materi pkn

37
ARTIKEL 1 1.Judul The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning 2.Penulis Orhan Akınoğlu and Ruhan Özkardeş Tandoğan dari Marmara Üniversitesi, Istanbul, TURKEY 3.Variabel yang diteliti Variabel Bebas : Problem-Based Active Learning Variabel Terikat : Peningkatan Prestasi Akademik, Sikap dan Konsep Belajar 4.Teori yang mendasari Problem-Based Active Learning Model pembelajaran Problem-Based Active Learning merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam menggali informasi dalam rangka memecahkan permasalahan yang diberikan. Dengan penerapan Problem-Based Active Learning dapat membuat siswa perpikir kritis. Dasar dari pembelajaran berbasis masalah adalah terutama terdiri dari 'Masalah, Solusi, Praktek, Penelitian, Questioning, Realisme, Orisinalitas dan Integrasi

Upload: geson-goodfather

Post on 12-Jul-2016

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi PKN

ARTIKEL 1

1. Judul

The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic

Achievement, Attitude and Concept Learning

2. Penulis

Orhan Akınoğlu and Ruhan Özkardeş Tandoğan dari Marmara Üniversitesi, Istanbul,

TURKEY

3. Variabel yang diteliti

Variabel Bebas : Problem-Based Active Learning

Variabel Terikat : Peningkatan Prestasi Akademik, Sikap dan Konsep Belajar

4. Teori yang mendasari

Problem-Based Active Learning

Model pembelajaran Problem-Based Active Learning merupakan model pembelajaran

yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam menggali informasi dalam rangka memecahkan

permasalahan yang diberikan. Dengan penerapan Problem-Based Active Learning dapat

membuat siswa perpikir kritis. Dasar dari pembelajaran berbasis masalah adalah

terutama terdiri dari 'Masalah, Solusi, Praktek,

Penelitian, Questioning, Realisme, Orisinalitas dan

Integrasi

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1) Apakah pembelajaran aktif berbasis masalah berpengaruh terhadap prestasi akademik

siswa?

2) Apakah pembelajaran aktif berbasis masalah berpengaruh terhadap sikap konsep

belajar siswa?

Page 2: Materi PKN

b. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dampak dari pembelajaran aktif berbasis

masalah pada prestasi akademik dan konsep belajar siswa.

c. Hipotesis

1) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi akademik antara kelompok siswa yang

belajar dengan model pembelajaran aktif berbasis dan kelompok siswa yang belajar

dengan model konvensional

2) Terdapat perbedaan yang signifikan sikap belajar antara kelompok siswa yang belajar

dengan model pembelajaran aktif berbasis masalah dan kelompok siswa yang belajar

dengan model konvensional

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Data prestasi akademik siswa dikumpulkan dengan tes. Data sikap belajar siswa

dikumpulkan dengan lembar observasi skala sikap.

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualititatif dan

kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif dimensi , model tes berbasis pada pre -test dan

posttest dengan kelompok penelitian - kontrol dimanfaatkan . Di bidang penelitian

kualitatif , analisis dokumen adalah dieksekusi

b) Tehnik Analisis Data

Tehnik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah t-test dan analisis dokumen.

c) Kesimpulan

1) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi akademik antara kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran aktif berbasis masalah dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan metode tradisional dengan nilai t = -2,237; p<0,05.

2) Terdapat perbedaan yang signifikan sikap belajar antara kelompok siswa yang belajar

dengan model pembelajaran aktif berbasis masalah dan kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan metode tradisional dengan nilai t = -2,343; p<0,05.

Page 3: Materi PKN

ARTIKEL 2

1. Judul

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI DAN

BERWAWASAN KONSERVASI

2. Penulis

Sumiyadi dari Prodi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,

Indonesia

3. Variabel yang diteliti

Produk : Pengembangan Pembelajaran IPA berbasis Inkuiri dan Berwawasan Konservasi

Objek : Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Proses Sains siswa

4. Teori yang mendasari

Perangkat Pembelajaran IPA berbasis Inkuiri dan Berwawasan Konservasi

Praktikum melalui pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan kemampuan kognitif

siswa, sikap ilmiah dan keterampilan proses sains (Ergül, 2011). Penelitian yang dilakukan

oleh Hasanah (2011) menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang menerapkan strategi

Guided Inquiry Laboratory Work pada Tema Pencemaran Air efektif meningkatkan hasil

belajar siswa dan sikap ilmiah. Yakar &Baykara (2014) menyatakan bahwa pembelajaran

inkuri berbasis praktikum dapat meningkatkan ketrampilan proses sains dan sikap mahasiswa

calon guru IPA

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

(1) Apakah perangkat pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri

dan berwawasan konservasi pada tema pencemaran lingkungan di kelas VII yang

dikembangkan valid?

Page 4: Materi PKN

(2) Apakah perangkat pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dan berwawasan

konservasi pada tema pencemaran lingkungan di kelas VII yang dikembangkan

efektif ?

(3) Apakah perangkat pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dan berwawasan

konservasi pada tema pencemaran lingkungan dikelas VII dapat meningkatkan

ketrampilan proses sains?

(4) Apakah perangkat pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dan berwawasan

konservasi pada tema pencemaran lingkungan dikelas VII dapat meningkatkan

karakter siswa?

b. Tujuan

Tujuan penelitian ini mengembangkan Perangkat Pembelajaran IPA berbasisinkuiri dan

berwawasan konservasi pada tema pencemaran lingkungan yang valid, efektif, dan dapat

mampu meningkatkan keterampilan proses sains, dan karakter siswa.

c. Hipotesis

Terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara siswa yang dibelajarkan dengan

perangkat pembelajaran IPA berbasis Inkuiri dan berwawasan konservasi dan siswa yang

dibelajarkan dengan model konvensional.

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Validitas perangkat pembelajaran diperoleh dengan instrument lembar validasi. Data

kemampuan kognitif siswa dikumpulkan dengan tes. Data keterampilan proses sains siswa

dikumpulkan dengan lembar observasi.

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development

(R&D). Uji coba lapangan menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan

Nonequivalent Control Group Pretest Posttest Design. Validitas perangkat pembelajaran

dan keterampilan proses sains siswa dianalisis menggunakan statistic deskriptif. Untuk

Page 5: Materi PKN

menguji keefektifan perangkat pembelajaran terhadap kemampuan kognitif digunakan t-

test.

b) Tehnik Analisis Data

Validitas perangkat pembelajaran dan keterampilan proses sains siswa dianalisis

menggunakan statistic deskriptif. Untuk menguji keefektifan perangkat pembelajaran

terhadap kemampuan kognitif digunakan t-test.

c) Kesimpulan

Validitas perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat valid, perangkat

pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif

dengan perbedaan hasil perhitungan independent sample t-test untuk kelompok eksperimen

dengan N-gain 0,37 (kategori sedang) dan kelompok control dengan N-gain 0,11 (kategori

rendah), peningkatan rata-rata persentase ketercapaian KPS di bawah 70% pada pertemuan

pertama menjadi lebih dari 90% pada pertemuan ke-4, peningkatan rata-rata persentase

ketercapaian sikap di bawah 50% pada pertemuan pertama menjadi lebih dari 90% pada

pertemuan ke-4

Page 6: Materi PKN

ARTIKEL 3

1. Judul

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2. Penulis

Chalimatus Sa’diyah dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas PGRI Semarang.

3. Variabel yang diteliti

Variable bebas: Model Problem Based Learning (PBL)

Variabel terikat: Hasil Belajar

4. Teori yang mendasari

Model Problem Based Learning

Borrow dalam Huda (2013:271) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) sebagai “pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju

pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama

dalam proses pembelajaran”. PBL merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma

pengajaran menuju paradigma pembelajaran (Barr dan Tagg dalam Huda, 2013). Jadi,

fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru. Sedangkan

Finkle dan Torp dalam Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa PBL atau Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran

yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar

pengetahuan dan ketrampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif

sebagai pemecah permasalahan sehari hari yang tidak terstruktur dengan baik).

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Bagaimana keefektifan model PBL terhadap hasil belajar siswa kelas V tema organ tubuh

manusia dan hewan di SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang?

Page 7: Materi PKN

b. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model PBL terhadap

hasil belajar siswa kelas V tema organ tubuh manusia dan hewan di SD HJ. Isriati

Baiturrahman 1 Semarang

c. Hipotesis

1) Ho: Model PBL tidak efektif terhadap hasil belajar siswa kelas V SD HJ Isriati

Baiturrahman 1 Semarang..

Ha: Model PBL efektif terhadap hasil belajar siswa kelas V SD HJ Isriati Baiturrahman 1

Semarang.

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes untuk

mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Tes yang digunakan dalam bentuk

tes obyektif pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d) yang berjumlah 40

butir soal. Tes yang digunakan telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda dan indeks

kesukaran tes. Berdasarkan uji validitas dari 40 butir soal yang diuji, diperoleh 30 butir

soal yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil uji daya beda dari 30 butir soal, diperoleh

sebanyak 4 butir soal memiliki daya pembeda sangat baik (SB), 16 butir soal memiliki daya

pembeda baik (B), 10 butir soal memiliki daya pembeda cukup (C), 10

butir soal memiliki daya pembeda yang jelek (J) dengan indeks kesukaran perangkat tes

pada kategori sedang..

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian true experimental dengan bentuk pretest-posttest control group desain.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD HJ Isriati Baiturrahman

1 Semarang. Sampel penelitian ini ditetapkan 2 kelas dengan 60 siswa yang di tentukan

menggunakan teknik sampling purposive.

Page 8: Materi PKN

b) Analisis Data

Analisis pada penelitia ini dianalisis dengan menggunakan uji-t (t-test) dengan

menggunakan rumus uji-t pihak kanan.

c) Kesimpulan

Dari hasil perhitungan hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji-t

satu pihak kanan diperoleh t hitung > ttabel, yaitu 1,789 > 1,67 pada taraf signifikan 5%

dan dk = 60. Sehingga hipotesis nol (H0) yang diajukan ditolak dan hipotesis alternatif (H

a ) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model PBL efektif terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD HJ Isriati Baiturrahman 1 Semarang. Kelas yang menerapkan model PBL

memiliki skor rata-rata hasil belajar 87,73 dengan nilai gain sebesar 0,40 dalam kategori

gain sedang (medium-gain) dan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensioanal

memiliki skor rata-rata hasil belajar 84,93 dengan nilai gain sebesar 0,29 dalam kategori

gain rendah (lowgain) dengan ketuntasan belajar klasikal baik kelas eksperimen atau kelas

kontrol adalah 100% tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model PBL efektif terhadap hasil belajar siswa kelas V SD HJ Isriati Baiturrahman

1 Semarang

Page 9: Materi PKN

ARTIKEL 4

1. Judul

Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar

2. Penulis

Yokebed dari Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas

Maret Jl. Ahmad Yani 78124, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia

3. Variabel yang diteliti

Variable bebas: Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Variabel terikat: Motivasi Belajar, Hasil Belajar

4. Teori yang mendasari

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan

mahasiswa harus melakukan pencarian atau penggalian informasi (inquiry). Pembelajaran

berbasis masalah ini dapat melibatkan mahasiswa untuk berpikir analisis logis dan kritis,

penggunaan analogi dan berpikir divergen, integrasi kreatif dan sintesis. Pada

pembelajaran berbasis masalah, mahasiswa diperhadapkan dengan masalah-masalah

autentik dalam kehidupan sehari-hari. Situasi ini menjadi titik tolak pembelajaran untuk

memahami konsep atau prinsip dan memecahkan masalah tersebut

melalui investigasi dan penyelidikan (Arends, 2008). Sintaks model pembelajaran berbasis

masalah terdiri dari 5 tahap yaitu orientasi masalah, mengorganisasikan mahasiswa belajar,

membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Page 10: Materi PKN

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Apakah Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains dapat Meningkatkan Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar Mahasiswa?

b. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pembelajaran Biologi Menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains dapat

Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa.

c. Hipotesis

Ho: Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains tidak dapat Meningkatkan Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar Mahasiswa.

Ha: Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains dapat Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar Mahasiswa.

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes untuk mengukur

prestasi belajar kognitif dan keterampilan proses sains. Hasil belajar pada ranah afektif di

ukur menggunakan teknik non tes menggunakan lembar observasi dan angket. KPS diukur

menggunakan lembar observasi dan tes. Pengukuran motivasi belajar dilakukan tiap akhir

siklus dengan menggunakan angket. Analisis data melalui tahapan reduksi data, penyajian

data, kesimpulan, dan verifikasi.

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing- masing

siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Setting penelitian

Page 11: Materi PKN

dilaksanakan pada mahasiswa Pendidikan Biologi semester II FKIP Universitas Tanjungpura

Tahun Akademik 2011/2012 pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Penelitian dilaksanakan

dari bulan Maret 2012 –Juni 2012.

b) Analisis Data

Analisis pada penelitia ini dianalisis statistic menggunakan uji Paired Samples T- Tes.

c) Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Motivasi dan hasil belajar

ranah kognitif, afektif dan KPS mengalami peningkatan. Mahasiswa yang memiliki

motivasi tinggi Pra Siklus, Siklus I, II, III (31,57%; 63,15%; 68,42%; 79%). Pada ranah

kognitif jumlah mahasiswa yang lulus Pra Siklus, Siklus I, II, III (26, 31%; 68,42%;

89,47%; 94,73%). Pada ranah afektif rata-rata nilai pada Pra Siklus, Siklus I, II, III (31,08;

75,20; 82,6; 87,42) sedangkan nilai rata-rata KPS Pra Siklus, Siklus

I, II, III (52,81; 58,10; 61,62; 78,38); 6) terdapat perbedaan signifikan Keterampilan Proses

Sains antara siklus II dan siklus III (sign = 0,000); 7) terdapat perbedaan signifikan hasil

belajar kognitif antara siklus I dan Siklus II (sign = 0,000); 8) terdapat perbedaan

signifikan hasil belajar ranah afektif antara Pra Siklus dan Siklus

I (sign = 0,000), Siklus I dan Siklus II (sign = 0,000), siklus II dan siklus III (sign = 0,000).

Page 12: Materi PKN

ARTIKEL 5

1. Judul

PENALARAN MATEMATIS DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PENEMUAN TERBIMBING

2. Penulis

Marfi Ario dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

.

3. Variabel yang diteliti

Variable bebas: Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Variabel terikat: Penalaran Matematis

4. Teori yang mendasari

Pembelajaran Berbasis Masalah

Arends (2012) menyatakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dalam

jumlah besar kepada siswa seperti pada pembelajaran langsung dan ceramah. PBM

dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir,

keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektualnya, melalui

pengorganisasian pelajaran di seputar situasisituasi kehidupan nyata. Langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah adalah: a) mengorientasikan siswa kepada masalah; b)

mengorganisasikan siswa untuk belajar; c) membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok;

d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; e) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011; Arends, 2012; Ibrahim, 2012)

Pembelajaran Penemuan

Pembelajaran penemuan menurut Wilcox (Hosnan, 2014) adalah suatu

pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan

aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip, dan guru mendorong

siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

siswa untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Pada

Page 13: Materi PKN

penelitian ini, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran penemuan terbimbing.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Markaban (2006) bahwa metode penemuan murni

kurang tepat karena pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep

dasar untuk dapat menemukan sesuatu. Hal ini terkait erat dengan karakteristik pelajaran

Penalaran Matematis

Kemampuan penalaran matematis merupakan aspek kognitif yang menjadi

salah satu tujuan pembelajaran matematika. Selain aspek kognitif, tujuan pembelajaran

matematika juga harus mencakup aspek afektif. Menurut Mullis, dkk. (2012) terdapat

hubungan yang positif antara sikap dengan prestasi matematika. Oleh karena itu, aspek

afektif merupakan aspek yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap siswa.

Mathematical Habits of Mind

Salah satu aspek afektif yang penting untuk dimiliki siswa adalah kebiasaan berpikir.

Costa & Kallick (2008) menamakan perilaku cerdas dengan istilah habits of mind (kebiasaan

berpikir). Kebiasaan berpikir dalam matematika dikenal dengan istilah mathematical habits of

mind. Istilah mathematical habits of mind digunakan oleh matematikawan, para pendidik, dan

para ahli untuk menggambarkan intisari dari makna doing mathematics dan think

mathematically (Seeley, 2014). Mathematical habits of mind penting bagi siswa dalam belajar

matematika. Hal ini dinyatakan oleh Mark, dkk. (2010: 505) bahwa “developing mathematical

habits of mind in the middle grades is essential for students who are making the critical

transition from artihmetic to algebra”. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya mathematical

habits of mind dalam pembelajaran matematik

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Bagaimanakah peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing?

b. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical

Habits of Mind Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing ?

Page 14: Materi PKN

c. Hipotesis

Ho: Tidak terdapat peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing

Ha: Terdapat peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing.

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Instrumen penelitian ini adalah tes berupa soal uraian untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa dan angket untuk mengukur mathematical habits of

mind siswa..

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan desain the pretest-post-tes

two treatment design, yaitu kelas eksperimen 1 menerima perlakuan 1 dan kelas

eksperimen 2 menerima perlakuan 2 (Cohen, dkk., 2007). Pada penelitian ini, kelas

eksperimen 1 diberikan pembelajaran berbasis masalah dan kelas eksperimen 2 diberikan

pembelajaran penemuan terbimbing. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI salah satu SMK swasta di Kota Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015

yang terdiri dari enam kelas. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI.1 dan XI.4.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Sampel di kedua kelas eksperimen masing-masing dibagi berdasarkan kategori

Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Skor yang digunakan untuk menentukan kategori KAM siswa diperoleh dari beberapa

nilai ulangan harian siswa

b) Analisis Data

Validitas tes dan angket pada penelitian ini diukur menggunakan rumus

korelasi product moment pearson dan derajat reliabilitas dihitung dengan rumus

cronbachalpha (Arikunto, 2013)

Page 15: Materi PKN

c) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, beberapa

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) peningkatan kemampuan

penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih

baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran penemuan terbimbing; 2) terdapat

perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari kategori

Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; 3) tidak terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan KAM siswa terhadap peningkatan kemampuan

penalaran matematis siswa; 4) tidak terdapat perbedaan mathematical habits of mind

siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran penemuan terbimbing. Kesimpulan lainnya adalah

kemampuan penalaran matematis terkait erat dengan kemampuan pemahaman matematis.

Kesulitan yang banyak dialami siswa disebabkan karena kurangnya pemahaman

matematis siswa.

Page 16: Materi PKN

ARTIKEL 6

1. Judul

PENALARAN MATEMATIS DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

PENEMUAN TERBIMBING

2. Penulis

Marfi Ario dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

.

3. Variabel yang diteliti

Variable bebas: Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Variabel terikat: Penalaran Matematis

4. Teori yang mendasari

Pembelajaran Berbasis Masalah

Arends (2012) menyatakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dalam

jumlah besar kepada siswa seperti pada pembelajaran langsung dan ceramah. PBM

dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir,

keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektualnya, melalui

pengorganisasian pelajaran di seputar situasisituasi kehidupan nyata. Langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah adalah: a) mengorientasikan siswa kepada masalah; b)

mengorganisasikan siswa untuk belajar; c) membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok;

d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; e) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011; Arends, 2012; Ibrahim, 2012)

Pembelajaran Penemuan

Pembelajaran penemuan menurut Wilcox (Hosnan, 2014) adalah suatu

pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan

aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip, dan guru mendorong

siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

siswa untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Pada

Page 17: Materi PKN

penelitian ini, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran penemuan terbimbing.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Markaban (2006) bahwa metode penemuan murni

kurang tepat karena pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep

dasar untuk dapat menemukan sesuatu. Hal ini terkait erat dengan karakteristik pelajaran

Penalaran Matematis

Kemampuan penalaran matematis merupakan aspek kognitif yang menjadi

salah satu tujuan pembelajaran matematika. Selain aspek kognitif, tujuan pembelajaran

matematika juga harus mencakup aspek afektif. Menurut Mullis, dkk. (2012) terdapat

hubungan yang positif antara sikap dengan prestasi matematika. Oleh karena itu, aspek

afektif merupakan aspek yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap siswa.

Mathematical Habits of Mind

Salah satu aspek afektif yang penting untuk dimiliki siswa adalah kebiasaan berpikir.

Costa & Kallick (2008) menamakan perilaku cerdas dengan istilah habits of mind (kebiasaan

berpikir). Kebiasaan berpikir dalam matematika dikenal dengan istilah mathematical habits of

mind. Istilah mathematical habits of mind digunakan oleh matematikawan, para pendidik, dan

para ahli untuk menggambarkan intisari dari makna doing mathematics dan think

mathematically (Seeley, 2014). Mathematical habits of mind penting bagi siswa dalam belajar

matematika. Hal ini dinyatakan oleh Mark, dkk. (2010: 505) bahwa “developing mathematical

habits of mind in the middle grades is essential for students who are making the critical

transition from artihmetic to algebra”. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya mathematical

habits of mind dalam pembelajaran matematik

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

Bagaimanakah peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing?

b. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical

Habits of Mind Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing ?

Page 18: Materi PKN

c. Hipotesis

2) Ho: Tidak terdapat peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing

Ha: Terdapat peningkatan Penalaran Matematis dan Mathematical Habits of Mind

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing.

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Instrumen penelitian ini adalah tes berupa soal uraian untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa dan angket untuk mengukur mathematical habits of

mind siswa..

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan desain the pretest-post-tes

two treatment design, yaitu kelas eksperimen 1 menerima perlakuan 1 dan kelas

eksperimen 2 menerima perlakuan 2 (Cohen, dkk., 2007). Pada penelitian ini, kelas

eksperimen 1 diberikan pembelajaran berbasis masalah dan kelas eksperimen 2 diberikan

pembelajaran penemuan terbimbing. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI salah satu SMK swasta di Kota Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015

yang terdiri dari enam kelas. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI.1 dan XI.4.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Sampel di kedua kelas eksperimen masing-masing dibagi berdasarkan kategori

Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Skor yang digunakan untuk menentukan kategori KAM siswa diperoleh dari beberapa

nilai ulangan harian siswa

b) Analisis Data

Validitas tes dan angket pada penelitian ini diukur menggunakan rumus

korelasi product moment pearson dan derajat reliabilitas dihitung dengan rumus

cronbachalpha (Arikunto, 2013)

Page 19: Materi PKN

c) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, beberapa

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) peningkatan kemampuan

penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih

baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran penemuan terbimbing; 2) terdapat

perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari kategori

Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; 3) tidak terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan KAM siswa terhadap peningkatan kemampuan

penalaran matematis siswa; 4) tidak terdapat perbedaan mathematical habits of mind

siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran penemuan terbimbing. Kesimpulan lainnya adalah

kemampuan penalaran matematis terkait erat dengan kemampuan pemahaman matematis.

Kesulitan yang banyak dialami siswa disebabkan karena kurangnya pemahaman

matematis siswa.

Page 20: Materi PKN

ARTIKEL 7

1. Judul

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN

MEDIA VISUAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN HASIL BELAJAR

IPA PADA SISWA KELAS IV GUGUS II KECAMATAN ABANG KABUPATEN

KARANGASEM

2. Penulis

Kadek Merta dari Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

.

3. Variabel yang diteliti

Variable bebas: Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Visual

Variabel terikat: Hasil Belajar IPA

4. Teori yang mendasari

Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Visual

Riyanto (2009:159) yang menyatakan bahwa pendekatan Kontekstual (Contextual

Teachingand Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antar pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Berdasarkan konsep tersebut, hasil

pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa serta proses pembelajaran berlangsung

alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan

dari guru ke siswa. Selain itu, siswa juga dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang

mereka hadapi dalam situasi nyata, misalnya dalam bentuk simulasi dan masalah yang

memang ada di dunia nyata. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya

nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal

untuk hidupnya nanti. Dalam upaya itu mereka membutuhkan guru sebagai pengarah dan

pembimbing. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi

Page 21: Materi PKN

informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk

menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri,

bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola produktif dan bermakna

5. Rumusan Masalah, Tujuan dan Hipotesis

a. Rumusan Masalah

(1)Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem.

(2)Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem

(3)Apakah perbedaan motivasi secara simultan antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem

b. Tujuan

(1)Untuk mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem.

(2)Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

Page 22: Materi PKN

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem

(3)Untuk mengetahui perbedaan motivasi secara simultan antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem

c. Hipotesis

1) Ho: Tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem..

Ha: Terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.

2) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem

3) Ho : Tidak terdapat perbedaan motivasi secara simultan antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem

Page 23: Materi PKN

Ha : Terdapat perbedaan motivasi secara simultan antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem

6. Instrumentasi (Metode Pengumpulan Data)

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengumpulan data yang disesuaikan

dengan tuntunan data dari masing-masing rumusan permasalahan. Berkaitan dengan

permasalahan yang dikaji pada penelitian ini maka ada dua jenis data yang diperlukan yakni

motivasi berprestasi dan hasil belajar IPA siswa. Oleh karena itu, data penelitian motivasi

berprestasi dan hasil belajar IPA yang diperoleh harus valid dan reliabel.

7. Desain Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan

a) Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), karena tidak

dlakukan pengontrolan semua variable yang muncul, dan juga tidak dilakukan

pengendalian secara ketat seperti pada eksperimen murni. Rancangan penelitian yang

digunakan adalah The Posttest-Only Control-Group Design. Populasi dari penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem

tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel penelitian melalui random sampling ,yang

dirandom adalah kelas, teknik pengambilan sampel dari populasi sangat sederhana dengan

mengambil secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi, dengan syarat anggota

populasi homogen.

b) Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah menggunakan teknik

MANOVA dengan taraf signifikansi 0,05 berbantuan SPSS 17.00 for windows.

c) Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah diuraikan kesimpulan yang dapat

Page 24: Materi PKN

diambil sebagai berikut

Pertama, Terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem

Kedua, Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual berbantuan

media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem

Ketiga, Terdapat perbedaan motivasi secara simultan antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajarana kontekstual

berbantuan media visual dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Gugus II, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem