memanage kondisi kedepaan melalui penetapan tata guna lahan atau land use berdasarkan economic...

5

Click here to load reader

Upload: wijkeera

Post on 28-Jul-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memanage Kondisi Kedepaan Melalui Penetapan Tata Guna Lahan Atau Land Use Berdasarkan Economic Driven

Memanage Kondisi Kedepaan Melalui Penetapan Tata Guna Lahan Atau Land Use Berdasarkan Economic Driven

Apr 30, '09 6:59 PMfor everyone

Tata Guna Lahan (land use) adalah  suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya. Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan lingkungan. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan konservasi merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Perencanaan tata guna lahan adalah inti praktek perencanaan perkotaan. Sesuai dengan kedudukannya dalam prencanaan fungsional, perencanaan tata guna lahan merupaan kunci untuk mengarahkan pembangnan kota. Hal itu ada hubungannya denagn anggapan lama bahwa seorang perencana perkotaan adalah “seorang yang berpengatahuan secara umum tetapi memiliki suatu pengetahuan khusus.” Pengetahuan khusus kebanyakan perencana perkotaan ialah perencana tata guna lahan. Pengembangan tata guna lahan yang sesuai akan meningkatkan perekonomian suatu kota atau wilayah.

Perencanaan Tata Guna Lahan Meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya lahan untuk menunjang pembangunan dan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dapat  meningkatkan tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan di Indonesia.  Selain itu, pengembangan sumberdaya lahan juga menghadapi timbulnya konflik kepentingan berbagai sektor yang pada akhirnya masalah ekonomi menjadi kontra produktif satu dengan lainnya. Keadaan ini diperburuk lagi dengan sistem peraturan yang dirasakan sangat kompleks dan seringkali tidak relevan lagi dengan tingkat kesesuaian dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.  Keadaan ini, dapat menyebabkan sistem pengelolaan sumberdaya lahan yang tidak berkelanjutan dan menyebabkan suatu lahan menjadi tidak produktif.

     Untuk mengatasi masalah tersebut, telah disusun suatu strategi dalam perencanaan pemanfaatan sumberdaya lahan yang efisien, berkeadilan dan berketanjutan guna mencegah dampak negatif dari kegiatan yang dilakukan, yang dijabarkan dalam empat bidang prospektif sebagai berikut:A.  Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Lahan dan Tata Ruang.B.  Peraturan Daerah Pertanahan.C.  Penataan Kelembagaan Pertanahan.D.  Sistem lnformasi dan Pendataan.

Tantangan yang dihadapi dalam bidang pertanahan memasuki pembangunan di masa yang akan datang akan bertambah berat. Hal ini karena setiap kegiatan harus mampu menjadi economic driven atau pendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan rata-rata 6% per tahun (Harsono, 1995).  Di lain pihak, kebijakan pertanahan harus dapat meningkatkan nilai keberlanjutan dalam pemeliharaan lahan dan lingkungan hidup.  

Page 2: Memanage Kondisi Kedepaan Melalui Penetapan Tata Guna Lahan Atau Land Use Berdasarkan Economic Driven

     Pada dasarnya ada tiga aspek makro yang akan sangat mempengaruhi bidang pertanahan di Indonesia adalah: (1) Globalisasi perekonomian; (2) Transformasi struktur perekonomian nasional dan (3) Peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya kelompok ekonomi kuat.

     Upaya-upaya kebijakan yang akan dilakukan harus terarah pada peningkatan kemampuan dari kapasitas kelembagaan (institusi), administrasi, dan manajemen pertanahan; peningkatan efisiensi, keberlanjutan dan pemerataan; peningkatan efektivitas peraturan-peraturan terkait dan pengembangan sumberdaya manusia.

     Berdasarkan hal tersebut, secara lebih sistematik pada hakikatnya ada empat pokok bidang program yang saling terkait bagi perencanaan sumberdaya lahan di Indonesia, yaitu:1. Peningkatan efektivitas perencanaan pengembangan lahan dan tata ruang;2.  Penataan peraturan daerah; 3.  Penataan kelembagaan (institusi) dan4.  Pengembangan sistem informasi dan pendataan.

     Pilihan tersebut diagendakan mengingat adanya fakta menarik untuk melihat kecenderungan dan proyeksi-proyeksi yang mempengaruhi perkembangan penggunaan lahan di Indonesia untuk masa kini dan yang akan datang.

     Ada tiga aspek yang perlu dibahas dalam kecenderungan dan proyeksi yang berdampak pada tata guna lahan dan tata ruang, yaitu:     1.  Laju konversi tanah pertanian ke non-pertanian;     2.  Perkembangan kegiatan sosial-ekonomi perkotaan; dan     3.  Laju pertumbuhan penduduk.

     Bila konversi lahan pertanian beririgasi teknis ke non-pertanian tidak dapat dikendalikan, maka akan terjadi pengurangan luasan lahan produktif di Indonesia yang akan berdampak langsung pada produksi pertanian baik tanaman pangan dan industri, kejadian tersebut mempunyai arti kerugian bagi Indonesia.  

     Situasi kontradiktif telah terjadi di Indonesia, dimana luas lahan pertanian semakin menurun sedangkan permintaan pangan terus meningkat, hal ini merupakan suatu fenomena yang harus dicermati secara hati-hati. Apabila tidak segera diadakan monitoring dan evaluasi, tidak mustahil akan terjadi defisit pangan dimasa yang akan datang.

     Dengan perkembangan kegiatan ekonomi non-pertanian dan perkembangan perkotaan yang sangat pesat, tampaknya sangat sulit untuk membendung konversi lahan pertanian, namun yang perlu dilakukan adalah mengarahkan proses ini secara lebih bijaksana, tidak hanya menguntungkan sekelompok pihak tertentu saja dan mengikuti suatu rencana dan prosedur serta proses yang dampaknya tidak merugikan masyarakat luas. Rencana, prosedur, serta proses teknis inilah yang perlu dikembangkan.

Page 3: Memanage Kondisi Kedepaan Melalui Penetapan Tata Guna Lahan Atau Land Use Berdasarkan Economic Driven

     Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi non-pertanian dan perkembangan kota yang dikemukakan diatas, tampaknya altenatif lain seperti: reklamasi pantai akan semakin menjadi suatu pilihan bagi pengembangan kota.  Saat, ini telah dimulai dengan rencana reklamasi pantai beberapa kota besar seperti Surabaya, Probolinggo, Pasuruan, Gresik, Banyuwangi dan beberapa kota lainnya.

     Hal ini cenderung akan menjadi model untuk pembangunan kota-kota dipantai Indonesia di masa yang akan datang.  Masalahnya, hingga kini belum ada prosedur yang baku untuk proses reklamasi tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya berbagai dampak sosio-ekonomis maupun lingkungan, seperti terjadinya banjir dan rusaknya hutan bakau (mangrove) yang mempunyai fungsi ekologis.

     Di lain pihak, hal tersebut mengindikasikan begitu cepatnya perkembangan kegiatan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya kegiatan swasta, yang tidak diimbangi dengan kemampuan perencanaan tata ruang dan penatagunaan lahan yang memadai. Sehingga menimbulkan kesan pengenyampingan fungsi lahan sebagai fungsi ekologis.

     Di balik kecenderungan perkembangan yang dikemukakan di atas, perlu pula dicatat bahwa selama ini telah terjadi fragmentasi penguasaan lahan khususnya di Kota-kota berkembang (Surabaya, Malang, Jember, Gresik).  Dari data pemilikan yang ada bahwa rata-rata pemilikan lahan di Indonesia mencapai adalah 0,58 ha/KK. Ciri fragmentasi ini lebih dipertegas lagi dengan pertambahan jumlah petani gurem, yaitu keluarga petani dengan pemilikan tanah kurang dari 0,1 ha. Mengamati gambaran tersebut di atas, masalah pertanahan di masa yang akan datang akan jauh lebih berat bila dibandingkan dengan dewasa ini.  

Strategi Penatagunaan Lahan berdasarkan Economic DrivenPerencanan tata guna berdasarkan economic driven merupakan pembagian tata guna lahan yang dapat meningkatkan kualitas perekonomian dan mempengaruhi tingkat perekonomian disuatu kota atau wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut Penataan Penggunaan Lahan di Indonesia mempunyai misi: (1) pemanfaatan lahan disesuaikan dengan kemampuannya; (2) dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, minimize diseconomic externalities, (3) mengendalikan laju konversi (alih fungsi) tanah,  dan (4)  mempunyai kepastian hukum. Dengan berbagai pertimbangan baik fakta, strategi dan menghadapi situasi dimasa yang akan datang, maka tujuan dari penataan penggunaan lahan di Indonesia adalah sebagai berikut:1.    Sinkronisasi perencanaan, pengembangan dengan kemampuan lahan;2.    Penataan kembali tata kepemilikan lahan;3.    Pemantapan kelembagaan pertanahan;4.    Sistem infromasi pertanahan;5.    Monitoring dan evaluasi  pertanahan secara terpadu dan berkesinambungan.Tags: urban design, tata guna lahan, kuliah lagi, economic drivenPrev: Abi, saya ingin jadi kebanggaanmuNext: Partner kerja yang gak bangeed

Page 4: Memanage Kondisi Kedepaan Melalui Penetapan Tata Guna Lahan Atau Land Use Berdasarkan Economic Driven