mata kuliah tekfar d3 stifar 2015

150
TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU (STIFAR RIAU) 2015 ABU . N, S.Si.,Apt.

Upload: yuni

Post on 01-Oct-2015

277 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teknologi farm

TRANSCRIPT

Slide 1

TEKNOLOGI FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU(STIFAR RIAU)2015ABU . N, S.Si.,Apt.TEKNOLOGI FARMASITEKNOLOGI FARMASIPERTIMBANGAN UMUM DALAM FORMULASI PRODUK OBAT

TEKNOLOGI FARMASIPENGKAJIAN PREFORMULASI

TEKNOLOGI FARMASITEKNOLOGI FARMASIBAHAN FARMASIZat pengasaman- zat pembasaan- adsorbenPropelan aerosol- pengganti udara- pengawet anti jamurPengawet antimikroba antioksidan- zat pendaparPembentuk kelat- zat pemberi warna- zat pengemulsiZat pengenkapsulasi- pemberi rasa- pelembapZat pelembut- dasar salep- pelarutZat pengeras- dasar suppositoria- surfaktanZat pensuspensi- zat pemanis- antilekat tabletPengikat tablet- pengencer tablet, kapsul- zat penyalutPenghancur tablet- pelincir tablet- pelumas tabletZat pengkilap- zat pengisotoni- pembawaTEKNOLOGI FARMASIKEBUTUHAN BENTUK SEDIAAN

TEKNOLOGI FARMASIBENTUK SEDIAAN MEMBUTUHKAN HAL-HAL LAIN SEBAGAI BERIKUT :Untuk melindungi zat obat dari pengaruh yang merusak dari oksigen, udara atau kelembapan (misalnya tablet salut, ampul tertutup)Untuk melindungi zat obat terhadap pengaruh yang merusak dari asam lambung sesudah pemberian secara oral (misalnya tablet bersalut enterik)Menutupi rasa pahit, asin atau menjijikan atau bau dari zat obat (misalnya kapsul, tablet bersalut, sirup-sirup yang diberi pengenak rasa)\Menyediakan sediaan cair dari zat yang tidak larut atau tidak stabil dalam pembawa yang diinginkan (misalnya larutan)Menyediakan obat dengan kerja yang luas

TEKNOLOGI FARMASICara cara pemberian obat

istilahtempatoralmulutperoralSistem saluran cerna melalui mulutsublingualDi bawah lidahparenteralsuntikanIntravena, intraarterial,intrakardiak,intraspinal atau intratekalIntraosseus,intraartikular,intrasinovial,intrakutan atau intradermal,subkutan, intramuskularEpikutan (topikal)Permukaan kulittransdermalPermukaan kulitkonjungtivalSelaput mata TEKNOLOGI FARMASIintraokularMataintranasalHidungauralTelingaintrarespiratoriParu-parurektalRektumvaginalVaginauretralUretra`TEKNOLOGI FARMASIBAHAN OBAT

TEKNOLOGI FARMASISELEKSI BAHAN OBAT DAN PENGGUNAANYABahan obat yang paling tepat dipilih berdasarkan suatu diagnosis yang akurat dan disajikan sesuai dengan rencana pengobatan yang dirancang dengan baikAhli farmasi mempunyai pengetahuan yang menyeluruh tentang farmakologi bahan obat, termasuk manfaat dan bahaya pemakaiannyaBahan obat disajikan dalam bentuk kimia yang tepat dan diberikan dalam bentuk sediaan yang paling maju, pada dosis yang benar dan dosis interval selama pengobatanBahan obat cocok dengan semua makanan dan obat-obatan lain dalam waktu bersamaanFaktor farmasetik

TEKNOLOGI FARMASIFaktor farmasetikFaktor yang berhubungan dengan rancangan dan pembuatan bentuk sediaan, tersedianya obat secara biologis sesudah pemberian, pengemasan, penandaan, distribusi, penyimpanan serta penyebarannya dan mencakup :

- bahan farmasetik- bentuk bahan obat- laju- bahan estetika- stabilitas obat- keseragaman produk- kekuatan produk dan kemurniaannya- pengaruh umur dan potensi obat- pengemasan yang tepat untuk stabilitas, keselamatan dan kegunaannya- pembuatan label yang tepat dan petunjuk-petunjuk untuk pemakaian yang efektifTEKNOLOGI FARMASIFaktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat Sifat fisika kimia zat obat- ukuran partikel- bentuk kristal dan amorf- bentuk garam- hidrasi- kelarutan dalam air dan lemak- pH dan pKaII. Bahan farmasetik dan karakteristik bentuk sediaan1. bahan farmasetik- pengisi, pengikat. Penyalut, zat penghancur, pelincir, zat pensuspensi, zat aktif permukaan, zat pemberi rasa, zat pemberi warna, zat pengawet, zat penstabilTEKNOLOGI FARMASIFaktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat2. Laju disintegrasi3. Waktu disolusi obat dalam bentuk sediaan4 . Umur produk dan kondisi penyimpanan

III. Faktor-faktor fisiologis Waktu pengosongan lambungWaktu singgah dalam usus halusKetidaknormalan lambung usus dan kondisi sakitIsi lambung (obat-obat lain, makanan, cairan-cairan)Lambung-usus pHMetabolisme obatPenggunaan bentuk sediaanCara pemberianBentuk sediaan umumoralTablet, kapsul, larutan, sirup, eliksir, suspensi, jel, bubuksublingualTablet, tablet hisapparenteralLarutan, suspensiEpikutan/transdermalKonjungtivalIntraokular/intraauralIntranasalRektal

Salep, krim, pasta, plester, bubuk, lotioSalepLarutan,suspensiLarutan, semprot, inhalanSalep, suppositoria, larutan

tabletMenurut FI.IVTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet.

Berdasarkan metode pembuatanTablet cetakTablet kempatabletTablet cetak- dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan.- massa serbuk dibasahi dengan etanol prosentase tinggi.- kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan.- massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan biarkan kering.

2. Tablet Kempa- dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.- umumnya tablet kempa mengandung bahan aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan.

tabletBerdasarkan distribusi obat dalam tubuh :Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan rongga mulut, ovulaBekerja sistemik : per orala. Bekerja Short acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obatb. Bekerja long acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet.TabletTablet yang bekerja long acting dibedakan menjadi :Delayed action tablet (DAT)penangguhan pelepasan zat berkhasiat, karena pembuatan dilakukan sebelum dicetak, granul-granul dibagi dalam berbagai kelompok- kelompok pertama tidak diapa-apakan- kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat.- kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua- dan seterusnya tergantung dari macamnya bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki- granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru dicetaktablet2. Repeat action tablet (RAT)Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti. Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.tabletBerdasarkan jenis bahan penyalutTablet salut biasa/salut gula (dragee)- disalut dengan gula dari suspensi dalam air- mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin

tabletb. Tablet salut selaput (film coated tablet)- disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metilselulosa, hidrosi propil selulosa, Na-CMC dan campuran selulosa asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung air atau mengandung air

c. Tablet salut kempa- Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok.- mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet)tabletd. Tablet salut enterik (enteric coated tablet)- obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung.- penyalut enterik bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung- bahan yang digunakan sebagai penyalut adalah salol, keratin, selulosa acetat phtalat.

e. Tablet lepas lambat (Sustained release)- tablet dengan efek diperpanjang, efek pengulangan atau tablet lepas lambat- dibuat sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentutabletTujuan penyalutan tablet :Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembaban atau cahayaMenutupi rasa dan bau yang tidak enakMembuat penampilan lebih baik dan menarikMengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.misalnya enteric tablet yang pecah diusus.tabletBerdasarkan cara pemakaian1.Tablet biasa2.Tablet kunyah (chewable tablet)3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastilles)4. Tablet larut (effervescent tablet)5. Tablet implantasi (pelet)6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)7. Tablet bukal (buccal tablet)8. Tablet sublingual9. Tablet vagina (ovula)tabletKomponen Tablet Bahan pengisi (diluent)berfunngsi memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa.(laktosa, pati, kalsium fosfat dibase dan selulosa mikrokristal)2. Bahan pengikat (binder)berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi . Misalnya (gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisa)3. Bahan penghancur / pengembang (desintegran)berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan . Misalnya (pati, pati dan selulosa, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon

tablet4. Bahan pelicin (lubrikan / lubricant)berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.asam stearat, talkum.5. Glidan bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Misalnya silika pirogenik koloidal.6. Bahan penyalut (coating agent)7. Ajuvans ; Colour, flavour, tabletBahan obat dan zat tambahan umumnya berupa serbukTidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tabletCampuran serbuk harus diubah menjadi granul-granul (granulasi)

Tujuan granulasi :Supaya sifat alirnya baik (free-flowing)granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tabletRuang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibanding bentuk serbuk jika diukur dalam volume sama.Pada saat dicetak, tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari matris (die)tabletCara pembuatan tablet :tabletGranulasi basah- Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan xat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah pewarna.- setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 s/d 50 derajat celcius- setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin/lubrikan- dicetak menjadi tablet dengan mesin tablettablet2. Granulasi kering / slugging / pre compression- mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin menjadi massa serbuk yang homogen, lalu di kempa cetak pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang disebut slugs.- Slugs kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.- dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkantablet3. Cetak/ Kempa langsungdilakukan apabila :1. jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak2. zat berkhasiatnya mempunyai sifat alir yang baik3. zat berkhasiatnya berbentuk kristal

bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adlah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yng dapat dikempa.contoh tablet NaCl, Tablet HexamintabletMacam-macam kerusakan pada pembuatan tabletBindingkerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakanSticking / pickingpelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin kurang, massanya basah.Whiskering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan, terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. sehingga penyimpanan dalam botol-botol, sisi sisi yang lebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.tablet4. Splitiing/capingSpliting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengahCaping : membelahnya tablet di bagian ataspenyebaba. Daya pengikat dalam massa tablet kurangb. Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluarc. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar, sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetakd. Formulanya tidak sesuaie. Die dan Punch tidak ratatablet5. Motlingterjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet6. CrumblingTablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya berkurangBahan pembantu tabletPENGISIZat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat tablet sesuai dengan yang diharapkan. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu untuk menghasilkan campuran granulasi atau campuran yang dapat dikempa langsung sehingga dapat dikempa menjadi tablet yang baik.

Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya) diperlukan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi memastikan hal tersebut, bahwa tablet mengandung ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 gram).Bahan pembantu tabletContoh bahan pengisi :Avicel (mikrokristalin selulosa)Kalsium sulfat trihidratLaktosaSpray-dried lactosaSukrosaManitolEmdex dan celutabStarch 1500Bahan pembantu tabletPENGIKATBerfungsi untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung dan meningkatkan sifat kohesi serbuk untuk pembentukan ikatan menjadi granul dan dengan adanya pengempaan membentuk massa yang kompak.contoh ;- Cornstarch5-10% musilago- Pregelatinized cornstarch 5-10%- Starch 1500 5-10% musilago- Gelatin2-10%- sukrosa10-85%- akasia 5-20%- PVP5-20% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol- metilselulosa 2-10%Bahan pembantu tabletDISINTEGRANBerfungsi untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna.

cara penambahan desintegran :- internal addition (saat granulasi) yaitu disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan penggranul.- external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk.

yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal dan external)Bahan pembantu tabletContoh Disintegran Starch5-20% w/wStarch 15005-15% w/wAvicel PH 101, PH 1025-15% w/wSolka floc5-15% w/wAsam Alginat5-10% w/wExplotab2-8 % w/wGuar gum2-8 % w/wPolycar AT (PVP, crosslinked PVP) 0,5-5% w/wAmberlite IPR 880,5-5% w/wMetilselulosa, CMC-Na, HPC5-10% w/wBahan pembantu tabletLUBRIKANBerfungsi untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan aliran yang optimum.

Lubrika seringkali ditambahkan dalam keadaan yang kering ketika semuanya telah tercampur homogen. Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit

penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi.Bahan pembantu tabletContoh Lubrikan :Water Soluble LubricantAsam Borat1%Sodium Klorida 5%DL-leusin1-5%Carbowax 4000/6000 1-5%Sodium Oleat5%Sodium Benzoat5%Sodium asetat5%Sodium lauril sulfat1-5%Mg-lauril sulfat1-2%Sodium benzoat+sodium asetat 1-5%Bahan pembantu tabletContoh Lubricant (Water Insoluble Lubricant) :Logam (Mg, Ca, Na) stearat - 2%Asam stearat-2%Sterotex-2%Talk1-5%Waxes1-5%Stearowet1-5%Bahan pembantu tabletGlidan Berfungsi menunjang karakterisitik aliran dari granul atau meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die.

Contoh Glidan :Talk5%Cornstarch5-10%Cab-O-sil0,1-0,5%Siliod0,1-0,5%Aerosil1-3%Bahan pembantu tabletAnti AdherenBerfungsi mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding die

Contoh Anti Adheren ;Talk1-5%Cornstarch3-10%Cab-o-sil0,1-0,5%Siloid0,1-0,5%DL-leusin3-10%Sodium lauril sulfat 40 biasanya daya mengalirnya kurang baikPembuatan granulKandungan (kadar) airAdalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance.Tujuan :- mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya.- mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dengan pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa menjadi tabletPembuatan granulKandungan (kadar) air

Prosedur Kerja :Timbang granul sebanyak 5 gram diatas nampan logamNyalakan alat, cek suhu pada 70 derajat celciusPenetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau gram hilang)Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan

% KB = W1/W x 100%%KB : kandungan bobot% KL = Wa/W1 x 100%%KL ; kandungan lembabWa = W-W1W: bobot mula-mula, W1 ; bobot pengeringanEvaluasi sediaan tabletBentuk dan Ukuran Tujuan : Mengukur diameter dan ketebalan TabletFarmakope menetapkan bentuk tablet kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh melebihi 3 kali dan tidak kurang dari 1 sepertiga tebal tabletKetebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakanKetebalan dipengaruhi oleh : Bj ruah, Bj mampat dan sifat aliran massa cetakAlat : jangka sorongPengukuran diameter tablet dilakukan terhadap 20 tablet, maka rata-ratanya merupakan diameter tablet yang dimaksud.Evaluasi sediaan tablet

Evaluasi sediaan tablet

Evaluasi sediaan tabletKekerasan TabletTujuan : menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses (pengemasan, penghantaran, dan juga dengan waktu hancur tablet.Alat : alat uji kekerasan tablet Strong Cobb , Stokes Monsato dan Erweka

Cara Kerja :Uji kekerasan tablet dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil acakLetakkan sebuah tablet diantara pengapit tetap dengan plat datar yang diam, tablet dijepit dengan memutar alat penekan.angka yang ditunjukan oleh jarum pada skala dinyatakan sebagai titik nol.Alat penekan diputar kembali sampai tablet reatak atau pecah. Catat skala yang terukur, kekerasan tablet adalah selisih skala terukur saat tablet pecah dengan skala yang dianggap sebagai titik nol.Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke 10 tabletNilai kekerasan tablet bergantun pada bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan yangdiperlukan juga semakin besar.Bobot tablet sampai 300 mg nilai kekerasan 4-7 kg/cm2Bobot tablet 400-700 mg nilai kekerasan 7-12 kg/cm2

Evaluasi sediaan tabletFriabilitas/ kerapuhan tabletMenguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Kerapuhan tablet ditandai dengan massa tablet yang berjatuhan dari tablet akibat pengujian mekanik.Tujuan penetapan kerapuhan tablet adalah untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuanPengukuran Friabilitas dilakukan dengan memutar alat dengan kecepatan 25 putaran per menit dengan waktu yang digunakan dalam pengujian adalah 4 menit atau 100 putaranDalam pengujian Friabilitas jika ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak di ikutsertakan dalam penghitunganJika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), lakukan pengujian ulang sebanyak dua kaliTentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan

Alat yang digunakan : FRIABILATOREvaluasi sediaan tabletFriabilitas / Kerapuhan tabletCara Kerja : 20 tablet diambil secara acakTablet dibersihkan dari debu kemudian di timbang (W0)Masukkan tablet kedalam alat dan lakukan pemutaran alat friabilator sebanyak 100 kali putaranBersihkan tablet dan timbang kembali sebagai (Wt)Hitung % friabillitas tablet

W0 - Wt% F = ------------------------ x 100% W0

Friabilitas yang dapat diterima adalah < 0,8%

Evaluasi sediaan tabletFRIKSIBILITASParameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar sesama tablet.

Alat : Abration Tester20 tablet diambil secara acakTablet dibersihkan dari debu kemudian di timbang (W0)Masukkan tablet kedalam alat dan lakukan pemutaran alat Abration sebanyak 100 kali putaranBersihkan tablet dan timbang kembali sebagai (Wt)Hitung % friksibillitas tablet

W0 - Wt% = ------------------------ x 100% W0

Evaluasi sediaan tabletUJI KESERAGAMAN SEDIAANMeliputi keragaman bobot dan keseragaman kandunganPersyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih, yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan

Cara Kerja penetapan keragaman bobot :Percobaan dilakukan terhadap 20 tablet yang diambil acakLakukan penimbangan masing-masing 20 tablet dan hitung bobot rata-rataHitung standar deviasiEvaluasi sediaan tabletPenetapan Keseragaman kandunganPilih tidak kurang dari 30 tabletDari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu persatu sesuai dengan cara yang tertera pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.

Kriteria penerimaan :Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing 10 tablet terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif (SDR) lebih kecil atau sama dengan 6,0%

SDR =(SD/rata-rata) x 100%

Evaluasi sediaan tabletKeseragaman Kandungan

Dilakukan Uji 20 tablet tambahan jika:1 tablet terletak di luar rentang 85,0% - 115,0% dan tidak ada tablet yang terletak antara 75,0% - 125,0%SDR > 6,0%a dan b tidak dipenuhi

Persyaratan dipenuhi jika :- tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet ada diluar 85,0% atau 125,0%- tidak ada 1 tabletpun yang diluar rentang 75,0% atau 125,0%SDR tidak lebih besar dari 7,8%Evaluasi sediaan tabletPARACETAMOLUMAsetaminofenParasetamol (F.I.IV Hal 650)

Penentuan serapan maksimum pada panjang gelombang 244 nm :Timbang seksama lebih kurang 120 mg parasetamol, masukkan kedalam labu tentukur 500 ml, larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air samapi tanda. Masukkan 5 ml larutan kedalam labu tentukur 100 ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm.Evaluasi sediaan tabletACETAMINOPHENI COMPRESSITABLET ASETAMINOFENTABLET PARASETAMOL(F.I.III Hal. 38)Penetapan kadar : Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara 150 mg, tambahkan 50 ml natrium hidroksida 0,1 N. Encerkan dengan 100 ml air, kocok selama 15 menit, tambahkan air secukupnya hingga 20 ml, campur, saring. Encerkan 10,0 ml filtrat dengan air secukupnya hingga 100 ml. Pada 10 ml tambahkan 10 ml natrium hifroksida 0,1 N, encerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml. Ukur serapan larutan pada maksimum kurang lebih 257 nm.larutanLarutan Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur

Penggolongan sediaan larutan :Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air

Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit/penggunaan pada permukaan mukosa mulut.larutanLarutan OtikLarutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar

Larutan OptalmikLarutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuia digunakan pada mata.larutanKeuntungan bentuk sediaan sirup (larutan)Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak dan usia lanjutSegera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami) proses disintegrasi dan pelarutanObat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaanMengurangi resiko iritasi pada lambung pleh zat-zat iritan, karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.larutanKerugian Bentuk sediaan sirupLarutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakanStabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisisLarutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan bahan pengawet.Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat.larutanFormula :Zat aktifPelarut/pembawaPemanisPengentalPengawetFlavouring agentPewarnaAntioksidan---bila perlu

larutanMasalah masalah pembuatan larutan:Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakanStabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisisLarutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan bahan pengawet.Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat.Ketepatan dosis selama pengobatan terantung kepada kemampuan pasien untuk dapat menakar secara benar dosis obat dalam bentuk sendok teh, sendok makan dan sebagainya.

larutanR/Chlorpheniramina maleate0,4 gramGlycerin25,0 mlSirup83,0 mlSorbitol solution282,0 mlSodium benzoate1,0 gramAlkohol60,0 mlpewarna dan pemberi rasa q.spurified waterad1000,0 mllarutanProsedur pembuatan Air sebagai pelarut atau pembawa harus didihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutupPenimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukanPembuatan sirupus simpleks sebagai pengental dan pemanis (sukrosa yang telah ditimbang dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut, kemudian saring)Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortirMelarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif sedikit demi sedikit ke dalam sejumlah volume pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurnaBahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang diperlukan, volume pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.larutan7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu persatu, dan aduk sampai homogen8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut yang digunakan9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya, penambahan volume larutan yang ditara di dalam botol disesuaikan dengan kekentalan larutan yang dibuat. Botol sediaan diberi etiket, brosur, dikemas dan disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya.Evaluasi sediaanORGANOLEPTIKEvaluasi meliputi uji kejernihan, bau, rasa dan warnaPenetapan kadarTergantung dari zat aktif yang digunakan (sesuai dengan monografi)Pengukuran Viskositas SediaanPenetapan bobot jenis cairan (piknometer)Pengukuran pH larutanlarutanBeberapa pelarut untuk sediaan oralAlkohol , USP (Etil Alkohol, Etanol, Spiritus Vini Rectificatus, S.V.R)-alkohol adalah pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi, digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik.-alkohol membentuk suatu campuran hidroalkoholik yang melarutkan zat-zat yang dapat larut dalam alkohol dan yang dapat larut dalam air kedua-duanya.

Gliserin, USP (Gliserol)-Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis, dapat bercampur dengan air dan alkohol.-sebagai suatu pelarut dapat disamakan dengan alkohol, tapi karena kekentalannya, zat terlarut dapat larut perlahan-lahan didalamnya.larutan3. Propilen Glikol- Suatu cairan kental- dapat bercampur dengan air dan alkohol4. Air Suling- Lebih bebas dari kotoran zat-zat padat- apabila diuapkan sampai kering, harus tidak meninggalkan sisa lebih dari 0,001% ( 1 mg dari total zat padat per 100 ml contoh yang diuapkan)-air murni 100 kali lebih bebas dai zat-zat padat yang larut daripada air.Cara yang lazim untuk menyatakan kekuatan dari preparat-preparat farmasiUngkapanUngkapan SingkatArti dan ContohPersen bobot per volume% b/vJumlah gram zat dalam 100 ml preparat (contoh 1% b/v = 1 gram zat dalam 100 ml preparat)Persen volume per volume% v/vJumlah ml zat dalam 100 ml preparat (contoh 1% v/v = 1 ml zat dalam 100 ml preparat)

Persen berat per berat% b/bJumlah gram zat dalam 100 gram preparat (contoh 1% b/vb= 1 gram zat dalam 100 gram preparat)

Perbandingan kekuatan, berat per volume------:--------------b/vJumlah gram zat dalam jumlah ml preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000 b/v = 1 gram zat dalam 1000 ml preparat)Perbandingan kekuatan, volume per volume------:--------------v/vJumlah ml zat dalam jumlah ml preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000 v/v = 1 ml zat dalam 1000 ml preparat)

Perbandingan kekuatan, berat per berat------:--------------b/bJumlah gram zat dalam jumlah gram preparat yang ditulis (contoh , 1 : 1000 b/b= 1 gram zat dalam 1000 gram preparat)

Miligram persenmg %Jumlah mg zat dalam 100 ml preparat yang ditulis (contoh , 5 mg% = 5 mg zat dalam 100 ml preparat)

sirupSirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam merk, baik yang generic maupun yang paten. Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.sirupSirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebiih dari 66%. Secara umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid). Non Medicated Sirup adalah sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup Obat mengandung bahan obat/Zat berkhasiat.

sirupMenurut farmakope Indonesia III, sirup adalah sedian cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64.0% dan tidak lebih dari 66.0%.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi . Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Syrup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).

sirupPenggolongan SirupBedasarkan fungsinya, sirup dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:1. Medicated Syrup (sirup obat) Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa preparat yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain. Contoh sirup obat antara lain: Sirup sebagai ekspektorans contohnya yaitu Sirup Thymi. Sirup Thymi et Serpylli = Sirop Thymi Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai antitusif, contoh sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirop.Sirup sebagai anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g Piperazine dalam bentuk hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup sebagai antibiotik contohnya yaitu Sirup Kanamycin, mengandung 50 mg/ml, Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml. Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa, harus dilarutkan dalam jumlah air tertentu sebelum dipergunakan. Keuntungan sirup kering dari pada sirup cairan, biasanya sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate dry syrup, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan dalam jumlah air yang ditentukan.

sirup2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa),

Biasanya tidak digunakan untuk tujuan medis, namun mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi rasa pada berbagai sediaan farmasi lainnya, misalnya sebagai penutup rasa pahit pada Vitamin B Kompleks yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup golongan ini, mengandung berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan (antioxidant agent), pengawet (preservative agent), pewarna (coloring agent), pemberi rasa (flavoring agent), dan bahan pelarut (diluting agent). Sirup ini, ditambahkan sebagai korigens rasa untuk obat minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat.

Sirup yang sering dipakai sebagai korigens-rasa, yaitu Sirup Simpleks, mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v, Sirup Aurantii, terutama untuk bahan obat yang rasanya pahit, dan Sirup Rubi Idaei, terutama untuk bahan obat yang rasanya asam.

sirupSifat Fisika Kimia Sirup1. ViskositasViskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas tidak lebih dari 0,1 C.2. Uji mudah tidaknya dituangUji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan semakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fisik ini digunakan untuk melihat stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.3. Uji Intensitas WarnaUji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu tertentusirupCara memasukkan sirup ke dalam botol penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur ) sebaiknya sirup disimpan dengan cara :1. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas ( karena sterilisasi ) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.3. Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula invert. Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menuliskan tentang panambahan metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah cara ketiga. Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus, Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex, Corigensia odoris, misalnya : sirupus aurantii, Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.Untuk penyimpanan sediaan sirup yaitu dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk. Komponen dari sirupSebagian besar sirup-sirup mengandung komponen :Pemanis dan pengentalPengawet anti mikrobaPembauPewarnaZat aktifKomponen dari sirupPengawet antimikrobaJumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan, sifat dan aktivitas sebagai pengawet.

- Asam benzoat 0,1 % - 0,2%- natrium benzoat 0,1%-0,2%- metil,propil,butil paraben 0,1%

Komponen dari sirupPemberi rasaHampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (minyak jeruk), vanili dan lain-lain.

sirup adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup.

Pemberi warna-menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan-pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warnanya stabil.Pembuatan sirupSirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung pada sifat kimia dan fisika bahan-bahannya:1). Larutan dari bahan-bahan dengan bantuan panas2). Larutan dari bahan bahan dengan pengadukan tanpa penggunaan panas3). Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa4). Perkolasi dari sumber-sumber bahan obat atau sukrosaPembuatan sirupLarutan yang dibuat dengan bantuan panasSirup dibuat dengan cara ini bila dibutuhkan untuk dibuat sirup secepat mungkin dan bila komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.Pada cara ini gula umumnya ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan sampai larutan terbentukKemudian komponen-komponen lain ditambahkan ke sirup panas , campuran dibiarkan dingin.Volumenya disesuaikan sampai jumlah yang tepat dengan penambahan air murniDalam keadaan zat tidak tahan panas atau senyawa menguap, biasanya ditambahkan ke sirup sesudah larutan gula terbentuk oleh pemanasan, dan larutan cepat-cepat didinginkan sampai temperatur ruangsirupSirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.

Sirup yang mengandung bahan pemebri rasa tapi tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau pembawa yang wangi / harum (sirup). Sirup ini dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa enak pada zat obat yan ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup obat.

Contoh sirup pembawa bukan obat : sirup akasia, sirup cerri, sirup coklat, sirup jeruk, sirup, sirup tolu balsamsuspensiSyarat-syarat suspensiPersyaratan suspensi yang terdapat dalam Farmakope Indonesia Edisi III :1. zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap.2. jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.3.kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.Suspensi obat suntik : harus mudah disuntikkan dan tidak boleh menyumbat jarum suntikSuspensi obat mata ;harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus, jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus mengandung pengawet.Stabilitas suspensiUkuran partikelUkuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel serta daya tekan keatas dari cairan suspensi.Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.Hubungan luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier.1. semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya2.semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap -------- memperlambat gerakan partikel dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.kekentalanJumlah partikel (konsentrasi)Sifat atau muatan partikelBahan pensuspensi atau suspending agent.Bahan pensuspensi alam :disebut gom/hidrokoloid. Dapat larut dalam atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir.kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri.Termasuk golongan gomAcasia (Pulvis Gummi arabici)Chondrus TragacanthAlgin Golongan bukan gomTanah liat : - bentonite - hectorite- veegum

Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan ini merupakan senyawa anorganik.Bahan pensuspensi sintetisDerivat selulosametil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.- dibelakang nama-nama tersebut biasanya terdapat nomor atau angka (misalnya methosol 1500)-golongan ini tidak diabsorbsi oleh usua halus dan tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam industri makanan-dalam bidang farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksantia dan bahan penghancur / disintegrator dalam pembuatan tablet.Bahan pensuspensi sintetis2. Golongan organik polimer - carbophol 934 : serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.-dalam memperoleh viskositas yang baik diperlukan kadar 1%-carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.Cara mengerjakan obat dalam suspensiMetode dispersiDengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang terbentuk, kemudian baru diencerkan.

Kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam bentuk vehicle (hal ini disebabkan adanya udara, lemak, atau kontaminan pada seruk)

Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahiMetode praesipitasiZat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air.

Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air ---- maka akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

Cairan organik : etanol, propilenglikol dan polietilenglikolSistem pembentukan suspensideflokulasiPartikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lainSedimentasi yang terjadi lambat masing masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimalSedimen terbentuk lambatAkhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali seperti semulaUjud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabutFlokulasiPartikel merupakan agregat yang bebasSedimentasi terjadi cepatSedimen terbentuk cepatSedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semulaUjud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.Formulasi suspensiMembuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :1. Penggunaan structured vehicle atau sering disebut juga suspending agent untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.

2.Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.Formulasi suspensiMembuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :1. Penggunaan structured vehicle atau sering disebut juga suspending agent untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structure vehicle, yaitu larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.

2.Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.Pembuatan suspensi sistem flokulasiPartikel diberi zat pembasah dan dispersi mediumLalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimerDiperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhirApabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicleProduk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehiclesuspensiUntuk obat berkhasiat keras disuspensi dengan pulvis gummosus sebanyak 2% dari jumlah cairan obat minum.Untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensi dengan pulvis gummosus sebanyak 1 % dari jumlah cairan obat minum

Magnesii oxydum dan magnesii subcarbonas merupakan serbuk ringan dan dapat disuspensi tanpa zat tambahan.R/ Magnesii subcarbon 3R/ calcii carbon5Sir.rhei45 pulv.gummosqsAq.foeniculliad 100 sir.simpl20s.t.dd.cp.pc aq.ad 175 s.3.dd.cp.pcCarbo adsorbens, carbo ligni dan carbo animali sering digunakan sebagai obat diare karena mempunyai daya absorbsi terhadap toksin dan bakteri.sehingga tidak benar kalau ditambah lendir, sebab dapat mengurangi daya kerjanya.Pengerjaannya hanya digerus dengan air dan bila terdapat sirop digerus dengan sirop.

R/ carb.adsorb.10Natrii sulfasMagnesii sulfasaa5Aqua ad100S. segera diminumsuspensiMensuspensi iodoform digerus dahulu dengan sedikit air sampai halus, juga dibuat solutio gumosus , kemudian campur dan digerus.

R/ solut.Gummosi4%90Iodoform3Chlorali Hydras7M.f.clysmasuspensiSediaan sulfa tidak atau sukar larut dalam air dan bersifat asam sangat lemah, dapat dilarutkan denga alkali tetapi akan merupakan larutan yang sangat basa.Sehingga sediaan sulfa lebih baik dibuat suspensiR/ sulfadimidini7,5R/ sulfamerazini12Acetosali2,5 Pulv.gummosusqsSir.simplex oleum.citri gtt IIISol.gummos aa 50 sir,simplex20Bellaonae extr0,4 aqua ad120 mlS.4.dd.cp s.b.dd.cth1Bahan pengawetDalam menjaga stabilitas suspensi, penambahan bahan lain dapat dilakukan. Diantaranya adalah penambahan bahan pengawet.bahan pengawet sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.

Pengawet yang bisa digunakan butil p. benzoat (1:1250), etil P.benzoat (1:500), propil p.benzoat (1:4000), nipasol , nipagin 1%Penilaian stabilitas suspensiVolume sedimentasi- endapan yang terjadi dalam suspensi harus mudah terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan.

volume sedimentasi adalah perbandingan/ratio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.Vuvolume sedimentasi = -------------Vovolume sedimentasi dapat mempunyai harga dari 1

Penilaian stabilitas suspensi2. Derajat Flokulasisuatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc)

Vu derajat flokulasi = ------------------VocPenilaian stabilitas suspensi3. Metode reologimenggunakan viskometer brookfield, metode ini digunakan untuk menentukan prilaku pengendapan dan pengaturan pembawa serta sifat yang menonjol mengenai susunan partikel.Penilaian stabilitas suspensi4. Perubahan ukuran partikelmetode FREEZE-THAW CYCLING : temperatur diturunkan sampai titik beku. Kemudian dinaikkan sampai mencair kembali. dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal dan dapat menunjukkan kemungkinan keadaan setelah disimpan lama pada temperatur kamar.ditujukan untuk menjaga tidak akan terjadi perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran dan sifat kristal.Penilaian stabilitas suspensi5. Pengemasan dan penandaan sediaan- semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.-suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya.-suspensi peru dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat yang merata

Keuntungan sediaan suspensiBaik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anakHomogenitas tinggiLebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat)Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam airKekurangan sediaan suspensiKestabilan rendah Jika membentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turunAlirannya menyebabkan sukar dituangKetepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutanPada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (caking, flokulasi deflokulasi) terutama jika terjadi perubahan temperaturSediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkanFormula umum suspensiR/Zat aktifBahan Tambahan : - Bahan pensuspensi (suspending agent)- Bahan pembasah (wetting agent) / humektan- pemanis- pewarna- pewangi- dapar atau acidifer- antioksidan- anticaking- floculating agent- antibusa (antifoaming)Formula umum suspensiR/Zat aktif 100 mgsirupus simplek30% b/vNa-CMC0,25% b/vMetil Paraben0,2% b/vPropil Paraben0,03% b/vPewangiq.spewarnaq.saquadestad 5 ml

Suspensi dengan kekuatan sediaan 100 mg/5 mlProsedur pembuatan suspensiAquades yang akan digunakan sebagai fase pendispers didihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.Bahan aktif dan eksipien ditimbangBahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam formula contoh adalah Na CMC dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC-Na terbasahi, lalu aduk dengan cepat.4. Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks yang dibuat dengan jalan melarutkan 65 bagian sukrosa dalam larutan metilparaben 0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.Prosedur pembuatan suspensi5. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian aduk sampai homogen6. Ke dalam campuran tersebut diatas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen7. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan di adkan dengan air sampai dengan volume yang diinginkan (untuk eksipien bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran bahan)8. Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditaraEvaluasi sediaan suspensiVolume sedimentasiprosedur kerja :a. Sediaan dimasukkan ke dalam tabun sedimentasi yang berskalab. Volume yang diisikan merupakan volume awal (V0)c. Setelah beberapa waktu/hari diamati volume akhir dengan terjadinya sedimentasi. Volume terakhir tersebut diukur (Vu)d. Hitung volume sedimentasi (F)F= Vu/V0Kriteria Hasil :Bila F=1 dinyatakan sebagai Flocculation equilibrum , merupakan sediaan yang baik. Demikian apabila F mendekati 1Bila F>1 terjadi Floc sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besar dari volume awal.Formula suspensi lebih baik jika dihasilkan kurva garis yang horizontal atau sedikit curam.Hal ini dibuat kurva/grafik antara F( sumbu Y) terhadap waktu (sumbu x)Evaluasi sediaan suspensi2. Penetapan Bobot Jenis Sediaan-Gunakan Piknometer yang bersih dan kering (dicuci terlebih dahulu denga larutan sulfokromik dan bilas dengan etanol lalu aseton)-Timbang piknometer kosong (W1) lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan ditimbang (W2)-Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat pemipetan. Timbang (W3)-Hitung bobot jenis cairan :W3-W1dt = ---------------------------W2-W1Evaluasi sediaan suspensi3. Pengukuran pH Larutan- pH meter dikalibrasi - ukur pH cairan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi- menggunakan kertas indikator pH