mastoiditis oleh chusnul laili (09110764-ikp reg 3b)

7
ASKEP MASTOIDITIS PROSSECUS MASTOIDEUS Adalah tulang yang menonjol di belakang telinga. ANATOMI DAN FISIOLOGIS Anatomi dan fisiologi telinga menurut Syaifudi, 1997 adalah: 1. Telinga bagian luar (Auris Eksterna) a. Aurikula (Daun Telinga) Menampang gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga. b. Meatus Akustikus Eksterna Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani, panjangnya ± 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan sekret – sekre berbentuk serum. c. Membrane Timpani Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membrane timpani 2. Telinga Bagian Tengah (Auris Media) a. Cavum Timpani Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari malius, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani dan bagian dasar tulang Stapes membuka pada fenestra ovalise. b. Antrum Timpani Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian samping dari cavum timpani. Antrum timpani dilapisi

Upload: chusnullaili

Post on 27-Jun-2015

594 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mastoiditis oleh Chusnul Laili (09110764-IKP REG 3B)

ASKEP MASTOIDITIS

PROSSECUS MASTOIDEUS

Adalah tulang yang menonjol di belakang telinga.

ANATOMI DAN FISIOLOGIS

Anatomi dan fisiologi telinga menurut Syaifudi, 1997 adalah:

1. Telinga bagian luar (Auris Eksterna)a. Aurikula (Daun Telinga)

Menampang gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga.b. Meatus Akustikus Eksterna

Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani, panjangnya ± 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan sekret – sekre berbentuk serum.

c. Membrane TimpaniAntara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membrane timpani

2. Telinga Bagian Tengah (Auris Media)

a. Cavum TimpaniRongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari malius, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani dan bagian dasar tulang Stapes membuka pada fenestra ovalise.

b. Antrum TimpaniMerupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian samping dari cavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa cavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebul sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang temporalis dan andanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses radang.

c. Tuba Auditiva EaustakiSaluran tulang rawan yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3. Telinga bagian dalam (Auris Interna)

Page 2: Mastoiditis oleh Chusnul Laili (09110764-IKP REG 3B)

Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe. a. Vestibulum

Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan venestra rotundum dan pad abagian belakang atas menerima muara canalis semnisirkularis

b. CochleaBerbentuk seperti rumah siput, pada cochlea ini ada 3 pintu yang menghubungkan cochlea dengan vestibullum, cavum timpani dan canalis cochlearis.

c. Labirintus Membranosus1. Utrichulus

Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustica utricula

2. Sachulus3. Duktus Semi Sirkularis4. Duktus Cochlearis

A. ASPEK TEORITIS KASUS MASTOIDITIS

1. PENGERTIAN Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis ( Kep.Medikal-Bedah : 348).Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal.

2. ETIOLOGIMastoiditis terjadi karena Streptococcus ß hemoliticus / pneumococcus. Selain itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga

seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi traktus respiratorius. Pada pemeriksaan telinga akan menunjukkan bahwa terdapat pus yang berbau busuk akibat infeksi traktus respiratorius.Mastoiditis merupakan hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga tengah. Bakteri gram negative dan streptococcus aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering

didapatkan pada infeksi ini. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan yang

Page 3: Mastoiditis oleh Chusnul Laili (09110764-IKP REG 3B)

menyebabkan penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat menjadi faktor predisposisi mastoiditis. Pada beberapa penelitian terakhir, hampir sebagian dari anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit infeksi telinga tengah sebelumnya. Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak ini adalah S. Pnemonieae.Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal yang mempengaruhi berat dan ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita dan faktor dari bakteri itu sendiri.

3.GEJALA KLINISNyeri dan nyeri tekan di belakang telinga.Bengkak pada mastoid.GejalaDari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid. Gejala demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar. Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi.

4.PENATALAKSANAANBiasanya gejala umum berhasil, diatasi dengan pemberian antibiotik, kadang diperlukan miringotomi.Jika terdapat kekambuhan akibat nyeri tekan persisten, demam, sakit kepala, dan telinga mungkin perlu dilakukan mastoidektomi.TatalaksanaPengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid. Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka, hal ini dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke fungsi yang normal

B. ASPEK TEORITIS KEPERAWATAN

5. PENGKAJIAN

1. BiodataUmur : Rata-rata usia yang terkena penyakit mastoiditis antara 6-13 bulan.Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan sama-sama bisa terkena penyakit mastoiditis.

2. Keluhan Utama: Nyeri di belakang telinga.

3. Riwayat Penyakit Sekarang: Sedang menderita otitis media akut / kronik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu: Pernah menderita otitis media akut, maupun kronik.

Page 4: Mastoiditis oleh Chusnul Laili (09110764-IKP REG 3B)

5. Pola Fungsi Kesehatan• Pola istirahat dan tidurNyeri yang diderita klien dapat mengakibatkan pola istirahat dan tidurnya terganggu.• Pola aktivitasNyeri yang dialami klien dapat membatasi gerak.

6. Pemeriksaan Anamnesis: Otoskopi terlihat infeksi TT

7. Pemeriksaan Penunjang.o Periksa Daraho Foto Mastoido Kultur Bakteri Telinga

DIAGNOSA

1.Nyeri akut yang berhubungan dengan bedah mastoid.2.Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan mastoidektomi, pemasangan tandur, trauma bedah pada jaringan dan struktur sekitar.3.Kurang pengetahuan tentang penyakit mastoid, prosedur bedah, dan perawatan pascaoperatif dan harapan.

PERENCANAANDiagnosa : Kurang pengetahuan tentang penyakit mastoid, prosedur bedah, danperawatan pascaoperatif dan harapan.Tujuan : menurunkan ansietas pasien mengetahui tingkat ansietas pasien.

1.AnamnesisOtorea terus menerus / kumat – kumatan lebih dari 6 – 8 mingguPendengaran menurun (Tuli).

2.Pemeriksaana.Tipe tubotimpanal (Hipertrofi, benigna).

Perforasi sentralMukosa menebalAudiogram: Tuli konduktif dengan “air bone gab” sebesar kl 30dBX – foto mastoid : Sklerotik

b.Tipe degeneratif.Perforasi sentral besar Granulasi atau polip pada mukosa kavum timpaniAudiogram : tuli konduktif / campuran dengan penurunan 50 – 60 dBX-foto mastoid : sklerotik

c.Tipe campuran (degeneratif, metaplastik). a)Perforasi marginal besar atau totalb)Granulasi dan kolesteatomc)Audiogram : tuli konuktif / campuran dengan penurunan 60 dB atau lebihd)X- foto mastoid : sklerotik / rongga.

Page 5: Mastoiditis oleh Chusnul Laili (09110764-IKP REG 3B)

Kriteria Hasil : individu akan menunjukkan bebas dari rasa taknyamanan. mengetahui faktor ansietas1. Memberikan dorongan pada pasien untuk membahas setiap ansietas atau beban yang dirasakan.Rasional : Menambah pengetahuan untuk mengatasi.ansietas.2. Kolaborasi dengan ahli bedah otologi tentang prosedur bedah mastoidektomiRasional : Untuk mengangkat sebagian tulang sekitar mastoid dan pembuangan nanah.

Diagnosa : Nyeri akut yang berhubungan dengan bedah mastoidTujuan : Menunjukkan penurunan intensitas nyeri dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi dan situasi individu.Kriteria Hasil : Menghubungkan pengurangan nyeri setelah melakukan metodepenurunan intensitas nyeri dan aktivitas terapeutik. 1. Kolaborasi dengan individu untuk menjelaskan metode apa yang dapat digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri.Rasional agar pasien merasa nyaman.2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan analgesik pada penurunan rasa nyeri yang: optimal.Rasional : dengan obat analgesik diharapkan nyeri berkurang.3. Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasiRasiona : menambah pengetahuan pada pasien dan keluarga.

OBAT - OBATANTatalaksanaPengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid. Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka, hal ini dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke fungsi yang normal

REFERENSI

Cody D. T. R., Taylor W. F.: Mastoidectomy for acquired active chronic suppurative otitis media: I. Acquired cholesteatoma.J. Cont. Educ. O.R.L., Alergy 40: 15-31, 1978.Diane C. Baughman, JoAnn C. Hackley: Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Suddarth; Jakarta: EGC, 2000Diposkan oleh Gery di 07:09SUMBER : http://ndrie-askep.blogspot.com/2009/08/askep-mastoiditis.html