master pengawasan 01 2016 - inspektorat provinsi banten · pejabat di lingkungan pemprov banten dan...

48

Upload: hoangnhu

Post on 08-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

JENDELA

Pelindung H. Rano Karno, SIP Gubernur Banten

PenasehatDrs. H Ranta Soeharta, MM

(Sekretaris Daerah Provinsi Banten)

Penanggung JawabDrs. H Takro Jaka Rooseno(Inspektur Provinsi Banten)

Pemimpin UmumDrs. Sugiyono, MM

(Sekretaris Inspektorat Provinsi Banten)

Pemimpin RedaksiAgus Haryanto, S.Sos, M.Si

Redaktur PelaksanaHusen Fadilah, SE

(Kasubag Keuangan)

RedakturDrs. H Badrudin, MSi

(Kasubag Program, Evaluasi & Pelaporan)Elda Supriatna, S.Sos., M.Si

M. Iqbal, S.Sos

Staf RedaksiAde Agus Purnama, S. Sos, M.Si

Ade HendarmanNovi Junaidi, SPFarid Wazdi, SE

SirkulasiAhmad Haelani, SE

SyamlawiAfrian Permana

Alamat Redaksi/Tata UsahaKawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten

(KP3B) Palima Kota SerangTlp. (0254) 7039946 Fax. (0254) 267041

SaranaSaranaSaranaSaranaSarana Komunikasi Komunikasi Komunikasi Komunikasi Komunikasi

Alhamdulillahirobbil ‘alamin,. Washolatu wasssalamuala asyrofilambiya’iwalmursalin, wa a’al alihi wash habihi rosulillahiajma’in,..amma ba’du

Puji Syukur kehadirat Allah SWT , yang telah mencurahkan Rahmat danKarunia-Nya kepada kita semuanya, dan atas Rahman dan Rahim-Nyajuga sehingga kami mampu menerbitkan BULETIN sederhana ini.Sholawaat dan Salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan kitaNabi Besar Muhammad SAW, yang sengaja Allah utus kepermukaan bumiini untuk memperbaiki akhlaq manusia dari akhlaq jahil menjadi akhlaqulkarimah.

Kami menghaturkan terima kasihyang setinggi-tingginya kepadasemua pihak yang telah bersediamembantu baik materil, maupunnonmaterial, sumbangsihpemikiran, masukan-masukandemi untuk terwujudnya BULETINini.Dan kami juga memohon maafkepada semua pihak atasketerbatasan ilmu, pengalamandan keahlian yang kami milikisehingga masih banyak terdapatkelemahan-kelemahan terhadap

Buletin ini, untuk itu saran dan masukkan sangat kami harapkan demiperkembangan dan kemajuan Tabloid ini dimasa yang akan datang.“Melalui media menjadikan sarana koordinasi dan memberikan informasikepada seluruh halayak umum khususnya seluruh SKPD yang ada diProvinsi Banten, dengan menerbitkan buletin yang dibuat oleh InspektoratProvinsi Banten adalah wahana untuk memberikan informasi maupunmenambah wawasan kepada para pembacanya.Terahkir kepada staf redaksi teruslah berkreasi, dengan dedikasi tinggidemi menyuguhkan hal-hal terbaik yang bisa kita lakukan, semoga jerihpayah yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan ilmu yangbermanfaat. Hanya kepada Allahlah kita berserah diri dan memohonSyafaat Baginda Muhammad SAW diyaumil akhir nanti.Wassalam,..

REDAKSI !

Media MenjadiMedia MenjadiMedia MenjadiMedia MenjadiMedia Menjadi

2 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

DAFTAR ISI

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016s 3

4 LAPORAN UTAMABangun Sistem Integritas Komitmen Cegah Korupsi

Workshop Pengendali GratifikasiSidang Majelis TP - TGR di Lingkungan Prov BantenRakor dan Supervisi Pencegahan Korupsi(Korsupgah Inspektorat Dengan KPK RI

10 RAGAMForum Rencana Kerja Inspektorat Provinsi BantenRakor Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan (Sarasehan)Inpektorat Prov Banten di NTBBimtek Penyusunan SKPLaksanakan Rakor Pemeriksaan LKPDPelatihan Tenaga Pemeriksa

24 NUANSA

Pengawasan Bagian Dari Solusi,Bukan Bagian Dari Masalah

30 PROFIL

Sekilas Tentang Pemerintah Daerah di IndonesiaPemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK - RI

33 ARTIKEL

45 PUISIIndonesia Ku

46 LENSA

4 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

LAPUT

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 5

LAPUT

KPK menggelar Rapat Koordinasidan Supervisi Pencegahan danPenindakan Korupsi Terintegrasitingkat Provinsi Banten, di Kota

Serang, Selasa (12/4). Acara dimaksudkansebagai salah satu cara untuk mencegah tindakpidana korupsi di Provinsi Banten.

Menurut Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan,Tim supervisi pencegahan dan penindakankorupsi terintegrasi dari Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) menilai tata kelola pemerintahandi Provinsi Banten masih buruk. Hal tersebuttercermin dalam opini Badan PemeriksaKeuangan (BPK) terhadap Laporan KeuanganPemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Bantenselama dua tahun berturut-tutut mendapatpredikat disclaimer.

“Pemilihan Banten sebagai tempatterselenggaranya acara tersebut, dilatarbelakangioleh beberapa fakta. Yakni di Banten telah terjadiberulang kali kegiatan penindakan korupsi dantindak pidana pencucian uang (TPPU), yang

6 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

LAPUTmelibatkan pihak eksekutif dan legislatif serta pihak swasta,” ujarnya.

Pejabat Tak Laporkan Harta, Mencapai 80 %Basaria Panjaitan mengatakan, kegiatan pencegahan korupsi di Banten

belum memberikan dampak yang signifikan, dengan beberapa indikator,antara lain minimnya kesadaran para pejabat di Banten untuk membuatLaporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Sebanyak 80,27 persenpejabat di lingkungan Pemprov Banten dan sebanyak 65,88 persen anggotaDPRD belum menyerahkan LHKPN.

Selain itu, KPK juga menilai komitmen pimpinan daerah dan jajarannyadi Banten dalam memberantas KKN masih sangat minim, ditambah kurangefektif dan optimalnya peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP),sikap permisif masyarakat terhadap KKN yang terjadi, dan kurang efektifnyapengawasan masyarakat luas terhadap tata kelola pemerintahan.

“Tim supervisi pencegahan dan penindakan korupsi terintegrasi dari KPKsiap mendampingi Pemprov Banten untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Gubernur Banten Rano Karno telah bersedia untukmenyiapkan ruangan khusus bagi tim supervisi dari KPK. Tim tersebutnantinya akan berkantor di Pemprov Banten guna melakukan pencegahansecara terintegrasi terkait seluruh aspek tata kelola pemerintahan,” ujarBasaria.

Lebih lanjut Basaria menegaskan selain persoalan tata kelolapemerintahan yang buruk, ada sejumlah persoalan lain yang ditemukan diProvinsi Banten yakni kuatnya intervensi pihak luar dalam pengadaan barangdan jasa.

Intervensi yang kuat dari pihak luar di Pemprov Banten tidak hanyaberkaitan dengan pengadaan barang dan jasa tetapi juga terkait perencanaankegiatan dan anggaran serta alokasi bantuan sosial dan keuangan.

“Persoalan lain yang ditemukan di Pemprov Banten yakni belum adanyakomitmen untuk memperbaiki sistem dan prosedur yang memadai dantransparan; masih maraknya perilaku koruptif, dan sikap permisif;pengendalian dan pengawasan yang kurang efektif; masih adanya perizinanyang belum diserahkan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal danPelayanan Terpadu (BKPMPT); dan sistem perencanaan penganggaran dankegiatan belum terintegrasi,” jelasnya.

Berdasarkan poin permasalahan di atas, lanjut Basaria, KPKmerekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni melaksanakanrencana aksi yang sudah disepakati, segera melaksanakan tata kelolapemerintahan yang baik (penggunaan teknologi informasi, pengelolaan SDM,penerapan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP), dan pengawasan sertapengendalian.

Selain itu, perlu didorong partisipasi publik yang lebih luas, termasuktokoh agama, tokoh masyarakat, dan komunitas masyarakat dalammencegah korupsi.

“Kita akan melakukan monitoring pelaksanaan rencana aksi setiap tigabulan, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan pelaksanaanrencana aksi seperti aparat penegak hukum, Kemendagri, Kemenpan &RB, BPKP, BPK dan Ombudsman,” tegasnya.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 7

LAPUT

Bertekad Mencegah KorupsiSementara itu, Gubernur Banten Rano Karno mengakui

masih adanya intervensi dari pihak luar di Provinsi Banten, baikitu terkait perencanaan anggaran dan kegiatan maupun terkaitproyek, serta sejumlah persoalan lainnya.

“Termasuk proyek aspirasi juga sebenarnya salah satubentuk intervensi. Semua persoalan ini akan kita atasi denganbantuan tim pencegahan dari KPK. Karena itu yang perludilakukan adalah perbaikan sistem melalui e-plan, e-budgetingdan sistem lainnya.Kami menyambut baik program pencegahandan penindakan terintegrasi yang dicanangkan oleh KPK dankami mengharapkan bantuan KPK untuk memperbaiki tatakelola pemerintahan di Pemprov Banten,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, kata Rano Karno,terus bertekad dan menyatakan komitmennya untuk melakukanpencegahan tindak pidana korupsi yang terintegrasi. Hal inidilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang berintegritas.

Gubernur mengatakan, hingga saat ini Pemprov Bantentelah melakukan beberapa langkah strategis dalam upayapencegahan tindak pidana korupsi. Di antaranya adalahmelaksanakan pelatihan dan pembentukan tunas integritassebanyak 222 orang dan akan melakukan assessment tunasintegritas kepada 300 orang aparatur di lingkungan PemprovBanten.

Selain itu, adalah pembuatan peraturan gubernur yangmengatur gratifikasi, kode ASN, laporan harta kekayaandan tentang sistem pengendalian intern pemerintah.Gubernur juga telah menyusun aksi pencegahan danpemberantasan korupsi yang telah diverifikasi olehpemerintah pusat dan melaksanakan koordinasi denganaparat penegak hukum terutama KPK dalam rangkapencegahan korupsi.

“Meski telah melakukan langkah nyata, namun kamimenyadari masih banyak hal yang perlu dilakukan, karenalangkah-langkah pencegahan ini membutuhkan waktu danenergi serta komitmen semua pihak.Pembangunan sistemintegritas akan terus kami lakukan secara bertahap, tentudalam pelaksanaanya akan selalu bekerjasama denganKPK”, jelas Rano Karno.

Di hadapan pimpinan KPK, Gubernur menyampaikanberbagai permasalahan yang berkaitan dengan budaya danperilaku KKN, rendahnya kualitas pelayanan publik, sistemdan prosedur yang kurang memadai dan transparan sertapengelolaan keuangan daerah yang belum optimal dan perlumenjadi perhatian bersama untuk dibenahi dan dilakukandengan langkah yang kongkrit.

“Atas pemasalahan ini, tentunya kami mohon masukan,saran dan solusi terbaik serta aplikatif yang berujung pada

terwujudnya birokrasi yang profesional dan berintegritas pada seluruh jajaran pemerintahandi Provinsi Banten”, kata gubernur.Penandatanganan Komitmen Bersama

Pada acara tersebut, hadir pula Deputi Bidang Penindakan KPK Irjen Pol Heru Winarkodan Deputi Bidang Pencegahan KPK Asep Rahmat Suwanda. Yang bertindak sebagainarasumber selain Basaria yakni Direktur Kebijakan Pengadaan Umum LembagaKebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Setya Budi Arijanta,perwakilan dari Kementerian Keuangan, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri,perwakilan dari BPK, BPKP dan Kemenpan & RB.

8 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

LAPUT

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 9

LAPUT

Sementara para peserta yang hadir yakni seluruh bupati/wali kota se-Banten, KapoldaBanten Brigjen Pol Boy Rafly Amar, unsur TNI, Kajati Banten E Shahputra, Ketua DPRDBanten Asep Rahmatullah, para ketua DPRD kabupaten/kota se-Banten serta seluruhkepala SKPD, para pejabat eselon III di lingkungan Pemprov Banten serta sejumlah pejabatterkait dari kabupaten/kota se-Banten.

Acara tersebut terselenggara atas kerja sama KPK dan Pemprov Banten dengan delapankabupaten/kota di Banten. Banten merupakan salah satu provinsi yang akan dijadikan rolemodel atau proyek percontohan untuk supervisi pencegahan dan penindakan korupsiterintegrasi.

Rapat koordinasi ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama programpemberantasan korupsi terintegrasi di Pemprov Banten yang dilakukan oleh Wakil KetuaKPK Basaria Panjaitan, Gubernur Banten Rano Karno, Ketua DPRD Banten AsepRahmatullah, Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafly Amar, Kajati Banten E Shahputra,seluruh bupati/wali kota se-Banten dan seluruh ketua DPRD kabupaten/kota se-Banten.

Forum Rencana Kerja

Inspektorat Provinsi Banten

Salah satu tahapan perencanaan Penyusunan rencana pembangunan daerahProvinsi Banten tahun 2017, adalah melalui Forum Rencana Kerja di lingkunganpemerintah Provinsi Banten. Forum Rencana Kerja ini merupakan perencanaanterhadap apa yang akan dilakukan Inspektorat Provinsi Banten pada tahun

2017. Perencanaan yang disusun melalui Forum Rencana Kerja ini didasarkan pada

10 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

dokumen perencanaan yaitu Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD) dan RencanaStrategis (Renstra) SKPD yaitu Renstra InspektoratProvinsi Banten.

Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Ratu KotaSerang pada tanggal 1-2 Maret 2016 yang dihadirioleh perwakilan SKPD di lingkungan pemerintah

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 11

RAGAM

Provinsi Banten, dan Inspektorat Kabupaten atau Kota.Upaya sinergitas dilakukan dalam sinkronisasi

rencanan program dan kegiatan tahun 2017 bidangpengawasan antara Inspektorat Provinsi Banten, danKabupaten atau Kota se- Provinsi Banten dan SKPDdilingkungan Provinsi Banten.

Dalam pelaksanaan forum Rencana Kerja inimenggunakan metode pemaparan dari narasumbersecara panel, Tanya jawab, dan diskusi kelompok untukmembahas dan mempertajam program dan kegiatantahun anggaran 2017.

Yang menjadi narasumber pada acara tersebutadalah : Bappeda, Dinas Pendapatan dan PengelolaanKuangan Daerah (DPPKD), dan Sekretaris InspektoratProvinsi Banten.

Dalam laporannya, Inspektur Provinsi Bantenyang dibacakan oleh Sekretaris Drs. Sugiyono, MM,mengatakan tujuan dari pelaksanaan Forum Rencana

12 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

Kerja ini adalah untuk mempertajam program maupunkegiatan strategis dibidang pengawasan, sebagai bahanpenyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)Provinsi BantenTahun 2017.

Dalam menyusun Rencanan Kerja, SKPD harusmendukung terhadap enam rancangan prioritas danmenjadi isu strategis Rencana Kerja Pemerintah DaerahPemprov Banten tahun 2017 yakni : Peningkatan kapasitasdan daya saing SDM untuk mengurangi tingkatpengangguran dan kemiskinan, Peningkatan ketahanandan keamanan pangan serta penguatan logistik pangan,Peningkatan konektivitas dan daya dukung infrastrukturdan suprastruktur terhadap ekonomi dan investasi yangmerata. Peningkatan akses, promosi dan mutu pelayanankesehatan, Pengendalian tata ruang, kelestarianlingkungan hidup dan sumber daya air, mitigasi sertaadaptasi bencana dan Peningkatan kualitas tata kelolapemerintahan dan reformasi birokrasi sertapenyelenggaraan pilkada Banten

Penyelenggaraan forum ini merupakan tahapan pentingsebagai media interaktif dalam proses perencanaan danpenganggaran, melalui pembahasan yang partisipatif, dialogisdan interaktif. Untuk menghasilkan perencanaan kerja yangmatang, terkoordinasi, teratur, terarah dan terukur danmampu menjawab tantangan dan permasalahan–permasalahan dibidang pembinaan dan pengawasan.

Sementara Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, danPelaporan, Forum Rencana Kerja merupakan Koordinasidan sinkronisasi perencanaan pengawasan tahun 2017terkait dengan kegiatan pada tahun 2017 yang akandilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Banten terhadapSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkupPemerintah Provinsi Banten, adapaun beberapa masukan,saran atau rekomendasi dari SKPD terhadap inspektoratadalah Asiatensi atau pendapingan dalam pelaksanaanSPIP dan mengedepankan Konsultasi dan Insurance berupapenjaminan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah benardan sesuai aturan yang berlaku.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 13

RAGAM

Rapat koordinasi SPIP yang dilaksanakandilingkungan pemerintah Provinsi Bantenmerupakan hasil kerjasama antara BPKPdan Inspektorat Provinsi Banten sebagai

institusi yang berkolaborasi untuk melaksankanaKoordinasi dalam penanganan Penyerapan anggrandan bantuan dana Desa, hal tersebut dimaksudkanuntuk mengawal penyerapan anggaran di daerahmelalui proses pengadaan barang dan jasasebagaimana amanah Instruksi Presiden RepublikIndonesia Nomor 1 Tahun 2015 Tentang PercepatanPelaksanaan Pengadaan Barang atau JasaPemerintah, serta agar dana desa pelaksanaannyaberjalan sesuai dengan harapan.

Rakor Sistem PengendalianIntern Pemerintah (SPIP)

Selain membahas percepatan Penyerapananggaran dan bantuan dana Desa, acara tersebutpun membahas masalah – masalah tentang prosesPengadaan Barang atau Jasa pemerintah, yangselama ini menjadi perhatian besar untuk dilakukanpengawasan dan pendapingan secara optimal,sehingga diperlukan Reviu terhadap pengadaanBarang dan Jasa Pemerintah.

acara yang dilaksanakan di Ruang Rapat LantaiIII Inspektorat Provinsi Banten pada tanggal 5 April2016, dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Banten,Drs. H. Ranta Soeharta, MM yang dihadiri olehpeserta terdiri atas unsur kepala Satuan Kerja

14 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan PemerintahProvinsi Banten dan Inspektorat Kabupaten/Kota yangbertujuan dalam rangka pelaksanaan dan penerapanSistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) danpercepatan penyerapan anggaran untuk melaksanakanamanah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor1 Tahun 2015 Tentang Percepatan PelaksanaanPengadaan Barang atau Jasa Pemerintah.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yangselanjutnya disingkat SPIP, adalah SistemPengendalian yang diselenggarakan secaramenyeluruh di lingkungan pemerintah pusat danpemerintah daerah

Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan internpemerintah yang bertanggung jawab langsung kepadagubernur dan Inspektorat Kabupaten/Kota yangbertanggungjawab langsung kepada bupati/walikota,harus benar-benar menjadi aparat pengawas yangmemiliki kompetensi dan berintegritas agar pengendaliananggaran dapat berjalan sesuai aturan dan harapan

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan danmemelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan

perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SistemPengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:a. Penegakan integritas dan nilai etika.b. Komitmen terhadap kompetensi.c. Kepemimpinan yang kondusif.d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai

dengan kebutuhan.e. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab

yang tepat.f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat

tentang pembinaan sumber daya manusia;g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern

pemerintah yang efektif; danj. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi

Pemerintah terkait.Dalam sambutannya Kepala BPKP mengatakan,

BPKP akan terus membimbing dan melakukanpendampingan baik kepada Inspektorat ProvinsiBanten maupun Kabupaten/Kota dalam pelaksanaanreviu terhadap kegiatan – kegiatan penyerapananggaran dan bantuan dana desa.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 15

RAGAM

16 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

Pelaksanaan Rakor Pembinaan dan Pengawasan (Sarasehan)di NTB ini dilatarbelakangi karena Provinsi NTB merupakan daerahyang telah berhasil dalam membina Aparat Pengawasan InternPemerintah (APIP), membangun sinergitas antara Aparat PenegakHukum (APH) dan sinergitas program AAIPI di daerah.

Sementara sasaran kegiatan ini adalah untuk menghimpunpotensi dan pengalaman lapangan APIP dalam satu kegiatan,Membangun kerjasama berdasarkan pengalaman keberhasilandalam menangani permasalahan-permasalahan dalam kontekspembinaan dan pengawasan APIP di daerah, mempereratsilaturahmi antara Inspektorat Provinsi Banten dan Inspektorat NusaTenggara Barat (NTB).

Sedangkan tujuan dilaksanakan Rakor Pembinaan danPengawasan (Sarasehan) ini, untuk saling berbagi ilmu danpengalaman dalam menangani permasalahan pembinaan danpengawasan APIP. Diharapkan ke depan APIP Inspektorat ProvinsiBanten dan kabupaten/Kota menjadi APIP yang berintegritas, danprofessional

Dalam kesempatan tersebut, hadir Inspektur IV dari ItjenKementerian Dalam Negeri Drs Nugroho dan Plt InspekturInspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Dra Hj RanaIndisiaputri MM.

Menurut Drs Nugroho, peran APIP ke depan berdasarkanarahan Presiden Jokowi harus menjadi lembaga Pembina danPengawasan yang efektif bagi terselenggaranya pemerintahanyang berpedoman pada Good Government.” Dalam kesempatantahun 2016 ini pula, lanjutnya, APIP berperan sangat stategisdengan telah dikeluarkannya reegulasi terkait Percepatan ProyekPembangunan Nasional, yaitu : Inpres Nomor 1 Tahun 2015tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan JasaPemerintah dan Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentangPercepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

“Maka Peran APIP pada lembaga Inspektorat sangatdibutuhkan dalam bentuk Pembinaan dan Pengawasan yangbegitu menyeluruh agar semua program kerja dan kegiatan di

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 17

RAGAM

SKPD dalam Pemerintahan Daerah tepat sasaran efektifdan efesien,”ujar Drs Nugroho.

Peran Inspektorat sebagai APIP yang ideal, sesuaidengan PP Nomor 60 Tahun 2008, yakni dapat : 1).Memberikan keyakinan yang memadai, 2).Memberikan Early Warning dan meningkatkan efektivitasmanajemen risiko, serta 3). Memelihara danmeningkatkan kualitas tata kelola.

Oleh karena itu, Inspektorat harus didukung, salahsatunya dengan auditor yang professional dan kompeten.Auditor yang professional dan kompeten sendiri tercermindari beberapa hal, diantaranya: 1). Kompetensi keahlianauditor yang dimiliki, 2). Kepatuhan terhadap kode etik,standar audit, dan peer review, 3). Akuntabilitas pelaporanhasil pengawasan, serta 4). Independensi dan objektivitasdalam melaksanakan tugas. APIP yang ideal, padaakhirnya tidak hanya akan menjadi pelengkap dari suatuorganisasi pemerintah daerah, namun akan berperanpenting dalam memberikan Assurance secarakeseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko dan sistempengendalian intern.

Sementara itu Dra Hj Rana Indisiaputri MM dalamkesempatan ini mengungkapkan rasa gembiranya dapat

berkumpul bersama para pejabat dan pegawai fungsionaldi lingkungan Pemerintah Provinsi Banten dan bisa bertatapmuka langsung serta menjalin silaturahmi dengan parapejabat dan pegawai Inspektorat se-Provinsi Banten.

Ia menjelaskan pula potensi dan progress peran APIPdi Provinsi NTB ini sebagaimana diamanatkan UU 23Tahun 2014, bahwa APIP merupakan peran sentral dalambidang pembinaan dan pengawasan pembangunan diProvinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam kesempatan ini Dra Hj Rana Indisiaputri MM punmemperkenalkan bermacam destinasi menarik selain sentrakerajinan pengolahan Mutiara, juga diperkenalkan destinasitujuan wisata seperti Pantai Tanjung Barat, Pantai Senggigidan Kuta Lombok yang begitu menawan.

Rakor Pembinaan dan Pengawasan (Sarasehan) iniberhasil menyepakati beberapa hal diantaranya adalahhubungan kerja dan sinergi kegiatan Pembinaan danpengawasan di lingkungan Inspektorat se-Provinsi Bantenakan terus ditekankan sehingga dapat membantu prosesarah pembangunan di daerah dan wilayah Provinsi Banten,sehingga dapat terwujud “Good Government” dan APIPyang berkualitas dan profesional.

(TIM)

18 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

BimtekPenyusunan

SKP

Inspektorat Provinsi Banten menggelarBimbingan Teknis (Bimtek) PenyusunanSasaran Kerja Pegawai (SKP), sebagai bagiandari kegiatan peningkatan kapasitas aparatur

Inspektorat Provinsi Banten, di Aula GedungInspektorat Provinsi Banten, 23/2. Kegiatan ini diikuti106 peserta, yang terdiri dari 9 orang pejabat struktural,14 orang P2UPD, 46 Auditor, 3 Audiwan dan 34 orangfungsional umum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNSdan Program Kerja Inspektorat Provinsi Banten TA.2016, Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur akandilaksanakan Bimbingan Teknis Penyusunan SKP bagipara Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional tertentu

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 19

RAGAM

dan Fungsional Umum di lingkungan Inspektorat ProvinsiBanten. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipildilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja individu PegawaiNegeri Sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi manajemen(Pimpinan) dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dankinerja organisasi

Sementara penilaian prestasi kerja PNS bertujuan, antaralain : untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yang dilakukanberdasarkan sistem prestasi kerja & sistem karier, yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja, Penilaian prestasi kerja

PNS dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel,partisipatif, dan transparan, Penilaian prestasi kerja PNSdiarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yangdisyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati,Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuanpenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah(assurance activities), memberikan peringatan dini danmeningkatkan efektivitas manajemen resiko dalampenyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah (anticorruption activities) dan memelihara dan meningkatkan kualitastata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi InstansiPemerintah (consulting activities).

Bimtek Penyusunan SKP bagi PNS bermanfaat untukpenilaian prestasi kerja PNS, yang bertujuan untukmenjamin objektifitas pembinaan PNS yang dilakukanberdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier, ygdititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Selain itu, penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagaipengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untukmencapai hasil kerja yg disepakati dan berdasarkan prinsipobjektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

(TIM)

20 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

BPK Republik Indonesia menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) Pemerikasaan LKPD denganPemprov Banten, di Aula DPPKD Provinsi Banten, (8/4). Acara tersebut dilaksanakandalam rangka persiapan SKPD untuk pemeriksaan atas LKPD Pemerintah Provinsi

Banten tahun 2015. Rapat koordinasi tersebut dilaksanakan oleh BPK Republik IndonesiaIpada tanggal 8 April 2016 bertempat di Aula DPPKD Provinsi Banten.

Rapat Kordinasi dengan BPK Republik Indonesia ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah ProvinsiBanten Drs H Ranta Soeharta MM, dihadiri oleh Asisten Pembangunan dan KesejahteraanRakyat Ir Hj Eneng Nurcahyati dan para kepala SKPD di lingkungan Provinsi Banten. Rakor

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 21

RAGAM

dengan BPK Republik IndonesiaI ini jugadimaksudkan agar seluruh SKPD merasa terlibatdalam penyusunan LKPD sebagai nilai tambahdalam penilaian BPK Republik Indonesia.

Dalam sambutannya, Sekda Provinsi Bantenmengharapkan, semuan temuan-temuan yangterkait dengan tidak lanjut hasil pemeriksaanBadan Pemeriksaan Keuangan agar segeradiselesaikan.

Sementara itu pihak BPK Republik Indonesiayang diwakili 10 orang juga mengharapkan, untukhal-hal terkait temuan awal pada pemeriksaanawal dan penyelesaian tindak lanjut terhadaptemuan BPK yang belum selesai, agar segeradiselesaikan sampai dengan diterbitkannya LHPBPK atas LKPD Pemerintah Provinsi Bantentahun 2015 pada bulan mei tahun 2016.

22 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

RAGAM

Pelatihan Tenaga

PemeriksaInspektorat Kota Tangerang menggelar

Pelatihan Pengembangan TenagaPemeriksa dan Aparatur Pengawasan diLingkungan Inspektorat Kota Tangerang,

bertempat di Aula Inspektorat Kota Tangerang,22- 23 Maret 2016. Kegiatanin diikuti 61pegawai di lingkungan Lingkungan InspektoratKota Tangerang.

Adapun materi yang disampaikan padapelatihan ini meliputi : Pembinaan danPengawasan BUMD oleh Ditjen Bina KeuanganDaerah Kementerian Dalam Negeri RI,Pengelolaan dan pengawasan bantuan sosial/

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 23

RAGAM

hibah oleh Ditjen Bina Keuangan DaerahKementerian Dalam Negeri, Membangun integritasAparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) olehInspektorat Kota Tangerang, Disiplin Pegawai NegeriSipil (PNS) oleh Inspektorat Kota Tangerang, TeknisPemeriksaan Konstruksi oleh Ispektorat KotaTangerang dan Reviu Laporan Keuangan Satuankerja Perangkat Daerah (SKPD) oleh InspektoratKota Tangerang.

Pelatihan yang diselenggarakan Inspektorat KotaTangerang ini bertujuan untuk mewujudkanPemerintahan Kota Tangerang yang baik, efektifdan efisien, melalui pembentukan APIP yang

profesional dalam menjalankan tugas sertaproporsional dalam menangani berbagaipermasalahan.

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalahpengembangan dan pengetahuan aparaturpengawasan APIP di lingkungan Kota Tangerangmenjadi lebih baik, lebih kredibel, rasional danproforsional, sehingga dapat mewujudkan cita-citaKota Tangerang sebagai LIVE CITY dan SMARTCITY dapat tercapai melalui pemerintahan yangbersih (Clean Government) dan Tatakepemerintahan yang baik (Good Governance).

(TIM)

24 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

NUANSA

Pemerintah Provinsi (Pemprov)Banten melaksanakan kegiatanselama dua hari mulai tanggal 26April hingga 27 April di Hotel

Permata Krakatau Cilegon, kegiatanworkshop peraturan gubernur tentangpengendalian gratifikasi dan keputusangubernur tentang unit pengendaliangratifikasi.

Para peserta yang hadir pada kegiatanworkshop peraturan gubernur tentangpengendalian gratifikasi dan keputusangubernur tentang unit pengendaliangratifikasi ini antara lain perwakilan dari

Workshop Pengendalian Gratifikasi dan Unit Pengendalian Gratifikasi

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 25

NUANSA

seluruh kabupaten/kota se- Banten serta untuk narasumber didatangkan dari KPK Republik Indonesia.

Tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini dalamrangka mencermati peraturan gubernur tentangpengendalian gratifikasi dan keputusan gubernurtentang unit pengendalian gratifikasi, sehingga

diperlukan beberapa revisi. Sehingga program Bantendalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baikdan bersih dan program pengendalian gratifikasi.

Materi yang disampaikan dalam kegiatanworkshop adalah tujuh tindakan jenis korupsi yang

26 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

NUANSA

meliputi kerugian keuangan negara, suap, gratifikasi,penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatancurang dan konflik kepentingan dalam pengadaan.

Pemberian gratifikasi memiliki arti yang luas yaitumeliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,

fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatancuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebutbaik yang diterima di dalam negeri maupun di luarnegeri dan yang dilakukan dengan menggunakansarana elektronik ataupun tanpa sarana elektronik ,yang tertuang dalam penjelasan Pasal 12B UU No.20tahun 2001.

Peraturan Gubernur (Pergub) pengendaliangratifikasi yang berbentuk Unit PengendalianGratifikasi (UPG), memiliki fungsi sebagai suatu unitatau fungsi di lingkungan organisasi instansi yangmenjalankan fungsi pengendalian penerimaanhadiah/fasilitas. Penyiapan perangkat aturan terkaitpenerimaan hadiah/fasilitas, melakukan diseminasiketentuan terkait penerimaan hadiah atau fasilitaskepada internal instansi, penerimaan pelaporan danpemrosesan laporan.

Selain itu juga fungsi dari Unit pengendaligratifikasi juga melaksanakan mekanisme SPP/WBS,memberikan informasi dan data terkaitperkembangan sistem pengendalian gratifikasisebagai management tools bagi Pimpinan Instansi.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 27

NUANSA

Sebagai salah satu upaya keras yang dilakukan PemprovBanten demi memperbaiki predikat dalam pengelolaankeuangan daerah, menyelenggarakan sidang majelistuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TP –

TGR) yang dilaksanakan di Aula lantai III Inspektorat Provinsi Bantenpada 28 Maret 2016.

Pelaksanaan jalannya siding majelis tersebut dilaksanakan dandipimpin oleh Sekda Provinsi Banten sebagai ketua majelis, InspekturProvinsi Banten sebagai wakil ketua I, Asisten Daerah AdministrasiUmum sebagai Wakil Ketua II, Kepala DPPKD Provinsi Banten sebagaiSekretaris, lima orang anggota dan lima belas orang sekretariat.

Sidang Majelis TPTGR yang dipimpin Sekda Banten tersebut,sebagai salah satu upaya keras yang dilakukan Pemprov Bantendemi memperbaiki predikat dalam pengelolaan keuangan daerah.Dimana dua tahun berutur-turut Pemprov Banten mendapat opiniDisclaimer atau tidak menyatakan pendapat dari BPK atas LaporanHasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan Pemprov Banten.

Sidang Majelis TP - TGRdi Lingkungan Provinsi Banten

Diselenggarakanya sidang majelis tuntutan perbendaharaan dantuntutan ganti rugi (TP – TGR) bagi para tertuntut atau pelanggaryang ada dilingkungan Pemerintahan Provinsi Banten, dengan tujuanagar para tertuntut dapat mengetahui peraturan hokum yang dilanggar,agar para tertuntut dapat mengetahui nilai kerugiuan daerah yangdiganti, agar tertuntut mendapatkan putusan siding, serta agar paratertuntut dapat menandatangani berita acara siding majelis tuntutanperbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TP – TGR).

Terbentuknya tim TPTGR tersebut berdasarkan SK GubernurBanten Nomor 968.05/Kep.202-Huk/2015 tentang susunankeanggotaan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat MajelisPertimbangan TPTGR Provinsi Banten.

Dalam rangka penyelesaian kerugian daerah itu salah satunyaadalah dengan mengoptimalkan Majelis Pertimbangan TuntutanPerbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR).

Kasus-kasus yang belum diselesaikan dan menjadi catatan dariBPK dapat diselesaikan dan dituntaskan sesuai dengan peraturan

28 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

NUANSA

perundang-undangan yang berlaku. Majelis ini juga diharapkandapat senantiasa menjaga independensinya, meningkatkankemampuan dan kompetensinya sesuai yang diisyaratkan serta dapatmeredam tingkat ketimpangan dan penyelewengan keuangan danbarang daerah.

Tuntutan perbendaharaan adalah salah satu tatacaraperhitungan terhadap bendahara, jika dalam pengurusannyaterdapat kekurangan perbendaharaan yang merugikan keuangandaerah, maka yang bersangkutan diharuskan mengganti kerugiantersebut. Sementara tuntutan ganti rugi adalah suatu proses tuntutanterhadap pegawai bukan bendahara, pejabat lainnya dan pihakmanapun dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkanoleh perbuatan melanggar hukum atau melalaikan kewajibansebagaimana mestinya, sehingga secara langsung atau tidaklangsung daerah mengalami kerugian.

Dengan begitu seluruh SKPD agar meningkatkan sistempengendalian internal di lingkungan SKPD masing-masing.Melaksanakan program atau kegiatan sesuai dengan peraturanperundag-undangan yang berlaku serta melakukan pembinaankepada seluruh aparatur dengan sebaik-baiknya.

Apabila penyelesaian kasus kerugian daerah dapat diselesaikansesegera mungkin, maka laporan keuangan Pemerintah ProvinsiBanten menjadi akuntabel, anggaran pembangunan dapat digunakansecara optimal sehingga pembangunan menjadi lancar.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang berkaitansecara langsung dalam pengelolaan keuangan daerah dalam rangkamendukung terwujudnya good govermence dalam penyelenggaraanpemerintah pengelolaan keuangan perlunya diselenggarakan secaraprofessional, terbuka dan bertanggungjawab sesuai dengan tujuanpemerintah berdasarkan undang – undang yang telah ditetapkan.Undang-undang yang telah ditetapkan meliputi asas umum yangtelah dikenal dalam hal pengelolaan keuangan daerah, seperti asastahunan, asas universalitas maupun asas – asas baru sebagaipencerminan best pratices (penerapan kaidah – kaidah yang baik)dalam pengelolaan keuangan daerah antara lain : akuntabilitasberorientasi pada hasil, profesinalitas, proposionalitas, keterbukaandalam pengelolaan keuangan daerah serta pemeriksaan keuanganoleh Badan Pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Asas – asas umum tersebut sangatlah diperlukan guna menjaminterselenggaranya prinsip – prinsip pemerintahan daerahsebagaimana yang telah dirumuskan dalam undang – undang dasar1945 yang telah mengalami beberapa kali perubahan serta revisiperbaikan guna lebih memperketat pengawasan dalam pengelolaankeuangan sampai pada akhirnya munculnya undang – undangNomor 17 Tahun 2003 Tentang keuangan Negara dimana munculnyaundang – undang tersebut sangatlah jelas dalam rangkamenyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat danpembangunan.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 29

NUANSA

Pencegahan dan pemberantasan korupsiadalah komitmen pemerintah dalam rangkamewujudkan penyelenggaraan negara yangbersih dan berwibawa,komitmen ini akan terus

menerus diupayakan pewujudannya tanpa ada kata henti,Rapat Koordinasi dilaksanakan secara internal antaraInspektorat Provinsi Banten dan Komisi PemebrantasanKorupsi (KPK), pada tanggal 30 Maret 2016, adalahupaya untuk melakukan konsolidasi pelaksanaankoordinasi dan supervisi pencegahan korupsi secaraterintegrasi di Provinsi Banten yang sebelumya telahdilakukan Rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsidengan Kabupaten/kota pada tanggal 22 Maret 2016.

Rakor dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah)Inspektorat Dengan KPK RI

Dalam rapat tersebut terungkap beberapa hal yangmenjadi problem pemerintah daerah, seperti pembagianalokasi anggaran yang seharusnya memperhatikanskala prioritas sesuai kebutuhan mengingat hal tersebutsangatlah vital dan adanya SKPD yang telat membuatRUP “ seharusnya TOR di buat sebelum DPA” ungkapIrbanwil III Inspektorat Propinsi Banten Yan Junjung,ST.MPA ,

Sementara itu pejabat fungsional Inspektorat AgusDuha (P2UPD) mengeluhkan masih adanya pejabatpada SKPD yang belum memahami proses pengadaandan masih banyak penyimpangan dalam pelaksanaanpekerjaan, contohnya pekerjaan telah lebih dulu selesai

30 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

NUANSA

padahal kontrak belum ditandatangani “ pada pengadaanmisalnya itu barangnya sudah lama ada dan distribusiakan tetapi kontraknya kerja dengan pihak ketiga belumada” ujarnya

Auditor pada Irban III Inspektorat provinsi Banten inijuga menambahkan bahwa Pekerjaan fisik belum selesaimelebihi masa kontrak dan dilakukan tambah kurang(CCO) namun tidak dibuatkan addendum kontrak “Dokumen kelengkapan pendukung kontrak seringkalibelum dibuat pada saat tim inspektorat melakukan uji petikke lapangan, dan bagaimana kiat-kiat agar kami selakuauditor mampu menjaga independsi ?” ujarnya

Sementara itu dalam rapat yang di hadiri beberapa pejabatdan staf Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut mengapresiasikinerja inspektorat Provinsi Banten terutama dalam menjalankantupoksinya selaku kepanjangan tangan gubernur dalam halpembinaan,pengawasan maupun fungsi auditornya, tim KPKmenyarankan agar dalam melaksanakan tugas sertaberdasarkan standar audit, bahwasannya auditor bisa menolakpenugasan dari awal apabila mengetahui yang akan diauditmerupakan orang yang di kenal dekat atau kerabat untukmenghindari conflick of interest” kembali kepada niat kita danuntuk hasil yang baik dalam melaksanakan tugas, hindari konflikkepentingan, jujur pada pimpinan dan juga sumpah jabatan”ujar TIM KPK ( TIM )

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 31

PROFIL

32 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

PROFIL

Namun karena katerbatasan kemampuan seseorang, mengikutiprinsip-prinsip organisasi, maka tugas dan tanggung jawab pimpinantersebut diserahkan kepada pembantunya yang mengikuti alurdistribution of power sebagaimana yang diajarkan dalam teori-teoriorganisasi modern.

Inspektorat yang dinahkodai oleh seorang pejabat setingkateselon 2 dalam hal ini inspektur, selaku pembantu gubernur dalamhal pembinaan dan pengawasan, dan dalam melaksanakantugasnya inspektur dibantu oleh beberapa inspektur pembantuwilayah (IRBANWIL)

“Tujuan pengawasan itu adalah untuk meningkatkanpendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan menujuterwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good and cleangovernment),” ujar Joko Waluyo Inspektur pembantu wilayah IInspektorat Provinsi Banten.

Mantan auditor senior BPKP ini mengatakan, perbaikan tatakelola pengawasan menuju APIP yang efektif dalam mengawalresiko pembangunan daerah adalah salah satu tujuan dirinyahijrah ke pemerintahan Provinsi Banten. “Sesuai arahanpimpinan, baik bapak gubernur maupun inspektur, demitercapainya pemerintahan yang baik dan bersih, selain revolusimental tata kelola pengawasan menuju APIP juga harus konsistenditerapkan,” ujar lulusan megister pembangunan daerah STIALAN Jakarta ini. Alumni STAN Jakarta tahun 1989 inimenambahkan, salah satu tuntutan masyarakat untuk

menciptakan good governance dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah.“Masyarakat sudah gerah melihat perilaku birokrasi korup, yangsemakin hari bukannya kian berkurang tetapi semakin unjukgigi dengan perbuatannya itu. Bahkan masyarakat memberilabel perbuatan korupsi itu sebagai kejahatan yang luar biasa,karena diyakini hal itu akan menyengsarakan generasipenerus,” ungkapnya

Guna mewujudkan keinginan tersebut diperlukanlangkah-langkah pragmatis yang lebih realistis dan sistematisdalam penempatan sumberdaya manusia pada lembagapengawas khususnya inspektorat, “Bukan hanyapimpinannya saja, tapi juga sampai kepada staf yangmembantu dan memberikan dukungan untuk kesuksesanseorang pimpinan lembaga pengawas tersebut,” tandasnya.

Ia menilai, seorang pimpinan organisasi akanmemberikan pewarnaan terhadap organisasi tersebut danakan berfungsi sebagai katalisator dalam organisasinya.Sehingga ia harus punya integritas, moralitas dan kapabilitas,serta kompetensi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.“Dengan demikian, tugas pengawasan yang dilaksanakanmerupakan bagian dari solusi dan bukan bagian darimasalah,” ungkap pria yang memiliki motto hidup “berikanapa yang kamu bisa dan jangan tanya apa yang kamuperoleh”.

(TIM)

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 33

ARTIKEL

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014

Sekilas Tentang PemerintahanDaerah di Indonesia

PendahuluanPemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuandengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem danprinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Pemerintah Indonesia terdiri dariPemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerahkabupaten/Kota yang terdiri atas kepala daerah dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibantu oleh PerangkatDaerah.A. Pembagian Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas DaerahProvinsi dan Daerah Provinsi itu dibagi atas Daerah Kabupatendan Kota. Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota mempunyaiPemerintahan Daerah. Daerah Provinsi merupakan WilayahAdministratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagaiwakil Pemerintah Pusat dan wilayah kerja bagi gubernur dalammenyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayahDaerah provinsi. Daerah kabupaten/kota merupakan WilayahAdministratif yang menjadi wilayah kerja bagi bupti/wali kotadalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum diwilayah Daerah kabupaten/kota.

Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten, dandaerah kota ditetapkan dengan undang-undang. Pembentukandaerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah ataubagian daerah yang bersandingan dengan atau pemekarandari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih. Daerah dapat

dihapus dan digabung dengan daerah lain apabila daerah yangbersangkutan tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah .Penghapusan dan penggabungan daerah beserta akibatnyaditetapkan dengan undang-undang. Untuk menyelenggarakan fungsipemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingannasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus dalamwilayah provinsi dan /atau kabupaten/kota.

Oleh : Dedi Maulana (Pengawas Pemerintah Madya)

34 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKEL

B. Pembagian Urusan PemerintahanUrusan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terdiriurusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren,dan utrusan pemerintahan umum.B.1.Urusan Pemerintahan Absolutadalah urusanpemerintahan yang sepenuhnya menjadi

kewenangan pemerintah pusat. Dalammenyelenggarakan urusan pemerintahan absolut, pemerintahpusat dapat melaksanakan sendiri atau melimpahkanwewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah ataugubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asasDekonsentrasi. Urusan pemerintahan absolut meliputi :

a. Politik Luar Negeri;b. Pertahanan;c. Keamanan;d. Yustisi;e. Moneter dan fiscal nasional, danf. Agama

B.2.Urusan Pemerintahan Konkuren adalah urusanpemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat danDaerah Provoinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan menjadidasar pelaksanaan Otonomi daerah serta didasarkan padaprinsip akuntabilitas, efesiensi, eksternalitas, serta kepentinganstrategis nasional. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadikewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajibdan Urusan Pemerintahan Pilihan.

B.2.1.Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas UrusanPemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasardan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan denganPelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yangberkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputia. Pendidikan;b. Kesehatan;c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;e. Ketentramana, ketertiban umum, dan perlindungan

masyarakat;f. Sosial.

Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitandengan Pelayanan Dasar meliputi :a. Tenaga Kerja;b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;c. Pangan;d. Pertanahan;e. Lingkungan Hidup;f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;g. Pemberdayaan Masyarakat Desa;h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;i. Perhubungan;j. Komunikasi dan Informatika;k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;l. Penanaman Modal;m. Kepemudaan dan Olah Raga;

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 35

ARTIKEL

n. Statistik;o. Persandian;p. Kebudayaan;q. Perpustakaan; danr. Kearsipan.B.2.2.Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi :

a. Kelautan dan Perikanan;b. Pariwisata;c. Pertanian;d. Kehutanan;e. Energi dan Sumber Daya Mineral;f. Perdagangan;g. Perindustrian;h. Transmigrasi.

B.3.Urusan Pemerintahan Umum

adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganPresiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan pemerintahanumum dilaksanakan oleh gubernur dan bupati/walikota diwilayah kerja masing-masing dibantu oleh Instansi Vertikal.Dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum, gubernurbertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri, danBupati/Walikota bertanggungjawab kepada Menteri malaluigubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Urusan pemerintahanumum meliputi :a. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional

dalam rangka memantapkan pengamalan Pancasilan,pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, pelestarian Bhineka Tunggal Ikaserta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia;

b. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;c. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intarsuku, umat

beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkanstabilitas keamanan local, regional dan nasional;

d. Penanganan konflik social sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan;

e. Koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahanyang ada di wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul denganmemperhatikan prinsip demokrasi, hak azasi manusia,pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, potensiserta keanekaragaman Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

36 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKEL

f. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkanPancasila; dan

g. Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukanmerupakan kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakanoleh instansi vertical.

C. Penyelenggara PemerintahanC.1.Pemerintah Daerah

Penyelenggara Pemerintahan Daerah provisi dankabupaten/kota terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantuoleh Perangkat Daerah. Dalam menyelenggarakanpemerintahan, pemerintah daerah berpedoman pada asaspenyelenggaraan pemerintahan negara yang terdiri atas :kepastian hokum, tertib penyelenggaraan negara,kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan keadilan.

Setiap Daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerahyang disebut kepala daerah. Kepala Daerah untuk provinsidisebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupti dan untukkota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orangwakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur,untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebutwakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memliki tugas,wewenang dan kewajiban serta larangan, Kepala Daerah jugamempunyai kewajiban untuk memberikan laporanpenyelenggaran pemerintahan daerah kepada Pemerintah,

dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawabankepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraanpemerintahan daerah kepada masyarakat.

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan jugasebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yangbersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani danmemperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsiPemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadappenyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahankabupaten dan kota. Dalam kedudukanya sebagai wakil

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 37

ARTIKEL

Anggota DPRD mempunyai hak dan kewajiban. Anggota DPRDmempunyai larangan dan dapat diganti antar waktu. Ketentuantentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undangmengenai pemerintahan daerah beralaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur Susunan dan MPR, DPR, DPD danDPRD.

Hubungan antar Pemerintah Daerah dan DPRD merupakanhubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifatkemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantaralembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang samasejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalammembuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah (PERDA).Hubungan kemintraan bermakna bahwa antara PemerintahDaerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalammembuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerahsesuai dengan fungsi masing-amsing sehingga antar kedualembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnyasaling mendukung bukan merupakan lawan atau pesaing satusama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.C.3.Perangkat Daerah

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuksautu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yangperlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap penangananurusan pemerintahan dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernurbertanggungjawab kepada Presiden.C.2.Dewan Perwakilan

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah danberkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran danpengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRDmempunyai hak hak : (a) interplasi; (b) angket; dan (c)menyatakan pendapat.

Alat kelengkapan DPRD terdiri atas : (a) pimpinan; (b) komisi;(c) panitia musyawarah; (d) panitia anggaran; (e) BadanKehormatan; dan (f) alat kelengkapan lain yang diperlukan.

38 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKELmempertimbangkan factor kemampuan keuangan; kebutuhandaerah; cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yangdiwujudkan, jenis dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dankondisi geografis; jumlah kepadatan pendudukan; potensi daerahyang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana danprasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan itu akanorganisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidaksenantiasa sama atau seragam.

Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat DPRD,dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerahkabupaten/kota terdiri atas sekretariat DPRD, dinas daerah,lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Susunanorganisasi perangkat daerah ditetapkan dalam PERDA denganmemperhatikan factor-faktor tertentu dan berpedoman padaPeraturan Pemerintah.

Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah.Sekretaris Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membentukepala daerah dalam menyusun kebijakan danmengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis. SekretariatDPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRDmempunyai tugas : (a) menyelenggarakan administrasikesekretariatan DPRD; (b) menyelenggarakan administrasikeuangan DPRD; (c) mendukung pelaksanaan tugas dan fungsiDPRD; dan (d)menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahliyang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinyasesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.Kepala dinas daerah bertanggungjawab kepada kepala daerahmelalui Sekretaris Daerah. Lembaga teknis daerah merupakanunsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan danpelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat sepsifik berbentukbadan, kantor, atau rumah sakit umum daaerah. Kepala badan,kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebutbertanggungjawab kepada kepala daerah melalui SekretarisDaerah.

Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota denganPERDA berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatandipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnyamemperoleh pelimpahan sebagai wewenang bupati atau walikotauntuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Kelurahandibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda berpedoman padaPeraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yangdalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dariBupati/Walikota.D. Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA)

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam suatupasangan calon yang dilaksanbakan secara demokratisberdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil.

Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah warganegara Republik Indonesia yang memenuhi syarat tertentu.

Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daearhyang memperoleh suara lebih dari 50 % (lima puluh persen)jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calin terpilih.Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan calon kepaladaerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebihdari 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah,pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakansebagai pasangan calon terpilih. Apabila tidak ada yang mencapai25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, dilakukanpemilihan ulang putaran kedua yang diikuti oleh pemenangpertama dan pemenang kedua. Pasangan calon kepala daerahdan wakil kepala daerah yang memperoleh suara terbanyakpada putaran kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.

Gubernur dan wakil gubernur dilantik oleh Menteri DalamNegeri atas nama Presiden dalam sebuah sidang DPRD Provinsi.Bupati dan wakil bupati atau Walikota dan wakil walikota dilantikoleh Gubernur atas anama Presiden dalam sebuah sidang DPRDkabupaten atau kota.E. Kepegawaian Daerah

Pemerintah pusat melaksanakan pembinaan manajemenpegawai negeri sipil daerah dalam satu kesatuanpenyelenggaraan manajemen pehgawai negeri sipil secaranasional. Manajemen pegawai negeri sipil daerah meliputipenetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan,pemberhentian, penetapan pensiun, gaji,tunjangan,kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum,pengembangan kopetensi, dan pengendalian jumlah. Pembinandan pengawasan manajemen pegawai negeri sipil daerah

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 39

ARTIKELdikoordinasikan pada tingkat nasional oleh Menteri Dalam Negeridan pada tingkat daerah oleh Gubernur.F. Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah

Peraturan daerah ditetapkan oleh kepala daerah setelahmendapat persetujuan bersama DPRD. Perda dibentuk dalamrangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dalam tugas pembantuan. Perda merupakan penjabaranlebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggidengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. Perdatidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/atauperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Perda dibentuk berdasarkan pada asas pembtnukanperaturan perundang-undangan. Masyarakat berhakmemberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangkapenyiapan atau pembahasan rancangan Perda. Persiapanpembentukan, pembahasan, dan pengesahan rancangan Perdaberpedoman kepada peraturan perundang-undangan.

Perda berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah.Perda disampaikan kepada Pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh)hari setelah ditetapkan. Perda yang bertentangan dengankepentingan umum dan/atau perundang-undangan yang lebihtinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah pusat.

Untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturanperundang-undangan, kepala daerah menetapkan peraturankepala daerah dana tau keputusan kepala daerah. Peraturankepala daerah dan tau keputusan kepala daerah tidak bolehbertentangan dengan kepentingan umum, Perda, dan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.

Perda diundangkan dalam Lembaran Daerah dan PeraturanKepala Daerah diundangkan dalam Berita Daerah.Pengundangan Perda dalam Lembaran Daerah dan PeraturanKepala Daerah dalam Berita Daerah dilakukan oleh SekretarisDaerah. Untuk membantu kepala daerah dalam menegakkanPerda dan Penyelenggaraan ketertiban dan ketentramanmasyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.G. Perencanaan Pembangunan

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerahdisusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satukesatuan dalam system perencanaan pembangunan nsional.Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintahandaerah provinsi, daerah kabupaten atau daerah kota sesuaidengan kewenangan yang dilaksanakan oleh BadanPerencanaan Pembangunan Daerah.1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP

Daerah) untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yangditetapkan dengan Perda;

2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMDaerah) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang ditetapkandengan Perda.

3. Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakanpenjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu)tahun dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintahpusat.

H. Keuangan DaerahPenyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan

terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusanpemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumberpenerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacukepada Undang-Undang yang mengatur Perimbangan Keunganantara Pemerintaha Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimanabesarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagiankewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumberkeuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yangdiserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yangantara lain berupa : kepastian tersedianya pendanaan daripemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan;kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusidaerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumberdaya nasional yang berada di daerah dan dana perimbanganlainnya; hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkansumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumberpembiayaan. Dengan pengaturan tersebut, dalam hal ini padadasarnya Pemerintah menerapkan prinsip uang mengikuti fungsi.

Di dalam Undang-Undang yang mengatur KeuanganNegara, terdapat penegasan di bidang pengelolaan keuangan,yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalahsebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan; dan kekuasaanpengelolaan keuangan negara dari presiden sebagian diserahkankepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintah

40 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKEL

daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakilipemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yangdipisahkan.

Ketentuaan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaankeuangan daerah, yaitu bahwa kepala daerah (gubernur/bupti/walikota) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangandaerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan daerahsebaga bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Dalammelaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkansebagian atau seluruh kekuasaan keuangan daerah kepada parapejabat perangkat daerah. Dengan demikian pengaturanpengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekatdan menjadi satu dengan pengaturan pemerintahan daerah, yaitudalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah.

Sumber pendapatan daerah terdiri atas :1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi :

a) Hasil pajak daerah;b) Hasil retribusi daerah;c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;d) Lain-lain PAD yang sah

2. Dana Perimbangan yang meliputi :a) Dana bagi hasil;b) Dana Alokasi Umum (DAU);c) Dana Alokasi Khusus (DAK)

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal

dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan

atas nama pemerintah pusat setelah memperoleh pertimbanganMenteri Dalam Negeri. Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah dapatmelakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha MilikPemerintah dan/atau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memilikiBUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan,dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah(perda) yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalahrencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 41

ARTIKEL

dengan peraturan daerah. APBD merupakan dasar pengelolaankeuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitungmulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Kepala daerah

mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasandan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untukmemperoleh persetujuan bersama. Rancangan perda Provinsitentang APBD yang telah disetujui bersama dengan rancanganPeraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD sebelumditetapkan oleh Gubernur paling lambat 3 (tiga) hari disampaikankepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. Rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama danrencangan Peraturan Kabupaten/kota tentang Penjabaran APBDsebelum ditetapkan oleh BUpati/Wali Kota paling lama 3(tiga) haridisampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi.

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerahdianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kasdaerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah.Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah diaturlebih lanjut dengan Perda yang berpedman pada PeraturanPemerintah.

( Bersambung …..)

Ketua Tim 1 Irbanwil III Inspektorat Provinsi Banten saat melakukan audit lapangan.

42 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKEL

Oleh : Drs. H. Bahrudin, M.Si(Kepala Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan Inspektorat Provinsi Banten)

Pada Pemerintah Provinsi Banten

I. PENDAHULUANSalah satu kegiatan Pembinaan dan Pengawasan dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah adalah tindak lanjut atasrekomendasi yang diberikan oleh BPK di dalam setiap jenis laporanhasil pemeriksaan(LHP) yang ditujukan kepada auditi. Sebagaianadiatur dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RepublikIndonesia Nomor 2 Tahun 2010 Bab III Pasal 3 yang menyebutkanbahwa Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam hasil

Pemantauan Tindak LanjutHasil Permeriksaan BPK - RI

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 43

ARTIKEL

pemeriksaan.Tindak lanjut yang dimaksud adalah berupajawaban atau penjelasan atas pelaksanaan tindak lanjut yangdilampiri dengan dokumen bukti dan disampaikan kepadaBPK paling lambat 60(enam puluh)hari setelah laporan hasilpemeriksaan diterima. Untuk mengetahui sampai sejauhmanatindak lanjut telah dilaksanakan oleh auditi maka diperlukansuatu unit pemantau yang memiliki tugas pokok dan fungsiyang mengelola tindak lanjut, dan SKPD yang memiliki tugaspokok dan fungsi tersebut adalah Inspektorat Provinsi Bantensebagaimana telah diatur dalam Perda nomor 3 Tahun 2012tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PemerintahProvinsi Banten.

I I . HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUTII.1. Hasil Pemantauan Tindak Lanjut atas LHP Tahun

2005-2015.Sejalan dengan berdirinya pemerintah Provinsi Banten makaBPK telah melaksanakan Pemeriksaan terhadapPenyelenggaraan Pemerintahan di Provinsi Banten adalahsejak tahun 2005. Sampai dengan tahun 2015, diluar hasilpemeriksaan atas belanja daerah pemerintah provinsi Bantentahun 2015, BPK Perwakilan Provinsi Banten telahmenerbitkan 41 Laporan Hasil Pemeriksaan, terdiri dari 533temuan dengan nilai Rp423.364.734.920,70,- dan 1.146

rekomendasi dengan nilai Rp340.736.191.655,68,- Sampai dengansemester II Tahun 2015 menurut Versi BPK menunjukan status tindaklanjut sebagai berikut:- Tindak lanjut yg telah sesuai dengan rekomendasi adalah

sebanyak 629 rekomendasi (54.89 %) dengan nilaiRp59.567.472.012,38(17.48 %dari nilai rekomendasi)

- Tindak lanjut yang belum sesuai dandalam proses tindak lanjutadalah sebanyak 334 rekomendasi(29.14 %) dengan nilaiRp253.627.646.835.63,-(74.43 %dari nilai rekomendasi)

- Belum ditindaklanjuti sebanyak 183 rekomdasi(15.97 %) dengannilai Rp27.578.302.807.67(8.09 % dari nilai rekomendasi)

- Nilai penyerahan aset atau penyetoran uang ke kas Negara/Daerah adalah Rp65.865.430,022,11(19.33 % dari nilairekomendasi)

II.2. Hasil Pemantauan Tindak Lanjut atas LHP Belanja DaerahProvinsi Banten Tahun 2015, Nomor: 63/LHP/XVIII.SRG/12/2015 Tanggal 29 Desember 2015.Berdasarkan LHP yang dimaksud terdapat 13 temuan dengan nilaiRp9.006.392.880,40. Dan 51 Rekomendasi dengan nilaiRp8.407.007.228,87,-.Sampai dengan akhir Maret 2016, HasilPemantauan menujukan Status Tindak Lanjut sebagai Berikut:- Tindak lanjut yang telah sesuai dengan rekomendasi sebanyak

43 Rekomendasi(84.31%) dengan nilai Rp1.638.545.111.00,-(19.49% dari nilai rekomendasi)

44 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

ARTIKEL- Tindak lanjut masih dalam proses atau belum sesuai

sebanyak 8 Rekomendasi(15.69%) dengan nilaiRp6.769.002,87(80.51% dari nilai rekomendasi

- Belum ditindaklanjuti adalah NIHIL(0%).I I I . MASALAH-MASALAH DALAM PELAKSANAAN TINDAK

LANJUTBerdasarkan hasil pemantauan rendahnya cakupan tindak lanjutpada pemerintah Provinsi Banten terutama yang terkait denganPengembalian Kerugian keuangan Daerah disebabkan diantaranyaoleh beberapa hal sebagai berikut:- Temuan/rekomendasi yang tindak lanjutnya berkaitan dengan

Pihak Ketiga/Rekanan- Temuan/rekomendasi yang tindak lanjutnya berkaiatan dengan

Aparat Penegak Hukum(APH)- Rekening Pihak ketiga yang diblokir- Temuan/rekomendasi yang tidak bisa ditindaklanjuti seperti;

Temuan terkait biaya operasional anggota DPRD dimana parapenerima atau pihk-pihak yang bertanggung jawabnya sudahtidak lagi menjadi anggota DPRD, temuan/rekomendasi yangkaitannya dengan PT.Pertamina seperti pajak Bahan BakarKendaraan Bermotor(PBBKB) dan SKPD Lama/KPU/PANWAS

- Masih belum optimalnya Majelis TP-TGRIV. UPAYA-UPAYA MENINGKATKAN CAKUPAN TINDAK

LANJUTDalam rangka meningkatkan cakupan tindak lanjut atasrekoendasi hasil pemeriksaan BPK-RI, Pemerintah ProvinsiBanten telah melakukan berbagai upaya-upaya diantaranya:1. Menyususun kembali rencana aksi tindak lanjut rekomendasi

LHP BPK-RI yang belum selesai2. Melaksanakan pembahasan dan penagihan oleh SKPD

terkait secara lebih intensif kepada rekanan/pihak ketiga3. Mengoptimalkan Majelis TP-TGR4. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan BPK terkait

permasalahan,progres dan upaya-upaya penyelesaiantindak lanjut.

V. P E N U T U PDemikian pembahasan singkat mengenai progres tindak lanjutatas LHP BPK pada pemerintah Provinsi Banten dimana hasilnyamasih belum optimal. Namun demikian walaupun progresnyasangat lamban kita tetap yakini bahwa hal ini ada solusipemecahannya dan itu sangat tergantung pada keinginan dantindakan-tindakan pihak-pihak yang bersangkutan mulai darilevel pimpinan sampai dengan jajaran dibawahnya.

TIM 3 Irbanwil III Inspektorat Provinsi Banten, saat sedang melakukan audit lapangan.

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 45

PUISI

Negri yang amat kayaNegri yang amat damaiNegri yang amat makmurNegri yang amat subur

Kini negriku telah merdeka Seluruh orang bersorak gembira Terbebas dari siksaan penjajah

Sang merah putih dengan gagahnya,Berkibar di langit biruBerkibar menghias angkasaSemua mata terpesona olehnya

Merahmu menjadi semangat dalam hidupku Putihmu memberi kedamaian untukku Beragam suku dan kebudayaan menjadi satu Bhineka tunggal ika adalah semboyanmu

Tapi kini hijaumu mulai gersangSejukmu berubah menjadi panasKedaimanmu mulai terusikKarna orang yang tak bertanggung jawab

Ayo lestarikan alam Indonesia Lestarikan budaya Indonesia Bangkitlah Indonesiaku

INDONESIA KU

Sumber : vellaas23.blogspot.com

46 PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016

LENSA

PENGAWASAN EDISI 01/Th 2016 47

LENSA