metode pemeriksaan laboratorium

80
METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Pemeriksaan Hematologi a. Pemeriksaan dengan menggunakan alat “ABX Micros 60” dan “Sysmex KX 21”

Upload: ani-sulistiani-andi

Post on 31-Jul-2015

942 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1.       Pemeriksaan Hematologi

a.      Pemeriksaan dengan

menggunakan alat “ABX Micros 60” dan “Sysmex KX 21”

                                             

                                       a                                                            b

Page 2: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Gamabar 2 : a. ABX SYSMEX KX21 dan b. ABX MICROS 60

Prinsip             : Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan memakai

tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa sekaligus beberapa parameter seperti Hb,

Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit.

Cara Kerja dengan menggunakan alat ABX Micros 60 :

1)      Switch utama dinyalakan, terletak di belakang instrument.

2)      Setelah lampu indikator menyala, tekan tombol start up, maka secara otomatis alat akan

melakukan pembilasan dan melakukan pemeriksaan reagen. Jika lolos maka alat akan

menampilkan nilai nol untuk setiap parameter pemeriksaan dan jika tidak, maka secara otomatis

alat akan melakukan pembilasan ulang dan pemeriksaan reagen sampai tiga kali sehingga

didapatkan angka nol untuk setiap parameter pemeriksaannya.

3)      Tekan tombol start.

4)      Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).

5)      Tekan tombol ID dan masukkan nomor pasien, tekan tombol enter tunggu sampai jarum

penghisap darah keluar.

6)      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk

kembali dan melakukan pemeriksaan.

7)      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar.

8)      Untuk mematikan alat, tekan stand by maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar

padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian belakang alat.

Cara kerja dengan menggunakan alat Sysmex KX 21 :

1)      Switch utama dinyalakan, terletak di samping kanan instrument.

Page 3: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

2)      Setelah lampu indikator menyala maka secara otomatis alat akan melakukan start up sampai

layar menampilkan tulisan ready.

3)      Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).

4)      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk

kembali dan melakukan pemeriksaan.

5)      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar

dan dapat diprint.

6)      Untuk mematikan alat, tekan shutdown maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar

padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian samping kanan alat.

Nilai Normal         : a. Leukosit    : 4.000 – 10.000/mm³

: b. Eritrosit     : Laki-laki : 4,5–6,0 juta/mm³

                        :Perempuan: 4,0–5,5juta/mm³

                              : c. Trombosit  : 150.000 – 400.000/mm³

                              : d. Hematokrit : Laki-laki : 40 – 54%

                                                        : Perempuan : 37 – 47%

                              : d. Hb             : Laki-laki : 14 – 18 gr/dl

                                                      : Perempuan : 12 – 16 gr/dl

b.      Hematologi Manual

Hitung Jumlah Leukosit

Metode            : Pengenceran Turk

Page 4: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip             : Darah dicampur dengan larutan turk yang mengandung gentian violet 1% dalam

air dan asam asetat glasial, maka sel selain sel leukosit akan lisis. Dengan pengenceran tertentu

dan volume kamar hitung jumlah sel leukosit dapat diketahui.

Alat                 :

-          Tabung reaksi

-          Clinipette 10µl dan 100µl

-          Mikroskop

-          Bilik hitung Improve Neubauer.

-          Deck glass

Bahan              :

-          Larutan Turk

-          Darah

Cara Kerja       :

1)      Siapkan bilik hitung dan deck glass.

2)      Pipet reagen turk sebanyak 190µl masukkan kedalam tabung reaksi.

3)      Masukkan 10µl darah kedalam tabung tersebut, campur dan homogenkan.

4)      Masukkan sedikit larutan kedalam bilik hitung, tunggu beberapa saat (3 menit).

5)      Hitung dalam 4 kotak 1mm dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 40x.

Selain cara manual dilakukan juga pemeriksaan secara full  automatic dengan

menggunakan alat ABX Micros 60 dan Sysmex KX 21. 

c.       Pemeriksaan Laju Endap Darah

Metode            : Westergreen

Page 5: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip             : Bila darah dicampur dengan

antikoagulan Na Citrat 3,8% dan didiamkan pada suhu kamar, maka eritrosit akan mengendap ke

dasar tabung dan pada bagian atas terdapat cairan plasma.

Gambar 3 : Alat pemeriksaan laju endap darah (LED)

Alat                 :

-          Tabung Westergreen

-          Rak Westergreen

-          Timer

Page 6: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

-          Penopang tabung LED

Bahan              :

-          Darah

-          Na Citrat 3,8%.

Cara Kerja       :

1)      Masukan 0,2 ml larutan Na Citrat 3,8% kedalam tabung.

2)      Tambahkan 0,8 ml darah kedalam tabung tadi, kocok dan homogenkan.

3)      Isap darah tersebut ke dalam tabung westergreen sampai garis nol.

4)      Letakkan tabung tersebut pada rak westergreen, dengan posisi tegak lurus.

5)      Catat waktu mulai didiamkan.

6)      Lihat tinggi plasma dan buffy coat setelah satu jam dan dua jam.

Nilai Normal         : Laki-laki : 5 - 10 mm/jam

                                    : Wanita    : 8 - 20 mm/jam

d.   Pemeriksaan Waktu Pendarahan

Metode            : Duke

Prinsip             : Mengukur waktu yang dibutuhkan pembuluh darah dan sistem hemostasis untuk

menghentikan pendarahan buatan.

Alat                 :

-          Blood lancet

-          Stopwatch

-          Autoklik

Bahan              :

-          Tissue

Page 7: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

-          Kapas alkohol

Cara Kerja       :

1)      Bersihkan cuping telinga dengan kapas alkohol 70%.

2)      Kemudian tusuk dengan lancet.

3)      Isap dengan tissue darah yang keluar setiap 15 detik sekali.

4)      Catat mulai waktu darah keluar sampai darah berhenti.

Nilai Normal : 1-3 menit

Gambar 4 : Pemeriksaan bleeding time test dapat dilihat pada alamat dibawah

(www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/bloodlab/hemostasisn.htm)

e.    Pemeriksaan Waktu Pembekuan

Metode            : Slide

Prinsip             : Mengukur waktu yang diperlukan oleh darah untuk menggumpal setelah darah

keluar dari pembuluh darah.

Alat                 :

-          Spuit

-          Stopwatch

-          Objek glass

-          Lidi

Bahan              :

-          Kapas alcohol

-          Sampel

Page 8: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Cara Kerja       :

1)      Diambil darah dari vena.

2)      Dijalankan Stopwatch.

3)      Diteteskan darah pada objek glass, lalu setiap 30 detik sekali diangkat dengan lidi dan hentikan

stopwatch setelah terbentuk fibrin

Nilai Normal : 3-7 menit

  

f.    Pemeriksaan Golongan Darah

Mbar Metode : Slide

Prinsip             : Antigen + antibodi                 aglutinasi

Alat                 : Objek glass dan batang lidi.

Bahan              : Darah, Anti A, B, AB, dan D (Rhesus).

Gambar 5 :

Pemeriksaan golongan darah

Cara Kerja       :

1)      Siapkan kartu Golongan Darah.

Page 9: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

2)      Teteskan masing-masing anti A, B, AB dan D diatas kartu tersebut.

3)      Tambahkan darah diatasnya, aduk dan goyangkan.

4)      Baca ada tidaknya aglutinasi.

g.   Pemeriksaan Hitung Jenis (Diff Count)

Metode            : Giemsa

Prinsip             : Inti bersifat asam dan sitoplasma bersifat basa. Zat warna basa akan mewarnai

bagian sel yang bersifat asam, yaitu kromatin dan DNA, zat warna asam akan mewarnai sel yang

bersifat basa, yaitu sitoplasma.

Alat                 :

-          Mikroskop

-          Objek glass

Bahan              :

-          Darah

-          Larutan giemsa

-          Methanol absolute dan buffer.

Cara Kerja       :

1)      Buat apusan darah, biarkan kering.

2)      Fiksasi apusan tadi dengan methanol absolute selama 3 menit.

3)      Buang larutan tadi, tambahkan giemsa + buffer 1:4 selama 20 menit.

Page 10: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

4)      Buang kelebihannya, cuci dengan air mengalir dan keringkan diudara.

5)      Baca dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 100x dengan memakai minyak imersi.

Nilai Normal         : Basofil                       : 0-1 %

                                      Eosinofil                    : 1-4 %

                                      Netrofil Batang         : 3-5 %

                                      Netrofil Segmen        : 35-70 %

                                      Limfosit                    : 20-40 %

                                      Monosit                     : 2-10 %

h.   Hitung Retikulosit

Metoda                        : Brilliant Cresol Blue (BCB)

Prinsip             : Dengan pewarnaan BCB  granula filamentosa didalam retikulosit akan

terwarnai.

Alat                 :

-        Mikropipet 1000 µl dan 100 µl

-        Tabung reaksi

-        Mikroskop

Bahan              :

-        Sampel darah

-        Larutan BCB

Cara Kerja :

1)        Dimasukkan 1 mL BCB  ke dalam tabung.

2)        Ditambah 100 µl darah vena, diamkan selama 15 menit pada suhu kamar.

Page 11: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

3)        Dari campuran tersebut dibuat preparat hapus pada objek glass.

4)        Dikeringkan di udara terbuka.

5)        Periksa di bawah mikroskop dengan objektif 100x, dihitung dalam 1000 eritrosit

Nilai normal :  2 – 20 0/00   atau  0,2 – 2 %

i.     Hitung Eosinofil

Metoda      :  Von Dungeren

Prinsip      :  Darah ditambah reagen von Dungeren maka sel-sel lain akan lisis  sedangkan

eosinofil akan terwarnai sehingga dapat dihitung.

Alat                 :

-       Kamar hitung

-       Pipet Thoma leukosit

-       Kaca penutup

Bahan              :

-       Reagen Von Dungeren

-       Sampel darah EDTA

Cara kerja        :

1)      Isap larutan Von Dungeren menggunakan pipet Thoma sampai tanda batas 1,  kemudian isap

sampel sampai tanda 11.

2)       Kocok homogen, masukkan ke dalam kamar hitung.

3)      Periksa di bawah mikroskop dengan objektif 40 x.

4)      Hitung di seluruh kotak berukuran 3 x 3 mm.

Perhitungan :

Page 12: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Luas kamar hitung      : 3 x 3 mm = 9 mm2

Volume                       : 9 x 1/10 mm = 9/10 mm3

Jumlah dalam 1 mm3  = 10/9 x pengenceran (10/9) x pendapatan

Nilai normal                 : 40 – 400 sel/mm3

2.   Pemeriksaan Kimia Klinik

        Seiring dengan adanya kemajuan alat dan teknologi canggih, Laboratorium RS

Muhammadiyah Bandung menggunakan Auto Analyzer “Horiba ABX Pentra 400” yang

digunakan untuk memeriksa parameter pemeriksaan kimia klinik. Alat ini mampu menganalisa

420 jenis pemeriksaan kimia darah dalam waktu 1 jam, sehingga alat ini digolongkan ke dalam

alat canggih. Di antara parameter pemeriksaan itu adalah:

-       Albumin                                                 

-       ALP

-       Total Protein                                           

-       ALT (SGPT)

-       AST (SGOT)

-       Trigliserida     

-       Asam Urat                                        

-       GGT

-       Ureum                                              

-        LDH

-       Kreatinin                              

-       CKMB

Page 13: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

-       Glukosa                                 

-       Amylase

-       Lipase

-       Cholesterol                                            

-       HDL Cholesterol                          

-       LDL Cholesterol                                

-       Bilirubin Total                                         

-       Bilirubin Direk                                      

-       Protein spesifik

-       Magnesium

-       Natrium

-       Kalium

-    Chlorida

-    Calsium

Page 14: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip Kerja Alat Pentra-400 :

Cahaya putih dari

lampu halogen tungsten ditangkap oleh lensa kondensor pertama, kemudian mengalami

pemantulan dari cermin pantul dan dipertajam oleh lensa kondensor kedua, selanjutnya

cahaya akan melalui kuvet dan berinteraksi dengan campuran reagensia dan bahan

pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang diteruskan dari kuvet tersebut

diarahkan dan dipusatkan oleh lensa kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh sejenis

cermin cekung reflective grating spreads menjadi cahaya monokromatik dan

merefleksikannya pada detektor PDA (Pixel Digital Analogical)

  

Page 15: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Gambar 5 : Alat pemeriksaan kimia kelinik “Horiba ABX Pentra 400

Reagensia:

a.          Unit pendingin : larutan glycol ( NH4Cl=ammonium chlorida).

b.         Air pencuci : air steril pasokan khusus.

c.          Reagensia khusus autoanalizer produk Horiba ABX.

d.         Reagensia modul ISE (bila digunakan).

Alur analisa:

1)        Persiapan (bahan pemeriksaan, reagensia, kuvet, glycol, air destilasi, kalibrator dan kontrol)

2)        Pemrograman parameter pemeriksaan.

3)        Pemrograman data-data serum kontrol dan kalibrator.

a.    Nomor bacth.

Page 16: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

b.     Expire date.

c.     Nilai – nilai target.

4)        Melaksanakan kalibrasi dan kontrol, bila sudah tekan “OK”

5)         Pemeriksaan bahan pemeriksaan.

6)         Print out hasil.

Interpretasi hasil:

a.         Bila kalibrator dan kontrol serum tidak memenuhi nilai targetnya, maka pemeriksaan tidak

dapat dilakukan.

b.         Bila hasil terlalu tinggi kadarnya dibandingkan dengan nilai kalibrator, maka alat akan

secara otomatis mengencerkan bahan pemeriksaannya.

c.         Bila kualitas bahan pemeriksaan kurang baik, alat akan menginformasikannya dan tidak

melakukan pemeriksaan yang diminta.

d.        Nilai yang nilainya terlalu tinggi atau rendah dari nilai rujukan akan diberi tanda bintang.

Prosedur  menjalankan “Horiba ABX Pentra 400” :

a.       Cek kondisi dari :

-     Air pada Reservoir Bottle, apabila kurang tambahkan air.

-     Waste Container, apabila sudah penuh kosongkan kontainer.

-     Kuvet baru, apabila kurang tambahkan kuvet baru pada tempatnya.

-     Kuvet bekas, apabila penuh kosongkan tempat kuvet bekas.

-     Ketersediaan kertas yang ada pada printer.

b.      Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara :

-     Manual        :Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat.

-     Otomatis     : Apabila alat telah diprogram untuk dihidupkan secara otomatis, maka alat akan

langsung hidup sesuai dengan jam yang diprogram.

Page 17: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

c.       Tunggu alat melakukan proses inisialisasi, setelah selesai pilih Nama Operator (user name)

dan masukkan password. Pilih juga New Worklist untuk memulai dengan worklist  baru.

Kemudian tekan OK.

d.      Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan ready.

e.       Dari main menu cek status dari reagen yang ada pada reagen tray. Cek dan segera ganti

reagen yang ditunjukkan dengan warna merah. Apabila status reagen menunjukkan warna

oranye berarti sisa reagen hanya cukup untuk beberapa pemeriksaan saja sehingga harus

disiapkan reagen backup.

f.       Lakukan kontrol dan kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan digunakan. Letakkan

kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan (kontrol di rak berwarna hijau,

kalibrator di rak berwarna kuning).

g.      Cara melakukan kalibrasi yaitu dari main menu pilih Worklist, kemudian pilih Calibration,

setelah itu tekan tanda (+) dan pilih Calibration expired only, kemudian di layar ditampilkan

pemeriksaan apa saja yang harus dikalibrasi pada waktu tersebut. Tekan tombol OK.

h.      Apabila hasil dari kontrol dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang ditentukan (valid) 

maka alat siap untuk digunakan.

i.        Apabila alat telah selesai mengerjakan sampel dan akan dimatikan, tekan tombol Exit.

Setelah itu pilih menu Shutdown dengan meminta System Cleaning, setelah itu tekan OK.

j.        Biarkan alat melakukan proses pencucian kemudian bagian alat untuk pemeriksaan akan mati

tetapi power utama tetap nyala (tombol power tidak dimatikan) untuk menjaga kestabilan

suhu reagen.

Prinsip Pemeriksaan Kimia Klinik :

1)      Gula Darah

Metoda        :  GOD – PAP

Page 18: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip         :  Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase membentuk

suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk  direaksikan dengan 4 amino-

antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa

kompleks yang berwarna.Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar

glukosa dalam sampel.

Nilai normal  :  70 – 125 mg/dl

2)      Protein Total

Metoda         :  Biuret

Prinsip      :  Protein bereaksi dengan cupri  membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar protein total dalam sampel.

Nilai normal :  6,6 – 8,8 g/dl

3)      Albumin

Metoda       :   Brom Cresol Green (BCG)

Prinsip        :   Albumin dengan  BCG  dalam buffer sitrat dan suasana  asam pH 4,2 akan

membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan

konsentrasi albumin dalam sampel.

Nilai normal :  3,5 – 6,0 g/dl

4)      Globulin

Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan albumin.

Perhitungan  :  Globulin =  Total Protein – Albumin

Nilai normal   :  2,0 – 3,0 g/dl

Page 19: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

5)      Kolesterol Total

Metoda       :  CHOD – PAP (Kolorimetrik Enzimatik)

Prinsip        :  Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase  diubah  menjadi

kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan

enzim kolesterol oksidase membentuk kolestenon dan hydrogen peroksida. Hydrogen

peroksida yang terbentuk bereaksi dengan DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin disodium) dan

4-amino antipyrin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk quinonimin yang berwarna

merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol total.

Nilai normal  :  < 200 mg/dl

6)      Trigliserida

Metoda        :  GPO – PAP

Prinsip         : Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliserol dan asam

amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dengan bantuan enzim gliserol

kinase membentuk gliserol-3-phospat dan ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun

enzim gliserol phospat oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen peroksida.

Hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi klorophenol membentuk quinonimin

yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar

trigliserida dalam sampel.

Nilai normal  : < 150 mg/dl

7)      HDL – Cholesterol

Metoda        :  CHOD – PAP

Page 20: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip    :  LDL, VLDL dan chylomykron  dalam sampel akan dinonreaktifkan dengan

penambahan detergent khusus, berupa accelerator dan cholesterol oksidase sehingga hanya

HDL yang reaktif. Kemudian HDL ini diperiksa dengan metoda CHOD-PAP.

Nilai normal  :

Pria               :  30 – 70 mg/dl

Wanita          :  30 – 85 mg/dl

8)      LDL – Cholesterol

Metoda         :  CHOD – PAP

Prinsip          :  LDL–Cholesterol  ditentukan secara langsung dalam dua tahap pemeriksaan.

Tahap pertama adalah mengeluarkan fraksi lain selain  LDL, kemudian pada tahap kedua

LDL direaksikan dengan bantuan enzim cholesterol oksidase dan cholesterol esterase menjadi

senyawa tidak berwarna yang dengan penambahan kromogen berubah menjadi senyawa

komplek berwarna sehingga dapat diukur.

Nilai normal  :  < 130 mg/dl

9)      CKMB

Metoda        :  Kinetik optimasi

Prinsip          :  CK-MB terdiri dari 2 sub unit CK–M dan CK–B, dimana sub unit CK–M

dihambat oleh antibodi spesifik dan hanya aktivitas sub unit CK-B yang setara dengan

setengah aktivitas iso enzim MB yang diperiksa dengan cara  kinetik enzimatik. Creatin

phosphat dan ADP dengan adanaya enzim creatin kinase akan berubah menjadi creatin dan

ATP, dimana ATP ini bersama glukosa oleh enzim heksokinase diubah menjadi glukosa-6-

phosphat dan ADP. Glukosa-6-phosphat bersama NADP oleh enzim G-6-P-DH akan diubah

Page 21: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

menjadi gluconat-6-phosphat dan NADPH. Aktivitas CK-B sebanding dengan perubahan

NADP. Hasil yang terukur kemudian dikonversikan dengan CKMB.

Nilai Normal :  <  24 U/L

10)  LDH

Metoda      :  Kinetik IFCC

Prinsip     :  Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH  bereaksi  menjadi laktat dan

NAD. Aktivitas LDH ditentukan dengan cara mengukur penurunan konsentrasi NADH.

Nilai Normal  :  < 480 U/L

11)  SGOT / AST

Metoda       :   Kinetik IFCC

Prinsip        : L-aspartat dan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ASAT akan menjadi

oksaloasetat dan L-glutamat. Oksaloasetat yang terbentuk akan mereduksi NADH dengan

bantuan enzim malat dehidrogenase (MDH) menjadi L-Malat dan NAD+. Aktivitas katalitik

ASAT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban.

Nilai normal :  Pria         :  ≤ 35 U/L

                                          Wanita    :  ≤ 31 U/L

12)  SGPT / ALT

Metoda      :   Kinetik UV IFCC

Prinsip       : L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ALT

membentuk L–glutamate  dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan mereduksi NADH dengan

bantuan enzim laktat dehidrogenase (LDH) membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas

katalitik ALT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban.

Page 22: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nilai normal :  Pria         :  ≤ 45 U/L

                                           Wanita    :  ≤ 34 U/L

13)  Alkali Phosphatase

Metoda        :  Kinetik IFCC

Prinsip      :  Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-nitrophenyl phosphat menjadi p-

nitrophenol dan phosphat. Aktivitas ALP ditentukan dengan mengukur p-nitrophenol  secara

kinetik pada λ 405 nm.

Nilai normal :  Pria        :  35 - 104 U/L

                                          Wanita   :  40 - 120 U/L

14)  Bilirubin Total

Metoda        :  DCA (Dichloro anilin)

Prinsip         :  Bilirubin total bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana alkali membentuk

senyawa diazo (2,4 dichloro-anilin diazo) yang berwarna biru hijau. Intensitas warna yang

terbentuk setara dengan konsentrasi bilirubin total dalam serum.

Nilai normal :  0,1 – 1,2 mg/dl

15)  Bilirubin Direk

Metoda        :  DCA (Dichloro anilin)

Prinsip         :  Bilirubin  direk  bereaksi  dengan  dichloro  anilin  pada  suasana asam

membentuk senyawa diazo yang berwarna merah.

Nilai Normal :  0,1 – 0,2 mg/dl

16)  Bilirubin Indirek

Page 23: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kadar bilirubin indirek diperoleh dari pengurangan kadar bilirubin total dengan bilirubin

direk.

Perhitungan :   Bilirubin Indirek  =  Bilirubin total – bilirubin direk

Nilai Normal  :   0,2 – 0,7 mg/dl

17)  Ureum

Metoda         :  Urease GLDH

Prinsip          : Urease  akan  menghidrolisis  urea menjadi  ion ammonium dan bikarbonat.

Ammonium yang terbentuk akan bereaksi dengan oxoglutarat dan NADH. Kemudian dengan

bantuan enzym GLDH, oxoglutarat akan menjadi glutamat yang disertai perubahan NADH

menjadi NAD. Penurunan konsentrasi NADH sebanding dengan konsentrasi ureum dalam

sampel.

Nilai Normal :  10 – 15 mg/dl

18)  Kreatinin

Metoda              :  Jaffe Reaction (fixed time)

Prinsip         :  Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk

senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat dan klorida. Intensitas

warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin dalam darah.

Nilai normal :  Pria        :  0,73 – 1,36 mg/dl

                                          Wanita   :  0,57 – 1,13 mg/dl

19)  Asam Urat

Metoda        :  Uricase (modifikasi Trinder)

Prinsip         : Asam urat  dioksidasi  enzim  uricase membentuk alantoin, CO2 dan peroksida.

Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan 4-

Page 24: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

aminoantipyrine dan 3,5- diclorosulphonate membentuk senyawa yang berwarna merah

muda.

Nilai normal :  Pria         :  3,4 – 7,0 mg/dl

                                          Wanita    :  2,3 – 6,1 mg/dl

20)  Amilase

Metoda             :  Kinetik Enzimatik

Prinsip              :Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl-α-D-maltoheptaoside) akan diuraikan

oleh enzim α-amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida akan dihidrolisa oleh α-

glukosidase menghasilkan glukosa dan p-nitrophenol. Peningkatan  p–nitrophenol sebanding

dengan aktivitas α- amylase dalam sampel.

Nilai Normal :  < 100 U/L

21)  Lipase

Metoda        :  Enzymatik photometrik

Prinsip         : 1-2-o-dilauryl-rac-glycero-3-glutamic acid (6-methylresorufin) ester 

ditambahkan pada suatu micro-emulsion yang akan dipecah oleh lipase menjadi co-lipase dan

bile acid. Kombinasi co-lipase, bile acid dan substrat akan mengalami penguraian oleh enzim

lipolitik dan esterase sehingga menghasilkan methylresorufin ester yang dengan cepat

terdegradasi menjadi methylresorufin yang berwarna. Intensitas warna ini sebanding dengan

aktivitas lipase dalam sampel.

Nilai Normal :  < 90 U/L

 22)  Calsium

Metoda        :  OCP (Ortho Cresol Pthalein)

Page 25: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip         :  Pada suasana alkali, calsium dalam serum akan bereaksi dengan  cresolpthalein

membentuk senyawa kompleks berwarna violet. Ion Mg2+ yang mengganggu dapat diatasi

dengan penambahan 8- hidroquinolein.

Nilai Normal :  8,6 – 10,3 mg/dl

            Selain pemeriksaan di atas yang menggunakan alat Pentra 400 ada pemeriksaan lain

yang dilakukan dengan alat-alat selain Pentra 400 yaitu:

23)  Kalium, Natrium dan Klorida

Alat                  :  Easylite

Metoda             :  ISE

Prinsip         :  Kalium, Natrium  dan  Klorida  akan  ditarik  oleh  elektroda yang sensitif

terhadap ion-ion tersebut. Kemudian digunakan elektroda reference untuk membandingkan

naik turunnya potensial.

Gambar 6 : Alat pemeriksaan Natrium, Kalium dan Chlorida. “Easylite”.

Page 26: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Cara Kerja :

a.       Alat dinyalakan dan dilakukan kalibrasi.

b.      Ambil sampel sebanyak 100 µl.

c.       Bila pada alat sudah tertera “Analizing Blood”  tekan tombol “Yes”.

d.      Sampel akan dihisap oleh aspirator, tunggu hasil selama 1 menit. Hasil akan muncul pada

layar dan langsung diprint.

Nilai Normal  : 

Na           :  135 – 155 mmol/l

                       K            :   3,6 – 5,5 mmol/l

                      Cl            :   96 – 108 mmol/l

24)  Pemeriksaan Gula Darah dengan Glukometer

Metoda      :  Amperometri

Prinsip   : Glukosa dalam sampel darah dengan adanya enzim glucose dehidrogenase akan

dirubah menjadi gluconolactone yang akan mengoksidasi potasium ferrycianyde pada strip

menghasilkan potassium ferrocyanide yang sebanding dengan konsentrasi glukosa pada

sampel. Proses oksidasi  menghasilkan arus listrik yang kemudian diolah oleh meter untuk

menampilkan konsentrasi glukosa.

Cara Kerja :

a)    Hidupkan alat dengan cara memasukkan strip glukosa sampai muncul gambar tetesan darah.

b)   Diambil darah kapiler dengan menggunakan “autoclik”, tetesan pertama diusap dengan kapas

kering.

c)    Diteteskan darah pada ujung strip sampai darahnya terhisap dan terdengar bunyi “beep”.

d)   Ditunggu hasil dalam waktu 30 detik.

e)    Dilihat hasil pemeriksaan pada layar.

Page 27: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nilai normal :

GDS (Gula Darah Sewaktu)            =  < 160 mg/dl

GDN (Gula Darah Nuchter)            =  70 – 110 mg/dl

GDPP (Gula Darah Post Prandial) =  70 – 126 mg/dl

25)  Troponin I

Metoda       :  Rapid

Prinsip    : Merupakan suatu immunoassay sandwich test. Ketika sampel diteteskan pada

tempat sampel akan berikatan dengan partikel yang dilapisi anti Troponin I membentuk

komplek antigen-antibodi. Kemudian komplek ini akan bermigrasi melalui membran dengan

daya kapiler dan bereaksi dengan anti Troponin I yang dilekatkan pada membran sehingga

ikatan ini akan menimbulkan garis berwarna merah.

Cara kerja  :

a)      Siapkan reagen rapid tes Troponin I, simpan di tempat mendatar.

b)      Teteskan 3 tetes atau 100 µl serum.

c)      Simpan selama 15 menit, amati reaksi yang terjadi.

Interpretasi hasil :

Negatif  :  hanya terdapat satu garis di area kontrol saja

Positif   :  terdapat dua garis di area tes dan kontrol

26)  BJ Plasma

Metoda       :  Refraktometri

Prinsip      :  Kandungan zat  di dalam  plasma  akan  membuat  sudut  refraksi yang diukur

melalui alat yang ditunjukkan dengan skala.

Alat dan bahan :

Page 28: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

-          Refraktometer

-          Mikropipet 100 µl

-          Sampel darah sitrat

-          Aquadest

Cara kerja :

a)  Siapkan alat refraktometer

b)  Kalibrasi dengan aquadest

c) Teteskan 100 µl sampel pada area tes, baca BJ nya pada skala yang  tersedia.

Nilai normal : 1.020 – 1.030 

3.      Pemeriksaan Klinik Rutin

a.      Pemeriksaan Urine Rutin dengan Menggunakan Carik Celup

Gambar 7 : Pemeriksaan urin menggunakan carik celup dapat dilihat pada alamat dibawah

                  (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html)

Bahan dalam urin yang dapat dideteksi oleh carik celup  adalah :

1)      Berat Jenis

2)      pH

3)      Protein

4)      Reduksi

5)      Urobilin

6)      Bilirubin

7)      Eritrosit

8)      Nitrit

Page 29: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

9)      Keton

10)  Leukosit

11)  Blood

Prinsip                   :

1)      Berat Jenis       : Zat-zat ionic dalam urin bereaksi dengan brom thymol blue membentuk

kompleks warna hijau.

2)      pH                   : Indikator methyl red dan brom thymol blue menyebabkan terjadinya

perubahan warna dari orange, hijau menjadi biru pada urine dengan jarak pH 5-9.

3)      Protein             : 3,3,3,5-tetraklorofenol-3,4,5,6-tetra brom sulfalein dalam suatu sistem

buffer yang mempertahankan pH konstan, yang bereaksi dengan protein menjadi suatu warna

hijau muda sampai hijau tua.

4)      Reduksi           : o-glukosa secara enzimatik dioksidasi menjadi d-glukonolaktor. Dengan

adanya peroksidase yang dihasilkan pada reduksi ini kemudian mengoksidasi indikator

membentuk kompleks warna.

5)      Urobilin           : Garam diazonium yang stabil (4-metoksi benzendiazonium flouroborat)

bereaksi segera dengan urobilinogen dalam suasana asam dan tes memberi warna merah.

6)      Bilirubin          : Bilirubin bereaksi dengan garam diozonium yang stabil (2,6-dikloro

benzene-diazonium fluoro borat) dalam suasana asam membentuk warna violet azo.

7)      Eritrosit           : Tes ini didasarkan pada fungsi hemoglobin dan mioglobin yang

mengkatalisasikan oksidasi dari indicator warna oleh hidroferoksid organik (2,5-

dihidroperoksi hekson) menjadi zat warna biru.

8)      Nitrit               : Sulfanilomid aromatik, 3-hidroksi-1,2,3,4 tetra hidro benzokuinolin dan

asam tartat, merupakan reagen-reagen yang terdapat dalam kertas tes yang dapat bereaksi

Page 30: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

dengan nitrit menghasilkan zat warna azo. Intensitas zat warna azo tersebut menjadi ukuran

dari konsentrasi nitrit dalam urine tetapi tidak menyatakan berat ringannya suatu penyakit.

9)      Keton              : Asam aseto asetat dan aseton bereaksi dengan nitroprusid dan glisin dalam

suasana alkalis menjadi suatu kompleks warna violet.

10)   Leukosit         : Asam karbonat ester oleh esterase yang terdapat pada granulosit akan

membentuk indoxyl. Indoxyl dioksidasi membentuk senyawa yang berwarna indigo.

Cara Kerja Carik Celup     :

1)      Basahi seluruh permukaan reagen carik celup dengan sampel urine dan tarik carik dengan

segera, kelebihan urine diketukkan pada bagian bibir wadah urine.

2)      Kelebihan urine pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara menyimpan carik

tersebut pada tissue agar menyerap urine dibagian tersebut.

3)      Peganglah carik secara horizontal dan bandingkan dengan standar warna yang terdapat pada

lebel wadah carik celup dan catat hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada standar

carik atau dibaca dengan alat lain.

b.      Pemeriksaan Urine Konfirmasi

1)      Reduksi Urine

Metode      : Benedict

Prinsip       : Glukosa akan mereduksi CuSO4 dalam suasana basa kuat dan panas, membentuk

Cu2O yang mengendap dan berwarna kuning sampai merah bata sebanding dengan kadar

glukosa dalam urine.

Cara kerja  :

a)      Masukkan 0,5 ml urine ke dalam tabung reaksi

b)      Tambahkan 5 ml pereaksi benedict

c)      Campurkan sampai homogen dan panaskan dalam waterbath mendidih selama 5 menit

Page 31: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

d)     Angkat dan simpan pada rak dan dinginkan

e)      Amati perubahan yang terjadi dan tentukan hasilnya

f)       Interpretasi hasil          :

Negatif                        : cairan biru jernih

Positif 1           : cairan hijau dengan endapan kuning

Positif 2           : cairan bening dengan endapan kuning banyak

Positif 3           : cairan bening dengan endapan orange

Positif 4           : cairan bening dengan endapan merah bata

2)      Protein Urine

Metode      : Asam Asetat

Prinsip       : Protein dalam urine akan membentuk kekeruhan atau gumpalan oleh asam

karena mendekati titik isoelektrik protein dibantu dengan pemanasan, sehingga terbentuk

kekeruhan, butiran, kepingan, atau gumpalan sesuai dengan banyaknya kandungan protein

dalam urine.

Cara Kerja :

a)      Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi

b)      Didihkan selama 1-2 menit

c)      Kekeruhan yang terjadi dapat disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin

d)     Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih. Kekeruhan

yang disebabkan oleh karbonat dan fosfat akan hilang.

e)      Interpretasi hasil          :

Negatif                        : tidak ada kekeruhan

Positif 1           : kekeruhan sedikit sekali

Posirif 2           : kekeruhan jelas berbutir

Page 32: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Positif 3           : kekeruhan hebat berkeping-keping

Positif 4           : menggumpal

3)      Bilirubin

Metode      : Iodium

Prinsip       : Bilirubin dalam urine akan bereaksi dengan larutan iodium menghasilkan

biliverdin yang berwarna hijau.

Cara kerja  :

a)      Masukkan 5ml urine ke dalam tabung reaksi.

b)      Tambahkan larutan iodium ke dinding tabung.

c)      Amati perubahan warna yang terjadi pada cahaya terang.

d)     Positif bila terdapat warna fluoresensi hijau.

c.       Pemeriksaan sedimen urine meliputi :

1)      Unsur organik, yaitu : Eritrosit, leukosit, silinder, dan epitel

2)      Unsur anorganik, yaitu : Kristal dan amorf

Alat                 :

-            Tabung sentrifuge

-            Sentrifuge

-            Objek glass

-            Deck glass

-            Mikroskop

Prinsip             : Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan anorganik lebih besar dari pada

berat jenis urine, sehingga dengan sentrifuge maka zat-zat tersebut akan mengendap.

Cara Kerja       :

Page 33: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1)      Masukkan urine ke dalam tabung centrifuge dan putar selama 5 menit dengan kecepatan

1500 rpm, buang supernatannya.

2)      Teteskan endapannya ke bagian atas objek glass.

3)      Tutup dengan deck glass.

4)      Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40x.

d.      Pemeriksaan Tes Kehamilan

1) Tes Kehamilan “Test Pack”

Metoda    :  Immunocromatography Sandwich Assay

Prinsip   : Urine wanita hamil mengandung α dan β HCG (monoclonal HCG lengkap). Pada

sample well terdapat anti α HCG. Dibagian vertical mengandung anti β HCG, sedangkan

pada bagian horizontal mengandung anti β HCG dan monoclonal HCG lengkap (α dan β

HCG).

Jika urine wanita hamil diteteskan pada sample well, maka monoclonal HCG lengkap dan

anti α HCG (di bagian vertical) dan anti HCG yang berlebih akan berikatan dengan 

monoclonal HCG lengkap dan β HCG (di bagian horizontal). Bila ikatan tersebut telah

membentuk ikatan sandwich, maka akan terlihat tanda positif.

Alat dan Bahan :

-          Reagen kit Test Pack

-          Pipet tetes untuk urine

-          Sampel urine

Cara Kerja :

a)      Diteteskan urine pada tempat sampel sebanyak 3 tetes.

b)      Ditunggu sampai hasil keluar dan baca hasil bila pada jendela kontrol sudah timbul warna

merah muda.

Page 34: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

2) Kehamilan Strip

     Metoda    :  Immunocromatography Sandwich Assay

Prinsip   :  Urine wanita hamil mengandung α dan β HCG    (monoclonal HCG lengkap).

Pada area sampel terdapat anti α HCG. Di area tes mengandung anti β HCG, sedangkan pada

area kontrol mengandung anti β HCG dan monoclonal HCG lengkap (α dan β HCG).

                           Jika strip urine dicelupkan pada urine wanita hamil, maka monoclonal HCG lengkap dalam

urine akan bereaksi dengan anti α HCG (di area tes) dan anti HCG yang berlebih akan

berikatan dengan  monoclonal HCG lengkap dan β HCG (di area kontrol). Bila ikatan

tersebut telah membentuk ikatan sandwich, maka akan terlihat tanda garis merah.

Cara Kerja :

a)      Dicelupkan strip tes kehamilan ke dalam sampel urine, jangan melewati tanda batas.

b)      Ditunggu beberapa saat sampai timbul garis berwarna merah.

Interpretasi hasil:

Hasil negatif   :  jika terbentuk satu garis di area kontrol

Hasil positif    :  jika terbentuk dua garis di area tes dan kontrol

e.       Pemeriksaan Narkoba

1) Amphetamin

                        Metoda    :  Rapid

Prinsip    :  Prinsip dasar adalah immunoassay chromatography dengan ikatan kompetensi.

Amphetamin yang terdapat pada sampel urine akan bereaksi dengan anti amphetamin pada

area sampel dan terjadi netralisasi. Cairan urine  akan terus bermigrasi melalui membran

menuju area tes yang berisi anti amphetamin dan konjugat dimana karena sudah tidak ada

amphetamin bebas maka pada area tes tidak akan terjadi reaksi sehingga tidak timbul garis

berwarna.

Page 35: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jika tidak terdapat amphetamin di dalam sampel maka anti amphetamin pada area sampel

tidak akan ternetralisasi dan ikut bermigrasi ke area tes sehingga terbentuk ikatan komplek

anti amphetamin-konjugat yang menimbulkan garis berwarna merah keunguan.

Pada area kontrol terdapat anti amphetamin yang akan bereaksi dengan konjugat sehingga

terbentuk garis berwarna merah keunguan.

Alat dan bahan  :

-        Sampel urine

-        Pipet tetes

-        Reagen rapid amphetamin

Cara kerja        :

a)    Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.

b)    Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.

c)    Tunggu selama 10 menit, kemudian amati reaksi yang terjadi.

Interpretasi hasil  :

                        Negatif   :   jika timbul 2 garis di area tes dan kontrol

                        Positif    :   jika timbul 1 garis di area kontrol saja

2) Cannabis

                        Metoda  :  Rapid

Prinsip :  Prinsip dasar adalah immunoassay chromatography dengan ikatan kompetensi.

Cannabis yang terdapat pada sampel urine akan bereaksi dengan anti amphetamin pada area

sampel dan terjadi netralisasi. Cairan urine  akan terus bermigrasi melalui membran menuju

area tes yang berisi anti cannabis dan konjugat dimana karena sudah tidak ada cannabis bebas

maka pada area tes tidak akan terjadi reaksi sehingga tidak timbul garis berwarna.

Page 36: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jika tidak terdapat cannabis di dalam sampel maka anti cannabis  pada area sampel tidak akan

ternetralisasi dan ikut bermigrasi ke area tes sehingga terbentuk ikatan komplek anti

cannabis-konjugat yang menimbulkan garis berwarna merah keunguan.

Pada area kontrol terdapat anti cannabis yang akan bereaksi dengan konjugat sehingga

terbentuk garis berwarna merah keunguan.

Alat dan bahan  :

-        Sampel urine

-        Pipet tetes

-        Reagen rapid cannabis

Cara kerja   :

a) Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.

b) Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.

c) Tunggu selama 10 menit, kemudian amati reaksi yang terjadi.

                        Interpretasi hasil  :

                        Negatif   :   jika timbul 2 garis di area tes dan kontrol

                        Positif     :  jika timbul 1 garis di area kontrol saja

3) Morphin

Metoda    :  Rapid

Prinsip    :  Prinsip dasar  adalah immunoassay chromatography dengan ikatan kompetensi.

Morphin yang terdapat pada sampel urine akan bereaksi dengan anti morphin pada area

sampel dan terjadi netralisasi. Cairan urine  akan terus bermigrasi melalui membran menuju

area tes yang berisi anti morphin dan konjugat dimana karena sudah tidak ada morphin bebas

maka pada area tes tidak akan terjadi reaksi sehingga tidak timbul garis berwarna.

Page 37: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jika tidak terdapat morphin di dalam sampel maka anti morphin pada area sampel tidak akan

ternetralisasi dan ikut bermigrasi ke area tes sehingga terbentuk ikatan komplek anti morphin-

konjugat yang menimbulkan garis berwarna merah keunguan.

Pada area kontrol terdapat anti morphin yang akan bereaksi dengan konjugat sehingga

terbentuk garis berwarna merah keunguan.

Alat dan bahan  :

-        Sampel urine

-        Pipet tetes

-        Reagen rapid morphin

Cara kerja   :

a) Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.

b) Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.

c) Tunggu selama 10 menit, kemudian amati reaksi yang terjadi.

Interpretasi hasil  :

                        Negatif   :   jika timbul 2 garis di area tes dan kontrol

                  Positif     :  jika timbul 1 garis di area kontrol saja

f.          Pemeriksaan Faeces

Pemeriksaan faeces terdiri dari :

1)      Pemeriksaan makroskopis, meliputi :

Warna, bau, konsistensi, dan lendir.

2)      Pemeriksaan mikroskopis, meliputi :

Leukosit, eritrosit, amuba, Kristal, amilum, telur cacing.

Prinsip             : Faeces dibuat preparat, kemudian diwarnai dengan eosin 1% dan dilihat

dibawah mikroskop.

Page 38: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Alat                 : Mikroskop, objek glass dan deck glass

Bahan              : Faeces, eosin 1%

Cara Kerja       :

a)      Ambil faeces secukupnya keatas objek glass, tambahkan eosin secukupnya dan homogenkan.

b)      Tutup dengan deck glass.

c)      Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40x.

g.      Pemeriksaan kimia faeces, meliputi :

Pemeriksaan Darah Samar

Metoda        :   Benzidine

Prinsip     :  Hemoglobin  bersifat  sebagai  peroksidase  yang   menguraikan H2O2 menjadi

H2O dan On. Kemudian On ini akan mengoksidasi benzidine menjadi berwarna hijau biru.

Alat dan Bahan :

-          Sample faeces

-          Reagen kit  benzidin

Cara Kerja :

1)      Buka kartu pemeriksaan benzidin, ambil sampel faeces kemudian dilekatkan di area A dan B.

2)      Teteskan 2-3 tetes reagen development yang tersedia, tunggu beberapa saat.

3)      Amati reaksi yang terjadi, bandingkan dengan reaksi yang terjadi pada area kontrol.

Interpretasi Hasil :

Negatif                        : tidak terdapat perubahan warna

Positif              : timbul warna yang sama atau lebih tua dari kontrol (hijau  kebiruan)

3.      Pemeriksaan Mikrobiologi

a.      Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam

Page 39: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Persiapan         : sampel yang dipergunakan adalah sputum yang baru ditampung dalam botol

steril dan diberi label nama pasien dan no pasien. Sampel lain yang biasa diperiksa antara lain

cairan pleura.

Metode            : Ziehl-Neelsen

Prinsip             : setelah BTA dipanaskan lapisan lemak akan terbuka dan bakteri akan

mengambil warna karbol fuchsin. Pada pencucian lapisan lemak yang terbuka pada waktu

dipanaskan akan merapat kembali karena terjadi pendinginan. Sewaktu dituangi dengan asam

alkoholwarna merah dari karbol fuchsin pada bakteri tahan asam tidak dilepaskannya. Tetapi

bakteri yang tidak tahan asam akan melepaskan warna merah itu sehingga menjadi pucat.

Akhirnya pada waktu di cat dengan metilen blue bakteri yang tidak tahan asam akan

mengambil warna biru dan bakteri tahan asam akan tetap merah.

Alat                 :

-          Mikroskop

-          Objek glass

-          Ose

-          Bunsen

Bahan              :

-          Sputum

-          Karbol fuchsin

-          Asam alkohol

-          Metilen blue

Cara Kerja       :

1)      Siapkan objek glass yang bersih.

2)      Ambil 1 ose sputum, kemudian dibuat preparat.

Page 40: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

3)      Biarkan kering, fiksasi dengan melewatkan beberapa kali di atas api.

4)      Warnai dengan karbol fuchsin 0,3% selama 5 menit, panaskan sampai muncul uap, jangan

sampai mendidih.

5)      Buang kelebihannya, tambah asam alkohol 0,1% sampai warna merah hilang.

6)      Tambahkan metilen blue 0,3%  selama 3 menit, buang dan cuci dengan air kran.

7)      Keringkan diudara.

8)      Periksa dibawah mikroskop pada pembesaran lensa objektif 100x dengan menggunakan

minyak imersi.

Positif        : Ditemukan Bakteri Tahan Asam yang berwarna merah.

Negatif      : Tidak ditemukan Bakteri Tahan Asam.

b.      Pemeriksaan Bakteri Gram

Persiapan         : sampel yang dipergunakan bisa berasal dari sputum, urine, cairan pleura dan

cairan tubuh lainnya yang kemudian ditampung dalam botol steril dan diberi label nama

pasien dan nomor pasien.

Metode            : Gram

Prinsip             : Sifat gram ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan kimia dinding membran sel

dari bakteri. Penambahan kristal violet akan menyebabkan bakteri berwarna ungu. Lugol

sebagai pemantek akan menyebabkan warna kristal violet melekat pada bakteri. Penambahan

alkohol pada bakteri gram negatif menyebabkan terekstrasinya lipid sehingga membesar daya

rembes dinding sel gram negatif, sehingga kompleks kristal violet-iodium yang telah

memasuki dinding sel dapat diekstraksi. Karena itu gram negatif kehilangan warna tersebut.

Pada gram positif karena kandungan lipidnya lebih rendah penambahan alkohol

menyebabkan terdehidrasinya dinding sel bakteri, ukuran pori-pori mengecil, permiabilitas

berkurang, dan kompleks kristal violet-iodium tidak dapat terekstraksi sehingga bakteri tetap

Page 41: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

berwarna ungu. Pada saat pemberian cat penutup (safranin), bakteri gram negatif yang telah

kehilangan warna akan mengambil warna merah dari safranin.

Alat                 :

-          Mikroskop

-          Objek glass

-          Ose

-          Bunsen

Bahan              :

-          Sampel

-          Kristal violet

-          Lugol

-          Alkohol 70%

-          Karbon fuchsin

Cara Kerja       :

1)      Buat preparat pada objek glass.

2)      Fiksasi dengan melewati beberapa kali di atas api.

3)      Warnai dengan Kristal violet selama 1 menit.

4)      Cuci dengan air, tambahkan lugol biarkan selama 1 menit.

5)      Cuci dengan air, tambahkan alkohol 70% selama 20 detik.

6)      Cuci dengan air, tambahkan karbol fuchsin selama 20 detik.

7)      Cuci dengan air, biarkan kering di udara.

8)      Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 100x dengan memakai

minyak imersi.

Positif        : Ditemukan Bakteri Gram berwarna ungu.

Page 42: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Negatif      : Ditemukan Bakteri berwarna merah.

c.       Preparat Neisser

Metode            : Neisser

Prinsip             : Granula akan terwarnai dan tampak berbeda dari warna badan bakteri.

Alat dan Bahan :

-          Objek glass

-          Ose steril

-          Spirtus

-          Mikroskop

-          Apus tenggorok

-          Neisser A

-          Neisser B

-          Neisser C

Cara Kerja       :

a)      Disiapkan alat dan bahan

b)      Dibuat preparat dari sample dengan menggunakan ose, lalu keringkan.

c)      Difiksasi diatas nyala api.

d)     Simpan diatas tempat pewarnaan.

e)      Diteteskan larutan campuran, 2 bagian Neisser A dan 1 bagian Neisser B selama 10 detik.

f)       Dicuci dengan air mengalir.

g)      Diteteskan dengan Neisser C selama 10 detik

h)      Dikeringkan dengan kertas saring jangan dicuci dengan air.

i)        Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x.

Page 43: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil pengamatan            :

Bakteri Difteri badan berwarna kuning dan granula berwarna coklat.

4.      Pemeriksaan Parasitologi

Preparat KOH

Metode      : Scraping Kulit

Prinsip       : Kerokan kulit dibuat preparat, kemudian ditambahkan dengan KOH 10% dan

dilihat dibawah mikroskop.

Alat           :

-          Scalpel (pisau)

-          Objek glass

-          Deck glass

-          Mikroskop

Bahan        :

-          Kerokan kulit

-          Kapas alkohol

-          KOH 10%

Cara kerja  :

1)   Siapkan pisau steril (scalpel) dan objek glass.

2)   Pilih daerah yang akan dikerok kemudian lakukan pengerokan pada daerah tersebut.

3)   Tampung kerokan kulit pada objek glass.

4)   Kemudian tetesi dengan KOH 10% dan tutup dengan deck glass.

5)   Amati pada mikroskop dengan pembesaran 40x.

Page 44: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

5.      Pemeriksaa Imunologi dan serologi

a.      Pemeriksaan Widal

Metode            : Slide

Prinsip             : Antigen + antibodi                Aglutinasi

Alat                 : Slide, pengaduk

Bahan              : Antisera S.typhi O, S.paratyphi AO, S.paratyphi BO, S.paratyphi CO,

S.typhi H, S.paratyphi AH, S.paratyphi BH, S.paratyphi CH dan serum.

Cara Kerja       :

1)      Siapkan porselin, teteskan masing-masing antisera S.typhi O, S.paratyphi AO, S.paratyphi

BO, S.paratyphi CO, S.typhi H, S.paratyphi AH, S.paratyphi BH, S.paratyphi CH diatasnya.

2)      Tambahkan satu tetes serum diatasnya.

3)      Campurkan dan homogenkan dengan pengaduk.

4)      Goyangkan selama 1 menit.

5)      Baca hasilnya, ada atau tidaknya aglutinasi.

b.      Pemeriksaan IgG dan IgM DHF

Metode            :  Rapid

Prinsip             : Human IgG dan IgM spesifik terikat pada protein-protein yang tidak

bergerak dalam membran intra seluler yang terletak pada dua test garis individu (garis IgG

dan IgM) dalam daerah test (T) dari alat uji. Garis IgM dalam daerah tes (T) adalah penutup

dari lubang sampel dan diikuti oleh garis IgG dalam daerah tes. Protein virus dengue yang

dikombinasikan dengan kemurnian tinggi adalah konjugat koloid partikel-partikel emas

dalam patogen sampel. Serum sampel ditambahkan pada sumur sampel dari alat, antibody-

antibodi (IgG dan IgM) dari virus dengue, jika terdapat dalam sampel akan membentuk

Page 45: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

kompleks warna garis tes IgM atau IgG. Salah satu tempat dalam daerah garis control (C)

terlihat ketika tes telah terbentuk dengan tepat, tanpa memperhatikan ada tidaknya antibody

anti virus dengue dalam sampel.

Cara Kerja       :

1)      Ambil Rapid Test Dengue letakan diatas meja.

2)      Gunakan pipet yang tersedia untuk menambahkan 5µl serum atau plasma sampel pada

bagian tengah sumur sampel (S).

3)      Tambahkan 3 tetes atau lebih buffer pencuci dalam sumur sampel.

4)      Tunggu selama 5 – 10 menit.

5)      Jika latar belakang membrane darah tes masih kemerah-merahan tambahkan 2 tetes atau

lebih buffer pencuci pada sumur sampel (S) untuk membersihkan latar belakang membrane.

Catatan Penting :

Jangan pernah menambahkan lebih banyak sampel dalam daerah tes, lebih banyak sampel

akan mempengaruhi hasil tes. Hasil tes mungkin dibaca segera 5 – 10 menit untuk reaksi

spesifik IgG. Untuk IgM boleh selama 20 menit, karena titer IgM antibody yang rendah.

Kadang-kadang garis positif IgM biasanya sangat terang atau lemah dari garis positif IgG,

jika ada.

Interpretasi Hasil :

Hasil Positif     :

           dua garis merah muda keunguan pada daerah tes (G dan M) serta satu garis pada daerah

kontrol (C) menandakan adanya antibodi IgG dan IgM spesifik yang melawan virus dengue.

         satu garis merah muda keunguan pada daerah tes (M) serta satu garis pada daerah control (C)

menandakan adanya antibodi IgM spesifik melawan virus dengue.

         satu garis merah muda keunguan pada daerah tes (G) serta satu garis pada daerah control (C)

menandakan adanya antibodi spesifik IgG melawan virus dengue.

Page 46: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil Negatif   :

satu garis berwarna merah muda keunguan pada daerah kontrol (C) menandakan tidak adanya

antibodi spesifik yang melawan virus dengue atau jumlah antibodi di bawah tingkat

sensitivitas pengujian.

  Hasil Invalid (gagal):

Jika setelah 20 menit tidak ada garis yang nampak dalam daerah tes atau kontrol, maka hasil

invalid. Prosedur yang sudah diikuti tidak benar atau telah terjadi kerusakan pada alat. Tes

harus diulang dengan alat baru.

c.       HBsAg

Metoda  :   ELISA

Prinsip   : HBsAg ELISA merupakan pemeriksaan berdasarkan metoda sandwich

immunoassay. Antibodi monoklonal spesifik terhadap HBsAg dilekatkan pada well sample

kemudian serum sampel yang mengandung HBsAg ditambahkan sehingga terbentuk ikatan

antigen-antibodi, selanjutnya ditambahkan anti HBs yang dilabel konjugat peroksidase

sehingga terbentuk ikatan komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan

chromogen membentuk senyawa berwarna biru yang intensitasnya sebanding dengan

konsentrasi HbsAg dalam sampel. Reaksi dihentikan dengan penambahan asam sulfat sebagai

stop solution sehingga warna berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat

ELISA Plate Reader pada λ 450 nm dan 620 nm.

Alat dan bahan  :

  Inkubator

  ELISA Plate reader

  Mikropipet 1000 µl, 100 µl dan 50 µl

  Rak well  beserta penutupnya

Page 47: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  Reagen kit HbsAg

  Tip kuning

  Washing solution

  Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)      Reagen disimpan pada suhu ruangan sehingga suhunya sesuai dengan suhu ruangan.

b)      Dipipet 50 µl serum , kontrol negatif dan kontrol positif ke dalam masing-masing well.

c)      Ditambahkan 50 µl anti HBs peroksidase (enzim konjugat) pada masing-masing well.

d)     Dicampurkan homogen kemudian inkubasi selama 80 menit pada suhu 370C.

e)      Dicuci 6 kali dengan wash buffer.

f)       Ditambahkan 50 µl substrat solution A dan 50 µl substrat solution B, pada masing-masing

well, dicampur homogen dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan.

g)      Ditambahkan pada masing-masing well 100 µl stop solution. Dibaca dengan ELISA Plate

Reader pada λ 450 nm dan 620 nm.

Interpretasi Hasil :

-       Positif    :  > Cut Off

-       Negatif  :  < Cut Off

Catatan : Cut Off = 0,250 + Absorban Kontrol Negatif

d.      HbsAg Metoda Rapid

Prinsip       : HBsAg  dalam sampel akan berikatan dengan anti HBs colloidal gold konjugat

membentuk komplek yang akan bergerak melalui membran area tes yang telah dilapisi oleh

anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis berwarna merah muda keunguan yang

menunjukkan hasil positif.  

Alat dan bahan  :

  Reagen rapid tes HbsAg

Page 48: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  Mikropipet 100 µl

  Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)    Disiapkan rapid tes, simpan pada permukaan mendatar

b)   Tambahkan 3 tetes atau 100 µl serum pada well sampel

c)    Ditunggu reaksi yang terjadi, hasil dibaca tidak lebih dari 20 menit.

Interpretasi Hasil :

  Positif    :  jika terdapat garis pada bagian kontrol dan tes.

  Negatif  :  jika terdapat garis pada bagian kontrol saja.

Selain menggunakan alat diatas, untuk pemeriksaan HbsAg bisa menggunakan alat Mini

Vidas yaitu :

1)      Klik menu utama

2)      Pilih Status Screen

3)      Pilih section yang dikehendaki (A atau B)

4)      Letakan reagen strip dan SPR pada section yang dikehendaki A atau B (misal section A)

5)      ***pilih posisi yang dikehendaki, misal A1 (dengan menekan tombol 1 pada keypad)

6)      Pilih sampel ID

7)      Masukan identitas sampel (maksimal 12 angka/huruf), tekan enter

8)      Lakukan hal yang sama (mulai tanda ***), untuk posisi A2 s/d A6

9)      Setelah selesai, tekan Previous Screen

10)  Pilih User ID

11)  Tekan tombol Start

e.       Anti HBs

Metoda      :  Rapid

Page 49: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prinsip       : Anti HBs  dalam sampel akan berikatan dengan HbsAg yang dilabel dengan

partikel colloidal gold konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui membran

area tes yang telah dilapisi oleh HBsAg. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis berwarna

merah muda keunguan yang menunjukkan hasil positif.  

Alat dan bahan  :

  Reagen rapid anti HBs

  Micropipet 100 µl

  Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)      Disiapkan rapid tes, simpan pada permukaan mendatar.

b)      Tambahkan 3 tetes atau 100 µl serum pada well sampel.

c)      Ditunggu reaksi yang terjadi, hasil dibaca tidak lebih dari 20 menit.

Interpretasi Hasil :

   Positif    :  jika terdapat 2 garis pada bagian kontrol dan tes.

   Negatif  :  jika terdapat 1 garis pada bagian kontrol saja.

f.       IgM anti HBc

Metoda      :  ELISA

Prinsip       : Hepalisa IgM anti HBc tes berdasarkan pada metoda sandwich immunoassay.

Ketika anti human IgM yang direkatkan pada well sample diinkubasi dengan spesimen yang

diencerkan, pada fase padat akan mengendap sejumlah IgM yang selanjutnya diinkubasi

dengan hepatitis B Viral solution dan anti HBc peroksidase solution, membentuk ikatan

komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan chromogen membentuk senyawa

berwarna biru yang intensitasnya sebanding dengan konsentrasi IgM anti HBc dalam sampel.

Reaksi dihentikan dengan penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga warna

Page 50: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat ELISA Plate Reader pada λ

450 nm dan 620 nm.

Alat dan bahan  :

  Inkubator

  ELISA Plate reader

  Mikropipet 1000 µl, 500 µl, 100 µl, 50 µl dan 5µl

  Rak well  beserta penutupnya

  Reagen kit IgM anti HBc

  Tip kuning

  Washing solution

  Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)    Dilakukan pengenceran : 5 µl serum + 500 µl spesimen diluent.

b)   Dimasukkan dalam well

         100 µl kontrol positif

         100 µl kontrol negatif

         100 µl sampel yang sudah diencerkan

c)    Ditutup, inkubasi selama 1 jam pada suhu 370C.

d)   Dicuci sebanyak 6 kali dengan menggunakan washing.

e)    Ditambah 50 µl HBc Reagen.

f)    Ditambahkan 50 µl HBc peroksidase.

g)   Ditutup, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C, kemudian dicuci kembali

sebanyak 6 kali.

h)   Ditambahkan 50 µl HBc TMB A.

i)     Ditambahkan 50 µl HBc TMB B.

Page 51: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

j)     Ditutup dan disimpan dalam suhu kamar selama 30 menit.

k)   Ditambahkan 100 µl H2SO4 2N.

l)     Dibaca dengan Plate Reader pada λ 450 nm dan 620 nm.

Perhitungan :

            NCx = rata-rata absorban negatif kontrol

            NCx harus < 0,1               Validasi

            PCx = rata-rata absorban positif kontrol

            PCx harus > 0,4                 Validasi

            PCx – NCx = P – N value harus > 0,3                 Validasi

            Cut off value = NCx + 0,25 PCx

Interpretasi Hasil :

Hasil Negatif   :  absorban < Cut off

Hasil Positif    :  absorban > Cut off

g.      IgM anti HAV

Metoda      : ELISA

Prinsip       : Hepalisa IgM anti HAV tes berdasarkan pada metoda sandwich immunoassay.

Ketika anti human IgM yang direkatkan pada well sample diinkubasi dengan spesimen yang

diencerkan, pada fase padat akan mengendap sejumlah IgM yang selanjutnya diinkubasi

dengan hepatitis A Viral solution dan anti HAV peroksidase solution, membentuk ikatan

komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan chromogen membentuk senyawa

berwarna biru yang intensitasnya sebanding dengan konsentrasi IgM anti HAV dalam

sampel. Reaksi dihentikan dengan penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga

warna berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat ELISA Plate Reader

pada λ 450 nm dan 620 nm.

Page 52: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Alat dan bahan   :

-          Inkubator

-          ELISA Plate reader

-          Mikropipet 1000 µl, 500 µl, 100 µl, 50 µl dan 5µl

-          Rak well  beserta penutupnya

-          Reagen kit IgM anti HAV

-          Tip kuning

-          Washing solution

-          Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)         Dilakukan pengenceran : 10 µl  serum + 1000 µl NaCl 0,85 %.

b)         Dimasukkan kedalam well :

-          100 µl kontrol positif

-          100 µl kontrol negatif

-          100 µl sampel yang sudah diencerkan

-          Ditutup, inkubasi selama 1 jam pada  suhu 370C.

c)         Dicuci sebanyak 6 kali.

d)        Ditambahkan 50 µl HAV solution.

e)         Ditambahkan 50 µl HAV peroksidase.

f)          Ditutup, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C.

g)         Ditambahkan 50 µl anti TMB A dan 50 µl TMB B.

h)         Ditutup dan disimpan selama 30 menit pada suhu kamar.

i)           Ditambahkan 100 µl H2SO4 2N.

j)           Dibaca dengan Plate Reader pada λ 450 nm dan 620 nm

Cut Off  : Absorban negatif + 0,250

Page 53: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Interpretasi Hasil :

  Negatif   : absorban < Cut Off

  Positif     : absorban > Cut Off

h.      IgG DHF

Metoda     :  ELISA

Prinsip      :IgG DHF yang terdapat pada sampel akan berikatan dengan anti human IgG yang

dilekatkan pada well sample. Kemudian ditambahkan HRP konjugat monoclonal antibodi

(Mab) sehingga terbentuk senyawa komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan

chromogen membentuk senyawa berwarna biru yang intensitasnya sebanding dengan

konsentrasi IgG DHF dalam sampel. Reaksi dihentikan dengan penambahan asam sulfat

sebagai stop solution sehingga warna berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya

dengan alat ELISA Plate Reader pada λ 450 nm dan 620 nm.

Alat dan bahan  :

-          Inkubator

-          ELISA Plate reader

-          Mikropipet 1000 µl, 500 µl, 100 µl, 50 µl dan 5µl

-          Rak well  beserta penutupnya

-          Reagen kit IgG DHF

-          Tip kuning

-          Washing solution

-          Sampel (serum)

Cara Kerja :

a)         Dipipet 1000 µl serum diluent dan 10 µl sampel serum, kontrol negatif, kontrol positif,

calibrator  kedalam tabung reaksi.

Page 54: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

b)        Dikocok sampai homogen.

c)         Dipipet 100 µl campuran tersebut dimasukkan ke dalam masing-masing sumur well.

d)        Diinkubasi selama 30 menit pada suhu  370C.

e)         Dicuci masing-masing dengan larutan pencuci sebanyak 6 kali.

f)         Ditambahkan 100 µl enzim konjugat IgG.

g)        Diinkubasi selama 30 menit pada suhu 370C, kemudian dicuci 6 kali.

h)        Ditambahkan 100 µl TMB pada masing-masing well.

i)          Diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan.

j)          Ditambahkan 100 µl H2SO4 2N.

k)        Dibaca absorban dengan ELISA Reader.

Perhitungan :

Cut off (CO) = Absorban calibrator x faktor (0,62)

Interpretasi hasil  :

- Negatif   : jika absorban < Cut off

- Positif    : jika absorban > Cut off

i. IgM DHF

Metoda     : ELISA

Prinsip      : IgM DHF yang terdapat pada sampel akan berikatan dengan anti human IgM

yang dilekatkan pada well sample. Kemudian ditambahkan HRP konjugat monoclonal

antibodi (Mab) sehingga terbentuk senyawa komplek dan melepaskan peroksida yang

bereaksi dengan chromogen membentuk senyawa berwarna biru yang intensitasnya

sebanding dengan konsentrasi IgM DHF dalam sampel. Reaksi dihentikan dengan

penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga warna berubah menjadi kuning yang

dibaca absorbannya dengan alat ELISA Plate Reader pada λ 450 nm dan 620 nm.

Alat dan bahan  :

Page 55: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

-          Inkubator

-          ELISA Plate reader

-          Mikropipet 1000 µl, 500 µl, 100 µl, 50 µl dan 5µl

-          Rak well  beserta penutupnya

-          Reagen kit IgM DHF

-          Tip kuning

-          Washing solution

-          Sampel (serum)

Cara Kerja       :

a)        Dipipet 1000 µl serum diluent dan 10 µl sampel serum, kontrol negatif, kontrol positif dan

calibrator  ke dalam tabung reaksi.

b)        Dikocok sampai homogen.

c)        Dipipet 100 µl campuran tersebut dimasukkan ke dalam masing-masing  sumur well.

d)       Diinkubasi selama 1 jam pada suhu  370C.

e)        Dicuci masing-masing dengan larutan pencuci sebanyak 6 kali.

f)         Ditambahkan 100 µl enzim konjugat IgM.

g)        Diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C, kemudian dicuci 6 kali.

h)        Ditambahkan 100 µl TMB pada masing-masing well.

i)          Diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan.

j)          Ditambahkan 100 µl H2SO4 2N.

k)        Dibaca absorban dengan ELISA Reader.

Perhitungan :

Cut off (CO) = Absorban calibrator x faktor (0,62)

Interpretasi hasil :

Negatif  : jika absorban < Cut off

Page 56: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Positif    : jika absorban > Cut off

i.        NS1 Antigen

Metoda  :  Rapid lateral flow immunochromatography

                     Prinsip   :  NS1 antigen akan membentuk komplek dengan partikel gold colloidal yang dilapisi

anti NS1 pada area sampel. Setelah terjadi migrasi pada strip maka komplek tersebut akan

ditangkap oleh anti NS1 di area tes membentuk ikatan yang menimbulkan garis berwarna

keunguan.

Alat dan bahan :

-          Sampel ( serum, plasma)

-          Reagen rapid NS1

-          Mikropipet 50 µl

-          Tip kuning

-          Tabung reaksi

Cara kerja  :

a)    Siapkan tabung reaksi kecil.

b)   Isi dengan 50 µl sampel.

c)    Masukkan strip reagen secara vertikal dan tunggu selama 15 menit.

d)   Amati reaksi yang terjadi.

Interpretasi hasil :

Negatif   : jika hanya terdapat 1 garis di area kontrol

Positif     : jika terdapat 2 garis di area tes dan kontrol

j.        IgM Anti Salmonella

Page 57: METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Cara Kerja       :

1)      Letakan reaction well strip tegak lurus diatas meja.

2)      Pipet 40µl TUBEX TF Browen reagen ke semua wells.

3)      Pipetkan 40µl TUBEX TF Control positif dan control negative serta serum pasien langsung

dicampur dengan menggerakan pipet naik turun 10 kali. Gunakan pipet baru untuk setiap

sampel kemudian inkubasi 2 menit.

4)      Pipetkan 80µl Blue reagen TUBEX TF ke semua well. Tutup reaction well strip dengan

sealing tape.

5)      Miringkan 90˚ dan kocok maju mundur selama 2 menit.

6)      Letakan well strip diatas skala magnetic 5 menit.

7)      Baca hasil pengujian dalam waktu 30 menit.

Interpretasi Hasil   :

-          ≤ 2       = Negatif

-          3          = Borderline

-          4 - 5     = Positif

-          6 - 10   = Positif kuat