ringkasan skripsi
DESCRIPTION
SKRIPSITRANSCRIPT
27
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN vi
HALAMAN MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
ABSTRAKSI xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Tinjauan Pustaka 7
F. Landasan Teori 10
1. Pendekatan Struktural 10
2. Pendekatan Semiotik 13
G. Metode penelitian 17
1. Objek Penelitian 17
2. Data dan Sumber data 17
3. Teknik pengumpulan Data 18
27
4. Teknik Analisis Data 19
H. Sistematika Penulisan Skripsi 20
BAB II BIOGRAFI PENGARANG 21
A. Riwayat Hidup Pengarang 22
B. Karya-karya Abidah El Khalieqy 23
C. Latar Belakang Sosial dan Budaya 24
D. Ciri Khas Kesusastraan Abidah El Khalieqy 26
BAB III ANALISIS STRUKTURAL NOVEL PEREMPUAN
BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY 32
A. Tema 32
B. Alur 35
1. Tahap situation (Tahap Penyituasian) 37
2. Tahap Generating Circumtances (Tahap Pemunculan Konflik) 39
3. Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik) 40
4. Tahap Climax (Tahap Klimak) 41
5. Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian) 42
C. Penokohan 43
1. Anisa 45
2. Lek Khudhori 47
3. Samsudin 48
4. KH. Hanan Abdul Malik 50
5. Hajjah Mutmainnah 51
6. Kalsum 52
27
7. Mbak May 53
D. Latar 54
1. Latar Tempat 55
2. Latar waktu 56
3. Latar Sosial 57
BAB IV ASPEK RELIGIUS NOVEL PEREMPUAN
BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY : TINJAUAN
SEMIOTIK 59
A. Ketaatan Menjalankan Sholat,Membaca Kitab Suci, dan Berdoa 64
B. Keharusan Wanita Islam Berjilbab 68
C. Sikap Bersosialisasi dalam Masyarakat 69
D. Sikap Ikhlas 76
E. Sikap Tawakkal (Berserah Diri Kepada Allah) 83
BAB V PENUTUP 88
A. Simpulan 88
B. Saran-saran 89
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN 94
27
ABSTRAK
Indah Ika Ratnawati, A. 310010035, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Penelitian ini mengangkat masalah yaitu: (1) bagaimana unsur-unsur yang membangun novel PSB karya Abidah El Khalieqy dan (2) bagaimana makna aspek Religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy, dengan tujuan untuk: (1) mendeskripsikan makna aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy dengan tinjauan semiotik.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian adalah aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy dengan tinjauan semiotik. Data penelitian berupa kata-kata dalam rangkaian kalimat dan sumber data primer adalah Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy, diterbitkan oleh Yayasan kesejahteraan Fatayat Yogyakarta (2001). Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Totalitas makna diperoleh hubungan antara tokoh, latar, alur, dan tema. Tema sebagai gagasan dasar yang sifatnya mengikat unsur yang terdapat dalam karya sastra membatasi gerak tokohnya, perkembangan alurnya serta latar cerita. Penokohan digambarkan tokoh sentral yang dipegang Anisa dan Lek Khudhori. (2) Aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy yang ditinjau secara semiotik mengungkapkan (a) ketaatan beragama yang meliputi ketaatan menjalankan sholat, membaca kitab suci, dan berdoa, (b) keharusan wanita Islam berjilbab, (c) sikap bersosialisasi dalam masyarakat, (d) sikap ikhlas, dan (e) sikap tawakkal (berserah diri kepada Allah).
Kata kunci: Novel, Aspek Religius, Semiotik
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling
melengkapi dalam kedirian mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sebagai bentuk seni,
pelahiran sastra bersumber dari kehidupan yang bertata nilai dan pada giliran yang lain
sastra juga akan memberikan sumbangan bagi tata nilai. Hal itu terjadi karena setiap cipta
seni yang dibuat dengan kesungguhan, tentu mengandung keterikatan yang kuat dengan
kehidupan, karena manusia pelahir cipta seni tersebut adalah bagian dari kehidupan itu
sendiri. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi baik
yang bertolakdari pengungkapan kembali maupun yang merupakan penyadaran konsep baru
(Suyitno, 1993: 3). Menurut Wellek dan Waren (1993:12) sastra adalah suatu kegiatan yang
kreatif, sebuah karya sastra.
Peneliti dalam memahami religiusitas karya sastra terlebih dahulu perlu
memahami pengertian religiusitas secara mendalam. Religiusitas dalam karya sastra ini akan
tampak jelas pada sikap tokoh-tokoh serta melakukan doa dan pemujaan untuk berhubungan
dengan Tuhan. Bentuk kebaktian keagamaan lazimnya berdasarkan dari ajaran agama. Di
dunia modern dengan masyarakat yang cenderung sekuler nilai-nilai religius masih tetap
tampak dalam karya sastra. Dengan kategori yang bagaimanapun karya-karya itu tetap
menunujukan persepsi manusia sebagai ciptaan, keterlibatannya dan sikap serta
pandangannya terhadap ciptaan itu (Rahmanto, 1988: 131).
Novel PBS yang menarik untuk diteliti karena didalamnya menampilkan realitas
dari segi religius mengenai masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara sesama
manusia dengan peristiwa sekitarnya yang tidak terlepas dari ikatan-ikatan keagamaan,
keduduukan, tingkah laku dan hak-hak seorag perempuan. Selanjutnya untuk dapat
mengetahui aspek religius dalam karya sastra digunakan tinjauan semiotik. Penulis ini
menganggap semiotik menarik dikaji sebab dengan kajian semiotik dapat mengetahui makna
sebuah kata yang tersembunyi dalam novel PBS. Semiotik adalah ilmu yang berkaitan
dengan tanda dan penanda. Dengan ilmu bantu semiotik dapat memberi petunjuk untuk
27
dapat lebih memahami tanda dan penanda dalam karya sastra (Sudjiman dan Zoest,
1996:16).
Berdasarkan uraian di atas dapat dikembangkan secara rinci alasan diadakan
penelitian ini adalah:
1. PBS mempunyai banyak keistimewaan, salah satunya adalah mengajarkan tentang
keagamaan.
2. Sepanjang pengetahuan penulis PBS belum pernah diteliti denga pendekatan semiotik.
3. Novel PBS mengedepankan aspek religius yang kompleks dan menarik untuk dikaji.
4. Analisis terhadap novel PBS diperlukan guna menentukan kontribusi pemikiran dalam
memahami masalah-masalah aspek religius di masyarakat.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untik menganalisis novel PBS
karya Abidah El Khalieqy dengan judul Aspek Religius Novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Abidah El Khalieqy: Tinjauan Semiotik.
B. Perumusan Masalah
Agar maslah yang dibahas dapat terarah dan menuju pada suatu tujuan yang
diinginkan, maka perlu adanya perumusan masalah. Adapun masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun novel PBS karya Abidah El Khalieqy?
2. Bagaimana makna aspek Religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai
arah sasaran yang tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel PBS karya Abidah El
Khalieqy
2. Untuk mendeskripsikan makna aspek religius dalam novel PBS karya Abidah El
Khalieqy ditinjau dari semiotik.
27
D. Manfaat penelitian
Kegunaan penelitian terhadap novel PBS karya Abidah El Khalieqy melalui
pendekatan struktural semiotik adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmmu pengetahuan sastra
Indonesia, khususnya dalam analisis novel dengan tinjauan semiotik.
b. Dapat menerapkan teori semiotik dalam penelitian makna sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan apresiasi karya sastra dalam dunia pendidikan, khususnya untuk
sastra Indonesia.
c. Dapat membantu pembaca dalam memahami makna aspek religius novel PBS karya
Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik.
2. Manfaat sosial
a. Dengan pemahaman aspek religius dari tokoh-tokoh karya sastra diharapkan pembaca
lebih meningkat pengetahuan khususnya dalam menghadapi persoalan hidup.
b. Dapat menambah khasanah penelitian kesusastraan Indonesia bagi siswa dalam
memahami struktur dan makna karya sastra.
E. Tinjauan Pustaka
Peneliti ini memerlukan keaslian, oleh karena itu suatu penelitian memerlukan
tinjauan pustaka. Di dalam tinjauan pustaka ini dimuat keterangan tentang penelitian yang
ada kaitannya dengan topik penelitian yang sudah dilakukan. Khususnya mengenai aspek
religius dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Novel yang
diterbitkan tahun 2001 merupakan cetakan pertama, sejauh pengamatan penulis belum ada
yang meneliti.
Penelitian tentang aspek religius antara lain: “ Aspek Religius Kumpulan Puisi
Asmaradana Karya Gunawan Mohammad: Suatu Tinjauan Semiotik” dilakukan oleh
Sukismiyati (2000). Simpulan dari peneliti ini adalah bahwa setiap manusia pasti akan mati.
Siapa pun dia tidak dapat menangguhkan kematian meskipun ia tersembunyi ditempat yang
paling aman. Menurutnya untuk menyambut datangnya maut, selama hidup di dunia
manusia diimbangi dengan pendekatan diri pada Tuhan yaitu dengan berdzikir,
27
sebab bila ia lupa akan penciptanya maka orang sering melakukan kesalahan seperti tersurat
dalam Al-Quran.
Ely Retnowati (UNS, 2000) melakukan penelitian dengan judul “Aspek Sosial
Budaya Burung-Burung Rantau karya Y. B. Mangunwijaya Tinjauan Semiotik”, dalam
skripsi ini Ely Retnowati membahas tentang perjuangan wanita muda untuk
memperjuangkan kehidupan orang miskin walaupun ia harus ditentang oleh saudara-
saudaranya.
Tri Ambarsari (UMS, 2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Aspek Religius
Kumpulan Sajak dan Kematian Makin Akrab Karya Subagio Sastro Wardoyo Tinjauan
Semiotik”, penelitian ini membahas tentang analisis struktur sajak yang bersifat motif
ketimpangan kehidupan dalam masyarakat, keterikatan nafsu dan cinta, titik akhir pertemuan
dengan Tuhan dan kematian yang merupakan anugerah. Sedangkan aspek religiusnya
membahas tentang dunia yang semakin absurd,, dunia cinta dan dunia surga.
Titut Pudyaningtyas (UMS, 2004) dengan skripsinya yang berjudul: Aspek
religius Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapadi Djoko Damono, suatu Tinjauan
Semiotik”. Penelitian dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa makna fitrah manusia lahir
kedunia terdapat pada metamorfosis dan ajaran hidup, hubungan antara manusia dengan
sesama terdapat pada suatu pagi dan pada suatu hari nanti, hubungan antara manusia dengan
Tuhan diungkapkan dalam doa, hubungan antara manusia dengan alam diungkapkan pada
hujan bulan juli dan hujan jalak dan daun jambu dan makna kematian diungkapkan dalam
sakit, lanskap dan maut.
Adapun penelitian yang dilakukan mengambil judul aspek religius novel PBS
karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Sepengetahuan penulis penelitian terhadap
novel PBS karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu, orisinalitas ini dapat dipertanggungjawabkan.
F. Landasan Teori
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural bermula dari pandangan kaum strukturalis yang
menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya saling berhubungan sehingga
merupakan kesatuan yang utuh karya sastra sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami,
27
sehingga terjadi relasi timbal balik. Dapat juga dikatakan bahwa makna karya sastra tidak
terletak pada unsur yang berdiri sendiri, melainkan pada jalinan unsur-unsur secara
menyeluruh.
Menurut Nurgiyantoro (2000: 36-37) pendekatan strukturalisme dapat dipandang
sebagai salah satu pendekatan (penelitian) kesastraan yang menekankan kajian hubungan
antar unsur pembangun karya yang bersangkutan. Analisis struktural karya sastra yang
bersangkutan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan
fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasikan
dan dideskripsikan misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan
penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain.
Menurut Mukarosky (dalam teeuw, 1984: 190) strukturalisme dinamik adalah
model semiotik yang memperlihatkan hubungan dinamik yang terus menerus didorong oleh
empat faktor, yaitu faktor pencipta, faktor karya, faktor pembaca dan faktor kesemestaan
atau realitas. Berdasarkan prinsip strukturalisme, dinamik tersebut analisis struktural akan
dilakukan pada novel PBS karya Abidah El Khalieqy.
2. Pendekatan Semiotik
Menurut Segers (2000: 1-2) semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki
semua bentuk komunitas yang terjadi dengan saran signal tanda-tanda dan berdasarkan pada
sign system code sistem tanda. Selama beberapa tahun terakhir ini semiotik telah menarik
perhatian sejumlah besar sarjana. Jelaslah bahwa semiotik bukanlah bidang yang
kehadirannya, ia memiliki tradisi yang pantas dihargai hingga jauh kebelakang sampai masa
Greek stoks. Perhatian khususnya akan diberikan pada unsur-unsur semiotik yang teramat
penting bagi posisi teks sastra dalam proses komunikasi.
Berdasarkan pandangan di atas, dalam penelitian tanda baca itu berperan penting
ilmu yang mempelajari tanda-tanda itu disebut semiotik. Semiotik merupakan suatu disiplin
ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi antar makna yang didasarkan pada sistem
tanda (Segers dalam Imron. 1995: 28).
Penelitian sastra denga pendekatan semiotik merupakan kelanjutan atau
perkembangan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme dalam saatra tidak dapat
dipisahkan dengan semiotik, karena karya sastra merupakan struktur tanda yang bermakna
27
mempergunakan medium bahasa. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya,
dan konvensi, struktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal (Junus
dalam Jabrohim, 2003:17).
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu, keadaan, atau gejala dari kelompok
tertentu yang dapat diamati (Moelong, 1984: 16).
Metode penelitian ini merupakan hal esensial dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian ini hal-hal yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah makna aspek religius yang terdapat pada novel PBS
karya Abidah El Khalieqy ditinjau dari semiotik.
2. Data dan Sumber Data
a. Data
Data penelitian sastra adalah bahan penelitian atau lebih tepatnya bahan jadi
penelitian yang terdapat dalam karya sastra yang akan diteliti (Sangidu, 2004:61). Wujud
data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam novel PBS
karya Abidah El Khalieqy.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kepustakaan
yaitu berupa buku, transkrip, majalah dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan perincian sebagai
berikut:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber utama penelitian yang diproses langsung dari
sumbernya tanpa lewat perantara (Siswantoro, 2004: 54). Sumber data ini adalah Novel PBS
karya Abidah El Khalieqy tinjauan semiotik. Diterbitkan oleh Yayasan Fatayat Yogyakarta,
tahun terbit 2001 dengan tebal 309 hal. 18 mm.
27
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung
atau lewat perantara, senyampang masih berdasar pada kategori konsep frustrasi
(Siswantoro, 2004: 54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber
data yang diperoleh dari buku-buku acuan yang berhubungan denga permasalahannya
yang menjadi objek penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan
sumber data sekunder. Adapun metode yag digunakan adalah metode pustaka yaitu mencari
data mengenai hal-hal berupa teks, buku referensi, surat kabar, dan sebagainya
(Arikunto,1989:188). Data yang dikumpulkan adalah deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan
data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka (Maleong, 1984: 7)
4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif deskriptif. Menurut Satoto
(1991:15), analisis kualitatif dapat digolongkan ke dalam metode deskriptif yang
penerapannya bersifat menuturkan, memaparkan, memberikan, menganalisis dan
menafsirkan.
Proses analisis data diawali dua langkah pemahaman makna yang dilakukan
secara heuristik dan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik juga dapat dilakukan
secara struktural (Pradopo dalam sangidu 2004: 19). Artinya pada tahap ini pembaca dapat
menemukan arti (meaning ) secara linguistik. Selanjutnya langkah kedua pembacaan
hermeneutik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara
terus menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir dengan
begitu pembaca dapat mengingat peristiwa-peristiwa tersebut antara yang satu dengan
lainnya sampai dapat menemukan karya sastra pada sistem sastra yang tertinggi, yaitu
makna keseluruhan teks sastra sebagai sistem tanda (Riffaterre dan Culler dalam Sangidu,
(2004: 19).
27
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Penelitian ini supaya lengkap dan sistematis maka perlu adanya siistematika
penulisan. Skripsi terdiri dari lima bab yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, memuat antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, sistematika penulisan. Pada bab II terdiri dari riwayat hidup pengarang,
hasil karya pengarang, hasil karya sastra dan ciri khas kepengarangannya.
Bab III memuat antara lain analisis struktur yang akan dibahas dalam tema, alur,
penokohan dan amanat. Sedangkan bab IV merupakan bab inti dari penelitian yang akan
membahas aspek religius novel PBS karya Abidah El Khalieqy. Dan bab V merupakan bab
terakhir yang memuat antara lain kesimpulan, penutup dan saran.
27
BAB II
BIOGRAFI PENGARANG
Manfaat biografi bagi pengetahuan ada bermacam-macam yang relevan dengan
studi sastra antara lain: (1) Biografi menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya
sastra sebenarnya, (2) Biografi mengalihkan pusat perhatian dari karya sastra ke pribadi
pengarang, dan (3) memperlakukan biografi sebagai bahan-bahan ilmu pengetahuan atau
psikologi penciptaan artistik (Wellek dan Waren, 1989: 2).
Mengingat arti pentingnya biografi pengarang, maka pada bab II ini akan
dikemukakan biografi pengarang novel: PBS, yaitu sebagai berikut:
A. Riwayat Hidup Pengarang
Abidah El Khalieqy lahir di Jombang, 1 Maret 1965 mulai menulis sejak berada
di Pondok Pesantren Putri “PERSIS” Bangil, dengan nama Ida Arek Ronopati, Idasmara
Prameswari atau Ida Bani Kadir. Setelah keluar dari pondok pesantren putri, Abidah
melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Klaten, kemudian melanjutkan kuliah di IAIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia selama di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti
berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus, seperti dalam Komunitas teater Eska, Studi
dan Apresiasi (SAS), Lingkungan Penyair Yogyakarta, serta kelompok Diskusi Perempuan
Internasional (KDPI). Ia pernah juga diundang dalam forum APWLP (Asia Pasific Forum
on Women, Law and Development) yang bermarkas di Kuala Lumpur
( www.cybersastra.com ) .
B. Karya-karya Abidah El Khalieqy
Abidah El Khalieqy merupakan nama yang belum lama dikenal dalam dunia
sastra Indonesia setelah novelnya yang berjudul Geni Jora juara dua dalam sayembara novel
yang diadakan DKJ tahun 2003, baru namanya mulai berkibar di dunia sastra Indonesia.
Karya-karyanya antara lain:
a. Cerpen
Kumpula cerpen, Menari di Atas Gunting (Jendela, 2001).
27
b. Puisi
Kumpulan Puisi, Ibuku Laut Berkobar (Titian Illahi Press, 1987).
c. Novel
(1) Perempuan Berkalung Sorban (YKF dan The Ford Fondation, 2001),
(2) Atas Singgasana (Gama Media, 2002),
(3) Geni Jora (Matahari, 2003).
d. Karya ini yang berbentuk artikel yang pernah dimuat di berbagai Media Massa
(1) Horison Sastra Indonesia ( Horison dan The Ford Fondation, 2002),
(2) Dunia Perempuan (Bentang, 2002),
(3) Pembisik (Republika, 2002),
(4) Angkatan Sastra (Grasindo, 2000),
(5) Indonesia Cyber Album (1999),
(6) Wanita Pengarang Indonesia (Nusa Indah, 1998),
(7) ASEANO: An Anthology of Pems Southast Asia (1995)
( www.cybersastra.com ) .
C. Latar Belakang Sosial dan Budaya
Latar belakang sosial budaya dalam penelitian ini adalah benar latar belakang
sosial budaya yang tercermin dalam novel PBS, yaitu latar belakang sosial budaya
masyrakat modern yang lebih cenderung pada intelektual dan perjuangan melawan budaya
patriarkal, diperankan oleh Anisa. Dalam PBS, menggambarkan laar sosial budaya sehari-
hari orang Magelang, Pegunungan Sindoro.
Adapun latar belakang novel ini karena kegemaran si pengarang pada musik arab,
syiria dan kecintaannya pada agama islam. Abidah menyukai dunia pesantren perempuan
karena sejak kecil mengenyam pendidikan di pesantren yang berbau religius. Tulisan Abidah
tidak lepas dari dunia pesantren dan Islam.
27
D. Ciri Khas Kesusastraan Abidah El Khalieqy
Novel PBS adalah novel karya Abidah El Khalieqy yang pertama kali diterbitka
oleh Matahari Yogyakarta. Selain novel, Abidah juga menulis dalam bentuk artikel atau
karya fiksi, diterbitkan oleh media massa, antara lain: Horison, Ulumul Quran, dan the
jakarta post. Dengan demikian, langkah yang digunakan untuk mengetahui ciri khas
kesusastraanya adalah dengan mengalir belakang sosial dan budaya pengarang sekaligus
mencermati dan menganalisis PBS dibandingkan dengan novel-novel lain.
Abidah seorang penulis perempuan berbakat generasi awal abad 21. Karya
Abidah mengangkat tema perempuan yang menggunakan sorban menuntut adanya
persamaan hak dengan laki-laki. Dengan bahasanya yang menyentuh tetapi tidak cengeng,
Abidah mengajak pembacanya untuk menyadari keberadaan perempuan sebenarnya, dan hak
serta kewajibanapa yang harus dilakukan seorang perempuan. Pengalaman pahit dan
penderitaan menjadi landasan penguatan yang membuat perempuan makin bijak dalam
menyongsong hari esok, bukan menyerah kalah. (PBS, 2000).
Kepedulian Abidah terhadap persoalan perempuan selalu tercermin dalam
karyanya Abidah cenderung menampilkan tokoh utama wanita yang berhadapan agama,
etnik, ras atau kelas sosial ekonominya. Abidah menginginkan perempuan harus mampu
membuat pilihan dan meyiapkan diri untuk maju mandiri, pendidikan merupakan
kesempatan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.
27
BAB III
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
KARYA ABIDAH EL KHALIEQY
Analisis struktural merupakan tahap awal penelitian sastra yang penting dilakukan.
Sebelum melakukan pemaknaan ke sastra, terlebih dahulu kita mengetahui makna struktural,
karena makna struktural memungkinkan pengertian yang optimal. Hal ini bukan berarti analisis
struktural merupakan tugas utama dan akhir dalam penelitian sastra (Teeuw, 1987: 45). Analisis
struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan
semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis dan aspek karya sastra yang
bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Aminuddin, 1990: 180-181).
Dalam penelitian ini akan dianalisis unsur struktual yang membangun sebuah karya
sastra, antara lain tema, alur, penokohan dan latar. Hal ini berdasarkan alasan bahwa sesuai
dengan objek dan tujuan penelitian keempat unsur tersebut sangat dominan dalam membangun
struktur karya sastra. Untuk lebih lanjut akan dibahas satu persatu unsur yang membangun
sebuah novel sebagai berikut:
A. Tema
Tema berarti pokok persoalan yang hendak dikemukakan oleh pengarang yang dimaksud
dengan pokok persoalan yaitu persoalan batin atau rohani manusia pada umumnya itu berkisar
pada hal-hal yang meliputi kegembiraan, kesedihan, kegelisahan, ketakutan ataupun keceriaan.
Stanton (1965: 22-23) memberikan kriteria untuk menidentifikasi tema antara lain:
1. Penafsiran yang cukup harus memiliki tanggung jawab untuk masing-masing hal (seluk
beluk yang disampaikan dengan jelas di dalam cerita.
2. Penafsiran yang cukup, tidak boleh bertentangan dengan apa saja (seluk beluk) dalam
sebuah cerita.
3. Sebuah penafsiran tidak boleh berhenti pada bukti yang tidak jelas dan tidak tersiratkan
dalam cerita.
4. Penafsiran harus ditangkap secara langsung dari cerita.
Novel PBS ini menceritakan tentang perjuangan dan perlawanan dari tokoh utama
wanita, yaitu Anisa sebagai perjuangan untuk memerangi kekuasaan yang menempatkannya
padda kedudukan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Anisa sosok perempuan muda yang
27
berada di lingkungan pesantren mencoba mulai melakukan pemberontakan-pemberontakan yang
dilakukannya dengan melanjutkan studi sampai jenjang S-1 sebagai wujud perilaku yang positif
agar dapat dihargai kaum laki-laki, perempuan juga membenci adanya kekerasan, pelecehan,
sehingga dapat menimbulkan kesenjangan sosial.
Simpulan yang terdapat dalam novel PBS yaitu “perempuan yang menggunakan sorban
menuntut adanya kesamaan hak dengan laki-laki”. Alasan dipilihnya tema ini bahwa dalam
novel mengisahkan tentang perilaku seorang wanita yang berusaha untuk mendapat hak-haknya
seperti hak laki-laki. Pada dasarnya antara laki-laki dan wanita memiliki hak dan kewajiban
sendiri-sendiri. Akan tetapi, kenyataan lebih banyak membuktikan hak-hak wanita tersebut tokoh
wanita Anisa menginginkan adanya kesamaan hak denga laki-laki. Kata sorban dalam tema
menunjukan tanda bagi pemakainya. Sorban biasanya digunakan oleh seorang laki-laki yang
beragama Islam di atas kepalanya, adapun wanita menggunakan mukena.
B. Alur
Alur adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang
secara logis dan kronologis berkaiatan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku tokoh cerita
(Luxemburg, 1998:93). Alur harus dapat diterima dan masuk akal, harus memancing rasa
penasaran dari pembaca dan harus mengubah dan memunculkan ketegangan.
Berikut ini disajikan analisis struktur alaur dalam novel PBS dapat dipaparkan sebagai
berikut:
1. Tahap Situation (tahap penyesuaian)
Pada tahap ini, cerita diawali dengan mengenalkan tokoh utama yaitu Anisa.
Anisa adalah seorang anak pesantren, Anisa mempunyai keinginan kalau dirinya harus
mempunyai kedudukan yang sama dengan kakak laki-lakinya yaitu Rizal dan Wildam,
Anisa merasa dibedakan dengan kakak laki-lakinya, sehingga ia menentang ketentuan
yang sudah ditetapkan oleh Bapaknya. Ia di keluarganya dikatakan sebagai anak
perempuan yang bandel dan nakal.
2. Tahap Generating Circumtances (Tahap Pemunculan Konflik)
Tahap Generating Circumtances merupakan tahap pemunculan konflik. Pada
tahap ini masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut konflik mulai
27
dimunculkan. Tahap ini merupakan tahap awal dan atau dikembangkan menjadi konflik-
konflik pada tahap berikutnya (Tarsif, dalam Nurgiyantoro, 2000: 149).
Permulaan konflik terjadi ketika Anisa dijodohkan dengan Samsudin. Samsudin
adalah laki-laki yang mudah marah, keras, anak juragan kaya. Sebenarnya Anisa
menolak perjodohan dengan Samsudin, karena Anisa masih ingin melanjutkan
sekolahnya lebih tinggi dan Anisa masih mencintai lek Khudori Anisa menghormati
bapaknya dan takut menolak, maka Anisa menuruti apa yang sudah diputuskan
Bapaknya.
3. Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik)
Pada tahap ini, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin
berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa dramatik yang menjadi inti
cerita semakin mencekam dan menegangkan konflik yang terjadi, internal, eksternal,
ataupun keduannya pertentangan, bentur-benturan antara kepentingan, masalah dan tokoh
yang mengaruh ke klimaks semakin tidak dapat dihindari (Tarsif dalam Nurgiyantoro,
2000: 149).
Peningkatan konflik terjadi ketika Anisa menceritakan kepada lek Khudhori.
Berumah tangga dengan Samsudin tidak bahagia dan Anisa selalu diperlakukan kasar.
Lek Khudhori setelah mendengarkan semua cerita dari Anisa, memutuskan kalau Anisa
harus cerai dengan Samsudin, supaya Anisa lagi menderita karena diperlakukan
Samsudin yang tidak wajar itu.
4. Tahap Climax (Tahap klimak)
Pada tahap ini, konflik-konflik yang terjadi Anisa menceritakan penderitaannya
kepada bapak, ibu, Wildam dan Rizal. Keluarganya tidak menyangka kalau selama ini
Anisa sanagat menderita dan menanggung kesedihannya sendiri. Bapaknya memutuskan
kalau Anisa harus cerai dengan Samsudin. Setelah perceraian dengan Samsudin, Anisa
dan lek Khudhori menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang-orang kampung
membicarakan hubungan Anisa menjelaskan kebenaran gosip yang tidak baik itu,
kemudian Anis menjelaskan kebenaran gosip itu, Anisa dan lek Khudhori tidak mungkin
melakukan hal-hal yang dilarang agama.
27
5. Tahap denoument (tahap penyelesaian)
Pada tahap penyelesaian ini, lek Khudhori menjelaskan hubungannya dengan
Anisa kepada bapak dan ibu Anisa. Orang tua Anisa merestui hubungan mereka tetapi
mereka harus berpisah untuk sementara.
Anisa dan lek Khudhori bertemu di kota pelajar yakni Yogyakarta. Anisa dan lek
Khudhori kemudian memutuskan untuk menikah. Pernikahan Anisa dan lek Khudhori
sangat bahagia apalagi dikaruniai anak laki-laki yang sangat baik dan pintar.
Kebahagiaan itu tidak lama, lek Khudhori meninggal karena suatu kecelakaan, Anisa
harus membesarkan anaknya tanpa didampingi lek Khudhori yang dicintainya.
C. Penokohan
Dalam analisis tokoh, tidak keseluruhan tokoh terdapat dalam novel PBS
dianalisis. Analisis ini dilakukan terhadap tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama
cerita yaitu Anisa, lek Khudhori, dan Samsudin. Adapun tokoh pembantu yaitu tokoh yang
kehadiirannya dapat membantu peran utama dalam jalinan cerita diperankan oleh KH.
Hanan Abdul Malik, Hajjah Mutmainah dan Kalsum.
Adapun analisis terhadap penokohan novel PBS dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Anisa
Analisis secara fisiologis, tokoh Anisa adalah seorang gadis cantik berkulit
kuning langsat, berambut sepinggang, baik, cerdas dan usianya masih sangat muda. Ia
memiliki watak yang keras, tidak putus asa, juga baik hati.
2. Lek Khudhori
Lek Khudhori secara fisiologis digambarkan sebagai seorang pemuda yang
memiliki wajah tampan dan berbadan bagus. Lek Khudhori memiliki sifat dewasa, sabar,
baik, perhatian dan penyayang. Selain itu lek Khudhori sangat disegani dan dibanggakan
orang kampung. Karena lek Khudhori pemuda yang bertanggung jawab dan berakhlak
baik. Sifat tersebut ditunjukan melalui perlakuannya terhadap semua orang meskipun
orang itu jahat padanya.
27
3. Samsudin
Tokoh Samsudin secara fisiologis, Samsudin digambarkan sebagai seorang
pemuda yang memiliki wajah yang jelek berbadan besar dan berbau tidak enak, tubuhny
sangat kotor tidak dirawat sehingga kelihatan jorok dan tidak bersih. Samsudin
digambarkan sebagai pria yang memiliki sifat kasar, keras, mudah marah dan memiliki
hati yang jahat.
4. KH. Hanan Abdul Malik
Secara fisiologis, KH. Hanan Abdul Malik digambarkan seorang bapak yang
memiliki wajah berwibawa tetapi menakutkan. KH. Hanan Abdul Malik mempunyai sifat
mudah marah, keras dan egois, tetapi KH. Hanan Abdul Malik memiliki sifat penyayang.
5. Hajjah Mutmainah
Dari dimensi fisiologis, Hajjah Mutmainah digambarkan seorang Ibu yang
memiliki wajah yang arif dan penuh kasih sayang. Ia memiliki sifat yang sabar,
penyayang dan baik hati.
6. Kalsum
Dimensi fisiologis, Kalsum sebagai tokoh yang telah berusia tua. Usia kalsum
sama dengan Ibu Anisa. Kehidupanya yang janda dan telah berusia tua membuat wajah
Kalsum telah pudar kecantikannya. Kalsum adalah tokoh yang tidak tegas, mudah
tergoda rayuan laki-laki, dan bersifat materialistis. Kalsum tidak tegas untuk membantah
atau menyatakan keinginan-keinginannya sehingga ia mudah dipermainkan laki-laki dan
ditambah sifat yang mudah tergoda rayuan laki-laki membuatnya dijadikan isteri kedua
Samsudin.
7. Mbak May
Mbak May digambarkan sebagai seorang gadis yang memiliki wajah cantik,
memiliki kulit putih, berambut panjang dan memiliki suara yang merdu. Mbak May
memiliki sifat yang sabar , dewasa dan baik. Sifat tersebut ditunjukan kepada semua
orang.
27
Melalui analisis tokoh diatas dapat dikemukakan ada dua tokoh yang berfungsi
dalam PBS. Tokoh pertama yaitu Anisa dan lek Khudhori sebagai tokoh protagonis
sedangkan tokoh ketiga Samsudin sebagai tokoh antagonis, dengan demikian keduanya
merupakan tokoh sentral PBS. Adapun tokoh-tokoh lainnya yaitu Kalsum, KH. Hanan
Abdul Malik, Hajjah Mutmainah, Mbak May, dan lain-lain merupakan tokoh pendamping
bawahan.
D. Latar
Latar adalah keterangan yang mengacu pada waktu, tempat dan suasana yang
terdapat dalam karya sastra Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000: 216) menyatakan latar
atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu meyaran pada pengertian tempat,
hubungan waktu dan lingkunga sosial terdapat tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan.
Adapun latar yang terdapat dalam novel PBS dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Latar tempat
Latar yang disebut dalam novel PBS karya Abidal El Khalieqy adalah Magelang
Pegunungan Sundoro di dusun kecil. Selain di Magelang Pegunungan Sundoro
menjadi tempat cerita ketika Anisa melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, yaitu
Yogyakarta.
2. Latar Waktu
Dapat diketahui peristiwa yang terjadi pada tokoh Anisa yang melakukan aktivitas
pendidikan agama dan aktivitas kuliah. Aktivitas di Universitas umum untuk seorang
wanita yang tinggal di pondok pesantren diperkirakan sekitar 80-an. Artinya latar
waktu yang terjadi dan dikaitkan dengan peristiwa yang dialami Anisa sekitar tahun
80-an.
3. Latar Sosial
Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial
masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam kerja fiksi. Anisa menggambarkan
suasana kehidupan di Pondok Pesantren yang memiliki banyak sekali aturan-aturan
yang harus dilakukan oleh perempuan. Aturan-aturan yangn harus dilakukan
27
pekerjaan rumah tangga sendri, sedanngkan laki-laki tidak melakukan pekerjaan
perempuan.
Berdasarkan analisis strukturnya novel PBS memiliki keterpaduan tema, tokoh,
alur dan latar. Tema sebagai gagasan dasar yang sifatnya mengikat unsur yang
terdapat dalam karya sastra. Akhirnya temalah yang membatasi gerak tokohnya,
perkembangan alurnya serta latar cerita. Penokohan digambarkan tokoh yang sentral
yang dipegang oleh Anisa dan lek Khudhori. Dapat dikemukakan bahwa dalam novel
PBS antara tema, tokoh, alur, dan latar mempunyai hubungan fungsional utuh dan
padu. Terbentuknya tema didukung adanya alur, latar, dan tokoh dan sebaliknya, serta
saling terkait dalam mendukung totalitas makna.
27
BAB IV
ASPEK RELIGIUS NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
KARYA ABIDAH EL KHALIEQY
Aspek religius dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El
Khaleiqy dalam penelitian ini ditinjau dari semiotik. Semiotik dipandang sebagai ilmu
tentang tanda atau ilmu yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi-
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Dalam pengertian ini ada
dua konsep yang saling berkaitan, yakni “penanda” signifiant, yakni yang menandai dan
“petanda” signifie artinya ditandai. ( Soussure dalam Teeuw, 1984: 44_. Semiotik
merupakan suatu disiplin ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi antar makna yang
didasarkan pada sistem tanda (Segers dalam Imron. 1995:28)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka analisis aspek religius dalam novel
Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy secara semiotik dianalisis
berdasarkan pendapat Sudjiman dan Zoest, dengan kata lain aspek religius dalam novel
dianalisis melalui sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik.
Hasil analisis novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khaleiqy
pada aspek religius agama Islam secara semiotik dipaparkan sebagai berikut:
A. Ketaatan menjalankan sholat, membaca kitab suci, dan berdoa
Dalam novel ini mengenai kesadaran agama yang menjelma dalam keimanan
diwujudkan dalam perilaku tokoh Anisa. Tokoh Anisa memiliki keyakinan pada iman
dan kepercayaan agama Islam yang dianutnya sehingga setiap hari sebagai awal kegiatan
setelah bangun tidur Anisa melaksanakan kewajibannyasebagai seorang muslimyang
harus dan wajib menjalankan sholat subuh. Kutipan di atas tokoh Anisa berusaha untuk
takwa dengan menjalankan perintah agama Islam, yaitu melakukan sholat subuh.
Adanya kewajiban membaca Al-Quran tyang diharuskan oleh ayahnya secara
langsung membuat Anisa wajib melaksanakan perintah ayahnya. Nama Anisa yang
mempunyai arti perempuan yang berakal atau perempuan yang berwawasan luas
membuat sama dengan kepandaian yang dimiliki pada tokoh Anisa. Tokoh Anisa
memiliki kecerdasan sehingga dengan mudah dan cepat ia mempelajari al-Quran.
27
Adapun setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh manusia, agama mengajarkan
untuk diawali dengan doa. Doa sebagai awal untuk melakukan kegiatan diharapkan
dalam kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran agama.
B. Keharusan Wanita Islam Berjilbab
Anisa sebagai tokoh utama wanita yang beragama, yang lahir di lingkungan
pondok pesantren milik ayahnya. Sebagai seorang wanita beragama Islam perilaku dalam
diri Anisa dalam cerita dikisahkan sejak masih kecil hingga dewasa ada perubahan sikap.
Perubahan sikap dalam diri Anisa diawali sejak ayahnya sudah kewalahan menghadapi
kebandelan Anisa yang tidak seperti anak-anak perempuan lainnya.
Jilbab merupakan tanda yang berfungsi sebagai penanda seorang wanita beragama
Islam sebab arti kata jilbab yaitu kudung kepala yang digunakan oleh wanita yang
beragama Islam. Petanda orang Islam menggunakan jilbab saat keluar dari rumah dengan
rambut yang tertutup oleh jilbab sampai leher. (wajah terlihat).
C. Sikap persoalisasi dalam Masyarakat
Anisa menjalani agama Islam sesuai dengan ajaran agama tidak hanya dikenal
baik dalam hubungan sosialnya, tetapi juga pikiran-pikiran yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Anisa seorang wanita yang berpikiran luas. Oleh sebab itu, ia
sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat memajukan kaumnya dan melakukan
pemberontakan terhadap sikap-sikap yang merendahkan wanita. Agama dalam hal ini
mempunyai peran yang besar terhadap moral seseorang, terutama dalam menyalurkan
moral yang diwujudkan dalam perilaku sosial yang baik.
Moral yang baik dalam diri lek Khudhori adala sebagai orang yang dapat
bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat juga ditandai adanya sifat-sifat lek
Khudhori yang dewasa,sabar, baik, perhatian, dan penyayang dan berakhlak baik
membuat kehidupan sosialnya banyak disenangi orang.
Selain ajaran-ajaran baik yang ada dalam novel ini pengarang juga menampilkan
perilaku buruk dari tokoh lain sebagai bahan perbandingan. Disinilah kelebihan
pengarang dalam memadukan ajaran yang baik dan yang buruk disampaikan secara
harmonis sehingga pembaca dapat memperoleh pemahamanakan perbedaan sikap baik
27
dan buruk. Perilaku buruk dalam novel yang merupakan larangan ajaran agama dan harus
dijauhi ditampilkan pada tokoh antagonis Samsudin dan Kalsum.
Perilaku samsudin yang suka memfitnah, rasa iri, dan dendam bukanlah contoh
baik, sebab perilaku dan sifat-sifat Samsudin adalah perilaku dan sifat-sifat yang dilarang
dalam ajaran agama. Masyarakat tidak menyukai perilaku orang yang suka memfitnah,
memiliki rasa iri, dan dendam yang berdampak pada kekacauan masyarakat. Individu
yang mempunyai perilaku seperti Samsudin suka memfitnah, iri dan dendamdalam
pergaulan sosialnya dikucilkan oleh lingkungan masyarakat.
Adapun uraian mengenai tokoh tambahan wanita yaitu Kalsum yang hanya
mementingkan kepentingan dunia dalam hal harta sebagai penanda sifat yang buruk.
Keinginan seseorang yang berlebihan terhadap suatu hal (harta benda) yang dilakukan
oleh Kalsum sebagai wanita yang gila harta.
D. Sikap Ikhlas
Sikap ikhlas dan tawakal dalam novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai
berikut:
Anisa tidak dapat menolak takdirnya sebagai seorang wanita, mempunyai suami
Samsudin ataupun lek khudhori. Semua itu harus dijalani oleh Anisa. Takdir sebagai
wanita mula-mula tidak dapat diterima oleh Anisa. Anisa merasa tidak ikhlas dilahirkan
sebagai seoorang perempuan, karena Anisa merasa bahwa wanita dalam keluarga atau
masyarakat di lingkungannya tidak dapat bebas melakukan kegiatan seperti halnya laki-
laki.
Ajaran agama Islam mengenai hak-hak antara laki-laki da wanita sama, akan
tetapi karena ada pengaruh dari lingkungan adat sosial masyarakat seseorang tinggal
membuat kedudukan atau hak-hak antara laki-laki dan wanita berbeda. Dengan kata lain,
perbedaan hak antara laki-laki dibedakan bukan ajaran agama melainkan orang-orang
yang melakukan yang dipengaruhi oleh adat dalam masyarakat.
Perkembangan zaman yang menunjukan hak wanita sama dengan laki-laki dapat
diperoleh Anisa melalui jenjang pendidikan dan saat ia memiliki suami lagi dengan lek
Khudhori. Persamaan dalam pendidikan antara wanita dan laki-laki dimanfaatkan sebaik-
27
baiknya oleh Anisa untuk melanjutkan sekolah sampai menjadi sarjana atas dorongan lek
Khudhori.
Ikhlas menerima kenyataan menunjukan keimanan Anisa yang dalam. Anisa
dapat menerima dan menyadari bahwa peristiwa demi peristiwa yang dijalani Anisa
merupakan takdir yang tidak dapat dihindari. Sebagai orang yang beragama Anisa
mempunyai keyakinan bahwa dibalik peristiwa yang menyedihkan ada hikmahnya.
Ketenangan jiwa dapat dirasakan oleh seseorang yang percaya pada keyakinan agama
tentang takdir. Takdir adalah perjalanan kehidupan manusia yang sudah digariskan oleh
Allah.
E. Tawakkal (Berserah Diri Kepada Allah)
Pepatah mengatakan bahwa orang sabar akan banyak disayang orang. Pepatah
tersebut bukan hanya sebatas bunyi kosong yang tidak bermakna, kenyataan
membuktikan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat sabar banyak disenangi orang-
orang. Lek Khudhori juga mempunyai sikap dalam menghadapi setiap persoalan.
Penanda sifat lek Khudhori yang sabar dilakukan dengan perkataan yang lembut kepada
isterinya yang marah saat mendapat berita bahwa lek Khudhori pernah menikah dengan
wanita. Kata-kata yang sabar dan tanpa emosi merupakan penanda yang menunjukan sifat
lek Khudhori yang dapat meredam dan mengontrol emosi dengan kesabaran. Sifat sabar
yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilaku orang yang bersangkutan tidak mudah
marah dan memiliki rasa dendam pada orang lain.
Sikap sabar dan pasrah ini juga terdapat pada tokoh Anisa. Perceraian Anisa
dengan suaminya berdampak kurang baik pada diri Anisa. Banyak gunjingan dari
tetangga yang bersifat negatif. Dalam hal ini Anisa hanya dapat berdoa kepada Allah agar
menyadarkan orang-orang yang bersifat negatif padanya.
Kebahagiaan Anisa dengan suaminya tidak berlanngsung lama. Setelah kurang
lebih 5 tahun Anisa menikah dengan lek Khudhori dan menemukan dirinya sebagai
wanita yang dihargai oleh suami, Anisa mendapatkan kesedihan karena lek Khudhori
mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
27
Manusia lahir dan mati ditentukan oleh Allah, takdir Allah yang diberikan kepada
manusia. Manusia tidak dapat menolak ketika dilahirkan di dunia dan kebahagiaan Anisa
yang terpenggal karena takdir Allah bahwa lek Khudhori meninggal dunia dalam usia
muda tidak dapat dielakan lagi. Anisa menerima takdir tersebut dengan pasrah.
Kepasrahan Anisa saat suaminya meninggal merupakan wujud ketakwaan dan keimanan
Anisa terhadap agama Islam yang diyakini.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa aspek religius dalam
novel Perempuan Berkalung Sorban berisi ajaran agama yang baik, antara lain: ketaatan
menjalankan sholat, membaca kitab suci dan berdoa, keharusan wanita Islam berjilbab,
sikap bersosialisasi dalam masyarakat dan tawakkal.