copy of kti kearifan lokal kak tini

107
Karya Tulis Ilmiah (KTI) MANAJEMEN DAN GAYA KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENUJU SEKOLAH BERBUDAYA MUTU SERTA BERPRESTASI DI SD NEGERI 5 KOTA LANGSA Oleh: Dra. SUHARTINI, M.Pd NIP. 19690927 198910 2 001 Kepala SD Negeri 5 Kota Langsa Disampaikan pada Pemilihan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Propinsi Tahun 2015

Upload: vicky-ilda-viantini

Post on 14-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kearifan

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

MANAJEMEN DAN GAYA KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENUJU SEKOLAH BERBUDAYA MUTU SERTA BERPRESTASI

DI SD NEGERI 5 KOTA LANGSA

Oleh:

Dra. SUHARTINI, M.PdNIP. 19690927 198910 2 001

Kepala SD Negeri 5 Kota Langsa

Disampaikan padaPemilihan

Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Propinsi Tahun 2015

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

KOTA LANGSA2015

Page 2: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

LEMBARAN PENGESAHAN

MANAJEMEN DAN GAYA KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENUJU SEKOLAH BERBUDAYA MUTU SERTA BERPRESTASI

DI SD NEGERI 5 KOTA LANGSA

Oleh:

Dra. SUHAR TINI, M.Pd NIP. 19690927 198910 2 001

Menyetujui:Pengawas Sekolah Binaan

NUR ISMA,S.Pd NIP. 19580126 197701 2 001

Mengetahui:Kepala Dinas Pendidikan Kota Langsa

Drs. SAIFUDDIN RAZALI,MM,M.Pd NIP. 19600316 198603 1 003

Page 3: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

KATA PENGANTAR

Kepada Allah kita berserah diri, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-

Nya lah kita dapat melaksanakan segala kewajiban kita dan tanggung jawab kita

di muka bumi ini. Amin.

Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi

sekarang ini adalah masalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi

dikhawatirkan akan berdampak pada terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya

lokal. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus

bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu cara yang

dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai

kearifan lokal (local wisdom) dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan

mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal ke dalam pembelajaran diharapkan

nasionalisme siswa akan tetap kukuh terjaga di tengah-tengah derasnya arus

globalisasi.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini masih

jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Langsa, Mei 2015

Penulis,

Dra. Suhartini, M.PdNIP. 19690927 198910 2 001

Page 4: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

ABSTRAK

Sekolah berbasis kearifan lokal memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajari budaya lokal yang ada di daerah. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, seperti yang diterapkan oleh SD Negeri 5 Kota Langsa. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk program, pelaksanaan dan strategi penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal di SD Negeri 5 Kota Langsa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah, dan guru SD Negeri 5 Kota Langsa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkana; (1) program pembelajaran berbasis kearifan lokal di SD Negeri 5 Kota Langsa terintegrasi dalam mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, (2) pelaksanaan kearifan lokal tertuang dalam kerajinan tangan seperti membuat makanan khas Aceh dan menyulam, tari-tarian Aceh, dan bahasa Aceh. Selain itu kearifan lokal juga dilaksanakan selama proses pembelajaran seperti budaya salam, dan budaya mengaji, dan (3) Strategi yang digunakan SD Negeri 5 Kota Langsa dalam mensukseskan program pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah membuat team work, menyiapkan fasilitas penunjang, melakukan strategi pelaksanaan, melakukan kerjasama dengan pihak luar, dan menjalin kerjasama dengan masyarakat.

Kata kunci: Pembelajaran, kearifan lokal

Page 5: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… iABSTRAK………………………………………………………..……..… iiDAFTAR ISI……………………………………………………...…….… iiiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang …………........................................................ 1B. Rumusan Masalah................................................................... 3C. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah....................................... 4D. Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah…………………....…. 4

BAB II LANDASAN TEORITISA. Pembelajaran Kearifan Lokal di Sekolah Dasar ......…..……... 5B. Kearifan Lokal ...............................................................…….. 8C. Langkah Mengimplementasikan Kearifan Lokal ..………...… 11D. Pengembangan Sekolah Berbasis Kearifan Lokal……………. 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ………….............................................. 18B. Jenis Penelitian………………………………………………. 18C. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………… 19D. Subjek Penelitian…………………………………………….. 19E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 19F. Teknik Analisis Data…………………………………………. 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian......................................................................... 21B. Pembahasan Hasil Penelitian….………………………...……. 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan……......................................................................... 28B. Saran-saran…………………...………………………...……. 28

DAFTAR PUSTAKA…………..........…………………………......…...…… 29LAMPIRAN...................................................................................................... 30

Page 6: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kearifan lokal merupakan segala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu

daerah, baik berupa makanan, adat istiadat, tarian, lagu maupun upacara daerah.

Ma’mur (2012:45) mengartikan kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah

segala sesuatu yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi,

budaya, teknologi informasi, komunikasi, ekolago, dan sebagainya.

Pemerintah telah melakukan langkah nyata untuk melestarikan kearifan

lokal dan berbudaya mutu pada setiap daerah melalui jalur pendidikan, yaitu

diawali dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum tersebut memberikan wewenang kepada satuan pendidikan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, tak terkecuali

dalam hal kearifan lokal dan berbudaya mutu daerah. Tentu saja hal ini akan

membawa dampak pada pengembangan kurikulum di seluruh satuan pendidikan

di Indonesia karena menyesuaikan dengan potensi daerah yang dimiliki. Hal ini

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:

Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

Rahyano (2009:9) berpendapat: Faktor-faktor yang menjadikan

pembelajaran kearifan lokal memiliki posisi yang strategis adalah sebagai berikut:

Page 7: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

1. Kearifan lokal merupakan pembentuk identitas yang inheren sejak lahir.2. Kearifan lokal bukan sebuah keasingan bagi pemiliknya.3. Keterlibatan emosional masyarakat dalam penghayatan kearifan lokal

kuat.4. Pembelajaran kearifan lokal tidak memerlukan pemaksaan.5. Kearifan lokal mampu menumbuhkan harga diri dan percaya diri.6. Kearifan lokal mampu meningkatkan martabat Bangsa dan Negara.

Sekolah berbasis kearifan lokal memberikan fasilitas kepada siswa untuk

mempelajari budaya lokal yang ada di daerah tinggal. Sedangkan pengembangan

budaya mutu yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai keefektifan

pendidikan di sekolah tentunya dijiwai oleh spirit dan nilai-nilai hasil identifikasi.

Pengembangan budaya mutu tersebut melalui tim khusus dan melibatkan semua

warga sekolah, kemudian ditetapkan dengan kebijakan sekolah. Spirit dan nilai-

nilai yang dijadikan sebagai sumber budaya mutu pada sekolah unggul antara lain:

(1) spirit dan nilai-nilai perjuangan, (2) spirit dan nilai-nilai ibadah, (3) spirit dan

nilai-nilai amanah, (4) spirit dan nilai-nilai kebersamaan, (5) spirit dan nilai-nilai

disiplin, (6) spirit dan nilai-nilai profesionalisme, dan (7) spirit dan nilai-nilai

menjaga eksistensi sekolah (Moedjiarto, 2002:62).

Kegiatan pengembangan sekolah berbasis kearifan lokal dan berbudaya

mutu tersebut dapat dilakukan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya berupa

kegiatan, pada proses pembelajaran bukan hanya menyampaikan budaya kepada

siswa, melainkan lebih kepada menggunakan budaya tersebut agar siswa

menemukan makna, kreativitas, dan memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang materi yang sedang dipelajari. Masing-masing guru memiliki

kreativitas untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran berbasis kearifan

lokal. Selain itu, guru juga harus berani mengambil resiko untuk menciptakan

proses pembelajaran yang kreatif.

Page 8: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Dengan menempatkan kearifan dalam proses pembentukan individu, para

insan pendidik, seperti guru, orang tua, staf sekolah, masyarakat dan lain-lain

diharapkan semakin dapat menyadari pentingnya sekolah berbasis kearifan lokal

sebagai sarana pembudayaan. Sekolah diharapkan menciptakan lulusan tidak

hanya unggul secara akademik tetapi menjadi insan yang cinta akan budayanya

sendiri.

SD Negeri 5 Kota Langsa merupakan salah satu sekolah tingkat dasar

yang berada di Kota Langsa dan merupakan sekolah unggulan dan berprestasi

dalam menciptakan peserta didik yang unggul dalam imtaq dan iptek. Salah satu

upaya SD Negeri 5 Kota Langsa menciptakan siswa berprestasi baik dalam bidang

imtaq dan iptek adalah melalui pemberian pembelajarn berbasis kearifan lokal,

dalam hal ini menggunakan kearifan suku Aceh. Lembaga ini mengintegrasikan

kearifan lokal tersebut melalui beberapa strategi ke dalam pembelajarannya,

seperti siswa bersalaman dengan guru ketika memasuki pintu gerbang sekolah dan

pulang sekolah (budaya salam) melakukan pengajian sebelum pembelajaran

berlangsung di dalam kelas selama 15 menit dan berbagai aktifitas serta kegiatan

siswa yang berhubungan dengan pembentukan karakter melalui kearifan lokal.

Selain itu SD Negeri 5 Kota Langsa juga menerapkan pendidikan berbudaya mutu

pada kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan menari tarian Aceh dan lain-lain

yang berbudaya lokal, sehingga tidak mengherankan jika SD Negeri 5 Kota

Langsa ditetapkan sebagai juara Harapan II Tingkat Nasional dalam menerapkan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

Keberhasilan implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal dan

berbudaya mutu tersebut, tidaklah terlepas dari peran penting kepala sekolah

Page 9: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

selaku penanggung jawab dalam mengelola program pendidikan, seperti pendapat

Idris (2005:59) yang menyatakan: “Kualitas lulusan pendidikan dipengaruhi oleh

kualitas manajemen sekolah. Kepala sekolah sangat berperan dalam menciptakan

suasana belajar yang menarik dan efektif, komitmen dan tanggung jawab guru,

serta kepatuhan peserta didik untuk belajar”.

Selain kemampuan manajemen, keberhasilan kepala sekolah dalam

mempengaruhi guru dalam melaksanakan program pembelajaran kearifan lokal

menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu, tidak terlepas dari pada jenis

gaya kepemimpinan yang diterapkan. Rivai (2008:60) menyatakan pendapatnya

tentang gaya kepemimpinan, yaitu:

Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang dapat digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku atau strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin, jadi gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.

Melalui gaya kepemimpinan, kepala sekolah akan mampu mempengaruhi

guru, toleransi terhadap resiko, kriteria pengubahan dan sebagainya. Kepala

sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru, tentulah menggunakan

pendekatan-pendekatan, dan strategi yang mampu membawa perubahan

kemampuan pada guru, sehingga guru akan dapat menerima bimbingan dengan

penuh tanggung jawab.

Inilah yang mendasari penulisan karya tulis ilmiah ini, untuk

menggambarkan (deskriptif) lebih mendalam mengenai manajemen dan

kepemimpinan berbasis berbasis kearifan lokal menuju sekolah berbudaya mutu

serta berprestasi di SD Negeri 5 Kota Langsa.

Page 10: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah adalah: “Bagaimanakah manajemen dan gaya

kepemimpinan berbasis kearifan lokal menuju sekolah berbudaya mutu serta

berprestasi di SD Negeri 5 Kota Langsa?”

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan karya tulis

ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Perencanaan program pembelajaran berbasis kearifan lokal oleh kepala SD

Negeri 5 Kota Langsa menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu

2. Pelaksanaan program pembelajaran berbasis kearifan lokal oleh kepala SD

Negeri 5 Kota Langsa menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu

3. Pengawasan program pembelajaran berbasis kearifan lokal oleh kepala SD

Negeri 5 Kota Langsa menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu

4. Gaya kepemimpinan kepala SD Negeri 5 Kota Langsa menerapkan program

pembelajaran berbasis kearifan lokal oleh kepala SD Negeri 5 Kota Langsa

5. Program dan strategi pembelajaran berbasis kearifan lokal SD Negeri 5 Kota

Langsa menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu

D. Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis imiah ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Bagi guru

1) Memberi gambaran bagaimana penerapan pembelajaran berbasis kearifan

lokal di SD Negeri 5 Kota Langsa

Page 11: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

2) Sebagai upaya untuk menindaklanjuti pembelajaran berbasis kearifan lokal

yang telah diamanahkan oleh pemerintah.

b. Bagi sekolah

1) Hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai refleksi pelaksana

pembelajaran berbasis kearifan lokal.

2) Hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai informasi bagi semua

tenaga pengajar mengenai pembelajaran berbasis kearifan lokal

c. Bagi Dinas Pendidikan

1) Sebagai gambaran penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal

2) Upaya pengembangan kebijakan tersebut supaya lebih optimal.

Page 12: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Arti manajemen

Manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajer agar organisasi

berjalan menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Hakekat manajemen

secara sederhana adalah proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material,

anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai

suatu bidang yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana

orang bekerja sama. Siswanto (2007:2) mengatakan bahwa: “Manajemen adalah

seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan

pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan”.

Dikatakan sebagai ilmu karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara

dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi

karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi

manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik.

Handoko (2002:8) mengatakan: “Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasi pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi

dan penggunaan sumber daya, sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan orgarnisasi yang telah ditetapkan”.

Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metoda, rencana

atau logika, bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian berarti

bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia dan

Page 13: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

material organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk

menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan. Semakin

terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif pencapaian tujuan-

tujuan organisasi.

B. Fungsi-fungsi Manajemen

Selanjutnya, dalam manajemen terkandung fungsi-fungsi manajemen,

seorang manajer harus mengetahui manajemen dan melaksanakan kegiatan yang

dinamakan fungsi manajemen. Handoko (2002:23) mengatakan:

Lima fungsi penting dari manajemen yaitu 1) planning, 2) organizing, 3) staffing, 4) leading, dan 5) controlling. Artinya yaitu menentukan tujuan yang akan dicapai serta yang harus diperbuat, menemukan berbagai kegiatan penting serta memberi kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi tersebut, menentukan keperluan SDM yang berkualitas, mengarahkan perilaku manusia kearah tujuan organisasi serta menentukan sebab penyimpangan dan pengambilan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

Siagian (2002:26) menyatakan secara lebih sederhana mengenai fungsi-

fungsi dalam manajemen: “Fungsi-fungsi dalam manajemen mencakup

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan

(actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses untuk menjadikan

visi menjadi aksi”. Keempat fungsi manajemen tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan pada pendidikan adalah suatu cara berpikir yang prosesnya

sistematis, analisis, logika, dapat dikerjakan dan manusiawi mengenai apa yang

dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksanaanya dan kapan suatu

Page 14: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara lebih

efektif serta efesien. Sehingga proses pendidikan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat. Handoko (2002: 25) menyatakan:

Perencanaan harus dilakukan dengan baik dan tepat sehingga diperlukan pakar yang merencanakannya. Perencanaan yang baik minimal harus memiliki persyaratan sebagai berikut: (1) Pembuatnya yang paham organisasi, (2) Paham perencanaan, (3) Membuat perincian yang teliti, (4) Bersama membuatnya, (5) Memikirkan resiko serta solusinya, (6) Logika, dapat dikerjakan serta manusiawi, (7) Memikirkan proses pelaksanaannya, (8) Nyata serta beriorentasi pada masa datang, dan (9) Harus direkormendasi dari pihak yang berwenang.

Perencanaan adalah aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran apa

yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan

atau sasaran. Siagian (2007:35) menyatakan bahwa: “Perencanaan merupakan

langkah konkret yang pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian tujuan”.

Dengan demikian dalam perencanaan dianggap suatu tindakan untuk

mempersiapkan tindakan-tindakan untuk masa yang akan datang dengan jalan

membuat keputusan sekarang. Dalam perencanaan digariskan tujuan-tujuan apa

yang akan dicapai dan dikembangkan dalam program kerja untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut.

Fungsi perencanaan sangat urgen untuk mendapatkan keberhasilan suatu

organisasi maka segala sesuatu harus direncanakan terlebih dahulu sehingga

aktivitas yang akan dilakukan sudah diperhitungkan atau diprediksi segala akibat

dan solusinya.

2. Pengorganisasian

Apabila perencanaan telah mempunyai tujuan serta program kerja, maka

langkah berikutnya adalah mengorganisir semua staf yang ada agar semua tugas,

Page 15: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

tanggung jawab, wewenang dan seluruh komponen kerja sama dapat dilaksanakan

secara harmonis sehingga tujuan yang hendak dicapai akan berhasil dengan baik.

Untuk itu perlu dukungan dan seluruh warga sekolah maupun yang terkait dengan

peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan pada sekolah yang

melaksanakan program tersebut.

Pengorganisasian adalah sistem kerjasama sekelompok orang, yang

dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan dengan

membentuk sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis

dalam satu satuan atau unit kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dengan mengatur hubungan

kerjanya, baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Tilaar (2006:195)

mengemukakan:

Kerja sama dalam sebuah organisasi hanya dapat terwujud bila orang-orang yang terlibat dalam organisasi saling berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Selain itu, beban tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Dengan adanya komunikasi dan keselarasan diantara mereka maka tujuan organisasi dapat tercapai.

Kerjasama dilakukan dengan saling memberikan informasi/data keterangan,

bertukar pikiran, pendapat, pengalaman, penyampaian saran dan kritik yang sehat,

rapat, diskusi dan lain-lain. Dalam usaha melaksanakan tugas pokok organisasi

agar berlangsung efektif dan efisien. Kerjasama yang dilaksanakan melalui

jaringan kerja internal berarti juga koordinasi Secara vertikal horizontal dan

diagonal, antar unit/satuan kerja yang tugas pokoknya masing-masing merupakan

Page 16: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

bagian dan tugas pokok organisasi, bersifat saling mempengaruhi satu dengan

yang lain.

3. Pengarahan

Kepemimpinan pendidikan harus mampu melaksanakan fungsi tersebut

secara mendidik sehingga semua yang dipengaruhi, dibimbing, diarahkan maupun

dikelola sehingga akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan panggilan

jiwanya sendiri. Siagian (2007:95) mengemukakan: “Pengarahan dapat diartikan

sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para

anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi

tercapaianya tujuan organisasi dengan efektif dan efesien”.

Pemberian arahan, khususnya dalam organisasi pendidikan di sekolah

ditujukan agar setiap personal yang terlibat dalam sekolah dapat menjalakan

kewajiban sesuai dengan beban tugas yang diberikan kepada mereka. Kegiatan

bimbingan ini biasanya dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara memberikan

petunjuk kepada para anggotanya sehingga mereka dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi

perkembangan sekolah.

4. Pengawasan

Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan maka pengawasan diperlukan untuk memonitor

kegiatan. Nawawi (2003:115) menyatakan: “Pengawasan dapat dianggap sebagai

aktifitas untuk menentukan. Mengoreksi penyimpangan-penyimpangan dalam

hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan”. Dengan

demikian pengawasan merupakan proses menetapkan pekerjaan yang sudah

Page 17: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

dilakukan, menilainya, mengoreksi, apabila diperlukan dengan maksud supaya

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Kegiatan memonitor yang dilaksanakan yaitu untuk mengetahui program

pendidikan yang telah diselesaikan serta tujuan-tujuan yang telah dicapai.

Atmodiworo (2000:177) mengemukakan bahwa:

Tujuan pengawasan adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan, pemborosan-pemborosan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan. Sasaran pengawasan ditujukan untuk mewujudkan efisiensi, efektivitas ketentuan dan ketertiban pelaksanaan program. Hasil pengawasan harus dijadikan bahan pengambilan keputusan untuk (1) Menghentikan penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan yang terjadi, dan (2) Mencegah tidak terulangnya tindakan penyimpangan, penyelewengan dan pemborosan.

Setelah pelaksanaan pengawasan, kemudian diadakan evaluasi sehingga

dengan evaluasi tersebut akan dapat diketahui hasilnya serta dapat tercapai dengan

baik.

C. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan meliputi kepedulian terhadap usaha-usaha

peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Dalam hal

ini mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan satuan pendidikan baik

teknis maupun pengolahan yang profesional yang mendukung proses belajar

peserta didik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

Kepemimpinan pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di

sekolah, Wahjosumidjo (2000:83) menyatakan: ”Kepala sekolah dapat

didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengaar, atau

Page 18: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran”. Mutu belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan

oleh keberadaan kepala sekolah, sehingga dapat dikatakan semakin berkualitas

kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin baik mutu sekolah yang

dipimpinnya. Anwar (2004:86) menyatakan: “Kepemimpinan pendidikan adalah

segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan

pada situasi tertentu agar melalui kerja sama mau bekerja dengan penuh tanggung

jawab dan ikhlas demi tercapaianya tujuan pendidikan yang telah ditentukan”.

Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan untuk mengarahkan

merupakan faktor penting dalam produktivitas kerja organisasi. Susilo (2007:187)

mengatakan: “Ada empat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

pendidikan, yaitu:

1) Kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap.

2) Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dan guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya.

3) Kemampuan untuk membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-progam supervisi

4) Kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah menduduki dua

jabatan penting dalam satuan pendidikan untuk bisa menjamin kelangsungan

proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan oleh peraturan perundang-

undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan sekolah secara

Page 19: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di

sekolahnya.

D. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan dengan berbagai tipenya mencerminkan cara seseorang

dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam

melaksanakan tugas utamanya, tidak terlepas dari pada jenis gaya kepemimpinan

yang diterapkan. Mulyasa (2005:108) menyatakan: “Gaya kepemimpinan

merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat

mempengaruhi bawahannya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan,

cara pemimpin betindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk

gaya kepemimpinannya”. Selanjutnya, Rivai (2003:60) menyatakan pendapatnya

tentang gaya kepemimpinan, yaitu:

Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang dapat digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku atau strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin, jadi gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.

Secara teoritis gaya kepemimpinan yang dewasa ini digunakan. Siagian

(2007:12) menyatakan bahwa: “Tipologi yang umum dikenal ialah dengan

mengatakan bahwa para pejabat pimpinan dasarnya dapat dikategorikan pada lima

gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu: (1) Gaya otokratis, (2) Gaya

paternalistik, (3) Gaya kharismatik, (4) Gaya laissez faire, dan (5) Gaya

demokratis”. Berikut merupakan uraian dari kelima gaya tersebut.

Page 20: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

1. Gaya Otokratis

Pengambilan keputusan, seorang pemimpin yang otokratis akan bertindak

sendiri dan memberitahukan kepada para bawahannya bahwa ia telah

mengambil keputusan tertentu dan para bawahan itu hanya berperan sebagai

pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses

pengambilan keputusan itu. Siagian (2007:13) menyatakan: “Dalam memelihara

hubungan dengan para bawahannya, pemimpin yang otokratis biasanya

menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya dalam

organisasi dan kurang mempertimbangkan apakah kepemimpinannya diterima

dan diakui oleh para bawahan atau tidak”.

2. Gaya Paternalistik

Gaya pemimpin yang paternalistik menunjukkan kecendrungan-

kecendrungan dalam hal pengambilan keputusan, cara mengambil keputusan

sendiri dan kemudian berusaha menjual keputusan itu kepada para bawahannya.

Dengan menjual keputusan itu diharapkan tidak melibatkan dalam proses

pengambilan keputusan. Hubungan dengan para bawahan lebih banyak bersifat

kekeluargaan. Purwanto (2005:51) menyatakan bahwa: gaya pemimpin

paternalistik memiliki kecendrungan, antara lain:

a) Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.b) Bersifat selalu melindungic) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil

keputusan.d) Hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk

berinisiatif sendirie) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengembangkan kreasi dan fantasinya.f) Sering bersikap selalu tahu akan apapun.

Page 21: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Seorang pemimpin yang menggunakan gaya yang paternalistik dalam

menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan pada umumnya bertindak dengan

dasar pemikiran bahwa apabila kebutuhan fisik para bawahan tersebut sudah

terpenuhi, para bawahan itu akan merencanakan perhatian kepada pelaksanaan

tugas yang menjadi tanggung jawabnya, padahal sudah diterima sebagai suatu

kebenaran ilmiah bahwa pemuasan kebutuhan yang bersifat kebendaan bukanlah

satu-satunya alasan mengapa manusia mengabungkan diri dengan berbagai

organisasi, karena di samping kebutuhan yang bersifat primer dan berbentuk

kebendaan, masih banyak kebutuhan lain yang diharapkan terpenuhi pula.

3. Gaya Kharismatik

Gaya pemimpin yang kharismatik, memiliki daya pikat yang tinggi

sehingga kepemimpinannya diterima dan diakui oleh para pengikutnya yang

biasanya sejumlah besar tanpa selalu mampu menjelaskan mengapa mereka

menerima dan mengakui kepemimpinan orang yang bersangkutan. Dalam hal

pengambilan keputusan misalnya, seorang pemimpin yang kharismatik mungkin

saja bertindak Otokratis, dalam arti ia mengambil keputusan sendiri tanpa

melibatkan para bawahannya dan menyampaikan keputusan itu kepada orang

lain untuk di laksanakan. Ada pula kalanya pemimpin pada proses pengambilan

keputusan tersebut, yang menarik ialah apakah para bawahan hanya diberitahu

tentang sesuatu keputusan yang telah di ambil ataukah mereka dilibatkan,

tampaknya tidak dipersoalkan benar dan keputusan yang telah diambil itu

dilaksanakan secara ikhlas.

Page 22: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang

kharismatik, Siagian (2007:15) memberikan sifat-sifat gaya kharismatik seorang

pemimpin yaitu:

a) Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang besar jumlahnya.

b) Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu.

c) Pemimpin yang memiliki gaya karismatik tidak tergantung dari umur, kekayaan, dan kesehatan.

4. Gaya Laissez Faire

Pemimpin yang bergaya laissez faire sangat sedikit menggunakan

kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkat kebebasan yang tinggi terhadap

bawahannya di dalam segala tindakan. Pemimpin yang demikian biasanya

mempunyai ketergantungan yang besar pada para anggota kelompok untuk

menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat cara mencapaianya.

Pengambilan keputusan, pemimpin yang laissez faire akan

mendelegasikan seluruh tugas-tugas itu kepada para bawahannya, dengan

pengarahan yang minimal atau bahkan tanpa pengarahan sama sekali, dan tidak

hanya menyangkut keputusan yang sifatnya rutin dalam usaha memecahkan

berbagai masalah teknis repentitif, tetapi juga menyangkut hal-hal yang sifatnya

fundamental. Purwanto (2005:49) mengatakan: “Seorang pemimpin yang laissez

faire sering di anggap sebagai seorang yang kurang memiliki rasa tanggung

jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya”.

5. Gaya Demokratis

Pandangan yang dominan dewasa ini tentang gaya kepemimpinan

mengatakan bahwa gaya yang demokratislah yang dipandang paling ideal.

Page 23: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Memang diakui bahwa dengan kepemimpinan yang demokratis tidak ada

jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya disadari bahwa

ada “biaya” yang harus dipikul oleh organisasi dengan adanya kepemimpinan

yang demokratis. Pemimpin yang demokratis dalam pengambilan keputusan

tercermin pada mengikutsertakan semua para bawahan. Siagian (2007:18)

mengemukakan:

Seorang pemimpin yang demokratis akan memilih model dan teknik pengambilan keputusan tertentu yang memungkinkan para bawahannya berpartisipasi. Secara psikologis tindakan demikian sangat baik karena dengan melibatkan para bawahan tersebut, diperkirakan mereka akan mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih besar dalam melaksanakannya karena keputusan itu adalah keputusan sendiri dan karenanya kegagalan pelaksanaan keputusan yang telah diambil akan dirasakan sebagai kegagalan sendiri.

Pengalaman telah membuktikan bahwa melibatkan para bawahan dalam

proses pengambilan keputusan dapat berarti kelambatan karena pimpinan harus

mempertimbangkan berbagai sudut pandangan yang dikemukakan oleh mereka

yang turut terlibat.

E. Pembelajaran Kearifan Lokal di Sekolah Dasar

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang

menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 6-12 tahun. Pendidikan di

sekolah dasar bertujuan untuk memberi bekal kemampuan dasar kepada anak

didik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya

sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan mempersiapkan mereka

melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama

(Suharjo, 2006:1).

Page 24: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Melihat pendapat tentang pendidikan sekolah dasar tersebut, maka sekolah

dasar dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal yang meletakkan dasar

pendidikan kepada peserta didik untuk menempuh jenjangpendidikan di atasnya.

Oleh karena itu di sekolah dasar peserta didik harus diberi wawasan pengetahuan

yang jelas agar tidak mengaburkan pengetahuannya di jenjang pendidikan

selanjutnya.

Sekolah dasar tidak hanya memiliki peran untuk membentuk peserta didik

menjadi generasi yang berkualitas dari sisi kognitif (pengetahuan), tetapi juga

harus membentuk sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan tuntutan yang

berlaku. Apa jadinya jika di sekolah peserta didik hanya dikembangkan ranah

kognitifnya, tetapi diabaikan afektifnya? Tentunya akan banyak generasi penerus

bangsa yang pandai secara akademik, tapi lemah pada tataran sikap dan perilaku.

Hal demikian tidak boleh terjadi, karena akan membahayakan peran generasi

muda dalam menjaga keutuhan bangsa dan Negara Indonesia.

Salah satu nilai yang dapat dikembangkan di sekolah dasar adalah nilai

budaya lokal. Nilai ini penting dikembangkan mengingat sekarang ini banyak

pengaruh yang datang dari luar. Pengaruh itu tidak semuanya baik, tetapi ada pula

yang negatif. Salah satu pengaruh negatif yang perlu mendapat perhatian adalah

masuknya budaya-budaya asing yang dapat mengikis rasa cinta tanah air/cinta

budaya siswa yang merupakan generasi penerus bangsa.

Guna mencapai perannya tersebut, dalam proses pembelajaran di sekolah

dasar yang dilakukan oleh seorang guru tidak akan mampu berjalan lancar tanpa

dukungan dari beberapa komponen lainnya. Untuk itu dalam melakukan

pembelajaran di sekolah dasar seorang guru memerlukan beberapa komponen

Page 25: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

yang mampu mendukung kelancaran berlangsungnya proses tersebut. Komponen-

komponen itu adalah:

a. Visi, misi, dan tujuan pendidikan;

b. Pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Kurikulum/materi pendidikan;

d. Proses belajar mengajar;

e. Sarana dan prasarana pendidikan;

f. Manajemen pendidikan di sekolah;

g. Lingkungan eksternal pendidikan.

F. Kearifan Lokal

1. Pengertian kearifan lokal

Kearifan lokal menurut Alfian (2013:428) diartikan sebagai pandangan

hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktifitas

yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Sementara itu Setiyadi (2012:75) menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan

adat dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat

secara turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya

oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu.

Pendapat ini mempunyai arti bahwa kearifan lokal mengacu pada

pengetahuan yang berasal dari pengalaman masyarakat dan merupakan akumulasi

dari pengetahuan lokal. Kearifan lokal ditemukan di dalam masyarakat, komunitas

dan individu. Selanjutnya Ahmad (2010:5) mendefinisikan:

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu sintesa budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang,

Page 26: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

melalui internalisasi dan interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma dan dijadikan pedoman dalamkehidupan sehari-hari bagi masyarakat.

Dari pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang merah

bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara

terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat istiadat, tata aturan/norma,

budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.

2. Bentuk Kearifan lokal

Asriati (2012:111) mengatakan bahwa bentuk kearifan lokal dalam

masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat,

hukum adat, dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal

ialah:

a. Cinta kepada Tuhan, alam semester beserta isinya.

b. Tanggungjawab, disiplin, dan mandiri.

c. Jujur.

d. Hormat dan santun.

e. Kasih sayang dan peduli.

f. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah.

g. Keadilan dan kepemimpinan.

h. Baik dan rendah hati.

i. Toleransi,cinta damai, dan persatuan.

Ahmad (2010:34) mengemukakan kearifan lokal merupakan tata aturan

tak tertulis yang menjadi acuan masyarakat yang meliputi seluruh aspek

kehidupan, berupa:

Page 27: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

a. Tata aturan yang menyangkut hubungan antar sesama manusia, misalnya dalam

interaksi sosial baik antar individu maupun kelompok, yangberkaitan dengan

hirarkhi dalam kepemerintahan dan adat, aturan perkawinan antar klan, tata

karma dalam kehidupan sehari-hari

b. Tata aturan menyangkut hubungan manusia dengan alam, binatang, tumbuh-

tumbuhan yang lebih bertujuan pada upaya konservasi alam.

c. Tata aturan yang menyangkut hubungan manusia dengan yang gaib, misalnya

Tuhan dan roh-roh gaib. Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi,

kata-kata bijak, pepatah

Dalam masyarakat, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian,

pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam

perilaku sehari-hari. Sama halnya dengan pendapat Ridwan (2007:7) yang

mengatakan bahwa kearifan lokal ini akan mewujud menjadi budaya tradisi,

kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok

masyarakat tertentu.

Bahasa itu merupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat

setempat. Adat, kebiasaan, tradisi, tata nilai dan kebudayaan masyarakat

lingkungannya juga terekam di dalam bahasa daerah tersebut. Bahkan ada

beberapa masyarakat sangat membanggakan bahasa daerahnya. Kearifan lokal

suatu daerah bisa tercermin dari bahasa yang digunakan. Oleh karena itu setiap

bahasa daerah memiliki nilai luhur untuk menciptakan masyarakatnya

berkehidupan lebih baik menurut mereka (Rusdi, 2012:347).

Page 28: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

3. Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Kearifan Lokal dalam hal ini juga dapat disebut dengan keunggulan lokal,

local genius atau local wisdom, seperti yang dikatakan oleh Kemendikbud bahwa

Istilah local wisdom, local genius, kearifan Lokal, yang kemudian disebut

keunggulan lokal (dalam Prasetyo, 2013:3). Kearifan lokal dapat dimasukkan ke

dalam pendidikan sebagai salah satu usaha untuk melestarikan budaya lokal yang

terdapat pada suatu daerah.

Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal menurut Prasetyo (2013:3)

merupakan usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan

potensi daerah setempat secara arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta

membangun bangsa dan negara.

4. Tujuan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu memiliki tujuan yang bersifat

positif bagi peserta didik, seperti dikatanakan oleh Asmani (2012:41) yang

menyebutkan beberapa tujuan pendidikan berbasis kearifan lokal yaitu:

a. Agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah tempat tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan kearifan lokal tersebut.

b. Mampu mengolah sumber daya, terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan, sehingga memperoleh penghasilan sekaligus melestarikan budaya, tradisi, dan sumber daya yang menjadi unggulan daerah, serta mampu bersaing secara nasional dan global.

c. Siswa diharapkan mencintai tanah kelahirannya, percaya diri menghadapi masa depan, dan bercita-cita mengembangkan potensi lokal, sehingga daerahnya bias berkembang pesat seiring dengan tuntutan era globalisasi dan informasi.

Page 29: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

G. Sekolah Berbudaya Mutu

Pengembangan budaya mutu yang dilakukan oleh sekolah unggul dalam

rangka mencapai keefektifan pendidikan di sekolah tentunya dijiwai oleh spirit

dan nilai-nilai hasil identifikasi.

Pengembangan budaya mutu tersebut melalui tim khusus dan melibatkan

semua warga sekolah, kemudian ditetapkan dengan kebijakan sekolah. Kebijakan-

kebijakan pengembangan budaya mutu yang telah diambil dan telah disepakati

tersebut yang disosialisasikan kepada semua warga sekolah baik melalui papan

pengumuman, surat, edaran, atau dilakukan komunikasi secara terbuka untuk dan

agar dimengerti, dipahami, disetujui, diikuti, dan dapat diterima sebagai kebijakan

atau aturan sekolah. Disamping itu juga dilakukan sosialisasi kepada orang tua

siswa. Setelah itu diimplementasi atau dilaksanakan bersama-sama. Selanjutnya

dilakukan evaluasi bersama melalui rapat rutin sekolah dan pertemuan-pertemuan

dengan wali siswa, yang didalamnya termasuk menerima masukan-masukan yang

berarti dalam rangka perbaikan sebagai tindak lanjut dalam keefektifan

pendidikan di sekolah.

Pengembangan budaya mutu sekolah merupakan pengembangan yang

dilakukan secara sistematik dengan dimulai dari perancangan melalui perumusan

tujuan termasuk identifikasi spirit dan nilai-nilai yang dijadikan landasan,

penetapan kebijakan, sosialisasi dan implementasi sampai dengan evaluasi

terhadap implementasi serta dilakukan perbaikan sebagai follow up nya.

Terkait dengan pembelajaran nilai-nilai berbudaya mutu di sekolah dasar,

menurut Sutarno (2008:7-6) ada empat macam pembelajaran berbasis budaya

mutu, yaitu:

Page 30: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

a. Belajar tentang budaya, yaitu menempatkan budaya sebagai bidang ilmu.

Budaya dipelajari dalam program studi khusus, tentang budaya dan untuk

budaya. Dalam hal ini, budaya tidak terintegrasi dengan bidang ilmu;

b. Belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa

sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu.

Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam untuk perwujudan

budaya. Dalam belajar dengan budaya, budaya dan perwujudannya menjadi

media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh

tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks

penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran;

c. Belajar melalui budaya, merupakan strategi yang memberikan kesempatan

siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna

yangdiciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan

budaya;

d. Belajar berbudaya, merupakan bentuk mengejawantahkan budaya itu dalam

perilaku nyata sehari-hari siswa. Misalnya, anak dibudayakan untuk selalu

menggunakan bahasa krama inggil pada hari Sabtu melalui Program Sabtu

Budaya.

Sementara itu Sutarno (2008: 7-10) menuliskan ada tiga macam model

pembelajaran berbasis budaya, yaitu:

a. Model pembelajaran berbasis budaya melalui permainan tradisional dan lagu-lagu daerah;

b. Model Pembelajaran berbasis budaya melalui cerita rakyat;c. Model pembelajaran berbasis budaya melalui penggunaan alat-alat

tradisional.

Page 31: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

H. Langkah Mengimplementasikan Pembelajaram Kearifan Lokal

Sekolah berbasis kearifan lokal dan berbudaya mutu tidak serta merta

muncul begitu saja, melainkan terdapat proses dan langkah-langkah, sehingga

suatu sekolah dapat dikatakan berbasis kearifan lokal. Langkah-langkah tersebut

mulai dari mengumpulkan berbagai jenis kearifan lokal sampai pada

penerapannya dalam pendidikan baik terintegrasi dalam mata pelajaran maupun

menjadi mata pelajaran pengembangan diri. Penentuan jenis keunggulan lokal

dalam implementasinya di sekolah dalam pembelajaran, yang meliputi:

inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal, analisis kondisi internal sekolah,

analisis lingkungan eksternal sekolah, dan strategi penyelenggaraan sekolah

berbasis kearifan lokal (Prasetyo, 2013:4).

Penjabaran langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal, dilakukan dengan:

a. Mengidentifikasi semua potensi keunggulan daerah pada setiap aspek

potensi (SDA, SDM, Geografi, Sejarah, Budaya)

b. Memperhatikan potensi keunggulan lokal di kabupaten/kota yang

merupakan keunggulan kompetitif dan komparatif.

c. Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi melalui dokumentasi,

observasi, wawancara, atau literatur.

d. Mengelompokkan hasil identifikasi setiap aspek keunggulan lokal yang

saling terkait.

2. Menganalisis kondisi internal sekolah, yaitu:

a. Mengidentifikasi data riil internal sekolah meliputi peserta didik, diktendik,

sarpras, pembiayaan dan program sekolah.

Page 32: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah yang dapat mendukung

pengembangan potensi keunggulan lokal yang telah diidentifikasi.

c. Menjabarkan kesiapan sekolah berdasarkan hasil identifikasi dari kekuatan

dan kelemahan sekolah yang telah dianalisis

3. Melakukan analisis lingkungan eksternal sekolah, yaitu:

a. Mengidentifikasi data riil lingkungan eksternal sekolah meliputi komite

sekolah, dewan pendidikan, dinas/instansilain.

b. Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang ada dalam pengembangan

potensi keunggulan lokal yang telah diidentifikasi.

c. Menjabarkan kesiapan dukungan pengembangan Pendidikan berbasis

kearifan lokal berdasarkan hasil identifikasi dari peluang dan tantangan

sekolah yang telah dianalisis. Disamping itu, dalam melakukan analisis

lingkungan eksternal sekolah perlu memperhatikan tiga hal yaitu tema

keunggulan lokal, penetapan jenis keunggulan lokal, dan kompetensi

keunggulan lokal.

1) Dalam tema keunggulan lokal, harus diperhatikan bahwa:

a) Tema keunggulan lokal diartikan sebagai pokok pikiran atau ide

pokok dari keunggulan lokal yang akan dilaksanakan pada satuan

pendidikan.

b) Kemungkinan mendapat lebih dari pada 1 tema dapat terjadi. Dipilih

yang sangat potensial; paling kuat keterkaitannya dengan kesiapan

sekolah dan dukungan eksternal sekolah.

Page 33: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

c) Tema sebagai sebuah label harus mampu menginspirasi serta

memotivasi warga sekolah melakukan suatu perubahan yang membuat

iklim dan budaya sekolah sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

d) Tema menggunakan kalimat yang singkat, jelas, dan mudah dipahami.

2) Penetapan Jenis Keunggulan Lokal, harus diperhatikan perlunya:

a) Mengidentifikasi semua alternatif jenis keunggulan lokal berdasarkan

tema yang telah ditetapkan.

b) Memilih satu alternatif jenis keunggulan lokal dengan memperhatikan

hal-hal sbb: (1) minat dan bakat peserta didik, yang dapat dihimpun

melalui angket, (2) kesiapan sumber daya sekolah (3) dapat menjadi

keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif satuan pendidikan.

c) Jenis keunggulan lokal menjadi acuan untuk mengembangkan

kompetensi tertentu yang harus dipenuhi oleh peserta didik ketika

lulus dari satuan pendidikan (pengembangan Standar Kompetensi

Lulusan/SKL).

3) Kompetensi Keunggulan Lokal, harus diperhatikan:

a) Kompetensi keunggulan lokal yang dikembangkan adalah Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

b) Standar Kompetensi keunggulan lokal adalah kualifikasi kemampuan

minimal peserta didik yang menggambarkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diharapkan dari jenis keunggulan lokal yang telah

ditentukan.

c) Kompetensi keunggulan lokal menggambarkan sejumlah kemampuan

yang harus dikuasai peserta didik dalam keunggulan lokal yang dipilih

Page 34: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi untuk digunakan

dalam pembelajaran.

4. Penentuan jenis keunggulan lokal adalah dengan melakukan strategi

penyelenggaraan PBKL, yaitu bahwa yang menjadi acuan dalam menentukan

strategi penyelenggaraan PBKL adalah:

a. Untuk kompetensi pada ranah kognitif (pengetahuan) maka strateginya

adalah dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan atau

melalui muatan lokal.

b. Untuk kompetensi pada ranah psikomotor (keterampilan) maka strateginya

adalah dengan menetapkan Mata Pelajaran Keterampilan.

c. Untuk kompetensi pada ranah afektif (sikap) dapat dilakukan dengan cara

Pengembangan Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata Pelajaran Agama atau

Budaya Sekolah.

d. Strategi penyelenggaraan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan

kemampuan masing masing sekolah.

I. Pengembangan Sekolah Berbasis Kearifan Lokal dan Berbudaya Mutu

Asmani (2012:70) menjelaskan beberapa alternatif kiat sukses

pengembangan Sekolah berbasis Kearifan lokal antara lain:

1. Membuat Teamwork

Sekolah berbasis kearifan lokal membutuhkan konsentrasi besar, sehingga

tidak bisa dianggap sepele dan sekedar sampingan. Oleh karena itu, kepala

sekolah sangat perlu membuat team work yang khusus menangani sekolah

berbasis kearifan lokal. Tim inilah yang menggodok secara matang semua hal

Page 35: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

yang terkait dengan program ini baik itu materinya, sarana prasarananya,

tenaga pengajarnya, prospek masa depannya, dan tindak lanjut ke depan.

2. Bekerja sama dengan Tokoh Masyarakat

Untuk lebih memantapkan dan mengefektifkan program sekolah berbasis

kearifan lokal, sekolah harus mengikutsertakan aparat dan tokoh masyarakat

dalam proses perencanaan, kajian, uji coba, dan mengambil keputusan.

Pelaksanaan program ini membutuhkan dukungan dari semua elemen

masyarakat lokal, sehingga keberadaan mereka harus diapresiasi dan ide-ide

mereka diakomodasi secara proporsional.

3. Mempersiapkan Software dan Hardware

Software berupa program kurikulum, dan tenaga pengajar, sedangkan

hardware berupa sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas pendukung

pelaksanaan program harus disiapkan secara rapi.

4. Menyiapkan Strategi Pelaksanaan

Program ini membutuhkan strategi pelaksanaan yang tepat, baik itu ditaruh di

intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler. Jika diintra, maka menjadi satu mata

pelajaran yang menjadi perhatian besar anak didik dan wajib diikuti oleh

semua anak. Bila di ekstrakurikuler, maka biasanya waktunya sore dan

disesuaikan dengan maniat dan bakat, namun waktunya lebih bebas, luas, dan

menyenangkan. Menentukan strategi pelaksanaan ini sangat penting supaya

bisa memprediksi hal yang akan terjadi dalam proses pelaksanaan, bias

mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi, sekaligus menyiapkan solusi

alternatif secara cepat, aplikatif, dan efektif.

Page 36: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

5. Studi Banding

Studi banding ke lembaga pendidikan yang sudah sukses menerapkan sekolah

berbasis kearifan lokal bias mempercapat proses perencanaan, palaksanaan,

dan penentuan target. Studi banding dapat melahirkan imajinasi dan ide-ide

segar dalam mengembangkan sekolah berbasis kearifan lokal.

6. Mempersiapkan Siswa-Siswi yang Terampil

Untuk menjangkau masa depan yang kompetitif, dibutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, siswa-siswi belajar di lembaga

pendidikan harus mempersiapkan untuk menguasai berbagai keterampilan.

7. Melibatkan Masyarakat Sekitar

Kesuksesan sekolah berbasis kearifan lokal harus dirasakan oleh masyarakat

sekitar. Oleh sebab itu, program ini harus melibatkan partisipasi masyarakat

sekitar dalam konteks perencanaan, kajian, perumusan, penetapan,

pelaksanaan, evaluasi, serta pengembangan secara intensif dan ekstensif,

sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Page 37: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif karena menyajikan data yang berupa kata-kata dan bahasa. Sebagaimana

pengertian penelitian kualitatif yang didefinisikan oleh Moleong (2012:6) berikut

ini:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif merupakan gambaran tentang permasalahan yang

sedang terjadi, dimana penguraian hasil penelitian dilakukan secara deskriptif.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2010:72). Dengan demikian

dapat diketahui bahwa tujuan utama dilakukannya penelitian deskriptif adalah

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang

diteliti secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan,

melukiskan dan menggambarkan manajemen dan kepemimpinan berbasis berbasis

Page 38: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

kearifan lokal menuju sekolah berprestasi dan berbudaya mutu di SD Negeri 5

Kota Langsa.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan April 2015 di

SD Negeri 5 Kota Langsa.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah, komite sekolah

dan guru SD Negeri 5 Kota Langsa

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti

melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Moleong (2012:145)

mengatakan: “Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik

wawancara, observasi dan kajian dokumentasi”.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman yang dibuat

berdasarkan kisi-kisi pengumpulan data. Pedoman tersebut sangat diperlukan

dalam proses berjalannya wawancara, sehingga wawancara tetap berada pada

fokus permasalahan. Moleong (2012:180) menyatakan: “Wawancara adalah

bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu”. Wawancara ini dilakukan secara

terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan catatan lapangan.

Page 39: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dari dokumen-

dokumen yang berupa rencana kerja sekolah, program sekolah, kurikulum

sekolah, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Papan slogan dan.

Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto dan papan slogan di lingkungan

sekolah yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal

di SD Negeri 5 Kota Langsa .

F. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini akan dilakukan secara berkesinambungan dari

awal sampai dengan akhir proses penelitian. Adapun proses awal analisis data

yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap pemisahan

data, (4) Data yang telah dipisahkan akan dikelompokkan sesuai dengan tujuan

penelitian, dan (5) tahap penyelesaian, dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan

proses analisis data dalam penelitian ini meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian

data, (3) verifikasi, dan (4) menarik kesimpulan.

Reduksi data, yaitu membuat abstraksi dari seluruh data yang diperoleh dari

hasil penelitian di lapangan atau menelaah kembali keseluruhan data yang telah

dukumpulkan (baik melalui wawancara, observasi maupun studi dokumen)

sehingga akan ditemukan data yang sesuai dengan kebutuhan untuk menemukan

jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Penyajian data adalah pengelompokan

data yang ada sedemikian rupa sehingga data akan tersusun secara sistematis

untuk dapat diambil kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan upaya

memaknai data yang diperoleh. Verifikasi adalah proses untuk menyakinkan hasil

pengumpulan data dan pengolahan data secara trianggulasi.

Page 40: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Trianggulasi dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dapat mengabsahkan

data. Setelah data diperoleh, dilakukan pengecekan dengan melihat sumber data

dan mengkonfirmasi dengan berbagai sumber sehingga data yang ada akan

memiliki kecenderungan yang sama dan akan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Page 41: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Manajemen perencanaan kepala sekolah terhadap program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan suatu program, perencanaan

yang baik sangat erat kaitannya dengan keberhasilan proses pelaksanaan dalam

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Guru (GR-1) dalam suatu kesempatan wawancara mengatakan bahwa:

Strategi yang dilaksanakan kepala sekolah dalam perencanaan berpijak pada visi dan misi sekolah. Kemudian, kepala sekolah juga mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi program misalnya, apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan sekolah dalam melaksanakan program.

Guru (GR-2) juga menambahkan pendapatnya:

Kepala sekolah selalu menghimbau agar perencanaan sebuah kegiatan berpijak pada rambu-rambu visi dan misi sekolah, sehingga program yang disusun berada dalam koridor sekolah.

Hasil wawancara dengan guru (GR-3) mengatakan strategi kepala sekolah

dalam perencanaan program sebagai berikut:

Merumuskan tujuan, sasaran dan alternatif berdasarkan visi dan misi sekolah, menganalisis kekuatan dan kesiapan serta kelemahan sekolah terhadap program, mengarahkan dan membina bekerjasama dalam pelaksanaan program, memilih alternatif jika ada kendala, dan membuat laporan serta mengevaluasi pelaksanaan program.

Sehubungan dengan indikator dalam perencanaan, kepala sekolah

menghimbau kepada guru untuk selalu mempertimbangkan jumlah anggaran,

alokasi waktu, personil yang terlibat, kesiapan sarana dan prasarana serta dampak

program terhadap kemajuan sekolah.

Page 42: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Selanjutnya komite sekolah (KS-1) juga ikut menambahkan:

Kepala sekolah juga memakai strategi partisipasi orang tua dan masyarakat dalam program. Namun demikian tidak semua usul kepala sekolah, komite sanggupi, karena komite juga ikut merevisi dan menambahkan berbagai program yang kira-kira layak dilaksanakan.

Guru (GR-4) dalam suatu wawancara mengatakan:

Penyusunan perencanaan, kepala sekolah melibatkan semua guru dan juga melibatkan komite sekolah dan orang tua siswa. Kepala sering mengatakan jika seseorang dilibatkan dalam perencanaan, maka secara tidak langsung orang tersebut akan merasa dihargai dan memiliki terhadap program, sehingga akan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab, karena program yang disusun juga berdasarkan usulan bersama, sehingga akan menjadi tanggung jawab bersama.

Lain halnya dengan pendapat guru (GR-5) yang mengatakan bahwa:

Tidak mungkin kepala sekolah dapat merencanakan program dengan baik seorang diri, oleh karena itu kepala sekolah mengajak seluruh personil di sekolah untuk membuat perencanaan, karena kepala sekolah mempunyai tugas yang cukup banyak. Semakin banyak pendapat dalam perencanaan, maka perencanaan akan semakin baik.

Guru (GR-7) mengatakan:

Dalam rekruitmen personil terhadap sebuah program, kepala sekolah memperhitungkan kemampuan personil yang disesuaikan dengan program. Strategi kepala sekolah dalam perencanaan personil, terlebih dahulu mempertimbangkan kemampuan dan kesiapan personil, sehingga personil yang ditempatkan dalam pelaksanaan program harus siap baik dari sisi kemampuan maupun sisi tanggung jawab dan loyalitas terhadap program.

Berikut merupakan hasil wawancara mengenai proses penyusunan

perencanaan. Kepala sekolah mula-mula kepala sekolah mengumumkan akan

adanya perencanaan program di sekolah, selanjutnya membicarakan dan menelaah

perencanaan tersebut. Penyusunan perencanaan dimulai dengan menetapkan

sasaran dan tujuan program, kemudian memilih apa saja yang menjadi alternatif

pelaksanaan baik mengenai pihak yang dilibatkan, berapa alokasi anggaran,

alokasi waktu, serta bagaimana pelaksanaan. Dengan adanya alternatif

Page 43: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

perencanaan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan, kepala sekolah akan

dapat memperkirakan jika adanya permasalahan, maka akan dapat dicari jawaban

dengan menggunakan alternatif perencanaan.

Pendapat ini didukung oleh guru (GR-6) dalam suatu wawancara yang

mengatakan bahwa:

Jika kepala sekolah mempunyai program atau rencana baru, maka kepala sekolah mengatakan dalam rapat bulanan atau rapat mingguan yang sifatnya mendadak. Kepala sekolah lalu memberikan arahan mengenai apa-apa saja yang harus direncanakan, sasaran, tujuan dan siapa saja yang terlibat dalam program.

Komite sekolah (KS-3) dalam suatu kesempatan mengatakan:

Jika adanya perencanaan program, komite juga ikut terlibat. Prosesnya dimulai dengan arahan dari kepala sekolah mengenai sasaran dan tujuan program. Selanjutnya, kepala sekolah memperlihatkan program yang telah disusun, dan komite secara bersama kepala sekolah membicarakan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam program serta merevisi program mana yang layak dan tidak.

Dalam perencanaan program, jumlah anggaran merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan program. Untuk anggaran, kepala sekolah mengatakan,

anggaran yang digunakan dalam program disesuaikan dengan kebutuhan program.

Jika anggaran yang sudah diplotkan tidak mencukupi, kepala sekolah akan

mencari berbagai alternatif, misalnya kepala sekolah akan membicarakan dengan

komite sekolah apa saja langkah-langkah yang ditempuh supaya anggaran

mencukupi. Contoh pelaksanaan seni, anggaran yang tersedia dari dinas tidak

mencukupi untuk kegiatan tersebut, untuk mengantisipasi hal ini, kepala sekolah

dengan komite sekolah mengundang orang tua siswa membicarakan hal tersebut.

Hasilnya, orang tua bersedia memberikan bantuan, sehingga program yang

direncanakan dapat dilaksanakan.

Page 44: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

2. Manajemen pelaksanaan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Setelah selesainya strategi perencanaan program oleh kepala sekolah,

berikut merupakan gambaran strategi kepala sekolah dalam pelaksanaan program.

Guru (GR-8) mengatakan bahwa:

Arahan kepala sekolah terhadap cara kerja meliputi bagaimana mekanisme kerja yang dilakukan dan disesuaikan dengan perencanaan program, tujuannya agar kerja yang dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga tidak saling timpang tindih. Arahan mengenai pembagian kerja, kepala sekolah memberikan petunjuk dapat dilakukan dengan melihat ketua program, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Pembagian kerja yang diarahkan bertujuan untuk mengefektifkan kerja sesuai dengan tugas masing-masing sehingga akan terkoordinasi dengan baik.

Wakil kepala sekolah memberikan pendapat bahwa:

Arahan pelaksanaan program sebaiknya disesuaikan dengan perencanaan program, sehingga hasilnya akan optimal. Selain itu, kepala sekolah juga memberikan arahan agar pelaksanaan kegiatan harus benar-benar memperhatikan alokasi anggaran dan tepat waktu.

Komite sekolah (KS-2) juga mengatakan:

Arahan kerja antara kepala sekolah dan komite terfokus pada fungsi dan tugas masing-masing, sehingga antara komite dan kepala sekolah tidak terjadi penyimpangan kerja. Selanjutnya komite sekolah juga mengatakan arahan yang dilakukan akan memudahkan komite untuk melaksanakan peran dan fungsinya.

Sehubungan dengan koordinasi kerja oleh kepala sekolah, Guru (GR-3)

mengatakan:

Kepala sekolah selalu memantau dan mengevaluasi. Untuk koordinasi, kepala sekolah mengadakan pendekatan dengan pihak yang terlibat dalam program dengan menanyakan apa saja yang menjadi keberhasilan dan kendala dalam pelaksanaan program. Contohnya kegiatan ulang tahun Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kepala sekolah berkoordinasi dengan guru yang terlibat dalam program. Jika ada kendala, kepala sekolah bersama guru bahkan komite sekolah akan bermusyawarah, dalam mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi.

Page 45: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Komunikasi dan pemberian wewenang merupakan hal yang sangat penting

dalam pelaksanaan program, dengan adanya komunikasi yang baik serta

pemberian kepercayaan terhadap sebuah pekerjaan pada bawahan, akan membuat

pelaksanaan menjadi efektif.

Guru (GR-5) mengatakan:

Kepala sekolah dalam mengadakan komunikasi cenderung bersifat demokratis, terbuka serta mendorong para personil untuk lebih meningkatkan kualitas kerja. Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah tidak hanya terbatas di sekolah, tetapi di mana saja, karena kepala sekolah sering mengatakan jika ada permasalahan sebaiknya harus segera diselesaikan sehingga tidak akan menganggu tugas dan tanggung jawab.

Guru (GR-10) mengatakan bahwa:

Dalam pemberian wewenang kepada bawahan, kepala sekolah memberikan kebebasan dalam mengambil sikap dan keputusan sepanjang tidak menyimpang dari koridor perencanaan program. Beliau mengatakan, dengan adanya pemberian otonomi luas guru akan lebih bersemangat dan lebih bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sehingga hasilnya akan maksimal.

Komite sekolah (GR-1) mengatakan:

Dalam meningkatkan motivasi kerja komite sekolah, kepala sekolah sering bertukar pikiran dengan komite sekolah, kepala sekolah meminta pendapat dan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga sering mengadakan hubungan dengan masyarakat sekutar sekolah, agar dapat membantu sekolah terutama mengawasi dan mencegah siswa yang cabut. Kerjasama ini tetap berjalan sampai sekarang.

3. Manajemen pengawasan kepala sekolah terhadap program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Pengawasan merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan, pengawasan

berfungsi untuk menilai sejauhmana tingkat kesesuaian antara perencanaan

dengan pelaksanaan. Pengawasan juga berfungsi sebagai koreksi terhadap

penyimpangan-penyimpangan dari pelaksanaan, dengan adanya pengawasan

Page 46: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

terhadap sebuah kegiatan, maka akan diketahui apa saja yang menjadi tolak ukur

keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaan sebuah program.

Wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa:

Pengawasan yang dilakukan meliputi berbagai aspek antara lain: pengawasan terhadap kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan, pengawasan terhadap kerja personil, dan pengawasan terhadap langkah-langkah kerja. Selanjutnya, kepala sekolah juga menambahkan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi atau adanya penyimpangan dari perencanaan yang telah ditetapkan juga turut diawasi baik yang bersifat keberhasilan maupun kegagalan.

Guru (GR-9) dalam wawancara mengemukakan bahwa:

Setelah adanya pengawasan terhadap pelaksanaan program, kepala sekolah akan memanggil para personil yang terlibat dalam program, untuk menanyakan berbagai macam bentuk keberhasilan dan kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program. Pembinaan yang dilakukan hanya bersifat arahan mengenai apa-apa yang harus dlakukan untuk mencegah penyimpangan dari perencanaan program.

Guru (GR-10) dalam suatu wawancara mengatakan:

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah selama ini hanya bersifat semi permanen, artinya tidak semua guru, kepala sekolah melaksanakan pengawasan terhadap kinerja guru, hanya beberapa orang guru saja. Hasil pengawasan ini dijadikan sebagai sampel terhadap keseluruhan kinerja guru, sedangkan secara menyeluruh diserahkan dan dipercayakan pelaksanaan pengawasan kepada guru-guru yang telah senior.

Wakil kepala sekolah juga menambahkan bahwa:

Kurangnya waktu serta banyaknya pekerjaan kepala sekolah sebagai pimpinan di skeolah menyebabkan, beliau menyerahkan dan mempercayakan pengawasan terhadap pelaksanaan program di sekolah kepada guru-guru yang telah dianggap senior. Bahkan kadang-kadang proses pembinaan itu sendiri ditanggulangi oleh guru senior, hal ini tidak membawa hasil yang optimal terhadap perubahan guru ke arah yang lebih baik. Jika sudah demikian, kepala sekolah secara langsung akan memanggil dan memberi arahan kepada guru tersebut.

Page 47: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Guru (GR-6) ikut menambahkan hasil wawancara di atas, dia mengatakan

bahwa:

Bagi guru yang belum melaksanakan tugasanya dengan baik, kepala sekolah akan memberikan bimbingan dan memonitoring tingkat perubahan. Namun demikian, pembinaan yang dilakukan bersifat demokratis dan kekeluargaan, serta meningkatkan motivasi kerja guru.

Dengan demikian pengawasan yang dilakukan bukanlah untuk mencari-cari

kesalahan guru dalam melaksanakan program, tetapi hanya mengoreksi dan

memperbaiki kinerja ke arah yang lebih baik. Dengan adanya pembinaan,

diharapkan adanya perubahan yang signifikan terhadap pelaksanaan program pada

masa yang akan mendatang. Namun harus diakui banyaknya pekerjaan yang

dilakukan, membuat pelaksanaan pengawasan lebih banyak dilakukan oleh para

wakil. Tetapi, kepala sekolah juga terus melihat dan memantau setiap pelaksanaan

program, artinya kepala sekolah juga tidak langsung percaya atas informasi dari

para wakil, namun tetap menjadi bahan pertimbangan.

4. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Kepala sekolah dalam memotivasi guru, arahan yang diberikan agar guru

lebih mengutamakan tugas, dimana kepala sekolah merasa senang jika tugas-

tugas yang diberikan kepada setiap guru bisa dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. Dalam hal ini, kepala sekolah senantiasa berusaha agar setiap guru dapat

melaksanakan tugasnya seoptimal mungkin.

Wakil kepala sekolah dalam suatu kesempatan mengatakan:

Kepala sekolah menerapkan gaya demokratis dalam proses pengambilan keputusan, kepala sekolah cenderung meminta pendapat atau masukan dari guru terhadap mekanisme pelaksanaan kegiatan. Selain itu, dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran, kepala sekolah

Page 48: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

memberikan wewenang kepada ketua program studi bersama guru untuk membuat silabus pembelajaran dalam waktu yang telah ditentukan secara bersama.

Hal tersebut disetujui oleh guru (GR-5), yang mengatakan:

Penerapan gaya demokratis dalam pengambilan keputusan akan membuat guru lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Selain itu, dengan pengambilan keputusan secara bersama, guru terlihat lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan program kegiatan di sekolah, karena guru merasa dilibatkan dan diberi kepercayaan untuk melaksanakan program.

Kepala sekolah sebagai pimpinan ingin selalu bersifat demokratis, namun

seringkali situasi dan kondisi menuntut kepala sekolah untuk bersikap harus

otokratis. Kadang-kadang sifat kepemimpinan ini lebih cepat digunakan dalam

mengambil suatu keputusan.

Pengambilan keputusan yang sifatnya mendadak atau tidak adanya

kebulatan suara dalam rapat serta belum tuntasnya perencanaan dan pelaksanaan

program berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan secara bersama, maka

kepala sekolah juga menerapkan gaya otokratis.

Hal ini didukung oleh pendapat guru (GR-2) yang mengatakan:

Dalam pengambilan keputusan, kepala sekolah biasanya memberikan spesifikasi mengenai batas-batas pilihan terakhir yang harus diambil dan persetujuan terlebih dahulu mungkin perlu atau tidak perlu diminta sebelum keputusan dilaksanakan. Tetapi jika tidak adanya keputusan yang diambil dalam rapat, maka kepala sekolah cenderung memutuskan atau mengambil keputusan sendiri, dimana guru harus melaksanakan keputusan tersebut.

Gaya demokratis juga diterapkan kepala sekolah dalam menjaga hubungan

dengan guru, artinya kepala sekolah dan guru saling memberikan informasi yang

dapat menunjang pendidikan di sekolah. Hubungan yang harmonis, guru akan

memberikan masukan-masukan terhadap kepala sekolah mengenai kekurangan-

kekurangan selama kepala sekolah menjadi pemimpin di sekolah. Masukan-

Page 49: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

masukan tersebut lebih bersifat sebagai hubungan kerjasama dalam satu tim,

masukan tersebut cenderung bersifat kritikan yang membangun dan membuat

kepala sekolah akan memahami serta menyadari berbagai kesalahan

kepemimpinan selama ini. Namun demikian, ada juga guru yang memberikan

masukan tentang berbagai informasi dalam meningkatkan mutu sekolah.

Kritikan-kritikan tersebut disampaikan secara pribadi dalam ruangan kepala

sekolah ataupun secara kelompok. Informasi yang diberikan oleh guru akan

dipilah-pilah sesuai dengan kondisi sekolah. Dengan adanya penerimaan masukan

maupun kritikan dari guru terhadap kepala sekolah, guru cenderung akan semakin

loyalitas dan bertanggung jawab terhadap sekolah, karena ikut terlibatkan dalam

program sekolah.

Suasana pertemuan antara kepala sekolah dengan guru tersebut, cenderung

bersifat kekeluargaan bahkan kepala sekolah menerapkan gaya paternalistik

dengan guru-guru, hal ini dilakukan agar guru menjadi lebih terbuka dalam

menyampaikan berbagai informasi.

Umumnya kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian

tugas dan hubungan manusia. Pembagian tugas merupakan strategi kepala sekolah

yang lebih mengutamakan setiap tugas dapat dilaksanakan dengan baik oleh

masing-masing guru, sedangkan gaya hubungan manusiawi lebih mengutamakan

pemeliharaan hubungan manusiawi dengan masing-masing guru.

Page 50: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

5. Program dan strategi pembelajaran berbasis kearifan lokal

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah tentang program

pembelajaraan berbasis lokal dituangkan dalam kurikulum dan kurikuler, seperti

hasil wawancara berikut:

Implementasi kearifan lokal ditambahkan ke dalam program pendidikan kurikuler dan struktur kurikulum yang ada. Pelaksanaannya dapat berupa menambahkan mata pelajaran khusus kearifan lokal dalam struktur kurikulum atau menyelenggarakan program sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam kalender pendidikan. Model ini membutuhkan waktu tersendiri atau waktu tambahan, juga guru tambahan. Model ini dapat digunakan secara optimal dan intensif untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal pada peserta didik.

Dari wawancara di atas program kearifan lokal melekat dan terpadu dalam

program-program kurikuler, kurikulum yang ada, dan atau mata pelajaran yang

ada, bahkan proses pembelajaran. Model ini membutuhkan kesiapan dan

kemampuan tinggi dari sekolah, kepala sekolah dan guru mata pelajaran. Kepala

sekolah dan guru dituntut untuk kreatif, penuh inisiatif, dan kaya akan gagasan.

Guru dan kepala sekolah harus pandai dan cekatan menyiasati dan menjabarkan

kurikulum, mengelola pembelajaran, dan mengembangkan penilaian.

Keuntungannya model ini, adalah relatif murah, tidak membutuhkan ongkos

mahal, dan tidak menambah beban sekolah, terutama kepala sekolah, guru

ataupun peserta didik.

Sedangkan dari GR-1 mengatakan program implementasi kearifan lokal

ada yang berdiri sendiri, dipisah, dan dilepas dari program-program kurikuler,

atau mata pelajaran. Pelaksanaannya dapat berupa pengembangan nilai-nilai

kearifan lokal yang dikemas dan disajikan secara khusus pada peserta didik.

Penyajiaannya bisa terkait dengan program kurikuler atau bisa juga berbentuk

Page 51: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

program ekstrakurikuler. Model ini memerlukan perencanaan yang baik agar tidak

salah penerapan, namun model ini masih dapat digunakan untuk membentuk

pribadi peserta didik secara komprehensif dan leluasa.

Berdasarkan dokumentasi program pembelajaran berbasis kearifan lokal di

SD Negeri 5 Kota Langsa terangkum seperti berikut ini.

1. Beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama

Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila

bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.

2. Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa

diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-

nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai

itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:

a.  Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada

Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;

b. Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator

untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;

c.  Mencantumkankan nilai-nilai budaya

d.  Mencantumkan nilai-nilai  yang sudah tertera  dalam silabus ke dalam RPP;

e.  Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang

memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi

nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan

Page 52: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan

untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam

perilaku.

Budaya sekolah cakupannya sangat luas, seperti yang dikemukakan oleh

guru (GR-3) seperti berikut ini:

Kearifan lokal itu umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses mengambil keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial antar komponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah. 

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya mutu dan karakter

bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala

sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta

didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

Secara khusus guru (Gr-3) mengatakan:

Ruang lingkup kearifan lokal dapat pula dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: norma-norma lokal yang dikembangkan, ritual dan tradisi masyarakat serta makna disebaliknya, Lagu-lagu rakyat, legenda, mitos dan ceritera rakyat yang biasanya mengandung pelajaran atau pesan-pesan tertentu yang hanya dikenali oleh komunitas lokal; Informasi data dan pengetahuan yang terhimpun pada diri sesepuh masyarakat, tetua adat, pemimpin spiritual; Manuskrip atau kitab-kitab suci yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat; Cara-cara komunitas lokal dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari; alat-bahan yang dipergunakan untuk kebutuhan tertentu; dan Kondisi sumberdaya alam/lingkungan yang biasa dimanfaatkan dalam penghidupan masyarakat sehari-hari.

Ditinjau dari segi tujuan program, guru (GR-3) mengatakan: Paling tidak kita memperkanalkan pada anak bahwa daerah kita mempunyai potensi. Potensi yang ada ini tidak kalah penting di banding dengan buatan luar negeri. Kemudian potensi ini dikemas dalam pembelajaran bagi anak. Biasanya anak hanya bisa makan, kemudian

Page 53: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

dengan adanya penerapan sekolah berbasis kearifan lokal anak menjadi tahu tentang bahan dan proses untuk membuat makanan

Berbagai macam local wisdom tersebut merupakan potensi pengembangan

pendidikan berbasis kearifan lokal. Itulah sebabnya, dunia pendidikan perlu segera

merancang, menentukan model yang paling tepat untuk melakukan penyemaian

kearifan lokal. Kearifan lokal dapat menjadi corong pendidikan karakter yang

humanis.

Sedangkan strategi pelaskanaan program yang dilakukan kepala sekolah

menurut wakil kepala sekolah adalah:

SD Negeri 5 Kota Langsa melakukan 5 strategi dalam mengembangkan sekolah berbasis kearifan lokal yaitu membuat team work, menyediakan fasilitas penunjang, menyiapkan strategi pelaksanaan, melakukan kerjasama dengan pihak luar, dan melakukan kerjasama dengan masyarakat.

Pendapat wakil kepala sekolah juga didukung oleh guru kesenian (GR-3)

dalam suatu petikan wawancara berikut;

Sekolah telah membentuk tim pengembang sekolah berbasis kearifan lokal yang terdiri dari dua orang sebagai strategi mengembangkan sekolah berbasis kearifan lokal. Untuk mengembangkan kearifan lokal yang terdiridari beberapa guru kelas.

Beliau juga menambahkan:

Beberapa alternatif kiat sukses pengembangan Sekolah berbasis Kearifan lokal antara lain membuat teamwork, bekerja sama dengan aparat desa dan tokoh masyarakat, mempersiapkan software dan hardware, menyiapkan strategi pelaksanaan, studi banding, mempersiapkan siswa-siswi yang terampil dan melibatkan masyarakat sekitar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi

yang digunakan SD Negeri 5 Kota Langsa dalam mensukseskan pelaksanaan

program pembelajaran berbasis kearifan lokal ada 5 cara yaitu membuat

Page 54: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

teamwork, mempersiapkan software dan hardware, menyiapkan strategi

pelaksanaan, mempersiapkan home company, dan melibatkan masyarakat sekitar

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Manajemen perencanaan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Berdasarkan hasil wawancara dengan, wakil kepala sekolah, guru dan

komite sekolah diperoleh keterangan bahwa strategi kepala sekolah dalam

merencanakan program pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah:

a. Perencanaan disusun berdasarkan visi dan misi sekolah

b. Kriteria-kriteria perencanaan disusun dengan mempertimbangkan berbagai

faktor kesiapan sekolah, baik faktor kesiapan SDM, anggaran, sarana dan

prasarana dan berbagai faktor lainnya.

c. Kepala sekolah melibatkan guru, komite sekolah dan orang tua siswa dalam

perencanaan program.

d. Proses perencanaan program dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan

program selanjutnya, penetapan pihak yang dilibatkan, perhitungan anggaran,

alokasi waktu, serta bagaimana pelaksanaan.

e. Perencanaan juga disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan

masyarakat sekitar.

Hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa kepala sekolah telah berupaya

untuk merencanakan program dengan sebaik mungkin, dengan

mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh dalam perencanaan.

Perencanaan yang baik, sangat mendukung terciptanya pelaksanaan yang baik

pula.

Page 55: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

2. Manajemen pelaksanaan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Dari segi pelaksanaan program beberapa bentuk kearifan lokal yang di

terapkan di SD Negeri 5 Kota Langsa dikembangkan melalui kegiatan intra dan

ekstrakurikuler. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Asmani

(2012:70) yang mengatakan bahwa kearifan lokal dapat diletakkan

diintrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Bentuk kearifan lokal berupa pembuatan

makanan dan kerajinan tangan, SD Negeri 5 Kota Langsa juga memasukkan tari-

tarian Aceh dalam program kearifan lokal yang dikembangkan kedalam kegiatan

ekstrakurikuler.

Hasil penelitian memberikan petunjuk bahwa kepala sekolah terhadap

pelaksanaan program dengan penerapan program adalah:

1. Pemberian arahan meliputi cara kerja dan pembagian tugas kerja.

2. Arahan pelaksanaan program disesuaikan dengan perencanaan program,

dengan memperhatikan alokasi anggaran dan tepat waktu.

3. Strategi dalam pemberian wewenang, disesuaikan dengan kemampuan,

tanggung jawab dan loyalitas guru. Pemberian wewenang secara otonomi luas,

sepanjang tidak bertentangan dengan perencanaan program.

4. Untuk meningkatkan motivasi kerja guru, kepala sekolah meningkatkan

kesejahteraan guru, berupa pemberian penghargaan, kompensasi dan

pemenuhan kebutuhan guru mengajar. Kepala sekolah juga memberikan izin

bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan dan mengirimkan guru ke

berbagai penataran dan pelatihan.

Sehubungan dengan kemampuan kepala sekolah dalam mengadakan

pendekatan dengan bawahan, kemampuan dan keterampilan kepemimpinan untuk

Page 56: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

mengarahkan merupakan faktor penting dalam produktivitas kerja organisasi.

Mengacu pada konsep dasar kepemimpinan dalam meningkatkan kerja organisasi,

Rivai (2003:154) memberikan defenisi kepemimpinan yaitu: ”Sifat dan perilaku

untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga

membentuk jalinan kerja yang harmonis dengan pertimbangan aspek efisien dan

efektif untuk mencapai tingkat produktivitas keja sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan”.

3. Manajemen pengawasan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Hasil penelitian mengenai strategi kepala sekolah terhadap pengawasan

program adalah:

1. Pengawasan yang dilakukan meliputi aspek terhadap kesesuaian antara

perencanaan dengan pelaksanaan, pengawasan terhadap kerja personil, dan

pengawasan terhadap langkah-langkah kerja.

2. Penilaian dalam pengawasan adalah tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan, komitmen, disiplin dalam melaksanakn tugas, dan loyalitas

terhadap pekerjaan. Selain itu, tingkat hubungan yang harmonis, kerjasama

yang baik, juga menjadi penilaian.

3. Pengawasan yang dilakukan bukanlah untuk mencari-cari kesalahan dalam

melaksanakan program, tetapi hanya koreksi, penilaian dan memperbaiki

kinerja ke arah yang lebih baik. Jika ditemukan adanya penyimpangan, maka

kepala melakukan pembinaan. Dengan adanya pembinaan, diharapkan

perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik.

Page 57: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

4. Pembinaan yang dilakukan dengan pendekatan secara kekeluargaan dan

demokratis, sehingga bawahan akan merasa lebih terbuka dalam

mengemukakan berbagai permasalahan.

Proses manajemen strategis bisa menghasilkan keputusan yang memiliki

konsekuensi jangka panjang signifikan. Keputusan strategis yang salah bisa

mengakibatkan kerugian dan untuk memperbaiki kesalahan tersebut adalah hal

yang sulit, bila tidak mau dikatakan tidak mungkin. Hampir semua penyusun

strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat vital bagi kelangsungan organisasi;

evaluasi antar waktu dapat memberi peringatan dini kepada manajemen terhadap

masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi lebih parah. Sufyarma

(2003:36) menyatakan: “Pengawasan meliputi tiga aktivitas dasar: (1) memeriksa

dasar strategi perusahaan, (2) membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil

aktual; dan (3) mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan

dengan rencana”.

Kegiatan yang dilakukan dan teraturnya koordinasi yang dilakukan dalam

kegiatan orgnisasi bila tidak dilakukan upaya pengawasan maka tujuan yang

diharapkan tidak akan tercapai dengan sempurna. Pengawasan adalah penilaian

dan koreksi atas pelaksanaan kerja yang dilakukan dengan maksud mendapatkan

keyakinan bahwa tujuan dan rencana tercapai. Siagian (2007:126) menyatakan

tentang makna pengawasan: “Pengawasan dapat dianggap sebagai aktifitas untuk

menentukan. Mengoreksi penyimpangan-penyimpangan dalam hasil yang dicapai

dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan”.

Page 58: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

4. Program dan strategi pelaksanaan program pembelajaran berbasis

kearifan lokal

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan program kearifan

lokal dikembangkan dalam pembelajaran, hal ini sesuai pendapat Asmani

(2012:73-74) mengatakan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah

yang bersangkutan, dapat inintegrasikan dalam mata pelajaran atau menjadi mata

pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran selain itu dapat dilihat dari proses belajar mengajarnya. Asmani

(2012:73-74) juga mengatakan bahwa bahan Kajian kearifan lokal dapat

diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan SK/KD mata

pelajaran tersebut.

Sedangkan strategi yang digunakan SD Negeri 5 Kota Langsa dalam

mensukseskan program pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah membuat

teamwork, bekerja sama dengan aparat desa dan tokoh masyarakat,

mempersiapkan software dan hardware, menyiapkan strategi pelaksanaan, studi

banding, mencari investor, membuka pasar, mempersiapkan siswa-siswi yang

terampil, mempersiapkan home company, dan melibatkan masyarakat sekitar.

4. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Wawancara dengan subjek penelitian menujukkan kepala sekolah dalam

meningkatkan tanggung jawab, disiplin dan komitmen guru menerapkan 3 (tiga)

gaya kepemimpinan, yakni: (1) Demokratis, (2) Otokratis, dan (3) Paternalistik.

Page 59: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Kepemimpinan kepala sekolah tersebut, dapat diartikan sebagai kegiatan

untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan

organisasi, seperti pendapat Sutarto (1991:12) yang mengatakan:

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapaianya

tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan agar pencapaian

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas

melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan

pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif

bagi terlaksananya PBM secara efektif dan efisien, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Anwar (2004:86) bahwa: “Kepemimpinan pendidikan adalah

segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan

pada situasi tertentu agar melalui kerja sama mau bekerja dengan penuh tanggung

jawab dan ikhlas demi tercapaianya tujuan pendidikan yang telah ditentukan”.

Gaya demokratis diterapkan kepala sekolah, pada proses pengambilan

keputusan dan pelaksanaan proses pembelajaran, dimana kepala sekolah

memberikan keluasaan bagi guru untuk memutusan segala apa yang dikehendaki

dan berbuat. Namun demikian kepala sekolah mengawasi berbagai mekanisme

pelaksanaan kegiatan, sehingga pelaksanaan akan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Page 60: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Gaya otokratis diterapkan kepala sekolah, jika para guru tidak melaksanakan

kewajiban pokoknya sebagai pendidik dan pengajar, misalnya jika guru terlambat,

kepala sekolah mengambil tindakan tegas dengan menutup pintu pagar dan guru

yang melalaikan tugas, kepala sekolah akan memberikan teguran, serta proses

pengambilan keputusan yang sifatnya mendesak.

Gaya paternalistik berdasarkan hasil penelitian diterapkan kepala sekolah

terutama pada guru-guru yang masih berusia muda, kepala sekolah menganggap

bahwa guru-guru yang masih muda belum memiliki kemampuan dan kematangan

yang dewasa. Kepala sekolah cenderung memberikan arahan dan kurang

menerima saran. Namun demikian arahan yang dilakukan bersifat kekeluargaan.

Siagian (2007:15) mengemukakan: “Orientasi kepemimpinan dengan gaya

paternalistik memang ditujukan pada dua hal sekaligus, yaitu penyelesaian tugas

dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahan, sebagaimana seorang

bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-

anaknya”.

Page 61: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan, antara lain;

1. Manajemen kepala SD Negeri 5 Kota Langsa dalam menerapkan program

pembelajaran berbasis kearifan lokal menuju sekolah berprestasi dan

berbudaya mutu adalah:

a. Merencanakan program dengan cara: 1) menyusun perencanaan

berdasarkan visi dan misi sekolah, 2) Kriteria-kriteria perencanaan disusun

dengan mempertimbangkan kesiapan SDM di sekolah, anggaran, sarana

dan prasarana, 3) Kepala sekolah melibatkan guru dan komite sekolah

dalam perencanaan program, 4) Proses perencanaan meliputi: penetapan

sasaran, tujuan program, pihak yang dilibatkan, perhitungan anggaran,

alokasi waktu, serta proses pelaksanaan, 5) Perencanaan juga disesuaikan

dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan masyarakat sekitar.

b. Melaksanakan program dengan cara adalah: 1) Pemberian arahan meliputi

cara kerja, pembagian tugas kerja, kerjasama yang kompak, dan

pelaksanaan program disesuaikan dengan perencanaan, 2) Pemberian

wewenang, disesuaikan dengan kemampuan, tanggung jawab dan loyalitas

guru. Pemberian wewenang secara otonomi luas, 3) Peningkatan motivasi

kerja, kepala sekolah meningkatkan kesejahteraan guru, berupa pemberian

penghargaan, kompensasi dan pemenuhan kebutuhan guru dalam

Page 62: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

mengajar, mengirimkan guru ke berbagai penataran dan pelatihan serta

memberikan izin bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan,

c. Mengawasi program dengan cara: 1) Aspek pengawasan meliputi:

kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan, kerja personil, dan

langkah-langkah kerja, 2) Penilaian dalam pengawasan adalah tanggung

jawab terhadap tugas, komitmen, disiplin, loyalitas dan kerjasama yang

baik, 3) Tujuan pengawasan memperbaiki kinerja, 4) Jika ditemukan

adanya penyimpangan, maka kepala sekolah melakukan pembinaan, yang

dilakukan dengan pendekatan secara kekeluargaan dan demokratis.

2. Gaya kepemimpinan kepala SD Negeri 5 Kota Langsa dalam menerapkan

program pembelajaran berbasis kearifan lokal menuju sekolah berprestasi dan

berbudaya mutu adalah:

a. Kepala sekolah menerapkan gaya demokratis dalam beberapa situasi

berikut: (1) proses pengambilan keputusan, kepala sekolah melibatkan

seluruh guru, tujuannya agar guru merasa ikut bertanggung jawab terhadap

kegiatan di sekolah, (2) pemberian bimbingan dan arahan, dilakukan

dalam suasana kekeluargaan dan manusiawi, dan berupaya menciptakan

kerjasama yang baik, (3) berupaya memecahkan berbagai permasalahan

yang dialami oleh guru tentang kemampuan pribadi, kemampuan

melaksanakan tugas dan kemampuan sosial, (4) pemberian wewenang

berdasarkan kemampuan guru dan (4) pemberian sanksi, sesuai dengan

tingkat kesalahan guru.

b. Kepala sekolah menerapkan gaya otokratis dalam beberapa situasi berikut:

(1) kepala sekolah berkewajiban mengambil keputusan, jika dalam rapat

Page 63: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

tidak adanya suatu keputusan, dan (2) pemberian wewenang kepada guru-

guru yang telah lama mengajar.

c. Kepala sekolah menerapkan gaya paternalistik pada guru-guru yang masih

berusia muda, kepala sekolah kurang memperhatikan saran yang

diberikan, karena memandang bahwa tingkat pengalaman kerja dan

kematangan psikologis guru masih rendah. Kepala sekolah cenderung

hanya memberikan nasehat dan arahan, dan kurang memberikan

kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi.

3. Program pembelajaran berbasis kearifan lokal di SD Negeri 5 Kota Langsa

terintegrasi dalam mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. SD Negeri 5

Kota Langsa melaksanakan kearifan lokal berupa pembuatan makanan khas

Aceh, tari-tarian Aceh, dan bahasa Aceh. Selain itu kearifan lokal juga

dilaksanakan selama proses pembelajaran seperti budaya salam, dan budaya

mengaji. Strategi yang digunakan SD Negeri 5 Kota Langsa dalam

mensukseskan program pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah membuat

team work, menyiapkan fasilitas penunjang, melakukan strategi pelaksanaan,

melakukan kerjasama dengan pihak luar, dan menjalin kerjasama dengan

masyarakat.

B. Saran-saran

1. Diharapkan, kepala sekolah untuk selalu menerapkan gaya demokratis, dan

sedapat mungkin untuk menghindari gaya otoriter.

2. Diharapkan, kepala sekolah untuk lebih meningkatkan alokasi waktu

pengawasan terhadap seluruh personil sekolah, sehingga kepala sekolah akan

Page 64: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

mengetahui secara menyeluruh berbagai kekurangan personil dalam

melaksanakan tugasnya.

3. Diharapkan, kepala sekolah untuk terus meningkatkan motivasi kerja personil,

hal ini akan memungkinkan perlibatan aktif, sehingga pencapaian visi dan misi

sekolah akan berhasil.

4. Diharapkan, kepala sekolah untuk terus meningkatkan kerjasama dengan

komite dan masyarakat sekitar, sehingga sekolah akan semakin kondusif dan

memudahkan sekolah untuk meminta bantuan terutama dalam pencarian dana.

5. Diharapkan, kepala sekolah untuk terus mengevaluasi kinerja personil dan

kinerjanya, dengan demikian pencapaian tujuan setiap program akan berhasil

dengan baik.

6. Penanaman nilai-nilai kearifan lokal diharapkan akan mampu membentuk

peserta didik yang memiliki rasa cinta terhadap budaya lokalnya sehingga tidak

terkikis dengan derasnya arus globalisasi sekarang ini. Salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk melestarikan budaya lokal di sekolah dasar, guru dapat

mengintegrasikan nilai-nilai kearifan dalam pembelajaran. Namun dalam

pengintegrasian ini tentunya harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga metode yang digunakan.

Page 65: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Haidlor Ali. (2010). Kearifan Lokal sebagai Landasan Pembangunan Bangsa. Harmoni Jurnal Multikultural & Multireligius. 34(IX).

Alfian, Magdalia. (2013). Potensi Kearifan Lokal dalm Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa. Jakarta: FIPB UI.

Asmani, Jamal Ma’mur. (2012). Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini: Memahami Sistem Kelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan, dan Pelatihan-Pelatihannya, Yogyakarta: Diva Asriati

Ma’mur, Jamal. (2012). Pendidikan berbasis keunggulan lokal. Yogyakarta: DIVA Press.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prasetyo. Zuhdan K. (2013). Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal. Prosidind, Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika. Surakarta. FKIP UNS.

Rahyono. (2009). Kearifan Budaya Dalam Kata, Jakarta: Wedatama Widya

Ridwan. Nurma Ali. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya. 1(V). Hlm. 27-38.

Rusdi, Farid. (2012). Bahasa dan Industri Radio. Menggagas Pencitraan Berbasis Kearifan Lokal. 4(II). Hlm. 347-356.

Setiyadi. Putut (2012). Pemahaman Kembali Local Wisdom Etnik Jawa dalam Tembang Macapat dan Pemanfaatannya sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Bangsa. Magistra. 79(24). Hlm. 71

Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih, (2010). Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sutarno. (2008). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Page 66: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Pedoman Wawancara

Manajemen kepala sekolah menerapkan program pembelajaran

berbasis kearifan lokal

Subjek penelitian:

1. Bagaimanakah kriteria-kriteria dalam perencanaan?

2. Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan?

3. Bagaimanakah strategi perencanaan personil dilibatkan?

4. Bagaimanakah proses penyusunan perencanaan?

5. Bagaimanakah strategi perencanaan terhadap anggaran?

6. Bagaimanakah strategi perencanaan terhadap lingkungan ekternal dan

internal?

7. Bagaimanakah strategi arahan terhadap pelaksanaan?

8. Bagaimanakah strategi koordinasi dalam pelaksanaan?

9. Bagaimanakah strategi komunikasi oleh kepala sekolah?

10. Bagaimanakah strategi memotivasi personil yang dilibatkan?

11. Apa sajakah yang menjadi aspek dalam pelaksanaan pengawasan?

12. Apa sajakah yang menjadi penilaian sebuah pekerjaan?

13. Bagaimanakah proses dalam pengawasan?

14. Bagaimanakah strategi bimbingan terhadap penyimpangan dalam

pelaksanaan?

Page 67: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Pedoman Wawancara

Gaya kepemimpinan kepala sekolah menerapkan program pembelajaran

berbasis kearifan lokal

Subjek penelitian:

1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam mengambil keputusan?

2. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah melakukan kerjasama?

3. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah mengarahkan dan memberikan wewenang kepada personil?

4. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah meningkatkan disiplin kerja guru?

5. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru yang terlambat?

Page 68: Copy of Kti Kearifan Lokal Kak Tini

Pedoman Wawancara

Program dan strategi program pembelajaran berbasis kearifan lokal

Di SD Negeri 5 Kota Langsa

1. Apa sajakah yang menjadi program pembelajaran berbasis kearifan lokal?

2. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal?

3. Strategi apa sajakah yang digunakan untuk mensukseskan program

pembelajaran berbasis kearifan lokal?

4. Siapa sajakah yang terlibat dalam pengembangan pembelajaran berbasis

kearifan lokal?

5. Apakah pembelajaran berbasis kearifan lokal dimasukkan dalam kurikulum di

SD Negeri 5 Kota Langsa?

6. Bagaimanakah bentuk program pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam

kegiatan intrakurikuler?

7. Bagaimanakah bentuk program pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam

kegiatan ekstrakurikuler?