menjadi guru profesional menciptakan...

77
i MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : KUSWADI NIM 093911268 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: trandang

Post on 16-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

i

MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN

PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

KUSWADI

NIM 093911268

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Kuswadi

NIM : 093911268

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam/PGMI

menyatakan bahwa sekripsi ini keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, September 2011

Saya yang menyatakan,

Kuswadi

NIM. 093911268

Page 3: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

iii

Page 4: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

iv

Page 5: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

# sŒÎ) uρ Ÿ≅ŠÏ% (#ρ â“à±Σ$# (#ρ â“ à±Σ$$ sù Æì sùötƒ ª!$# tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u öΝ ä3ΖÏΒ tÏ%©!$# uρ (#θè?ρ é&

zΟ ù=Ïè ø9$# ;M≈y_u‘ yŠ 4

Artinya “Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S Al

Mujadalah ayat 11)

Page 6: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah swt skripsi ini penulis persembahkan

kepada:

� Istriku tercinta yang selalu meberikan dukungannya

� Anakku Queena tersayang

� Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan

� Adik-adikku yang selalu memberikan support padaku

� Semua keponakanku

� Teman-teman satu bimbingan di IAIN Walisongo Semarang yang tak

terlupakan

Page 7: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

vii

ABSTRAK

Judul,

Penulis

NIM

:

:

:

MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN

PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENAGKAN

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd

Kuswadi

093911268

Skripsi ini membahas dan mengkaji tentang “Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd., untuk menciptakan

pembelajaran ini, guru harus mempunyai berbagai keterampilan, di antaranya : a)

keterampilan bertanya, b) keterampilan menjelaskan, c) keterampilan

membimbing, d) keterampilan mengelola kelas, e) keterampilan mengajar,

f) keterampilan membimbing diskusi kecil.

Sebagai guru yang berkompeten dan guru profesional, mereka dituntut

selain harus mempunyai keterampilan agar tercipta suatu pembelajaran yang

kreatif dan yang menyenangkan, dan dapat menghasilkan kegiatan pembelajaran

yang lebih optimal. Metode – metode tersebut adalah : a) metode ceramah, b)

metode inkuiri, c) metode tanya jawab, d) metode sosiodrama, e) metode simulasi,

f) metode diskusi.

Pembelajaran kreatif dan menyenangkan, akan banyak menghasilkan

berbagai tujuan sebagai salah satu jalan keluar yang menuntut guru umum

maupun guru PAI lebih memfokuskan kepada peserta didik, agar memberikan

motivasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mudah

merasakan bosan dan jenuh pada saat proses pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu

guru harus menekankan pada pengembangan potensi peserta didik dalam

mengaktualisasikan kualitas pembelajaran yang menyenangkan. Kajian ini

menunjukan bahwa pembelajaran yag sesuai dengan harapan akan sangat

bermanfaat dan mudah dipahami manakala sebagai guru professional dapat

memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik dengan baik yang selalu

memberikan motivasi dalam setiap pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.

Page 8: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan inayahNya yang

telah diberikan oleh penulis tanpa semua itu penulis tidak akan mampu dan

sampai dalam penyelesaian studi di IAIN Walisongo Semarang.

Shalawat serta salam senatiasa penulis haturkan kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad saw, karena beliau, umat manusia tertuntun ke jalan yang

benar, kehidupan yang damai dan selamat.

Berangkat dari niat semangat yang tulus dari penulis dan bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN DALAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya

Dr. Mulyasa, M.Pd.

Tersirat dalam tujuan penulisan skripsi ini yang khususnya agar penulis

mempunyai kesempatan belajar pada tulisan sendiri, di samping sebagai

sumbangsih penulis terutama pada almamater dan umumnya bagi siapa saja yang

membutuhkan.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

mendapatkan gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Akhirnya segala bentuk bantuan dan petunjuk maupun motivasi – motivasi

yang penulis peroleh selama penulisan skripsi ini, penulis haturkan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang

3. Drs. Sajid Iskandar, selaku Dosen Pembimbing atas motivasi dan

pembimbingan hingga skripsi ini selesai.

4. Segenap teman – teman satu kelompok bimbingan di IAIN Walisongo

Semarang.

5. Istri dan anak tercinta yang selalu memberikan dukungannya

6. Adik – adikku yang selalu memberikan sport kepadaku.

Page 9: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

ix

Akhirnya atas segala keterbatasan dan kekurangan penulis berharap

sedalam – dalamnya atas kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Dan kepada Allah Swt harap dan doa terurah semoga usaha dalam

penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan kepada pembaca

umumnya, sert tertulis di sisi-Nya sebagai pengabdian kepada-Nya. Amin.

Semarang, Juni 2011

Penulis

Kuswadi

NIM. 093911268

Page 10: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………….. ii

PENGESAHAN …………………………………………………………… iii

NOTA PEMBIMBING ……………………………………………………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v

ABSTRAK ……………………………………………………………….. vi

TRANSLITERASI ……………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………… 9

C. Kajian Pustaka ………………………………………………. 9

D. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 11

E. Metode Penelitian ……………………………………………. 12

BAB II TEORI PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN

MENYENANGKAN ………………………………………….. 13

A. Pengertian Teori Pembelajaran …………………………….. 13

B. Teori Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan dalam

Pendidikan Agama Islam (PAI) …………………………….. 19

Page 11: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

xi

BAB III BIOGRAFI SINGKAT PEMIKIRAN Dr. E. MULYASA M.Pd… 23

A. Biografi dan Karya – karya Dr. E. Mulyasa, M.Pd ………….. 23

B. Teori Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan

Menyenangkan Menurut pemikiran Dr. E. Mulyasa, M.Pd … 32

C. Telaah Baku Menjadi Guru Profesional Karya

Dr. E Mulyasa, M.Pd ………………………………………. 38

BAB IV ANALISIS PEMBELAJARAN KREATIF DAN

MENYENANGKAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM…………………………………………………………. 62

A. Studi Analisis Pemikiran Dr. E. Mulyasa, M.Pd tentang

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan ………………….. 62

B. Studi Analisis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

Kreatif dan Menyenangkan ………………………………….. 65

C. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan…….. 66

BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 74

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 74

B. Saran – saran ………………………………………………… 76

C. Penutup ……………………………………………………… 78

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah pendidikan yang berdasarkan

atas Alqur’an dan Sunah Rasul, bertujuan untuk membantu perkembangan

manusia menjadi lebih baik. Pada dasarnya menusia lahir dalam keadaan

fitrah, dan bertauhid. Adapun pendidikan adalah upaya seseorang untuk

mengembangkan potensi tauhid agar dapat mewarnai kehidupan pribadi

seseorang.

Konsep Pendidikan Agama Islam berdasarkan Alqur’an dan Hadits.

Untuk itu memiliki jangkauan ke dapan, karena itu falsafah pendidikan Islam

lebih tepat jika menggunakan falsafah progresifisme, artinya bahwa

pendidikan melalui gerak perubahan sosial. 1

Di dalam Alqur’an sendiri terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip –

prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Oleh karena itu

pendidikan Islam harus menggunakan Alqur’an sebagai sumber utama dalam

merumuskan teori, metode pembelajaran dalam pendidikan Islam. Dengan

kata lain, pendidikan Islam harus berlandaskan ayat – ayat Alqur’an yang

penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan dengan hadits, juga dilakukan

dengan ijtihad yang disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.

1 Dr. Zakiyah Derajad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara. Jakarta 1996, hlm 20

Page 13: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

2

Oleh karena sumber ilmu pengetahuan yang wawasannya dalam

Alqur’an adalah Maha Luas, ilmu – ilmu pengetahuan yang diharapkan Allah

tetap menjadi penopang kemantapan keimanan kepada Allah Swt.

Agama Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat penting

sehingga mencari ilmu itu hukumnya wajib. Islam juga mengajarkan,

menuntut ilmu itu berlaku prinsip tak mengenal batas, dimensi, ruang dan

waktu. Artinya, dimana pun atau negara mana pun dan kapan pun tak

mengenal batas waktu kita bisa belajar. Sesuai dengan misi islam sebagai awal

dari tujuan pendidikan Islam. Kepada umat islam diajarkan untuk membaca,

sebagaimana dalam Alqur’an yang diturunkan pertama kali kepada Nabi

Muhammad SAW yang ummi dalam Surat Al – ‘Alaq ayat 1 – 5 :

ù& tø% $# ÉΟ ó™ $$Î/ y7 În/ u‘ “Ï% ©!$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ z≈ |¡ΣM}$# ô ÏΒ @,n=tã ∩⊄∪ ù& tø% $# y7 š/ u‘ uρ ãΠ tø. F{ $#

Artinya, “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan manusia dari

segumpal darah. Baca dengan nama Tuhanmu Yang Maha Mulia.

Page 14: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

3

Yang mengajarkan manusia dengan kalam (pena), mengajarkan

manusia apa – apa yang belum diketahuinya.” (Q.S. ‘Al-

Alaq : 1-5)

Ayat di atas menunjukkan adanya sinyelemen bahwa pemerintah

membaca bukan hanya secara histories, bukan hanya bersifat individual,

melainkan menjadi sebuah gerakan untuk tujuan perubahan kehidupan,

sebagai diilhami oleh turunnya ayat kedua Surat Al-Muddatsir.

Artinya, “Hai orang – orang yang berselimut. Bangkitlah untuk berseru

(kepada msnusia). Dan kepada Tuhanmu bertakbir.”

(Q.S. Al-Muddatsir :1-3)

Kebangkitan ini disertai dengan semangat kebersamaan dalam menuntut ilmu.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. 2

Tugas guru yang paling utama adalah mengajar, dalam pengertian

menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai

kasus menunjukkan bahwa di antara para guru banyak yang merasa dirinya

2 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan, Rosda Karya, Bandung, hlm 35

Page 15: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

4

sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukkan alasan

yang mendasari asumsi itu. Asumsi keliru tersebut seringkali menyesatkan dan

menurunkan kreativitas, sehingga guru yang suka mengambil jalan pintas

dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.3

Peranan guru sebagai pendidik professional akhir – akhir ini mulai

dipertanyakan eksistensinya secara fungsional. Hal ini antara lain disebabkan

oleh munculnya serangkaian fenomena para lulusan pendidikan yang secara

moral cenderung merosot dan secara intelektual akademik juga kurang siap

untuk memasuki lapangan kerja. Jika fenomena itu benar adanya, maka baik

langsung atau tidak langsung akan terkait dengan peranan guru sebagai

pendidik profesional.

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup

kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan delapan keterampilan mengajar

yang sangat berperan dalam menentukan kualitas pembelajaran yaitu

keterampilan bertanya, memberikan penguatan, mengadakan variasi,

menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi

kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil

perorangan. 4 Untuk lebih jelas penulis akan dikemukakan pada Bab III.

Untuk mengatasi masalah kebosanan peserta didik, agar selalu

antuasias, tekun dan penuh partispasi, variasi sangat diperlukan dalam

pembelajaran. Variasi yang dimaksud di sini adalah perubahan dalam proses

3 Ibid, hlm. 20 4 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan, Rosda Karya, Bandung, hlm 69

Page 16: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

5

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik,

serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dalam usaha pencapaian tujuan

belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih

kondusif, karena hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan

sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadi

proses pembelajaran. Tempat belajar (kelas) hendaknya tenang, jangan

diganggu oleh perangsang – perangsang dari sekitar. Untuk belajar diperlukan

konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan. 5

Untuk dapat belajar dengan efektif, diperlukan lingkungan fisik yang

baik dan teratur untuk proses belajar mengajar yang maksimal, misalnya :

1. Ruang belajar (kelas) harus bersih, tidak ada bau – bauan yang

mengganggu konsentrasi pikiran.

2. Ruang kelas cukup terang, tidak gelap, nyaman yang tidak

mengganggu mata.

3. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran,

buku – buku dan sebagainya.

Proses pembelajaran dan pendidikan di dalam sekolah (kelas) perlu

didukung suasana kependidikan (lingkungan) yang kondusif, di sekolah (di

kelas) siswa merasa kerasan, nyaman dan senang untuk belajar, karena proses

pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas

peserta didik melalui interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam

pelaksanaannya sering kali kita tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan

5 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineke Cipta, Jakarta,

2003, hlm. 77

Page 17: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

6

pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas

peserta didik. Karena itu dalam pembelajaran berbasis kompetensi yang perlu

adalah adanya rumusan kompetensi yang ingin dicapai harus secara spesifik,

jelas dan teratur. Strategi penyampaian yang menekankan keaktifan siswa

dengan penggunaan metode kolaboratif dan manajemen waktu yang tepat serta

sistem evaluasi yang tidak hanya mengukur daya ingat saja, lebih – lebih pada

daya nalar dan keterampilan.6

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama (Islam) ada tiga

komponen utama yang paling berpengaruh dalam pembelajaran tersebut.

Ketiga komponen tersebut adalah :

1. Kondisi pembelajaran agama

2. Metode pembelajaran pendidikan agama, dan

3. Hasil pembelajaran agama.7

Kondisi pembelajaran PAI adalah faktor – faktor yang mempengaruhi

penggunaan metode dalam meningkatkan pembelajaran PAI. Faktor kondisi ini

berinteraksi dengan pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode

pembelajaran PAI. Pada dasarnya, komponen ini sudah ada dan tidak dapat

dimanipulasi.

Dalam proses kependidikan (pembelajaran) Islam, suatu lingkungan

harus dapat dimanipulasi menjadi lingkungan yang memberikan suasana yang

memperlancar jalannya proses kependidikan (pembelajaran) Islam. Para

6 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan, Rosda Karya, Bandung, hlm 163 7 Drs. Muhaimin, MA., et.al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Rosda Karya, Bandung, 2004, hlm. 146

Page 18: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

7

pendidik Islam adalah pemegang kendali proses kependidikan yang terarah

kepada tujuan pendidikan Islam, harus mementingkan pada penciptaan suasana

edukatif yang mendorong efektivitas proses belajar mengajar. Suasana tersebut

bisa diindikasikan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

1. Mendorong anak didik untuk mengenali diri sendiri dan alam sekitarnya,

sehingga akan lahir aktivitas – aktivitas secara konstruktif dan simultan ;

2. Mendorong anak didik untuk mendapatkan pola dan tingkah laku yang

menjadi kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi dirinya ;

3. Mendorong anak didik untuk mengembangkan perasaan puas serta reaksi –

reaksi emosional yang menguntungkan dirinya dalam hubungan dengan

orang lain dan dalam memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri.

Adapun pendidikan yang baik dan guru yang efektif berusaha

memikirkan perkembangan kepribadian peserta didik dan kehidupannya, tetapi

guru pun adalah pribadi dan merupakan bagian dari proses pendidikan.

Guru PAI tidak hanya sebagai salah satu sumber belajar dan sumber

nilai, tetapi juga harus menampilkan diri sebagai ahli dalam menata sumber

belajar pendidikan agama yang lainnya serta mampu mengintegrasikan ke

dalam tampilan dirinya. Sejalan dengan meningkatkan akan kualitas tenaga

guru yang profesional, salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan

membekali para guru agar mampu mengembangkan berbagai media

pembelajaran. Guru dapat mempersiapkan bahan pembelajaran yang sistematis

dan terprogram seperti buku ajar, modul atau media lain yang dapat menunjang

Page 19: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

8

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mandiri

dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran pendidikan agama Islam yang selama ini berlangsung

agak terasa kurang tekait atau kurang perhatian terhadap persoalan bagaimana

mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif mennjadi “makna” dan

“nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik, untuk selanjutnya

menjadi sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak, berbuat dan

berperilaku secara konkret – agamis dalam kehidupan praktis sehari – hari.

Salah satu permasalahan serius yang sering dihadapi dunia pendidikan

sekarang ini adalah rendahnya kualitas pembelajaran termasuk pembelajaran

PAI. Proses pembelajaran pendidikan agama yang terjadi kerap kali baru

bersifat seadanya, rutinitas, formalis, kering dan kurang makna. Kualitas

pembelajaran semacam itu akan menghasilkan mutu pendidikan agama yang

rendah pula.

Dari berbagai masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan terutama

pembelajaran pendidikan Islam dan sesuai dengan latar belakang masalah di

atas, penulis memilih judul “MENJADI GURU PROFESIONAL

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

MENURUT Dr. E. MULYASA, M.Pd ; Untuk memberikan sedikit solusi atau

memberikan jalan keluar bagi dunia pendidikan, pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan merujuk dari kajian buku tersebut.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena mutu, untuk menciptakan

Page 20: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

9

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan sebagai

keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan membelajarkan atau

keterampilan mengajar.

B. Rumusan Permasalahan

Sehubungan dengan judul dan latar belakang di atas, ada beberapa

pokok permasalahan yang ingin dikemukakan, di antaranya :

1. Bagaimana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan menurut Dr. E.

Mulyasa, M.Pd?

2. Bagaimana menjadi guru professional yang dapat menciptakan

pembelajaran kreatif dan menyenangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd?

3. Bagaimana pembelajaran kreatif dan menyenangkan yang dilaksanakan di

sekolah SD/MI menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd?

C. Kajian Pustaka

Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman, penulis

menafsirkan istilah yang dipakai di dalam penulis skripsi ini, yang akan

diuraikan kata per kata dari judul, yaitu “MENJADI GURU PROFESIONAL

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

MENURUT Dr. E. MULYASA, M.Pd” sebagai berikut :

1. Pembelajaran

Adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi

Page 21: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

10

pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan kreatif adalah kemampuan

memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru, daya cipta.

2. Menyenangkan adalah tingkah laku yang diawali dengan rasa tertarik akan

suatu hal sehingga akan menimbulkan keinginan – keinginannya.

3. Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan, pembelajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas peserta didik untuk tujuan yang dicapai yaitu tujuan pendidikan

Islam.

4. Guru Profesional adalah mereka orang – orang yang telah menempuh

program pendidikan guru dan memiliki tingkat kemampuan (kompetensi)

yang tinggi, serta mendapatkan ijazah negara dan telah berpengalaman

dalam mengajar.

5. Dr. E. Mulyasa, M.Pd

Beliau adalah seorang pemikir yang banyak memberikan kontribusi

khususnya di dalam dunia pendidikan. Beliau dilahirkan di Majalengka, 13

Desember 1962. Pendidikan dasar dan menengah di Majalengka,

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (1986) dan gelar Master Pendidikan

(M.Pd) dari IKIP Bandung tahun 1997. (Sekarang IKIP Bandung namanya

UPI). Tahun 2002 gelar doktornya dalam Ilmu Pendidikan (S3) dari

Universitas Pendidikan Indonesia dengan predikat Cumlaude.8

6. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Ini salah satu dari sekian buku yang dikarang oleh beliau

8 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan, Rosda Karya, Bandung, hlm 232

Page 22: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

11

sebagai acuan atau referensi Guru (para pendidik) dalam kegiatan

pembelajaran. Di dalam buku tersebut diuraikan berbagai prinsip

kompetensi dan profesionalisme guru yang bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan. Juga buku ini sebagai perangsang sikap kreatif dan

professional tersebut. Inti dan tujuan dalam pembahasan buku di atas

sengaja ditawarkan bagaimana cara – cara praktis agar bukan saja mudah

dipahami tapi mudah diterapkan dalam pembelajaran.

Jadi sesuai dengan kajian pustaka yang dijelaskan, dapat digarisbawahi,

ternyata guru yang berkompeten dan professional ialah guru yang harus

menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang kompleks. Begitu juga

pembelajaran yang aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas peserta didik di dalam sebuah proses pembelajaran,

sehingga dari alasan di atas memilih judul “MENJADI GURU PROFESIONAL

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

MENURUT Dr. E. MULYASA, M.Pd (Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.)”

sebagai pedoman dasar bagi para guru saleh, terutama di bidang pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti setelah

mengemukakan permasalahan di atas adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pola pengembangan pembelajaran

kreatif dan menyenangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

Page 23: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

12

2. Untuk mengetahui bagaimana menjadi guru professional yang dapat

menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan menurut Dr. E.

Mulyasa, M.Pd.

3. Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pembelajaran kreatif dan

menyenangkan di sekolah SD/MI.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan metode peneltian

kepustakaan, untuk memperoleh data dari buku-buku referensi yang akan

dijadikan bahan pembuatan skripsi.

Seperti metode library research, yaitu suatu penelitian

kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoristis yang berisi

sajian landasan ilmiah.

Metode pengumpulan data kepustakaan, dengan menggunakan

metode ini, dapat mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang kratif

dan menyenangkan dalam bahasa baku menutur Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

Metode analisis data, metode ini utnuk menganalisa data dari

semua bahan penelitian yang dikumpulkan untuk memperoleh

pengetahuan tentang menjadi guru profesional yang dapat menciptakan

pembelajaran kreatif dan menyenangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd

yang akan dipergunakan dalam pembuatan skripsi ini

Page 24: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

13

BAB II

TEORI PEMBELAJARAN YANG KREATIF

DAN MENYENANGKAN

A. Pengertian Teori Pembelajaran

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan pelajaran yang khusus

diperuntukkan bagi siswa (peserta didik). Proses pembelajaran dalam

Pendidikan Agama Islam, sebenarnya menggunakan prinsip – prinsip umum

pembelajaran. Komponen – komponen yang terlibat pun umumnya sama,

yaitu mencakup tujuan, bahan, metode, alat evaluasi termasuk siswa

dan gurunya.1

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau

bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong

oleh kemampuan sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan

dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Karena itu,

pembelajaran berupaya menjabarkan nilai – nilai yang terkendung

dalam kurikulum dengang menganalisis pembelajaran karakteristik isi

bidang studi pendidikan agama yang terkandung di dalam kurikulum,

yang menurut Sudjana (1987) disebut kurikulum ideal/potensial.

Selanjutnya, dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan

mengembangkan cara – cara (strategi) pembelajaran yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai kondisi yang ada,

agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran

sehingga hasil belajar terwujud dalam diri peserta didik.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan sebagai

keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan membelajarkan atau

keterampilan mengajar.2 Keterampilan mengajar merupakan kompetensi

profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi

guru secara utuh dan menyeluruh, belajar adalah proses perubahan perilaku

(psikologi pembelajaran) berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya, tujuan

1 Drs. Thohirin, M.S., M.Pd., Psikologi Pembelajaran PAI, Rajawali Press, Jakarta,

2005, hlm. 17 2 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional, Rosda, Bandung, 2006,

hlm. 69

Page 25: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

14

kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek peribadi.

Untuk dapat memahami pengertian teori pembelajaran dengan baik,

kiranya perlu sekali dibahas definisi atau pengertiannya. Pengertian

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur

manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur, yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian teori

pembelajaran (proses belajar mengajar), dapat dikemukakan beberapa

pendapat para ahli.

Akhir – akhir ini terdapat perbedaan pengertian antara pengajaran dan

pembelajaran. Pengajaran terpusat pada guru, sedangkan pembelajaran

terpusat pada siswa. Yang difokuskan dalam pendidikan ini adalah

pembelajaran. Untuk itu diberikan pengertian apakah pembelajaran itu secara

umum pembelajaran disifatkan sebagai suatu proses perubahan yang berlaku

akibat pengalaman individu yang berkenaan. Pembelajaran yang tidak terbatas

kepada apa yang dirancang, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar

kawalan guru. Pembelajaran juga tidak semestinya melibatkan penguasaan

fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu, tetapi juga melibatkan perasaan –

perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dan

kerohanian.3

Secara praktek, akan dikemukakan suatu konsepsi yang mendasari

teori – teori belajar dan teori pembelajaran. Teori belajar adalah deskripsi

karena tujuan utamanya memberikan proses belajar, sedangkan teori

pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode

pembelajaran yang optimal. Bahasan ini akan difokuskan pada penulis ialah

tentang pengertian teori pembelajaran yang berseifat deskriptif dan bersifat

sebagai berikut,

3 Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1995,

hlm. 70

Page 26: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

15

1. Teori Pembelajaran Deskriptif

Menurut Asri Budiningsih, teori pembelajaran yang deskriptif

menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai given,

dan memberikan hasil pembelajaran sebagai varibel yang diminati, karena

tujuan utama teori deskriptif adalah memberikan belajar.4

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip – prinsip belajar dapat

diungkapkan batas – batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam

pelaksanaan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip – prinsip

belajar dapat membantu guru memilih tindakan yang tepat. 5

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang

tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Peneliti hanya mungkin

dapat menyaksikan gejala – gejala perubahan perilaku yang tampak.

Misalnya, ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran,

walaupun seperti seorang siswa memperhatikan dengan seksama sambil

mengangguk – anggukan kepala, belum tentu yang bersakutan belajar.6

Dengan kata lain, teori pembelajaran mengungkapkan hubungan

antara kegiatan pembelajaran dengan proses – proses psikologi dalam diri

si belajar. Teori pembelajaran harus memasukkan variabel metode

pembelajaran. Bila tidak maka teori ini bukanlah teori pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa

memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri

pengetahuan sehingga mereka memperoleh pemahaman yang mendalam

(deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu

kualitas siswa. Untuk itu sebagai seorang guru harus dapat memberikan

pelayanan pendidikan kepada peserta didik agar dapat meningkatkan

kualitas siswa dalam kegiatan belajar.

4 Dr. C. Sri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta,

2005, hlm. 17 5 Dr. Dimyati dan Dr. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta,

2006, hlm 42 6 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 111

Page 27: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

16

2. Teori Pembelajaran Preskriptif

Teori preskriptif adalah untuk mencapai tujuan (goal oriented).

Variabel yang diamati dalam pengembangan teori – teori pembelajaran

yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran PAI didefinisikan sebagai cara – cara

tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil –

hasil Pembelajaran PAI yang dalam kondisi pembelajaran tertentu. Karena

itu, metode pembelajaran PAI dapat berbeda – beda, menyesuaikan dengan

hasil pembelajaran dan kondisi pembelajaran yang berbeda – beda pula.

Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah

preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Teori belajar menaruh

perhatian pada hubungan di antara variabel – variabel yang menentukan

hasil belajar, atau bagaimana seorang belajar. Teori pembelajaran menaruh

perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi

hal belajar, atau upaya mengontrol variabel – variabel yang

dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.7

Setiap teori belajar mempunyai implikasi bagi pengajaran bagi

guru. Teori belajar ini dapat memperjelas fungsinya bagi anak dalam

belajar. Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan peserta

didik dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pemelajaran

adalah kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau

strategi yang optimal untuk hasil pembelajaran yang diinginkan dalam

kondisi tertentu. Seorang pendidik harus dapat mengetahui kondisi dan

kemampuan peserta didik karena dalam satu ruangan kelas berbeda satu

dengan yang lain, karakteristik atau kemampuan berpikir siswa.

Perbedaan teori pembelajaran berseifat deskriptif dengan

preskriptif dapat digambarkan dalam diagram 1 dan 2 sebagai berikut :

7 Ibid., hlm. 17

Page 28: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

17

Diagram 1. Hubungan antara variabel dalam Teori Pembelajaran

Deskriptif.

Diagram 2. Hubungan antara variabel dalam Teori Pembelajaran

Preskriptif.

Dikutip dari buku karangan Dr. Asri Budiningsih bukunya berjudul

belajar dan pembelajaran yang mengemukakan pendapat Brunner,

hubungan antara variabel dalam teori pembelajaran preskriptif dan

deskriptif.

Dalam diagram 1 terlihat misalnya, model elaborasi dimanipulasi

dan digunakan untuk mengorganisasikan isi/materi pelajaran dan interaksi

antara keduanya (model elaborasi dan karakteristik isi pelajaran) akan

membawa akibat pada perolehan belajar terhadap materi pelajaran yang

diperlajari siswa.8

Sedangkan pada diagram 2 diperlihatkan hubungan antara

variabel – variabel dalam preposisi teori pembelajaran prespektif.

Peningkatan perolehan belajar ditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang

diinginkan.

8 Dr. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. Rineke Cipta, Jakarta, hlm.14

KONDISI

HASIL

METODE

METODE

KONDISI

HASIL

Page 29: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

18

B. Teori Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan dalam Pendidikan

Agama Islam (PAI)

Proses pembelajaran dalam pendidikan Islam selalu

memperhatikan perbedaan individu (furq al-fardiyyah) peserta didik

menghormati harkat, martabat dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat

dan menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar merupakan

hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya

berkembang secara optimal. Sedangkan bagi guru, proses pembelajaran

merupakan kewajiban yang bernilai ibadah, yang dipertanggungjawabkan di

hadapan Allah Swt di akhirat. Dalam kegiatan pembelajaran harus ada

prinsip – prinsip dan teori – teori pembelajaran dalam PAI yang praktis.9

Proses pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)

sebenarnya sama dengan pembelajaran pada umumnya, namun yang

membedakannya adalah bahwa dalam pendidikan Islam, proses maupun hasil

belajar selalu intern dengan keislamannya. Keislaman melandasi

aktivitas belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas

berikutnya.10

Rancangan pembelajaran PAI yang menggunakan kemampuan

intuitif dan pengetahuan ilmiah dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih

baik daripada digunakan terpisah teori – teori yang telah dikembangkan oleh

ilmuwan pembelajaran dan ahli Pendidikan Agama Islam.

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut

aktivitas, kreativitas dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan

kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, secara

efektif dan menyenangkan.

Guru PAI harus menguasai prinsip – prinsip pembelajaran,

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan

metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar, serta memilih dan

menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran.

9 Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2005, hlm. 95 10 Ibid., hlm. 242

Page 30: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

19

Dalam hal ini guru PAI harus mampu menciptakan Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).

Guru juga harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat

yang sangat kompleks, karena melibatkan aspek pedagogis menunjukkan pada

kenyataan bahwa pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lingkungan

sekolah. Aspek psikologis menunjukkan bahwa peserta didik pada umumnya

memiliki taraf perkembangan berbeda yang menuntut materi yang berbeda

pula. Sedangkan aspek didaktif menunjuk pada pengaturan belajar peserta

didik oleh guru.

Untuk semua kepentingan tersebut, guru harus benar – benar

memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas mengenai jenis – jenis

belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik serta menciptakan

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAIKEM).11

Dengan menerapkan PAIKEM ada nuansa baru yang dialami

siswa. Mereka tidak lagi pasif selama mendengarkan pembelajaran.

Pembelajaran akan menjadi menarik, siswa semakin aktif mengonstruksikan

pengetahuan dan pemahaman secara kreatif dan mandiri.

Berbagai aspek pembelajaran yang didesain agar proses belajar

mengajar dalam lingkungan kelas atau sekolah menjadi pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, di antaranya :

1. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)

2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/ Kurikulum

3. Cakupan dan kedalam tujuan pembalajaran

4. Ketetapan penggunaan strategi pembelajaran

5. Interaktivitas

6. Pemberian motivasi belajar

7. Kontekstualitas dan aktulitas

8. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

11 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosdakarya, Bandung, 2006, hlm. 191

Page 31: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

20

9. Sistematis, runtut, alur logika jelas.

10. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi dan latihan.

11. Konsisten evaluasi dengan tujuan pembelajaran.

Kondisi pembelajaran PAI adalah faktor yang mempengaruhi

penggunaan metode pembelajaran PAI oleh Karena itu perhatian kita berusaha

mengidentifikasikan dan mendeskripsikan faktor – faktor yang termasuk

kondisi pembelajaran, yaitu : (1) tujuan dan karakteristik bidang studi PAI, (2)

kendala dan karakteristik studi PAI, dan (3) karakteristik peserta didik.

Di sini guru yang kreatif menyadari bahwa kreativitas merupakan

yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing

dan dibangkitkan kesadaran itu dan guru juga dituntut untuk

mendemontrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.

Page 32: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

21

BAB III

BIOGRAFI SINGKAT PEMIKIRAN Dr. E. MULYASA, M.Pd

A. Bografi dan Karya – karya Dr. E. Mulyasa, M.Pd

1. Biografi Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

Nama lengkap Enco Mulyasa, dilahirkan 13 Desember 1932 di

Desa Ciranjang, Kecamatan Cingabul Kabupaten Majelengka Jawa Barat.

Ayahnya Djuardi (alm) ibunya bernama Ibu Hj. Rumtini. Dan ayahnya di

masa hidupnya menekuni profesinya sebagai guru. E. Mulyasa merupakan

putra penengah dari lima bersaudara.1

Pendidikan dasar dan menengah ditempuh di daerah kelahirannya. Ia

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (1986) dan Gelar Magister

Pendidikan (197) dari IKIP Bandung (sekarang UPI), th 2002 memperoleh

gelar Doktor Ilmu Pendidikan (S3) dari Universitas Pendidikan Indonesia,

dengan predikat Cumlaude.2

Kegiatan mengajarnya dimulai sejak tahun 1985, menjadi guru di

beberapa sekolah menengah di Bandung. Ia juga menjadi asisten dosen

pada jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Malang.

Pada tahun 1988 – 2005 menjadi Dosen Kopertis Pascasarjana Universitas

Islam Nusantara Bandung. Untuk menunjang profesinya, beliau aktif

mengikuti berbagai kegiatan seminar dan pelatihan, baik bersifat lokal,

regional, nasional maupun internasional.3

Di sela – sela kesibukan sebagai dosen dan penulis, ia juga menjadi

konsultan dan narasumber dalam berbagai forum sosialisasi kurikulum

khususnya di Pulau Jawa, Bali, NTT dan Indonesia Bagian Timur.

1 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan

Implementasi, Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 215 2 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

Rosda, Bandung, 2006, hlm. 232 3 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Disempurnakan, Rosda, Bandung, 2011, hal. 273

Page 33: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

22

Demikian riwayat hidup singkat dari. Dr. E. Mulyasa, M.Pd. yang

dapat penulis gambarkan. Sampai saat ini beliau masih aktif khususnya

dalam bidang pendidikan.

2. Pemikiran dan Inteletualisasi Dr. E. Mukyasa, M.Pd. di Dunia

Pendidikan

Bila diamati akhir – akhir ini pelaksanaan pendidikan (agama)

cenderung lebih banyak digarap dari sisi asas pengajaran atau didaktik-

metodiknya. Guru –guru hanya dapat membicarakan persoalan proses

belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan teknis mekanis

semata. Sementara itu, persoalan yang lebih mendasar, yaitu yang

berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang banyak disentuh.

Padahal fungsi utama pendidikan (agama) di sekolah adalah memberikan

landasan yang mampu menggungah kesadaran dan mendorong peserta

didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi

berragama yang kuat. Landasan ini meliputi :

a. Landasan motivasional, yaitu pemupukan sikap positif pada peserta

didik.

b. Landasan etik, yaitu tertanamnya norma – norma keagamaan peserta

didik sehingga perbuatannya selalu diacu oleh isi jiwa dan semangat

akhlak al karimah.

c. Landasan moral, yaitu bersumber dari ajaran agama yang tersusun

(value system), sehingga memiliki daya tahan dalam menghadapi

setiap perubahan.

Dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, guru terutama

peran dalam mengembangkan materi standar dalam membentuk

kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, guru harus kreatif

profesional dan menyenangkan. 4

Adapun kurikulum sejati adalah program untuk membangun SDM

(sumber daya manusia) yang berakhlak, cerdas, berprestasi, karena

4 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Aktif

dan Menyenangkan, Rosda, Bandung, 2006, hlm. 14

Page 34: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

23

kurikulm harus membuat dasar – dasar menyangkut pendidikan secara

luas.

Mulyasa sendiri sangat mengembangkan pemikiran – pemikirannya

yang relevan sebagai salah satu kontribusi dalam dunia pendidikan

Indonesia khususnya. Menurut ia Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

juga dinamakan “Kurikulum 2004” merupakan alternatif kurikulum untuk

memperbaiki berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi, khususnya

dalam pembelajaran di sekolah atau madrasah.

Pendidikan, baik secara konvensional maupun inovatif adalah salah

komitmen pemerintah dalam mereformasi pendidikan. Salah satunya

pemberian otonomi pendidikan, baik secara konvensional maupun

inovatif. Ini salah satu komitmen pemerintah dalam mereformasi

pendidikan. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah oleh

pemerintah. Menunjukkan bahwa pemerintah peduli kepada

gejala – gejala yang muncul di masyarakat, untuk meningkatkan taraf dan

mutu pendidikan secara umum.

Contoh, dalam rangka mereformasi pendidikan inilah pemerintah

sangat mendukung kemajuan kurikulum yang dinamakan Manajemen

Berbasisi Sekolah (MBS) sebagai alternatif paradigma baru, meskipun

setiap tahun selalu ada perubahan dalam sistem pendidikan.

Proses pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi atau

penguasaan adalah kegiatan belajar mengajar yang diarahkan untuk

memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik

untuk melakukan sesuatu, berupa seperangkat tindakan intelegensi (dalam

bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan) penuh tanggung jawab

yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas – tugas pada jenis

pekerjaan tertentu.5

Gordon (1988 : 109) yang dikutip Mulyasa, menjelaskan aspek atau

ranah yang terkandung dalam kompetensi sebagai berikut.

5 Abdul Majid, S.Ag., Dian Andayani, S.Pd., Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Rosda, Bandung, 2005, hlm. 51.

Page 35: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

24

a. Pengetahuan (knowledge)

b. Pemahaman (understanding)

c. Kemampuan (skill)

d. Nilai (value)

e. Sikap (attitude)

f. Minat (interest).

Dengan demikian, kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi, dan hasil belajar

yang harus dicapai oleh siswa secara menyeluruh.

Seperti diketahui dari kurikulum 2004 yang disempurnakan atau

yang dikenal KYD (Kurikulum Yang Disempurnakan), yang diwujudkan

dalam SKKD, telah disahkan penggunaan di sekolah, diberlakukan secara

berangsur – angsur pada tahun ajaran 2006/2007 pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah. Hal ini berarti, pada pertengahan tahun 2006 awal

tahun ajaran 2006/2007, dari TK/TKA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, dan

MA sebagian besar sudah mengikuti perubahan kurikulum dan

menggunakan KYD.6

Selama pemberlakuan ini pemerintah, dalam hal ini Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP), Pusat Kurikulum, dan Direktorat Kurikulum

seharusnya selalu melakukan pemantauan secara langsung ke lapangan

untuk melakukan penyempurnaan – penyempurnaan kurikulum perlu

dilakukan terus menerus supaya menghasilkan yang memuaskan

(continous quality invprovement), terutama berkaitan dengan penerapan

serta penjabaran standar isi dan standar kompetensi.

Guru yang professional haru mampu mengembangkan kurikulum

bagi kelasnya yang lebih kreatif, inovatif serta mampu menjabarkan,

menerjemahkan dan mentransformasikan nilai – nilai yang terdapat dalam

kurikulum kepada peserta didik.

6 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Rosda

Karya, Bandung., hlm. 1

Page 36: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

25

Demikian pula guru harus mampu membuat aneka mecam

keputusan dalam pembinaan kurikulum. Pada dasarnya betapa pun baiknya

suatu kurikulum, berhasil atau tidaknya akan sangat bergantung kepada

tindakan – tindakan guru sekolah dalam melaksanakan kurikulum.

Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses

interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik (siswa) untuk

mencapai tujuan – tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik, peserta

didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan.

Ketiganya membentuk suatu triangle, yang jika hilang salah satunya,

maka hilang pulalah hakikat pendidikan. Mendidik adalah pekerjaan

profesional. Oleh karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan

merupakan pendidik profesional.

Sebagaimana diketahui, sejak digulirkan perubahan kurikulum

(KBK) bersamaan dengan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang telah

diuji coba sejak tahun 2001. Namun masyarakat telah mengecewakan

berbagai pihak, sehingga diputuskan, bahwa KBK yang telah

disosialisasikan dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan harus

diperbaiki, dibenahi atau disempurnakan. Maka lahirlah KYD atau

Kurikulum Yang Disempurnakan, sebagai wujud penyempurnaan fdari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).7

Selanjutnya, perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran, disatu sisi pencapaian

prestasi merupakan salah satu dimensi dari tujuan pendidikan. Menurut

Dr. E. Mulyasa, M.Pd. sendiri masyarakat sekarang ini menginginkan

perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang khusus berfungsi

mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik.

Implikasi dari gagasan Dr. E. Mulyasa, M.Pd. sendiri ialah perlunya

dikembangkan program pendidikan guru yang serasi dan memudahkan

pembentukan guru yang berkualifikasi profesional, serta dapat

7 12 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar, Op.cit., hlm. 264

Page 37: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

26

dilaksanakan secara efisien dalam kondisi sosial kultural masyarakat

di Indonesia.

Dr. E. Mulyasa, M.Pd. juga menambahkan bahwa untuk menjadi

guru yang lebih profesional dan benar – benar berkompeten dalam

profesinya, maka sebagai legalitas tersebut harus adanya sertifikasi guru,

di antaranya,

a. Lulusan atau inputnya mahasiswa.

b. Mempunyai latar belakang pendidikan yang sempurna.

c. Mempunyai legalitas (ijazah terakhir S-1, D-3, D-2 atau S-3).

d. Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang secara

maksimal.

e. Mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai

dengan karakteristik materi pelajaran.

f. Bersifat terbuka, peka dan inovatif.

g. Dapat memahami kondisi psikis secara didik.

h. Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.

i. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.

j. Memiliki sense of humor.

k. Mampu mengelola peserta didik dengan baik, dan

l. Peka dan tanggap terhadap kondisi dan perkembangan baru.

3. Karya – karya Ilmiah Dr. E. Mulyasa, M.Pd. dalam Dunia

Pendidikan

Dari karya – karya Dr. E. Mulyasa, M.Pd. sebagaian besar memiliki

bobot dan telah banyak menjadi rujukan atau referensi utama bagi para

praktisi pendidikan, pengambil kebijakan pendidikan. Semuanya bertujuan

untuk merespons tanggapan juga berbagai permasalahan yang selalu

timbul terutama di bidang pendidikan. Dari 30 judul buku yang

dipublikasi, akan tetapi dari penulis hanya sedikit memberikan contoh

karya – karya buku yang telah menjadi best seller di antaranya,

a. Menejemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 38: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

27

Buku ini berisikan konsep – konsep yang ditawarkan setelah

adanya otonomi sekolah, juga sebagai alternatif paradigma baru dalam

manajemen pendidikan.

b. Kurikulum Berbasisi Kompetensi (KBK)

Buku di atas mengupas berbagai masalah – masalah kurikulum,

juga bertujuan untuk mereformasi dalam dunia pendidikan. Buku ini

menyempurnakan dari KBK yang diuji sejak 2001, meskipun

mengalami perubahan – perubahan.

c. Menjadi Guru Profesional (2003)

Di dalam buku ini dijelaskan tentang keterampilan, kemampuan,

sikap guru dapat dan mendidik yang benar – benar profesional.

d. Implemetasi Kurikulum 2004 (2004)

Buku ini sebagai panduan para pendidik dan sebagai pemahaman

serta mengimplementasi kurikulum 2004 secara tepat waktu dan tepat

sasaran.

e. Kurikulum Yang Disempurnakan

Isi dalam buku ini diantaranya berisikan tentang pentingnya

kurikulum, serta sebagai respons dari kurikulum, serta sebagai respons

dari kekisruhan perubahan kurikulum dan untuk jembatan bagi

kepentingan guru dalam mengembangkan standar kompetensi dasar

pada setiap tingkat satuan pendidikan.

f. Menjadi Kepala Sekolah Profesional

Demikian yang dapat disajikan dari sekian banyak karya – karya

ilmiah beliau. Dan masih banyak karya – karyanya yang selalu

menjadrikan rujukan atau referensi utama bagi para kalangan pendidik.

B. Teori Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan menurut

Pemikiran Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

Teori belajar dan pembelajaran yang banyak dijadikan dasar pijakan

sampai saat ini, antara lain yang dikembangkan behavioristik, cognitivitic,

humanistic dan constructivistic. Teori – teori tersebut dapat digunakan sesuai

dengan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dipilih

Page 39: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

28

untuk kondisi tertentu dalam mencapai tujuan pendidikan agama yang

diharapkan.

Teori belajar dan pembelajaran yang termasuk ke dalam behavioristis di

antaranya adalah,

1. Koneksionisme. Dengan tokoh Thorndike.

2. Classical Conditioning, dengan tokohnya Pavlof

3. Operant Conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa teori yang dianggap sangat

berpengaruh di dalam proses belajar dan pembelajaran.

1. Teori Koneksionisme (Connectionism)

Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Thorndike

(1874/1945). Eksperimen Thorndike menggunakan hewan – hewan,

terutama kucing untuk mengetahui fenomena – fenomena belajar.

Berdasarkan eksperimen tersebut, ia berkesimpulan bahwa belajar adalah

hubungan antara stimulus dan respons. Oleh karena itu koneksionisme

juga disebut S-R Band Theory dan S-R Psychology of Learning.

Menurut teori behaviosristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Dengan kata lain,

belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal

kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil

interaksi antara stimulus dan respons. Stimulus yaitu apa saja yang dapat

merangsang terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan atau hal –

hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indera. Sedangkan respons yaitu

reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar yang juga berupa

pikiran atau gerakan/tindakan.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung

pada beberapa hal tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik

siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Perancang pembelajaran PAI dalam melakukan tugasnya dapat

menggunakan pandang teori belajar dan teori pembelajaran untuk

dijadikan landasan atau acuan dalam memilih, menetapkan dan

Page 40: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

29

mengembangkan metode pembelajaran PAI yang dapat sesuai dengan

karakteristik peserta didik.

Selanjutnya dalam teori koneksionisme ini, Thorndike

mengemukakan hukum – hukum belajar sebagai berikut.

a. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Implikasinya adalah keberhasilan belajar seseorang sangat

tergantung dari ada atau tidaknya adanya kesiapan.

b. Hukum Latihan (Law of Excerrcise)

Implikasi praktis dari hukum ini adalah makin sering suatu

pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasailah pelajaran itu.

c. Hukum Akibat (Law of Effect)

Implikasi dari hukum ini adalah apabila mengharapkan agar

seseorang dapat mengulangi respon yang sama, maka harus

diupayakan agar menyenangkan dirinya.

2. Teori Clasiccal Conditioning

Teori ini berkembang berdasarkan hasil ekperimen yang dilakukan

oleh Ivan Pavlof (1849 – 1936). Bentuk yang paling sederhana dalam

belajar ialah conditioning dan proses belajar secara instrumental.

Kedua hal ini lebih luas sifatnya bila dibandingkan dengan

impriting, karena tidak hanya terbatas pada organisme tertentu, stimulus

dan respons tertentu.

Conditioning adalah suatu bentuk belajar di mana kesanggupan

untuk merespons terhadap rangsangan tertentu dapat dipindahkan ke

rangsangan yang lain. Teori Conditioning di mana teori ini yang

menitikberatkan timbulnya respons disebabkan oleh suatu stimulus

tertentu melalui proses kontinuitas.

Berdasarkan percobaannya bahwa belajar adalah perubahan yang

ditandai dengan adanya hubungan antara stimulus dan respons. Teori

pavlof apabila diterapkan dalam kegiatan belajar, banyak kelemahannya.

Di antara kelemahan itu adalah :

Page 41: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

30

a. Percobaan dan laboratorium, beda dengan keadaan sebenarnya.

b. Pribadi seseorang dapat mempengaruhi.

c. Respons mungkin dipengaruhi oleh stimulus yang tidak dikenal.

d. Teori ini sangat sederhana dan tidak memuaskan untuk menjelaskan

segala seluk beluk belajar yang sangat kompleks.

Hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar

merupakan perubahan pembuatan melalui aktivitas, praktek dan

pengalaman. Sementara itu, Samuel Smith sebagaimana yang dikutip

Suryabrata (1984), menetapkan 16 topik bahasan di antaranya, dua faktor

utama yang menentukan proses belajar adalah hereditas dan lingkungan.

Hereditas adalah bawaan sejak lahir seperti bakat, abilitas dan inteligensi.

Sedangkan aspek lingkungan yang paling berpengaruh adalah orang

dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan lingkungan, yakni guru

dan orang tua. Faktor lainnya ialah aspek jasmaniah seperti penglihatan,

pendengaran, susunan saraf dan respons individu terhadap perangsang

dengan berbagai kekuatan dan tujuan.8

3. Teori Operant Conditioning

Teori ini mempunyai konsep belajar secara sederhana, namun dapat

menunjukkan konsep yang komperhensif. Menurut Skinner, hubungan

antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dalam

lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah

laku.

Aplikasi teori Behavioristik dalam kegiatan pembelajaran

tergantung pada beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi

pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajarannya yang

tersedia.

Secara ringkas, teori behavioristik mengatakan bahwa :

8 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung 1995

hlm 25

Page 42: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

31

a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik di sekolah.

b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi Muda

melalui lembaga pendidikan sekolah.

c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

d. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik.

e. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi

kehidupan masyarakat.

Selain itu guru juga bisa memposisikan sebagai mitra belajar peserta

didik. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis. Tidak ada

beban baik bagi guru maupun peserta didik dalam melakukan proses

pembelajaran.

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAIKEM) bertujuan agar guru dapat melakukan berdasarkan prosedur

sebagai berikut,

a. Pemanasan dan apersepsi

b. Eksplorasi (Pengaitan ilmu pengetahuan)

c. Konsolidasi pembelajaran

d. Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku

e. Penilaian.

Dalam PAIKEM, peserta didik belajar secara aktif, karena mereka

adalah pusat dari kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

Agar peserta didik belajar secara aktif, guru perlu menciptakan

strategi yang tepat sedemikian rupa, sehingga mempunyai motivasi yang

tinggi untuk belajar. Materi pelajaran harus disesuaikan secara aktif

dengan pengetahuan siswa yang sudah ada.

Implikasi dari proses belajar atau kegiatan pendidikan adalah untuk

merubah tingkah laku manusia. Rumusan ini sejalan dengan pendapat

Syech Musthofa Al-Ghulayaini, diantaranya :

Page 43: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

32

Artinya, “Pendidikan adalah penanaman budi pekerti yang utama

dalam perubahan (pertumbuhan) jiwa dan penyiraman

dengan air petunjuk dan nasihat (guru) sehinga menjadi

kuat di dalam jiwanya. Kemudian buahnya adalah

keutamaan kebaikan (keberhasilan) dan cinta beramal untuk

kemanfaatan masyarakat.”

Realistic educational merupakan suatu pendekatan pendidikan

yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakikat dasar

pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan sebagai sebuah proses

mempersiapkan manusia untuk hidup.

Dengan demikian harus ada semacam kontektulisasi pembelajaran

di kelas. Teks yang diajarkan di kelas harus dikaitkan dengan

kehidupan nyata konsep tentang realistic education menemukan titik

relevensinya dengan konsep pemikiran Paulo Freire, yang telah

disebutkan di atas. Dengan kata lain, harus ada dialektika antara teks

dan konteks, teks dan realitas, pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan. 9

C. Telaah Buku menjadi Guru Profesional Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

1. Cara Penyajian Praktis untuk Meningkatkan Kompetensi dan

Profesionalisme dalam Pembelajaran

Semua Orang yakin bahwa guru memiliki andil sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan

dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan

hidup secara optimal.10

9 Moh Shofan (ED)., The Realistic Education, Menuju Masyarakat Utama, IRC iso D,

Yogyakarta, 2007. hlm 29 10 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006, hlm. 35

Page 44: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

33

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan

atau kecakapan. Menurut Barlow (1985), kompetensi guru (teacher

competency) ialah The ability of a teacher to responsibility perform has or

her duties appropriately. Artinya kompetensi guru merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak. Jadi, kompetensi profesionalisme guru dapat

diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan

profesi keguruannya. Artinya guru yang piawai dalam melaksanakan

profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional.11

Selanjutnya, kata “profesional” adalah dipakai sebagai tindak

tanduk khusus ciri orang yang berkualitas. Kata profesional aslinya adalah

kata sifat, pekerjaan yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.

Maka pengertian guru profesional adalah guru yang melaksanakan

tugas keguruan dengan kemampuan tinggi (profesiensi) sebagai sumber

kehidupan.

Sebagai pendidik profesional yang berkompeten, guru bukan saja

dituntut melaksanakan tugas secara profesional. Akan tetapi guru juga

harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang profesional. Akan

tetapi ia juga harus memiliki kemampuan yang profesional. Di antara ciri-

ciri guru yang profesional ialah :

a. Memiliki fungsi dan signifikan sosial.

b. Memiliki ketrampilan atau keahlian tertentu.

c. Keahlian atau keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan

metode ilmiah.

d. Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas.

e. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup.

f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional.

g. Memiliki kode etik

11 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Penddidikan Suatu Pendekatan Baru, Rosda

Bandung, 1996, hlm. 230

Page 45: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

34

h. Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah

lingkungan kerjanya.

i. Memilki tanggung jawab profesional dan otonomi, dan

j. Ada legalitas dari masyarakat dan imbalan atas layanannya.

Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian

informasi kepada peserta didik. Sesuai dengan kemajuan dan tuntutan

zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik

dengan berbagai keunikan agar mampu membantu mereka dalam

menghadapi kesulitan belajar.12

Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru juga dituntut untuk

membuat persiapan mengajar yang efektif dan efisien.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran

sehingga akan tercipta suasana preoses belajar mengajar yang

menyenangkan, tidak mudah membuat para peserta didik merasa jenuh

atau bosan. Maka hal-hal yang perlu dilakukan guru adalah,

a. Membuat ilustrasi : Pada dasarnya ilustrasi manghubungkan sesuatu

yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan

tambahan pengalaman kepada siswa.

b. Mendefinisikan : Melakukan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan

sederhana, dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta

pengertian yang dimiliki peserta didik.

c. Menganalisis : Membahas masalah yang telah dipelajari dengan

bagian demi bagian secara berurutan.

d. Mensintesis : Mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke

dalam suatu konsepyang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara

bagian yang satu dengan bagian yang lain nampak jelas, dan setiap

masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar.

e. Bertanya : Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam

sehingga yang dipelajari menjadi lebih jelas. Contoh pertanyaan yang

12 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006, hlm. 21

Page 46: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

35

ditujukan kepada tingkat kelas rendah dan tingkat kelas tinggi, yaitu

apa, mengapa, siapa, dan di mana, bagaimana, berapa. Ini merupakan

kalimat pertanyaan yang mudah dipahami oleh peserta didik.

f. Merespons : Mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik.

Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespons pertanyaan

peserta didik.

g. Mendengarkan : Memahami dan berusaha menyederhanakan setiap

masalah.

h. Menciptakan kepercayaan : Peserta didik akan memberikan

kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan

pembentuk kompetensi dasar.

i. Memberikan pandangan yang bervariasi : Melihat bahan yang

dipelajari dari berbagai sudut pandang, dan melihat masalah dalam

kombinasi yang bervariasi.

j. Menyediakan media untuk mengkaji meteri standar : Memberikan

pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran, dan sumber

belajar yang berhubungan dengan materi standar.

k. Menyesuaikan metode pembelajaran : Menyesuikan metode

pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta

didik.

l. Memberikan nada perasaan : Membuat pembelajaran yang lebih

bermakna, hidup melalui antusiasme dan semangat.13

Uraian di atas hanya bersifat teknis, karena pembelajaran dan

pembentukan kompetensi peserta didik harus juga melakukan banyak

pembiasaan.

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru PAI

maupun guru pada umumnya harus senantiasa berusaha untuk

mempertahankan dan meningkatkan semangat dalam proses belajar

mengajar, sehingga akan terciptanya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif

dan menyenangkan (PAIKEM) dalam lingkungan kelas.

13 Ibid., hlm. 39-41

Page 47: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

36

Menurut pertanyaan Al-ghozali, bahwa profesi keguruan

merupakan profesi yang paling mulia dan paling agung dibandingkan

dengan profesi yang lain. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi

perantara manusia dalam hal ini peserta didik dengan pencipta-Nya,

Allah Swt.

Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan

penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaaan metode

mengajar dan ketrampilan menilai hasil belajar, serta memilih dan

menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran efektif dan bermakna, peserta didik perlu

dilibatkan secara aktif, karena adalah pusat dari kegiatan pembelajaran dan

pembentukan kompetensi.14

Dalam metode pembelajaran efektif yang

bermakna, guru harus memberikan strategi baru, dari setiap materi

pembelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan

pengalaman yang ada sebelumnya. Juga meteri pembelajaran, karena

kondisi guru sendiri sebagai sumber belajar (learning resources).

Beberapa peran guru yang dalam pembelajaran di antaranya,

a. Guru sebagai sumber belajar

b. Guru sebagai fasilitator

c. Guru sebagai pengelola

d. Guru sebagai demonstrator

e. Guru sebagai pembimbing

f. Guru sebagai motivator

g. Guru sebagai evaluator

h. Guru sebagai teladan.

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara

bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Melalui rancangannya, guru

mengembangkan tujuan yang akan dicapai dan akan dimunculkan dalam

tahap akumulasi.

14 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006, hlm. 121

Page 48: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

37

2. Pengembangan dan Pemilihan Metode Pembelajaran yang Efektif di

Madrasah Ibtidaiyah

Perencanaan dan pengembangan pembelajaran di madrasah

hendaknya kita harus memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode

pembelajaran perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang

mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Untuk memenuhi keperluan

tersebut, dari penulis akan disajikan prinsip-prinsip pembelajaran, yang

dilakukan disetiap sekolah, guru harus mempersiapkan tentang prinsip –

prinsip pembelajaran yaitu kesiapan belajar, motivasi, persepsi, retensi dan

transfer dalam pembelajaran.

Dari konsep belajar dan pembelajaran dapat diidentifikasikan

pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut,

a. Prinsip Kesiapan (Readiness) Pembelajaran di Madrasah

Proses belajar di madrasah sangat dipengaruhi oleh kesiapan

individu sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar. Kesiapan

belajar adalah kondisi fisik psikis (jasmani-mental). Individu yang

memungkinkan subjek dapat melakukan belajar.

Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut, dapat

dikemukakan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran, antara lain,

1) Individu akan dapat belajar dengan baik apabila tugas yang

diberikan kepadanya sesuai dengan kesiapan (kematangan, usia,

kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman).

2) Kesiapan belajar siswa yang harus diuji atau dites kemampuannya.

3) Jika individu kurang siap untuk melaksanakan suatu belajar, maka

harus disiapkan terlebih dahulu.

4) Kesiapan belajar harus mencerminkan sesuatu yang baru dalam

membentuk dan mengembangkan kemampuan yang lebih mantap.

5) Bahan dan tugas-tugas belajar harus sesuai dengan kesiapan

individu yang bervariasi.

Page 49: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

38

b. Prinsip Motivasi

Motivasi belajar adalah suatu nilai dorongan untuk

memberikan semangat pada peserta didik dalam belajar di kelas.

Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal

tersebut berperan dalam aktifitas dirinya sehari. Salah satu dari

kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan

dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.

Berkenaan dengan prinsip motivasi, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran :

1) Memberikan dorongan (driver)

2) Memberikan insentif

3) Motivasi berpretasi

4) Motivasi kompetensi.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu (1)

kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan akan terjadi bila

individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan

yang ia harapkan.

c. Prinsip Perhatian

Dalam proses pembelajaran, perhatian siswa merupakan faktor

yang besar pengaruhnya. Karena siswa merupakan subyek untuk

melaksanakan pembelajaran di luar maupun di dalam kelas, tanpa

adanya perhatian dari peserta didik guru tidak dapat melakukan belajar

dengan baik. Maka dari beberapa prinsip-prinsip dasar tersebut maka

guru,

1) Harus memperhatikan faktor-faktor internal yaitu minat, bakat,

motivasi, dan karateristik siswa.

2) Memperhatikan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar,

meliputi intensitas, stimulus, kemenarikan stimulus yang baru, dan

penataan metode yang sesuai.

d. Prinsip Persepsi

Page 50: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

39

Presepsi merupakan awal kegiatan belajar yang harus

dilaksanakan di kelas, karena persepsi untuk mengkondisikan siswa

sebelum pembelajaran inti dimulai, maka prinsip-prinsip umum yang

harus diperhatikan menggunakan persepsi adalah :

1) Persepsi harus sebisa mungkin yang lebih mudah untuk belajar

siswa.

2) Pembelajaran harus menghindari dari kesalahan pengertian

persepsi.

3) Dalam pembelajaran perlu diupayakan sumber belajar yang dapat

mendekati benda sesungguhnya.

e. Prinsip Retensi

Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat ditinggal kembali

setelah orang mempelajari sesuatu.

f. Prinsip Transfer

Transfer merupakan suatu proses di mana sesuatu yang pernah

dipelajari dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu

yang baru. Dengan demikian transfer berarti pengaitan pengetahuan

yang sudah dipelajari dengan pelajaran yang baru dipelajari.

Ada beberapa bentuk transfer yaitu,

1) Transfer positif, yaitu terjadi apabila pengalaman sebelumnya dapat

membantu atau mempermudah pembentukan untuk kerja sama

peserta didik dalam tugas-tugas selanjutnya.

2) Transfer negatif, yaitu terjadi apabila pengalaman sebelumnya

menghambat atau mempersulit untuk kerja dalam tugas-tugas baru.

Implikasi pada pembelajaran harus memberikan pengalaman

yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi.

Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta

didik.

Para ahli menganggap metodologi pengajaran atau

pembelajaran sebagai ilmu bantu yang dapat berdiri sendiri, tetapi

Page 51: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

40

berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Memilih metode pebelajaran yang efektif tidak bisa

sembarangan, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut

dipertimbangkan. Di antara faktor-faktor tersebut ialah,

a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsi

b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan

c. Situasi dengan berbagai keadaan

d. Fisilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitas

e. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda.15

Juga pemilihan metode dalam pembelajaran harus

mengandung unsur-unsur inovatif, karena memberi alternatif yang

dapat dipergunakan dalam kelas. Karena ilmu ini bersifat luwes.

Penggunaanya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai

berikut,

a. Selalu berorientasi pada tujuan

b. Tidak terikat pada satu alternatif saja

c. Dapat dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode,

dan

d. Juga dipergunakan satu metode ke metode yang lain.

Guru agar dapat kreatif profesional dan menyenangkan, harus

dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan

memilih metode pembelajaran.

Adapun Pendekatan dapat diartikan sebagai perangkat asumsi

berkenaan dengan hakikat belajar mengajar agama Islam. Metode

adalah rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara

sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.16

Prosedur

pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan di antaranya ialah :

15 Dr. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Guru dan Anak Didik, Rineke Cipta, Jakarta,

2005, hlm. 221 16 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Rosda, Bandung, 2006, hlm. 132

Page 52: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

41

a. Pendekatan Kompetensi

Pendekatan ialah suatu kemampuan untuk melaksanakan

yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan.

Atas pembelajaran dengan pendekatan kompetensi dapat

dilakukan langkag-langkah sebagai berikut,

1) Tahap perencanaan

2) Pelaksanaan pembelajaran

3) Evaluasi dan penyempurnaan.

b. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada proses belajar aktivitas dan

kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan.17

Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara

lain,

1) Kemampuan mengidentifikasi

2) Kemampuan mengklasifikasi

3) Kemampuan menghitung

4) Kemampuan mengukur

5) Kemampuan mengamati

6) Kemampuan mencari hubungan

7) Kemampuan menafsirkan

8) Kemampuan menerapkan

9) Kemampuan mengomunikasi, dan

10) Kemampuan mengekspresikan diri.18

c. Pendekatan lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan

peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber

17 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006, hlm. 97 18 Ibid., hlm. 100

Page 53: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

42

belajar. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) membantu peserta didik ke lingkungan kepentingan

pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karya

wisata, metode pemberian tugas dan lain-lain.

2) membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas)

untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber

asli, seperti narasumber bisa juga sumber tiruan seperti model,

dan gambar.

d. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) merupakan salah satu model pembelajaran berbasis

kompetensi.

e. Pendekatan Tematik (Thematic Approach)

Pendekatan tematik (thematic approach) merupakan salah

satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi

Kurikulum 2004, terutama di Taman Kanak-Kanak, Raudlatul atfal

(TK dan RA) serta Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD

dan MI).

Pelaksanaan pendekatan tematik secara optimal perlu

ditunjang oleh kondisi sekolah, sebagai berikut.

1) Guru mesti berprestasi

2) Guru harus mempunyai kemampuan mengembangkan program

pembelajaran tematis

3) Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pendekatan ini

harus tersedia

4) Pelaksanaan pendekatan tematis harus ada dalam stuktur.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan

efektifitas dan efisensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan

dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang lain berpusat

Page 54: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

43

pada guru serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.19

Sesuai dengan pendekatan seperti telah dibahas di muka

metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Berikut

metode pembelajaranyang dapat dipilih oleh guru,

a. Metode Demonstrasi

Metode Demontrasi merupakan metode mengajar yang

efektif untuk menolong siswa untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan. Melalui metode demontrasi guru

memperlihatkan suatu proses, peristiwa atau cara kerja suatu alat

kepada peserta didik.20

Agar pembelajaran dengan menggunakan metode

demontrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang di

anjurkan adalah sebagai berikut,

1) Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum

pembelajaran dimulai.

2) Rumuskan tujuan dan pilihan materi yang dapat

didemontrasikan.

3) Buatlah garis besar langkah-langkah demontrasi yang

efektif.

4) Mulailah demontrasi dengan menarik perhatian peserta

didik.

5) Upayakan agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

6) Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

19 Ibid., hal. 107

20 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006, hlm. 108

Page 55: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

44

b. Metode Inquiri

Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang

melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut,

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam

2) Merumuskan masalah yang ditemukan

3) Merumuskan hipotesis

4) Merancang dan melaksanakan eksperimen

5) Mengumpulkan data dan manganalisis

6) Menarik kesimpulan.21

c. Metode Karyawisata

Merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan

oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar,

terutama pengalaman langsung.

d. Metode Penyegaran.

Metode ini merupakan sebagai alat atau tujuan untuk

menghindari kebosanan peserta didik dalam proses belajar

mengajar.

Metode penyegaran diakui sebagai metode yang efektif

dan efisien.

e. Metode Simulasi

Simulasi adalah tiruan perbuatan yang hanya pura-pura

saja (dari fakta simulate yang artinya berbuat seolah-olah).

f. Metode Tanya Jawab

Dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan

penting. Sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik

pengajuan yang sempurna akan mencapai tujuan yang

optimal.

21 Ibid., hal. 109

Page 56: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

45

Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru sebelum

melakukan pertanyaan kepada peserta didik ialah sebagai

berikut :

1) Rumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dengan jelas

2) Cari alasan mengapa menggunakan metode tanya jawab

3) Susun dan rumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan jelas,

singkat dengan menggunakan bahasa yang dipahami

4) Tetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak

menyimpang dari pokok persoalan.

g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

Ialah penyajian barang dengan cara memperlihatkan

peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan.

Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang

kemudian diminta peserta didik untuk memperankan.

Hal-hal yang patut diperhatikan dalam pelaksanaan

sosiodrama,

1) Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi

dari guru.

2) Jangan terlalu banyak mensutradarai, agar peserta didik

mengembangkan kreativitas dan spontanitas mereka

3) Kesimpulan dapat diresume oleh guru.

h. Metode Diskusi

Diskusi dapat diartikan sebagai responsif yang dijalin

oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk

memperoleh pemecahan masalah.

Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi

berjalan lancar, dan menghasilkan tujuan belajar secara efektif,

perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut,

1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan

memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara

pemecahannya

Page 57: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

46

2) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-

kelompok diskusi

3) Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya

4) Akhiri dengan mengambil kesimpulan.

Pengalaman belajar disekolah harus fleksibel dan tidak

kaku, serta perlu menekankan kreativitas dan rasa ingin tahu,

bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan.

Guru yang berkompeten dalam pembelajaran sudah

barang tentu harus memiliki jiwa kreatif, inovatif sehingga

dalam proses belajar mengajar akan lebih memberi motivasi

pada peserta didik pada saat proses pembelajaran.

3. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan

melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan

berbagai keterampilan. Di antaranya adalah ketrampilan membelajarkan

atau ketrampilan mengajar.22

Untuk kepentingan tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang

luas mengenai jenis-jenis belajar, serta kondisi internal dan eksternal

peserta didik, dan juga menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM).23

Untuk menyesuaikan pembahasan di atas, maka dari penulis

merampingkan penjelasannya yaitu yang berfokus pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan.

a. Pembelajaran kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang

mengharuskan guru harus dapat memunculkan motivasi dan

22 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006., hlm. 69 23 Ibid., hlm. 190

Page 58: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

47

kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan

menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi.24

Pembelajaran menuntut guru untuk mampu merangsang

kreativitas peserta didik. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan

berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang

sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.

Pada umumnya berpikir kreatif mempunyai empat tahapan

sebagai berikut,

Tahap pertama, persiapan, yaitu mengumpulkan berbagai

informasi untuk diuji.

Tahap kedua, inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk

merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai memperoleh

keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.

Tahap verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk

dijadikan rekomendasi.

Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu

yang menghasilkan sebuah kegiatan-kegiatan baru yang dihasilkan

dari hasil berpikir kreatif.

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas

merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya

ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu.25

Ia sendiri

adalah seorang kreator dan motivator yang berada dipusat pendidikan.

Karena kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan

menunjukkan proses kreativitas tersebut.

b. Pembelajaran Menyenangkan

Penbelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan

suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat kohesi yang kuat

antara pendidik dan peserta didik, tanpa adanya paksaan atau perasaan

24 Ibid., hlm. 192 25 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006., hlm. 51

Page 59: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

48

terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain,

pembelajaran yang menyenangkan adalah adanya pola hubungan

setara antara pendidik dengan peserta didik.26

Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik.

Bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar

dari peserta didik.

Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai

normatif. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus

aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu

unsur yang aktif.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, guru

harus mampu merancang pembelajaran yang baik, memilih materi

yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat

melibatkan peserta didik secara optimal.

Pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dapat dilakukan

dengan prosedur dengan penjelasan-penjelasan sebagai berikut :

1) Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk mejajaki

pengetahuan peserta didik memotivasi peserta didik dengan

menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk

mengetahui hal baru.

2) Eksplorasi

Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk

mengenalkan bahan yang mengaitkan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki peserta didik.

3) Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan

peserta didik dalam pembentukan kompetensi, dengan

mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik.

26 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006., hlm.194

Page 60: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

49

4) Pembentukan kompetensi, Sikap dan Perilaku

Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku peserta didik

dapat dilakukan sebagai berikut,

a) Doronglah pesrta didik untuk menerapkan konsep,

pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik

dapat membangun kompetensi, sikap dan perilaku baru dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang

dipelajarinya.

5) Penilaian

Penilaian merupakan pengukuran pencapaian program

pendidikan. Penilaian otentik adalah mengumpulkan informasi oleh

guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang

dilakukan anak didik.27

27 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006., hlm.195-196.

Page 61: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

50

BAB IV

ANALISIS PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Studi Analisis Pemikiran Dr. E. Mulyasa, M.Pd. tentang Pembelajaran

Kreatif dan menyenangkan

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya

baik faktor internal yang datang dari diri individu maupun faktor eksternal

yang datang dari lingkungan luar.1

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil.

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif baik fisik, mental

maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang

positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya (75%) sebagian

peserta. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila masukan merata menghasilkan out-put yang banyak dan bermutu

tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan

pembangunan.

Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan

menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas

guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan guru

harus mampu merancang pembelajaran yang dengan baik, memilih materi

yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat

melibatkan peserta didik secara optimal.2

1 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karateristik dan

Implementasi, Rosda, Bandung, 2005, hlm. 100 2 Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum yang Disempurnakan, Rosda, Bandung, 2006,

hlm. 194

Page 62: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

51

Guru mengisi peranan sebagai pemimpin dan fasilitator belajar dalam

kelas. Guru memberikan bimbingan kepada siswanya dalam melakukan

kegiatan belajar. Siswa diberi kesempatan untuk mengkoreksi ide guru. Guru

dan siswa saling belajar. Untuk itu juga diperlukan peran baru dari para guru,

mereka dituntut harus memilki keterampilan-keterampilan teknis yang

memungkinkan untuk mengorganisasikan materi standar serta mengelolanya

dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Karateristik siswa itu sebagai salah satu variabel dalam domain desain

pembelajaran akan memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.3

Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan

dengan memosisikan diri sebagai berikut :

1. Orang tua yang penuh kasih

2. Teman, tempat mengadu

3. Fasilitator

4. Mengembangkan kreativitas, dan

5. Menjadi pembantu jika diperlukan.4

Guru juga harus berpacu dengan waktu dalam pembelajaran, dengan

memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar tujuannya

adalah dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Maka seorang guru

harus banyak belajar dengan perkembangan yang ada dalam pendidikan

menggunakan banyak metode – metode yang cocok dan sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, agar tercapai harapan yang lebih

baik dari peserta didik.

Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik jika guru mampu

menyediakan materi, kegiatan baru atau gagasan murni atau hasil berbeda.

Kebaruan atau keaslian gagasan akan menambah konsentrasi pada pelajaran.

Hal ini berpengaruh pada pencapaian hasil belajar.5

3 Dr. C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral Berpijak pada Karateristik Siswa dan

Budayanya, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 17 4 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Rosda Karya, Bandung, 2006., hlm. 36 5 Prof. Dr. Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta,

2005, hlml. 119

Page 63: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

52

Dalam pelaksanaannya oleh guru di kelas, berbagai tujuan menuntut

agar guru benar-benar menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena

tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik.

Guru yang berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer)

dan penilai (evaluator) pembelajaran.

Agar fungsional dan rencana pembelajaran berlangsung secara

optimal, harus ada unsur-unsur pokok, di antaranya :

1. Tujuan dirumuskan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati.

2. Alat-alat media pembelajaran jika ada. Sebaiknya yang khas bagi pelajaran

yang bersangkutan.

3. Suatu deskripsi tentang kegiatan-kegiatan guru dan siswa, serta perkiraan

jumlah waktu yang tersedia.

Materi pembelajaran dapat disesuaikan secara aktif dengan

pengetahuan yang sudah ada, sehingga pembelajaran yang harus dimulai hal

yang sudah dikenal dan dipahami peserta didik, kemudian guru

menambahkan unsur-unsur pembelajaran dan kompetensi guru baru,

disesuaikan dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki peserta

didik. Maka guru harus lebih tahu sejauh mana kompetensi yang diserap

dalam kegiatan belajar dari materi yang sudah diajarkan.

B. Studi Analisa Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang Kreatif dan

Menyenangkan.

Perencanaan atau pengembangan pembelajaran hendak memilih dan

mengembangkan metode pembelajaran guru perlu memahami prinsip-prinsip

pembelajaran yang mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Untuk

memenuhi keperluan tersebut, yaitu tentang kesiapan belajar, motivasi,

persepsi, retensi dan transfer dalam pembelajaran seperti yang telah

dikemukakan pada sebelumnya. 6

Menurut Asri Budiningsih, teori-teori dan prinsip-prinsip

pembelajaran moral di Indonesia seharusnya dikembangkan dengan berpijak

pada informasi tentang karakteristik siswa dan budayanya.

6 Dr. C. Asri Budiningsih, Rineke Cipta, Jakarta, 2005., hlm. 17

Page 64: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

53

Pembelajaran terkait dengan cara dan bagaimana membelajarkan

siswa, atau bagaimana membuat peserta didik belajar dengan mudah dan

terdorong oleh kemauan sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan

dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.

Belajar anak didik tidak semestinya harus selalu berinteraksi dengan

guru dalam proses interaksi edukatif. Dia bisa belajar mandiri tanpa harus

menerima pelajaran dari guru di sekolah. Bagi anak didik, belajar seorang diri

merupakan kegiatan dominan.

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut

aktivitas, kreativitas dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan

kegiatan peserta didik. Hal itu sesuai dengan rencana yang telah

diprogramkan secara efektif dan menyenangkan.

Pembelajaran kreatif dan menyenangkan menuntut guru PAI untuk

mampu merangsang dan mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam

proses pembelajaranyang variatif dan efektif.

Seperti metode pembelajaran pada umumnya, dalam kegiatan

pembelajaran, harus diadakan dengan pengembangan metode-metode dan

pendekatan-pendekatan yang dipilih dengan cara profesional sehingga akan

menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan.

Selain itu juga untuk mendukung proses pembelajaran, lingkungan

dapat dimanipulasi menjadi lingkungan yang dapat memberikan suasana yang

mengandung pengaruh edukatif (mendidik).

Kriteria lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar harus

dapat memberikan pengaruh yang optimal dan maksimal bagi proses

pembelajaran, di antaranya lingkungan tersebut harus,

1. Aman dan nyaman

2. Bebas dari tekanan

3. Lingkungan praktek yang cocok

4. Adanya perhatian dan motivasi

5. Menyenagkan dan merangsang

6. Fleksibel.

Page 65: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

54

Sedangkan fungsi guru, agar lebih memfokus proses pembelajaran di

sekolah (kelas) adalah :

1. Memberikan perangsang atau motivasi agar mau melakukan kegiatan

belajar.

2. Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu.

3. Memberikan dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang

mampu dilakukanuntuk mencapai tujuan.

Belajar secara optimal dapat dicapai apabila siswa atau peserta didik

aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula.

Menjadi guru yang profesional dan menyenangkan, maka harus sangat

dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan, memilah dan memilih

metode-metode pembelajaran efektif dan praktis.

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd., bahwa semua teori yang diterapkan

baik dalam kegiatan pembelajaran umum maupun teori pembelajaran intinya

sama, yaitu guru harus benar-benar menekankan pada aktivitas dan kreativitas

individu peserta didik, agar terlibat aktif dan kreatif didalam merespons

materi pelajaran yang disampaikan dalam kelas.7

Akhirnya perlu diingat oleh setiap guru, bahwa hubungan antara

murid dan guru, hendaknya berdasarkan pengertian dan kasih sayang,

sehingga peserta didik hormat dan sayang kepada gurunya, bukan takut dan

benci. Hubungan yang baik itu akan membantu kecintaan terhadap pelajaran

yang diberikan kepadanya.

C. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai

keterampilan diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau

keterampilan mengajar.

7 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Rosda

Karya, Bandung, 2006.,

Page 66: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

55

Keterampilan merupakan kompetisi professional yang cukup

kompleks. Turney (1973) mengungkapkan keterampilan mengajar yang

sangat berperan dalam menentukan kualitas pembelajaran yang kreatif,

professional dan menyenangkan8, yaitu :

1. Menggunakan keterampilan bertanya dan memberi penguatan

Ada dua keterampilam bertanya yang harus dikuasai, yaitu

keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Adapun

keterampilan bertanya dasar meliputi :

a. Dengan pertanyaan yang jelas dan singkat

b. Dengan memberi alasan kepada siswa

c. Dengan memusatkan perhatian pada peserta didik

d. Dengan memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan

e. Dengan memberikan kesempatan untuk berfikir

f. Dengan memberikan tuntunan jawaban yang tepat. 9

Keterampilan bertanya lanjutan meliputi :

a. Pengolahan tuntunan tingkat kognitif

Pertanyaan ini dapat mengundang proses mental yang berbeda-beda,

sehubungan dengan itu guru hendaknya mampu mengubah

pertanyaan dari tingkat kognitif yang sekedar mengingat fakta

menuju aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan analisis,

sintesis dan evaluasi.

b. Pengaturan urutan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana

menuju yang paling kompleks.

c. Pertanyaan pelacak

Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan kepada

peserta didik masih kurang. 10

8 Dr. E. Mulyasa M.Pd., Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Rosda

Karya, Bandung, 2006., hlm. 69 9 Ibid., hlm. 72 10 Ibid., hlm 75

Page 67: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

56

2. Memberi penguatan

Penguatan merupakan respon terhadap suatu pelaku yang dapat

meningkatkan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan ini dapat

dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal dapat berupa

pujian seperti bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian.

Sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan mendekati peserta

didik, sentuhan, acungan jempol. Penguatan bertujuan untuk :

a. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran.

b. Meningkatkan motivasi belajar

c. Membangkitkan kegitan belajar dan membina prilaku yang

produktif.

3. Mengadakan variasi

Untuk mengatasi kobosanan peserta didik, agar selalu antusias,

tekun dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah

perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan

kebosanan.

Variasi dalam gaya mengajar dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu :

a. Variasi suara, rendah, tinggi, besar, kecil

b. Memusatkan perhatian

c. Membuat kesenyapan sejenak (dian sejenak)

d. Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik

e. Variasi dengan gerakan badan dan gerak musik

f. Mengubah posisi cara mengajar di depan kelas.

Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, dapat

dilakukan sebagai berikut :

a. Alat dan bahan yang dapat dilihat

b. Alat dan bahan yang dapat didengar

c. Alat dan bahan yang dapat diraba

d. Penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar

Page 68: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

57

Variasi pola interaksi kepada siswa dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. Pengelompokan peserta didik, klasikal, kelompok besar kecil dan

perorangan

b. Tempat pembelajaran di kelas dan di luar kelas

c. Pengaturan hubungan guru dan peserta didik

d. Pengorganisasian pesan deduktif dan induktif

Variasi dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. Cara penggunaan metode pembelajaran

b. Cara penggunaan media dan seumber belajar

c. Pemberian contoh dan ilustrasi

d. Interaksi dan kegiatan peserta didik

4. Menjelaskan

Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki

guru, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

memberikan suatu penjelasan :

a. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran

b. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik

c. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar

d. Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik11

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam memberikan

penjelasan perlu menggunakan intonasi bahasa sesuai dengan materi

yang dijelaskan. Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru

memperhatikan gerak-gerik peserta didik, apakah penjelasan dapat

dipahami atau tidak, menyenangkan atau membosankan.

5. Membuka dan menutup pelajaran

Dengan kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti

terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, perlu dilakukan secara

professional. Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru

11 Ibid., hlm. 80

Page 69: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

58

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran.

Untuk kepentingan tersebut guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai

berikut :

a. Menghubungkan materi yang telah dipelajari

b. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai

c. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

d. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai

e. Mengajukan pertanyaan.

Untuk menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman

peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri

kegiatan pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut guru melakukan

kegiatan sebagai akhir dari semua yang telah dilakukan, seperti menarik

kesimpulan dari materi yang baru disampaikan. Setelah itu memberikan

post test, baik secara lisan, tulisan maupun secara perbuatan.

Agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat dilakukan

secara efektif, maka kegiatan pembelajaran tersebut dapat menarik minat

peserta didik, membuktikan motivasi, memberi acuan dan membuat

kaitan dengan yang lain. 12

12 Ibid., hlm. 83

Page 70: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpijak pada hasil pembahasan dan kajian tersebut di muka yaitu tentang

“Pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dalam Pendidikan Agama

Islam” Kajian Buku Karya Dr. E. Mulyasa, M.Pd beberapa kesimpulan yang

antara lain adalah :

1. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan,

guru harus mempunyai berbagai keterampilan – keterampilan, di

antaranya : a) keterampilan bertanya, b) keterampilan

memberikan penguatan materi, c) keterampilan

mengadakan variasi, d) mengadakan menjelaskan, e)

keterampilan pengelolaan kelas, f) keterampilan membimbing diskusi

keci, g) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

2. Sebagai guru yang berkompeten dan guru professional, mereka harus

dituntut selain harus mempunyai keterampilan – keterampilan, di sini

guru juga harus mampu menguasai berbagai metode – metode agar

tercipta suatu pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, dan dapat

menghasilkan kegiatan pembelajaran yang lebih optimal. Metode –

metode tersebut adalah : a) metode ceramah, b) metode inkuiri, c) metode

karyawisata, d) metode penyegaran, e) metode simulasi, f) metode tanya

jawab, g) metode sosiodrama dan bermain peran, h) metode diskusi.

3. Dalam perencanaan dan pengembangan pembelajaran di Madrasah

hendaknya perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang mengacu

pada teori belajar dan pembelajaran di sekolah SD/MI.

Prinsip pembelajaran yaitu kesiapan belajar, motivasi, persepsi, retensi,

dan transfer dalam pembelajaran. Proses belajar di madrasah sangat

dipengaruhi oleh kesiapan individu sebagai subyek yang melakukan

kegiatan belajar. Guru agar dapat kreatif professional dan menyenangkan,

harus dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan

Page 71: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

60

dan memilih metode pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan

pendekatan-pendekatan itu antara lain :

a. Pendekatan kompetensi

b. Pendekatan keterampilan proses

c. Pendekatan lingkungan

d. Pendekatan kontekstual

Dan juga memiliki metode yang sesuai dengan kompetensi, antara lain :

a. Metode demonstrasi

b. Metode inquiry

c. Metode karya wisata

d. Metode Tanya jawab

e. Metode simulasi dan masih banyak metode-metode yang lain.

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan penting dalam

penyampaian kepada peserta didik yang selalu kreatif dan menyenangkan

di sekolah.

Menurut Dr. E. mulyasa, M.Pd., adanya pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan, akan banyak menghasilkan berbagai tujuan sebagai salah

satu jalan keluar yang menuntut guru umum maupun guru PAI lebih

memfokuskan kepada peserta didik, agar memberikan motivasi dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mudah merasakan

bosan dan jenuh pada saat proses pembelajaran.

4. Guru harus dapat mengaplikasikan teori-teori dalam kegiatan

pembelajaran. Seperti tujuan pembelajaran, sifat-sifat materi

pembelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang

tersedia. Selain itu guru memposisikan sebagai mitra belajar pada peserta

didik. Sebagai pendidik professional dituntut melaksanakan tugas dengan

profesional sesuai dengan kompetensinya sebagai seorang guru.

5. Dalam kaitannya denga perencanaan pembelajaran, guru juga dituntut

untuk membuat persiapan pengajar yang efektif dan efisien, sehingga

dengan persiapan yang matang, dengan metode pembelajaran yang

Page 72: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

61

sesuai, bahan pembelajaran yang lengkap, maka peserta didik akan selalu

belajar dengan baik dan tercipta pembelajaran kreatif dan menyenangkan.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

a. Membuat ilustrasi

b. Mendefinisikan

c. Menganalisis

d. Bertanya

e. Merespon

f. Menciptakan

g. Menyediakan media

h. Menyesuaikan metode.

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal harus berusaha

untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat dalam proses belajar

mengajar, sehingga akan tercapainya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif

dan menyenangkan dalam lingkungan kelas.

B. Saran – saran

Setelah penulis melakukan sebagai pemahaman melalui kajian

buku – buku sebagai referensi secara umum yang dapat membantu dan

mendorong peneliti dalam membahas skripsi ini. Peneliti menarik suatu hal

pemikiran yang perlu dijadikan bagi beberapa pihak terutama bagi lembaga –

lembaga pendidikan pada umumnya dan bagi pendidik pada khususnya

sebagai penunjang agar proses pembelajaran ini dapat benar – benar

mendapatkan hasil dan tujuan sesuai dengan apa yang dicita – citakan oleh

pendidikan nasional.

Begitu juga dengan adanya pembelajaran yang inovatif, akan menjadi

nuansa pendidikan yang akan lebih mengena pada sasaran (obyek), yaitu

peserta didik dengan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

Oleh karena itu, peneliti akan menyampaikan saran – saran untuk

dapat meningkatkan aktivitas dalam pengembangan kegiatan pembelajaran di

lingkungan sekolah (kelas) lebih efektif, agar dapat menghasilkan pendidikan

Page 73: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

62

yang lebih baik, berkualitas yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Saran – saran yang peneliti sampaikan antara lain,

1. Untuk dapat menciptakan proses dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah, agar menghasilkan apa yang telah ditargetkan (dicapai) dalam

pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan nasional, maka

diharapkan pemerintah dan lembaga – lembaga pendidikan harus

menekankan pada sertifikasi seorang guru sebagai out put yang mapan dan

profesional.

2. Disarankan kepada guru – guru umum atau guru PAI, agar melakukan

lengkah – langkah pendekatan dengan sistem baru, yakni dengan

mempergunankan rencana unit.

3. Diharapkan guru – guru berbapcu dalam pembelajaran, dengan

memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus

lebih kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri

sebagai,

a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didik

b. Sebagai teman (teman curahan hati) tempat mengadu dan

mengutarakan perasaan bagi peserta didik

c. Sebagai fasilitator

d. Sebagai motivator

e. Sebagai pembimbing

f. dan lain - lain

4. Guru hendaknya senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan

yang tinggi dan harus mempunyai keterampilan – keterampilan mengajar

yang kreatif, profesional dan menyenangkan.

5. Diharapkan para pelaku pengembang pendidikan yakni para pendidik

dalam menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran, hendaknya

menggunakan metode – metode, prinsip – prinsip, dan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan atau kemajuan zaman yang

Page 74: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

63

pada saat ini sedang berlangsung agar aktiviats pendidikan di Indonesia

lebih efektif dan efisien.

C. Penutup

Dengan rasa rendah hati peneliti menghaturkan rasa syukur kepada

Allah Swt dengan iringan do’a Alhamdulillahirobil’alamin, atas segala

anugerah dan karunia-Nya. Berkat usaha, dao’a dan kerja keras peneliti

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun banyak cobaan rintangan

yang menghadang. Sekali lagi peneliti ucapkan Al-tahmid syukur

alhamdulillah, karena semua itu sebagai ujian dan tantangan bagi peneliti.

Tidak lupa bahwa sudah menjadi kodrat manusia yang tidak pernah

lepas dari salah dan kekurangan, peneliti menyadari hal tersebut, besar

kemungkinan penulis lakukan dalam penyusunan skrispi ini. Untuk itulah

penulis dengan hati yang terbuka atau menerima setiap saran dan kritik yang

bersifat konstruktif demi perbaikan dan koreksi ini.

Akhirnya mudah – mudahan skrispi ini membawa manfaat bagi

penulis khususnya, pembaca pada umumnya.

Semarang, Juni 2011

Penulis

KUSWADI

NIM. 093911268

Page 75: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

64

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Dr. dan Dr. Mujiono., Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta Jakarta,

2006

Asri Budiningsih, Dr.C., Belajar dan Pembelajaran pada Karakteristik

Siswa dan Budayanya, Rineka Cipta Jakarta, 2004

Abdul Majid, S.Ag., Dian Andayani, S.Pd., Pendidikan Agama Berbasis

Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004,

Rosda, Bandung, 2005

Moh. Shofan (ED), The Realistic Educational Menuju Masyarakat Utama,

IRCisoD, Yogyakarta 2007.

Ramayulis, Prof. Dr., Metode Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta,

2005.

Slameto, Drs., Belajar dan Faktor – factor yang mempengaruhinya, Rineke Cipta,

Jakarta, 2003.

Soenarjo, Prof. R. H.A., S.H., dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Thoha

Putra, Semarang, 1971.

Syaiful Bahri Djamarah, Dr., M.Ag., Guru dan Anak Didik, Rineke Cipta,

Jakarta, 2005.

Muhaimin, Drs., M.A., et.al., Paradigma Pendidikan Agama Islam Upaya

Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Rosda

Karya, Bandung, 2004.

Muhibbin Syah, Dr., M.Ed., Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru,

Rosda, Bandung, 1996.

Mulyasa, Dr. E., M.Pd., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pemelajaran

KBK, Rosada, Bandung, 2006.

______________, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Implementasi, Rosda, Bandung, 2005.

______________, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Setrategi dan

Implementasi, Rosda Karya, Bandung, 2002.

______________, Kurikulum yang Disempurnakan, Rosda Karya, Bandung,

2006.

Page 76: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

65

______________, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Yang

Kreatif dan Menyenangkan, Rosda Karya, Bandung.

Nana Sudjana, Dr., Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

Sinar Baru, Bandung, 1998.

Oemar Hamalik, Dr., Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.

Syaiful Bahri Djamarah, Drs., Psikologi Belajar, Rineke Cipta, Jakarta, 2003.

Thohirin, Drs. M.S., M.Pd, Psikologi Pembelajaran PAI, Rajawali Press, Jakarta,

2005.

W. James Popham, Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineke

Cipta, Jakarta, 2003.

Wina Sanjaya, Dr., M.Pd., Setrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007.

Zakiah Derajat, Dr., dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996.

Prof. R. H. A Soenarjo. SH. Dkk., Al Qur’an dan terjemah, CV. Thoha Putra,

Semarang, 1971

Page 77: MENJADI GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl... · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Menjadi Guru Profesional, Karya ... Untuk

66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : KUSWADI

2. Jenis Kelamin : Laki – laki

3. Tempat/Tgl. Lahir : 10 April 1964

4. Alamat : Desa Candigugur RT. 05/02 Bawang – Batang

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Bawang 01 Lulus Tahun 1977

2. SLTP Bawang Lulus Tahun 1981

3. SMEA Veteran Pekalongan Lulus 1984

4. D.II Tarbiyah Universitas Wahid Hasyim Semarang Tahun 2005

5. S.1 Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2011

Demikian riwayat hidup pendidikan yang dibuat dengan sebenar – benarnya.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

KUSWADI

NIM : 093911268