meningitis typhosa portofolio

Upload: previo-rahman

Post on 13-Feb-2018

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Demam tifoid sampai saat ini masih merupakan permasalahan kesehatanpenting di banyak negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oelh infeksi

    bakteri S. typhi dan S. paratyphiyang ditularkan secara fekal-oral. Tingginya

    angka morbiditas dan mortalitas demam tifoid menggerakkan berbagai pihak

    untuk menyelesaikan masalah ini.1 Secara global, diperkirakan 17 juta orang

    mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Di ndonesia diperkirakan insiden demam

    typhoid adalah !"" # $1" kasus per 1"".""" penduduk pertahun, dengan angka

    kematian %&. Demam typhoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi

    terpenting. Penyakit ini di seluruh daerah di pro'insi ini merupakan penyakit

    infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh %( kabupaten. Di

    Sula)esi Selatan dilaporkan demam typhoid melebihi %*""+1"".""" penduduk.%

    Salah satu komplikasi dari demam tifoid adalah meningitis. eningitis

    karena Salmonella typhiterutama menyerang bayi dan anak. alaupun banyak

    spesies dari Salmonella yang telah diisolasi dari cairan serebrospinal seperti S.

    Paratyphi, S. Typhimurium, S. panama, Salmonella typhi merupakansatu-satunya

    bakteri yang sangat jarang ditemukan dan diduga kuat sebagai penyebab

    meningitis purulenta. Dalam banyak kasus bakteremia karena Salmonella typhi

    terjadi sebagai komplikasi selama menderita demam tifoid, di mana demam dan

    gejala-gejala gastrointestinal merupakan gambaran utama.!

    eningitis typhosa merupakan penyakit yang dapat ditemui di negara

    berkembang, terutama di negara-negara tropis, sesuai dengan persebaran demam

    tifoid di seluruh dunia. alaupun kasusnya sangat jarang, namun penting bagi

    petugas kesehatan untuk mengetahui dan meningkatkan ke)aspadaan terhadap

    penyakit ini. lasan yang paling mendasarinya adalah karena ndonesia

    merupakan negara tropis yang merupakan daerah endemik untuk demam tifoid,

    sehingga kemungkinan terjadinya komplikasi berupa meningitis juga cukup besar.

    Selain itu, pada berbagai kasus meningitis yang sering ditemui, Salmonella typhi

    biasanya tidak dipertimbangkan sebagaipenyebabnya, sehingga yang seringkali

    terjadi adalah salah pemberian regimen terapi a)al, sehingga kasus-kasus

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    2/30

    resistensi Salmonella typhi terhadap berbagai jenis antibiotik juga semakin

    meluas.

    /ambar 1. Persebaran Demam Typhoid di Seluruh Dunia(

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    3/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DEFINISI

    eningitis bacterial adalah suatu peradangan pada selaput otak,

    ditandai dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan

    serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan

    serebrospinal .*

    eningitis typhosa adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh

    kuman Salmonella typhi yang menyebar melalui darah.0

    2.2 ETIOLOGI

    Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhosayang

    merupakan kuman negatif, motil dan tidak menghasilkan spora.7

    dapun penyebab lain meningitis typhosa yang menyebabkan gejala

    klinis sering tidak jelas adalah Salmonella Havana, Salmonella oranienberg

    dan Eberthella typhosa. erdasarkan beberapa spesies di atas, Salmonella

    typhosamerupakan penyebab meningitis typhosa yang paling sering ditemui

    dibandingkan dengan spesies lainnya.0

    Salmonella typhosadapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia

    maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 7"o2 maupun

    oleh antiseptik. Sampai saat ini diketahui bah)a kuman ini hanya menyerang

    manusia.

    Salmonella typhosamempunyai ! macam antigen, yaitu31. ntigen 4 5 4hne 6auch 5 Somatik antigen tidak menyebar8

    %. ntigen 6 5 6auch menyebar8, terdapat flagella dan bersifat termolabil

    !. ntigen 915 :apsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan

    melindungi 4 antigen terhadap fagositosis.

    :etiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan

    pembentukan tiga macam antibodi yang la;im disebut aglutinin.0

    2.3 EPIDEMIOLOGI

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    4/30

    Saat ini, penyakit ini terutama ditemukan di negara sedang

    berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi, serta kesehatan lingkungan

    tidak memenuhi syarat. eningitis oleh karena Salmonella typhosa atau

    spesies yang lain lebih sering didapatkan pada neonatus maupun bayi

    dibandingkan pada anak, dengan gejala klinis sering tidak jelas sehingga

    diagnosis sering terlambat.0

    oettner dan 2arri;osa melaporkan bah)a terjadi 1 kasus meningitis

    dari !0" pasien penderita demam tifoid yang diteliti atau sebesar ",%$&,

    sedangkan di

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    5/30

    /ambar %. :omplikasi demam tifoid

    2.5 PATOGENESIS

    Selain dari adanya in'asi bakteri, 'irus, jamur maupun proto;oa,poin

    dentrykuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses

    otak yang pecah, penyebab lainnya adalah rinorhea atau otorhea pada fraktur

    basis crania yang memungkinkan kontaknya cairan cerebrospinal dengan

    lingkungan luar. Patogenesis meningitis typhosa kemudian dapat dijelaskan

    sebagai berikut3=

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    6/30

    /ambar !. Patogenesis meningitis bakterial

    Setelah barrier mukosa terle)ati, bakteri dapat langsung masuk ke

    dalam aliran darah, namun untuk dapat mengin'asi SSP bakteri harus dapat

    mengalahkan system pertahanan tubuh host. Sampai saatini mekanisme pasti

    bagaimana bakteri dapat mengakses sistem saraf pusat masih belum

    sepenuhnya diketahui. >okasi pasti in'asi bakteri di sistem saraf pusat juga

    belum jelas. ?amun penelitian eksperimental pada tikus menunjukkn bah)a

    saat bakteremia terjadi, terdapat inflamasi fokal non spesifik di atas lamina

    cribriformis yang memfasilitasi in'asi SSP melalui lokasi tersebut. Penelitian

    lebih lanjut pada tikus dan primata muda menunjukkan bah)a bakteri

    memasuki cairan serebrospinal melalui ple@us choroideus di mana aliran

    darahnya sangat tinggi. >aju aliran darah yang tidak biasa tersebut mungkin

    disebabkan oleh kemampuan bakteri untuk merilis lipopolisakarida >PS8

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    7/30

    dalam keadaan tertentu, atau karena bakteri yang masuk ke daerah ini lebih

    banyak dibandingkan daerah lainnya di sistem saraf pusat.=

    Setelah bakteri mengin'asi spatium subarachnoideum, bakteremia

    sekunder segera terjadi sebagai akibat proses supuratif lokal pada SSP. Proses

    ini menyebabkan semakin mudahnya bakteri pathogen untuk keluar masuk

    cairan serebrospinal secara terus-menerus. Proses inflamasi yang kemudian

    terjadi akan meningkatkan permeabilitas bllod brain barrier 8.

    Peningkatan ini dapat terjadi pada tingkat epitel ple@us choroideus, endotel

    micro'asculer cerebri, ataupun keduanya.Peningkatan permeabilitas

    secara signifikan diikuti oleh ketiadaan leukosit di akhir proses penyakit,

    )alaupun kehadiran leukosit makin meningkatkan perubahan permeabilitas

    . Pada hari ke 1$ setelah inokulasi, perubahan permeabilits akan

    berbanding lurus dengan konsentrasi bakteri dalam.=

    Sekali bakteri melakukan penetrasi ke dalam spatium

    subarachnoideum, mekanisme pertahanan tubuh host tidak akan adekuat

    untuk mengontrol infeksi. :adar complement dalam 2SS akan berada dalam

    konsentrasi sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.nflamasi

    meningens hanya menyebabkan peningkatan komplemen 2SS dalam jumlah

    kecil. kibatnya, proses opsonisasi bakteri akan tidak terjadi atau sangat

    jarang terdeteksi pada pasien dengan meningitis.=

    2.6 PATOFISIOLOGI

    Patofisiologi dari meningitis oleh karena bakteri secara umum adalah

    sebagai berikut31"

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    8/30

    /ambar (. Patofisiologi meningitis bakterial

    2.7 MANIFESTASI KLINIS

    eningitis oleh karena Salmonella typhosaatau spesies salmonella

    yang lain lebih sering didapatkan pada neonatus maupun bayi dibandingkan

    pada anak, dengan gejala klinis sering tidak jelas dan tidak spesifik sehingga

    diagnosis sering terlambat.0

    Tidak ada satu pun gambaran klinis yang patognomonik untuk

    meningitis bacterial. eningitis pada bayi baru lahir dan premature memiliki

    gambaran klinis sangat kabur dan tidak khas. Demam hanya terjadi pada

    setengah kasus iasanya pasien tampak lemah dan malas, tidak mau minum,

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    9/30

    muntah-muntah, kesadaran menurun, ubun-ubun besar tegang dan mebonjol,

    leher lemas, respirasi tida teratur, kadang-kadang disertai ikterus jika sepsis.

    ila di dapatkan sepsis pada bayi baru lahir, harus dicurigai adanya

    meningitis.Pada bayi berumur ! bulan # % tahun terdapat demam, muntah,

    gelisah, kejang berulang. High pitched cry pada bayi8, ubun-ubun tegang

    dan membonjol. Pada anak dengan demam terus-menerus yang tidak dapat

    diterangkan penyebabnya perlu dicurigai adanya meningitis.*

    /ambar *. nak dengan meningitis typhoid

    Pada anak yang lebih besar meningitis kadang-kadang memberikan

    gambaran klasik. Terdapat demam, menggigil, muntah dan nyeri kepala.

    :adamg-kadang gejala pertama adalah kejang, gelisah, gangguan tingkah

    laku. Penurunan kesadaran dapat terjadi. Tanda klinis yang biasa didapat

    adalah kaku kuduk, tanda brud;inski, dan :ernig. Saraf cranial yang sering

    mengalami kelainan adalah ? 9, 9 dan 9. ila terdapat thrombosis

    'ascular dapat timbul kejang dan hemiparesis.*

    /ejala klinis yang mungkin muncul antara lain30

    1. ayi tidak mau menetek

    %. :ejang

    !. >etargi

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    10/30

    (. Sianosis

    *. Demam

    0. Diare

    7. :elaian neurologis seperti3 episthotonus, fontanella cembung, refleks

    grasp menurun, refleks menghisap menurun.

    $. Tanda meningeal positif. ?amun biasanya pada anak, tanda ini tidak

    menonjol, jika tanda ini dtemukan, biasanya menunjukkan penyakit dalam

    keadaan yg memberat.11

    /ambar 0. Apisthotonus dan postur rigid3

    tanda iritasi meningens dan peningkatan tekanan intracranial1%

    2.8 PENEGAKAN DIAGNOSIS

    1. namnesisBmumnya anamnesis diperoleh dengan alloanamnesis karena

    pasien yang terdiri atas bayi dan anak biasanya belum dapat mengeluhkan

    gejala yang ada. eningitis pada bayi baru lahir dan prematur memiliki

    gambaran klinis sangat kabur dan tidak khas. dapun gambaran yang ada

    berupa demam yang hanya terjadi pada setengah kasus, tampak lemah dan

    malas, tidak mau minum, serta muntah-muntah. Pada bayi yang berusia

    lebih besar usia ! bulan-% tahun8, ditemui gejala yang sama dengan usia

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    11/30

    lebih muda namun ditambah dengan adanya ri)ayat kejang berulang. Pada

    anak besar meningitis kadang memberi gambaran klasik ditambah dengan

    adanya keluhan nyeri kepala.*

    %. Pemeriksaan Cisik

    :eadaan umum pasien biasanya kurang baik. Dari pemeriksaan

    fisik ditemukan takikardi, takipneu, dan kenaikan suhu tubuh. Temuan

    lainnya meliputi adanya kaku kuduk dan :ernigs sign yang positif, yang

    mengindikasikan adanya iritasi meninges.1!

    Bntuk bayi baru lahir, pemeriksaan fisik memberikan hasil adanya

    kesadarn yang menurun, ubun-ubun besar yang tegng dan menonjol, leher

    lemas respirasi tidak teratur, serta kadang ditemui ikterus jika sudah terjadisepsis. ayi yang berusia ! bulan-% tahun akan tampak gelisah dan sering

    muncul tangisan yang disebut high-pitched cry. Pada anak yang lebih

    besar akan ditemui gangguan tingkah laku, penurunan kesadaran, kaku

    kuduk, tanda rud;inski, dan tanda :ernig. Saraf cranial yang sering

    mengalami kelainan adalah ? 9, 9 dan 9. ila terdapat thrombosis

    'ascular dapat timbul kejang dan hemiparesis.*

    !. Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan akteriologis

    :ausa meningitis dapat diketahui dari pemeriksaan cairan

    serebrospinal yang dapat diambil dari pungsi lumbal, sebagai berikut31(

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    12/30

    Tab! 1. Ha"#! $%&a' L(S )a*# +&',"# !&%ba!

    Pe)arnaan gram cairan serebrospiinal berguna untuk menentukan

    terapi a)al. :ultur dan uji resistensi dilakukan untuuk menentukkan

    terapi yang tepat. Pada meningitis typhosa dari hasil pemeriksaan >2S

    ditemukan bakteri Salmonella typhi.

    *

    b. Pemeriksaan Seroimmunologi

    >akukan pungsi lumbal pada setiap pasien dengan kecurigaan

    meningitis. eskipun hasilnya normal, obser'asi pasien dengan ketat

    sampai keadaannya kembali normal. Pungsi lumbal dapat diulang

    setelah $ jam bila diperlukan. Selama fase akut sel yang domina adalah

    P? sampai sekitar =*&. Dengan perjalanan penyakit ada kenaikan

    bertahap limfosit dan sel mononuclear. Selain itu, terdapat kenaikan

    :arakteristik ?ormal eningitis

    Tekanan a)al *"-1$" mm6g eningkat

    arna Eernih K*&-+&*&!'bakteri8Eernih-santokrom T8

    Eernih 'irus8

    6itung sel "-* sel leukosit+

    mm!

    eningkat

    Protein %"-(* mg+ Dl eningkat

    /lukosa ("-7" mg+ d> ?ormal 'irus8

    M'&*&'bakteri8

    ikroorganism

    e

    Tidak ada Tidak ada 'irus8

    A)abakteri8

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    13/30

    kadar protein sampai diatas 7* & dan penurunan kadar glukosa sampai

    diba)ah %"&. Pengobatan antibiotik sebelumnya dapat mengacaukan

    gambaran cairan serebrospinal.*

    c.

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    14/30

    tanda brud;inski, tanda kernig dan kaku kuduk yang merupakan ciri khas

    dari gejala meningitis. /ejala ensefalitis berupa gelisah, iritabel,

    screaming attack, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan kejang.

    Ansefalitis juga disertai tanda neurologis fokal berupa afasia, hemiparesis,

    hemiplegia, ataksia, dan paralisis saraf otak, yang berat ringannya

    tergantung pada distribusi dan luas lesi pada neuron berbeda dengan

    meningitis, di mana biasanya yang ada adalah tanda-tanda rangsang

    meningeal, namun tanda tersebut juga dapat muncul bila peradangan telah

    mencapai meningen.*

    2.10 PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan meningitis typhosa meliputi ! hal yaitu3

    1. stirahat dan pera)atan

    stirahat yang berupa tirah baring dan pera)atan profesional bertujuan

    untuk mencegah komplikasi. Pera)atan untuk meningitis typhosa adalah

    sebagai berikut3

    a. Pada )aktu kejang3

    18 >onggarkan pakaian, bila perlu dibuka

    %8 6isap lendir

    !8 :osongkan lambung untuk menghindari muntah dan

    aspirasi

    (8 6indarkan penderita dari rudapaksa misalnya jatuh8

    b. ila penderita tidak sadar lama3

    18 eri makanan melalui sonde

    %8 2egah dekubitus dan pnemonia ortostatik dengan merubah posisi

    penderita sesering mungkin, minimal ke kiri dan ke kanan setiap 0jam

    !8 2egah kekeringan kornea dengan boor)ater+salep antibiotika

    c. ila mengalami inkontinensia urin lakukan pemasangan kateter

    d. ila mengalami inkontinensia al'i lakukan la'ement

    e. Pemantauan ketat3

    18 Tekanan darah

    %8 Pernafasan

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    15/30

    !8 ?adi

    (8 Produksi air kemih

    *8 Caal hemostasis untuk mengetahui secara dini ada D2

    f. Cisioterapi dan rehabilitasi.

    %. Diet dan terapi penunjang simptomatik dan suportif8

    Diet dan terapi penunjang merupakan hal yang cukup penting dalam

    proses penyembuhan penyakit, karena makanan yang kurang akan

    menurunkan keadaan umum dan gi;i penderita akan semakin turun dan

    proses penyembuhan akan menjadi lama. Terapi juga meliputi pemberian

    cairan intra'ena, koreksi gangguan asam-basa dan elektrolit, serta

    mengatasi kejang.*

    Penderita diberi makan diet yang terdiri dari bubur saring, kemudian bubur

    kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan penderita.

    eberapa peneliti menganjurkan makanan padat dini yang )ajar sesuai

    dengan keadaan penderita. akanan disesuaikan baik kebutuhan kalori,

    protein, elektrolit, 'itamin maupun mineralnya serta diusahakan makan

    yang rendah+bebas selulose, menghindari makanan yang iritatif. Pada

    penderita gangguan kesadaran maka pemasukan makanan harus lebih di

    perhatikan. nak dengan panas tinggi pada meningitis typhosa umumnya

    tidak mau makan karena ada diare sehingga dapat terjadi kekurangan

    cairan dehidrasi8 dan elektrolit. Bsahakan cairan yang masuk harus

    banyak. Panas yang tinggi juga dapat menyebabkan anak kejang.10

    !. Pemberian medikamentosa

    18 Penanganan untuk meningitis meliputi317

    a. 4bat anti infeksi3%8 eningitis bakterialet causa S.typhii, umur F% bulan 3

    a8 2ephalosporin /enerasi ke !, atau

    b8 :ombinasimpicilin1*"-%"" mg ("" mg8+:g+hari 9

    dibagi dalam (-0 kali dosis sehari dan !hloramphenicol *"

    mg+:g+hari 9 dibagi dalam ( dosis

    !8 eningitis bakterialet causa S.typhii, umur G% bulan3

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    16/30

    a8 :ombinasimpicilin1*"-%"" mg ("" mg8+:g+hari 9

    dibagi dalam (-0 kali dosis sehari dan !hloramphenicol *"

    mg+:g+hari 9 dibagi dalam ( dosis, atau

    b8 Sefalosporin /enerasi ke !

    c8 "e#amethasonedosis a)al ",* mg+:g 9 dilanjutkan

    dengan dosis rumatan ",* mg+:g 9 dibagi dalam ! dosis,

    selama ! hari. Diberikan !" menit sebelum pemberian

    antibiotika

    b. Pengobatan simptomatis

    18 enghentikan kejang3

    a8 "ia$epam",%-",* mg+:g+dosis 9 atau ",(-",0

    mg+:g+dosis SBPP4ST4

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    17/30

    eningitis purulenta yang disebabkan oleh Aberthella typhosa, baik

    yang merupakan perkembangan dari demam tifoid meupun yang merupakan

    lokasi infeksi pertama meningo-typhus8 hampir selalu memiliki prognosis

    yang buruk, berbeda dengan meningismus atau meningitis aseptic yang juga

    merupakan perkembangan lanjut dari demam tifoid. Dalam kedua kasus

    terakhir prognosisnya lebih baik.7

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    18/30

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    I IDENTITAS PASIEN

    ?ama 3 /:?

    Bmur 3 1! tahun

    lamat 3 Dauh Tukad

    Status 3 elum enikah

    gama 3 6indu

    Pekerjaan 3 Pelajar

    Suku 3 ali

    ?or

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    19/30

    ?adi 3 $$@+ menit

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    20/30

    uskultasi 3 ising usus H8 normal

    Palpasi 3 6epar+lien tidak teraba, nyeri tekan -8, nyeri ketok

    annulus 2osta 9ertebrae H+-8

    Perkusi 3 Timpani.

    Akstremitas 3 6angat edema , 2

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    21/30

    4 H 1+!%"

    Salmonella paratyhi 3 " 3 H 1+10"

    " 3 H 1+10"

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    22/30

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    23/30

    S )%a%

    O"a)a*a'

    %'&*&'

    TD 10060 %%H,

    N 88

    RR 24

    S 3891 :

    KK ;$*#a?' 3 ? 1

    D?a 3 ? 1

    Sa'%! 3 ? 1

    P-'#$#' 3 ? 1

    S 3 demam

    43kesadaran

    menurun

    TD 3="+0" mm6g

    ? 3 70

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    24/30

    S 3 badan terasa

    lemah

    43

    TD 311"+7" mm6g

    ? 3 $$

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    25/30

    S 3 keluhan -8, pasien

    boleh pulang

    43 :B 3 baik

    TD 31""+7" mm6g

    ? 3 $"

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    26/30

    Salmonella meningitis sangat jarang terjadi di ?egara maju, namun merupakan

    salah satu penyebab meningitis yang utama di ?egara berkembang. Dalam salah

    satu laporan disebutkan bah)a ditemukan Salmonella typhi pada *,=& pasien dari

    seluruh kasus meningitis bacterial, yang merupakan gambaran umum dari seluruh

    kasus yang pernah dilaporkan. Salmonella meningitis dihubungkan dengan

    mortalitas dan morbiditas pada neonates.1$ est et al menemukan beberapa

    komplikasi neurologis akut Salmonella meningitis yaitu 'entrikulitis, empiema

    subdural, hydrocephalus. ?amun infeksi fokal intracranial karena salmonella

    sangat jarang ditemukan.1= alaupun ada beberapa kasus meningitis karena

    infeksi spesies Salmonella pada bayi baru lahir yang dilaporkan, namun pada anak

    yang sudah lebih besar Salmonella meningitis sangat jarang ditemukan. Sampai

    tahun 1=7=, tidak ada laporan kasus meningitis typhosa dalam berbagai literature

    ilmiah di ndia, namun setelahnya terdapat satu kasus yang dilaporkan pada anak

    berusia 11 tahun.1!

    da beberapa alasan yang menyebabkan tingginya tingkat mortalitas dan

    kelainan neurologis, salah satunya karena morfologi bakteri salmonella typhi itu

    sendiri. Salmonella merupakan mikro organism intraseluler fakultatf, oleh karena

    itu terapi farmakologi yang tidak adekuat dapat berpengaruh pada progresi'itas

    penyakit. Selain itu, beberapa spesies Salmonella dilaporkan telah resisten

    terhadap 2hloramphenicol, mpicillin, 2ephalosporin dan 2otrimo@a;ole.

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    27/30

    berkembang di mana infeksi Salmonella typhi ditemukan dalam persentase yang

    signifikan pada meningitis pada bayi, terapi antibiotik a)alan yang tepat dan telah

    terbukti secara empirik harus ditetapkan untuk mengatasi masalah ini.

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    28/30

    BAB @

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 KESIMPULAN

    1. :asus meningitis karena S. typhidanE. typhi sangat jarang ditemukan

    di dunia, biasanya hanya ditemukan di negara-negara berkembang

    %. eningitis typhosa merupakan salah satu komplikasi demam typhoid

    yang cukup serius karena tingkat mortalitas dan masalah neurologis

    yang ditimbulkannya

    !. Diagnosis dini dan pemilihan terapi inisial yang tepat masih sulit untuk

    dilakukan karena pola resistensi kuman dan kasusnya yang sangat

    jarang.

    4.2 SARAN

    1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut tentang regimen terapi yang

    tepat untuk meningitis typhosa

    %. Setiap tenaga kesehatan memiliki pengetahuan dan dapat memberikan

    edukasi terhadap pasien mengenai meningitis typhosa serta memiliki

    a'areness terhadap meningitis typhosa, terutama pada bayi dan anak-

    anak

    3. Dilakukannya deteksi dini terhadap meningitis typhosa secara optimal

    sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan secara adekuat dan usaha

    untuk meminimalisir komplikasi.

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    29/30

    DAFTAR PUSTAKA

    1. ryani, >.D., %""0. Pengaruh Pemberian Ekstrak (mbi )inura

    *ecumbens terhadap +umlah uman ultur Hepar pada Mencit yang

    diin&eksi S. typhimurium. Skripsi. Semarang3 C: Bndip.

    %. ?urhayati, K., %""=. suhan epera'atan pada n. dengan "emam

    Typhoid di angsal Melati *S(" dr. Moe'ardi Surakarta. Skripsi.

    Surakarta3 Cakultas lmu :esehatan Bnmuh.

    !. 2hanmugam, D., achado, 9. L ihindukulasuriya, E., 1=7$. Primary

    Salmonella typhi meningitis in adult.ritish Medical +ournal, p.1*%.

    (. Sutiono, .., Su)a, 6. L 4hta, T., n.d.Multi gent ased Simulation &orTyphoid /ever 'ith !omplications0n Epidemic nalysis. Paper. Tokyo.

    *. ansjoer, ., %""". apita Selekta edokteran. Eakarta3 edia

    esculapius C:B.

    0. aurent;, .

  • 7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio

    30/30

    1(. aron, D.?., 1==*.apita Selekta Patologi linik. Eakarta3 A/2.

    1*. Daoud, .s., 4mari, 6., l-Sheyyab, . L buekteish, C., n.d. ndication

    and enefit of 2omputed Tomography in 26ildren acterial eningitis.

    +ournal o& Tropical Pediatrics, ((!8, pp.107-0$.

    10.