pkl happy land

87
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT HAPPY LAND 21 APRIL – 30 APRIL DAN 19-21 MEI 2014 Oleh: Auliya Rachmawati (103205) Ayu Winarni (103206) Azizah Rizki Murdani (103207) Emy Mintarti Widyawati (103210) PROGRAM STUDI D III FARMASI AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA 1

Upload: ayu-winarni

Post on 01-Oct-2015

342 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pkl

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RUMAH SAKIT HAPPY LAND

21 APRIL 30 APRIL DAN 19-21 MEI 2014

Oleh:

Auliya Rachmawati

(103205)

Ayu Winarni

(103206)

Azizah Rizki Murdani

(103207)

Emy Mintarti Widyawati(103210)

PROGRAM STUDI D III FARMASI

AKADEMI FARMASI INDONESIA

YOGYAKARTA

2014KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala Puji kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dan Laporan PKL di Rumah Sakit Happy Land pada tanggal 21 April 30 april 2014 dan dilanjutkan tanggal 19 Mei 21 Mei 2014 di Yogyakarta. Praktek Kerja Lapangan selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Ahli Madya Farmasi juga menambah bekal wawasan kami akan tgas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Tenaga Teknis Kefarmasian dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit.

Pelaksanaan PKL di Rumah Sakit Happy Land tidak lepas dari bantuan beberapa pihak mulai dari pelaksana hingga penyusunan lapoan. Oleh karena itu pada kesempatan ini selayaknya kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu dr.Endang Pudjiastuti,M.Kes , selaku direktur RS Happy Land yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL di Rumah Sakit Happy Land.

2. Ibu Dwi Hastuti,S.Si.,Apt., selaku direktur Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta.

3. Ibu Ratna Wijayatri,M.Sc.,Apt., selaku pembimbing PKL Rumah Sakit Happy Land atas saran dan masukan dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu E.Megarita,S.Si.,Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Happy Land atas bimbingan, kerjasama, serta kesempatan yang diberikan kepada kami selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan.

5. Ibu Esther Vivi,S.Far.,Apt., selaku pembimbing atas bimbingan, kerjasama, serta kesempatan yang diberikan kepada kami selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan.

6. Seluruh Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Administrasi dan karyawan Rumah Sakit Happy Land yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama selama Praktek Kerja Lapangan.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu kami dalam pelaksanaan Praktek Keja Lapangan ini.Semoga Tuhan Yang Maha Esa menjadikan amalan bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi Almamater dan mahasiswa seprofesi serta sejawat.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv

BAB I.PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang PKL.....................................................................................1

B. Kompetensi Farmasi Di Rumah Sakit..........................................................3

C. Tujuan PKL Rumah Sakit..........................................................................11

D. Pelaksanaan PKL.......................................................................................11

BAB II. TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT HAPPY LAND........................12

A. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Happy Land......................12

B. Struktur Organisasi.....................................................................................22

C. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Happy Land..............................................25

BAB III. KEGIATAN PKL...................................................................................31

A. Administasi Farmasi Rumah Sakit.............................................................31

B. Gudang Farmasi Rumah Sakit...................................................................32

C. Depo Farmasi.............................................................................................37

D. Pelayanan Informasi Obat..........................................................................48

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................49

A. Kesimpulan................................................................................................49

B. Saran..........................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................51

LAMPIRAN 1. CONTOH ETIKET......................................................................52

LAMPIRAN 2. CONTOH SURAT PESANAN OBAT.......................................53

LAMPIRAN 3. CONTOH SURAT PEMESANAN PSIKOTROPIKA...............54

LAMPIRAN 4. CONTOH SURAT PEMESANAN NARKOTIKA....................55

LAMPIRAN 5. CONTOH COPY RESEP............................................................56

LAMPIRAN 6. CONTOH KARTU STOK...........................................................57

LAMPIRAN 7. CONTOH RESEP........................................................................58

LAMPIRAN 8. CONTOH LAPORAN PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA......59

LAMPIRAN 9. CONTOH LAPORAN PENGGUNAAN NARKOTIKA...........60

LAMPIRAN 10. CONTOH LAPORAN PEMUSNAHAN OBAT.......................61

LAMPIRAN 11. CONTOH LAPORAN PEMUSNAHAN RESEP.....................62

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang PKL

Kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Konsep ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian dari rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004). Menurut SK Dirjen YanMed No. 0428/ YanMed/ RSKS/ SK/ 1989 Pasal 8, pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi dengan sistem satu pintu dimana rumah sakit hanya memiliki satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien.Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah mengenai obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien (patient oriented). Hal tersebut juga terdapat dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.

Standar kompetensi farmasis Indonesia tahun 2004 menyebutkan bahwa farmasis yang bekerja di rumah sakit harus memiliki kompetensi dalam enam bidang, yaitu asuhan kefarmasian, akuntabilitas praktek farmasi, manajemen farmasi praktis, komunikasi farmasi, pendidikan dan pelatihan farmasi, serta penelitian dan pengembangan kefarmasian. Selain menguasai ilmu kefarmasian, farmasis sebagai salah satu komponen pelayanan kesehatan di rumah sakit juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat berinteraksi secara harmonis dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta dapat menjaga profesionalisme dalam pengabdian keprofesiannya. Oleh karena itu perlu adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis calon apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

B. Kompetensi Farmasi di Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sarana dan upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara optimal serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 159 B/Menkes/per/1988). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas Rumah Sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,2. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,3. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,4. Melaksanakan pelayanan medis khusus,5. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,6. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,7. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,8. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,9. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),10. Melaksanakan pelayanan rawat inap,11. Melaksanakan pelayanan administratif,12. Melaksanakan pendidikan para medis,13. Membantu pendidikan tenaga medis umum,14. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,15. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,16. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit. Rumah Sakit di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, Tipe Rumah Sakit terdiri dari kelas a, b, c, d. Perubahan kelas rumah sakit dapa terjadi berhubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992.

Rumah Sakit dapat diklasifiaksikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut :1. Kepemilikan

a. Rumah Sakit Pemerintah Yaitu Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh pemerintah,sebagai contoh yaitu Rumah Sakit BUMN dan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kebumen. b. Rumah Sakit Swasta Yaitu Rumah Sakit yang hak miliknya swasta dan tujuan utamanya untuk mencari laba2. Jenis Pelayanan

a. Rumah Sakit Umum Pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan pengobatan berbagai jenis penyakit.b. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit yang memberikan pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan medis tertentu.(Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992, Tentang pedoman organisasi rumah sakit umum pusat dan rumah sakit daerah dikelompokan menjadi :1. Rumah Sakit Tipe A

Adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis luas dan subspesialis luas, merupakan rumah sakit rujukan tertinggi, sebagai contoh yaitu Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta.2. Rumah Sakit Tipe B

Adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis luas dan subspesialis terbatas, merupakan rumah sakit yang menerima rujukan dari rumah sakit kabupaten, sebagai contoh yaitu Rumah Sakit Karyadi Semarang.

3. Rumah Sakit Tipe C

Adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis terbatas dan menerima rujukan dari puskesmas, sebagai conoh yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen

4. Rumah Sakit Tipe D

Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dan sewaktu waktu dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C.5. Rumah Sakit Tipe E

Adalah Rumah Sakit yang hanya memberikan satu macam pelayanan medis.Istilah-istilah yang sering digunakan pada pelayanan kesehatan di rumah sakit:

1. Perbekalan Farmasi Adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat,alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas maedis.

2. ObatAdalah zat selain makanan yang berasal dari bahan alami atau sintesis yang mempunyai efek terapi terhadap tubuh.3. Alat kesehatan

Adalah instrumen, aparatus, mesin, implant yang tidak mengandung obat untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit dan pemulihan kesehatan pada manusia serta membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

4. ResepAdalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi maupun dokter hewan kepada Apoteker / Farmasis untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. (Keputusan Menteri Kesehatan RI no.189/MENKES/SK/III/2006)Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,obat dikelompokan menjadi :

1. Obat BebasAdalah obat yang dapat dengan mudah kita beli di apotek, toko obat maupun di warung biasa tanpa ada batasan dosis penggunaan serta persyaratan lain berupa resep atau perijinan tertentu, obat bebas mempunyai tanda lingkaran bewarna hijau dengan garis tepi warna hitam. Sebagai contoh yaitu suplemen makanan, multi vitamin, balsam, dll.

2. Obat Bebas TerbatasAdalah obat yang dapat dengan mudah kita beli di apotek, toko obat maupun di warung biasa tanpa ada batasan dosis penggunaan serta persyaratan lain berupa resep atau perijinan tertentu, obat bebas terbatas mempunyai tanda lingkaran bewarna biru dengan garis tepi warna hitam. Sebagai contoh yaitu paramek, panadol, dll.

3. Obat KerasAdalah obat yang hanya ditebus dengan menggunakan resep, misalnya yaitu amoxilin, acetosal, alprazolam.

4. Obat NarkotikObat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau sintesis yang dapat menimbulkan penurunan atau perubahan kesadaran serta dapat mengakibatkan ketergantungan bagi yang mengkonsumsi. Sebagai contoh yaitu petidin, heroin, morfin, codein, dll.

Menurut bentuk sediaanya, obat dibedakan menjadi :

1. TabletAdalah sediaan padat komplek yang dibuat secara kempacetak dalam bentuk tabung pipih, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.

2. Serbuk atau pulvisAdalah sediaan yang berupa campuran homogen dua atau lebih obat, kecuali dinyatakan lain serbuk untuk pemakaian dalam.3. SirupAdalah sediaan cair yang mengandung glukosa atau pengganti gula seperti sukrosa dll.

4. PilAdalah suatu sediaan yang berupa massa bundar yang mengandung satu atau lebih zat aktif dan dimaksudkan untuk pemakaian dalam (oral).

5. KapsulAdalah sediaa yang terbentuk dalam suatu cangkang terbuat dari metil seluosa, gelatin atau bahan lain yang cocok, kenyal atau keras berupa bulat telur berujung bulat, berisi obat berbentuk serbuk yang terdiri dari satu atau lebih campuran bahan obat.6. SuspensiAdalah sediaan yang mengandun bahan obat padat yang halus yang terdispersi dalam cairan pembawa.

7. EmulsiAdalan suatu sediaan yang terdiri dari dua zat cair yang tidak bercampur, biasanya air dan minyak dimana cairan yang satu terdispersi dalam cairan yang lain.

8. ElixirAdalah sediaan cair yang pelarutnya adalah alkohol.

9. KrimAdalah sediaan stengah padat yang mengandung zat aktif dan dimaksudkan untuk pemakaian topikal.

10. InjeksiAdalah sediaan steril yang disutikkan ke tubuh melelui jaringan kulit, dll.

11. SuppositoriaAdalah sediaan padat yang biasanya berbentuk peluru yang tersedia dalam berbagai bobot dan bentuk, sebagai contoh yaitu rektal, vagina, uretra, yang umumnya melunak pada suhu tubuh.

12. Tetes atau guttaeAdalah sediaan cair steril, suspensi, yang digunakan dengan cara diteteskan dan dimaksudkan untuk obat dalam maupun luar. (Keputusan Menteri Kesehatan RI no.189/MENKES/SK/III/2006)C. Tujuan PKL Rumah Sakit

Setelah menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, mahasiswa calon ahli madya diharapkan:1. Memperoleh bekal pengetahuan praktis dan keterampilan serta pemahaman secara mendalam mengenai peran dan fungsi farmasis di rumah sakit baik manajerial maupun fungsional dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Serta memahami kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah Sakit.

2. Mampu memahami dan mempraktekkan konsep pharmaceutical care (pelayanan kefarmasian) dalam pelayanan kepada pasien khususnya di rumah sakit.3. Mampu menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga pasien, dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai tujuan dari terapi yakni peningkatan kualitas hidup pasien.D. Pelaksanaan PKLPraktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 21-30 April 2014 kemudian dilanjutkan tanggal 19-21 Mei 2014 di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre. PKL ini wajib diikuti oleh mahasiswa Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta semester akhir. Mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit sesuai dengan yang dijadwalkan.BAB II

TINJAUAN UMUM

RUMAH SAKIT HAPPY LAND

A. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit

1. Sejarah RS Happy Land RS Happy Land didirikan oleh Bapak Abdul Natsir yang bercita cita membangun rumah sakit bertaraf internasional dan mulai dibuka pada bulan Januari 2003. Di bawah payung PT. Tripillar Medis Jaya awalnya rumah sakit ini dibangun dengan konsep one stop service yaitu tidak hanya dibangun ruang praktik dokter, rawat inap, apotek, ruang operasi dan UGD, namun ada juga swalayan, kolam renang, beauty centre, convention hall, tempat bermain anak, dan restaurant. Pada saat terjadi Gempa bumi Yogyakarta tahun 2006, pelayanan RS Happy Land sempat terganggu karena rusaknya beberapa bangunan fisik dan fasilitas namun dengan semangat pantang menyerah antara pemilik, dokter, manajemen serta karyawan, perlahan namun pasti RS Happy Land kembali bangkit dan berbagai macam pengembangan serta prestasi didapat oleh RS Happy Land. Prestasi terakhir yang didapat oleh RS Happy Land adalah sertifikat ISO 9001:2008 sebagai bukti bahwa pelayanan yang ada RS Happy Land sudah memenuhi standar mutu. 2. Profil RS Happy LandRS Happy Land yang bernaung di bawah payung usaha PT. Tripillar Medis Jaya adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi klinik spesialis dan umum, apotek, klinik kecantikan dan laboratorium medis. RS Happy Land dengan dukungan sumber daya yang memadai seperti dokter-dokter yang profesional dan peralatan kedokteran yang modern akan dijadikan barometer Rumah Sakit Umum di DIY dan Jateng yang bertaraf internasional. Selain itu RS Happy Land mempunyai layanan unggulan dalam hal kesehatan wanita diantaranya : Program ingin punya anak, penanganan/ periksa menoupouse, Laser Vaginal Rejuvenation, Waterbirth, dan Senam yoga hamil. Keunggulan yang dimiliki RS Happy Land yaitu mempunyai konsep Boutique Hospital yang artinya kenyamanan, keramahan, kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Fasilitas seperti kamar pasien dengan desain seperti kamar hotel dan fasilitas umum seperti area parkir dan taman bermain yang luas membuat pasien merasa nyaman seperti di rumah sendiri.3. Falsafah

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma baru patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian).

RS Happy Land adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang setinggi-tingginya dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam melakukan tugasnya, RS Happy Land:a. Berazaskan Pancasila dan UUD 1945.

b. Tunduk pada peraturan perundang-undangan Republik Indonesia maupun pemerintahDaerah Istimewa Yogyakarta.c. Merupakan bagian dari upaya pelayanan kesehatan.

d. Berorientasi pada lembaga yang sosio ekonomi.

4. VisiMenjadi Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan prima dengan mengutamakan kenyamanan dan kepuasan konsumen internal maupun eksternal pada tahun 2017.5. Misia. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.b. Merawat pasien yang sesuai dengan standar kualitas medik tertinggi6. Tujuan RS HappyLandTujuan RS Happy Land yaitu mengupayakan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.7. Fasilitas RS. Happy Land

Selain pelayanan yang ramah, RS Happy Land juga ditunjang dengan fasilitas terbaik yang memastikan kenyamanan maksimal bagi pasiennya. Berbagai fasilitas dirancang untuk memenuhi tujuan pelayanan, salah satu diantaranya adalah lorong kamar dengan dinding yang dilapisi spon dan dilengkapi dengan pegangan untuk menghindari pasien yang sakit terjaga dari benturan. Selain itu interior warna dibuat bersahabat dan senyaman mungkin. Kapasitas setiap ruangan dibatasi sesuai dengan standar dan kelasnya. Fasilitas itu terdiri dari:

a. Rawat Inap Pelayanan rawat inap yang ada di RS Happy Land dilaksanakan sesuai dengan ruangan yang ditetapkan menurut kelas. Customer Service akan memberikan informasi yang diperlukan pasien, baik itu masalah harga obat maupun sewa kamar, baik secara langsung, maupun secara online. Staf administrasi akan selalu siap memudahkan pasien di dalam memenuhi semua kewajiban administrasi pasien.b. Rawat JalanKelengkapan layanan rawat jalan RS Happy Land didukung oleh dokter-dokter ahli dengan fasilitas penunjang yang integral untuk menjamin pelayanan kesehatan yang baik. Poliklinik yang tersedia sangat lengkap dengan ruangan yang disetting dan disesuaikan untuk kenyamanan pasien. Seperti poli anak, ruangan dirancang dengan nuansa yang ceria dan jauh dari kesan trauma anak-anak pada rumah sakit.Poli rawat jalan terdiri dari:

1) Poli Umum

2) Poli Kulit dan Kelamin

3) Poli Penyakit Dalam

4) Poli THT

5) Poli Syaraf

6) Poli Bedah

7) Poli Kandungan dan Kebidanan

8) Poli Anak

9) Poli Patologi Klinik

10) Poli Psikiater

11) Poli Psikologi

12) Poli Rehabilitasi Medik

13) Poli Fisioterapi

14) Poli Mata

15) Poli Gigi

16) Poli Gizi

17) Poli Oriental, Herbal, Akupuntur, Pijat Refleksi

b. Laboratorium Medis

1) Analisis Hematologi

2) Analisis Karbohidrat

3) Analisis Lipid

4) Analisis Asam amino/Protein

5) Analisis Faal Hati

6) Analisis Faal Jantung

7) Analisisi Faal Ginjal

8) Analisis Andokrin

9) Analisis Hormon

10) Analisis Enzym

11) Analisis Elektrolit

12) Analisis Cairan dan Produk Tubuh

13) Analisis Batu Ginjal/Empedu

14) Deteksi Keganasan/Penanda Tumor

15) Deteksi Alergi

16) Deteksi Infeksi/Imunologi

17) Virus

18) Bakteri

19) Jamur

20) Helminth

21) Protozoa

22) Deteksi Obat (Toxic Drug Monitoring)

23) Deteksi Narkoba

24) Pumeriksaan Mikroskopis

25) Kultur dan Uji Kepekaan Kuman

26) Polymer Chain Reaction

c. Unit Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakityang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakitdancedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokterdari berbagai spesialisasibersama sejumlah perawatdan juga asisten dokter.

Ambulance merupakan pelayanan untuk menjemput pasien dari rumah atau lokasi ke rumah sakit atau sebaliknya. Fasilitas ambulan terdiri dari monitor lengkap, peralatan emergensi, brankar (tandu), scope stretcher (untuk memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar dan sebaliknya), serta tenaga perawat dan dokter jaga (bila diperlukan).

d. Laser Vaginal Rejuvenation (LVR)

Laser Vaginal Rejuvenation adalah sebuah metode perbaikan dan peremajaan vagina melalui prosedur laser dalam waktu kurang lebih 1 jam. LVR dirancang untuk meningkatkan tonus, kekuatan dan kontrol otot vagina secara efektif agar wanita dapat meningkatkan kenikmatan seksual. Hal ini diakibatkan oleh gangguan bentuk normal vagina karena berbagai sebab.e. Unit Hemodialisis

Cuci darah diperlukan penderita gagal ginjal kronis untuk mengambil sampah-sampah tubuh yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal namun tidak dapat dilakukan karena fungsi ginjal yang rusak. Pada gagal ginjal kronis perlu dilakukan cuci darah secara rutin dua sampai tiga kali seminggu dan setiap cuci darah selama 4-5 jam. Cuci darah ini berlangsung seumur hidup kecuali bila penderita gagal ginjal kronis menjalani cangkok ginjal.

RS Happy Land sesuai dengan komitmen awal serving better is our aims menyediakan pusat layanan cuci darah (Unit Hemodialisis) dengan fasilitas yang baik serta dilayani oleh tenaga terlatih. Unit Hemodialisis ini menyediakan 7 mesin cuci darah (akan terus dikembangkan) dengan pilihan ruangan bersama atau sendiri (privacy), ruang tunggu dan ruang konsultasi yang nyaman. Disediakan pula fasilitas konsultasi gizi dan rehabilitasi medik untuk memberikan pelayanan yang paripurna.

f. Pelayanan Rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan yang optimal.Pelayanan Rehabilitasi Medik meliputi:

1) Pelayananan Fisioterapi

Pelayanan fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh dengan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapiutik dan mekanis), pelatihan.

2) Pelayanan Okupasi Terapi

Pelayanan okupasi terapi adalah pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living), produktivitas, dan waktu luang melalui remediasi dan fasilitasi.

3) Pelayanan Terapi Wicara

Pelayanan terapi wicara adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk memulihkan dan mengupayakan kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui pelatihan remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik, elektroterapiutis dan mekanis)

4) Pelayanan Ortotis-Prostetis

Pelayanan ortotis-prostetis adalah salah satu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan kepada individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan pemulihan fungsi, atau pengganti anggota gerak.

5) Pelayanan Psikologi

Pelayanan psikologi adalah bentuk pelayanan untuk pengembangan, pemeliharaan mental emosianal serta pemecahan problem yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit dan cedera.

6) Pelayanan Sosial Medik

Pelayanan sosial medik adalah bentuk pelayanan pemecahan masalah sosial akibat dari suatu keadaan/kondisi sakit, penyakit atau cedera untuk bisa kembali ke masyarakat.

g. Penunjang Medis

1) Pemerikasaan lengkap laboratorium

2) Farmasi 24 Jam

3) Program pelayanan pranikah

4) Pelayanan Vaksinasi TT

5) Skrining kehamilan dengan : USG 3D

6) Program sebelum & sesudah persalinan

7) Paket dokumentasi janin

8) Home care (sementara khusus penyakit dalam dan lansia)

9) Penanganan obesitas terpadu

10) Audiometri

11) Kardiotokografi

12) PH meter

13) Sebumeter

14) Corneometer

15) Micro skin Dermabrator

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur PT.Tripilar Medis Jaya No.004/SK/DIR-UT/TMJ/VIII/2012 struktur organisasi RS Happy Land meliputi:

1. Secara operasional, direktur RS Happy Land dibantu oleh 2 orang wakil direktur yaitu Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan dan Wadir Administrasi, Umum, dan Keuangan. Untuk kepentingan pengembangan profesi, direktur dibantu oleh kelompok jabatan fungsional.

2. Tiap-tiap wakil direktur membawahi beberapa bidang bagian dan instalasi yang dibantu oleh:

a. Unsur struktural dalam bentuk bidang dan bagian yang bertugas mengkoordinasi kegunaan instalasi terkait.

b. Unsur non-struktural dalam bentuk instalasi yang bertugas mengelola pelaksanaan kegiatan pelayanan disatuan kerjanya, baik pelayanan medis, penunjang medis, maupun non-medis

c. Komite medik, yang berfungsi membantu atau menjembatani direktur dengan staff medik fungsional, terutama untuk pengembangan profesi kedokteran.

Untuk melengkapi sistem pengawasan di RS Happy Land dibentuk Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang bertugas membantu direktur dalam pengawasan intern, meliputi: aspek keuangan, aspek SDM, aspek sarana dan prasarana, serta aspek pelayanan. Struktur organisasi RS Happy Land dapat dilihat pada gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi RS Happy Land

Gambar 1. Struktur Organisasi RS Happy Land

C. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Happy Land

1. Gambaran Umum

Instalasi farmasi adalah instalasi yang melakukan pelayanan penunjang medis dibidang pembekalan farmasi kepada pasien, ataupun instalasi terkait di rumah sakit. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Pelayanan farmasi terdiri:

a. Sistem pengadaan dan inventaris.

b. Pembuatan obat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), termasuk pengemasan kembali sesuai kebutuhan.

c. Penyelenggaraan sistem distribusi yang efisien.

d. Pelayanan keprofesian meliputi: penyiapan perbekalan farmasi, pencampuran, penyampaian, pemantauan obat dalam hal: dosis, indikasi dan efek samping.

e. Pelayanan informasi obat dan alat kesehatan yang baik kepada pasien dan tenaga kesehatan yang memerlukannya.

2. Tujuan Pelayanan Instalasi Farmasi

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang obat.

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan yang berlaku

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan.

f. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode.

3. Administrasi dan Pengelolaan Instalasi Farmasi RS Happy LandPelayanan diselengarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan standar keprofesian universal.

a. Kedudukan

Instalasi Farmasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dipimpin oleh kepala instalasi dalam jabatan struktural.

b. Berfungsi sebagai Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan Obat dan Alat Kesehatan meliputi:

1) Mengkaji instruksi pengobatan (resep) pasien.

2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pengunaan obat dan alat kesehatan.

3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.

4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.

5) Memberikan informasi tentang perbekalan farmasi kepada petugas kesehatan, pasien, dan keluarga.

6) Memberikan konseling tentang perbekalan farmasi kepada pasien / keluarga pasien.

7) Melakukan pencatatan setiap kegiatan.

8) Melaporkan setiap kegiatan pelayanan.

c. Pengorganisasian

Dalam melaksanakan tugasnya, instalasi farmasi dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis intern instalasi farmasi dan ekstern dengan instalasi terkait dapat dilihat dari bagan organisasi.

Pengorganisasian instalasi farmasi:

1) Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh apoteker.

2) Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.

3) Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap aspek hukum dan peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.

4) Kepala Instalasi farmasi harus terlibat dalam perencanaan management dan penentuan anggaran serta penggunaan sumber daya.

5) Kepala instalasi farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala keputusan yang berhubungan dengan pelayanan farmasi dan penggunaan obat.

6) Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.

7) Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam peningkatan mutu pelayanan.

8) Hasil penilaian kontinue terhadap staf didokumentasikan secara rahasia dan hanya digunakan oleh atasan yang mempunyai wewenang untuk itu.

d. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi

Adapun struktur organisasi instalasi farmasi RS Happy Land dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RS Happy Land

D. Tugas dan Fungsi IFRS

1. Tugas Pokok

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.

e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

f. Menyelengggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.

2. Fungsi

a. Berfungsi sebagai pengelolaan perbekalan farmasi meliputi:

1) Memilih perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan farmasi rumah sakit.

2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Memproduksi perbekalan farmasi yang tidak tersedia di pasaran dan atau melaksanakan pengemsan kembali untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

5) Menerima perbekalan farmasi sesuai denngan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan.

BAB III

KEGIATAN PKL

A. Administrasi Farmasi RS

Administrasi diperlukan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan akuntansi, pencatatan dan pelaporan bagian farmasi.Tugas administrasi instalasi farmasi adalah sebagai berikut :

1. Membuat buku pesanan

2. Mencegah kekosongan barang.

3. Mencatat dan mengecek barang-barang yang masuk dan keluar setiap hari pada kartu stock.

4. Mencatat, merekap semua resep yang masuk ke instalasi farmasi.

5. Membuat laporan pemakaian narkotika dan obat psikotropika oleh apoteker.

6. Sebagai verifikator

Untuk mempermudah dalam pengontrolan barang, barang distock setiap 12 jam. Pengrekapan resep juga dilakukan setiap 12 jam meliputi resep rawat inap, rawat jalan, psikotropika dan narkotika. Pencatatan narkotika dan psikotropika ditulis pada masing-masing buku dan dilaporkan pertanggal sepuluh.

Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika diakukan oleh bagian administrasi apotek, dilakukan rekap setiap bulan dilihat dari laporan penjualan setiap bulannya.

B. Gudang Farmasi RS

1. Perencanaan

Perencanan dalam pengadaan obat dilakukan sebulan sekali, tetapi untuk pengadaan rutin dilakukan tiap hari jika barang menipis atau habis.

2. Pengadaan

Dalam pengadaan barang harus mempertimbangkan jumlah buffer stock dan lead time barang yang ada di gudang penyimpanan. Buffer stock dan lead time yang digunakan adalah persediaan barang untuk 3 bulan, fungsi untuk adanya buffer dan lead time adalah mencegah kekosongan barang.

Gambar 3. Alur Pengadaan di gudang farmasi

Gambar 4. Alur pemesananPada pembuatan Surat Pesanan tidak langsung diserahkan ketika barang datang karena harus ada tanda tangan Ka. Instalasi dan Wakil Direktur Pelayanan Medik. Surat Pesanan diberikan pada hari berikutnya atau saat salesman datang ke gudang, tetapi jika dari PBF itu sendiri harus ada Surat Pesanan pada hari itu juga dari gudang memberikan surat jalan (Surat Pesanan Sementara) yang ditanda tangani Kepala Instalasi Farmasi. Surat Pesanan asli diberikan jika Surat Pesanan tersebut sudah jadi. Surat Pesanan dibuat rabgkap 4, yang ditujukan oleh PBF rangkap 2 asli dan untuk arsip gudang 2 rangkap copy. Untuk Surat Pesanan Narkotik dan Psikotropik dibuat rangkap 5.3. Penerimaan Barang

Gambar 5. Alur penerimaan barangSetelah barang dicek dan disimpan, faktur barang datang dientri. Pengentrian barang datang tersebut harus selesai hari itu juga agar stock di gudang sesuai. Faktur direkap setiap bulan.4. Penyimpanan

Barang datang dari PBF disimpan diraknya masing-masing sesuai dengan bentuk sediaannya. Setiap ada barang datang atau barang masuk menulis jumlah barang masuk di kartu stock. Barang disimpan secara alfabetis dengan sistem FIFO (First In First Out)/FEFO (First Expire First Out). Faktur barang datang kemudian dientri.

Obat-obat cair disimpan sesuai dengan suhu penyimpanannya, ada yang diletakkan di suhu ruangan dan ada yang diletakkan ke dalam lemari pendingin. Sedangkan untuk medical supply penyimpanannya berbeda dengan obat. Penyusunan medical supply berdasarkan spesifikasi atau kegunaanya untuk memudahkan dalam pencarian dan memudahkan dalam pengontrolan stok.

Guna memudahkan dalam mengontrol jumlah persediaan barang, setiap obat atau medical supply yang masuk atau keluar gudang selalu dicatat di dalam kartu stok. Setiap bulannya, untuk mengetahui jumlah stok akhir dilakukan stock opname. Stock opname terbesar dilakukan setiap 6 bulan sekali yang dilakukan oleh perwakilan bagian-bagian terkait dan menjadi salah satu dasar rencana pengadaan barang tahun selanjutnya.

Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika tidak disimpan di gudang, hanya di apotek saja karena untuk penyimpanannya dibuat lemari khusus.

5. Distribusi

Pendistribusian barang yang melalui gudang farmasi dan depo farmasi akan lebih terkendali. Pendistribusian obat ke pasien menggunakan sistem desentralisasi dikarenakan terdapat beberapa depo farmasi untuk memudahkan pelayanan kefarmasian.

Dari gudang farmasi didistribusikan ke setiap satelit-satelit dan apotek dengan menggunakan BHP (Barang Habis Pakai). Permintaan satelit dijadwalkan setiap hari kamis, tetapi jika di tengah-tengah hari barang mulai menipis atau habis dapat meminta barang dengan BHP. Pada lembar BHP berisikan tanda tangan perkepala ruangan yang dibawa oleh pekarya dari masing-masing satelit. Permintaan dari apotek dilakukan pada hari Senin, tetapi jika di tengah-tengah hari barang mulai menipis atau habis dapat meminta barang dengan BHP.

6. Pengelolaan Barang Expired Date (ED)

Barang dari setiap satelit dan Apotek yang mendekati ED yaitu 3 bulan sebelum tanggal ED harus sudah diserahkan ke gudang agar dapat diretur. Jika barang tersebut tidak dapat diretur, ditunggu sampai barang tersebut ED dan dimusnahkan.

C. Depo Farmasi

Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Happyland merupakan instalasi farmasi utama yang terletak di lantai 1 yang melayani seluruh depo atau bagian farmasi di Rumah Sakit Happyland. Peranan Apoteker dalam distribusi obat ialah dalam hal pemeriksaan kelengkapan resep dan menganalisa kerasionalan dari resep yang menyangkut tentang tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat rute penggunaan obat, tepat waktu penggunaan obat, tepat penyimpanan obat, serta tepat dalam memberikan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan maupun pasien.

Sistem distribusi obat dibagi menjadi tiga sistem yaitu;

1. Sistem Pelayanan Terpusat (Sentralisasi)

Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat yaitu Instalasi Farmasi. Pada sentralisasi seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai, baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Penerapan sistem ini bertujuan :

a. Penyediaan obat yang cepat secara administrasi.

b. Mengurangi waktu dan tenaga perawat dalam distribusi obat.

2. Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)

Desentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai cabang di dekat unit perawatan atau pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi atau satelit farmasi. Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh pusat pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi yang ada di depo farmasi.3. Sistem kombinasi sentralisasi dan desentralisasi

Ada 4 macam sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap, yaitu:

a. Sistem distribusi obat resep individual sentralisasi

Sistem distribusi obat resep individual sentralisasi adalah sistem penyampaian obat kepada penderita rawat inap oleh instalasi farmasi rumah sakit sesuai dengan yang ditulis pada resep, meliputi persiapan dan pemberian etiket sesuai dengan nama penderita dan obat yang diberikan sesuai dengan resep penderita yang bersangkutan.

Keuntungan sistem resep individual adalah:

1) Semua resep secara langsung dikaji terlebih dahulu oleh Apoteker sebelum obat disiapkan, untuk mencegah kesalahan pengobatan.

2) Memberikan kesempatan terjadinya interaksi profesional yang dekat antara Dokter, Perawat, dan Apoteker.

3) Memungkinkan pengendalian yang lebih mudah atas perbekalan.

4) Mempermudah penagihan biaya obat pasien.

5) Menghindarkan kebingungan perawat menginterpretasikan resep.

Keterbatasan sistem distribusi obat resep individual antara lain:

1) Kemungkinan keterlambatan obat sampai ke pasien.

2) Jumlah kebutuhan personel di IFRS meningkat.

3) Kemungkinan terjadi kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada saat obat disiapkan.

Sistem distribusi obat resep individual sentralisasi kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar dan memiliki daerah perawatan pasien yang menyebar sehingga jarak antara instalasi Farmasi dengan beberapa daerah perawatan sangat jauh.

Alur sistem pendistribusian obat resep individu adalah Dokter menulis resep, kemudian perawat menuliskan kembali resep tersebut kedalam profil pemberian obat dan menyampaikan permintaan obat ke Instalasi farmasi. Instalasi Farmasi menginterpresentasikan resep dan meracik obat tersebut. Obat yang sudah disiapkan diserahkan kepada perawat. Instalasi farmasi mengendalikan pasokan obat ke ruangan penderita. Perawat menyimpan persediaan obat tersebut di dalam wadah obat setiap penderita yang terdapat di ruang perawat dan memberikan kepada penderita setiap kali waktu pemberian obat.

b. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang ( floor Stock)

Dalam sistem ini, obat yang dibutuhkan pasien tersedia dalam ruang penyimpanan obat diruang tersebut, kecuali obat yang jarang digunakan atau obat sangat mahal. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang adalah sistem penyimpaanan obat yang disesuaikan dengan obat-obat yang tertera dalam resep, yang disiapkan sendiri oleh perawat dari persediaan obat yang ada di ruang perawatan untuk langsung diberikan kepada pasien di ruang itu.

Keuntungan sistem persediaan lengkap di ruangan ini adalah:

1) Obat yang diperlukan cepat tersedia bagi pasien.

2) Mengurangi beban kerja instalasi farmasi dan pengurangan jumlah kebutuhan personel IFRS.

3) Berkurangnya penyalinan kembali resep obat.

4) Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS.

Keterbatasan sistem persediaan lengkap di ruangan ini adalah :

1) Meningkatnya kesalahan obat karena kurangnya pengawasan langsung Apoteker pada resep setiap penderita.

2) Meningkatnya persediaan obat di ruang penderita.

3) Meningkatnya resiko kehilangan obat.

4) Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat. Pengendalian persediaan dan mutu, kurang diperhatikan oleh perawat. Akibatnya penyimpanan tidak teratur, mutu obat cepat merosot, dan tanggal kadaluarsa kurang diperhatikan.

5) Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.

6) Terlalu banyak waktu perawat yang terpakai untuk menangani obat pasien sehingga perhatian pada perawatan pasien berkurang.

Alur sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang adalah Dokter menulis resep kemudian diberikan kepada perawat untuk diinterpretasikan, kemudian perawat menyiapkan semua obat yang diperlukan dari persediaan obat yang ada diruangan sesuai resep dokter untuk diberikan kepada penderita, termasuk pencampuran sediaan intravena. Persediaan obat di ruangan dikendalikan oleh instalasi farmasi.

c. Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan lengkap di ruang.Sistem distribusi obat kombinasi persediaan ruang dan resep individual adalah sistem penyampaian obat kepada penderita berdasarkan permintaan Dokter, sebagaian obat disiapkan oleh instalasi farmasi sesuai dengan resep Dokter dan sebagian lagi disiapkan dari persediaan obat yang terdapat diruangan. Obat yang disediakan di ruangan adalah obat yang diperlukan oleh banyak pasien, setiap hari diperlukan, dan biasanya adalah obat yang harganya relatif murah.

Kelebihan sistem kombinasi ini adalah:

1) Pengkajian resep dilakukan oleh Apoteker di Instalasi farmasi.

2) Obat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien

3) Terjadi interaksi yang dekat antara Apoteker, Perawat, dan Dokter.

4) Mengurangi resiko terjadinya kesalahan pengobatan.

5) Beban kerja Instalasi farmasi dapat berkurang.

Keterbatasan sistem kombinasi ini:

1) Kemungkinan keterlambatan obat sampai ke pasien (obat resep individu dari Instalasi farmasi).

2) Kesalahan obat dapat terjadi (Obat dari Persediaan ruang).

3) Masih membutuhkan tempat yang cukup besar untuk menyimpan persediaan obat.

Alur sistem distribusi obat kombinasi persediaan di ruang dan resep individual adalah Dokter menulis resep untuk penderita dan resep tersebut ditindaklanjuti oleh Apoteker dan perawat. Pengendalian oleh Apoteker dilakukan untuk resep yang persediaan obatnya disiapkan di Instalasi Farmasi. Obat kemudian diserahkan ke ruang perawatan penderita yang berada di bawah kendali perawat untuk diberikan kepada penderita setiap kali waktu penderita berobat. Pengendalian obat yang tersedia di ruang perawatan dilakukan oleh perawat dan Apoteker. Obat disiapkan dan diberikan kepada penderita oleh perawat.

d. Sistem unit dose tunggal (Single Unit Dose)

Sistem distribusi unit dose adalah sistem penyampaian dan pengendalian obat yang dikoordinasi oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit yamg obatnya menggunakan wadah dalam bentuk kemasan dosis unit tunggal yang siap pakai dalam jumlah persediaan yang cukup untuk satu waktu tertentu. Sistem ini menitikberatkan pada patient oriented.Kelebihan sistem distribusi unit dose tunggal adalah :

1) Dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan obat karena pengecekan medikasi dilakukan dua kali yakni obat telah diperiksa oleh Apoteker dan diperiksa kembali oleh perawat saat akan diberikan kepada penderita.

2) Menghemat biaya pasien karena hanya membayar obat yang dikonsumsinya saja.

3) Peniadaan duplikasi resep yang berlebihan.

4) Perawat mempunyai waktu lebih banyak untuk merawat pasien.

5) Pengurangan kerugian biaya obat yang tak terbayar pasien.

6) Mengurangi kehilangan obat dan penggunaan obat yang sia-sia.

7) Menghemat ruangan di ruang perawat.

8) Menurunkan tingkat kehilangan profit.

Keterbatasan dari sistem distribusi unit dose ini salah satunya adalah diperlukannya tenaga farmasi yang lebih banyak dan membutuhkan modal awal yang besar terutama untuk pengemasan kembali dan rak medikasi pada laci masing-masing pasien.

Alur sistem distribusi unit dosis dimulai dengan penulisan resep oleh Dokter untuk penderita, kemudian resep tersebut dibawa oleh perawat kepada Apoteker untuk di interpretasikan. Apoteker memeriksa kebenaran dan kerasionalan resep tersebut. Bila ada masalah, Apoteker akan menghubungi Dokter penulis resep untuk membicarakan masalah tersebut dan memberikan saran penggunaan obat lain sebagai alternatif. Apoteker juga dapat memeriksa kembali ketepatan dosis obat yang diberikan dalam resep. Jika resep tersebut telah diberikan dan sesuai, maka resep tersebut akan disiapkan di Instalasi Farmasi maupun depo farmasi di bawah pengendalian Apoteker. Obat disiapkan dalam bentuk unit dosis untuk kebutuhan penggunaan 24 jam. Selanjutnya obat-obatan tersebut disusun dalam kereta obat dan akan diperiksa oleh Apoteker dan perawat. Perawat kemudian memberikan obat kepada penderita.

Di Rumah Sakit Happyland menganut kombinasi yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Adapun alur pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Happyland adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Alur Resep Rawat Jalan

Gambar 7. Alur Resep Rawat Inap

Gambar 8. Alur Resep Jankesmas/Asuransi

Pada penyerahan obat kepada pasien, perlu adanya pengecekan:

1. Fisik

2. Resep dokter

3. Print out

4. Billing/bukti pembayaran

Penyimpanan obat di Instalasi Farmasi disesuaikan dengan bentuk sediaan, alfabetis, suhu penyimpanan, menurut dokter spesialis (seperti OG dan anak) serta menurut jenis pabriknya (dominan produk Sanbe). Pembagian dalam penyimpanan bertujuan untuk mempermudah pengambilan dan pengontrolan obat).D. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat di Rumah Sakit Hapyland dilakukan saat penyerahan obat, baik itu rawat jalan dan rawat inap. Rumah Sakit Happyland tidak menyediaan ruang khusus untuk melakukan konseling, konseling biasa dilakukan saat pasien rawat jalan bertemu dengan dokter atau saat pengambilan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Happyland. Pasien rawat inap mendapat konseling oleh perawat atau dokter, seperti cara minum obat dan keluhan-keluhan lainnya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

1. Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan mampu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman praktis mahasiswa tentang fungsi, peran, dan tanggung jawab Tenaga Teknis Kefarmasian dalam hal pelayanan kefarmasian di rumah sakit (pharmaceutical care) baik manajerial dan klinis.2. Praktek kerja lapangan mampu meningkatkan fungsi manajerial dan fungsional dalam rangka untuk menjalankan peran dan fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian secara profesional yang bermanfaat untuk menjadi bekal memasuki dunia kerja. Aktivitas manajerial perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi, penerimaan, penyimpanan dan distribusi obat. Aktifitas fungsional dan klinis pada pelaksanaan PKL di antaranya, pelayanan resep untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, pelayanan informasi obat untuk pasien rawat jalan dan instalasi pengolahan air limbah.3. Praktek kerja lapangan mampu meningkatkan kemampuan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam bekerja sama dan berkomunikasi baik dengan pasien maupun tenaga kesehatan lainnya.B. Saran

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas SDM untuk menunjang pelayanan farmasi yang lebih baik.

2. Perlu diadakannya perluasan ruangan gudang farmasi dan apotek demi kelancaran pelayanan obat.

3. Tenaga kefarmasian telah menjalakan tugas dan kewajibanya sesuai dengan teori mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, Dispensing (penyiapan, peracikan, pelayanan) oleh karena itu harus dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006.Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia no.189/MENKES/SK/III/2006.Tentang Kebijakan Obat

Nasional.Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Peraturan Pemerintah no.51 tahun

2009.Tentang Pekerjaan Kefarmasian.Jakarta.Peraturan Menteri Kesehatan no.1027/MENKES/SK/IX/2004.Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Undang-undang No.5 tahun 1997 . Tentang Psikotropika, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta.

Anief, M., 2001, Manajenen Farmasi, Gadjah Mada University Press,

YogyakartaKepala Instalasi Farmasi RS

Unit Pelayanan Farmasi

Unit Pengadaan dan Distribusi Farmasi

Ka. Gudang merencanakan barang yang dipesan (quantity obat harus dipertimbangkan)

Dilaporkan ke Ka. IFRS

ACC/Setuju

Tidak setuju

Pemesanan

Pengelompokan obat yang akan dipesan (menurut PBF mana yang bawa)

Pembuatan SP (tanda tangan Ka. IFRS dan Wakil Direktur Pelayanan Medik)

)

Pesananan ke masing-masing PBF (via telepon/fax atau sales datang langsung)

Barang datang

Pengecekan faktur dengan rekapan data pengadaan (daftar pemesanan), kesesuaian quantity/jumlah, tanggal ED, no. batch, ukuran/type

Sesuai/cocok

Tidak sesuai

Barang diterima (tanda tangan Ka. Gudang/ AA yang mempunyai SIK

Diretur

Perawat

Resep masuk

Screaning resep

Resep dientri/Pemberian harga

Ya

Tidak

Persetujuan

Pelayanan resep/Dispensing obat

Pemberian alternatif lain

Pengecekan akhir

Penyerahan obat, obat diserahkan jika pasien membawa billing/bukti pembayaran obat dari kassa

Resep masuk

Screaning resep

Pekarya

Pelayanan resep/Dispensing obat

Pengecekan akhir

Pekarya

Penyerahan obat

Resep dientri/Pemberian harga

Perawat

Screaning resep

Resep masuk

Jamkesmas

Asuransi

Obat non Jankesmas

Masuk Jankesmas

Tidak masuk jaminan

Masuk jaminan

Tanyakan kepada pasien

Ganti obat yang masuk Jankesmas

Tidak diambil

Diambil

Resep dicopy

Resep dientri

Pelayanan obat

Pengecekan akhir

Penyerahan obat

1