memprediksi financial distress pada perusahaan...

102
MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN ASURANSI UNIT SYARIAH PERIODE 2011-2015 DENGAN METODE ALTMAN Z SCORE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: Puspa Cahya Insani NIM. 1113086000059 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: vobao

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN ASURANSI

UNIT SYARIAH PERIODE 2011-2015 DENGAN METODE ALTMAN Z SCORE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Puspa Cahya Insani NIM. 1113086000059

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN ASURANSI

UNIT SYARIAH PERIODE 2011-2015 DENGAN METODE ALTMAN Z

SCORE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Puspa Cahya Insani NIM. 1113086000059

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Page 4: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Page 5: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Page 6: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Puspa Cahya Insani

NIM : 1113086000059

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Agustus 2017

Yang menyatakan,

Puspa Cahya Insani

1113086000059

Page 7: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN ASURANSI

UNIT SYARIAH PERIODE 2011-2015 DENGAN METODE ALTMAN Z

SCORE

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesulitan keuangan atau

financial distress dengan metode Altman Z Score pada Perusahaan Asuransi

Unit Syariah periode 2011-2015 diambil dari laporan keuangan masing-masing

perusahaan, dengan variabel working capital to total assets, retained earning

to total assets, earning before interest and taxes to total assets, dan book value

of equity to book value of total debt. Penelitian ini menggunakan sampel

Perusahaan Asuransi Unit Syariah dengan metode purposive sampling. Jumlah

perusahaan pada penelitian ini terdiri dari 8 perusahaan selama kurun waktu 5

tahun, atau sebanyak 40 laporan keuangan.

Katakunci: financial distress, kesulitan keuangan, Altman Z Score, dan

Asuransi Syariah

Page 8: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

PREDICTING FINANCIAL DISTRESS IN COMPANY OF SHARIA

INSURANCE PERIOD 2011-2015 WITH ALTMAN Z SCORE METHOD

ABSTRACT

This study aims to examine financial difficulties or financial distress with the Altman

Z Score method on Company of unit Sharia Insurance period 2011-2015, took from

each financial report, the variables are working capital to total assets, retained

earnings to total assets, earnings before interest and taxes to total assets, and book

value of equity to book value of total debt. This study uses sample of Company of

unit Sharia Insurance with purposive sampling method. The companies in this study

consists of 8 companies over a period of 5 years, or as many as 40 financial reports.

Keywords: financial distress, financial difficulties, Altman Z Score, and Sharia

Insurance

Page 9: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil „alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas rahmat yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Asuransi Unit

Syariah periode 2011-2015 dengan Menggunakan Metode Altman Z Score”

dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga dan sahabatnya. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Ekonomi Syariah

konsentrasi Moneter Syariah.

Penulis sangat sadar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik moril

maupun materiil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

2. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

dan Ibu RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan

Ekonomi Syariah yang telah memberikan arahan serta motivasi kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ali Rama S.E., M.Ec., selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus

dosen pembimbing akademik penulis yang selalu memberikan motivasi,

Page 10: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

ii

saran dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

4. Terimakasih kepada orang tua penulis, Kusdiyono dan Wiwi Puji Rahayu

serta kedua saudara penulis, Damar Aji Asmara dan Dinar Permata Cinta

yang selalu mendukung penulis selama ini.

5. Terimakasih kepada Kak Muhamad Hasan, Kak Bani Pratama, Kak Bilal

Ahmadi, Kak Dorojatyas dan sahabat-sahabati PMII KOMFEIS 2013,

Davi, Reza, Winda, Acin, Danti, Ema, Lita yang telah membantu penulis

selama penyusunan skripsi.

6. Terimakasih kepada teman-teman Ekonomi Syariah 2013, Nadya

Zakiyah, Nabila Nurrahmadyani, Nurul Hasanah, Putri Nurani dan Ulfah

Fauziah teman seperjuangan dari awal masuk kuliah hingga lulus.

7. Terimakasih kepada Galia, Bella, Shidki dan seluruh pihak yang telah

membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis,

(Puspa Cahya Insani)

Page 11: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Puspa Cahya Insani

2. Nama panggilan : Puspa

3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 7 Januari 1997

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl. Surya Kencana RT 02 RW 04 no. 97,

Pamulang Barat, Tangerang Selatan.

7. Telepon : 08569030030

8. Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1. Tahun 2002-2008 : SD Negeri Pamulang Tengah

2. Tahun 2008-2011 : SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan

3. Tahun 2011-2013 : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

4. Tahun 2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Bendahara HMJ Ekonomi Syariah 2014-2015

2. Wakil Bendahara DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2015-2016

3. Sekretaris Bidang I DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2016-2017

Page 12: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

iv

4. Anggota Pemberdayaan Perempuan PMII Komisariat Ekonomi dan Bisnis

2015-2016

5. Bendahara II PMII Komisariat Ekonomi dan Bisnis 2016-2017

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Kusdiyono Atmosukarto

2. Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 15 Juni 1961

3. Pekerjaan : POLRI

4. Ibu : Wiwi Puji Rahayu

5. Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 20 Mei 1962

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Page 13: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... ix

BAB I ........................................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................................. 14

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 15

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 15

BAB II .................................................................................................................................... 17

A. Tinjauan Literatur .................................................................................................... 17

1. Financial Distress .................................................................................................. 17

2. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ...................................................... 26

3. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................................... 27

4. Model-Model Prediksi Financial Distress ........................................................... 37

a. Altman Z – Score ................................................................................................... 38

b. Model Springate .................................................................................................... 42

c. Model Zmijewski ................................................................................................... 43

d. Model Grover ........................................................................................................ 44

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 46

C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 50

BAB III ................................................................................................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................................ 51

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 55

D. Metode Analisis Data ................................................................................................ 55

1. Statistik Deskriptif ................................................................................................ 56

Page 14: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

vi

2. Model Altman Z – Score Modifikasi ................................................................... 56

BAB IV ................................................................................................................................... 59

A. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Syariah ................................................. 59

B. Statistik Deskriptif .................................................................................................... 60

C. Model Altman Z – Score Modifikasi ....................................................................... 62

1. Working Capital to Total Assets (X1) ................................................................. 62

2. Retained Earning To Total Assets (X2) ................................................................. 64

3. Earning Before Interest And Taxes To Total Assets (X3) .................................... 66

4. Book Value Of Equity To Book Value Of Total Debt (X4) ................................... 68

D. Hasil Perhitungan Model Altman Z – Score Modifikasi ............................................ 70

BAB V .................................................................................................................................... 74

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 74

B. Saran .......................................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 77

LAMPIRAN............................................................................................................................. ix

Page 15: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar22.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 50

Page 16: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rasio Likuiditas Perusahaan Asuransi Unit Syariah ........................... 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 46

Tabel 3.1 Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Usaha Syariah .................................... 53

Tabel54.1 Descriptive Statistics ............................................................................... 61

Tabel64.2 Hasil penghitungan X1 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah ...... 63

Tabel74.3 Hasil penghitungan X2 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah ...... 65

Tabel84.4 Hasil penghitungan X3 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah ...... 67

Tabel94.5 Hasil penghitungan X4 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah ...... 69

Tabel104.6 Nilai Z – Score Perusahaan Asuransi Syariah .................................... 72

Page 17: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan ................................................................................ ix

Lampiran 2 Tabel X1 ............................................................................................... xiii

Lampiran 3Tabel X2 ................................................................................................ xiii

Lampiran 4 Tabel X3 ............................................................................................... xiii

Lampiran 5 Tabel X4 ............................................................................................... xiv

Lampiran 6 Hasil Z Score ....................................................................................... xiv

Lampiran 7 Descriptive Statistics ....................................................................................... xiv

Page 18: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami

perkembangan yang pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada

tahun 1980-an, dan dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

Dengan adanya deregulasi dan Undang-Undang tersebut pemerintah

memberikan kemudahan dalam hal perijinan, yang tujuannya adalah untuk

memacu tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Rama dan Terminanto (2017) Kinerja positif sektor keuangan dan

perbankan akan berkorelasi positif terhadap kinerja ekonomi suatu negara.

Sektor keuangan dan perbankan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan

sektor riil ekonomi.

Pengertian Asuransi dalam Undang-Undang No. 40 Tahun

2014 tentang perasuransian, Asuransi merupakan perjanjian diantara dua

pihak, yaitu perusahaan asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar

atau acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan

untuk :

1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis

karena kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul,

kehilangan keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada

Page 19: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

2

pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung / pemegang polis

karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut atau

2. Memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidup si

tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau

didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Menurut Rama (2014) Ekonomi Islam memiliki perhatian yang tinggi

terhadap golongan yang tidak mampu, seperti fakir miskin dan anak-anak

yang terlantar. Bahkan ekonomi Islam menyediakan sistem untuk melindungi

hak-hak mereka melalui mekanisme infak, sedekah dan zakat begitupula

dengan kehadiran lembaga-lembaga keuangan seperti BMT dan micro finance

lainnya.

Menurut Rama dan dan Meliawati (2014) salah satu misi penting dari

Islam yang kemudian mempengaruhi lembaga keuangan syariah adalah

kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan. Pada tahun

2013, perusahaan Asuransi dan Reasuransi di awasi oleh Otoritas Jasa

Keuangan. Sehubungan dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor

53/PMK.010/2012 tentang kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi, perlu untuk mengatur bentuk dan susunan

pengumuman ringkasan laporan keuangan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang

independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi.

Page 20: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

3

tugas dan wewenang pengaturan. pengawasan. pemeriksaan, dan penyidikan

sebagimana dimaksud dalam Undang-undang OJK.

Dengan Undang-undang OJK sejak tanggal 31 Desember 2012 fungsi

tugas dan wewenang pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar

Modal telah beralih dari BAPEPAM dan LK kepada OJK. Semua pengaturan

perundang-undangan yang dirujuk dan kewajiban dalam Prospektus yang

harus dipenuhi kepada atau dirujuk kepada kewenangan BAPEPAM dan LK

menjadi kepada OJK.

Pertumbuhan kelembagaan kuangan syariah harus direspon dengan

penguatan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau biasa disebut good

corporate governance. Desain tata kelola perusahaan lembaga keuangan

syariah (LKS) tentunya memiliki keunikan dengan lembaga keuangan lainnya

(Rama, 2015).

Tidak banyak masyarakat yang menikmati asuransi karena kebanyakan

perusahaan asuransi membidik masyarakat kelas atas. Selain itu masyarakat

kelas atas lebih juga lebih sadar akan pentingnya asuransi dibandingkan

dengan masyarakat kelas bawah. Kondisi ini terkait juga dengan tingkat

kesejahteraan dan pemahaman masyarakat akan asuransi. Paradigma

berasuransi di masyarakat saat ini identik dengan kematian, kecelakaan, atau

sakit. Sehingga ketika seseorang diajak berasuransi atau ditawari polis

asuransi, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial diri sendiri dan

keluarga. Jika paradigma ini dibiarkan terus-menerus hidup dalam

Page 21: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

4

masyarakat, perkembangan asuransi, baik syariah maupun konvensional akan

tetap lambat, bahkan hal terburuknya perusahaan asuransi, baik asuransi

konvensional maupun syariah tidak akan berkembang dan mengalami

kesulitan dalam mengelola keuangannya.

Keberadaan usaha asuransi syariah di Indonesia tidak lepas dari

keberadaan usaha asuransi konvensional yang telah ada sejak lama. Sebelum

terwujud usaha perasuransian syariah sudah terdapat berbagai macam

perusahaan asuransi konvensional yang telah lama berkembang. Atas dasar

keyakinan umat Islam dunia dan manfaat yang diperoleh melalui konsep

asuransi syariah, maka lahirlah berbagai perusahaan asuransi yang

menjalankan usaha perasuransian berlandaskan prinsip syariah. Perusahaan ini

bukan saja dimiliki orang Islam, namun juga berbagai perusahaan miliki non

muslim. Selain itu juga terdapat perusahaan induk dengan konsep

konvensional ikut memberikan layanan asuransi syariah dengan membuka

kantor cabang atau unit usaha syariah (UUS).

Perbedaan asuransi Islam dan asuransi konvensional dikaji dalam tiga

bagian yaitu perbedaan konsep fundamental, perbedaan prinsip-prinsip, dan

perbedaan pengelolaan risiko. (Puspitasari, 2011)

Dewan Syariah Nasional MUI menetapkan pengertian asuransi syariah

(ta‟min, takaful, atau tadhamun) sebagai usaha saling melindungi dan

tolongmenolong di antara sejumlah orang/pihak melalui dana investasi dalam

bentuk aset atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk

Page 22: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

5

menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan

syariah (fatwa DSN MUI No. 21/DSNMUI/X/2001 tentang. Pedoman Umum

Asuransi Syariah). Berdasarkan fatwa DSN MUI tersebut dapat diartikan

bahwa konsep fundamental asuransi syariah adalah kegiatan tolong menolong

diantara peserta asuransi syariah dan tidak bertujuan komersil.

Kemudian menurut Amrin (2011), pengelolaan asuransi syariah

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip tauhid

Setiap muslim harus melandasi dirinya dengan tauhid dalam

menjalankan segala aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam

berasuransi syariah.

2. Prinsip Keadilan

Perusahaan asuransi memiliki peluang besar untuk melakukan

ketidakadilan, seperti adanya unsur dana hangus (untuk produk

tabungan), karena pembatalan kepesertaan di tengah jalan oleh

nasabah. Pada asuransi syariah, dana saving nasabah yang telah

dibayarkan melalui premi harus dikembalikan kepada nasabah

bersangkutan, berikut hasil investasinya.

3. Prinsip Tolong Menolong

Hakekat konsep asuransi syariah adalah tolong menolong,

dimana sesama peserta bertabarru‟ atau berderma untuk kepentingan

peserta lain yang tertimpa musibah.

Page 23: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

6

4. Prinsip Amanah

Pada hakekatnya kehidupan ini adalah amanah yang kelak

dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Perusahaan dituntut

untuk amanah dalam segala hal seperti mengelola dana premi dan

proses klaim.

5. Prinsip Saling Ridha („An Taradhin)

Perusahaan asuransi syariah ridha terhadap amanah yang

diberikan peserta untuk mengelola kontribusi (premi) peserta. Peserta

ridha dananya dialokasikan untuk peserta-peserta lainnya yang

tertimpa musibah, untuk meringankan beban penderitaan mereka.

6. Prinsip Menghindari Riba

Kegiatan asuransi syariah salah satunya adalah

menginvestasikan kumpulan dana tabarru‟ dan dana investasi pada

instrumen yang non ribawi atau sesuai dengan syariah, yang berarti

tidak terdapat unsur riba, sebagaimana dalam sistem asuransi

konvensional.

7. Prinsip Menghindari Maisir

Dengan konsep berbagi risiko (risk sharing) tidak ada salah

satu pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan. Kondisi ini

didasarkan pada suatu kenyataan bahwa jika peserta mendapatkan

klaim, maka dana yang dibayarkan untuk klaim tersebut adalah dana

Page 24: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

7

tabarru‟ atau dana tolong menolong dari kumpulan peserta yang lain

sehingga perusahaan tidak merasa dirugikan.

8. Prinsip Menghindari Gharar

Asuransi syariah melandaskan kegiatannya dengan konsep

tolong menolong. Tolong menolong diwujudkan dengan membayar

sejumlah dana yang akan menjadi kumpulan dana tabarru‟ dimana

dana tabarru‟ ini yang digunakan untuk membantu peserta asuransi

jika mendapatkan musibah.

9. Prinsip Menghindari Risywah

Dalam menjalankan bisnis, baik pihak asuransi syariah maupun

pihak peserta harus menjauhkan diri dari aspek risywah (sogok

menyogok atau suap menyuap).

10. Berserah Diri dan Ikhtiar

11. Saling Bertanggung Jawab

12. Saling Melindungi dan Berbagi Kesusahan

Selain perbedaan konsep fundamental dan perbedaan prinsip-prinsip

pada perusahaan asuransi dan asuransi syariah, terdapat perbedaan lainnya

yaitu perbedaan pengelolaan risiko. Prinsip pengelolan risiko asuransi syariah

adalah berbagi risiko (risk sharing), yaitu risiko ditanggung bersama sesama

peserta asuransi. Hal ini bisa dimaknai dari fatwa DSN MUI bahwa asuransi

syariah adalah kegiatan melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah

orang/pihak yang berarti risiko yang terjadi juga akan dibagi kepada semua

Page 25: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

8

peserta asuransi syariah. Sementara itu prinsip pengelolaan risiko asuransi

konvensional adalah transfer risiko (risk transfer) yaitu prinsip risiko dengan

cara mentransfer atau memindahkan risiko peserta asuransi ke perusahaan

asuransi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto dkk (2009) yang

menyatakan bahwa asuransi konvensional pada dasarnya merupakan konsep

pengelolaan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang mungkin timbul dari

peristiwa tertentu yang tidak diharapkan kepada orang lain yang sanggup

mengganti kerugian yang diderita dengan imbalan premi (Sumanto dkk,

2009).

Meskipun Direktorat Asuransi, Direktorat Jendral Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan selalu mengadakan

pengawasan dan penilaian yang menggunakan ukuran rasio-rasio keuangan

terhadap laporan keuangannya setiap tahun yang kadang dipublikasikan di

media cetak, namun masih terdapat beberapa perusahaan asuransi yang

kinerjanya buruk sehingga harus dilikuidasi. Kondisi perekonomian Indonesia

yang fluktuatif karena sangat terpengaruh oleh keadaan ekonomi dan politik

dunia, tidak dapat dipungkiri membuat perusahaan selalu dibayang-bayangi

dengan adanya pendatang baru yang lebih kompetitif dan turunnya kinerja

atau performa (inovasi) perusahaan yang mengakibatkan bangkrutnya usaha

mereka karena beberapa faktor.

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui

laporan keuangannya. Agar informasi laporan keuangan yang tersaji menjadi

Page 26: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

9

lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, maka data keuangan harus

dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan

ekonomis. Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat maka

perlu dilakukan penelitian. Salah satu bentuk penelitiannya yaitu dengan cara

menggunakan rasio – rasio keuangan untuk memprediksi kinerja perusahaan

seperti kebangkrutan dan financial distress (Mas‟ud dan Srengga, 2012).

Rasio keuangan menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan posisi

laporan keuangannya. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis dari berbagai rasio

keuangan guna melihat kondisi perusahaan secara menyeluruh.

Analisis rasio keuangan adalah suatu cara untuk menganalisis laporan

keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah

dengan yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya

(Mas‟ud dan Srengga, 2012). Analisis rasio dapat dikelompokan kedalam

lima macam kategori, yaitu (Hanafi dan Halim, 2012):

1. Rasio likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio aktivitas, mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan aset

dengan melihat tingkat aktivitas aset.

3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan

laba.

Page 27: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

10

5. Rasio pasar, melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap

nilai buku perusahan.

Tabel 1.1 Rasio Likuiditas Perusahaan Asuransi Unit Syariah

Perusahaan

Rasio Likuiditas

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Bumiputera 390.49% 315.35% 298.74% 392.16% 400.07% 331.78%

Allianz 175% 356% 429% 659% 546% 840%

Manulife 140.43% 169.91% 154.49% 184.60% 167.50% 162%

Sinar Mas Syariah 146% 163% 154% 118% 117% 115%

Avrist 144% 140% 149% 336.91% 700.20% 895.30%

Panin 10629.31% 5351.64% 1547.92% 2337.65% 2010% 1042%

Prudential 235% 174% 193% 233% 312% 303%

Sun Life 46% 163% 201% 231% 309% 228%

Sumber: Website masing-masing perusahaan (data diolah)

Berdasarkan tabel tersebut, seluruh perusahaan asuransi unit syariah

pernah mengalami penurunan rasio likuiditas. Bahkan ada beberapa

perusahaan yang mengalami penurunan rasio likuiditas selama tiga tahun

berturut-turut. Yaitu Perusahaan Bumiputera pada tahun 2010 sampai tahun

2012, Perusahaan Manulife Syariah dari tahun 2013 sampai tahun 2015,

Perusahaan Sinar Mas Syariah dari tahun 2012 sampai tahun 2015, kemudian

pada Perusahaan Panin mengalami penurunan rasio likuiditas dari tahun 2010

sampai 2012 kemudian meningkat dari tahun 2012 sampai 2013 dan kembali

mengalami penurunan hingga tahun 2015.

Menurut Ichsan (2014) masalah pengelolan likuiditas adalah masalah

yang berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat

Page 28: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

11

pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat

merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu

perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat

memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau

dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan

membayar.

Seperti yang sudah disebutkan mengenai pengertian rasio likuiditas,

jika rasio likuiditas suatu perusahaan terus menerus mengalami penurunan,

maka bisa dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknyapun ikut menurun. Untuk mengatasi dan

meminimalisir terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat mengawasi kondisi

keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis keuangan untuk

menghindari terjadinya financial distress, bahkan kebangkrutan.

Munculnya berbagai prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan

sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat

digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki

kondisi sebelum sampai pada kondisi kritis atau kebangkrutan. Hal lain yang

mendorong perlunya peringatan dini adalah munculnya problematika

keuangan yang mengancam operasional perusahaan. Dengan terdeteksinya

lebih awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan,

investor dan para kreditur (lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan

Page 29: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

12

langkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis keuangan segera

tertangani.

Penelitian mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak dilakukan

sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang

digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum

perusahaan mengalami kebangakrutan. Beberapa alat deteksi kebangkrutan

yang dapat digunakan yaitu model Altman Z-score (1968), model Springate

(1978), model Zmijewksi (1983) serta model Grover yang diciptakan melalui

penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman.

Penelitian yang dilakukan oleh Gordon L.V Springate pada tahun 1978

menghasilkan model prediksi kebangkrutan yang dibuat dengan mengikuti

prosedur model Altman. Model prediksi kebangkrutan yang dikenal sebagai

model Springate ini menggunakan 4 rasio keuangan yang dipilih berdasarkan

19 rasio-rasio keuangan dalam berbagai literatur. Kemudian model prediksi

yang dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset

selama 20 tahun yang ditelaah ulang, dengan tiga variabel bebasnya yaitu

ROA (Return of Asset), Leverage (debt ratio) dan Likuiditas (current ratio).

Selain Springate dan Zmijewski yang mendesain ulang model Altman Z-

Score, Jeffrey S. Grover juga melakukan pendesainan dan penilaian ulang

terhadap model Altman Z-Score dengan menggunakan sampel sesuai dengan

model Altman Z-score pada tahun 1968, dengan menambahkan tiga belas

Page 30: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

13

rasio keuangan baru yang kemudian dikenal sebagai model Grover. (Ni Made,

2013)

Penelitian oleh Hadi dan Anggraeni (2008) menemukan bahwa model

prediksi Altman merupakan prediktor terbaik diantara ketiga prediktor yang

dianalisis yaitu model Altman Z-score, model Springate dan model

Zmijewksi. Model springate masih memberikan prediksi yang lebih baik

dibanding model Zmijewski, sedangkan model Zmijewski memberikan

performance yang buruk dalam memprediksi kebangkrutan.

Altman (1968) menggunakan Multiple Discriminant Analysis dengan

menggunakan lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total asset,

retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset,

market value of equity to total asset. Penelitian Altman ini menggunakan 66

sampel perusahaan yang terbagi menjadi dua yang masing-masing 33

perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan tidak bangkrut. Hasil studi Altman

ternyata mampu memperoleh tingkat ketepatan prediksi 95% untuk data satu

tahun sebelum kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan

72%. Selain itu juga diketahui bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang

sangat rendah berpotensi mengalami kebangkrutan. Sampai saat ini Z-score

masih lebih banyak digunakan oleh para peneliti, praktisi serta para akademis

dibidang akuntansi dan lainnya.

Metode untuk memprediksi kebangkrutan pada penelitian ini

menggunakan teori diskriminan Altman. Dimana Altman menggunakan

Page 31: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

14

model kebangkrutannya menjadi Altman pertama (1968), Altman revisi dan

Altman modifikasi (1995). Perkembangan model Altman ini dapat dilihat dari

yang pertama yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dari sebuah

perusahaan publik manufaktur. Kemudian Altman merevisi model

kebangkrutan menjadi model yang dapat digunakan untuk memprediksi

kemungkinan model kebangkrutan bagi perusahaan manufaktur privat dan

publik. Selanjutnya Altman memodifikasi modelnya agar bisa diterapkan

disemua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur dan perusahaan

penerbit obligasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Asuransi

Unit Syariah dengan Menggunakan Metode Altman Z – Score. Penelitian

ini juga akan menunjukkan bahwa metode Altman z-score mampu

memprediksi perusahaan asuransi syariah.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah perusahaan asuransi unit syariah mengalami penurunan rasio

likuiditas selama pada tahun 2011 sampai tahun 2015 yang akan berpotensi untuk

mengalami financial distress, yang kemudian akan diprediksi dengan metode

Altman Z score.

Page 32: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

15

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana prediksi financial

distress perusaan asuransi unit syariah pada tahun 2011 sampai tahun 2015

berdasarkan metode Altman Z Score?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi financial distress pada

perusahaan asuransi unit syariah pada tahun 2011 sampai tahun 2015 dengan

menggunakan metode Altman Z Score.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini yaitu dapat

memberikan informasi dan wawasan serta ilmu pengetahuan bagi:

a. Secara teoritis:

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sarana

implementasi ilmu pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan

dan perekonomian serta memberikan pembuktian yang empiris metode

Altman Z Score dalam memprediksi financial distress.

b. Manfaat bagi kalangan akademisi:

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait

kondisi financial distress pada perusahaan serta dapat digunakan

Page 33: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

16

sebagai bahan kajian teoritis dan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

c. Manfaat bagi peneliti:

Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah

wawasan serta pengetahuan penulis dalam memprediksi kondisi

financial distress pada perusahaan asuransi unit syariah yang ada di

Indonesia.

Page 34: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Literatur

1. Financial Distress

Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai

ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan (Darsono dan

Ashari, 2005 dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan

sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan

atau likuidasi (Platt dan Platt, 2002 dalam Iramani, 2007). Mc Cue (1991)

dalam Atmini (2005) mendefinisikan financial distress sebagai arus kas

negatif. Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Atmini (2005)

mendefinisikan financial distress jika beberapa tahun perusahaan mengalami

laba operasi negatif. John et al. dalam Atmini (2005) mendefinisikan financial

distress jika melakukan pemberhentian tenaga kerja atau menghilangkan

pembayaran dividen. Tirapat dan Nittayagasetwat (1999) dalam Atmini

(2005) mengatakan bahwa perusahaan mengalami financial distress jika

perusahaan menghentikan operasinya dan perusahaan mengalami pelanggaran

teknis dalam hutang dan diprediksi akan mengalami kebangkrutan pada

periode yang akan datang.

Financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi

perusahaan tidak memadahi untuk melunasi kewajiban – kewajiban lancar

Page 35: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

18

(seperti utang dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa melakukan

tindakan perbaikan. Financial distress adalah masalah likuiditas yang sangat

parah yang tidak bisa dipecahkan tanpa perubahan ukuran dari operasi atau

struktur perusahaan. Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan

perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau kritis dan terjadi sebelum

kebangkrutan dan perusahaan mengalami kerugian dalam beberapa tahun

(Hapsari, 2012).

Dalam penelitian terdahulu untuk melakukan pengujian apakah suatu

perusahaan mengalami financial distress dapat ditentukan dengan berbagai

cara, seperti (Almilia dan Kristijadi, 2003:189-190):

a. Lau (1987) dan Hill, et. al. (1996) menggunakan adanya pemberhentian

tenaga kerja atau menghilangkan pembayaran dividen.

b. Asquith, Gertner dan Scharfstein (1994) menggunakan interest coverage

ratio untuk mendefinisikan financial distress.

c. Whitaker (1999) mengukur financial distress dengan cara adanya arus kas

yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini.

d. John, Lang dan Netter (1992) mendefinisikan financial distress sebagai

perubahan harga ekuitas.

Secara umum, definisi kepailitian dapat dilihat dari dua sudut

pandang, yaitu kepailitan secara hukum dan kepailitan secara teknis.

Kepailitan secara hukum diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Page 36: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

19

Pembayaran Utang. Dalam pasal 2 dinyatakan bahwa debitur yang

mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu

utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan

putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas

permohonan satu atau lebih krediturnya.

Menurut Weston dan Copeland (1992 dalam Rantelino, et. al.,

2015:97), kebangkrutan dapat diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam

menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan

sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti:

a. Kegagalan Ekonomi (Economic Failure)

Dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang

atau pendapatan perusahaan tidak menutup biaya sendiri, hal ini berarti

tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus

kas perusahaan lebih kecil dari pada kewajiban. Kegagalan terjadi bila

arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh dibawah arus yang

diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat

pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya

modal perusahaan.

b. Kegagalan Keuangan (Financial Failure)

Bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara arus kas dan

dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu:

1) Insolvensi Teknis

Page 37: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

20

Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat

memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva

melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi

salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan utangnya seperti rasio

aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio

kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan.

2) Insolvensi dalam Pengertian Kebangkrutan

Dalam penelitian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai

kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang

dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

Oleh sebab itu, model peringatan untuk mengantisipasi adanya

financial distress perlu dikembangkan karena model ini dapat digunakan

sebagai sarana untuk mengindentifikasikan bahkan untuk memperbaiki

kondisi sebelum sampai pada kondisi kritis (Almilia, 2004:546). Platt dan

Platt (2002 dalam Almilia, 2004:546) menyatakan kegunaan informasi jika

suatu perusahaan mengalami financial distress adalah:

a. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah

sebelum terjadinya kebangkrutan.

b. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover agar

perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola

perusahaan dengan lebih baik.

Page 38: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

21

c. Memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang

akan datang.

Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak

pihak yang mempunyai kepentingan terhadap kinerja sebuah perusahaan agar

tidak menerima hasil yang buruk. Pihak – pihak yang melakukan prediksi

financial distress tersebut meliputi (Almilia dan Kristijadi, 2003:188):

a. Pemberi Pinjaman

Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress mempunyai

relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan

apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan

untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.

b. Investor

Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan

menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan

pembayaran kembali pokok dan bunga.

c. Pembuat Peraturan.

Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan

membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu, hal ini

menyebakan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mnegetahui

kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas

perusahaan.

Page 39: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

22

d. Pemerintah

Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam antitrush

regulation.

e. Auditor

Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi

auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.

f. Manajemen

Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan

menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak

langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan

pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress

diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga

dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari

biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.

Salah satu penyebab terjadinya financial distress adalah keburukan

dalam pengelolaan bisnis (mismanagement) perusahaan tersebut. Namun

dengan bervariasinya kondisi internal dan eksternal maka terdapat banyak hal

lain yang juga dapat menyebabkanterjadinya financial distress pada suatu

perusahaan (Rodoni dan Ali, 2014).

Apabila ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga keadaan

yang dapat menyebabkan financial distress yaitu (Rodoni dan Ali, 2014):

a. Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal.

Page 40: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

23

Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber pada

penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang untuk

membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik dana untuk

memenuhi kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada pada

kondisi tidak likuid.

b. Besarnya beban utang dan bunga.

Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar, misalnya

mendapatkan kredit dari bank untuk menutup kekurangan dana, maka

masalah likuiditas perusahaan dapat teratasi untuk sementara waktu.

Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu adanya keterikatan

kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit.

Walaupun demikian hal ini tidak membahayakan perusahaan dan masih

memberikan keuntungan bagi perusahaan apabila tingkat bunga lebih

rendah dari tingkat investasi harta (return on asset) dan perusahan

melakukan apa yang disebut dengan manajemen risiko atas utang yang

diterimanya. Manajemen risiko atas utang ini sangat penting terutama

apabila utang yang diterima tidak dalam mata uang yang sama dengan

pendapatan yang diperoleh perusahan. Ketidakmampuan perusahaan

melakukan manajemen risiko atas utangnya dapat mengakibatkan

perusahaan melakukan manajemen risiko menderita kerugian yang

seharusnya tidak perlu terjadi.

Page 41: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

24

c. Menderita kerugian.

Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup seluruh

biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih. Besarnya laba

bersih sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan reinvestasi,

sehingga akan menambah kekayaan bersih perusahaan dan meningkatkan

return on equity untuk menjamin kepentingan pemegang saham. Oleh

karena itu, perusahaan harus selalu berupaya meningkatkan pendapatan

dan mengendalikan tingkat biaya. Ketidakmampuan perusahaan

mempertahankan keseimbangan pendapatan dengan biaya, niscaya

perusahaan akan mengalami financial distress.

Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Oleh karena itu, harus dijaga

keseimbangan agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress yang

mengarah pada kebangkrutan. Caranya adalah dengan (Rodoni dan Ali, 2014):

a. Kemampuan memperoleh laba

Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang cukup dari modal

yang digunakan. Jadi setiap pendapatan harus menghasilkan laba kotor

(gross profit) jauh diatas biaya operasional agar menghasilkan laba laba

kotor sisa yang disebut laba bersih (net profit). Setiap laba bersih

kemudian harus diinvestasikan perusahaan guna memperbesar dana

perusahaan.

Page 42: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

25

b. Tingkat utang dalam struktur permodalan

Manajemen risiko atas utang ini sangat penting terutama apabila utang

yang diterima tidak dalam mata uang yang sama dengan pendapatan yang

diperoleh perusahaan. Ketidakmampuan perusahan melakukan manajemen

risiko atas utangnya dapat mengakibatkan perusahaan harus mendapatkan

risiko menderita kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi.

c. Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional

perusahaan dan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan harta

lancarnya terutama kas. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga

kualitas dan tingkat investasi piutang dan persediaan dalam arti kecepatan

mengubah kas dengan risiko yang paling kecil.

Akan tetapi, kondisi financial distress pada perusahaan dapat diatasi

dengan beberapa cara, yaitu (Rodoni dan Ali, 2014):

a. Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset – aset

utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan

pengeluaran dan biaya penelitian dan pengembangan.

Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan menerbitkan

sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan kreditur. Financial

distress dapat melibatkan restrukturisasi aset ataupun restrukturisasi

keuangan.

Page 43: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

26

2. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

Ada beberapa definisi laporan keuangan yang telah dikemukakan

menurut para ahli, yaitu:

a. Harahap (2016) Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan

hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: neraca atau

laporan laba / rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, dan laporan

perubahan posisi keuangan.

b. Kasmir (2015) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan

saat ini adalah merupakan kondisi terkini saat keadaan keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu

(untuk laporan laba rugi).

c. Munawir (2014) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang

menggambarkan kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu untuk

digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut.

Page 44: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

27

Kemudian tujuan laporan keuangan menurut Fahmi (2012) adalah

untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang

kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan perusahan pada dasarnya merupakan

perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa

lalu, saat ini, dan kemungkinan di masa yang akan datang.

Menurut Kasmir (2014:104), menjelaskan rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya.

Data pokok yang sebagai input dalam analisis rasio ini adalah laporan

rugi-laba dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat

ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk

menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

Jadi analisis rasio adalah rasio – rasio keuangan yang pada dasarnya

disusun dengan menggabungkan angka – angka di dalam atau antara laporan

laba / rugi dan neraca yang diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan

hilang (Hanafi dan Halim, 2012:74).

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding dengan teknik

analisis lainnya. Keunggulan analisis rasio ini adalah (Harahap, 2016:298):

Page 45: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

28

a. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model – model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z – Score).

e. Menstandarisir ukuran perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa

yang akan datang.

Selain memiliki keunggulan, analisis rasio keuangan juga memiliki

keterbatasan yang harus diketahui oleh analis agar dalam penggunaannya

tidak salah. Adapun keterbatasan analisis rasio keuangan adalah (Harahap,

2016:298-299):

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat dalam penggunaannya bagi

kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi

keterbatasan teknik ini seperti:

Page 46: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

29

Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung

taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias.

Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai

perolehan (cost) bukan harga pasar.

Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja denganteknik dan standar

akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan

perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan

rasio – rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan.

Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.

Kemudian, setiap hasil dari rasio yang telah diukur selanjutnya

diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan (Kasmir,

2015:106).

Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima

macam kategori, yaitu (Hanafi dan Halim, 2012:74):

Page 47: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

30

a. Rasio Likuiditas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.Dimana rasio likuiditas mengukur kemampuan

likuditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar

perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Terdapat dua rasio likuiditas

yang sering digunakan, yaitu rasio lancar dan rasio cepat.

Rasio Lancar

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rumus dari rasio

lancar adalah:

Rasio Cepat

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang sudah dikurangi

dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan dianggap sebagai

aset yang paling tidak likuid. Rumus dari rasio cepat adalah:

b. Rasio Aktivitas

Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan

melihat tingkat aktivitas aset. Aktivitas yang rendah pada tingkat

Rasio Lancar = Aktiva Lancar : Utang Lancar

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar

Page 48: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

31

penjualan teretntu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan

yang tertanam pada aktiva – aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan

lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Terdapat

empat rasio aktivitas, yaitu:

Rasio Rata – rata Umur Piutang

Rata – rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk

melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata –

rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

Rumus dari rasio ini dihitung melalui 2 tahap yaitu:

atau

Rasio Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya

persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas

manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang

rendah menandakan tanda – tanda mis-manajemen seperti kurangnya

pengendalian persediaan yang efektif. Rumus dari rasio perputaran

persediaan yaitu:

Perputaran Piutang = Penjualan : Piutang

Rata – rata Umur Piutang = 365 : Perputaran Piutang

Rata – rata Umur Piutang = Piutang Dagang : (Penjualan : 365)

Page 49: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

32

atau

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas

perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Rumus dari

rasio ini yaitu:

Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang

tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio

yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,

pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi). Rumus dari

rasio perputaran total aktiva adalah:

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan : Persediaan

Rata – rata Umur Persediaan = 365 : Perputaran Persediaan

Rata – rata Umur Persediaan = Persediaan : (HPP : 365)

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Aktiva Tetap

Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Total Aktiva

Page 50: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

33

c. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban – kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak

solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan

dengan total asetnya. Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung,

seperti:

Rasio Total Utang terhadap Total Aset

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh

kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage

keuangan yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan

meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity) dengan

cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal

saham (ROE) akan menurun cepat. Risiko perusahaan dengan

financial leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula. Rumus dari

rasio total utang terhadap total aktiva adalah:

Rasio Times Interest Earned

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang

dengan laba sebelum bunga pajak. Rasio ini dapat dikatakan untuk

Rasio Total Utang terhadap Total Aset = Total Utang : Total Aset

Page 51: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

34

menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang

tersedia untuk menutup beban bunga tetap. Rumusnya adalah:

Rasio Fixed Charge Coverage

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan membayar total beban

tetap, termasuk biaya sewa. Rasio ini memperhitungkan sewa karena

meskipun sewa bukan utang, tetapi sewa merupakan beban tetap yang

akan mengurangi kemampuan utang perusahaan. Beban tetap tersebut

mempunyai efek yang sama dengan beban bunga. Perhitungan dari

rasio ini adalah:

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang

tertentu. Ada tiga rasio untuk menghitung tingkat keuntungan perusahaan:

Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit

margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk

Times Interest Earned = Laba sebelum Bunga dan Pajak : Bunga

Fixes Charge Coverage = (EBIT + Biaya Sewa) : (Bunga + Biaya Sewa)

Page 52: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

35

tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat

penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Rasio yang

rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rumus dari profit

margin yaitu:

Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan

efisiensi manajemen aset. Rumusnya adalah:

Return On Equity

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Akan tetapi laba

yang diukur tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain

untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan pengukur return

pemegang saham sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat

leverage keuangan perusahaan. Perhitungan dari return on equity

adalah:

Profit Margin = Laba Bersih : Penjualan

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Page 53: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

36

e. Rasio Pasar

Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai

buku perusahaan. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada

sudut investor atau calon investor meskipun pihak manajemen juga

berkepentingan terhadap rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung:

Price Earning Ratio (PER)

PER melihat harga saham relatif terhadap earning-nya. Perusahaan

yang mempunyai nilai PER yang tinggi memiliki prospek tumbuh

yang baik. Sebaliknya jika nilai PER perusahaan rendah maka

memiliki prospek pertumbuhan yang rendah pula. Rumus dari PER

adalah:

Dividend Yield

Rasio ini sangat berarti bagi investor karena dividend yield merupakan

sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya

perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi akan

mempunyai dividend yield yang rendah, karena sebagian besar akan

diinvestasikan kembali dan juga karena harga dividen yang tinggi akan

mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Rumusnya yaitu:

ROE = Laba Bersih : Modal Saham

PER = Harga Pasar per Lembar :Earning per Lembar

Page 54: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

37

Pembayaran Dividen (Dividend Payout)

Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan

sebagai dividen kepada investor. Perusahaan yang memiliki tingkat

pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen

yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya

rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Formula perhitungan dari

dividend payout adalah:

4. Model-Model Prediksi Financial Distress

Untuk meminimalisir perusahaan mengalami kondisi financial distress

yang berpotensi menjadi kebangkrutan perusahaan, perusahaan dapat

mengawasi kondisi keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis

laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang penting

untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan serta hasil yang telah dicapai sehubungan dengn pemilihan strategi

perusahaan yang telah diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan

keuangan perusahaan, maka dapat diketahui kondisi dan perkembangan

keuangan perusahaan.

Dividend Yield = Dividen per Lembar : Harga Pasar Saham per Lembar

Rasio Pembayaran Dividen = Dividen per Lembar :Earning per Lembar

Page 55: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

38

Berikut adalah model-model yang dapat digunakan untuk memprediksi

financial distress:

a. Altman Z – Score

Altman‟s Z-Score merupakan model prediksi kebangkrutan suatu

perusahaan. Altman‟s Z-Score dikenal pula sebagai Altman Bankruptcy

Prediction Model. Pengertian Altman‟s Z-Score menurut Supardi (2003)

adalah: Skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah

keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan

perusahaan. Altman‟s Z-Score ini dapat digunakan selain sebagai alat

penilaian kinerja keuangan tetapi dapat pula digunakan sebagai alat

prediksi kebangkrutan.Sehingga Altman‟s Z-Score dikenal pula sebagai

Altman Bankruptcy Prediction Model (Z-Score). Adapun pengertian

Altman Bankruptcy Prediction Model (Z-Score) menurut Sofyan Syafri

Harahap (2008) adalah : Model ini memberikan rumus untuk menilai

kapan perusahaan akan bangkrut. Dengan menggunakan rumus yang diisi

(interplasi) dengan rasio keuangan maka akan diketahui angka tertentu

yang ada menjadi bahan untuk memprediksi kapan kemungkinan

perusahaan akan bangkrut.

Altman telah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model

prediksi dengan teknik analisis, dimana Altman memilih 5 rasio dari 22

rasio melalui prosedur statistik, observasi dan judgement (Kusdiana,

2014). Formula MDA dari Altman ini dapat disebut dengan Altman Z –

Page 56: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

39

ScoreOriginal. Rumus dari Model Altman Z – Score Original (untuk

perusahaan manufaktur go public)adalah (Altman, 1968):

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes to total assets

X4 = market value of equity to book value of total debt

X5 = sales to total assets

Z = overall index

Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant

analysis. Terdapat angka – angka cut off nilai Z yang dapat menjelaskan

apakah perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa

mendatang datang. Nilai cut off dibagi kedalam 3 kategori keadaan, yaitu

(Altman, 1968):

a. Z <1,81

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

b. 1,81 < Z <2,67

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakahperusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

Page 57: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

40

c. Z > 2,67

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

Altman melakukan suatu revisi terhadap model yang

dikembangkannya. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan

penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak

hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat

diaplikasikan untuk perusahaan – perusahaan di sektor swasta. Model

yang lama mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan.

Altman mengubah pembilang Market Value Of Equity pada X4 menjadi

Book Value Of Equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar

untuk ekuitasnya dan juga mengganti besarnya nilai koefisien dari semua

variabel yang digunakan (Rahayu, et. al., 2016). Model dari model

Altman ini disebut dengan Altman Z – Score Revisi, dimana rumus dari

Model Altman Z – Score Revisi (untuk perusahaan manufaktur yang non

go public) adalah (Altman, 1983):

Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes to total assets

X4 = book value of equity to book value of total debt

X5 = sales to total assets

Page 58: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

41

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai

Z – Score, yaitu (Altman, 1983):

a. Z < 1,23

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

b. 1,23 < Z <2,90

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2,90

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

Seiring dengan perkembangan zaman, dan juga perubahan kondisi

ekonomi, serta perilaku pasar, maka Altman memodifikasi model analisis

kebangkrutannya lagi. Dalam model Z – Score ini Altman mengeliminasi

variabel Sales/Total Assets, yaitu rasio penjualan terhadap total aset dan

juga mengganti besarnya nilai koefisien dari semua variabel yang

digunakan dalam memprediksi kebangkrutan pada sebuah perusahaan

(Irfan dan Yuniati, 2014:6). Analisis ini dinamai dengan Model Altman Z

– Score Modifikasi. Formula dari Model Altman Z – Score Modifikasi

(untuk semua perusahaan) adalah (Altman, 1995):

Page 59: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

42

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3+ 1,05X4

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes to total assets

X4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai

Z – Score, yaitu (Altman, 1995):

a. Z < 1,10

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

b. 1,10 <Z <2,60

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2,60

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

b. Model Springate

Penelitian yang dilakukan oleh Gordon L.V Springate (1978)

menghasilkan model prediksi kebangkrutan yang dibuat dengan mengikuti

prosedur model Altman. Model prediksi kebangkrutan yang dikenal

Page 60: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

43

sebagai model Springate ini menggunakan 4 rasio keuangan yang dipilih

berdasarkan 19 rasio-rasio keuangan dalam berbagai literatur. Model ini

memiliki rumus sebagai berikut: Z = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D

Dimana:

A = Working Capital/Total Asset

B = Net Profit before Interest and Taxes/Total

C = Net Profit before Taxes/Current Liabilities

D = Sales / Total Asset

Model Springate ini mengklasifikasikan perusahaan dengan skor Z

> 0,862 merupakan perusahaan yang tidak berpotensi bangkrut, begitu

juga sebaliknya jika perusahaan memiliki skor Z < 0,862 diklasifikasikan

sebagai perusahaan yang tidak sehat dan berpotensi untuk bangkrut.

c. Model Zmijewski

Model prediksi yang dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983

merupakan hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah ulang. Model ini

menghasilkan rumus sebagai berikut: X = -4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3

Dimana :

X1 = ROA (Return on Asset)

X2 = Leverage (Debt Ratio)

X3 = Likuiditas (Current Ratio)

Page 61: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

44

Jika skor yang diperoleh sebuah perusahaan dari model prediksi

kebangkrutan ini melebihi 0 maka perusahaan diprediksi berpotensi

mengalami kebangkrutan. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki

skor yang kurang dari 0 maka perusahaan diprediksi tidak berpotensi

untuk mengalami kebangkrutan.

d. Model Grover

Model Grover merupakan model yang diciptakan dengan

melakukan pendesainan dan penilaian ulang terhadap model Altman Z-

Score. Jeffrey S. Grover menggunakan sampel sesuai dengan model

Altman Z-score pada tahun 1968, dengan menambahkan tiga belas rasio

keuangan baru. Sampel yang digunakan sebanyak 70 perusahaan dengan

35 perusahaan yang bangkrut dan 35 perusahaan yang tidak bangkrut pada

tahun 1982 sampai 1996. Jeffrey S. Grover (2001) menghasilkan fungsi

sebagai berikut: Score = 1,650X1 + 3,404X3 – 0,016ROA + 0,057

Dimana :

X1 = Working capital/Total assets

X3 = Earnings before interest and taxes/Total asset

ROA = net income/total assets

Model Grover mengkategorikan perusahaan dalam keadaan

bangkrut dengan skor kurang atau sama dengan -0,02 (Z ≤ -0,02).

Page 62: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

45

Sedangkan nilai untuk perusahaan yang dikategorikan dalam keadaan

tidak bangkrut adalah lebih atau sama dengan 0,01 (Z ≥ 0,01).

Page 63: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

46

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Kesimpulan

1 Fitriani Rahayu, I

Wayan Suwendra, Ni

Nyoman Yulianthini

(2016)

Analisi Financial

Distress dengan

Menggunakan Metode

Altman Z – Score,

Springate, Zmijewski

pada Perusahaan

Telekomunikasi

Variabel X (Altman Z –

Score):

Working Capital to Total

Asset, Retained Earning to

Total Asset, Earning Before

Interest and Taxes to Total

Asset, Book Value of Equity

to Book Value of Total

Liabilities

Variabel X (Springate):

Working Capital to Total

Asset, Earning Before

Interest and Taxes to Total

Asset, Earning Before Taxes

to Total Asset, Sales to Total

Asset

Variabel X (Zmijewski):

Return on Asset, Debt Ratio,

Current Ratio

Variabel Y (Altman Z –

Score (Z), Springate (S),

Zmijewski (X)):

Financial Distress

Hasil perhitungan

berdasarkan model

Altman Z – Score pada

perusahaan

Telekomunikasi selama

periode 2012 – 2013

diperoleh tiga dari lima

perusahaan

dikategorikan

mengalami financial

distress. Hasil

perhitungan

berdasarkan metode

Springate diperoleh

empat dari lima

perusahaan

dikategorikan

mengalami financial

distress.

Berdasarkan metode

Zmijewski diperoleh

dua dari lima

perusahaan yang

dikategorikan

mengalami financial

distress.

2 Suyatmin Waskito

Adi dan Aryani Intan

Endah Rahmawati

(2015)

Analisis Rasio

Keuangan Terhadap

Kondisi Financial

Distress pada

Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun

2008 – 2013

Variabel X:

Earning Before Interest and

Taxes to Total Asset,

Working Capital to Total

Asset, Market Value of

Equity to Book Value of

Total Liability, Retained

Earnings by Total Asset,

Sales by Total Asset, Cash

Flow from Operations to

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

baik pada periode satu

tahun sebelum financial

distress (t-1) maupun

dua tahun sebelum

financial distress (t-2)

variabel yang

berpengaruh signifikan

hanya variabel Earning

Page 64: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

47

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Kesimpulan

Total Asset

Variabel Y:

Financial Distress

Before Interest and

Taxes to Total

Asset, Working

Capital to Total

Asset, Market Value

of Equity to Book

Value of Total

Liability, Retained

Earnings by Total

Asset, Sales by

Total Asset, dan

Cash Flow from

Operations to Total

Asset berpengaruh

tetapi tidak

signifikan. Hasil

analisis data dengan

menggunakan

regresi logistik

menghasilkan

ketepatan prediksi

sebesar 69,4% pada

satu tahun sebelum

financial distress

dan 54,2% pada dua

tahun sebelum

financial distress.

3 Yayu Kusdiana (2014) Analisis Model Camel

dan Altman Z – Score

dalam Memprediksi

Kebangkrutan Bank

Umum di Indonesia

(Studi pada Bank

Umum yang Tercatat di

Bursa Efek Indonesia

Tahun 2007 – 2011)

Variabel X (Model

CAMEL):

Capital Aqequacy Ratio,

Non Performing Loan,

Return on Asset, Biaya

Operasional tehadap

Pendapatan Operasional,

Loan to Deposit Ratio

Terdapat perbedaan

dari model CAMEL

dan Altman Z –

Score dalam

ketepatan

memprediksi

kebangkrutan bank.

Ketepatan

Page 65: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

48

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Kesimpulan

Variabel X (Altman Z –

Score):

Working Capital to Total

Asset, Retained Earning

to Total Asset, Earning

Before Interest and Taxes

to Total Asset, Book Value

of Equity to Book Value of

Total Liabilities

Variabel Y:

Memprediksi

kebangkrutan

prediksi model

Altman Z – Score

lebih baik dalam

memprediksi

kebangkrutan bank

umum di Indonesia

dibandingkan model

CAMEL. Hal ini

disebabkan model

Altman Z – Score

mengalami tingkat

probabilitas

kebangkrutan yang

tinggi.

4 Evani Indri Hapsari(2012) Kekuatan Rasio

Keuangan dalam

Memprediksi Kondisi

Financial Distress

Perusahaan

Manufaktur Bursa Efek

Indonesia

Variabel X:

Rasio Leverage

Rasio Likuiditas

Rasio Profitabiltas

Variabel Y:

Financial Distress

Rasio likuiditas dan

rasio profitabilitas

(profit margin on

sales) tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

kondisi financial

distress perusahaan.

Sedangkan rasio

profitabilitas (return

on total assets) dan

rasio leverage

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap kondisi

financial distress

perusahaan.

5 Listri Fitriyani, Prima

Apriliyani dan

Firmansyah Kusasi

(2016)

Analisis Perbandingan

Prediksi Kondisi

Financial Distress

dengan Menggunakan

Model Altman,

Springate dan

Zmijewksi pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Variabel X:

Altman Z Score,

Springat

Zmijewksi

Variabel Y:

Financial Distress

Hasil dari penelitian

ini menunjukkan

bahwa model

Zmijewski adalah

model yang paling

akurat untuk

memprediksi

kondisi financial

Page 66: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

49

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Kesimpulan

Terdapat di Bursa Efek

Indonesia 2011-2014

distress pada

perusahaan

manufaktur di

Indonesia karena

memiliki tingkat

akurasi tertinggi

dibandingkan

dengan model

lainnya, yaitu

100%, diikuti oleh

model Springate

yang memiliki

tingkat akurasi

sebesar 89,29% dan

model Altman

sebesar 75%.

Page 67: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

50

C. Kerangka Berpikir

Memprediksi financial distress Asuransi unit Syariah dengan

menggunakan metode Altman Z Score Periode 2011 - 2015

Analisis Financial Distress

Altman Z – Score

Revisi

Altman Z – Score

Modifikasi

Altman Z – Score

Original

X1 = Working

capital to total asset

X2 = Retained

earning to total asset

X4 = Book value of equity to

book value of total debt

X3 = EBIT to

total asset

Perbandingan antara rasio

likuiditas dan Altman Z

Score.

- Safe Zone

- Grey Zone

- Distress Zone

Nilai Hasil Altman Z -

ScoreLaporan Keuangan

Data Lain

Altman Z Score

Gambar12.2 Kerangka Berpikir

Page 68: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:8).

Oleh sebab itu, tujuan diadakannya penelitian ini dimaksudkan untuk

memprediksi kondisi financial distress sebagai variabel dependennya yang dilihat

dari laporan keuangan Perusahaan Asuransi Syariah Tahun 2011 - 2015 dengan

menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada Model Altman Z – Score

Modifikasi sebagai variabel independennya.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014:80).

Sedangkan sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri

atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi

tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2014:123).

Page 69: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

52

Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representatif

(mewakili) (Sugiyono, 2014:81).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non

probability sampling dengan memilih purposive sampling sebagai metode dalam

pengambilan datanya. Menurut Sugiyono (2014:84-85) non probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.Dan

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

Kriteria sampel yang dibutuhkan dan yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. PerusahaanAsuransi Jiwa Unit Usaha Syariah.

b. Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan yang berakhir pada periode

31 Desember.

c. Memiliki laporan keuangan dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

d. Perusahaan mempunyai data dan informasi laporan keuangan yang lengkap.

Daftar perusahaan asuransi jiwa unit usaha syariah dapat dilihat pada tabel

3.1, beserta dengan kelengkapan laporan keuangannya.

Page 70: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

53

Tabel 3.1 Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Usaha Syariah Indonesia yang Memiliki

Laporan Keuangan pada Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2015

Sumber: website masing-masing perusahaan (data diolah)

Berdasarkan kriteria sampel yang telah disebutkan, maka jumlah

perusahaan Asuransi Syariah yang memiliki kelengkapan data dan informasi yang

lengkap pada periode 31 Desember 2011 sampai 31 Desember 2015 sebanyak 8

perusahaan.

No Nama Perusahaan

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera

1912 x

2 PT AIA Financial x x x x

3 PT Asuransi Allianz Life Indonesia x

4

PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa

Sejahtera x x x x

5 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya x x

6 PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia x

7 PT Asuransi Jiwa Mega Life x x

8 PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG

9 PT Avrist Assurance x

10 PT Axa Financial Indonesia x x x x x x

11 PT Axa Mandiri Financial Services x x x x x x

12 PT BNI Life Insurance x x x x x

13 PT Great Eastern Life Indonesia x x x x x x

14

PT Panin Daichi Life (d/h PT Panin

Life)

15 PT Prudential Life Assurance

16 PT Sun Life Financial Indonesia

17

PT Tokio Marine Life Insurance

Indonesia (d/h PT MAA Life

Assurance) x x x

18 PT ACE Life Assurance x x x

19 PT Financial Wiramitra Danadyaksa x x x x x x

Page 71: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

54

Tabel 3.2 PerusahaanAsuransi Jiwa Unit Usaha Syariah yang Memiliki Data dan

Informasi yang Lengkap pada Periode Desember 2011 – Desember 2015

No Nama Perusahaan

Kelengkapan

Data dan

Informasi

1 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 V

2 PT AIA Financial

3 PT Asuransi Allianz Life Indonesia V

4 PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera

5 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya

6 PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia V

7 PT Asuransi Jiwa Mega Life

8 PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG V

9 PT Avrist Assurance V

10 PT Axa Financial Indonesia

11 PT Axa Mandiri Financial Services

12 PT BNI Life Insurance

13 PT Great Eastern Life Indonesia

14 PT Panin Daichi Life (d/h PT Panin Life) V

15 PT Prudential Life Assurance V

16 PT Sun Life Financial Indonesia V

17

PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia (d/h PT MAA Life

Assurance)

18 PT ACE Life Assurance

19 PT Financial Wiramitra Danadyaksa

Sumber: website masing-masing perusahaan (data diolah)

Perusahaan yang akan diteliti adalah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera

1912, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia,

PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG, PT Avrist Assurance, PT Panin Daichi Life

(d/h PT Panin Life), PT Prudential Life Assurance dan PT Sun Life Financial

Indonesia.

Page 72: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

55

C. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan bagian yang terpenting dalam melakukan penelitian. Jika

peneliti tidak memiliki data maka tidak akan mendapatkan informasi yang

diingkan.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber

data sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen (Sugiyono, 2014:137). Basis data keuangan yang sudah tersedia untuk

penelitian juga merupakan sumber data sekunder (Sekaran, 2014:65).

Data sekunder yang diperoleh peneliti berasal dari laporan keuangan

perusahaan Asuransi unit Syariah Periode 2011 – 2015 yang telah dipublikasikan

melalui website masing-masing perusahaan.

Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data laporan keuangan

Perusahaan Asuransi Syariah Periode 2011 - 2015, peneliti terlebih dahulu

mempelajari serta menganalisa tinjauan tekstual sebagai dasar teori serta

informasi yang bersumber dari jurnal, website, buku, dan skripsi yang memiliki

kesamaan tujuan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis dalam mengolah

data untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kegiatan

dalam menganalisis data meliputi: mengelompokkan data yang ada di laporan

keuangan berdasarkan variabel, melakukan perhitungan terhadap data

Page 73: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

56

berdasarkan variabel, melakukan perhitungan dari berbagai variabel untuk

menjawab perumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Teknik analis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik (Sugiyono, 2014:147). Metode analisis yang digunakan

oleh peneliti yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Setelah mengumpulkan, mengelompokkan dan menghitung data,

selanjutnya peneliti menganalisis data dengan menggunakan statistik

deskriptif. Pengujian statistik deskriptif ini menggunakan alat bantu software

SPSS versi 24 untuk memudahkan peneliti untuk mendapatkan data dalam

memberikan informasi terkait variabel – variabel yang digunakan. Metode

statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:207).

2. Model Altman Z – Score Modifikasi

Analisis diskriminan Altman merupakan salah satu teknik statistik

yang bisa digunakan untuk memprediksi adanya kebangkrutan suatu

perusahaan.Altman telah mengkombinasikan beberapa rasio keuangan

menjadi model prediksi dengan teknik statistik (Rahayu, et. al., 2016).

Page 74: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

57

Ramadhani dan Lukviarman (2009 dalam Rahayu, et. al., 2016)

mengungkapkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian

terhadap berbagai jenis perusahaan, Altman kemudian merevisi

modelnyasupaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti

manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara

berkembang (emerging market). Dalam model Altman Z – Scoremodifikasi

ini Altman mengeliminasi X5 (sales to total asset) karena rasio ini sangat

bervariatif pada indsutri dengan ukuran aset yang berbeda – beda serta

berubahnya nilai bobot dari setiap variabel yang digunakan dalam persamaan

tersebut dan nilai klasifikasinya. Persamaan model Altman Z – Score

Modifikasi adalah (Altman, 1995):

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3+ 1,05X4

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes to total assets

X4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai

Z – Score, yaitu (Altman, 1995):

d. Z < 1,10

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

Page 75: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

58

e. 1,10 < Z <2,60

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

f. Z > 2,60

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

Page 76: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Syariah

Dengan beroperasinya bank syariah sesuai Undang Undang No. 7 tahun

1992 tentang perbankan dan ketentuan pelaksanaannya, muncullah kebutuhan

terhadap jasa asuransi berdasarkan syariah. Asuransi Syariah (Ta‟min, Tafakul

dan Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara

sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru' yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

(perikatan) sesuai dengan syariah. Pengelolaan asuransi syariah hanya dilakukan

oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah, perusahaan

asuransi syariah juga mendapat bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul

atas dasar akad ijarah (mudharabah), serta perusahaan asuransi syariah mendapat

ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru‟ atau hibah (pedoman DSN MUI).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi

unit syariah yang memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2011-2015 dan

menerbitkan laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi yang

dipublikasian melalui website perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut

diantaranya, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, PT Asuransi Allianz Life

Indonesia, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT Asuransi Jiwa Sinar Mas

MSIG, PT Avrist Assurance, PT Panin Daichi Life (d/h PT Panin Life), PT

Page 77: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

60

Prudential Life Assurance, dan PT Sun Life Financial Indonesia. Laporan

keuangan yang digunakan adalah laporan neraca dan laporan laba rugi.

B. Statistik Deskriptif

Setelah mengumpulkan, mengelompokkan dan menghitung data,

selanjutnya peneliti menganalisis data dengan menggunakan statistik deskriptif.

Pengujian statistik deskriptif ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 24

untuk memudahkan peneliti untuk mendapatkan data dalam memberikan

informasi terkait variabel – variabel yang digunakan. Pengertian metode statistik

deskriptif adalah sebagai berikut: “Metode statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono,

2014:207).

Berikut ini adalah hasil dari pengujian statistik deskriptif:

Page 78: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

61

Tabel44.1 Descriptive Statistics

Berdasarkan hasil tabel 4.1 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya

jumlah data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 40 data yang

merupakan jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2011 sampai

dengan 2015. Untuk variabel working capital to total asset (X1) atau wcta

memiliki nilai minimum sebesar -0.0061, nilai maksimum sebesar 0.61679, nilai

rata – rata sebesar 0.927 dan standar deviasi sebesar 0.149.

Untuk variabel retained earning to total asset (X2) atau reta memiliki nilai

minimum sebesar -0.34220, nilai maksimum sebesar 0.65010, nilai rata – rata

sebesar 0.1343475dan standar deviasi sebesar 0.18351357.

Untuk variabel earning before interest to total asset (X3) atau ebitta

memiliki nilai minimum sebesar -0.34220, nilai maksimum sebesar 0.91580, nilai

rata – rata sebesar 0.1600400dan standar deviasi sebesar 0.22917686.

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

wcta 40 -.00610 .61670 3.71150 .0927875 .14902938 .022

reta 40 -.34220 .65010 5.37390 .1343475 .18351357 .034

ebitta 40 -.34220 .91580 6.40160 .1600400 .22917686 .053

bvbd 40 .82990 57.03300 380.94580 9.5236450 11.47086907 131.581

financial distress 40 0 61 485 12.12 12.191 148.610

Valid N (listwise) 40

Page 79: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

62

Sedangkan pada variabel book value of equity to book value of total debt

(X4) atau bvbd memiliki nilai minimum sebesar 0.82990, nilai maksimum sebesar

57.03300, nilai rata – rata sebesar 9.5236450dan standar deviasi sebesar

11.47086907.

C. Model Altman Z – Score Modifikasi

1. Working Capital to Total Assets (X1)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

modal kerja bersih dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan.Modal kerja bersih didapatkan berdasarkan perhitungan dari

jumlah aktiva lancar dikurangi dengan jumlah kewajiban lancar. Apabila

perusahaan mempunyai modal kerja bersih yang benilai positif, maka

perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi

kewajibannya (Irfan dan Yuniati, 2014:11).

Dari data laporan keuangan perusahaan asuransi syariah tahun 2011

sampai 2015, maka diperoleh hasil rasio X1 adalah:

X1 = Modal Kerja (Aset Lancar – Kewajiban Lancar) X 6,56 (bobot Z – Score X1)

Total Aset

Page 80: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

63

Tabel54.2 Hasil penghitungan X1 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.0270 0.0257 0.0173 0.0057 0.0021

2 Allianz 0.0012 -0.0058 0.0106 0.0103 0.0075

3 Manulife 0.0540 0.0532 0.0611 0.0450 0.0029

4 Sinar Mas 0.0192 0.0348 0.0097 0.0198 0.0170

5 Avrist 0.0533 0.0472 0.0316 0.0356 0.1081

6 Panin 0.6070 0.2611 0.3230 0.3883 0.6167

7 Prudential 0.0599 0.0186 0.1146 -0.0032 -0.0061

8 Sun Life 0.1265 0.1134 0.1041 0.1037 0.1898

Sumber: Data diolah.

Penjelasan:

a. Rasio X1 adalah hasil perhitungan dari modal kerja dibagi dengan total

aset.

b. Pada tahun 2011, tidak ada perusahaan yang memiliki nilai X1 negatif.

c. Pada tahun 2012 perusahaan yang memiliki nilai X1 negatif adalah

perusahaan Allianz dengan nilai X1 sebesar -0.0058. Sisanya nilai X1

perusahaan di tahun 2012 memiliki nilai positif.

d. Pada tahun 2013, tidak ada perusahaan yang memiliki nilai X1 negatif.

e. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai X1 negatif adalah

perusahaan Prudential dengan nilai X1 sebesar -0.0032. Perusahaan

lainnya memiliki nilai X1 positif ditahun tersebut.

f. Pada tahun 2015 perusahaan yang memiliki nilai X1 negatif adalah

perusahaan Prudential dengan nilai X1 sebesar -0.0061. Perusahaan

lainnya memiliki nilai X1 positif ditahun tersebut.

Page 81: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

64

Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya

apabila memiliki modal kerja bersih bernilai negatif.

2. Retained Earning To Total Assets (X2)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yang ditahan dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Laba ditatan adalah besarnya laba yang tidak dibagikan kepada para

pemegang saham dalam bentuk dividen yang digunakan untuk

pengembangan perusahaan. Semakin rendah nilai dari rasio laba ditahan

terhadap total aktiva, maka semakin kecil juga peranan dari laba ditahan

terhadap total aktiva perusahaan sehingga probabilitas perusahaan

mengalami kondisi financial distress adalah semakin tinggi (Irfan dan

Yuniati, 2014:11-12).

Dari data laporan keuangan perusahaan asuransi syariah tahun

2011 sampai 2015, maka diperoleh hasil rasio X2 adalah:

X2 = Laba Ditahan X 3,26 (bobot Z – Score X2)

Total Aset

Page 82: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

65

Tabel64.3 Hasil penghitungan X2 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.050672 -0.00082 0.000322 0.00077 0.013845

2 Allianz 0.04443 0.021649 0.08447 0.107349 0.130871

3 Manulife 0.174289 0.158394 0.260622 0.2195 0.207386

4 Sinar Mas 0.139604 0.142445 0.18328 0.168604 0.167578

5 Avrist 0.272976 0.240383 0.228785 0.160436 0.175787

6 Panin 0.045852 0.100252 0.051771 0.094298 0.066576

7 Prudential 0.650072 0.550445 0.430215 0.424131 0.341984

8 Sun Life -0.00112 -0.34218 -0.11778 -0.10269 -0.17731

Sumber: Data diolah.

Penjelasan:

a. Rasio X2 merupakan hasil perhitungan dari laba ditahan dibagi dengan

total aset.

b. Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki nilai X2 negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.0011. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X2 positif ditahun tersebut.

c. Pada tahun 2012 perusahaan yang memiliki nilai X2 negatif adalah

perusahaan Bumiputera dengan nilai sebesar -0.00082 dan perusahaan Sun

Life dengan nilai -0.34218. Pedangkan perusahaan lainnya memiliki nilai

X2 positif ditahun tersebut.

d. Pada tahun 2013 perusahaan yang memiliki nilai X2 negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.11778. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X2 positif ditahun tersebut.

Page 83: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

66

e. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai X2 negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.1027. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X2 positif ditahun tersebut.

f. Pada tahun 2015 perusahaan yang memiliki nilai X2 negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.1773. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X2 positif ditahun tersebut.

Semakin tinggi nilai rasio laba ditahan terhadap total aset, maka semakin

besar juga peranan dari laba ditahan terhadap total aset perusahaan

sehingga kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress

adalah semakin rendah.

3. Earning Before Interest And Taxes To Total Assets (X3)

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba usaha dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan. Laba usaha yang dimaksud adalah laba yang belum

digunakan untuk membayar beban bunga dan beban pajak.Semakin kecil

nilai dari rasio ini mencerminkan bahwa kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba usaha dari aktiva yang digunakan semakin kecil

X3 = Pendapatan Sebelum Pajak dan Bunga X 6,72 (bobot Z – Score X3)

Total Aset

Page 84: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

67

sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress yaitu

semakin tinggi (Irfan dan Yuniati, 2014:12).

Dari data laporan keuangan perusahaan asuransi syariah tahun 2011

sampai 2015, maka diperoleh hasil rasio X3 adalah:

Tabel74.4 Hasil penghitungan X3 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.050672 -0.00082 0.000322 0.00077 0.013845

2 Allianz 0.04443 0.023947 0.124785 0.142901 0.167807

3 Manulife 0.180685 0.2084 0.24757 0.23299 0.2202

4 Sinar Mas 0.139823 0.140203 0.184342 0.16696 0.168172

5 Avrist 0.280003 0.246332 0.237509 0.172707 0.183198

6 Panin 0.045852 0.100252 0.051771 0.099384 0.073518

7 Prudential 0.91578 0.722305 0.573397 0.541229 0.43569

8 Sun Life -0.00112 -0.34218 -0.11778 -0.10269 -0.17731

Sumber: Data diolah.

Penjelasan:

a. Rasio X3 merupakan hasil perhitungan dari laba sebelum bunga dan pajak

dibagi dengan total aset.

b. Pada tahun 2011, perusahaan yang memiliki nilai X3 negatif adalah

perusahaan asuransi Sun Life, dengan nilai -0.00112. Sedangkan

perusahaan lainnya memiliki nilai X3 positif.

c. Pada tahun 2012 perusahaan yang memiliki nilai X3negatif adalah

perusahaan Bumiputera dengan nilai sebesar -0.00082 dan perusahaan Sun

Page 85: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

68

Life dengan nilai -0.34218. Pedangkan perusahaan lainnya memiliki nilai

X2 positif ditahun tersebut.

d. Pada tahun 2013 perusahaan yang memiliki nilai X3negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.11778. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X3 positif ditahun tersebut.

e. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai X3 negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.10269. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X3 positif ditahun tersebut.

f. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai X3negatif adalah

perusahaan Sun Life dengan nilai X2 sebesar -0.17731. Perusahaan lainnya

memiliki nilai X3 positif ditahun tersebut.

Nilai dari rasio ini mencerminkan bahwa kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba usaha dari aktiva yang digunakan semakin besar

sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress yaitu

semakin rendah, begitupun sebaliknya.

4. Book Value Of Equity To Book Value Of Total Debt (X4)

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.Nilai

buku ekuitas memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari sumber

X4 = Nilai Buku Modal X 1,05 (bobot Z – Score X4)

Nilai Buku Hutang

Page 86: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

69

daya atau modal yang dimiliki oleh perusahaan.Nilai buku ekuitas dapat

dihitung dengan mengurangi jumlah total aset dengan jumlah total

kewajiban. Sedangkan nilai buku kewajiban memberikan informasi

mengenai besarnya jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai

buku kewajiban dapat dihitung dengan menjumlahkan total kewajiban

jangka pendek dengan total kewajiban jangka panjang. Jika nilai rasio ini

bersifat negatif (semakin kecil), hal tersebut menandakan semakin

kecilnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dari

ekuitas, sehingga probabilitas financial distress bagi perusahaan adalah

semakin tinggi (Irfan dan Yuniati, 2014:12).

Dari data laporan keuangan perusahaan asuransi syariah tahun

2011 sampai 2015, maka diperoleh hasil rasio X4 adalah:

Tabel84.5 Hasil penghitungan X4 pada Perusahaan Asuransi Unit Syariah

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 57.033 9.259499 8.587883 11.16829 12.9312

2 Allianz 5.27439 4.562406 7.474673 9.216228 11.95819

3 Manulife 19.70764 4.645346 2.82574 2.397135 2.53486

4 Sinar Mas 2.054984 1.542138 1.760383 1.537105 2.339807

5 Avrist 17.65781 17.54956 24.07908 35.11599 34.02211

6 Panin 18.0152 7.130545 2.723895 1.752721 1.227711

7 Prudential 1.337818 5.674496 6.703714 10.10035 9.623369

8 Sun Life 3.950029 2.178154 1.007331 1.455252 0.829944

Sumber: Data diolah.

Page 87: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

70

Penjelasan:

a. Rasio X4 merupakan hasil perhitungan dari nilai buku ekuitas dibagi

dengan nilai buku kewajiban.

b. Pada tahun 2011, seluruh perusahaan memiliki nilai X4 positif.

c. Pada tahun 2012, seluruh perusahaan memiliki nilai X4 positif.

d. Pada tahun 2013, seluruh perusahaan memiliki nilai X4 positif.

e. Pada tahun 2014, seluruh perusahaan memiliki nilai X4 positif.

f. Pada tahun 2015, seluruh perusahaan memiliki nilai X4 positif.

Rasio ini mencerminkan bahwa semakin tinggi nilai rasio maka

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dari ekuitas

semakin besar, sehingga probabilitas perusahaan untuk mengalami kondisi

financial distress semakin kecil.

D. Hasil Perhitungan Model Altman Z – Score Modifikasi

Langkah pertama untuk melakukan analisis model Altman Z – Score

modifikasi yaitu mengumpulkan data laporan keuangan pada perusahaan

Asuransi Syariah tahun 2011 sampai 2015 yang sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

Langkah kedua yaitu melakukan pengelompokan dan menghitung

setiap variabel – variabel yang ada didalam model Altman Z – Score

modifikasi.

Page 88: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

71

Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis prediksi kondisi

financial distress dengan menjumlahkan dan menghitung hasil dari setiap

variabel – variabel didalam model Altman Z – Score modifikasi, dimana

rumus dari model Altman Z – Score modifikasi yaitu:

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3+ 1,05X4

Dimana:

X1 = working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and taxes to total assets

X4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Langkah keempat yaitu hasil dari perhitungan model Altman Z – Score

modifikasi diklasifikasikan berdasarkan nilai cut-off, yaitu:

a. Z < 1,10

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

b. 1,10 < Z <2,60

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2,60

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

Page 89: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

72

Dibawah ini adalah hasil perhitungan model Altman Z – Score

modifikasi dengan laporan keuangan perusahaan Asuransi Syariah yang ada di

Indonesia tahun 2011 sampai 2015.

Tabel94.6 Nilai Z – Score Perusahaan Asuransi Syariah pada Tahun 2011 – 2015

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 60.5676 9.939695 9.133797 11.7717 13.72947

2 Allianz 5.989403 4.983678 9.032067 11.05509 14.1594

3 Manulife 22.82961 7.143341 5.881395 5.093231 4.836277

4 Sinar Mas 3.678398 3.253744 3.748372 3.415463 4.244738

5 Avrist 21.66162 21.17593 27.83199 38.78862 38.23641

6 Panin 23.35539 10.20019 5.49546 5.363156 6.045426

7 Prudential 10.07078 12.72862 13.0461 15.60439 14.10744

8 Sun Life 4.966233 -0.38376 0.565336 1.183109 0.347097

Sumber: Hasil olah data

Penjelasan:

a. Analisis Hasil Perhitungan Z – Score tahun 2011

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, pada tahun 2011 seluruh perusahaan

dikategorikan dalam keadaan non financial distress, karena nilai Z > 2,60.

b. Analisis Hasil Perhitungan Z – Score tahun 2012

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, pada tahun 2012 terdapat sebanyak

1 perusahaan yang dikategorikan mengalami kondisi financial distress (Z

< 1,10). Sedangkan 7 perusahaan lainnya dikategorikan kedalam keadaan

non financial distress (Z> 2,60).

Page 90: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

73

c. Analisis Hasil Perhitungan Z – Score tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, pada tahun 2013 terdapat sebanyak

1 perusahaan yang dikategorikan mengalami kondisi financial distress (Z

< 1,10). Sedangkan 7 perusahaan lainnya dikategorikan kedalam keadaan

non financial distress (Z> 2,60).

d. Analisis Hasil Perhitungan Z – Score tahun 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun 2014, terdapat sebanyak 0

perusahaan yang dikategorikan mengalami kondisi financial distress (Z <

1,10)., 1 perusahaan yang dikategorikan dalam grey zone (1,10 < Z <

2,60) dan 7 perusahaan lainnya dikategorikan dalam non financial distress

(Z > 2,60).

e. Analisis Hasil Perhitungan Z – Score tahun 2015

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, pada tahun 2015 terdapat sebanyak

1 perusahaan yang dikategorikan mengalami kondisi financial distress (Z

< 1,10). Sedangkan 7 perusahaan lainnya dikategorikan kedalam keadaan

non financial distress (Z> 2,60).

Page 91: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji metode Altman Z-Score pada

Perusahaan Asuransi Syariah, dan untuk mengetahui pengaruh Working

Capital to Total Asset (X1), Retained Earning to Total Asset (X2), Earning

before Interest and Tax to Total Asset (X3) dan Book value of Equity to Book

Value of Total Debt (X4) terhadap financial distress (Y) dengan sampel

sebanyak 40 data pada 8 perusahaan selama 5 tahun.

Dari hasil pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Working Capital to Total Asset (X1) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.927.

Lalu pada variabel Retained Earning to Total Asset (X2) memiliki nilai rata –

rata sebesar 0. 1343475. Pada variable Earning Before Interest to Total Asset

(X3) memiliki nilai rata – rata sebesar 0. 1600400. Sedangkan pada variabel

Book Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4) memiliki nilai rata –

rata sebesar 9.5236450.

2. Berdasarkan hasil dari analisis model Altman Z – Score modifikasi dalam

memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan Asuransi Syariah

periode 2011 sampai 2015 menyimpulkan bahwa pada tahun 2011 tidak

terdapat perusahaan yang mengalami kondisi financial distress. Pada tahun

Page 92: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

75

2012, perusahaan Sun Life mengalami financial distress, pada tahun 2013 dan

2015 perusahaan yang sama juga mengalami financial distress. Sedangkan

pada tahun 2014 perusahaan Sun Life mengalami kondisi grey zone atau

rawan kesulitan keuangan.

3. Hasil Perbandingan Antara Rasio Likuiditas dan Perhitungan Altman Z Score

Berdasarkan hasil perhitungan Altman Z Score.

Perusahaan Sun Life merupakan perusahaan yang mengalami financial

distress maupun pada posisi grey zone, namun rasio likuiditas perusahaan Sun

Life mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir, kecuali pada tahun

2015, rasio likuiditas perusahaan Sun Life mengalami penurunan.

Sedangkan perusahaan Sinar Mas yang memiliki rasio likuiditas kurang dari

150% selama lima tahun berturut-turut, hasil perhitungan Altman Z Score nya

selalu diatas 2.60 yang berarti kinerja keuangan perusahaan tersebut tergolong

baik dan terhindar dari financial distress.

Page 93: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

76

B. Saran

Setelah peneliti melihat hasil dari penelitian ini, maka terdapat beberapa

saran yang akan peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara hasil dan fenomena yang diangkat. Oleh sebab itu,

untuk penelitian selanjutnya harus lebih mengkaji lebih dalam fenomena yang

hendak diangkat agar sesuai dengan hasilnya.

2. Memperluas periode waktu sampel agar dapat melihat kondisi financial

distresss pada perusahaan asuransi syariah dengan lebih lengkap.

3. Memperbanyak perusahaan yang akan diteliti untuk melihat seberapa akurat

metode yang digunakan.

4. Penelitian yang selanjutnya sebaiknya tidak terpaku terhadap variabel –

variabel yang ada pada model prediksi kebangkrutan supaya hasil penelitian

menjadi lebih baik dan mengetahui penyebab kebangkrutan secara lengkap.

5. Perusahaan asuransi unit syariah sebaiknya melakukan analisa laporan

keuangan secara terus – menerus atau secara berkala, untuk mengetahui

kondisi keuangan perusahaan dan dapat menghindari financial distress pada

perusahaan.

Page 94: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

77

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Kristijadi. 2003. “Analisis Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia

(JAAI), Vol. 7 No. 2, Desember 2003, hal. 183-210. STIE Perbanas Surabaya.

Almilia, Luciana Spica. 2004. “AnalisisFaktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi

Financial Distress Suatu Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”,

Simposium Nasional Akuntansi 6. hal. 546-564. STIE Perbanas Surabaya.

Altman, E. 1968.“Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of

Corporate Bakruptcy”, The Journal of Finance, Vol. 23, No. 4, September

1968, hal.589-609.

Altman, E., 1983. “Corporate Financial Distress”, John Wiley & Son. New York.

Altman, E., J. Hartzell, dan M. Peck. 1995. “Emerging Markets Corporate Bonds: A

Scoring System”, Salomon Brothers Inc. New York.

Amrin, Abdullah. 2011. “Apa Bedanya Asuransi Syariah dengan Asuransi

Konvensional”. Cetakan Pertama. Unit Pelaksana Teknis Percetakan dan

Penerbitan, ST. Mediakom Trisakti, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2012. “Analisis Laporan Keuangan”, UPP

STIM YKPN. Yogyakarta.

Hapsari, Evanny Indri. 2012. “Kekuatan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Di BEI”, Jurnal

Dinamika Manajemen, Vol. 3, No. 2, Tahun 2012, hal. 101-109. Universitas

Negeri Semarang. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Ichsan, Nurul. 2014. “Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah”, Al-Iqtishad: Jurnal

Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics), Vol. 6, No. 1, hal. 97-

120.

Irfan, Mochamad dan Tri Yuniati. 2014. “Analisis Financial Distress Dengan

Pendekatan Altman Z”-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

Telekomunikasi”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 3, No. 1, Tahun

2014.

Page 95: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

78

Kasmir. 2015. “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kusdiana, Yayu. 2014. “Analisis Model Camel Dan Altman Z-Score Dalam

Memprediksi Kebangkrutan Bank Umum Di Indonesia (Studi Pada Bank

Umum Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011”, Jurnal

Tepak Manajemen Bisnis, Vol. 6, No. 1, Januari 2014. Hal. 85-95.

Munawir, S. 2014. “Analisa Laporan Keuangan”, Edisi 4. Liberty. Yogtakarta.

Munawir, S. 2014. “Analisa Laporan Keuangan”, Liberty. Yogtakarta.

Platt, H dan M. Platt. 2002. “Predicting Corporate Financial Distress: Reflections on

Choice Based Sample Bias”, Journal of Economics and Finance, Vol. 26, No.

2. Hal. 184-197.

Prihanthini, Ni Made dan Ratna Sari. 2013. “Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan

Model Grover, Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski pada Perusahaan

Food and Beverage di BEI”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 5,

No. 3. Hal. 544-560.

Puspitasari, Novi. 2011. “Sejarah dan Perkembangan Asurans Islam Serta

Perbedaannya dengan Asuransi Konvensional”, JEAM Vol. X No. 1. Hal. 38

Rahayu, Firiyani, I Wayan Suwendra, dan Ni NyomanYulianthini. 2016. “Analisis

Financial Distress Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score, Springate,

Dan Zmijewski Pada Perusahaan Telekomunikasi”, e-Journal Bisma, Vol. 4,

Tahun 2016.

Rama, Ali dan Meliawati. 2014. “Analisis Determinan Pengungkapan Islamic Social

Reporting: Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia”, Equilibrium:

Jurnal Ekonomi Syariah Vol. 2, No. 1. Jakarta. Hal. 95-115.

Rama, Ali. 2014. “Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi Indonesia terhadap

Ekonomi Islam”, Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of

Islamic Economics), Vol. 6, No. 1. Hal. 22-51.

Rama, Ali. 2015. “Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah Governance Lembaga

Keuangan Syariah di Indonesia”, Journal of Islamic Economics Lariba,

Vol. 1, No. 1. Hal. 1-18.

Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. “Perbandingan Analisis Prediksi

Kebangkrutan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi

Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas (Studi

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”,

Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13, No 1. Hal. 15-28.

Page 96: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

79

Redhika, Rizki dan Kasyful Mahalli. “Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan

Asuransi Syariah di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 2,

No. 5. Hal 324-325.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2014. “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra

Wacana Media. Jakarta.

Sekaran, Uma. 2014. “Research Methods For Business, Edisi 4”, Salemba Empat.

Jakarta.

Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, Alfabeta.

Bandung.

Supardi dan Sri Mastuti. 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman Untuk Menilai

Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek

Jakarta.

Terminanto, Ade Ananto dan Ali Rama. 2017. “Pengaruh Belanja Pemerintah dan

Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus

Data Panel Provinsi di Indonesia”, Iqtishadia Jurnal Kajian Ekonomi dan

Bisnis Islam Vol. 10, No. 1. Hal. 97-129.

Weston, J.F. dan T.E. Copeland. 1992. “Manajemen Keuangan”, Erlangga. Jakarta.

Whitaker, R.B. 1999. “The Early Stages of Financial Distress”, Journal of Economics

and Finance 23:123-133.

Website

http://asuransi-allianz.info/

http://repository.unair.ac.id/42856/

http://www.avrist.com/avrist-life/

http://www.bumiputera.com/

https://www.manulife-indonesia.com/

https://www.panindai-ichilife.co.id/id/home

https://www.prudential.com/

https://www.sinarmasmsiglife.co.id/

https://www.sunlife.co.id/indonesia

Page 97: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

ix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan

Bumi putera asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 16569.9900 1564.7100 15005.2800 28142.1300

2012 19808.1100 1744.8700 18063.2400 3433.3200

2013 16108.0100 3227.5600 12880.4500 240.3800

2014 8468.4400 3322.5700 5145.8700 696.9800

2015 7269.9400 5389.7900 1880.1500 12615.5500

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 28142.1300 76143.6100 8402.7800 555379.3900

2012 3433.3200 93571.8700 65842.8100 703243.3100

2013 240.3800 112631.6100 73722.2500 745749.6900

2014 696.9800 118189.9400 70442.3100 904910.4000

2015 12615.5500 115935.3700 61500.6000 911212.1200

Allianz asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 1995.0000 1815.0000 180.0000 6658.0000

2012 1502.0000 2766.0000 -1264.0000 4681.0000

2013 5570.0000 2260.0000 3310.0000 26304.0000

2014 8762.0000 3889.0000 4873.0000 50615.0000

2015 9479.0000 4564.0000 4915.0000 86121.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 6658.0000 37672.0000 21269.0000 149853.0000

2012 5178.0000 62002.0000 33803.0000 216225.0000

2013 38858.0000 54487.0000 34371.0000 311399.0000

2014 67378.0000 81801.0000 42284.0000 471500.0000

2015 110427.0000 80851.0000 48269.0000 658061.0000

Page 98: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

x

Manulife asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 2360.0000 47.0000 2313.0000 7466.0000

2012 3859.0000 684.0000 3175.0000 9455.0000

2013 6541.0000 358.0000 6183.0000 26357.0000

2014 7600.0000 477.0000 7123.0000 34771.0000

2015 1310.0000 672.0000 638.0000 46046.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 7740.0000 2594.0000 2042.0000 42837.0000

2012 12440.0000 11832.0000 10303.0000 59693.0000

2013 25037.0000 27885.0000 25921.0000 101131.0000

2014 36908.0000 49151.0000 45579.0000 158410.0000

2015 48891.0000 65074.0000 61919.0000 222030.0000

Sinar Mas

Syariah asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 1697.0000 209.0000 1488.0000 10820.0000

2012 4940.0000 739.0000 4201.0000 17220.0000

2013 3101.0000 1345.0000 1756.0000 33144.0000

2014 5480.0000 1542.0000 3938.0000 33535.0000

2015 7965.0000 3390.0000 4575.0000 45098.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 10837.0000 32731.0000 21788.0000 77505.0000

2012 16949.0000 57026.0000 41412.0000 120889.0000

2013 33336.0000 81695.0000 56319.0000 180838.0000

2014 33208.0000 97944.0000 65678.0000 198898.0000

2015 45258.0000 118637.0000 64313.0000 269117.0000

Page 99: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

xi

Avrist asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 3312.0000 0.0000 3312.0000 16975.0000

2012 3986.3600 0.0000 3986.3600 20284.9600

2013 3480.7700 0.0000 3480.7700 25230.5800

2014 4771.0000 0.0000 4771.0000 21530.0000

2015 18537.0000 0.0000 18537.0000 30148.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 17412.0000 10324.0000 2937.0000 62185.0000

2012 20787.0000 12265.7200 4109.5200 84386.0000

2013 26192.7600 10927.0200 4126.1500 110280.9100

2014 23176.6500 11993.0000 3480.0000 134196.6500

2015 31419.0000 14525.0000 4614.0000 171503.0000

Panin asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 45036.0000 0.0000 45036.0000 3402.0000

2012 26213.0000 112.0000 26101.0000 10023.0000

2013 42528.0000 125.0000 42403.0000 6797.0000

2014 43035.0000 588.0000 42447.0000 10307.0000

2015 92327.0000 305.0000 92022.0000 9935.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 3402.0000 4279.0000 3881.0000 74196.0000

2012 10023.0000 12857.0000 12218.0000 99978.0000

2013 6797.0000 35605.0000 35128.0000 131290.0000

2014 10863.0000 40528.0000 39239.0000 109303.0000

2015 10971.0000 68177.0000 66018.0000 149228.0000

Page 100: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

xii

Prudential asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 55948.0000 10564.0000 45384.0000 492723.0000

2012 28008.0000 9051.0000 18957.0000 560835.0000

2013 201152.0000 16241.0000 184911.0000 694446.0000

2014 11575.0000 18384.0000 -6809.0000 915210.0000

2015 2519.0000 20850.0000 -18331.0000 1033318.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 694117.0000 356850.0000 299818.0000 757952.0000

2012 735939.0000 226477.0000 139642.0000 1018875.0000

2013 925567.0000 324964.0000 192314.0000 1614182.0000

2014 1167890.0000 342565.0000 179725.0000 2157850.0000

2015 1316454.0000 449685.0000 267251.0000 3021540.0000

Sun Life asset lancar kewajiban lancar working capital retained earning

2011 5805.0000 256.0000 5549.0000 -49.0000

2012 5842.0000 22.0000 5820.0000 -17557.0000

2013 7559.0000 7.0000 7552.0000 -8542.0000

2014 10140.0000 226.0000 9914.0000 -9822.0000

2015 17515.0000 338.0000 17177.0000 -16045.0000

EBIT jml total kewajiban nilai buku utang total asset

2011 -49.0000 9243.0000 8765.0000 43865.0000

2012 -17557.0000 16612.0000 15930.0000 51310.0000

2013 -8542.0000 36797.0000 35467.0000 72524.0000

2014 -9822.0000 42618.0000 36437.0000 95643.0000

2015 -16045.0000 53062.0000 45097.0000 90490.0000

Page 101: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

xiii

Lampiran 2 Tabel X1

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.0270 0.0257 0.0173 0.0057 0.0021

2 Allianz 0.0012 -0.0058 0.0106 0.0103 0.0075

3 Manulife 0.0540 0.0532 0.0611 0.0450 0.0029

4 Sinar Mas 0.0192 0.0348 0.0097 0.0198 0.0170

5 Avrist 0.0533 0.0472 0.0316 0.0356 0.1081

6 Panin 0.6070 0.2611 0.3230 0.3883 0.6167

7 Prudential 0.0599 0.0186 0.1146 -0.0032 -0.0061

8 Sun Life 0.1265 0.1134 0.1041 0.1037 0.1898

Lampiran 3Tabel X2

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.050672 0.004882 0.000322 0.00077 0.013845

2 Allianz 0.04443 0.021649 0.08447 0.107349 0.130871

3 Manulife 0.174289 0.158394 0.260622 0.2195 0.207386

4 Sinar Mas 0.139604 0.142445 0.18328 0.168604 0.167578

5 Avrist 0.272976 0.240383 0.228785 0.160436 0.175787

6 Panin 0.045852 0.100252 0.051771 0.094298 0.066576

7 Prudential 0.650072 0.550445 0.430215 0.424131 0.341984

8 Sun Life -0.00112 -0.34218 -0.11778 -0.10269 -0.17731

Lampiran 4 Tabel X3

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 0.050672 0.004882 0.000322 0.00077 0.013845

2 Allianz 0.04443 0.023947 0.124785 0.142901 0.167807

3 Manulife 0.180685 0.2084 0.24757 0.23299 0.2202

4 Sinar Mas 0.139823 0.140203 0.184342 0.16696 0.168172

5 Avrist 0.280003 0.246332 0.237509 0.172707 0.183198

6 Panin 0.045852 0.100252 0.051771 0.099384 0.073518

7 Prudential 0.91578 0.722305 0.573397 0.541229 0.43569

8 Sun Life -0.00112 -0.34218 -0.11778 -0.10269 -0.17731

Page 102: MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36185/1/PUSPA... · Tini Anggraeni, S.T., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

xiv

Lampiran 5 Tabel X4

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 57.033 9.259499 8.587883 11.16829 12.9312

2 Allianz 5.27439 4.562406 7.474673 9.216228 11.95819

3 Manulife 19.70764 4.645346 2.82574 2.397135 2.53486

4 Sinar Mas 2.054984 1.542138 1.760383 1.537105 2.339807

5 Avrist 17.65781 17.54956 24.07908 35.11599 34.02211

6 Panin 18.0152 7.130545 2.723895 1.752721 1.227711

7 Prudential 1.337818 5.674496 6.703714 10.10035 9.623369

8 Sun Life 3.950029 2.178154 1.007331 1.455252 0.829944

Lampiran 6 Hasil Z Score

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Bumiputera 60.5676 9.939695 9.133797 11.7717 13.72947

2 Allianz 5.989403 4.983678 9.032067 11.05509 14.1594

3 Manulife 22.82961 7.143341 5.881395 5.093231 4.836277

4 Sinar Mas 3.678398 3.253744 3.748372 3.415463 4.244738

5 Avrist 21.66162 21.17593 27.83199 38.78862 38.23641

6 Panin 23.35539 10.20019 5.49546 5.363156 6.045426

7 Prudential 10.07078 12.72862 13.0461 15.60439 14.10744

8 Sun Life 4.966233 -0.38376 0.565336 1.183109 0.347097

Lampiran 7 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

wcta 40 -.00610 .61670 3.71150 .0927875 .14902938 .022

reta 40 -.34220 .65010 5.37390 .1343475 .18351357 .034

ebitta 40 -.34220 .91580 6.40160 .1600400 .22917686 .053

bvbd 40 .82990 57.03300 380.94580 9.5236450 11.47086907 131.581

financial distress 40 0 61 485 12.12 12.191 148.610

Valid N (listwise) 40