makalah tekfar
DESCRIPTION
teknologi farmasiTRANSCRIPT
Makalah Teknologi Farmasi (II) Padat
“Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent”
Disusun Oleh:
Nama : Lita Rizkika Sari
Nim : 08121006007
Dosen : Dr.rer.nat Mardiyanto, MSi, Apt
Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
1 | M a k a l a h
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent” ini
dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah “Teknologi Farmasi (II) Padat”, serta agar
menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan cangkang kapsul dan tablet
effervescent ini.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan, jurnal serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan “Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent”.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua. Namun penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik.
Penulis, 1 Mei 2014
2 | M a k a l a h
Daftar Isi
Cover Makalah.....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Kapsul..................................................................................................
2.1.1 Pengertian Kapsul.............................................................................
2.1.2 Kapsul Keras.....................................................................................
2.1.3 Ukuran dan Kapasitas Kapsul...........................................................
2.1.4 Formula.............................................................................................
2.1.5 Cara Pembuatan................................................................................
2.2 Tablet Effervescent..............................................................................
2.2.1 Pengertian Tablet Effervescent.........................................................
2.2.2 Kelebihan Tablet Effervescent.........................................................
2.2.3 Kekurangan Tablet Effervescent......................................................
2.2.4 Preformulasi......................................................................................
2.2.5 Bahan Baku Pembuatan....................................................................
2.2.6 Cara Pembuatan................................................................................
2.2.7 Kemasan...........................................................................................
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................
3 | M a k a l a h
4 | M a k a l a h
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapsul gelatin pertama kali di patenkan oleh F.A.B.Mothes,
mahasiswa dan Dublanc, seorang farmasis. Paten mereka diperoleh pada tahun
1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang terdiri dari
satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin
panas sesudah diisi. Penggunaan kapsul gelatin ini menyebar bahkan
diproduksi oleh banyak Negara di eropa dan amerika. Pembatasan penggunaan
paten kapsul gelatin pada perusahaan tertentu saja, memicu dua bentuk kapsul
baru. Pada tahun 1839 di Paris, Garot menciptakan produk salut lapis tipis, pil
salut gelatin. Pada tahun 1846 famasis paris lainnya J.C. Lebhubby
mematenkan kapsul 2 bagian yang sampai saat ini masih digunakan.
Sedangkan tablet effervescent yaitu tablet berbuih yang dibuat dengan
cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan
lain yang mampu melepaskan gas atau berbuih ketika bercampur dengan air.
Tablet effervecent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara tepat
dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Tablet khususnya dibuat dengan
jalan pengempa bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik
seperti asam sitrat, asam tartat dan natrium bikarbonat. Bila tablet dimasukkan
dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan menghasilkan CO2
serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu satu menit
atau kurang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kapsul?
2. Apa itu kapsul keras dan kapsul lunak?
3. Bagaimana ukuran dan kapasitasnya?
4. Bagaimana cara pembuatan kedua kapsul tersebut?
5. Apa yang dimaksud tablet effervescent?
6. Apa kelebihan dan kekurangan tablet effervescent?
7. bagaimana kriteria preformulasi?
5 | M a k a l a h
8. Apa saja bahan baku pembuatan tablet effervescent?
9. Metode apa saja yang digunakan dan bagaimana proses pembuatannya?
10. Bagaimana pengemasannya?
6 | M a k a l a h
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kapsul
2.1.1 Pengertian Kapsul
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, kapsul adalah
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat
juga terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai.
2.1.2 Kapsul Keras
Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika
Serikat pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen
karena penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain
sedimikian rupa sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul
dapat disi dengan berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk
sampai dengan cairan berbahan dasar minyak.
Kapsul keras merupakan kapsul yang cangkangnya terbuat dari
gelatin berkekuatan gel relatif tinggi. Kapsul ini dapat pula dibuat dari
pati atau bahan lain yang sesuai.
Kapsul cangkang keras dapat juga terdiri dari :
- Zat warna yang diijinkan atau zat warna dari berbagai macam
oksida besi.
- Bahan opak/pemburan seperti titanium dioksida.
- Bahan pendispersi.
- Bahan pengeras seperti sukrosa.
- Pengawet
Cangkang kapsul ini umumnya mengandung air antara 10-
15%. Apabila disimpan dalam lingkungan dengan kelembapan tinggi,
penambahan uap air akan diabsorbsi oleh kapsul dan kapsul keras ini
akan rusak dari bentuk kekerasannya. Sebaliknya dalam lingkungan
udara yang sangat kering, sebagian uap air yang terdapat dalam kapsul
gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi rapuh serta mungkin
rapuh apabila dipegang.
7 | M a k a l a h
2.1.3 Kapsul Gelatin Lunak
Kapsul ini terbuat dari gelatin yang ditambah gliserin atau alkohol
polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik.
Umumnya kapsul ini berbentuk bundar, lonjong, bentuk pipa, membujur
yang dapat diisi cairan, suspensi, bahan bentuk pasta, atau serbuk kering.
Pembuatan kapsul ini, pengisian dan penyegelan dilakukan secara
berkesinambungan dengan mesin khusus. Kapsul ini digunakan untuk
diisi obat- obat cair, atau larutan obat, dan juga bahan- bahan mudah
menguap, atau obat yang mudah mencair bila terkena udara.
2.1.4 Ukuran dan Kapasitas Kapsul
Kapsul cangkang keras saat ini diproduksi dalam sebelas ukuran
yaitu:
- untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
- untuk hewan : 10, 11, 12
Tujuan pemakaian
Nomorcangkang
Kapasitas (ml)
Untuk manusia
5 0,124 0,213 0,302 0,371 0,500 0,6700 0,95000 1,36
Untuk hewan
10 3011 1512 7,5
Gambar Kapasitas rata-rata kapsul gelatin keras (dalam ml)
2.1.4 Formula
Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai
gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent.
Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit
jangat), babi (hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan
produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan bangan bukan bahan
tambahan pangan.
8 | M a k a l a h
Pada prinsipnya gelatin dapat dibuat dari bahan yang kaya akan
kolagen seperti kulit dan tulang baik dari babi maupun sapi atau hewan
lainnya. Akan tetapi, apabila dibuat dari kulit dan tulang sapi atau hewan
besar lainnya, prosesnya lebih lama dan memerlukan air pencuci/penetral
(bahan kimia) yang lebih banyak, sehingga kurang berkembang karena
perlu investasi besar sehingga harga gelatinnya menjadi lebih mahal.
Sedangkan gelatin dari babi jauh lebih murah dibanding bahan
tambahan makanan lainnya. Itu karena babi mudah diternak. Babi dapat
makan apa saja termasuk anaknya sendiri. Babi juga bisa hidup dalam
kondisi apa saja sekalipun sangat kotor. Dari segi pertumbuhan, babi
cukup menjanjikan. Seekor babi bisa melahirkan dua puluh anak
sekaligus. Karena sangat mudah dikembangkan, produk turunan dari babi
sangat banyak.
Produksi tahunan gelatin mencapai 300 ribu ton per tahun di
seluruh dunia, biasanya diperoleh dari kulit babi, dan tulang sapi atau
babi. Akan tetapi sekarang tulang ikan sudah mulai digunakan untuk
dibuat gelatin berdasarkan pertimbangan keagamaan.
2.1.5 Cara PembuatanProses pembuatan gelatin secara umum dapat digolongkan menjadi
3 tahap utama, yaitu:
a.Tahap persiapan, yang bertujuan menghilangkan pengotor yang
terdapat di bahan baku.
b.Tahap ekstraksi utama, dilakukan dengan bantuan air panas atau
larutan asam yang diencerkan.
c.Tahap pemurnian.
Proses Pembuatan Cangkang Kapsul Keras:
- Melting, pembuatan larutan gelatin 25-30%, bahan dasar capule
berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas yang telah di
demineralisasi. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna
dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk
campuran yang homogen.
9 | M a k a l a h
- Pencetakan, Bahan dasar ini dimasukkan kedalam mesin
pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang
siap untuk digunakan.
- Sorting, cangkang kapsul yang sudah jadi akan diperiksa sesuai
dengan standar cGMP. Selain pemeriksaan itu dimensi kapsul
seperti ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk
memastikan cangkang kapsul siap digunakan pada proses
pengisian kapsul. Cangkang kapsul mempunyai standar dimensi
fisik tertentu yang dipakai sebagai acuan pada saat proses filling
kapsul. Standar ukuran kapsul dapat dilihat pada tabel berikut:
10 | M a k a l a h
2.2 Tablet Effervescent
2.2.1 Pengertian Tablet Effervescent
Talet effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika
dimasukkan ke dalam air, kemudian terdesintegrasi dan larut. Buih yang
keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi
antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas karbondioksida
ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan
kelarutan zat aktif. Selain itu gas karbondioksida ini juga memberi rasa
segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi.
Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga
menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam sedikit
berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan
yang membuat sediaan effervescent dapat diterima di masyarakat.
Effervescent adalah timbulnya gas dari suatu cairan sebagai hasil reaksi
kimia.
2.2.2 Kelebihan Tablet Effervescent
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam
waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet
effervescent dapat menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan
rasa yang enak karena ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa
pada beberapa obat tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik
bila dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat diberikan
kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau
kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga
absorpsinya lebih mudah, dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil
11 | M a k a l a h
apabila disimpan dalam bentuk larutan, jadi obat dapat dibuat dalam
bentuk sediaan tablet effervescent agar stabil.
2.2.3 Kekurangan Tablet Effervescent
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent
juga memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam
pengemasannya. Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus
dibuat dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-
25% jadi sulit untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai
reaktivitas effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk
mesin cetak tablet harus berada dalam ruangan khusus. Sedangkan dalam
segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah
yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari
kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya
terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah
sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal.
2.2.4 Preformulasi
Kandungan tablet effervescent merupakan campuran asam (asam
sitrat, asam tartrat) dan basa (natrium bikarbonat), yang jika dilarutkan
dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida
yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh
asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit
atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak
langsung ditelan.
Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet
effervescent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat
rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat
yang kering. Karakteristik komponen tablet effervescent:
Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi
tablet effervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet
konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama.
12 | M a k a l a h
Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk
mendapatkan talet yang sesuai persyaratan seperti ukuran partikel,
bentuk partikel, granulometri, keseragaman distribusi, aliran bebas
granul dan granul haruus dikompresi.
Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet
effervescent yang lebih penting dari tablet konvensional yaitu
kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus
kering. Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering
(mengandung lembab) maka erjadi reaksi asam dan karbonatnya
akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan
terurai. Sekali dimulai reaksi maka berlanjut lebih cepat karena
produk samping reaksi adalah pertambahan air.
Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 CH2COONa + 3 CO2 + 3 H2O
Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keadaan
anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi.
Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air
dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul
yang terlampau kering tidak dapat dikempa.
Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet
effervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi effervescent
tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat.
Kecepatan kelarutan lebih penting daripada kelarutan karena zat
yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut
lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet
desintegrasi.
2.2.5 Bahan Pembuatan
Pada pembuatan tablet effervescent, diperlukan sumber asam dan
sumber basa. Sumber basa yang dibutuhkan untuk reaksi effervescent
dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu asam makanan, anhidrida
asam dan garam asam. Asam makanan paling umum dipergunakan sebab
13 | M a k a l a h
terjadi di alam dan digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Asam
makanan antara lain adalah asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam
fumarat, asam suksinat dan asam adipat.
Asam sitrat merupakan asam makanan yang paling umum
dipergunakan karena harganya relatif murah, disamping itu mempunyai
sifat: mudah larut, mempunyai kekuatan asam yang tinggi, dalam granul
dapat membentuk partikel kecil, mempunyai sifat mudah mengalir,
banyak digunakan untuk makanan dalam bentuk monohidrat. Anhidrida
asam makanan dapat digunakan dalam produk effervescent, bila
dicampur dengan air, anhidrida asam terhidrolisa menjadi asamnya, yang
dapat bereaksi dengan sumber karbonat yang tersedia untuk
menghasilkan effervescent. Jika kecepatan hidrolisa terkontrol, asam
akan secara kontinu dihasilkan ke dalam larutan yang dapat
menghasilkan reaksi effervescent dengan jumlah yang besar. Contoh
anhidrida asam adalah anhidrida asam suksinat, asam sitrat anhidrida.
Garam asam tertentu berguna dalam formula produk effervescent antara
lain natrium dihidrogen phosphat, dinatrium dihidrogen phosphat, garam
asam sitrat, natrium asam sitrat.
Sumber basa, umumnya adalah garam karbonat yang padat dan
kering menghasilkan gas karbondioksida pada sebagian besar produk
effervescent. Bentuk bikarbonat dan karbonat berguna dengan
pembentukan yang lebih reaktif, dan paling sering digunakan. Sumber
karbonat yang dapat digunakan antara lain natrium bikarbonat, natrium
karbonat, kalium bikarbonat, kalium karbonat, natrium seskuikarbonat,
natrium glisin karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat, amorphous
kalsium karbonat. Natrium bikarbonat merupakan sumber utama
karbondioksida dalam sistem effervescent.
Natrium bikarbonat larut sempurna dalam air, tidak bersifat
higroskopis, tidak mahal, tersedia secara komersial dalam lima macam
ukuran partikel dari serbuk sampai granul free flowing, merupakan
logam alkali yang paling lemah, memiliki pH 8,3 di dalam larutan berair
dengan konsentrasi 0,85% dan menghasilkan 52% karbondioksida.
14 | M a k a l a h
Natrium karbonat merupakan bahan baku yang berguna dalam formulasi
tablet effervescent karena efeknya sebagai sumber karbondioksida,
memiliki pH 11,5 dalam larutan berair dengan konsentrasi 1% dan
natrium karbonat juga menunjukkan efek stabilisasi jika dipergunakan
dalam sediaan effervescent, karena kemampuannya mengabsorpsi
kelembapan dengan baik, sehingga mencegah reaksi effervescent yang
pertama. Atas pertimbangan tersebut, bentuk anhidrat lebih baik daripada
bentuk hidrat yang juga tersedia.
2.2.6 Cara Pembuatan
Proses pembuatan tablet effervescent membuutuhkan kondisi
khusu, kelembaban harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk
mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh
kelembaban dari udara. Kelembaban relatif maks. 25% dengan suhu
25°C dapat menghindari masalah dengan lembab atmosfir.
Granulasi basah, umumnya sama dengan tablet konvensional.
Prosesnya:
Pemanasan, biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena
proses ini sangat tidak kontan dan sulit dikendalikan maka jarang
digunakan.
Granulasi dengan cairan reaktif, bahan penggranulasi yang efektif
adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1%-0,5%)
yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi
menghasilkan granul. Caranya dengan memasukkan komponen
yang paling medah menanngkap air terlebih dahulu. Granul yang
masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu
tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk
menghasilkan air sehingga tablet menjadi stabil.
Granulasi dengan cairan non aktif, cairan yang digunakan adalah
etanol dan isopropanil. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke
dalam campuran pada mesin pencampur. Dalam hal ini perlu
ditambahkan pengikat sekring seperti PVP. Setelah itu masa granul
15 | M a k a l a h
dimaukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian dihaluskan
lagi baru dicetak.
Granulasi kering, bahan harus lewat dari ayakan no 60. Bahan
dicampur, asam sitrat ditambhakan untuk menjaga kehilangan airnya.
Campuran ditempatkan pada piring atau wadah yang cocok dalam oven
100°C selama 5-10 menit. Panas menyebabkan air kristal dibebaskan
untuk mengurangi kelembaban serbuk. Massa bubur ditekan dengan
tongkat kayu atau spatula yang resisten. Asam akan melewati pengayak
no 6, panaskan 50°C dan ayak no 6 lagi.
Panas kering dari oven cukup baik untuk penyiapan garam
effervescent dalam jumlah besar, tapi kadang kurang baik untuk jumlah
kecil karena pemanasan lambat menyebabkan terlalu banyak pemanasan
pasa campuran. Untuk jumlah kecil, panas yang lebih cepat dari
waterbath atau pemanas ganda lebih baik. Campuran serbuk dikemas
dalam dasar kontainer dicelupkan dalam air panas. Konsistensi tinggi dan
dapat dites dengan penekanan pada permukaan campuran. Granulasi
dilanjutkan. Granulasi kering dilakukan dengan dua cara. Prosesnya:
Slugging (bongkahan), dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran
besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dimasukkan ke
dalam mesin granulasi (granulator) untuk dihaluskan menjadi
ukuran yang dikehendaki.
Kompaktor, menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang
mengempa serbuk prmix menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua
rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul
dalam mesin granul.
Granulasi cara fluidisasi, suatu campuran serbuk kering dari
sumber asam dan karbonat disuspensikan dalam aliran udara panas,
campuran diaduk dan mengalir secara tetap dalam udara, kemudian suatu
jumlah cairan penggranulasi, biasanya air, disemprotkan ke dalam atau
kepada campuran yang mengalir tadi. Dengan penambahan sedikit air
maka terjadi reaksi. Sebentar sebelum cairan menguap, maka proses ini
pereaksinya terbatas hanya pada pembentukan granul saja. Prosedur ini
16 | M a k a l a h
mempunyai keuntungan yaitu pencampuran komponen dan granulasi
serta pengeringan dilakukan 1 kali dan kehilangan CO2 sedikit.
2.2.7 Kemasan
Pengemasan yang dapat dipilih berupa sachet, strip dan blister
namun bagian bawahnya dilapisi aluminum foil agar kedap air atau
tabung namun bagian dalamnya dilapisi aluminum foil agar kedap air.
17 | M a k a l a h
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18 | M a k a l a h
DAFTAR PUSTAKA
Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition.
London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-
399, 500-504
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Hadisoewignyo, Lannie dan Achmad Fudholi. 2013. Sediaan Solida. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lachmann, L., Liebermann, H. Dan Kanig, J. 1987. The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy. Phildelphia: Lea and Febigher
19 | M a k a l a h