ringkasan skripsi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
TRANSCRIPT
RINGKASAN SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
Disusun oleh :
BELANI YUDITA SARI
NIM. 311326582
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2015
iii
ABSTRAK
Audit delay merupakan permasalahan penting karena dapat mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian informasi akuntansi yang digunakan oleh para
pengguna internal dan eksternal untuk pengambilan keputusan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
tahun 2011 sampai 2013. Faktor-faktornya adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas, kompleksitas operasi perusahaan, komite audit dan
reputasi KAP. Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive
sampling. Sampel diperoleh dari sembilan puluh enam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengamatan selama tiga tahun,
sehingga sampel yang terpilih sebanyak 288 sampel. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi adalah
sebesar 78,41 hari dengan standar deviasi 15,822. Audit delay secara signifikan
dipengaruhi oleh profitabilitas, solvabilitas, kompleksitas operasi perusahaan dan
reputasi KAP. Di sisi lain, ukuran perusahaan dan komite audit tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Nilai adjusted R2 sebesar 9.3%, yang berarti bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP hanya mampu menjelaskan
variabel audit delay sebesar 9.3%.
Kata kunci: audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,
kompleksitas operasi perusahaan, komite audit dan reputasi KAP.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
iv
ABSTRACT
Audit delay is important issue because it can affect the timeliness of accounting
information releases that used by internal and external user for their decision
making. The purpose of this research is to find out the factors which influence
audit delay on manufacture companies that listed in Indonesia Stock Exchange for
period 2011 till 2013. Those factors are company size, profitability, solvability,
operational complexity, audit committee and public accountant reputation. The
sample of this research was selected by purposive sampling method. The sample
was taken from ninety six listed manufacture companies in Indonesia Stock
Exchange with three years observation, so the chosen sample are 288. Analysis
methods which were used are descriptive analysis, the assumptions of classical
test, and hypothesis test. The result of this research shows that the average of
audit delay that occurs is equal to 78,41 days with a standard deviation of 15,822.
Audit delay is significantly influenced by profitability, solvability, operational
complexity and public accountant reputation. On the other hand, company size
and audit committee have no influence to audit delay. The result of adjusted R2 is
9,3%, which means that company size, profitability, solvability, operational
complexity, audit committee and public accountant reputation just explains 9,3%
of audit delay variable.
Keywords: audit delay, company size, profitability, solvability, operational
complexity, audit committee and public accountant reputation
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada
para pengguna laporan keuangan yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2012), tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
bahwa laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang
membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar
penggunanya yaitu dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan dan dapat
dibandingkan.
Para pengguna laporan keuangan kadang-kadang meragukan kewajaran
informasi yang tertuang dalam laporan keuangan yang disusun manajemen karena
berbagai alasan, antara lain informasi dibuat oleh pihak lain, bias dan motivasi
pembuat informasi, volume data, dan kerumitan transakasi (Jusup, 2014:48).
Terdapat pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara pengguna laporan
keuangan dan manajemen perusahaan. Pengguna laporan keuangan khawatir
laporan keuangan dengan data yang menyertainya telah disusun sedemikian rupa
oleh manajemen sehingga menjadi bias demi kepentingan manajemen.
Cara yang umum ditempuh untuk mendapatkan informasi yang dapat
diandalkan adalah dengan mengharuskan dilakukan audit secara independen.
Salah satu bentuk profesionalitas auditor adalah ketepatan waktu penyampaian
laporan auditnya. Ketertundaan laporan keuangan dapat berdampak negatif pada
reaksi pasar. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan
keuangan kepada masyarakat umum dan kepada Bapepam dan LK tergantung dari
ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Perusahaan publik yang efeknya tercatat di bursa efek wajib untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan akuntan
dalam rangka audit atas laporan keuangan kepada Bapepam dan LK serta
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
Nilai ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi
kemanfaatan laporan keuangan tersebut (Rachmawati, 2008). Namun pada
faktanya Bursa Efek Indonesia masih menunjukkan masih ada perusahaan yang
belum menyampaikan laporan keuangannya pada batas waktu yang telah
ditentukan. Konsekuensi dari keterlambatan penyampaian ini bukan hanya sanksi
administrasi dan denda bagi perusahaan saja melainkan juga kerugian yang akan
didapat investor dan pengguna laporan keuangan lainnya karena mereka bisa saja
salah dalam pengambilan keputusan atau bahkan tidak bisa mengambil keputusan
di pasar saham. Hal ini membuktikan perlunya penelitian mengenai penyebab
keterlambatan pelaporan laporan keuangan auditan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap audit delay, karena faktor-faktor tersebut merupakan hal yang turut
mempengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit
delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini bermaksud untuk menguji apakah ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, kompleksitas operasi perusahaan, jumlah komite audit dan reputasi
dapat mempengaruhi audit delay.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan, jumlah komite audit dan
reputasi terhadap audit delay.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak
manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Hubungan keagenan
merupakan suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah
orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta memberi
wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal
(Jensen and Meckling, 1976). Agen ingin memaksimalkan insentif atau
kompensasi yang dia terima sedangkan principal ingin memaksimalkan
pengembalian (returns) atas penggunaan sumber dayanya (modal).
Dalam hubungan keagenan manajer sebagai pihak yang memiliki akses
langsung terhadap informasi perusahaan, memiliki asimetris informasi terhadap
pihak eksternal perusahaan, seperti investor dan kreditor. Audit delay yang
cenderung singkat akan mengurangi terjadinya asimetri informasi, karena
penyampaian laporan keuangan bisa segera dipublikasikan sehingga informasi
mengenai perusahaan dapat segera diketahui oleh para pengguna laporan
keuangan.
2.2 Teori Sinyal
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik..
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi
sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan
tahunan. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga
saham perusahaan. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian
pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit delay
dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera
mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada
penurunan harga saham perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
2.3 Teori Kepatuhan
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-
346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau
Perusahaan Publik, Bapepam dan LK mewajibkan bagi emiten atau perusahaan
publik yang efeknya tercatat di bursa efek untuk menyampaikan laporan keuangan
tahunan yang disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan
keuangan kepada Bapepam dan LK. Laporan keuangan tahunan tersebut wajib
disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada masyarakat
paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Perusahaan yang terdaftar di BEI dengan kepatuhan tinggi akan berusaha
melakukan proses audit sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh peraturan.
Hal ini disebabkan adanya keinginan perusahaan untuk menghindari sanksi-sanksi
yang mungkin timbul karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
2.4 Audit delay
Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur
dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit
independen. Audit delay juga dikenal dengan istilah audit report lag. Menurut
Dyer & Mc Hugh (1975) “Auditors’ report lag is the open interval of number of
days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the
auditor’ report”. Informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak
relevan kalau tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Proses audit sangat memerlukan waktu sehingga berakibat kepada audit
delay yang nantinya berpengaruh pada ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.
Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan
keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, telah
dilakukan oleh beberapa akademisi. Penelitian Ayoib Che-Ahmad dan Shamharir
Abidin (2008) determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi oleh ukuran
perusahaan, kompleksitas perusahaan, directors’ shareholdings, ukuran KAP,
opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Penelitian Sistya Rachmawati (2008)
menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan ukuran KAP mempengaruhi audit
delay. Variabel profitabilitas, solvabilitas, internal auditor tidak mempengaruhi
audit delay.
Penelitian Andi Kartika (2011) menunjukkan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Solvabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap audit delay. Profitabilitas, Ukuran KAP, Laba/rugi
operasi dan Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian
Modugu, Eragbhe & Ikatua (2012) menunjukkan faktor multinasionalitas
perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit berpengaruh terhadap audit delay.
Sedangkan DER, profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak
mempengaruhi audit delay.
2.6 Kerangka Pemikiran
Audit delay dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian informasi dalam
laporan keuangan. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka
semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka
kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan ini akan berdampak pada tingkat
ketidakpastian pengambilan keputusan yang berdasarkan pada informasi laporan
keuangan tersebut. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat digambarkan
dengan bagan sebagai berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.7 Pengembangan Hipotesis
2.7.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan.
Indikatornya dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset, total
penjualan, jumlah tenaga kerja, anak perusahaan dan sebagainya. Menurut Dyer
dan Mc Hugh (1975) perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi
penundaan audit (audit delay) dan lebih konsisten untuk tepat waktu dalam
mempublikasikan laporan keuangannya dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu perusahaan besar memiliki
banyak sekali pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut
(investor, asosiasi perdagangan, pemerintah, dll) dan perusahaan besar memiliki
alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fee).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay.
H6 (-)
H5 (-)
H4 (+)
H3 (+)
H2 (-)
H1 (-) Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Leverage
Kompleksitas Operasi Perusahaan
Komite Audit
Reputasi KAP
Audit delay
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
2.7.2 Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menggunakan aset atau ekuitas dalam menghasilkan laba bagi perusahaan
tersebut. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008), terdapat
hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Perusahaan yang memiliki
tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan
laporan keuangan lebih cepat daripada jika memiliki tingkat profitabilitas rendah.
Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menyampaikan kabar baik secepatnya
kepada publik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang
rendah atau bahkan mengalami kerugian, akan mengalami audit delay yang lebih
lama karena auditor cenderung berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan.
Manajemen perusahaan juga akan menunda penyampaian laporan keuangan
kepada pengumuman tersebut akan berdampak negatif pada pasar. Jadi semakin
tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.
2.7.3 Leverage
Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER). Tingginya debt
to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko
perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan
keuangan yang akan diaudit. Bila manajemen menginginkan laporan keuangannya
menjadi nampak lebih baik, maka manajemen cenderung akan melaporkan utang
dalam jumlah yang lebih kecil dari jumlah yang lebih kecil dari jumlah
sesungguhnya. Maka auditor harus melakukan prosedur untuk mendeteksi hutang
per tanggal neraca yang tidak dicatat. Selain itu, kesulitan keuangan merupakan
berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi
berita buruk (Kartika, 2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Leverage berpengaruh positif terhadap audit delay.
2.7.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah
dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya,
lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. .
Menurut Ahmad dan Abidin (2008) hal tersebut dikarenakan auditor akan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada
perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas perusahaan. Auditor
harus melakukan verifikasi kebenaran isi laporan keuangan induk dan anak
perusahaan. Semakin kompleks suatu perusahaan maka semakin banyak unit
operasi yang harus diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang
menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan
pekerjaan auditnya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H4: Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap audit
delay.
2.7.5 Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada
Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan
Komisaris. Sesuai peraturan Bapepam-LK dengan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-643/BL/2012
Tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja, setiap perusahaan go
public di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3
orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dan dua
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Tugas pokok
dari komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan atas kinerja perusahaan sehingga dapat meringankan tugas auditor
independen dalam melaksanakan audit laporan keuangan. Oleh karena itu
keberadaan komite audit dapat mengurangi audit delay. Berdasarkan hal tersebut
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay.
2.7.6 Reputasi KAP
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan
publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan dan organisasi lainnya. Untuk meningkatkan kredibilitas
dari laporan keuangan, perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik yang
mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan kantor
akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku
universal yang dikenal dengan Big four Worldwide Accounting Firm (big four).
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat
membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. KAP
besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien
dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk
menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk
menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya (Saputri, 2012).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
3.1.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay yaitu lama waktu
penyelesaian audit diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal
diterbitkannya laporan auditor independen.
3.1.2 Variabel Independen (X)
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit delay
Variabel yang Diukur Indikator Skala Sumber Data
Variabel Dependen:
Audit delay
Selisih tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal
diterbitkannya laporan auditor
independen (dalam hari).
Rasio
Sekunder
Variabel
Independen:
Ukuran Perusahaan
Log natural total asset yang
dimiliki perusahaan pada
leporan keuangan
Rasio
Sekunder
Profitabilitas Return on Asset (ROA)
perusahaan sampel
Rasio Sekunder
Leverage Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan sampel
Rasio Sekunder
Kompleksitas Operasi
Perusahaan
Jumlah anak perusahaan yang
dimiliki perusahaan sampel
Rasio Sekunder
Komite Audit Jumlah komite audit yang
dimiliki perusahaan
Rasio Sekunder
Reputasi KAP 0 = KAP non-big four
1 = KAP big four
Nominal Sekunder
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan,
komite audit dan reputasi KAP terhadap variabel dependen yaitu audit delay.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan pertimbangan tertentu.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan sumber data sekunder. Data tersebut diperoleh dari
laporan keuangan dan laporan auditor independen perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, data sekunder lain yang digunakan
berupa jurnal, artikel, peraturan pemerintah dan literatur lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.
3.6 Metode Analisis
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran
tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai
maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah
memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yaitu residual
berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat
heteroskedastisitas dan tidak terdapat autokorelasi (Kuncoro, 2003:218).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji
Kolmogorov Smirnov.
3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Dalam penelitian ini, pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser.
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value
atau Variance Inflation Factor (VIF).
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin
Watson.
3.6.3 Uji Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan model regresi berganda. Model
regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
AUDDEL = α + β1 SIZE + β2 ROA + β3 DER + β4 KOMP + β5 KOMITE
+ β6 KAP + ε
Keterangan:
AUDDEL : lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay)
α : konstanta
β : koefisien regresi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
SIZE : ukuran perusahaan
ROA : profitabilitas
DER : leverage
KOMP : kompleksitas operasi perusahaan
KOMITE : anggota komite audit
KAP : dummy reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)
ε : standar eror
3.6.3.1 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang
terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Kuncoro, 2003:219). Uji F dilakukan dengan membandingkan
tingkat signifikansi pada tabel Anova dengan nilai α.
3.6.3.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen (Kuncoro, 2003:220).
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).
3.6.3.3 Uji Statistik t (Uji Signifikansi Individual)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Kuncoro,
2003:218).
Tabel 3.2
Prediksi Hipotesis
Hipotesis Prediksi
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. b1 negatif
H2: Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit
delay.
b2 negatif
H3: Leverage berpengaruh positif terhadap audit delay. b3 positif
H4: Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap
audit delay.
b4 positif
H5: Komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay b5 negatif
H6: Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. b6 negatif
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20011 sampai
dengan 2013.
Tabel 4.1
Hasil Penentuan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
130
2 Perusahaan memiliki periode pelaporan 12 bulan dan tahun buku
laporan keuangan per 31 Desember tahun bersangkutan
(2)
3 Perusahaan melakukan initial public offering (IPO) dan delisting
selama periode penelitian 2011-2013
(3)
4 Laporan keuangan belum dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (2)
5 Tidak memiliki laporan auditor independen yang lengkap beserta
nama firma audit (KAP)
0
6 Tidak menggunakan mata uang Rupiah pada pencatatan laporan
keuangan untuk periode 2011 sampai dengan 2013
(26)
7 Data tidak lengkap (1)
Jumlah Perusahaan Sampel 96
Tahun Pengamatan (tahun) 3
Jumlah sampel total selama periode penelitian 288
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel berikut adalah statistik deskriptif dari variabel audit delay dan
variabel terikat berskala rasio, yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
kompleksitas operasi perusahaan dan komite audit:
Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Variabel Jumlah
data
Minimum Maksimum Rata-rata Deviasi
Standar
SIZE 288 23,08 33,00 27,812 1,607
ROA 288 -0,756 0,404 0,059 0,112
DER 288 -30,598 70,831 1,741 6,248
KOMP 288 0 86 5,07 10,629
KOMITE 288 1 5 3,09 0,445
AUDDEL 288 33 150 78,41 15,822
Sumber: Data sekunder diolah
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif Variabel Reputasi KAP
KAP Jumlah Data Persentase Rata-rata Audit Delay
Non Big Four 192 66,7% 81,25
Big Four 96 33,3% 72,73
Total 288 100% 78,41
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel reputasi auditor menggunakan skala dummy sehingga
deskripsinya dilakukan secara terpisah. Perusahaan yang diaudit oleh firma audit
yang termasuk dalam anggota big four ditemukan hanya sebesar 33,3% atau
sebanyak 96 perusahaan, sedangkan 66,7% atau sebanyak 192 perusahaan lainnya
diaudit oleh firma audit yang tidak termasuk dalam anggota big four. Rata-rata
audit delay untuk perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang berafiliasi
dengan big four (1) adalah sebesar 72,73 hari dan yang tidak berafiliasi (0) adalah
sebesar 81,25 hari. Perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang berafiliasi
dengan big four mempunyai rata-rata audit delay lebih pendek.
4.2. Pengujian Asumsi Klasik
4.2.1. Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
diketahui bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,086 yang berada di atas 0,05.
Dengan demikian nilai residual terdistribusi secara normal sehingga model
penelitian dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser)
Variabel Signifikansi Hasil
SIZE 0,444 Tidak ada Heteroskedastisitas
ROA 0,778 Tidak ada Heteroskedastisitas
DER 0,858 Tidak ada Heteroskedastisitas
KOMP 0,079 Tidak ada Heteroskedastisitas
KOMITE 0,357 Tidak ada Heteroskedastisitas
AUD 0,483 Tidak ada Heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder diolah
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
(nilai absolut nilai residual). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di
atas 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
Heteroskedastisitas.
4.2.3. Uji Multikolinearitas
Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Hasil
SIZE 0,467 2,143 Tidak ada Multikolinearitas
ROA 0,804 1,244 Tidak ada Multikolinearitas
DER 0,950 1,052 Tidak ada Multikolinearitas
KOMP 0,601 1,664 Tidak ada Multikolinearitas
KOMITE 0,800 1,251 Tidak ada Multikolinearitas
KAP 0,646 1,548 Tidak ada Multikolinearitas
Sumber: Data sekunder diolah
4.2.4. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan pengujian Durbin-Watson
(dw). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Durbin Watson,
diperoleh nilai DW (Durbin Watson) sebesar 2,100. Nilai ini akan kita
bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah
sampel 288 (n) dan jumlah variabel independen enam (6), maka di tabel Durbin
Watson akan didapatkan nilai du sebesar 1,83. Oleh karena nilai DW 2,100 lebih
besar dari batas atas (du) 1,83 dan kurang dari 4 – 1,83 (4 – du), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif
atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
4.3.1. Persamaan Regresi
Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linear
Variabel Koefisien Signifikansi
Konstanta 45,456 0,035
SIZE 1,378 0,090
ROA -18,725 0,039
DER 0,364 0,015
KOMP 0,304 0,049
KOMITE -0,453 0,843
KAP -7,659 0,002
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
AUDDEL = 45,456 + 1,378 SIZE – 18,725 ROA + 0,364 DER + 0,304 KOMP –
0,453 KOMITE – 7,659 KAP + ε
4.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan diketahui bahwa nilai F yang diperoleh
sebesar 5,914 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara serempak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi
perusahaan, komite audit dan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay
secara simultan dan signifikan.
4.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diketahui bahwa nilai adjusted
R square (adjusted R2) sebesar 0,093 atau 9,3%. Nilai ini menunjukkan bahwa
variabel audit delay dapat dijelaskan sebesar 9,3% oleh variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan, komite
audit dan reputasi KAP. Sedangkan, sisanya sebesar 90,7% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
4.3.4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan uji statistik t.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik t
Hipotesis Prediksi Nilai t Sig. Hasil
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap audit delay.
b1 negatif 1,700 0,090 Ditolak
H2: Tingkat profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap audit delay.
b2 negatif -2,074 0,039 Diterima
H3: Leverage berpengaruh positif
terhadap audit delay.
b3 positif 2,438 0,015 Diterima
H4: Kompleksitas operasi perusahaan
berpengaruh positif terhadap audit
delay.
b4 positif 1,977 0,049 Diterima
H5: Komite audit berpengaruh negatif
terhadap audit delay
b5 negatif -0,198 0,843 Ditolak
H6: Reputasi KAP berpengaruh
negatif terhadap audit delay.
b6 negatif -3,205 0,002 Diterima
Sumber: Data sekunder diolah
4.4. Pembahasan Hasil Pengujian
4.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit delay
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sistem
pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga keandalan pelaporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta efektivitas
dan efisiensi operasi perusahaan bisa tercapai. Tercapainya keandalan pelaporan
keuangan berarti laporan keuangan disajikan secara tepat waktu, karena manfaat
suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat
pada waktunya.
Selain itu, pihak pembuat peraturan (regulator) cukup serius menanggapi
kasus ketidakpatuhan dalam penyampaian laporan keuangan dengan cara
memberikan sanksi bagi perusahaan yang melaporkan laporan keuangan
auditannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini menjadikan
variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay, karena
peraturan yang dibuat Bapepam-LK serta OJK selaku regulator tidak memandang
perusahaan besar maupun kecil mengenai hal peraturan dalam menerbitkan
laporan keuangan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
4.4.2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Audit delay
Menurut uji hipotesis, profitabilitas yang diproksikan return on assets (ROA)
berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sesuai dengan logika teori yang telah
dipaparkan sebelumnya, bahwa kenaikan profitabilitas akan mengurangi lamanya
audit delay karena profitabilitas yang tinggi menunjukkan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh sehingga audit delay akan lebih singkat sebab
perusahaan ingin lebih cepat menyampaikan kabar baik tersebut kepada para
pemegang sahamnya. Perusahaan akan segera mempublikasikan laporan
keuangannya karena hal ini akan mempertinggi nilai perusahaan di mata pihak-
pihak berkepentingan.
4.4.3. Pengaruh Leverage Perusahaan Terhadap Audit delay
Variabel leverage yang diproksikan debt to equity ratio (DER) berpengaruh
positif terhadap audit delay. Rasio leverage yang tinggi akan meningkatkan resiko
kerugian perusahaan. Oleh karena itu, untuk memperoleh keyakinan akan laporan
keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga
rentang audit delay akan lebih panjang. Selain itu, kesulitan keuangan merupakan
berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat.
Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi
berita buruk.
4.4.4. Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit delay
Hasil penelitian memperoleh hasil bahwa variabel kompleksitas operasi
perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay. Hal tersebut dikarenakan
auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit
pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan, maka perusahaan akan
mengkonsolidasikan laporan keuangannya. Selanjutnya auditor mengaudit laporan
konsolidasi perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat lingkup audit yang akan
dilakukan oleh auditor semakin luas, sehingga berdampak pada waktu yang
dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya. Sehingga
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) lebih banyak akan memerlukan
waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjan auditnya.
4.4.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap Audit delay
Variabel komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Peraturan Bapepam-LK mewajibkan setiap perusahaan go public di Indonesia
wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang. Hampir semua
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini telah mematuhi
peraturan yang ada yaitu memiliki komite audit tiga orang. Hanya sedikit
perusahaan yang belum memenuhi ketentuan. Hal ini dikarenakan Bapepam-LK
menyatakan akan ada sanksi terhadap emiten yang tidak memenuhi ketentuan,
sebagaimana diatur dalam Peraturan tentang Komite Audit. Karena jumlah komite
audit pada perusahaan yang hampir sama menyebabkan komite audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
4.4.6. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit delay
Uji hipotesis menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit
delay. KAP yang berafiliasi dengan big four dapat menyelesaikan pengauditan
lebih cepat karena mereka mempunyai sumber daya yang lebih besar baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Juga adanya reputasi yang harus mereka jaga karena
penyelesaian kerja audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja KAP
tersebut di mata klien maupun para pengguna laporan audit lainnya. Dengan
reputasi yang sudah diakui, auditor big four akan berusaha secara sunguh-sungguh
untuk mempertahankan pasarnya, kepercayaan semua pihak, dan reputasinya
dengan memberikan perlindungan kepada publik melalui hasil laporan auditnya.
Menurut Ahmad dan Abidin (2008), KAP big four memiliki spesialisasi dan
keahlian dalam area dan industri tertentu, yang pada akhirnya akan menghasilkan
hasil kinerja audit yang lebih efisien daripada KAP yang lebih kecil.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan analisis regresi berganda
(multiple regression) dengan SPSS 15, hasil pengujian dan pembahasan pada
bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan rata-rata audit delay perusahaan
sampel di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2011-2013 adalah 78,41 hari.
Kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat pada
model penelitian sebesar 9,3%. Variabel ukuran perusahaan dan komite audit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Variabel profitabilitas,
leverage, kompleksitas operasi perusahaan dan Reputasi KAP berpengaruh
terhadap audit delay.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Kualitas komite audit dilihat dari ukuran komite audit, independensi komite
audit, rapat komite audit dan kompetensi anggota komite audit, namun dalam
penelitian ini hanya diukur menggunakan jumlah komite audit yang ada di
perusahaan sampel.
2. Kualitas audit dilihat dari proses audit, namun dalam penelitian ini proses
audit tidak bisa terungkap karena data mengenai proses audit tidak
dipublikasikan. Penelitian ini hanya menggunakan ukuran dummy big four
atau non big four.
3. Proses audit dimulai sejak tanggal perikatan audit namun dalam penelitian ini
tidak mengungkap tanggal perikatan audit karena tidak dipublikasikan di
laporan keuangan auditan.
4. Aktivitas perencanaan audit tahun pertama yang dilakukan oleh KAP lebih
luas daripada jika audit yang dilakukan oleh KAP telah berulang. Penelitian
ini tidak meneliti apakah audit yang dilakukan KAP merupakan audit tahun
pertama atau audit yang telah berulang.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
5.3 Saran
Penelitian mengenai audit delay pada penelitian selanjutnya diharapkan mampu
memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan
saran berikut ini:
1. Kualitas komite audit untuk penelitian selanjutnya selain menggunakan
ukuran komite audit diharapkan juga menggunakan ukuran independensi
komite audit, rapat komite audit dan kompetensi anggota komite audit.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengukur kualitas audit dari proses
audit berdasarkan data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau
praktek di lapangan karena akan lebih menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengukuran audit delay sejak
perjanjian perikatan dimulai sampai dengan ditandatanganinya laporan
opini auditor independen.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti apakah audit yang dilakukan
KAP merupakan audit tahun pertama atau audit yang telah berulang.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
DAFTAR PUSTAKA
Angruningrum, Silvia dan Wirakusuma, M.G. 2013. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite Audit Pada
Audit Delay. Jurnal AKuntansi Universitas Udayana, Vol.5, No.2:251-
270.
Bapepam-LK. 2012. Komite Audit 27 Emiten dan Perusahaan Publik Tidak
Lengkap. http://www.akuntanonline.com diakses tanggal 31 maret 2015
pukul 20.30 WIB.
Boedijoewono, N. 2007. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Che-Ahmad, Ayoib. and Abidin, Shamharir. 2008. Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia. International Business Research Vol.1
No.4:32-39.
Dyer, J.C & Mc Hugh, A.J. 1975. The Timeliness of The Australian Annual
Reports, Journal of Accounting Research, Vol. 13, No. 3: 204-219.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP UNDIP.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/VIII/VIII.C.3.
pdf diakses tanggal 7 april 2015 pukul 11:56 WIB.
http://www.ppajp.depkeu.go.id/remository/downloads/uuap5-2011bt.pdf diakses
tanggal 7 april 2015 pukul 11:57 WIB.
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2013/Daftar%20KAP.pdf diakses
tanggal 7 April 2015 pukul 13:48 WIB.
http://www.idx.co.id diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 12:47 WIB
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Indriyani, R.E. dan Supriyati. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The
Indonesian Accounting Review, Vol.2, No.2,:185-202.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
Iskandar, M.J. dan Trisnawati, E. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 3:175-186.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of Firm: Managerial Behaviour,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,
Vol. 3, No. 4: 305-360.
Jusup, A.H. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kartika, A. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol.3, No.2:152-171.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2011. Salinan Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-
346/BL/2011 Tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten
Atau Perusahaan Publik. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.
Kementerian Keuangan RI. 2012. Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-643/BL/2012 Tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Jakarta:
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay:
Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Universitas Diponegoro. Semarang.
Lucyanda, J. dan Nura’ni, S.P. 2013. Pengujian Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol.9,
No.2:128-149.
Modugu, P.K., Eragbhe, dan E., Ikhatua, O.J. 2012. Determinants of Audit Delay
in Nigerian Companies: Empirical Evidence. Research Journal of Finance
and Accounting, Vol.3, No.6:46-54.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
Prasongkoputra, Adinugraha. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
Puspitasari, Elen dan Sari, A.N. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi & Auditing, Vol.9, No.1: 1-96.
Rachmawati, S. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 10, No. 1:1-10.
Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2011 Tentang Akuntan Publik. Jakarta: Sekretariat Negara.
Riahi, A. and Belkaoui. 2004. Accounting Theory. 5th
Edition. United Kingdom:
Cengage Learning EMEA.
Rochaety E., dkk. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS.
Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Tiono, Ivena dan Christiawan, Y.J. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia. Business Accounting Review,
Vol.1, No.2:286-298.
Togasima, C.N. dan Christiawan, Y.J. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012. Business Accounting Review,
Vol.2, No.2:151-159.
Widosari, S.A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
2010. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id