materi snh

18
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000) Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Insidensinya sekitar 0,5 per 1000 pada usia sekitar 40 tahun, dan meningkat menjadi 70 per 1000 pada usia sekitar 70 tahun, sedangkan tingkat mortalitasnya mencapai 20% pada tiga hari pertama dan sekitar 25% pada tahun pertama. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke dapat berupa kecacatan jangka panjang, dimana lebih dari 40% penderita tidak dapat diharapkan untuk mandiri dalam aktivitas keseharianya dan 25% menjadi tidak dapat berjalan secara mandiri. Stroke terdiri dari stroke hemoragik dan stroke iskemik dengan faktor 1

Upload: fafasya

Post on 16-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SNH

TRANSCRIPT

Page 1: materi SNH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang

berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan

gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang

menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain

vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada

manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

dengan bertambahnya usia. Insidensinya sekitar 0,5 per 1000 pada usia

sekitar 40 tahun, dan meningkat menjadi 70 per 1000 pada usia sekitar 70

tahun, sedangkan tingkat mortalitasnya mencapai 20% pada tiga hari

pertama dan sekitar 25% pada tahun pertama. Kecacatan yang ditimbulkan

oleh stroke dapat berupa kecacatan jangka panjang, dimana lebih dari 40%

penderita tidak dapat diharapkan untuk mandiri dalam aktivitas

keseharianya dan 25% menjadi tidak dapat berjalan secara mandiri. Stroke

terdiri dari stroke hemoragik dan stroke iskemik dengan faktor resiko yang

heterogen. Stroke iskemik mencapai 70-80% dari keseluruhan kasus

stroke.

B. TUJUAN MASALAH

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang konsep stroke non

hemoragic , pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi, dan evaluasi dalam kegawatdaruratan

stroke.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian stroke.

b. Mengetahui etiologi stroke non hemoragic.

c. Mengetahui faktor resiko stroke non hemoragic.

1

Page 2: materi SNH

d. Mengetahui manifestasi klinis, patofisiologi, pathway

dan pemeriksaan penunjang stroke non hemoragic.

e. Mengetahui penatalaksanaan dan komplikasi stroke

non hemoragic.

f. Mengetahui dan menjelaskan tentang diagnosa dan

intervensi keperawatan stroke non hemoragic.

2

Page 3: materi SNH

BAB II

STROKE NON HEMORAGIK

A. PENGERTIAN

Stroke adalah keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran

darah di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak sehingga

mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca,

2008).

Stroke non hemoragik atau yang disebut juga stroke iskemik

didefinisikan secara patologis sebagai kematian jaringan otak karena pasokan

darah yang tidak adekuat.

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral, baik

fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari

24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain

daripada gangguan vaskuler ( WHO, 2000)

Stroke atau serebrovaskuler ( CVA ) adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Sering ini adalah

kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. Stroke adalah

masalah neurologik primer di AS dan di dunia. Meskipun upaya pencegahan

telah menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir.

Stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian, dengan laju

mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk

stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke

yang mempunyai beberapa kecacatan. Dari angka ini, 40% memerlukan

bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke non hemoragik adalah salah

satu jenis stroke yang disebabkan karena defisit neurologis yang terjadi secara

mendadak yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah otak.

3

Page 4: materi SNH

B. ETIOLOGI

1. Trombosis cerebral

Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi

sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan

oedema dan kongesti disekitarnya.

2. Atherosklerosis/arterioskerosis

Adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya ketentuan

atau elastisitas pembuluh darah

3. Hypercoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat

dapat melambatkan aliran darah serebral Arteritis (radang pada arteri)

4. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh

darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di

jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli

tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.

5. Hypoksia Umum

a. Hipertensi yang parah

b. Cardiac pulmonary arrest

c. CO turun akibat aritmia

6. Hypoksia setempat

a. Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrant

( Smeltzer C. Suzanne, 2002 )

C. FAKTOR RESIKO

1. Hipertensi

4

Page 5: materi SNH

2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,

fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)

3. Kolesterol tinggi

4. Obesitas

5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)

6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)

7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan

kadar estrogen tinggi)

8. Penyalahgunaan obat ( kokain)

9. Konsumsi alkohol

( Smeltzer C. Suzanne, 2002 )

D. MANIFESTASI KLINIS

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi

lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya

tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori ).

Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

Kehilangan motorik. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan

mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik.

Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada

sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah

hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang

berlawanan. Hemiperesis, atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh, adalah

tanda yang lain.

Di awal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah

paralisis dan hilang atau menurunnya reflek tendon dalam. Apabila refleks

tendon dalam ini muncul kembali ( biasanya dalam 48 jam ), peningkatan

tonus disertai dengan spastisitas ( peningkatan tonus otot abnormal ) pada

ekstremitas yang terkena dapat dilihat.

Kehilangan komunikasi. Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke

adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.

5

Page 6: materi SNH

Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal

berikut :

a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit

dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab

untuk menghasilkan bicara.

b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama

ekpresif atau reseptif

c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari

sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengmbil sisir dan berusaha

untuk menyisir rambutnya. ( Smeltzer C. Suzanne, 2002 )

E. PATOFISIOLOGI

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus,

emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum

(Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis

sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat

berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang

stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada

pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis

diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral

yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan

penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat

berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat

revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat

anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena

gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest. ( Smeltzer C.

Suzanne, 2002 ).

6

Page 7: materi SNH

F. PATHWAY

Penyakit yang mendasari stroke

Penurunan perfusi jaringan cerebral

Iskemia SNH

Hipoksia

Metabolisme anaerob terganggu Nekrosis jaringan otak Aktifitas elektrolit

Volume cairan bertambah Pompa Na dan K gagal

Asam laktat meningkat Na dan K influk

Edema cerebral Retensi air

TIK meningkat

Hernia cerebral

7

Page 8: materi SNH

G. PENATALAKSANAAN

1. Bantuan kepatenan jalan nafas

a. Ventilasi berbantuan O2

b. Trakeostomi

2. Tirah baring

3. Penatalaksanaan cairan dan nutrisi

4. Obat-obatan :

a. Anti hipertensi

b. Anti fibrinditi

c. Anti spasmodic

d. Anti konvulson

e. Kortika steroid

5. EEG dan pemantauan jantung

6. Pantau TIK ( Tekanan Intra Kranial )

7. Pemasangan kateter indwelling

8. Rehabilitas neurologis (Tucker, 2002)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT Scan

Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark.

2. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan atau obstruksi arteri

3. Pungsi Lumbal

a. menunjukan adanya tekanan normal

b. tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan

adanya perdarahan

8

Page 9: materi SNH

4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

(Doengoes, 2000)

I. KOMPLIKASI

Stroke non hemoragik dapat menyebabkan :

1. Hipoksia Serebral

2. Penurunan darah serebral

3. Luasnya area cedera

(Smeltzer C. Suzanne, 2002)

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi darah ke

otak tidak adekuat

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi motorik

sekunder akibat kerusakan neuron

3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi

serebral, kehilangan tonus atau kontrol otot fasial/oral

4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan ketajaman

sensori, penghidu, penglihatan dan pengecapan

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi motorik,

penurunan ketahanan dan kekuatan

6. Resiko kerusakan menelan berhubungan dengan proses menelan yang

tidak efektif.

7. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan biofisik, psikososial,

perseptual kognitif.

8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi

9

Page 10: materi SNH

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan (NANDA 2009-2014) Tujuan dan kriteria hasil

(NOC) Rencana (NIC)

1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi darah ke

otak tidak adekuat Setelah dilakukan tindakan keperawatan, perfusi

jaringan serebral adekuat

Kriteria hasil :

a. Warna kulit normal

b. Suhu kulit hangat

c. Kekuatan fungsi otot

d. Tidak ada nyeri pada ekstremitas

e. Tekanan darah dalam rentang yang normal

f. Tidak mengalami nyeri kepala

NIC : perawatan sirkulasi

Peningkatan perfusi serebral

a. Kaji kesadaran klien

b. Monitor status respiratori

c. Kolaborasi obat-obatan untuk mempertahanka status hemodinamik

d. Monitor TTV

e. Monitor tonus otot pergerakan

f. Monitor tekanan intrakranial dan respon neurologis

g. Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus

h. Monitor status cairan

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi motorik

sekunder akibat kerusakan neuron

Setelah dilakukan tindakan keperawatan,gangguan mobilitas fisik dapat

teratasi

Kriteria Hasil :

a. Klien meningkat dalam aktivitas fisik

10

Page 11: materi SNH

b. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

c. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi

NIC : Exercise therapy: ambulation

a. Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat

latihan

b. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai

kebutuhan

c. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah

terhadap cedera

d. Ajarkan pasien atau keluarga tentang teknikambulasi

e. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

f. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai

kemampuan

g. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasidan batu penuhi kebutuhan

ADL pasien

h. Ajarkan pasien dalam bagaimana merubah posisi

3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi

serebral, kehilangan tonus atau kontrol otot fasial/oral

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kemampuan komunikasi

verbal meningkat

Kriteria hasil:

a. Kemampuan komunikasi:

1) Penggunaan isyarat non verbal

2) Peningkatan bahasa lisan

b. Komunikasi: kemampuan penerimaan

c. Kemampuan interpretasi meningkat Mendengar aktif

1) Kaji kemampuan berkomunikasi

2) Perhatikan tanda non verbal klien

3) Klarifikasi pesan bertanya dan feedback

d. Peningkatan komunikasi: defisit bicara

11

Page 12: materi SNH

1) Libatkan keluarga untuk memahami pesan klien

2) Perhatikan bicara klien dengan cermat

3) Gunakan kata sederhan dan pendek

4) Berdiri di depan klien saat bicara, gunakan isyarat tangan

5) Beri reinforcement positif

6) Dorong keluarga untuk selalu mengajak komunikasi dengan klien.

12

Page 13: materi SNH

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral,

baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung

lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya

penyebab selain daripada gangguan vaskuler ( WHO, 2000).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke non hemoragik

adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan karena defisit neurologis

yang terjadi secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi

darah otak.

B. SARANJaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan periksakan kesehatan

anda secara berkala.

13

Page 14: materi SNH

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selecta Kedokteran ed 3. Jakarta : Media Aesculatius.

Nanda International.(2011). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi. Jakarata: EGC.

Potter.P.A dan Perry .A.G.(1993). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta :EGC.

Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC

14