ringkasan skripsi tini

15
 1 SEMINAR SKRIPSI K a r t i n i N a p i r a h        2        0        0        8 K a j i a n P e n g e m b a n g a n A g r i b i s n i s K u b i s ( B r a s s i c a o l e r a c e a L . ) “ Suatu kajian dan penelaahan tentang pengembangan sistem agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame sejak pengadaan saprodi, usahatani hingga produksi dan pemasaran serta kelembagaan penunjang, memprediksi kelayakan finansial investasi agribisnis kubis dan menyusun strategi pengembangan agribisnis kubis berdasarkan faktor – faktor internal dan eksternal ”. UNIVERSITAS PATTIMURA POKA - AMBON

Upload: kartini-napirah

Post on 12-Jul-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 1/15

1

SEMINAR SKRIPSI

Kartini

Napira

h

       2       0 

       0        8 

Kajia

nPe

nge

mb

angan

Agribisni s

Ku

bis( Br

assica

olera

cea

L.)

“ Suatu kajian dan penelaahan tentang

pengembangan sistem agribisnis kubis di DusunKranjang Desa Wayame sejak pengadaan saprodi,usahatani hingga produksi dan pemasaran serta

kelembagaan penunjang, memprediksi kelayakanfinansial investasi agribisnis kubis dan menyusun

strategi pengembangan agribisnis kubisberdasarkan faktor – faktor internal dan eksternal

”.

UNIVERSITAS PATTIMURA

POKA - AMBON

Page 2: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 2/15

2

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON

Judul : Kajian Pengembangan Agribisnis Kubis ( Brassica oleracea L.)

Di Dusun Kranjang Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon

Kota Ambon

Seminaris : Kartini Napirah

 NIM : 2003 – 55 – 059

Pembimbing : 1. DR. Ir. Wardis Girsang, M.Si

2. S.F.W.Thenu, SP, M.Si

Tempat : Kampus Faperta Unpatti Poka – Ambon

Hari/Tgl :

Ringkasan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB), penyediaan lapangan pekerjaan dan devisa negara guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan (Soekartawi, 2004).

Salah satu subsektor pertanian yang menghadapi tantangan besar dalam

  persaingan pasar adalah hortikultura. Pembangunan hortikultura di masa

mendatang diarahkan untuk menumbuhkembangkan sistem agribisnis dan

agroindustri untuk mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas pertanian

(Sa’id, 2001). Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayur - sayuran

yang komersial dan bernilai ekonomis tinggi adalah kubis.

Kubis ( Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran daun

yang berasal dari daerah subtropis yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di

Indonesia. Selain dikonsumsi sebagai sayuran segar yang bernilai gizi tinggi,

kubis juga bermanfaat sebagai tanaman obat. Produksi kubis Indonesia meskipun

masih tergolong rendah, juga merupakan komoditas ekspor (Rukmana, 1994).

Dewasa ini pengembangan budidaya kubis telah meluas hingga ke seluruh

wilayah Indonesia termasuk daerah Maluku.Maluku sebagai daerah kepulauan memiliki potensi yang besar di bidang

 pertanian terutama dalam pengembangan sentra produksi sayuran. Salah satu jenis

sayuran yang dikembangkan di Maluku adalah kubis-krop atau kol (

 Brassica oleracea L. var. capitata L.) khususnya varietas KK Cross karena dapat

 berproduksi baik di daerah dataran rendah. Produksi kubis di Maluku selama tiga

tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya luas panen.

Kota Ambon sebagai salah satu sentra produksi sayuran di Maluku

menghasilkan berbagai jenis sayuran. Dimana, jika dilihat dari sisi luas panen dan

 produksi maka tanaman kangkung merupakan komoditas yang mendominasi

 produksi sayuran di Kota Ambon. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi produktivitas

maka tanaman kubis/kol merupakan komoditas yang memiliki tingkat

Page 3: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 3/15

3

 produktivitas tertinggi dibandingkan produktivitas jenis sayuran lainnya di Kota

Ambon. Hal ini menunjukkan bahwa kubis memiliki potensi untuk dikembangkan

di Kota Ambon.Dusun Kranjang merupakan salah satu sentra produksi sayuran yang

terletak di Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Salah satu jenis

sayuran yang diusahakan petani di Dusun Kranjang Desa Wayame adalah kubis-

krop varietas KK Cross. Pengusahaan kubis oleh petani di Dusun Kranjang masih

 berskala kecil dengan teknik budidaya yang sederhana sehingga produksi yang

diperoleh juga masih rendah. Sementara kebutuhan konsumsi kubis terus

meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk di Kota Ambon.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai

 berikut:

1. Bagaimana sistem agribisnis kubis (penyediaan saprodi, proses produksi hingga

 pemasaran dan kelembagaan penunjang agribisnis) di Dusun Kranjang Desa

Wayame?

2. Faktor – faktor apa yang dihadapi dan strategi apa yang harus diterapkan dalam

 pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame?

3. Bagaimana prospek pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang

ditinjau secara finansial usahatani?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :1. Mengkaji sistem agribisnis kubis di Dusun Kranjang mulai dari hulu hingga

hilir.

2. Mengetahui berbagai faktor dan strategi dalam pengembangan agribisnis kubis

di Dusun Kranjang.

3. Mengetahui prospek pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam mengusahakan kubis.

2. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kota Ambon

dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan agribisniskubis.

3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan yang

 berhubungan dengan pengembangan agribisnis.

1.5. Defenisi Operasional

Agribisnis adalah berbagai kegiatan yang mencakup subsistem sarana produksi

atau bahan baku di hulu, proses produksi biologis di tingkat bisnis atau

usahatani, aktivitas transformasi berbagai fungsi bentuk (pengolahan), waktu

(penyimpanan/pengawetan) dan tempat (pergudangan) di tengah serta

 pemasaran dan perdagangan di hilir dan subsistem pendukung lain seperti jasa,

 permodalan, perbankan dan sebagainya.

Page 4: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 4/15

4

II. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini berlangsung selama 1 (satu) bulan pada bulan Januari hingga

Februari 2008 dan berlokasi di Dusun Kranjang Desa Wayame Kecamatan Teluk 

Ambon Kota Ambon. Dusun Kranjang dipilih sebagai lokasi penelitian karena

merupakan salah satu sentra produksi kubis di Kota Ambon.

2.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan Metode Survei dengan teknik 

Simpel Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana) dari populasi

 petani kubis di Dusun Kranjang sebanyak 60 KK. Sampel diambil sebanyak 50

 persen dari populasi sehingga diperoleh 30 KK petani kubis sebagai sampel dalam

 penelitian.

2.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

 primer berupa keadaan agribisnis kubis dan pembiayaannya, sedangkan data

sekunder berupa data kelembagaan penunjang dan data keadaan umum lokasi

serta dari referensi. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan

responden menggunakan panduan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk kemudian

diolah kembali. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Desa

Wayame, Dinas Pertanian Kota Ambon, BPS Kota Ambon dan Perpustakaan

Wilayah Provinsi Maluku.

2.4. Kerangka Analisis

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif.

2.4.1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Untuk menjawab masalah penelitian yang pertama maka data dianalisis

secara deskriptif. Data yang dianalisis secara deskriptif berupa data agribisnis

kubis dari hulu hingga hilir, meliputi penyediaan saprodi, teknik budidaya kubis,

teknologi panen dan pasca panen/pengolahan hasil, dan pemasaran kubis serta

kelembagaan penunjang agrisbisnis kubis.

2.4.2. Analisis SWOT

Untuk menjawab permasalahan penelitian yang kedua tentang berbagaikendala pengembangan agribisnis kubis, maka data dianalisis dengan analisis

SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats). Analisis SWOT

 berfungsi untuk merumuskan suatu strategi usaha dengan melihat keadaan yang

ada baik dari segi internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness) maupun segi eksternalnya yang meliputi peluang (opportunity) dan

tantangan/ancaman (threat).

2.4.3. Analisis Kelayakan Finansial (Kuantitatif)

Sedangkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ketiga tentang

 prospek pengembangan agribisnis kubis secara finansial akan dianalisis dengan

analisis kelayakan finansial usahatani untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu

investasi yang belum atau sudah dilakukan. Analisis kelayakan finansial yang

Page 5: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 5/15

5

akan dipakai meliputi Rasio B/C, Break Even Point (BEP), Net Present Value

(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).

1. Rasio B/C (B/C Ratio)Rasio B/C adalah perbandingan antara pendapatan (Benefite) dan biaya

(Cost) dalam suatu usahatani. Jika nilai Rasio B/C lebih dari 1, maka usaha

tersebut layak untuk dijalankan, demikian pula sebaliknya.

n Bt

t = i (1 + i)t

Rasio B/C =

n Ct

t = i (1 + i)t

Dimana : Bt = Benefite = Pendapatan = Penerimaan – Total Biaya

Ct = Cost = Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

R = Revenue = Penerimaan = Produksi x Harga

2. Break Event Point ( BEP)

BEP adalah suatu nilai hasil penjualan produksi suatu komoditi pada suatu

 periode tertentu yang besarnya sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga

  pengusaha pada saat itu tidak mengalami kerugian maupun keuntungan (titik 

impas/pulang modal).

Biaya Tetap

BEP = Biaya Variabel

1 -

Penerimaan

Dimana : Biaya Tetap = Input tetap x harga input

Biaya Variabel = Input variabel x harga input

Penerimaan = Produksi/Output x Harga Output

3. Net Present Value (NPV)

 NPV adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost (pengeluaran)

yang telah dipresentvaluekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih

 jika nilai NPV > 0. Sehingga jika nilai NPV < 0 proyek tidak akan dipilih ataudijalankan.

n Bt – Ct – K t  NPV = ∑

t = 1 ( 1 + i ) t

Dimana : B = Penerimaan

C = Biaya

K = Modal

T = Tahun

i = Tingkat Discount Rate

4. Internal Rate of Return ( IRR )

Page 6: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 6/15

6

IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit

dan cost yang telah dipresentvaluekan sama dengan nol. IRR menunjukan

kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan returns atau tingkat keuntungan.Jika nilai IRR > Social Discount Rate maka proyek akan pilih, begitu pula

sebaliknya.

n bt – ct – k tIRR = ∑

t = 1 ( 1 + r ) t

Dimana : r = Tingkat Discount Factor 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan distribusi umur, terlihat bahwa umumnya responden adalah

  petani berusia produktif antara 41 – 50 tahun, yaitu sebesar 33,33 persen.

Sedangkan yang paling sedikit adalah petani yang berusia antara 21 – 30 tahun

dan 51 – 60 tahun, yaitu masing – masing sebesar 20 persen.

Menurut tingkat pendidikan, terlihat bahwa responden terbanyak memiliki

tingkat pendidikan yang rendah, yaitu SD sebesar 60 persen sedangkan responden

yang paling sedikit memiliki tingkat pendidikan menengah atas, yaitu SMU/SMK 

sebesar 16,67 persen.

Distribusi responden menurut jumlah beban tanggungan menunjukkan

 bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah beban tanggungan antara 3 - 5

  jiwa per KK, yaitu sebanyak 63,33 persen (19 KK). Dimana jumlah bebantanggungan yaitu 73 jiwa yang terdiri atas 38 jiwa produktif dan 35 jiwa yang

 berusia nonproduktif.

3.2. Sistem Agribisnis Kubis

3.2.1. Pengadaan Saprodi dan Modal Usahatani (Up – Stream)

Kebutuhan sarana produksi seperti benih, pupuk dan obat – obatan pada

umumnya dapat dilayani pengadaannya oleh dua buah kios/waserda yang terdapat

di Dusun Kranjang. Namun, terkadang pula terjadi kekurangan dalam hal

  pengadaan saprodi ini disebabkan jumlah sarana produksi yang terbatas.

Sehingga, tak jarang petani membeli saprodi pada pasar terdekat.

Modal usahatani bersumber dari petani sendiri (modal sendiri), karenakurangnya akses untuk memperoleh modal dari luar seperti Kredit Usahatani

(KUT). Umumnya modal yang digunakan petani masih kecil/terbatas, sehingga

terkadang jika terjadi kekurangan modal maka petani melakukan kredit di

kios/waserda. Kredit yang dilakukan petani pada kios/waserda tersebut dalam

 bentuk saprodi seperti benih dan pupuk.

3.2.2. Sub Sistem Produksi (On Farm)

Sistem budidaya sayuran yang diterapkan oleh petani di Dusun Kranjang

masih sederhana. Tahapan budidaya kubis yang umumnya diterapkan petani yaitu

  pengolahan tanah sederhana, penanaman (tanpa pembibitan/pesemaian),

  pemeliharaan dan pemanenan. Dalam teknik budidaya kubis, petani tidak 

melakukan pembibitan/pesemaian karena dianggap pemborosan waktu dan

Page 7: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 7/15

7

tenaga. Kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya kubis yang efisien

 juga menjadi alasan tidak dilakukannya tahapan pesemaian tersebut.

Kubis dapat dipanen pada waktu berumur 60 - 75 hari setelah tanam,ditandai dengan bentuk krop yang bulat dan padat. Pemanenan kubis di Dusun

Kranjang dapat menghasilkan antara 0,5 – 1,5 kg per krop atau rata – rata 1 kg per 

krop. Sehingga pada lahan seluas satu hektar dengan jarak tanam 50 x 60 cm dan

 populasi 30.000 tanaman, dapat diperoleh hasil produksi rata – rata 30 ton/ha.

 Namun, disebabkan teknik budidaya dan teknologi panen serta pasca panen yang

  belum intensif, maka produksi tersebut menurun hingga 50 persen. Sehingga

 produksi kubis yang dapat diperoleh petani rata – rata hanya sekitar 15 ton/ha.

3.2.3. Subsistem Pemasaran (Down Stream)

Saluran pemasaran hasil komoditas sayuran di tingkat petani di Dusun

Kranjang tidak banyak pilihan kecuali kepada pedagang pengumpul. Biasanya

  pada saat panen, petani dan pedagang pengumpul telah melakukan kontrak 

  penjualan. Sistem kontrak penjualan dilakukan secara non-tunai, dimana hasil

 penjualan akan diberikan setelah hasil produksi telah laku terjual di pasar. Sistem

ini dilakukan atas dasar ikatan kekeluargaan dan kepercayaan antara petani dan

 pedagang pengumpul yang telah berlaku sejak dulu.

Mekanisme pemasaran kubis tergantung pada kondisi harga pasar. Petani

sering mengalami tingkat harga yang berfluktuasi, tergantung dari suplai kubis di

  pasar. Terkadang petani memperoleh harga jual yang cukup tinggi antara

Rp.4.000,- hingga Rp. 6.000,- per kg, jika terjadi deficit kubis di pasar.

Sebaliknya, petani akan memperoleh tingkat harga yang rendah antara Rp.2.500,-

hingga Rp.3.000,- per kg jika terjadi banyak pasokan kubis di pasar.3.2.4. Kelembagaan Penunjang Agribisnis

Secara kelembagaan, agribisnis sayuran di Dusun Kranjang ditunjang oleh

  berbagai lembaga baik di tingkat hulu hingga hilir. Keberadaan kelembagaan

 pendukung pengembangan agribisnis ini sangat penting untuk menciptakan suatu

sistem agribisnis yang tangguh dan kompetitif. Lembaga - lembaga pendukung

tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi

agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis. Beberapa

lembaga pendukung yang menunjang sistem agribisnis sayuran di Dusun

Kranjang adalah pemerintah, koperasi, lembaga pemasaran dan distribusi serta

lembaga penyuluhan pertanian lapangan.

3.3. Analisis Faktor - Faktor Internal dan Eksternal Pengembangan

Agribisnis Kubis.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, terlihat bahwa faktor internal yang

merupakan kekuatan dalam pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang

antara lain adanya tenaga kerja yang dapat mengusahakan kubis, luasan lahan

yang sesuai, kepemilikan modal mandiri dan terbentuknya kelembagaan ditingkat

  petani. Sedangkan faktor internal yang merupakan kelemahan dalam

  pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain

 belum dikuasainya lahan oleh petani, masih rendahnya pengetahuan petani, skala

Page 8: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 8/15

8

usaha yang masih rendah/sempit, kepemilikan modal yang terbatas dan lemahnya

 posisi petani dalam penentuan harga.

Faktor – faktor eksternal yang menjadi peluang dalam pengembangan

agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain adanya pangsa

 pasar lokal dan pangsa pasar ekspor/internasional serta adanya prioritas dalam

  pengembangan kubis sebagai komoditi unggulan nasional. Sementara faktor 

eksternal yang menjadi ancaman dalam pengembangan agribisnis kubis di Dusun

Kranjang Desa Wayame antara lain belum tersedianya jalan

usahatani/perhubungan dan alat transportasi, kompetisi dengan produksi kubis

luar daerah serta perubahan iklim/cuaca.

Berbagai strategi yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan agribisnis

kubis antara lain peningkatan kualitas sumberdaya manusia tani, meningkatkanusaha efisiensi produksi, meningkatkan mutu hasil kubis, meningkatkan

  pembangunan infrastruktur penunjang agribisnis, mengembangkan koperasi

agribisnis, serta membuka peluang pasar.

3.4. Analisis Finansial dan Prospek Pengembangan Agribisnis Kubis

Berdasarkan hasil analisis finansial, terlihat bahwa agribisnis kubis di

Dusun Kranjang Desa Wayame berprospek baik. Dimana pada luasan satu hektar 

kubis, diperlukan biaya sekitar Rp. 11.478.945,- dengan produksi sebesar 14.180

kg dan tingkat harga Rp.3.575,- per kilogram, sehingga diperoleh penerimaan

sebesar Rp. 50.693.500,- dan keuntungan sebesar Rp. 39.214.555,-. Nilai RatioB/C sebesar 3,4 dan nilai titik impas harga (BEP Harga) sebesar Rp.810,- per kg

serta nilai titik impas produksi (BEP Produksi) sebesar 3.214 kg/ha.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi, terlihat bahwa nilai Net

Present Value (NPV) yang diperoleh sebesar 14.023.343  ( NPV > 0 ) dan nilai

IRR sebesar 17,24 %, sehingga investasi pada usaha agribisnis kubis di Dusun

Kranjang Desa Wayame menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

a. Agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame meliputi berbagai aktivitas

yang sistematis dimulai dari pengadaan dan perdagangan saprodi, kegiatan

usahatani (onfarm) hingga pemasaran kubis yang ditunjang oleh kelembagaan

 baik pemerintah maupun di tingkat petani.

  b. Berbagai faktor – faktor internal maupun eksternal dalam pengembangan

agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain kendala

iklim/cuaca, belum intensifnya budidaya kubis serta belum tersedianya sarana

 perhubungan dan transportasi dalam pemasaran kubis.

Page 9: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 9/15

9

c. Pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame memiliki

  prospek yang cerah dilihat dari nilai Rasio B/C sebesar 3,4, BEP Harga

Rp.810,-/kg dan BEP Produksi 3.214 kg/ha serta nilai NPV sebesar 14.023.343dengan IRR sebesar 17,24 persen.

4.2. Saran

a. Perlu adanya upaya integrasi sistem agribisnis kubis antara subsistem hulu (Up

Stream), subsistem produksi (On Farm) dan subsistem hilir (  Down Stream)

melalui penerapan strategi pengembangan agribisnis secara utuh dankomprehensif.

  b. Diharapkan adanya kerjasama aktif dari semua stakeholders (pemerintah,

swasta dan petani) dalam rangka pengembangan agribisnis kubis yang berdaya

saing didukung dengan sarana produksi serta hasil penelitian dan

 pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1999. Investasi Agribisnis Komoditas

Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2007. Pertemuan

Sinkronisasi Pengembangan Agribisnis Hortikultura.

Http://www.deptan.go.id. Jakarta.

Rukmana, Rahmat, 1994. Bertanam Kubis. Kanisius. Yogyakarta.

Saragih, Bungaran, 2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada

Indonesia. PT Surveyor Indonesia. Bogor.

Soekartawi, 2004. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Page 10: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 10/15

10

 

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis/Kol Di Indonesia

Tahun 2003 – 2007.

Tahun Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Ton/Ha)

2003

2004

2005

2006

2007

64.520

68.029

57.765

57.732

60.742

1.348.433

1.432.814

1.292.984

1.267.745

1.254.856

20,90

21,06

22,38

21,96

20,66Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.

Lampiran 2. Volume dan Nilai Ekspor – Impor Kubis/Kol Di Indonesia

Tahun 2003 – 2006.

Tahun Ekspor Impor  

Volume (Kg) Nilai (USD) Volume (Kg) Nilai (USD)

2003

2004

2005

2006

40.812.229

32.988.557

35.912.020

32.665.430

10.819.133

7.542.058

8.193.295

8.999.178

492.423

523.212

320.448

383.713

450.115

454.264

369.368

365.335

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.

Lampiran 3. Konsumsi Perkapita Kubis/Kol di Indonesia Periode 2003 – 2006.

Konsumsi Perkapita (Kg/Thn)

2003 2004 2005 2006

1,87 2,03 2,03 1,82

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.

Lampiran 4. Luas Areal, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di

Maluku Tahun 2004 - 2006.

Page 11: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 11/15

11

Tahun Luas areal

(ha)

Luas Panen

(ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha

20042005

2006

179200

210

163197

204

8421.028

1.050

5,165,22

5,15

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Maluku, 2007.

Lampiran 5. Luas areal, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di Kota

Ambon dirinci per Kecamatan Tahun 2006.

Kecamatan Luas Areal

(ha)

Luas Panen

(ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

 Nusaniwe

Sirimau

T.A. Baguala

7,23

0,85

6,49

7,23

0,85

6,49

173,22

21,27

77,43

23,96

25,02

27,34

Jumlah 14,57 14,57 371,92 25,53

Sumber : Dinas Pertanian Kota Ambon, 2007.

Lampiran 6. Distribusi Responden Menurut Tingkat Umur.

Kel.

Umur 

(Tahun)

Jlh

(KK)

(%) Biaya

Prod.

( 000 Rp)

Produksi

(Kg)

Pnerimaan

( 000 Rp)

Pndapatan

( 000 Rp )

21 – 30

31 – 40

41 – 50

51 – 60

6

8

10

6

20,00

26,67

33,33

20,00

10.618,3

13.973,4

16.329,3

10.160,3

14.900

17.500

20.550

10.150

53.500

63.025

72.800

36.100

42.881,7

49.051,6

56.470,7

25.939,7

Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7Sumber : Analisis Data Primer.

Lampiran 7. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan.

Tkt

Pend.

Jlh

(KK)

(%) Biaya

Prod.

( 000 Rp)

Produksi

(Kg)

Pnerimaan

( 000 Rp)

Pndapatan

( 000 Rp )

SD

SLTP

SMU

18

7

5

60,00

23,33

16,67

30.164,7

12.202,6

8.714,0

36.350

16.450

10.300

130.150

57.325

37.950

99.985,3

45.122,4

29.236,0

Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7

Sumber : Analisis Data Primer.

Page 12: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 12/15

12

Lampiran 8. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga.

JlhAngg.

Kelu.

(Jiwa)

Jlh(KK)

(%) BiayaProd.

( 000 Rp)

Produksi(Kg)

Pnerimaan( 000 Rp)

Pndapatan( 000 Rp )

0 – 2

3 – 5

6 – 8

9

19

2

30,00

63,33

6,67

14.649,7

32.731,2

3.700,4

17.850

39.550

5.700

62.425

147.025

15.975

47.775,3

114.293,8

12.274,6

Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7

Sumber : Analisis Data Primer.

Lampiran 9. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan.

Luas

Lhn

(Ha)

Jlh

(KK)

(%) Biaya

Prod.

( 000 Rp)

Produksi

(Kg)

Pnerimaan

( 000 Rp)

Pndapatan

( 000 Rp )

0,00-0,10

0,11-0,20

0,21-0,30

16

10

4

53,33

33,33

13,34

25.778,8

17.873,3

7.429,2

24.150

25.850

13.100

92.850

87.300

45.275

67.071,2

69.426,7

37.845,8

Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7

Sumber : Analisis Data Primer.

Lampiran 10. Pasokan (suplai) kubis dari Manado Sulawesi Utara Ke Kota

Ambon Tahun 2003 - 2007.

Tahun Suplai/Thn

(Ton)

Rata – Rata Suplai/Bln

(Ton)

2003

2004

2005

2006

2007

457,94

523,28

533,82

478,92

488,89

38,16

43,61

44,49

39,91

40,74

Sumber : PT. Pelni Cabang Maluku, 2007.

Lampiran 11. Analisis Finansial Pengembangan Agribisnis Kubis di Dusun

Kranjang Per Musim Tanam Tahun 2007.Luasan Lahan = 0,15 ha

Jarak Tanam = 50 x 60 cm

Populasi = 4.333 tanaman

Luasan Lahan = 1 ha

Jarak Tanam = 50 x 60 cm

Populasi = 33.333 tanaman

Uraian Jlh

Input

Hrg/unit

(Rp)

Total Hrg

(Rp)

Jlh

Input

Hrg/unit

(Rp)

Total Hrg

(Rp)

I. Biaya Tetap

a. Sewa Lahan

 b. Penyusutan Alat

0,15 ha 70.000 70.000

58.793

1 ha 471.910 471.910

396.360

Jumlah Biaya Tetap 128.793 868.270

Page 13: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 13/15

13

II. Biaya Variabel

a. Benih

 b. Tenaga Kerjac. Pupuk 

d. Obat-obatan

30 grm

63,6 hkp

2.500

21.000

74.167

1.335.60085.083

79.067

200 grm

428,7 hkp

2.500

21.000

500.000

9.004.045573.596

533.034

Jumlah Biaya Variabel 1.573.917 10.610.675

Jumlah Biaya Produksi 1.702.710 11.478.945

Produksi 2.103 3.575 7.518.225 14.180 3.575 50.693.500

Pendapatan 5.815.515 39.214.555

B/C Ratio : 3,4

BEP Harga : 810

BEP Produksi : 3.214

NPV : 14.023.343

IRR : 17,24 %

Sumber : Analisis Data Primer.

Lampiran 12. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kubis.

Internal

Factor

EksternalFactor

Kekuatan ( Strenghts)

1. Ketersediaan saprodi

(input)

2. Modal mandiri

3. Potensi luasan lahan

4. Ketersediaan Tenaga

kerja

5. Kualitas dan kuantitaskubis

6. Akses pasar 

7. Kelembagaan penunjang

Kelemahan (Weakness)

1. Harga input tinggi

2. Input terbatas

3. Modal masih terbatas

4. Belum adanya

kepemilikan lahan

5. Pendidikan rendah

6. Produktivitas rendah7. Lemahnya penguasaan

harga/pasar 

8. Kurangnya koordinasi

kelembagaan

Peluang (Opportunities)

1. Pangsa pasar lokal

2. Pangsa pasar nasional

dan internasional

3. Prioritas pengembangan

pemerintah

4. Stabilitas ekonomiregional dan nasional

5. Stabilitas politik dan

keamanan

6. Pembangunan

infrastruktur pertanian

7. Penanaman modal

(investasi)

Strategi SO

Optimalisasi

 pemanfaatan potensi

lahan dan tenaga kerja

(input produksi)

Mengisi pangsa pasar 

lokal, nasional daninternasional

Memperluas kerjasama

 pemasaran dan

investasi

Meningkatkan

 pembangunan

infrastruktur 

Strategi WO

Memanfaatkan input

(pupuk/pestisida) organik 

Memanfaatan sumber 

modal eksternal untuk 

menambah modal mandiri

Meningkatan kualitas

sumberdaya manusia tani

melalui pelatihan

Stabilisasi harga input

/output dan info pasar 

Meningkatkan koordinasi

dan pemberdayaan

kelembagaan

Ancaman (Threats)

1. Persaingan produksi

2. Perubahan iklim/cuaca

Strategi ST

Meningkatkan daya

saing produk 

Strategi WT

Efisiensi produksi dengan

menekan biaya produksi

Page 14: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 14/15

14

3. Gangguan hama

 penyakit kubis

4. Fluktuasi harga input-output

5. Liberalisasi perdagangan

6. Resesi ekonomi

7. Menguatnya posisi tawar 

 pembeli

Budidaya intensif 

melalui penerapan sapta

usahatani Pengendalian hama dan

 penyakit terpadu

Regulasi dan

debirokratisasi sistem

 perdagangan

Efisiensi modal mandiri

melalui manajemen

modal Perencanaan pola dan

waktu tanam yang tepat

Memperpendek saluran

 pemasaran output

Sumber : Analisis Data Primer dan Sekunder.

Luas Lahan

(Ha)

Produksi

Rata2

(Kg)

Biaya Produksi

Rata2

(Rp)

Penerimaan

Rata2

(Rp)

Pendapatan

Rata2

(Rp)

0,00 - 0,10

0,11 - 0,20

0,21 - 0,30

1,00(a)

1.509

2.585

3.275

14.180

1.611.200

1.787.300

1.857.300

11.478.944

5.803.125

8.730.000

11.318.750

50.657.303

4.191.950

6.942.670

9.461.450

39.178.359

Luas Lahan

(Ha)

B/C Ratio BEP NPV

(Rp)

IRR 

(%)Produksi Harga

0,00 - 0,10

0,11 - 0,20

0,21 - 0,30

1,00(a)

2,6

3,8

5,1

3,4

419

529

537

3.214

1.067

691

567

810

609.673

1.256.386

1.261.277

14.023.343

14,29

14,37

13,59

17,24

Page 15: RINGKASAN SKRIPSI TINI

5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 15/15

15