menerjang badai siapa takut

17
Menerjang Ombak Tiada Takut – Menempuh Badai Sudah Biasa SEBUAH KUPASAN DARI PENGALAMAN MENGARUNGI SAMUDERA OLEH : ANTONI C. DWIDJANARKO

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menerjang Badai Siapa Takut

Menerjang Ombak TiadaTakut – Menempuh BadaiSudah BiasaSEBUAH KUPASAN DARI PENGALAMAN MENGARUNGI SAMUDERA

OLEH : ANTONI C. DWIDJANARKO

Page 2: Menerjang Badai Siapa Takut

Nenek moyangku seorang pelaut. cipt Ibu Sud

Page 3: Menerjang Badai Siapa Takut

Apakah tepat judul yang dipilih,yang diambil dari cuplikan sebuah lagukarya Ibu Sud ?

Page 4: Menerjang Badai Siapa Takut

Latar Belakang- 1969 : Dilahirkan dari Ibu Perawat Rumah Sakit dan Ayah

seorang Perwira TNI-AL

- Dari kecil tidak bercita cita sebagai Pelaut, dikarenakangagal masuk UGM sehingga diharuskan masuk akademiPelayaran

- 1989 : Pertama kali mengarungi samudera sebagaiCadet di KM KUTAI / dwt 17500 milik PT DJAKARTA LLOYD

- 1998 : Menyelesaikan Master / Perwira Pelaut Nautica Class 1

- 1999: Menikah dan dikaruniai 2 anak.

- 2002 :Memutuskan berhenti berlayar, selanjutnya berkarirdi darat

- 2011 : Mendapatkan Beasiswa S2 (Manajemen Stratejik) dari Orchard Maritime Logistics Pte Ltd.

Page 5: Menerjang Badai Siapa Takut
Page 6: Menerjang Badai Siapa Takut

Berlayar ke Nantes, FranceTahun 90-an

Tebak, saya yang mana?

Page 7: Menerjang Badai Siapa Takut

Laut dan Captain

• Menuju usia 33 tahun, saya memutuskan berhenti berlayar

• Saya sadar, apalagi yang mau dikejar karena pangkat sudah sebagai Captain

• Nakhoda/Captain adalah pemimpin tertinggi di atas kapal dengan tugas pokoknya memastikan performace kapal dan tugas anakbuahnya dilaksananakan dengan baik dan benar. Sebagai pimpinan tertinggi di atas kapal, nakhoda bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi di kapal.

• Laut telah mengembleng saya untuk menjadi tangguh.

Page 8: Menerjang Badai Siapa Takut

Prinsip Hidup

• Bekerja di kantor sektor kemaritiman

• Restart merintis karier dari awal (pendapatan

berkurang dan kembali diperintah orang)

• Prinsip saya: "Saya akan melakukan dan memberikan

yang terbaik yang saya punya, tanpa memikirkan

hasil"

• Saya kembali dipercaya memimpin Perusahaan

Pelayaran

Page 9: Menerjang Badai Siapa Takut

Keheningan Memantapkan Kemaritiman Saya

• Di saat keheningan merasakan indahnya Pantai

Tigawarna Sendang Biru, terasa ada tuntunan untuk

restart kembali memulai membangun dari pesisir yang

terkait dengan laut

• Saya adalah orang maritim, "roso" itu mengingatkan.

Page 10: Menerjang Badai Siapa Takut

Bangunan Kapal Masa Kejayaan Nenek Moyang- Kapal dibangun sebagai karya seni karena

tanpa sketsa/diagram.

- Kapal kuno dari jaman kerajaan Majapahitsering disebut Jong, yang terbuat dari kayu

- Jenis kayu untuk membuat kapal saat ituadalah kayu Jati , Welengreng/kayu Dewata

- Bukti kepiawaian nenek moyang kita dalambidang pelayaran ditemukan relief di Candi Borobudur

- Tanpa pengerak mesin, penggerak utamanyaadalah layar dan dayung, Panjang kapalmencapai 70 meter dan berat 700 ton sehingga kapal bisa menampung sampai 500-700 orang

Page 11: Menerjang Badai Siapa Takut

Bagaimana Nenek Moyang kita mengarungi Samudera• Dengan mengandalkan kekuatan air laut, angin

dan berpedoman pada langit /menggunakanberbagai benda langit – Matahari, Bulan, Planet-planet, serta Bintang-bintang

• Rasi Bintang Crux /gubug penceng, bintang yang paling terang adalah Acrux : menunjukan arahselatan

• Rasi bintang Ursa mayor, bintang yang sangatterang di rasi ini adalah Polaris : menunjukan arahUtara

• Rasi bintang Orion bintang yang paling terangadalah Beteleuse : menunjukan arah barat

• Rasi bintang Scorpio, bintang yang paling terangterang adalah Antares : menunjukkan arah timur

• Langit adalah peta jalan nya , nenek moyang kitamemeriksa kesejajaran antara bintang sebagaipanduan untuk memastikan menuju arah yang benar

• Mengetahui akan datangnya badai : mengamatiawan, merasakan tekanan udara , mengamatiarah angin.

Page 12: Menerjang Badai Siapa Takut

Kekuatan Angin dan Tinggi Gelombang/Skala BeufortForce Name Wind Speed knots mph Consequence

0 Calm 0 0 Smoke rises vertically

Wave height: 0 m - Sea: Like a mirrorccccccccccc

1 Ligir 1-3 1-3 Smoke drifts with air

Wave height: 0.1 m (.25 ft) - Sea: Ripples - No foam crests

2 Light breeze 4-6 4-7 Weather vanes become active

Wave height: 0.2-0.3 m (0.5-1 ft) - Sea: Small wavelets - Not breaking

3 Gentle breeze 7-10 8-12 Leaves and small twigs move

Wave height: 0.6-1 m (2-3 ft) - Sea: Small wavelets - Crests begin to break

4 Moderate breeze 11-16 13-18 Small branches sway

Wave height: 1-1.5 m - Sea: Small waves becoming longer, numerous whitecaps.

5 Fresh breeze 17-21 19-24 Small trees sway - Waves break

Wave height: 2-2.5 m (6-8 ft) - Sea: Moderate waves - Many whitecaps

6 Strong breeze 22-27 25-31 Large branches sway

Wave height: 3-4 m (9.5-13 ft) - Sea: Larger waves forming - Whitecaps everywhere

7 Near gale 28-33 32-38 Whole trees sway - difficult to walk

Wave height: 4-5.5 m (13.5-19 ft) - Sea: Sea heaps up - White foam blown around

8 Gale 34-40 39-46 Twigs break off trees

Wave height: 5.5-7.5 m (18-25 ft) - Sea: Edges of crests break into spindrifts

9 Strong gale 41-47 47-54 Shingles blow off roofs

Wave height: 7-10 m (23-32 ft) - Sea: High waves - Sea rolls - Reduced visibility

10 Storm 48-55 55-63 Trees uprooted - Damage to buildings

Wave height: 9-12.5 m (29-41 ft) - Sea: Very high waves with overhanging crests

11 Violent Storm 56-63 64-73 Widespread damage

Wave height: 11.5-16 m (37-52 ft) - Sea: Exceptionally high waves

12 Hurricane Over 63 Over 73 Violent destruction

Wave height: 16+ m (52+ ft) - Sea: Sea completely white - Excessive foam

Page 13: Menerjang Badai Siapa Takut

Good Seamanship / Kecakapan Pelaut yang baik

• Good seamanship / kecakapan pelaut : sikap mentalitas pelautyang tangguh seakan terkikis, kemampuan/skill yang kurangmumpuni (manual calculation , manual observation) sehinggaharus dibagun kembali dimulai dari jalur pendidikan

• Pelaut sekarang ketergantungan dengan teknologi sangat tinggisehingga sering mengalami kebingungan saat alat / teknologi itutidak berfungsi, kurang mampu menganalisa/merasakan gerakalam semesta ( manual observation )

• Sedangkan nenek moyang dalm menghasilkan mahakarya senikapal dan cara bernavigasi lebih mengandalkan ‘Roso’ untukmembantu panca inderanya dalam mengamati pergerakanalam semesta, untuk menuntun dalam pelayaran

Page 14: Menerjang Badai Siapa Takut

Menjaga kelestarian alam

• Dalam kegiatannyamengarungi samuderadalam menjaga kelestarianalam, dibuatlah MARPOL 78 dan SOLAS 74/78 yang mengatur kapal dan awakkapal

Page 15: Menerjang Badai Siapa Takut

• Kapal mempunyai ruang kosong, kapal akan tenggelam apabila

1. Ruang Kosong itu terkoyak

2. Kesalahan menata internal ( Muatan, stabilitas )

3. Kekuatan dari luar yang mampu membalikkan kapal

• Pelaut/ Nelayan dan Petani tradisional yang tinggal di pesisir masihmengandalkan ’Roso’ dalam berkehidupan sehari hari, mereka tahukapan harus melaut dan arah mata angin tanpa menggunakan kompas, mereka bergerak mengikuti tanda tanda alam.

• Keselarasan dengan alam untuk penghidupan,

• Apakah mereka tidak mengandalkan teknologi ? Tepatnya mereka lebihmengandalkan yang menciptakan teknologi yaitu ‘Roso” itu sendiri, karena disaat mereka ketergantungan dengan teknologi disitu ‘Roso’ terjajah

Page 16: Menerjang Badai Siapa Takut

Persiapan Bongkar Muatandi Java Integrated Industrial and Port Estate(JIIPE) Gresik

Page 17: Menerjang Badai Siapa Takut

Terimakasih