mfo.docx

15
MARINE FUEL OIL Ada yang udah tau apa itu MFO?? Ni dia nih tentang MFO sekedar untuk pengetahuan aja, semoga bermanfaat.. :D Bahan Bakar Marine Fuel Oil Pada dasarnya pembakaran merupakan reaksi cepat suatu senyawa dengan oksigen. Selain itu, pembakaran juga merupakan hasil sejumlah besar reaksi yang rumit. Pada proses pembakaran akan disertai dengan pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Reaksi yang mungkin terjadi adalah reaksi pirolisis yaitu pemecahan termal molekul besar menjadi molekul kecil tanpa kehadiran oksigen jika bereaksi dengan oksigen maka reaksi ini akan menghasilkan nyala (Fessenden dan Fessenden, 1997). Bahan bakar merupakan material dengan suatu jenis energi yang bisa di ubah menjadi energi berguna lainnya. Jenis-senis bahan bakar : •Bahan bakar padat, meliputi batu bara dan kayu. •Bahan bakar cair, meliputi bahan bakar minyak seperti bensin, kerosin, dan solar •Bahan bakar gas, meliputi gas hidrogen dan gas helium •Bahan bakar nuklir Proses pembakaran yang ada selama ini, terbagi atas dua jenis pembakaran, yaitu :

Upload: aang

Post on 18-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MFO.docx

MARINE FUEL OIL

Ada yang udah tau apa itu MFO?? Ni dia nih tentang MFO

sekedar untuk pengetahuan aja, semoga bermanfaat.. :D

Bahan Bakar Marine Fuel Oil

Pada dasarnya pembakaran merupakan reaksi cepat suatu senyawa dengan oksigen. Selain itu, pembakaran juga merupakan hasil sejumlah besar reaksi yang rumit. Pada proses pembakaran akan disertai dengan pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Reaksi yang mungkin terjadi adalah reaksi pirolisis yaitu pemecahan termal molekul besar menjadi molekul kecil tanpa kehadiran oksigen jika bereaksi dengan oksigen maka reaksi ini akan menghasilkan nyala (Fessenden dan Fessenden, 1997).

Bahan bakar merupakan material dengan suatu jenis energi yang bisa di ubah menjadi energi berguna lainnya.

Jenis-senis bahan bakar :

•Bahan bakar padat, meliputi batu bara dan kayu.

•Bahan bakar cair, meliputi bahan bakar minyak seperti bensin, kerosin, dan solar

•Bahan bakar gas, meliputi gas hidrogen dan gas helium

•Bahan bakar nuklir

Proses pembakaran yang ada selama ini, terbagi atas dua jenis pembakaran, yaitu :

•Pembakaran sempurna, yaitu pembakaran yang terjadi dengan adanya proses pengubahan suatu senyawa menjadi C02 dan H20

•Pembakaran tidak sempurna, yaitu pembakaran yang terjadi yang disebabkan persediaan O2 tidak cukup untuk pembakaran sempurna menghasilkan karbon monoksida atau kadang-kadang dalam bentuk arang atau jelaga.

Page 2: MFO.docx

Marine Fuel Oil

Marine Fuel Oil adalah bahan bakar minyak, yang digunakan untuk pembakaran langsung di dapur-dapur industri dan pemakaian lainnya seperti untuk Marine Fuel Oil. MFO merupakan bahan bakar minyak yang bukan termasuk jenis distilate, tetapi termasuk jenis residue yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat.

Mutu MFO yang baik harus memenuhi batasan sifat – sifat yang tercantum pada spesifikasi dalam segala cuaca. Karena secara umum bahan bakar MFO hanya dapat dipompa dan diatomisasikan setelah melalui pemanasan terlebih dahulu.

Beberapa batasan sifat–sifat bahan bakar MFO, baik sifat fisika maupun sifat kimia yang harus dipenuhi di dalam penggunaannya adalah :

•Sifat kestabilan

•Sifat kekentalan

•Sifat korosifitas

•Sifat kebersihan

•Sifat keselamatan

Kegunaan Marine Fuel Oil :

Pabrik / industri Boiler (ketel uap), Heating (pemanas), Drying (pengering), Furnace (dapur/tungku industri).

Industri Pertanian Pemanas (untuk pemnas ruangan, pada negara musim dingin), Pemanas Tembakau ( Tobacco heating)

Industri Konstruksi Mesin – mesin konstruksi , Pemanas Pabrik Aspal (asphalt plant heating)

Transportasi Laut Mesin Generator Listrik

Perikanan Laut Bahan bakar kapal

Industri Lain Pemanas Gedung (Negara beriklim dingin), Bulldozer (Road transportation)

Proses Pembuatan MFO di PT Pertamina (Persero) UP IV Cilacap

Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian dari perut bumi yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena minyak bumi tersebut belum dapat digunakan secara

Page 3: MFO.docx

langsung. Untuk itu dilakukan pengolahan agar didapat produk-produk yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan untuk masing-masing produk.

Minyak bakar adalah suatu produk dari hasil pengolahan minyak bumi dimana untuk mendapat minyak bakar dapat dilakukan dengan cara :

a. Distilasi Atmosferik

b. Distilasi Hampa

c. Proses Perengkahan

– Thermal Cracking

– Catalytic Cracking

d. Proses Pencampuran

Distilasi Atmosfer

Distilasi atmosfer adalah proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedahan titik didihnya pada tekanan atmosfer dan temperatur maksimum C. Proses distilasi mencakup dua kegiatan yaitu penguapan dan350 pengembunan. Pada penguapan memerlukan panas untuk menaikkan temperatur. Sebaliknya pada pengembunan dilakukan dengan mengambil atau melepas panas penguapan.

Minyak mentah atau crude oil sebelum diolah harus dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui jenis karakteristiknya dan adanya unsur-unsur yang tidak diinginkan (impurities) yang terkandung didalamnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kondisi operasi yang sesuai dengan jenis minyak bumi yang akan diolah dan proses penghilangan senyawa-senyawa impurities.

Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah :

•Gas

•Nafta

•Kerosin

•Gas oil (solar)

•Residu (long residue)

Distilasi Hampa

Page 4: MFO.docx

Pada dasarnya distilasi hampa hampir sama dengan distilasi atmosfer, yang membedakannya yaitu pada distilasi hampa tekanan didalam kolom fraksinasi diturunkan sampai dibawah satu atmosfer (10 – 40 mmHg). Proses distilasi hampa dilakukan untuk memproses lebih lanjut residu (long residue) yang merupakan sisa dari proses distilasi atmosfer, karena dengan distilasi atmosfer tidak mampu lagi memisahkan fraksi-fraksi yang masih terdapat di dalam residu. Hal ini dikarenakan, jika suhu pada distilasi atmosfer dinaikkan lebih dari suhu maksimumnya maka akan terjadi perengkahan (cracking) yang akan merusak mutu produk. Dengan menurunkan tekanan pada kolom fraksinasi maka titik didih residu akan turun dan residu dapat dipisahkan menurut fraksi-fraksi yang masih ada tanpa terjadi perengkahan (cracking).

Hasil dari proses distilasi hampa antara lain:

•Vakum gas oil

•Short residu

Proses Perengkahan

Secara sederhana proses perengkahan merupakan proses pemisahan hidrokarbon dengan bobot molekul yang besar menjadi komponen dengan bobot molekul yang lebih kecil. Proses perekahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.Themal cracking

2.Catalytic cracking

3.Hidro cracking

Thermal Cracking

Thermal cracking adalah proses perekahan yang dilakukan dengan temperatur dan tekanan tinggi. Proses ini adalah yang paling konvensional diantara ketiga proses cracking tersebut diatas karena hasil perengkahannya tidak terarah sehingga sekarang jarang digunakan.

Bahan baku untuk proses ini adalah long residue dan hasil dari proses ini salah satunya adalah solar. Solar yang dihasilkan kurang baik mutunya terutama sifat kestabilannya karena banyak mengandung senyawa olefin.

Catalytic Cracking

Catalytic cracking merupakan proses perengkahan secara kimiawi dengan suhu tinggi dan tekanan sedang dengan bantuan katalisator didalam reaktor, kemudian masuk kolom fraksinasi untuk dipisahkan menurut perbedaan fraksi-fraksinya.

Proses Pencampuran (Blending)

Minyak bakar MFO dibuat dengan cara mencampur antara residu dengan produk kilang lainnya (misalnya: kerosene, solar, HVGO, atau produk lainnya). Pencampuran dua produk atau lebih disebut

Page 5: MFO.docx

blending. Pada produksi proses blending dilakukan dengan cara proses pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

•system batch, dimana komponen solar yang akan di campur dimasukan dalam suatu tempat (tangki) dengan perbandingan tertentu kemudian di aduk hingga merata.

•system in line blend, sistem dimana komponen solar yang akan dicampur dialirkan melalui pipa khusus secara bersamaan dengan perbandingan tertentu, sehingga diharapkan sesampainya di tempat penampung (tangki) campuran tersebut sudah merata (homogen).

MFO merupakan salah satu produk dari proses ini. Pada PT Pertamina (Persero) UP IV Cilacap salah satu unitnya adalah

Sifat – sifat Marine Fuel Oil

Penggunaan bahan bakar MFO harus aman, tidak membahayakan manusia, tidak merusak mesin, harus efisien dalam penggunaanya serta tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Untuk memberi jaminan mutu bagi pelanggan dalam hal keselamatan dan kenyamaan, bahan bakar MFO secara cepat dapat dilihat dari sifat/spesifikasi. Beberapa batasan sifat–sifat bahan bakar MFO, baik sifat fisika maupun sifat kimia yang harus dipenuhi di dalam penggunaannya adalah :

•Sifat kestabilan

•Sifat kekentalan

•Sifat korosifitas

•Sifat kebersihan

•Sifat keselamatan

Sifat Kestabilan

Minyak bakar dibuat dengan cara blending dari bermacam-macam komponen dalam proporsi tertentu, campurannya harus betul-betul homogen. Dengan homogennya campuran akan menghasilkan nilai kalori yang maksimal dan stabil. Bila campuran tidak homogen, karena terjadi penggumpalan, maka kestabilan pembakaran akan terganggu sehingga efisiensinya menurun. Hal ini disebabkan karena adanya hidrokarbon tidak jenuh yang bila teroksidasi menghasilkan endapan dan akan mengganggu stabilitas pembakaran. Pengujian sifat kestabilan dilakukan dengan pengujian desnsity at 15oC berdasarkan ASTMD 1298.

Sifat Kekentalan

Kekentalan fuel oil merupakan indikasi mudah tidaknya fuel tersebut dipompakan. Kekentalan erat hubungannya dengan kemudahan saat penyaluran dengan pipa maupun saat dipakai pada burner.

Page 6: MFO.docx

Pengujian sifat kekentalan dilakukan dengan pengujian viscosity kinematic at 50oC berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point berdasarkan ASTM D 97.

Sifat Korosifitas

Sifat korosifitas erat hubungannya pada saat pembakaran, karena kandungan sulfur yang ada diubah menjadi oksidanya, dan dengan adanya air akan mengembun menjadi asam. Dan asam yang terbentuk tersebut akan dapat menyebabkan korosif pada mesin pembakaran.

Pengaruh kandungan sulfur dalam bahan bakar menyebabkan pencemaran udara (gas sulfur dioksida adalah gas yang berbau rangsang) dan korosif yang mengakibatkan kerusakan peralatan pada dapur pembakaran (furnace). Pengujian sifat korosifitas dilakukan dengan pengujian sulphur content berdasar ASTM D1552.

Sifat Kebersihan

Sering kali pada saat proses pengolahan suatu bahan bakar dapat terjadi kontaminasi dari suatu zat lain. Kontaminasi fuel oil dengan zat lain tersebut yang terjadi akan mempengaruhi mutu dari fuel oil. Kontaminasi tersebut dapat berasal dari kadar karbon dan juga air.

Pengaruh dari tingginya kadar kontaminasi arang/karbon dan sediment mengakibatkan terbentuknya kerak arang pada nozzle burner, menyebabkan penyumbatan atau kurang lancarnya proses pembakaran. Dan kontaminasi air dapat menyebabkan pembakaran hidrokarbon akan berkurang, karena pada saat pembakaran air diubah menjadi uap air sehingga panas yang terjadi dari tidak maksimal dalam proses pembakaran. Pengujian sifat kebersihan dilakukan dengan pengujian water content, ASTM D 95.

Sifat Keselamatan

Sifat keselamatan bahan bakar MFO meliputi keselamatan di dalam pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan. Bahan bakar solar harus memiliki salah satu sifat keselamatan yaitu bahwa bahan bakar solar tidak terbakar akibat terjadi loncatan api. Pengujian sifat keselamatan dilakukan dengan melakukan pengujian flash point berdasarkan ASTM D 93.

FUEL OIL SYSTEM (sistem bahan Bakar) IN VESSEL

Sistem bahan bakar adalah sistem yang digunakan untuk mensupply bahan bakar yang diperlukan motor induk. Pada umumnya ;1. mesin diesel kecepatan rendah dapat beropersi dengan hampir setiap bahan bakar cair dari minyak tanah ( kerosine ) sampai minyak bunker.2. mesin diesel kecepatan tinggi modern, karena singkatnya selang waktu yang tersedia untuk pembakaran pada setiap daur memerlukan minyak bakar yang lebih khusus dan lebih ringan.Dalam dunia maritim bidang klasifikasi jenis bahan bakar minyak yaitu:• MGO (Marine gasoil)• MDO (Marine diesel oil)

Page 7: MFO.docx

• IFO (Intermediate fuel oil)• MFO (Medium fuel oil• HFO (Heavy fuel oil)

Sifat bahan bakarSifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari suatu mesin diesel ; Penguapan Residu karbon Viskositas Kandungan blerang Abu Air dan endapan Titik nyala, dan Mutu pelayanan

Untuk mesin diesel kecil dibutuhkan penguapan bahan bakar yang tinggi dari mesin diesel besar agar didapatkan penggunaan bahan bakar yang lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap minimum. Residu karbon adalah karbon yangg tertinggal setelah penguapan dan pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada bagian mesin ( torak ) diperbolehkan residu karbon sebesar 0,1 %.Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari minyak untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin rendah jumlah detiknya makin rendah viskositasnya.Alat untuk mengukur viskositas bahan bakar adalah viskosimeter saybolt. Belerang dalam sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang didinginkan, terutama kalau mesin beroprasi dengan

Page 8: MFO.docx

beban rendah dan suhu silinder menurun. Korosi yang sering disebabkan oleh gas balerang sering didapati dalam sistem buang dari mesin diesel. Berbagai spesifikasi tidak mengijinkan kandungan balerang lebih dari 0,5-1,5%. titik nyala meruapakan suhu yang paling rendah yang harus di capai dalam pemenasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat terdapat dalam jumlah yang cukup untuk menyala/terbakar sesaat.Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang penting, terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan mudahnya penyalaan dan start mesin dingin. Jenis pembakaran yang di peroleh dari bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu pelayanan diukur dengan indek yang disebut angka setana, nilai bilangan ini sebagi karakteristik bahan bakar diesel serupa dengan angka oktana pada motor bensin.

Berikut adalah salah satu sistem bahan bakar dalam project guide wartsila 16V32.Wartsila 16V32 adalah motor induk yang didesain untuk menggunakan bahan bakar HFO secara kontinue. Namun, dalam keterangannya di project guide mesin ini dapat juga menggunakan beberapa jenis bahan bakar dengan spesifikasi tertentu.

Bahan bakar HFO dipompa dengan pompa yang digerakkan dengan electrik motor menuju setling tank, pompa ini disebut dengan HFO transfer pump. Dari setling tank HFO dipompa dengan HFO Feed Pump menuju HFO service tank. Pada feed pump terdapat filter dan juga heater, heater ini berfungsi sebagai pemanas sebelum bahan bakar masuk ke separator.Dari service tank bahan bakar didorong dengan supply pump yang digerakkan secara elektris dengan menjaga tekanannya pada sekitar 4-6 bar sebelum masuk ke circulating pump, tekanan circulating pump berkisar antara 8-10 bar. Bahan bakar kemudian didorong masuk ke main engine melalui heater dan full flow filter, dan perlu dipastikan kapasitas circulating pump harus melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh main engine, sehingga kelebihan bahan bakar yang di supply akan kembali ke service tank melalui venting box dan de-aerating valve yang mana pada valve tersebut akan melepaskan gas dan membiarkan bahan bakar masuk kembali ke pipa circulating pump.Pada operasi engine yang konstan, maka engine harus menggunakan heavy fuel. jika rekomendasi ini tidak dilakukan, maka akan terjadi latent risk atau kerusakan tersembunyi pada kualitas diesel oil dan heavy fuel yaitu pembentukan campuran yang tidak sempurna selama penggantian bahan bakar. Oleh karena itu tidak disarankan menggunakan diesel oil untuk operasi engine pada semua beban kerja.Pada keadaan khusus, penggunaan diesel oil diperbolehkan dan diperlukan dan dapat dilakukan sewaktu-waktu ketika engine tidak di operasikan. Penggantian ini menjadi diperlukan untuk waktu yang yang sesaat. pada penggunaan ini, kapal disyaratkan tidak bekerja atau berhenti pada waktu yang cukup lama dengan kondisi engine dingin. kondisi ini adalah ;1. Saat kapal docking2. Berhenti selama lebih dari 5 hari3. Dilakukannya reparasi pada sistem bahan bakar utama4. Kondisi lingkungan yang terjadi.

Beberapa bagian dalam fuel oil system ; Storage Tankmerupakan tanki yang dipergunakan untuk tempat penimbunan bahan bakar yang terletak pada engine room dan untuk pengisian dilakukan dari geladak cuaca. Settling Tank

Page 9: MFO.docx

merupakan tanki yang digunakan untuk mengendapkan bahan bakar yang telah di pindahkan oleh transfer pump dari tanki penimbunan. lama waktu yang diperlukan untuk mengedapkan bahan bakar, ini minimal adalah 24 jam, hal ini berdasrkn class rule. Sistem Pemanas Di Storage Tankpada perencanaan ini, untuk pemanasan bahan bakar di storage tank menggunakan electrical heating coil. pemanasan suhu bahan bakar di storage tank mencapai 50 derajat celcius. Transfer Pumpmerupakan pompa yang digunakan untuk memindahkan fluida (fuel oil) dari tanki penimbunan ke tanki pengendapan. Feed Pumpmerupakan pompa yang digunakan untuk memindahkan fluida (fuel oil) dari tanki penimbun ( settling tank) ke tanki harian ( service tank ). pompa yang dginakan bisa jenis screw wheel atau jenis gear wheel. Separatorpada supply system terdapat poses pemisahan air dengan bahan bakar, proses ini berlangsug di separator atau centrfuge.

Read more: http://www.maritimeworld.web.id/2011/05/fuel-oil-system-sistem-bahan-bakar-in.html#ixzz2fmcYaIFk

salam....Halo gimana kabarnya pak?Begini pak, setelah satu tahun saya mengirimkan email tentang MFO melalui milis, saran yang Bapak berikan ketika itu tidak ditanggapi oleh pimpinan perusahaan saya karena ada masalah yang lebih urgen lagi pada saat itu. Namun dengan kenaikan harga BBM akhir2 ini masalah ini menjadi prioritas besar bagi kami sekarang.Awalnya kami meninggalkan penggunaan MFO dan beralih kepada solar. Selama penggunaan solar Combution Chamber kami tidak ada masalah dengan overburning.Namun dengan naiknya harga BBM perusahaan ingin menggunakan kembali MFO.Kami sudah mendesain ulang tangki penyimpanan MFO kami seperti yang Bapak sarankan, kecuali penggunaan agitator yang tidak dibuat.Setelah dari tangki penyimpanan MFO yang menggunakan pemanas, sebelum dialirkan ke Combution Chamber, MFO masih dilewatkan kedalam oil heater kembali. Masalahnya overburning masih tetap terjadi. Pada saat itu MFO di tangki disetting pada suhu 80 C. Kemudian settingannya kami naikkan menjadi 90 C, overburning masih terjadi, tapi dengan interval waktu yang lebih lama yaitu setelah pemakaian 2 hari.Bagaimana mengatasi masalah ini? Apakah ada korelasinya dengan suhu MFO tersebut? Masalah lain yang kami dapat setelah menggunakan MFO, panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebut tidak dapat memenuhi standard yang diinginkan oleh proses drying yang dinginkan dalam proses.Bagaimana caranya meningkatkan nilai kalori dari pembakaran MFO tersebut? 

Page 10: MFO.docx

Atas jawaban yang Bapak berikan saya ucapkan terima kasih.    

EG Giwangkara S <givangkara@...> wrote:dear pak imatek,

waah.. pak, jawaban dari pertanyaan bapak sebetulnya OOT dengan milis ini dan sudah memasuki wilayah professional advice saya.... tapi kali ini ga apa-apa deh, akan saya bahas disini..., itung2 untuk pembelajaran studi kasus buat adik2 yang masih kuliah... dan gratis.....

sebelum mulai, mari kita lihat gambar berikut :http://persembahanku.files.wordpress.com/2007/03/tanki_mfo.jpgidealnya, desain tanki MFO kira2 seperti gambar diatas. sayang anda tidak menyebutkan kondisi instalasi tanki MFO anda dan perpipaan yang terpasang.

MFO termasuk kategori produk minyak berat yang dibuat dari beberapa fraksi komponen, yaitu solar, wax dan residu. typically, MFO dimanapun akan mengalami masalah yang sama, yaitu homogenitas, dimana MFO secara fisik akan "terpisah" menjadi komponen2nya jika disimpan dalam waktu yang lama tanpa pemanasan dan pengadukan. makanya tidak disarankan menyimpan MFO lebih dari 3 hari tanpa pemanasan dan pengadukan.

dari penjelasan anda, nampaknya anda bekerja di daerah remote, seperti di perkebunan atau pertambangan. masalah yang anda alami kemungkinan besar diakibatkan oleh masalah homogenitas tersebut. kemungkinan besar anda menimbun MFO untuk waktu yang lama untuk mengantisipasi permasalahan supply MFO ke daerah remote atau mengurangi biaya transport pengiriman MFO.

ada beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah anda, yaitu :

fasilitas pemanas tankiperiksa fasilitas pemanasan tanki, apakan sistim pemanasan tanki MFO anda berfungsi dengan baik atau tidak. fasilitas sirkulasi / pengadukanyakinkan apakah tanki MFO anda sudah memiliki fasilitas sirkulasi (garis merah pada gambar diatas) atau agitator tidak. drain airyakinkan apakah drain air dilakukan rutin atau tidak, terutama pagi hari. karena MFO juga memiliki sifat higroskopis. supply MFOcoba tinjau ulang jadwal supply MFO ke remote site anda. sesuaikan jadwalnya dengan kebutuhan rata2 selama tiga hari. tank cleaningapakan anda rutin membersihkan tanki MFO dari sludge (lumpur minyak).coba anda buat kajian keekonomian untuk beberapa pilihan investasi untuk solusi diatas dan bandingkan jika harus mengganti dengan solar. dari kajian itu silahkan dilihat feasibility-nya bagi perusahaan anda.

Page 11: MFO.docx

selain itu ada beberapa kemungkinan penyebab yang lain, seperti :

masalah kualitas steam (suhu dan tekanan). kualitas umpan ketelnya. masalah atomizing atau kebersihan nozzle pada burner / chamber. dan kemungkinan penyebab lain yang mungkin harus dilihat langsung di lapangan.demikian, semoga bisa membantu... :)

imatek ft <[email protected]> wrote:salam...terima kasih atas jawabannya. saya lupaa combution chmabernya merk apa, tapi asalnya dari Spanyol. Minta maaf karena baru bisa balas sekarang karena kondisi nya lokasi kerja saya sangat jauh dari kota untuk saya dapat berinternet. saya hanya pada hari minggu bisa k kota.pemasalahannya MFO yang kami gunakan sering overburning akibat flow MFOnya yang tiba2 tinggi. tapi pada saat ini kami sudah menggunakan solar untuk combution chamber tsb,setelah kira2 2 minggu belum pernah terjadi overburning. penggunaan solar ini memiliki masalah di biayanya yang 2 kali lipat dari harga MFO.apakah ada masalah dari MFO yang kami gunakan?tanx

EG Giwangkara S <[email protected]> wrote:waaah... penjelasannya panjang pak..di TA saya karakteristik MFO menghabiskan satu bab sendiri.

tapi ringkasnya kira2 begini :

MFO merupakan bahan bakar cair berat yang mempunyai sifat penguapan yang relatif renah, kekenatalan tinggi dan digunakan sebagai bahan bakar mesin industri, boiler atau bahan bakar kapal. MFO dibuat dari fraksi residu yang berasal dari distilasi atmosferik. untuk pengertian "fraksi" disini silahkan anda baca artikel saya tentang "proses pengolahan minyak" bumi di http://persembahanku.wordpress.com/. kwalitas MFO harus diperhatikan agar dalam pemakaiannya aman dan tidak menyebabkan kerusakan / buntu pada nozzle burner atau combustion chamber.

.......................cut................

.

SMS 1st before call, I never pickup unknown or private number.