pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi ...repositori.buddhidharma.ac.id/732/1/dewi...
TRANSCRIPT
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI,
ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI
TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018 )
SKRIPSI
Oleh :
DEWI SHINTA
20160100123
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI,
ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI
TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018 )
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
DEWI SHINTA
20160100123
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
ii
U
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
ii
i
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS
PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014 – 2018)
ABSTRAK
Perkembangan pasar modal di Indonesia sangatlah pesat. Semakin
pesatnya pasar modal , investor harus pintar dan teliti dalam melakukan investasi
untuk dapat meraih keuntungan semaksimal mungkin dengan tingkat resiko yang
sedikit. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat berpengaruh untuk dijadikan
sebuah acuan para investor dalam pengambilan keputusan pasar modal di
Indonesia. Dalam penelitian ini laporan keuangan yang digunakan adalah Laporan
Arus Kas dan Laba Akuntansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba
akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data-data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data diseleksi berdasarkan
kriteria yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel berjumlah 35 perusahaan
manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018. Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu dengan analisis regresi
linier berganda menggunakan program SPSS.
Penelitian ini menemukan bahwa terjadi hubungan simultan, antara arus
kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba akuntansi terhadap
return saham. Dibuktikan dengan Fhitung 3,633 > dari Ftabel 2,69 dan signifikasi
0,016 < 0,05. Secara parsial, hanya arus kas pendanaan yang berpengaruh
signifikan terhadap return saham dibuktikan dengan level signifikansi 0,001 <
0,05.
Kata Kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan,
Laba Akuntansi, Return Saham.
ii
THE INFLUENCE OF OPERATING CASH FLOW, INVESTING CASH
FLOW, FINANCING CASH FLOW, AND ACCOUNTING PROFIT TO
STOCK RETURN
(Case Study on Pharmaceutical Sub Sector Manufacturing Companies in the
Indonesia Stock Exchange Period 2014 - 2018)
ABSTRACT
The development of the capital market in Indonesia is very rapid. The
more rapid the capital market, investors must be smart and careful in investing to
be able to achieve maximum profits with a little risk. Therefore, financial
statements are very influential to be used as a reference for investors in making
capital market decisions in Indonesia. In this study the financial statements used
are the Cash Flow Statement and Accounting Profit. This research aimed to find
out the effect of operational cash flow, investment cash flow, funding cash flow
and accountant profit to the stock return in pharmaceutical sub-sector
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).
The data in this research is secondary data obtained from the company's
annual financial statements in the Indonesian Stock Exchange (IDX). This type of
research is the research of quantitative. The research sampling was by purposive
sampling. This study was conducted using a sample of 35 pharmaceutical sub-
sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the
2014-2018 period. The hypothesis test used double regression analysis using
SPSS program.
The result of this research showed that simultaneously, operational cash
flow, investment cash flow, funding cash flow and accountant profit to the stock
return affected significantly to the stock return, it could be proven with the Fcount
was 3,633 > from Ftable 2,69 and significantly 0,016 < 0,05. Partially, only
funding cash flow affected significantly to the stock return, it could be proven with
significance level was 0,001 < 0,05.
Keywords: Operating Cash Flow, Investing Cash Flow, Financing Cash Flow,
Accounting Profit, Stock Return.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS
PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014 – 2018) dengan baik pada batas waktu yang
ditentukan.
Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada program S1 Akuntansi pada
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan dengan baik tanpa
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA, selaku Rektor Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggreani, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
(S1) Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
iv
4. Ibu Etty Herijawati, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Kedua orang tua yaitu mama Lina dan papa Khin Loy, serta adik Dwiki S
Ningsih. Terima kasih atas dukungan moril maupun material, cinta kasih,
dan kasih sayang, ketulusan hati serta doa-doa yang tiada henti dipanjatkan
untuk penulis.
6. Keluarga besar yaitu Iih Linda, Koh Hero, Kukuh Endrik. Terima kasih
telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat – sahabat terdekat: Sisca Thiodorah, Karine Jayani, Teguh
Erlambang, Vicaya, dan Koh Dharmawan yang telah memberikan dukungan
dan semangat kepada penulis.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama falkutas bisnis 2016 Universitas
Buddhi Dharma.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan baik mengenai materi pembahasan, maupun cara
penyajiannya dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
v
vi
DAFTAR ISI
COVER LUAR
COVER DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
vii
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 13
A. Gambaran Umum Teori........................................................................... 13
1. Laporan Arus Kas ................................................................................ 13
a. Pengertian Laporan Arus Kas ........................................................... 14
b. Manfaat Laporan Arus Kas .............................................................. 17
c. Tujuan Laporan Arus Kas ................................................................ 19
2. Arus Kas Operasi ................................................................................. 22
3. Arus Kas Investasi ............................................................................... 27
4. Arus Kas Pendanaan ............................................................................ 30
5. Return Saham ...................................................................................... 31
a. Pengertian Return Saham ................................................................. 31
b. Macam-macam Return ..................................................................... 34
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Return Saham .......................... 37
6. Laba Akuntansi.................................................................................... 38
a. Pengertian Laba Akuntansi ............................................................... 38
b. Sifat-Sifat Laba Akuntansi ............................................................... 39
c. Ciri - Ciri Laba Akuntansi ................................................................ 40
d. Kekurangan dan Kelebihan Laba Akuntansi ..................................... 40
B. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................... 41
viii
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 46
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 53
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 53
B. Objek Penelitian ...................................................................................... 53
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 54
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 54
1. Populasi ............................................................................................... 54
2. Sampel ................................................................................................ 55
E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 57
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................ 58
G. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 62
1. Analisis statistik Deskriptif .................................................................. 62
2. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 62
a. Uji Normalitas ................................................................................. 63
b. Uji Multikolinieritas ......................................................................... 63
c. Uji Autokorelasi ............................................................................... 64
d. Uji Heteroskedastisatis ..................................................................... 65
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 66
a. Analisis Regresi ............................................................................... 66
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)......................................................... 67
ix
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ........................................................ 67
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ............................................................. 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 70
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................... 70
1. Arus Kas Operasi ................................................................................. 77
2. Arus Kas Investasi ............................................................................... 78
3. Arus Kas Pendanaan ............................................................................ 79
4. Laba Akuntansi.................................................................................... 80
5. Return Saham ...................................................................................... 81
B. Analisis Hasil Penelitian ......................................................................... 82
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 82
b. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 85
c. Uji Autokolerasi .................................................................................. 86
d. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 88
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 91
a. Pengujian Analisis Linear Berganda .................................................... 91
b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 93
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ............................................................ 94
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ................................................................ 95
D. Pembahasan ............................................................................................ 97
1. Pengaruh Arus Kas Operasi dengan Return Saham .............................. 97
x
2. Pengaruh Arus Kas Investasi dengan Return Saham............................. 98
3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham.......................... 98
4. Pengaruh Laba Akuntansi dengan Return Saham ................................. 99
5. Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan,
dan Laba Akuntansi dengan Return Saham ............................................... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 101
A. Kesimpulan ........................................................................................... 101
B. Implikasi ............................................................................................... 102
1. Implikasi Teoritis............................................................................... 102
2. Implikasi Manajerial .......................................................................... 104
3. Implikasi Metodologi......................................................................... 104
C. Saran ..................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 40
Tabel III.1 Pemilihan Sampel ........................................................................ 56
Tabel III.2 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menjadi Sampel
dalam Penelitian Periode 2014 - 2018 ........................................................... 57
Tabel III.3 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi ...................... 64
Tabel III.4 Kriteria Autokolerasi .................................................................. 65
Tabel IV.1 Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Operasi ............................. 71
Tabel IV.2 Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Investasi ............................ 72
Tabel IV.3 Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Pendanaan......................... 73
Tabel IV.4 Tabulasi Hasil Perhitungan Laba Akuntansi ................................ 65
Tabel IV.5 Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 76
Tabel IV.6 Uji Normalitas ............................................................................ 84
Tabel IV.7 Uji Multikolineritas ..................................................................... 71
Tabel IV.8 Uji Autokolerasi .......................................................................... 72
Tabel IV.9 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 89
Tabel IV.10 Uji Analisis Linear Berganda .................................................... 92
xii
Tabel IV.11 Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 93
Tabel IV.12 Uji F.......................................................................................... 94
Tabel IV.13 Uji T ......................................................................................... 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar IV.1 P-P Plot Normalitas ................................................................. 83
Gambar IV.2 Uji Histogram .......................................................................... 83
Gambar IV.3 Uji Scatterplot ......................................................................... 90
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 2. Hasil Data Laporan Keuangan
Lampiran 3. Hasil Data Penelitian
Lampiran 4. Data Uji Analisis Statistik Deskriptif
Lampiran 5. Data Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 6. Data Pengujian Hipotesis
Lampiran 7. Laporan Keuangan
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah kegiatan terjadinya suatu transaksi yang
berhubungan dengan aset jangka panjang dan perdagangan efek. Dalam
sejarahnya , transaksi jual beli saham dan obligasi sudah dimulai sejak
abad ke 19. Sedangkan untuk transaksi efek sudah berlangsung sejak tahun
1880. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangatlah pesat. Baik
investor dalam negeri maupun luar negeri sudah menjadi tujuan nya untuk
menanamkan investasi di dalam pasar modal. Semakin pesatnya pasar
modal , investor harus pintar dan teliti dalam melakukan investasi untuk
dapat meraih keuntungan semaksimal mungkin dengan tingkat resiko yang
sedikit. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat berpengaruh untuk
dijadikan sebuah acuan para investor dalam pengambilan keputusan pasar
modal di Indonesia.
Laporan keuangan menunjukkan bagaimana baik buruk nya
keuangan sebuah perusahaan, mencerminkan sebuah kinerja perusahaan,
dan dapat memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan
keputusan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
menjelaskan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
2
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan perusahaan
yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu laporan arus kas dan laporan
laba rugi.
Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas
perusahaan, sehingga dapat dijadikan acuan untuk melihat kinerja
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut PSAK No. 2 (2017:06)
arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan
arus kas mengandung dua macam aliran yaitu aliran kas masuk dan aliran
kas keluar. Aliran kas masuk merupakan penerimaan kas dari kegiatan
transaksi yang menghasilkan keuntungan kas. Sedangkan aliran kas keluar
merupakan kegiatan suatu transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas.
Laporan arus kas terbagi menjadi tiga komponen yaitu arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
Arus kas operasi adalah laporan arus kas yang menunjukkan
aktivitas pengeluaran dan pemasukan kas sebuah perusahaan. Laporan
arus kas diperoleh dari aktivitas utama yaitu penghasilan pendapatan
perusahaan. Maka dari itu, arus kas tidak mempengaruhi penetapan laba
atau rugi bersih. Contoh aktivitas operasi antara lain pembayaran gaji
karyawan, pembayaran kepada supplier, penerimaan kas atau pembayaran
royalti, komisi atau fee, penerimaan kas dari penjualan baik barang
maupun jasa, penerimaan kas dan pembayaran asuransi, penerimaan kas
3
dari sewa dan penjualan atas aset setelah periode sewa, dan transaksi
lainnya.
Arus kas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Adri, 2016).
Dalam aktivitas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluarkan kas
untuk dapat menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Apabila
perusahaan mendapatkan kas yang berlebihan, maka menginvestasikan kas
merupakan cara yang tepat untuk perusahaan. Menginvestasikan kas
dalam bentuk saham ataupun obligasi , agar dapat memperoleh tambahan
pendapatan berupa bunga atau dividen.
Dalam arus kas investasi yang termasuk yaitu aset tetap, aset tidak
berwujud, dan aset tidak lancar. Contoh aktivitas investasi antara lain
penerimaan kas dari penjualan bangunan, tanah, dan peralatan, serta aset
tidak berwujud dan aset tidak lancar lain, penerimaan kas untuk pelunasan
uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain, dan aktivitas
lainnya.
Arus kas pendanaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan
pembiayaan berupa penerimaan dan pengeluaran modal sebuah
perusahaan. Pinjaman dari pihak bank, penerbitan saham baru, penerbitan
obligasi termasuk dalam aktivitas pendanaan. Aktivitas yang timbul dari
arus kas pendanaan ini berguna untuk memprediksi arus kas masa depan
oleh para pemasok modal perusahaan. Contoh aktivitas pendanaan
4
diantara lain penerimaan kas dari penerbitan atau emisi saham dan
sekuritas utang, pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik
saham perusahaan, penerimaan kas dari wesel, penerimaan kas dari emisi
obligasi, pelunasan pinjaman, dan aktivitas lainnya.
Selain laporan arus kas yang terdiri dari tiga komponen di atas,
penelitian ini akan meneliti laba akuntansi sebuah perusahaan. Karena
tentu saja laba akan menjadi informasi yang sangat berguna untuk investor
dalam pengambilan keputusan. Laba akuntansi adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama beberapa periode akuntansi baik bentuk penambahan
asset ataupun penurunan kewajiban yang dapat mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Laba yang akan di ambil dalam penelitian ini adalah laba bersih
yang ada di dalam laporan laba rugi. Laba bersih merupakan pedoman
yang akan di ambil dalam penelitian ini, karena laba bersih mendapat
perhatian lebih banyak daripada bagian laba lainnya. Laba bersih adalah
seluruh pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang dikurangi oleh
beban atau biaya yang dibayarkan oleh perusahaan dan telah dikurangi
oleh pajak penghasilan.
Keberadaan informasi arus kas dan laba akuntansi dipandang oleh
pengguna informasi sebagai suatu hal yang saling melengkapi untuk
investor agar dapat mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
5
Oleh sebab itu , maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
apakah informasi perubahan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan dan laba akuntansi digunakan oleh investor untuk mengambil
keputusan investasi yang mana hasil keputusan investor akan tercermin
dari return saham yang akan diperoleh.
Return saham adalah suatu hasil dari perdagangan saham yang
didapatkan oleh investor antara keuntungan atau kerugian yang dalam
jangka waktu tertentu. Saham merupakan kegiatan investasi tingkat resiko
paling tinggi
Penelitian ini dilakukan dikarenakan saham yang dimiliki oleh
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi tidak akan mudah digoyahkan
oleh para investor yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan jangka
pendek saja, melainkan menginginkan keuntungan jangka panjang.
Pertimbangan lain dalam memilih perusahaan sub sektor farmasi adalah
karena perusahaan yang bergerak dalam sub sektor farmasi diasumsikan
memiliki tujuan jangka panjang yang dan menerapkan analisis
fundamental, yang menggunakan laporan keuangan sebagai dasar
analisisnya, bukan perubahan harga.
Fenomena yang berkaitan dengan return saham sub sektor farmasi
adalah karena pada tahun 2019 rupiah mengalami kestabilan. Jakarta,
CNN Indonesia, 2019- Nasib keuangan emiten berbasis farmasi
6
diramalkan semakin positif pada kuartal I 2019 ini. Pergerakan positif
terjadi karena rupiah berhasil menguat dan meninggalkan area Rp14 ribu
per dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal Februari 2019 lalu.
Penguatan tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan yang
bergantung dengan bahan baku impor. Sudah menjadi rahasia umum kalau
mayoritas bahan baku produksi obat-obatan berasal dari impor. Ketika
rupiah menguat, beban pembelian bahan baku yang harus digelontorkan
perusahaan semakin turun. Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo
mengatakan dengan kondisi tersebut pelaku pasar bisa mulai melakukan
akumulasi beli pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia
Farma (Persero) Tbk.
Dari sisi pergerakan sahamnya, Kalbe Farma dan Kimia Farma
terkoreksi pada akhir pekan lalu, Jumat (8/2). Saham Kalbe Farma
melemah 0,93% atau 15 poin ke level Rp1.595 per saham. Sementara,
pelemahan saham Kimia Farma lebih tajam, yakni 1,32% atau 40 poin ke
level Rp2.990 per saham. Bila dihitung, saham Kalbe Farma diramalkan
menyentuh level Rp1.642 per saham. Kemudian, saham Kimia Farma
berpotensi ke level Rp3.079 per saham.
Jika tak puas dengan pilihan kedua saham tadi, pelaku pasar bisa
melirik saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). Senior Vice President
Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai valuasi saham itu masih
murah. Pada kuartal III 2018 lalu, perusahaan membukukan pendapatan
7
sebesar Rp7,42 triliun atau naik 5,54% dari periode yang sama tahun
sebelumnya Rp7,03 triliun. Namun, laba bersih perusahaan turun 4,3%
dari Rp441,31 miliar menjadi Rp422 miliar. (www.cnnindonesia.com)
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas. Maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan memberikan hasil
yang lebih memadai dengan data yang relevan pada periode saat ini. Oleh
dari itu, penelitian ini berjudul “PENGARUH ARUS KAS OPERASI,
ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA
AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR FARMASI
PERIODE 2014-2018”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka ada beberapa
identifikasi masalah yang dapat diambil :
1. Banyak informasi yang kurang akurat yang diperoleh para yang
investor dalam perusahaan sehingga mempengaruhi pengambilan
keputusan tentang return saham yang berjangka panjang dan dapat
memberikan keuntungan di masa yang akan datang.
2. Perbedaan antar peneliti. Karena banyak sekali perbedaan hasil dalam
penelitian terdahulu, penulis ingin membuktikan apakah arus kas
8
operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi
berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap return saham.
3. Ketidaktahuan investor untuk melakukan analisis return saham dari
laporan arus kas dan laba akuntansi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah
yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 ?
2. Apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 ?
3. Apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 ?
4. Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 ?
5. Apakah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendaanaan
dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham pada
9
perusahaan sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2018 .
2. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2018 .
3. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2018 .
4. Untuk mengetahui pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2018 .
5. Untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,
Arus Pendanaan, dan Laba Akuntansi terhadap Return Saham pada
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2018 .
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
10
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan, serta meningkatkan
pengetahuan dan wawasan bagi pengembangan ilmu akuntansi
terutama terkait pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus
Kas Pendanaan, dan Laba Akuntansi terhadap Return Saham.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan
teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan dunia kerja nyata,
mengetahui lebih dalam tentang analisis laporan keuangan dan
penentuan Return Saham.
b. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan solusi bagi perusahaan mengenai masalah-masalah
yang terjadi dan menjadi solusi pengambilan keputusan mengenai
kebijakan baru yang akan dibuat.
c. Bagi Investor
Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan
investasi dalam rangka mengurangi risiko dari investasi tersebut.
d. Bagi Universitas
11
Dapat menjadi tambahan referensi sehingga dapat dijadikan bahan
acuan atau referensi penelitian lebih lanjut.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk dapat mengetahui rangkaian masalah secara keseluruhan
sehingga memudahkan dalam penulisan, maka dibawah ini akan
dikemukakan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab satu dibahas tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua berisi gambaran umum teori terkait
variabel independen dan dependen, hasil
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
Perumusan hipotesa.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab tiga menjelasan tentang jenis penelitian,
objek penelitian, jenis dan sumber data, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data,
operasionalisasi variabel penelitian, dan teknik
analisis data.
12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab empat berisi deskripsi data hasil penelitian
variabel independen dan dependen, analisis hasil
penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab lima berisi tentang implikasi, kesimpulan
dari serangkaian pembahasan, keterbatasan atau
kendalaa-kendala dalam penelitian serta saran-saran
yang dapat dijadikan masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Laporan Arus Kas
Dalam perusahaan baik perusahaan barang ataupun perusahaan
jasa selalu memiliki sistem akuntansi yang dapat digunakan sebagai
acuan dari semua kegiatan atau operasi perusahaan. Salah satu catatan
akuntansi yang menyajikan sebuah informasi keuangan di sebut laporan
keuangan (Financial Statement).
Laporan keuangan memiliki fungsi untuk memberikan sebuah
informasi mengenai kondisi suatu perusahaan. Selain itu, dengan adanya
laporan perusahaan juga dapat diketahui kinerja suatu perusahaan dalam
suatu periode. Laporan keuangan disusun secara sistematis dan di susun
berdasarkan sesuai dengan tanggal urut terjadinya transaksi atau
kronologis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan Standar Akuntansi Akuntansi (SAK) No. 1, laporan
keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal
atau ekuitas, laporan keuangan arus kas atau laporan arus kas atau
laporan kas, dan catatan atas laporan keuangan.
14
a. Pengertian Laporan Arus Kas
Arus kas adalah gambaran mengenai jumlah uang yang masuk dan
jumlah uang yang keluar. Laporan arus kas adalah salah satu komponen
yang ada pada laporan keuangan sebuah perusahaan yang
dipublikasikan. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan
para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan (IAI 2009).
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2
Tahun 2017, kas didefinisikan sebagai berikut : “kas terdiri dari saldo
kas (cash on hand) dan rekening giro”. Dalam Statement Of Financial
Accounting Standars N0.95, FASB menyatakan bahwa suatu laporan
arus kas harus menjelaskan selisih yang terjadi antara saldo awal dan
saldo akhir serta setara kas (cash equivalent). Hal ini berarti dalam
laporan kas, kas memiliki pengertian yang lebih luas yang tidak hanya
terbatas pada saldo kas yang tersedia di dalam perusahaan (cash on
hand) dan kas di bank, tetapi termasuk perkiraan-perkiraan yang
dikenal sebagai setara kas (cash equivalent).
PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas
selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi
tiga kategori :
15
- Aktivitas operasi
- Aktivitas investasi
- Aktivitas pendanaan
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam
klasifikasi arus kas. Klasifikasi menurut aktivitas membantu pengguna
memahami dampak aktivitas tersebut pada posisi keuangan dari entitas
dan pada jumlah kas dan setara kas
Dalam PSAK No.2 (2017) paragraf 1 Entitas harus menyusun laporan
arus kas sesuai persyaratan dalam Pernyataan ini, dan menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Dan juga dijelaskan
bahwa arus kas dari kegiatan operasi merupakan arus kas yang berasal dari
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan
pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih
dalam laporan laba rugi.
Menurut PSAK No.2 (2017:06) menjelaskan mengenai definisi dari
arus kas adalah:
“Arus kas masuk dan arus kas keluar adalah investasi yang sifatnya
sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai
yang signifikan.”
Menurut Novrys Suhardianto (2014:786) mendefinisikan
laporan arus kas adalah sebagai berikut:
16
“Laporan arus kas (statement of cash flows) melaporkan arus kas
masuk dan arus kas keluar utama dari sebuah perusahaan selama
periode tertentu”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017: 28) pengertian laporan
arus kas adalah Laporan arus kas (statement of cash flow) mengatur
persyaratan penyajian pengungkapan laporan arus kas. Informasi
tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan
kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan
arus kas tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
arus kas adalah laporan mengenai tentang penerimaan kas, pengeluaran
kas dan perubahan kas bersih yang terjadi di dalam perusahaan yang
berguna untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan yang bersifat
likuid dan dilaporkan pada suatu periode tertentu untuk menunjukkan
perubahan kas. Laporan arus kas terdiri dari arus kas operasi, arus kas
investasi, dan arus kas pendanaan. Hal yang biasa disajikan dalam
laporan arus kas diantaranya jumlah kas yang di terima, seperti
pendapatan dan investasi dari pemilik, serta jumlah kas yang
dikeluarkan perusahaan, seperti pembayaran utang, pembayaran gaji,
pengambilan prive, dan beban-beban yang harus dikeluarkan.
17
b. Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
pengguna untuk menilai perubahan di dalam kinerja keuangan
perusahaan, mulai dari aset neto entitas, struktur keuangan dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
Informasi arus kas dan setara kas memungkinkan pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini
arus kas masa depan dari berbagai entitas.
Manfaat laporan arus kas adalah melaporkan penerimaan dan
pembayaran kas, dan perubahan bersih pada kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode.
Informasi dalam laporan arus kas membantu para investor, kreditor, dan
pihak lainnya menilai hal-hal berikut :
a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi
yang akan memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas di masa depan. Dengan memeriksa hubungan
antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari kegiatan
operasi, atau arus kas bersih dari kegiatan operasi serta kenaikan atau
penurunan kas, maka dimungkinkan untuk membuat prediksi yang lebih
18
baik atas jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan,
dibandingkan dengan jika menggunakan data dasar akrual.
b. Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi
kewajibannya.
Secara sederhana, kas adalah hal yang penting. Jika perusahaan
tidak mempunyai kas yang cukup, maka gaji karyawan tidak dapat
dibayar, hutang tidak dapat dilunasi, dividen tidak dapat dibayar, dan
peralatan tidak dapat dibeli. Laporan arus kas menunjukkan agaimana
kas digunakan dan dari mana kas itu berasal. Karyawan, kreditor,
pemegang saham, dan pelanggan memiliki kepentingan dengan laporan
ini karena menunjukkan arus kas yang terjadi dalam perusahaan.
c. Penyebab perbedaan antara laba besih dan arus kas bersih dari
kegiatan operasi.
Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan
informasi tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bisnis
dari suatu periode ke periode lainnya. Namun beberapa orang telah
menyatakan kritik atas laba bersih menurut dasar akrual karena harus
membuat estimasi untuk mendapatkan angka laba bersih sering
diragukan. Hal ini tidak akan terjadi dengan kas. Jadi, seperti
digambarkan dalam cerita pembuka, para pembaca laporan keuangan
akan mendapatkan manfaat dengan mengetahui penyebab perbedaan
19
antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Kemudian
mereka dapat menilai reliabilitas angka laba itu.
d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan
nonkas selama satu periode.
Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan(pembelian dan
penjualan aktiva selain dari produknya) dan kegiatan pembiayaan
(peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik, dan
distribusi kepada pemilik), seorang pembaca laporan keuangan dapat
memahami dengan baik mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau
berkurang selama satu periode.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah salah satu
laporan keuangan dalam perusahaan yang memberikan informasi sangat
berguna bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi para
investor maupun pihak manajemen, kreditor serta pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya, untuk mengukur sebuah kinerja keuangan
perusahaan dan juga dijadikan sebagai tolak ukur untuk membandingkan
kinerja perusahaan dengan perusahaan yang sejenis lainnya.
c. Tujuan Laporan Arus Kas
Berdasarkan pengertian laporan arus kas, laporan arus kas memiliki
tujuan utama yaitu menyajikan suatu informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Laporan arus
20
kas disajikan sesuai Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2
tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan aktivitas pendanaan.
Laporan keuangan arus kas disusun dengan tujuan secara khusus
untuk:
1) Berdasarkan laporan keuangan arus kas sekarang, memperkirakan
arus kas pada masa depan.
2) Tanpa melihat laporan keuangan arus kas sekarang, menentukan
kemampuan atau ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban perusahaan.
3) Landasan dalam pengambil keputusan guna memperbaiki kinerja
perusahaan.
4) Laporan tentang hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan.
Sesuai dengan PSAK 2 tujuan utama dari laporan arus kas yaitu
menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam
suatu periode akuntansi dengan tambahan aktivitas pendanaan. Laporan
arus kas harus memberikan informasi yang berguna untuk pengguna
laporan tentang penerimaan kas, pengeluaran kas, serta perubahan kas di
sebuah perusahaan selama periode tertentu sebagai alat pembayaran
yang dimiliki oleh perusahaan yang siap di pakai untuk investasi dan
kegiatan operasional perusahaan kapan pun dibutuhkan.
21
Laporan arus kas memiliki tujuan untuk menjadi sarana evaluasi
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan
kepastian dalam menghasilkannya pada periode tertentu dan struktur
keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas), kemampuannya
dalam memenuhi kewajiban sehingga terlihat perbedaan biaya dan beban
dalam akuntansi serta membayar deviden. Laporan arus kas juga bisa
menjadi pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan
arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual) sesuai cara membuat laporan
laba rugi dan membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda
karena arus kas neto yang berasal dari laporan arus kas tidak dipengaruhi
oleh perbedaan pilihan akuntansi sebagai sistem informasi dan
pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan
dalam menentukan laba atau rugi entitas. Laporan arus kas
mempermudah pengguna laporan untuk mengembangkan metode untuk
menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas
yang berbeda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan arus kas adalah
sebagai salah satu bentuk laporan keuangan yang ada dalam perusahaan
untuk menilai sebuah kinerja perusahaan terutama likuiditasnya, serta
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pengelolahan kas atau
untuk mengetahui perubahan kas dalam memperoleh kas dan
mengeluarkan kas dalam satu periode tertentu.
22
2. Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah arus kas yang terkait dengan operasional
perusahaan pada masa periode tertentu. Biasanya yang termasuk pada arus
kas operasi adalah penerimaan kas dari konsumen atau pendapatan
piutang, pembayaran utang, pembayaran biaya pegawai (gaji dan
perlindungan), penerimaan bunga, pembayaran pajak, dan pengeluaran
lainnya yang terkait dengan aktivitas operasional.
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2017 mendifinisikan jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasi organisasi dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi organisasi,
membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendanaan dari luar. Karena arus kas operasi diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan organisasi, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang
diterima tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
23
6. Pembayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus
merupakan bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Dalam perhitungan arus kas operasi terbagi menjadi dua metode,
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Ketika dilaporkan
dengan metode langsung maka penerimaan kas dan pembayaran kas kotor
diungkapkan sedangkan dengan menggunakan metode tidak langsung
laba atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi yang bersifat non-kas,
penerimaan atau pembayaran kas dari operasi masa depan yang
ditangguhkan atau masih belum diterima, dan pos-pos pendapatan atau
beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor
2 Tahun 2017 mendefinisikan arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Beberapa arus kas dari
aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 Tahun 2017 antara lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4. Pembayaran kas kepada karyawan.
24
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi
lainnya.
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diindentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Menurut Warren et al (2014:727) mengatakan bahwa :
"Cash flows from operating activities report the cash inflows and
outflows from a company's day to day operations".
Menurut Arief Sugiono (2016:35) aktivitas operasi adalah aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menjual
barang dan jasa, merupakan aktivitas rutin perusahaan. termasuk
diantaranya:
1. Menjual barang (jasa)
2. Pembelian barang (jasa) dari pemasok (supplier)
3. Membayar beban-beban operasi (gaji, sewa, asuransi, dll)
4. Pembayaran pajak
5. Pembayaran bunga dari hutang
Perusahaan selalu mengharapkan arus kas dari aktivitas operasi
adalah positif, berarti bahwa aktivitas rutin perusahaan lebih banyak
menghasilkan kas dibandingkan dengan penggunaannya.
25
Adapun arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasi
mencakup antara lain:
1) Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan
dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya.
2) Arus kas yang keluar untuk pembayaran kepada pemasok barang
dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan
atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan pengeluaran
operasi lainnya.
Penyajian laporan arus kas menurut PSAK No. 2 Tahun 2017, entitas
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu
dari dua metode berikut :
1) Metode langsung
Metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2) Metode tidak langsung
Metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari
penerimaan pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa
depan dan unsure penghasilan.
Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas
berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari
kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar.
Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis
26
penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak
langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba
bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti
biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi
karena pelepasan investasi.
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi
penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional
dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari
kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan
yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluaran kas.
Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak
pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik
aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, arus kas operasi adalah arus kas yang
berasal dari kegiatan atau aktivitas operasi perusahaan yang bersifat rutin
yang diperoleh dari aktivitas penghasilan pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi atau aktivitas
pendanaan. Arus kas operasi dapat di hitung dengan dua metode yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Hasil yang diperoleh dalam
aktivitas operasi akan dijadikan indikator untuk menentukan apakah dari
perusahaan tersebut dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi kewajiban-kewajiban perusahaan dan melakukan investasi tanpa
mengandalkan pada sumber dana dari luar.
27
3. Arus Kas Investasi
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2017 arus kas investasi adalah perolehan
dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas
investasi adalah penting karena arus kas tersebut merepresentasikan sejauh
mana pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
diinvestasikan untuk menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan.
Hanya pengeluaran yang menghasilkan pengakuan atas asset dalam
laporan posisi keuangan yang memenuhi syarat untuk diklafikasikan
sebagai aktivitas investasi.
Menurut Raja Adri (2016) Aktivitas investasi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas.
Menurut Warren et al (2014:728) mengatakan bahwa :
"Cash flows from investing activities show the cash inflows and
outflows related to changes in company's long term assets".
Beberapa arus kas investasi berdasarkan PSAK No. 2 adalah :
1. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset takberwujud, dan
aset jangka panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya
dengan biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri;
2. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset
jangka panjang lain;
28
3. Pembayaran kas untuk memperoleh instrumen utang atau instrumen
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
4. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas
entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain penerimaan
kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang
dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan);
5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan);
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh
lembaga keuangan);
7. Pembayaran kas untuk futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
8. Penerimaan kas dari futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
penerimaan tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Berikut beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :
29
1. Arus kas yang diterima, misalnya :
- Penjualan aset tetap
- Penjualan surat berharga yang berupa investasi
- Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk
bunga jika merupakan kegiatan investasi)
- Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak
termasuk persediaan)
2. Arus kas yang keluar, misalnya :
- Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap
- Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk
pengembangan yang dikapitalisasikan
- Pembelian investasi jangka panjang
- Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
- Pemberian pinjaman pada pihak lain
- Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif
seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan
operasional).
Jadi dapat disimpulkan bahwa arus kas investasi adalah arus kas
masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan arus kas investasi
yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, seperti penjualan tanah,
bangunan, dan peralatan. Berbeda dengan arus kas operasi yang bisa di
hitung dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan arus
kas investasi tidak dipengaruhi oleh perhitungan dua metode itu.
30
4. Arus Kas Pendanaan
Menurut PSAK No. 2 arus kas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi
ekuitas dan pinjaman entitas. Pengungkapan terpisah atas arus kas yang
timbul dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk
memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal
entitas.
Menurut Warren et al (2014:728) mengatakan bahwa :
"Cash flows from financing activities show the cash inflows and
outflows related to changes in company's long term liabilities and
stockholder’s equity".
Beberapa kegiatan arus kas pendanaan menurut PSAK No.2 tahun
2017 adalah :
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus
saham entitas;
3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek , dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
4. Pelunasan pinjaman;
5. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance
lease).
Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
31
1) Arus kas masuk misalnya :
- Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya
- Pengeluaran wesel
- Penjualan obligasi
- Pengeluaran surat hutang hipotik
- Serta pinjaman lainnya
2) Arus kas keluar misalnya :
- Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan
kepada pemilik
- Pembelian saham perusahaan (treasury stock)
- Pelunasan pokok pinjaman
- Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang
berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.
Jadi dapat disimpulkan arus kas pendanaan adalah arus kas masuk dan
arus kas keluar yang timbul dari aktivitas pendanaan. Dimana transaksi
pendanaan merupakan dana jangka panjang yang diterima dari emisi
saham atau instrument modal lainnya. Perhitungan dalam pelaporan arus
kas pendanaan seperti dengan pelaporan arus kas investasi yang tidak
menggunakan dua metode.
5. Return Saham
a. Pengertian Return Saham
32
Pada saat investor memilih untuk melakukan investasi pada saham.
Maka para investor harus mampu menghitung berapa tingkat
keuntungan yang akan didapatkan. Saham adalah salah satu komoditas
keuangan berupa surat berharga yang dapat di beli atau dijual dan
diperdagangkan di dalam pasar modal yang paling populer. Dalam
perdagangan saham, tentunya para investor akan mengharapkan tingkat
return saham yang tinggi. Return saham adalah suatu hasil dari
perdagangan saham yang didapatkan oleh investor antara keuntungan
atau kerugian yang dalam jangka waktu tertentu. Saham merupakan
kegiatan investasi tingkat resiko paling tinggi. Dikatakan demikian
karena resiko yang muncul akibat dari ketidakpastian return yang
diperoleh investor, karena memang sifat saham dimana nilai return
yang diperoleh berdasarkan residual claim, yang berarti besaran return
bergantung dari tingkat laba yang dihasilkan.
Legiman (2015) berpendapat bahwa return saham merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Harapan untuk memperoleh return juga
terjadi dalam asset financial. Suatu asset financial menunjukkan
kesediaan investor menyediakan sejumlah dana pada saat ini untuk
memperoleh sebuah aliran dana pada masa yang akan datang sebagai
kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan risiko yang
ditanggung. Dengan demikian para investor sedang mempertaruhkan
suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan pada masa
33
mendatang. Dalam konteks manajemen investasi, return atau tingkat
keuntungan merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi.
Menurut Fahmi (2015), return adalah keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukannya. Risk dan return merupakan kondisi yang dialami
oleh perusahaan, intitusi dan individu dalam suatu periode akuntansi.
Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Yield
hanya berupa angka nol (0) dan positif (+).
2. Capital gain (loss, komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital
gain berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+).
Menurut Jogiyanto (2015:263) definisi return adalah :
“Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang
belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.”
Rumus menurut Jogiyanto, 2015 : 265 :
Sumber : Rezza (2018, 12)
=Return Saham =
34
Keterangan:
Rit= Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t
Pit= Harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t
Pit-1= Harga sekuritas ke-i pada periode peristiwa sebelumnya
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di
atas, dapat diambil kesimpulan Return Saham adalah tingkat
pengembalian keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan oleh
para investor atas saham yang telah mereka beli atau tanamkan di
dalam perusahaan dengan jangka periode tertentu.
b. Macam-macam Return
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Menurut Jogiyanto (2014, 263) Return Saham dibedakan menjadi dua
yaitu Return Realisasi (Realized Return) dan Return Ekspektasian
(Expected Return).
1) Return Realisasian (Realized Return)
Return Realisasian merupakan return yang sudah terjadi. Return
realisasian dihitung dengan menggunakan data historis. Return
35
realisasian ini penting karena banyak digunakan sebagai data untuk
analisis investasi, termasuk digunakan sebagai data analisis portofolio.
2) Return Ekspektasian (Expected Return)
Return Ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return ekpektasian dapat
dihitung dengan beberapa cara. Return ekspektasian digunakan sebagai
input dari analisis portofolio.
Return saham dapat terdiri dari return realisasi yang sudah terjadi
atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi
di masa depan. Menurut Jogiyanto (2014, 263) ada 2 (dua) cara untuk
memperoleh tingkat keuntungan, yaitu :
1) Return Realisasi
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga
beli. Return ini merupakan return yang sesungguhnya terjadi (return
realisasi). Return realisasi penting digunakan sebagai salah satu
pengukuran kinerja dari sebuah perusahaan yang dihitung berdasarkan
data historisnya.
2) Return Historis
Return historis atau yang sering disebut juga sebagai tingkat
keuntungan saham yang diperoleh dari investasi saham ekspektasi.
36
Jogiyanto (2014, 264) mengemukakan beberapa pengukuran return
realisasi yang banyak digunakan adalah return total, relative return,
kumulatif return, dan return disesuaikan. Rata - rata dari return dapat
dihitung berdasarkan aritmatika (arithmetic mean) atau rata-rata
geometric (geometric mean). Perhitungan ini menggunakan data harga
saham histori yaitu pergerakan harga saham dari awal pengamatan
samapai akhir pengamatan.
Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua jenis return saham yaitu :
1. Return Realiasi
Return realisasi adalah return yang telah terjadi dalam
sebuah perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan
perhitungan data histori perusahaan sangat dibutuhkan dan
berguna. Return ini juga berguna untuk menentukan expected
return dan risiko di masa mendatang.
2. Return Ekspetasi
Return ini diharapkan oleh semua investor di masa yang
akan datang untuk menghasilkan sebuah keuntungan. Dengan
demikian, return ini lebih penting dibandingkan dengan return
realisasi. Return ini dapat digunakan untuk mengambil sebuah
keputusan investasi.
37
Dan terdapat dua cara untuk memperoleh keuntungan yaitu dengan
cara return realisasi dan return historis.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Return Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham adalah sebagai
berikut:
1. Faktor makro, yaitu faktor yang berada pada luar perusahaan, yaitu:
a. Tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing
dan kondisi ekonomi internasional; dan
b. Peristiwa politik dalam negeri, peristiwa politik luar negeri,
peperangan, demonstrasi, massa, dan kasus lingkungan hidup.
2. Aspek Fundamental perusahaan seperti :
a. Laporan Arus Kas;
b. Laba Akuntansi;
c. Nilai buku per saham;
d. Beta perusahaan;
e. Price Book Value;
f. Rasio hutang terhadap ekuitas; dan
g. Rasio keuangan lainnya.
38
6. Laba Akuntansi
a. Pengertian Laba Akuntansi
Laba adalah jumlah pendapatan atau keuntungan yang diperoleh
dalam satu periode. Laba akuntansi merupakan perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode
dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Informasi laba
sering dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan
secara luas oleh para pemegang saham dan penanam modal potensial
dalam menilai kemampuan perusahaan. Laba dipakai untuk mengukur
suatu efisiensi sebuah perusahaan dalam penggunaan sumber daya
ekonomi perusahaan.
Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba
periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan perusahaan
lain dengan industri yang sama. Hingga sekarang banyak yang
memandang laporan laba rugi akuntansi sebagai informasi terbaik dalam
menilai prospek arus kas dimasa depan. Oleh karena itu kualitas laba
akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak
eksternal perusahaan. Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba
akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi
dan juga dapat mencerminkan kinerja keuangan sebuah perusahaan yang
sesungguhnya. Sehingga semakin besar gangguan persepsi yang
terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba
akuntansi tersebut.
39
Menurut Michael R. Baye laba akuntansi merupakan selisih antara
jumlah total uang yang didapat dari penjualan dikurangi dengan biaya
produksi barang atau jasa. Dan menurut Emily Chen Chang laba akuntansi
adalah selisih antara pendapatan dengan konsumsi biaya.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laba
akuntansi adalah tingkat keuntungan bersih yang didapatkan perusahaan
dalam satu periode tertentu. Laba akuntansi ini merupakan indikator yang
paling banyak dijadikan sebagai acuan untuk melihat kinerja perusahaan.
Karena dipercayakan laba yang didapatkan perusahaan sangat
mencerminkan keadaan kinerja keuangan perusahaan tersebut.
b. Sifat-Sifat Laba Akuntansi
Laba akuntansi memiliki sifat :
1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2) Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4) Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam
bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil tertentu.
40
5) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip macthing artinya hasil
dikurangi biaya yang diterima/ dikeluarkan dalam periode yang
sama.
c. Ciri - Ciri Laba Akuntansi
Laba akuntansi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.
2) Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk
seluruh nilai fenomena dan periode yang dapat diukur.
3) Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input
dan output.
4) Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan
menghasilkan sisa.
5) Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap
angka itu dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan.
d. Kekurangan dan Kelebihan Laba Akuntansi
Laba akuntansi memiliki kelebihan sebagai berikut :
1) Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.
2) Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi
(fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat
diperiksa (verifiability).
41
3) Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba
yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
4) Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Sedangkan, kekurangan yang dimiliki laba akuntansi sebagai berikut :
1) Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul
dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada, namun belum direalisasi.
2) Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini
timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan
waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3) Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost, dan Conservatisme dapat
menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel II.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Nama
Peneliti
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1 Pengaruh
Informasi Arus
Kas Terhadap
Return Saham
Perusahaan
(Studi Kasus Pada
Perusahaan yang
Tercatat di BEI
pada Indeks
LQ45)
Ahmad
Kurtubi dan
Udi
Pramiudi,
2014
Variabel X :
Arus Kas
Operasi, Arus
Kas
Pendanaan,
Arus Kas
Investasi
Variabel Y :
Return
Saham
Informasi arus kas
direspon positif
oleh investor, atau
dengan kata lain
informasi arus kas
berpengaruh
terhadap return
saham.
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas dan
Variabel Y yaitu
Return Saham.
Perbedaan :
Menggunakan
Laba Akuntansi
sebagai variabel
42
X. Dan Sektor
yang di gunakan
adalah Sektor
Farmasi.
2 Pengaruh Arus
Kas Operasi,
Investasi,
Pendanaan Serta
Laba Akuntansi
Terhadap Return
Saham Pada
Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang
Terdaftar di BEI.
Risna
Rasmasari,
2014
Variabel X :
Arus Kas
Operasi,
Arus Kas
Pendanaan,
Arus Kas
Investasi, dan
Laba
Akuntansi
Variabel Y :
Return
Saham
Penelitian ini
menemukan bahwa
terjadi hubungan
simultan, antara
arus kas operasi,
arus kas investasi,
arus kas pendanaan
dan laba akuntansi
terhadap return
saham. Dibuktikan
dengan Fhitung
3,192 > dari Ftabel
2,61 dan signifikasi
0,023 < 0,05.
Secara parsial,
hanya arus kas
pendanaan yang
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
dibuktikan dengan
thitung < - t tabel
dan signifikansi <
0,05, yaitu – 3,264
< -1,684 dan level
signifikansi 0,002
< 0,05.
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas
Operasi, Arus
Kas Investasi,
Arus Kas
Pendanaan, dan
Laba Akuntansi
dan Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Sektor yang di
gunakan adalah
Sektor Farmasi.
3 Pengaruh Arus
Kas Operasi, Arus
Kas Investasi,
Arus Kas
Pendanaan dan
Laba Bersih
Terhadap Return
Saham
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Anif
Sarifudin
dan Sodikin
Manaf,
2016
Variabel X :
Arus Kas
Operasi,
Arus Kas
Pendanaan,
Arus Kas
Investasi, dan
Laba
Akuntansi
Variabel Y :
Return
Saham
Hasil penelitian
Menunjukkan
bahwa arus kas
operasi tidak
Berpengaruh
terhadap return
saham.
Arus kas investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
return saham.
Arus kas
pendanaan
berpengaruh positif
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas
Operasi, Arus
Kas Investasi,
Arus Kas
Pendanaan, dan
Laba Akuntansi
dan Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
43
signifikan terhadap
return saham.
Laba bersih tidak
berpengaruh
terhadap return
saham.
Sektor yang di
gunakan adalah
Sektor Farmasi.
4 Pengaruh Laba
Akuntansi,
Komponen Arus
Kas, dan
Dividend Yield
Terhadap Return
Saham
(Studi Pada
Perusahaan
Sektor
Pertambangan di
Bursa Efek
Indonesia)
Yogie
Rahmanda
Putra &
Mimin
Widyanings
ih, 2016
Variabel X :
Laba
Akuntansi,
Komponen
Arus Kas,
dan Dividend
Yield
Variabel Y :
Return
Saham
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa Laba
akuntansi, Arus kas
operasi, Arus kas
investasi, Arus kas
operasi dan
Dividen yield
berpengaruh positif
terhadap Return
saham.
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Komponen Arus
Kas, dan Laba
Akuntansi
Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Tidak
Menggunakan
Dividend Yield
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang di gunakan
adalah
Sektor Farmasi.
5 Pengaruh Arus
Kas Bebas dan
Laba Bersih pada
Return Saham
Perusahaan LQ -
45
Ni Putu
Putriani
I Made
Sukartha,
2014
Variabel X :
Arus Kas
Bebas, dan
Laba Bersih
Variabel Y :
Return
Saham
Berdasarkan hasil
analisis yang
dilakukan,
ditemukan bahwa
arus kas bebas
tidak berpengaruh
secara signifikan
pada return saham,
sedangkan laba
bersih memiliki
pengaruh yang
positif dan
signifikan pada
return saham.
Persamaan :
Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Tidak
Menggunakan
Arus Kas Bebas
dan Laba Bersih
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang di gunakan
adalah
Sektor Farmasi.
6 Perubahan Arus
Kas dan
Pengaruhnya
terhadap
Return Saham
Rihfenti
Ernayani1,
C.
Prihandoyo
2,
Abdiannur3
Variabel X :
Arus Kas
Operasi,
Arus Kas
Pendanaan,
dan Arus Kas
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
parsial perubahan
arus kas operasi
berpengaruh
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas
Operasi, Arus
Kas Investasi,
44
, 2018 Investasi
Variabel Y :
Return
Saham
terhadap return
saham, perubahan
arus kas investasi
tidak berpengaruh
terhadap return
saham, dan
perubahan arus kas
pendanaan tidak
berpengaruh
terhadap return
saham, sedangkan
secara simultan
perubahan arus kas
operasi, perubahan
arus kas investasi
dan perubahan arus
kas pendanaan
berpengaruh
terhadap return
saham.
dan Arus Kas
Pendanaan,
dan Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Menggunakan
Laba Akuntansi
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang digunakan
adalah
Sektor Farmasi.
7 Pengaruh Arus
Kas Operasi dan
Laba Akuntansi
Terhadap Return
Saham (Studi
Kasus Pada
Perusahaan LQ-
45 di Bursa Efek
Indonesia Periode
2013 – 2016 )
Rezza
Winar
Nugroho,
2018
Variabel X :
Arus Kas
Operasi, dan
Laba
Akuntansi
Variabel Y :
Return
Saham
Berdasarkan
pengujian hipotesis
dengan
menggunakan uji t,
disimpulkan bahwa
Arus Kas Operasi
tidak perpengaruh
positif terhadap
Return Saham dan
Laba Akuntansi
berpengaruh positif
terhadap Return
Saham.
Berdasarkan uji F
disimpulkan bahwa
Arus Kas Operasi
dan Laba
Akuntansi secara
simultan
berpengaruh pisitif
terhadap Return
Saham.
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas
Operasi, dan
Laba Akuntansi
dan Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Menggunakan
Arus Kas
Investasi dan
Arus Kas
Pendanaan
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang digunakan
adalah
Sektor Farmasi.
8 Pengaruh Laba
Akuntansi dan
Arus Kas Operasi
Gilbert
Ayub
Tumbel1
Variabel X :
Arus Kas
Operasi, dan
Hasil penelitian
menunjukkan laba
akuntansi
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
45
Terhadap Return
Saham Pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Industri
Barang Konsumsi
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Jantje
Tinangon2
Stanley Kho
Walandouw
3, 2017
Laba
Akuntansi
Variabel Y :
Return
Saham
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham, sedangkan
arus kas operasi
berpengaruh positif
tapi
tidak signifikan
terhadap return
saham. Hasil
mengindikasikan
bahwa laba
akuntansi
mempunyai
dampak pada pasar
saham
terutama
berpengaruh untuk
return
(pengembalian)
dari dana yang
diinvestasikan pada
industri barang
konsumsi.
Arus Kas
Operasi, dan
Laba Akuntansi
dan Variabel Y
yaitu Return
Saham
Perbedaan :
Menggunakan
Arus Kas
Investasi dan
Arus Kas
Pendanaan
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang digunakan
adalah
Sektor Farmasi.
9 Pengaruh Laba
Bersih, Arus Kas
Operasi, dan Debt
To Equity Ratio
Terhadap Harga
Saham
Perusahaan (Studi
Empiris Pada
Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang
Listing di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2011-2014
Septian
Dinata
Jayadi &
Etty
Herijawati,
2017
Variabel X :
Laba Bersih,
Arus Kas
Operasi, Debt
To Equity
Ratio
Variabel Y :
Harga Saham
Seluruh variabel
indenpenden
memiliki hasil
berpengaruh secara
signifikan terhadap
variabel dependen.
Arus kas operasi,
dan debt to equity
ratio secara parsial
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham dan
juga secara
simultan terhadap
Harga saham.
Persamaan :
Memiliki
Variabel X yaitu
Arus Kas
Operasi, dan
Perbedaan :
Menggunakan
Arus Kas
Investasi dan
Arus Kas
Pendanaan
sebagai Variabel
X dan Sektor
yang digunakan
adalah
Sektor Farmasi.
46
C. Kerangka Pemikiran
Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas
Pendanaan dan Laba Akuntansi dapat di susun menjadi sebuah kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar II.I
H5
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : diolah oleh peneliti).
D. Perumusan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014, 67) pengertian hipotesis adalah sebagai
berikut:
“Hipotesis secara konseptual adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada landasan teoritik yang dianggap relevan
dan belum didasarkan pada hasil empirik yang dikuatkan oleh data-data
dan fakta yang valid dan reliable.”
Arus Kas Operasi
(X1)
Arus Kas Investasi
(X2)
Arus Kas Pendanaan
(X3)
Return Saham
(Y)
Laba Akuntansi
(X4)
H1
H2
H3
H4
47
Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba
Akuntansi dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dari sebuah
perusahaan. Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan
dan Laba Akuntansi dapat juga dipakai sebagai sinyal peringatan awal
terhadap kemunduran kondisi keuangan yaitu dengan membandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi yang penting
bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila perusahaan
memiliki laba yang cukup tinggi dan Arus Kas yang memadai maka
kondisi perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan baik sehingga
akan direspon baik juga oleh investor.
1. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham
Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan atau transaksi yang masuk
atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. Arus kas operasi juga
dapat dijadikan indikator yang menentukan apakah dari operasi
perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi
kewajiban, menjaga kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada
sumber pendanaan dari luar.
Menurut penelitian Gilbert Ayub Tumbel1 Jantje Tinangon2
Stanley Kho Walandouw3 (2017) menyatakan bahwa arus kas operasi
bepengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham. Dan
48
Rihfenti Ernayani1, C. Prihandoyo2, Abdiannur3 (2018) juga
menyatakan arus kas operasi mempunya pengaruh signifikan terhadap
return saham. Hal ini terjadi karena arus kas operasi mencerminkan
kinerja atau realitas ekonomi perusahaan yang baik sehingga
diharapkan dapat meningkatkan return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas dari aktivitas operasi
menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena
dari aktivitas operasi saja perusahaan dapat menghasilkan kas dengan
baik. Dan sebaliknya apabila perusahaan mempunyai arus kas yang
rendah maka menunjukkan kinerja perusahaan tersebut kurang baik.
H1 : Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap
return saham perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018.
2. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham
Arus kas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi
adalah penting karena arus kas tersebut merepresentasikan sejauh
mana pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
diintesikan untuk menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan.
Menurut penelitian Yogie Rahmanda Putra & Mimin Widyaningsih
(2016) dan Anif Sarifudin dan Sodikin Manaf (2016) menyatakan
49
bahwa arus kas investasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap return saham.
Secara teori semakin tinggi arus kas investasi perusahaan maka
semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
sehingga semakin besar pula return saham.
H2 : Perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap
return saham perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018.
3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Arus kas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan
pinjaman entitas. Pengungkapan terpisah atas arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi
klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anif Sarifudin dan
Sodikin Manaf (2016) Risna Rasmasari (2014) arus kas pendanaan
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham.
Hal ini berarti setiap peningkatan pengeluaran untuk aktivitas
pendanaan akan diikuti dengan peningkatan return saham. Arus kas
pendanaan dianggap informasi yang relevan oleh investor sebagai
dasar pengambilan keputusan investasi.
50
H3 : Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh
terhadap return saham perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018.
4. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Return Saham
Laba adalah tingkat keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.
Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka perusahaan akan
mampu mambagikan dividen yang semakin besar dan akan
berpengaruh terhadap return saham secara positif.
Menurut penelitian yang dilakukan Yogie Rahmanda Putra &
Mimin Widyaningsih (2016), Ni Putu Putriani & I Made Sukartha
(2014), & Rezza Winar Nugroho (2018) laba akuntansi mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Perusahaan
yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba, cenderung harga
sahamnya juga akan meningkat. Maksudnya jika perusahaan
memperoleh laba yang semakin besar,maka secara teoretis perusahaan
akan mampu membagikan dividen yang semakin besar dan akan
berpengaruh secara positif terhadap return saham.
Laba yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham
perusahaan yang bersangkutan karena tertarik akan laba investasi yang
lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong pada peningkatan
harga saham dan return saham perusahaan.
51
H4 : Perubahan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 – 2018.
5. Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Pendanaan, Arus Kas
Investasi, dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham
Menurut Legiman (2015) berpendapat bahwa return saham
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Harapan untuk
memperoleh return juga terjadi dalam asset financial. Suatu asset
financial menunjukkan kesediaan investor menyediakan sejumlah dana
pada saat ini untuk memperoleh sebuah aliran dana pada masa yang
akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana
ditanamkan dan risiko yang ditanggung.
Dengan demikian para investor sedang mempertaruhkan suatu nilai
sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan pada masa mendatang.
Dalam konteks manajemen investasi, return atau tingkat keuntungan
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi.
Return saham dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya Arus
Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba
Akuntansi. Faktor tersebut dapat membantu para investor untuk
mengetahui return saham yang akan di dapat. Menurut penelitian yang
dilakukan Yogie Rahmanda Putra & Mimin Widyaningsih (2016),
52
Risna Rahmasari (2014) & Gilbert Ayub Tumbel, Jantje Tinangon,
Stanley Kho Walndouw (2017) arus kas operasi, arus kas investasi, arus
kas pendanaan dan laba akuntansi mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap return saham.
H5 : Perubahan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas investasi, arus
kas pendanaan, dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 – 2018.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Menurut Wikipedia penelitian deskriptif adalah salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai
setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai
suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.
Menurut Sugiyono (2017, 8) yaitu:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Penelitian ini bertujuan untuk menilai sifat dari kondisi-kondisi
yang terlihat. Tujuan penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan
karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.
B. Objek Penelitian
Waktu penelitian di proses dari bulan Agustus s/d Desember 2019.
Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018 dan untuk
54
seluruh data keuangan perusahaan tersebut sudah diterbitkan dan di audit
oleh akuntan publik. Data yang digunakan di ambil dari situs internet yaitu
www.idx.co.id dan investing.com.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor farmasi yang
dipublikasi tahun 2014 sampai 2018.
Menurut Sugiyono (2017, 137) menjelaskan data sekunder adalah
sebagai berikut:
"Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan
yang berkaitan dan menunjang penelitian ini."
Sumber data berasal dari laporan keuangan yang di ambil dari situs
internet di www.idx.co.id atau duniainvesting,com dan annual report yang
disediakan oleh perusahaan yang terdapat di internet. Informasi arus kas
dan laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
laporan arus kas dan laporan laba rugi per 31 Desember 2014 sampai
dengan 31 Desember 2018.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017, 80), definisi populasi adalah sebagai berikut:
55
"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya".
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sub sektor farmasi periode 2014 – 2018. Data
keuangan di peroleh dari sebuah website www.idx.co.id,
duniainvestasi.com, dan laporan keuangan yang sudah disediakan di
website perusahaan itu sendiri.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017, 81), sampel adalah sebagai berikut :
"Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu".
Tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling yang
sering digunakan dalam penelitian. Purposive sampling merupakan
pengambilan sampel yang di lakukan secara sengaja oleh peneliti sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2017,
85), purvosive sampling adalah sebagai berikut: "Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu".
Namun dalam penelitian, peneliti tidak sembarangan dalam
memilih metode sampling yang akan digunakan. Salah satu alasan peneliti
memilih purposive sampling dalam penelitian adalah agar syarat sampel
yang dibutuhkan bisa benar-benar terpenuhi dan sesuai dengan syarat dari
56
sampel yang dibutuhkan dalam peneliti melakukan penelitian tersebut.
Syarat atau kriteria yang akan digunakan sebagai berikut :
1. Perusahaan yang terdaftar dalam sub sektor farmasi selama lima
tahun berturut-berturut dari tahun 2014 – 2018.
2. Perusahaan yang terdaftar dalam sub sektor farmasi laporan
keuangannya menggunakan mata uang.
3. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian berturut-turut dari tahun
2014-2018.
4. Perusahaan sub sektor farmasi tersebut telah menyampaikan laporan
keuangan tahunan berturut-turut untuk tahun 2014-2018 yang berisi
data dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta
laporan keuangan tersebut telah di audit dan disertai dengan laporan
auditor independen.
Tabel III.1
Tabel Pemilihan Sampel
No Kriteria / Syarat Total
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam sub sektor farmasi yang
terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2018 10
2 Perusahaan sub sektor farmasi yang melakukan delisting sampai dengan
tahun 2018 (1)
3 Perusahaan sub sektor farmasi yang mengalami kerugian sampai dengan
tahun 2018 (2)
TOTAL 7
Berdasarkan kriteria di atas maka perusahaan yang memenuhi
syarat dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan. Penelitian dilakukan
57
dengan menggunakan data sekunder dari perusahaan selama 5 tahun
sehingga jumlah observasi sebanyak 35 sampel.
Tabel III.2
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menjadi
Sampel dalam Penelitian Periode 2014 - 2018
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
2 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
3 KLBF Kalbe Farma Tbk
4 MERK Merck Indonesia Tbk
5 PYFA Pyridam Farma Tbk
6 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk
7 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
E. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tehnik dokumentasi, dengan cara mengumpulkan semua data
sekunder mengenai laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam sub sektor farmasi dan laporan keuangan tersebut akan
digunakan untuk menghitung Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus
Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi terhadap Return Saham. Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu laporan keuangan
dan saham perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi, dan
Return Saham.
58
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat di ukur
dengan berbagai macam nilai untuk dapat memberikan suatu gambaran
yang lebih real atau nyata tentang suatu fenomena. Definisi
operasionalisasi adalah bagian dari penelitian yang dapat memberikan
sebuah informasi kepada peneliti tentang bagaimana cara untuk mengukur
sebuah variabel. Operasionalilasi dapat sangat membantu peneliti yang
ingin melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan variabel yang
sama.
Menurut Sugiyono (2016, 38) mendefinisikan pengertian variabel
penelitian sebagai berikut:
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (X) terdiri dari Arus Kas Operasi (X1), Arus Kas Investasi
(X2), Arus Kas Pendanaan (X3) dan Laba Akuntansi (X4), serta variabel
terikat (Y) adalah Return Saham. Pengukuran variabel-variabel penelitian
dijelaskan sebagai berikut :
1. Arus Kas Operasi (X1)
Arus kas dari aktivitas operasi adalah jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
59
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendanaan dari luar. (PSAK No. 2, 2017).
Dalam penelitian ini Arus Kas Operasi dihitung sebagai
“perubahan Arus Kas Operasi” yaitu selisih antara kas yang diperoleh dari
(digunakan untuk) kegiatan operasional periode sekarang (t) dikurangi kas
yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan operasional periode
sebelumnya (t-1), dibagi dengan kas yang diperoleh dari (digunakan
untuk) kegiatan operasional periode sebelumnya (t-1), yang rumusnya
ditunjukkan sebagai berikut:
AKO =
Keterangan :
AKO = Perubahan arus kas operasi
AKOt = Arus kas operasi periode tersebut
AKO(t−1) = Arus kas operasi periode sebelumnya
2. Arus Kas Investasi (X2)
Variabel arus kas dari aktivitas investasi diukur dengan
persentase perubahan arus kas yang dihitung dari persentase
perubahan arus kas dari aktivitas investasi sekarang (t) dikurangi
diperoleh dari kegiatan investasi periode tahun sebelumnya (t-1)
AKO (t) – AKO (t-1)
(AKO (t-1) X 100%
60
dibagi dengan kas yang diperoleh dari kegiatan investasi periode
tahun sebelumnya (t-1) atau dihitung dengan rumus sebagai berikut :
AKI =
Keterangan :
AKI = Perubahan arus kas investasi
AKIt = Arus kas investasi periode tersebut
AKI(t−1) = Arus kas investasi periode sebelumnya
3. Arus Kas Pendanaan (X3)
Variabel arus kas dari aktivitas pendanaan diukur dengan persentase
perubahan arus kas yang dihitung dari persentase perubahan arus kas dari
aktivitas pendanaan sekarang (t) dikurangi diperoleh dari kegiatan
pendanaan periode tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan kas yang
diperoleh dari kegiatan pendanaan periode tahun sebelumnya (t-1) atau
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
AKP =
Keterangan :
AKP = Perubahan arus kas pendanaan
AKP (t) = Arus kas pendanaan periode tersebut
AKI (t) – AKI I(t-1)
(AKI (t-1) X 100%
AKP (t) – AKP I(t-1)
(AKP (t-1) X 100%
61
AKP (t-1) = Arus kas pendanaan dari periode sebelumnya
4. Laba Akuntansi (X4)
Laba Akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
sebagai “perubahan laba akuntansi” yaitu selisih antara Laba Akuntansi
yang diperoleh periode sekarang (t) dikurangi Laba Akuntansi yang
diperoleh periode sebelumnya (t-1), dibagi dengan Laba Akuntansi yang
diperoleh periode sebelumnya (t-1). Dimana rumusnya ditunjukkan
sebagai berikut:
LAK =
Keterangan:
LAK = Perubahan laba akuntansi
LAKt = Laba akuntansi pada periode tersebut
LAKi,(t−1) = Laba akuntansi periode sebelumnya
5. Return Saham (Y)
Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas
investasi yang dilakukannya. Jenis return yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut actual return yang
merupakan capital gains yaitu selisih antara harga saham periode saat ini
dengan harga saham pada periode sebelumnya dibagi dengan harga saham
LAK (t) – LAKI(t-1)
LAK (t-1) X 100%
62
periode sebelumnya. Actual return masing-masing saham selama periode
peristiwa dirumuskan sebagai berikut : (Jogiyanto, 2014, 264).
Sumber : Rezza (2018, 54)
Keterangan:
Ri𝑡 = Return saham
Pi𝑡 = Harga saham i pada periode t
Pi𝑡−1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya
G. Tehnik Analisis Data
1. Analisis statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali
2018:19). Metode analisis data dilakukan dengan bantuan suatu program
pengolah data.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasanya
merupakan model regresi yang menghasilkan estimasimator linier tidak
Rit = (Pit – Pit-1)
Pit - 1
63
bisa yang terbaik, karena secara teoritis model regresi penelitian akan
menghasilkan nilai parameter penduga yang sah apabila asumsi klasik
regresi terpenuhi. Pada penelitian ini dilakukan lima pengujian asumsi
klasik yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas, normalitas, autokorelasi
dan linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2018, 161). Normal atau tidaknya suatu data dapat dilihat
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Penelitian
ini menggunakan taraf signifikasi 5%, maka distribusi data penelitian
dinyatakan normal apabila memiliki niai probabilitas (sig)>0,05. Selain
menggunakan perhitungan statistik, normalitas data dapat dilihat dengan
gambar P-P Plot Normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen) atau tidak.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation
64
Factor (VIF), bila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak ada
gejala multikolinieritas (Ghozali, 2018, 107).
c. Uji Autokorelasi
Uji asumsi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi dalam regresi linier dapat menganggu suatu model, dimana
akan menyebabkan terjadinya kebiasan pada kesimpulan yang diambil.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi, diantaranya melalui uji Durbin Watson (DW test). Uji
Durbin Watson akan didapatkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel
(dL dan dU ). Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 5%. Ghozali (2011, 111) menyatakan bahwa untuk mengetahui
ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW)
dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel III.3
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokolerasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokolerasi positif No Desicison dl < d < du
65
Tidak ada kolerasi negative Tolak 4 – dl < d <d
Tidak ada kolerasi negative No Decision 4 – du < d < 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, Positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Tabel III.4 Kriteria Autokolerasi
DW Keterangan
< 1,550 Ada Autokorelasi
1,550 – 1,669 Tanpa Kesimpulan
1,669 – 2,331 Tidak Ada Autokorelasi
2,331 – 2,450 Tanpa Kesimpulan
>2,450 Ada Autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisatis
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2018,
66
137). Penelitian ini dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
menggunakan uji Glejser. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel
independen memiliki signifikansi < 0,05, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Jika variabel independen memiliki signifikansi > 0,05,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi
Model analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah
analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan
satu variabel dependen (Ghozali 2016, 156). Analisis Regresi Linear
Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi, Arus
Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba Akuntansi Terhadap Return
Saham. Persamaan dari regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y : Return Saham
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
X1 : Arus Kas Operasi
X2 : Arus Kas Investasi
X3 : Arus Kas Pendanaan
67
e : error
Dari hasil persamaan regresi ini, maka akan dilihat tingkat
signifikan dari masing - masing variabel independen (variabel bebas)
dalam mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Dalam
melakukan perhitungan ini akan dibantu dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
biasanya terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali 2018, 97).
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Menurut (Ghozali 2018, 98) dalam bukunya yang berjudul Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 menyatakan bahwa
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
68
Independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α
= 5%). Pengambilan keputusam dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut:
1). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Berarti bahwa secara simultan
variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2). Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Berarti bahwa secara simultan variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Menurut (Ghozali 2018, 98) dalam bukunya yang berjudul Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 menyatakan bahwa
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (α = 5%). Pengambilan keputusam dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
1). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Berarti bahwa secara parsial variabel
69
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2). Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Berarti bahwa secara parsial variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian menggunakan data sekunder yang berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan sub sektor farmasi yang dipublikasi tahun
2014 sampai 2018. Data sekunder ini kemudian akan di analisis
menggunakan model regresi linear. Sumber data berasal dari laporan
keuangan yang di ambil dari situs internet di www.idx.co.id atau
duniainvesting.com dan annual report yang disediakan oleh website
perusahaan tersebut sendiri yang terdapat di internet. Informasi arus kas
operasi dan laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari laporan arus kas dan laporan laba rugi per 31 Desember 2014 sampai
dengan 31 Desember 2018.
71
Tabel IV.1
Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Operasi
Dari tabel IV.1 dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat kenaikan arus kas operasi yang tertinggi pada tahun 2014 adalah
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan tingkat
674,85% dan tingkat arus kas operasi yang terendah adalah PT Darya
Varia Laboratoria Tbk (DVLA) sebesar -2,33%. Untuk tahun 2015 tingkat
arus kas operasi tertinggi adalah PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) sebesar
966,17% dan yang terendah adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar
-38,54%. Untuk tahun 2016 tingkat arus kas operasi tertinggi adalah PT
Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar 12,55% dan yang terendah adalah PT
No Kode
Perusahaan
AKO
2014
AKO
2015
AKO
2016
AKO
2017
AKO
2018
1 DVLA -0.02333 1.05069 -0.12463 0.230764 -0.88459
2 KLBF 1.62556 0.04815 -0.11032 -0.07015 0.379651
3 KAEF 0.12816 -0.38540 0.125501 -0.97354 48.27353
4 MERK 0.74927 -0.30978 -0.72745 1.966273 0.300532
5 PYFA 1.25143 9.66178 -0.55078 1.967714 -0.76926
6 SIDO 6.74856 0.17214 0.068536 0.385092 0.321048
7 TSPC 0.14328 0.51740 -0.36835 0.1068 -0.45221
Sumber : Data sekunder di olah, BEI, 2019
72
Merck Tbk yaitu sebesar 72,74%. Untuk tahun 2017 arus kas operasi
tertinggi adalah PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) sebesar 196,77% dan
untuk tingkat arus kas operasi terendah adalah PT Kimia Farma Tbk
(KAEF) sebesar 9-97,35%. Dan untuk tahun 2018 tingkat arus kas operasi
tertinggi adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yaitu sebesar 4.827% dan
untuk tingkat arus kas operasi terendah adalah PT Darya Varia Laboratoria
Tbk (DVLA) yaitu sebesar -88,46%.
Tabel IV.2
Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Investasi
No
Kode
Perusahaan
AKI
2014
AKI
2015
AKI
2016
AKI 2017 AKI 2018
1 DVLA 0.02700 -0.30252 4.10378 -0.79049 0.43441
2 KLBF -0.23311 0.18471 0.26634 0.09719 0.15829
3 KAEF 0.91881 -0.31088 1.09590 0.69180 0.39470
4 MERK 0.52197 1.89211 -0.55696 1.44875 22.01319
5 PYFA -0.75139 -0.50030 0.19569 0.37285 6.54059
6 SIDO -2.11367 -0.99688 -8.12273 -38.25420 -0.17570
7 TSPC 1.18462 -0.33130 -2.45331 -1.71453 0.57389
Sumber : Data sekunder di olah, BEI, 2019
73
Dari tabel IV.2 dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat kenaikan arus kas investasi yang tertinggi pada tahun 2014 adalah
PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dengan tingkat 118,46% dan tingkat
arus kas investasi yang terendah adalah PT Industri Jamu Dan Farmasi
Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar -211,36%. Untuk tahun 2015 tingkat
arus kas investasi tertinggi adalah PT Merck Tbk (MERK) sebesar
189,21% dan yang terendah adalah PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido
Muncul Tbk (SIDO) sebesar -99,68%. Untuk tahun 2016 tingkat arus kas
investasi tertinggi adalah PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA)
sebesar 410,37% dan yang terendah adalah PT Industri Jamu Dan Farmasi
Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar -812,27%. Untuk tahun 2017 arus kas
operasi tertinggi adalah PT Merck Tbk (MERK) sebesar 144,87% dan
untuk tingkat arus kas investasi terendah adalah PT Industri Jamu Dan
Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar -8.825%. Dan untuk tahun
2018 tingkat arus kas investasi tertinggi adalah PT Merck Tbk (MERK)
yaitu sebesar 2.201% dan untuk tingkat arus kas investasi terendah adalah
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar -17,57%.
74
Tabel IV.3
Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Pendanaan
Dari tabel IV.3 dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat kenaikan arus kas pendanaan yang tertinggi pada tahun 2014
adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan tingkat 91,95% dan tingkat
arus kas pendanaan yang terendah adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
sebesar -6.857%. Untuk tahun 2015 tingkat arus kas pendanaan tertinggi
adalah PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) sebesar 350,27% dan yang
terendah adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar -126,65%. Untuk
tahun 2016 tingkat arus kas pendanaan tertinggi adalah PT Kalbe Farma
Tbk (KLBF) sebesar 13,12% dan yang terendah adalah PT Kimia Farma
Tbk (KAEF) sebesar -881,47%. Untuk tahun 2017 arus kas pendanaan
No Kode
Perusahaan
AKP
2014
AKP
2015
AKP
2016
AKP
2017
AKP
2018
1 DVLA 0.06922 0.76107 -0.5 1.85714 0.06962
2 KLBF 0.91950 -0.29315 0.13128 0.03717 -0.88359
3 KAEF -68.573 -1.26651 -8.81476 1.45306 0.60616
4 MERK 0.76107 0.57249 -0.79655 1.73954 9.29783
5 PYFA -1.14247 3.50274 -0.43468 1.56648 -1.84086
6 SIDO -1.69185 0.06917 -0.32102 0.23254 0.69964
7 TSPC 0.70326 -0.32676 -1.44379 -0.91231 -6.14894
Sumber : Data sekunder di olah, BEI, 2019
75
tertinggi adalah PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) sebesar
185,71% dan untuk tingkat arus kas pendanaan terendah adalah PT Tempo
Scan Pacific Tbk (TSPC) sebesar -91,23%. Dan untuk tahun 2018 tingkat
arus kas pendanaan tertinggi adalah PT Merck Tbk (MERK) yaitu sebesar
92,97% dan untuk tingkat arus kas pendanaan terendah adalah PT Tempo
Scan Pacific Tbk (TSPC) sebesar -614,8%.
Tabel IV.4
Tabulasi Hasil Perhitungan Laba Akuntansi
Dari tabel IV.4 dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat kenaikan laba akuntansi yang tertinggi pada tahun 2014 adalah PT
Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan tingkat 19,56% dan tingkat laba
akuntansi yang terendah adalah PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) sebesar -
No Kode
Perusahaan LA 2014 LA 2015 LA 2016 LA 2017 LA 2018
1 DVLA -0.35135 0.32227 0.40955 0.06684 0.23668
2 KLBF 0.07725 -0.03061 0.14248 0.04354 0.01794
3 KAEF 0.19566 0.02991 0.02277 0.22132 0.21128
4 MERK 0.03820 -0.21742 0.07925 -0.05958 7.04082
5 PYFA -0.57051 0.16012 0.66703 0.38495 0.18520
6 SIDO 0.02849 0.04781 0.09840 0.11086 0.24363
7 TSPC -0.0826 -0.09657 0.03075 0.02172 -0.03043
Sumber : Data sekunder di olah, BEI, 2019
76
57,05%. Untuk tahun 2015 tingkat laba akuntansi tertinggi adalah PT
Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) sebesar 32,22% dan yang terendah
adalah PT Merck Tbk (MERK) sebesar -21,74%. Untuk tahun 2016
tingkat laba akuntansi tertinggi adalah PT Pyridam Farma (PYFA) sebesar
66,70% dan yang terendah adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar -
2,27%. Untuk tahun 2017 laba akuntansi tertinggi adalah Kimia Farma
Tbk (KAEF) sebesar 22,13% dan untuk tingkat laba akuntansi terendah
adalah PT Merck Tbk (MERK) sebesar -5,95%. Dan untuk tahun 2018
tingkat laba akuntansi tertinggi adalah PT Merck Tbk (MERK) yaitu
sebesar 704,087% dan untuk tingkat arus kas pendanaan terendah adalah
PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) sebesar -3,04%.
Tabel IV.5
Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
HS 35 -.49 2.16 .1173 .53037
AKO 35 -.97 48.27 2.0135 8.30596
AKI 35 -38.25 22.01 -.4140 7.84967
AKP 35 -68.57 9.30 -2.0098 11.88695
LA 35 -.57 7.04 .5148 1.93896
Sumber : Data sekunder di olah, BEI, 2019
77
Berdasarkan uji statistic deskriptif di atas dapat disimpulkan :
1. Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah arus kas yang terkait dengan operasional
perusahaan pada masa periode tertentu. Biasanya yang termasuk pada arus
kas operasi adalah penerimaan kas dari konsumen atau pendapatan
piutang, pembayaran utang, pembayaran biaya pegawai (gaji dan
perlindungan), penerimaan bunga, pembayaran pajak, dan pengeluaran
lainnya yang terkait dengan aktivitas operasional.
Berdasarkan tabel IV.5 dapat diketahui bahwa variabel independen
Arus Kas Operasi (AKO) perusahaan sampel diperoleh rata-rata sebesar
201% dengan nilai tertinggi sebesar 4.827% dan nilai terendah yaitu
sebesar -97,35%. Serta standar deviasinya sebesar 830%.
Secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
perusahaan yang memiliki Arus Kas Operasi tertinggi adalah PT Kimia
Farma Tbk (KAEF) pada tahun 2018 dan perusahaan dengan yang
memiliki perubahaan Arus Kas Operasi terendah adalah PT Kimia Farma
Tbk (KAEF) pada tahun 2018. Jika di lihat dari catatan atas laporan
keuangan KAEF kenaikan yang signifikan terjadi karena adanya
penerimaan kas dari pelanggan senilai Rp1,87T. Dan penurunan nilai Arus
Kas Operasi dikarenakan adanya peningkatan dalam pembayaran kepada
pemasok sebesar Rp352M, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp98M,
78
pembayaran beban usaha sebesar Rp238M, dan pembayaran bunga sebesar
Rp23M.
2. Arus Kas Investasi
Arus kas investasi adalah arus kas masuk dan arus kas keluar yang
berhubungan dengan arus kas investasi yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun, seperti penjualan tanah, bangunan, dan peralatan. Berbeda
dengan arus kas operasi yang bisa di hitung dengan metode langsung dan
metode tidak langsung .
Berdasarkan tabel IV.5 untuk variabel Arus Kas Investasi (AKI)
memperoleh rata-rata sebesar 41,40% dengan nilai tertinggi sebesar
2.201% dan nilai terendah sebesar -3.825% serta standar deviasinya
sebesar 784,96%. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka kondisi
demikian menunjukkan bahwa banyak perusahaan sampel yang
melakukan pengeluaran investasi pada perusahaan lain.
Secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
perusahaan yang memiliki Arus Kas Investasi tertinggi adalah PT Merck
Tbk (MERK) pada tahun 2018 dan perusahaan dengan yang memiliki
perubahaan Arus Kas Investasi terendah adalah PT Industri Jamu Dan
Farmasi Sido Muncul, Tbk (SIDO) pada tahun 2017. Jika di lihat dari
catatan atas laporan keuangan MERK kenaikan yang signifikan terjadi
karena adanya penerimaan kas dari penjualan operasi yang dihentikan
senilai Rp1,5T. Dan penurunan nilai Arus Kas Investasi dikarenakan
79
adanya pembelian aset tetap (mesin) sebesar Rp128,9M dan perolehan aset
tetap Rp216,2M yang terdiri dari Bangunan sebesar Rp173M, Mesin dan
Peralatan produksi sebesar Rp33,51M dan Investasi di Teknologi
Informasi sebesar Rp9,4Miliar
3. Arus Kas Pendanaan
Arus kas pendanaan adalah arus kas masuk dan arus kas keluar yang
timbul dari aktivitas pendanaan. Dimana transaksi pendanaan merupakan
dana jangka panjang yang diterima dari emisi saham atau instrument
modal lainnya. Perhitungan dalam pelaporan arus kas pendanaan seperti
dengan pelaporan arus kas investasi yang tidak menggunakan dua metode.
Berdasarkan tabel IV.5 untuk variabel Arus Kas Pendanaan (AKP)
memperoleh rata-rata sebesar -200,97% dengan nilai tertinggi sebesar
930% dan nilai terendah sebesar -6.857% serta standar deviasinya sebesar
1.188,69%. Kondisi demikian mencerminkan bahwa dalam satu periode
akuntansi perusahaan cenderung dapat memenuhi kewajiban mereka untuk
memenuhi biaya modal berupa membayar hutang kepada pihak ketiga atau
membagikan dividen kepada para ada pemeganag saham.
Secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
perusahaan yang memiliki Arus Kas Pendanaan tertinggi adalah PT Merck
Tbk (MERK) pada tahun 2018 dan perusahaan dengan yang memiliki
perubahaan Arus Kas Operasi terendah adalah PT Kimia Farma Tbk
(KAEF) pada tahun 2014. Jika di lihat dari catatan atas laporan keuangan
80
MERK kenaikan yang signifikan terjadi karena adanya kenaikan
pembayaran dividen kas senilai 1,26T. Dan penurunan nilai Arus Kas
Pendanaan dikarenakan adanya peningkatan dalam penambahan utang
jangka menengah sebesar 200M.
4. Laba Akuntansi
Laba akuntansi merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya
yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Informasi laba sering
dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas
oleh para pemegang saham dan penanam modal potensial dalam menilai
kemampuan perusahaan. Laba dipakai untuk mengukur suatu efisiensi
sebuah perusahaan dalam penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan.
Berdasarkan tabel IV.5 untuk variabel Laba Akuntansi (LK)
memperoleh rata-rata sebesar 51,48% dengan nilai tertinggi sebesar
708,08% dan nilai terendah sebesar 57,05% serta standar deviasinya
sebesar 193,89%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan
sampel mampu menghasilkan laba akuntansi.
Secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
perusahaan yang memiliki Laba Akuntansi tertinggi adalah PT Merck Tbk
(MERK) pada tahun 2018 dan perusahaan dengan yang memiliki
perubahaan Laba Akuntansi terendah adalah PT Pyridam Farma Tbk
(PYFA) pada tahun 2014. Jika di lihat dari catatan atas laporan keuangan
81
MERK kenaikan yang signifikan terjadi karena adanya laba dari penjualan
operasional yang dihentikan sebesar Rp1,36T. Dan penurunan nilai Laba
Akuntansi dikarenakan adanya peningkatan yang sangat tinggi dalam
beban pokok produksi yang disebabkan dari banyak faktor seperti
peningkatan upah minimum kabupaten, serta kenaikan harga bahan bakar
minyak dan listrik, serta kenaikan harga bahan baku obat yang ini masih
95% di impor. Beban penjualan dan pemasaran pun meningkat karena
pengenalan produk. Serta peningkatan dalam biaya umum dan
administrasi.
5. Return Saham
Return Saham adalah selisih dari harga saham periode sedang berjalan
dengan periode sebelumnya. Periode yang digunakan adalah periode
tahunan. Menurut Jogiyanto (2015:263) menyatakan bahwa return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Berdasarkan tabel IV.5 untuk variabel dependen Return Saham
memiliki rata-rata sebesar 11,73% dengan nilai tertinggi sebesar 216,09%
dan nilai terendah sebesar -49,41% serta standar deviasinya sebesar
53,03%. Rata-rata return saham positif mencerminkan bahwa ada
peningkatan harga saham perusahaan selama tahun.
82
Secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
perusahaan yang memiliki Arus Kas Operasi tertinggi adalah PT Kimia
Farma Tbk (KAEF) pada tahun 2016 dan perusahaan dengan yang
memiliki perubahaan Arus Kas Operasi terendah adalah PT Pyridam
Farma Tbk (PYFA) pada tahun 2018.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2018, 161). Normal atau tidaknya suatu data dapat dilihat
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Penelitian
ini menggunakan taraf signifikasi 5%, maka distribusi data penelitian
dinyatakan normal apabila memiliki niai probabilitas (sig)>0,05. Selain
menggunakan perhitungan statistik, normalitas data dapat dilihat dengan
gambar P-P Plot Normalitas.
83
Gambar IV.1
Gambar P-P Plot Normalitas
Sumber : Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Hasil pengujian dengan analisis grafik plot menunjukkan bahwa
model regresi terdistribusi dengan normal, karena titik-titik menyebar di
sekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal. Namun
untuk memperkuat pengujian normalitas dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk
84
pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai probabilitas
untuk residual lebih besar dari 0,05.
Berikut adalah Tabel yang menujukkan hasil pengujian One-
Sample Kolmogorov-Smirnov :
Tabel IV.6
Uji Normalitas
Sumber : Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, nilai signifikansi dari Uji
Kolomogorov-Smirnov pada model regresi One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Tes sebesar 0,194 dengan signifikansi 0,164. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara
normal, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0,164 > 0,05. Data
dinyatakan normal dan Ho diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .30607304
Most Extreme Differences
Absolute .194
Positive .194
Negative -.166
Test Statistic .194
Asymp. Sig. (2-tailed) .164c
85
residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil pengujian dengan
menggunakan grafik plot. Dan hasil juga dapat di perkuat dengan hasil
histogram sebagai berikut :
Gambar IV.2
Uji Histogram
Sumber : Data sekunder di olah SPSS Versi 24
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan
adanya kolerasi antar variabel bebas (independen) atau tidak. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
86
variabel ini tidak ortogonal. Multikolinieritas dapat dilihat dengan
Variance Inflation Factor (VIF), bila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance >
0,10 maka tidak ada gejala multikolinieritas (Ghozali, 2018, 107).
Tabel IV.7
Uji Multikolineritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
AKO 0.987 1.013
AKI 0.921 1.085
AKP 0.698 1.433
LA 0.904 1.106
Sumber : Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Tabel diatas menunjukkan hasil nilai tolerance lebih dari 0,10.
Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan tidak ada variabel bebas
yang memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
maka tidak ada gejala multikolinieritas antara variabel bebas dalam model
regresi.
c. Uji Autokolerasi
Uji asumsi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
87
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada
beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi, diantaranya melalui uji Durbin Watson (DW test). Uji
Durbin Watson akan didapatkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel
(dL dan dU ). Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 5%. Ghozali (2011, 111) menyatakan bahwa untuk mengetahui
ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW)
dengan kriteria sebagai berikut:
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi :
a. 0 < d < dl Tolak
b. dl < d < du No Desicison
c. 4 – dl < d <d Tolak
d. 4 – du < d < 4 – dl No Decision
e. du < d < 4 – du Tidak ditolak
Berikut adalah hasil uji autokolerasi :
88
Tabel IV.8
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .752a .565 2.168
Sumber : Data sekunder yang di olah SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil tabel IV.8 pengujian autokorelasi diatas
menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,168 sedangkan dari tabel
Durbin-Watson dengan signifikansi 0,05, dengan jumlah sebanyak 35
sampel, dan jumlah variabel independen (bebas) sebanyak 4 (k=4)
diperoleh nilai dL sebesar 1,2221 dan dU sebesar 1,7259. Dengan
perhitungan dU < dW < 4-dU maka tidak terjadi autokolerasi. Penelitian
ini membuktikan bahwa nilai dW terletak diantara dU dan 4-dU. Dengan
hasil perhitungan 1,7259 < 2,168 < 2,2741.Berdasarkan pengujian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak
terjadi autokolerasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
89
tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2018,
137). Penelitian ini dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
menggunakan uji Glejser. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel
independen memiliki signifikansi < 0,05, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Jika variabel independen memiliki signifikansi > 0,05,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel IV.9
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Nilai Kristis
X1 0,581 0,05
X2 0,405 0,05
X3 0,684 0,05
X4 0,236 0,05
Sumber: Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Berdasarkan hasil tabel IV.9 di peroleh nilai signifikan empat
variabel adalah 0,581 (X1) , 0,405 (X2), 0,684 (X3), dan 0,226 (X4) yang
menunjukkan bahwa signifikasi ke empat variabel tersebut lebih besar dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk memperkuat hasil uji
90
heteroskedastisitas maka dapat di lihat dengan cara melihat grafik
scatterplot. Dasar pengambilan keputusan yaitu :
- Terjadi heteroskedastisitas, apabila titik-titik yang menyebar dalam
grafik membentuk pola tertentu, seperti bergelombang, melebar
kemudian menyempit.
- Tidak terjadi heteroskedastisitas, apabila titik-titik yang menyebar
berada di atas 0 dan di bawah 0 pada sumbu Y.
Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas menggunakan uji
scatterplot :
Gambar IV.3
Uji Scatterplot
Sumber : Data Sekunder di olah SPSS Versi 24
91
Dari gambar IV.3 uji scatterplot, terlihat bahwa titik – titik data
menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka 0, titik – titik tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, penyebaran titik – titik data
tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan
melebar kembali, serta penyebaran titik – titik data tidak berpola. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
C. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Analisis Linear Berganda
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Analisis linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan
satu variabel dependen (Ghozali 2016,156). Analisis Regresi Linear
Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi, Arus
Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba Akuntansi Terhadap Return
Saham. Persamaan dari regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
92
Tabel IV. 10
Uji Analisis Linear Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error
1 (Constant) .253 .038 6.582 .000
Ako -.001 .004 -.287 .776
Aki .006 .005 1.331 .193
Akp .009 .004 2.599 .015
La -.024 .019 -1.229 .229
Sumber: Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan suatu
persamaan regresi linear berganda, yaitu Y = 0.253 – 0.001 X1 + 0.006 X2
+ 0.009 X3 – 0.024 X4. Nilai koefisien X1 sebesar -0.001 yang berarti
Arus Kas Operasi meningkat 1 satuan maka Return Saham akan turun
sebesar -0.001. Nilai koefisien X2 sebesar 0.006 yang berarti Arus Kas
Investasi meningkat 1 satuan maka Return Saham akan naik sebesar 0.006.
Nilai koefisien X2 sebesar 0.009 yang berarti Arus Kas Pendanaan
meningkat 1 satuan maka Return Saham akan naik sebesar 0.009. Dan
nilai koefisien X4 sebesar -0.024 yang berarti Laba Akuntansi meningkat
1 satuan maka Return Saham akan turun sebesar -0.024.
93
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel IV. 11
Uji Koefisien Determinasi
Model R Square Adjusted R Square
1 .565 .490
Sumber: Data sekunder di olah SPSS 24
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, hasil koefisien
Determinasi (Adjusted R2) menunjukkan nilai sebesar 0,490 atau 49,0%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Return Saham dapat dijelaskan oleh
variabel Arus Kas Operasi , Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan
Laba Akuntansi sebesar 49,0% sedangkan sisanya yaitu 51,0%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini
seperti ROA, ROE, Beta Perusahaan, EVA, maupun kondisi disekitarnya.
Seperti kondisi social, ekonomi, politik dan keamanan.
94
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Menurut (Ghozali 2018, 98) dalam bukunya yang berjudul Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 menyatakan bahwa
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
Independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α
= 5%).
Tabel IV. 12
Uji F
Model F Sig.
1 Regression 3.633 .016b
Sumber : Data Sekunder di olah SPSS Versi 24
Pada tabel IV.12 tersebut dapat dilihat besarnya angka
probabilitas atau signifikan pada perhitungan “ANOVA” yang
digunakan untuk menguji model regresi. Hasil nilai ini lebih kecil
dari significance level 0.05 (5%), yaitu 0.01 < 0.05. hal tersebut
menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, karena dimana
dk penyebut = n-k-1 = 35-4-1 = 30 maka f-tabel adalah 2.69 .
Selain itu dapat juga dilihat dilihat dari hasil perbandingan antara f-
hitung dengan f-tabel yang menunjukkan f-hitung sebesar 3.633
sedangkan f-tabel sebesar 2.69. Dari hasil tersebut terlihat bahwa f-
hitung > f-tabel yaitu 3.633 > 2.69, maka dapat disimpulkan bahwa
95
secara simultan variabel independen Arus Kas Operasi , Arus Kas
Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba Akuntansi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Return Saham.
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel
independen. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel IV. 13
Uji T
Sumber: Data sekunder di olah SPSS Versi 24
Berdasarkan data dari tabel di atas, maka dapat diketahui ada tidak
nya pengaruh dari nilai signifikan dari setiap variabel.
Model
T Sig. B
1 (Constant) .253 6.582 .000
AKO -.001 -.287 .776
AKI .006 1.331 .193
AKP .009 2.599 .015
LA -.024 -1.229 .229
96
1. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel IV.13 diatas, dapat dilihat
bahwa arus kas operasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar -
0.001 dan t-hitung sebesar -0.287 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.776 lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa
Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Return Saham. Maka H1 dalam penelitian ini di tolak.
2. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel IV.13 diatas, dapat dilihat
bahwa arus kas investasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.006 dan t-hitung sebesar 1.331 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.193 lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Arus Kas
Investasi mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Return Saham. Maka H2 dalam penelitian ini di tolak.
3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel IV.13 diatas, dapat dilihat
bahwa arus kas pendanaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.009 dan t-hitung sebesar 2.599 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.015 lebih kecil dari 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Arus Kas
Pendanaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
Return Saham. Maka H3 dalam penelitian ini di terima.
97
4. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel IV.13 diatas, dapat dilihat
bahwa arus kas operasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar -
0.024 dan t-hitung sebesar -1.229 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.229 lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa
Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Return Saham. Maka H4 dalam penelitian ini di tolak.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Arus Kas Operasi
(X1), Arus Kas Investasi (X2) , Arus Kas Pendanaan (X3) Laba Akuntansi
(X4) terhadap Return Saham (Y) pada perusahaan manufaktur sub sektor
farmasi periode 2014-2018. Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan
mengenai hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Dari hasil uji t diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham tingkat signifikansi 0.776 yang lebih
besar dari 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor tidak
melihat pelaporan perubahan arus kas dari aktivitas operasi yang tidak
selamanya dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan
investasi saham karena manajemen perusahaan maupun para investor
menyadari bahwa arus kas operasi tidak menjamin perusahaan dalam
menjalankan aktivitas usahanya di masa yang akan datang.
98
Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan
Sodikin Manaf (2016) dan Rezza Winar Nugroho (2018) yang menyatakan
arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
2. Pengaruh Arus Kas Investasi dengan Return Saham
Dari hasil uji t diperoleh bahwa arus kas investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham tingkat signifikansi 0.193
yang lebih besar dari 0.05 Arus kas dari aktivitas investasi juga terbukti
tidak berpengaruh terhadap return saham. Investor tidak melihat pelaporan
perubahan arus kas investasi tersebut sebagai informasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan investasinya. Karena aktivitas
dari investasi dapat mengalami penundaan atau pengurangan pembayaran
dividen kepada pemegang saham. Disebabkan ada nya pengeluaran kas
terkait dengan sumber daya yang tujuannya adalah untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
return saham. Sehingga akan berdampak pada investor dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu Risna Rahmasari
(2014) dan Rihfenti Ernayani1, C. Prihandoyo2, Abdiannur3 (2018) yang
menyatakan arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham
Berdasarkan dari hasil uji t diperoleh bahwa arus kas pendanaan
memiliki berpengaruh signifikan terhadap return saham tingkat
signifikansi 0.015 yang lebih kecil dari 0.05. Hal ini diduga arus kas
99
pendanaan perusahaan mampu menjadi acuan atau parameter di dalam
return saham karena setiap peningkatan pengeluaran untuk aktivitas
pendanaan akan diikuti dengan peningkatan return saham. Arus kas
pendanaan dianggap informasi yang relevan oleh investor sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi.
Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan
Sodikin Manaf (2016) dan Risna Rahmasari (2014) yang menyatakan arus
kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
4. Pengaruh Laba Akuntansi dengan Return Saham
Berdasarkan dari hasil uji t diperoleh bahwa arus kas pendanaan
memiliki berpengaruh signifikan terhadap return saham tingkat
signifikansi 0.229 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini diduga dalam laba
akuntansi perusahaan tidak mampu mencerminkan situasi atau kondisi
daru perusahaan tersebut secara menyeluruh sehingga tidak dapat
mempengaruhi tingkat return saham. Selain itu, dimungkinkan investor
tidak terlalu memperhatikan faktor laba akuntansi dalam pengambilan
keputusan investasi.
Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan
Sodikin Manaf (2016) dan Risna Rahmasari (2014) yang menyatakan arus
kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
100
5. Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas
Pendanaan, dan Laba Akuntansi dengan Return Saham
Berdasarkan dari hasil uji f & t yang telah diperoleh bahwa return
saham di pengaruhi oleh arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan laba akuntansi. Namun yang paling mendominasi dalam
penelitian sesuai uji t adalah arus kas pendanaan. Maka dari itu, penulis
merekomendasikan kepada investor untuk mengecek atau menganalisa
terutama pada arus kas pendanaan dalam mengambil sebuah keputusan.
Hal ini sesuai dengan peneliti terdahulu Risna Rahmasari (2014)
yang menyatakan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
BEI periode 2014 - 2018, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien regresi sebesar -0.001 dengan tingkat signifikan sebesar
0.776.
2. Arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien regresi sebesar 0.006 dengan tingkat signifikan sebesar
0.193.
3. Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien regresi sebesar 0.009 dengan tingkat signifikan sebesar
0.015.
102
4. Laba Akuntansi tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien regresi sebesar -0.024 dengan tingkat signifikan sebesar
0.229.
5. Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba
Akuntansi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap
Return Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hal ini
berdasarkan uji statistik F, diperoleh nilai F sebesar 3.633 dengan tingkat
signifikan sebesar 0.016 < 0.05.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini implikasi mencakup 3 (tiga) yaitu implikasi
teoritis, implikasi manajerial, dan implikasi metodologi. Adapun
penjelasan dari ketiga implikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai
dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan Sodikin Manaf (2016)
dan Rezza Winar Nugroho (2018) yang menyatakan arus kas
operasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
103
b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai
dengan penelitian terdahulu Risna Rahmasari (2014) dan Rihfenti
Ernayani1, C. Prihandoyo2, Abdiannur3 (2018) yang menyatakan
arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
c. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas pendanaan
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai
dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan Sodikin Manaf (2016)
dan Risna Rahmasari (2014) yang menyatakan arus kas pendanaan
berpengaruh terhadap return saham.
d. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai
dengan peneliti terdahulu Anif Sarifudin dan Sodikin Manaf (2016)
dan Risna Rahmasari (2014) yang menyatakan arus kas pendanaan
berpengaruh terhadap return saham.
e. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi, arus kas
investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi berpengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap return saham. Hal ini
sesuai dengan peneliti terdahulu Risna Rahmasari (2014) yang
menyatakan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham.
104
2. Implikasi Manajerial
a. Bagi perusahaan
Untuk perusahaan manufaktur sub sektor farmasi, penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap variabel – variabel yang
telah penulis jabarkan (arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan laba akuntansi) apakah aspek – aspek tersebut sudah
diperhatikan oleh manajemen perusahaan, karena dapat meningkatkan
return saham perusahaan sehingga investor akan banyak tertarik.
b. Bagi para investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan sebelum
mengambil keputusan akan berinvestasi pada suatu perusahaan tertentu.
Dengan kebijakan tersebut, keuntungan yang didapat investor akan lebih
maksimal dengan tingkat risiko yang minimal.
3. Implikasi Metodologi
a. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan price earning ratio
(PER). Ada beberapa proksi yang dapat digunakan dalam menentukan
nilai perusahaan, contohnya adalah dengan/ price to book value (PBV).
Jika dibandingkan dengan PBV, PER banyak digunakan dalam
pengambilan keputusan keuangan tentang investasi. Namun PER
memiliki kelemahan yaitu laba sangat dipengaruhi oleh kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan.
b. Hasil output SPSS merupakan cerminan dari pengolahan data yang telah
dilakukan terhadap variabel yang diteliti. Pengolahan data dari laporan
105
keuangan yang dilakukan dengan benar dan teliti maka akan
menghasilkan output SPSS yang sebenarnya. Oleh karena itu penting
dalam memahami metode atau proksi yang dipakai dalam menilai suatu
variabel.
C. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan beberapa saran
yang dapat digunakan, yaitu :
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Kepada akademisi, khususnya yang berminat meneliti pengaruh arus
kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi
terhadap return saham, disarankan untuk penelitian selanjutnya
penggunaan atau penambahan variabel bebas lain yang diperkirakan
memiliki pengaruh yang lebih besar dalam penelitian serupa. Seperti beta
perusahaan, nilai perusahaan, ukuran perusahaan, PBV, dan variabel
lainnya. Sehingga mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai hal –
hal yang berpengaruh terhadap return saham.
Data dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan perusahaan
sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 –
2018. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sektor perusahaan lain
atau perusahaan tempat peneliti bekerja, dan menambah variabel bebas
lainnya.
106
Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan subsektor
farmasi. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar memperluas sampel
perusahaan. Tidak hanya subsektor farmasi saja namun juga perusahaan
sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat menggunakan informasi laporan arus kas
khususnya perlu mempertimbangkan atau memperhatikan tingkat arus kas
pendanaan dalam meningkatkan return saham perusahaan. Karena dalam
penelitian ini, arus kas pendanaan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham. Sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi.
3. Bagi Investor
Bagi investor perusahaan manufaktur sub sektor farmasi sebaiknya
melihat atau memperhatikan kondisi arus kas pendanaan jika hendak ingin
berinvestasi dalam perusahaan ini karena dalam penelitian ini yang paling
bepengaruh adalah arus kas pendanaan. Namun Arus Kas Operasi , Arus
Kas Investasi, dan Laba Akuntansi juga merupakan faktor penting dalam
menilai kondisi suatu perusahaan sehingga dapat juga dijadikan
pertimbangan investor dalam berinvestasi, walaupun dalam penelitian ini
tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Selain
itu, dalam berinvestasi investor harus memperhatikan faktor lainnya yang
mempengaruhi return saham, seperti ROA, ROI, Beta, Ukuran
107
Perusahaan, EVA, maupun kondisi disekitarnya. Seperti kondisi social,
ekonomi, politik dan keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sartono.2014.ManajemenKeuangan:Teori dan Aplikasi. EdisiKeempat.
Yogyakarta:BPFE
AriefSugiono dan Edy Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan.
KeuanganEdisiRevisi
Carl S. Warren, dkk. 2014. Accounting Indonesia Adaptation. Jakarta Salemba
Empat
ErnayaniRihdenti, C. Prihandoyo, Abdiannur. 2018. PerubahanArus Kas dan
PengaruhnyaTerhadap Return Saham. Universitas Balikpapan.
Fahmi, Irham. 2015. PengantarManajemenKeuanganTeori dan Soal Jawab.
Alfabeta : Bandung
Ghozali, Imam. 2016. AplikasiAnalisisMultivarieteDengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakanke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2018. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan PenerbitUniversitasDiponegoro: Semarang.
IkatanAkuntan Indonesia. 2017. PernyataanStandarAkuntansiKeuangan
Jayadi Septian Dinata dan Etty Herijawati.2017. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas
Operasi, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan
(Studi Kasus Pada Perushaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia di Tahun 2011-2014. Universitas Buddhi Dharma.
Tangerang, Indonesia.
Jogiyanto, 2014.Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi (Edisike 10). Yogyakarta
:BPFE
Jogiyanto, Hartono. 2015. TeoriPortofolio dan AnalisisInvestasi. Edisi 10
Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE.
Kurtubi Ahmad dan Udi Pramiudi. 2014. Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap
Return Saham Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan yang Tercatat di BEI
pada Indeks LQ45). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor,
Indonesia.
Legiman, Fachreza Muhammad, et al. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi
return saham pada perusahaan agroindustry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2019-2012. Jurnal EMBA vol.3 No.3.
Novrys Suhardianto, Devi S. Kalanjati 2014. PengantarAkuntansi-Adaptasi
Indonesia. Jakarta ;Salemba Empat
NurinTamam., 2014., Apa Saja Manfaat Laporan Arus Kas. [online]
(https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-saja-manfaat-laporan-arus-kas/,
diakses 17 September 2019)
Putra YogieRahmanda dan MiminWidyaningsih. 2016. Pengaruh Laba
Akuntansi, Komponen Arus Kas, dan Dividend Yield Terhadap Return
Saham (Studi pada Perushaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
Putriani Ni Putu dan I Made Sukartha. 2014. PengaruhArus Kas Bebas dan Laba
Bersih pada Return Saham Perusahaan LQ-45. UniversitasUdayana, Bali,
Indonesia.
RahmasariRisna. 2014. Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi, Pendanaan, serta
Laba Akuntansi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di BEI. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Raja Adri Satriawan Surya,2016.AkuntansikeuanganVersi IFRS +, Halaman:49-
51
RetnaWordPress.com, 2017. KonsepLaba . [Online]
https://retnawidyafitriani.wordpress.com/2017/05/27/konsep-laba/ (Di
akses pada tanggal 17 September 2019)
RezzaWinar Nugroho. 2018. PengaruhArus Kas Operasi dan LabaAkuntansi
Terhadap Return Saham (StudiKasus Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016).
Samsul, M. 2015. Pasar Modal dan ManajemenPortofolio. Erlangga, Jakarta.
SarifudinAnif dan SodikinManaf. 2016. Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas
Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba Bersih terhadap Return Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
STIE Dharmaputra Semarang.
Sugiyono. 2014. MetodePenelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
TumbelAyub Gilbert, JantjeTinangon, dan Stanley Kho Walandouw. 2017.
Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek. Universitas Sam Ratulangi Manado.
www.idx.co.id
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
2 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
3 KLBF Kalbe Farma Tbk
4 MERK Merck Indonesia Tbk
5 PYFA Pyridam Farma Tbk
6 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk
7 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
LAMPIRAN
Lampiran 2. Hasil Data Laporan Keuangan
Tahun 2013
No
Kode
Perusahaan
Harga Saham
2013
Arus Kas Operasi
2013
Arus Kas Investasi
2013
Arus Kas Pendanaan
2013
Laba Akuntansi
2013
1 DVLA 2,200 106,931,180 (53,931,973) (41,484,665) 125,796,473
2 KLBF 1,250 882,146,008,037 (882,146,088,037) (613,320,636,890) 1,970,452,449,686
3 KAEF 590 253,783,664,733 (172,809,468,261) (3,322,166,446) 215,642,329,977
4 MERK 9,450 133,099,062,000 (13,067,643,000) (79,356,638,000) 175,444,757,000
5 PYFA 147 (5,856,771,777) (12,687,132,424) 20,767,186,569 6,195,800,338
6 SIDO 330 (64,246,000,000) 380,330,000,000 621,508,000,000 405,943,000,000
7 TSPC 3,250 448,669,480,614 (182,308,265,278) (260,370,496,264) 638,535,108,795
Tahun 2014
No Kode Perusahaan
Harga Saham
2014
Arus Kas Operasi
2014
Arus Kas Investasi
2014
Arus Kas Pendanaan
2014
Laba Akuntansi
2014
1 DVLA 1,690 104,436,317 (55,388,336) (44,356,280) 81,597,761
2 KLBF 1,830 2,316,125,821,045 (676,505,875,521) (1,177,272,244,029) 2,122,677,647,816
3 KAEF 1,465 286,309,255,381 (331,588,423,774) 224,489,526,242 257,836,015,297
4 MERK 8,000 232,826,497,000 (19,888,538,000) (139,752,919,000) 182,147,224,000
5 PYFA 135 1,472,541,371 (3,154,101,155) (2,958,656,657) 2,661,022,001
6 SIDO 610 369,322,000,000 (423,561,000,000) (429,988,000,000) 417,511,000,000
7 TSPC 2,865 512,956,089,428 (398,273,987,548) (443,480,931,419) 585,790,816,012
Tahun 2015
No Kode Perusahaan
Harga Saham
2015
Arus Kas Operasi
2015
Arus Kas Investasi
2015
Arus Kas Pendanaan
2015
Laba Akuntansi
2015
1 DVLA 1,300 214,166,823 (38,632,518) (78,114,771) 107,894,430
2 KLBF 1,320 2,427,641,532,150 (801,460,782,255) (832,144,200,711) 2,057,694,281,873
3 KAEF 870 175,966,862,348 (228,502,919,211) (59,830,137,335) 265,549,762,082
4 MERK 6,425 160,700,345,000 (57,519,883,000) (219,760,581,000) 142,545,462,000
5 PYFA 112 15,699,910,439 (1,576,102,888) (13,322,064,875) 3,087,104,465
6 SIDO 550 432,896,000,000 (1,320,000,000) (459,732,000,000) 437,475,000,000
7 TSPC 1,750 778,361,981,647 (266,324,532,501) (298,565,830,311) 529,218,651,807
Tahun 2016
No Kode Perusahaan
Harga Saham
2016
Arus Kas Operasi
2016
Arus Kas Investasi
2016
Arus Kas Pendanaan
2016
Laba Akuntansi
2016
1 DVLA 1,755 187,475,539 (197,171,707) (39,057,386) 152,083,400
2 KLBF 1,515 2,159,833,281,176 (1,014,922,828,804) (941,395,591,980) 2,350,884,933,551
3 KAEF 2,750 198,050,928,789 (478,919,212,905) 467,558,161,643 271,597,947,663
4 MERK 9,200 43,799,001,000 (25,483,873,000) (44,710,694,000) 153,842,847,000
5 PYFA 200 7,052,759,074 (1,884,525,873) (7,531,266,963) 5,146,317,041
6 SIDO 520 462,565,000,000 9,402,000,000 (312,151,000,000) 480,525,000,000
7 TSPC 1,970 491,655,348,447 387,052,250,322 132,501,729,109 545,493,536,262
Tahun 2017
No Kode Perusahaan
Harga Saham
2017
Arus Kas Operasi
2017
Arus Kas Investasi
2017
Arus Kas Pendanaan
2017
Laba Akuntansi
2017
1 DVLA 1,960 230,738,193 (41,309,660) (111,592,530) 162,249,293
2 KLBF 1,690 2,008,316,536,066 (1,113,563,321,510) (976,386,871,130) 2,453,251,410,604
3 KAEF 2,700 5,241,243,654 (810,236,662,008) 1,146,948,510,723 331,707,917,461
4 MERK 8,500 129,919,801,000 (62,403,674,000) (122,486,874,000) 144,677,294,000
5 PYFA 183 20,930,568,344 (2,587,166,306) (19,328,845,407) 7,127,402,168
6 SIDO 545 640,695,000,000 (350,264,000,000) (384,739,000,000) 533,799,000,000
7 TSPC 1,800 544,164,330,634 (276,561,890,475) 11,619,328,477 557,339,581,996
Tahun 2018
No Kode Perusahaan
Harga Saham
2018
Arus Kas Operasi
2018
Arus Kas Investasi
2018
Arus Kas Pendanaan
2018
Laba Akuntansi
2018
1 DVLA 1,940 26,628,428 (59,255,040) (119,362,345) 200,651,968
2 KLBF 1,520 2,770,775,949,459 (1,289,828,516,617) (113,657,725,535) 2,497,261,964,757
3 KAEF 2,600 258,254,551,890 (1,130,037,463,833) 1,842,183,896,315 401,792,808,948
4 MERK 4,300 168,964,859,000 (1,436,107,653,000) (1,261,349,107,000) 1,163,324,165,000
5 PYFA 189 4,829,470,105 (19,508,760,367) 16,252,943,731 8,447,447,988
6 SIDO 840 846,389,000,000 (288,721,000,000) (653,919,000,000) 663,849,000,000
7 TSPC 1,390 298,088,123,975 (435,278,569,446) (59,827,253,135) 540,378,145,887
LAMPIRAN
Lampiran 3. Hasil Data Penelitian
Tahun 2014
No Kode
Perusahaan HS 2014
AKO
2014
AKI
2014 AKP 2014 LA 2014
1 DVLA
-0.23182 -0.02333 0.02700 0.06922 -0.35135
2 KLBF
0.46400 1.62556 -0.23311 0.91951 0.07725
3 KAEF
1.48305 0.12816 0.91881 -68.57323 0.19567
4 MERK
-0.15344 0.74927 0.52197 0.76107 0.03820
5 PYFA
-0.08163 -1.25143 -0.75139 -1.14247 -0.57051
6 SIDO
0.84848 -6.74856 -2.11367 -1.69185 0.02850
7 TSPC
-0.11846 0.14328 1.18462 0.70327 -0.08260
Tahun 2015
No
Kode
Perusahaan HS 2015
AKO
2015
AKI
2015 AKP 2015 LA 2015
1 DVLA
-0.23077 1.05069 -0.30252 0.76108 0.32227
2 KLBF
-0.27869 0.04815 0.18471 -0.29316 -0.03061
3 KAEF
-0.40614 -0.38540 -0.31088 -1.26652 0.02992
4 MERK
-0.19688 -0.30978 1.89211 0.57249 -0.21742
5 PYFA
-0.17037 9.66178 -0.50030 3.50274 0.16012
6 SIDO
-0.09836 0.17214 -0.99688 0.06917 0.04782
7 TSPC
-0.38918 0.51740 -0.33130 -0.32677 -0.09657
Tahun 2016
No
Kode
Perusahaan HS 2016
AKO
2016
AKI
2016 AKP 2016 LA 2016
1 DVLA
0.35000 -0.12463 4.10378 -0.50000 0.40956
2 KLBF
0.14773 -0.11032 0.26634 0.13129 0.14249
3 KAEF
2.16092 0.12550 1.09590 -8.81476 0.02278
4 MERK
0.43191 -0.72745 -0.55696 -0.79655 0.07925
5 PYFA
0.78571 -0.55078 0.19569 -0.43468 0.66704
6 SIDO
-0.05455 0.06854 -8.12273 -0.32102 0.09841
7 TSPC
0.12571 -0.36835 -2.45331 -1.44379 0.03075
Tahun 2017
No Kode
Perusahaan HS 2017
AKO
2017 AKI 2017
AKP
2017 LA 2017
1 DVLA
0.11681 0.23076 -0.79049 1.85714 0.06684
2 KLBF
0.11551 -0.07015 0.09719 0.03717 0.04354
3 KAEF
-0.01818 -0.97354 0.69180 1.45306 0.22132
4 MERK
-0.07609 1.96627 1.44875 1.73954 -0.05958
5 PYFA
-0.08500 1.96771 0.37285 1.56648 0.38495
6 SIDO
0.04808 0.38509 -38.25420 0.23254 0.11087
7 TSPC
-0.08629 0.10680 -1.71453 -0.91231 0.02172
Tahun 2018
No Kode
Perusahaan HS 2018
AKO
2018 AKI 2018 AKP 2018 LA 2018
1 DVLA
-0.01020 -0.88459 0.43441 0.06963 0.23669
2 KLBF
-0.10059 0.37965 0.15829 -0.88359 0.01794
3 KAEF
-0.03704 48.27353 0.39470 0.60616 0.21128
4 MERK
-0.49412 0.30053 22.01319 9.29783 7.04082
5 PYFA
0.03279 -0.76926 6.54059 -1.84086 0.18521
6 SIDO
0.54128 0.32105 -0.17570 0.69964 0.24363
7 TSPC
-0.22778 -0.45221 0.57389 -6.14894 -0.03043
LAMPIRAN
Lampiran 4. Data Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
HS 35 -.49 2.16 .1173 .53037
AKO 35 -.97 48.27 2.0135 8.30596
AKI 35 -38.25 22.01 -.4140 7.84967
AKP 35 -68.57 9.30 -2.0098 11.88695
LA 35 -.57 7.04 .2770 1.19614
Valid N (listwise) 35
Lampiran 5. Data Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Gambar P-P Plot Normalitas
2. Uji Normalitas One-Sampel K-S
3. Uji Histogram
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .30607304
Most Extreme Differences Absolute .194
Positive .194
Negative -.166
Test Statistic .194
Asymp. Sig. (2-tailed) .164c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
4. Uji Multikolinearitas
5. Uji Autokolerasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .253 .038 6.582 .000
ako -.001 .004 -.035 -.287 .776 .987 1.013
aki .006 .005 .170 1.331 .193 .921 1.085
akp .009 .004 .381 2.599 .015 .698 1.433
la -.024 .019 -.158 -1.229 .229 .904 1.106
a. Dependent Variable: hs
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .752a .565 .490 .20625 2.168
a. Predictors: (Constant) aki, ako, la, akp
b. Dependent Variable: hs
6. Uji Heteroskedastisitas
a. Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .293 .054 5.397 .000
ako -.003 .006 -.098 -.558 .581
aki .006 .007 .155 .845 .405
akp -.002 .004 -.073 -.411 .684
la -.033 .027 -.223 -1.209 .236
a. Dependent Variable: RES2
b. Uji Scatterplot
LAMPIRAN
Lampiran 6. Data Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Analisis Linear Berganda
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .752a .565 .490 .20625 2.168
a. Predictors: (Constant), hargasaham, aki, ako, la, akp
b. Dependent Variable: hs
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .253 .038 6.582 .000
ako -.001 .004 -.035 -.287 .776 .987 1.013
aki .006 .005 .170 1.331 .193 .921 1.085
akp .009 .004 .381 2.599 .015 .698 1.433
la -.024 .019 -.158 -1.229 .229 .904 1.106
a. Dependent Variable: hs
3. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.151 4 .788 3.633 .016b
Residual 6.288 29 .217
Total 9.439 33
a. Dependent Variable: hs
b. Predictors: (Constant), AKO, AKI, AKP, LA
4. Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .253 .038 6.582 .000
ako -.001 .004 -.035 -.287 .776 .987 1.013
aki .006 .005 .170 1.331 .193 .921 1.085
akp .009 .004 .381 2.599 .015 .698 1.433
la -.024 .019 -.158 -1.229 .229 .904 1.106
a. Dependent Variable: hs
LAMPIRAN