materi renstra s2 ap 2015

83
BAB I PENDAHULUAN A. KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH 1. Alasan Pengembangan Pendidikan Terdapat dua alasan pokok tentang pentingnya pengembangan pendidikan dan sekolah, yaitu pertama, sesuai dengan azas pendidikan sepanjang hayat (life-long education) dan perilaku belajar sepanjang hayat (life-long learning), maka pendidikan/sekolah tidak merupakan kegiatan sekali tindak atau sekali jadi. Berdasarkan azas tersebut maka pendidikan/sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan. Artinya, suatu program pendidikan yang telah selesai dilaksanakan, apabila dianggap penting berdasarkan hasil penilaian, maka perlu dilanjutkan dan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan tuntutan kebutuhan peserta didik, kebutuhan lembaga dan kebutuhan masyarakat. Sehingga pengembangan itu sendiri identik dengan pemenuhan kebutuhan semua pihak. Dengan demikian, penyelenggara pendidikan membutuhkan berbagai penyesuaian melalui upaya pengembangan seluruh komponen pendidikan, proses, tujuan, ataupun output lembaga tersebut. Alasan pokok kedua bahwa dalam manajemen pendidikan, pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang runtut. Upaya awal pengembangan sekolah Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 68

Upload: afrizen-pasaman

Post on 14-Apr-2016

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

RENSTRA

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Renstra s2 AP 2015

BAB IPENDAHULUAN

A. KONSEP PENGEMBANGAN SEKOLAH 1. Alasan Pengembangan Pendidikan

Terdapat dua alasan pokok tentang pentingnya pengembangan

pendidikan dan sekolah, yaitu pertama, sesuai dengan azas pendidikan

sepanjang hayat (life-long education) dan perilaku belajar sepanjang hayat

(life-long learning), maka pendidikan/sekolah tidak merupakan kegiatan

sekali tindak atau sekali jadi. Berdasarkan azas tersebut maka pen-

didikan/sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan. Artinya, suatu program

pendidikan yang telah selesai dilaksanakan, apabila dianggap penting ber-

dasarkan hasil penilaian, maka perlu dilanjutkan dan ditingkatkan sesuai

dengan perkembangan tuntutan kebutuhan peserta didik, kebutuhan

lembaga dan kebutuhan masyarakat. Sehingga pengembangan itu sendiri

identik dengan pemenuhan kebutuhan semua pihak. Dengan demikian,

penyelenggara pendidikan membutuhkan berbagai penyesuaian melalui

upaya pengembangan seluruh komponen pendidikan, proses, tujuan,

ataupun output lembaga tersebut.

Alasan pokok kedua bahwa dalam manajemen pendidikan,

pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang runtut.

Upaya awal pengembangan sekolah dalam manajemen strategik adalah

dengan menerapkan fungsi perencanaan strategik dan dilanjutkan dengan

pengorganisasian strategik dan seterusnya. Dengan demikian,

pengembangan dalam arti yang sesungguhnya tidak mengenal berhenti

atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan dinamikanya.

Kontinyuitas dan dinamika pembangunan akan terus berkembang sesuai

dengan perkembangan kebutuhan, permasalahan, sumber-sumber, kondisi

lingkungan, pengalaman lapangan dan kebijaksanaan, perubahan tujuan

serta arah strategi pembangunan pendidikan ke depan. Inilah yang

manjadi alasan pokok sehingga lembaga pendidikan senantiasa

memerlukan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 68

Page 2: Materi Renstra s2 AP 2015

sendiri.

2. Definisi PengembanganPengembangan berasal dari bahasa Inggris yaitu development. Arti

pengembangan menurut HD. Sudjana1 adalah upaya memperluas atau

mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat

kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, atau lebih baik,

memajukan dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir, atau dari yang

sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks. Dengan

demikian, pengertian pengembangan dalam manajemen pendidikan dapat

diartikan sebagai upaya memajukan program pendidikan ke tingkat yang

Iebih tinggi, lebih sempurna, Iebih luas, dan lebih kompleks.

3. Kegunaan Pengembangan

Secara umum terdapat dua kegunaan pengembangan yaitu

pertama adalah meningkatkan dan menekankan segi mutu. Peningkatan

diarahkan untuk menyempurnakan program pendidikan yang telah dan

sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik. Dengan

peningkatan ini program baru disusun sesuai dengan pengalaman

penyelenggaraan program yang telah dilaksanakan, kebutuhan peserta

didik, masyarakat dan lembaga sesuai dengan perkembangan dan

perubahan lingkungan. Yang ditingkatkan disatu pihak, mungkin hasil

fungsi-fungsi manajemen pendidikan seperti perencanaan, peng-

organisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan itu

sendiri. Di pihak lain yang ditingkatkan adalah komponen pendidikan yang

sistemik mulai dari komponen masukan mentah, masukan lingkungan,

masukan sarana, proses, keluaran dan lain-lain. Kegunaan kedua dari

pengembangan adalah untuk memperluas program pendidikan. Perluasan

ini menitikberatkan pada segi kuantitatif. Yang diperluas adalah pemekaran

program dan jangkauan program baik jangkauan wilayah maupun

jangkauan sasaran (peserta didik. Dari pandangan di atas dapat dikatakan 1 HD. Sudjana, Op.Cit., p. 264. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 69

Page 3: Materi Renstra s2 AP 2015

bahwa kegunaan pengembangan adalah untuk meningkatkan mutu dan

memperluas program pendidikan.

4. Pendekatan Pengembangan Menurut HD. Sudjana, pendekatan yang dipandang strategis untuk

mengembangkan pendidikan adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan

ini menekankan bahwa dalam upaya mengembangkan pendidikan perlu

dilakukan oleh pimpinan/pengelola dengan mengikutsertakan semua pihak

yang terlibat dan berkepentingan dengan lembaga pendidikan. Artinya,

kegiatan pengembangan dilakukan karena adanya rangsangan dari pihak

pengambil keputusan atau karena kehendak kelompok tertentu atas dasar

tuntutan kebutuhan aktual dan perkembangan lingkungan. Dalam proses

partisipasi, setiap pihak terlibat dalam program, terkoordinasi, melakukan

kegiatan bersama secara efisien dan efektif dalam mengembangkan

program sedang dan yang akan dilaksanakan.

Pendekatan partisipatif dapat dilakukan baik langsung maupun tidak

Iangsung. Pertama, pada pendekatan langsung, pengelola pendidikan

mengikutsertakan semua orang yang terlibat di dalam penyelenggaraan

pendidikan. Pendekatan langsung dilakukan dalam kelompok kecil yang

bertatap muka. Pendekatan ini akan efektif apabila dalam kelompok itu

terjadi hubungan akrab di antara para partisipan, tersedianya informasi

lengkap sebagai hasil penilaian program pendidikan, dan adanya keinginan

serta kepentingan yang sama di antara para partisipan. Selain itu mereka

merasakan manfaat dari program yang telah dilaksanakan dan

memandang penting upaya peningkatan dan kelanjutan pengembangan

program.

Kedua, pada pendekatan partisipatif secara tidak Iangsung

biasanya dilakukan dalam kelompok besar. Pendekatan inipun dapat

dilaksanakan dalam kegiatan yang tersebar dan setiap orang yang terlibat

tidak memungkinkan dapat bertatap muka antara yang satu dengan yang

lainnya. Apabila kelompok itu besar atau kegiatannya tersebar, maka

keikutsertaan dalam pengembangan program sering dilakukan dengan Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 70

Page 4: Materi Renstra s2 AP 2015

mengikutsertakan wakil-wakil pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan

program. Misalnya dalam konteks yayasan pendidikan, ada yang mewakili

pihak yayasan, pihak kepala sekolah, pihak guru, pihak pegawai, pihak

siswa, pihak alumni, orang tua siswa dan pihak masyarakat serta orang-

orang yang dipandang mampu oleh pimpinan atau yang dipilih oleh

kelompoknya untuk mewakili mereka untuk membuat keputusan dalam

pengembangan program. Cara lain agar semua pihak dapat berpatisipasi

dapat silakukan melalui media tulis atau lisan seperti angket,

korespondensi atau telepon dan lain-lain.

Strategi pengembangan pendidikan dilakukan dengan

menggunakan fungsi-fungsi manajemen strategik (strategic management).

Penggunaan manajemen strategik mengandung implikasi bahwa

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan, penilaian,

dan pengembangan dilakukan secara strategik. Oleh karena itu tahap awal

pengembangan pendidikan dilakukan dengan merumuskan dan

mengujicobakan model perencanaan strategik pengembangan. Vincent

Gaspersz2 menyebutkan bahwa untuk lembaga yang belum pernah

menghasilkan atau memiliki dokumen rencana strategik, menetapkan

sasaran harus menjadi sesuatu usaha bersama. Dengan demikian,

pengembangan lembaga pendidikan dilakukan secara strategik dengan

segenap fungsi-fungsi manajemen melalui pendekatan partisipatif.

B. MANAJEMEN STRATEGIKManajemen (management) adalah kemampuan dan keterampilan

khusus untuk melakukan suatu kegiatan bersama orang lain atau melalui

orang lain untuk mencapai tujuan organisasi3. Selain itu manajemen

pendidikan juga berkaitan dengan efisiensi sebagaimana diungkapkan oleh

Tony Bush4, bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang 2 Vincent Gaspersz, Perencanaan Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2004), p. (cek ulang kembali apakah tepat bukunya) 3 Sudjana. H.D. Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung: Penerbit

Nusantara Press, 1992). P. 11. 4 Tony Bush. Theory of Educational Management. (London: Harper & Row, 1986). p. 1. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 71

Page 5: Materi Renstra s2 AP 2015

terus-menerus dalam mengkoordinir seluruh aktivitas personil organisasi

dan sumber-sumber pendukung lainnya supaya terselesaikan tugas-tugas

dan tujuan organisasi seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen

pendidikan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam

mengelola semua sember daya termasuk seluruh komponen organisasi

dan fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan secara efektif, baik tujuan

jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang.

Lebih operasional disampaikan oleh Iman Soepardi5 bahwa

pengelolaan pendidikan adalah pemanfaatan seluruh fasilitas baik manusia

maupun bukan manusia (sarana prasarana) yang ada, secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sejalan

dengan itu Engkoswara6 mengatakan bahwa manajemen pendidikan

adalah suatu ilmu yang mempelajari begaimana menata sumber daya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan

bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta

di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dari pandangan di

atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah seni atau

suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata kemampuan,

keterampilan dan sumber daya pendidikan melalui proses yang terus-

menerus bersama orang lain atau melalui orang lain secara produktif

dengan suasana menyenangkan untuk mencapai tujuan pengembangan

mutu lembaga pendidikan.

Pada perkembangan terakhir, permintaan akan kualitas/mutu

pendidikan telah menjadi tuntutan perkembangan perubahan lingkungan

yang semakin cepat. Sejak dekade tahun 1990-an hingga sekarang,

kualitas pendidikan dikaitkan dengan akuntabilitas publik (tanggung gugat)

dan berfokus pada pembelajaran murid, produktivitas dan “performance”,

keefektifan program dan evaluasi institusi7. Tuntutan mutu tersebut

5 Iman Soepardi, Dasar-Dasar Adminitrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas, 1988), p. 112. 6 Engkoswara, Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah,

(Bandung: Yayasan Amal Keluarga, 2001), p. 2. 7 Peterson, Marvin W, et.al. (ed). Planning and Management For A Changing

Environment. (San Francisco : Jossey-Bass Publishers, 1997). p. 15 Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 72

Page 6: Materi Renstra s2 AP 2015

mengacu pada pendekatan “Total Quality Management (TQM) yang

berkembang.

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu

(MMT) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi kepada

peningkatan kualitas secara berencana dan berkelanjutan, yang pada

gilirannya bermuara pada peningkatan produktivitas dan daya saing suatu

organisasi. Coetsch dan Davis8 mendefinisikan kualitas secara luas, yaitu

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Adapun definisi kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah

“derajat/karakteristik yang melekat pada suatu produk yang mencukupi

persyaratan/keinginan.”9 Selain itu dalam konteks total atau keseluruhan,

bahwa terjadi penerapan mutu terhadap semua aspek proses pekerjaan

dari mengidentifikasi kebutuhan sampai pada mengevaluasi sejauhmana

pelanggan terpuaskan. Oleh karena itu suatu lembaga pendidikan dapat

memiliki tingkat mutu yang dapat memenuhi dan melampaui harapan

pelanggan. Sedangkan manajemen berarti mengembangkan dan

memelihara kemampuan organisasi agar secara konstan meningkat

mutunya10. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen mutu

merupakan orientasi utama seluruh kebijakan dan aktivitas organisasi atau

sekolah secara menyeluruh dalam rangka pengembangan mutu pendidikan

secara keseluruhan.

Strategi pengembangan mutu pendidikan dilakukan dengan

menggunakan fungsi-fungsi manajemen strategik (strategic management).

Penggunaan manajemen strategik mengandung implikasi bahwa

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan, penilaian,

dan pengembangan dilakukan secara strategik.

8 D.L. Goestc dan S. Davis. Introduction to Total Quality: Quality, Productivity, Competitiveness. Englewood, Cliffs,N.J: Prentice Hall International, Inc, 1994). p. 4

9 Rudi Suardi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk Mencapai TQM. (Jakarta: Penerbit PPM, 2001). p. 3

10 Chang Zeph Yun, Yeong Wee Yong dan Lawrence Loh. The Quest for Global Quality. (Singapore Addison-Westley Publisher Ltd, 1996. p. 3.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 73

Page 7: Materi Renstra s2 AP 2015

Sementara itu istilah strategik menurut Einsiedel dalam Nining I.

Soesilo11 berasal dari bahasa Latin “strategia” (kantor dari Jenderal), dapat

juga berasal dari bahasa Prancis “strategos” yang artinya seni memperalat

atau mempekerjakan melalui tindakan-tindakan atau ”strategems” menuju

ke arah sebuah tujuan. J. Salusu12 mendefinisikan strategik sebagai suatu

seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan

lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Dari kedua kata tersebut di atas (manajemen dan strategik) terdapat

beberapa rumusan yang berkembang tentang pengertian manajemen

strategik, antara lain:

a. Fred R. David13 mendefinisikan manajemen strategik sebagai

seni dan ilmu untuk merumuskan, melaksanakan dan evaluasi seluruh

keputusan fungsional yang memungkinkan dapat diterima organisasi

secara objektif. Selain itu

b. Arthur Sharplin14 mengemukanan bahwa manajemen strategik

merupakan suatu rumusan dan penerapan dari perencanaan dan

membawa semua aktivitas yang berkaitan permasalahan yang vital,

menembus atau pentingnya berkelanjutan pada permasalahan

organisasi secara keseluruhan.

c. Samuel C. Certo dkk15 mendefinisikan lebih operasional bahwa

manajemen strategis sebagai sesuatu proses yang terus-menerus,

melakukan pengulangan, merumuskan tujuan proses lintas fungsional

untuk mempertahankan organisasi secara tepat dan sesuai dengan

perkembangan lingkungan.

11 Nining I. Soesilo, Reformasi Pembangunan Perlu Pendekatan Manajemen Strategik: Buku 1, (Jakarta: FE UI, 2000), p. 5-12.

12 J. Salusu, op.cit., p. 101. 13 Fred R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, Ninth Edition, (New Jersey:

Pearson Education, Inc., 2003), p. 5. 14 Arthur Sharplin, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill, 1985), p. 6. 15 Samuel C. Certo, et_al, Strategic Management: Concepts and Applications, (United

States of America: Richard D. Irwin, Inc., 1995), p. 8. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 74

Page 8: Materi Renstra s2 AP 2015

d. Dalam konteks daya saing, Michael A. Hilt R, et al16 mengatakan

bahwa proses manajemen strategik adalah serangkaian penuh

komitmen terhadap keputusan dan tindakan yang diperlukan suatu

organisasi untuk mencapai daya saing strategis dan mendapatkan laba

diatas rata-rata.

Dari definisi di atas, maka manajemen strategik merupakan suatu

seni, ilmu dan prosedur atau langkah-langkah dari seluruh keputusan

organisasi yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer

dengan memperhatikan perilaku analisis lingkungan, penetapan arah

organisasi, perumusan strategi organisasi, penerapan strategi organisasi,

mewujudkan strategi daya saing dan kontrol organisasi.

Fred R. David17 menambahkan bahwa penggunaan manajemen

strategik dengan serasi menggunakan terminologi perencanaan strategik.

Bahkan James B. Whittaker18 menegaskan bahwa manajemen strategik

terdiri atas 2 (dua) bagian yakni: (1) Perencanaan Strategik (Stratgic

Planning) dan (2) Manajemen Kinerja (Performance Management). Dengan

demikian, perencanaan strategik merupakan aplikasi penggunaan

manajemen strategik yang merujuk pada rumusan strategis sebagai

tahapan awal. Sehingga manajemen strategik tidak dapat dipisahkan

dengan perencanaan strategik, tetapi hanya dapat dibedakan.

BAB IIPERENCANAAN STRATEGIK

16 Michael A. Hilt R, et_al, Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globaliasi, Terjemahan Penerbit, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001), p. 6.

17 Fred R. David, loc.cit. 18 James B. Whittaker, GPRA 1993, A Mandate for Strategic Planning and Performance

Management (USA: NASA, 1995), p. 12. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 75

Page 9: Materi Renstra s2 AP 2015

A. PERENCANAAN PENDIDIKAN Perencanaan sebagai fungsi pertama manajemen pendidikan

senantiasa berhubungan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa

yang akan datang. Templar dan Edinburgh19 mengemukakan bahwa salah

satu kaidah kerja dalam bukunya yang berjudul “rule of work” adalah

perencanaan. Dalam perencanaan senantiasa mempertanyakan “do you

know where you’re going? The smart follower of the rules knows exactly

where they’re going. They have a plan. They have plotted the path to

where they want to be – in six months, in a year, in five years. Pandangan

ini memperlihatkan bahwa betapa pentingnya perencanaan guna

mengetahui secara pasti apa saja kegiatan yang akan dilakukan pada

masa yang akan datang.

Dalam konteks masa depan, perencanaan adalah persiapan untuk

melakukan sesuatu. Persiapan ini didasarkan pada kemampuan berpikir

dan alasan-alasan tertentu dengan menggunakan informasi yang

diperlukan. Perencanaan diawali dengan keputusan dan diakhiri dengan

keputusan20. Mintzeberg21 mengidentifikasi tiga pengertian dasar tentang

perencanaan yaitu: (1) Perencanaan adalah berpikir tentang masa depan.

Secara sederhana menentukan masa depan melalui perhitungan. (2)

Perencanaan adalah mengontrol masa depan. Perencanaan adalah desain

keinginan masa depan dan berusaha untuk mewujudkannya secara efektif.

Dengan demikian, perencanaan merupakan upaya kreatif untuk

mengontrol perubahan yang ada didalam lingkungan. (3) Perencanaan

adalah pembuatan keputusan. Perencanaan sebagai pilihan yang

pundamental. Perencanaan sebagai sumbangan yang disengaja dari

penyebab pembuatan keputusan dalam desain aksi untuk mencapai

tujuan.

Imam Soepardi22 mengemukakan bahwa perencanaan senantiasa

19 Richard Templar dan Edinburgh, The Rule of Work: A Definitive Code for Personal Success. (London: Pearson Education Limited, 2003), p. 45.

20 Chatlinas Said, Pengantar Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas, 1988), p. 119. 21 Henry Mintzeberg, Rise and Fall of Strategic Planning, (New York: The Free Press,

1994), pp. (7-9). 22 Imam Soepardi, Op. Cit., p. 114.Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 76

Page 10: Materi Renstra s2 AP 2015

berusaha menjawab beberapa pertanyaan antara lain:

a. Apa yang akan dikerjakan (menyangkut materi)

b. Mengapa dikerjakan (menyangkut dasar pertimbangan)

c. Siapa yang mengerjakan (menyangkut personil)

d. Dimana akan dikerjakan (menyangkut tempat).

e. Bilamana akan dikerjakan (menyangkut waktu)

f. Bagaimana dikerjakan (menyangkut tata kerja, metode dan prosedur).

Keenam pertanyaan tersebut di atas selalu berkaitan dan mengarah

pada pencapaian tujuan. Tujuan kegiatan selanjutnya dijabarkan dalam

bentuk program, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan pemrograman

dan pentahapan pelaksanaan. Sehingga hasil perencanaan tidak hanya

sekedar dokumen semata. Dengan demikian, perencanaan merupakan

proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan

yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Disebut sistematis

karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip

tertentu dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan

dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan secara terorganisir.

Artinya, perencanaan merupakan proses penggabungan pengetahuan

dengan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang terorganisasi.

Perencanaan dalam konteks pendidikan, naskah “Deklarasi

Santiago” sebagaimana dikutip oleh Endang Soenarya23 bahwa

perencanaan pendidikan adalah suatu proses yang sistematik dan

berkesinambungan yang meliputi pelaksanaan dan pengkoordinasian,

metode penelitian sosial, prinsip dan teknik kependidikan, administrasi,

ekonomi dan keuangan, melalui partisipasi dan dukungan masyarakat

terhadap pendidikan, dengan tujuan dan langkah-langkah yang

dirumuskan secara pasti untuk memberikan kesempatan kepada setiap

orang dalam mengembangkan berbagai potensinya agar dapat

memberikan kontribusinya secara efektif terhadap pembangunan sosial,

kebudayaan, dan ekonomi bagi negaranya. Pengertian ini memperlihatkan

23 Endang Soenarya, Op. Cit., p. 60. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 77

Page 11: Materi Renstra s2 AP 2015

bahwa dalam perencanaan pendidikan perlu didukung dengan suatu model

yang menggambarkan tentang penyusunan dan penetapan tujuan,

pelaksanaan, pengoranisasian perencanaan dengan memperhatikan

perkembangan lingkungan dan dianalisis secara strategis. Sehingga

model perencanaan pendidikan perlu disusun dan diformulasikan dalam

bentuk model perencanaan strategik pengembangan pendidikan.

B. KONSEP PERENCANAAN STRATEGIK 1. Definisi Perencanaan Strategik

Dalam perencanaan strategik, seorang pemimpin atau kepala

sekolah adalah seorang ahli strategi, terutama dalam hal: (1)

menggunakan keleluasaan sebanyak mungkin dalam bidang-bidang yang

berada di bawah kendalinya; (2) penanggulangan keadaan yang telah

dan yang sedang berubah; (3) mengembangkan landasan yang koheren

dan kokoh bagi pembuatan keputusan. Tuntutan kepala sekolah sebagai

seorang ahli strategi memperlihatkan bahwa perencanaan strategik dapat

didefinisikan sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan

dan tindakan yang membentuk dan memandu jalannya suatu organisasi

persekolahan, karena perencanaan itu sendiri dimulai dari keputusan dan

diakhiri dengan keputusan. Secara operasional Bryson24 mengatakan

bahwa perencanaan strategik (strategic planning) adalah seperangkat atau

sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat untuk membantu

pimpinan/manajer dalam pencapai visi, misi dan tujuan organisasi.

Definisi perencanaan strategik telah berkembang dari pandangan

beberapa pakar terdahulu, antara lain Vincent Gaspersz25 mengatakan

bahwa perencanaan strategik adalah common sense. Bersifat visioner,

namun realistik, mengantisipasi keadaan masa depan yang diinginkan dan

dapat dicapai. Perencanaan strategik memberikan suatu struktur untuk

pembuatan keputusan praktek dan langkah-langkah yang harus diikuti.

24 John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organization, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1988), p. xii.

25 Vincent Gaspersz, Perencanaan Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), p. 2.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 78

Page 12: Materi Renstra s2 AP 2015

Perencanaan strategik mempertimbangkan kebutuhan dan harapan

pelanggan, stakeholders dan pembuat kebijakan yang didefinisikan

sebagai misi, tujuan, dan pengukuran kinerja. Suatu perencanaan strategik

memberi petunjuk untuk bertanya dan menjawab lima pertanyaan dasar,

yaitu:

1. Dimana kita sekarang (where are we now?).

2. Dimana dilakukan sesuatu yang kita inginkan. (where do we want to

be?).

3. Bagaimana kita mengukur kemajuan kita (how do we measure our

progress?).

4. Bagaimana kita mencapai tujuan (how do we get there?).

5. Bagaimana kita melakukan arah/jalan/jejak kemajuan kita (how do we

track our progress?).

2. Rasionalisasi Pentingnya Perencanaan Strategik Terdapat empat alasan pentingnya perencanaan strategik menurut

Glueck dan Jauch26 adalah:

1) Perencanaan strategik menyangkut jangkauan masa depan dari

keputusan-keputusan yang dibuat sekarang. Artinya, memperhitungkan

langkah-langkah yang diambil dari seorang pimpinan sebagai reaksi

terhadap berbagai sebab akibat sepanjang masa tersebut.

Perencanaan strategik menyajikan langkah-langkah alternatif yang

lebih sesuai dengan perkembangan yang mungkin akan dihadapi di

masa depan. Dan jika pilihan telah ditentukan, ia akan menjadi

pegangan untuk penambilan keputusan. Intisari dari perencanaan

strategik adalah kemungkinan-kemungkinan untuk pengenalan

sistematis dari peluang-peluang dan ancaman-ancaman di masa depan

dengan pilihan langkah-langkah yang lebih tepat.

2) Perencanaan strategik adalah suatu proses, yaitu dimulai dengan

menggariskan sasaran-sasaran dari organisasi dan kebijakan-kebijakan 26 William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch, Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan, Dialihbahasakan oleh Murad dan A.R. Henry Sitanggang, (Jakarta: Erlangga, 1990), p. 9.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 79

Page 13: Materi Renstra s2 AP 2015

yang diperlukan dan pengembangan rencana yang terperinci sesuai

dengan strategi demi mencapai hasil akhir yang diharapkan. Artinya,

perencanaan strategik sebagai suatu proses adalah penentuan

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam hal kapan dilakukan,

bagaimana dilakukan, siapa yang harus dilibatkan, serta apa saja yang

akan dibuat dengan hasil-hasil yang akan dicapai. Perencanaan

strategik secara sistematis memuat prosedur yang sama-sama telah

dipahami.

3) Perencanaan strategik adalah suatu sikap, karena perencanaan

strategik meminta suatu kebiasaan dan keharusan untuk bekerja

berdasarkan perkiraan-perkiraan mengenai masa depan. Perencanaan

strategik lebih condong disebut sebagai suatu “proses berpikir” atau

suatu latihan intelektual dari pada sebagai kumpulan proses, proses

atau teknik.

4) Suatu sistem perencanaan strategik mengkaitkan tiga jenis sekaligus,

yaitu rencana-rencana strategik, rencana-rencana jangka menengah,

serta rencana-rencana operasional.

Atas dasar pentingnya perencanaan strategik, maka berkembang model

dasar pertimbangan perencanaan strategik27 yaitu:

1) Model organisasi yang menitikberatkan pada “planning gap” yaitu

kesenjangan antara keinginan dengan kenyataan. Model ini

menentukan visi, misi, sasaran dan tujuan terlebih dahulu setelah

melihat perbedaan yang ada, baru kemudian mencari strategi yang

diinginkan untuk mencapainya.

2) Model organisasi yang memusatkan pada “strategic”, yaitu

perencanaan yang menonjolkan suatu manajemen dari isu

strategiknya, baru setelah itu menyusun visi, misi, sasaran dan tujuan.

27 Goerge Stainer, Perencanaan Strategik, Dialihbahasakan oleh Burhan N., (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1984), p. 13.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 80

Page 14: Materi Renstra s2 AP 2015

Pada kenyatannya tidak semua organisasi yang telah

mengembangkan kegiatan perencanaan benar-benar menjadi puas

dengan hasil yang diperolehnya. Dalam banyak hal kesalahan-kesalahan

itu bisa terjadi pada cara-cara merencanakannya atau pada cara-cara

menerapkannya. Hal ini pernah diteliti oleh Ringback yang menemukan

beberapa penyebab utama kegagalan suatu perencanaan strategik28,

adalah:

1) Perencanaan tidak diintegrasikan ke dalam sistem manajemen secara

keseluruhan.

2) “... kurangnya pengertian tentang dimensi yang berbeda-beda dalam

perencanaannya”.

3) Manajemen pada berbagai tingkat organisasi tidak benar-benar terlibat

dalam memberikan sumbangan pada kegiatan perencanaan.

4) Manajemen gagal total dalam mengoperasionalkan rencana tersebut.

5) Masukan-masukan yang tidak memadai untuk perencanaan.

6) Banyak organisasi yang tidak memiliki gambaran keseluruhan dari

perencanaannya.

3. Manfaat Perencanaan Strategik Vincent Gaspersz29 mengidentifikasi tujuh manfaat perencanaan

strategik sebagai berikut:

1) Berguna bagi perencanaan untuk perubahan dalam lingkungan dinamik

yang kompleks. Perencanaan strategik adalah proaktif, sehingga

organisasi publik disarankan untuk proaktif mencari dan melakukan

28 Goerge Stainer, op.cit, p. 305. 29 Vincent Gaspersz, op.cit, pp. 2-4Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 81

Page 15: Materi Renstra s2 AP 2015

perubahan, dan bukannya bersikap reaktif terhadap situasi.

2) Berguna untuk pengelolaan hasil-hasil (managing for results).

Perencanaan strategik merupakan suatu proses dan diagnosis,

penetapan tujuan (objective setting), dan pembangunan strategi

(strategy building) yang merupakan bagian penting dari manajemen

yang berorientasi pada hasil. Perencanaan strategik berlandaskan pada

pertimbangan yang hati-hati dari suatu kapasitas dan lingkungan

organisasi, yang mengarahkan pada keputusan-keputusan

pengalokasian sumber-sumber daya yang signifikan.

3) Perencanaan strategik merupakan suatu alat manajerial yang penting.

Sektor publik diharapkan untuk memfokuskan perhatian pada

pencapaian dan peningkatan outcomes setiap tahun. Dengan kata lain,

hasil-hasil seyogianya mulai difokuskan pada efisiensi dan efektivitas

operasional. Perencanaan strategik memungkinkan sektor publik

mengembangkan suatu sistem yang memfasilitasi peningkatan terus-

menerus (continuous improvement) pada semua tingkat dalam

manajemen organisasi.

4) Perencanaan strategik berorientasi masa depan. Penencanaan

strategik melibatkan suatu usaha yang disiplin untuk membantu

membentuk dan membimbing pada apa yang diharapkan oleh

manajemen, apa yang harus dilakukan, dan mengapa itu dilakukan.

Perencanaan strategik membutuhkan pengumpulan informasi berskala

makro, suatu eksplorasi alternatif-akernatif, dan merupakan suatu

landasan bagi implikasi masa depan dari keputusan-keputusan

sekarang.

5) Perencanaan strategik mampu beradaptasi (adaptable). Meskipun

perencanaan dilakukan untuk jangka panjang, peninjauan ulang dan

pembaharuan secara teratur (regular reviews and updates) untuk

menentukan kemajuan dan menilai ulang validitas dari rencana

berdasankan pada isu-isu strategik yang tidak tencakup dalam penilai-

an internal maupun eksternal, dan akan membuat perencanaan

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 82

Page 16: Materi Renstra s2 AP 2015

strategik menjadi fleksibel dan mampu beradaptasi. Dengan demikian

rencana dapat diperbaharui untuk membuat penyesuaian-penyesuaian

yang diperlukan untuk menanggapi lingkungan yang berubah dan me-

manfaatkan peluang atau kesempatan yang menguntungkan.

Perencanaan strategik menetapkan target antuk kinerja (targets for

performance) , memfasilitasi cara-cara untuk memeriksa kemajuan, dan

memberikan panduan atau petunjuk untuk rencana-rencana

operasional dan anggaran (budgets) yang sedang berlangsung.

6) Perencanaan strategik adalah penting untuk mendukung pelanggan.

Perencanaan strategik menetapkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh

organisasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Agen-agen

pemerintah harus mengakui bahwa mereka memiliki pelanggan (cus-

tomers) dan pihak-pihak yang berkepentingan (stake-holders). Hal ini

mengharuskan adanya perubahan sikap yang didukung oleh proses

perencanaan strategik, di mana identifikasi kebutuhan pelanggan

menjadi hal yang mendasar.

7) Perencanaan strategik mempromosikan komunikasi. Perencanaan

strategik memudahkan komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi

keinginan dan nilai-nilai yang berbeda, membantu pembuatan

keputusan yang teratur, dan menjamin keberhasilan dan implementasi

sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan (goals and objectives). Peren-

canaan strategik meningkatkan komunikasi tidak hanya dari manajer

atas kepada karyawan atau sebaliknya, tetapi juga lintas fungsi/divisi

dan program-program.

Dari keragaman manfaat di atas, maka dapat dikatakan bahwa

peran perencanaan strategik itu adalah:

1) Sebagai pedoman

2) Sebagai petunjuk

3) Sebagai arahan

Secara sederhana bagi pimpinan yayasan, sekolah dan karyawan,

perencanaan strategik akan bermanfaat dalam:

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 83

Page 17: Materi Renstra s2 AP 2015

1) Menentukan keputusan bagi masa depan sekolah.

2) Menyempurnakan prosedur penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran, meningkatkan efisiensi dan sinergi serta mencegah

pemborosan.

3) Mengembangkan kualitas dan strategi pelaksanaan penyeleng-

garaan pendidikan dan pengajaran dalam mewujudkan masa depan

sekolah yang diharapkan atau dicita-citakan.

4) Menentukan kriteria keberhasilan kinerja sekolah yang dapat diukur.

BAB IIIMODEL PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAH

Suatu model perencanaan strategik yang efektif yang dapat dijadikan

acuan30 adalah: (1) Proses perencanaan strategik yang dikembangkan relatif

30John M. Bryson, op cit, p. xii. Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 84

Page 18: Materi Renstra s2 AP 2015

sederhana tapi efektif, yang secara khusus dirancang untuk organisasi publik

seperti sekolah. (2) Harus ada panduan yang jelas mengenai bagaimana

menerapkan proses tersebut. (3) Harus disediakan contoh-contoh tentang

bagaimana proses tersebut telah diterapkan. (4) Proses perencanaan harus

dikaitkan hasil penelitian dan literatur yang relevan sehingga para pembaca

mengetahui bahwa model yang dikembangkan dapat dipertanggungjawabkan

dan meyakinkan secara empirik dan akademik.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka model perencanaan strategik

yang dikembangkan, disusun sesederhana mungkin atas dasar kajian teori

dan literatur yang relevan serta didukung dengan seperangkat panduan

(petunjuk pelaksanaan = juklak) dan contoh-contoh yang ada. Secara garis

besar prosedur dalam model perencanaan strategik (dinas & sekolah swasta)

yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

a. Rasionalisasi pentingnya penyusunan perencanaan strategik.

b. Pengertian Perencanaan Strategikc. Kedudukan dan fungsi PS d. Tujuan dan manfaat perencanaan strategike. Landasan berupa dasar hukum penyusunan

perencanaan strategik.f. Komponen dan sistematika model perencanaan

strategik:

1) Exploring permasalahan atau pengembangan sekolah.

2) Prakarsa dan kesepakatan menyusun perencanaan strategik.

3) Pembentukan Tim Pengembangan Mutu Sekolah

4) Mengidentifikasi mandat yang diemban oleh sekolah.

5) Mengidentifikasi nilai dan misi yang sudah ada serta karakteristik

Yayasan.

6) Identifikasi lingkungan internal tentang kekuatan dan keterbatasan.

7) Identifikasi lingkungan eksternal tentang peluang dan ancaman.

8) Penentuan arah strategi pengembangan sekolah.

9) Faktor-faktor isu strategis dan strategi kebijakan sekolah.

10) Perumusan visi, misi dan nilai-nilai sekolah.Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 85

Page 19: Materi Renstra s2 AP 2015

11) Asumsi, sasaran dan tujuan.

12) Program, kegiatan dan indikator keberhasilan sekolah.

g. Data dan teknik analisis data dalam

penyusunan rencana strategik.

h. Sistem pelaporan dan mekanisme

penyampaian dokumen rencana strategik.

i. Seminar dan sosialisasi isi draft dokumen

rencana strategik kepada stakeholders.

j. Peranan Konsultan Pendidikan dalam

perencanaan strategik.

Masing-masing prosedur tersebut dijabarkan secara terpisah sebagai berikut:

A. RASIONALISASI PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAH

Penyusunan dan perumusan perencanaan strategik sekolah perlu

didukung dengan fakta dan dasar pemikiran yang tegas sehingga

memperlihatkan adanya rasionalisasi betapa pentingnya perencanaan

strategik sekolah disusun secara akomodatif, adaptif, responsif dan

transparan.

Contoh:

Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, sehingga lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Pendidikan Dasar dilaksanakan selama 9 tahun adalah program wajib belajar yang telah diwajibkan oleh undang-undang. Pendidikan dasar mencakup Pendidikan Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) selama 3 tahun. Secara spesifik, pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Beberapa permasalahan mendasar yang berkembang sehubungan dengan penyelenggaraan pendidikan dasar adalah : (1) Wajib belajar 9 tahun belum memiliki makna “compulsory” karena ketidakmampuan subsidi pemerintah. (2) Kualitas pendidikan, keberhasilan pemerataan dan perluasan pendidikan dasar belum diletakkan pada mutu penguasaan kompetensi dasar. (3) Rendahnya kualitas manajemen pendidikan, kerancuan perubahan cara pikir dari sentralistik ke desentralistik, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pendidikan

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 86

Page 20: Materi Renstra s2 AP 2015

berbasis sekolah dan masyarakat. Melihat fenomena di atas, maka sebagai perwujudan peran dan partisipasi masyarakat, Yayasan Budha Tzu Chi merasa terpanggil dan berkenan membuka layanan pendidikan di Indonesia sebagai salah satu bentuk pengejewantahan misi kemanusiaan dan pendidikannya.

Tindak lanjut kepedulian layanan pendidikan tersebut secara operasional dijalankan oleh Yayasan Budha Tzu Chi Wiyata yang dibantu oleh suatu tim/dewan pengurus pendidikan. Ruang lingkup dan jenis lembaga yang tertuang dalam agenda dan “masterplan” pendidikan yayasan adalah pembuatan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berbagai bentuk lembaga pendidikan non-formal lainnya. Namun pada tahap awal pembentukan lembaga ini, yang menjadi prioritas utama adalah pendirian Sekolah Dasar. Selanjutnya Sekolah Dasar ini disebut dengan nama Sekolah Dasar (SD) Cinta Kasih Tzu Chi yang berlokasi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Jakarta Barat – Indonesia.

SD Cinta Kasih Tzu Chi merupakan salah satu sekolah dasar swasta yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bahkan diharapkan dapat menjadi institusi rujukan atau bandingan bagi sekolah-sekolah yang sejenis di masa depan. Untuk dimensi masa depan tersebut, yayasan bermaksud melakukan pengembangan sekolah guna memacu dan memicu kualitas pendidikan dalam arti yang sesungguhnya.

Terdapat dua alasan pokok yayasan tentang pentingnya pengembangan sekolah ini, yaitu pertama, sesuai dengan azas pendidikan sepanjang hayat (life-long education) dan perilaku belajar sepanjang hayat (life-long learning), maka pendidikan melalui lembaga persekolahan bukan merupakan suatu kegiatan sekali tindak atau sekali jadi. Berdasarkan azas tersebut maka perlu dilakukan pengembangan sekolah secara berkelanjutan. Selain itu pengembangan identik dengan pemenuhan kebutuhan semua pihak. Dengan demikian, penyelenggara pendidikan membutuhkan berbagai penyesuaian melalui upaya pengembangan seluruh komponen pendidikan, proses, tujuan, ataupun output lembaga tersebut.

Alasan pokok kedua bahwa dalam manajemen pendidikan, pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang runtut. Upaya awal pengembangan sekolah dalam manajemen strategik adalah dengan menerapkan fungsi perencanaan strategik dan dilanjutkan dengan pengorganisasian strategik dan seterusnya. Dengan demikian, pengembangan dalam arti yang sesungguhnya tidak mengenal berhenti atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan dinamikanya. Kontinyuitas dan dinamika akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, permasalahan, sumber-sumber, kondisi lingkungan, pengalaman lapangan dan kebijaksanaan, perubahan tujuan serta arah strategi pendidikan ke depan. Inilah yang manjadi alasan pokok sehingga lembaga sekolah senantiasa memerlukan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri.

Berdasarkan kedua alasan tersebut di atas, maka pengembangan SD Cinta Kasih Tzu Chi perlu dipersiapkan sedini mungkin baik berupa software maupun hardware sekolah. Pengembangan sekolah diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Proses pengembangan sekolah dilakukan dengam mempertimbangkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan dan arah trend masa depan. Sehingga perlu diketahui di posisi mana SD Cinta Kasih berada pada masa depan. Hal ini perlu dirumuskan secara kolektif dalam suatu dokumen resmi yang dijadikan sebagai arahan, pedoman atau acuan dasar dalam penyelenggarakan pendidikan. Secara keseluruhan dokumen atau naskah tersebut secara keseluruhan

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 87

Page 21: Materi Renstra s2 AP 2015

dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik Pengembangan Sekolah (RSPS) SD Cinta Kasih Tzu Chi.

Bedasarkan analisis lingkungan eksternal maupun internal dengan senantiasa memperhatikan nilai serta mandat yang diemban, maka akan dapat dirumuskan visi, misi, serta arah kebijakan pengembangan, tujuan dan program-program, serta kegiatan-kegiatan, yang dijadikan sebagai pola dasar implementasi penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan. Maka dirasa sudah merupakan suatu keharusan bahwa RSPS ini perlu disusun secara seksama, sistemik, sistematik.

Dengan demikian, RSPS adalah rencana pengembangan yang berskala kelembagaan serta merupakan konsensus dan komitmen bersama seluruh stake-holders dalam penetapan dan pencapaian visi serta misi lembaga. Dengan demikian, fungsi RSPS adalah untuk menyatukan pandangan dan derap langkah seluruh pihak yang berkepentingan dengan lembaga terutama pihak penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan prioritas program selama lima tahun ke depan.

Penyusunan dan perumusan RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini dilakukan secara transparan dengan mengikutsertakan berbagai pihak dan dibantu oleh konsultan pendidikan sebagai katalisator. Berbagai upaya mencari masukan dilakukan dengan tujuan agar semua pihak merasa ikut memiliki dan berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Berdasarkan latar belakang di atas, memperlihatkan betapa pentingnya RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini disusun secara akomodatif, adaptif, responsif dan transparan.

B. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGIK Agar tidak terjadi perbedaan persepsi antar penyusun dengan para

pembaca dan pihak lain yang berkepentingan, maka perlu dipertegas

pengertian perencanaan strategik dalam konteks sekolah.

Contoh:

Rencana Strategik Pengembangan Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah dokumen induk rencana pengembangan lembaga pendidikan yang memuat visi, misi, program, pokok-pokok strategis dan arah kebijakan pengembangan pendidikan yang berdasarkan kepada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan nyata serta perkembangan aspirasi masyarakat.

C. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PERENCANAAN STRATEGIKBagian ini memperlihatkan kedudukan perencanaan strategik dalam

penyelenggaraan sekolah. Berdasarkan kedudukan tersebut maka dapat

ditentukan fungsi perencanaan strategik.

Contoh:

Kedudukan RSPS Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah sebagai pola dan kerangka dasar rencana pelaksanaan pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan serta merupakan penjabaran kehendak seluruh pihak yang berkepentingan dengan tetap memperhatikan arahan Pengurus Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 88

Page 22: Materi Renstra s2 AP 2015

Fungsi RSPS Sekolah Dasar Cinta Kasih adalah sebagai pedoman bagi segenap penyelenggara pendidikan, fungsionaris, guru, karyawan dan masyarakat lainnya dalam melaksanakan prioritas pengembangan pendidikan disegala bidang sesuai dengan perkembangan kebutuhan zaman.

D. HASIL DAN MANFAAT PERENCANAAN STRATEGIKHasil merupakan target akhir yang akan dicapai dari seluruh

rangkaian kegiatan perencanaan strategik. Apabila hasil perencanaan

strategik dapat tercapai, maka akan dapat dijelaskan manfaat dari

perencanaan strategik bagi penyelenggaraan sekolah.

Contoh:

Hasil yang akan dicapai dari penyusunan Rencana Strategik Pengembangan Sekolah Cinta Kasih ini adalah tersusunnya buku induk rencana yang memuat arah strategis pengembangan sekolah, kebijakan strategis serta program–program pengembangan sekolah yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan guna meningkatkan kualitas proses dan lulusan lembaga. Secara operasional, hasil yang akan dicapai adalah : 1. Tersusunnya arah strategi pengembangan sekolah dan kebijakan strategis

pengembangan Sekolah Dasar Cinta Kasih. 2. Tersusunnya visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran pengembangan dan

penyelenggaraan pendidikan.3. Terususunnya program dan kegiatan untuk kurun waktu lima tahun kedepan serta

penanggungjawab pelaksana kegiatan. Adapun manfaat disusunnya rencana strategik pengembangan adalah : 1. Sebagai alat kendali dan tolok ukur bagi jajaran fungsionaris lembaga dalam

menyusun rencana pengembangan pada masing-masing unit serta dalam rangka mewujudkan keberhasilan pengembangan dan peningkatan kualitas lembaga baik untuk jangka pendek (tahunan) maupun jangka panjang (5 tahunan).

2. Untuk mewujudkan adanya keteraturan dan keterarahan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan sekaligus untuk memacu dan mempercepat pelaksanaan kegiatan tersebut.

3. Sebagai informasi untuk menciptakan keyakinan masyarakat yang berkepentingan (akuntabilitas publiks) tentang kemampuan lembaga dalam melaksanakan program-programnya.

4. Sebagai acuan bagi Yayasan dan sekolah dalam rangka perbaitan dan penyempurnaan manajemen internalnya.

E. LANDASAN

Landasan merupakan komponen yang memperlihatkan adanya mandat

sehingga pelaksanaan penyusunan perencanaan strategik memiliki dasar

yang kuat sebagai payung hukum.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 89

Page 23: Materi Renstra s2 AP 2015

Contoh:

Landasan utama dalam penyusunan RSPS SD Cinta Kasih Tzu Chi ini adalah: 1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. 2. Akta Pendirian Yayasan No. …………………3. SK.Kadis Dikdas Propinsi DKI Jakarta No.1005/1.851.48/2005 tentang Izin

Operasional Penyelenggaraan Pendidikan.4. SK Dirjen Dikdasmen No. ……………2003 tentang status SD ………5. SK Dewan Pengurus tentang penyelenggaraan pendidikan No. ………..

F. KOMPONEN MODEL PERENCANAAN STRATEGIK SEKOLAHKomponen dan sistematika model perencanaan strategik yang

dikembangkan merupakan adaptasi dari beberapa model yang telah ada,

secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut:

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 90

Page 24: Materi Renstra s2 AP 2015

Posisi sekarang Posisi dimasa mendatang Rencana Aksi

Konsultan Pendidikan sebagai Katalisator

Gambar 3. Model alternatif Perencanaan Strategik Sekolah

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 73

Pemben-tukan tim pengem bangan

mutu Sekolah

Arah strategi pengem bangan sekolah

Isu strategis

dan Strategi

Kebijakan Pengem-bangan Sekolah

SasaranTujuan

ALI:Analisis

Lingkungan

Internal

ALE:Analisis Lingku ngan

Eksternal

Pra kar sa

Ren cana stra tegis

Visi, misi dan

Prinsip/ nilai

Program dan

Kegiatan

Disemi nasi dan Penyempurnaan

Doku men Renstra

Publikasi & Imple

men tasi

Mandat formal

dan izin/ legalitas

Nilai/misi Pemilik

Dana dan notaris

pendirian sekolah

Peman-tauan dan

umpan balik

Ma sa lah

Pe ngem

ba ngan

Eksistensi PS: Rasional, arti, kedudukan,

fungsi, tujuan, manfaat, landasan

Page 25: Materi Renstra s2 AP 2015

Keterangan:

1. Masalah dan Pengembangan

Terdapat beberapa alasan yang mendasari pentingnya

perencanaan strategik di sekolah, namun secara garis besar terdapat dua

alasan pokok yaitu, (1) Adanya permasalahan yang secara fenomenal

dialami oleh sekolah. (2) Alasan pengembangan lembaga pendidikan/

sekolah. Permasalahan sekolah yang dimaksudkan adalah permasalahan

strategis yang menyangkut seluruh komponen dalam sistem

penyelengaraan sekolah yang menghendaki adanya perubahan strategik

yang menyeluruh.

Pengembangan sekolah merupakan salah satu elemen kunci yang

menjadi perhatian kepemimpinan strategik dalam manajemen strategik.

Yayasan dan kepala sekolah memfokuskan perubahan sekolah ke arah

strategik. Hal ini didasari oleh karakteristik pendidikan/persekolahan, antara

lain: Pertama, sesuai dengan azas pendidikan sepanjang hayat (life-long

education) dan perilaku belajar sepanjang hayat (life-long learning), maka

pendidikan/sekolah tidak merupakan kegiatan sekali tindak atau sekali jadi.

Artinya, sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan tuntutan

perkembangan kebutuhan kualitas. Kedua bahwa dalam manajemen

strategik sekolah, pengembangan sekolah merupakan rangkaian kegiatan

yang runtut. Pengembangan sekolah dalam arti yang sesungguhnya tidak

mengenal berhenti atau statis, melainkan berjalan terus sesuai dengan

dinamikanya. Dengan demikian upaya awal pengembangan sekolah dalam

manajemen strategik adalah dengan menerapkan fungsi perencanaan

strategik, agar tetap terjadi kuntinyuitas perubahan penyelenggaraan

sekolah yang adaptif ke arah yang lebih strategik. Dalam konteks

penyusunan laporan renstra, “permasalahan dan pengembangan” ini

ditempat pada point rasionalisasi pentingnya perencanaan strategik.

2. Prakarsa dan Kesepakatan Menyusun Perencanaan Strategik

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 74

Page 26: Materi Renstra s2 AP 2015

Komponen atau langkah pertama ini adalah tahap memunculkan

ide/gagasan atau opini dari pemrakarsa tentang pentingnya

pengembangan mutu sekolah. Pemrakarsa dapat berasal dari sekelompok

guru atau pegawai, atau kepala sekolah atau bahkan dari konsultan

pendidikan (jika ada). Pemrakarsa melakukan negosiasi kesepakatan

dengan orang-orang penting dalam pembuatan keputusan pengembangan

sekolah mulai dari upaya penyusunan perencanaan strategik. Pada tahap

ini juga dapat dilihat atau bahkan membantu membangun komitmen serta

dukungan para pihak yayasan, kepala sekolah atau pihak lainnya terhadap

pentingnya perencanaan strategik. Komitmen dan dukungan dari orang-

orang penting tersebut dineosiasikan dan selanjutnya diwujudkan dalam

bentuk kesepakatan dan sekaligus membentuk suatu kelompok kerja

berupa tim kerja (team works).

3. Pembentukan Tim Penyusun Perencanaan Strategik (TPPS)

Pembentukan TPPS disusun mengikuti beberapa komponen utama:

(1) Rasionalisasi Pentingnya Tim; (2) Dasar Pertimbangan; (3) Arti TPPS;

(4) Tujuan TPPS; (5) Manfaat TPPS; (6) Jenis Kegiatan; (7) Legalitas

TPPS; (8) Skenario Tugas (job); (9) Struktur Tim dan Distribusi Tugas; (10)

Mekanisme Kerja; (11) Penetapan Agenda Kerja dan Penjadwalan.

Contoh: EDIT ULANG : TIM PENGEMBANGAN MUTU

SEKOLAH CINTA KASIH TZU CHI WIYATA – JAKARTA(TPMS-CKTW)

A. RASIONALISASI PENTINGNYA TIM

1. Bahwa tantangan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sekarang dan ke masa depan adalah semakin besar dan rumit, sehingga menuntut lembaga pendidikan melakukan pengembangan mutu secara strategis dan komprehensif.

2. Bahwa lembaga pendidikan di lingkungan Cinta Kasih perlu merespon dan mengantisipasi tantangan tersebut secara proaktif dengan melibatkan partisipasi semua stakeholders, terutama kepala unit, guru, pegawai yang ada di lingkungan Sekolah Cinta Kasih.

3. Bahwa dalam rangka melaksanakan maksud tersebut di atas, dipandang perlu membentuk suatu kelompok kerja (kolabotif) yang diberi nama Tim Pengembangan Mutu Sekolah Cinta Kasih, yang selanjutnya disingkat dengan TPMS-CKTW.

B. DASAR PERTIMBANGAN 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 75

Page 27: Materi Renstra s2 AP 2015

2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Budha Tzu Chi Wiyata terutama yang berkaitan dengan visi, misi dan tujuan Yayasan.

3. Mandat Dinas Pendidikan DKI Jakarta tentang Surat Keputusan Izin Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah Sekolah Cinta Kasih.

C. ARTI TPMTim Pengembangan Mutu Sekolah adalah suatu wadah yang berisi sekelompok orang sebagai representasi seluruh pegawai dan pihak-pihak berkepentingan yang bekerja sama untuk berpikir dan berbuat dengan tekat dan komitmen tinggi untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Yayasan Pendidikan Cinta Kasih sekarang dan masa depan.

D. TUJUAN TPMSTujuan TPM adalah untuk membantu Yayasan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah Cinta Kasih, terutama dalam: 1. Mengevaluasi seluruh aspek sekolah meliputi potensi, kelemahan,

tantangan dan peluang.2. Manganalisis dan merekomendasikan aspek-aspek strategis

pengembangan lembaga baik intenal maupun eksternal sekolah dengan memperhatikan seluruh kepentingan pihak-pihak terkait. Terutama untuk merekomendasikan: (1) Model pengembangan program dan sistem manajemen yang lebih

profesional, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan pengembangan lembaga secara keseluruhan.

(2) Berbagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas guru dan pegawai pendukung lainnya.

(3) Berbagai pendekatan dan metode peningkatan prestasi murid.(4) Desain ideal dan konsep-konsep yang relevan dalam upaya

pengembangan sarana dan fasilitas pendukung belajar lainnya yang lebih kondusif. (5) Pola hubungan yang harmonis antara seluruh komponen lembaga

dengan masyarakat dan orang tua murid.(6) Pola kemitraan dengan pemerintah dan lembaga-lembaga swasta

lainnya. (7) Berbagai upaya mengharumkan nama baik lembaga serta metode

dan teknik promosi dan publikasi. 3. Menyusun, membahas, menyetujui dan mengkomunikasi berbagai

kebijakan, aturan, pedoman dan mekanisme kerja sekolah Cinta Kasih.E. MANFAAT TPM

Manfaat Tim Pengembangan Mutu adalah:1. Bagi Sekolah Cinta Kasih sebagai lembaga adalah:

a. Pengembangan lembaga dipikirkan oleh banyak orang. b. Nama baik lembaga dapat lebih terjaga dan ditingkatkanc. Target pengembangan lembaga lebih nyata terarah.

2. Manfaat bagi Pengurus Yayasan adalah: a. Terbantu dalam memikirkan dan mewujudkan visi dan misi Yayasan.b. Mengetahui dan memahami akar permasalahan mendasar pengembangan lembaga

dan alternatif solusi yang lebih efektif. c. Memperoleh informasi yang lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan

keputusan yang menyangkut kebijakan strategis yayasan. d. Menempatkan posisi Yayasan sebagai dewan pendiri dan pengurus dalam arti yang

sesungguhnya dan terbangun saling rasa memiliki, satu untuk semua dan semua untuk satu tujuan.

e. Dapat mengetahui dan mengukur setiap perubahan perkembangan, termasuk tingkat kepedulian dan keberhasilan perbaikan program, kinerja pegawai dan pemanfaatan

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 76

Page 28: Materi Renstra s2 AP 2015

biaya yang lebih efektif dan efisien.f. Sebagai saluran utama dalam mensosialisasikan kebijakan yayasan disamping kepala

unit dan pejabat lainnya.

3. Manfaat bagi Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai adalah: a. Secara lugas dan santun dapat menyampaikan hasil prestasi, kinerja dan

permasalahan dalam suatu forum formal dan bersama-sama dipikirkan oleh banyak orang dengan memperhatikan berbagai kepentingan semua pihak terkait.

b. Seluruh pemikiran pengembangan kreatif dan aspirasi yang berkembang dapat tersalurkan sehingga memperoleh follow-up yang lebih dini.

c. Terbangun suasana harmonis melalui komunikasi transparan, merasa saling dihargai, dan meyakini bahwa semua pihak tidak saling berseberangan akan tetapi lebur untuk satu tujuan demi kepentingan bersama.

d. Terbangun citra diri dan merasa dihargai sehingga akan melahirkan ide-ide kreatif cemerlang untuk membantu sekolah dalam meningkatkan mutu pelayanan dan prestasi murid.

F. JENIS KEGIATAN Untuk mewujudkan tujuan Tim, terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan oleh anggota tim, antara lain: 1. Penyusunan draft aturan. 2. Rapat rutin secara periodik.3. Rapat insidental sesuai kebutuhan. 4. Survey lapangan dan penelitian 5. Lokakarya6. Diseminasi dan sosialisasi.7. Penugasan tertentu.

G. LEGALITAS TPMS-CKTWAgar Tim Pengembangan Mutu Sekolah Cinta Kasih dapat bekerja secara benar, maka keberadaan Tim ini perlu diberikan kewenangan tertentu dalam batas kurun waktu tertentu melalui Surat Keputusan Yayasan. Surat keputusan ini akan mengikat kepada semua anggota tim.

H. RENCANA STRUKTUR ORGANISASI TPMS-CKTW

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 77

KETUA TIM

PEMBINA KETUA YAYASAN

ANGGOTA TIM PENGEMBANGAN MUTU

KATALISATOR KONSULTAN

Page 29: Materi Renstra s2 AP 2015

d. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Kajian lingkungan (environmental scanning) dilakukan untuk mengetahui

posisi sekolah pada saat dilakukan kajian. Melalui kajian lingkungan akan

terpetakan seluruh informasi tentang situasi dan kondisi yang ada pada

sekolah. Informasi yang dihimpun dapat bersumber dari internal sekolah

atau dari eksternal sekolah. Analisis yang demikian dikenal dengan Analisis

Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).

Analisis ini selanjutnya dikenal juga dengan Analisis Faktor Internal (AFI)

dan Analisis Faktor Ekseternal (AFE). Materi analisis faktor internal juga

termasuk nilai atau misi yayasan, sedangkan analisis faktor eksternal

diantaranya meliputi mandat formal seperti izin dan berbagai bentuk

legalitas lainnya.

Contoh:

A. IDENTIFIKASI KONDISI INTERNAL 1. Kekuatan

SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai sejumlah kekuatan yang berkenaan dengan (1) sumber daya manusia, (2) Metode pengajaran, (3) penelitian pengembangan, (4) sarana dan prasarana, dan (5) kerjasama..a. Sumberdaya Manusia

Terdapat dua komponen berkenaan dengan kekuatan dibidang sumberdaya manusia, yaitu (a) tenaga pengelola (Kepala Sekolah), (b) tenaga pengajar (guru), (b) tenaga penunjang. 1) Tenaga Pengelola (Kepala Sekolah)

Kepala sekolah sebagai pengelola lembaga adalah seseorang yang berpengalaman lebih dari 5 tahun mengajar, kualifikasi pendidikan minimal S1.

2) Tenaga Pengajar (Guru). Kekuatan tenaga pengajar dapat dikemukakan sebagai berikut ini .a) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan

SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai 70% tenaga pengajar yang berkualifikasi S1 sedangkan 30% yang lainnya berpendidikan D2 PGSD dan D3. Terdapat 2 orang guru yang sedang studi di strata S1.

b) Pengalaman mengajarSD Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta sudah mempunyai 60% tenaga pengajar mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Dan 40% diantaranya telah berpengalaman mengajar selama 3 dan 4 tahun.

c) Usia Tenaga Para tenaga pengajar 100% masih berusia muda yakni di bawah usia 35 tahun.

d) Loyalitas dan Komitmen

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 78

KEPALA SMA, KTU

MEWAKILI GURU TK, SD,

SMP, SMA

MEWAKILI PEGAWAI

ADMINISTRASI

MEWAKILI PENGURUS YAYASAN

Page 30: Materi Renstra s2 AP 2015

Banyak tenaga pengajar yang memiliki loyalitas tinggi terhadap lembaga dan memiliki komitmen terhadap tugas. Mereka umumnya juga memiliki kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri.

3) Tenaga Penunjang a) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan

SD Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai 6 orang tenaga administrasi ketatausahaan dengan kualifikasi pendidikan 50% S1 dan 50% D3 sesuai dengan bidangnya. Selain itu, sekolah ini didukung oleh tenaga keamanan (satpam) sebanyak 3 orang dengan kualifikasi keseluruhan (100%) adalah lulusan SLTA. Sebanyak 6 orang cleaning service yang bertugas untuk membersihkan gedung yang berlantai tiga ini, dimana 67% diantaranya adalah lulusan SMP, selebihnya adalah lulusan SLTA dan SD.

b) Loyalitas dan komitmenPara karyawan SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki loyalitas yang tinggi dan bertanggungjawab serta komiten terhadap tugas.

4) Konsultan Pendidikan Konsultan pendidikan merupakan suatu tim yang memahami bidang pedidikan baik teknis maupun akademik, dengan kualifikasi pendidikan S3 dan S2 di bidang pendidikan. Tim konsultan pendidikan ini telah bertugas mulai mempersiapkan disain sekolah, perangkat sekolah berupa soft ware dan aturan lainnya, rekrutmen ketenagaan (kepala sekolah, guru dan pegawai lain), pengurusan izin prinsip dan opersional, sampai pada penyelenggaraan pendidikan pengajaran pada setiap harinya.

b. Metode Pengajaran Kekuatan di bidang pengajaran mencakup acuan pengajaran, metode

pengajaran, dan kurikulum.1) Acuan Pengajaran

Setiap guru memiliki keterampilan mengajar yang setara, karena pada saat penerimaan guru diberi pelatihan tentang keterampilan tersebut. Sehingga guru SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki ciri dan level keterampilan mengajar yang distandarisasikan. (Acuan lokal).

2) Metode pengajaran Metode pengajaran yang diterapkan mengadaptasi pada model multi-inteligensi dengan mengaktifkan seluruh fungsi kecerdasan.

3) Kurikulum Sejak berdirinya, SD Cinta Kasih telah menerapkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Sedangkan kurikulum muatan local dikembangkan mengarah pada penerapan konsep “life skill” dan CBT. Selain itu muatan local yang diberikan secara khusus adalah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin mulai siswa tingkat 2 s/d tingkat 6. Kurikulum muatan lokal lainnya adalah mata pelajaran budi pekerti, PLKJ dan Kesenian Jakarta.

c. Penelitian dan Pengembangan SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki sumber informasi mengenai strategi

pengembangan dan sekaligus sebagai tempat bertanya bila ditemukan kendala atau hambatan dalam pengembangan lembaga maupun dalam pembelajaran. Secara struktural, Kepala Sekolah berada di bawah Divisi Penelitian dan Pengembangan yang ada pada tingkat Dewan Pengurus Yayasan, serta dibantu oleh Tim Konsultan Pendidikan.

d. Sarana dan Prasarana

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 79

Page 31: Materi Renstra s2 AP 2015

Kekuatan dibidang sarana dan prasarana meliputi lokasi, sarana dan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. (1) Lokasi

SD Cinta Kasih Tzu Chi berlokasi di Ibukota sehingga sangat mendukung upaya pengembangannya. Letaknya strategis sehingga mudah diakses meski dengan angkutan umum.

(2) Gedung SD Cinta Kasih Tzu Chi memiliki gedung berlantai tiga (bertingkat 3), dengan jumlah ruangan yang cukup memadai. Penempatan ruangan belajar secara vertical mempertimbangkan zone publik, zone semi-publik, dan zone privat.

(3) Ruangan BelajarRuangan belajar dipersiapkan untuk belajar dengan tingkat penerangan, ventilasi udara yang memadai (alami) dan dengan tingkat kebisingan yang rendah.

(4) Fasilitas Setiap ruang belajar dilengkapi dengan fasilitas belajar mengajar seperti papan tulis/whiteboard dengan ketinggian sesuai dengan tinggi anak asia. Tersedia juga panggung tulis sehingga memudahkan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas di papan tulis. Yayasan menyediakan OHP dan proyektor (in focus) bagi guru yang ingin guru yang membutuhkannya.

(5) PerabotanPerabotan yang ada dalam ruangan belajar, jumlah dan dimensinya dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan menerapkan system desain perabot yang “ergonomis”, meliputi kursi belajar, meja belajar, lemari buku dan papan tulis.

e. Kerja Sama Kekuatan di bidang kerjasama mencakup kerjasama antar personal di

dalam lembaga pendidikan SD Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta dan kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga SD Cinta Kasih Tzu Chi, baik instansi di dalam negeri maupun diluar negeri, serta upaya proaktif untuk menjalin kerjasama.

a) Kerjasama antar personal di dalam lembagaKerjasama antar personal (guru, fungsionaris, karyawan) tampak semakin meningkat. Peningkatan tersebut tampak dari adanya upaya pemecahan masalah dalam bentuk tim.

b) Kerjasama dengan berbagai institusi di luar lembaga SD Cinta Kasih Tzu Chi telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga, baik dengan instansi pemerintah, swasta di dalam maupun luar negeri, seperti kerja bidang kesehatan dengan Poliklinik Cinta Kasih, kerja sama bidang keterampilan dan pelestarian lingkungan dengan Daur Ulang Cinta Kasih, kerja sama dengan pemerintah diantaranya dengan PKK Kodya Jakarta Barat, kerja sama bidang lembaga pendidikan sejenis seperti dengan Taipe School – Kalapa Gading Jakarta Timur dan dengan SD Negeri 21 Cenkareng Timur – Jakarta Barat, kerja sama dengan lembaga pendidikan di tingkat internasional adalah dengan SD Tzu Chi Taiwan.

c) Upaya Proaktif untuk menjalin kerjasamaUpaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai instansi di luar lembaga tampak semakin meningkat. Hal ini ditandai oleh meningkatnya penawaran berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta semakin meningkatnya para donatur yang sifatnya tidak mengikat.

2. Keterbatasan Babarapa keterbatasan yang dimilliki oleh lembaga pendidikan SD Cinta Kasih

Tzu Chi adalah sebagai berikut: 1. Status sekolah masih terdaftar dan belum terkareditasi oleh Mendikbud, sehingga

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 80

Page 32: Materi Renstra s2 AP 2015

penyelenggaraan ujian nasional masih tetap menumpang di sekolah lain. 2. Jumlah murid baru masih terbatas, padahal sekolah mampu menampung lebih

banyak. 3. Minimnya dana pengembangan dan pembinaan kualitas SDM sekolah. 4. Masih belum populer di masyarakat tentang keberadaan lembaga pendidikan SD

Cinta Kasih Tzu Chi. 5. Animo dan dukungan masyarakat dan orang tua rendah dalam menyekolahkan

anak. 6. Perilaku murid masih terbiasa dengan suasan bebas tanpa aturan, sehingga

banyak perilaku murid yang tidak sesuai dengan ajaran budi pekerti yang di ajarkan.

7. Perhatian guru terhadap inovasi pengembangan kurikulum masih rendah.8. Kurangnya karya ilmiah dari pihak guru baik berupa tulisan hasil analisis yang

dapat meningkatkan kreativitas dan kualitas guru.9. Guru-guru belum terbiasa melakukan penelitian aksi (action reseach) dalam

upaya mengembagkan dan meningkatkan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar.

10. Intervensi dewan pengurus terhadap operasionalisasi sekolah.11.Belum memiliki standar mutu yang relevan dengan tuntutan profesionalisme.12.Sistem perencanaan dan sistem administrasi modern belum dikembangkan

secara optimal.

B. IDENTIFIKASI KONDISI EKSTERNAL

1. Peluang a. Lokasi di pusat kota Jakarta Barat dan berada dalam lingkungan perumahan.b. Peningkatan jumlah penduduk kelas menengah & bawah sebagai sumber murid

baru.c. Akses lokasi dan transportasi yang mudah baik dengan angkutan pribadi

maupun angkutan kota. d. Populeritas nama besar Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi belum optimal

dikembangkan. e. Pengembangan minat, bakat dan kreativitas murid melalui kegiatan

ekstrakurikuler.f. Penerapan metode “multi-inteligensi” dan penerapan konsep “life skill”. g. Penerapan KBK secara konsekuen dan profesional.

2. Ancaman/Tantangan

a. Dikelilingi oleh sejumlah SD (swasta dan negeri) sebagai saingan. b. Tuntutan kualitas meningkat, sedangkan kemampuan sekolah untuk mengejar

tuntutan itu terbatas. c. Kompleksitas biaya hidup di Jakarta meningkat. (Ada keengganan untuk memungut

biaya pendidikan yang lebih tinggi kepada murid, sementara kebutuhan sekolah dan upaya peningkatan kesejahteraan guru juga meningkat).

d. Katahanan siswa terhadap narkoba juga rendah akibat lemahnya ketahanan diri dan disiplin siswa.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 81

Page 33: Materi Renstra s2 AP 2015

e. Kualitas calon murid yang rendah, karena siswa masuk ke sekolah ini adalah sisa murid yang tidak dapat diterima lagi di sekolah swasta dan negeri lainnya (siswa pindahan).

f. Status sosial ekonomi murid yang rendah.g. Transportasi akses sekolah masih kurang. h. Berbagai kegiatan kemasyarakatan belum di dukung oleh suatu sistem kerjasama

dan manajeman informasi yang memadai.i. Perkembangan ilmu dan teknologi yang terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan

kesulitan untuk diikuti.

e. Penentuan arah strategi pengembangan sekolah Berdasarkan Analisis Faktor Internal (AFI) dan Analisis Faktor Ekseternal

(AFE), maka dapat ditentukan arah strategi pengembangan sekolah. Arah

strategi pengembangan lembaga ditentukan dengan bentuk analisis

tertentu. Terdapat beberapa metode analisis dapat dipakai antara lain:

1) Analisis Kekepan

(SWOT)

2) Analisis Skenario

Stratejik (SSA)

3) Analisis Isu-Isu Stratejik

yang kritikal ( CSI-A)

4) Analisis Pelanggaran

(Customer analysis Voice of Customer)

5) Identifikasi dan survai

pelanggaran dan “ Stakeholders”.

Motode analisis yang akan dipakai dan dikembangkan dalam model ini

adalah analisis KEKEPAN (SWOT Analysis). Atas dasar metode kekepan

ini dapat ditentukan posisi dan arah pengembangan lembaga dengan

terlebih dahulu mengetahui selisih antar faktor internal dan selisih antar

faktor eksternal. Melalui konversi kuadran dalam suatu garis koordinat

(diagram cartesius) maka dapat ditentukan arah pengembangan lembaga.

Letak titik koordinat pada suatu kuadran tertentu anak memberikan

kesimpulan atas posisi dan arah strategi pengembangan lembaga yang

akan ditempuh pada masa yang akan datang. Apakah akan

mengindikasikan strategi aggresive, conservative, defensive, atau

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 82

Page 34: Materi Renstra s2 AP 2015

competitive bagi sekolah yang di analisis.

a. Identifikasi isu-isu strategik dan Strategi Kebijakan Pengembangan Sekolah Identifikasi isu-isu strategik dilakukan dengan memperhatikan empat tipe

strategis pengembangan lembaga dan satu faktor tidak terduga, yaitu:

1) Memanfaatkan kekuatan sekolah untuk meraih keuntungan

dari peluang yang ada.

2) Memperkecil keterbatasan sekolah dengan memanfaatkan

keuntungan dari peluang yang ada.

3) Memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menghindari

ancaman.

4) Meminimalkan keterbatasan dan menghindari ancaman.

5) Merumuskan faktor tidak terduga (un-predictable) yang

bersifat abstrak, akan tetapi harus diantisipasi sejak dini.

Analisis strategik di atas dirumuskan dengan bantuan matching tool

melalui SLOT matrix. Dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan

eksternal (matching stage), bagian ini merupakan bagian yang paling sulit,

karena selain membutuhkan judgment yang benar, juga dengan hati-hati

merumuskan strategi alternatif yang layak dilaksanakan. Tetapi bukan

memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, bagi

sekolah-sekolah yang sejak bendirinya atau sekolah yang belum memiliki

visi dan misi, maka visi dan misi tersebut dirumuskan setelah dilakukan

analisis strategik dengan mempertimbangkan arah pengembangan

berdasarkan kekuatan, keterbatasan, peluang dan ancaman dari luar

sekolah.

b. Perumusan visi, misi dan nilai

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 83

Page 35: Materi Renstra s2 AP 2015

Visi SekolahVisi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana sekolah harus dibawa

agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi juga adalah suatu gambaran

yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh

sekolah. Sehingga visi sekolah dapat diartikan sebagai gambaran

konseptual tentang keinginan/harapan sekolah dimasa yang akan datang.

Visi yang baik adalah visi yang menjembatani masa kini dengan masa

depan, yang mengklarifikasi tujuan dan arah sekolah serta berisi bahan-

bahan kritikal bagi pertumbuhan. Visi yang tepat adalah visi yang dapat

mengartikulasikan dengan baik sehingga mudah dipahami. Namun visi

yang tepat juga perlu ambisius, agar dapat menumbuhkan ilham sekaligus

tantangan. Kriteria visi yang baik adalah sebagai berikut:

1) Ringkas dan mudah diingat.

2) Memberi ilham sekaligus menantang

3) Mendeskripsikan yang ideal

4) Menarik anggota/karyawan, pelanggan, maupun “stake holders”

5) Mendeskripsikan tingkat pelayanan masa depan

6) Idealistik, berada di atas yang biasa

7) “Enduring”, bertahan

Misi Sekolah Misi adalah suatu pernyataan singkat dan menyeluruh tentang manfaat dari

suatu organisasi atau program. Pernyataan misi merupakan suatu alat yang

sangat bernilai dalam mengarahkan, merencanakan, dan menerapkan

upaya-upaya sekolah dalam mencapai visi. Dengan pernyataan misi

tersebut diharapkan seluruh guru dan pegawai atau pihak yang

berkepentingan dapat mengenal sekolah, mengetahui peran dan program-

programnya, serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan

datang.

Beberapa pertimbangan pertanyaan dalam merumuskan misi, adalah:

1) Siapa kita sesungguhnya? (dalam arti sekolah sebagai organisasi)

2) Apa yang kita lakukan?

3) Untuk siapa kita melakukan itu?

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 84

Page 36: Materi Renstra s2 AP 2015

4) Mengapa kita lakukan itu?

5) Bagaimana penggunaan sumberdaya publik bagi upaya-upaya ini?

Prinsip atau Nilai-nilai Sekolah Prinsip adalah faktor-faktor yang mengendalikan perjalanan dari suatu

organisasi dan membimbing ke arah pengembangan dan implementasi dari

semua kebijakan dan tindakan. Prinsip adalah nilai-nilai inti atau filosofi

yang menggambarkan bagaimana sekolah mengembangkan dirinya dalam

melaksanakan misi guna mencapai visi. Prinsip ini juga pada gilirannya

akan sangat kental dalam mewarnai budaya sekolah.

c. Sasaran dan Tujuan

Tujuan (Objectives)Tujuan merupakan target-target yang spesifik dan dapat diukur untuk

mencapai sasaran-sasaran. Artinya, tujuan merupakan target yang bersifat

kuantitatif dari satu sekolah dan pencapaian target-target ini terkait dengan

waktu pencapaiaan hasil-hasil yang dirumuskan. Tujuan yang baik

mengikuti kriteria SMART (specific, measurable, aggressive but attainable,

results-oriented, and time-bound).

Sasaran (Goals)Sasaran merupakan hasil akhir yang diinginkan sesuai batas rentang (akhir

periode) perencanaan, pada umumnya setelah 3 sampai 5 tahun. Sasaran

memberikan suatu kerangka kerja untuk tingkat perencanaan yang lebih

rinci. Sasaran lebih spesifik daripada pernyataan misi, tetapi masih bersifat

umum untuk merangsang kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu sasaran

harus selaras dengan visi, misi dan nilai atau prinsip-prinsip dari sekolah.

d. Program dan Kegiatan Sekolah

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 85

Page 37: Materi Renstra s2 AP 2015

Berdasarkan strategi pengembangan, visi, misi, sasaran dan tujuan, maka

dapat dirumuskan program-program kerja. Program kerja selanjutnya

dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang lebih spesifik dan operasional.

Kegiatan dirumuskan dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan

dalam penggalan tahunan berikut penanggungjawab pelaksana kegiatan.

Pengganggungjawab pelaksana kegiatan sekolah dapat terdiri dari

pimpinan yayasan, sekolah, atau pimpinan unit. Program kerja dan rencana

detail kegiatan ini pada gilirannya menjadi acuan bagi pimpinan atau unit

dalam merumuskan program kerja operasional untuk kurun waktu 1 atau 2

tahun.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 86

Page 38: Materi Renstra s2 AP 2015

BAB IVDATA DAN SUMBER DATA

Jenis data terdiri dari data spasial dan data non-spasial. Jenis data tersebut ada

yang dihimpun secara sekunder maupun primer. Secara keseluruhan ragam data

dan sumber data yang dibutuhkan dalam rancangan model perencanaan strategik

yang dikembangkan antara lain:

No Jenis Data Sumber Data1 Peta rupa bumi lokasi area Cengkareng Timur

– Jakarta Barat Dinas Tata Kota/Wali kota

2 Peta jaringan dan kelas jalan perhubungan Kimpraswil 3 Peta jalur transportasi angkutan dan Rute

perjalanan DLLAJ

4 Peta rencana tata ruang wilayah (RTRW, RDTRW).

Dinas Tata Kota/Wali kota

5 Peta Tata guna tanah dari BPN BPN Jkt Utara 6 Propenas, Peraturan Pemerintah (PP),

Renstra Depdiknas, dan Kepmen Diknas.Setneg RI, Depdiknas

7 Propeda, Renstrada, Perda dan kepts Dinas. DKI, Wali Kota, Dinas, Sudin

8 Mandat, meliputi SK Kepala Dinas, AD&ART Yayasan dan Keputusan-keputusan Yayasan.

Yayasan

9 Standar Bangunan, meliputi koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien dasar hijau (KDH), dan standar utilitas gedung.

Dinas Tata Kota/Wali kota

10 Arah trend dan Animo masyarakat akan pendidikan.

Orang Tua murid dan tokoh masyarakat

11 1) Jumlah penduduk 2) Rata-rata pertumbuhan

penduduk tiap tahun3) Rata-rata angka kelahiran

penduduk (periode 5 tahun) 4) Rata-rata angka kematian

penduduk (periode 5 tahun)5) Rata-rata jumlah penduduk

masuk wilayah periode tertentu.6) Rata-rata jumlah penduduk

keluar wilayah periode tertentu. Stratifikasi masyarakat meliputi pekerjaan, pendidikan, penghasilan.

Kantor Lurah dan Kecamatan

12 1) Jumlah siswa baru kelas 1 SD2) Jumlah penduduk usia 6 - 7

tahun3) Jumlah siswa baru kleas 1 pada

jenjang pendidikan tertentu

Sudin Dikdas Jakarta Barat

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 87

Page 39: Materi Renstra s2 AP 2015

No Jenis Data Sumber Data4) Jumlah lulusan pada jenjang

yang lebih rendah thn sebelumnya5) Usia murid TK, SD, SLTP dan

SLTA dan PT. 6) Jumlah penduduk usia 5-6th, 7-

12th, 13-15th, 16-18th, 19-24th. 7) Jumlah siswa dijenjang

pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA)8) Jumlah siswa lulusan

13 Data tentang tingkat persaingan, meliputi: 1) Jenis sekolah2) Jenjang sekolah 3) Karakteristik sekolah 4) Radius sekolah 5) Jumlah sekolah6) Jumlah murid masing-masing

sekolah

Survai sekolah

14 1) Volume kederaan untuk rute jalan yang melintasi Sekolah Cinta Kasih.

2) Jenis dan jumlah kenderaan umum

3) Jenis dan jumlah aktivitas setiap zone

Survey lapangan

15 1) Jumlah dan jenis fasilitas2) Kualitas fasilitas 3) Site plan4) Landscaping5) Antisipasi bahaya tidak terduga

(kebakaran, banjir, gempa, angin)

Yayasan dan sekolah

16 1) Tenaga pengelola Sekolah 2) Tenaga guru3) Karyawan

Yayasan dan kepala sekolah

19 1) Lingkungan sosial dan alam sekolah2) Kurikulum 3) Fasilitas 4) Manajemen ketenagaan.5) Sistem pebiayaan operasional dan sumber

dana.6) Pelaksanaan proses belajar dan pendidikan7) Data pengawasan dan evaluasi

Yayasan, kepala sekolah

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 88

Page 40: Materi Renstra s2 AP 2015

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 89

Page 41: Materi Renstra s2 AP 2015

BAB VTEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis tahap

pertama, analisis data dasar. Analisis tahap kedua adalah analisis data

strategik. Analisis tahap pertama terdiri atas; (1) Analisis Kependudukan;

(2) Arus murid; (3) Analisis aksesibilitas; (4) Analisis faktor guna

mengetahui tingkat persaingan; (5) Analisis Skalogram tentang persepsi

masyarakat; (6) Analisis data kualitatif; (7) Analisis penentuan prioritas dan

kategori. Analisis tahap kedua meliputi; (1) Kajian lingkungan internal

dan eksternal (SLOT-Up); (2) Penentuan arah strategi pengembangan

sekolah; (3) Perumusan strategi kebijakan ; (4) Perumusan visi, misi dan

nilai; (5) Perumusan sasaran dan tujuan; (6) Perumusan program dan

rencana detail kegiatan pengembangan.

1) Analisis Data Dasar a) Analisis Kependudukan

(1) Model Aritmatik Linier : Pt+n = Pt + bn Dimana :

Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-n dari tahun dasar t;

Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;

b = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun;

n = Tahun ke-n

(2) Model Eksponensial : Pt+o = Pt (1+r)Dimana :

Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-o dari tahun dasar t;

Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;

r = Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun;

o = Tahun ke-o;

(3) Model Pendekatan Cohort : Pt+n = Pt + B – D + IM - OM Dimana :

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 90

Page 42: Materi Renstra s2 AP 2015

Pt+n = Perkiraan jumlah penduduk tahun ke-n dari tahun dasar t;

Pt = Jumlah penduduk tahun dasar t;

B = Rata-rata angka kelahiran penduduk dalam periode tertentu

(5 tahun terakhir);

D = Rata-rata angka kematian penduduk dalam periode tertentu

(5 tahun terakhir);

IM = Rata-rata jumlah penduduk yang masuk ke wilayah studi

dalam periode tertentu;

OM = Rata-rata jumlah penduduk yang keluar dari wilayah studi

dalam periode tertentu;

b) Arus Murid(1) Angka penyerapan (AP)

Angka Penyerapan adalah persentase siswa baru kelas 1 SD (semua usia) terhadap penduduk usia 7 tahun.

Jumlah siswa baru kelas I SDAP : --------------------------------------------- X 100%

Jumlah penduduk usia 7 tahun

(2) Angka Melanjutkan (AM)

Angka Melanjutkan adalah persentase jumlah lulusan yang

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

a. SLTP: Persentase lulusan tingkat SD yang melanjutkan ke SLTP

b. SMU : Persentase lulusan tingkat SLTP yang melanjutkan ke SMU

Jumlah siswa baru kelas I jenjang pendidikan tertentuAM : ---------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah lulusan pada jenjang pendidikan yang lebih rendah tahun ajaran sebelumnya

(3) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar adalah persentase jumlah siswa pada

jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok

usia sekolah tertentu.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 91

Page 43: Materi Renstra s2 AP 2015

a. TK : Siswa TK dibandingkan dengan penduduk kelompok usia

5-6 tahun

b. SD : Siswa SD dibandingkan dengan penduduk kelompok usia

7-12 tahun

c. SLTP : Siswa SLTP dibandingkan dengan penduduk kelompok

usia 13-15 tahun

Jumlah siswa di jenjang pendidikan tertentuAPK : -------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah penduduk kelompok usia sekolah tertentu

(4) Angka Partisipasi Masyarakat (APMs)

Angka Partisipasi Masyarakat adalah persentase jumlah siswa

terhadap siswa keseluruhan jenjang pendidikan tertentu pada wilayah

tertentu.

Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentuAPMs : ----------------------------------------------------------------- X 100% Jumlah siswa keseluruhan pada jenjang pendidikan tertentu

(5) Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah adalah persentase siswa yang

meninggalkan sekolah sebelum naik tingkat atau lulus pada jenjang

pendidikan tertentu.

Jumlah siswa putus sekolah jenjang pendidikan tertentuAPS : --------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah siswa tahun sebelumnya jenjang pendidikan tertentu

Catatan :

Untuk menghitung angka putus sekolah per tingkat digunakan

rumusan yang sama misalnya, putus sekolah tingkat I sama dengan

putus sekolah tingkat I dibagi dengan siswa tingkat I tahun ajaran

sebelumnya dikalikan 100%.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 92

Page 44: Materi Renstra s2 AP 2015

(6) Angka Lulusan (AL)

Angka Lulus adalah persentase jumlah siswa tingkat tertinggi

dari jenjang pendidikan tertentu yang lulus.

a. SD : Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat VI tahun

sebelumnya

b. SLTP: Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat III tahun

sebelumnya

c. SMA : Perbandingan jumlah lulusan dengan siswa tingkat III

tahun sebelumnya

Jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentuAL : ---------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah siswa tingkat tertinggi tahun sebelumnya pada jenjang tertentu

c) Analisis Aksesibilitas Metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk pengukuran tingkat

aksesibilitas adalah metode yang dikemukakan oleh Hansen dengan

rumus :

n Ki = Aj/tij J=1

Dimana :Ki = Aksesibilitas zona i ke zona j;

Aj = Ukuran aktivitas pada setiap zona j (misal jumlah lapangan kerja);

Tij = Ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona j;

(1) Model Bangkitan PergerakanModel pendekatan analisis yang sering digunakan untuk

memperkirakan besar bangkitan adalah melalui Regresi ganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….. + bmXmDimana :

Y = Jumlah pergerakan tiap zona;

a = Konstansta

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 93

Page 45: Materi Renstra s2 AP 2015

X1,X2,Xm = Peubah bebas (rata-rata jumlah mobil tiap rumah

tangga, jarak, kepadatan penduduk);

b1,b2,bm = Koefisien regresi;

(2) Model Sebaran PergerakanMetode yang dapat digunakan dalam memperkirakan sebaran

pergerakan meliputi:

(a) Metode SeragamMetode seragam merupakan metode yang paling sederhana.

Untuk suatu daerah kajian hanya ada satu nilai tingkat

pertumbuhan yang digunakan untuk mengalikan semua

pergerakan pada saat sekarang untuk mendapatkan pergerakan

pada masa mendatang.

Tid = tid . E …………………. (1) E = T/t …………………… . (2)

Dimana :

Tid = Pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke

zona tujuan d;

tid = Pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona

tujuan d;

E = Tingkat pertumbuhan;

T = Total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah

kajian;

t = Total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah

kajian;

(b) Model Rata-RataModel rata-rata digunakan untuk mengatasi tingkat

pertumbuhan daerah yang berbeda-beda. Metode ini

menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk setiap

zona yang dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan

bangkitan lalulintas.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 94

Page 46: Materi Renstra s2 AP 2015

Tid = tid . (Ei + Ed) ..................……………………… (1) 2Ei = Ti/ti dan Ed = Td/td ……………………………. (2)

Dimana :

Ei dan Ed = Tingkat pertumbuhan zona i dan d;

Ti dan Td = Total pergerakan masa mendatang yang

berasal dari zona i atau yang menuju ke zona

tujuan d;

Ti, td = Total pergerakan masa sekarang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d;

d) Analisis Persaingan antar Lembaga PendidikanUntuk mengetahui tingkat persaingan antar lembaga pendidikan

sejenis yang berdekatan dan yang saling tarik menarik warga belajar

(kliennya), maka perlu dilakukan analisis posisi persaingan melalui

analisis faktor (Statistik Multivariat).

Faktor analisis dalam kesepakatan kelompok tertentu

mengistilahkan dengan analisis faktor yang berangkat beberapa teori

faktor. Teori tersebut bermula dari persamaan yang mengungkap

sumber-sumber varian dari suatu ukuran atau tes tertentu.

Vt = Vco + Vsp + Ve

Dimana :

Vt = Varian total suatu ukuran.

Vco = Varian faktor bersama, atau varian yang sama dimiliki

oleh dua ukuran atau lebih.

Vsp = Varian spesifik atau varian yang tidak dimiliki bersama-

sama dengan satupun ukuran lain, artinya varian dari

suatu ukuran itu sendiri.

Ve = Varian galat atau error.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 95

Page 47: Materi Renstra s2 AP 2015

Algoritma proses perhitungan faktor analisis sebagai berikut:

e) Analisis Skalogram tentang Persepsi Masyarakat Analisis hirarki kebutuhan masyarakat akan pendidikan dilakukan

dengan menggunakan metode skalogram Guttman. Asumsi yang

digunakan dalam analisis skalogram adalah kebutuhan yang memiliki

rangking hirarki tertinggi adalah kebutuhan yang menjadi arah kebutuhan

masyarakat yang realistis dan dapat dijadikan bahan acuan bagi

pengambilan keputusan analisis berikutnya. Terdapat dua indikator yang

digunakan dalam analisis skalogram adalah : (1) Jenis pendidikan yang

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 96

Data

Analisis Korelasi > 0,3 KMO > 0,5MSA > 0,6Bartlett Test ------ Makin besar Makin bagus

Prinsipal Komponen

Eigen Value > 1Varience ExplainTotal Variance

Faktor

> 1

Rotasi: VarimaxEquamaxQuartimaxOblimin

Faktor Matrix Rotation

Seleksi variabel tiap ffaktor berdasarkan n observation

Seleksi Variabel

1 Faktor

Interpretasi

Page 48: Materi Renstra s2 AP 2015

diinginkan. (2) Jenjang pendidikan yang dinginkan. Masing-masing

indikator memiliki kriteria tertentu.

Metode skalogram Guttman memberikan penilaian terhadap

indikator dan kriteria masing-masing indikator melalui sistem

pembobotan. Bobot yang diberikan untuk tiap jenis kriteria sangat

tergantung pada peranan dan pengaruh kriteria terhadap indikator

keinginan masyarakat.

SK = n=1b.Fi

Dimana :

SK = Besarnya skor/nilai;

b = Besarnya bobot jenis pendidikan atau jenjang pendidikan;

Fi = Jenis pendidikan atau jenjang pendidikan;

f) Analisis Kualitatif

Norman dan Lincoln31 merekomendasikan sebuah model interaktif

dalam menganalisis data kualitatif, yaitu terdiri atas (1) data collection,

(2) data display, (3) data reduction, (4) conclussions: drawing/verifying,

dengan interaksi seperti pada gambar dibawah ini.

31 Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook of Qualitative Research, (London: Sage Publications, 1994), p. 429.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 97

DataCollection

DataDisplay

Conclussion: Drawing/ veryfying

DataReduction

Page 49: Materi Renstra s2 AP 2015

Pada saat pengumpulan data, peneliti membuat catatan

lapangan (hasil observasi dan wawancara yang langsung dicatat ketika

proses berlangsung); berdasarkan catatan lapangan dibuat laporan

lapangan yang lebih rapi dan lengkap; membuat rangkuman hasil

observasi, wawancara maupun studi dokumentasi; mengadakan

member-check terhadap rangkuman laporan hasil observasi dan

wawancara dengan sumber data yang bersangkutan, serta

mengadakan audit-trail terhadap rangkuman hasil studi dokumentasi;

melaksanakan traingulasi untuk mendapatkan keabsahan data;

mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehinga data

yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh sumber data

aslinya. Memberi kode pada setiap lapangan yang telah diperbaiki, dan

pemberian kode ini dapat dilakukan dan direvisi beberapa kali

disesuaikan dengan perkembangan proses dan jenis data yang

diperoleh; memberi komentar secara umum maupun khusus untuk

bagian tertentu dari rangkuman laporan lapangan.

Setelah data terkumpul, peneliti mengadakan reduksi data

dengan jalan merangkum laporan lapangan tersebut; mencatat hal-hal

pokok yang relevan dengan fokus penelitian, menyusunnya secara

sistematis berdasarkan kategori dan klasifikasi tertentu; membuat

display data dalam bentuk tabel ataupun gambar sehingga hubungan

antar data yang satu dengan data lainnya menjadi jelas dan tidak

terlepas, dan merupakan suatu kesatuan yang utuh; mengadakan cross

site analysis dengan cara membandingkan dan menganalisis data

yang satu dengan data yang lainnya secara lebih mendalam; menarik

kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut dalam bentuk

kecenderungan umum dan beberapa temuan lainnya yang perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan, serta melakukan analisis kebutuhan

pengembangan berbagai program dan langkah yang perlu diambil

sebagai implikasi.

h. Analisis Penentuan Prioritas atau Kategori(1) Analisis Sistem

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 98

Page 50: Materi Renstra s2 AP 2015

Untuk menentukan prioritas dan kategori data yang dihimpun

dapat dilakukan dengan analisis sistem. Analisis sistem merupakan

suatu pendekatan rasional terhadap permasalahan yang bersifat

kompleks dan penuh dengan ketidakpastian. Dalam situasi seperti ini,

maka sistem analisis mencoba mengembangkan alternatif-alternatif

dalam mencapai suatu tujuan tertentu serta melakukan seleksi terhadap

seperangkat alternatif yang diajukan tersebut untuk menemukan

alternatif terbaik. Proses seleksi yang dilakukan terhadap alternatif

tersebut selanjutnya dilakukan pembobotan sesuai dengan

pertimbangan nilai (proses kuantifikasi). Oleh karena itu, dengan

mengawinkan antara landasan-landasan logis dari teori keputusan yang

bersifat statistik dengan kemampuan analisis sistem, maka penerapan

analisis keputusan akan konsisten memberikan perlakukan terhadap

berbagai persoalan pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas

atau ketagori.

Prosedur dalam analisis sistem bersifat sistematik, analitik dan

rasional. Ada kecenderungan bahwa penelitian ilmiah mencoba mencari

kebenaran atas dasar gejala empiris seobjektif mungkin, sedangkan

sistem analisis lebih ditujukan untuk mencari kebenaran yang dapat

diterima oleh para pengambil keputusan penetapan pilihan dan mencari

konsensus.

Prosedur sistem analisis sangat sederhana, tetapi bersifat logis

dan sistematis, sebagai berikut :

(a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

(b) Mengembangkan alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

(c) Menetapkan kriteria untuk memilih alternatif yang terbaik dari

seperangkat alternatif yang diajukan.

(d) Memillih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan dari seperangkat alternatif yang diajukan tersebut.

(2) Analisis Kategori

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 99

Page 51: Materi Renstra s2 AP 2015

Untuk menentukan tingkat atau kategori suatu situasi yang telah

dikonversi dari data kualitatif menjadi angka, maka dapat ditentukan

dengan menggunakan standard score atau standar deviasi (SD) dari rata-

rata ideal (mean = M)32. Kategori dapat berupa tinggi – sedang -rendah,

atau selalu - kadang-kadang - tidak pernah dan lain-lain sejenisnya.

Kategori Tinggi : Mean score + 1 SD ke atas

Kategori Sedang : Dari Mean - 1 SD sampai + 1 SD

Kategori Rendah : Mean score - 1 SD ke bawah

Dengan cara penggolongan ini maka jarak antara masing-masing

kategori adalah 2 SD.

2) Analisis Data Strategik a) Identifikasi Linkungan meliputi Kekuatan/Keterbatasan dan

Peluang/AncamanBerdasarkan hasil analisis data dasar yang telah dikategorikan,

maka selanjutnya dapat dilakukan analisis lingkungan dengan

mengidentifikasi beberapa kekuatan, keterbatasan, peluang dan

ancaman dalam pengembangan lembaga.

b) Analisis SLOT-UPAnalisis SLOT-Up (Strength-Limitation-Opportunities-Threats-

Un-Predictable) adalah suatu model analisis identifikasi berbagai faktor

lingkungan secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Artinya,

SLOT-Up merupakan salah satu metode analisis untuk mengkaji

keadaan secara keseluruhan dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

(1) Limitation = Keterbatasan: yaitu penemukenalan tentang hal-hal

yang dianggap dapat menghambat pengembangan suatu organisasi.

Keterbatasan ini merupakan suatu kondisi yang dapat diubah, harus

ditangani atau merupakan pertimbangan di dalam pengembangan

sektor yang bersangkutan.

32 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yokyakarta: Psikologi UGM, 1986), p. 135.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 100

Page 52: Materi Renstra s2 AP 2015

(2) Opportunities = Peluang : yaitu keadaan yang dapat mendatang-

kan keuntungan apabila kita dapat mengelolanya dengan baik,

dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki.

(3) Threats = Ancaman : yaitu ketersediaan internal atau eksternal yang

bila dibiarkan akan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

ketidakberhasilan program. Hal ini lebih dari sekedar kendala mutlak

yang harus diatasi. “Ancaman” ini merupakan sesuatu yang harus

diwaspadai karena akan dapat berpengaruh terhadap dapat atau

tidaknya peluang-peluang dimanfaatkan.

(4) Strength = Kekuatan/potensi: yaitu dalam hal apa saja suatu

organisasi memiliki kelebihan komponen-komponen potensi

lembaga pengabdian yang dapat dijadikan keunggulan yang layak

untuk dikembangkan melalui pemanfaatan kekuatan tersebut.

(5) Un-Predictable = Unsur ini adalah faktor-faktor tidak terduga yang

bersifat abstrak dan sulit diprediksi sebelumnya tetapi harus

diantisipasi.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, kemudian dilakukan

analisis dengan menggunakan model SLOT-Up yang hasilnya dapat

menggambarkan strategi dan program pengembangan. Terdapat 4 (empat)

set strategi kemungkinan alternatif strategis dan satu faktor ancaman tidak

terduga.

(1) Strategi S-O = yaitu strategi mengoptimalkan kekuatan dalam

memamfaatkan peluang.

(2) Strategi S-T = yaitu strategi mengoptimalkan penggunanan

kekuatan untuk mengatasi tantangan/ancaman yang ada.

(3) Strategi L-O = Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada, dengan cara meminimalkan keterbatasan yang

ada, serta mengatasi ancaman.

(4) Strategi L-T = Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat

defensif dan berusaha meminimalkan keterbatasan yang ada, serta

menghindari ancaman.

(5) Faktor UP = Faktor Up (Un-Predictable) merupakan faktor mutlak,

yang sama sekali tidak boleh terabaikan. Walaupun faktor ini sangat

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 101

Page 53: Materi Renstra s2 AP 2015

bersifat abstrak dan sulit terduga sebelumnya, akan tetapi harus

diantisipasi sejak dini.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis SLOT adalah :

(2) Analisis SLOTDalam menentukan strategi pengembangan lembaga pendidikan

Sekolah Cinta Kasih, pada masing-masing identifikasi dilakukan

pembobotan (nilai) terhadap tiap unsur SLOT berdasarkan tingkat

kepentingan. Bobot/nilai yang diberikan berkisar dari rentang 0 sampai 1.

Selanjutnya masing-masing unsur tersebut juga diberi ranking sesuai

dengan tingkat prioritas dan kepentingannya berdasarkan teori dan

“judgment” para tim pengembang. Rentang (rate) berkisar antara 1

sampai 4. Nilai 1 berarti tidak penting (sangat rendah), 2 berarti kurang

penting (rendah), 3 berarti penting (tinggi) dan 4 berarti sangat penting

(sangat tinggi), sebagaimana terlihat dalam tabel 1 berikut :

Tabel 1. Pembobotan tiap unsur SLOT

Kekuatan Bobot Peluang Bobot Keterbatasan

Bobot Ancaman Bobot

S1 O1 L1 T1S2 O2 L2 T2S3 O3 L3 T3S4 O4 L4 T4S5 O5 L5 T5. . . .. . . .. . . .

Sn On Wn TnKeterangan : Nilai 4 = Sangat tinggi Nilai 3 = Tinggi

Nilai 2 = Rendah Nilai 1 = Sangat rendah

Setelah masing-masing unsur SLOT diberi bobot/nilai, unsur-unsur

tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif

tingkatan (SO, ST, LO, LT). Kemudian alternatif tingkatan wisata andalan

tersebut dijumlah-kan bobot/nilainya untuk menghasilkan rangking dari tiap-

tiap tingkatan alternatif.

Tabel 2. Matriks hasil analisis SLOT

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 102

Page 54: Materi Renstra s2 AP 2015

Peluang (O) Ancaman (T)Kekuatan (S) SO1 ST1

SO2 ST2SO3 ST3

. .

. .SOn STn

Keterbatasan (L) LO1 LT1LO2 LT2LO3 LT3

. .

. .LOn LTn

Secara sederhana, arah strategi pengembangan Sekolah Pusaka Abadi

dapat diagram analisis SLOT-UP dapat digambarkan sebagai berikut:

Rancangan Analisis Situasi Model SLOT-UP

Penjelasan :

Kuadran I (strategi agresif) : Merupakan situasi yang sangat

menguntungkan strategi dan program pengembangan Sekolah

Pusaka Abadi memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 103

Peluang

Keterbatasan internal

Kekuatan Internal

Ancaman

Faktor Tidak Terduga

1. Mendukung strategi agresif

4. Mendukung Strategi “Turn-around”

2. Mendukung Strategi Diversivikasi

3. Mendukung Strategi Defensif

Page 55: Materi Renstra s2 AP 2015

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan

pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, strategi dan program

pengembangan Sekolah Pusaka Abadi masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi distribusi. Strategi yang harus

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan

diversivikasi.

Kuadran III : Hal ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntung-kan.

Strategi dan pengembangan Sekolah Pusaka Abadi menghadapi

berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang harus

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan

defensif.

Kuadran IV : Strategi dan program pengembangan Sekolah Pusaka Abadi

dalam menghadapi peluang sangat besar. dilain pihak,

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus

strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

sehingga dapat memanfaatkan peluang secara efisiensi dalam

pengembangan strategi dan penyelenggaraan program Sekolah

Pusaka Abadi ke arah yang lebih baik. Strategi yang harus

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan

“turn around”.

Sistem pelaporan dan mekanisme penyampaian dokumen rencana strategik.

Pelaporan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

informasi yang dilakukan secara teratur tentang proses dan hasil suatu kegiatan

kepada pihak yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap

kelancaran dan tindak lanjut program. Artinya, pelaporan merupakan kegiatan

penyampaian, baik lisan maupun tertulis, tentang suatu proses dan hasil

pelaksanaan program kepada pihak yang berwenang menerima laporan,

termasuk bawahan dan masyarakat.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 104

Page 56: Materi Renstra s2 AP 2015

Pelaporan meliputi aspek-aspek kebijakan, prosedur, peraturan,

permasalahan dan faktor-faktor penyebabnya, daya dukung, serta identitas

program. Identitas program mencakup: nama program/kegiatan, tujuan

program, sasaran (peserta didik), sumber belajar/pendidik dan tenaga lainnya,

waktu, tempat, metode, media, biaya, faktor pendorong dan penghambat,

kesimpulan laporan, dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip yang tercermin dalam

pengertian di atas ialah bahwa laporan itu bersifat menyeluruh, objektif, tepat,

efisien, dan komunikatif.

Pelaporan dapat dilakukan sewaktu-waktu (insidentil) dan/atau secara

berkala (periodik). Pelaporan sewaktu-waktu dilakukan pada setiap saat yang

dianggap perlu. Pelaporan berkala dilakukan pada setiap saat yang telah

ditetapkan dalam rencana seperti pada setiap pertengahan bulan, akhir bulan,

akhir triwulan, tengah tahun atau akhir tahunan. Laporan berkala lebih

menyeluruh apabila dibandingkan dengan laporan insidental (sewaktu-waktu).

Materi laporan berkala mencakup jenis dan bentuk program, sumber manusiawi

yang terlibat dalam pelaksanaan program, sumber-sumber non-manusiawi

seperti fasilitas dan alat serta biaya, lokasi kegiatan, waktu dan jadwal kegiatan,

proses hasil, masukan lain, dan dampak dari pelaksanaan program,

permasalahan, faktor pendukung dan penghambat, dan lain sebagainya.

Format dan sistimatika laporan disusun dan ditetapkan oleh pelaksana

pelaporan bersama-sama dengan pihak yang akan dilapori.

Materi Perencanaan Pendidikan, Darwin, 2014 105