Download - RINGKASAN SKRIPSI TINI
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 1/15
1
SEMINAR SKRIPSI
Kartini
Napira
h
2 0
0 8
Kajia
nPe
nge
mb
angan
Agribisni s
Ku
bis( Br
assica
olera
cea
L.)
“ Suatu kajian dan penelaahan tentang
pengembangan sistem agribisnis kubis di DusunKranjang Desa Wayame sejak pengadaan saprodi,usahatani hingga produksi dan pemasaran serta
kelembagaan penunjang, memprediksi kelayakanfinansial investasi agribisnis kubis dan menyusun
strategi pengembangan agribisnis kubisberdasarkan faktor – faktor internal dan eksternal
”.
UNIVERSITAS PATTIMURA
POKA - AMBON
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 2/15
2
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON
Judul : Kajian Pengembangan Agribisnis Kubis ( Brassica oleracea L.)
Di Dusun Kranjang Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon
Kota Ambon
Seminaris : Kartini Napirah
NIM : 2003 – 55 – 059
Pembimbing : 1. DR. Ir. Wardis Girsang, M.Si
2. S.F.W.Thenu, SP, M.Si
Tempat : Kampus Faperta Unpatti Poka – Ambon
Hari/Tgl :
Ringkasan
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB), penyediaan lapangan pekerjaan dan devisa negara guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan (Soekartawi, 2004).
Salah satu subsektor pertanian yang menghadapi tantangan besar dalam
persaingan pasar adalah hortikultura. Pembangunan hortikultura di masa
mendatang diarahkan untuk menumbuhkembangkan sistem agribisnis dan
agroindustri untuk mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas pertanian
(Sa’id, 2001). Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayur - sayuran
yang komersial dan bernilai ekonomis tinggi adalah kubis.
Kubis ( Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran daun
yang berasal dari daerah subtropis yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di
Indonesia. Selain dikonsumsi sebagai sayuran segar yang bernilai gizi tinggi,
kubis juga bermanfaat sebagai tanaman obat. Produksi kubis Indonesia meskipun
masih tergolong rendah, juga merupakan komoditas ekspor (Rukmana, 1994).
Dewasa ini pengembangan budidaya kubis telah meluas hingga ke seluruh
wilayah Indonesia termasuk daerah Maluku.Maluku sebagai daerah kepulauan memiliki potensi yang besar di bidang
pertanian terutama dalam pengembangan sentra produksi sayuran. Salah satu jenis
sayuran yang dikembangkan di Maluku adalah kubis-krop atau kol (
Brassica oleracea L. var. capitata L.) khususnya varietas KK Cross karena dapat
berproduksi baik di daerah dataran rendah. Produksi kubis di Maluku selama tiga
tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya luas panen.
Kota Ambon sebagai salah satu sentra produksi sayuran di Maluku
menghasilkan berbagai jenis sayuran. Dimana, jika dilihat dari sisi luas panen dan
produksi maka tanaman kangkung merupakan komoditas yang mendominasi
produksi sayuran di Kota Ambon. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi produktivitas
maka tanaman kubis/kol merupakan komoditas yang memiliki tingkat
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 3/15
3
produktivitas tertinggi dibandingkan produktivitas jenis sayuran lainnya di Kota
Ambon. Hal ini menunjukkan bahwa kubis memiliki potensi untuk dikembangkan
di Kota Ambon.Dusun Kranjang merupakan salah satu sentra produksi sayuran yang
terletak di Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Salah satu jenis
sayuran yang diusahakan petani di Dusun Kranjang Desa Wayame adalah kubis-
krop varietas KK Cross. Pengusahaan kubis oleh petani di Dusun Kranjang masih
berskala kecil dengan teknik budidaya yang sederhana sehingga produksi yang
diperoleh juga masih rendah. Sementara kebutuhan konsumsi kubis terus
meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk di Kota Ambon.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sistem agribisnis kubis (penyediaan saprodi, proses produksi hingga
pemasaran dan kelembagaan penunjang agribisnis) di Dusun Kranjang Desa
Wayame?
2. Faktor – faktor apa yang dihadapi dan strategi apa yang harus diterapkan dalam
pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame?
3. Bagaimana prospek pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang
ditinjau secara finansial usahatani?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :1. Mengkaji sistem agribisnis kubis di Dusun Kranjang mulai dari hulu hingga
hilir.
2. Mengetahui berbagai faktor dan strategi dalam pengembangan agribisnis kubis
di Dusun Kranjang.
3. Mengetahui prospek pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam mengusahakan kubis.
2. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kota Ambon
dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan agribisniskubis.
3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan agribisnis.
1.5. Defenisi Operasional
Agribisnis adalah berbagai kegiatan yang mencakup subsistem sarana produksi
atau bahan baku di hulu, proses produksi biologis di tingkat bisnis atau
usahatani, aktivitas transformasi berbagai fungsi bentuk (pengolahan), waktu
(penyimpanan/pengawetan) dan tempat (pergudangan) di tengah serta
pemasaran dan perdagangan di hilir dan subsistem pendukung lain seperti jasa,
permodalan, perbankan dan sebagainya.
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 4/15
4
II. METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini berlangsung selama 1 (satu) bulan pada bulan Januari hingga
Februari 2008 dan berlokasi di Dusun Kranjang Desa Wayame Kecamatan Teluk
Ambon Kota Ambon. Dusun Kranjang dipilih sebagai lokasi penelitian karena
merupakan salah satu sentra produksi kubis di Kota Ambon.
2.2. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan Metode Survei dengan teknik
Simpel Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana) dari populasi
petani kubis di Dusun Kranjang sebanyak 60 KK. Sampel diambil sebanyak 50
persen dari populasi sehingga diperoleh 30 KK petani kubis sebagai sampel dalam
penelitian.
2.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer berupa keadaan agribisnis kubis dan pembiayaannya, sedangkan data
sekunder berupa data kelembagaan penunjang dan data keadaan umum lokasi
serta dari referensi. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan
responden menggunakan panduan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk kemudian
diolah kembali. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Desa
Wayame, Dinas Pertanian Kota Ambon, BPS Kota Ambon dan Perpustakaan
Wilayah Provinsi Maluku.
2.4. Kerangka Analisis
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif.
2.4.1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Untuk menjawab masalah penelitian yang pertama maka data dianalisis
secara deskriptif. Data yang dianalisis secara deskriptif berupa data agribisnis
kubis dari hulu hingga hilir, meliputi penyediaan saprodi, teknik budidaya kubis,
teknologi panen dan pasca panen/pengolahan hasil, dan pemasaran kubis serta
kelembagaan penunjang agrisbisnis kubis.
2.4.2. Analisis SWOT
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang kedua tentang berbagaikendala pengembangan agribisnis kubis, maka data dianalisis dengan analisis
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats). Analisis SWOT
berfungsi untuk merumuskan suatu strategi usaha dengan melihat keadaan yang
ada baik dari segi internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) maupun segi eksternalnya yang meliputi peluang (opportunity) dan
tantangan/ancaman (threat).
2.4.3. Analisis Kelayakan Finansial (Kuantitatif)
Sedangkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ketiga tentang
prospek pengembangan agribisnis kubis secara finansial akan dianalisis dengan
analisis kelayakan finansial usahatani untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu
investasi yang belum atau sudah dilakukan. Analisis kelayakan finansial yang
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 5/15
5
akan dipakai meliputi Rasio B/C, Break Even Point (BEP), Net Present Value
(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).
1. Rasio B/C (B/C Ratio)Rasio B/C adalah perbandingan antara pendapatan (Benefite) dan biaya
(Cost) dalam suatu usahatani. Jika nilai Rasio B/C lebih dari 1, maka usaha
tersebut layak untuk dijalankan, demikian pula sebaliknya.
n Bt
∑
t = i (1 + i)t
Rasio B/C =
n Ct
∑
t = i (1 + i)t
Dimana : Bt = Benefite = Pendapatan = Penerimaan – Total Biaya
Ct = Cost = Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
R = Revenue = Penerimaan = Produksi x Harga
2. Break Event Point ( BEP)
BEP adalah suatu nilai hasil penjualan produksi suatu komoditi pada suatu
periode tertentu yang besarnya sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga
pengusaha pada saat itu tidak mengalami kerugian maupun keuntungan (titik
impas/pulang modal).
Biaya Tetap
BEP = Biaya Variabel
1 -
Penerimaan
Dimana : Biaya Tetap = Input tetap x harga input
Biaya Variabel = Input variabel x harga input
Penerimaan = Produksi/Output x Harga Output
3. Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost (pengeluaran)
yang telah dipresentvaluekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih
jika nilai NPV > 0. Sehingga jika nilai NPV < 0 proyek tidak akan dipilih ataudijalankan.
n Bt – Ct – K t NPV = ∑
t = 1 ( 1 + i ) t
Dimana : B = Penerimaan
C = Biaya
K = Modal
T = Tahun
i = Tingkat Discount Rate
4. Internal Rate of Return ( IRR )
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 6/15
6
IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit
dan cost yang telah dipresentvaluekan sama dengan nol. IRR menunjukan
kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan returns atau tingkat keuntungan.Jika nilai IRR > Social Discount Rate maka proyek akan pilih, begitu pula
sebaliknya.
n bt – ct – k tIRR = ∑
t = 1 ( 1 + r ) t
Dimana : r = Tingkat Discount Factor
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan distribusi umur, terlihat bahwa umumnya responden adalah
petani berusia produktif antara 41 – 50 tahun, yaitu sebesar 33,33 persen.
Sedangkan yang paling sedikit adalah petani yang berusia antara 21 – 30 tahun
dan 51 – 60 tahun, yaitu masing – masing sebesar 20 persen.
Menurut tingkat pendidikan, terlihat bahwa responden terbanyak memiliki
tingkat pendidikan yang rendah, yaitu SD sebesar 60 persen sedangkan responden
yang paling sedikit memiliki tingkat pendidikan menengah atas, yaitu SMU/SMK
sebesar 16,67 persen.
Distribusi responden menurut jumlah beban tanggungan menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah beban tanggungan antara 3 - 5
jiwa per KK, yaitu sebanyak 63,33 persen (19 KK). Dimana jumlah bebantanggungan yaitu 73 jiwa yang terdiri atas 38 jiwa produktif dan 35 jiwa yang
berusia nonproduktif.
3.2. Sistem Agribisnis Kubis
3.2.1. Pengadaan Saprodi dan Modal Usahatani (Up – Stream)
Kebutuhan sarana produksi seperti benih, pupuk dan obat – obatan pada
umumnya dapat dilayani pengadaannya oleh dua buah kios/waserda yang terdapat
di Dusun Kranjang. Namun, terkadang pula terjadi kekurangan dalam hal
pengadaan saprodi ini disebabkan jumlah sarana produksi yang terbatas.
Sehingga, tak jarang petani membeli saprodi pada pasar terdekat.
Modal usahatani bersumber dari petani sendiri (modal sendiri), karenakurangnya akses untuk memperoleh modal dari luar seperti Kredit Usahatani
(KUT). Umumnya modal yang digunakan petani masih kecil/terbatas, sehingga
terkadang jika terjadi kekurangan modal maka petani melakukan kredit di
kios/waserda. Kredit yang dilakukan petani pada kios/waserda tersebut dalam
bentuk saprodi seperti benih dan pupuk.
3.2.2. Sub Sistem Produksi (On Farm)
Sistem budidaya sayuran yang diterapkan oleh petani di Dusun Kranjang
masih sederhana. Tahapan budidaya kubis yang umumnya diterapkan petani yaitu
pengolahan tanah sederhana, penanaman (tanpa pembibitan/pesemaian),
pemeliharaan dan pemanenan. Dalam teknik budidaya kubis, petani tidak
melakukan pembibitan/pesemaian karena dianggap pemborosan waktu dan
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 7/15
7
tenaga. Kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya kubis yang efisien
juga menjadi alasan tidak dilakukannya tahapan pesemaian tersebut.
Kubis dapat dipanen pada waktu berumur 60 - 75 hari setelah tanam,ditandai dengan bentuk krop yang bulat dan padat. Pemanenan kubis di Dusun
Kranjang dapat menghasilkan antara 0,5 – 1,5 kg per krop atau rata – rata 1 kg per
krop. Sehingga pada lahan seluas satu hektar dengan jarak tanam 50 x 60 cm dan
populasi 30.000 tanaman, dapat diperoleh hasil produksi rata – rata 30 ton/ha.
Namun, disebabkan teknik budidaya dan teknologi panen serta pasca panen yang
belum intensif, maka produksi tersebut menurun hingga 50 persen. Sehingga
produksi kubis yang dapat diperoleh petani rata – rata hanya sekitar 15 ton/ha.
3.2.3. Subsistem Pemasaran (Down Stream)
Saluran pemasaran hasil komoditas sayuran di tingkat petani di Dusun
Kranjang tidak banyak pilihan kecuali kepada pedagang pengumpul. Biasanya
pada saat panen, petani dan pedagang pengumpul telah melakukan kontrak
penjualan. Sistem kontrak penjualan dilakukan secara non-tunai, dimana hasil
penjualan akan diberikan setelah hasil produksi telah laku terjual di pasar. Sistem
ini dilakukan atas dasar ikatan kekeluargaan dan kepercayaan antara petani dan
pedagang pengumpul yang telah berlaku sejak dulu.
Mekanisme pemasaran kubis tergantung pada kondisi harga pasar. Petani
sering mengalami tingkat harga yang berfluktuasi, tergantung dari suplai kubis di
pasar. Terkadang petani memperoleh harga jual yang cukup tinggi antara
Rp.4.000,- hingga Rp. 6.000,- per kg, jika terjadi deficit kubis di pasar.
Sebaliknya, petani akan memperoleh tingkat harga yang rendah antara Rp.2.500,-
hingga Rp.3.000,- per kg jika terjadi banyak pasokan kubis di pasar.3.2.4. Kelembagaan Penunjang Agribisnis
Secara kelembagaan, agribisnis sayuran di Dusun Kranjang ditunjang oleh
berbagai lembaga baik di tingkat hulu hingga hilir. Keberadaan kelembagaan
pendukung pengembangan agribisnis ini sangat penting untuk menciptakan suatu
sistem agribisnis yang tangguh dan kompetitif. Lembaga - lembaga pendukung
tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi
agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis. Beberapa
lembaga pendukung yang menunjang sistem agribisnis sayuran di Dusun
Kranjang adalah pemerintah, koperasi, lembaga pemasaran dan distribusi serta
lembaga penyuluhan pertanian lapangan.
3.3. Analisis Faktor - Faktor Internal dan Eksternal Pengembangan
Agribisnis Kubis.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, terlihat bahwa faktor internal yang
merupakan kekuatan dalam pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang
antara lain adanya tenaga kerja yang dapat mengusahakan kubis, luasan lahan
yang sesuai, kepemilikan modal mandiri dan terbentuknya kelembagaan ditingkat
petani. Sedangkan faktor internal yang merupakan kelemahan dalam
pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain
belum dikuasainya lahan oleh petani, masih rendahnya pengetahuan petani, skala
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 8/15
8
usaha yang masih rendah/sempit, kepemilikan modal yang terbatas dan lemahnya
posisi petani dalam penentuan harga.
Faktor – faktor eksternal yang menjadi peluang dalam pengembangan
agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain adanya pangsa
pasar lokal dan pangsa pasar ekspor/internasional serta adanya prioritas dalam
pengembangan kubis sebagai komoditi unggulan nasional. Sementara faktor
eksternal yang menjadi ancaman dalam pengembangan agribisnis kubis di Dusun
Kranjang Desa Wayame antara lain belum tersedianya jalan
usahatani/perhubungan dan alat transportasi, kompetisi dengan produksi kubis
luar daerah serta perubahan iklim/cuaca.
Berbagai strategi yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan agribisnis
kubis antara lain peningkatan kualitas sumberdaya manusia tani, meningkatkanusaha efisiensi produksi, meningkatkan mutu hasil kubis, meningkatkan
pembangunan infrastruktur penunjang agribisnis, mengembangkan koperasi
agribisnis, serta membuka peluang pasar.
3.4. Analisis Finansial dan Prospek Pengembangan Agribisnis Kubis
Berdasarkan hasil analisis finansial, terlihat bahwa agribisnis kubis di
Dusun Kranjang Desa Wayame berprospek baik. Dimana pada luasan satu hektar
kubis, diperlukan biaya sekitar Rp. 11.478.945,- dengan produksi sebesar 14.180
kg dan tingkat harga Rp.3.575,- per kilogram, sehingga diperoleh penerimaan
sebesar Rp. 50.693.500,- dan keuntungan sebesar Rp. 39.214.555,-. Nilai RatioB/C sebesar 3,4 dan nilai titik impas harga (BEP Harga) sebesar Rp.810,- per kg
serta nilai titik impas produksi (BEP Produksi) sebesar 3.214 kg/ha.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi, terlihat bahwa nilai Net
Present Value (NPV) yang diperoleh sebesar 14.023.343 ( NPV > 0 ) dan nilai
IRR sebesar 17,24 %, sehingga investasi pada usaha agribisnis kubis di Dusun
Kranjang Desa Wayame menguntungkan dan dapat dilaksanakan.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame meliputi berbagai aktivitas
yang sistematis dimulai dari pengadaan dan perdagangan saprodi, kegiatan
usahatani (onfarm) hingga pemasaran kubis yang ditunjang oleh kelembagaan
baik pemerintah maupun di tingkat petani.
b. Berbagai faktor – faktor internal maupun eksternal dalam pengembangan
agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame antara lain kendala
iklim/cuaca, belum intensifnya budidaya kubis serta belum tersedianya sarana
perhubungan dan transportasi dalam pemasaran kubis.
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 9/15
9
c. Pengembangan agribisnis kubis di Dusun Kranjang Desa Wayame memiliki
prospek yang cerah dilihat dari nilai Rasio B/C sebesar 3,4, BEP Harga
Rp.810,-/kg dan BEP Produksi 3.214 kg/ha serta nilai NPV sebesar 14.023.343dengan IRR sebesar 17,24 persen.
4.2. Saran
a. Perlu adanya upaya integrasi sistem agribisnis kubis antara subsistem hulu (Up
Stream), subsistem produksi (On Farm) dan subsistem hilir ( Down Stream)
melalui penerapan strategi pengembangan agribisnis secara utuh dankomprehensif.
b. Diharapkan adanya kerjasama aktif dari semua stakeholders (pemerintah,
swasta dan petani) dalam rangka pengembangan agribisnis kubis yang berdaya
saing didukung dengan sarana produksi serta hasil penelitian dan
pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1999. Investasi Agribisnis Komoditas
Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2007. Pertemuan
Sinkronisasi Pengembangan Agribisnis Hortikultura.
Http://www.deptan.go.id. Jakarta.
Rukmana, Rahmat, 1994. Bertanam Kubis. Kanisius. Yogyakarta.
Saragih, Bungaran, 2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru
Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada
Indonesia. PT Surveyor Indonesia. Bogor.
Soekartawi, 2004. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 10/15
10
Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis/Kol Di Indonesia
Tahun 2003 – 2007.
Tahun Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
2003
2004
2005
2006
2007
64.520
68.029
57.765
57.732
60.742
1.348.433
1.432.814
1.292.984
1.267.745
1.254.856
20,90
21,06
22,38
21,96
20,66Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.
Lampiran 2. Volume dan Nilai Ekspor – Impor Kubis/Kol Di Indonesia
Tahun 2003 – 2006.
Tahun Ekspor Impor
Volume (Kg) Nilai (USD) Volume (Kg) Nilai (USD)
2003
2004
2005
2006
40.812.229
32.988.557
35.912.020
32.665.430
10.819.133
7.542.058
8.193.295
8.999.178
492.423
523.212
320.448
383.713
450.115
454.264
369.368
365.335
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.
Lampiran 3. Konsumsi Perkapita Kubis/Kol di Indonesia Periode 2003 – 2006.
Konsumsi Perkapita (Kg/Thn)
2003 2004 2005 2006
1,87 2,03 2,03 1,82
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, 2008.
Lampiran 4. Luas Areal, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di
Maluku Tahun 2004 - 2006.
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 11/15
11
Tahun Luas areal
(ha)
Luas Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(ton/ha
20042005
2006
179200
210
163197
204
8421.028
1.050
5,165,22
5,15
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Maluku, 2007.
Lampiran 5. Luas areal, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di Kota
Ambon dirinci per Kecamatan Tahun 2006.
Kecamatan Luas Areal
(ha)
Luas Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(ton/ha)
Nusaniwe
Sirimau
T.A. Baguala
7,23
0,85
6,49
7,23
0,85
6,49
173,22
21,27
77,43
23,96
25,02
27,34
Jumlah 14,57 14,57 371,92 25,53
Sumber : Dinas Pertanian Kota Ambon, 2007.
Lampiran 6. Distribusi Responden Menurut Tingkat Umur.
Kel.
Umur
(Tahun)
Jlh
(KK)
(%) Biaya
Prod.
( 000 Rp)
Produksi
(Kg)
Pnerimaan
( 000 Rp)
Pndapatan
( 000 Rp )
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
6
8
10
6
20,00
26,67
33,33
20,00
10.618,3
13.973,4
16.329,3
10.160,3
14.900
17.500
20.550
10.150
53.500
63.025
72.800
36.100
42.881,7
49.051,6
56.470,7
25.939,7
Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7Sumber : Analisis Data Primer.
Lampiran 7. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan.
Tkt
Pend.
Jlh
(KK)
(%) Biaya
Prod.
( 000 Rp)
Produksi
(Kg)
Pnerimaan
( 000 Rp)
Pndapatan
( 000 Rp )
SD
SLTP
SMU
18
7
5
60,00
23,33
16,67
30.164,7
12.202,6
8.714,0
36.350
16.450
10.300
130.150
57.325
37.950
99.985,3
45.122,4
29.236,0
Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7
Sumber : Analisis Data Primer.
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 12/15
12
Lampiran 8. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga.
JlhAngg.
Kelu.
(Jiwa)
Jlh(KK)
(%) BiayaProd.
( 000 Rp)
Produksi(Kg)
Pnerimaan( 000 Rp)
Pndapatan( 000 Rp )
0 – 2
3 – 5
6 – 8
9
19
2
30,00
63,33
6,67
14.649,7
32.731,2
3.700,4
17.850
39.550
5.700
62.425
147.025
15.975
47.775,3
114.293,8
12.274,6
Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7
Sumber : Analisis Data Primer.
Lampiran 9. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan.
Luas
Lhn
(Ha)
Jlh
(KK)
(%) Biaya
Prod.
( 000 Rp)
Produksi
(Kg)
Pnerimaan
( 000 Rp)
Pndapatan
( 000 Rp )
0,00-0,10
0,11-0,20
0,21-0,30
16
10
4
53,33
33,33
13,34
25.778,8
17.873,3
7.429,2
24.150
25.850
13.100
92.850
87.300
45.275
67.071,2
69.426,7
37.845,8
Jumlah 30 100,00 51.081,3 63.100 225.425 174.343,7
Sumber : Analisis Data Primer.
Lampiran 10. Pasokan (suplai) kubis dari Manado Sulawesi Utara Ke Kota
Ambon Tahun 2003 - 2007.
Tahun Suplai/Thn
(Ton)
Rata – Rata Suplai/Bln
(Ton)
2003
2004
2005
2006
2007
457,94
523,28
533,82
478,92
488,89
38,16
43,61
44,49
39,91
40,74
Sumber : PT. Pelni Cabang Maluku, 2007.
Lampiran 11. Analisis Finansial Pengembangan Agribisnis Kubis di Dusun
Kranjang Per Musim Tanam Tahun 2007.Luasan Lahan = 0,15 ha
Jarak Tanam = 50 x 60 cm
Populasi = 4.333 tanaman
Luasan Lahan = 1 ha
Jarak Tanam = 50 x 60 cm
Populasi = 33.333 tanaman
Uraian Jlh
Input
Hrg/unit
(Rp)
Total Hrg
(Rp)
Jlh
Input
Hrg/unit
(Rp)
Total Hrg
(Rp)
I. Biaya Tetap
a. Sewa Lahan
b. Penyusutan Alat
0,15 ha 70.000 70.000
58.793
1 ha 471.910 471.910
396.360
Jumlah Biaya Tetap 128.793 868.270
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 13/15
13
II. Biaya Variabel
a. Benih
b. Tenaga Kerjac. Pupuk
d. Obat-obatan
30 grm
63,6 hkp
2.500
21.000
74.167
1.335.60085.083
79.067
200 grm
428,7 hkp
2.500
21.000
500.000
9.004.045573.596
533.034
Jumlah Biaya Variabel 1.573.917 10.610.675
Jumlah Biaya Produksi 1.702.710 11.478.945
Produksi 2.103 3.575 7.518.225 14.180 3.575 50.693.500
Pendapatan 5.815.515 39.214.555
B/C Ratio : 3,4
BEP Harga : 810
BEP Produksi : 3.214
NPV : 14.023.343
IRR : 17,24 %
Sumber : Analisis Data Primer.
Lampiran 12. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kubis.
Internal
Factor
EksternalFactor
Kekuatan ( Strenghts)
1. Ketersediaan saprodi
(input)
2. Modal mandiri
3. Potensi luasan lahan
4. Ketersediaan Tenaga
kerja
5. Kualitas dan kuantitaskubis
6. Akses pasar
7. Kelembagaan penunjang
Kelemahan (Weakness)
1. Harga input tinggi
2. Input terbatas
3. Modal masih terbatas
4. Belum adanya
kepemilikan lahan
5. Pendidikan rendah
6. Produktivitas rendah7. Lemahnya penguasaan
harga/pasar
8. Kurangnya koordinasi
kelembagaan
Peluang (Opportunities)
1. Pangsa pasar lokal
2. Pangsa pasar nasional
dan internasional
3. Prioritas pengembangan
pemerintah
4. Stabilitas ekonomiregional dan nasional
5. Stabilitas politik dan
keamanan
6. Pembangunan
infrastruktur pertanian
7. Penanaman modal
(investasi)
Strategi SO
Optimalisasi
pemanfaatan potensi
lahan dan tenaga kerja
(input produksi)
Mengisi pangsa pasar
lokal, nasional daninternasional
Memperluas kerjasama
pemasaran dan
investasi
Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur
Strategi WO
Memanfaatkan input
(pupuk/pestisida) organik
Memanfaatan sumber
modal eksternal untuk
menambah modal mandiri
Meningkatan kualitas
sumberdaya manusia tani
melalui pelatihan
Stabilisasi harga input
/output dan info pasar
Meningkatkan koordinasi
dan pemberdayaan
kelembagaan
Ancaman (Threats)
1. Persaingan produksi
2. Perubahan iklim/cuaca
Strategi ST
Meningkatkan daya
saing produk
Strategi WT
Efisiensi produksi dengan
menekan biaya produksi
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 14/15
14
3. Gangguan hama
penyakit kubis
4. Fluktuasi harga input-output
5. Liberalisasi perdagangan
6. Resesi ekonomi
7. Menguatnya posisi tawar
pembeli
Budidaya intensif
melalui penerapan sapta
usahatani Pengendalian hama dan
penyakit terpadu
Regulasi dan
debirokratisasi sistem
perdagangan
Efisiensi modal mandiri
melalui manajemen
modal Perencanaan pola dan
waktu tanam yang tepat
Memperpendek saluran
pemasaran output
Sumber : Analisis Data Primer dan Sekunder.
Luas Lahan
(Ha)
Produksi
Rata2
(Kg)
Biaya Produksi
Rata2
(Rp)
Penerimaan
Rata2
(Rp)
Pendapatan
Rata2
(Rp)
0,00 - 0,10
0,11 - 0,20
0,21 - 0,30
1,00(a)
1.509
2.585
3.275
14.180
1.611.200
1.787.300
1.857.300
11.478.944
5.803.125
8.730.000
11.318.750
50.657.303
4.191.950
6.942.670
9.461.450
39.178.359
Luas Lahan
(Ha)
B/C Ratio BEP NPV
(Rp)
IRR
(%)Produksi Harga
0,00 - 0,10
0,11 - 0,20
0,21 - 0,30
1,00(a)
2,6
3,8
5,1
3,4
419
529
537
3.214
1.067
691
567
810
609.673
1.256.386
1.261.277
14.023.343
14,29
14,37
13,59
17,24
5/12/2018 RINGKASAN SKRIPSI TINI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-skripsi-tini 15/15
15