tumpukan Sake di Meiji Jingu

Prosesi Pernikahan Shinto di Meiji Jingu

Kuil Meiji (Meiji Jingu) adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk roh Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken. Meskipun terletak di daerah padat, Shibuya-Tokyo, namun saya bisa merasakan kedamaian dan kesejukan dari pemandangan hutan cemara yang indah dan gerbang kayu (tori) yang benar-benar menarik perhatian mata saya. Saya juga tidak melewatkan tumpukan beberapa barel minuman tradisional Jepang, sake (nihonshu), yang tersusun rapi saat memasuki area utama kuil. Tumpukan sake ini adalah hasil sumbangan beberapa perusahaan besar di Jepang selama bertahun-tahun.

Saya beruntung, saat ke berkunjung ke Kuil Meiji, saya berkesempatan untuk menyaksikan proses yang agung dari pernikahan Shinto. Prosesi ini merupakan salah satu bagian dari upacara pernikahan Shinto. Prosesi ini dipimpin oleh dua orang imam dan dua gadis kuil, diikuti oleh

pasangan pengantin pria yang mengenakan kostum tradisional kimono hitam dan pengantin wanita memakai kimono putih dengan topi putih berukuran besar dan diikuti

>

>

oleh keluarga dari kedua mempelai. Pernikahan dengan cara tradisional khas Jepang ini ternyata sangat mahal!

Page 54: M&I Vol  62

54 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

moViE rEViEw

Hary SusantoMovie Reviewer, Horror & Thriller Mania

www.movienthusiast.com

AvengersAGE OF ULT RON

Jika ada satu film yang paling ditunggu

kehadirannya oleh banyak moviegoers

dunia tahun ini selain instalemen ke-7

Fast & Furious, bisa dipastikan film itu adalah

sekuel The Avengers yang sudah memberikan

kehebohan luar biasa ketika ia menjadi

pemuncak spektakuler dari serbuan trend

adaptasi komik superhero 2012 lalu.

Dalam sekuelnya yang diberi tajuk Age of

Ultron, kamu masih akan menemukan nama

Joss Whedon di belakang layar. Ya, kita tahu

persis apa yang sudah dilakukan Whedon di

seri pertama Avengers, dan sesuai harapan

kita semua, ia kembali lagi dengan kekuatan

penuh. Juga dengan kembali bersatunya

semua punggawa the earth mighty heroes

pasca sebelumnya masing-masing dari

mereka telah melakukan terbang solo di

rangkaian fase kedua MCU (Marvel Cinematic

Universe). Tentu saja layaknya sebuah

sekuel sejati, Age of Ultron harus jelas lebih

besar dari pendahulunya, dan lebih besar

berarti juga mesti lebih ramai dan meriah,

maka tidak lengkap jika kemudian tidak ada

tambahan beberapa karakter baru menarik.

Selain kemunculan duo kembar Pietro dan

Wanda Maximoff a.k.a Quicksilver dan Scarlet

7.8

Cerita

Akting

Penyutradaraan

ww

w.h

d-w

allp

aper

.in

Page 55: M&I Vol  62

55Vol. 62 | Apr-Mei 2015

moViE rEViEw

Witch, satu karakter rahasia, plus tentu

saja, villain utama dalam wujud Ultron yang

tidak kalah garangnya.

Sementara untuk premisnya sendiri,

Age of Ultron punya sokongan cerita

menarik, di mana kali ini kesombongan

dan kepercayaan diri berlebih Tony Stark

menjadi senjata makan tuan buat dirinya

sendiri dan juga para anggota Avengers.

Cita-cita ambisius Stark bersama Bruce

Banner membuat sebuah program A.I

canggih bernama Ultron yang diperoleh

dari pinjaman kekuatan tongkat

peninggalan Loki malah berbalik menjadi

kekuatan mengerikan yang sekali lagi

mengancam bumi dan kelangsungan hidup

manusianya.

Di buka dengan kurang lebih lima menit

opening berisi parade slowmotion dan aksi

spektakuler dari sepak terjang anggota

Avengers dalam usaha mereka memporak

porandakan markas HYDRA di Sokovia.

Menarik adalah ketika naskah Whedon

langsung menghadirkan sosok Ultron

yang disuarakan James Spader dalam

nada penuh ancaman sejak awal-awal film

sebagai teror baru. Ya, kisah bangkitnya

Ultron dengan quote “Now I’m free, there

are no strings on me!” yang bolak-balik

sering kita dengar di trailer-nya bak

sebuah dongeng kelam Pinokio modern

yang disatukan dengan balutan kisah heroik

superhero Marvel. Hasilnya, Age of Ultron

sepintas tampak lebih gelap dan lebih

kompleks dari pendahulunya. Belum lagi

kali ini Whedon juga menyelipkan sedikit

romansa dan sisi personal dari beberapa

anggota Avengers yang di seri pertamanya

kurang mendapatkan cukup porsi untuk

membuatnya semakin padat.

Tetapi dasar Marvel, meskipun terlihat

berat dan rumit di atas kertas, Age of Ultron

tidak pernah terjebak untuk menghadirkan

plot yang kelewat njelimet atau terlampau

dark seperti rivalnya, DC. Ya, Age of Ultron

masih mengusung DNA adaptasi superhero

ala Marvel, tidak peduli seberapa kelam

temanya, Whedon masih memberinya

banyak keceriaan. Masih ada humor ringan

yang kebanyakan datang dari celetukan-

celetukan karakternya dan beberapa momen

slapstik yang hampir semuanya masih

bekerja dengan baik, bahkan di saat paling

serius sekalipun.

Tetapi harus diakui juga meskipun

masih dibungkus dengan presentasi aksi

spektakuler, sebenarnya Age of Ultron tidak

menawarkan sesuatu yang benar-benar baru.

Semua sudah pernah kita lihat sebelumnya

di seri pertamanya, bahkan kalau mau

jujur, tidak ada lagi perasaan WOW yang

sampai membuat saya bisa merinding

setelah menontonnya, seperti yang saya

temukan di pendahulunya. Ini seperti sebuah

pengulangan yang sama, hanya dengan

sedikit variasi berbeda dan lebih banyak

karakter baru.

Yang patut disayangkan adalah bagaimana

Whedon membuang beberapa potensinya

untuk membuat Age of Ultron menjadi

sajian superhero yang bisa lebih baik lagi

dari sebelumnya. Diadaptasi dari komik

Avengers #55 rilisan tahun 1968, premis

yang ditawarkan punya bekal bagus untuk

membuat Age of Ultron setidaknya bisa

menjadi lebih menarik.

Sayang karena memilih menjauhkannya dari

kerumitan, Whedon malah mengadaptasi

narasi kompleksnya menjadi lebih

ringan. Meski twist-nya sendiri terbilang

mengejutkan tetapi tidak ada puncak

emosi di sana, lagi-lagi karena Whedon

tidak memperlakukan dua karakter

barunya dengan baik. Baik Quicksilver

yang dimainkan Aaron Taylor-Johnson

maupun Scarlet Witch-nya Elizabeth Olsen

seharusnya bisa mendapatkan porsi yang

lebih berarti. Apalagi ketika ada dendam

masa lalu yang dihubung-hubungkan dengan

keterlibtan Tony Stark ketimbang hanya tim

penggembira baru yang sekedar meramaikan

suasana, apalagi mengingat salah satu dari

mereka kemudian diplot sebagai objek

penting di adegan pemungkasnya.

“Now i’am free, there are no strings on me!” - Ultron

www.hd-wallpaper.in

Page 56: M&I Vol  62

56 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

growtH StrAtEgiES

I Made Wenten BDirektur BPR Lestari

“ Pendapatan toko datang dari penjualan, yang terjadi apabila ada customer yang datang berkunjung. Dan banyak customer yang mau berkunjung apabila ada tempat parkir tersedia. Kira-kira customer akan belanja di tempat yang ada area parkirnya atau tidak?

Beberapa waktu yang lalu, anak pertama saya sakit perut. Saya pikir ini hanya

sakit perut biasa. Tetapi ternyata satu minggu sakit perutnya nggak beres-beres,

kadang hilang kadang muncul. Tidak pernah sembuh benar. Jadi saya ajak dia ke

rumah sakit. Setelah menyampaikan keluhan ini maka kami di rujuk ke rumah

sakit pusat yang letaknya di Denpasar, karena ada beberapa pemeriksaan

khusus yang diperlukan dan peralatannya hanya ada di pusat.

Don’t Park in the Front of Your Store!”.

ww

w.fr

eegr

eatp

ictu

re.c

om

Page 57: M&I Vol  62

57Vol. 62 | Apr-Mei 2015

growtH StrAtEgiES

Setelah dipikir-pikir, mungkin saya yang

salah. Mungkin saya ke-GR-an. Jangan-

jangan poster wanita yang berisi tulisan

“Pelayanan dan Kenyamanan Anda adalah

Hal Utama” bukan ditujukan kepada saya

atau juga bukan untuk customer lainnya.

Mungkin ditujukan kepada dokter atau

pimpinan rumah sakit itu.

Don’t Park in the Front of Your Store!

Saat itu saya ingat saran dari Paul Arden,

“Don’t park in the front of your store!” Jangan

parkir di depan toko. Atau, jangan rebutan

parkir dengan customer. Berikan parkir

kepada customer Anda. Arden punya

alasan yang sangat bagus kenapa kita tidak

disarankan untuk memarkir kendaraan kita

di depan toko kita sendiri.

Alasan pertama, pendapatan toko datang

dari penjualan, yang terjadi apabila ada

customer yang datang berkunjung. Dan

banyak customer yang mau berkunjung

apabila ada tempat parkir tersedia. Kira-kira

customer akan belanja ditempat yang ada

area parkirnya atau tidak?

Alasan kedua, toko kita pasti bisa digunakan

sebagai alat untuk promosi. Kita tata barang

yang kita jual agar terlihat menarik bagi

orang yang lewat di jalan depan toko. Dan

kemudian kalau mereka tertarik maka

mereka akan mampir ke toko bukan?

Kalau kita parkir di depan toko, maka akan

menutupi pandangan orang lewat. Rugi kan?

So, don’t park in the front of your store!

By the way, BPR Lestari memiliki parkir yang

letaknya kira-kira 500 meter dari gedung

kantor. Parkir tersebut kita alokasikan buat

parkir mobil dinas, mobil operasional, mobil

dan kendaraan karyawan. Sedangkan parkir

di depan kantor kita berikan untuk customer.

Capek dong kita jalan dari parkiran? Enggak

apa apa, kalau semakin banyak customer

yang parkir di depan kantor maka bisnis akan

semakin bagus. Kalau bisnis semakin bagus

maka gaji akan semakin besar. Amin.

Namun rupanya, untuk memeriksakan anak

saya ke rumah sakit pusat ternyata perlu

perjuangan. Perlu tiga kali berputar untuk

mendapatkan parkir kendaraan. Sementara

anak saya sudah meringkuk seperti udang

yang digoreng karena kesakitan.

Apakah ada tempat parkir kosong? Ada,

tetapi saya tidak boleh parkir di sana. Di

tempat tersebut ada plang dengan tulisan

“Parkir Khusus Dokter” atau “Parkir Khusus

Direktur”. Akhirnya saya ketemu tempat

parkir, bukan di area rumah sakit. Tapi di luar,

200 meter dari rumah sakit.

Di dalam rumah sakit, di ruang tunggu saya

lihat ada standing poster. Gambarnya seorang

wanita muda cantik menggunakan seragam

kerja, tangannya tercakup di dada. Dan ada

tulisan besar “Pelayanan dan Kenyamanan

Anda adalah Hal Utama”. Senang juga melihat

poster itu, artinya mereka mengutamakan

pelayanan dan kenyamanan kepada kita

sebagai customer.

Heh! Ntar dulu! Tadi saya kan nggak dapat

parkir. Berputar tiga kali untuk mencari

tempat parkir itu bukan kenyamanan. Itu

namanya ketidaknyamanan, dan bagi anak

saya yang sakit itu namanya kesengsaraan.

Dan saya sebagai customer ternyata bukan

yang utama. Buktinya tadi di tempat parkir

saya enggak diberi parkir. Beberapa bagian

parkir sudah di blok untuk dokter. Jadi

dokter lebih utama dari customer.

Saat itu saya ingat saran

dari Paul Arden, “Don’t

park in the front of your

store!”. Jangan parkir di

depan toko. Atau, jangan

rebutan parkir dengan

customer. Berikan parkir

kepada customer Anda.

Arden punya alasan yang

sangat bagus kenapa kita

tidak disarankan untuk

memarkir kendaraan kita

di depan toko kita sendiri.

Page 58: M&I Vol  62

58 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

FitnESS

Denny SantosoPraktisi Kesehatan & Kebugaran

Fat Level Point

Fat Level Point, mungkin belum

pernah dari kita yang mendengar

istilah ini. Fat Level Point adalah

titik standard, di mana tubuh kita

mempertahankan jumlah lemak

yang mampu disimpan. Apa fungsinya buat

kita?

Pertama-tama, kenalilah tubuh Anda sendiri.

Apakah Anda termasuk yang bertubuh kurus

kering? Dengan kadar lemak hanya 10% dan

tidak bisa gemuk serta susah sekali untuk

menaikkan berat badan? Atau tubuh Anda

termasuk gemuk, dengan kadar lemak sekitar

30% atau bahkan lebih?

Angka 10% atau 30% atau berapa pun

tubuh Anda menunjukkan angka itu. Ada

titik standard yang berbeda untuk tiap-

tiap individu. Tubuh kita secara genetik

“ inilah yang menjelaskan kenapa orang kurus kering susah sekali menambah berat badan walaupun sudah mengikuti larangan-larangan yang dianjurkan di banyak literatur tentang diet

Page 59: M&I Vol  62

59Vol. 62 | Apr-Mei 2015

FitnESS

memiliki standard yang berbeda. Dan yang

paling penting adalah tubuh kita berusaha

mempertahankan angka itu sebisa mungkin.

Hal inilah yang menjelaskan kenapa orang

kurus kering susah sekali menambah berat

badan walaupun sudah mengikuti larangan-

larangan yang dianjurkan di banyak literatur

tentang diet, misalnya makan makanan

berminyak dalam jumlah yang banyak, makan

langsung tidur, ngemil empty calorie snack.

Begitu juga dengan yang bertubuh gemuk,

kenapa tidak makan, tetapi berat badan

tidak kunjung kurus. Bahkan yang berhasil

menurunkan berat badan pun, tidak lama

kemudian pasti beratnya secara perlahan

naik kembali ke titik standard tersebut.

Bagaimanakah cara mengubah fat level point

tersebut? Apakah kita harus pasrah terhadap

genetik kita? Ternyata tidak.

Ada dua cara untuk merubah fat level point

tersebut. Yang pertama adalah dengan

Titik standard tubuh pada setiap

individu berbeda-beda.

1

1

Berolahraga dan mengubah makanan dari bad calorie menjadi good calorie akan mengubah tubuh kita menjadi lebih ideal. - Denny Santoso

berolahraga dan yang kedua adalah dengan

mengubah apa yang kita makan. Berolahraga

dan mengubah makanan dari bad calorie

menjadi good calorie akan mengubah point

tersebut menjadi lebih ideal.

www.shapeyourenergy.com

Page 60: M&I Vol  62

60 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

T H E I N T E L L I G E N T I N V E S T O RPenulis : Benjamin Graham & Jason Zweig

Penulis : Professor Daniel Freeman & Jason Freeman

“By far the best book on investing ever written”

HOW TO KEEP CALM AND CARRY ONI

nilah bacaan wajib bagi siapa pun yang mempelajari atau

menggeluti dunia investasi. Buku ini menggambarkan dengan

sangat brilian kerangka emosional dan alat-alat analisis penting

penentu sukses finansial seorang investor. Ajaran-ajaran di dalamnya

telah teruji waktu; berakar pada telaah perilaku pasar modal selama

lebih dari 100 tahun. Anjuran-anjurannya pun nyaris selalu terbukti

benar karena bersandar pada 50 tahun lebih pengalaman sang

penulis, pemikir terbesar sepanjang masa di bidang investasi-praktis.

Benjamin Graham dikenal sebagai master peneliti sekuritas hingga

ke detail mikroskopik, bahkan nyaris molekuler. Graham sadar bahwa

setiap pendekatan mencetak laba yang mudah dijelaskan dan diikuti

oleh banyak orang dengan sendirinya merupakan pendekatan yang

sederhana dan mudah punah. Graham juga tak pernah lupa bahwa

kesimpulan objektif membutuhkan sampel sangat panjang dari

banyak sekali data. Mengutip pepatah filosofis Spinoza: “Segala yang

istimewa pastilah sulit dan langka.”

Apakah Anda memiliki kecemasan berlebih yang tidak

Anda harapkan? Apakah ketakutan-ketakutan yang

membayangi Anda membuat Anda tertekan? Apakah

kegelisahan Anda mengganggu kehidupan Anda sehari-hari?

Seharusnya jangan sampai terjadi seperti itu.

Menggunakan teknik-teknik yang terbukti efektif, psikolog

kenamaan, Profesor Daniel Freeman dan penulis bidang psikologi,

Jason Freeman, merangkum riset-riset terkemuka untuk

membantu Anda menaklukkan kecemasan Anda dan merasa lebih

tenang, fokus, dan seimbang (menunjukkan kepercayaan diri,

kesadaran diri, dan tekad).

BooK rEViEw

Page 61: M&I Vol  62

61Vol. 62 | Apr-Mei 2015

BooK rEViEw

Penulis : Jonathan Gifford

Penulis : Dale Carnegie

100 Great Leadership Ideas

The Secret of Making People Like You

Leadership is action, not position

-Donald McGannon

Google punya istilah “20% waktu”, yaitu saat karyawan bebas

melakukan hal yang mereka sukai sehari dalam seminggu. Ide-ide

besar biasanya keluar dari situ. Manajemen Oreo di China membuat

produk mereka dalam bentuk wafer, karena bentuk sandwich tidak

terlalu disukai di sana. “Temukan kegagalan, lalu melajulah dengan

cepat” adalah slogan yang pernah dibuat oleh Carol Bartz, CEO

Yahoo!, saat menjabat sebagai CEO Autodesk. Karyawannya pun tak

pernah takut lagi berinovasi.

Tiga hal di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak ide-ide yang

terangkum dalam buku ini. Semuanya pernah dilakukan oleh para

pemimpin sukses dunia. Sebut saja pemimpin Apple, Microsoft, Virgin,

HP, Intel, Wal-Mart, dan banyak lagi lainnya. Tak ada yang kurang,

tak ada yang dirahasiakan. Seluruh formula untuk menjadi pemimpin

hebat ada di sini. Pemaparan sederhana dan berbagai contoh aplikatif

akan menginspirasi siapa pun, karena sejatinya semua orang pasti

punya peran pemimpin dalam hidupnya.

Siapa pun tentu selalu ingin dikenang dan mempunyai kesan positif

sejak pertama kali berkenalan. Namun, tak semua orang bisa

melakukan hal ini karena banyak hal-hal kecil yang penting tetapi

disepelekan.

Buku ini akan menambah wacana sekaligus mengajak Anda untuk

mengupas berbagai rahasia tentang berhubungan dengan orang

lain yang telah lama dilupakan. Hal-hal kecil yang sesungguhnya

sangat berpengaruh luar biasa besar. Membangun kepercayaan

diri , membuat kesan pertama yang tidak bisa dilupakan, rahasia

senyum yang memukau, bagaimana menaruh minat terhadap orang

lain dengan tulus, menjadi pembicara yang baik, bagaimana menjadi

pendengar yang baik, hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam

berhubungan dengan orang lain, dan masih banyak yang lainnya.

Page 62: M&I Vol  62

62 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

LiVing tHE gooD LiFE

Have You Loved Enough ?

Beberapa bulan lalu saya menemani seorang sahabat dalam suasana duka, karena dia kehilangan ibunda tercinta.

Sekarang dia seorang yatim piatu. Saya sungguh terharu pada sahabat saya ini, karena dia rela mengorbankan segalanya (termasuk

kehidupan pribadinya) demi menjaga dan membahagiakan sang Ibu yang telah berjuang selama 5 tahun melawan penyakitnya. Saat saya kembali ke rumah, saya berpikir hidup ternyata memang benar-benar singkat ya. Kita diberi jatah yang sama, 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun. Apakah kita telah benar-benar maksimal memanfaatkannya? Semoga tips ringan berikut ini bisa menginspirasi.

by. Ina Lestari

Page 63: M&I Vol  62

63Vol. 62 | Apr-Mei 2015

LiVing tHE gooD LiFE

Have You Loved Yourself Enough?

Have You Loved Your Parents Enough?

Have You Loved Your Life Enough?

Seberapa sering kita menunda sarapan hanya

karena tak sempat membuatnya? Menunda

makan siang dengan alasan lupa waktu dan

mengejar deadline. Tak minum cukup air putih

hanya karena tak punya tempat minum sendiri

di meja atau malas bangkit dari kursi Anda

sekedar mengisi pitcher air sendiri. Please

Maaf sebelumnya, tapi menurut saya cekcok

atau perdebatan seru sebenarnya paling

banyak terjadi bukan dalam hubungan rumah

tangga antara suami istri, tapi antara orang

tua dan anak-anak mereka, betulkan? Apalagi

jika menyangkut urusan sekolah, pekerjaan,

dan memilih pasangan. Wah, itu adalah

topik “keributan” paling abadi. Well, apapun

Anda masih bingung dengan teman sebelah yang lebih

cepat naik karirnya? Galau pada rekan Anda yang

sudah punya aset bejibun? Atau hanya bisa berkata

“hebat” pada karib Anda yang sudah berhasil buka

usaha ? Lalu, Anda sibuk menyalahkan perusahaan

atau diri sendiri! Saat saya mengajar di BPR Lestari,

saya selalu meyakinkan teman-teman bahwa semua

orang pasti bisa, dan jika ingin punya usaha pasti bisa.

Seorang peserta unjuk tangan dan berkata “Enggak

ada yang kasih modal, bu”. Sesungguhnya apa yang

melekat pada tubuh Anda saat ini, itulah modal

awalnya. Modal selanjutnya tinggal niat, kerja keras

dan bersyukur. Ya, semua orang juga sudah tahu, tapi

apa Anda sudah benar-benar melakukannya?

Well, yakin Anda sudah mencintai diri sendiri?

don’t do it again dear friends. Makan makanan

bergizi dan minum air putih yang cukup adalah

cara yang paling murah dan sederhana untuk

mencintai diri Anda. Bukankah satu paket

tubuh ini telah membantu Anda 12 jam sehari

untuk mewujudkan apa pun keinginan anda?

Sesekali jika Nine West atau Mango tidak

itu, mereka tetaplah orang tua Anda. Mereka telah berkorban

segalanya untuk membesarkan, mendidik, dan membiayai Anda.

Sadarilah bahwa tugas orang tua memang untuk “ngotot” dan

mengingatkan Anda tentang hal-hal baik dan benar, semata mata

karena mereka sangat mencintai dan melindungi Anda. Bukan pula

berarti orang tua anda selalu benar, namun mereka telah lebih dulu

menjalani kehidupan. Jadi,kapan terakhir kali Anda melewatkan

acara makan-makan hanya berdua saja dengan orang tua anda?

diskon dan Anda cukup punya rezeki, gunakan

saja untuk cek kolesterol dan kadar gula dalam

tubuh Anda. Percaya deh, sepuluh Nine West

tidak akan sebanding jika anda jatuh sakit lho!

Page 64: M&I Vol  62

64 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

gALLErY

Masih ingat grup

akapela The Bellas

yang digawangi Anna

Kendrick dan Rebel Wilson

cs? Yup, mereka akan kembali

dengan kisah yang lebih gokil

lewat Pitch Perfect 2. Dalam

film arahan Elizabeth Banks

ini, The Bellas dikisahkan akan

melalui tahun senior mereka

di Barden University. Mereka

pun ditantang untuk mengikuti

sebuah kompetisi internasional,

di mana tidak pernah ada tim dari

Amerika yang pernah menjuarainya. Pun

akan ada bumbu-bumbu pertentangan

di dalam tubuh kelompok ini yang akan

menyemarakan naskah karangan Kay

Cannon. Fat Amy yang menjadi ikon

kelucuan film ini pun digadang-gadang

akan banyak memberikan element of

surprise. Tentu kita akan menanti-nanti

lagu seperti apa yang akan di-cover oleh

The Bellas atau apakah mungkin akan

muncul single hits seperti Cups?

MOVIE

Director : Elizabeth Banks Released Date : 15 mei 2015Scenario : Kay Cannon

PITCH PERFECT 2

Page 65: M&I Vol  62

65Vol. 62 | Apr-Mei 2015

gALLErY

Semenjak

meluncurkan LG

G Watch R tahun

lalu, nampaknya

LG benar-benar

ingin serius menguasai pasar

smartwatch. Terbukti LG kembali

menghadirkan terobosan

jam tangan pintar lewat LG

Watch Urbane terbarunya. LG

Watch Urbane ini dirancang dengan

gaya yang lebih sporty dan trendy.

Sekilas terlihat seperti konsep jam

tangan klasik yang lebih sederhana,

namun tetap memancarkan nuansa

elegan. Jam tangan ini dibalut oleh material

stainless stell serta fitur anti air dan debu

bersertifikasi IP67. Gaya klasik LG Watch

Urbane makin diperkuat dengan elemen tali

berbahan kulit selebar 22 mm serta tersedia

pilihan warna hitam dan cokelat. Dengan

tampilan mewah itu, LG Watch Urbane juga

dibekali SoC Qualcomm Snapdragon 400

1.2GHz, RAM 512MB, serta memori internal

4GB dan layar bundar P-OLED 1,3 inci

dengan resolusi 320 x 320 pixel. Smartwatch

ini juga memiliki sensor sensor gyroscope,

accelerometer, kompas, barometer dan sensor

PPG untuk memantau kebugaran tubuh

penggunanya.

Qualcomm Snapdragon 400 1.2 ghz

Dust & water resistant

memory 4gB / 512 rAm

Producer : Chris DeStefano, Jason Halbert, Greg Kurstin, Eric OlsonReleased Date : 27 February 2015Stars : Kelly Clarkson

Kelly Clarkson membuktikan sekali lagi bahwa ia mampu menjadi hits

maker. Album teranyarnya Piece by Piece meroket ke posisi pertama

di tangga lagu popular Billboard usai perilisannya pada 3 Maret 2015

lalu. Aceshowbiz mencatat terdapat 97.000 copy album ketujuhnya tersebut

terjual laris. Sebelumnya, Clarkson juga sempat menorehkan prestasi lewat

album “All I Ever Wanted” (2009) dan “Thankful” (2003). Piece by Piece

mempertemukan kembali Clarkson dengan sederet rekanan kolaboratornya

yang menjadi produser untuk album ini, seperti Greg Kurstin, Jesse Shatkin,

Jason Halbert, Eric Olson, dan Chris DeStefano. Piece by Piece menjagokan

Hearbeat Song sebagai single pertama yang diracik dengan up-tempo

synthpop dan disertai vokal Clarkson yang maksimal. Lagu ini ditulis oleh Mitch

Allan, Audra Mae, Kara DioGuardi, dan Jason Evigan. Piece by Piece secara

kesluruhan menawarkan warna electropop, orchestral pop, power pop, dan

electronic dance music. Lagi-lagi berceria tentang tema patah hati, perjuangan,

perdamainan, dan emansipasi.

Recommended Songs :

Piece by Piece Heartbeat SongsInvicible Someone

MUSIC

GADGETS

piECE BY piECE

Page 66: M&I Vol  62

66 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

ZUMBA CANTIK DI ARISAN LESTARI

BPR Lestari sedang gencar-gencarnya

menyebarkan virus “healthy life” di

lingkungan keluarga besarnya. Spirit

ini pun turut ditularkan di ajang Arisan

Lestari.

Ya, melihat kesadaran akan gaya hidup sehat

menjadi urgensi masyarakat urban masa

kini, membuat Arisan Lestari mengangkat

isu kesehatan di gelarannya (14/3) lalu.

Tentu kesehatan sangat identik dengan

aktivitas olahraga. Terlebih melihat kondisi

wanita karir Bali dewasa ini yang lebih sibuk

dengan rutinitas pekerjaannya hingga lupa

menyisihkan waktu untuk berolahraga. Oleh

sebab itu, Arisan Lestari pun membawa

konsep arisan dengan tema “Healthy Lifestyle,

Zumba Cantik”.

“Zumba belakangan ini telah menjadi tren

di kalangan masyarakat urban, terutama

wanita. Selain itu, gerakan-gerakan Zumba

EVEnt

Page 67: M&I Vol  62

67Vol. 62 | Apr-Mei 2015

EVEnt

juga sederhana dan menyenangkan,

namun tetap memberikan banyak

manfaat bagi kesehatan kita,” papar Erry

Yoga Sugama, Public Relations Manager,

BPR Lestari. Yoga juga menambahkan

bahwa event ini merupakan salah satu

kampanye kredo Lestari Lifestyle, yakni 2

S (Sehat dan Sejahtera). “Jadi kami akan

mengampanyekan kepada masyarakat,

bahwa dengan menjadi nasabah Lestari

mereka tidak hanya diedukasi dan diberikan

tips hidup sejahtera, tetapi juga bagaimana

hidup sehat. Salah satunya melalui komunitas

Arisan Lestari ini,” ujar Yoga.

Terkait dengan Zumba, usut punya usut

BPR Lestari punya komunitas Zumba intern

yang biasanya secara rutin melakukan

aktivitas Zumba di Lapangan Renon setiap

pukul 17.30 WITA. “Kalau masyarakat mau

ikutan boleh saja. Zumbanya free kok,” terang

Arisan Lestari memang dirancang untuk

empowering woman. “Doorprize yang menarik

juga kami bagikan di setiap penarikan

arisan. Dalam kesempatan kali ini kami

menghadiahkan 1 buah cincin berlian

senilai Rp 16 juta sebagai doorprize utama

persembahan BPR Lestari,” sambung Yoga.

Selain doorprize utama, para peserta juga

dimanjakan dengan berbagai hadiah menarik

lainnya dari sponsor. Seperti, satu buah

voucher menginap di Hotel Mega Resort &

Spa, satu voucher massage dari Fivelements,

20 voucher beauty treatment dari Ultimo

Aestetic, dua voucher treatment Nu Mi

Aesthetic, satu voucher dari Rumah Sakit

Kasih Ibu, satu voucher dari Ingrid Angelina

Photography, dua paket produk dari Twin

Tulipware, satu voucher spa dari Bali Brasco,

dua voucher belanja dari Iwear Sunglasses,

satu voucher makan dari Coco Bistro, dan

satu voucher makan dari Tropical Restaurant.

Yoga. Sementara itu, bertempat di Hotel

Grand Mega Resort & Spa, Arisan Lestari

pun langsung dibuka dengan demo senam

Zumba. Dipandu oleh instruktur Zumba

profesional, para peserta pun diajak untuk

mengikuti gerakan-gerakan Zumba dengan

musik upbeat selama kurang lebih 30 menit.

Program Arisan lestari mengundang

sebanyak-banyaknya wanita aktif di Bali

untuk bergabung. Tak hanya untuk sekadar

arisan, tetapi juga bisa menjalin networking

dan sharing bisnis mereka di ajang tersebut.

Page 68: M&I Vol  62

68 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

HEALtHY LiVing

7 Alasan Melakukan Zumba

Siapa yang tak kenal Zumba?

Olahraga ini tengah jadi

trend di kalangan hawa.

Mengombinasikan gerakan

tarian Salsa dan tarian Latin

lainnya membuat Zumba asik untuk diikuti.

Terlebih diiringi dengan musik upbeat.

Sehingga mampu memompa semangat

dan mengimprovisasi tingkat kebugaran

Anda. Anda tidak perlu harus pintar menari,

karena Zumba sendiri dirancang seperti

senam aerobik pada umumnya, sehingga

mudah untuk dipraktikan. Kesannya, orang

akan dengan mudah berolahraga, ditambah

dengan sensasi seperti menari di sebuah

pesta.

Menilik sejarahnya, Zumba pertama kali

diciptakan oleh seorang instruktu aerobic

asal Columbia bernama Alberto “Berto”

Perez pada tahun 1990. Konon Berto

menemukan istilah senam Zumba ini secara

tidak sengaja, ketika ia lupa membawa kaset

senamnya. Lantas untuk mengakalinya, ia

pun menggunakan music upbeat yang ada

di dalam mobilnya. Tarian fitness ala Berto

pun lebih dikenal dengan nama Zumba. Di

Indonesia sendiri, Zumba baru masuk di

awal tahun 2009, sementara di Amerika

popular sejak tahun 2003. Zumba juga kerap

menggabungkan gaya dari tarian Samba,

Cumbia, Merengue, Salsa, Reggae, Hip-hop,

Mambo, Rumba, Flamenco, dan Calypso.

Meski terkesan santai, gerakan Zumba

tidak boleh dilakukan secara asal lho! Saat

melakukan Zumba, kita tidak berlama-lama

diajarkan per gerakan terlebih dahulu,

melainkan biasanya Anda akan langsung

disarankan untuk mengikuti gerakan

instruktur. Zumba ini bisa dibilang 70%

dansa dan 30% fitness. Oleh karena itu, setiap

gerakan Zumba harus dibawa santai sambil

menikmati musik.

Namun, benarkah Zumba memberikan efek

yang besar bagi tubuh kita? Apa saja sih

manfaatnya? Berikut tujuh manfaat dari

bersenam Zumba!

Page 69: M&I Vol  62

69Vol. 62 | Apr-Mei 2015

HEALtHY LiVing

MENGENCANGKAN TUBUH

Gerakan Zumba sangat baik untuk

menggerakan lebih banyak otot pada

tubuh Anda. Sesungguhnya saat Anda

mempraktekan Zumba, akan ada banyak

kombinasi gerakan kebugaran tradisional,

semisal squat dan lunge di sana. Otot-otot

menjadi ikut kencang dan latihan pun jadi

lebih menyenangkan.

JADI LEBIH RAJIN SENAM

Beberapa wanita mungkin merasa sulit untuk

mengikuti gerakan senam dan membuatnya malas

meneruskannya. Tapi berbeda dengan Zumba.

Meski menawarkan gerakan yang cenderung

kompleks, namun wanita justru cenderung

akan lebih bersemangat untuk menguasainya.

Itu lantaran atmosfer yang dibangun sangat

menyenangkan, di mana bersinergi dengan music

dan gerakan tari. Anda pun akan bertekad untuk

melakukan seluruh gerakan Zumba sampai bisa.

UNTUK SEMUA UMUR

Ya, Zumba ini dirancang untuk bisa dilakukan

oleh semua umur. Bahkan ada cabang Zumba

khusus yang bernama Zumbatonic, di mana

ditujukan untuk anak-anak dari usia 4 hingga

12 tahun. Gerakan yang diajarkan cenderung

seperti meningkatkan elastisitas tubuh,

membuat mereka bergerak aktif dengan cara

menyenangkan, dan membuat mereka sehat.

Bahkan Zumba bisa dilakukan oleh mereka

yang berusia 80 tahunan.

MELANGSINGKAN TUBUHMelangsir Huffingtonpost.com, seorang

pelatih senam Zumba bernama Kass Martin

mengungkapkan bahwa ia memiliki murid

perempuan yang berhasil mengurangi berat

badannya hanya dengan rutin melakukan

Zumba. “Saya memiliki seorang murid yang

kehilangan 34 kg berat badannya dan dia

melakukannya dengan gembira,” ujar Kass.

MENGURANGI STRESSMEMPERBESAR

INTERAKSI SOSIAL

MEMBUAT ANDALEBIH BAHAGIA

Boleh dikatakan Zumba itu semacam

terapi gratis di kala stress. Kass Martin

mengatakan bahwa saat ayahnya

didiagnosa menderita kanker, dia bisa

melepas pikiran-pikiran buruknya

selama melakukan Zumba. Anda bisa

mencobanya, karena ternyata setiap

gerakan Zumba yang aktif itu mampu

menurunkan kadar hormon stress di

dalam tubuh.

Bagi yang melakukan Zumba secara

berkelompok di tempat-tempat gym

tentu akan memberikan manfaat dalam

hal interaksi sosial. Zumba mampu

mempertemukan Anda dengan orang-orang

baru. Anda bisa memulai persahabatan yang

baru. Bukankah ini akan lebih menyenangkan

ketimbang melakukan Zumba sendirian.

Percayakah Anda kalau semakin banyak

kalori yang dibakar, maka seseorang bisa lebih

bahagia? Ini lantaran ketika tubuh bergerak

sambil mendengar hentakan musik yang

cepat, tubuh pun nantinya akan melepaskan

hormon yang mampu membuat Anda lebih

bahagia. Anda mendapatkan tubuh yang lebih

segar serta pikiran yang tenang.

Page 70: M&I Vol  62

70 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Page 71: M&I Vol  62

71Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Populerkan “Crowdfunding” Lewat

Perry Chen datang bagai malaikat. Lewat Kickstarter, ia membukakan jalan bagi para insan kreatif untuk mewujudkan mimpi dan karya mereka

Front oF minD

Anda ingin membuat film

tapi terkendala dana? Ingin

menerbitkan buku tapi budget

pas-pasan? Tenang, kini sudah

ada Kickstarter yang bisa jadi

“penyelamat” Anda. Di kalangan penggiat

kreatif bisa jadi sudah tidak asing mendengar

nama startup ini. Kickstarter merupakan

sebuah platform digital yang dirancang untuk

menggalang dana dari publik (crowdfunding).

Anda pernah menonton film Veronica Mars

yang dibintangi Kristen Bell? Film yang

diproduseri oleh Rob Thomas tersebut

ternyata memanfaatkan Kickstarter untuk

menggalang dana pembuatan filmnya. Di

laman tersebut, ia pun menceritakan tentang

konsep dan ide filmnya yang diprediksi

menghabiskan dana sekitar 2 juta dolar

Amerika. Rob juga berjanji akan memberikan

kopi digital filmnya kepada setiap orang yang

bersedia menyumbangkan dana sebesar

35 dolar Amerika dan bagi mereka yang

menyumbang sebesar 600 dolar, Rob akan

mengirimkan pesan eksklusif dalam bentuk

video.

Upaya Rob tersebut ternyata membuahkan

hasil. Ia mampu menggalang dana hampir 3

kali lipat dan melampaui target awalnya yang

hanya 2 juta dolar.

Kita harus berterimakasih dengan Perry

Chen. Berkat otak kreatifnyalah situs

Kickstarter diciptakan pada 2009. Ide

Kickstarter sendiri ditemukan oleh Chen

secara tidak sengaja dan dimotivasi dari

pengalaman pribadinya. Pada tahun 2001,

Chen masih menjadi seorang musisi, namun

sempat terkendala dalam mendapatkan

Page 72: M&I Vol  62

72 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

tempat untuk tampil tanpa mesti

membayar uang muka terlebih dahulu. Dari

kendala itulah, Chen mencari cara untuk

menghubungkan investor dengan musisi

yang akan mewujudkan karyanya. Datanglah

ide untuk membuat Kickstarter yang dibantu

oleh dua rekannya Yancey Stricker dan

Charles Adler.

Alhasil para artis dan musisi bisa

memanfaatkan Kickstarter sebagai media

untuk mempromosikan ide mereka dan

sekaligus mencari pendanaan di sana.

Tentu tidak sembarang ide kreatif yang

dimunculkan di lama Kickstarter, karena Chen

dan kawan-kawannya menyeleksi terlebih

dahulu ide-ide yang masuk tersebut. Setelah

ide berhasil dipublikasikan, pengunjung bisa

mendonasikan dana semampunya, mulai dari

1 US$.

Di lima tahun pertama pendiriannya,

Kickstarter berhasil membantu 50 ribu

proyek untuk mendapatkan dana dengan

Front oF minD

tingkat kesuksesan mencapai 44 persen.

Jumlah donaturnya saat itu pun sudah

mencapai 5 juta orang. Hingga kini,

Kickstarter telah mewujudkan banyak

proyek dari berbagai genre, seperti film,

musik, komik, jurnalisme, game, dan lain-lain.

Usut punya usut, Kickstarter ternyata

mendapatkan pemasukan dari model

monetisasi mereka. Kickstarter akan

mengenakan biaya sebesar 5 persen

dari proyek yang mendapatkan dana

melebihi dari target yang mereka perlukan.

Misalkan, sebuah proyek yang awalnya

hanya memerlukan dana US$ 500 ribu,

namun mampu memperoleh 1 juta dolar,

maka fee yang akan ditarik oleh Kickstarter

hanya sebesar US$50 ribu. Jadi, makin

banyak proyek kreatif yang terwujud lewat

Kickstarter akan semakin banyak pula profit

yang masuk ke situs ini.

Model bisnis seperti ini pun masih bisa

selaras dengan visi perusahaan Anda yang

Berkat Kickstarter

pembuatan Film Veronica

Mars mampu meraih dana

3 kali lipat melampaui dari

target awalnya yang hanya

2 juta dolar.

ingin mewujudkan proyek kreatif sebanyak-

banyaknya. Atas penemuan Chen ini, Majalah

Time sempat memberi predikat Kickstarter

sebagai “Best Inventions of 2010” dan “Best

Website 2011”.

Setelah Kickstarter sukses secara global,

Chen melepaskan kursi CEO-nya dan

menyerakan kepada Yancey Stricker. Chen

pun hanya menjabat sebagai Chairman di

sana. Chen bersama rekannya tidak akan

membawa bisnis Kickstarter yang sudah

besar ini masuk ke pasar modal seperti

perusahaan internet lainnya. Chen juga

merealisasikan proyek barunya yang dinamai

dollaraday.co, sebuah website non-profit

yang mengumpulkan orang-orang yang

bersedia menyumbang $1 per hari yang

akan diberikan kepada lembaga non-profit

yang membutuhkan. Konsepnya sebenarnya

hampir sama dengan Kickstarter dan punya

misi yang sampai untuk merevolusi dunia

dengan menyediakan lebih banyak variasi

dalam mencari pendanaan.

ww

w.w

ired.

com

Page 73: M&I Vol  62

73Vol. 62 | Apr-Mei 2015

ISSUEThe Rookie : Ge Pamungkas, Si Comic 1000 Suara

Community :Stand Up ComedyIndo Bali

Teenlit Corner :Jensens Story

youth, woman & netizen

NEXTGENERATION

April - Mei 2015youth, woman & netizen

NEXTGENERATION

April - Mei 2015

ISSUEThe Rookie : Ge Pamungkas, Si Comic 1000 Suara

Community :Stand Up ComedyIndo Bali

Teenlit Corner :Jensens Story

Page 74: M&I Vol  62

74 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

THe rOOKIe

Page 75: M&I Vol  62

75Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Genrifinadi “Ge” Pamungkas

Si Comic1000 Suara

THe rOOKIe

Bagi para penggemar tontonan Stand

Up Comedy, pasti sudah tidak asing lagi

dengan nama Ge Pamungkas. Berkat

kelihaiannya dalam mengantarkan

lelucon-lelucon yang segar, pria bernama

lengkap Genrifinadi Pamungkas ini berhasil keluar

sebagai juara pertama pada kompetisi Stand Up Comedy

Indonesia Kompas TV Season Kedua pada tahun 2012.

Ge adalah salah satu peserta perwakilan Bandung dalam

kompetisi tersebut. Ia akhirnya berhasil masuk babak

grand final dan berhadapan dengan Gilang, rekannya

yang juga satu kota perwakilan.

Ketika melakukan aksi Stand Up Comedy-nya, Pria

kelahiran Jakarta, 25 Januari 1989 ini dikenal gokil lewat

kemampuan act out-nya dalam membawakan materi

lawakan di panggung. Ia mampu meniru berbagai macam

suara dengan berbagai ekspresi, sehingga beberapa

orang menjulukinya “comic 1000 suara”. Kemenangan

Ge tersebut membukakan berbagai pintu kesempatan

lain untuknya dalam berkarya. Kini lulusan Jurusan

Hubungan Internasional Universitas Parahyangan

Bandung angkatan 2006 ini tidak hanya kebanjiran

tawaran road show Stand Up Comedy maupun open mic,

tetapi juga membintangi iklan dan berakting di layar

lebar.

M&I Magazine pun berkesempatan mewawancarai Ge di

sebuah acara comic yang digelar oleh Komunitas Stand

Up Comedy Indo Bali. Pria yang bercita-cita menjadi

Menteri Luar Negeri RI ini pun menceritakan segala

aktivitas barunya di dunia hiburan dan juga passion-nya

di dunia komika. Berikut petikan wawancaranya!

Page 76: M&I Vol  62

76 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Ge lagi sibuk apa selain stand up comedy?

Lagi sibuk stand up, syuting sitkom judulnya

The East yang tayang di Net TV, dan juga

sibuk persiapan film ketiga tahun ini. Film

pertama gue Comic 8, yang kedua judulnya

Youtubers, dan ketiga ini Negeri Van Orange.

Sejak kapan nyadar kalau Ge bisa ngelucu?

Sebenarnya dari dulu itu dikenal garing,

sekarang pun enggak lucu-lucu amat, malah

lebih dikenal hot dan ganteng (ketawa!).

Bercanda ding, waktu itu di Bandung ada

namanya Urban Café Bandung ngadain open

mic. DI situ pertama kalinya gue nonton

standup comedy dan tiba-tiba nama gue

dipanggil aja. Itu karena temen gue nulis

nama gue terus dikasi ke MC-nya. Waktu

itu enggak ada nyiapin materi apa-apa,

gue langsung maju dan curhat aja tentang

keapesan gue di dunia percintaan. Kemudian

banyak yang bilang katanya lucu, dikekang

deh di komunitas. Diminta deh buat terus

tampil, sampai jadi kayak sekarang.

Ikutan kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) itu apa lantaran keinginan sendiri?

Bisa ikutan kompetisi SUCI di Kompas TV

itu juga karena dijebak sama komunitas.

Padahal awalnya enggak suka TV. Tapi ya

sudah dilanjutin saja. Itu pun karena gue

nyadar kalau standup comedy itu enggak ada

sekolahnya di Indonesia. Gue liat ini sebagai

sebuah kesempatan untuk belajar jadi

komika yang benar. Ya bisa dibilang sih gue

enggak nyadar kalau bisa jadi komika seperti

sekarang, Cuma karena teman aja yang

ngedorong.

Kalau keseharian memang suka ngelucu ya?

Ya kalau ngelucu sih sama orang-orang

tertentu aja. Paling sama temen kuliah

yang emang deket banget. Bahkan dulu

kalo ngomong tuh sampai nyakitin orang.

Kalau ngeledek enggak bakalan puas kalau

enggak bisa sampai bikin orang marah. Jadi

ya gitu sama temen-temen deket itu yang

ngeracunin.

Biasanya sebelum tampil, nyiapin materi atau spontan aja di depan panggung?

Iya ada skenarionya kok. Semua komika

kayak gitu sih prepare materinya udah dari

jauh-jauh hari, bisa berminggu-minggu.

Untuk menciptakan satu joke yang baru dan

bener-bener lucu itu mesti ngalami yang

namanya proses trial and error. Dicoba, gagal,

coba lagi, gagal, baru akhirnye berhasil.

Itu yang terjadi saat open mic. Kalo di sana

kan langsung di depan panggung. Tapi karena

sekarang banyak kesibukan jadi enggak ada

waktu buat open mic, biasanya gue manfaatin

waktu lowong di tempat kerja pas syuting,

bereksperimen sama orang di sekitar.

THe rOOKIe

Page 77: M&I Vol  62

77Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Biasanya dapet inspirasi darimana untuk dapetin bahan joke yang gokil?

Macem-macem sih. Materi-materinya bisa

dari kehidupan sehari-hari, pengalaman

hidup. Atau dari hal-hal yang gue lihat salah

tapi kok kenyataannya dianggap benar. Hal-

hal yang seharusnya salah tapi dilakukan

orang banyak jadi terkesan benar. Padahal

salah. Misal motor yang melanggar lalu lintas.

Jalan yang one way jadi dua arah. Ini bikin

kalau punya amarah atau kekesalan sendiri

daripada dipendam mending dikeluarin jadi

lelucon di depan panggung.

Pernah melakukan pengulangan? Maksudnya joke yang lama di satu acara, kamu bawain lagi di acara lain?

Setiap materi yang sudah pernah gue bawain

pasti dicatet. Kalau pengulangan sih sering

terjadi, bahkan memang disengaja. Misalkan

sekarang gue show di Bali nih. Nah, dua bulan

depannya lagi gue bakal lagi tampil nih di Bali

tapi di lokasi yang berbeda.

Kalau tempatnya beda tuh masih kecil

kemungkinan untuk mengulangi materi.

Kalau misalnya joke nya ini sifatnya internal

artinya orang luar enggak boleh masuk, nah

ini kemungkinan pengulangan materi 90%

-nya akan terjadi.

Kalau blank pernah enggak? Terus bagaimana cara menyiasatinya biar enggak ketahuan?

Pernah. Sering malah. Caranya ya jalan-

jalan di panggung, sok-sok minum air

putih, atau nyapa penonton, kalau di stand

up itu istilahnya riving semacam lelucon

dengan cara langsung gitu sama penonton,

misalnya dengan bikin lelucon dari cara

berpakaiannya, pola duduknya, cara ketawa,

pokoknya ngambil lelucon di situ.

Pernah bikin joke yang spontan enggak?

Spontanitas sering. Ya riving itu. Ada juga

namanya Speechgasm. Jadi di stage itu pas

lelucon tiba-tiba bisa ngomong ngawur

ngidul. Kalo kata Ernes Prakasa, itu suara

setan aje.

Pengalaman paling seru atau mungkin memalukan selama tampil sebagai komika?

Pernah di Riau, ditonton 2000-an orang di

tengah lapangan bola. Kalau enggak salah

mereka abis sibuk ikutan olimpiade apa gitu.

Terus pas giliran gue open mic, orang-orang

enggak mau ngeliat muka gue. Itu 10 menit

yang bunuh diri deh kalo gue bilang. Lu di-hire

20 menit, tapi cuma bisa 10 menit. Akhirnya

gue minta maaf ke panitia. Tapi mereka malah

bilang enggak apa-apa, soalnya dulu juga

sempet ada kasus mereka ngundang band

rock dari ibukota. Eh penontonnya malah

pergi. Penonton pengen dangdutan aja

ternyata. Dulu pernah juga di Jogja di gedung

serba guna, kapasitasnya kira-kira untuk

250 penonton tapi yg datang cuma beberapa

puluh penonton. Terus mereka duduk misah-

misah. Gue aneh sendiri stand up di tengah-

tengah ruangan gedung serbaguna dan

enggak ada panggung.

Apakah bisa dibilang jadi komika adalah salah satu cita-cita kamu?

Enggak pernah kepikiran sih buat ini bakal

jadi karir, karena gue cuma ngelakuin apa

yang gue suka aja. Banyak yang bilang ini

bakal bagus untuk karir ke depan, but when

you suck the money first, you wil end up to be

nothing. Mendingan its’ about do what you

love, and be something for what u love.

Terus cita-cita untuk jadi menteri luar negeri gimana? Lanjut studi lagi?

Rencananya bakal ngambil S2 lagi untuk

jurusan politik kelautan.

Bagaimana kesan Ge selama berakting di layar lebar? Sama enggak sih nge-joke di film dengan open mic atau di panggung standup comedy?

Beda banget. Film buat gue bentuk seni

yang tinggi karena disitu ada komedi, drama,

akting, sinematografi. Untuk bikin sebuah

film yang lucu dan bagus itu sukar banget.

Kalau di Indo sebenarnya bisa bikin, cuman

orang-orang kita aja yang punya dogma kalau

film Hollywood lebih bagus.

Kamu berperan sebagai apa di film terbaru?

Di film Negeri Van orange itu karakter

gue sebagai Daus. Gue jadi seorang yang

mahasiswa kuliah di Belanda, tapi berniat

kerja di Departemen Agama, cuma gara-gara

cewek.

Bagaimana dengan orang tua? Apakah mendukung langkah Ge sebagai komika?

Awal-awalnya sih enggak support. Tapi

setelah debat kusir, intinya gue pengen

merana dengan passion gue, enggak mau

karena cita-cita orang lain. Dengan gue

menempuh jalan ini, gue jadi lebih rajin,

mandiri dan disiplin. NG

THe rOOKIe

Page 78: M&I Vol  62

78 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

COMMUnITY - STAND UP COMEDY INDO BALI

Stand Up Comedy Indo Bali

Ajang Kumpul Kreatif Para Komika Bali

Semenjak booming di tahun 2011,

Stand Up Comedy tidak hanya

menjadi sebuah hiburan yang

dikonsumsi dari satu kafe ke

kafe lain atau dari satu stasiun

TV ke stasiun TV lain. Melainkan, seni

menghibur lewat monolog ini juga mampu

mendorong masyarakat untuk membentuk

komunitas-komunitas Stand Up Comedy

hingga ke pelosok negeri. Bali, salah satunya

daerah yang memilik antusiasime tinggi

terhadap komedi jenis ini, bahkan banyak

bakat komika baru bermunculan di sini. Tak

heran, jika Komunitas Stand Up Indo Bali

terbentuk.

“Penggagas gerakan komunitas ini sebenarnya

Ernest Prakasa. Kebetulan ketika ia show

di sini sempat merangkul beberapa orang

yang memang gemar dengan Stand Up

Comedy, waktu itu Kak Pika dan Kak Anti

untuk membentuk sebuah komunitas di Bali,”

ungkap Liant Lin, Admin (Ketua) Stand Up

Comedy Indo Bali.

Page 79: M&I Vol  62

79Vol. 62 | Apr-Mei 2015

Eksistensi komunitas ini pun berhasil

menjaring talenta-talenta komika baru di

Bali. Dari yang awalnya hanya 10 orang

anggota bergabung, kini Stand Up Comedy

Indo Bali telah memiliki 20 anggota dari

berbagai latar belakang.

“Kebanyakan sih memang pelajar, tetapi

ada juga yang sudah bekerja, bahkan

berkeluarga,” imbuh Liant.

Liant Lin sendiri adalah salah satu komika

yang sukses mengawali debutnya dari

komunitas Stand Up Comedy Indo Bali

hingga berujung lolos di 6 besar kompetisi

Stand Up Comedy Indonesia Session

4 Kompas TV. Liant mengungkapkan

bahwa komunitas sangat berperan dalam

mengasah dan mengembangkan kemampuan

komikanya. “Di komunitas ini, kita latihan

bersama hampir setiap minggunya, apalagi

ketika menjelang event-event khusus.

Bahkan beberapa kali kita pernah mendapat

mentoring dari Ernest,” kata Liant. Tidak

hanya itu, komunitas Stand Up Indo Bali

juga beberapakali mengadakan workshop

ke sekolah maupun kampus untuk sekadar

berbagi ilmu dan wawasan seputar Stand Up

Comedy.

Liant Lin sendiri mengaku bergabung dengan

komunitas Stand Up Comedy Indo Bali sejak

2012 silam. Pria kelahiran 21 Juli 1993 ini

mengawali ketertarikannya terhadap gaya

komedi Stand Up, saat menontonnya di

Youtube. “Ketika saya nonton di Youtube

dan merasa terhibur, di situ saya sadar kalau

selera komedinya cocok nih dengan saya.

Nah waktu saya nonton open mic live-nya

di Bali, saya lihat banyak yang nyobain tapi

enggak lucu, dan saya pikir saya bisa lebih

baik nih dari mereka. Saya pun tertantang

untuk mencobanya,” terang mahasiswa

Kedokteran Universitas Udayana ini.

Bagi Liant, kunci menjadi seorang komika

adalah latihan dan juga berani open mic.

Masalah lucu atau tidak lucu itu belakangan.

Yang terpenting adalah berani untuk

mencoba. “Banyak lho yang enggak lucu.

Terkadang ya untuk bisa lucu itu ada lho

yang butuh waktu lama. Ada yang pertama

kali nyobain langsung lucu dan ada juga yang

lucunya baru ketahuan setahun,” ujar pria

berwajah oriental ini. Ia juga menambahkan,

bahwa Stand Up Comedy Indo Bali

menekankan kebersamaan dan membuat

ruang komunitas tidak hanya sebagai wadah

berkreativitas, tetapi juga keluarga. Ia pun

mendorong kaum muda Bali yang memang

punya passion di dunia komika untuk

bergabung dalam komunitas ini.

Hebohnya Dewatawa

Demi menghidupkan semangat kreativitas di

komunitas, Stand Up Comedy Indo Bali kerap

menyelenggarakan event komika, baik dalam

sekala kecil maupun besar. Mereka punya

program open mic secara reguler setiap hari

Senin di Danes Art Veranda dan Dlande Café.

Sementara untuk event besar, Sabtu (4/4)

lalu, mereka menggelar stand up comedy show

bertajuk DEWATAWA. Bertempat di ballroom

Hotel The Grand Santhi Denpasar, gelaran

ini menampilkan beberapa komika Stand Up

Indo Bali bersama dua komika ibukota, yakni

Ge Pamungkas dan Bintang Bete.

Liant Li mengatakan bahwa DEWATAWA

bukan event standup comedy show pertama

yang mereka gelar. Dua tahun sebelumnya,

mereka juga sempat menggelar event

bertajuk TRITAWA, di mana menghadirkan

tiga komika ibukota dalam satu panggung.

“Bisa dibilang DEWATAWA ini semacam

konsep branding baru untuk event kita. Tapi

brand ini enggak permanen. Mungkin kalau

kita punya konsep baru lagi, nama event nya

bisa saja berubah,” terang Liant.

Salah satu guest star dalam event tersebut,

Bintang Bete mengungkapkan bahwa ini

kedua kalinya ia berpartisipasi dalam gelaran

komunitas Stand Up Comedy Indo Bali. “Di

event sebelumnya, saya liat antusias kawula

muda Bali terhadap event Stand Up Comedy

cukup besar. Sekarang pun tetap begitu,”

katanya. Bintang Bete sendiri merupakan

komika yang kerap wara-wiri di program

standup comedy di stasiun Metro TV. Bintang

Bete juga dikenal dengan struktur komedinya

yang khas dan kerap menggunakan kisah

hidupnya sebagai bahan lelucon.

Event Stand Up Comedy Indo Bali pun tidak

akan berhenti hanya di Dewatawa. Masih ada

event-event kejutan berikutnya yang menanti.

“Harapan ke depan stand up indo bisa dikenal

ke masyarakat. Bisa diterima masyarakat di

Bali dan bisa bikin keren dan juga bisa

mencetak comic hingga ke nasional,” pungkas

Liant menutup wawancara bersama M&I

Magazine. NG

Page 80: M&I Vol  62

80 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

do just the same,” Old Jensen explained.

“But, what about the witches?” I interrupted.

“I’m getting there, sweetheart. So, while

the Sprites hid during the war, some of us

actually fought back. The witches and the

wizards, the warlocks, the dragons. Also the

elves,” Jensen sighed sadly.

“They lost, of course, against the sudden

attack of the humans and their high

technology. Katherine, was one of the

greatest witch who fought bravely against

the humans, to save her kind. She was a really

skilled witch...”

“Wait! Sorry for interrupting--again. But,

Evan here told me there is some path of

magic? So, was Katherine learning the path of

witches, or she was a witch that was learning

a path of some other kind of magic--?”

Evan rolled his eyes. “You’re an

embarrassment.”

“Sorry,” I snapped at him, “I don’t remember

you teaching me all this properly.”

“See, for some races, there wre special

exceptions. The witch and wizards are the

only ones that can use the path of wizardry,

although it is almost the same as sorcery. Get

it?” Jensen answered.

I nodded. “What about the warlocks?”

Don’t you love the feeling when you’re just

sitting there, waiting for a story to be told?

I shifted in my seat, trying to find a good

position to hear the story. When Old Jensen

cleared his throat and crossed his wrinkly

legs, I got a feeling that it was going to be

quite a long story.

“It all started hundres years ago,” he started

dramatically. “Believe it or not, the Sprites

were once good friends with the witches.”

“Seriously?” I couldn’t help exclaiming.

“Adrianna, please!” Evan said sharply.

“Right. Sorry. Go on, Jensen.”

“There was this witch,” Jensen continued,

“her name was Katherine. She was once a

very sweet girl, and a great friend of the

sprites. Actually, she was friends with my

great-great uncle Timothy, who died of food

poisoning...

“When the war with the humans started,

the witches were one of the few who fought

back. We, sprites, peace loving creatures,

decided to retreat back into the woods, far

away from the humans. Some humans who

were not involved in the war came with us.

We offered them shelter and protection from

the war, and they offered us their friendship.

We made this village, near the woods, for

the humans to live. My ancestors were really

serious in protecting these humans, and I will

Jensen’s StoryEpisode 26

teenlitcorner

“Oh, I don’t know much about them,” Jensen

shuddered, “the warlock community is a

mysterious one, shows up only on interesting

occasions.”

“Okay,” I replied, even though I didn’t actually

get his statement. “Back to Katherine?”

“Right,” Jensen took a deep breath.

“Katherine’s family died in the war. Her

sisters, her mother, her father. Everyone

she knew was gone. Can you imagine? All

because of the war, that poor girl. The years

passed, and all of the creatures went into

hibernation, except for the sprites here, who

were still protecting these humans. They

slowly died, one by one, by age. I, myself, is

not a full sprite, you know. I don’t even have

half of sprite blood. But I am a descendant...

and I’ve heard of stories. I heard, Katherine

also didn’t hibernate, she chosed to practice

her magic. But during these times, I’ve heard

that she pracitced... dark magic.” Jensen

stopped to add the dramatical effect. I held

my breath in enthusiasm.

stat

ic-t

umbl

r.com

Page 81: M&I Vol  62

81Vol. 62 | Apr-Mei 2015

teenlitcornerSamantha Chandra

www.adriannaandevan.blogspot.com

“And then, she disappeared,” Evan concluded,

a glimpse of grim understanding flashed on

his face.

“Yes. She left us the next day, without a word.

We tried not to talk about it, and we’ve never

heard from her since,” Jensen said gloomily.

“Now, people call her the Red Witch.”

I was a bit slow to respond. I frowned as I see

Evan’s worried face. “What is wrong?”

“Don’t you get it, Adrianna?” Evan said, “this

is dangerous times, for everyone.”

“Why is it--oh,” my voice faltered. A

horrible thought just occured to me. “She’s

somewhere, hiding, plotting something

against the humans. Isn’t she?”

Evan nodded grimly, even though I didn’t

need him to tell me that it was the truth. 

“I told you, it’s not a pretty story,” Jensen said

quietly, his spotted skin glowed strangely

under the chandeliers light in the tree.

“I can’t believe his,” I breathed, “and no one’s

ever told me? My dad? Evan, did you know

something about this?” I turned to face Evan.

Evan shrugged. “I had some guessess. But

this is all new to me.”

“And... what does Celia needs to do with all

of this?” I said frantically, “she’s in terrible

danger, isn’t she?” I grasped Evan’s arm

tightly.

Evan let go of my grasp, his eyes flickered

cautiously. Oh, right. I reminded myself. I need

to watch my words in front of Jensen.

“Anyway... Katherine showed up here a few

years later after the war. It was my father

who saw her. People said she looked...

different. She was still beautiful. Enchanting..

But people said there was something creepy

about her. She was no longer smiling, there

were no more warmness in her eyes. She was,

well, cold.”

I crouched forward so I could hear Jensen

better, shuddering with the imagination

of Katherine. Jensen was such a good

storyteller, when he talked he sent shivers

down my spine. “What did she do here?”

“Well,” Jensen’s voice was absent, as if he

didn’t feel our presence in the room. “She

told us that she was going to avenge her

family’s death. She asked the sprites if they

wanted to help her. To join forces with her.”

“Avenge?” I croaked.

“Yeah. To the human kind. But the sprites said

no, of course. We were thinking about all the

humans that we were still protecting here,”

Jensen replied quickly.

But it was too late. “Who’s Celia?” Jensen

asked.

“Nothing,” I quickly answered.

Jensen frowned. “It’s okay. You can tell me. I’ll

do anything to help.”

For a second, I was about to trust him. I was

considering to tell him about everything.

About Celia, the Red Witch, the search, the

phantom, everything. I could see he was a

good person. Or sprite. Or whatever.

But you never know, a part of me reminded.

That was when Evan stood up. “I’m sorry,

but we really need to go,” he said, his voice

was tight. “Adrianna’s parents are probably

worried. We don’t want to worry them.

Thank you so much for your story. It will give

me a lot of stuff to write about the Red Witch

for my papers.”

And with that, Evan nodded slightly, took his

bag, and gestured me to leave.

“It’s been a pleasure to meet you,” I quickly

said, and hurried to the door, where Evan was

waiting.

Old Jensen looked confused. “You seem like

you were enjoying yourselves before. Now,

you’re in such a rush. What’s wrong?”

“It’s nothing. I just don’t want to worry my

parents. I want to see them now--and...”

“Adrianna, we’re going.” Evan tugged my arm.

“Thank you!” I said, and Evan dragged me out

of the door. NG

Page 82: M&I Vol  62

82 Vol. 62 | Apr-Mei 2015

SALES OF

THE MONTH

Warung BENDEGADISC 15% Setiap pembelanjaan

BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%

KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat

DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium

KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan

BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA

BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate

Disc invalid package & tournament

ERHACLINICDISC 20% Setiap Peeling Treatment

Berlaku Senin - Jumat

RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus

rawat inap)

SILOAM HOSPITALSDISC 20% Pemeriksaan Radiologi ,

DISC 10% Kamar Rawat Inap, Medical Check Up Regular dan Obat

CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS

THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY

Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-

Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)

PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan

DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus

TAMAN AIR SPALOWEST PRICE

BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan

minuman

SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates

Invalid for alcohol drink & buffet package

ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa

DISC 5% Sulam Alis Eyeliner dan bibir

KAMPOENG VILLADISC 10%

CASHBACK 10% Setelah tamu check out

LLUVIA SPADISC 50% All Treatment

Jam 09.00 - 17.00

KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%

WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.

100.000,-

BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama

DISC 10% bulan selajutnya

TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial

treatment

RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-

belanjaan

BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu

BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

AMARIS HOTEL TEUKU UMAR DENPASARSPECIAL Rate Rp. 325.000,- /room /night

BLACK CANYONDISC 10% F&B All Day Kecuali Merchandise

Minuman Botol dan Kaleng, khusus di outlet Teu-ku Umar, airport dan Discovery Shopping Mall

WARUNG ONGANDISC 10% F&B

XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk

menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-

MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment

BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise

HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT

DISC 20% Selain face treatment

FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu

DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room

CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment

MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk

TBIDISC 25%

Untuk Biaya Kursus

LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation

LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock

DISC 40% untuk berlian dengan pesanan

5ASEC TEXTILE EXPERTDISC 20% Setiap Transaksi

BALI BRASCODISC 50% untuk Spa

DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet

QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab

DISC 5% No lab

Page 83: M&I Vol  62

83Vol. 62 | Apr-Mei 2015

NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT

Invalid promo lainnya

INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,

dan minuman

DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan

RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap

DISC 10% Medical Check Up

WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan

minuman

TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali

injection dan pembelian produk

BERRYBIZ HOTELSDISC 50% untuk kamar dan 10% untuk f&b

WA Salon, Spa & Butik KebayaDISC 20% untuk salon dan 10% untuk butik

Tropical An International RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman

OCEAN SPADISC 20%

untuk treatment

SALON RUDY HADI SUWARNODISC 10%

untuk semua treatment

Anyar KebayaDISC 15% khusus untuk Produk kebaya

Nu-Mi Aesthetic & WellnessDISC 20% treatment non-medis & Disc 10% treatment medis kecuali pembelian produk

AROMA FUSION RESTAURANTDISC 20%

untuk makanan dan minuman

FITCLUBDISC 25%

(Single Membership) dan DISC 25% + Free 3 Personal Training Session (Couple Membership)

khusus keanggotaan setahun

AUTO BRIDALDISC 50% Paint Protector & Anti Karat

DISC 20% Cuci Mobil

ELY’S KITCHENDISC 10%

Untuk Makanan dan Minuman

COCO BISTRODISC 20%

untuk Makanan dan Minuman

ZUSHIODADISC 10%

untuk menu sushi dan ramen

ULTIMATE NUTRITIONDISC 20% untuk Produk

LESTARI TENUN IKATDISC 10% All Item

OCEAN Asian Cuisine RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman

TROPIC SPADISC 20% untuk treatment

BALONKUDISC 10% All items

Transaksi min Rp. 500.000,-

D’STAR Bar & RestoDISC 20% F&B

RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%

ALL MENU

RUMAH SEHATDISC 15% Spa,

DISC 10% Skin Care & SalonDISC 5% Resto

LESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN

PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG

MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH

LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU

BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG

MENGUNTUNGKAN.

JoiN US To GET PRiViLEGE!

Nikmati

Semua

Keuntungannya

Bersama Kami

Page 84: M&I Vol  62

84 Vol. 62 | Apr-Mei 2015