menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

20
www.futurumcorfinan.com Page 1 Menggunakan Informasi Arus Kas dan Nilai Kini dalam Pengukuran Akuntansi Pendahuluan Pada Februari tahun 2000, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengeluarkan Concepts Statement No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements. Pernyataan ini menyebutkan beberapa catatan mengenai penggunaan nilai kini dalam pencatatan akuntansi. Pada dasarnya sebagian besar pencatatan akuntansi dilakukan dengan menggunakan nilai yang mengacu kepada kondisi pasar, misalnya berdasarkan jumlah uang yang diterima/dibayar, biaya yang terjadi (current cost), ataupun nilai pasar saat ini (current market value). Namun terkadang akuntan juga perlu untuk menggunakan nilai berdasarkan arus kas yang akan terjadi di masa depan, arus kas ini nantinya akan dicatat berdasarkan nilai kini-nya. Masih terdapat beberapa pertimbangan mengenai penerapan nilai kini dalam pecatatan akuntansi, artikel ini akan memuat tujuan dari penggunaan nilai kini, Muhammad Putrawal DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com

Upload: futurum2

Post on 21-Jan-2017

397 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 1

Menggunakan Informasi Arus Kas dan Nilai Kini

dalam Pengukuran Akuntansi

Pendahuluan

Pada Februari tahun 2000, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengeluarkan

Concepts Statement No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting

Measurements. Pernyataan ini menyebutkan beberapa catatan mengenai penggunaan nilai kini

dalam pencatatan akuntansi. Pada dasarnya sebagian besar pencatatan akuntansi dilakukan

dengan menggunakan nilai yang mengacu kepada kondisi pasar, misalnya berdasarkan jumlah

uang yang diterima/dibayar, biaya yang terjadi (current cost), ataupun nilai pasar saat ini

(current market value). Namun terkadang akuntan juga perlu untuk menggunakan nilai

berdasarkan arus kas yang akan terjadi di masa depan, arus kas ini nantinya akan dicatat

berdasarkan nilai kini-nya. Masih terdapat beberapa pertimbangan mengenai penerapan nilai

kini dalam pecatatan akuntansi, artikel ini akan memuat tujuan dari penggunaan nilai kini,

Muhammad Putrawal

DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,

ATAU MENDISTRIBUSIKAN

SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN

INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS

DARI PENULIS

Untuk pertanyaan atau komentar bisa

diposting melalui website

www.futurumcorfinan.com

Page 2: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 2

prinsip umum yang berlaku dalam penentuan nilai kini, khususnya ketika jumlah dari arus kas

masa depan atau waktu terjadinya tidak pasti serta pertimbangan penerapan dalam pemakaian

nilai kini baik untuk aset ataupun liabilitas. Agar pemahaman artikel ini menjadi lebih mudah,

artikel ini akan dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:

1. Tujuan dari pemakaian nilai kini dan prinsip nilai kini dalam pencatatan akuntansi.

2. Estimasi arus kas: pendekatan tradisional dan pendekatan arus kas ekspetasi.

3. Apakah pendekatan seperti ini juga bisa diterapkan pada liabilitas?

4. Metode perhitungan bunga dalam perhitungan nilai kini.

1. Tujuan dari Pemakaian Nilai Kini dan Prinsip Nilai Kini dalam Pencatatan Akuntansi

Tujuan dari penggunaan nilai kini dalam pencatatan akuntansi adalah untuk mengestimasi nilai

wajar (fair value). Dengan kata lain, nilai kini seharusnya mencoba untuk menangkap elemen-

elemen yang jika digabungkan akan menghasilkan harga pasar yang juga bisa diartikan nilai

wajar. Pengertian nilai wajar sendiri oleh FASB diartikan sebagai “The amount at which that

asset (or liability) could be bought (or incurred) or sold (or settled) in a current transaction

between willing parties, that is, other than in a forced or liquidation sale.” Jadi bila disimplifikasi

nilai wajar adalah harga dimana dua pihak akan setuju untuk mengadakan transaksi.

Perhitungan nilai kini merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk memasukkan

kepentingan time value of money dalam perhitungan suatu nilai. Untuk kepentingan mencari

nilai wajar, perhitungan nilai kini akan menghitung berapa kompensasi yang diinginkan suatu

entitas terhadap jasa/produk yang akan dilakukan di masa depan. Nilai kini merupakan salah

satu fondasi dari ilmu ekonomi dan keuangan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari valuasi, penetapan harga aset (aset pricing model) dan juga dalam penentuan harga opsi

(option-pricing models). Lebih dari itu estimasi nilai kini dari arus kas masa depan menunjukkan

nilai implisit dari semua kegiatan yang terjadi di pasar, contohnya untuk pencatatan aset

keuangan seperti hutang atau obligasi. Metode seperti ini nantinya bisa dikembangkan untuk

semua pencatatan aset dan liabilitas dalam laporan keuangan.

Page 3: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 3

Penggunaan nilai kini diperlukan untuk memperhitungkan berbagai kemungkinan kejadian

(probabilitas), dan perbedaan nilai ekonomis arus kas masa depan. Sebagai contoh, masing-

masing lima aset di bawah ini memiliki nlai arus kas masa depan dengan nilai yang sama yaitu

sebesar $ 10.000, dengan keterangan:

a. Aset A dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 1 hari. Jumlah yang nantinya akan diterima sebesar $10.000.

b. Aset B dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima sebesar $10.000.

c. Aset C dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 1 hari. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti. Mungkin kurang

dari $ 10.000 tapi tidak akan lebih dari $ 10.000.

d. Aset D dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti. Mungkin

kurang dari $ 10.000 tapi tidak akan lebih dari $ 10.000.

e. Aset E dengan arus kas ekspetasi (expected cash flow)1 sebesar $ 10.000 yang jatuh

tempo dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti dengan

rentang di antara $ 8.000 hingga $12.000.

Point 1 sampai 4 memiliki nilai kontrak dengan jumlah arus kas yang sama ($ 10.000), dan

pada point kelima nilainya bukan berdasarkan kepada nilai kontrak tetapi kepada jumlah

ekspetasi yang diharapkan sebesar $10.000. Beberapa akan berpendapat bahwa mereka

memiliki nilai ekonomis yang sama dan pihak di pasar juga akan membayar harga yang sama

pada kelima point tersebut. Perbedaan pada kelima aset tersebut terletak pada waktu terjadinya

serta ketidakpastian yang dihadapi, tetapi jika dilakukan pencatatan secara akuntansi (tanpa

didiskoto) akan menghasilan nilai yang sama. Jika pencatatan dilakukan dengan nilai kini tentu

nilai yang dihasilkan akan berbeda sesuai dengan karakter masing-masing aset.

1 Dalam pengertian akuntansi arus kas ekspetasi adalah total dari beberapa kemungkinan probabilitas yang terjadi,

atau estimasi rata-rata dari berbagai probabilitas.

Page 4: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 4

Untuk melakukan perhitungan nilai kini yang baik pada umumnya mencakup elemen berikut:

Estimasi untuk arus kas masa depan, baik pada satu titik atau untuk kasus yang lebih

kompleks, bisa berupa rangkaian arus kas masa depan yang tersebar ke beberapa titik

waktu2.

Ekspetasi terhadap kemungkinan variasi dalam jumlah, atau saat terjadinya arus kas.

Time value of money yang direpresentasikan oleh tingkat suku bunga.

Harga yang dibayar atas kompensasi terhadap ketidakpastian pada suatu aset atau

liabilitas.

Hal lain yang tekadang tidak apat diidentifikasi seperti ketidakpastian pasar, kondisi

ekonomi suatu negara, nilai tukar dan sebagainya.

Terdapat beberapa metode perhitungan yang bisa dilakukan untuk mengakomodir elemen-

elemen diatas.

Nilai Wajar (Fair Value), perhitungan ini mempertimbangkan kelima elemen tersebut

dengan membuat estimasi dan ekspetasi terhadap perhitungan para pelaku pasar

terhadap nilai jual dari aset (atau liabilitas) yang akan disepakati oleh pihak penjual dan

pembeli.

Pengukuran khusus untuk entitas (Entity-specific measurements). Pendekatan ini

mencoba untuk menghitung nilai dari suatu aset atau liabilitas dalam konteks yang

khusus. Metode ini bisa mempertimbangkan kelima elemen diatas, namun perhitungan

yang dilakukan lebih mengacu kepada entitas bersangkutan. Contohnya untuk

mempertimbangkan nilai aset, suatu entitas akan mengacu kepada nilai penggunaan

aset entitas itu sendiri bukan kepada pengunaan dari pasar.

Akumulasi biaya (Cost-Accumulation). Pendekatan ini menghitung berapa biaya

(biasanya biaya inkremental) yang telah diestimasi oleh entitas akan terjadi ketika

mereka melakukan pembelian aset atau melunasi liabilitasnya dalam jangka waktu

tertentu. Pengukuran ini mengeluarkan asumsi lain yang akan diperhitungkan dalam

nilai wajar. Contohnya, dalam estimasi suatu biaya pelunasan liabilitas suatu entitas

2 Dalam perhitungan yang kompleks seperti perhitungan liabilitas yang nilainya dipatok oleh penyedia jasa, estimasi

arus kas memasukkan elemen seperti baya overhead dan margin laba terkait dengan harga dari barang atau jasa

tersebut.

Page 5: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 5

tidak akan memperhitungkan biaya overhead, margin laba, dan premium risiko yang

akan diajukan oleh supplier pihak ketiga.

Untuk lebih jelas mengenai bagaimana cara memasukan elemen-elemen ini dalam perhitungan

akan dijelaskan melalui ilustrasi dibawah, tetapi sebelum masuk ke contoh ada baiknya untuk

terlebih dahulu dijelaskan mengenai elemen nomor 1 yang berkaitan dengan estimasi untuk

arus kas masa depan, karena ini merupakan salah satu komponen terpenting dalam

perhitungan nilai kini. Penjelasan ini akan dilanjutkan pada bagian estimasi arus

kas:pendekatan tradisional dan pendekatan arus kas ekspetasi dibawah ini.

2. Estimasi Arus Kas: Pendekatan Tradisional dan Pendekatan Arus Kas Ekspetasi

Salah satu dari tujuan dari laporan keuangan adalah untuk membantu investor, kreditur, dan

pemegang kepentingan yang lain untuk melakukan analisa, baik terhadap jumlah, kapan

terjadinya, dan ketidakpastian dari prospektif suatu arus kas. Ada beberapa pihak yang

berpendapat bahwa estimasi arus kas yang tidak didiskonto merupakan cara yang terbaik

dalam mengkomunikasikan informasi mengenai prospektif arus kas. Tetapi perhitungan

semacam ini tidak memenuhi tujuan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Arus kas

estimasi tanpa didiskonto merupakan gambaran nilai akhir dari aset atau liabilitas yang dicatat

berdasarkan nilai transaksi bukan berdasarkan nilai kini. Menampilkan nilai yang tidak

didiskonto dalam neraca tidak menggambarkan hal mengenai kapan terjadi dan ketidakpstian

dari arus kas masa depan. Satu-satunya cara untuk mengkomunikasikan informasi mengenai

“jumlah, kapan terjadinya, dan ketidakpastian” dalam nilai tercatat suatu aset atau liabilitas

adalah dengan mencampurkan ketiga komponen ini melalui pendekatan diskonto. Nilai yang

dicatat nantinya juga bukan merupakan nilai historis, tapi valuasi dari aset atau liabilitas.

Perhitungan nilai kini umumnya dimulai dengan satu set arus kas. Standar akuntansi memiliki

pendekatan yang bermacam-macam dalam menspesifikasi satu set arus kas, dalam artikel ini

akan dijelaskan dua pendekatan yaitu pedekatan tradisional dan pendekatan arus kas

eskpetasi. Arus kas yang dipakai umumnya adalah arus kas sesuai yang tertera dalam kontrak

(arus kas kontraktual). Namun ketika arus kas kontraktual tidak tersedia terdapat alternatif

perhitungan dengan memakai estimasi satu nilai yang paling baik atau yang paling mendekati.

Pendekatan tradisional menggunakan satu set arus kas dan satu tingkat bunga.

Pendekatan ini sudah umum dipakai oleh akuntan dan bisa digunakan untuk berbagai

Page 6: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 6

macam perhitungan, khususnya dengan aset dan liabilitas yang memiliki pembanding

yang bisa diobservasi di market. Namun pihak FASB melihat bahwa pendekatan

tradisional ini tidak menyediakan alternatif untuk melakukan perhitungan pada situasi

yang lebih kompleks.

Pendekatan arus kas ekspetasi dinilai dapat digunakan sebagai alternatif pendekatan

tradisional. Pendekatan arus kas tidak hanya memakai satu arus kas saja melainkan

memakai beberapa kemungkinan arus kas yang bisa terjadi. Pendekatan ini akan

membuat probabilitas jumlah arus kas yang bisa didapat dan kapan arus kas ini bisa

terjadinya. Misalnya arus kas sebesar $100 dengan kemungkinan 10%, $ 200

kemungkinan 60%, dan $ 300 kemungkinannya 30%. Lalu arus kas $100 bisa terjadi

pada tahun ke 1, 2, atau 3 dengan probabliitas 10%,60%, dan 30%. Kemungkinan ini

lalu digabung dan didapat hasil perhitungan sebagai berikut:

Banyak akuntan yang belum rutin menggunakan pendekatan arus kas ekspetasi, namun

pendekatan ini dapat digunakan untuk beberapa perhitungan dalam akuntansi seperti

perhitungan dana pensiun, jaminan hari tua, dan obligasi asuransi. Ketentuan akuntansi juga

memperbolehkan (meski tidak mewajibkan) pendekatan seperti ini dipakai untuk menghitung

aset jangka panjang dan mengestimasi nilai wajar dari instrumen keuangan.

Page 7: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 7

Ilustrasi 1: Perhitungan nilai kini pada aset

Ilustrasi ini akan mencontohkan perhitungan nilai kini untuk aset yang mempunyai nilai arus kas

masa depan yang sama besar yaitu $10.000, namun masing-masing aset memiliki karakteristik

yang berbeda yaitu:

a. Aset A dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 1 hari. Jumlah yang nantinya akan diterima sebesar $10.000.

b. Aset B dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima sebesar $10.000.

Page 8: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 8

c. Aset C dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 1 hari. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti. Mungkin kurang

dari $ 10.000 tapi tidak akan lebih dari $ 10.000.

d. Aset D dengan arus kas berdasarkan kontrak sebesar $ 10.000 yang jatuh tempo

dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti. Mungkin

kurang dari $ 10.000 tapi tidak akan lebih dari $ 10.000.

e. Aset E dengan arus kas ekspetasi (expected cash flow)3 sebesar $ 10.000 yang jatuh

tempo dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang nantinya akan diterima belum pasti dengan

rentang di antara $ 8.000 hingga $12.000.

Dalam perhitungan nilai kini akan diperhatikan tiga hal yaitu: time value of money , risiko

premium, dan penyesuaian terhadap kemungkinan hal lain yang bisa terjadi.

Time Value of Money, yang diindikasikan dengan tingkat bunga bebas risiko (risk

free rate)

Untuk Aset A jatuh temponya hanya satu hari, dengan kata lain kas dapat diterima

langsung pada keesokan harinya. Nilai nominalnya sangat dekat dengan nilai wajarnya.

Berbeda dengan empat aset yang lain yang akan membutuhkan penyesuaian yang jauh

lebih detail. Aset B, D, dan E merepresentasikan kas yang akan diperoleh 10 tahun

kemudian, sedangkan aset A dan C menjanjikan kas di keesokan harinya. Dengan

menggunakan tingkat diskonto untuk 10 tahun sebesar 5% nilai kini dari Aset B, D, dan

E adalah $ 6.139.

Faktor risiko premium (premium risk)

Perhitungan nilai kini seperti halnya perhitungan lain dalam akuntansi terjadi dibawah

kondisi ketidakpastian. Ketidakpastian disini dikarenakan fakta bahwa arus kas yang

digunakan dalam estimasi nilai kini merupakan estimasi, bukan nilai pasti berdasarkan

kontrak, bahkan jikapun ada kontrak masih terdapat kemungkinan nilai kontrak bisa

berubah atau dibatalkan. Untuk itu dalam perhitungan nilai wajar perlu memasukkan

3 Dalam akuntansi arus kas ekspetasi mengacu kepada total dari beberapa kemungkinan probabilitas yang terjadi,

atau estimasi rata-rata dari berbagai probabilitas.

Page 9: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 9

nilai dimana pelaku dalam pasar bersedia untuk menerima ketidakpastian dalam arus

kasnya. Tujuan untuk memasukkan ketidakpastian dan risiko adalah untuk memperluas

kemungkinan yang terjadi dalam pasar karena dalam pasar terdapat banyak tipe pelaku

entah mereka yang berani mengambil risiko (risk taker) atau menghindari risiko (risk

averse).

Perlu ada kompensasi atas ketidakpastian yang dihadapi. Seorang investor yang

merupakan penghindar risiko bisa jadi menginginkan sejumlah insentif sebelum memilih

untuk berinvestasi di aset C, dengan alasan aset ini bisa memberikan pengembalian

yang lebih kecil atau lebih besar dari yang diharapkan. Sama halnya ketika memilih Aset

E dibandingkan Aset A, meskipun tingkat pengembalian yang dijanjikan sama terdapat

risiko bahwa Aset E tidak didasari kontrak seperti halnya Aset A. Contoh dibawah akan

mengilustrasikan penambahan risiko premiun untuk perhitungan nilai kini, tingkat risiko

yang dipakai disini hanya ilustrasi saja.

Penyesuaian terhadap kemungkinan lain yang terjadi

Aset A dan C masing-masing menjanjikan $10.000 dikeesokan harinya, tapi tidak ada

entitas yang secara rasional akan membayar dengan harga yang sama untuk setiap

surat sanggup bayar (promise). Ketika pembeli membayar dengan nilai mendekati

$10.000 untuk Aset A, dia tidak akan membayar lebih untuk Aset C. Dengan karakter

yang sama bisa jadi pembeli akan membeli Aset C sebesar 80% dari kas yang

dijanjikan. Begitu juga untuk Aset D jika pembeli mengharapkan peforma yang serupa

dengan Aset B, maka pembeli tidak akan membayar lebih dari $ 4.911 (Aset B, $ 6.139

dikali 80%). Arus kas ekspetasi dari Aset E sudah termasuk probabilitas rata-rata

tertimbang dari ekspetasi yang diharapkan, sehingga tidak perlu ada penyesuaian yang

dilakukan. Dari perhitungan ini akan didapat hasil yang berbeda.

Aset A: Arus kas yang sudah pasti sebesar $10.000 dengan jatuh tempo dalam 1 hari,

nilainya diukur sebesar $10.000.

Aset B: Arus kas yang sudah pasti sebesar $10.000 dengan jatuh tempo dalam 10

tahun, nilainya diukur sebesar $6.139.

Page 10: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 10

Aset C: Arus kas yang sudah pasti sebesar $10.000 dengan jatuh tempo dalam 1 hari,

nilainya diukur sebesar $8.000.

Aset D: Arus kas yang sudah pasti sebesar $10.000 dengan jatuh tempo dalam 10

tahun, nilainya diukur sebesar $4.911.

Aset E: Arus kas yang sudah pasti sebesar $10.000 dengan jatuh tempo dalam 10

tahun, nilainya diukur sebesar $6.139.

3. Apakah Pendekatan Seperti Ini Juga Bisa Diterapkan Pada Liabilitas?

Sebagian besar pihak menerima ide dari FASB untuk menggunakan nilai kini untuk

mengestimasi nilai wajar dari suatu aset. Tetapi hal ini menjadi perdebatan ketika diterapkan

pada liabilitas. Perhitungan nilai kini untuk liabilitas membutuhkan teknik berbeda dan memiliki

kendala tersendiri jika dibandingkan dengan perhitungan untuk aset. Tujuan menggunakan nilai

kini untuk estimasi liabilitas adalah untuk melihat nilai dari aset yang dibutuhkan untuk (a)

melunasi liabilitas atau (b) menjual liabilitas tersebut kepada pihak lain dengan kedudukan

kredit sebanding.

Ide bahwa nilai wajar bisa diterapkan dalam liabilitas masih menimbulkan beberapa diskusi

yang perlu ditelaah lebih lanjut. Perhitungan semacam ini membuat nilai liabilitas seakan-akan

mengikuti nilai pasar dimana elemen laba turut diperhitungkan. Misalnya, dalam mengestimasi

nilai wajar utang obligasi dan utang wesel, akuntan bisa melakukan percobaan dengan cara

mengestimasi harga dimana suatu entitas lain bersedia untuk membeli liabilitas. Prosesnya

sama dengan perhitungan menilai suatu aset. Contoh lainnya adalah bunga yang kreditur

tetapkan saat memberikan pinjaman kepada debiturnya yang merupakan harga yang kreditur

tetapkan untuk mengkompensasi kesanggupan debitur dalam membayar pinjaman tersebut.

Nilai wajar merupakan merupakan atribut untuk perhitungan dalam perhitungan akuntansi

dalam pengakuan awal dari aset atau liabilitas dibawah pencatatan berdasarkan nilai historis.

Terlepas dari label “nilai historis”, alasan bahwa transaksi dicatat sebesar jumlah biaya yang

dikeluarkan adalah karena biaya merupakan representasi dari nilai wajar saat transaksi itu

terjadi. Nilai ini merupakan nilai wajar dimana pihak pembeli dan penjual telah setuju mengenai

kesepakatan harga dari barang/jasa yang ditransaksikan. Bahkan bisa juga model pencatatan

akuntansi seperti ini bisa juga dibilang sebagai sebagai pencatatan dengan prinsip “nilai wajar

historis” (historical fair value).

Page 11: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 11

Terdapat dua poin yang menjadi catatan ketika nilai kini diterapkan dalam perhitungan liabilitas

yaitu (i) Faktor kedudukan kredit dalam perhitungan nilai kini dan (ii) Bagaimana jika liabilitas

tidak memiliki kontrak yang menjelaskan ekspetasi arus kas masa depan?

i. Faktor kedudukan kredit dalam perhitungan nilai kini

Perhitungan paling relevan terhadap suatu liabilitas selalu tercermin dari kedudukan

kredit (credit standing) dari debitur. Kreditur akan memberikan pinjaman sesuai dengan

harga yang ingin mereka keluarkan, dan kedudukan kredit menjadi salah satu faktor

pertimbangan. Entitas dengan kedudukan kredit yang kuat akan mendapatkan pinjaman

yang lebih besar jika dibandingkan dengan yang memiliki kedudukan kredit rendah.

Sebagai contoh sederhananya, jika dua entitas berjanji untuk membayar $500 dalam 5

tahun, entitas dengan kedudukan kredit kuat akan mendapatkan $374 dalam pertukaran

untuk promisenya (suku bunga 6%). Entitas dengan kedudukan kredit rendah

mendapatkan sebesar $284 (suku bunga 12%). Pengaruh kedudukan kredit umumnya

berpengaruh terhadap tingkat bunga yang diberikan oleh kreditur. Jika dihubungkan

dengan pemikiran bahwa liabilitas juga perlu dicatat berdasarkan nilai wajarnya, maka

faktor dari kedudukan kredit ini akan dikeluarkan dari perhitungan dan diganti dengan

tingkat diskonto yang mencerminkan tingkat diskonto yang wajar. Penjelasan lebih detail

akan dicontohkan pada ilustrasi dibawah.

Ilustrasi 2: Faktor kedudukan kredit dalam penentuan nilai kini

Perusahaan A menawarkan wesel untuk jangka waktu 10 tahun senilai $10.000 kepada

kreditur. Sesuai dengan kedudukan kredit perusahaan yang setingkat rating AA, maka

wesel didiskonto sebesar 7% dan Perusahaan A akan memperoleh kas sebesar $5.083.

Perusahaan B juga melakukan hal yang sama, namun perusahaan B hanya memiliki

kedudukan kredit, setingkat rating B. Wesel didiskonto sebesar 12% dan perusahaan B

akan memperoleh kas sebesar $3.220. Pada saat yang sama tingkat bunga untuk

instrumen keuangan sejenis milik pemerintah adalah 5.8%.

Ada dua metode pencatatan yang bisa dilakukan, yang pertama pencatatan dilakukan

berdasarkan kas yang didapat:

Page 12: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 12

Pencatatan diatas sesuai dengan kedudukan kredit masing-masing perusahaan dan

mencerminkan nilai wajar (pada saat terjadinya transaksi). Namun ada beberapa pihak

yang berpendapat bahwa transaksi ini merupakan transaksi yang “going concern” dan

perlu dilihat lebih jauh kedepan. Untuk itu kedudukan kredit tidak perlu diperhitungkan

dan tingkat diskonto diambil berdasarkan tingkat bebas risiko sesuai wesel milik

pemerintah yang sebesar 5.8%, perhitungan seperti ini bisa dilihat di ilustrasi 2. Jika

tingkat bunga ini dipakai maka nilai yang seharusnya dicatat adalah $ 5.690, ini akan

menimbulkan kerugian di pencatatan masing-masing perusahaan karena ada

perbedaaan antara jumlah kas yang didapat dan nilai hutang wesel. Hanya sedikit

akuntan yang bersedia menerima pencatatan akuntansi seperti halnya ilustrasi kedua.

Sebagian besar berpendapat bahwa objektif perhitungan dari liabilitas secara

fundamental memang bebeda dari perhitungan untuk aset. Pencatatan liabilitas pada

laporan keuangan akan lebih difokuskan kepada apa yang sebenarnya menjadi

kewajiban entitas, untuk itu pencatatan seperti halnya contoh nomor 1 lebih diterima

karena nilainya pencatatan hutang weselnya sesuai dengan kas yang didapat oleh

perusahaan.

Page 13: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 13

Catatan lain untuk faktor kedudukan kredit adalah

1. Perusahaan yang memiliki kedudukan kredit yang baik bisa mendapatkan bunga

yang rendah. Namun kesuksesan meminjam uang dengan bunga yang rendah

bukan merupakan persitiwa yang secara langsung menimbulkan kenaikan dalam

keuntungan/kerugian.

2. Perhitungan nilai wajar baik terhadap aset ataupun liabilitas sebaiknya tidak

memperhitungkan suatu faktor berbeda ketika nilai ekonomis yang dimiliki

sebenarnya sama. Hal ini bisa berdampak pada perhitungan dimana aset atau

liabilitas yang bernilai sama akan tampak berbeda, seperti halnya contoh diatas.

ii. Liabilitas tanpa arus kas kontraktual

Mencari nilai wajar suatu transaksi merupakan hal yang mudah jika sudah ada pasar

sempurna yang dapat dijadikan acuan, tetapi bagaimana jika dihadapkan pada situasi

tidak ada pihak lain yang terlibat yang benar-benar berniat untuk membeli aset dan

liabilitasnya, sehingga tidak akan ada transaksi dan tidak akan ada pembanding?

Bagaimana seorang akuntan mengembangkan dasar yang logis untuk perhitungan nilai

wajarnya?

Beberapa liabilitas terkadang lebih berfungsi untuk mewajibkan entitas melakukan jasa

tertentu dibandingkan membayar sejumlah uang ke pihak pemilik liabilitas. Garansi

produk, jaminan kesehatan hari tua, dan perawatan lingkungan merupakan contohnya.

Liabilitas seperti ini umumnya tidak memiiki arus kas kontraktual. Dalam melakukan

estimasi nilai wajar pada kasus seperti ini akan dimulai dengan membuat proyeksi arus

Page 14: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 14

kas ekspetasi. Pengerjaannya akan dicontohkan pada ilustrasi dibawah ini. Contoh

dibawah akan memberikan perhitungan dengan memakai ketiga metode yang telah

disebutkan di awal artikel yaitu dengan nilai wajar (fair value), pengukuran khusus untuk

entitas (entity-specific measurements), dan akumulasi biaya (cost-accumulation).

Contoh ini menggambarkan perhitungan liabilitas entitas untuk melakukan reklamasi

stius. Pekerjaan ini akan memakan waktu hingga 10 tahun ke depan dan untuk

perhitungan untuk nilai wajar akan dilakukan dengan cara membangun proyeksi

estimasi jumlah biaya yang dikenakan oleh vendor.

Karena tidak ada kontrak maka manajemen membuat beberapa estimasi untuk nilai

minimum, normal, dan maksimum dari biaya-biaya yang signifikan. Biaya yang

diestimasi antara lain biaya tenaga kerja, biaya overhead, peralatan, margin laba dari

vendor, peralatan kimia, dan nilai sisa dari aset. Selain itu juga perlu dipertimbangkan

beberapa risiko seperti dalam hal ini terdapat kemungkinan 1:10 akan terjadi pergerakan

tanah yang tidak stabil yang akan mengakibatkan kerugian sebesar $100.000. Selain itu

biasanya vendor juga menginginkan permintaan terkait risiko premium terhadap

keberlangsungan proyek dalam 10 tahun. Manajemen mengestimasi nilai wajar untuk

risiko premium ini sebesar $42.000, dan $31.194 jika perhitungannya khusus untuk

entitas.

Entitas mendapat kredit rating BB. Kredit diskon merepresentasikan perbedaan antara

biaya inkremental pinjaman 10 tahun sebesar 8.7% dan tingkat bunga bebas risiko

sebagai penyesuaian untuk arus kas. Estimasi yang lain adalah:

Biaya tenaga kerja mengacu kepada struktur biaya dari entitas dan estimasi

kebutuhan tenaga kerja. Manajemen tidak melihat biaya tersebut akan berbeda

dari industri. Jika biaya lebih kecil (atau lebih besar) dari harga pasar, nanti akan

disesuaikan mendekati nilai pasar.

Vendor akan menambahkan alokasi untuk overhead dan estimasi peralatan.

Vendor biasanya akan melakukan tambahan terhadap biaya tenaga kerja dan

biaya internal. Tambahan ini merupakan margin laba dari vendor.

Page 15: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 15

Perhitungan yang lengkap dari estimasi diatas dijelaskan pada ilustrasi berikut:

4. Metode Perhitungan Bunga dalam Perhitungan Nilai Kini

Beragamnya tingkat bunga dan arus kas yang digunakan dalam pernyataan akuntansi

merupakan salah satu alasan diperlukan adanya penyamaan persepsi mengenai nilai kini.

Aplikasi nilai kini dalam akuntansi secara tradisional berfokus pada tingkat bunga yang dipakai

untuk arus kas ekspetasi. Hal ini konsisten dengan pendekatan tradisional yang menekankan

Page 16: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 16

bahwa tingkat bunga dipakai untuk menangkap semua ketidakpastian dan risiko yang melekat

dalam estimasi arus kas. Namun, dalam menentukan tingkat suku bunga yang wajar perlu

dipertimbangkan ketidakpastian dan risiko arus kas yang dikaitkan dengan aset atau liabilitas

tertentu dan tujuan dari perhitungan.

Banyak laporan keuangan yang dalam laporannya menyebutkan mereka menggunakan "tingkat

bunga yang sesuai" (“appropriate interest rate”) tanpa menjelaskan (atau hanya sedikit) alasan

pemakaian tingkat bunga ini. Dalam menentukan tingkat bunga ini memang tidaklah mudah,

tidak ada cara untuk mengidentifikasi hal ini selain mengerti terlebih dahulu: (a) sifat dari arus

kas yang diestimasi, (b) asumsi yang digunakan dalam mengestimasi arus kas, dan (c) tujuan

perhitungan. Dalam banyak kasus, tujuan dari perhitungan terkadang dibahas dalam laporan

yang dikeluarkan. Sebagai contoh untuk menghitung nilai wajar dari pembelian bisnis untuk

kepentingan kombinasi bisnis. Dalam perhitungan nilai kini ada dua tingkat bunga yang bisa

dipertimbangkan.

i. Tingkat suku bunga pinjaman inkremental (Incremental Borrowing Rates)

Beberapa pernyataan akuntansi memakai penggunaan dari tingkat suku bunga

pinjaman inkremental. Dalam kondisi tertentu, tingkat suku bunga pinjaman inkremental

bisa konsisten dengan definisi nilai kini yang dijelaskan pada artikel ini. Dengan

ketentuan jika tingkat bunga ini diterapkan untuk menentukan nilai wajar dari suatu

liabilitas berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan dan jika ketentuan dari liablitas

serupa dengan ketentuan entitas dalam mendapatkan pinjaman, maka nilainya bisa jadi

sesuai dengan nilai wajar dari liabilitas entitas tersebut.

Tingkat suku bunga pinjaman entitas sangat jarang diterapkan untuk menghitung aset

dari entitas tersebut. Ketidakpastian dan risiko yang terkandung dalam aset biasanya

tidak terkait dengan risiko yang ditanggung oleh kreditur sebagai pemegang liabilitas.

Ada kasus di mana pengakuan nilai kini baik untuk aset dan liabiltas diukur pada tingkat

bunga yang serupa. Bagaimanapun dalam situasi seperti itu, nilai kini hanya digunakan

untuk menghitung liabilitas. Pencatatan jumlah aset bisa dianggap sebagai nilai

wajarnya, yang dibuktikan dengan nilai utang yang dibutuhkan untuk mengambil

asetnya.

Page 17: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 17

ii. Tingkat Pendapatan dari Aset (Asset-Earning Rates)

Beberapa pernyataan akuntansi menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang entitas

harapkan dari aset yang diinvestasikan dapat digunakan dalam perhitungan nilai kini

liabilitas. Konversi untuk menghitung liabilitas berdasarkan aset (aset-based) atau

berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected-earning rate) dirancang

untuk mendapatkan pola tertentu dari pendapatan yang diakui atau menyajikan

hubungan antara nilai tercatat aset dan nilai tercatat liabilitas. Bagaimanapun tingkat

pengembalian yang diharapkan pada portofolio aset biasanya tidak terkait dengan

ketidakpastian dan risiko yang melekat pada arus kas liabilitas yang digunakan. Ketika

digunakan dalam perhitungan liabilitas, tarif berdasarkan aset (aset-based) atau

berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected earning rate) tidak

konsisten dengan konsep nilai kini yang dijelaskan dalam artikel ini.

Ada juga yang berpendapat bahwa arus kas suatu aset tertentu dapat mencerminkan

arus kas dari liabilitas sehingga perubahan antara satu dengan yang lain akan saling

berhubungan. Sebagai contoh, nilai wajar promise yang dibutuhkan untuk investasi 100

lembar saham pada perusahaan tertentu (sebelum mempertimbangkan efek dari

kedudukan kredit) akan sama dengan nilai wajar dari saham itu sendiri.

Untuk beberapa instrumen keuangan, arus kas yang dihasilkan akan berhubungan erat

dengan nilai aset keuangan tertentu. Dalam beberapa kasus, nilai dari aset sangat jelas

terkait dengan nilai-nilai yang mendasari liabilitas. Beberapa telah menyarankan untuk

mereplikasi perhitungan portofolio dalam mengestimasi nilai wajar terhadap liabiltias.

Banyak pendekatan modern dalam penetapan harga (termasuk Black-Scholes model)

dibangun berdasarkan replikasi portofolio. Namun, penggunaan sederhana dari tingkat

ekspetasi pengembalian untuk menghitung liabilitas mengaburkan risiko dan

ketidakpastian investasi yang melekat pada aset dan risiko yang melekat dalam

liabilitas, yang risikonya berbeda dan tidak berkaitan.

Page 18: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 18

Penutup

Seperti telah dijelaskan diawal, nilai wajar adalah harga dimana pembeli dan penjual sepakat

untuk melakukan transaksi terhadap aset atau liabilitas yang dimiliki. Nilai ini akan mudah

diidentifikasi ketika pasarnya sudah tersedia, tetapi menjadi masalah ketika pasar tersebut tidak

ada. Masalah juga bisa muncul ketika tidak ada nilai yang diambil tidak berdasarkan nilai

kontraktual, meskipun perhitungan ini tetap dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

estimasi dan pendekatan yang berbeda. Namun pendekatan ini akan membutuhkan beberapa

asumsi dan penyesuaian yang bisa mengakibatkan nilai yang dihasilkan tidak akurat.

Pemakaian nilai kini dalam liabilitas juga masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan, hal

ini terutama disebabkan bahwa objektif perhitungan dari liabilitas secara fundamental memang

bebeda dari perhitungan untuk aset. Pencatatan liabilitas pada laporan keuangan akan lebih

difokuskan kepada apa yang sebenarnya menjadi kewajiban entitas. Faktor kedudukan kredit

dalam perhitungan liabilitas juga masih akan menjadi isu yang berkepanjangan. Banyak pihak

yang menganggap ide ini akan tidak menunjukkan nilai sebenarnya dari kewajiban debitur

terhadap kreditur.

~~~~~~ ####### ~~~~~~

Page 19: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 19

Daftar Bacaan :

Crooch, G Michael; dan Wayne S.Upton. 2001. Understanding the Issues: Credit Standing and

Liability Measurement.

Financial Accounting Standards Board. Statement of Financial Accounting Concepts No. 7.

2008. Halaman 1-26.

Neel, John M.; dan Wayne S.Upton. 2001. Understanding the Issues: Measuring Fair Value.

Neel, John M.; dan Wayne S.Upton. 2001. Understanding the Issues: The Case for Initially

Measuring Liabilities at Fair Value.

Trott, Edward W.; dan Wayne S.Upton. 2001. Understanding the Issues: Expected Cash Flows.

Page 20: Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi

www.futurumcorfinan.com

Page 20

Disclaimer

This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the

date of writing and are subject to change. The information and analysis contained in this

publication have been compiled or arrived at from sources believed to be reliable but

FUTURUM does not make any representation as to their accuracy or completeness and does

not accept liability for any loss arising from the use hereof. This material has been prepared for

general informational purposes only and is not intended to be relied upon as accounting, tax, or

other professional advice. Please refer to your advisors for specific advice.

This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission

of the authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at

www.futurumcorfinan.com.

© FUTURUM. All Rights Reserved