ringkasan skripsi

42
27 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERNYATAAN vi HALAMAN MOTTO v HALAMAN PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI x ABSTRAKSI xiii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Perumusan Masalah 6 C. Tujuan Penelitian 6 D. Manfaat Penelitian 6

Upload: munasir-byonic

Post on 02-Jan-2016

257 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SKRIPSI

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN SKRIPSI

27

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN vi

HALAMAN MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

ABSTRAKSI xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Tinjauan Pustaka 7

F. Landasan Teori 10

1. Pendekatan Struktural 10

2. Pendekatan Semiotik 13

G. Metode penelitian 17

1. Objek Penelitian 17

2. Data dan Sumber data 17

3. Teknik pengumpulan Data 18

Page 2: RINGKASAN SKRIPSI

27

4. Teknik Analisis Data 19

H. Sistematika Penulisan Skripsi 20

BAB II BIOGRAFI PENGARANG 21

A. Riwayat Hidup Pengarang 22

B. Karya-karya Abidah El Khalieqy 23

C. Latar Belakang Sosial dan Budaya 24

D. Ciri Khas Kesusastraan Abidah El Khalieqy 26

BAB III ANALISIS STRUKTURAL NOVEL PEREMPUAN

BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY 32

A. Tema 32

B. Alur 35

1. Tahap situation (Tahap Penyituasian) 37

2. Tahap Generating Circumtances (Tahap Pemunculan Konflik) 39

3. Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik) 40

4. Tahap Climax (Tahap Klimak) 41

5. Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian) 42

C. Penokohan 43

1. Anisa 45

2. Lek Khudhori 47

3. Samsudin 48

4. KH. Hanan Abdul Malik 50

5. Hajjah Mutmainnah 51

6. Kalsum 52

Page 3: RINGKASAN SKRIPSI

27

7. Mbak May 53

D. Latar 54

1. Latar Tempat 55

2. Latar waktu 56

3. Latar Sosial 57

BAB IV ASPEK RELIGIUS NOVEL PEREMPUAN

BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY : TINJAUAN

SEMIOTIK 59

A. Ketaatan Menjalankan Sholat,Membaca Kitab Suci, dan Berdoa 64

B. Keharusan Wanita Islam Berjilbab 68

C. Sikap Bersosialisasi dalam Masyarakat 69

D. Sikap Ikhlas 76

E. Sikap Tawakkal (Berserah Diri Kepada Allah) 83

BAB V PENUTUP 88

A. Simpulan 88

B. Saran-saran 89

DAFTAR PUSTAKA 91

LAMPIRAN 94

Page 4: RINGKASAN SKRIPSI

27

ABSTRAK

Indah Ika Ratnawati, A. 310010035, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Penelitian ini mengangkat masalah yaitu: (1) bagaimana unsur-unsur yang membangun novel PSB karya Abidah El Khalieqy dan (2) bagaimana makna aspek Religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy, dengan tujuan untuk: (1) mendeskripsikan makna aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy dengan tinjauan semiotik.

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian adalah aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy dengan tinjauan semiotik. Data penelitian berupa kata-kata dalam rangkaian kalimat dan sumber data primer adalah Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy, diterbitkan oleh Yayasan kesejahteraan Fatayat Yogyakarta (2001). Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Totalitas makna diperoleh hubungan antara tokoh, latar, alur, dan tema. Tema sebagai gagasan dasar yang sifatnya mengikat unsur yang terdapat dalam karya sastra membatasi gerak tokohnya, perkembangan alurnya serta latar cerita. Penokohan digambarkan tokoh sentral yang dipegang Anisa dan Lek Khudhori. (2) Aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy yang ditinjau secara semiotik mengungkapkan (a) ketaatan beragama yang meliputi ketaatan menjalankan sholat, membaca kitab suci, dan berdoa, (b) keharusan wanita Islam berjilbab, (c) sikap bersosialisasi dalam masyarakat, (d) sikap ikhlas, dan (e) sikap tawakkal (berserah diri kepada Allah).

Kata kunci: Novel, Aspek Religius, Semiotik

Page 5: RINGKASAN SKRIPSI

27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling

melengkapi dalam kedirian mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sebagai bentuk seni,

pelahiran sastra bersumber dari kehidupan yang bertata nilai dan pada giliran yang lain

sastra juga akan memberikan sumbangan bagi tata nilai. Hal itu terjadi karena setiap cipta

seni yang dibuat dengan kesungguhan, tentu mengandung keterikatan yang kuat dengan

kehidupan, karena manusia pelahir cipta seni tersebut adalah bagian dari kehidupan itu

sendiri. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi baik

yang bertolakdari pengungkapan kembali maupun yang merupakan penyadaran konsep baru

(Suyitno, 1993: 3). Menurut Wellek dan Waren (1993:12) sastra adalah suatu kegiatan yang

kreatif, sebuah karya sastra.

Peneliti dalam memahami religiusitas karya sastra terlebih dahulu perlu

memahami pengertian religiusitas secara mendalam. Religiusitas dalam karya sastra ini akan

tampak jelas pada sikap tokoh-tokoh serta melakukan doa dan pemujaan untuk berhubungan

dengan Tuhan. Bentuk kebaktian keagamaan lazimnya berdasarkan dari ajaran agama. Di

dunia modern dengan masyarakat yang cenderung sekuler nilai-nilai religius masih tetap

tampak dalam karya sastra. Dengan kategori yang bagaimanapun karya-karya itu tetap

menunujukan persepsi manusia sebagai ciptaan, keterlibatannya dan sikap serta

pandangannya terhadap ciptaan itu (Rahmanto, 1988: 131).

Novel PBS yang menarik untuk diteliti karena didalamnya menampilkan realitas

dari segi religius mengenai masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara sesama

manusia dengan peristiwa sekitarnya yang tidak terlepas dari ikatan-ikatan keagamaan,

keduduukan, tingkah laku dan hak-hak seorag perempuan. Selanjutnya untuk dapat

mengetahui aspek religius dalam karya sastra digunakan tinjauan semiotik. Penulis ini

menganggap semiotik menarik dikaji sebab dengan kajian semiotik dapat mengetahui makna

sebuah kata yang tersembunyi dalam novel PBS. Semiotik adalah ilmu yang berkaitan

dengan tanda dan penanda. Dengan ilmu bantu semiotik dapat memberi petunjuk untuk

Page 6: RINGKASAN SKRIPSI

27

dapat lebih memahami tanda dan penanda dalam karya sastra (Sudjiman dan Zoest,

1996:16).

Berdasarkan uraian di atas dapat dikembangkan secara rinci alasan diadakan

penelitian ini adalah:

1. PBS mempunyai banyak keistimewaan, salah satunya adalah mengajarkan tentang

keagamaan.

2. Sepanjang pengetahuan penulis PBS belum pernah diteliti denga pendekatan semiotik.

3. Novel PBS mengedepankan aspek religius yang kompleks dan menarik untuk dikaji.

4. Analisis terhadap novel PBS diperlukan guna menentukan kontribusi pemikiran dalam

memahami masalah-masalah aspek religius di masyarakat.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untik menganalisis novel PBS

karya Abidah El Khalieqy dengan judul Aspek Religius Novel Perempuan Berkalung

Sorban karya Abidah El Khalieqy: Tinjauan Semiotik.

B. Perumusan Masalah

Agar maslah yang dibahas dapat terarah dan menuju pada suatu tujuan yang

diinginkan, maka perlu adanya perumusan masalah. Adapun masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun novel PBS karya Abidah El Khalieqy?

2. Bagaimana makna aspek Religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai

arah sasaran yang tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel PBS karya Abidah El

Khalieqy

2. Untuk mendeskripsikan makna aspek religius dalam novel PBS karya Abidah El

Khalieqy ditinjau dari semiotik.

Page 7: RINGKASAN SKRIPSI

27

D. Manfaat penelitian

Kegunaan penelitian terhadap novel PBS karya Abidah El Khalieqy melalui

pendekatan struktural semiotik adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmmu pengetahuan sastra

Indonesia, khususnya dalam analisis novel dengan tinjauan semiotik.

b. Dapat menerapkan teori semiotik dalam penelitian makna sebagai salah satu upaya

untuk meningkatkan apresiasi karya sastra dalam dunia pendidikan, khususnya untuk

sastra Indonesia.

c. Dapat membantu pembaca dalam memahami makna aspek religius novel PBS karya

Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik.

2. Manfaat sosial

a. Dengan pemahaman aspek religius dari tokoh-tokoh karya sastra diharapkan pembaca

lebih meningkat pengetahuan khususnya dalam menghadapi persoalan hidup.

b. Dapat menambah khasanah penelitian kesusastraan Indonesia bagi siswa dalam

memahami struktur dan makna karya sastra.

E. Tinjauan Pustaka

Peneliti ini memerlukan keaslian, oleh karena itu suatu penelitian memerlukan

tinjauan pustaka. Di dalam tinjauan pustaka ini dimuat keterangan tentang penelitian yang

ada kaitannya dengan topik penelitian yang sudah dilakukan. Khususnya mengenai aspek

religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Novel yang

diterbitkan tahun 2001 merupakan cetakan pertama, sejauh pengamatan penulis belum ada

yang meneliti.

Penelitian tentang aspek religius antara lain: “ Aspek Religius Kumpulan Puisi

Asmaradana Karya Gunawan Mohammad: Suatu Tinjauan Semiotik” dilakukan oleh

Sukismiyati (2000). Simpulan dari peneliti ini adalah bahwa setiap manusia pasti akan mati.

Siapa pun dia tidak dapat menangguhkan kematian meskipun ia tersembunyi ditempat yang

paling aman. Menurutnya untuk menyambut datangnya maut, selama hidup di dunia

manusia diimbangi dengan pendekatan diri pada Tuhan yaitu dengan berdzikir,

Page 8: RINGKASAN SKRIPSI

27

sebab bila ia lupa akan penciptanya maka orang sering melakukan kesalahan seperti tersurat

dalam Al-Quran.

Ely Retnowati (UNS, 2000) melakukan penelitian dengan judul “Aspek Sosial

Budaya Burung-Burung Rantau karya Y. B. Mangunwijaya Tinjauan Semiotik”, dalam

skripsi ini Ely Retnowati membahas tentang perjuangan wanita muda untuk

memperjuangkan kehidupan orang miskin walaupun ia harus ditentang oleh saudara-

saudaranya.

Tri Ambarsari (UMS, 2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Aspek Religius

Kumpulan Sajak dan Kematian Makin Akrab Karya Subagio Sastro Wardoyo Tinjauan

Semiotik”, penelitian ini membahas tentang analisis struktur sajak yang bersifat motif

ketimpangan kehidupan dalam masyarakat, keterikatan nafsu dan cinta, titik akhir pertemuan

dengan Tuhan dan kematian yang merupakan anugerah. Sedangkan aspek religiusnya

membahas tentang dunia yang semakin absurd,, dunia cinta dan dunia surga.

Titut Pudyaningtyas (UMS, 2004) dengan skripsinya yang berjudul: Aspek

religius Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapadi Djoko Damono, suatu Tinjauan

Semiotik”. Penelitian dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa makna fitrah manusia lahir

kedunia terdapat pada metamorfosis dan ajaran hidup, hubungan antara manusia dengan

sesama terdapat pada suatu pagi dan pada suatu hari nanti, hubungan antara manusia dengan

Tuhan diungkapkan dalam doa, hubungan antara manusia dengan alam diungkapkan pada

hujan bulan juli dan hujan jalak dan daun jambu dan makna kematian diungkapkan dalam

sakit, lanskap dan maut.

Adapun penelitian yang dilakukan mengambil judul aspek religius novel PBS

karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Sepengetahuan penulis penelitian terhadap

novel PBS karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik belum pernah dilakukan. Oleh

karena itu, orisinalitas ini dapat dipertanggungjawabkan.

F. Landasan Teori

1. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural bermula dari pandangan kaum strukturalis yang

menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya saling berhubungan sehingga

merupakan kesatuan yang utuh karya sastra sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami,

Page 9: RINGKASAN SKRIPSI

27

sehingga terjadi relasi timbal balik. Dapat juga dikatakan bahwa makna karya sastra tidak

terletak pada unsur yang berdiri sendiri, melainkan pada jalinan unsur-unsur secara

menyeluruh.

Menurut Nurgiyantoro (2000: 36-37) pendekatan strukturalisme dapat dipandang

sebagai salah satu pendekatan (penelitian) kesastraan yang menekankan kajian hubungan

antar unsur pembangun karya yang bersangkutan. Analisis struktural karya sastra yang

bersangkutan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan

fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasikan

dan dideskripsikan misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan

penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain.

Menurut Mukarosky (dalam teeuw, 1984: 190) strukturalisme dinamik adalah

model semiotik yang memperlihatkan hubungan dinamik yang terus menerus didorong oleh

empat faktor, yaitu faktor pencipta, faktor karya, faktor pembaca dan faktor kesemestaan

atau realitas. Berdasarkan prinsip strukturalisme, dinamik tersebut analisis struktural akan

dilakukan pada novel PBS karya Abidah El Khalieqy.

2. Pendekatan Semiotik

Menurut Segers (2000: 1-2) semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki

semua bentuk komunitas yang terjadi dengan saran signal tanda-tanda dan berdasarkan pada

sign system code sistem tanda. Selama beberapa tahun terakhir ini semiotik telah menarik

perhatian sejumlah besar sarjana. Jelaslah bahwa semiotik bukanlah bidang yang

kehadirannya, ia memiliki tradisi yang pantas dihargai hingga jauh kebelakang sampai masa

Greek stoks. Perhatian khususnya akan diberikan pada unsur-unsur semiotik yang teramat

penting bagi posisi teks sastra dalam proses komunikasi.

Berdasarkan pandangan di atas, dalam penelitian tanda baca itu berperan penting

ilmu yang mempelajari tanda-tanda itu disebut semiotik. Semiotik merupakan suatu disiplin

ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi antar makna yang didasarkan pada sistem

tanda (Segers dalam Imron. 1995: 28).

Penelitian sastra denga pendekatan semiotik merupakan kelanjutan atau

perkembangan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme dalam saatra tidak dapat

dipisahkan dengan semiotik, karena karya sastra merupakan struktur tanda yang bermakna

Page 10: RINGKASAN SKRIPSI

27

mempergunakan medium bahasa. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya,

dan konvensi, struktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal (Junus

dalam Jabrohim, 2003:17).

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu, keadaan, atau gejala dari kelompok

tertentu yang dapat diamati (Moelong, 1984: 16).

Metode penelitian ini merupakan hal esensial dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini hal-hal yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah makna aspek religius yang terdapat pada novel PBS

karya Abidah El Khalieqy ditinjau dari semiotik.

2. Data dan Sumber Data

a. Data

Data penelitian sastra adalah bahan penelitian atau lebih tepatnya bahan jadi

penelitian yang terdapat dalam karya sastra yang akan diteliti (Sangidu, 2004:61). Wujud

data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam novel PBS

karya Abidah El Khalieqy.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kepustakaan

yaitu berupa buku, transkrip, majalah dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan perincian sebagai

berikut:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber utama penelitian yang diproses langsung dari

sumbernya tanpa lewat perantara (Siswantoro, 2004: 54). Sumber data ini adalah Novel PBS

karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Diterbitkan oleh Yayasan Fatayat Yogyakarta,

tahun terbit 2001 dengan tebal 309 hal. 18 mm.

Page 11: RINGKASAN SKRIPSI

27

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung

atau lewat perantara, senyampang masih berdasar pada kategori konsep frustrasi

(Siswantoro, 2004: 54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber

data yang diperoleh dari buku-buku acuan yang berhubungan denga permasalahannya

yang menjadi objek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan

sumber data sekunder. Adapun metode yag digunakan adalah metode pustaka yaitu mencari

data mengenai hal-hal berupa teks, buku referensi, surat kabar, dan sebagainya

(Arikunto,1989:188). Data yang dikumpulkan adalah deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan

data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka (Maleong, 1984: 7)

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif deskriptif. Menurut Satoto

(1991:15), analisis kualitatif dapat digolongkan ke dalam metode deskriptif yang

penerapannya bersifat menuturkan, memaparkan, memberikan, menganalisis dan

menafsirkan.

Proses analisis data diawali dua langkah pemahaman makna yang dilakukan

secara heuristik dan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik juga dapat dilakukan

secara struktural (Pradopo dalam sangidu 2004: 19). Artinya pada tahap ini pembaca dapat

menemukan arti (meaning ) secara linguistik. Selanjutnya langkah kedua pembacaan

hermeneutik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara

terus menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir dengan

begitu pembaca dapat mengingat peristiwa-peristiwa tersebut antara yang satu dengan

lainnya sampai dapat menemukan karya sastra pada sistem sastra yang tertinggi, yaitu

makna keseluruhan teks sastra sebagai sistem tanda (Riffaterre dan Culler dalam Sangidu,

(2004: 19).

Page 12: RINGKASAN SKRIPSI

27

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini supaya lengkap dan sistematis maka perlu adanya siistematika

penulisan. Skripsi terdiri dari lima bab yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, memuat antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, sistematika penulisan. Pada bab II terdiri dari riwayat hidup pengarang,

hasil karya pengarang, hasil karya sastra dan ciri khas kepengarangannya.

Bab III memuat antara lain analisis struktur yang akan dibahas dalam tema, alur,

penokohan dan amanat. Sedangkan bab IV merupakan bab inti dari penelitian yang akan

membahas aspek religius novel PBS karya Abidah El Khalieqy. Dan bab V merupakan bab

terakhir yang memuat antara lain kesimpulan, penutup dan saran.

Page 13: RINGKASAN SKRIPSI

27

BAB II

BIOGRAFI PENGARANG

Manfaat biografi bagi pengetahuan ada bermacam-macam yang relevan dengan

studi sastra antara lain: (1) Biografi menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya

sastra sebenarnya, (2) Biografi mengalihkan pusat perhatian dari karya sastra ke pribadi

pengarang, dan (3) memperlakukan biografi sebagai bahan-bahan ilmu pengetahuan atau

psikologi penciptaan artistik (Wellek dan Waren, 1989: 2).

Mengingat arti pentingnya biografi pengarang, maka pada bab II ini akan

dikemukakan biografi pengarang novel: PBS, yaitu sebagai berikut:

A. Riwayat Hidup Pengarang

Abidah El Khalieqy lahir di Jombang, 1 Maret 1965 mulai menulis sejak berada

di Pondok Pesantren Putri “PERSIS” Bangil, dengan nama Ida Arek Ronopati, Idasmara

Prameswari atau Ida Bani Kadir. Setelah keluar dari pondok pesantren putri, Abidah

melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Klaten, kemudian melanjutkan kuliah di IAIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia selama di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti

berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus, seperti dalam Komunitas teater Eska, Studi

dan Apresiasi (SAS), Lingkungan Penyair Yogyakarta, serta kelompok Diskusi Perempuan

Internasional (KDPI). Ia pernah juga diundang dalam forum APWLP (Asia Pasific Forum

on Women, Law and Development) yang bermarkas di Kuala Lumpur

( www.cybersastra.com ) .

B. Karya-karya Abidah El Khalieqy

Abidah El Khalieqy merupakan nama yang belum lama dikenal dalam dunia

sastra Indonesia setelah novelnya yang berjudul Geni Jora juara dua dalam sayembara novel

yang diadakan DKJ tahun 2003, baru namanya mulai berkibar di dunia sastra Indonesia.

Karya-karyanya antara lain:

a. Cerpen

Kumpula cerpen, Menari di Atas Gunting (Jendela, 2001).

Page 14: RINGKASAN SKRIPSI

27

b. Puisi

Kumpulan Puisi, Ibuku Laut Berkobar (Titian Illahi Press, 1987).

c. Novel

(1) Perempuan Berkalung Sorban (YKF dan The Ford Fondation, 2001),

(2) Atas Singgasana (Gama Media, 2002),

(3) Geni Jora (Matahari, 2003).

d. Karya ini yang berbentuk artikel yang pernah dimuat di berbagai Media Massa

(1) Horison Sastra Indonesia ( Horison dan The Ford Fondation, 2002),

(2) Dunia Perempuan (Bentang, 2002),

(3) Pembisik (Republika, 2002),

(4) Angkatan Sastra (Grasindo, 2000),

(5) Indonesia Cyber Album (1999),

(6) Wanita Pengarang Indonesia (Nusa Indah, 1998),

(7) ASEANO: An Anthology of Pems Southast Asia (1995)

( www.cybersastra.com ) .

C. Latar Belakang Sosial dan Budaya

Latar belakang sosial budaya dalam penelitian ini adalah benar latar belakang

sosial budaya yang tercermin dalam novel PBS, yaitu latar belakang sosial budaya

masyrakat modern yang lebih cenderung pada intelektual dan perjuangan melawan budaya

patriarkal, diperankan oleh Anisa. Dalam PBS, menggambarkan laar sosial budaya sehari-

hari orang Magelang, Pegunungan Sindoro.

Adapun latar belakang novel ini karena kegemaran si pengarang pada musik arab,

syiria dan kecintaannya pada agama islam. Abidah menyukai dunia pesantren perempuan

karena sejak kecil mengenyam pendidikan di pesantren yang berbau religius. Tulisan Abidah

tidak lepas dari dunia pesantren dan Islam.

Page 15: RINGKASAN SKRIPSI

27

D. Ciri Khas Kesusastraan Abidah El Khalieqy

Novel PBS adalah novel karya Abidah El Khalieqy yang pertama kali diterbitka

oleh Matahari Yogyakarta. Selain novel, Abidah juga menulis dalam bentuk artikel atau

karya fiksi, diterbitkan oleh media massa, antara lain: Horison, Ulumul Quran, dan the

jakarta post. Dengan demikian, langkah yang digunakan untuk mengetahui ciri khas

kesusastraanya adalah dengan mengalir belakang sosial dan budaya pengarang sekaligus

mencermati dan menganalisis PBS dibandingkan dengan novel-novel lain.

Abidah seorang penulis perempuan berbakat generasi awal abad 21. Karya

Abidah mengangkat tema perempuan yang menggunakan sorban menuntut adanya

persamaan hak dengan laki-laki. Dengan bahasanya yang menyentuh tetapi tidak cengeng,

Abidah mengajak pembacanya untuk menyadari keberadaan perempuan sebenarnya, dan hak

serta kewajibanapa yang harus dilakukan seorang perempuan. Pengalaman pahit dan

penderitaan menjadi landasan penguatan yang membuat perempuan makin bijak dalam

menyongsong hari esok, bukan menyerah kalah. (PBS, 2000).

Kepedulian Abidah terhadap persoalan perempuan selalu tercermin dalam

karyanya Abidah cenderung menampilkan tokoh utama wanita yang berhadapan agama,

etnik, ras atau kelas sosial ekonominya. Abidah menginginkan perempuan harus mampu

membuat pilihan dan meyiapkan diri untuk maju mandiri, pendidikan merupakan

kesempatan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.

Page 16: RINGKASAN SKRIPSI

27

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN

KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

Analisis struktural merupakan tahap awal penelitian sastra yang penting dilakukan.

Sebelum melakukan pemaknaan ke sastra, terlebih dahulu kita mengetahui makna struktural,

karena makna struktural memungkinkan pengertian yang optimal. Hal ini bukan berarti analisis

struktural merupakan tugas utama dan akhir dalam penelitian sastra (Teeuw, 1987: 45). Analisis

struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan

semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis dan aspek karya sastra yang

bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Aminuddin, 1990: 180-181).

Dalam penelitian ini akan dianalisis unsur struktual yang membangun sebuah karya

sastra, antara lain tema, alur, penokohan dan latar. Hal ini berdasarkan alasan bahwa sesuai

dengan objek dan tujuan penelitian keempat unsur tersebut sangat dominan dalam membangun

struktur karya sastra. Untuk lebih lanjut akan dibahas satu persatu unsur yang membangun

sebuah novel sebagai berikut:

A. Tema

Tema berarti pokok persoalan yang hendak dikemukakan oleh pengarang yang dimaksud

dengan pokok persoalan yaitu persoalan batin atau rohani manusia pada umumnya itu berkisar

pada hal-hal yang meliputi kegembiraan, kesedihan, kegelisahan, ketakutan ataupun keceriaan.

Stanton (1965: 22-23) memberikan kriteria untuk menidentifikasi tema antara lain:

1. Penafsiran yang cukup harus memiliki tanggung jawab untuk masing-masing hal (seluk

beluk yang disampaikan dengan jelas di dalam cerita.

2. Penafsiran yang cukup, tidak boleh bertentangan dengan apa saja (seluk beluk) dalam

sebuah cerita.

3. Sebuah penafsiran tidak boleh berhenti pada bukti yang tidak jelas dan tidak tersiratkan

dalam cerita.

4. Penafsiran harus ditangkap secara langsung dari cerita.

Novel PBS ini menceritakan tentang perjuangan dan perlawanan dari tokoh utama

wanita, yaitu Anisa sebagai perjuangan untuk memerangi kekuasaan yang menempatkannya

padda kedudukan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Anisa sosok perempuan muda yang

Page 17: RINGKASAN SKRIPSI

27

berada di lingkungan pesantren mencoba mulai melakukan pemberontakan-pemberontakan yang

dilakukannya dengan melanjutkan studi sampai jenjang S-1 sebagai wujud perilaku yang positif

agar dapat dihargai kaum laki-laki, perempuan juga membenci adanya kekerasan, pelecehan,

sehingga dapat menimbulkan kesenjangan sosial.

Simpulan yang terdapat dalam novel PBS yaitu “perempuan yang menggunakan sorban

menuntut adanya kesamaan hak dengan laki-laki”. Alasan dipilihnya tema ini bahwa dalam

novel mengisahkan tentang perilaku seorang wanita yang berusaha untuk mendapat hak-haknya

seperti hak laki-laki. Pada dasarnya antara laki-laki dan wanita memiliki hak dan kewajiban

sendiri-sendiri. Akan tetapi, kenyataan lebih banyak membuktikan hak-hak wanita tersebut tokoh

wanita Anisa menginginkan adanya kesamaan hak denga laki-laki. Kata sorban dalam tema

menunjukan tanda bagi pemakainya. Sorban biasanya digunakan oleh seorang laki-laki yang

beragama Islam di atas kepalanya, adapun wanita menggunakan mukena.

B. Alur

Alur adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang

secara logis dan kronologis berkaiatan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku tokoh cerita

(Luxemburg, 1998:93). Alur harus dapat diterima dan masuk akal, harus memancing rasa

penasaran dari pembaca dan harus mengubah dan memunculkan ketegangan.

Berikut ini disajikan analisis struktur alaur dalam novel PBS dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Tahap Situation (tahap penyesuaian)

Pada tahap ini, cerita diawali dengan mengenalkan tokoh utama yaitu Anisa.

Anisa adalah seorang anak pesantren, Anisa mempunyai keinginan kalau dirinya harus

mempunyai kedudukan yang sama dengan kakak laki-lakinya yaitu Rizal dan Wildam,

Anisa merasa dibedakan dengan kakak laki-lakinya, sehingga ia menentang ketentuan

yang sudah ditetapkan oleh Bapaknya. Ia di keluarganya dikatakan sebagai anak

perempuan yang bandel dan nakal.

2. Tahap Generating Circumtances (Tahap Pemunculan Konflik)

Tahap Generating Circumtances merupakan tahap pemunculan konflik. Pada

tahap ini masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut konflik mulai

Page 18: RINGKASAN SKRIPSI

27

dimunculkan. Tahap ini merupakan tahap awal dan atau dikembangkan menjadi konflik-

konflik pada tahap berikutnya (Tarsif, dalam Nurgiyantoro, 2000: 149).

Permulaan konflik terjadi ketika Anisa dijodohkan dengan Samsudin. Samsudin

adalah laki-laki yang mudah marah, keras, anak juragan kaya. Sebenarnya Anisa

menolak perjodohan dengan Samsudin, karena Anisa masih ingin melanjutkan

sekolahnya lebih tinggi dan Anisa masih mencintai lek Khudori Anisa menghormati

bapaknya dan takut menolak, maka Anisa menuruti apa yang sudah diputuskan

Bapaknya.

3. Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik)

Pada tahap ini, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin

berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa dramatik yang menjadi inti

cerita semakin mencekam dan menegangkan konflik yang terjadi, internal, eksternal,

ataupun keduannya pertentangan, bentur-benturan antara kepentingan, masalah dan tokoh

yang mengaruh ke klimaks semakin tidak dapat dihindari (Tarsif dalam Nurgiyantoro,

2000: 149).

Peningkatan konflik terjadi ketika Anisa menceritakan kepada lek Khudhori.

Berumah tangga dengan Samsudin tidak bahagia dan Anisa selalu diperlakukan kasar.

Lek Khudhori setelah mendengarkan semua cerita dari Anisa, memutuskan kalau Anisa

harus cerai dengan Samsudin, supaya Anisa lagi menderita karena diperlakukan

Samsudin yang tidak wajar itu.

4. Tahap Climax (Tahap klimak)

Pada tahap ini, konflik-konflik yang terjadi Anisa menceritakan penderitaannya

kepada bapak, ibu, Wildam dan Rizal. Keluarganya tidak menyangka kalau selama ini

Anisa sanagat menderita dan menanggung kesedihannya sendiri. Bapaknya memutuskan

kalau Anisa harus cerai dengan Samsudin. Setelah perceraian dengan Samsudin, Anisa

dan lek Khudhori menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang-orang kampung

membicarakan hubungan Anisa menjelaskan kebenaran gosip yang tidak baik itu,

kemudian Anis menjelaskan kebenaran gosip itu, Anisa dan lek Khudhori tidak mungkin

melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Page 19: RINGKASAN SKRIPSI

27

5. Tahap denoument (tahap penyelesaian)

Pada tahap penyelesaian ini, lek Khudhori menjelaskan hubungannya dengan

Anisa kepada bapak dan ibu Anisa. Orang tua Anisa merestui hubungan mereka tetapi

mereka harus berpisah untuk sementara.

Anisa dan lek Khudhori bertemu di kota pelajar yakni Yogyakarta. Anisa dan lek

Khudhori kemudian memutuskan untuk menikah. Pernikahan Anisa dan lek Khudhori

sangat bahagia apalagi dikaruniai anak laki-laki yang sangat baik dan pintar.

Kebahagiaan itu tidak lama, lek Khudhori meninggal karena suatu kecelakaan, Anisa

harus membesarkan anaknya tanpa didampingi lek Khudhori yang dicintainya.

C. Penokohan

Dalam analisis tokoh, tidak keseluruhan tokoh terdapat dalam novel PBS

dianalisis. Analisis ini dilakukan terhadap tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama

cerita yaitu Anisa, lek Khudhori, dan Samsudin. Adapun tokoh pembantu yaitu tokoh yang

kehadiirannya dapat membantu peran utama dalam jalinan cerita diperankan oleh KH.

Hanan Abdul Malik, Hajjah Mutmainah dan Kalsum.

Adapun analisis terhadap penokohan novel PBS dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Anisa

Analisis secara fisiologis, tokoh Anisa adalah seorang gadis cantik berkulit

kuning langsat, berambut sepinggang, baik, cerdas dan usianya masih sangat muda. Ia

memiliki watak yang keras, tidak putus asa, juga baik hati.

2. Lek Khudhori

Lek Khudhori secara fisiologis digambarkan sebagai seorang pemuda yang

memiliki wajah tampan dan berbadan bagus. Lek Khudhori memiliki sifat dewasa, sabar,

baik, perhatian dan penyayang. Selain itu lek Khudhori sangat disegani dan dibanggakan

orang kampung. Karena lek Khudhori pemuda yang bertanggung jawab dan berakhlak

baik. Sifat tersebut ditunjukan melalui perlakuannya terhadap semua orang meskipun

orang itu jahat padanya.

Page 20: RINGKASAN SKRIPSI

27

3. Samsudin

Tokoh Samsudin secara fisiologis, Samsudin digambarkan sebagai seorang

pemuda yang memiliki wajah yang jelek berbadan besar dan berbau tidak enak, tubuhny

sangat kotor tidak dirawat sehingga kelihatan jorok dan tidak bersih. Samsudin

digambarkan sebagai pria yang memiliki sifat kasar, keras, mudah marah dan memiliki

hati yang jahat.

4. KH. Hanan Abdul Malik

Secara fisiologis, KH. Hanan Abdul Malik digambarkan seorang bapak yang

memiliki wajah berwibawa tetapi menakutkan. KH. Hanan Abdul Malik mempunyai sifat

mudah marah, keras dan egois, tetapi KH. Hanan Abdul Malik memiliki sifat penyayang.

5. Hajjah Mutmainah

Dari dimensi fisiologis, Hajjah Mutmainah digambarkan seorang Ibu yang

memiliki wajah yang arif dan penuh kasih sayang. Ia memiliki sifat yang sabar,

penyayang dan baik hati.

6. Kalsum

Dimensi fisiologis, Kalsum sebagai tokoh yang telah berusia tua. Usia kalsum

sama dengan Ibu Anisa. Kehidupanya yang janda dan telah berusia tua membuat wajah

Kalsum telah pudar kecantikannya. Kalsum adalah tokoh yang tidak tegas, mudah

tergoda rayuan laki-laki, dan bersifat materialistis. Kalsum tidak tegas untuk membantah

atau menyatakan keinginan-keinginannya sehingga ia mudah dipermainkan laki-laki dan

ditambah sifat yang mudah tergoda rayuan laki-laki membuatnya dijadikan isteri kedua

Samsudin.

7. Mbak May

Mbak May digambarkan sebagai seorang gadis yang memiliki wajah cantik,

memiliki kulit putih, berambut panjang dan memiliki suara yang merdu. Mbak May

memiliki sifat yang sabar , dewasa dan baik. Sifat tersebut ditunjukan kepada semua

orang.

Page 21: RINGKASAN SKRIPSI

27

Melalui analisis tokoh diatas dapat dikemukakan ada dua tokoh yang berfungsi

dalam PBS. Tokoh pertama yaitu Anisa dan lek Khudhori sebagai tokoh protagonis

sedangkan tokoh ketiga Samsudin sebagai tokoh antagonis, dengan demikian keduanya

merupakan tokoh sentral PBS. Adapun tokoh-tokoh lainnya yaitu Kalsum, KH. Hanan

Abdul Malik, Hajjah Mutmainah, Mbak May, dan lain-lain merupakan tokoh pendamping

bawahan.

D. Latar

Latar adalah keterangan yang mengacu pada waktu, tempat dan suasana yang

terdapat dalam karya sastra Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000: 216) menyatakan latar

atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu meyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkunga sosial terdapat tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan.

Adapun latar yang terdapat dalam novel PBS dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Latar tempat

Latar yang disebut dalam novel PBS karya Abidal El Khalieqy adalah Magelang

Pegunungan Sundoro di dusun kecil. Selain di Magelang Pegunungan Sundoro

menjadi tempat cerita ketika Anisa melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, yaitu

Yogyakarta.

2. Latar Waktu

Dapat diketahui peristiwa yang terjadi pada tokoh Anisa yang melakukan aktivitas

pendidikan agama dan aktivitas kuliah. Aktivitas di Universitas umum untuk seorang

wanita yang tinggal di pondok pesantren diperkirakan sekitar 80-an. Artinya latar

waktu yang terjadi dan dikaitkan dengan peristiwa yang dialami Anisa sekitar tahun

80-an.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial

masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam kerja fiksi. Anisa menggambarkan

suasana kehidupan di Pondok Pesantren yang memiliki banyak sekali aturan-aturan

yang harus dilakukan oleh perempuan. Aturan-aturan yangn harus dilakukan

Page 22: RINGKASAN SKRIPSI

27

pekerjaan rumah tangga sendri, sedanngkan laki-laki tidak melakukan pekerjaan

perempuan.

Berdasarkan analisis strukturnya novel PBS memiliki keterpaduan tema, tokoh,

alur dan latar. Tema sebagai gagasan dasar yang sifatnya mengikat unsur yang

terdapat dalam karya sastra. Akhirnya temalah yang membatasi gerak tokohnya,

perkembangan alurnya serta latar cerita. Penokohan digambarkan tokoh yang sentral

yang dipegang oleh Anisa dan lek Khudhori. Dapat dikemukakan bahwa dalam novel

PBS antara tema, tokoh, alur, dan latar mempunyai hubungan fungsional utuh dan

padu. Terbentuknya tema didukung adanya alur, latar, dan tokoh dan sebaliknya, serta

saling terkait dalam mendukung totalitas makna.

Page 23: RINGKASAN SKRIPSI

27

BAB IV

ASPEK RELIGIUS NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN

KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

Aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El

Khaleiqy dalam penelitian ini ditinjau dari semiotik. Semiotik dipandang sebagai ilmu

tentang tanda atau ilmu yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi-

konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Dalam pengertian ini ada

dua konsep yang saling berkaitan, yakni “penanda” signifiant, yakni yang menandai dan

“petanda” signifie artinya ditandai. ( Soussure dalam Teeuw, 1984: 44_. Semiotik

merupakan suatu disiplin ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi antar makna yang

didasarkan pada sistem tanda (Segers dalam Imron. 1995:28)

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka analisis aspek religius dalam novel

Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy secara semiotik dianalisis

berdasarkan pendapat Sudjiman dan Zoest, dengan kata lain aspek religius dalam novel

dianalisis melalui sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik.

Hasil analisis novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy

pada aspek religius agama Islam secara semiotik dipaparkan sebagai berikut:

A. Ketaatan menjalankan sholat, membaca kitab suci, dan berdoa

Dalam novel ini mengenai kesadaran agama yang menjelma dalam keimanan

diwujudkan dalam perilaku tokoh Anisa. Tokoh Anisa memiliki keyakinan pada iman

dan kepercayaan agama Islam yang dianutnya sehingga setiap hari sebagai awal kegiatan

setelah bangun tidur Anisa melaksanakan kewajibannyasebagai seorang muslimyang

harus dan wajib menjalankan sholat subuh. Kutipan di atas tokoh Anisa berusaha untuk

takwa dengan menjalankan perintah agama Islam, yaitu melakukan sholat subuh.

Adanya kewajiban membaca Al-Quran tyang diharuskan oleh ayahnya secara

langsung membuat Anisa wajib melaksanakan perintah ayahnya. Nama Anisa yang

mempunyai arti perempuan yang berakal atau perempuan yang berwawasan luas

membuat sama dengan kepandaian yang dimiliki pada tokoh Anisa. Tokoh Anisa

memiliki kecerdasan sehingga dengan mudah dan cepat ia mempelajari al-Quran.

Page 24: RINGKASAN SKRIPSI

27

Adapun setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh manusia, agama mengajarkan

untuk diawali dengan doa. Doa sebagai awal untuk melakukan kegiatan diharapkan

dalam kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran agama.

B. Keharusan Wanita Islam Berjilbab

Anisa sebagai tokoh utama wanita yang beragama, yang lahir di lingkungan

pondok pesantren milik ayahnya. Sebagai seorang wanita beragama Islam perilaku dalam

diri Anisa dalam cerita dikisahkan sejak masih kecil hingga dewasa ada perubahan sikap.

Perubahan sikap dalam diri Anisa diawali sejak ayahnya sudah kewalahan menghadapi

kebandelan Anisa yang tidak seperti anak-anak perempuan lainnya.

Jilbab merupakan tanda yang berfungsi sebagai penanda seorang wanita beragama

Islam sebab arti kata jilbab yaitu kudung kepala yang digunakan oleh wanita yang

beragama Islam. Petanda orang Islam menggunakan jilbab saat keluar dari rumah dengan

rambut yang tertutup oleh jilbab sampai leher. (wajah terlihat).

C. Sikap persoalisasi dalam Masyarakat

Anisa menjalani agama Islam sesuai dengan ajaran agama tidak hanya dikenal

baik dalam hubungan sosialnya, tetapi juga pikiran-pikiran yang sesuai dengan

perkembangan zaman. Anisa seorang wanita yang berpikiran luas. Oleh sebab itu, ia

sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat memajukan kaumnya dan melakukan

pemberontakan terhadap sikap-sikap yang merendahkan wanita. Agama dalam hal ini

mempunyai peran yang besar terhadap moral seseorang, terutama dalam menyalurkan

moral yang diwujudkan dalam perilaku sosial yang baik.

Moral yang baik dalam diri lek Khudhori adala sebagai orang yang dapat

bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat juga ditandai adanya sifat-sifat lek

Khudhori yang dewasa,sabar, baik, perhatian, dan penyayang dan berakhlak baik

membuat kehidupan sosialnya banyak disenangi orang.

Selain ajaran-ajaran baik yang ada dalam novel ini pengarang juga menampilkan

perilaku buruk dari tokoh lain sebagai bahan perbandingan. Disinilah kelebihan

pengarang dalam memadukan ajaran yang baik dan yang buruk disampaikan secara

harmonis sehingga pembaca dapat memperoleh pemahamanakan perbedaan sikap baik

Page 25: RINGKASAN SKRIPSI

27

dan buruk. Perilaku buruk dalam novel yang merupakan larangan ajaran agama dan harus

dijauhi ditampilkan pada tokoh antagonis Samsudin dan Kalsum.

Perilaku samsudin yang suka memfitnah, rasa iri, dan dendam bukanlah contoh

baik, sebab perilaku dan sifat-sifat Samsudin adalah perilaku dan sifat-sifat yang dilarang

dalam ajaran agama. Masyarakat tidak menyukai perilaku orang yang suka memfitnah,

memiliki rasa iri, dan dendam yang berdampak pada kekacauan masyarakat. Individu

yang mempunyai perilaku seperti Samsudin suka memfitnah, iri dan dendamdalam

pergaulan sosialnya dikucilkan oleh lingkungan masyarakat.

Adapun uraian mengenai tokoh tambahan wanita yaitu Kalsum yang hanya

mementingkan kepentingan dunia dalam hal harta sebagai penanda sifat yang buruk.

Keinginan seseorang yang berlebihan terhadap suatu hal (harta benda) yang dilakukan

oleh Kalsum sebagai wanita yang gila harta.

D. Sikap Ikhlas

Sikap ikhlas dan tawakal dalam novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai

berikut:

Anisa tidak dapat menolak takdirnya sebagai seorang wanita, mempunyai suami

Samsudin ataupun lek khudhori. Semua itu harus dijalani oleh Anisa. Takdir sebagai

wanita mula-mula tidak dapat diterima oleh Anisa. Anisa merasa tidak ikhlas dilahirkan

sebagai seoorang perempuan, karena Anisa merasa bahwa wanita dalam keluarga atau

masyarakat di lingkungannya tidak dapat bebas melakukan kegiatan seperti halnya laki-

laki.

Ajaran agama Islam mengenai hak-hak antara laki-laki da wanita sama, akan

tetapi karena ada pengaruh dari lingkungan adat sosial masyarakat seseorang tinggal

membuat kedudukan atau hak-hak antara laki-laki dan wanita berbeda. Dengan kata lain,

perbedaan hak antara laki-laki dibedakan bukan ajaran agama melainkan orang-orang

yang melakukan yang dipengaruhi oleh adat dalam masyarakat.

Perkembangan zaman yang menunjukan hak wanita sama dengan laki-laki dapat

diperoleh Anisa melalui jenjang pendidikan dan saat ia memiliki suami lagi dengan lek

Khudhori. Persamaan dalam pendidikan antara wanita dan laki-laki dimanfaatkan sebaik-

Page 26: RINGKASAN SKRIPSI

27

baiknya oleh Anisa untuk melanjutkan sekolah sampai menjadi sarjana atas dorongan lek

Khudhori.

Ikhlas menerima kenyataan menunjukan keimanan Anisa yang dalam. Anisa

dapat menerima dan menyadari bahwa peristiwa demi peristiwa yang dijalani Anisa

merupakan takdir yang tidak dapat dihindari. Sebagai orang yang beragama Anisa

mempunyai keyakinan bahwa dibalik peristiwa yang menyedihkan ada hikmahnya.

Ketenangan jiwa dapat dirasakan oleh seseorang yang percaya pada keyakinan agama

tentang takdir. Takdir adalah perjalanan kehidupan manusia yang sudah digariskan oleh

Allah.

E. Tawakkal (Berserah Diri Kepada Allah)

Pepatah mengatakan bahwa orang sabar akan banyak disayang orang. Pepatah

tersebut bukan hanya sebatas bunyi kosong yang tidak bermakna, kenyataan

membuktikan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat sabar banyak disenangi orang-

orang. Lek Khudhori juga mempunyai sikap dalam menghadapi setiap persoalan.

Penanda sifat lek Khudhori yang sabar dilakukan dengan perkataan yang lembut kepada

isterinya yang marah saat mendapat berita bahwa lek Khudhori pernah menikah dengan

wanita. Kata-kata yang sabar dan tanpa emosi merupakan penanda yang menunjukan sifat

lek Khudhori yang dapat meredam dan mengontrol emosi dengan kesabaran. Sifat sabar

yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilaku orang yang bersangkutan tidak mudah

marah dan memiliki rasa dendam pada orang lain.

Sikap sabar dan pasrah ini juga terdapat pada tokoh Anisa. Perceraian Anisa

dengan suaminya berdampak kurang baik pada diri Anisa. Banyak gunjingan dari

tetangga yang bersifat negatif. Dalam hal ini Anisa hanya dapat berdoa kepada Allah agar

menyadarkan orang-orang yang bersifat negatif padanya.

Kebahagiaan Anisa dengan suaminya tidak berlanngsung lama. Setelah kurang

lebih 5 tahun Anisa menikah dengan lek Khudhori dan menemukan dirinya sebagai

wanita yang dihargai oleh suami, Anisa mendapatkan kesedihan karena lek Khudhori

mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Page 27: RINGKASAN SKRIPSI

27

Manusia lahir dan mati ditentukan oleh Allah, takdir Allah yang diberikan kepada

manusia. Manusia tidak dapat menolak ketika dilahirkan di dunia dan kebahagiaan Anisa

yang terpenggal karena takdir Allah bahwa lek Khudhori meninggal dunia dalam usia

muda tidak dapat dielakan lagi. Anisa menerima takdir tersebut dengan pasrah.

Kepasrahan Anisa saat suaminya meninggal merupakan wujud ketakwaan dan keimanan

Anisa terhadap agama Islam yang diyakini.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa aspek religius dalam

novel Perempuan Berkalung Sorban berisi ajaran agama yang baik, antara lain: ketaatan

menjalankan sholat, membaca kitab suci dan berdoa, keharusan wanita Islam berjilbab,

sikap bersosialisasi dalam masyarakat dan tawakkal.