land-use planning

26
www.themegallery.c om LOGO Land-Use Planning Chapter 13

Upload: irma-mustika-sari

Post on 27-May-2015

585 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Land-Use Planning

www.themegallery.com

LOGO

Land-Use PlanningChapter 13

Page 2: Land-Use Planning

Chapter OutlineChapter Outline

Historical ForcesHistorical Forces

Dari Desa ke Kota Dari Desa ke Kota

Urban SprawlUrban Sprawl

Pertumbuhan Tanpa Perencanaan Pertumbuhan Tanpa Perencanaan

Prinsip Penggunaan Lahan Prinsip Penggunaan Lahan

Federal Government Land Use IssuesFederal Government Land Use IssuesFederal Government Land Use IssuesFederal Government Land Use Issues

Kebutuhan Perencanaan Kebutuhan Perencanaan

Urban Planning IssuesUrban Planning Issues

Page 3: Land-Use Planning

Kebutuhan Perencanaan Kebutuhan Perencanaan

1/3-1/2 dunia diubah oleh manusia.Pertimbangan ekonomi dan

kebutuhan jangka pendek

Ekosistem alam harus dianggap sebagai sumber daya yang tidak terbarukan

Page 4: Land-Use Planning

4

Sejarah Pembentukan Penggunaan Sejarah Pembentukan Penggunaan Lahan di Amerika Utara Lahan di Amerika Utara

Penemu Amerika Penemu Amerika mengkonversi lahan untuk mengkonversi lahan untuk pertanian, kampung dan kotapertanian, kampung dan kota

Moda transportasi air Moda transportasi air • Eksplorasi dan

pengembangan kawasan perdagangan

• Pembangunan kota di dekat perairan

Page 5: Land-Use Planning
Page 6: Land-Use Planning

6

Water and Urban Centers

Page 7: Land-Use Planning

7

Dari Desa ke Kota

Amerika Utara dahulu sebagian Amerika Utara dahulu sebagian besar desa sampai akhir tahun 1800 besar desa sampai akhir tahun 1800

Revolusi Industri • Banyak pekerjaan di kota

Imigran Eropa • Godaan budaya, sosial, kesempatan

berkarya

Page 8: Land-Use Planning

8

Migration dari Pusat Kota Ke Daerah Pinggiran

Revolusi Industri Sumber Polutan Utama • Mulai naik kereta api, meninggalkan

transportasi air Naiknya harga tanah di Kota dan

mencari daerah yang lebih murah • 1950—60% penduduk tinggal di pusat kota• 1990—30% penduduk tinggal di pusat kota

Page 9: Land-Use Planning

9

Migrasi dari Pusat Kota ke daerah Pinggiran

Lahan pertanian berubah menjadi perumahan

Lahan menjadi komoditas ekonomi Membangun rumah di daerah tanpa

kemacetan

Page 10: Land-Use Planning

10

Rural-to-Urban Population Shift

Page 11: Land-Use Planning

11

Migrasi dari Daerah Pinggiran Migrasi dari Daerah Pinggiran

Nyaman dengan mobil pribadi Perumahan desentralisasi Berkurang menggunakan angkutan

umum • Penurunan efisiensi energi

• Biaya meningkat untuk layanan

Page 12: Land-Use Planning

12

Urban Sprawl

Tidak memiliki pola perencanaan, rumah sedikit, kawasan komersial diluar kota.• Kota tidak dibangun dengan baik

• Daerah pinggiran kaya

• Jalur Pengembangan—Konstruksi rumah di daerah yang luas

Page 13: Land-Use Planning

13

Urban Sprawl

• Ribbon Sprawl—Pusat Perdagangan/Kawasan Industri berada dijalan yang berkoneksi dengan perumahan

• Megalopolis—Gabungan kota-kota menjadi Megapolitan, area urban

Page 14: Land-Use Planning

14

Faktor-faktor Penyebab Sprawl

Gaya Hidup • Peningkatan Kekayaan

Ekonomi • Lahan Pertanian murah

• Pajak mendorong pembangunan perumahan

Perencanaan dan Kebijakan • Minimnya koordinasi

• Zona daerah

• Subsidi Pemerintah

Page 15: Land-Use Planning

15

Masalah Pertumbuhan Tanpa Rencana

Transportation• Sedikit yang menggunakan sarana

transportasi

• Establishment of new corridors stimulates growth in nearby areas.

• Rata-rata tinggal di dalam mobil 9 jam/hari

Polusi Udara • Kemacetan

Page 16: Land-Use Planning

16

Minimnya ruang terbuka seperti taman

Kehilangan Lahan Pertanian

Lahan yang datar, berdrainase baik, akses transportasi, dan dekat dengan kota adalah lahan pertanian yang ideal. Lahan pertanian dijadikan kawasan perumahan dan industri.

Kehilangan Ruang Terbuka

Page 17: Land-Use Planning

17

Masalah Polusi Perairan Masalah banjir

• Banyak daerah di kawasan banjir

• Pembanguanan bertambah, ekonomi berkurang

Page 18: Land-Use Planning

18

Penyalahgunaan Lahan Basah

Lahan basah : daerah yang secara berkala ditutupi dengan air. (rawa, rawa pasang surut, daerah pesisir, dan estuaria)

Dianggap tidak berguna, dikeringkan, diisi, atau digunakan sebagai tempat pembuangan.

Page 19: Land-Use Planning

19

Prinsip Penggunaan Lahan

Perencanaan Penggunaan Lahan —Evaluasi kebutuhan, karakter lahan, solusi alternatif sebelum dibangun

Page 20: Land-Use Planning

PERENCANAAN TRANSPORTASI URBAN PERENCANAAN TRANSPORTASI URBAN

Menghemat energi dan sumber daya lahan. Menyediakan transportasi yang efisien dan

murah Memberikan kesempatan masyarakat

pinggiran bolak-balik secara efisien. Mengurangi polusi perkotaan.

Page 21: Land-Use Planning
Page 22: Land-Use Planning

22

Prinsip Pembangunan Cerdas Prinsip Pembangunan Cerdas

Memperkuat pembangunan daerah yang adaMemperkuat pembangunan daerah yang adaMenyediakan berbagai pilihan transportasiMenyediakan berbagai pilihan transportasiFair, Fair, biaya-keputusanbiaya-keputusan efektifefektifMendorong kolaborasi komunitasMendorong kolaborasi komunitas

.. ..

Page 23: Land-Use Planning

Habitat Pelestarian Hewan Liar

Wildlife Wildlife

Rekreasi Ketenangan Ketenangan

Proteksi Aliran Sungai DAS DAS

Aturan Perundangan Aturan Perundangan

Page 24: Land-Use Planning

24

Perundangan Pemerintah Federal

1872 Hukum Pertambangan "Penambang" diizinkan untuk membeli hak mineral ekstraksi untuk lahan publik untuk $ 5,00 per hektar dan menjaga hak-hak selama perawatan

Page 25: Land-Use Planning

25

Beberapa Masalah di Ruang Publik

Adanya konflik Adanya konflik karena karena beberapa kegiatan yangbeberapa kegiatan yang bersamaan tempat dan bersamaan tempat dan waktu waktu

Merasa sudah membayar Merasa sudah membayar pajak jadi berhak pajak jadi berhak menggunakanmenggunakanyaya

Alokasi penggunaan Alokasi penggunaan lahan dlahan disertai penegakan isertai penegakan

Page 26: Land-Use Planning

www.themegallery.com

LOGO