masyarakat madani dan perda syariahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/siti...

103
MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas Islam dalam Pembuatan dan Implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Siti Arpiah 11151120000027 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1440 H

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH

(Studi Atas: Partisipasi Ormas Islam dalam Pembuatan dan

Implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Siti Arpiah

11151120000027

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

Page 2: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

i

MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH

Partisipasi Ormas Islam dalam Pembuatan dan Implementasi

Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Siti Arpiah

11151120000027

Pembimbing

Dr. Shobahussurur, M.Ag

NIP. 19641130199803 1001

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

Page 3: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

ii

Page 4: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama :Siti Arpiah

NIM :11151120000027

Program Studi :Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (STUDI ATAS

PARTISIPASI ORMAS ISLAM DALAM PEMBUATAN DAN

IMPLEMENTASI PERDA NO 8 TAHUN 2005 KOTA TANGERANG)

dan telah diujikan dalam sidang skripsi

Jakarta, 03 juli 2019

Mengetahui Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr, Iding Rasyidin, M.Si Suryani, M.Si

NIP. 19701013200501 1003 NIP:19770424 207710 2 003

Page 5: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

iv

Page 6: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

v

ABSTRAKSI

SITI ARPIAH

MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH ( Studi Atas

Partisipasi Ormas Islam dalam Pembuatan dan Implementasi Perda No 8

Tahun 2005 Kota Tangerang)

Penelitian ini menganalisa tentang partisipasi ormas Islam dalam pembuatan

dan implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang larangan

prostitusi atau pelacuran. Perda syariah ini dibuat untuk mengikat masyarakat agar

moral dan akhlak masyarakat Kota Tangerang tetap pada aturan dan norma

sehingga tidak meresahkan orang lain.

Partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan implementasi kebijakan publik

khususnya pada perda No 8 Tahun 2005 cukup bervariasi, Partisipasi ormas Islam

mulai dari menghadiri hearing atau proses mendengarkan pendapat oleh elemen

masyarakat, melakukan lobby agar tercapainya keinginan serta menjadikan kader

sebagai penyambung agar semua aspirasi dapat tersalurkan, cara

mensosialisasikan perda yang berbeda-beda yang dibarengi dengan acara rutin

seperti tahlilan, pengajian, hari santri nasional dan maulid Nabi. Dalam

Implementasi yang dilakukan pemerintah, dengan menangkap dan memberikan

sanksi terhadap pelaku prostitusi bahkan pemerintah Kota Tangerang juga

menyediakan rumah singgah untuk pelaku prostitusi yang tertangkap untuk

dilakukan pembinaan agar mereka memiliki keahlian tanpa melakukan prostitusi,

yang menarik dalam perda syariah ini karena Perda ini dibuat oleh Wahidin Halim

(WH) yang latar belakang partai politiknya bukan berasal dari partai Islam.

Ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dapat menyalurkan

aspirasi publik melalui partai politik, Muhammadiyah melalui PAN sedangkan

NU melalui PKB dan PPP sementara FPI secara praktis memang tidak memiliki

partai politik sehingga lebih memilih pendekatan personal..

Teori dan konsep yang digunakan penulis dalam meneliti meliputi,

masyarakat madani, dan perda syariah. Teori dan konsep tersebut digunakan agar

penelitian dapat terkonsep dan lebih terarah. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif untuk mengkaji dan menelaah lebih jauh mengenai sejauh mana

partisipasi ormas Islam dalam proses pembuatan kebijakan tingkat lokal.

Kata Kunci: Masyarakat, Ormas, Perda, Islam

Page 7: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Masyarakat

Madani dan Perda Syariah Studi atas Partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan

dan Implementasi Kebijakan Publik Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang”,

penelitian ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

Strata satu pada Program Studi Ilmu Politik, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan ,

oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.

Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak,

sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materi baik langsung maupun

tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama

kepada yang saya hormati:

1. Ibu Prof.Dr. Hj. Amani Burhanuddin Lubis, M.A selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr Alimun Hanif, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A. Bakir Ihsan, M.Si selaku wakil Dekan Bidang Akademik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

vii

4. Ibu Dzuriyatun Toyibah, M,Si., M.A selaku wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Badrus Shaleh, S.Ag., M.A sekalu wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan

6. Bapak Dr, Iding Rasyidin, M.Si selaku Prodi Ilmu Politik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Suryani, M.Si selaku wakil Prodi Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Dr. Shobahussurur, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya

yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan, serta kritik dan saran

dalam penyusunan skripsi.

9. Bapak Idris Thaha, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan skripsi.

10. Bapak/ibu dosen dan staff di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Alm Napis dan ibu wati serta kakak

penulis Astri dan keluarga besar H. Sahad yang selalu mendoakan,

memberikan motivasi dan pengorbanan baik dari segi moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

12. Bapak KH. Abdurrahman, Ketua DPC Muhammadiyah Kota Tangerang, telah

menjadi Narasumber dalam penelitian ini.

13. Bapak KH. Hambali Mulyadi, Ketua DPP Front Pembela Islam Kota Tangerang,

telah menjadi Narasumber dalam penelitin ini.

Page 9: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

viii

14. Bapak Ezul anggota PC NU, Kota Tangerang menjadi Narasumber dalam penelitin

ini.

15. Andika Satrio R yang telah memberikan semangat agar penulis menyelesaikan

skripsi tepat waktu.

16. Teman-teman Ilmu Politik A 2015, dan buat sahabat-sahabat redbull, Nurhidayat,

Adnan, Adelia, Daffa, Cahya, Nabila, Dimas, Fais, Desi, Lila, Andi, Helma dan inas

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu telah membantu dalam proses pembuatan skripsi,

penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi

masukan bagi pemerintah.

Jakarta, 2019

Siti Arpiah

Nim: 11151120000027

Page 10: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL......................................................................................... i

LEMBAR PENYATAAN BEBAS PLAGIARISME................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI........................... iii

PENGESAHAN TEAM PENGUJI SKRIPSI............................................ iv

ABSTRAK.................................................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah.......................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian....................................................... 14

C. Tujuandan Manfaat Penelitian.......................................... 14

D. Tinjauan Pustaka.............................................................. 15

E. Metode Penelitian............................................................. 18

F. Teknik Penulisan............................................................... 20

G. Sistematika Penulisan........................................................ 21

Page 11: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

x

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL

A. Masyarakat Madani............................................................. ....... 22

B. Karakteristik Masyarakat Madani............................................... 28

C. Peraturan Daerah......................................................................... 30

D. Tahapan Proses Pembuatan Peraturan Daerah....................... ..... 31

E. Syariah Islam................................................................................ 35

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELTIAN DAN PROSES

PEMBUATAN PERATURAN DAERAH

A. Gambaran Umum Kota Tangerang............................................... 39

A.1 Kondisi Fisik dan Wilayah Kota Tangerang......................... 39

A.2 Visi dan Misi Kota Tangerang................................................ 41

B. Latar Belakang Pembuatan Perda.............................................. 42

C. Proses Pembuatan Perda.............................................................. 48

D. Perda Syariah Provinsi Banten..................................................... 50

BAB IV PERAN ORMAS ISLAM DALAM PEMBUATAN DAN

IMPLEMENTASI PERDA NO 8 TAHUN 2005 KOTA TANGERANG

A. Partisipasi Ormas Islam dalam Pembuatan Kebijakan Publik..... 51

1. Partisipasi Muhammadiyah dalam proses pembuatan perda No 8 Tahun

2005 Kota Tangerang.......................................................................... 52

2. Partisipasi Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dalam proses pembuatan

perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang.............................................. 54

3. Partisipasi Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI) dalam proses

pembuatan perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang......................... 56

B. Implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang................ 59

C. Permasalahan Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang............... 62

Page 12: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 67

B. Saran........................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. xv

LAMPIRAN

Page 13: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Tahapan pembuatan kebijakan..............................................................38

Bagan 3.1 Proses Pembuatan Kebijakan Publik Tingkat Lokal............................ 49

Bagan 3.2 Peta Lokasi Kota Tangerang...................................................................43

Page 14: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data OperasiPenelitianPenegakan Perda periode 2012-2017.................... 6

Tabel 3.1 daftar Peraturan Daerah yang bernuansa Syariah di Provinsi Banten.... 49

Tabel 4.1 Partisipasi Ormas dlm pembuatan dan Implementasi kebijakan publik.. 58

Page 15: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xiv

DAFTAR SINGKATAN

Ormas : Organisasi Masyarakat

Perda: Peraturan Daerah

Raperda: Rancangan Peraturan Daerah

DPRD: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPR: Dewan Perwakilan rakyat

FPI: Front Pembela Islam

NU: Nahdlatul Ulama

Takdir: Tim Advokasi Perda Diskriminatif

LBH APIK: Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Untuk Keadilan

Satpol PP: Satuan Pamong Praja

NKRI: Negara Kesatuan Republik Indonesia

PSK: Pekerja Sex Komersial

Page 16: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Dalam penelitian ini Penulis meneliti partisipasi Organisasi Masyarakat

(Ormas) Islam terhadap pembuatan dan implementasi kebijakan publik tingkat

lokal melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota Tangerang, serta permasalahan-

permasahan yang timbul akibat Perda No 8 Tahun 2005, dengan berfokus pada 3

(tiga) Ormas yaitu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela

Islam (FPI). Partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan pengimplementasian

pada Perda No 8 Tahun 2005, tentang larangan melakukan praktek prostitusi di

Kota Tangerang, penulis memfokuskan penelitian ini pada Perda No 8 Tahun

2005 yang dalam implementasiannya masih rancu karena 3 masyarakat Kota

Tangerang sudah menjadi korban Perda tersebut.

Dalam pengimplementasian kebijakan publik yang telah dibuat oleh

pemerintah, membutuhkan partisipasi dari semua elemen yang ada dalam

masyarakat, salah satunya adalah Ormas. Partisipasi politik merupakan kegiatan

kelompok atau individu yang ikut berperan aktiv dalam kehidupan politik dengan

cara memilih pemimpin negara dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.1Agar

Perda yang dibuat oleh pemerintah dapat berjalan dengan sesuai keinginan

pemerintah membuat Perda pendukung yang saling berkersinambungan, yaitu

Perda pendukungnya adalah Perda No 7 Tahun 2005 yaitu larangan penjualan

minuman beralkohol, dengan adanya Perda larangan prostitusi dan minuman

1Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), 367.

Page 17: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

2

beralkohol, pemerintah berharap moral dan akhlak masyarakat Kota Tangerang

dapat mencerminkan visi dan misi Kota Tangerang yaitu menjadikan kota yang

berakhlakul karimah.

Kebijakan publik tingkat lokal yang berupa Perda, Perda No 8 Tahun 2005

Kota Tangerang yang sudah menimbulkan kontroversi, karena banyak pihak yang

menjadi korban sehingga mengakibatkan kerugian baik secara moril maupun

finansial, dalam hal ini adalah kaum perempuan yang paling sering menjadi

korban. Atas berlakunya Perda No 8 Tahun 2005, karena hilangnya cara

musyawarah sehingga dalam kehidupan masyarakat banyak main hakim sendiri

tanpa mendengarkan penjelasan orang lain.

Kota Tangerang yang masyarakatnya mayoritas memeluk agama Islam dan

masih menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Diharapkan mampu menjaga serta

mempertahankan nilai norma yang ada dalam masyarakat, jika melihat pada Perda

yang penulis fokuskan yaitu Perda larangan melakukan prostitusi. Sudah jelas

prostitusi atau pelacuran dalam agama Islam dilarang, semua agama melarang

karena antara laki-laki dan perempuan yang bukan merupakan pasangan halal atau

tidak menikah dalam Islam lebih banyak mudharatnya.

Ormas Islam yang merupakan bagian dari masyarakat madani, di era

reformasi lebih memiliki ruang, gagasan masyarakat madani sendiri tidak lepas

dari pemikir para intelektual Muslim yang pada saat itu perkembangan

masyarakat madani berpihak pada pemberdayaan masyarakat.

Perkembangan masyarakat madani tidak terlepas dari wacana civil society,

dalam perkembangannya, masyarakat madani yang senantiasa melibatkan

Page 18: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

3

intelektual muslim wacana civil society banyak disuarakan oleh para golongan

yang sering menyebut sebagai Muslim transformis atau sering disebut juga

“sosialis-demokrat-Islam” atau “transformis-sosial-Islam”.2

Kota Tangerang yang masyarakatnya merupakan mayoritas umat Islam dan

banyak organisasi Islam yang berpengaruh dan mempengaruhi pembuatan

kebijakan publik tingkat lokal. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 3

Ormas yang dapat mewakili elemen yang ada dalam masyarakat madani yakni

Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela Islam (FPI). ketiga

Ormas tersebut menurut penulis dapat memperjuangkan permasalahan yang ada

dalam masyarakat. Khususnya dalam masalah sosial-ekonomi, karena hal tersebut

merupakan permasalahan paling kompleks yang terjadi dalam masyarakat, dan 3

Ormas tersebut mampu menyuarakan aspirasi masyarakat Kota Tangerang karena

memiliki banyak anggota yang menduduki jabatan di pemerintahan.

Khususnya pada Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang larangan

prostitusi, jika melihat penjabaran penulis di atas tentang Perda larangan prostitusi

yang merugikan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis mengambil 3

kasus yang diakibatkan oleh Perda larangan prostitusi. Kasus pertama menimpa

Ny Lilis yang terjadi di Gerendeng Tangerang Lilis merupakan perempuan yang

baru pulang berkerja pada jam 22.00 yang pada saat itu ditahan oleh anggota

Trantib (Ketentraman dan ketertiban) Kota Gerendeng karena dianggap sedang

melalukan praktek prostitusi sehingga Trantib (Ketentraman dan ketertiban)

mengamankan Lilis, saat terjadi kasus penangkapan Ny Lilis yang sedang

2Fachry Ali dan Bachtiar Effendy, Merambah Jalan Baru Islam , (Jakarta: Mizan, Cet1

1986), 164-174.

Page 19: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

4

menunggu suaminya menjemput tiba-tiba diamankan oleh Trantib, karena Ny

Lilis dijemput pada pukul 22.30 dan batas dari seorang perempuan berada dijalan-

jalan, menurut Perda larangan prostitusi pada pukul 19.00-22.00. setelah

diamankan dan dibawa pada pihak berwajib Ny Lilis dikenakan denda sebesar

Rp. 300.000, kasus kedua, terjadi pada Dhia ia menjadi wanita yang diamankan

aparat setempat, karena sedang menunggu rekannya di tepi jalan di daerah

Cipondoh pada jam 24.00, Linda yang merupakan seorang aktivis perempuan dan

anak juga menjadi korban Linda yang pada saat itu sedang menunggu temannya

yang sedang menjemput anak-anak.3

Ketiga kasus diatas, merupakan realita yang ada dilapangan, karena

berlakunya Perda No 8 Tahun 2005 tentang larangan prostitusi, jika melihat dari

ketiga kasus di atas sudah jelas bahwa yang menjadi korban dari dampak

berlakunya Perda larangan prostitusi di Kota Tangerang mendapatkan kritik

seperti dari Komnas perempuan, Komnas HAM dan juga mendapatkan reaksi

keras dari masyarakat yang paling bereaksi adalah Tim Advokasi Perda

Diskriminatif (Takdir) hingga mengajukan gugatan hak uji materil (judicial

review). Perda larangan prostitusi Kota Tangerang mendapatkan kecaman dari

berbagai elemen masyarakat seperti Komnas perempuan, Komnas HAM, Takdir

(Tim Advokasi Perda Diskriminatif) dalam masyarakat sendiri, seperti dari

seniman, praktisi hukum hingga Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan

Untuk Keadilan (LBH APIK) yang menjadi fokus keberatan LBH APIK adalah

3Inilah Perda pelacuran Tangerang yang kontroversial itu, https://m.detik.com/inilahh-

Perda-pelacuran-Tangerang-yang-kontroversial-itu, diakses pada 26 November 2018.

Page 20: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

5

padapasal 44 dan pasal 5 mereka menganggap pasal tersebut sangat mencederai

perempuan karena menganggap main hakim sendiri dan melanggar asas praduga

tak bersalah.

Setelah menjabarkan bagaimana peran dan tanggapan masyarakat madani

yang dalam penelitian ini yang merupakan Ormas Islam terhadap Perda No 8

Tahun 2005, seperti yang telah disebutkan di atas, penelitian ini akan berfokus

pada keterlibatan masyarakat madani dalam hal ini adalah Ormas Islam dalam

proses pembuatan dan impelementasi Peraturan Saerah (Perda). Karena secara

teoretis, organisasi massa (Ormas) merupakan salah satu wadah masyarakat dalam

menyuarakan pendapat, keinginan, serta mengungkapkan persoalan yang sedang

mereka hadapi, karena tersedianya wadah untuk menyuarakan segala aspirasi

mereka, yang dalam hal ini dilakukan oleh Ormas Islam sehingga membuat warga

lebih mudah menyuarakan berbagai permasalahan yang sedang mereka hadapi

sehingga pemerintah dapat lebih mengetahui situasi yang ada dalam masyarakat

sebenarnya.

Dalam pembuatan Perda tersebut pemerintah ingin mewujudkan visi dan

misi Kota Tangerang, yaitu menjadi Kota yang berakhlakul karimah untuk

mewujudkan visi dan misi Kota Tangerang, pemerintah membuat Perda yang

dapat mengikat moral dan perilaku masyarakat, salah satunya adalah Perda

larangan prostitusi dengan adanya Perda larangan prostitusi juga dapat menekan

tingkat kriminalitas yang kerap terjadi di Kota Tangerang. Dalam Perda ini

4Perda Kota Tangerang No 8 Tahun 2005, Bab 2 pasal 4: (1) setiap orang yang sikap atau

perilakunya mencurigakan, sehingga menimbulkan suatu anggapan bahwa ia/mereka pelacur

dilarang berada dijalan-jalan umum, dilapangan-lapangan, dirumah penginapan, losmen, hotel,

asrama, rumah penduduk/kontrakan, atau di lorong-lorong jalan atau tempat-tempat lain di Daerah.

Serta denda Rp. 300.000 dan hukuman 5 bulan penjara.

Page 21: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

6

pemerintah mempercayakan Trantib yang memiliki wewenang untuk menindak

serta Satuan Pamong Praja (Satpol PP) untuk melakukan penangkapan daerah-

daerah yang dianggap sebagai tempat praktek prostitusi di Kota Tangerang.

Tabel 1 Hasil Kegiatan Operasi Penelitian Penegakan Peraturan

Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2005, Tahun 2013-2017

No Tahun PSK P. Selingkuh p. Pacaran Waria Jumlah

1 2013 47 146 68 3 264

2 2014 1 250 127 0 378

3 2015 0 343 138 2 483

4 2016 11 141 77 0 229

5 2017 12 162 81 0 255

Total 71 1042 491 5 1609

Sumber: Satpol PP Kota Tangerang 2017

Dari tabel di atas setelah melihat data yang diberikan oleh Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang dapat kita lihat bahwa angka

perzinahan cukup banyak serta pasangan-pasangan yang belum sah di Kota

Tangerang cenderung naik setiap tahunnya. Sehingga membuat pemerintah

semakin gencar untuk melakukan pembinaan, kasus perzinaan di Kota Tangerang

yag terus meningkat setiap tahunya membuat keresahan khususnya pemerintah

karena pemerintah dianggap gagal dalam mengurangi angka perzinaan dan belum

mampu menyadarkan masyarakat bahwa hal tersebut dilarang, tidak hanya

pemerintah perzinaan juga meresahkan masyarakat karena selain dilarang oleh

agama juga banyak menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Karena melihat

banyaknya kasus perzinaan penulis ingin meneliti sejauh mana partisipasi Ormas

dalam pembuatan dan pengimplementasian kebijakan publik tingkat lokal.

Muhammadiyah dan NU yang merupakan 2 Ormas terbesar di Kota

Tangerang memandang kebijakan publik sebagai sesuatu yang sifatnya

berhubungan langsung dengan masyarakat baik sesuatu yang mengatur

Page 22: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

7

masyarakat atau hanya sekedar pendapat yang disampaikan oleh masyarakat.

Muhammadiyah dan NU berusaha memposisikan mereka sabagai sebuah

“jembatan” yang mehubungkan antara masyarakat dan pemerintah, sehinga

aspirasi mereka dapat di dengar dan menjadi pertimbangan pemerintah dalam

membuat kebijakan publik tingkat lokal. Dengan memiliki jumlah kader yang

banyak di Kota Tangerang Muhammadiyah dan NU berupaya menyambungkan

kepentingan masyarakat dengan pemerintah, yang dalam hal ini adalah

pengambilan kebijakan, baik Muhammadiyah maupun NU mengharapkan kader-

kader mereka yang menjabat di DPRD kabupaten/kota dapat selalu menyuarakan

aspirasi dan pednapat masyarakat serta tidak melupakan dasar dari organisasi

mereka.5

Muhammadiyah, NU dan FPI yang dalam hal ini hanya sebagai Ormas jika

dalam pengambilan kebijakan publik tingkat lokal. Peran Ormas hanya sebatas

sebagai penyambung antara pemerintah dan masyarakat. Ormas juga sekedar

menyampaikan usulan kepada pemerintah keputusan tetap berada pada

pemerintah karena sejatinya tugas Ormas hanya mengawal proses pembuatan

kebijakan publik tingkat lokal agar tidak berbenturan dengan masyarakat sehingga

kebijakan yang di buat dapat saling menguntungkan antara masyarakat dan

pemerintah.

Muhammadiyah dan NU memiliki pengertian yang berbeda dalam memaknai

kebijakan publik, menurut Muhammadiyah kebijakan publik merupakan upaya

5Massa Pendukung Peraturan Pelacuran dan Minuman Keras Anggap Kompas Tak

Objektif, diakses 24 Oktober 2018., http://metro.tempo.co,/read/75235/massa-pendukung-

peraturan-pelacuran-dan-minuman-keras-anggap-kompas-tak-objektif

Page 23: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

8

Muhammadiyah untuk mengatasi prihal masyarakat6

dalam hal ini, lebih

mengangkat permasalahan dan lebih berfokus pada pada lingkup anggotanya

sedangkan NU tidak hanya pada lingkup anggota NU lebih menyeluruh pada

lingkup masyarakat.7 Sedangkan menurut NU kebijakan publik adalah sarana

aspirasi masyarakat luas yang bukan hanya anggota NU tetapi semua masyarakat

Indonesia, NU sendiri siap menjadi wadah penyaluran aspirasi serta

memperjuangkan apa yang bisa mereka perjuangkan tetapi tetap sesuai dengan

peran NU, menurut FPI kebijakan publik sebagai apa yang dibuat pemerintah

untuk mengikat masyarakat agar masyarakat dapat tetap mendapatkan kontrol dari

pemerintah.

Dalam proses pembuatan kebijakan publik, Ormas memiliki peluang yang

cukup terbuka perubahan ini bisa dibandingkan jika di era orde baru dan era

reformasi yaitu dengan adanya perubahan secara jelas yang mengatur pembuatan

kebijakan publik, meskipun Ormas tidak memiliki peran yang banyak dalam

proses pengambilan kebijakan publik khususnya tingkat lokal, Ormas hanya

terlibat sebagai institusi yang mencoba melembagakan permasalahan masyarakat

dan anggotanya. Ormas Muhammadiyah dan NU dapat menyalurkan aspirasi

politik melalui partai politik, Muhammadiyah memalui partai PAN, NU melalui

partai PKB dan PPP sementara FPI secara praktik memang tidak memiliki binaan

partai politik, sehingga lebih memilih pendekatan personal. Ketiga ormas tersebut

6Wawancara Pribadi dengan, K.H. Abdurrahman, Ketua DPC Muhammadiyah Kota

Tangerang, Pada 15 Maret 2019. 7M Zainal Anwar, Efektifitas Strategi Engagement dalam Melambangkan Suatu Warga:

Studi terhadap rewang (Rembung Warga Peduli Anggaran) di Bantul. (Jakarta: Prakarsa, 2008),

48.

Page 24: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

9

siap berkerja sebagai penyambung antara pemerintah dan masyarakat untuk

menggali permasalahan yang timbul dalam masyarakat.

Dalam upaya menyuarakan aspirasi masyarakat NU dan Muhammadiyah

berupaya semaksimal mungkin seperti menggunakan jaringan yang ada dalam

pemerintahan karena tidak sedikit dari kader NU dan Muhammadiyah yang

menjabat sebagai pengambil kebijakan publik. Tetapi hal tersebut kurang

maksimal, karena dari pemerintah sendiri yang kurang melibatkan Ormas dalam

pengambilan kebijakan. Karena Ormas hanya sekedar masyarakat yang memiliki

badan, sedangkan dalam proses hearing atau mendengarkan pendapat elemen

masyarakat Ormas yang diundang dalam kegiatan tersebut hanya sebagai

pelengkap dan formalitas semata, karena dari undangan yang dihadiri Ormas

belum ada dampak yang signifikan dalam upaya penyelesaian persoalan yang

terjadi di masyarakat maupun dalam anggota Ormas sendiri.

Contohnya yang terjadi pada Perda No 8 Tahun 2005 Tentang larangan

melakukan pelacuran dalam Perda tersebut dianggap berbenturan kepentingan

antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan masyarakat dalam menyikapi

hal tersebut NU yang merupakan Ormas Islam selalu mengedepankan

kepentingan nilai-nilai agama dan kemaslahatan masyarakat, menurut NU jika

melihat kembali pada visi dan misi Kota Tangerang larangan praktek prostitusi

memang harus diberlakukan dan dianggap wajar karena dapat mencoreng citra

Kota Tangerang yang berpegang pada akhlakul karimah serta menjaga moral

masyarakat agar tetap sesuai dengan syariat agama, tetapi yang membuat

masyarakat keberatan adalah pasal yang terdapat dalam Perda tersebut yang ada

Page 25: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

10

pada bab 3 pasal 3 No 2 yaitu siapapun yang gerak-geriknya mencurigakan yang

diindikasi sebagai pekerja sex komersial akan dijerat hukuman penjara maksimal

5 tahun masa tahanan dan denda sebesar Rp. 300.000.00-,

Ormas dan masyarakat merasa keberatan pada pasal tersebut, karena menurut

mereka hal tersebut merugikan masyarakat yang tidak bersalah dan menjadi

korban salah tangkap. Akibat dari bunyi pasal di atas. Dalam Perda No 8 Tahun

20058. Masyarakat sendiri keberatan pada bab 3 pasal 3 No 2 yang menyebutkan

kalimat perilaku dan sikap yang mencurigakan sehingga menimbulkan kecurigaan

bahwa orang tersebut sebagai keperja sex komersial hal tersebut bertentangan

dengan prinsip hukum pidana yang seharusnya bersifat obyektif. Yang menjadi

permasalahan disini adalah kata “mencurigakan” yang dianggap menimbulkan

ketidakpastian serta tuduhan tidak mendasar, sehingga banyak masyarakat salah

paham dan main hakim sendiri9.

Perubahan Indonesia dari era sentralisasi menjadi desentralisasi membuat

relasi baru antara masyarakat dengan pemerintah, pada era desentralisasi

memberikan kesempatan pada organisai-organisasi yang saat orde baru tidak

banyak diberikan kesempatan dalam proses pembuatan kebijakan dan

pembangunan.10

Karena desentralisasi inilah maka oraganisai-organisasi seperti

Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela Islam (FPI) yang

dalam hal ini ketika Ormas yang memiliki banyak kader sehingga mendapatkan

kesempatan dalam proses perumusan pembangunan daerah secara luas tidak

8 Perda No 8 Tahun 2005 tentang “ Pelarangan Prostitusi.

9https//m.detik.com/news/berita/perda-pelacuran-tangerang-kontroversial, diakeses pada

11 Januari 2019. 10

Amitai Etzioni, Organisasi-Organisasi Modern, (Jakarta: UI dan Bradjaguna,1982), 35.

Page 26: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

11

dipungkiri dengan banyaknya jumlah kader dari Ormas, sehingga membuat Ormas

memiliki jaringan yang kuat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat.

Partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan kebijakan publik tingkat lokal

biasanya hanya hearing atau sekedar memberikan masukan, tetapi jika melihat

dari perspektif partisipasi, seharusnya yang menjadi point utama dalam tata kuasa

pemerintahan yaitu ada suara, akses dan kontrol. Suara merupakan kemampuan

setiap masyarakat atau intitusi untuk menyampaikan gagasan ide, permasalahan

yang sedang mereka hadapi dalam hal ini masyarakat diharapkan untuk

menyampaikan pendapat akan permasalahan-permasalahan yang sedang mereka

hadapi.

Akses, akses merupakan kemampuan masyarakat atau institusi menjangkau

ruang sehingga memberikan mereka peluang dan kesempatan untuk

memperjuangkan aspirasinya. Dalam akses sendiri ada dua hal yang terpenting

yaitu keterlibatan terbuka (inclusion), yaitu menyangkut bagaimana keterlibatan

masyarakat dan keikutsertaan (involvenment) yaitu bagaimana keikutsertaan

masyarakat dalam mengawal pembuatan kebijakan publik11

.

Setelah mengetahui teori partisipasi di atas, menurut penulis yang dilakukan

Ormas Islam Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela Islam

(FPI) masih jauh dari kata memuaskan, seperti pada konteks menyuarakan

pendapat atau aspirasi Ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) hanya

berbicara secara minimalis tanpa mendalam, hal tersebut terjadi karena model

jaring aspirasi yang dilakukan pemerintah secara apa adanya dan hanya ikut dalam

11

Fadillah Putra, Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik, Cet II, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003), 32.

Page 27: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

12

kegiatan sebelumnya sehingga pada kegiatan sekarang jaring aspirasi yang sudah

terahulu dan sekarang ada tetapi “ditumpangi” dengan jaring aspirasi.

Dalam proses mendengarkan pendapat atau hearing yang dilakukan

pemerintah, Ormas menganggap kurang terfokuskan karena pemerintah sendiri

membuat satu kegiatan tetapi memiliki banyak acara sehingga membuat proses

tersebut membuat anggota tidak fokus, yang seharusnya menjadi pembahasan

utama dalam kegiatan pembahasan menjadi terbagi sehingga kegiatan tersebut

kurang maksimal. Yang dilakukan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)

merupakan suatu pra kondisi atau syarat awal upaya untuk membahas suara

masyarakat. Karena untuk berperan secara maksimal membutuhkan sebuah

institusi yang terkonsolidasi, kuat dan mengakar agar semua pendapat dan aspirasi

dapat tersampaikan.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Kota Tangerang merupakan

organisasi yang besar, dengan memiliki jumlah anggota yang banyak dan dapat

dikatakan sebagai institusi karena Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)

sendiri sudah memiliki proses tawar (bergaining position) yang tinggi sehingga

berpeluang untuk mempengaruhi proses pembuatakan kebijakan publik tingkat

lokal, hal tersebut dimanfaatkan anggotanya dalam upaya untuk menyuarakan

asprasi masyarakat. Tetapi dalam hal ini Ormas masih harus berkerja keras

dengan tidak hanya berpaku pada pertemuan reguler organisasi saja, tetapi harus

berani melakukan pertemuan yang akan digunakan untuk melakukan serap

aspirasi masyarakat dan anggotanya.

Page 28: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

13

Muhammadiyah, NU dan FPI Ormas sendiri memiliki akses yang terbatas,

meskipun Nahdlatul Ulama (NU) berperan semaksimal mungkin dalam proses

pembuatan kebijakan publik tingkat lokal, tetapi balik lagi karena NU hanya

sekedar Ormas yang memiliki daya jangkau yang kurang jika dibandingkan

dengan pemerintah dan para pembuat kebijakan publik. Bukan hanya Nahdlatul

Ulama tetapi Muhammadiyah dan Front Pembela Islam juga mengalami hal yang

sama menurut Muhammadiyah keterlibatan Ormas dalam proses pembuatan

kebijakan publik dinilai hanya sekedar formalitas.

Dalam upaya pembuatan kebijakan publik, Muhammadiyah sendiri

menggunakan kader dan simpatisan yang menuduki posisi-posisi utama dalam

pemerintahan agar usulan dan ide yang mereka miliki dapat diterima dan

digunakan.12

Menurut Ormas pendekatan secara individu lebih efektif

dibandingkan pendekatan lewat jalur formal yang disediakan oleh pemerintah,

jika melihat fakta seperti itu dapat disimpulkan bahwa ada persoalan dalam proses

partisipasi yang difasilitasi oleh pemerintah untuk menghambat keterlibatan

Ormas, tetapi dalam hal ini Muhammadiyah, NU dan FPI memiliki komitmen

untuk secara langsung terlibat dan berhadapan langsung dengan para birokrat

karena pemerintah hanya menjadikan Ormas sekedar “formalitas dan tamu

undangan” yang tidak banyak memiliki peran dalam proses pembuatan pembuatan

Perda di Kota Tangerang.

Sampai saat ini, hal yang dapat dilakukan oleh Ormas adalah sekedar

memberikan usulan kebijakan publik yang akan dilaksanakan maupun belum

12

Wawancara Pribadi Dengan, KH Abdurrahman, Ketua DPC Muhammadiyah Kota

Tangerang, pada 15 Maret 2019.

Page 29: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

14

dilaksanakan, contohnya yang dilakukan Muhammadiyah dalam realitanya usulan

yang diberikan Muhammadiyah kurang pas dan sifatnya yang mengikat, sehingga

hal tersebut hanya dianggap angin lalu dan kembali pada pihak yang membuat

kebijakan.

Setelah mengetahui permasalahan di atas penulis ingin memfokuskan diri

pada bentuk partisipasi yang dilakukan Ormas Islam dalam proses pembuatan

kebijakan publik tingkat lokal, Ormas yang akan penulis teliti adalah

Muhammadiyah, NU dan FPI dalam proses pembuatan dan pengimplementasian

Perda di Kota Tangerang, penelitian ini berjudul “Partisipasi Ormas Islam dalam

Pembuatan dan Implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang”

A. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada 2 pertanyaan agar topik yang

dibahas tidak melebar dan menjadi fokus yaitu:

1. Sejauh mana partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan

pengimplementasian kebijakan publik Perda No 8 Tahun 2005 Tentang

larangan prostitusi?

2. Bagaimana Perda No 8 Tahun 2005 memunculkan Permasalahan di tengah

masyarakat Kota Tangerang?

B.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh oleh penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah:

1. Agar mengetahui bagaimana partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan

implementasi kebijakan publik.

Page 30: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

15

2. Untuk mengetahui permasalahan seiring diterapkannya Perda No 8 Tahun

2005.

manfaat penelitian yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Pengembangan ilmu politik khususnya kajian dalam bidang masyarakat

madani dan Perda syariah.

2. Manfaat Praktis

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada

masyarakat maupun akademisi mengenai partisipasi Ormas Islam dalam

proses pembuatan dan pengimplementasian Perda larangan prostitusi Perda

No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan beberapa kajian literatur

untuk menemukan sisi lain dari penelitian-penelitian yang sudah ada. Adapun

penelitian yang digunakan adalah:

Pertama, skripsi Rizky Pauzia dalam penelitian yang berjudul Partisipasi

Tokoh Agama dalam Pengambilan Kebijakan Publik di Kota Tangerang13

penulis

menemukan partisipasi yang dilakukan tokoh agama yang ada di Tangerang

bermacam-macam seperti agama Budha yang melaukukan partisipasi

konvensional dengan melakukan diskusi politik dengan walikota dan DPRD yaitu

dengan melakukan hearing dengan para lintas agama dengan berbagai macam

agama. Agama Budha sangat mendukung Perda larangan pelacuran karena dapat

13

Rizki Pauzia, “Partisipasi Politik Tokoh Agama dalam Proses Pengambilan Kebijakan

Publik Pemerintah Kota TangerangPerda No 7 dan No 8 Tahun 2005” skripsi Fakultas Ushuludin

dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Page 31: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

16

merusak moral bangsa. Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif dan pengambilan data deskriptif analisis.

Kedua, Dalam jurnal ini, penulis menemukan apa pendapat masyarakat

terhadap Perda larangan pelacuran, sehingga Perda ini menimbulkan pro dan

kontra dalam pelaksanaanya.Perda No 8 Tahun 2005 dalam perumusan dan

pengimplementasian harus bersifat partisipatif sehingga apa yang di buat serta di

implementasikan dalam perda tersebut merupakan hasil dari representatif kaum

perempuan.14

Ketiga, dalam Jurnal Penelitian Ulya tentang peran NU dan Muhammadiyah

dalam proses pengambilan kebijakan publik di Kudus15

dalam jurnal ini penulis

menemukan pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kedua Ormas

tersebut memandang bahwa kebijakan publik merupakan kebijakan yang

bersangkutan dengan masyarakat, sehingga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

(NU) berupaya berjuang agar kebijakan tersebut dapat sesuai dengan

permasalahan yang dialami oleh masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat di

implementasikan sesuai dengan kemauan pemerintah. Penulis menemukan

Partisipasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam proses pengambilan

kebijakan publik tingkat lokal lebih pada pendekatan yang persuasif, pemerintah

sendiri membuka jalan untuk Ormas berdiskusi tetapi tetap pada lingkupnya,

Ormas memiliki ruang yang terbatas dalam pengambilan kebijakan.

14

Sarah Santi, “Perda Maskulin: Ketika Perempuan Dikriminalisasi (Kasus Perda No

8Tahun 2005 Kota Tangerang) Forum Ilmiah Indonesia, Volume 3, No 3, Tahun 2006, 81. 15

Ulya.“Peran NU dan Muhammadiyah dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik”

Jurnal Penelitian, volume 8, No 2Tahun 2014, 368-371.

Page 32: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

17

Keempat, dalam tesis Lia Nurmalia yang berjudul kebijakan pendidikan di

Kota Tangerang (studi kasus periode wali kota Wahidin Halim)16

dalam penelitian

ini penulis menemukan adanya relasi antara pendidikan seseorang dengan moral

yang akan terbentuk dalam masyarakat. Karena dalam tesisnya Lia menemukan

adanya korelasi antara pendidikan seseorang dengan moral yang akan terbentuk

dalam masyarakat. Pemerintah membuat Perda larangan prostitusi berbarengan

Perda pendidikan hal ini dilakukan agar moral dan perilaku masyarakat dapat

terkontrol sehingga dapat mewujudkan Kota Tangerang sebagai Kota yang

berakhlakul karimah.dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

metode kualitatif ia memilih metode kualitatif karena penelitiannya merupakan

sebuah fenomena sosial.

Kelima, dalam jurnal rekonstruksi fiqh jinayah terhadap syariat Islam, penulis

menemukan bahwa umat Islam yang ada dalam posisi pembuat kebijakan dan

dapat mempengharuhi proses pembuatan kebijakan menuntut agar berlakunya

syariat Islam dengan cara pendekatan hukum, institusi dan instrumen dalam

negara. Dalam usulan itu ada juga umat Islam yang menolak pemberlakuan syariat

Islam di Indonesia karena mereka menganggap dapat merusak kebhinekaan yang

ada serta menimbulkan ego kedaerahan sehingga Perda tersebut bersifat

inkostitusional. Sedangkan dari kalangan pro yang mengusung pemberlakuan

syariat Islam mereka menganggap bahwa nilai yang ada dalam Islam dapat

dituangkan dalam Perda dan dapat di implementasikan dalam kehidupan

16

Lia Nurmalia, “Kebijakan Pendidikan di Kota Tangerang (Studi Kasus: Periode Wali

kota Wahidin Halim” (Program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014.

Page 33: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

18

bermasyarakat Perda syariat selaras dengan semangat refOrmasi dan dapat

mengisi kelemahan hukum nasional.17

Setelah membaca beberapa penelitian di atas penulis menyimpulkan bahwa

rata-rata dari penelitian tersebut berfokus pada perempuan yang menjadi korban

Perda diskriminatif dan meneliti keberhasilan Perda tersebut dalam

implementasinya. Mereka lupa bagaimana proses pembuatan kebijakan publik

tersebut sehingga berdampak pada moralitas dan kemaslahatan masyarakat.

Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, penulis akan meniliti bagaimana

partisipasi Ormas Islam dalam proses pembuatan dan implementasi Perda No 8

Tahun 2005 serta apa yang memunculkan permasalahan yang terjadi di

masyarakat Kota Tangerang.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian yang membahas civil society dan Perda syariah studi

terhadap “PartisipasiOrmas Islam terhadap pembuatan dan implementasi Perda

Nomor 8 Tahun 2005 Kota Tangerang” penulis menggunakan metode kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian dengan mencari makna, pemahaman

berdasarkan suatu fenomena kejadian dalam kehidupan manusia dengan

melibatkan diri secara langsung maupun tidak langsung dengan orang-orang yang

ada dalam situasi atau fenomena tersebut.18

data yang dihasilkan berupa data

deskriptif yang berasal dari hasil wawancara, dokumentasi, research library dan

mengamati perilaku orang-orang yang terlibat didalam fenomena tersebut. Dalam

17

Sabid HM, “Rekonstruksi Fiqh Jinayah Terhadap Perda Syariat Islam”, (Surabaya,

IAIN Sunan Ampel jurnal ISLAMICA Volume 6, Nomor 2 Tahun 2012, 329-343. 18

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif & Gabungan, (Jakarta:PT Fajar

Interpratama Mandiri, 2014), 328.

Page 34: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

19

penelitian ini objek penelitiannya adalah Ormas Islam yang ada di Kota

Tangerang (NU, Muhammadiyah dan FPI).

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipilih penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini

adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif merupakan teknik penelitian

yang menghasilkan data berupa deskriptif yaitu dengan meneliti kejadian tertentu

serta terlibat secara langsung dengan aktor-aktor yang ada dalam peristiwa

tersebut atau fenomena tersebut19

permasalahan yang berkaitan dengan sejauh

mana partisipasi Ormas Islam dalam proses dan implementasian Perda No 8

Tahun 2005 Kota Tangerang. Teknik Pengumpulan Data.

A. Teknik wawancara

Teknik wawancara, wawancara yaitu kegiatan tatap muka antara narasumber

dan pewawancara yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi-informasi,

berupa pertanyaan dan susunan kata dapat berubah sesuai dengan kondisi dan

situsi.

B. Teknik Dokumenter

Dokumenter adalah teknik mendokumentasikan atau mengambil data berupa

gambar maupun tulisan dari media cetak maupun visual yang berhubungan

dengan topik penelitian.

2. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik

deskriptif-analisis. Teknik Deskriptif-analisis merupakan teknik analisis data yang

19

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif & Gabungan, (Jakarta:PT Fajar

Interpratama Mandiri, 2014), 328-329.

Page 35: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

20

dihasilkan dari proses wawancara dengan para narasumber, yang menjadi

narasumber dalam penelitian ini adalah pimpinan dan anggota Ormas Islam di

Kota Tangerang yang terkait dengan proses pembuatan dan pengimplementasian

Perda No 8 Tahun 2005.

Dalam meneliti mengenai partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan

pengimplementasian kebijakan publik pada Perda No 8 Tahun 2005 Kota

Tangerang, penulis menggunakan 3 teori untuk mempemudah penelitian ini yaitu,

teori partisipasi politik, partisipasi politik yaitu kegiatan masyarakat atau warga

negara dalam mempengaruhi pengambilan kebijakan publik. Teori kedua adalah

masyarakat Madani, masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki adab

yang selalu mendahulukan nilai dan moral dalam hal ini adalah Ormas Islam,

teori yang ketiga adalah teori peraturan daerah, peraturan Daerah merupakan

peraturan naskah dinas secara tertulis untuk mencapai kepentingan bersama,

dalam hal ini adalah Perda.

F. Teknik Penulisan

Penulis berpedoman pada buku terbitan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai panduan penyusunan Skripsi yang

diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

Page 36: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

21

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dalam penelitian ini,

penulis membagi dalam 5 bab yang tersesusun secata sistematis yaitu:

Bab I pendahuluan, bab I adalah bab yang berisi pengantar gambaran umum

permasalahan yang akan di bahasa oleh peneliti. Pada bab I terdapat pernyataan

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teoretis, metode penelitian dan sistematika penulisan terkait pastisipasi

dan peran Ormas Islam dalam pengambilan kebijakan publik.

Bab II merupakan isi konsep peneliti, yang menjadikan sebagai fokus dalam

penelitian skripsi ini yang berisikan masyarakat madani, peraturan daerah dan

syari’ah Islam.

Bab III, merupakan gambaran lokasi penelitian mulai dari kondisi geografis

KotaTangerang, visi dan misi Kota Tangerang, latar belakang pembuatan Perda

syari’ah, proses pembuatan Perda, serta beberapa kebijakan yang berdimensi

syari’ah di Provinsi Banten.

Bab IV, berisi analisis terhadap partisipasi Ormas Islam Muhammadiyah,

NU, dalam proses pengambilan kebijakan publik, pandangan dan implementasi

Perda Nomor 8 Tahun 2005 tentang larangan prostitusi di Kota Tangerang,

permasahalan yang timbul karena Perda larangan prostitusi.

Bab V, yaitu bagian penutup yang merupakan kesimpulan berdasarkan data

temuan pada bab sebelumnya. Pada bab V juga terdapat saran mengenai

partisipasi Ormas dalam pengambilan dan implementasi pemerintah terhadap

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 Kota tangerang.

Page 37: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

22

BAB II

KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah disebutkan pada bab

I, bahwa yang menjadi pertanyaan masalah skripsi ini adalah sejauh mana

partisipasi Ormas Islam dalam pembuatan dan implementasi kebijakan publik

serta Ormas membangun relasi dengan aktor-aktor dan apa yang membuat Perda

No 8 Tahun 2005 menjadi permasalahan di Kota Tangerang, lain dalam upaya

proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik tingkat lokal. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori dan konsep yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi masyarakat madani, kebijakan publik,

dan, syari’ah Islam.

A. Masyarakat Madani

Masyarakat madanidalam bahasa Ingris adalah civil society sedangkan dalam

bahasa Arab adalah al-mujtama’ al-madani, masyarakat madani adalah

masyarakat yang memilki moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan

individu dengan stabilitas masyarakat, karena masyarakat merupakan invidu atau

kelompok yang memiliki semamgat serta inisiatif.20

Orang cenderung menyamakan istilah antara masyarakat madani dan civil

society, penulis coba menjelaskan bahwa civil society atau societas civilis dalam

bahasa Romawi atau Koinonia Politike dalam bahasa Yunani.Civil society dan

masyarakat madani cenderung merujuk pada tradisi Arab Islam, sedangkan civil

20

Hendro Prasetyo, Ali Munhanif, ISLAM&CIVIL SOCIETY, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), 157.

Page 38: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

23

society cenderung merujuk pada tradisi Barat non-Islam. Jika diartikan dalam

bahasa Indonesia civil society merupakan masyarakat sipil atau masyarakat

madani, kata madani sendiri berasal dari kata Madinah sedangkan Madinah

berasal dari kata Madaniyah yang berarti peradaban, dapat disimpulkan

masyarakat madani merupakan masyarakat yang memiliki adab .21

masyarakat

yang beradab yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Ormas Islam adalah bagian dari masyarakat madani, karena Ormas islam

sendiri merupakan perkumpulan atau kelompok masyarakat yang mendahulukan

nilai-nilai moral dan agama, serta menjunjung tinggi hak asasi orang lain.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tradisi bahkan jauh sebelum

negara bangsa berdiri masyarakat madani bahkan telah berkembang yang diawali

dengan munculnya organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam

rangka untuk memperjuangkan dan melakukan perlawanan terhadap kolonial,

organisasi berbasis Islam mulai bermunculan seperti Serikat Islam (SI), Nahdlatul

Ulama (NU), dan Muhammadiyah telah menunjukan kiprahnya sebagai bagian

dari masyarakat madani yang diperhitungkan dalam sejarah perkembangan

masyarakat sipil di Indonesia.

Perseteruan antara Islam dan Barat, sehingga menimbulkan banyak persepsi

dikalangan umat Islam yang pada akhirnya melahirkan kelompok-kelompok aliran

yaitu tradisionalis, modernis dan fundamentalis. Dalam skripsi ini penulis

mengambil 3 Ormas Islam yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan

Front Pembela Islam (FPI). NU sendiri termasuk dari kelompok Islam

21

N Maldhini, Civil Society, https://www.academia.edu/845118/Civil_Society, diakeses

pada 25 Februari 2019.

Page 39: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

24

tradisionalis, Muhammadiyah dari kelompok Islam modernis dan Front Pembela

Islam dari kelompok Islam fundamentalis.22

Islam tradisionalis adalah kelompok orang-orang yang mengikuti dan

mengambil pendapat yang di fomulasikan oleh para ulama pada abad

pertengahan,23

kelompok Islam tradisionalis cenderung masih mempertahankan

tradisi yang bermazhab (taqlid) sehingga menghindari pemikiran rasional yang

lebih mengedepankan independen yang didasari oleh asumsi hilangnya sejumlah

kemampuan otoritatif untuk menjalankan ijtihad. Karena itulah kalangan

tradisionalis menganggap pendapat imam mazhab merupakan refrensi utama

dalam urusan untuk menyelesaikan semua permasalahan agama NU merupakan

salah satu kelompok dari Islam tradisionalis.

Kelompok Islam modernis adalah kelompok orang yang berusaha

melakukan gerakan reformasi keagamaan dengan mengadopsi gagasan-gagasan

pembaruan dari para pemikir kelompok Islam modernis di Indonesia salah

satunya adalah Muhammadiyah, berbeda dengan kelompok Islam tradisionalis

yang cenderung menganggap imam mazhab sebagai refrensi utama, kelompok

modernis cenderung melakukan pendekatan ilmiah dalam memahami ajaran

Islam yang mereka yakini dapat meningkatkan peradaban Islam.24

Kelompok Islam fundamentalis adalah kelompok yang berpandangan bahwa

keimanan harus disesuaikan dengan tuntutan modern tetapi melalui prinsip

22

https://www.google.go.id/omp/s/tahdits.wordpress.com/2015/06/03/Islam-tradisionalis-

modernis-dan-fundamentalis/amp, diakses pada 25 Februari 2019. 23

Yayan Suryana, Tradisionalis dan Modernisme Islam di Indonesia: Kajian atas

Pemikiran Keagamaan Haji Ahmad Sanusi, (Yogyakarta: Gapura Publishing, 2012),2. 24

Yayan Suryana, Tradisionalis dan Modernisme Islam di Indonesia: Kajian atas

Pemikiran Keagamaan Haji Ahmad Sanusi, 1-2

Page 40: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

25

ijtihad.25

Kelompok fundamentalis juga merupakan golongan idealis Islam yang

ingin menjaga kemurnian Islam dari segala pengaruh luar apapun.

Masyarakat madani di Indonesia berawal dari sebuah gagasan yang

dikeluarkan oleh Dato Anwar Ibrahim Menteri Keuangan dan Asisten Perdana

Menteri MalaysiaPada saat itu Dato Anwar Ibrahim yang menjabat sebagai asisten

Perdana menteri Malaysia26

. Beliau mengunjungi Indonesia membawa

terminologi masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society. Konsep civil

society dalam kerangka tradisi liberal bukanlah entitas sosial yang terdiri dari

kumpulan manusia dan juga bukan merupakan manifesti dari sistem komunal

yang dikenal dalam masyarakat tradisional, civil society merupakan ruang publik

yang di dalamnya terdapat manusia sebagai individu yang memiliki berbagai

karakter, individu sendiri merupakan ruang pribadi sedangkan civil society

merupakan ruang publik. Oleh Karena itu, dalam civil society harus mengandung

kebebasan, kesamaaan derajat dan nilai-nilai terkait otonomi, keseimbangan dan

kesukarelaan.27

Masyarakat madani dikenal memiliki karakteristik yang beradab, atau

masyarakat yang memiliki adab, Perdaban sendiri dapat diartikan sebagai proses

yang menuju kearah tertentu bahkan memiliki tujuan dan norma yang

mencerminkan tata nilai paling ideal, jadi bisa diartikan peradaban sesungguhnya

menggambarkan suatu yang dikontruksi akhir, baik itu yang sudah tercapai

25

Badarussyamsi. FUNDAMENTALISME ISLAM Kritik atas Barat, (Yogyakarta: PT

LKIS Printing Gemerlang, 2015), 149 26

Aswab Mahasin, Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Wacana antar Agama dan Bangsa,

(Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal, 1996), 212. 27

Hendro Prasetyo, Ali Munhanif, Islam& Civil Society, 5-6.

Page 41: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

26

maupun yang masih diharapkan.28

Dari pengertian tersebut penulis menyimpulkan,

peradaban yang berhasil adalah Perdaban yang bisa membuat masyarakatnya

kondusif dalam hal sosial, politik, ekonomi serta kultural dan tetap bisa

meningkatkan masyarakat untuk selalu mengamalkan perintah Tuhan dengan

berbagai keyakinan keagamaan. Karena kemajuan peradaban harus dilengkapi

dengan keimanan dan pengabdian kepada sang pencipta.

Civil society atau masyarakat madani memiliki sejarah yang tidak singkat

terdapat lima fase. Fase pertama dikemukakan oleh seorang filsuf yang berasal

dari Yunani yaitu Aristoteles yang memandang civil society atau masyarakat

madani sebagai sistem kenegaraan yang terkenal menggunakan istilah koinonia

politikke yaitu sebuah komunitas politik masyarakat yang dimana masyarakat

dapat terlibat langsung tentang ekonomi politik serta pengambilan keputusan.

Istilah koinonia politikke menggambarkan dimana masyarakat atau warga negara

berkedudukan sama didepan hukum.29

Fase kedua, merupakan fase Adam Ferguson pada tahun 1767, wacana civil

society dalam konteks sosial dan politik di Skotlandia. Ferguson lebih

menekankan visi etis dalam wacana civil society dalam kehidupan sosial,

pemahaman tersebut lahir tidak terlepas dari pengaruh revolusi industri dan

kapitalisme yang pada saat itu melahirkan ketimpangan sosial yang sangat

28

Goenawan Muhammad,”Perspektif Pasca Modernisme atas Benturan-benturan

Peradaban”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an Volume 1, Nomor 1 Tahun 1994, 10. 29

Henry J. Schmandt, FILSAFAT POLITIK kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno

sampai Zaman Modern, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 54.

Page 42: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

27

mencolok sehingga membuatnya ingin menekankan bagaimana wacana civil

society agar tidak terjadi ketimpangan.30

Fase ketiga, menurut Thomas Paine yang memaknai civil society sebagai

sesuatu yang berlawanan dengan lembaga yang sudah dibuat oleh negara, bahkan

iaberanggapan bahwacivil society sebagai antitesis negara. Menurutnya negara

hanyalah sebuah gambaran dari keburukan belaka. Menurut Paine ada batas

wilayah otonom masyarakat, sehingga negara tidak diperbolehkan memasuki

wilayah sipil, dengan demikian civil society merupakan ruang dimana warga dapat

mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemuas kepentingan

secara bebas tanpa ada paksaan.31

.

Fase kelima, fase ini merupakan reaksi Hegelian yang dikembangkan oleh

Alexis de Tocqueville, yang memandang bahwa civil society merupakan

kelompok penyeimbang kekuatan negara sehingga kekuatan politik dan

masyarakat sipil menjadi faktor utama keberhasilan demokrasi di Amerika

memiliki daya tahan yang kuat. Tochqueville lebih menempatkan civil society

yang memiliki kapasitas politik yang cukup tinggi dan bersifat otonom yang

mampu menjadi penyeimbang karena kecenderungan dari intervensi negara atas

warga negara.32

30

Henry J. Schmandt, FILSAFAT POLITIK kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno

sampai Zaman Modern, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 273. 31

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

(jakarta: Prenada Media,2003), 243-24. 32

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, 248-

249.

Page 43: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

28

Tujuan dari civil society merupakan usaha agar warga negara tidak

bergantung semua kepada negara civil society merupakan usaha yang sungguh-

sungguh, terencana serta sistematis. Civil society sendiri dibangun oleh kalangan

muslimin, dapat ditelaah lebih lanjut dari bentuk kelompok paguyuban yang kuat

dan menciptakan solidaritas dalam kelompoknya. Dalam tatanan tertentu

paguyuban muslimin merupakan ciri dari keberadaan civil society yang ideal, ini

dibuktikan dengan keberadaan berbagai pergerakan Islam yang kuat seperti,

Muhammadiyah, NU dan FPI.33

B. Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat madani sendiri memiliki karakteristik sehingga membutuhkan

unsur sosial mewujudkan tatanan masyarakat madani. Unsur tersebut merupakan

satu kesatuan yang saling mengikat yang harus ada dalam pembentukan masyakat

madani, antara lain:

1. Free Public Sphere: yaitu adanya ruang publik yang tersedia yang

diharapkan mampu memberikan akses pada setiap masyarakat sehingga

memiliki ruang penuh terhadap kegiatan pemerintahan. Dalam ruang

publik ini warga negara dapat melakukan kegiatan secara bebas dalam

menyampikan pendapat dan melakukan kegiatan sosial dan politik tanpa

adanya rasa takut dan terancam.34

2. Demokratis: demokratis adalah prasyarat lain bagi keberadaan civil society

yang murni. karena tanpa adanya demokrasi civil society tidak akan

terwujud karena civil society tidak dapat tumbuh dengan baik dalam

33

Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajat, 1999), 75. 34

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, 279.

Page 44: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

29

pemerintahan yang otoriter. Demokratis berarti masyarakat dapat

berinteraksi secara langsung dengan masyarakat lainya tanpa melihat dari

suku, ras, dan agama, potret dari terlaksanannya demokrasi yaitu dengan

dilaksanakannya pemilihan umum secara bebas dan rahasia, law

enforcement, good governance. Lembaga yudikatif yang efektif, fungsi

check and balance dari legislatif. Penekanan demokrasi di sini dapat

mencangkup berbagai bentuk aspek kehidupan seperti sosial, budaya,

politik, ekonomi, pendidikan dan lainya.35

3. Toleran: masyarakat madani harus memiliki sikap yang toleran untuk

menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati orang lain. Sikap

toleran bisa dilaksakanan karena adanya kesadaran dari masing-masing

individu atau kelompok untuk saling menghargai dan menghromati

kelompok masyarakat yang berbeda.36

4. Kemandirian: masyarakat madani merupakan lembaga atau organisasi

yang otononon serta memiliki kemandirian dan tidak terserap oleh

jaringan resmi negara karena tidak terserap oleh negara masyarakat

madani bisa menjadi benteng kecenderungan tirani negara dan memiliki

kreatifitas untuk mengembangkan potensinya.

5. Keadilan sosial: karakteristik yang terakhir masyarakat madani ini

merupakan pokok dari masyarakat sipil yaitu adanya suatu kesetaraan dan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, di mana terdapat suatu

pembagian yang seimbang dan proporsional terhadap hak dan kewajiban

35

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, 281. 36

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, 284.

Page 45: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

30

yang dimiliki oleh setiap warga negara yang mencangkup aspek

kehidupan, seperti aspek kehidupan ekonomi, aspekpengetahuan politik

dan hak untuk mendapat kesempatan yang sama.37

Hakekatnya dalam masyatakat madani, setiap warga negara berkerja sama

saling membantu membangun ikatan sosial, membuat jaringan yang produktif dan

membangun rasa solidaritas sesama masyarakat non-govermental, agar tecapai

tujuan bersama. Karena tekanan yang paling kuat dalam masyarakat madani

adalah independensinya terhadap negara, sehingga masyarakat madani diartikan

sebagai awal keterkaitan demokrasi dengan demokratisasi.38

Karena kekuatan

masyarakat madani dengan demokrasi dan demokrtaitasi membuat masyarakat

madani dipercaya kelompok yang paling ampuh dalam demokratisasi khususnya

bagi negara yang mengalami hambatan akibat hegemoni.

C.Peraturan Daerah

Peraturan Daerah (Perda) merupakan naskah dinas yang berisi perundang-

undangan yang mengatur segala urusan tentang otonomi daerah, dan tugas

pembantuan untuk mewujudkan kebijakan baru, melaksanakan peraturan undang-

undang yang lebih tinggi dan menetapkan suatu organisasi dalam lingkungan

pemerintah daera yang di tetapkan oleh kepala daerah dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Menurut Irawan Soejito, peraturan daerah adalah keputusan yang merupakan

norma untuk setiap hal yang dapat dimasukan kedalamnya, dengan kata lain,

37

TIM ICCE JAKARTA, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, 290. 38

Hendro Prasetyo, Ali Munhanif, Islam dan Civil Society: Pandangan Muslim Indonesia,

(Jakarta: Gramedia,2002),136.

Page 46: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

31

peraturan daerah memiliki sifat umum dan berlaku lama.39

Sedangkan peraturan

daerah adalah peraturan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa yang

ditetapkan oleh penguasa yaitu kepala daerah, dengan persetujuan DPRD yang

bersangkutan, dan harus memenuhi syarat-syarat formal tertentu untuk memiliki

kekuatan hukum yang mengikat.

Menurut K. Wantjik Saleh, peraturan daerah adalah produk komromis antara

DPRD dan Kepala Daerah, yang merupakan salah satu wewenang pemerintah

daerah untuk mengatur dan mengurus rumah taangga daerah.40

Pengertian yang dijelaskan oleh Irawan Soejito dan K. Watjik Saleh diatas

merupakan, definisi secara mendasar tentang peraturan daerah (Perda).

Berdasarkan pengertianya Perda adalah peraturan yang ditetapkan oleh penguasa

daerah , berdasarkan hasil kompromi antara kepala daerah dan DPRD, dengan

memenuhi syarat-syarat formal agar memiliki kekuatan hukum yang mengikat

untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri.

D.Tahapan Proses Pembuatan Peraturan Daerah

Proses pembuatan peraturan daerah menurut Yehezkhel Dror dalam Sahya

Anggara, ada 18 dari tiga tahap dalam proses pembuatan kebijakan publik yaitu:

1. Tahap Meta-Pembuatan Peraturan Daerah (Metapolicy Making Stage)

a. Tahap nilai.

b. Tahap realitas.

c. Tahap memproses masalah.

d. Survei, pemprosesan, dan pengembangan sumber daya.

39

Irawan Soejito, Teknik Membuat Peraturan Daerah, (Jakarta: Bina Akasara, 1998), 9. 40

Djoko Prakoso, Proses Pembuatan Peraturan Daerah dan Beberapa Proses

Penyempurnaanya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),44.

Page 47: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

32

e. Desain, evaluasi, dan redesain sistem pembuatan kebijakan publik.

f. Pengalokasian masalah, nilai, dan sumber daya.

g. Penentuan strategi pembuatan kebijakan.

2. Tahap Pembuatan Kebijakan Publik (Policy Making).

a. Subalokasi sumber daya.

b. Penetapan tujuan operasional.

c. Penetapan nilai-nilai yang signifikan, dengan beberaa prioritas.

d. Penyiapan alterlatif-alternatif kebijakan secara umum.

e. Penyiapan prediksi yang realistis atas berbagai alternatif, berserta

keuntungan dan kerugiannya.

f. Membandingkan masing-masing alternatif yang ada sekaligus

menentukan alternatif yang terbaik.

g. Melakukan ex-ante evaluation atas alternatif terbaik yang telah dipilih.

3. Tahap Pasca-Pembuatan Kebijakan Publik (Post-Policy Making Stage)

a. Memotivasi kebijakan yang akan diambil.

b. Mengambil dan memutuskan kebijakan publik

c. Mengevaluasi proses pembuatan kebijakan publik yang telah

dilakukan

d. Komunikasi dan umpan balik atas seluruh fase yang telah dilakukan

Dalam menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, perlu

dilakukan sebuah analisis kebijakan, menurut William N. Dunn untuk

merumuskan sebuah masalah dalam upaya mencari solusi dan alternatif kebijakan

Page 48: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

33

ada beberapa tahapam proses pembuatan kebijakan yang ditawarkan oleh William

N. Dunn41

yaitu:

Gambar 2.1

Tahapan pembuatan kebijakan

Perumusan masalah

peramalan

Rekomendasi

pemantauan

penilaian

Sumber: William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, 25.

Keterangan:

a. Tahap perumusan masalah

Pada tahap ini, yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan

masalah publik yang akan dicari solusinya. Untuk membantu dalam menentukan

masalah publik dan asumsi-asumsi yang tersembunyi, serta mendiagnosis

penyebab dari masalah tersebut serta memetakan tujuan yang memadukan

41

William N, Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, Cet II 2000), 2.

Page 49: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

34

pandangan yang bertentangan dan merancang peluang-peluang kebijakan yang

baru.42

b. Tahap Peramalan

Pada tahap peramalan, mengetahui kebijakan tentang masalah yang akan

terjadi pada masa mendatang sebaga untuk mengambil alternatif. Tahap

peramalan sendiri dapat menguji akibat penerapan kebijakan yang ada atau

yangakan diusulkan serta mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dan

mengestimasi kelayakan politik (dukungan dan oposisi) dari berbagai pilihan.43

c. Tahap Rekomendasi

Tahap rekomendasi, pada tahap rekomendasi ini akan membantu

mengestimasi tingkat risiko dan ketidakpastian, sehingga kecil kemungkinan

terjadi human eror serta pada tahap ini kita akan melihat akibat dan menentukan

kriteria pilihan dalam perumusan kebijakan publik sehingga ada

pertanggungjawaban administratif dalam implementasian kebijakan.

d. Tahap Pemantauan (monitoring)

Pada tahap pemantauan, membantu mengambil kebijakan pada tahap

implementasi dengan menggunakan berbagai indikator dibidang seperti dalam

bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, kesejahteraan, dan lain-lain. Pada

tahap pemantauan juga juga melihat bagimana nilai tingkat kepatuhan serta

melihat sebab-akibat dari pengimplementasian kebijakan publik tersebut, serta

42

Sahya Anggara, Kebijakan Publik, 172. 43

Sahya Anggara, Kebijakan Publik, 172-173.

Page 50: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

35

mengidentifikasi hambatan apa saja yang terjadi dalam proses pembuatan

kebijakan.44

e. Tahap Evaluasi (penilaian)

Pada tahap evaluasi, pada tahap evaluasi kita akan mengetahui apakah hal

yang paling relevan dan yang paling sesuai dengan kebijakan publik yang telah

dibuat serta hal yang tidak relevan dan yang paling tidak sesuai dengan kebijakan

yang telah dibuat, sehingga pada tahap evaluasi ini bukan hanya sekedar

menghasilkan kesimpulan permasalahan tetapi juga dapat mengklasifikasikan

permasalahan serta kritikterhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan serta

membantu dalam penyesuaian, dan perumusan kembali masalah.45

E. Syari’ah Islam

Syari’ah atau Qannun dalam ajaran Islam merupakan ajaran tata moral dan

hukum Islam.Syariah sendiri, memiliki banyak objek dibandingkan objek yang

dimuat dalam hukum sekuler termasuk dalam kejahatan, hukum, ekonomi,

politik.Serta hal-hal yang sangat pribadi yang berhubungan dengan kejahatan

seksual, kebersihan, pola makan, ibadah dan puasa.46

Kota Tangerang sendiri memiliki visi dan misi menjadikan masyarakat yang

memiliki akhlak mulia untuk mewujudkan visi dan misi KotaTangerang

pemerintah membuat kebijakan yang bernuansa syari’ah. Kota Tangerang sendiri

merupakan Kota yang memiliki prospek ekonomi yang cerah terbukti dengan

44

Sahya Anggara, Kebijakan Publik, 173. 45

Sahya Anggara, Kebijakan Publik, 173. 46

Syaiful Mudawan, “syari’ah fikih, hukum Islam: Studi Tentang Konstruksi Pemikiran

Keterampilan Jurnal Syari’ah dan hukum, Volume 40, No 11 Tahun 2012, 3.

Page 51: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

36

adanya 90an pabrik47

yang tersebar di beberapa Kecamatan. Hal tersebut

menjadikan Kota Tangerang sebagai Kota yang banyak di kunjungi pelamar

perkerjaan. Karena banyaknya pabrik dan menjadi aset daerah sehingga

pemerintah membuat beberapa kebijakan bernuansa syariah agar tetap menjadikan

Kota Tangerang sebagai Kota yang berakhlakul karimah.

Dalam logika fikih, Indonesia yang bukan negara Islam tetapi mayoritas

penduduknya beragama Islam, kepala negara atau presiden dapat menerapkan

ta’zir setelah menerima tawliyah (otoritas dan justifikasi keagamaan) dengan

pemberian kedudukan sebagai waliy al-amri al-dlaruri bi al-syawkah, presiden

yang merupakan pemimpin di negara Indonesia, dapat menjadi pemimpin

tertinggi kaum muslim karena alasan darurat, dengan pemberian tawliyah ini,

maka kekuasaan dan hukum yang ditetapkan presiden tidak hanya sah secara

politis tetapi juga sah secara fikhiyah dan teologis.48

Syariat dalam definisi terbatas merupakan hukum ilahi seperti yang

terdapat dalam al-Qur’an dan as-sunnah seperti dalam surat (45-181) yang

artinya: kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariah

(peraturan) dan urusan (agama), maka ikutilah syariah itu dan jangan

kamu mengikuti napsu orang-orang yang tidak mengetahui.

Awal berlakunya syariat Islam di Indonesia karena mencegah Aceh yang

ingin memisahkan diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) proses

tersebut merupakan suatu move dan kebijakan politik, diiberlakukannya syariat

Islam cukup menenangkan masyarakat Aceh yang sejak lama menuntut agar Aceh

47

Tangerang Kota. /daftar-lengkap-pabrik-di-Kota-Tangerang.html?m=1, diakses pada 17

Februari 2019. 48

Komarudin Hidayat, Ahmad Gaus AF, Islam Negara& Civil Society gerakan dan

pemikir Islam kontemporer, (Jakarta: Paramadina, 2005), 34.

Page 52: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

37

diberlakukan syariat Islam bahkan sejak masa kepemimpinan Tengku Mohammad

Daud Beureuh.49

Dalam konteks terakhir penerapan hukum syariat Islam di Provinsi Aceh

tidak serta merta menjadikan Aceh sebagai “wilayah teokrasi” di Indonesia.

Penerapan hukum syariat Islam pada tahap ini yaitu karena ketidakpuasaan di

Aceh yang merupakan Political expediency, sehingga langkah politik darurat

untuk menyelamatkan Aceh dalam pangkuan republik. Selain di Aceh Perda

syariah juga di berlakukan di Kota Tasikmalaya yaitu Perda No 7 Tahun 2014

tentang tata nilai kehidupan masyarakat yang religius..50

Banyak kepala daerah

yang akhirnya mengikuti jejak Aceh yaitu membuat Perda berbasis syariah salah

satunya adalah Kota Tangerang dari awal menjabat sebagai Gubernur Kota

Tangerang Wahidin Halim (WH) sangat gencar sekali menjadikan Kota

Tangerang sebagai Kota yang Islami WH memulai dengan membuat Perda

berbasis syariah larangan prostitusi.

Yang menarik dari penelitian ini, yang kita tahu Wahidin Halim (WH)

merupakan kader dari partai golkar, WH berasal dari partai sekuler tanpa latar

belakang Islam, tetapi mengeluarkan peraturan daerah (Perda) syariah. Menurut

tim kemenangan WH bapak Jazuli, karena kebanyakan DPRD dan kepala daerah

di Indonesia lemah dan sering tidak memiliki kapasitas membuat rancangan

perda, termasuk perda syariah, karena pada tahun 2004 Golkar pernah berjaya dan

menang dengan suara mayoritas dalam pembahasan rancangan perda syariah, dan

49

Komarudin Hidayat, Ahmad Gaus AF, Islam Negara& Civil Society gerakan dan

pemikir Islam kontemporer, 35-36. 50

Komarudin Hidayat, Ahmad Gaus AF, Islam Negara& Civil Society gerakan dan

pemikir Islam kontemporer, 37.

Page 53: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

38

jika melihat kebelakang PDIP juga pernah menang pada pemilu 1999 karena

memperjuangkan perda syariah di delapan kabupaten, mulai dari situlah WH

mencoba kembali memperjuangkan Perda syariah.51

Salah satu Perda syariah yang

berhasil di keluarkan oleh WH adalah Perda larangan prostitusi dan larangan

penjualan minuman beralkohol.

Prostitusi merupakan kesenjangan sosial dalam ekonomi, sosial dan

lingkungan dalam Islam sendiri ada pengertian muamalah merupakan hukum

syariah atau undang-undang yang berkaitan dengan duniawi serta transaksi bisnis

dan ekonomi, karena prostitusi merupakan transaksi jual-beli sehingga

menghasilkan uang (ekonomi) dalam syariah merupakan muamalah yaitu

transaksi yang mencangkup jasa dan uang sebagai alat tukar.

Prostitusi juga merupakan sebuah kebobrokan moral atau akhlak manusia,

karena Rosulullah telah bersabda “sebaik-baiknya orang yang beriman adalah

orang yang paling baik akhlaknya” dari pernyataan tersebut dapat menjadi acuan

kita bahwa akhlak merupakan salah satu syarat mutlak dalam beragama,

bagaimana mungkin jika seseorang yang mengaku beragama tetapi dalam

kehidupan sehari-harinya tidak menunjukan akhlak yang baik.

51

Wawancara Pribadi dengan, jazuli Ahmad, Timses WH-Arif Kota Tangerang, pada 6

Juli 2019.

Page 54: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

39

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PROSES

PEMBUATAN PERATURAN DAERAH

Pada bab ini menulis akan menguraikan lokasi umum Kota Tangerang yang

menjadi lokasi penelitian, mulai dari kondisi geografis Kota Tangerang, arti

lambang serta visi dan misi Kota Tangerang, latar belakang pembuatan Perda No

8 Tahun 2005, proses pembuatan Perda serta beberapa kebijakan yang berdimensi

syari’ah di Provinsi Banten.

A. Gambaran Umum Kota Tangerang

A.1. Kondisi Fisik dan Wilayah Kota Tangerang

Kota Tangerang memiliki wilayah seluas 164,593 km2 termasuk luas Bandara

Soekarno-Hatta yang memiliki luas 16,069 km2 yang berjarak sekitar 60 km dari

Ibukota Provinsi Banten dan sekitar 27 km dari DKI Jakarta. Kota Tangerang

memiliki 13 Kecamatan yaitu, Kecamatan Ciledug dengan luas 8,279 km2,

Larangan dengan luas 9,397 km2, Karang Tengah dengan luas 10,474 km

2,

Cipondoh dengan luas 17,91 km2, Pinang dengan luas 21,59 km

2, Tangerang

dengan luas 15,785 km2, Karawaci dengan luas 13,475 km

2, Jatiuwung dengan

luas 14,406 km2, Cibodas dengan luas 9,61 km

2, Periuk dengan luas 9,543 km

2,

Batuceper dengan luas 11,583 km2, Neglasari dengan luas 16,077 km

2 dan

Kecamatan Benda dengan luas 5,919 km2.

Secara topografi, Kota Tangerang yang sebagian wilayahnya berada pada

ketinggian 10 – 30 m dpl di atas permuakaan laut, sedangan bagian utara dari

Kota Tangerang yang meliputi Kecamatan Benda memiliki ketinggian antara 0 -1-

Page 55: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

40

m dpl. Kota Tangerang juga memiliki daerah-daerah yang mempunya ketinggian

> 30 m dpl yaitu pada bagian selatan yaitu Kecamatan Ciledug dengan Kelurahan

Peninggilan Utara, Parung Serab, Tajur dan Kelurahan Sudimara Pinang

(Kecamatan Cipondoh).52

Kota Tengerang pada tahun 2010 tercatat memilki 1.888.466 jiwa dengan

jumlah rumah tangga sebanyak 39.302 rumah tangga dan sex ratio sebesar 104,3

artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104,3 penduduk laki-laki.

Sedangkan untuk usia sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) usia 7-12 tahun

dan usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) usia 13-15 tahun, sedangkan Sekolah

Menengah Atas (SMA) usia 16-18 tahun cenderung mengalami penurunan

dibanding tahun sebelumnya, penurunan tersebut diperkirakan karena

berkurangnya tamatan SMP.

Kota Tangerang merupakan daerah padat penduduk karena tiap kilometer

persegi dihuni rata-rata oleh 902,4 jiwa, dimana terdapat, pada Kecamatan

Larangan yang merupakan Kecamatan yang paling tinggi dihuni dengan jumlah

13,718 jiwa/ km2. Jika dilihat dari kelompok umur ternyata jumlah penduduk

dominan adalah pada usia produktif yaitu antara umur 15-64 tahun.

Kota Tangerang merupakan Kota yang terletak di sebelah Timur DKI Jakarta

dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Karena posisinya yang sangat strategis berada di antara ibukota DKI Jakarta dan

Kabupaten Tangerang, sesuai dengan instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976

tentang pengembangan Jabodetabek yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi,

52

https://TangerangKota.go.id/, diakses pada 4 Februari 2019.

Page 56: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

41

Tangerang. Kota Tangerang masuk dalamsalah satu daerah penyangga Ibukota

DKI Jakarta.

Posisi Kota Tangerang tersebut menyebabkan perkembangan

pertumbuhannya sangat pesat, hingga pada salah satu wilayah Kota Tangerang

dijadikan sebagai bagian dari kegiatan Ibukota DKI Jakarta. Di sisi lain, Kota

Tangerang bisa dijadikan sebagai daerah kolektor dari perluasan wilayah

Kabupaten Tangerang karena sumber daya alamnya yang masih produktif. Secara

administrasi Kota Tangerang terbagi dalam 13 Kecamatan yang setiap Kecamatan

terdiri dari 104 Kelurahan, 915 Rukun Warga (RW) dan 4.376 Rukun Tetangga

(RT). Dengan banyaknya jumlah penduduk dan berbagai pemeluk agama menurut

kesbangpol ada 55 Ormas yang terdaftar di Kota Tangerang.53

Dengan 3 Ormas

Islam terbesar yaitu NU sebanyak 80%, Muhammadiyah 75%, dan FPI 67%.54

A.2. Visi dan Misi Kota Tangerang

Untuk mewujudkan Kota yang semakin maju, Kota Tangerang memiliki

beberapa visi yaitu: tewujudnya Kota Tangerang yang maju, serta Kota yang

mandiri serta sejahtera dan tercapainya masyarakat akhlakul karimah.55

Untuk mewujudkan visi tersebut Kota Tangerang memiliki misi yaitu:

mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel, dan transparan didukung

dengan struktur birokrasi yang berintegritas, kompeten, dan profesional,

meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat agar berdaya saing tinggi,

53

Tangerangnews.com/Kota-Tangerang55-Ormas-di-Kota-Tangerang, diunduh pada 4

Feburuari 2019.

54https://www.google.co.id/amp/s/nasion.al.tempo.co/amp/841363/jumlah-Ormas-Islam-

di-Kota-Tangerang, diakses pada 4 Februari 2019. 55

https://TangerangKota.go.id/, diunduh pada 4 Januari 2019.

Page 57: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

42

serta membuat pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat, kesehatan, dan

menjamin kesejahteraan sosial. Untuk memiliki masyarakat yang mempunyai

daya saing tinggi di era globalisasi pemerintah seharusnya dapat meningkatkan

pembangunan sarana perkotaan yang memadai serta berkualitas dan mewujudkan

pembangunan dan berkawasan lingkungan yang bersih, sehat, dan

nyaman.56

Sehingga warganya mendapatkan tempat yang nyaman dan tumbuh

dalam lingkungan yang baik.

C. Latar Belakang Pembuatan Perda

Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Tangerang untuk menjadikan

masyarakat yang berakhlakul karimah pemerintah Kota Tangerang membuat

peraturan atau undang-undang yang harus di taati dan di ikuti oleh setiap

masyarakatnya. Karena untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka kebijakan publik ada sebuah sarana

untuk mencapai tujuan bersama.

Salah satu tujuan serta visi dan misi Kota Tangerang, adalah menjadikan

masyarakat Kota Tangerang yang berakhlakul karimah atau masyarakat yang

memiliki akhlak mulia, untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki akhlak

mulia dapat dicerminkan melalui kualitas hubungan antara manusia dengan

Tuhan, manusia dengan manusia. Akhlak yang mulia dapat dijadikan sebagai

landasan etika dan moral dalam bermasyarakat, serta pahamanan dan pengalaman

beragama serta spiritual dapat menjadi faktor pendukung terwujudnya Kota

Tangerang yang berakhlakul karimah serta dapat mewujukan Kota Tangerang

56

https://TangerangKota.go.id/, diunduh pada 4 Januari 2019.

Page 58: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

43

sebagai Kota yang religius, demokratis, serta berkualitas dalam kehidupan

jasmani dan rohani.

Jika praktek prostitusi yang terjadi di Kota Tangerang dibiarkan secara terus

menerus hal tersebut akan tidak sejalan dengan visi dan misi Kota Tangerang

yang ingin menjadikan masyarakatnya yang berakhlakul karimah dan dianggap

hanya sebagai wacana. Salah satu cara pemerintah Kota Tangerang dalam

mewujudkan masyarakat yang berakhlakul karimah adalah dengan membuat

beberapa kebijakan yang bernuansa syariah, salah satunya adalah Perda No 8

Tahun 2005 tentang larangan praktek prostitusi untuk mengatasi permasalahan

sosial yang ada di Kota Tangerang terbukti di sepanjang tahun 2018 terjadi 72

kasus yang di dominasi dengan kasus Perdagangan manusia dan prostitusi

online.57

Dengan dibuatnya Perda tersebut diharapkan mampu mewujudkan cita-

cita Kota Tangerang yang ingin menjadikan Kota yang berakhlakul karimah.

Dalam Perda No 8 Tahun 2005 melarang setiap orang, baik individu maupun

kelompok mendirikan dan menyiapkan tempat praktek pelacuran, serta melarang

individu atau kelompok yang perilaku dan sikapnya mencurigakan dan dapat

menimbulkan anggapan bahwa ia sedang melakukan kegiatan pelacuran dilarang

berada dijalan umum, rumah, penginapan, tempat hiburan dan lainya.

Penanggulangan permasalahan prostitusi merupakan hal yang kompleks,

karena prostitusi sendiri menyangkut kehidupan manusia yang disebabkan dari

berbagai aspek seperti, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Pemberantasan

57

Ega Alfreda, sepanjang 2018 ada 72 kasus kekerasan anak dan perempuan di Kota

Tangerang,https://www.google.co.id/amp/jakarta.tribunnerws.com/amp/2018/10/22/sepanjang-

2018-ada-72-kasus-kekerasan-anak-dan-perempuan-di-Kota-Tangerang, diunduh pada 5 Februari

2019.

Page 59: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

44

pelacuran cukup rumit karena bersangkutan dengan sikap dan mental seseorang

sehingga harus dilakukan secara professional dengan rencana yang matang dan

kegiatan yang terfokus.

Peraturan Daerah Kota Tangerang No 8 Tahun 2005 tentang larangan

pelacuran terdiri dari 658

(enam) bab yaitu:

1. Bab 1, pasal 1, tentang ketentuan umum, ketentuan umum yaitu,

1. Daerah adalah Kota Tangerang.

2. Pemerintah daerah adalah pemerintah Kota Tangerang.

3. Pelacuran adalah hubungan seksual di luar nikah pernikahan yang

dilakukan oleh pria dan wanita baik di hotel, restoran, tempat hiburan

atau lokasi pelacuran atau ditempat lain dengan tujuan mendapatkan

imbalan jasa.

4. Tim adalah tim yang dibentuk dengan keputusan wali kota yang

keanggotaanya terdiri dari dinas/instansi dan pihak terkait.

5. Pelarangan adalah suatu yang tidak di perbolehkan atau

diperkenankan.

6. Pelacur adalah setiap orang wanita yang menjual diri kepada umum

untuk melakkan hungan seksual di luar pernikahan.

7. Hubungan seksual adalah hubungan perkelaminan antara dua jenis

kelamin yang berbeda atau yang sama.

2. Bab II, pada pasal 2 tentang pelarangan

58

Http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/id/2005/kotatangerang-8-2005, diakses pada

21 Januari 2019.

Page 60: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

45

1. Setiap orang di daerah baik sendiri ataupun bersama-sama dilarang

mendirikan atau mengusahakan atau menyediakan tempat dan/orang

untuk melakukan pelacuran

2. Siapapun di daerah dilarang baik secara sendiri ataupun bersama-sama

untuk melakukan perbuatan pelacuran

3. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat a dan b pada pasal ini

berlaku juga ditempat-tempat hiburan, hotel, penginapam atau tempat

lain,

3. Bab III, pasal 3 tentang penindakan dan pengendalian.

1. tentang penindakan dan pengendalian. Diatur dalam pasal 5 hingga

pasal 7, yaitu penindakan dan pengendalian terhadap Peraturan Daerah

ini dilakukan oleh wali kota atau pejabat yang ditunjuk dan pasal 8

mengenai partisipasi masyarakat.

2. Setiap orang yang sikap atau perilakunya mencurigakan, sehingga

menimbulkan suatu anggapan bahwa mereka pelacur dilarang berada

di jalan, jalan umum, dilapangan, dirumah penginapan, losmen, hotel,

asrama, rumah penduduk/kontrakan, warung-warung kopi, tempat

hiburan, gedung tempat tontonan, di sudut-sudut jalan, di lorong atau

tempat lain di daerah

3. Siapapun dilarang bermesraan, berpelukan atau berciuman dan

mengarah pada hubungan seksual, baik ditempat umum atau ditempat-

tempat yang kelihatan oleh umum.Bab V, tentang ketentuan penyidik,

diatur dalam pasal 10 sampai pasal 12 yaitu, selain pejabat penyidik

Page 61: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

46

umum dapat juga dilakukan oleh pejabat penyidik pegawai negeri sipil

dilingkungan pemda sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

4. Bab IV, tentang ketentuan pidana.

1. Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 2 ayat 1 dan ayat 2

peraturan daerah ini dilakukan oleh penyidik umum atau Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) diancam kurungan paling lama 3 (tiga)

bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 15.000.000,-

2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah

pelanggaran.

5. Bab V, tentang penyidikan

Pasal 10 penyidikan atas pelanggaran sebagaimana yang dimaksud pada

pasal 9 ayat (2) peraruran daerah ini dilakukan oleh penyidik umum

atau PPNS dilingkungan pemerintahan daerah yang pengangkatannya

ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11, penyidik PPNS sebagaimana yang dimaksud pada pasal 10

peraturan daerah ini mempunyai wewenang dan kewajiban

melaksanakan penyidikan sebagai berikut.

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang terhadap adanya

tindak pidana.

2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan

melakukan pemeriksaan.

Page 62: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

47

3. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda

pengenal tersangka.

4. Melakukan penyitaan benda atausurat.

5. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

6. Memanggil seseorang untuk di dengar dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi.

7. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan

pemeriksaan perkara.

8. Menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk dari

penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti.

9. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Setelah mengetahui isi dari Peraturan Daerah Kota Tangerang No 8 Tahun

2005 tentang larangan melakukan prostitusi, penulis menyimpulkan bahwa Perda

tersebut masih rancu dalam penunjukan tempat-tempat yang dicurigai sebagai

praktek prostitusi, karena banyak sekali tempat-tampat yang penulis anggap

sebagai privasi tetapi dimasuki oleh masyarakat sehigga menimbulkan keresahan

bagi masyarakat sekitar.

Page 63: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

48

D. Proses Pembuatan Perda

Gambar 3.1 Proses Pembuatan Kebijakan Publik Tingkat Lokal

Eksekutif (walikota)

Legislatif (DPRD)

LSM( tokoh masyarakat,

tokoh agama, perwakilan ormas,

wartawan)

Depdagri (Departemen Dalam

Negri)RAPERDA PERDA

Dalam proses pembuatan Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang

larangan pelacuran. Wali Kota Tangerang sebagai eksekutif memberikan

Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) dan lalu di serahkan kepada ketua

DPRD Kota lalu ketua DPRD memberitahu Rancangan pembentukan Perda

kepada semua anggota dan selanjutnya tugas DPRD membuat panitia khusus

(PANSUS) berjumlah 14 orang yang berasal dari berbagai fraksi yang telah

mendpatkan tugas khusus untuk membahas Perda yang telah diajukan oleh ketua

DRPD.

Setelah RAPERDA di bahas oleh pansus, diselenggarakan rapat paripurna

eksekutif (Wali kota) dan legislatif (DPRD) membahas rancangan Perda yang

telah diajukan melalui pertemuan khusus dan hearing dengan elemen masyarakat,

seperti LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan Ormas dan wartawan

Page 64: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

49

dll. Setelah melakukan hearing Perda tersebut dirundingkan dengan Depdagri

dan bagian hukum Provinsi Banten. Setelah mencapai kesepakatan antara

eksekutif, legislatif dan elemen masyarakat maka selanjutnya legislatif (DPRD)

mengesahkan Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) menjadi Perda yang

selanjutnya akan di sosialisasikan ke masyarakat.59

Itikad baik pemerintah Kota Tangerang untuk memperbaiki moral

masyarakatnya tidak hanya mendapatkan respon positif pemda juga mendapatkan

respon negatif dari kalangan yang tidak sepaham yang menganggap pemda

berupaya meneggakan syariat Islam, sehingga banyak sekali isu muncul yang

mendeskreditkan pemda Tangerang yang bertebaran di media massa agar

mencabut Perda larangan prostitusi60

.

Penyebab dari respon negatif masyarakat agar mencabut Perda larangan

prostitusi dikarenakan Perda tersebut dianggap mencederai perempuan, dan

karena Perda tersebut memberikan kewenangan pada Trantib untuk menangkap

dan mengamankan perempuan yang dianggap sebagai PSK. Banyak korban salah

tangkap terhadap perempuan baik-baik yang kebetulan pada saat itu pulang larut

malam seperti pulang berkerja, jika melihat sistem hukum individu atau kelompok

tidak boleh ditangkap hanya karena dilandasi oleh rasa curiga.

59

https://www.bphn.go.id/data/documents//Kota Tangerang-2009-6.pdf, diunduh pada 17

Februari 2019. 60

Chairil, Akhmad, Orang Kerdil Takut Islam Besar,diunduh pada 23 April 2019.

Page 65: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

50

E. Perda Syari’ah Provinsi Banten

Tabel 3.1 daftar Peraturan Daerah yang bernuansa Syariah di Provinsi

Banten61

NO Daerah No Perda Isi Perda

1 Banten No 4/2004 Pengelolaan zakat

2 Pandeglang N0 4/2004 Tentang seragam sekolah SD,

SMP,SMU

3 Kota

Tangerang

No 7/2005 Tentang larangan penjualan

minuman beralkohol

4 Kota

Tangerang

No 8/2005 Tentang larangan pelacuran

5 Kab

Tangerang

No 24/2004 Tentang pengelolaan zakat, infaq

dan shodaqoh (ZIS)

6 Kota serang No 1/2006 Tentang ketentuan penyelenggaraan

wajib Madrasan Diniyah

Awwaliyah

7 Kabupaten

Serang

No 6/2002 Tentang pengelolaan zakat

8 Kota

Cilegon

No 9/2005 Tentang perusahaan BPR Sayariah

9 Cilegon No 4/2001 Tentang pengelolaan zakat, infaq

dan shodaqoh (ZIS)

10 Tangerang Agustus 2008 Surat edaran dariwali Kota

Tangerang tentang tentang

penutupan sementara jasa hiburan

selama bulan suci ramadhan

Dengan banyaknya jumlah Perda syariah di Provinsi Banten, tidak

memungkiri Kota Tangerang yang merupakan bagian dari Provinsi Banten ikut

mengeluarkan Perda sejenis. Perda-Perda syariah juga dikeluarkan dalam rangka

untuk menjaga moral masyarakat Kota Tangerang serta mewujudkan cita-cita

Gubernur Banten yang ingin menjadikan Banten sebagai Provinsi yang

berakhlakul karimah.

61

Qomaruzzaman, Daftar Perda Syariah di Indonesia, http://politikdanhukumkum.daftar-

Perda-syariah-Islam-berdasarkan.html, diunduh pada 23 Februari 2019.

Page 66: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

51

BAB IV

PARTISIPASI ORMAS ISLAM DALAM PROSES PEMBUATAN DAN

IMPLEMENTASI PERDA NO 8 TAHUN 2005 KOTA TANGERANG

Dalam melakukan proses politik, Masyarakat tradisional terbatas, hanya

sampai golongan elit, sedangkan golongan kecil hanya sekedar dijadikan objek

oleh pemerintah dari kebijakan publik yang mereka buat.Tetapi, seiring

berkembangnya zaman masyarakat menjadi lebih maju dan lebih modern

sehingga mulai tumbuh rasa kesadaran ingin terlibat dalam kehidupan politik,

sehingga masyarakat bukan hanya sekedar menjadi objek politik oleh pemerintah

dari pembuatan kebijakan publik.

Pada bab ini penulis akan menganalisis bagaimana dan sejauh mana partisipasi

Ormas Islam dalam proses pembuatan Perda, serta bagaimana pandangan Ormas

Islam terhadap Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang dan bagaimana cara

Ormas dan pemerintah melakukan sosialisasi serta pengimplementasian Perda

tersebut.

A. PartisipasiOrmas Islam dalam Pembuatan Kebijakan Publik

Indonesia merupakan negara yang demokratis sehingga pemikiran dan konsep

partisipasi yang tertanam adalah bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat

sehingga apa yang akan dibuat dan dilaksakan dalam perumusannya harus

melibatkan masyarakat sepenuhnya karena alasan negara demokratis inilah

sehingga yang akan di buat dan dirumuskan harus melibatkan masyarakat karena

aspirasi masyarakat harus tersampaikan sehingga dalam pemilihan DPRD tingkat

1 di Kabupaten/Kota masyarakat harus benar-benar memilih wakil mana yang

Page 67: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

52

akan benar-benar menyuarakan aspirasi dan keinginan mereka, sehingga

partisipasi politik adalah penyelenggaraan pemilihan politik yang sah dimata

hukum yang dilakukan oleh masyarakat.62

Partisipasi politik yang dilakukan

masyarakat pada tingkat daerah yang bertujuan mempengaruhi pemerintah dalam

proses pembuatan kebijakan publik tingkat lokal

Kota Tangerang merupakan Kota yang memiliki 3 Ormas Islam yang

disegani yaitu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela Islam

(FPI), sehingga peran Ormas sendiri tidak bisa lagi di lihat dari sebelah mata

peran Ormas sendiri mulai diperhitungkan dalam pembuatan kebijakan publik.

1. Partisipasi Ormas Islam Muhammadiyah dalam proses pembuatan Perda

No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Muhammadiyah adalah Ormas yang paling tua diantara NU dan FPI,

Muhammadiyah sendiri terbentuk sejak 1912 yang sekarang memiliki kurang

lebih 50 juta anggota, tujuan utama dari berdirinya Muhammadiyah adalah untuk

mengembalikan proses dakwah yang diajarkan Rosulullah sehingga dapat

menghindari penyimpangan yang terjadi sering kali mengakibatkan pemahaman

yang bercampur-campur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan

adaptasi.63

Muhammadiyah menampilkan ajaran Islam yang bukan sekedar agama yang

bersifat pribadi dan statis tetapi juga ajaran yang bersifat dinsebagai sistem sistem

kehidupan manusia dalam segala aspek. Dalam pembentukanya,

62

Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1998),3. 63

Wawancara Pribadi Dengan, KH Abdurrahman, Ketua DPC Muhammadiyah Kota

Tangerang, pada 15 Maret 2019.

Page 68: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

53

Muhammadiyahmenjadikan Al-Quran sebagai satu pedoman salah satunya pada

surat Ali Imran ayat 104:” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah

orang-orang beruntung” ayat ini mengandung isyarat agar pergerakan umat Islam

dalam menjalankan dakwah secara terorganisasi.

Bukti bahwa Muhammadiyah memiliki massa yang dapat diperhitungkan di

Kota Tangerang yaitu dengan adanya beberapa pesantren, sekolah, perguruan

tinggi hingga rumah sakit seperti, Universitas Muhammadiyah Tangerang yang

merupakan salah satu universitas yang dibuat oleh Muhammadiyah dalam rangka

menjadikan generasi muda yang lebih berakhlak.

Dalam proses pembuatan kebijakan Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

ternyata Muhammadiyah sendiri khususnya Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota

Tangerang, tidak dilibatkan dalam proses hearing dengan elemen masyarakat

dalam pembahasan kebijakan publik, berbeda dengan Nahdlatul Ulama yang

diberikan undangan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) untuk menghadiri, menurut

DPC Muhammadiyah KH. Abdurrahman dalam proses pembuatan kebijakan

publik Muhammadiyah biasanya akan di beritahukan oleh kader dari

Muhammadiyah bahwa ada Perda-Perda yang baru di sahkan.

Karena tidak dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan publik tingkat

lokal Muhammadiyah hanya melakukan diskusi kepada kader Muhammadiyah

yang menjadi anggota legislatif di Kota Tangerang sendiri menurut KH.

Abdurrahman kader Muhammadiyah banyak yang menjadi DPRD Kota

Tangerang yang mayoritas berasal dari partai PAN (Partai Amanat Nasional), PPP

Page 69: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

54

(Partai Persatuan Pembangunan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang masing-

masing berjumlah 3-4 orang dari perwakilan kader tersebutlah Muhammadiyah

dapat menyalurkan aspirasinya dalam proses pembuatan kebijakan publik.

Dalam proses pembuatan kebijakan publik Muhammadiyah sangat

mengharapkan peran anggota legislatif khususnya anggota DPRD yang beragama

Islam menyalurkan aspirasi khusunya terhadap Perda syariah karena menurut KH.

Abdurrahman aturan Islam bukan hanya menguntungkan agama Islam tetapi

menguntungkan semua agama.

Sebagai organisasi yang mengusung pembaharuan atau modernisme dalam

Islam tetapi tetap pada paham tradisionalisme yaitu tetap menjunung nilai-nilai

Islam, Muhammadiyah merupakan Ormas Islam yang berkembang sampai saat

ini, saat ini Muhammadiyah sendiri memperluas geraknya seperti dalam bidang

politik, tetapi Muhammadiyah prinsip gerakannya yaitu tetap mengupayakan

kesejahteraan masyarakat Islam. Karena Muhammadiyah termasuk gerakan Islam

modern yang membuka diri terhadap perubahan kondisi masyarakat Islam pada

saat awal terbentuknya Muhammadiyah.64

2. Partisipasi Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dalam proses pembuatan

Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan Ormas yang berdiri sejak 1926, NU

memiliki peran yang penting diluar lembaga politik dan lembaga penyelenggara

negara karena NU sendiri memiliki banyak sekali massa di Kota Tangerang NU

terkenal dengan pendidikannya tidak berbeda jauh dengan Muhammadiyah NU

64

Intan Dwi Kemala, Gerakan Islam Literatur, (Jakarta: FIB UI, 2008), 60-64.

Page 70: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

55

juga memiliki beberapa sekolah seperti pondok pesantren terpadu jabal nur.

Kekuatan NU bertumpu pada tiga tataran, yaitu pada paham Ahlussunnah wal-

jama’ah, nilai-nilai/tradisi dan lembaga-lembaga budaya mulai dari pesantren,

jaringan tardekat, serta jaringan struktur dan infrastruktur organisasi yang tersebar

di seluruh nusantara. Kekuatan NU sejauh ini masih aktiv sebagai penyangga

bangsa karena belakangan ini, lembaga pemerintahan mengalami kemerosotan

legitimasi karena sudah dianggap lemah dalam menjalankan tugas pokoknya

sehingga banyak sekali kepentingan invidu dan golongannya saja bukan pada

kepentingan masyarakat umum.65

NU yang merupakan organisasi keulamaan, yang berorientasi pada

masyarakat dan sebagai wujud dari ahlusunnah wal jama’ah yang selalu bersama

as-sawadul a’dzom (kelompok mayoritas) yang dalam hal ini adalah masyarakat

sehingga NU akan memperjuangkan aspirasi masyarakat. NU secara lantang akan

memperjuangkan kepentingan umum, dengan cara tarbiyatur ruhiyah (mendidik

dan menyirami rohani mereka) menurut NU cara yang terbaik untuk menyadarkan

orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kepentingan

golongannya saja kita harus menyadarkan dengan memberikan siraman rohani

agar mereka kembali sadar bahwa mereka adalah pilihan rakyat.66

Dalam proses pembuatan kebijakan publik NU sendiri selalu mengikuti

pemerintah atau ulil amri sedangkan untuk mencapai keinginan NU, dalam proses

pembuatan kebijakan publik NU mempercayai kader yang sekaligus anggota

65

Said Aqil Siroj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat

Mulamaddin, (Jakarta: LTN NU, 2015), 25. 66

Said Aqil Siroj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat

Mulamaddin, 28.

Page 71: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

56

dewan yang menduduki jabatan sebagai DPRD yang sejumlah 5 orang.67

peran

NU hanya sebatas memberikan masukan terhadap Perda-Perda yang dikeluarkan

pemerintah agar tetap berpegang teguh pada pancasila.

Dalam proses pembuatan kebijakan publik biasanya pemerintah Kota

Tangerang mengundang perwakilan elemen masyarakat seperti, LSM, pengusaha,

tokoh agama dan Ormas, dalam proses hearing atau mendengarkan aspirasi

masyarakat kepada pemerintah dalam proses dan usulan pembuatan kebijakan

publik biasanya ada 3-4 perwakilan yang diundang dalam proses pembuatan

kebijakan publik. Biasanya Perwakilan Wilayah Nahhdlatul Ulama (PWNU)

sendiri dalam proses hearing tersebut NU hanya sekedar mendengarkan karena

NU sendiri sudah memiliki kader yang ada dalam DPRD sehingga semua aspirasi

NU bisa di sampaikan oleh kader NU yang berada dalam pemerintahan.

3. Partisipasi Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI) dalam proses

pembuatan Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Front Pembela Islam (FPI) merupakan organisasi Islam yang dibentuk pada

17 Agustus 1998, organisasi ini di pimpin oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab

dibentuk dengan tujuan menjadi wadah antara ulama dan umat dalam menegakan

Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar ,FPI merupakan kelompok Islam fundamentalis

yaitu Islam yang dalam pemahaman dan prakteknya berpedoman pada yang asasi,

jadi pada dasarnya kelompok Islam fundamentalisme adalah kelompok yang sikap

dan pandanganya berpedoman pada hal-hal yang dasar dan yang pokok dalam

67

Wawancara Pribadi Dengan, Bapak Ezul PC NU, Kota Tangerang, pada 16 Maret 2019.

Page 72: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

57

Islam dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan serta teknologi.68

Sehingga

menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang menerima modernitas tetapi

tidak meninggalkan pedoman umat Islam yaitu Alquran.

Dalam wawancara pribadi dengan KH. Hambali Mulyadi FPI sangat

mendukung adanya Perda larangan pelacuran di Kota Tangerang karena melihat

realita sekarang banyak nya tempat hiburan malam yang ada di Kota Tangerang

serta banyaknya laki-laki hidung belang yang melakukan praktik prostitusi dan

mereka tidak lagi malu seolah-olah prostitusi sudah menjadi hal yang biasa.

Karena pembuatan Perda larangan pelacuran merupakan langkah yang positif

karena tindakan prostitusi tidak dibenarkan oleh semua agama.69

Dalam proses pembuatan kebijakan publik FPI, memiliki peran karena

menurut KH. Hambali Mulyadi, FPI selalu diundang dalam proses pembuatan

kebijakan publik perwakilan FPI sendiri dihadirkan sebanyakan 3-6 orang dalam

sekali pertemuan karena FPI sendiri merupakan Ormas Islam yang sangat sensitiv

terhadap Undang-Undang dan Perda yang akan dibuat oleh pemerintah.70

Partisipasi FPI dalam proses pembuatan kebijakan publik biasanya hanya

mendengarkan undang-undang dan Perda yang telah dibuat oleh pemerintah untuk

disepakati bersama, karena menurut FPI Perda syariah tidak boleh berbenturan

dengan Pancasila dan konsitutusi yang ada, karena FPI sendiri selalu mengawal

proses pembuatan UU dan Perda yang akan disahkan oleh pemerintah.

68

Abuddin Natta, Peta keberagaman Pemikiran Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001), 16. 69

Wawancara Pribadi Dengan, KH. Hambali Mulyadi, Ketua DPP Front Pembela Islam

Kota Tangerang, pada 14 Maret 2019. 70

Wawancara Pribadi dengan, KH.Hambali Mulyadi, Ketua DPP Front Pembela Islam

Kota Tangerang, pada 14 Maret 2019

Page 73: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

58

FPI sendiri tidak melibatkan aktor lain dan relasi dalam pembuatan kebijakan

publik karena FPI sendiri merupakan Ormas yang sangat sensitiv sehingga

pendapat FPI cukup diperhitungkan sehingga sampai saat ini masukan yang di

usulkan FPI selalu mendapat tempat di pemerintah, sedangkan untuk

mempertahankan pendapat FPI, FPI biasanya melakukan lobbying orang-orang

yang mereka anggap sejalan dengan keinginan mereka sehingga pendapat mereka

dapat di dengarkan.71

Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Ormas Islam dan pembuatan dan

Implementasi kebijakan publik

NO Ormas Islam Menghadiri Melakukan sosialisasi

1 Muhammadiyah TIDAK IYA

2 Nahdlatul Ulama IYA IYA

3 Front Pembela

Islam

IYA TIDAK

Sumber: Diolah dari data hasil wawancara dengan narasumber

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dengan ketiga Ormas Islam dapat

disimpulkan dengan berupa tabel di atas, dari tabel tersebut kita mengetahui

Ormas yang diundang atau menghadiri dalam proses pembuatan kebijakan publik

adalah Ormas IslamNahdlatul Ulama (NU) dan Ormas Front Pembela Islam (FPI)

sedangkan Muhammadiyah tidak menghadiri atau tidak diundang dalam

pembuatan kebijakan publik Kota Tangerang.

71

Wawancara Pribadi dengan, KH. Hambali Mulyadi, Ketua DPP Front Pembela

IslamKota Tangerang, pada 14 Maret 2019

Page 74: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

59

Ormas yang ikut melakukan sosialisasi terhadap Perda No 8 Tahun 2005

tentang larangan melakukan praktek prostitusi hanya Ormas Nahdlatul Ulama

(NU) dan Muhammadiyah kedua Ormas tersebut melakukan sosialisasi dengan

cara menyelipkan Perda No 8 Tahun 2005 di dalam kegiatan rutin mereka seperti

tahlilan, hari santri nasional, maulid Nabi dan pengajian mingguan.

B. Implementasi Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Dalam pembuatan kebijakan publik tentu pemerintah membutuhkan feedback

dari masyarakat, karena penulis membahas Ormas Islam dalam hal ini bagaimana

cara Ormas Islam dan pemerintah dalam mengimplementasikan dan meleakukan

sosialisasi kepada masyarakat tentang Perda No 8 Tahun 2005 tentang larangan

pelacuran serta bagaimana pendapat Ormas Islam mengenai Perda tersebut.

Menurut Ormas Islam Perda larangan pelacuran merupakan Perda yang

memang sudah seharusnya ada dan wajib ditaati oleh masyarakat, dari hasil

wawancara dengan para tokoh Ormas Islam penulis menyimpulkan bahwa semua

Ormas dalam pengimplementasian Perda larangan pelacuran sangat siginifikan,

karena Islam sendiri sangat melarang perbuatan zina bahkan semua agama tidak

ada yang membenarkan perbuatan zina.

Dalam pengimplementasian Perda larangan pelacuran Muhammadiyah

sebagai Ormas Islam tertua secara rutin menggelar pengajian dan melakukan

sosialisasi kepada masyarakat bahwa di Kota Tangerang sendiri sudah terdapat

Page 75: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

60

Perda larangan pelacuran dan sudah ada hukum yang akan menindak jika

masyarakat masih melakukan perbuatan prostitusi tersebut.72

Muhammadiyah menganggap dengan di sosialisasikan secara rutin lewat

pengajian yang dilakukan Muhammadiyah masyarakat diharapkan lebih mentaati

hukum yang ditelah di buat oleh pemerintah, karena dalam agama sudah jelas

dilarang.

Jika Muhammadiyah dengan cara melakukan pengajian berbeda dengan

Nahdlatul Ulama (NU) hasil wawancara dengan KH. Bunyamin Perda syariah

merupakan PerdaIslam yang sebenarnya dalam ajaran Islam sudah ada larangan-

larangan, untuk melakukan tindakan tersebut NU hanya mengingatkan kepada

masyarakat lewat hari santri nasional, maulid Nabi dan tahlilan bahwa di Kota

Tangerang sudah ada Perda yang mengatur tentang larangan prostitusi dan sudah

ada pasal serta hukuman yang akan di terima bagi yang melakukan praktek

prostitusi di Kota Tangerang.73

Berbeda dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang melakukan

sosialisasiPerda larangan pelacuran melalui kegiatan rutin yang sudah menjadi

agenda Ormas tersebut.FPI berbeda pendapat, menurut KH. Hambali Mulyadi FPI

tidak bertugas untuk malakukan sosialisasi, sosialisasi Perda merupakan tugas

pemerintah sehingga Ormas tidak diwajibkan untuk melakukan sosialisasi74

Praktek prostitusi yang berpotensi merusak nilai madani yang telah tertanam

dan bahkan menjadi visi dan misi Kota Tangerang, sehingga pemerintah

72

Wawancara pribadi dengan, KH. Abdurrahman, DPC MuhammadiyahKota Tangerang,

15 Maret 2019. 73

Wawancara Pribadi dengan, Bapak Ezul PC NU Kota Tangerang, 16 Maret 2019. 74

Wawancara Pribadi dengan, KH Hambali Mulyadi, DPP FPI Kota Tangerang, 15 Maret

2019.

Page 76: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

61

memberikan solusi pada persoalan dengan mengeluarkan Perda larangan

pelacuran. Tetapi pada kenyataanya masih ada beberapa faktor yang menjadikan

Perda ini belum berjalan optimal dalam pengimplementasiannya yang

mengakibatkan semakin menjamurnya aktivitas penyakit masyarakat seperti

pelacuran dan akan adanya pergeseran antara nilai dan keyakinan yang akan

mengakibatkan hilangnya moral setiap individu dari berbagai aspek kehidupan.

Menurut George Charles Edward dalam Sahya Anggara implementasi masuk

dalam tahapan proses penyusunan kebijakan publik, yang ada diantara tahapan

penyusunan kebijakan dan hasil serta konsekuensi yang timbul akibat dari

kebijakan tersebut (ouput, outcome), tahap implementasi terdiri atas beberapa

tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pendanaan, tahap pengorganisasian, tahap

pengangkatan dan tahap pemecatan karyawan serta tahap negoisasi.75

Dalam implementasi Perda larangan pelacuran dilaksanakan oleh beberapa

instansi dalam pemerintah yaitu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol pp) dan dinas

sosial Kota Tangerang yang memiliki peranan penting sebagai implementator

Perda larangan pelacuran, fungsi Satpol pp sebagai penindak atau eksekutor di

mana dalam pelaksanaanya Satpol pp memiliki wewenang untuk menindak

adanya praktek prostitusi atau setiap aktivitas pelacuran, apabila terjadi praktek

prostitusi Satpol pp akan membawa para pekerja sex komersial (PSK) untuk di

bina di rumah singgah, tetapi dalam Perda No 8 Tahun 2005 bab IV pasal 9 No 1

75

Dr. Sahya Anggara, M.Si, Kebijakan Publik, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014),

249.

Page 77: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

62

bahwa para PSK akan diancam kurungan maximal 3 bulan penjara dan denda

maximal Rp. 15.000.000.00 (Lima Belas Juta).76

C. Permasalahan Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang

Perda syariah Kota Tangerang menarik untuk diteliti, karena Perda ini

dikeluarkan oleh kepala kepala daerah yang bukan berasal dari partai politik

(Parpol) Islam, yang kita ketahui Wahidin Halim (WH) merupakan kader dari

parpor golkar, golkar merupakan partai sekuler yang kepala daeranya

mengeluarkan Perda syariah. Konsep negara yang umumnya berkemang hingga

sekarang terdiri atas negara sekuler dan negara teokratis, konsep dari negara

sekuler adalah memisahkan antara urusan agama dan negara serta memberikan

kewenangan pengaturan agama kepada masing-masing individu.

Berbanding terbalik dengan konsep negara sekuler, adalam negara teokrasi,

agama menjadi pemegang kendali seutuhnya dalam negara. Indonesia bukan

negara sekuler dan bukan negara teokrasi, demokrasi merupakan basis utama

pemerintahan Indonesia yaitu pemerintah dipilih oleh rakyat untuk rakyat dan

bertujuan untuk mewakili kepentingan rakyat. Perda syariah bukanlah seutuhnya

hasil dari perjuangan para kader partai Islamis yang berupaya untuk memisahkan

diri dari tradisi sekuler Indonesia.

Para politikus yang berafiliasi dengan partai sekulerlah yang justru

merancang hingga menerapkan Perda syariah di daerah-daerah, golkar yang

76

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/Id/2005/Kota Tangerang-8-2005.pdf, diakses

pada 13 April 2019.

Page 78: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

63

berjaya pada pemilu 2004, menang dengan suara mayoritas dalam pembahasan

Perda syariah di empat kabupaten.77

WH memilih Perda syariah karena menurut WH, agama dan politik dua hal

yang berkesinambungan, ketika dominan muncul isu agama dalam pergaulan

sosial ditengah masyarakat, politik akan menyambut dan menjualnya kembali agar

menarik perhatian masyarakat secara tidak langsung akan membuat penambahan

suara dalam pemilihan78

, dalam pemilihan umum demokratis yang memunculkan

tekanan baru bagi elit yang berkuasa untuk memobilisasi dan membuat struktur

wilayah pemilihan, oleh karena itu membuka peluang baru bagi pegiat Islamis

untuk mempengaruhi politik.

Menurut Dr. Buehler, peningkatan Perda syariah disebabkan oleh demokratis

yang membuat partai-partai Islam yang tidak memiliki kelembagaan yang baik,

dinamika politik baru telah mendorong politikus sekuler menerbitkan Perda

syariah, keterbelakangan partai di tingkat subnasional telah membawa para

politikus mencari basis alternatif kearah kekuasaan, yaitu basis yang memasok

prasarana politik, seperti tim kampanye dan akses elektorat.79

Dalam bukunya Buehler mencatat bahwa, 7 dari 33 provinsi dan 51 dari

sekitar 510 kabupatem mengadopsi sekurang-kurangnya satu Perda syariah dari

tahun 1999 hingga 2009, di DPRD di semua provinsi yang paling paling

menyuarakan perda syariah berasal dari fraksi golkar dan PDIP, golkar sendiri

77

Michael, Buehler, The Politics Of Shari’a Law: Islamic Activist and The State in

Democratic Indonesia, (Cambridge: United Kingdom, 2016), 11. 78

Wawancara Pribadi dengan, jazuli Ahmad, Timses WH-Arif Kota Tangerang, pada 6

Juli 2019. 79

Michael, Buehler, The Politics Of Shari’a Law: Islamic Activist and The State in

Democratic Indonesia, (Cambridge: United Kingdom, 2016), 25.

Page 79: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

64

berjaya pada pemilu 2004, menang suara mayoritas dalam pembahasan rancangan

Perda syariah, dan yang lebih menarik ternayata walikota Makasar Ilham Arief

Sirajudin, yang merupakan mantan anggota partai golkar sudah lebih dulu

mengeluarkan Perda syariah.

WH yang merupakan kader golkar tidak memungkiri penerapan Perda syariah

turut memasok sarana bagi politikus golkar untuk mengakumulasi uang yang

dibutuhkan, beberapa Perda Syariah menciptakan de facto monopoli atas

distribusi alkohol, jadi tujuan dari WH mengusung Perda syariah berbeda dengan

ideologi partainya, dikarenakan mayoritas dari warga Kota Tangerang beragama

Islam tidak dipungkiri isu agama sangat mudah untuk menaikan pamor sehingga

perolehan suara akan mudah di dapatkan. Proses Islamisasi yang mendorong

berjamurnya Perda syariah di Indonesia di gerakan oleh aktor atau kelompok di

luar partai Islamis.

Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang, merupakan perda larangan

prostitusi yang menyebabkan permasalahan di Kota Tangerang, karena banyaknya

aduan dari berbagai elemen masyarakat dan korban salah tangkap yang

diakibatkan karena berlakunya perda tesebut, membuat penulis ingin mengetahui

bagaimana regulasi pemberian hukuman bagi seseorang yang dianggap/sebagai

PSK.

Dalam Perda No 8 Tahun 2005 pada pasal 11 ayat 1 di sebutkan, tahapan

dalam penangkapan Perda No 8 Tahun 200580

yaitu:

80

Http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/id/2005/kotatangerang-8-2005, diakses pada

21 Januari 2019.

Page 80: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

65

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang terhadap adanya tindak

pidana.

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan

melakukan pemeriksaan.

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal

diri tersangka.

d. Melakukan penyitaan beda atau surat.

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

f. Memanggil seseorang untuk di dengar dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi.

g. Mendatangkan seorang ahli yang berhubungan dengan pemeriksaan

perkara.

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk dari penyidik

umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan

merupakan tindakan pidanadan selanjutnya melalui penyidik umum,

tersangka atau keluarganya;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam Perda No 8 Tahun 2005 pada pasal diatas sudah disebutkan

bagaimana prosedur penangkapan yang seharusnya tetapi pada realita

dilapangan para Trantib main hakim sendiri, sehingga kasus salah tangkap bukan

hanya terjadi sekali tetapi sudah tiga kali kurun dalam kurun waktu hingga 2017

Page 81: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

66

hingga membuat elemen masyarakat geram, dan beranggapan perempuan yang

keluar malam dianggap mencari nafkah secara tidak halal.

Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Front Pembela Islam (FPI),

merupakan 3 Ormas yang menjadi fokus peneliti, yang menarik dari ketiga

Ormas tersebut adalah Nahdlatul Ulama yang kita ketahui NU merupakan

Ormas modernis yang cenderung menolak perda syariah dan diskriminatif, tetapi

dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan PC (Pimpinan Cabang) NU

Kota Tangerang, NU Kota Tangerang menyetujui Perda syariah Kota

Tangerang, alasanya karena Perda larangan prostitusi merupakan Perda yang

mengikat moral masyarakat, NU sendiri dalam penolakan Perda syariah

memiliki kriteria dan batasan karena ada beberapa Perda yang menurut NU

masih dalam tahap masuk akal, dan apabila perda tersebut sudah cenderung pada

diskriminatif NU akan menolak keras contohnya seperti Perda syariah yang ada

di Tasikmalaya.81

81

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Ezul, PC NU Kota Tangerang. Pada 05 Juli 2019.

Page 82: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

67

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis menjelaskan kesimpulan partisipasi Ormas Islam dalam

pembuatan kebijakan publik serta bagaimana cara Ormas Islam melakukan

sosialisasi Perda No 8 Tahun 2005 kepada kader dan masyarakat serta bagaimana

Ormas dan pemerintah mengimplementasikan Perda tersebut, agar tidak ada lagi

kasus salah tangkap.

A. KESIMPULAN

Bentuk partisipasi politik omas Islam dalam proses pembuatan kebijakan

publik tingkat lokal pada Perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang

pelanggaran prostitusi.

1. Bentuk partisipasi politik yang dilakukan Ormas Islam dalampengambilan

kebijakan publik adanya tahap hearing atau dengar pendapat dalam tahap

ini Ormas yang merupakan bagian dari elemen masyarakat diharapkan

menyuarakan segala aspirasi sehingga tidak ada lagi kebijakan yang

menguntungkan segelintir orang, tetapi pada faktanya dalam pembuatan

kebijakan publik tingkat lokal keadiran Ormas hanya sebagai pelengkap,

karena pada akhirnya pendekatan personal tetap akan menjadi cara yang

paling ampuh

2. Dalam membangun relasi dengan pemerintah Ormas Islam hanya dibantu

oleh kader yang menduduki jabatan dalam pemerintahan agar dapat

menyalurkan aspirasi Organisasinya. Dalam buku organisasi-organisasi

modern, Pada tahap pembuatan kebijakan publik tingkat lokal partisipasi

Page 83: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

68

Ormas sekedar memberikan masukan, dari hasil penelitian penulis ketiga

Ormas Islam dalam pembuatan kebijakan publik masih jauh dari kata

memuaskan karena tidak dilakukan secara mendalam dan hanya sekedar

memberikan masukan. Karena untuk berperan secara maksimal

membutuhkan sebuah institusi yang terkonsolidasi, kuat dan mengakar agar

semua aspirasi dapat tersampaikan

3. Pemerintah dan Ormas Islam dalam pengimplementasian Perda larangan

prostitusi, pemerintah melakukan tindakan langsung bagi para pelaku

prostitusi dengan hukuman paling lama 3 bulan penjara dan denda

maximum RP. 15.000.000 dan juga pemerintah memberikan rumah singgah

untuk para pelaku prostitusi yang tertangkap untuk dilakukan pembinaan.

4. Para politikus yang berafiliasi dengan partai sekulerlah yang justru

merancang hingga menerapkan Perda syariah di daerah-daerah, golkar yang

berjaya pada pemilu 2004, menang dengan suara mayoritas dalam

pembahasan Perda syariah di empat kabupaten. WH memilih Perda syariah

karena menurut WH, agama dan politik dua hal yang berkesinambungan,

ketika dominan muncul isu agama dalam pergaulan sosial ditengah

masyarakat, politik akan menyambut dan menjualnya kembali agar menarik

perhatian masyarakat secara tidak langsung akan membuat penambahan

suara dalam pemilihan

5. Dampak positif dari Perda larangan pelacuran ini adalah pemerintah dapat

mengontrol dan mengikat moral masyarakat, agar masyarakat sendiri masih

Page 84: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

69

berpegang teguh pada syariat Islam sehingga dengan diberlakukan Perda

tersebut dapat mencegah masyarakat.

6. Dampak negatifnya adalah, menurut penulis dalam pengimplementasian

Perda No 8 Tahun 2005 ini pemerintah masih rancu dalam memberikan

hukuman serta tempat-tempat yang dianggap krusial yang paling banyak

terjadi praktek prostitusi sehingga kasus main hakim sendiri tidak dapat

dihindari.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis, tingkat partisipasi dan peran Ormas

Islam dalam pembuatan kebijakan publik tingkat lokal dalam Perda No 8 Tahun

2005 rata-rata tergolong rendah karena masih banyak Perda yang kurang

sosialisasi serta masih adanya Ormas yang tidak dilibatkan secara langsung dalam

proses pembuatan kebijakan publik, serta implementasi dari Perda No 8 Tahun

2005 yang masih dianggap kurang karena masih banyaknya laporan-laporan,

sedangkan dalam implementasinya terutama terhadap tempat-tempat yang sudah

disebutkan dalam Perda menurut penulis masih terlalu universal sehingga

menimbulkan keresahan dan kurangnya ruang privat.

Penulis menyarankan kepada Mahasiswa dan semua akademisi yang ada

dalam elemen masyarakat ikut berperan aktiv mensosialisasikan kepada

masyarakat luas bahwa kita sebagai masyarakat memiliki hak dan kewajiban

untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan mempengaruhi kebijakan publik

dari tingkat nasional maupun lokal, karena masyarakat memiliki hak untuk hidup

Page 85: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

70

aman, tentran dan damai sehingga semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah

akan dirasakan dampaknya secara langsung oleh masyarakat

Page 86: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Fachry dan Bachtiar Effendy, 1986, Merambah Jalan Baru Islam, Jakarta, Mizan.

Anggara, Sahya, M.Si, 2014, Kebijakan Publik, Bandung, CV PUSTAKA SETIA,

2014.

Badarussyamsi. MA, 2015, FUNDAMENTALISME ISLAM Kritik atas Barat,

Yogyakarta, PT LKIS Printing Gemerlang.

Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama.

Buehler, Micheal, 2016, The Politics Of Shari’a Law: Islamic Activist and The State in

Democratic Indonesia, Cambridge, United Kingdom, 2016.

Etzioni, Amitai, 1982, Organisasi-organisasi Modern, Jakarta, UI dan Bradjaguna.

Diakses pada 28 Desember 2018 (https://books.google.co.id).

Gaffar, Afan, 1999,Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar. Diakses pada 5 Januari 2019 (http://nooks.google.co.id).

Hidayat, Komarudin dan Ahmad Gaus AF, 2005, Islam Negara&Civil Society gerakan

dan pemikir Islam kontemporer, Jakarta, Paramadina.

Kemala, Dwi, Intan, 2008, Gerakan Islam Literatur, Jakarta, FIB UI.

Mahasin, Aswab, 1996 Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Wacana antar Agama dan

Bangsa, Jakarta,Yayasan Festival Istiqlal. Diakses pada 10 Januari 2019

(https://books.google.co.id).

Natta, Abuddin, 2001,Peta keberagaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta, Raja

Grafindo Persada.

Prastyo, Hendro dan Ali Munhanif, 2008, ISLAM&CIVIL SOCIETY, Jakarta, PT

Gramedia Pustaka Utama.

Putra, Fadillah, 2003 Paradigma Kritis dalam studi Kebijakan Publik,Yogyakarta,

Pustaka Pelajar.

Prakoso, Djoko, 19995, Proses Pembuatan Peraturan Daerah dan Beberapa Proses

Penyempurnaanya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995.

Schmandt, J. Henry, 2015, FILSAFAT POLITIK kajian Historis dari Zaman Yunani

Kuno sampai Zaman Modern, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Page 87: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xvi

Soee, B. Uddin, S.H., M.Si, Sobirin, S, S, MSI, 2017Kebijakan Publik , Jakarta, Sah

Media.

Soejito, Irawan, 1998, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Jakarta: Bina Akasara, 1998.

Suryana, Yayan, 2012, Tradisionalis dan Modernisme Islam di Indonesia: Kajian atas

Pemikiran Haji Ahmad Sanusi, Yogyakarta, Gapura Publishing.

TIM ICCE JAKARTA, 2003, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani, jakarta, Kencana, diakses pada 23 November 2018

(http://onesearch.id/record/IOS3.NADAR-060900000007486).

Yusuf, A, Muri, 2014,Metode penelitian Kutitatif, kualitatif&Penelitian Gabungan,

Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri.

Zainal, M. Anwar, 2008, Efektifitas Strategi Engagement dalam Melambangkan

suatu: Studi terhadap rewang Rembung Warga Peduli Anggaran) di Bantul,

Jakarta, Prakarsa.

Penelitian

Nurmalia, Lia, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dankeguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Kebijakan

Pendidikan di Kota Tangerang Studi kasus: periode walikota Wahidin Halim”,

2014.

Pauzia, Rizki, Mahasiswi Program Studi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Jurnal

HM,Sabid, 2012, “Rekonstruksi Fiqh Jinayah Terhadap Perda Syariat Islam”, Jurnal

ISLAMICA, 6(2):329-343.

Mudawan, Syaiful, 2012 “syari’ah fikih, hukum Islam: Studi Tentang Konstruksi

Pemikiran Keterampilan”,JurnalSyari’ahdanhukum, 40(11)Tahun:3.

Muhammad, Goenawan, 1994, “Perspektif pasca Modernisme atas Benturan-Benturan

Peradaban”, Jurnal Ulumul Qur’an, 1(1):10.

Santi, Sarah, 2006, “PerdaMaskulin: ketika perempuan dikriminalisasi (kasus Perda

No 8Tahun 2005 Kota Tangerang)”, Forum Ilmiah Indonesia.3(3):81.

Page 88: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

xvii

Ulya, 2014, “Peran NU dan Muhammadiyah dalam Proses pengambilan Kebijakan

Publik”.Jurnal Penelitian,8(2):368-371.

Artikel Online

Alfreda, Ega, 2018, sepanjang 2018 ada 72 kasus kekerasan anak dan perempuan di

Kota Tangerang, diakeses pada 5 Februari 2019 (jakarta.tribunnewssepanjang-

2018-ada-72-kasus-kekerasan-anak-dan-perempuan-di-Kota-Tangerang).

Hmj, Tafsir, Hadist, Uin Bandung, 2015, Islam Tradisionalis, Modernis dan

Fundamentalis, diakeses pada, 25 Februari 2019, (https://www.google.go.Islam-

tradisionalis-modernis-dan-fundamentalis/amp).

Maldhini, 2019, Civil Society, diakses pada 25 Februari

2018,(academia/Civil_Society).

Pemerintah Kota Tangerang, 2012,jumlah Perda Syariah di Kota Tangerang, diakses

pada 14 Februari 2019, (https://www.google.co.id/amp/s/nasion.al.tempo/jumlah-

Ormas-Islam-di-Kota-Tangerang).

Qomaruzzaman, 2012, DaftarPerdaSyariah di Indonesia, diakses pada 23 Februari

2019, (http://politikdanhukumku.daftar-Perda-syariah-Islam-berdasarkan.html).

Detik, 2006, perdaTangerang yang kontroversialitu, diakeses pada 26 November

2018,(https://m.detik.com/news/berita/560707/inilahh-Perda-pelacuran-

Tangerang-yang-kontroversial-itu).

Wawancara

KH Abdurrahman, Ketua DPC Muhammadiyah Kota Tangerang, pada 15 Maret 2019.

BapakEzul PC NU, Kota Tangerang, pada 16 Maret 2019.

KH.HambaliMulyadi, Ketua DPP Front Pembela Islam Kota Tangerang, pada 14

Maret 2019.

Peraturan Daerah

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang “laranganpelacuran”.

Peraturan Daerah No 7 Tahun 2006 tentang “ larangan Minuman Beralkohol”

Page 89: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas
Page 90: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas
Page 91: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas
Page 92: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas
Page 93: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

LAMPIRAN

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber: KH. Abdurrahman (ketua DPC Muhammadiyah Kota Tangerang)

Peneliti: Selamat siang bapak, saya Siti Arpiah mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan ilmu politik, kebetulan saya sedang

menyusun penelitian dan penelitian saya berjudul, “Masyarakat

Madani dan Perda syariah” studi atas partisipasi ormas Islam dalam

pembuatan dan implementasi kebijakan publik perda No 8 Tahun

2005 Kota Tangerang tentang larangan prostitusi” kebetulan

Muhammadiyah salah satu ormas Islam yang ada dalam penelitian

saya bapak.

Narasumber: saya KH. Abdurrahman saya sendiri ketua DPC Muhammadiyah

Kota Tangerang, jadi pertanyaan adek seputar apa?

Peneliti: pertanyaan saya meliputi bagaimana partisipasi Muhammadiyah

dalam proses pembuatan kebijakan publik tingkat lokal serta cara

Muhammadiyah mengimplementasikan perda tersebut sih pak,

lebih ke seperti itu.

Narasumber: oke, bagaimana?

Peneliti: jadi, pertama menurut bapak sendiri apa perda syariah pak?

Narasumber: Perda syariah, syariah kn dalam bahasa arab Islam berarti perda

yang mengikuti ajaran Islam, ntah dari penerapannya, dasar

hukukmnya.

Page 94: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

Peneliti: Muhammadiyah sendiri tau nggak sih pak kalau di Kota Tangerang

ini ada perda yang syariah, seperti perda No 8 Tahun 2005 Tentang

larangan prostitusi?

Narasumber: kalau Muhammadiyah tau sih saya sendiri tau, apalagi tentang

prostitusi yaa yang dalam agama saja sudah jelas-jelas dilarang.

Peneliti: jadi Muhammadiyah sendiri sudah mengetahui adanya perda

syariah ya pak? Lalu dalam pembuatan perda sendiri bagaimana

partisipasi dan peran Muhammadiyah pak?

Narasumber: kalo tau sih tau, tapi ketika pemerintah membuat kebijakan

contohnya kayak akhlakul karimah atau tentang larangan

pelacuran, kita di sini kan Cuma cabang ya dek, jadi kita gak

pernah denger kalau Muhammadiyah di libatkan langsung dalam

pembuatan perda, biasanya itu, biasanya yaa yang pasti ada

kemauan eksekutif yang di dukung legislatif biasanya di Tangerang

ini, anggota DPRD yang ada di Tangerang kelihatannya yang

mengarah pada kelompok muslim lebih banyak dan niatan mereka

untuk membuat perda-perda bernuansa syariah lebih kuat sekali,

saya disini waktu itu PAN wakilnya sekitar 4 orang terus di dukung

oleh PPP ketika itu memang PAN itu anak saya sendiri sebagai

komisinya dan yang PPP ada keponakan saya dia kuat sekali

agamanya, kemudian dari PKS juga seperti itu, jadi mungkin di

dominasi oleh kelompok muslim yang ada di DPRD Kota

Tangerang, jadi kalau Muhammadiyah mah saya belum denger

untuk dilibatkan dalam pembuatan perda itu.

Peneliti: berarti bapak sendiri belum pernah denger kalau Muhammadiyah

diundang oleh atau mendapatkan undangan oleh pemerintah dalam

proses hearing atau pendengaran aspirasi dalam proses pembuatan

perda pak?

Page 95: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

Narasumber: kalau diundang sih saya tidak tau karena kn saya cabang ya, tapi di

daerah pun saya belum pernah mendengar kalau diundang dalam

proses pembuatan perda, tapi kalo di pusat kn biasanya kalo

Muhammadiyah ada tanwir tuh, tanwir biasanya mengeluarkan

rekomendasi atau surat pernyataan kepada pemerintah misalnya

masalah miras, pelacuran yang saya denger nih, untuk daerah dan

cabang saya blm pernah denger ada atau nggak yaa

Peneliti: bapak kan sudah tau nih pak, kalau ada perda syariah perda

larangan pelacuran ya pak, kalau dari Muhammadiyah sendiri

bagaimana cara Muhammadiyah mempertahankan agar perda

syariah selalu ada di Kota Tangerang, karena yang kita tau Kota

Tangerang ingin menjadi Kota yang berakhlakul karimah?

Narasumber: sebenarnya Muhammadiyah kn sejak awal tugasnya dakwah amal

maaruf nail munkar makan Muhammadiyah mengadakan

pengajian-pengajian agar tetap mengamalkan maaruf nail munkar

baik terhadap anggotanya maupun warga sekitar maupun orang

lain, cara mendukungnya yaa kita dengan cara melakukan

pengajian-pengajian sambil mensosialisasikan kepada masyarakat

karena perda-perda seperti itu amat sangat baik dek, karena kan ini

pengajian yaa jadi menurut saya cara yang paling efektif untuk

mensosialisasikan dan memberitahukan kepada masyarakat ya dek

Peneliti: kalau Muhammadiyah sendiri bagaimana cara Muhammadiyah

membangun relasi agar keiginan Muhammadiyah dapat di dengar

oleh DPRD pak:

Narasumber: aaa, kita punya perwakilan di DPRD maupun DPD melalui beliau

itu kita mengeluarkan kemauan kita, soalnya kalau melalui pemda-

pemda mah kita gak mungkin, jadi kita hanya mengandalkan kader

kita.

Page 96: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

peneliti: jadi Muhammadiyah benar-benar hanya mengandalkan kader

dalam proses pembuatan kebijakan publik karena Muhammadiyah

sendiri tidak dilibatkan dalam proses pendengaran aspirasi atau

hearing oleh pemerintah ya pak.

Narasumber: yaa, jadi seperti itu karena kalau mengharapkan pemda-pemda kn

tidak mungkin kecuali mereka yang mengundang kita.

Page 97: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber: bapak Ezul (PC NU Kota Tangerang)

Peneliti: Assalamualaikum, selamat siang bapak, saya Siti Arpiah

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan ilmu politik,

kebetulan saya sedang menyusun penelitian dan penelitian saya

berjudul, “Masyarakat Madani dan Perda syariah” studi atas

partisipasi ormas Islam dalam pembuatan dan implementasi

kebijakan publik perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang

larangan prostitusi” kebetulan Nahdlatul ulama salah satu ormas

Islam yang ada dalam penelitian saya bapak.

Narasumber: saya Ezul mba bisa panggil saya abang kebetulan pak KH.

Bunyamin sedang tidak ada di tempat dan beliau mengamanahkan

kepada saya untuk menggantikanya, jadi apa judul besarnya mba?

Peneliti: baik bang, tidak apa-apa, judul besar saya masyarakat madani dan

perda syariah bang

Narasumber: masyarakat madani menurut mba itu seperti apa dan perda syariah

itu seperti apa mba? Sebelum mba bertanya saya yang bertanya

dulu ya, hehehe

Peneliti: kalo menurut saya masyarakat madani itu masyarakat yang beradab

yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan karena madani itu

km berasal dari kata madaniah atau madina yang berarti peradaban

jadi masyarakat yang memiliki adab, sedangkan perda syariah

menurut saya peraturan daerah yang bernuansa Islam yang

memiliki aturan seperti agama Islam bang

Page 98: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

Narasumber: iyaa kurang lebih seperti itu jadi antara masyarakat madani dan

perda syariah memang memiliki kesinambungan, untuk menjadi

masyarakat yang bermoral harus di dukung dengan peraturan yang

syariah juga.

Peneliti: Nahdlatul Ulama sendiri tau nggak sih pak kalau di Kota

Tangerang ini ada perda yang syariah, seperti perda No 8 Tahun

2005 Tentang larangan prostitusi?

Narasumber: Kalo NU sendiri tau dan mendukung yaaa... perda perda seperti

minuman keras, judi, prostitusi kita sangan mendukung perda

seperti itu karena itu termasuk dari bagian untuk memperbaiki

akhlak masyarakat ya mba.

Peneliti: jadi NU sendiri sudah mengetahui adanya perda syariah ya pak?

Lalu dalam pembuatan perda sendiri bagaimana partisipasi dan

peran NU dalam pembuatan kebijakan publik tingkat lokal pak?

Narasumber: karena NU merupakan salah satu ormas terbesar, jadi untuk saat ini

NU sih selalu dilibatkan yaaa dalam pembuatan perda kn kalo

dalam pembuatan perda itu ada proses pendengaran aspirasi yaa,

jadi anggota kita kadang diundang 3-4 oranglah untuk hadir kesana

memberikan pendapat, semacam itu sih.

Peneliti: dalam proses pendengaran aspirasi itu bagaimana peran NU sendiri

bang agar aspirasi NU dapat tersampaikan dan diterapkan oleh

pemerintah bang?

Narasumber: gimana gimana?

Peneliti: jadi bagaimana NU membangun relasi agar semua keinginan dan

aspirasi NU dapat tersalurkan dan dilaksanakan?

Narasumber: kalau membangun relasi sih, ya kn banyak yaaa anggota NU yang

ada dalam pemerintahan jadi paling lewat kader itu sih, apalagi kn

Page 99: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

perda larangan prostitusi yang mba bilang NU jelas mendukung

perda yang semacam ini

Peneliti: berarti NU hanya mengandalkan kader NU yang ada di

pemerintahan ya bang, kalo dalam melakukan sosialisasi dan

implementasi perda larangan prostitusi cara NU seperti apa bang?

Narasumber: kalau dalam melakukan sosialisasi sih NU kn punya agenda sendiri

yaa kayak hari santri nasional, tahlilan dan maulid nabi jadi dalam

agenda itu NU selalu melakukan sosialisasi apalagi perda tentang

larangan prostitusi pelacuran, minuman beralkohol dan judi itu kan

udah jelas-jelas dilarang dalam agama jadi ada atau tidaknya perda

itu NU akan terus melakukan sosialisasi bahwa tindakan prostitusi,

minuman beralkohol, judi itu hanya merugikan diri sendiri, kalau

dalam implementasinya NU dan pemda biasanya hanya ikut

melaporkan bahwa mulai ada keresahan-keresahan yang dirasakan

warga, kalau pemerintah kn kadang kurang mengawasi ya

pemerintah biasanya Cuma ngeluarin perda tapi untuk

implementasinya rada kurang, yang saya tahu kalo prostitusi ini ada

hukuman penjara sama dendanya juga ya, pemerintah kn juga udah

menyediakan rumah singgah bagi pelaku prostitusi yang tertangkap

untuk di guna suapaya tidak melakukan hal seperti itu lagi.

Peneliti: jadi sebenarnya antara pemerintah dan NU sebenarnya sudah

berkesinambungan ya bang NU yang melaporkan pemerintah yang

memfasilitasi yaa bang

Narasumber: iyaa seperti itu.

Page 100: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas
Page 101: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber: KH. Hambali Mulyadi (ketua DPP Front Pembela Islam Kota

Tangerang)

Peneliti: Assalamualaikum, selamat siang bapak, saya Siti Arpiah

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan ilmu politik,

kebetulan saya sedang menyusun penelitian dan penelitian saya

berjudul, “Masyarakat Madani dan Perda syariah” studi atas

partisipasi ormas Islam dalam pembuatan dan implementasi

kebijakan publik perda No 8 Tahun 2005 Kota Tangerang tentang

larangan prostitusi” kebetulan FPI salah satu ormas Islam yang ada

dalam penelitian saya bapak.

Narasumber: saya mau nannya dulu nih mba, kenapa mba tertarik dengan FPI?

Peneliti: kalau saya sendiri tidak memungkiri ya pak, 2 tahun belakangan

FPI cukup terkenal dan memiliki masa yang banyak ditambah lagi

semenjak pilgub Jakarta yang sangat fenomenal, FPI saya anggap

ormas Islam cukup berpengaruh, dalam politik pun sebenarnya FPI

tidak melakukan politik praktis ya pak tapi cukup berpengaruh.

Narasumber: iya benar FPI memang tidak melakukan politik praktis karena FPI

sendiri fokus pada rahmatan lil alamin, jadi tidak ada FPI

mengikuti politik praktis, kita hanya mendukung apa yang menurut

ajaran Islam dan Alquran saja, jadi skripsi mba tadi tentang apa

mba?

Peneliti: skripsi saya lebih ke masyarakat madani dan perda syariah studi

kasus partisipasi ormas Islam dalam proses pembuatan dan

Page 102: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

implementasi kebijakan publik perda No 8 Tahun 2005 Kota

Tangerang tentang larangan prostitusi ustad

Narasumber: masyarakat madani kn masyarakat yang memiliki moral dan adab

masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan

merujuk pada masyarakat Islam, ormas Islam termasuk dalam

masyarakat madani ya mba, perda syariah kan merupakan perda

yang mengikuti syariah yang mengikuti ajaran dan hukum Islam

Peneliti: iyaa paak, jadi FPI sendiri sudah tau belum pak jika Kota

Tangerang memiliki perda syariah? Khususnya perda larangan

prostitusi ini pak?

Narasumber: kita tau adanya perda larangan prostitusi, larangan minuman

beralkohol hingga judi yaa untuk perda-perda seperti itu kan kita

juga ikut merumuskan ikut andil dalam pembuatan yaaa mba

Peneliti: jadi FPI sendiri memang dilibatkan yaa pak dalam pembuatan

kebijakan publik, biasanya partisipasi dan peran FPI sejauh mana

dalam proses mebuatan perda tingkat lokal pak?

Narasumber: iya mba FPI sendiri memang dilibatkan dalam proses pembuatan

perda, kn biasanya dalam proses pembuatan perda ada proses

mendengarkan pendapat yaa, nah dalam proses inilah FPI

memberikan pendapat dan masukan terhadap perda-perda yang

akan disahkan oleh pemerintah

Peneliti: biasanya dalam pelibatan itu sendiri FPI diundang atau gimana

pak?

Narasumber: iyaa FPI diundang biasanya ada 3-5 perwakilan yang akan

mewakili kita dalam proses meminta masukan

Peneliti: bagaimana cara FPI sendiri dalam mempertahankan keinginan FPI

agar suara FPI dapat di perhitungkan dalam forum itu seperti apa

Page 103: MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46369/2/SITI ARPIAH... · MASYARAKAT MADANI DAN PERDA SYARIAH (Studi Atas: Partisipasi Ormas

pak? Dan bagaimana cara ormas membangun relasi dengan aktor

lain, agar apa yang disampaikan dapat disalurkan?

Narasumber: FPI sendiri kn merupakan ormas yang paling sesnitif terhadap

peraturan-peraturan yaa mba mau perpu atau perda FPI sangat

melihat betul bagaimana perda dan perpu dapat sesuai dengan

masyarakat karena perda dan perpu yang dikeluarkan oleh

pemerintah sendiri kn yang akan mengikat perilaku dan morak

masyarakat agar terciptanya moral yang baik kan harus ada perpu

dan perda yang baik juga, kalau membangun relasi sih biasanya

FPI akan melalakukan lobbying kepada aktor yang sejalan dengan

FPI, karena menurut FPI setiap perda dan perpu di sesuaikan

dengan masyarakat dan bisa mengikat masyarakat karena

masyarakat yang akan merasakan langsung imbas dari pembuatan

perpu dan perda tersebut.

Peneliti: bagaimana FPI mengimplementasikan dan mensosialisasikan perda

syariah pak?

Narasumber: FPI tidak ikut mensosialisasikan ya mba, karena itu bukan tugas

FPI tugas FPI Cuma memberitahu kepada kader bukan

mensosialisasikan itu tugas pemerintah, untuk apa pemerintah di

gaji kalau tidak menjalankan tugasnya. Kita hanya ormas Islam jadi

hanya mengawal perdanya saja bukan mensosialisasikan perdanya,

dalam pengimplementasiannya pun sama kita hanya mengawal

perda tersebut apakah masih aman dan sejalan dengan pancasila

dan alquran atau sydah melenceng dari ajaran kita.