mengapa anak takut mencoba
DESCRIPTION
cTRANSCRIPT
MENGAPA ANAK TAKUT MENCOBA
Banyak hal baru dilakukan si 2 tahun sepanjang tahun pertama hidupnya. Ada yang
menyenangkan,namun tidak sedikit yang berakhir dengan kegagalan. Kiki (30
bulan),misalnya,lebih suka meminjam tangan sang ibu untuk memakaikan sandalnya
daripada memakai sendiri dan ia terjungkal.
Meski berungkali ayah dan ibu memberi contoh dan alternatif cara agar ia dapat
memakai alas kaki sendiri tanpa perlu takut jatuh,namun Kiki tetap enggan. Di kesempatan
lain pun ia akan mengalihkan perhatiannya untuk melakukan sesuatu yang lain jika ia
menghitungkan suatu kegiatan tidak dapat diselesaikan nya dengan baik.
Arlene Eisenberg dan rekan dalam bukunya What To Expect The Toddler Fears
berpendapat,keengganan si 2 tahun mencoba sesuatu yang baru atau mencoba menyelesaikan
sebuah pekerjaan biasanya karena si 2 tahun sadar akan keterbatasan kemampuannya. Jika si
2 tahun tak dapat menghadapi rasa frustasinya,ekspresi yang muncul bisa berupa tantrum
(rajukan) atau keengganannya menyelesaikan kegiatan,yang di ikuti dengan upayanya
mengalihkan perhatian untuk mengerjakan sesuatu yang lain.
Eisenberg bersama Heidi E Murkoff dan Sandee E.Hathaway dalam buku tersebut
berkesimpulan,si 2 tahun yang selalu menghindar dari permasalahannya,biasanya memiliki
bibit sifat perfeksinonis (sifat orang yang ingin segala sesuatunya sempurna) yang akan
muncul dikemudian hari. Anak seperti Kiki menilai,apa yang dilakukan orang dewasa
hasilnya selalu lebih baik dibanding yang dilakukannya.
Ini merupakan hubungan sebab akibat yang masuk akal yang menjelaskan mengapa Kiki
lebih memilih minta bantuan orang dewasa ketimbang mencoba mengerjakan sendiri,jelas
Eisenberg. Meski pandangan seperti itu umum terjadi pada balita,namun harapan orang tua
yang berlebihan dapat memicu perasaan frustasi dalam diri anak. Hal ini kemungkinan juga
menyebabkan anak enggan mencoba mengerjakan sendiri suatu tugas atau kegiatan.
Beri Dukungan
Mengapa si 2 tahun yang takut mencoba,orang tua perlu memberikan dukungan agar rasa
percaya dirinya tumbuh kembali. Jauhkan anak dari permaianan atau kegiatan yang menuntut
kemampuan tinggi. Cobalah memancing keingintahuan anak,misalnya melalui kegiatan
menggambar bersama,dengan meminta anak menjelaskan apa yang sedang anda gambar.
Jika si 2 tahun kehabisan ide,rangsanglah imajinasinya. Mintalah pendapatnya,”Apakah
sebaiknya ada orang berdiri di sini ?” atau “kira-kira sedang apa orang itu,ya?”. Bimbing
ank agar tidak cepat putus asa dengan memperlihatkan ada banyak cara untuk menyelesaikan
sebuah pekerjaan dengan tangan sendiri.
Untuk merangsang keberanian mencoba dan tidak segera beralih pada kegiatan lain
karena putus asa,sesekali mintalah bantuan si 2 tahun dalam menyelesaikan permainan
puzzle. Atau, beri kesempatan sikecil mengeluarkan kakinya sendiri dari sepatu,saat anda
membantunya melepaskan alas kakinya. Jikan si 2 tahun menolak,tak perlu dipaksa. Berikan
tawaran kepada anak secara berkesinambungan,kesempatan untuk mencoba dan berupaya
menyelesaikan sebuah bebab kecil yang pasti dapat dirampungkannya.
Apapun hasilnya,hindari komentar yang merupakan penilaian atau kritik. Pujilah apa
yang dilakukan atau diselesaikan si 2 tahun dengan upayanya sendiri,sekecil apapun itu. Beri
anak rasa aman yang dapat membangun rasa percaya diri sehingga tak menyakiti perasaan si
2 tahun dan menyebabkannya takut mencoba berbagai pengalaman baru yang pasti banyak
dihadapinya dimasa kanak-kanaknya yang penuh kesenangan.