materi renstra s2 ap 2015
DESCRIPTION
RENSTRATRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH 1. Alasan Pengembangan Pendidikan
Terdapat dua alasan pokok tentang pentingnya pengembangan
pendidikan dan sekolah, yaitu pertama, sesuai dengan azas pendidikan
sepanjang hayat (life-long education) dan perilaku belajar sepanjang hayat
(life-long learning), maka pendidikan/sekolah tidak merupakan kegiatan
sekali tindak atau sekali jadi. Berdasarkan azas tersebut maka pen-
didikan/sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan. Artinya, suatu program
pendidikan yang telah selesai dilaksanakan, apabila dianggap penting ber-
dasarkan hasil penilaian, maka perlu dilanjutkan dan ditingkatkan sesuai
dengan perkembangan tuntutan kebutuhan peserta didik, kebutuhan
lembaga dan kebutuhan masyarakat. Sehingga pengembangan itu sendiri
identik dengan pemenuhan kebutuhan semua pihak. Dengan demikian,
penyelenggara pendidikan membutuhkan berbagai penyesuaian melalui
upaya pengembangan seluruh komponen pendidikan, proses, tujuan,
ataupun output lembaga tersebut.
Alasan pokok kedua bahwa dalam manajemen pendidikan,
pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang runtut.
Upaya awal pengembangan sekolah dalam manajemen strategik adalah
dengan menerapkan fungsi perencanaan strategik dan dilanjutkan dengan
pengorganisasian strategik dan seterusnya. Dengan demikian,
pengembangan dalam arti yang sesungguhnya tidak mengenal berhenti
atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan dinamikanya.
Kontinyuitas dan dinamika pembangunan akan terus berkembang sesuai
dengan perkembangan kebutuhan, permasalahan, sumber-sumber, kondisi
lingkungan, pengalaman lapangan dan kebijaksanaan, perubahan tujuan
serta arah strategi pembangunan pendidikan ke depan. Inilah yang
manjadi alasan pokok sehingga lembaga pendidikan senantiasa
memerlukan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 68
sendiri.
2. Definisi PengembanganPengembangan berasal dari bahasa Inggris yaitu development. Arti
pengembangan menurut HD. Sudjana1 adalah upaya memperluas atau
mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat
kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, atau lebih baik,
memajukan dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir, atau dari yang
sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks. Dengan
demikian, pengertian pengembangan dalam manajemen pendidikan dapat
diartikan sebagai upaya memajukan program pendidikan ke tingkat yang
Iebih tinggi, lebih sempurna, Iebih luas, dan lebih kompleks.
3. Kegunaan Pengembangan
Secara umum terdapat dua kegunaan pengembangan yaitu
pertama adalah meningkatkan dan menekankan segi mutu. Peningkatan
diarahkan untuk menyempurnakan program pendidikan yang telah dan
sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik. Dengan
peningkatan ini program baru disusun sesuai dengan pengalaman
penyelenggaraan program yang telah dilaksanakan, kebutuhan peserta
didik, masyarakat dan lembaga sesuai dengan perkembangan dan
perubahan lingkungan. Yang ditingkatkan disatu pihak, mungkin hasil
fungsi-fungsi manajemen pendidikan seperti perencanaan, peng-
organisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan itu
sendiri. Di pihak lain yang ditingkatkan adalah komponen pendidikan yang
sistemik mulai dari komponen masukan mentah, masukan lingkungan,
masukan sarana, proses, keluaran dan lain-lain. Kegunaan kedua dari
pengembangan adalah untuk memperluas program pendidikan. Perluasan
ini menitikberatkan pada segi kuantitatif. Yang diperluas adalah pemekaran
program dan jangkauan program baik jangkauan wilayah maupun
jangkauan sasaran (peserta didik. Dari pandangan di atas dapat dikatakan 1 HD. Sudjana, Op.Cit., p. 264. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 69
bahwa kegunaan pengembangan adalah untuk meningkatkan mutu dan
memperluas program pendidikan.
4. Pendekatan Pengembangan Menurut HD. Sudjana, pendekatan yang dipandang strategis untuk
mengembangkan pendidikan adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan
ini menekankan bahwa dalam upaya mengembangkan pendidikan perlu
dilakukan oleh pimpinan/pengelola dengan mengikutsertakan semua pihak
yang terlibat dan berkepentingan dengan lembaga pendidikan. Artinya,
kegiatan pengembangan dilakukan karena adanya rangsangan dari pihak
pengambil keputusan atau karena kehendak kelompok tertentu atas dasar
tuntutan kebutuhan aktual dan perkembangan lingkungan. Dalam proses
partisipasi, setiap pihak terlibat dalam program, terkoordinasi, melakukan
kegiatan bersama secara efisien dan efektif dalam mengembangkan
program sedang dan yang akan dilaksanakan.
Pendekatan partisipatif dapat dilakukan baik langsung maupun tidak
Iangsung. Pertama, pada pendekatan langsung, pengelola pendidikan
mengikutsertakan semua orang yang terlibat di dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendekatan langsung dilakukan dalam kelompok kecil yang
bertatap muka. Pendekatan ini akan efektif apabila dalam kelompok itu
terjadi hubungan akrab di antara para partisipan, tersedianya informasi
lengkap sebagai hasil penilaian program pendidikan, dan adanya keinginan
serta kepentingan yang sama di antara para partisipan. Selain itu mereka
merasakan manfaat dari program yang telah dilaksanakan dan
memandang penting upaya peningkatan dan kelanjutan pengembangan
program.
Kedua, pada pendekatan partisipatif secara tidak Iangsung
biasanya dilakukan dalam kelompok besar. Pendekatan inipun dapat
dilaksanakan dalam kegiatan yang tersebar dan setiap orang yang terlibat
tidak memungkinkan dapat bertatap muka antara yang satu dengan yang
lainnya. Apabila kelompok itu besar atau kegiatannya tersebar, maka
keikutsertaan dalam pengembangan program sering dilakukan dengan Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 70
mengikutsertakan wakil-wakil pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
program. Misalnya dalam konteks yayasan pendidikan, ada yang mewakili
pihak yayasan, pihak kepala sekolah, pihak guru, pihak pegawai, pihak
siswa, pihak alumni, orang tua siswa dan pihak masyarakat serta orang-
orang yang dipandang mampu oleh pimpinan atau yang dipilih oleh
kelompoknya untuk mewakili mereka untuk membuat keputusan dalam
pengembangan program. Cara lain agar semua pihak dapat berpatisipasi
dapat silakukan melalui media tulis atau lisan seperti angket,
korespondensi atau telepon dan lain-lain.
Strategi pengembangan pendidikan dilakukan dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen strategik (strategic management).
Penggunaan manajemen strategik mengandung implikasi bahwa
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan, penilaian,
dan pengembangan dilakukan secara strategik. Oleh karena itu tahap awal
pengembangan pendidikan dilakukan dengan merumuskan dan
mengujicobakan model perencanaan strategik pengembangan. Vincent
Gaspersz2 menyebutkan bahwa untuk lembaga yang belum pernah
menghasilkan atau memiliki dokumen rencana strategik, menetapkan
sasaran harus menjadi sesuatu usaha bersama. Dengan demikian,
pengembangan lembaga pendidikan dilakukan secara strategik dengan
segenap fungsi-fungsi manajemen melalui pendekatan partisipatif.
B. MANAJEMEN STRATEGIKManajemen (management) adalah kemampuan dan keterampilan
khusus untuk melakukan suatu kegiatan bersama orang lain atau melalui
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi3. Selain itu manajemen
pendidikan juga berkaitan dengan efisiensi sebagaimana diungkapkan oleh
Tony Bush4, bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang 2 Vincent Gaspersz, Perencanaan Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2004), p. (cek ulang kembali apakah tepat bukunya) 3 Sudjana. H.D. Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung: Penerbit
Nusantara Press, 1992). P. 11. 4 Tony Bush. Theory of Educational Management. (London: Harper & Row, 1986). p. 1. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 71
terus-menerus dalam mengkoordinir seluruh aktivitas personil organisasi
dan sumber-sumber pendukung lainnya supaya terselesaikan tugas-tugas
dan tujuan organisasi seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen
pendidikan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam
mengelola semua sember daya termasuk seluruh komponen organisasi
dan fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan secara efektif, baik tujuan
jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang.
Lebih operasional disampaikan oleh Iman Soepardi5 bahwa
pengelolaan pendidikan adalah pemanfaatan seluruh fasilitas baik manusia
maupun bukan manusia (sarana prasarana) yang ada, secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sejalan
dengan itu Engkoswara6 mengatakan bahwa manajemen pendidikan
adalah suatu ilmu yang mempelajari begaimana menata sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan
bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta
di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dari pandangan di
atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah seni atau
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata kemampuan,
keterampilan dan sumber daya pendidikan melalui proses yang terus-
menerus bersama orang lain atau melalui orang lain secara produktif
dengan suasana menyenangkan untuk mencapai tujuan pengembangan
mutu lembaga pendidikan.
Pada perkembangan terakhir, permintaan akan kualitas/mutu
pendidikan telah menjadi tuntutan perkembangan perubahan lingkungan
yang semakin cepat. Sejak dekade tahun 1990-an hingga sekarang,
kualitas pendidikan dikaitkan dengan akuntabilitas publik (tanggung gugat)
dan berfokus pada pembelajaran murid, produktivitas dan “performance”,
keefektifan program dan evaluasi institusi7. Tuntutan mutu tersebut
5 Iman Soepardi, Dasar-Dasar Adminitrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas, 1988), p. 112. 6 Engkoswara, Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah,
(Bandung: Yayasan Amal Keluarga, 2001), p. 2. 7 Peterson, Marvin W, et.al. (ed). Planning and Management For A Changing
Environment. (San Francisco : Jossey-Bass Publishers, 1997). p. 15 Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 72
mengacu pada pendekatan “Total Quality Management (TQM) yang
berkembang.
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu
(MMT) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi kepada
peningkatan kualitas secara berencana dan berkelanjutan, yang pada
gilirannya bermuara pada peningkatan produktivitas dan daya saing suatu
organisasi. Coetsch dan Davis8 mendefinisikan kualitas secara luas, yaitu
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Adapun definisi kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah
“derajat/karakteristik yang melekat pada suatu produk yang mencukupi
persyaratan/keinginan.”9 Selain itu dalam konteks total atau keseluruhan,
bahwa terjadi penerapan mutu terhadap semua aspek proses pekerjaan
dari mengidentifikasi kebutuhan sampai pada mengevaluasi sejauhmana
pelanggan terpuaskan. Oleh karena itu suatu lembaga pendidikan dapat
memiliki tingkat mutu yang dapat memenuhi dan melampaui harapan
pelanggan. Sedangkan manajemen berarti mengembangkan dan
memelihara kemampuan organisasi agar secara konstan meningkat
mutunya10. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen mutu
merupakan orientasi utama seluruh kebijakan dan aktivitas organisasi atau
sekolah secara menyeluruh dalam rangka pengembangan mutu pendidikan
secara keseluruhan.
Strategi pengembangan mutu pendidikan dilakukan dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen strategik (strategic management).
Penggunaan manajemen strategik mengandung implikasi bahwa
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan, penilaian,
dan pengembangan dilakukan secara strategik.
8 D.L. Goestc dan S. Davis. Introduction to Total Quality: Quality, Productivity, Competitiveness. Englewood, Cliffs,N.J: Prentice Hall International, Inc, 1994). p. 4
9 Rudi Suardi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk Mencapai TQM. (Jakarta: Penerbit PPM, 2001). p. 3
10 Chang Zeph Yun, Yeong Wee Yong dan Lawrence Loh. The Quest for Global Quality. (Singapore Addison-Westley Publisher Ltd, 1996. p. 3.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 73
Sementara itu istilah strategik menurut Einsiedel dalam Nining I.
Soesilo11 berasal dari bahasa Latin “strategia” (kantor dari Jenderal), dapat
juga berasal dari bahasa Prancis “strategos” yang artinya seni memperalat
atau mempekerjakan melalui tindakan-tindakan atau ”strategems” menuju
ke arah sebuah tujuan. J. Salusu12 mendefinisikan strategik sebagai suatu
seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan
lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Dari kedua kata tersebut di atas (manajemen dan strategik) terdapat
beberapa rumusan yang berkembang tentang pengertian manajemen
strategik, antara lain:
a. Fred R. David13 mendefinisikan manajemen strategik sebagai
seni dan ilmu untuk merumuskan, melaksanakan dan evaluasi seluruh
keputusan fungsional yang memungkinkan dapat diterima organisasi
secara objektif. Selain itu
b. Arthur Sharplin14 mengemukanan bahwa manajemen strategik
merupakan suatu rumusan dan penerapan dari perencanaan dan
membawa semua aktivitas yang berkaitan permasalahan yang vital,
menembus atau pentingnya berkelanjutan pada permasalahan
organisasi secara keseluruhan.
c. Samuel C. Certo dkk15 mendefinisikan lebih operasional bahwa
manajemen strategis sebagai sesuatu proses yang terus-menerus,
melakukan pengulangan, merumuskan tujuan proses lintas fungsional
untuk mempertahankan organisasi secara tepat dan sesuai dengan
perkembangan lingkungan.
11 Nining I. Soesilo, Reformasi Pembangunan Perlu Pendekatan Manajemen Strategik: Buku 1, (Jakarta: FE UI, 2000), p. 5-12.
12 J. Salusu, op.cit., p. 101. 13 Fred R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, Ninth Edition, (New Jersey:
Pearson Education, Inc., 2003), p. 5. 14 Arthur Sharplin, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill, 1985), p. 6. 15 Samuel C. Certo, et_al, Strategic Management: Concepts and Applications, (United
States of America: Richard D. Irwin, Inc., 1995), p. 8. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 74
d. Dalam konteks daya saing, Michael A. Hilt R, et al16 mengatakan
bahwa proses manajemen strategik adalah serangkaian penuh
komitmen terhadap keputusan dan tindakan yang diperlukan suatu
organisasi untuk mencapai daya saing strategis dan mendapatkan laba
diatas rata-rata.
Dari definisi di atas, maka manajemen strategik merupakan suatu
seni, ilmu dan prosedur atau langkah-langkah dari seluruh keputusan
organisasi yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer
dengan memperhatikan perilaku analisis lingkungan, penetapan arah
organisasi, perumusan strategi organisasi, penerapan strategi organisasi,
mewujudkan strategi daya saing dan kontrol organisasi.
Fred R. David17 menambahkan bahwa penggunaan manajemen
strategik dengan serasi menggunakan terminologi perencanaan strategik.
Bahkan James B. Whittaker18 menegaskan bahwa manajemen strategik
terdiri atas 2 (dua) bagian yakni: (1) Perencanaan Strategik (Stratgic
Planning) dan (2) Manajemen Kinerja (Performance Management). Dengan
demikian, perencanaan strategik merupakan aplikasi penggunaan
manajemen strategik yang merujuk pada rumusan strategis sebagai
tahapan awal. Sehingga manajemen strategik tidak dapat dipisahkan
dengan perencanaan strategik, tetapi hanya dapat dibedakan.
BAB IIPERENCANAAN STRATEGIK
16 Michael A. Hilt R, et_al, Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globaliasi, Terjemahan Penerbit, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001), p. 6.
17 Fred R. David, loc.cit. 18 James B. Whittaker, GPRA 1993, A Mandate for Strategic Planning and Performance
Management (USA: NASA, 1995), p. 12. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 75
A. PERENCANAAN PENDIDIKAN Perencanaan sebagai fungsi pertama manajemen pendidikan
senantiasa berhubungan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa
yang akan datang. Templar dan Edinburgh19 mengemukakan bahwa salah
satu kaidah kerja dalam bukunya yang berjudul “rule of work” adalah
perencanaan. Dalam perencanaan senantiasa mempertanyakan “do you
know where you’re going? The smart follower of the rules knows exactly
where they’re going. They have a plan. They have plotted the path to
where they want to be – in six months, in a year, in five years. Pandangan
ini memperlihatkan bahwa betapa pentingnya perencanaan guna
mengetahui secara pasti apa saja kegiatan yang akan dilakukan pada
masa yang akan datang.
Dalam konteks masa depan, perencanaan adalah persiapan untuk
melakukan sesuatu. Persiapan ini didasarkan pada kemampuan berpikir
dan alasan-alasan tertentu dengan menggunakan informasi yang
diperlukan. Perencanaan diawali dengan keputusan dan diakhiri dengan
keputusan20. Mintzeberg21 mengidentifikasi tiga pengertian dasar tentang
perencanaan yaitu: (1) Perencanaan adalah berpikir tentang masa depan.
Secara sederhana menentukan masa depan melalui perhitungan. (2)
Perencanaan adalah mengontrol masa depan. Perencanaan adalah desain
keinginan masa depan dan berusaha untuk mewujudkannya secara efektif.
Dengan demikian, perencanaan merupakan upaya kreatif untuk
mengontrol perubahan yang ada didalam lingkungan. (3) Perencanaan
adalah pembuatan keputusan. Perencanaan sebagai pilihan yang
pundamental. Perencanaan sebagai sumbangan yang disengaja dari
penyebab pembuatan keputusan dalam desain aksi untuk mencapai
tujuan.
Imam Soepardi22 mengemukakan bahwa perencanaan senantiasa
19 Richard Templar dan Edinburgh, The Rule of Work: A Definitive Code for Personal Success. (London: Pearson Education Limited, 2003), p. 45.
20 Chatlinas Said, Pengantar Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas, 1988), p. 119. 21 Henry Mintzeberg, Rise and Fall of Strategic Planning, (New York: The Free Press,
1994), pp. (7-9). 22 Imam Soepardi, Op. Cit., p. 114.Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 76
berusaha menjawab beberapa pertanyaan antara lain:
a. Apa yang akan dikerjakan (menyangkut materi)
b. Mengapa dikerjakan (menyangkut dasar pertimbangan)
c. Siapa yang mengerjakan (menyangkut personil)
d. Dimana akan dikerjakan (menyangkut tempat).
e. Bilamana akan dikerjakan (menyangkut waktu)
f. Bagaimana dikerjakan (menyangkut tata kerja, metode dan prosedur).
Keenam pertanyaan tersebut di atas selalu berkaitan dan mengarah
pada pencapaian tujuan. Tujuan kegiatan selanjutnya dijabarkan dalam
bentuk program, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan pemrograman
dan pentahapan pelaksanaan. Sehingga hasil perencanaan tidak hanya
sekedar dokumen semata. Dengan demikian, perencanaan merupakan
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan
yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Disebut sistematis
karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
tertentu dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan
dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan secara terorganisir.
Artinya, perencanaan merupakan proses penggabungan pengetahuan
dengan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang terorganisasi.
Perencanaan dalam konteks pendidikan, naskah “Deklarasi
Santiago” sebagaimana dikutip oleh Endang Soenarya23 bahwa
perencanaan pendidikan adalah suatu proses yang sistematik dan
berkesinambungan yang meliputi pelaksanaan dan pengkoordinasian,
metode penelitian sosial, prinsip dan teknik kependidikan, administrasi,
ekonomi dan keuangan, melalui partisipasi dan dukungan masyarakat
terhadap pendidikan, dengan tujuan dan langkah-langkah yang
dirumuskan secara pasti untuk memberikan kesempatan kepada setiap
orang dalam mengembangkan berbagai potensinya agar dapat
memberikan kontribusinya secara efektif terhadap pembangunan sosial,
kebudayaan, dan ekonomi bagi negaranya. Pengertian ini memperlihatkan
23 Endang Soenarya, Op. Cit., p. 60. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 77
bahwa dalam perencanaan pendidikan perlu didukung dengan suatu model
yang menggambarkan tentang penyusunan dan penetapan tujuan,
pelaksanaan, pengoranisasian perencanaan dengan memperhatikan
perkembangan lingkungan dan dianalisis secara strategis. Sehingga
model perencanaan pendidikan perlu disusun dan diformulasikan dalam
bentuk model perencanaan strategik pengembangan pendidikan.
B. KONSEP PERENCANAAN STRATEGIK 1. Definisi Perencanaan Strategik
Dalam perencanaan strategik, seorang pemimpin atau kepala
sekolah adalah seorang ahli strategi, terutama dalam hal: (1)
menggunakan keleluasaan sebanyak mungkin dalam bidang-bidang yang
berada di bawah kendalinya; (2) penanggulangan keadaan yang telah
dan yang sedang berubah; (3) mengembangkan landasan yang koheren
dan kokoh bagi pembuatan keputusan. Tuntutan kepala sekolah sebagai
seorang ahli strategi memperlihatkan bahwa perencanaan strategik dapat
didefinisikan sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan
dan tindakan yang membentuk dan memandu jalannya suatu organisasi
persekolahan, karena perencanaan itu sendiri dimulai dari keputusan dan
diakhiri dengan keputusan. Secara operasional Bryson24 mengatakan
bahwa perencanaan strategik (strategic planning) adalah seperangkat atau
sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat untuk membantu
pimpinan/manajer dalam pencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
Definisi perencanaan strategik telah berkembang dari pandangan
beberapa pakar terdahulu, antara lain Vincent Gaspersz25 mengatakan
bahwa perencanaan strategik adalah common sense. Bersifat visioner,
namun realistik, mengantisipasi keadaan masa depan yang diinginkan dan
dapat dicapai. Perencanaan strategik memberikan suatu struktur untuk
pembuatan keputusan praktek dan langkah-langkah yang harus diikuti.
24 John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organization, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1988), p. xii.
25 Vincent Gaspersz, Perencanaan Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), p. 2.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 78
Perencanaan strategik mempertimbangkan kebutuhan dan harapan
pelanggan, stakeholders dan pembuat kebijakan yang didefinisikan
sebagai misi, tujuan, dan pengukuran kinerja. Suatu perencanaan strategik
memberi petunjuk untuk bertanya dan menjawab lima pertanyaan dasar,
yaitu:
1. Dimana kita sekarang (where are we now?).
2. Dimana dilakukan sesuatu yang kita inginkan. (where do we want to
be?).
3. Bagaimana kita mengukur kemajuan kita (how do we measure our
progress?).
4. Bagaimana kita mencapai tujuan (how do we get there?).
5. Bagaimana kita melakukan arah/jalan/jejak kemajuan kita (how do we
track our progress?).
2. Rasionalisasi Pentingnya Perencanaan Strategik Terdapat empat alasan pentingnya perencanaan strategik menurut
Glueck dan Jauch26 adalah:
1) Perencanaan strategik menyangkut jangkauan masa depan dari
keputusan-keputusan yang dibuat sekarang. Artinya, memperhitungkan
langkah-langkah yang diambil dari seorang pimpinan sebagai reaksi
terhadap berbagai sebab akibat sepanjang masa tersebut.
Perencanaan strategik menyajikan langkah-langkah alternatif yang
lebih sesuai dengan perkembangan yang mungkin akan dihadapi di
masa depan. Dan jika pilihan telah ditentukan, ia akan menjadi
pegangan untuk penambilan keputusan. Intisari dari perencanaan
strategik adalah kemungkinan-kemungkinan untuk pengenalan
sistematis dari peluang-peluang dan ancaman-ancaman di masa depan
dengan pilihan langkah-langkah yang lebih tepat.
2) Perencanaan strategik adalah suatu proses, yaitu dimulai dengan
menggariskan sasaran-sasaran dari organisasi dan kebijakan-kebijakan 26 William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, Dialihbahasakan oleh Murad dan A.R. Henry Sitanggang, (Jakarta: Erlangga, 1990), p. 9.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 79
yang diperlukan dan pengembangan rencana yang terperinci sesuai
dengan strategi demi mencapai hasil akhir yang diharapkan. Artinya,
perencanaan strategik sebagai suatu proses adalah penentuan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam hal kapan dilakukan,
bagaimana dilakukan, siapa yang harus dilibatkan, serta apa saja yang
akan dibuat dengan hasil-hasil yang akan dicapai. Perencanaan
strategik secara sistematis memuat prosedur yang sama-sama telah
dipahami.
3) Perencanaan strategik adalah suatu sikap, karena perencanaan
strategik meminta suatu kebiasaan dan keharusan untuk bekerja
berdasarkan perkiraan-perkiraan mengenai masa depan. Perencanaan
strategik lebih condong disebut sebagai suatu “proses berpikir” atau
suatu latihan intelektual dari pada sebagai kumpulan proses, proses
atau teknik.
4) Suatu sistem perencanaan strategik mengkaitkan tiga jenis sekaligus,
yaitu rencana-rencana strategik, rencana-rencana jangka menengah,
serta rencana-rencana operasional.
Atas dasar pentingnya perencanaan strategik, maka berkembang model
dasar pertimbangan perencanaan strategik27 yaitu:
1) Model organisasi yang menitikberatkan pada “planning gap” yaitu
kesenjangan antara keinginan dengan kenyataan. Model ini
menentukan visi, misi, sasaran dan tujuan terlebih dahulu setelah
melihat perbedaan yang ada, baru kemudian mencari strategi yang
diinginkan untuk mencapainya.
2) Model organisasi yang memusatkan pada “strategic”, yaitu
perencanaan yang menonjolkan suatu manajemen dari isu
strategiknya, baru setelah itu menyusun visi, misi, sasaran dan tujuan.
27 Goerge Stainer, Perencanaan Strategik, Dialihbahasakan oleh Burhan N., (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1984), p. 13.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 80
Pada kenyatannya tidak semua organisasi yang telah
mengembangkan kegiatan perencanaan benar-benar menjadi puas
dengan hasil yang diperolehnya. Dalam banyak hal kesalahan-kesalahan
itu bisa terjadi pada cara-cara merencanakannya atau pada cara-cara
menerapkannya. Hal ini pernah diteliti oleh Ringback yang menemukan
beberapa penyebab utama kegagalan suatu perencanaan strategik28,
adalah:
1) Perencanaan tidak diintegrasikan ke dalam sistem manajemen secara
keseluruhan.
2) “... kurangnya pengertian tentang dimensi yang berbeda-beda dalam
perencanaannya”.
3) Manajemen pada berbagai tingkat organisasi tidak benar-benar terlibat
dalam memberikan sumbangan pada kegiatan perencanaan.
4) Manajemen gagal total dalam mengoperasionalkan rencana tersebut.
5) Masukan-masukan yang tidak memadai untuk perencanaan.
6) Banyak organisasi yang tidak memiliki gambaran keseluruhan dari
perencanaannya.
3. Manfaat Perencanaan Strategik Vincent Gaspersz29 mengidentifikasi tujuh manfaat perencanaan
strategik sebagai berikut:
1) Berguna bagi perencanaan untuk perubahan dalam lingkungan dinamik
yang kompleks. Perencanaan strategik adalah proaktif, sehingga
organisasi publik disarankan untuk proaktif mencari dan melakukan
28 Goerge Stainer, op.cit, p. 305. 29 Vincent Gaspersz, op.cit, pp. 2-4Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 81
perubahan, dan bukannya bersikap reaktif terhadap situasi.
2) Berguna untuk pengelolaan hasil-hasil (managing for results).
Perencanaan strategik merupakan suatu proses dan diagnosis,
penetapan tujuan (objective setting), dan pembangunan strategi
(strategy building) yang merupakan bagian penting dari manajemen
yang berorientasi pada hasil. Perencanaan strategik berlandaskan pada
pertimbangan yang hati-hati dari suatu kapasitas dan lingkungan
organisasi, yang mengarahkan pada keputusan-keputusan
pengalokasian sumber-sumber daya yang signifikan.
3) Perencanaan strategik merupakan suatu alat manajerial yang penting.
Sektor publik diharapkan untuk memfokuskan perhatian pada
pencapaian dan peningkatan outcomes setiap tahun. Dengan kata lain,
hasil-hasil seyogianya mulai difokuskan pada efisiensi dan efektivitas
operasional. Perencanaan strategik memungkinkan sektor publik
mengembangkan suatu sistem yang memfasilitasi peningkatan terus-
menerus (continuous improvement) pada semua tingkat dalam
manajemen organisasi.
4) Perencanaan strategik berorientasi masa depan. Penencanaan
strategik melibatkan suatu usaha yang disiplin untuk membantu
membentuk dan membimbing pada apa yang diharapkan oleh
manajemen, apa yang harus dilakukan, dan mengapa itu dilakukan.
Perencanaan strategik membutuhkan pengumpulan informasi berskala
makro, suatu eksplorasi alternatif-akernatif, dan merupakan suatu
landasan bagi implikasi masa depan dari keputusan-keputusan
sekarang.
5) Perencanaan strategik mampu beradaptasi (adaptable). Meskipun
perencanaan dilakukan untuk jangka panjang, peninjauan ulang dan
pembaharuan secara teratur (regular reviews and updates) untuk
menentukan kemajuan dan menilai ulang validitas dari rencana
berdasankan pada isu-isu strategik yang tidak tencakup dalam penilai-
an internal maupun eksternal, dan akan membuat perencanaan
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 82
strategik menjadi fleksibel dan mampu beradaptasi. Dengan demikian
rencana dapat diperbaharui untuk membuat penyesuaian-penyesuaian
yang diperlukan untuk menanggapi lingkungan yang berubah dan me-
manfaatkan peluang atau kesempatan yang menguntungkan.
Perencanaan strategik menetapkan target antuk kinerja (targets for
performance) , memfasilitasi cara-cara untuk memeriksa kemajuan, dan
memberikan panduan atau petunjuk untuk rencana-rencana
operasional dan anggaran (budgets) yang sedang berlangsung.
6) Perencanaan strategik adalah penting untuk mendukung pelanggan.
Perencanaan strategik menetapkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh
organisasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Agen-agen
pemerintah harus mengakui bahwa mereka memiliki pelanggan (cus-
tomers) dan pihak-pihak yang berkepentingan (stake-holders). Hal ini
mengharuskan adanya perubahan sikap yang didukung oleh proses
perencanaan strategik, di mana identifikasi kebutuhan pelanggan
menjadi hal yang mendasar.
7) Perencanaan strategik mempromosikan komunikasi. Perencanaan
strategik memudahkan komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi
keinginan dan nilai-nilai yang berbeda, membantu pembuatan
keputusan yang teratur, dan menjamin keberhasilan dan implementasi
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan (goals and objectives). Peren-
canaan strategik meningkatkan komunikasi tidak hanya dari manajer
atas kepada karyawan atau sebaliknya, tetapi juga lintas fungsi/divisi
dan program-program.
Dari keragaman manfaat di atas, maka dapat dikatakan bahwa
peran perencanaan strategik itu adalah:
1) Sebagai pedoman
2) Sebagai petunjuk
3) Sebagai arahan
Secara sederhana bagi pimpinan yayasan, sekolah dan karyawan,
perencanaan strategik akan bermanfaat dalam:
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 83
1) Menentukan keputusan bagi masa depan sekolah.
2) Menyempurnakan prosedur penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, meningkatkan efisiensi dan sinergi serta mencegah
pemborosan.
3) Mengembangkan kualitas dan strategi pelaksanaan penyeleng-
garaan pendidikan dan pengajaran dalam mewujudkan masa depan
sekolah yang diharapkan atau dicita-citakan.
4) Menentukan kriteria keberhasilan kinerja sekolah yang dapat diukur.
BAB IIIMODEL PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAH
Suatu model perencanaan strategik yang efektif yang dapat dijadikan
acuan30 adalah: (1) Proses perencanaan strategik yang dikembangkan relatif
30John M. Bryson, op cit, p. xii. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 84
sederhana tapi efektif, yang secara khusus dirancang untuk organisasi publik
seperti sekolah. (2) Harus ada panduan yang jelas mengenai bagaimana
menerapkan proses tersebut. (3) Harus disediakan contoh-contoh tentang
bagaimana proses tersebut telah diterapkan. (4) Proses perencanaan harus
dikaitkan hasil penelitian dan literatur yang relevan sehingga para pembaca
mengetahui bahwa model yang dikembangkan dapat dipertanggungjawabkan
dan meyakinkan secara empirik dan akademik.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka model perencanaan strategik
yang dikembangkan, disusun sesederhana mungkin atas dasar kajian teori
dan literatur yang relevan serta didukung dengan seperangkat panduan
(petunjuk pelaksanaan = juklak) dan contoh-contoh yang ada. Secara garis
besar prosedur dalam model perencanaan strategik (dinas & sekolah swasta)
yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
a. Rasionalisasi pentingnya penyusunan perencanaan strategik.
b. Pengertian Perencanaan Strategikc. Kedudukan dan fungsi PS d. Tujuan dan manfaat perencanaan strategike. Landasan berupa dasar hukum penyusunan
perencanaan strategik.f. Komponen dan sistematika model perencanaan
strategik:
1) Exploring permasalahan atau pengembangan sekolah.
2) Prakarsa dan kesepakatan menyusun perencanaan strategik.
3) Pembentukan Tim Pengembangan Mutu Sekolah
4) Mengidentifikasi mandat yang diemban oleh sekolah.
5) Mengidentifikasi nilai dan misi yang sudah ada serta karakteristik
Yayasan.
6) Identifikasi lingkungan internal tentang kekuatan dan keterbatasan.
7) Identifikasi lingkungan eksternal tentang peluang dan ancaman.
8) Penentuan arah strategi pengembangan sekolah.
9) Faktor-faktor isu strategis dan strategi kebijakan sekolah.
10) Perumusan visi, misi dan nilai-nilai sekolah.Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 85
11) Asumsi, sasaran dan tujuan.
12) Program, kegiatan dan indikator keberhasilan sekolah.
g. Data dan teknik analisis data dalam
penyusunan rencana strategik.
h. Sistem pelaporan dan mekanisme
penyampaian dokumen rencana strategik.
i. Seminar dan sosialisasi isi draft dokumen
rencana strategik kepada stakeholders.
j. Peranan Konsultan Pendidikan dalam
perencanaan strategik.
Masing-masing prosedur tersebut dijabarkan secara terpisah sebagai berikut:
A. RASIONALISASI PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAH
Penyusunan dan perumusan perencanaan strategik sekolah perlu
didukung dengan fakta dan dasar pemikiran yang tegas sehingga
memperlihatkan adanya rasionalisasi betapa pentingnya perencanaan
strategik sekolah disusun secara akomodatif, adaptif, responsif dan
transparan.
Contoh:
Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, sehingga lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Pendidikan Dasar dilaksanakan selama 9 tahun adalah program wajib belajar yang telah diwajibkan oleh undang-undang. Pendidikan dasar mencakup Pendidikan Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) selama 3 tahun. Secara spesifik, pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Beberapa permasalahan mendasar yang berkembang sehubungan dengan penyelenggaraan pendidikan dasar adalah : (1) Wajib belajar 9 tahun belum memiliki makna “compulsory” karena ketidakmampuan subsidi pemerintah. (2) Kualitas pendidikan, keberhasilan pemerataan dan perluasan pendidikan dasar belum diletakkan pada mutu penguasaan kompetensi dasar. (3) Rendahnya kualitas manajemen pendidikan, kerancuan perubahan cara pikir dari sentralistik ke desentralistik, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pendidikan
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 86
berbasis sekolah dan masyarakat. Melihat fenomena di atas, maka sebagai perwujudan peran dan partisipasi masyarakat, Yayasan Budha Tzu Chi merasa terpanggil dan berkenan membuka layanan pendidikan di Indonesia sebagai salah satu bentuk pengejewantahan misi kemanusiaan dan pendidikannya.
Tindak lanjut kepedulian layanan pendidikan tersebut secara operasional dijalankan oleh Yayasan Budha Tzu Chi Wiyata yang dibantu oleh suatu tim/dewan pengurus pendidikan. Ruang lingkup dan jenis lembaga yang tertuang dalam agenda dan “masterplan” pendidikan yayasan adalah pembuatan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berbagai bentuk lembaga pendidikan non-formal lainnya. Namun pada tahap awal pembentukan lembaga ini, yang menjadi prioritas utama adalah pendirian Sekolah Dasar. Selanjutnya Sekolah Dasar ini disebut dengan nama Sekolah Dasar (SD) Cinta Kasih Tzu Chi yang berlokasi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Jakarta Barat – Indonesia.
SD Cinta Kasih Tzu Chi merupakan salah satu sekolah dasar swasta yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bahkan diharapkan dapat menjadi institusi rujukan atau bandingan bagi sekolah-sekolah yang sejenis di masa depan. Untuk dimensi masa depan tersebut, yayasan bermaksud melakukan pengembangan sekolah guna memacu dan memicu kualitas pendidikan dalam arti yang sesungguhnya.
Terdapat dua alasan pokok yayasan tentang pentingnya pengembangan sekolah ini, yaitu pertama, sesuai dengan azas pendidikan sepanjang hayat (life-long education) dan perilaku belajar sepanjang hayat (life-long learning), maka pendidikan melalui lembaga persekolahan bukan merupakan suatu kegiatan sekali tindak atau sekali jadi. Berdasarkan azas tersebut maka perlu dilakukan pengembangan sekolah secara berkelanjutan. Selain itu pengembangan identik dengan pemenuhan kebutuhan semua pihak. Dengan demikian, penyelenggara pendidikan membutuhkan berbagai penyesuaian melalui upaya pengembangan seluruh komponen pendidikan, proses, tujuan, ataupun output lembaga tersebut.
Alasan pokok kedua bahwa dalam manajemen pendidikan, pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang runtut. Upaya awal pengembangan sekolah dalam manajemen strategik adalah dengan menerapkan fungsi perencanaan strategik dan dilanjutkan dengan pengorganisasian strategik dan seterusnya. Dengan demikian, pengembangan dalam arti yang sesungguhnya tidak mengenal berhenti atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan dinamikanya. Kontinyuitas dan dinamika akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, permasalahan, sumber-sumber, kondisi lingkungan, pengalaman lapangan dan kebijaksanaan, perubahan tujuan serta arah strategi pendidikan ke depan. Inilah yang manjadi alasan pokok sehingga lembaga sekolah senantiasa memerlukan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri.
Berdasarkan kedua alasan tersebut di atas, maka pengembangan SD Cinta Kasih Tzu Chi perlu dipersiapkan sedini mungkin baik berupa software maupun hardware sekolah. Pengembangan sekolah diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Proses pengembangan sekolah dilakukan dengam mempertimbangkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan dan arah trend masa depan. Sehingga perlu diketahui di posisi mana SD Cinta Kasih berada pada masa depan. Hal ini perlu dirumuskan secara kolektif dalam suatu dokumen resmi yang dijadikan sebagai arahan, pedoman atau acuan dasar dalam penyelenggarakan pendidikan. Secara keseluruhan dokumen atau naskah tersebut secara keseluruhan
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 87
dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik Pengembangan Sekolah (RSPS) SD Cinta Kasih Tzu Chi.
Bedasarkan analisis lingkungan eksternal maupun internal dengan senantiasa memperhatikan nilai serta mandat yang diemban, maka akan dapat dirumuskan visi, misi, serta arah kebijakan pengembangan, tujuan dan program-program, serta kegiatan-kegiatan, yang dijadikan sebagai pola dasar implementasi penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan. Maka dirasa sudah merupakan suatu keharusan bahwa RSPS ini perlu disusun secara seksama, sistemik, sistematik.
Dengan demikian, RSPS adalah rencana pengembangan yang berskala kelembagaan serta merupakan konsensus dan komitmen bersama seluruh stake-holders dalam penetapan dan pencapaian visi serta misi lembaga. Dengan demikian, fungsi RSPS adalah untuk menyatukan pandangan dan derap langkah seluruh pihak yang berkepentingan dengan lembaga terutama pihak penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan prioritas program selama lima tahun ke depan.
Penyusunan dan perumusan RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini dilakukan secara transparan dengan mengikutsertakan berbagai pihak dan dibantu oleh konsultan pendidikan sebagai katalisator. Berbagai upaya mencari masukan dilakukan dengan tujuan agar semua pihak merasa ikut memiliki dan berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Berdasarkan latar belakang di atas, memperlihatkan betapa pentingnya RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini disusun secara akomodatif, adaptif, responsif dan transparan.
B. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGIK Agar tidak terjadi perbedaan persepsi antar penyusun dengan para
pembaca dan pihak lain yang berkepentingan, maka perlu dipertegas
pengertian perencanaan strategik dalam konteks sekolah.
Contoh:
Rencana Strategik Pengembangan Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah dokumen induk rencana pengembangan lembaga pendidikan yang memuat visi, misi, program, pokok-pokok strategis dan arah kebijakan pengembangan pendidikan yang berdasarkan kepada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan nyata serta perkembangan aspirasi masyarakat.
C. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PERENCANAAN STRATEGIKBagian ini memperlihatkan kedudukan perencanaan strategik dalam
penyelenggaraan sekolah. Berdasarkan kedudukan tersebut maka dapat
ditentukan fungsi perencanaan strategik.
Contoh:
Kedudukan RSPS Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah sebagai pola dan kerangka dasar rencana pelaksanaan pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan serta merupakan penjabaran kehendak seluruh pihak yang berkepentingan dengan tetap memperhatikan arahan Pengurus Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 88
Fungsi RSPS Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah sebagai pedoman bagi segenap penyelenggara pendidikan, fungsionaris, guru, karyawan dan masyarakat lainnya dalam melaksanakan prioritas pengembangan pendidikan disegala bidang sesuai dengan perkembangan kebutuhan zaman.
D. HASIL DAN MANFAAT PERENCANAAN STRATEGIKHasil merupakan target akhir yang akan dicapai dari seluruh
rangkaian kegiatan perencanaan strategik. Apabila hasil perencanaan
strategik dapat tercapai, maka akan dapat dijelaskan manfaat dari
perencanaan strategik bagi penyelenggaraan sekolah.
Contoh:
Hasil yang akan dicapai dari penyusunan Rencana Strategik Pengembangan Sekolah Cinta Kasih ini adalah tersusunnya buku induk rencana yang memuat arah strategis pengembangan sekolah, kebijakan strategis serta program–program pengembangan sekolah yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan guna meningkatkan kualitas proses dan lulusan lembaga. Secara operasional, hasil yang akan dicapai adalah : 1. Tersusunnya arah strategi pengembangan sekolah dan kebijakan strategis
pengembangan Sekolah Dasar Cinta Kasih. 2. Tersusunnya visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran pengembangan dan
penyelenggaraan pendidikan.3. Terususunnya program dan kegiatan untuk kurun waktu lima tahun kedepan serta
penanggungjawab pelaksana kegiatan. Adapun manfaat disusunnya rencana strategik pengembangan adalah : 1. Sebagai alat kendali dan tolok ukur bagi jajaran fungsionaris lembaga dalam
menyusun rencana pengembangan pada masing-masing unit serta dalam rangka mewujudkan keberhasilan pengembangan dan peningkatan kualitas lembaga baik untuk jangka pendek (tahunan) maupun jangka panjang (5 tahunan).
2. Untuk mewujudkan adanya keteraturan dan keterarahan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan sekaligus untuk memacu dan mempercepat pelaksanaan kegiatan tersebut.
3. Sebagai informasi untuk menciptakan keyakinan masyarakat yang berkepentingan (akuntabilitas publiks) tentang kemampuan lembaga dalam melaksanakan program-programnya.
4. Sebagai acuan bagi Yayasan dan sekolah dalam rangka perbaitan dan penyempurnaan manajemen internalnya.
E. LANDASAN
Landasan merupakan komponen yang memperlihatkan adanya mandat
sehingga pelaksanaan penyusunan perencanaan strategik memiliki dasar
yang kuat sebagai payung hukum.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 89
Contoh:
Landasan utama dalam penyusunan RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini adalah: 1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. 2. Akta Pendirian Yayasan No. …………………3. SK.Kadis Dikdas Propinsi DKI Jakarta No.1005/1.851.48/2005 tentang Izin
Operasional Penyelenggaraan Pendidikan.4. SK Dirjen Dikdasmen No. ……………2003 tentang status SD ………5. SK Dewan Pengurus tentang penyelenggaraan pendidikan No. ………..
F. KOMPONEN MODEL PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAHKomponen dan sistematika model perencanaan strategik yang
dikembangkan merupakan adaptasi dari beberapa model yang telah ada,
secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut:
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 90
Posisi sekarang Posisi dimasa mendatang Rencana Aksi
Konsultan Pendidikan sebagai Katalisator
Gambar 3. Model alternatif Perencanaan Strategik Sekolah
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 73
Pemben-tukan tim pengem bangan
mutu Sekolah
Arah strategi pengem bangan sekolah
Isu strategis
dan Strategi
Kebijakan Pengem-bangan Sekolah
SasaranTujuan
ALI:Analisis
Lingkungan
Internal
ALE:Analisis Lingku ngan
Eksternal
Pra kar sa
Ren cana stra tegis
Visi, misi dan
Prinsip/ nilai
Program dan
Kegiatan
Disemi nasi dan Penyempurnaan
Doku men Renstra
Publikasi & Imple
men tasi
Mandat formal
dan izin/ legalitas
Nilai/misi Pemilik
Dana dan notaris
pendirian sekolah
Peman-tauan dan
umpan balik
Ma sa lah
Pe ngem
ba ngan
Eksistensi PS: Rasional, arti, kedudukan,
fungsi, tujuan, manfaat, landasan
Keterangan:
1. Masalah dan Pengembangan
Terdapat beberapa alasan yang mendasari pentingnya
perencanaan strategik di sekolah, namun secara garis besar terdapat dua
alasan pokok yaitu, (1) Adanya permasalahan yang secara fenomenal
dialami oleh sekolah. (2) Alasan pengembangan lembaga pendidikan/
sekolah. Permasalahan sekolah yang dimaksudkan adalah permasalahan
strategis yang menyangkut seluruh komponen dalam sistem
penyelengaraan sekolah yang menghendaki adanya perubahan strategik
yang menyeluruh.
Pengembangan sekolah merupakan salah satu elemen kunci yang
menjadi perhatian kepemimpinan strategik dalam manajemen strategik.
Yayasan dan kepala sekolah memfokuskan perubahan sekolah ke arah
strategik. Hal ini didasari oleh karakteristik pendidikan/persekolahan, antara
lain: Pertama, sesuai dengan azas pendidikan sepanjang hayat (life-long
education) dan perilaku belajar sepanjang hayat (life-long learning), maka
pendidikan/sekolah tidak merupakan kegiatan sekali tindak atau sekali jadi.
Artinya, sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perkembangan kebutuhan kualitas. Kedua bahwa dalam manajemen
strategik sekolah, pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan
yang runtut. Pengembangan sekolah dalam arti yang sesungguhnya tidak
mengenal berhenti atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan
dinamikanya. Dengan demikian upaya awal pengembangan sekolah dalam
manajemen strategik adalah dengan menerapkan fungsi perencanaan
strategik, agar tetap terjadi kuntinyuitas perubahan penyelenggaraan
sekolah yang adaptif ke arah yang lebih strategik. Dalam konteks
penyusunan laporan renstra, “permasalahan dan pengembangan” ini
ditempat pada point rasionalisasi pentingnya perencanaan strategik.
2. Prakarsa dan Kesepakatan Menyusun Perencanaan Strategik
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 74
Komponen atau langkah pertama ini adalah tahap memunculkan
ide/gagasan atau opini dari pemrakarsa tentang pentingnya
pengembangan mutu sekolah. Pemrakarsa dapat berasal dari sekelompok
guru atau pegawai, atau kepala sekolah atau bahkan dari konsultan
pendidikan (jika ada). Pemrakarsa melakukan negosiasi kesepakatan
dengan orang-orang penting dalam pembuatan keputusan pengembangan
sekolah mulai dari upaya penyusunan perencanaan strategik. Pada tahap
ini juga dapat dilihat atau bahkan membantu membangun komitmen serta
dukungan para pihak yayasan, kepala sekolah atau pihak lainnya terhadap
pentingnya perencanaan strategik. Komitmen dan dukungan dari orang-
orang penting tersebut dineosiasikan dan selanjutnya diwujudkan dalam
bentuk kesepakatan dan sekaligus membentuk suatu kelompok kerja
berupa tim kerja (team works).
3. Pembentukan Tim Penyusun Perencanaan Strategik (TPPS)
Pembentukan TPPS disusun mengikuti beberapa komponen utama:
(1) Rasionalisasi Pentingnya Tim; (2) Dasar Pertimbangan; (3) Arti TPPS;
(4) Tujuan TPPS; (5) Manfaat TPPS; (6) Jenis Kegiatan; (7) Legalitas
TPPS; (8) Skenario Tugas (job); (9) Struktur Tim dan Distribusi Tugas; (10)
Mekanisme Kerja; (11) Penetapan Agenda Kerja dan Penjadwalan.
Contoh: EDIT ULANG : TIM PENGEMBANGAN MUTU
SEKOLAH CINTA KASIH TZU CHI WIYATA – JAKARTA(TPMS-CKTW)
A. RASIONALISASI PENTINGNYA TIM
1. Bahwa tantangan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sekarang dan ke masa depan adalah semakin besar dan rumit, sehingga menuntut lembaga pendidikan melakukan pengembangan mutu secara strategis dan komprehensif.
2. Bahwa lembaga pendidikan di lingkungan Cinta Kasih perlu merespon dan mengantisipasi tantangan tersebut secara proaktif dengan melibatkan partisipasi semua stakeholders, terutama kepala unit, guru, pegawai yang ada di lingkungan Sekolah Cinta Kasih.
3. Bahwa dalam rangka melaksanakan maksud tersebut di atas, dipandang perlu membentuk suatu kelompok kerja (kolabotif) yang diberi nama Tim Pengembangan Mutu Sekolah Cinta Kasih, yang selanjutnya disingkat dengan TPMS-CKTW.
B. DASAR PERTIMBANGAN 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 75
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Budha Tzu Chi Wiyata terutama yang berkaitan dengan visi, misi dan tujuan Yayasan.
3. Mandat Dinas Pendidikan DKI Jakarta tentang Surat Keputusan Izin Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah Sekolah Cinta Kasih.
C. ARTI TPMTim Pengembangan Mutu Sekolah adalah suatu wadah yang berisi sekelompok orang sebagai representasi seluruh pegawai dan pihak-pihak berkepentingan yang bekerja sama untuk berpikir dan berbuat dengan tekat dan komitmen tinggi untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Yayasan Pendidikan Cinta Kasih sekarang dan masa depan.
D. TUJUAN TPMSTujuan TPM adalah untuk membantu Yayasan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah Cinta Kasih, terutama dalam: 1. Mengevaluasi seluruh aspek sekolah meliputi potensi, kelemahan,
tantangan dan peluang.2. Manganalisis dan merekomendasikan aspek-aspek strategis
pengembangan lembaga baik intenal maupun eksternal sekolah dengan memperhatikan seluruh kepentingan pihak-pihak terkait. Terutama untuk merekomendasikan: (1) Model pengembangan program dan sistem manajemen yang lebih
profesional, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan pengembangan lembaga secara keseluruhan.
(2) Berbagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas guru dan pegawai pendukung lainnya.
(3) Berbagai pendekatan dan metode peningkatan prestasi murid.(4) Desain ideal dan konsep-konsep yang relevan dalam upaya
pengembangan sarana dan fasilitas pendukung belajar lainnya yang lebih kondusif. (5) Pola hubungan yang harmonis antara seluruh komponen lembaga
dengan masyarakat dan orang tua murid.(6) Pola kemitraan dengan pemerintah dan lembaga-lembaga swasta
lainnya. (7) Berbagai upaya mengharumkan nama baik lembaga serta metode
dan teknik promosi dan publikasi. 3. Menyusun, membahas, menyetujui dan mengkomunikasi berbagai
kebijakan, aturan, pedoman dan mekanisme kerja sekolah Cinta Kasih.E. MANFAAT TPM
Manfaat Tim Pengembangan Mutu adalah:1. Bagi Sekolah Cinta Kasih sebagai lembaga adalah:
a. Pengembangan lembaga dipikirkan oleh banyak orang. b. Nama baik lembaga dapat lebih terjaga dan ditingkatkanc. Target pengembangan lembaga lebih nyata terarah.
2. Manfaat bagi Pengurus Yayasan adalah: a. Terbantu dalam memikirkan dan mewujudkan visi dan misi Yayasan.b. Mengetahui dan memahami akar permasalahan mendasar pengembangan lembaga
dan alternatif solusi yang lebih efektif. c. Memperoleh informasi yang lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
keputusan yang menyangkut kebijakan strategis yayasan. d. Menempatkan posisi Yayasan sebagai dewan pendiri dan pengurus dalam arti yang
sesungguhnya dan terbangun saling rasa memiliki, satu untuk semua dan semua untuk satu tujuan.
e. Dapat mengetahui dan mengukur setiap perubahan perkembangan, termasuk tingkat kepedulian dan keberhasilan perbaikan program, kinerja pegawai dan pemanfaatan
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 76
biaya yang lebih efektif dan efisien.f. Sebagai saluran utama dalam mensosialisasikan kebijakan yayasan disamping kepala
unit dan pejabat lainnya.
3. Manfaat bagi Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai adalah: a. Secara lugas dan santun dapat menyampaikan hasil prestasi, kinerja dan
permasalahan dalam suatu forum formal dan bersama-sama dipikirkan oleh banyak orang dengan memperhatikan berbagai kepentingan semua pihak terkait.
b. Seluruh pemikiran pengembangan kreatif dan aspirasi yang berkembang dapat tersalurkan sehingga memperoleh follow-up yang lebih dini.
c. Terbangun suasana harmonis melalui komunikasi transparan, merasa saling dihargai, dan meyakini bahwa semua pihak tidak saling berseberangan akan tetapi lebur untuk satu tujuan demi kepentingan bersama.
d. Terbangun citra diri dan merasa dihargai sehingga akan melahirkan ide-ide kreatif cemerlang untuk membantu sekolah dalam meningkatkan mutu pelayanan dan prestasi murid.
F. JENIS KEGIATAN Untuk mewujudkan tujuan Tim, terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan oleh anggota tim, antara lain: 1. Penyusunan draft aturan. 2. Rapat rutin secara periodik.3. Rapat insidental sesuai kebutuhan. 4. Survey lapangan dan penelitian 5. Lokakarya6. Diseminasi dan sosialisasi.7. Penugasan tertentu.
G. LEGALITAS TPMS-CKTWAgar Tim Pengembangan Mutu Sekolah Cinta Kasih dapat bekerja secara benar, maka keberadaan Tim ini perlu diberikan kewenangan tertentu dalam batas kurun waktu tertentu melalui Surat Keputusan Yayasan. Surat keputusan ini akan mengikat kepada semua anggota tim.
H. RENCANA STRUKTUR ORGANISASI TPMS-CKTW
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 77
KETUA TIM
PEMBINA KETUA YAYASAN
ANGGOTA TIM PENGEMBANGAN MUTU
KATALISATOR KONSULTAN
d. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Kajian lingkungan (environmental scanning) dilakukan untuk mengetahui
posisi sekolah pada saat dilakukan kajian. Melalui kajian lingkungan akan
terpetakan seluruh informasi tentang situasi dan kondisi yang ada pada
sekolah. Informasi yang dihimpun dapat bersumber dari internal sekolah
atau dari eksternal sekolah. Analisis yang demikian dikenal dengan Analisis
Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).
Analisis ini selanjutnya dikenal juga dengan Analisis Faktor Internal (AFI)
dan Analisis Faktor Ekseternal (AFE). Materi analisis faktor internal juga
termasuk nilai atau misi yayasan, sedangkan analisis faktor eksternal
diantaranya meliputi mandat formal seperti izin dan berbagai bentuk
legalitas lainnya.
Contoh:
A. IDENTIFIKASI KONDISI INTERNAL 1. Kekuatan
SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai sejumlah kekuatan yang berkenaan dengan (1) sumber daya manusia, (2) Metode pengajaran, (3) penelitian pengembangan, (4) sarana dan prasarana, dan (5) kerjasama..a. Sumberdaya Manusia
Terdapat dua komponen berkenaan dengan kekuatan dibidang sumberdaya manusia, yaitu (a) tenaga pengelola (Kepala Sekolah), (b) tenaga pengajar (guru), (b) tenaga penunjang. 1) Tenaga Pengelola (Kepala Sekolah)
Kepala sekolah sebagai pengelola lembaga adalah seseorang yang berpengalaman lebih dari 5 tahun mengajar, kualifikasi pendidikan minimal S1.
2) Tenaga Pengajar (Guru). Kekuatan tenaga pengajar dapat dikemukakan sebagai berikut ini .a) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai 70% tenaga pengajar yang berkualifikasi S1 sedangkan 30% yang lainnya berpendidikan D2 PGSD dan D3. Terdapat 2 orang guru yang sedang studi di strata S1.
b) Pengalaman mengajarSD Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta sudah mempunyai 60% tenaga pengajar mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Dan 40% diantaranya telah berpengalaman mengajar selama 3 dan 4 tahun.
c) Usia Tenaga Para tenaga pengajar 100% masih berusia muda yakni di bawah usia 35 tahun.
d) Loyalitas dan Komitmen
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 78
KEPALA SMA, KTU
MEWAKILI GURU TK, SD,
SMP, SMA
MEWAKILI PEGAWAI
ADMINISTRASI
MEWAKILI PENGURUS YAYASAN
Banyak tenaga pengajar yang memiliki loyalitas tinggi terhadap lembaga dan memiliki komitmen terhadap tugas. Mereka umumnya juga memiliki kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri.
3) Tenaga Penunjang a) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai 6 orang tenaga administrasi ketatausahaan dengan kualifikasi pendidikan 50% S1 dan 50% D3 sesuai dengan bidangnya. Selain itu, sekolah ini didukung oleh tenaga keamanan (satpam) sebanyak 3 orang dengan kualifikasi keseluruhan (100%) adalah lulusan SLTA. Sebanyak 6 orang cleaning service yang bertugas untuk membersihkan gedung yang berlantai tiga ini, dimana 67% diantaranya adalah lulusan SMP, selebihnya adalah lulusan SLTA dan SD.
b) Loyalitas dan komitmenPara karyawan SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki loyalitas yang tinggi dan bertanggungjawab serta komiten terhadap tugas.
4) Konsultan Pendidikan Konsultan pendidikan merupakan suatu tim yang memahami bidang pedidikan baik teknis maupun akademik, dengan kualifikasi pendidikan S3 dan S2 di bidang pendidikan. Tim konsultan pendidikan ini telah bertugas mulai mempersiapkan disain sekolah, perangkat sekolah berupa soft ware dan aturan lainnya, rekrutmen ketenagaan (kepala sekolah, guru dan pegawai lain), pengurusan izin prinsip dan opersional, sampai pada penyelenggaraan pendidikan pengajaran pada setiap harinya.
b. Metode Pengajaran Kekuatan di bidang pengajaran mencakup acuan pengajaran, metode
pengajaran, dan kurikulum.1) Acuan Pengajaran
Setiap guru memiliki keterampilan mengajar yang setara, karena pada saat penerimaan guru diberi pelatihan tentang keterampilan tersebut. Sehingga guru SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki ciri dan level keterampilan mengajar yang distandarisasikan. (Acuan lokal).
2) Metode pengajaran Metode pengajaran yang diterapkan mengadaptasi pada model multi-inteligensi dengan mengaktifkan seluruh fungsi kecerdasan.
3) Kurikulum Sejak berdirinya, SD Cinta Kasih telah menerapkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Sedangkan kurikulum muatan local dikembangkan mengarah pada penerapan konsep “life skill” dan CBT. Selain itu muatan local yang diberikan secara khusus adalah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin mulai siswa tingkat 2 s/d tingkat 6. Kurikulum muatan lokal lainnya adalah mata pelajaran budi pekerti, PLKJ dan Kesenian Jakarta.
c. Penelitian dan Pengembangan SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki sumber informasi mengenai strategi
pengembangan dan sekaligus sebagai tempat bertanya bila ditemukan kendala atau hambatan dalam pengembangan lembaga maupun dalam pembelajaran. Secara struktural, Kepala Sekolah berada di bawah Divisi Penelitian dan Pengembangan yang ada pada tingkat Dewan Pengurus Yayasan, serta dibantu oleh Tim Konsultan Pendidikan.
d. Sarana dan Prasarana
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 79
Kekuatan dibidang sarana dan prasarana meliputi lokasi, sarana dan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. (1) Lokasi
SD Cinta Kasih Tzu Chi berlokasi di Ibukota sehingga sangat mendukung upaya pengembangannya. Letaknya strategis sehingga mudah diakses meski dengan angkutan umum.
(2) Gedung SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki gedung berlantai tiga (bertingkat 3), dengan jumlah ruangan yang cukup memadai. Penempatan ruangan belajar secara vertical mempertimbangkan zone publik, zone semi-publik, dan zone privat.
(3) Ruangan BelajarRuangan belajar dipersiapkan untuk belajar dengan tingkat penerangan, ventilasi udara yang memadai (alami) dan dengan tingkat kebisingan yang rendah.
(4) Fasilitas Setiap ruang belajar dilengkapi dengan fasilitas belajar mengajar seperti papan tulis/whiteboard dengan ketinggian sesuai dengan tinggi anak asia. Tersedia juga panggung tulis sehingga memudahkan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas di papan tulis. Yayasan menyediakan OHP dan proyektor (in focus) bagi guru yang ingin guru yang membutuhkannya.
(5) PerabotanPerabotan yang ada dalam ruangan belajar, jumlah dan dimensinya dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan menerapkan system desain perabot yang “ergonomis”, meliputi kursi belajar, meja belajar, lemari buku dan papan tulis.
e. Kerja Sama Kekuatan di bidang kerjasama mencakup kerjasama antar personal di
dalam lembaga pendidikan SD Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta dan kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga SD Cinta Kasih Tzu Chi, baik instansi di dalam negeri maupun diluar negeri, serta upaya proaktif untuk menjalin kerjasama.
a) Kerjasama antar personal di dalam lembagaKerjasama antar personal (guru, fungsionaris, karyawan) tampak semakin meningkat. Peningkatan tersebut tampak dari adanya upaya pemecahan masalah dalam bentuk tim.
b) Kerjasama dengan berbagai institusi di luar lembaga SD Cinta Kasih Tzu Chi telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga, baik dengan instansi pemerintah, swasta di dalam maupun luar negeri, seperti kerja bidang kesehatan dengan Poliklinik Cinta Kasih, kerja sama bidang keterampilan dan pelestarian lingkungan dengan Daur Ulang Cinta Kasih, kerja sama dengan pemerintah diantaranya dengan PKK Kodya Jakarta Barat, kerja sama bidang lembaga pendidikan sejenis seperti dengan Taipe School – Kalapa Gading Jakarta Timur dan dengan SD Negeri 21 Cenkareng Timur – Jakarta Barat, kerja sama dengan lembaga pendidikan di tingkat internasional adalah dengan SD Tzu Chi Taiwan.
c) Upaya Proaktif untuk menjalin kerjasamaUpaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga tampak semakin meningkat. Hal ini ditandai oleh meningkatnya penawaran berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta semakin meningkatnya para donatur yang sifatnya tidak mengikat.
2. Keterbatasan Babarapa keterbatasan yang dimilliki oleh lembaga pendidikan SD Cinta Kasih
Tzu Chi adalah sebagai berikut: 1. Status sekolah masih terdaftar dan belum terkareditasi oleh Mendikbud, sehingga
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 80
penyelenggaraan ujian nasional masih tetap menumpang di sekolah lain. 2. Jumlah murid baru masih terbatas, padahal sekolah mampu menampung lebih
banyak. 3. Minimnya dana pengembangan dan pembinaan kualitas SDM sekolah. 4. Masih belum populer di masyarakat tentang keberadaan lembaga pendidikan SD
Cinta Kasih Tzu Chi. 5. Animo dan dukungan masyarakat dan orang tua rendah dalam menyekolahkan
anak. 6. Perilaku murid masih terbiasa dengan suasan bebas tanpa aturan, sehingga
banyak perilaku murid yang tidak sesuai dengan ajaran budi pekerti yang di ajarkan.
7. Perhatian guru terhadap inovasi pengembangan kurikulum masih rendah.8. Kurangnya karya ilmiah dari pihak guru baik berupa tulisan hasil analisis yang
dapat meningkatkan kreativitas dan kualitas guru.9. Guru-guru belum terbiasa melakukan penelitian aksi (action reseach) dalam
upaya mengembagkan dan meningkatkan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar.
10. Intervensi dewan pengurus terhadap operasionalisasi sekolah.11.Belum memiliki standar mutu yang relevan dengan tuntutan profesionalisme.12.Sistem perencanaan dan sistem administrasi modern belum dikembangkan
secara optimal.
B. IDENTIFIKASI KONDISI EKSTERNAL
1. Peluang a. Lokasi di pusat kota Jakarta Barat dan berada dalam lingkungan perumahan.b. Peningkatan jumlah penduduk kelas menengah & bawah sebagai sumber murid
baru.c. Akses lokasi dan transportasi yang mudah baik dengan angkutan pribadi
maupun angkutan kota. d. Populeritas nama besar Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi belum optimal
dikembangkan. e. Pengembangan minat, bakat dan kreativitas murid melalui kegiatan
ekstrakurikuler.f. Penerapan metode “multi-inteligensi” dan penerapan konsep “life skill”. g. Penerapan KBK secara konsekuen dan profesional.
2. Ancaman/Tantangan
a. Dikelilingi oleh sejumlah SD (swasta dan negeri) sebagai saingan. b. Tuntutan kualitas meningkat, sedangkan kemampuan sekolah untuk mengejar
tuntutan itu terbatas. c. Kompleksitas biaya hidup di Jakarta meningkat. (Ada keengganan untuk memungut
biaya pendidikan yang lebih tinggi kepada murid, sementara kebutuhan sekolah dan upaya peningkatan kesejahteraan guru juga meningkat).
d. Katahanan siswa terhadap narkoba juga rendah akibat lemahnya ketahanan diri dan disiplin siswa.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 81
e. Kualitas calon murid yang rendah, karena siswa masuk ke sekolah ini adalah sisa murid yang tidak dapat diterima lagi di sekolah swasta dan negeri lainnya (siswa pindahan).
f. Status sosial ekonomi murid yang rendah.g. Transportasi akses sekolah masih kurang. h. Berbagai kegiatan kemasyarakatan belum di dukung oleh suatu sistem kerjasama
dan manajeman informasi yang memadai.i. Perkembangan ilmu dan teknologi yang terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan
kesulitan untuk diikuti.
e. Penentuan arah strategi pengembangan sekolah Berdasarkan Analisis Faktor Internal (AFI) dan Analisis Faktor Ekseternal
(AFE), maka dapat ditentukan arah strategi pengembangan sekolah. Arah
strategi pengembangan lembaga ditentukan dengan bentuk analisis
tertentu. Terdapat beberapa metode analisis dapat dipakai antara lain:
1) Analisis Kekepan
(SWOT)
2) Analisis Skenario
Stratejik (SSA)
3) Analisis Isu-Isu Stratejik
yang kritikal ( CSI-A)
4) Analisis Pelanggaran
(Customer analysis Voice of Customer)
5) Identifikasi dan survai
pelanggaran dan “ Stakeholders”.
Motode analisis yang akan dipakai dan dikembangkan dalam model ini
adalah analisis KEKEPAN (SWOT Analysis). Atas dasar metode kekepan
ini dapat ditentukan posisi dan arah pengembangan lembaga dengan
terlebih dahulu mengetahui selisih antar faktor internal dan selisih antar
faktor eksternal. Melalui konversi kuadran dalam suatu garis koordinat
(diagram cartesius) maka dapat ditentukan arah pengembangan lembaga.
Letak titik koordinat pada suatu kuadran tertentu anak memberikan
kesimpulan atas posisi dan arah strategi pengembangan lembaga yang
akan ditempuh pada masa yang akan datang. Apakah akan
mengindikasikan strategi aggresive, conservative, defensive, atau
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 82
competitive bagi sekolah yang di analisis.
a. Identifikasi isu-isu strategik dan Strategi Kebijakan Pengembangan Sekolah Identifikasi isu-isu strategik dilakukan dengan memperhatikan empat tipe
strategis pengembangan lembaga dan satu faktor tidak terduga, yaitu:
1) Memanfaatkan kekuatan sekolah untuk meraih keuntungan
dari peluang yang ada.
2) Memperkecil keterbatasan sekolah dengan memanfaatkan
keuntungan dari peluang yang ada.
3) Memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menghindari
ancaman.
4) Meminimalkan keterbatasan dan menghindari ancaman.
5) Merumuskan faktor tidak terduga (un-predictable) yang
bersifat abstrak, akan tetapi harus diantisipasi sejak dini.
Analisis strategik di atas dirumuskan dengan bantuan matching tool
melalui SLOT matrix. Dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan
eksternal (matching stage), bagian ini merupakan bagian yang paling sulit,
karena selain membutuhkan judgment yang benar, juga dengan hati-hati
merumuskan strategi alternatif yang layak dilaksanakan. Tetapi bukan
memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, bagi
sekolah-sekolah yang sejak bendirinya atau sekolah yang belum memiliki
visi dan misi, maka visi dan misi tersebut dirumuskan setelah dilakukan
analisis strategik dengan mempertimbangkan arah pengembangan
berdasarkan kekuatan, keterbatasan, peluang dan ancaman dari luar
sekolah.
b. Perumusan visi, misi dan nilai
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 83
Visi SekolahVisi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana sekolah harus dibawa
agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi juga adalah suatu gambaran
yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh
sekolah. Sehingga visi sekolah dapat diartikan sebagai gambaran
konseptual tentang keinginan/harapan sekolah dimasa yang akan datang.
Visi yang baik adalah visi yang menjembatani masa kini dengan masa
depan, yang mengklarifikasi tujuan dan arah sekolah serta berisi bahan-
bahan kritikal bagi pertumbuhan. Visi yang tepat adalah visi yang dapat
mengartikulasikan dengan baik sehingga mudah dipahami. Namun visi
yang tepat juga perlu ambisius, agar dapat menumbuhkan ilham sekaligus
tantangan. Kriteria visi yang baik adalah sebagai berikut:
1) Ringkas dan mudah diingat.
2) Memberi ilham sekaligus menantang
3) Mendeskripsikan yang ideal
4) Menarik anggota/karyawan, pelanggan, maupun “stake holders”
5) Mendeskripsikan tingkat pelayanan masa depan
6) Idealistik, berada di atas yang biasa
7) “Enduring”, bertahan
Misi Sekolah Misi adalah suatu pernyataan singkat dan menyeluruh tentang manfaat dari
suatu organisasi atau program. Pernyataan misi merupakan suatu alat yang
sangat bernilai dalam mengarahkan, merencanakan, dan menerapkan
upaya-upaya sekolah dalam mencapai visi. Dengan pernyataan misi
tersebut diharapkan seluruh guru dan pegawai atau pihak yang
berkepentingan dapat mengenal sekolah, mengetahui peran dan program-
programnya, serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan
datang.
Beberapa pertimbangan pertanyaan dalam merumuskan misi, adalah:
1) Siapa kita sesungguhnya? (dalam arti sekolah sebagai organisasi)
2) Apa yang kita lakukan?
3) Untuk siapa kita melakukan itu?
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 84
4) Mengapa kita lakukan itu?
5) Bagaimana penggunaan sumberdaya publik bagi upaya-upaya ini?
Prinsip atau Nilai-nilai Sekolah Prinsip adalah faktor-faktor yang mengendalikan perjalanan dari suatu
organisasi dan membimbing ke arah pengembangan dan implementasi dari
semua kebijakan dan tindakan. Prinsip adalah nilai-nilai inti atau filosofi
yang menggambarkan bagaimana sekolah mengembangkan dirinya dalam
melaksanakan misi guna mencapai visi. Prinsip ini juga pada gilirannya
akan sangat kental dalam mewarnai budaya sekolah.
c. Sasaran dan Tujuan
Tujuan (Objectives)Tujuan merupakan target-target yang spesifik dan dapat diukur untuk
mencapai sasaran-sasaran. Artinya, tujuan merupakan target yang bersifat
kuantitatif dari satu sekolah dan pencapaian target-target ini terkait dengan
waktu pencapaiaan hasil-hasil yang dirumuskan. Tujuan yang baik
mengikuti kriteria SMART (specific, measurable, aggressive but attainable,
results-oriented, and time-bound).
Sasaran (Goals)Sasaran merupakan hasil akhir yang diinginkan sesuai batas rentang (akhir
periode) perencanaan, pada umumnya setelah 3 sampai 5 tahun. Sasaran
memberikan suatu kerangka kerja untuk tingkat perencanaan yang lebih
rinci. Sasaran lebih spesifik daripada pernyataan misi, tetapi masih bersifat
umum untuk merangsang kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu sasaran
harus selaras dengan visi, misi dan nilai atau prinsip-prinsip dari sekolah.
d. Program dan Kegiatan Sekolah
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 85
Berdasarkan strategi pengembangan, visi, misi, sasaran dan tujuan, maka
dapat dirumuskan program-program kerja. Program kerja selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang lebih spesifik dan operasional.
Kegiatan dirumuskan dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan
dalam penggalan tahunan berikut penanggungjawab pelaksana kegiatan.
Pengganggungjawab pelaksana kegiatan sekolah dapat terdiri dari
pimpinan yayasan, sekolah, atau pimpinan unit. Program kerja dan rencana
detail kegiatan ini pada gilirannya menjadi acuan bagi pimpinan atau unit
dalam merumuskan program kerja operasional untuk kurun waktu 1 atau 2
tahun.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 86
BAB IVDATA DAN SUMBER DATA
Jenis data terdiri dari data spasial dan data non-spasial. Jenis data tersebut ada
yang dihimpun secara sekunder maupun primer. Secara keseluruhan ragam data
dan sumber data yang dibutuhkan dalam rancangan model perencanaan strategik
yang dikembangkan antara lain:
No Jenis Data Sumber Data1 Peta rupa bumi lokasi area Cengkareng Timur
– Jakarta Barat Dinas Tata Kota/Wali kota
2 Peta jaringan dan kelas jalan perhubungan Kimpraswil 3 Peta jalur transportasi angkutan dan Rute
perjalanan DLLAJ
4 Peta rencana tata ruang wilayah (RTRW, RDTRW).
Dinas Tata Kota/Wali kota
5 Peta Tata guna tanah dari BPN BPN Jkt Utara 6 Propenas, Peraturan Pemerintah (PP),
Renstra Depdiknas, dan Kepmen Diknas.Setneg RI, Depdiknas
7 Propeda, Renstrada, Perda dan kepts Dinas. DKI, Wali Kota, Dinas, Sudin
8 Mandat, meliputi SK Kepala Dinas, AD&ART Yayasan dan Keputusan-keputusan Yayasan.
Yayasan
9 Standar Bangunan, meliputi koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien dasar hijau (KDH), dan standar utilitas gedung.
Dinas Tata Kota/Wali kota
10 Arah trend dan Animo masyarakat akan pendidikan.
Orang Tua murid dan tokoh masyarakat
11 1) Jumlah penduduk 2) Rata-rata pertumbuhan
penduduk tiap tahun3) Rata-rata angka kelahiran
penduduk (periode 5 tahun) 4) Rata-rata angka kematian
penduduk (periode 5 tahun)5) Rata-rata jumlah penduduk
masuk wilayah periode tertentu.6) Rata-rata jumlah penduduk
keluar wilayah periode tertentu. Stratifikasi masyarakat meliputi pekerjaan, pendidikan, penghasilan.
Kantor Lurah dan Kecamatan
12 1) Jumlah siswa baru kelas 1 SD2) Jumlah penduduk usia 6 - 7
tahun3) Jumlah siswa baru kleas 1 pada
jenjang pendidikan tertentu
Sudin Dikdas Jakarta Barat
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 87
No Jenis Data Sumber Data4) Jumlah lulusan pada jenjang
yang lebih rendah thn sebelumnya5) Usia murid TK, SD, SLTP dan
SLTA dan PT. 6) Jumlah penduduk usia 5-6th, 7-
12th, 13-15th, 16-18th, 19-24th. 7) Jumlah siswa dijenjang
pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA)8) Jumlah siswa lulusan
13 Data tentang tingkat persaingan, meliputi: 1) Jenis sekolah2) Jenjang sekolah 3) Karakteristik sekolah 4) Radius sekolah 5) Jumlah sekolah6) Jumlah murid masing-masing
sekolah
Survai sekolah
14 1) Volume kederaan untuk rute jalan yang melintasi Sekolah Cinta Kasih.
2) Jenis dan jumlah kenderaan umum
3) Jenis dan jumlah aktivitas setiap zone
Survey lapangan
15 1) Jumlah dan jenis fasilitas2) Kualitas fasilitas 3) Site plan4) Landscaping5) Antisipasi bahaya tidak terduga
(kebakaran, banjir, gempa, angin)
Yayasan dan sekolah
16 1) Tenaga pengelola Sekolah 2) Tenaga guru3) Karyawan
Yayasan dan kepala sekolah
19 1) Lingkungan sosial dan alam sekolah2) Kurikulum 3) Fasilitas 4) Manajemen ketenagaan.5) Sistem pebiayaan operasional dan sumber
dana.6) Pelaksanaan proses belajar dan pendidikan7) Data pengawasan dan evaluasi
Yayasan, kepala sekolah
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 88
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 89
BAB VTEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis tahap
pertama, analisis data dasar. Analisis tahap kedua adalah analisis data
strategik. Analisis tahap pertama terdiri atas; (1) Analisis Kependudukan;
(2) Arus murid; (3) Analisis aksesibilitas; (4) Analisis faktor guna
mengetahui tingkat persaingan; (5) Analisis Skalogram tentang persepsi
masyarakat; (6) Analisis data kualitatif; (7) Analisis penentuan prioritas dan
kategori. Analisis tahap kedua meliputi; (1) Kajian lingkungan internal
dan eksternal (SLOT-Up); (2) Penentuan arah strategi pengembangan
sekolah; (3) Perumusan strategi kebijakan ; (4) Perumusan visi, misi dan
nilai; (5) Perumusan sasaran dan tujuan; (6) Perumusan program dan
rencana detail kegiatan pengembangan.
1) Analisis Data Dasar a) Analisis Kependudukan
(1) Model Aritmatik Linier : Pt+n = Pt + bn Dimana :
Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-n dari tahun dasar t;
Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;
b = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun;
n = Tahun ke-n
(2) Model Eksponensial : Pt+o = Pt (1+r)Dimana :
Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-o dari tahun dasar t;
Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;
r = Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun;
o = Tahun ke-o;
(3) Model Pendekatan Cohort : Pt+n = Pt + B – D + IM - OM Dimana :
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 90
Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-n dari tahun dasar t;
Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;
B = Rata-rata angka kelahiran penduduk dalam periode tertentu
(5 tahun terakhir);
D = Rata-rata angka kematian penduduk dalam periode tertentu
(5 tahun terakhir);
IM = Rata-rata jumlah penduduk yang masuk ke wilayah studi
dalam periode tertentu;
OM = Rata-rata jumlah penduduk yang keluar dari wilayah studi
dalam periode tertentu;
b) Arus Murid(1) Angka penyerapan (AP)
Angka Penyerapan adalah persentase siswa baru kelas 1 SD (semua usia) terhadap penduduk usia 7 tahun.
Jumlah siswa baru kelas I SDAP : --------------------------------------------- X 100%
Jumlah penduduk usia 7 tahun
(2) Angka Melanjutkan (AM)
Angka Melanjutkan adalah persentase jumlah lulusan yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
a. SLTP: Persentase lulusan tingkat SD yang melanjutkan ke SLTP
b. SMU : Persentase lulusan tingkat SLTP yang melanjutkan ke SMU
Jumlah siswa baru kelas I jenjang pendidikan tertentuAM : ---------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah lulusan pada jenjang pendidikan yang lebih rendah tahun ajaran sebelumnya
(3) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar adalah persentase jumlah siswa pada
jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok
usia sekolah tertentu.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 91
a. TK : Siswa TK dibandingkan dengan penduduk kelompok usia
5-6 tahun
b. SD : Siswa SD dibandingkan dengan penduduk kelompok usia
7-12 tahun
c. SLTP : Siswa SLTP dibandingkan dengan penduduk kelompok
usia 13-15 tahun
Jumlah siswa di jenjang pendidikan tertentuAPK : -------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah penduduk kelompok usia sekolah tertentu
(4) Angka Partisipasi Masyarakat (APMs)
Angka Partisipasi Masyarakat adalah persentase jumlah siswa
terhadap siswa keseluruhan jenjang pendidikan tertentu pada wilayah
tertentu.
Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentuAPMs : ----------------------------------------------------------------- X 100% Jumlah siswa keseluruhan pada jenjang pendidikan tertentu
(5) Angka Putus Sekolah (APS)
Angka Putus Sekolah adalah persentase siswa yang
meninggalkan sekolah sebelum naik tingkat atau lulus pada jenjang
pendidikan tertentu.
Jumlah siswa putus sekolah jenjang pendidikan tertentuAPS : --------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah siswa tahun sebelumnya jenjang pendidikan tertentu
Catatan :
Untuk menghitung angka putus sekolah per tingkat digunakan
rumusan yang sama misalnya, putus sekolah tingkat I sama dengan
putus sekolah tingkat I dibagi dengan siswa tingkat I tahun ajaran
sebelumnya dikalikan 100%.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 92
(6) Angka Lulusan (AL)
Angka Lulus adalah persentase jumlah siswa tingkat tertinggi
dari jenjang pendidikan tertentu yang lulus.
a. SD : Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat VI tahun
sebelumnya
b. SLTP: Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat III tahun
sebelumnya
c. SMA : Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat III
tahun sebelumnya
Jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentuAL : ---------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah siswa tingkat tertinggi tahun sebelumnya pada jenjang tertentu
c) Analisis Aksesibilitas Metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk pengukuran tingkat
aksesibilitas adalah metode yang dikemukakan oleh Hansen dengan
rumus :
n Ki = Aj/tij J=1
Dimana :Ki = Aksesibilitas zona i ke zona j;
Aj = Ukuran aktivitas pada setiap zona j (misal jumlah lapangan kerja);
Tij = Ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona j;
(1) Model Bangkitan PergerakanModel pendekatan analisis yang sering digunakan untuk
memperkirakan besar bangkitan adalah melalui Regresi ganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….. + bmXmDimana :
Y = Jumlah pergerakan tiap zona;
a = Konstansta
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 93
X1,X2,Xm = Peubah bebas (rata-rata jumlah mobil tiap rumah
tangga, jarak, kepadatan penduduk);
b1,b2,bm = Koefisien regresi;
(2) Model Sebaran PergerakanMetode yang dapat digunakan dalam memperkirakan sebaran
pergerakan meliputi:
(a) Metode SeragamMetode seragam merupakan metode yang paling sederhana.
Untuk suatu daerah kajian hanya ada satu nilai tingkat
pertumbuhan yang digunakan untuk mengalikan semua
pergerakan pada saat sekarang untuk mendapatkan pergerakan
pada masa mendatang.
Tid = tid . E …………………. (1) E = T/t …………………… . (2)
Dimana :
Tid = Pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke
zona tujuan d;
tid = Pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona
tujuan d;
E = Tingkat pertumbuhan;
T = Total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah
kajian;
t = Total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah
kajian;
(b) Model Rata-RataModel rata-rata digunakan untuk mengatasi tingkat
pertumbuhan daerah yang berbeda-beda. Metode ini
menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk setiap
zona yang dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan
bangkitan lalulintas.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 94
Tid = tid . (Ei + Ed) ..................……………………… (1) 2Ei = Ti/ti dan Ed = Td/td ……………………………. (2)
Dimana :
Ei dan Ed = Tingkat pertumbuhan zona i dan d;
Ti dan Td = Total pergerakan masa mendatang yang
berasal dari zona i atau yang menuju ke zona
tujuan d;
Ti, td = Total pergerakan masa sekarang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d;
d) Analisis Persaingan antar Lembaga PendidikanUntuk mengetahui tingkat persaingan antar lembaga pendidikan
sejenis yang berdekatan dan yang saling tarik menarik warga belajar
(kliennya), maka perlu dilakukan analisis posisi persaingan melalui
analisis faktor (Statistik Multivariat).
Faktor analisis dalam kesepakatan kelompok tertentu
mengistilahkan dengan analisis faktor yang berangkat beberapa teori
faktor. Teori tersebut bermula dari persamaan yang mengungkap
sumber-sumber varian dari suatu ukuran atau tes tertentu.
Vt = Vco + Vsp + Ve
Dimana :
Vt = Varian total suatu ukuran.
Vco = Varian faktor bersama, atau varian yang sama dimiliki
oleh dua ukuran atau lebih.
Vsp = Varian spesifik atau varian yang tidak dimiliki bersama-
sama dengan satupun ukuran lain, artinya varian dari
suatu ukuran itu sendiri.
Ve = Varian galat atau error.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 95
Algoritma proses perhitungan faktor analisis sebagai berikut:
e) Analisis Skalogram tentang Persepsi Masyarakat Analisis hirarki kebutuhan masyarakat akan pendidikan dilakukan
dengan menggunakan metode skalogram Guttman. Asumsi yang
digunakan dalam analisis skalogram adalah kebutuhan yang memiliki
rangking hirarki tertinggi adalah kebutuhan yang menjadi arah kebutuhan
masyarakat yang realistis dan dapat dijadikan bahan acuan bagi
pengambilan keputusan analisis berikutnya. Terdapat dua indikator yang
digunakan dalam analisis skalogram adalah : (1) Jenis pendidikan yang
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 96
Data
Analisis Korelasi > 0,3 KMO > 0,5MSA > 0,6Bartlett Test ------ Makin besar Makin bagus
Prinsipal Komponen
Eigen Value > 1Varience ExplainTotal Variance
Faktor
> 1
Rotasi: VarimaxEquamaxQuartimaxOblimin
Faktor Matrix Rotation
Seleksi variabel tiap ffaktor berdasarkan n observation
Seleksi Variabel
1 Faktor
Interpretasi
diinginkan. (2) Jenjang pendidikan yang dinginkan. Masing-masing
indikator memiliki kriteria tertentu.
Metode skalogram Guttman memberikan penilaian terhadap
indikator dan kriteria masing-masing indikator melalui sistem
pembobotan. Bobot yang diberikan untuk tiap jenis kriteria sangat
tergantung pada peranan dan pengaruh kriteria terhadap indikator
keinginan masyarakat.
SK = n=1b.Fi
Dimana :
SK = Besarnya skor/nilai;
b = Besarnya bobot jenis pendidikan atau jenjang pendidikan;
Fi = Jenis pendidikan atau jenjang pendidikan;
f) Analisis Kualitatif
Norman dan Lincoln31 merekomendasikan sebuah model interaktif
dalam menganalisis data kualitatif, yaitu terdiri atas (1) data collection,
(2) data display, (3) data reduction, (4) conclussions: drawing/verifying,
dengan interaksi seperti pada gambar dibawah ini.
31 Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook of Qualitative Research, (London: Sage Publications, 1994), p. 429.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 97
DataCollection
DataDisplay
Conclussion: Drawing/ veryfying
DataReduction
Pada saat pengumpulan data, peneliti membuat catatan
lapangan (hasil observasi dan wawancara yang langsung dicatat ketika
proses berlangsung); berdasarkan catatan lapangan dibuat laporan
lapangan yang lebih rapi dan lengkap; membuat rangkuman hasil
observasi, wawancara maupun studi dokumentasi; mengadakan
member-check terhadap rangkuman laporan hasil observasi dan
wawancara dengan sumber data yang bersangkutan, serta
mengadakan audit-trail terhadap rangkuman hasil studi dokumentasi;
melaksanakan traingulasi untuk mendapatkan keabsahan data;
mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehinga data
yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh sumber data
aslinya. Memberi kode pada setiap lapangan yang telah diperbaiki, dan
pemberian kode ini dapat dilakukan dan direvisi beberapa kali
disesuaikan dengan perkembangan proses dan jenis data yang
diperoleh; memberi komentar secara umum maupun khusus untuk
bagian tertentu dari rangkuman laporan lapangan.
Setelah data terkumpul, peneliti mengadakan reduksi data
dengan jalan merangkum laporan lapangan tersebut; mencatat hal-hal
pokok yang relevan dengan fokus penelitian, menyusunnya secara
sistematis berdasarkan kategori dan klasifikasi tertentu; membuat
display data dalam bentuk tabel ataupun gambar sehingga hubungan
antar data yang satu dengan data lainnya menjadi jelas dan tidak
terlepas, dan merupakan suatu kesatuan yang utuh; mengadakan cross
site analysis dengan cara membandingkan dan menganalisis data
yang satu dengan data yang lainnya secara lebih mendalam; menarik
kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut dalam bentuk
kecenderungan umum dan beberapa temuan lainnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan, serta melakukan analisis kebutuhan
pengembangan berbagai program dan langkah yang perlu diambil
sebagai implikasi.
h. Analisis Penentuan Prioritas atau Kategori(1) Analisis Sistem
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 98
Untuk menentukan prioritas dan kategori data yang dihimpun
dapat dilakukan dengan analisis sistem. Analisis sistem merupakan
suatu pendekatan rasional terhadap permasalahan yang bersifat
kompleks dan penuh dengan ketidakpastian. Dalam situasi seperti ini,
maka sistem analisis mencoba mengembangkan alternatif-alternatif
dalam mencapai suatu tujuan tertentu serta melakukan seleksi terhadap
seperangkat alternatif yang diajukan tersebut untuk menemukan
alternatif terbaik. Proses seleksi yang dilakukan terhadap alternatif
tersebut selanjutnya dilakukan pembobotan sesuai dengan
pertimbangan nilai (proses kuantifikasi). Oleh karena itu, dengan
mengawinkan antara landasan-landasan logis dari teori keputusan yang
bersifat statistik dengan kemampuan analisis sistem, maka penerapan
analisis keputusan akan konsisten memberikan perlakukan terhadap
berbagai persoalan pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas
atau ketagori.
Prosedur dalam analisis sistem bersifat sistematik, analitik dan
rasional. Ada kecenderungan bahwa penelitian ilmiah mencoba mencari
kebenaran atas dasar gejala empiris seobjektif mungkin, sedangkan
sistem analisis lebih ditujukan untuk mencari kebenaran yang dapat
diterima oleh para pengambil keputusan penetapan pilihan dan mencari
konsensus.
Prosedur sistem analisis sangat sederhana, tetapi bersifat logis
dan sistematis, sebagai berikut :
(a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
(b) Mengembangkan alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
(c) Menetapkan kriteria untuk memilih alternatif yang terbaik dari
seperangkat alternatif yang diajukan.
(d) Memillih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dari seperangkat alternatif yang diajukan tersebut.
(2) Analisis Kategori
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 99
Untuk menentukan tingkat atau kategori suatu situasi yang telah
dikonversi dari data kualitatif menjadi angka, maka dapat ditentukan
dengan menggunakan standard score atau standar deviasi (SD) dari rata-
rata ideal (mean = M)32. Kategori dapat berupa tinggi – sedang -rendah,
atau selalu - kadang-kadang - tidak pernah dan lain-lain sejenisnya.
Kategori Tinggi : Mean score + 1 SD ke atas
Kategori Sedang : Dari Mean - 1 SD sampai + 1 SD
Kategori Rendah : Mean score - 1 SD ke bawah
Dengan cara penggolongan ini maka jarak antara masing-masing
kategori adalah 2 SD.
2) Analisis Data Strategik a) Identifikasi Linkungan meliputi Kekuatan/Keterbatasan dan
Peluang/AncamanBerdasarkan hasil analisis data dasar yang telah dikategorikan,
maka selanjutnya dapat dilakukan analisis lingkungan dengan
mengidentifikasi beberapa kekuatan, keterbatasan, peluang dan
ancaman dalam pengembangan lembaga.
b) Analisis SLOT-UPAnalisis SLOT-Up (Strength-Limitation-Opportunities-Threats-
Un-Predictable) adalah suatu model analisis identifikasi berbagai faktor
lingkungan secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Artinya,
SLOT-Up merupakan salah satu metode analisis untuk mengkaji
keadaan secara keseluruhan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
(1) Limitation = Keterbatasan: yaitu penemukenalan tentang hal-hal
yang dianggap dapat menghambat pengembangan suatu organisasi.
Keterbatasan ini merupakan suatu kondisi yang dapat diubah, harus
ditangani atau merupakan pertimbangan di dalam pengembangan
sektor yang bersangkutan.
32 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yokyakarta: Psikologi UGM, 1986), p. 135.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 100
(2) Opportunities = Peluang : yaitu keadaan yang dapat mendatang-
kan keuntungan apabila kita dapat mengelolanya dengan baik,
dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki.
(3) Threats = Ancaman : yaitu ketersediaan internal atau eksternal yang
bila dibiarkan akan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
ketidakberhasilan program. Hal ini lebih dari sekedar kendala mutlak
yang harus diatasi. “Ancaman” ini merupakan sesuatu yang harus
diwaspadai karena akan dapat berpengaruh terhadap dapat atau
tidaknya peluang-peluang dimanfaatkan.
(4) Strength = Kekuatan/potensi: yaitu dalam hal apa saja suatu
organisasi memiliki kelebihan komponen-komponen potensi
lembaga pengabdian yang dapat dijadikan keunggulan yang layak
untuk dikembangkan melalui pemanfaatan kekuatan tersebut.
(5) Un-Predictable = Unsur ini adalah faktor-faktor tidak terduga yang
bersifat abstrak dan sulit diprediksi sebelumnya tetapi harus
diantisipasi.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, kemudian dilakukan
analisis dengan menggunakan model SLOT-Up yang hasilnya dapat
menggambarkan strategi dan program pengembangan. Terdapat 4 (empat)
set strategi kemungkinan alternatif strategis dan satu faktor ancaman tidak
terduga.
(1) Strategi S-O = yaitu strategi mengoptimalkan kekuatan dalam
memamfaatkan peluang.
(2) Strategi S-T = yaitu strategi mengoptimalkan penggunanan
kekuatan untuk mengatasi tantangan/ancaman yang ada.
(3) Strategi L-O = Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada, dengan cara meminimalkan keterbatasan yang
ada, serta mengatasi ancaman.
(4) Strategi L-T = Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan keterbatasan yang ada, serta
menghindari ancaman.
(5) Faktor UP = Faktor Up (Un-Predictable) merupakan faktor mutlak,
yang sama sekali tidak boleh terabaikan. Walaupun faktor ini sangat
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 101
bersifat abstrak dan sulit terduga sebelumnya, akan tetapi harus
diantisipasi sejak dini.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis SLOT adalah :
(2) Analisis SLOTDalam menentukan strategi pengembangan lembaga pendidikan
Sekolah Cinta Kasih, pada masing-masing identifikasi dilakukan
pembobotan (nilai) terhadap tiap unsur SLOT berdasarkan tingkat
kepentingan. Bobot/nilai yang diberikan berkisar dari rentang 0 sampai 1.
Selanjutnya masing-masing unsur tersebut juga diberi ranking sesuai
dengan tingkat prioritas dan kepentingannya berdasarkan teori dan
“judgment” para tim pengembang. Rentang (rate) berkisar antara 1
sampai 4. Nilai 1 berarti tidak penting (sangat rendah), 2 berarti kurang
penting (rendah), 3 berarti penting (tinggi) dan 4 berarti sangat penting
(sangat tinggi), sebagaimana terlihat dalam tabel 1 berikut :
Tabel 1. Pembobotan tiap unsur SLOT
Kekuatan Bobot Peluang Bobot Keterbatasan
Bobot Ancaman Bobot
S1 O1 L1 T1S2 O2 L2 T2S3 O3 L3 T3S4 O4 L4 T4S5 O5 L5 T5. . . .. . . .. . . .
Sn On Wn TnKeterangan : Nilai 4 = Sangat tinggi Nilai 3 = Tinggi
Nilai 2 = Rendah Nilai 1 = Sangat rendah
Setelah masing-masing unsur SLOT diberi bobot/nilai, unsur-unsur
tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif
tingkatan (SO, ST, LO, LT). Kemudian alternatif tingkatan wisata andalan
tersebut dijumlah-kan bobot/nilainya untuk menghasilkan rangking dari tiap-
tiap tingkatan alternatif.
Tabel 2. Matriks hasil analisis SLOT
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 102
Peluang (O) Ancaman (T)Kekuatan (S) SO1 ST1
SO2 ST2SO3 ST3
. .
. .SOn STn
Keterbatasan (L) LO1 LT1LO2 LT2LO3 LT3
. .
. .LOn LTn
Secara sederhana, arah strategi pengembangan Sekolah Pusaka Abadi
dapat diagram analisis SLOT-UP dapat digambarkan sebagai berikut:
Rancangan Analisis Situasi Model SLOT-UP
Penjelasan :
Kuadran I (strategi agresif) : Merupakan situasi yang sangat
menguntungkan strategi dan program pengembangan Sekolah
Pusaka Abadi memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 103
Peluang
Keterbatasan internal
Kekuatan Internal
Ancaman
Faktor Tidak Terduga
1. Mendukung strategi agresif
4. Mendukung Strategi “Turn-around”
2. Mendukung Strategi Diversivikasi
3. Mendukung Strategi Defensif
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan
pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, strategi dan program
pengembangan Sekolah Pusaka Abadi masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi distribusi. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan
diversivikasi.
Kuadran III : Hal ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntung-kan.
Strategi dan pengembangan Sekolah Pusaka Abadi menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan
defensif.
Kuadran IV : Strategi dan program pengembangan Sekolah Pusaka Abadi
dalam menghadapi peluang sangat besar. dilain pihak,
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
sehingga dapat memanfaatkan peluang secara efisiensi dalam
pengembangan strategi dan penyelenggaraan program Sekolah
Pusaka Abadi ke arah yang lebih baik. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan
“turn around”.
Sistem pelaporan dan mekanisme penyampaian dokumen rencana strategik.
Pelaporan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
informasi yang dilakukan secara teratur tentang proses dan hasil suatu kegiatan
kepada pihak yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap
kelancaran dan tindak lanjut program. Artinya, pelaporan merupakan kegiatan
penyampaian, baik lisan maupun tertulis, tentang suatu proses dan hasil
pelaksanaan program kepada pihak yang berwenang menerima laporan,
termasuk bawahan dan masyarakat.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 104
Pelaporan meliputi aspek-aspek kebijakan, prosedur, peraturan,
permasalahan dan faktor-faktor penyebabnya, daya dukung, serta identitas
program. Identitas program mencakup: nama program/kegiatan, tujuan
program, sasaran (peserta didik), sumber belajar/pendidik dan tenaga lainnya,
waktu, tempat, metode, media, biaya, faktor pendorong dan penghambat,
kesimpulan laporan, dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip yang tercermin dalam
pengertian di atas ialah bahwa laporan itu bersifat menyeluruh, objektif, tepat,
efisien, dan komunikatif.
Pelaporan dapat dilakukan sewaktu-waktu (insidentil) dan/atau secara
berkala (periodik). Pelaporan sewaktu-waktu dilakukan pada setiap saat yang
dianggap perlu. Pelaporan berkala dilakukan pada setiap saat yang telah
ditetapkan dalam rencana seperti pada setiap pertengahan bulan, akhir bulan,
akhir triwulan, tengah tahun atau akhir tahunan. Laporan berkala lebih
menyeluruh apabila dibandingkan dengan laporan insidental (sewaktu-waktu).
Materi laporan berkala mencakup jenis dan bentuk program, sumber manusiawi
yang terlibat dalam pelaksanaan program, sumber-sumber non-manusiawi
seperti fasilitas dan alat serta biaya, lokasi kegiatan, waktu dan jadwal kegiatan,
proses hasil, masukan lain, dan dampak dari pelaksanaan program,
permasalahan, faktor pendukung dan penghambat, dan lain sebagainya.
Format dan sistimatika laporan disusun dan ditetapkan oleh pelaksana
pelaporan bersama-sama dengan pihak yang akan dilapori.
Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 105