management of change pada radio republik …eprints.uny.ac.id/21716/9/ringkasan skripsi.pdf ·...

27
MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA SEJAK BERUBAH MENJADI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: doanhanh

Post on 20-Jun-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA

SEJAK BERUBAH MENJADI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

RINGKASAN SKRIPSI

Disusun Oleh:

Christina Sitorus

NIM 09417144050

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014  

 

Page 2: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK INDONESIASEJAK

BERUBAH MENJADI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

Oleh

Christina Sitorus dan Yanuardi

NIM 09417144050

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk menggambarkan Management of Change yang dilakukan oleh Radio Republik Indonesia serta mengidentifikasi hambatan atau kendala yang dialami. Kajian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Perubahan, Konsep Pelayanan Publik, Management of Change, dan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik.

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Subyek penelitian ini adalah Direktur Utama Radio Republik Indonesia, Direktur Program dan Produksi Radio Republik Indonesia, dan Kepala sub bagian SDM RRI stasiun Yogyakarta. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif yang memiliki tiga tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa RRI belum mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, hal ini berdasarkan dari hasil yang diperoleh dalam Management of Change yang dilakukan oleh RRI. Management of change RRI sejak menjadi LPP dapat dilihat dari implementasi strategi dengan melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat demi memperbaiki citra RRI yang semula corong pemerintah, perubahan pola komunikasi dari top-down menjadi top-down dan buttom-up, melakukan pelatihan dan perbaikan secara terus menerus dalam SDM, bertambahnya program penyiaran perluasan jangkauan demi mewujudkan visi RRI yang bertujuan menjadikan RRI mendunia.

Kata Kunci: RRI, Management Of Change, LPP

1. PENDAHULUAN

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh

Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan “sekali mengudara,

tetap mengudara “, slogan dari radio ini dapat terwujud hingga saat ini, dimana sekarang

RRI masih tetap mengudara. RRI merupakan radio yang mempunyai posisi yang strategis,

sebab realitasnya RRI masih merupakan satu-satunya jaringan nasional dan mampu

Page 3: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Eksistensi RRI berawal pada saat awal

kemerdekaan, pada saat itu RRI berfungsi sebagai penghubung pemerintah dengan rakyat

dalam menghadapi perjuangan bangsa, serta bekerja sebagai organisasi yang cenderung

berfungsi untuk kepentingan pemerintah. Peran RRI sampai saat ini sangat jelas selain

membantu menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat, RRI tentunya

sangat berperan membantu menjaga stabilitas NKRI dengan memberikan informasi yang

mendidik dan cerdas mengenai tema-tema kebangsaan, nasionalisme, pendidikan, dan

kebudayaan.

Reformasi di Indonesia yang memunculkan perubahan pada sistem pemerintahan juga

berpengaruh terhadap perubahan status RRI. Tuntutan perubahan untuk pembaharuan

organisasi RRI sebagai media massa yang dapat mengakomodir semua pihak, golongan dan

kepentingan secara independen, telah membuat sebagian besar pemimpin RRI yang masih

memiliki hati dan idealisme untuk bersama-sama berani membuat penetapan diri tentang

bagaimana eksistensi RRI di masa mendatang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 37 Tahun 2000, tentang pendirian Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadikan

status RRI sebagai Perjan. Perjan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang

berkarakteristik ; tidak mencari keuntungan, memberikan pelayanan kepada publik,

merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah, dipimpin oleh seorang kepala yang

bertanggung jawab langsung kepada Menteri atau Direktur Jenderal departemen yang

bersangkutan dan status karyawannya adalah pegawai negeri. Sedangkan maksud dan tujuan

Perjan adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu

dan menandai bagi pemenuhan hajat orang banyak.

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, RRI

saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Pasal 14 Undang Undang Nomor

32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah LPP yang bersifat independen, netral, tidak komersil

dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. Perubahan ini menyebabkan pergeseran peran

RRI, dari yang semula government oriented menjadi public oriented. RRI sebagai LPP juga

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005 penjabaran lebih

lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002. Perubahan RRI menjadi LPP telah melampaui

proses yang cukup panjang, dimulai dari semangat perubahan yang berawal dari internal RRI

yang menganggap bahwa sudah tidak masanya lagi sebuah radio sebagai corong pemerintah,

Page 4: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

sosialisasi perubahan ke pihak eksternal, mengadakan kajian-kajian bersama dengan pakar

hukum dan komunikasi, dan dengan pemantapan status RRI agar disahkan dalam Undang-

undang, sampai akhirnya RRI saat ini menyandang status sebagai LPP .

Dalam suatu organisasi/perusahaan tentunya memiliki keinginan yang kuat untuk

maju dan berkembang lebih baik lagi, untuk itu dalam mempersiapkan menuju organisasi

yang lebih maju, maka dibutuhkan strategi untuk melakukan perubahan. Organisasi dalam

melakukan perubahan tentunya memperhatikan berbagai aspek yang mendorong mereka

untuk melakukan perubahan, mulai dari aspek permodalan yang mereka miliki, aspek

penguasaan teknologi informasi, aspek globalisasi ekonomi, aspek persaingan usaha hingga

aspek kebijakan pemerintah ditempat mereka beroperasi. Strategi perubahan yang dibuat oleh

suatu organisasi tentunya memperhatikan berbagai faktor-faktor yang menjadi alasan bagi

suatu organisasi dalam melakukan perubahan, baik dari segi eksternal maupun internal, hal

tersebut bisa berupa peluang, kekuatan, kelemahan dan ancaman..

Perjalanannya perubahan RRI dalam status maupun peran sudah beberapa kali

berubah, tidak dapat dipugkiri bahwa hal ini terjadi karena imbas dari perubahan sistem

pemerintahan yang terjadi di Negara Indonesia. Pada awal kemerdekaan hingga jaman

Presiden Soeharto RRI adalah radio yang dipakai sebagai alat pemerintah, yang menyiarkan

hal-hal positif dari pemerintah, setelah itu RRI berubah menjadi Perjan dibawah Kementerian

Penerangan, dan saat ini RRI menjadi LPP yang merupakan lembaga independen dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perubahan status kedudukan inilah yang

merupakan fenomena menarik untuk diteliti mengingat RRI yang sebelumnya merupakan

radio pemerintah yang menggunakan manajemen versi pemerintah harus berubah menjadi

radio publik yang independen, netral dan mandiri. Untuk mengetahui proses perubahan yang

dilakukan RRI dalam menyesuaikan diri dengan statusnya sebagai LPP, maka peneliti akan

menganalisis dengan Manajemen Perubahan (Management of Change), yang merupakan

sebuah proses peyejajaran berkelanjutan sebuah organisasi dengan pasarnya. Management of

Change adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan

karena terjadinya perubahan dalam organisasi, artinya memahami dan menerapkan strategi

yang diperlukan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan kehidupan baik dari sisi

kultur, sosial maupun lingkungan sebagai tempat sebuah organisasi hidup dan berinteraksi.

Page 5: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

Tujuan adanya proses Management of Change dalam organisasi itu meliputi

serangkaian kegiatan yang cukup kompleks, secara garis besar terdiri dari kegiatan fase

pencarian (unfreezing), fase mengubah (changing), dan fase pembekuan kembali

(refreezing). Penggunaan Management of Change dimaksudkan agar arus kebijakan dan

berbagai bentuk keputusan serta tindakan yang akan dilaksanakan dalam suatu organisasi

dapat dikelolah dengan baik.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Perubahan

Menurut Pasmore (1994 ; 3) dalam Wibowo (2011 : 104), memyatakan bahwa

perubahan dapat terjadi pada diri kita maupun disekeliling kita, bahkan kadang-kadang

kita tidak sadari bahwa hal tersebut berlangsung. Perubahan berarti bahwa kita harus

berubah dalam cara mengerjakan atau berfikir tentang sesuatu, yang dapat menjadi mahal

dan sulit. Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari karena dorongan eksternal

dan karena adanya kebutuhan internal. Semua organisasi menghadapi lingkungan yang

dinamis dan berubah, lingkungan eksternal organisasi cenderung merukapan kekuatan

yang mendorong untuk terjadinya perubahan, ada banyak faktor yang bisa membuat

dibutuhkannya tindakan perubahan. Disisi lain bagi oganisasi secara internal merasakan

adanya kebutuhan akan perubahan. Oleh karena itu, setiap organisasi menghadapi pilhan

antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan.

Perubahan juga berpeluang menghadapi resistensi (penolakan), baik individual

maupun organisasional, karena merupakan hal yang paling sulit untuk dapat

meninggalkan kebiasaan lama yang sudah melekat dengan kuat. Istilah untuk hal ini

dalam manajemen dikenal dengan resistensi perubahan (resistance of change). Sikap

menolak atas perubahan bisa terjadi karena informasi mengenai perlunya dan dampak

bila tidak melakukan perubahan sangat kurang. Bentuk dari penolakan atas perubahan

tidak selalu tampak secara langsung dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa dengan

jelas terlihat (eksplisit) dan segera misalnya mengajukan protes, mengancam mogok,

demonstrasi, dan sejenisnya, atau bisa juga tersirat (implisit) dan lambat laun misalnya

loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat,

Page 6: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

dan tingkat absensi meningkat. Hal yang lain juga bisa menjadi masalah seperti tidak

tersedianya informasi konfigurasi pada infrakstruktur yang up to date.

Resistensi sering terjadi karena eksekutif dan pekerjaan, karena eksekutif dan

pekerja melihat perubahan dari sudut pandang yang berbeda. Bagi manajer senior,

perubahan berarti peluang, baik untuk bisnis maupun dirinya sendiri. Akan tetapi banyak

pekerja yang memandang perubahan sebagai kekacauan dan gangguan. Peter Scholres

berpandangan bahwa pada dasarnya karyawan tidak menolak berubahan, tetapi mereka

menolak di ubah (Stettner, 2003:61) dalam (Wibowo 2005 : 152). Sementara itu, Robbins

(2001 : 545) dalam Wibowo (2005: 157), Menyebutkan ada dua kategori penolakan, yaitu

resistensi individual dan resistensi organisasi

Kurt Lewin menggambarkan ada Tiga tahap model perubahan terencana yang

menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif, mengelolah dan menstabilisasi proses

perubahan. Ketiga tahapan tersebut oleh Robbins (2001 : 551) dalam Wibowo (2005 :

199) dinyatakan dalam unfreezing, movement, dan refreezing.

Setelah memahami tahapan-tahapan dalam perubahan, maka hal yang tidak kalah

penting adalah mengenai kekuatan perubahan. Green dan Baron (1997 : 550) dalam

Wibowo (2005 : 118), berpendapat bahwa terdapat beberapa fakor yang merupakan

kekuatan dibelakang kebutuhan akan perubahan, mereka memisahkan antara perubahan

yang terencana dan tidak terencana.

Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah

dari keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk

meningkatkan efektifitas organisasinya. Tujuan perubahan adalah untuk mencari cara

baru atau memperbaiki dalam menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai dan meningkatkan

hasil yang diinginkan kepada stakeholders. Perubahan adalah transformasi dari keadaan

yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang. Winardi

(2005: 2) menyatakan, bahwa perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu

organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang

menurut yang di inginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Mengingat begitu

pentingnya perubahan dalam lingkungan yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi

Page 7: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

tidak menunda perubahan, penundaan berarti akan menghadapkan organisasi pada proses

kemunduran

B. Management of Change

Manajemen perubahan (Management of Change) adalah suatu proses secara

sistematis dalam menerapkan pengetahuan sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk

mempengaruhi perubahan pada orang yang terkena dampak proses tersebut (Potts dan

LaMarsh 2004 : 16) dalam (Wibowo 2005 : 241). Management of Change adalah upaya

yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya

perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal

dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Management of Change adalah suatu

proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang

diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang

diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu

yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut. Manajemen perubahan

ditunjuukan untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan dengan sukses dengan cara

yang terorganisasi dan denga metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang

yang terlibat didalamnya. Sementara itu perubahan selalu dimulai dengan inisiatif

pandangan pada hasil positif. Hambatan paling umum untuk keberhasilan perubahan

adalah resistensi manusia.

Menurut Wibowo (2005 : 242) pendekatan dalam management of change adalah,

pertama : mengidentifikasi siapa, di antara mereka yang terkrna dampak perubahan, yang

mungkin menolak perubahan; kedua, menelusuri sumber, tipe dan tingkat resistensi

perubahan yang mungkin ditemukan; ketiga, mendesain strategi yang efektif untuk

mengurangi resistensi tersebut. Dengan manajemen perubahan, dapat memperkirakan

jumlah resistensi yang mungkin terjadi dan waktu serta uang yang diperlukan berkaitan

dengan resistensi. Hal ini memungkinkan orang yang harus melakukan perubahan

mengukur faktor penting, sperti apakah perubahan berharga utuk dilakukan dan seberapa

kemungkinan keberhasilan yang diperoleh. Memahami mengapa orang menolak

perubahan dan bagaimana mengatasi resistensi itu merupakan inti dari manajemen

perubahan. Terdapat dua pedekatan utama untuk manajemen perubahan, yang dinamakan

planned change (perubahan terncana) dan emergent change (perubahan darurat).

Page 8: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

Management of Change dalam organisasi publik merupakan suatu proses untuk

mengubah proses dan prosedur birokrasi publik, dan sikap serta tingkah laku birokrat

untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional atau bisa

dikatakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan

kinerja yang lebih baik. Dengan demikian Management of Change akan menjadi panduan

dasar bagi organisasi dalam menjalani masa transisi dari kondisi saat ini menjadi kondisi

yang diharapkan. Management of Change ini juga akan mengenali persoalan yang

berpotensi muncul dalam setiap proses perubahan tersebut, serta akan menyediakan

alternatif penyelesaiannya.

Perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi biasanya seringkali direncanakan

oleh para stakeholder yang terdapat dalam organisasi tersebut yang bertujuan untuk

mengembangkan organisasi seperti yang dikemukakan oleh J. Winardi (2005:82) bahwa

suatu organisasi yang menginginkan keberhasilan harus terus-menerus melakukan

perubahan sabagai bentuk reaksi dari perkembangan-perkembangan yang sifatnya

penting, seperti kebutuhan para pelanggan, penemuan teknologikal baru dan peraturan-

peraturan pemerintah. Selain itu masih menurut J.Winardi (2005:93) yang mengutip

pernyataan Sweeney, McFarlin bahwa terdapat tipe perubahan yang berguna bagi

perkembangan suatu organaisasi, yaitu berupa perubahan strategik yang mencakup pada

postur pertumbuhan, pendekatan berbalik arah, penarikan diri dan stabilisasi.

Dalam rangka proses perubahan tersebut, maka disusunlah strategi perubahan

yang memuat rencana dan alokasi sumber daya berdasarkan kebutuhan untuk setiap

proses perubahan. Program Management of Change menjadi salah satu faktor suksesnya

pelaksanaan reformasi birokrasi, dan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan

capaian keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi secara efektif dan efisien. Menurut

Wibowo (2005 :36) manajemen perubahan merupakan suatu proses secara sistematis

dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk

mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari perubahan tesebut.

Dapat disimpulkan bahwa Management of Change adalah proses penyejajaran

dengan perubahan, adapun tiga kondisi yang diperlukan dalam mewujudkan perubahan

yang efektif adalah :

Page 9: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

1. Kesadaran : para stakeholders memahami dan meyakini visi, strategi dan rencana

implementasi.

2. Kapabilitas : para stakeholders meyakini bahwa mereka mampu meraih

ketrampilan yang dibutuhkan serta mampu menangani dan mengambil

keuntungan dari perubahan tersebut.

3. Keikutsertaan : para stakeholders bisa menghargai tugas dan pekerjaan baru serta

peluang untuk berperilaku dengan cara-cara baru ( sikap, ketrampilan, dan cara

kerja baru).

Dalam Management of Change terdapat pula tahapan yang dapat digambarkan

sebagai berikut, pada awalnya organisasi harus mampu mengidentifikasikan perubahan

yang terjadi, setelah itu membuat perencanaan strategis dalam menghadapi perubahan

yang selanjutanya dari perencanaan strategis yang ada dimplementasikan oleh organisasi

perusahaan, setelah itu organisasi harus melakukan evaluasi dari strategi yang telah

diimplementasikan dan melakukan perbaikan untuk menjalankan langkah selanjutnya.

1. Identifikasi Perubahan

Pada awalnya suatu organisasi harus mampu mengidentifikasikan faktor-faktor

yang menyebabkan suatu organisasi melakukan sebuah perubahan. Seperti kita

ketahui sebelumnya dalam pembahasan pengertian perubahan bahwa ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi organisasi dalam melakukan perubahan seperti

masalah teknologi, konsumen, persaingan global dan kebijakan pemerintah. Untuk itu

dalam tahapan ini stakeholder dalam suatu organisasi harus mampu melakukan

identifikasi terhadap faktor-faktor yang ada.

2. Perencanaan Stratejik Dalam Menghadapi Perubahan

Sebuah organisasi baik organisasi profit maupun organisasi non profit untuk

mencapai suatu yang menjadi tujuan yang diinginkan organisasi maka perlu untuk

dibentuk adanya suatu strategi. Adanya strategi sangat penting, mengingat makin

pesatnya kemajuan teknologi informasi dan tingginya persaingan dan ancaman baik

dari internal maupun eksternal organisasi. Adanya persaingan menuntut organisasi

untuk memiliki strategi yang tepat yang dapat diandalkan untuk mengatasi ancaman

yang ada. Ancaman yang ada tersebut dapat berupa sumber daya organisasi yang

terbatas, ketidakpastian dari daya saing yang dimiliki organisasi, keputusan-

Page 10: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

keputusan yang dibuat dan tidak adanya kepastian mengenai pengendalian inisiatif.

Dari ancaman-ancaman tersebut itulah (baik dari internal maupun eksternal

organisasi) nantinya akan dapat dirumuskan suatu strategi untuk mengatasi ancaman

yag dihadapi.

Dalam studi kepustakaan ada beberapa pakar yang mengemukakan konsep

tentang strategi. Menurut Kuncoro (2006:1) yang mengutip pernyataan Chandler ,

strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan,

diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

strategi adalah suatu cara atau teknik yang digunakan dan diterapkan pada sebuah

organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka panjang yang

telah ditetapkan menjadi visi dan misi dari organisasi tersebut. Strategi dapat

digunakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan organisasi dan perluasan dari

misi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi maupun perusahaan. Strategi dapat

dilakukan dengan menyesuaikan apa yang menjadi tujuan atau mandat dari suatu

organisasi dengan lingkungan dimana strategi itu akan diterapkan atau

diimplementasikan. Penyesuaian dengan lingkungan yang ada disekitar tersebut

sekaligus untuk mengetahui ancaman maupun peluang dari faktor-faktor lingkungan

baik faktor internal maupun eksternal dari organisasi.

Analisis SWOT adalah analisis yang dirasa cocok untuk menganalisis strategi

perubanah, dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

dimiliki organisasi. Menurut Freddy Rangkuti (1997:18) analisis SWOT adalah

indentifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat juga

meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Merujuk pada

pendapat Freddy Rangkuti (1997:19) yang menyatakanbahwa proses pengambilan

keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang

danancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Page 11: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

3. Implementasi Strategi Perubahan

Dalam sebuah organisasi setelah mampu mengidentifikasikan faktor-faktor

penyebab perubahan dan membuat perencanaan stratejik dalam menghadapi

perubahan tentunya tahapan selanjutnya adalah menjalankan atau

mengimplementasikan perencanaan stratejik yang ada dalam menghadapi perubahan.

Dalam proses implementasi strategi perubahan semua stakeholder menjalankan

strategi yang telah dibuat secara terstruktur agar strategi perubahan yang telah

dirancang oleh sebuah organisasi dapat tepat sasaran. Pada tahapan ini menurut

J.Winardi (2005:97) agen perubahan harus mampu mengidentifikasikan tingkatan

dimaana mereka akan diarahkan, sehingga mereka mamapu memberikan target

tingkatan agar mampu mengubah individu-individu, kelompok-keleompok dan atau

seluruh organisasi.

4. Evaluasi dan Umpan balik Strategi Perubahan

Suatu evaluasi dan umpan balik strategi perubahan sangatlah penting untuk

dianalisis, hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian capai visi dan

misi atau tujuan dari sebuah organsisasi. Evaluasi merupakan tindakan akhir dari

sebuah strategi, namun evaluasi adalah tahap awal dari strategi selanjutnya. Dengan

menganalisis kesesuaian antara penyebab perubahan, strategi perubahan dan

implementasi perubahan , maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam sebuah

evaluasi dapat menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a. Tujuan dan sasaran perubahan, tujuan merupakan keinginan yang ingin

dicapai dalam jangka waktu yang akan datang dan relatif panjang serta tidak

terbatas waktu. Sedangkan sasaran lebih menekankan pada kegiatan untuk

mencapai tujuan dalam jangka waktu yang relatif singkat dan dapat diukur

atau dihitung.

b. Lingkungan, suatu organisasi pasti berinteraksi dengan lingkungan

disekitarnya dan menjadikan organisasi tidak dapat tertutup dari lingkungan.

Sehingga penyesuaian perlu dilakukan.

Page 12: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

c. Kemampuan internal, berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

organisasi untuk menghadapi lingkungannya.

d. Kompetisi, dalam pembuatan strategi tentu tidak terlepas dari adanya

kompetisi.

C. Konsep Pelayanan Publik

Administrasi adalah kegiatan pelayanan, salah satu fungsinya dalam

pembangunan adalah menyelenggarakan pelayanan publik. Sondan P Siagian

mengatakan, teori klasik administrasi Negara mengajarkan bahwa pemerintah Negara

pada hakikatnya menyelenggarakn dua jenis fungsi utama yaitu fungsi pengaturan dan

fungsi pelayanan. Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat Negara modern

sebagai suatu Negara hukum (legal state), sedangkan fungsi pelayanan dikaitkan dengan

hakikat Negara sebagai suatu Negara kesatuan (welfare state), baik kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanaannya dipercayakan kepada aparatur

pemerintah tertentu yang secara fungsional bertanggung jawab atas bidang tertentu kedua

fungsi tersebut (Siagian 1992 : 128).

Pelayanan merupakan suatu kinerja tidak berwujud dan dapat cepat hilang, lebih

dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta penguna layanan lebih dapat berpartisipasi aktif

dalam mengkonsumsi pelayanan tersebut. Istilah lain yang sama artinya dengan

pelayanan yaitu pengabdian atau pengayoman dari seorang administrator diharapkan

akan tercermin dari sifat-sifat memberikan pelayanan publik. Pengabdian kepada

kepentingan umum dan memberikan pengayoman kepada masyarakat yang lemah dan

kecil, administrator lebih mendahulukan kepentingan masyarakat ketimbang kepentingan

sendiri. Mifta thoha menyebutkan pelayanan publik sebagai pelayanan sosial, meurutnya

pelayanan sosial meruapakan suatu usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok orang

atau institusi tertentu untuk memberikan kemudahan dan bantuan pada masyarakat dalam

rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Thoha, 1991 : 176-177).

Pelaksanaan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan sosial warga Negara. Siagian (1972, 45) mengatakan

bahwa salah satu fungsi pemerintah dalam pembangunan adalah sebagai innovator

terutama dalam administrasi Negara itu sendiri, yang bererti bahwa produktifitas aparat

Page 13: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

pemerintah sendiri meningkat dan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan

lebih cepat.

Mifta Thoha (1991 : 39) mengatakan pelayanan publik atau pelayanan sosial

menjadi penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat

menyangkut kepentingan orang banyak oleh karena itu maka pelayanan sosial menjadi

sangat rentan apabila kurang sedikit saja pemberian pelayanan, maka akan dapat

menyiggung komentar orang yang merasakan pelayanan sosial tersebut.

Melihat pengertian dan tujuan dari pelayanan publik dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat lebih-lebih pada masa

sekarang ini dengan bergulirnya reformasi telah membawa suatu perubahan di segala

bidang seiring dengan pertumbuhan IPTEK, yang diikuti dengan tuntutan peningkatan

kesejahteraan secara umum, telah mengikuti kesadaran manusia atas martabat dan makna

kehidupan. Kesadaran ini kemudian telah menghadirkan berbagai tuntutan yang semakin

tinggi lagi akan peran organisasi terutama pemerintah untuk mewujudkan kehidupam

masa depan dengan lebih baik. Pelayanan publik mendapat tuntutan dari masyarakat

seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan di samping keinginan masyarakat untuk

mendapatkan suatu pelayanan publik yang baik menjadi dambaan.

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak

ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,

misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. cara seperti ini disebut

komunikasi dengan bahasa nonverbal. Pelayanan dibidang komunikasi merupaka salah

satu pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebab dalam kehidupan sehari-

hari komunikasi memegang peranan yang penting. Komunikasi bertujuan untuk

menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari seseorang kepada yang lain. Komunikasi

merupakan segala upaya untuk mempengaruhi orang lain, yaitu mekanisme yang

menimbulkan dan mengembangkan hubungan manusia, dengan menggunakan lambang

Page 14: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

dan pikiran bersama melalui sarana-sarana dan alat-alat untuk menyiarkan lambang

dalam ruang dan waktu.

Media massa berfungsi sebagai alat yang memungkinkan komunikasi berlangsung

jarak jauh. Media tersebut adalah alat-alat yang terdapat didalam proses komunikasi guna

melipatgandakan tulisan (surat kabar) atau menerjemahkan pemandangan dan

pendengaran ( TV dan film) atau pendengaran saja (radio). Saluran media masa adalah

semua alat penyampaian pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai sasaran

yang luas dan tak dikenal. Radio merupakan sarana yang memungkinkan sumber

informasi sampai ke audience yang banyak dan tersebar. Setiap program radio dibuat

tentunya untuk memenuhi selera khalayak agar tujuan tercapai dengan baik secara efektif

dan efisien maka diperlukan mekanisme penyelenggaraan siaran melalui mekanisme

yang telah ditetapkan. Diharapkan proses siaran dapat bekerja secara optimal,

mendukung dan mengarah pada tercapainya tujuan siaran tersebut. Mekanisme

penyelengaraan penyiaran dapat dikatakan baik apabila semua sumber daya yang ada

dapat bekerja secara optimal sehingga proses siaran dapat berjalan dengan lancar dan

baik agar tujuan program siaran dapat tercapai. Tujuan diadakannya program siaran,

adalah untuk memenuhi kebutuhan khalayak pendengar, jika mekanisme kerja dapat

dilaksanakan dengan baik maka dapat diharapkan tujuan siaran dapat tercapai, dengan

demikian dapat diharapkan pula perhatian dari khalayak terhadap penyiaran tersebut.

D. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik

Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan

hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan

berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Radio Republik

Indonesia (RRI) adalah stasiun radio milik Negara Indonesia. Sebagai Lembaga

Penyiaran Publik, RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan

Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan RRI. Dewan

Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan

Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan

bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran

Page 15: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

Publik juga ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang

merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 32/2002.

Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik selama hampir 5 tahun sejak tahun

2000, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan(Perjan) yaitu Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan, RRI

telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan

Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga Penyiaran

Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.

Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman

Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan Government Owned Radio ke

arah Public Service Broadcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun

2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Kedudukan Status Radio

Republik Indonesia yang semula sebagai Perusahaan Jawatan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2000 secara dinamis dengan proses yang cukup panjang

berganti status sejak tahun 2005 berdasarkan Peraturan Pemerintahnomor 11 Tahun 2005

sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Dewasa ini RRI mempunyai 67 stasiun penyiaran

dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri, "Suara Indonesia". Konsep

penyiaran RRI yang sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik lebih banyak

prosentasenya pada produk tergolong “broadcasting”, namun sejak tahun 2005 menjadi

lebih cenderung bervariatif karena RRI juga mampu membuat program siarannya dalam

kategori “narrow-casting” seperti program siaran pendidikan untuk memperkuat

pembentukan karakter bangsa (nation building) dan mendorong persatuan dan kesatuan

bangsa. Lembaga penyiaran publik yang memiliki cakupan luas secara nasional dan

berbentuk badan hukum yang dibuat oleh negara yang memiliki sifat independen, netral,

tidak komersial dan berfungsi untuk memberikan layanan bagi kepentingan masyarakat,

sehingga tolak ukur keberhasilannya dinilai dari kepuasan publik dan dibiayai oleh

APBN ditingkat nasional dan APBD ditingkat lokal.

RRI juga memiliki tugas pokok sebagai LPP, Memberikan pelayanan informasi,

pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya

bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran

radio yang mengjangkau seluruh wilayah NKRI sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Page 16: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

no.12 Tahun 2005. Tugas LPP RRI dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di

seluruh wilayah NKRI tidak bisa dilayani dengan satu programa saja, oleh karena itu RRI

menyelenggarakan siaran dengan 4 programa:

1. Pro 1 Pusat siaran pemberdayaan masyarakat

2. Pro 2 Pusat siaran kreatifitas anak muda

3. Pro 3 Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita radio

4. Pro 4 Pusat siaran budaya dan pendidikan

III. Metode Penelitian

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Sugiyono (2010:11),

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Jenis penelitian

deskriptif akan menghasilkan data yang berupa kata-kata dan bukan angka-angka

sehingga data ini termasuk dalam data kualitatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian.

Dalam penelitian ini lembaga yang menjadi tempat penelitian adalah Radio

Republik Indonesia, yang terletak di Jalan Merdeka Barat No. 4-5 Jakarta pusat. Alasan

mengapa Radio Republik Indonesia menjadi objek penelitian, karena Radio Republik

Indonesia adalah instansi yang melakukan Management of Change untuk merespon

perubahan status menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Waktu penelitian yaitu 12

Desember – 12 Februari 2014.

C. Sumber data

Lofland dan Lofland (1984 : 47) dalam Moleong (2010:157) menyebutkan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. Data-data tersebut yaitu data

primer dan data sekunder.

D. Informan Penelitian

Page 17: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

Informan penelitian ini adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi

mengenai latar belakang dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian sehingga

data yang dihasilkan akurat. Penentuan informan penelitian ini dilakukan dengan cara

peneliti menetapkan informan berdasarkan anggapan bahwa informan dapat

memberikan informasi yang diinginkan dalam penelitian ini sesuai dengan

permaslahan penelitian. Informan dalam penelitian ini diantaranya Direktur Utama

Radio Republik Indonesia, Direktur Program dan Produksi Radio Republik Indonesia,

dan Kepala Sub. Bagian SDM Radio Republik Indonesia satasiun Yogyakarta.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang

terlibat langsung dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:8), dalam penelitian

kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci. Dalam penelitian ini, yang menjadi

instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri (penulis) yang terlibat langsung dalam

penelitian. Peneliti sebagai instrument utama yaitu peneliti yang merencanakan,

mengumpulkan, dan menginterpretasikan data. Dalam menginterpretasikan data,

peneliti perlu untuk melakukan validasi terhadap diri instrumen (dalam hal ini penulis

sendiri) yang dilakukan dengan validasi kemampuan yang dimiliki, dengan

meningkatkan pemahaman atas materi yang berkaitan dengan penelitian yaitu tentang

Management of Change. Peningkatan pemahaman ini dilakukan dengan membaca

referensi buku-buku yang berkaitan dengan Management of Change. Upaya lain yang

dilakukan dengan diskusi bersama teman sejawat. Selain melakukan validasi terhadap

instrumen penelitian, penulis juga perlu melakukan validasi terhadap metodologi

penelitian. validasi terhadap metodologi penelitian dilakukan dengan meningkatkan

pemahaman atas metode yang digunakan dengan membaca referensi dan

mempersiapkan segala sesuatu sebelum terjun ke lapangan maupun memperbaiki

metode yang digunakan selama penelitian berlangsung dilapangan. Perbaiikan yang

dilakukan peneliti yaitu dengan memperbaiki pedoman wawancara yang akan

diajukan kepada narasumber.

F. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

Page 18: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan endapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010: 224). Teknik-teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, teknik

dokumentasi dan teknik observasi.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah

Teknik Tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2010:330). Langkah yang

digunakan dalam teknik tringulasi data ini adalah dengan menggunakan metode.

Tringulasi dengan menggunakan metode dapat dilakukan dengan membandingkan

data hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan hasil wawancara antara

informan satu dengan informan lain, membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan. Teknik tringulasi dengan metode dilakukan untuk

mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data. Hal ini dilakukan dengan pengecekan terhadap beberapa sumber

data dengan metode yang sama, selain itu untuk teknik tringulasi dengan metode

dapat dilakukan dengan mengecek balik hasil wawancara dan observasi. Dengan

demikian data yang diperoleh bersifat valid dan diakui kebenarannya. Data dapat

dikategorikan absah apabila telah didapat konsistensi atau kesamaan jawaban antara

informan yang satu dengan informan lain

.

H.Teknik Analisis Data

Miles dan Hubermen (1984) dalam buku Sugiyono (2010:91) mengemukakan

aktivitas dalam data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga data yang di peroleh sudah jenuh. Adapun langkah-

angkah analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, display

data dan verifikasi atau menarik kesimpulan.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Page 19: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama Negara yang siarannya

ditujukan untuk kepentingan bangsa dan Negara. RRI terletak di Jalan Merdeka Barat

no.4-5 jakarta pusat. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan

tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan,

hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia

internasional.

Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32

tahun 2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik,

serta PP 12 tahun 2005, RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang

dapat berjaringan secara nasional dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga

penyiaran Asing. Dengan kekuatan 67 stasiun penyiaran termasuk Siaran Luar Negeri

dan 5 (lima) satuan kerja (satker) lainnya yaitu Pusat Pemberitaan, Pusat Penelitian dan

Pengembangan (Puslitbangdiklat) Satuan Pengawasan Intern, serta diperkuat 16 studio

produksi serta 11 perwakilan RRI di Luar negeri RRI memiliki 61 (enampuluh satu)

programa 1, 61 programa 2, 61 programa 3, 14 programa 4 dan 7 studio produksi maka

RRI setara dengan 205 stasiun radio.

2. Deskripsi Data Penelitian

Usia RRI hampir sama tuanya dengan umur NKRI, umur RRI dan NKRI hanya

berbeda 24 hari. Suatu usia sebuah organisasi RRI yang telah cukup lanjut seiring dengan

perjalanan sejarah dan dinamika negerinya. Dalam kurun waktu selama itu jugalah RRI

ikut serta dalam pasang surutnya negeri ini tanpa pernah absen dan selalu menyertai

panggilan tugas sejarahnya dari masa ke masa sejak masa menegakkan kemerdekaan

NKRI, mempertahankankan kedaulatan NKRI, dan mengarungi masa Orde Lama (Orla)

masa pemerintahan Presiden Soekarno, RRI juga senantiasa menemani perjalanan Orde

Baru (Orba) dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, dan masa Reformasi ,masa yang

merupakan masa kebangkitan RRI, dan hingga saat ini RRI senantiasa mengudara

sebagai sarana penyampaian berita dan penyebar luasan informasi yang mendidik dan

berkualitas. Dalam menjalani statusnya sebagai LPP , RRI memiliki strategi untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan. Strategi dalam menyesuaikan diri dengan

Page 20: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

perubahan tentunya memikirkan faktor-faktor penghambat dan pendorong organisasi,

faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kekuatan (strength)

a) Memiliki visi dan misi, serta fungsi yang jelas

b) RRI adalah aset Negara yang paling strategis

c) Sebagai media Penjaga NKRI

d) Media pelayanan terluas

e) Bela Negara seperti TNI dan Polri

f) Proteksi budaya lokal nusantaraCek and Balances

g) Diplomat Indonesia

h) Dipilih langsung DPR. Pimpinan tertinggi RRI, yaitu Dewan Pengawas sejak

tahun 2005 dipilih dan langsung melalui fit and proper test secara terbuka

oleh DPR.

i) Independen dan Netral

Selama ini lingkungan internal yang dimiliki RRI yang berupa kekuatan dapat

mendukung dan membawa RRI dalam melaksanakan perubahannya, ada banyak sekali

terobosan dan dapat dilakukan RRI. Selain ada kekuatan tentunya RRI juga memiliki

kelemahan, kelemahan RRI adalah SDM RRI.

2. Kelemahan (weakness)

Kelemahan yang dimiliki RRI adalah kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM)

yang dimiliki RRI belum dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. SDM merupakan

hal yang paling penting yang dimiliki oleh sebuah lembaga penyiaran, memiliki

sumberdaya yang berkualitas merupakan asset yang sangat berharga menujang jalannya

keberhasilan dalam implementasi strategi yang akan dilakukan oleh RRI. Namun hingga

saat ini RRI sebagai lembaga penyiaran sebagai pelaksana strategi mengalami kelemahan

dalam kualitas SDM yang dimiliki. Sesuai dengan hasil dari wawancara, Direktur

Program dan Produksi yang megakui bahwasanya pegawai RRI sejak dahulu kala sudah

biasa dibimbing oleh pemerintah, mengingat RRI cukup lama menjadi corong pemerintah

yang mengikuti apa kata pemerintah, hal ini membuat sebagian SDM dalam tubuh RRI

menjadi kurang kreatif dan inisiatif. Oleh karena itu sampai dengan saat ini RRI masih

Page 21: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

selalu memperbaiki kualitas SDM mereka dengan mengadakan pelatihan dengan

menyelenggarakan pelatihan penyiaran, pemasaran, pemberitaan dan ketatausahaan baik

di dalam maupun di luar negeri dan hal ini dilakukan RRI secara terus menerus.

Dalam melakukan analisis strategi menggunakan analisis SWOT tidak hanya

lingkungan internal yang di analisis melainkan lingkunagn eksternal juga merupakan hal

yang sangat penting. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang ada diluar sebuah

organisasi. Lingkungan tersebut dapat berupa peluang dan ancaman dari pihak luar yang

dapat berpengaruh terhadap strategi penyesuaian diri dengan perubahan, dimana

lingkungan ekaternal terdiri dari :

a. Peluang (opporutunities)

Peluang yang dimiliki RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik ialah dari segi

financial aau dari segi permodalan dimana RRI menggunakan APBN ditingkat

nasional dan APBD ditingkat Lokal. Hal ini adalah efek dari RRI sebagai lembaga

publik yang tidak komersial atau yang tidak mengambil keuntungan. Hal ini

merupakan keuntungan terbesar RRI dimana RRI tidak perlu repot-repot menikirkan

bagaimana tentang keuangan mereka, namun hal ini justru tanggung jawab terberat

RRI, mengingat APBN dan APBD adalah uang yang berasal dari rakyat, maka dari

situ RRI haruslah benar-benar melayani masyarakat secara umum dengan

meningkatkan kualitas secara berkala.

b. Ancaman (threats)

Ancaman yang dimiliki oleh RRI adalah, RRI saat ini memiliki pendengar yang

cukup sedikit jika dibandingkan dengan radio swasta, dapat dianggap bahwa RRI

kurang menarik bagi pendengar, hal ini memang tidak berpengaruh banyak terhadap

keuangan RRI, namun akan menjadi sia-sia jika suatu hal yang sangat bagus dan

dirasa bermanfaat tetapi tidak terlalu dihiraukan oleh masyarakat.

3. Pembahasan

Dalam tahapan Management of Change digambarkan bahwa pada awalnya

organisasi harus mempu mengidentifikasikan perubahan yang terjadi, setelah itu

membuat perencanaan strategis dalam menghadapi perubahan perencanaan strategis yang

Page 22: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

dianalisis menggunakan analisa SWOT yang kemudian perencanaan strategis yang ada

dimplementasikan oleh organisasi , setelah itu organisasi harus melakukan evaluasi yang

dapat digunakan untuk melakukan perbaikan selanjutnya. Maka Management of Change

pada RRI sejak berubah menjadi LPP adalah sebagai berikut:

1. Analisa Perubahan

RRI adalah lembaga yang mengalami perubahan, perubahan tersebut

adalah peralihan dari Perusahaan Jawatan menjadi Lembaga Penyiaran Publik

yang merupakan salah satu badan hukum yang didirikan oleh negara dan

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 tahun 2005, dan berkedudukan

langsung di bawah Presiden Republik Indonesia, dengan begitu dapat

disimpulkan pula bahwa RRI bertanggung jawab langsung kepada Presiden atas

segala aktivitasnya. Perubahan status RRI dari Perjan menjadi LPP dikarenakan

tuntutan reformasi, keinginan internal dan tuntutan eksternal

2. Analisis Visi dan Misi

RRI sebagai LPP Indonesia telah memiliki visi, misi dalam menjalankan

fungsinya sesuai dengan yang dijabarkan diatas. Visi dan misi yang ditetapkan

oleh RRI menunjukan satu arah atau tujuan yang ingin dicapai secara jelas. Visi

RRI adalah menjadikan LPP RRI radio berjaringan terluas, pembangunan karakter

bangsa, berkelas dunia, dapat memberi makna bahwa RRI berupaya untuk

menjadi salah satu media massa dalam bidang penyiaran yang memiliki jaringan

terluas hingga mencapai pelosok negeri, sehingga informasi yang diberikan dapat

sampai keseluruh masyarakat Indonesia bahkan diluar negeri, karena RRI

memiliki siaran yang juga dapat didengarkan diluar negeri. RRI adalah radio yang

berusaha untuk membangun karater bangsa, hal ini diwujudkan lewat siaran RRI

yang berisi informasi pendidikan, siaran kebudayaan dan hiburan yang sehat.

Dari visi tersebut kemudian dirumuskan misi yang akan dituju agar terwujud

peningkatan pelayanan, dan merupakan upaya yang dilakukan oleh RRI untuk

mewujudkan visi yang menjadi tujuan besar organisasi yang ingin dicapai.

3. Management of Change

Peningkatan konten RRI terlihat jelas dengan pembagian 4 segmen yang

berbeda-beda. Pro 1 yang bergerak pada pemberdayaan masyarakat, yang

Page 23: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

melingkupi masyarakat secara umum. Isi dari siaran Pro 1 adalah membantu

masyarakat memecahkan atau mencari solusi dari masalah yang dihadapi, agar

masyarakat bisa mengatasinya sendiri, lebih mandiri dan bisa lebih menolong

dirinya sendiri. Pro 2 atau biasa disebut pusat kreatifitas anak muda, yang bisa

memacu kreatifitas remaja dengan semboyan dari, untuk dan oleh anak muda.

Kegiatan kegiatan yang biasa dilakukan dalam Pro 2 adalah, Pekan kreatif remaja,

festival band, lomba desain, cipta lagu, band indi , lomba handy craft, segala

macam lomba untuk memacu kreatifitas anak muda. Jaringan berita nasional atau

Pro 3, siaran pemberitaan yang menganut sistem top down dan bottom up. Adanya

dialog tentang ideology, politik, hankam, dan mencari solusi dari berbagai

permasalahan.

Pro 4 yang merupakan pusat siaran budaya dan pendidikan. Beraneka

ragam budaya yang ada di Indonesia dan disiarkan di pro 4, dimaksudkan sebagai

jembatan gap budaya (kesenjangan/jurang pemisah). Tidak semua RRI di

Indonesia mempunyai 4 programa, RRI yang terletak didaerah perbatasan hanya

satu programa, yang sifatnya hanya untuk information safety belt. Perubahan

yang sangat menonjol dalam bidang SDM berupa perubahan sikap dan mental.

Dapat dilihat dari PRO 3 sebagai bagian terpenting dari pusat pemberitaan, PRO 3

lebih berani berkreasi, walau belum seluruhnya melakukan tindakan yang

mungkin dulu ditabukan. Perubahan pola pikir dan kinerja juga menghasilkan

bobot siaran yang berbeda, reporter dan penyiar RRI tidak lagi takut untuk

menyampaikan kritik yang dating dari masyarakat dan juga analisa-analisanya.

Keberanian tampil beda, tapi tidak gegabah.

Dalam melakukan perbaikan SDM, dimana dalam melakukan hal ini RRI

menjalin kerjasama dengan radio Swedia, RRI melakukan beberapa cara

diantaranya yaitu memberikan pelatihan kepada pegawai terkait dengan

penyiaran, manajemen perubahan, kultur organisasi serta memberikan motivasi

tentang pentingnya perubahan bagi RRI dimasa depan. Pelatihan dalam bidang

penyiaran, penguasaan teknologi, serta budaya organisasi yang layak untuk LPP,

dilakukan dalam perbaikan SDM di RRI sampai saat ini masih dalam tahapan

proses, hal ini karena begitu melekatnya pola pikir pegawai yang masih

Page 24: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

menggunakan pola pikir lama. Perubahan dalam cara berhubungan dengan

masyarakat ditempuh oleh RRI dengan berbagai cara yaitu diantaranya adalah

dengan program interaktif untuk komunikasi langsung dengan masyarakat,

melakukan seminar dikampus agar lebih dekat dengan generasi muda.

Mendekatkan diri dengan komunitas-komunitas kebudayaan mengingat RRI

memiliki programa yang menyiarkan kebudayaan Indonesia, selain itu RRI juga

sering melakukan pertunjukan rakyat yang masih digandrungi oleh masyarakat

ataupun menyediakan program khusus siaran pertunjukan masyarakat. Perluasan

jangkauan yang dilakukan oleh RRI terkait dengan perubahan yang dilakukan

adalah sebagai bagian dari tujuan diadakannya perubahan bagi RRI. Dengan

menjangkau masyarakat secara luas, diharapkan akan berdampak pada tujuan dari

RRI sebagai LPP.

4. Evaluasi Perubahan

Penyesuaian RRI dengan lingkungan adalah dengan cara mengubah pola

interaksi dengan masyarakat. Keterbukaan RRI dalam menjangkau masyarakat

dan sebagai tempat aspirasi adalah cerminan dari penyesuaian dengan

lingkungan. RRI dapat dikatakan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang

dimiliki. Kekuatan internal RRI adalah, RRI memiliki asset dan teknologi yang

mendukung untuk melakukan perubahan, namun saayangnya hal ini tidak sejalan

dengan SDM yang dimiliki RRI. Teknologi yang canggih membutuhkan SDM

yang canggih pula. Selain bermasalah dengan teknologi RRI memiliki SDM yang

kurang inisiatif dan kreatif, maka perlu adanya pelatihan dan penyesuaian dengan

kebutuhan RRI dengan cara perekrutan pegawai yang berkompeten.

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian yang telah diuaraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses Management of Change pada RRI sejak berubah menjadi Lembaga Penyiaran

Publik dengan cara merubah pola hubungan dengan masyarakat, Perubahan dalam

berhubungan langsung dengan masyarakat yang dilakukan RRI adalah dengan

Page 25: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

menjadi sarana kreatifitas anak muda dengan mengadakan lomba-lomba yang

memacu kreatifitas anak muda. Perubahan lainnya adalah melalui siaran budaya dan

pendidikan dalam pro 4, membagun kerjasama dengan komunitas-komuitas

kebudayaan.

2. Perubahan Pola top down menjadi bottom up. Sekarang RRI tidak hanya mengangkat

berita yang ada di pusat, tetapi juga menyiarkan berbagai peristiwa dari daerah yang

juga disiarkan oleh RRI atau biasa disebut dengan berita dari daerah yang

dinasionalkan. Dialog interaktif tentang ideology, politis, hankam juga dilakukan

RRI, guna mencari solusi dari berbagai permasalahan.

3. Perubahan konten penyiaran merupakan proses dalam menyesuaikan perubahan,

perluasan jangkauan dan penambahan program siaran dilakukan RRI untuk

menjangkau seluruh masyarakat adalah perubahan yang ditunjukkan RRI sebagai

perwujudan LPP yang benar-benar mejangkau masyarakat, bukan hanya perkotaan

saja melaikan sampai pelosok negeri.

4. Dalam melakukan perubahan, setiap lembaga tentu saja mengalami hambatan atau

kendala, begitu juga dengan RRI. Hambatan bidang SDM dalam tubuh RRI adalah

masalah mainset, pola pikir adalah hambatan yang sangat sulit untuk diubah, karena

pola pikir merupakan dasar dari sikap untuk melaksanakan perubahan. Penyesuaian

pola pikir RRI dilakukan dengan cara bekerjasama dengan radio penyiaran publik di

Swedia.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa RRI belum cukup mampu

menyesuaikan diri dengan perubahan status sebagai Lembaga Penyiaran Publik dengan

strategi yang dibuat dan implementasi yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan RRI,

meskipun dalam pelaksanaan belum semua strategi sesuai dengan lingkungan internal

dan eksternal. Hal ini mengandung implikasi bahwa Management of Change RRI dalam

meyesuaikan diri dengan perubahan belum secara menyeluruh dapat terlaksana, ada

beberapa kendala yang harus tetap diperbaiki, sehingga penting untuk dilakukan

perbaikan dengan melakukan pembenahan secara terus-menerus sampai tercapainya visi

dari RRI sebagai Lembaga Penyiaran publik.

Page 26: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

C. Saran

Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kekurangan, begitupula dengan

penelitian yang dilakukan dalam rangka mendeskripsikan perubahan RRI menjadi LPP.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka saran dari penulis untuk perbaikan

Management of Change dalam menyesuaikan diri sebagai Lembaga Penyiaran Publik,

yaitu:

1. RRI dalam melakukan perubahan status perlu memperhitungkan kondisi lingkungan

internal, Salah satunya perlu untuk memperbaiki manajemen Sumber Daya Manusia

yang ada pada RRI.

2. Lingkungan eksternal juga pelu diperbaiki , kalangan pendengar yang relative

sedikit, memang sepertintya jumlah pendengar RRI tidak begitu memberikan efek

yang begitu besar mengingat dana RRI berasal dari APBN dan APBD, tetapi RRI

harus berjuang ekstra agar siaran yang mereka suguhkan diminati masyarakat.

Dengan cara membangun citra positif dimata masyarakat. Hal ini ditunjukan sebagai

wujud nyata dari apa yang telah disumbangkan masyarakat (APBN dan APBD).

3. Siaran yang ditampilkan dikemas lebih menarik, mengikuti tren yang ada, bukan

berubah melainkan meyesuaikan diri dengan apa yang diinginkan masyarakat dan

kalangan umum.

Daftar pustaka

Hunger, J David & Thomas L Wheelen (2003), “Manajemen Strategis”, Yogyakarta : Andi. Moelong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mudrajad Kuncoro. (2006). Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta :

Erlangga. Mufid, Muhamad. (2007). Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta : Prenada Media Group. Pearce II, John A. & Richard B. Robinson. (2009). Manajemen Strategis : Formulasi,

Impementasi, dan Pengendalian. Jakarta : Salemba empat. Radio Republik Indonesia (1995). 50 Tahun RRI Yogyakarta mengudara. Yogyakarta : Aditya

Media Yogyakarta.

Page 27: MANAGEMENT OF CHANGE PADA RADIO REPUBLIK …eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan Skripsi.pdf · RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Christina Sitorus NIM 09417144050 ... down menjadi top-down

 

  

Rangkuti, Freddy. (1997). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

RRI Story. (2012). Pengembangan wawasan RRI bagi staf Direktorat Program dan Produksi

LPP RRI. Jakarta : Radio Republik Indonesia. Ratminto & Winarsih, Atik Septi. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Siagian P, Sondang. (1992), Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : Rieneka Cipta. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta _______. (2010). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung :

CV.Alfabeta Suara Publik. (2013). Mendukung LPP. Kompilasi Road Show, diskusi publik RUU penyiaran

2013. Jakarta : Radio Republik Indonesia. Thoha, Miftah, (1991), Prespektif perilaku Birokrasi. Jakarta : CV. Rajawali. Tika, Moh. Pabundu. (2010), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta

: Bumi Aksara. Wibowo. (2005). Manajemen Perubahan Edisi Ketiga. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Winardi, J. (2005). Manajemen perubahan (management of change). Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.