manusia, nilai, moral dan hukum
DESCRIPTION
hhgTRANSCRIPT
6. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
1 Kompetensi Dasar
2 Indikator
3 Tujuan Pembelajaran
4 Materi
5 Pengalaman Pembelajaran
MANUSIA: NILAI, MORAL, DAN HUKUM
AKALMengetahuiMemahami
MempertimbangkanMenemukan
PERASAANMerasakan
MembandingkanMenghyati
Menilai
KARSAMenyetujui
MenghendakiMenginspirasi
Mencita-citakan
BAHASAMengekspresikan
MengkomunikasikanMengajarkan
Menstranformasikan
KARYABerperilakuBertindak
Mempraktekkan
Menghasilkan
PERSONALCONSCIOUSNESS
JUDGEMENT
CONDUCTED OF BEHAVIOR
ISTILAH-ISTILAH KUNCINILAI (VALUE) – Koentjaraningrat
Sesuatu yg dianggap baikYg dicita-citakanYg bermaknaYg bermanfaat
MORAL (MORES) – K BertensKesadaran – Super EgoKetersediaan menerima kebaikan menolak keburukanKemanusiawian – Universal
MORAL – Arthur T. JersildPersonal Consciousness - SuperegoJudgement - restrictiveConduct – Standard of behavior - deskriptif
HUKUM (LAW)Norma yg dibuat atas kekuasaan untuk
mengatur perilaku orang – keteraturan sosialBentuk positif – bukti empirisPengawasan sangsi tegasPemaksaan
NILAI MORAL Kesadaran – kejujuranBaik-buruk bukan benar-salahRelatif-makna-tujuanSangsi terasa dalam diri, terhina,
dikucilkan dalam masyarakat
ORIENTASI MORAL - KohlbergNormatif > Boleh/Tdk BolehKejujuran > KeadilanUltilitarism > KonsekuensiPerfeksionisme > Pencapaian Tujuan
KETERKAITAN NILAI-NORMA-MORAL-HUKUM
NILAI NORMA MORAL
HUKUMTINDAKAN
SUMBER NILAIAdatEtika
AgamaPENGETAHUAN
KESADARAN
PERWUJUDAN NILAI→NORMA→TINDAKAN1. Kejujuran2. Ketertiban sosial3. Keamanan 4. Kedamaian5. Kerukunan6. Keadilan sosial PROBLEMATIKA1. Primitisme dalam masyarakat modern2. Perilaku immoral→Sodomi3. Korupsi→Pelaku orang terdidik4. Suap→Jual-beli kewenangan 5. Pertikaian TUGAS:Pilih masalah pelanggaran hukum,buat
paper,dan didiskusikan!
ANALISIS PERILAKU KORUPSIHipotesis:1. Mungkinkah korupsi dilakukan karena pendidikan rendah?2. Mungkinkan korupsi dilakukan karena agama rendah?3. Mungkinkan korupsi dilakukan kerena moralitas rendah?4. Mungkinkan korupsi dilakukan karena kemiskinan?5. Mungkinkah korupsi dilakukan karena hukumannya lemah?
KORUPSI merupakan tindakan disengaja untuk mengambil uang milik orang lain (negara) untuk kemilikan diri, berbagai cara bisa dilakukan dengan kemampuan kognitifnya. Di luar diri (koruptor) telah ditetapkan hukum positif atas konsensus sosial, sehingga tidak memungkinkan terjadi korupsi. Oleh karena itu, korupsi banyak dilakukan oleh orang cerdas/ berpendidikan, tetapi kesadaran diri tentang yg baik-buruk tipis. Kita bisa mengintrospeksi diri, bila akan melakukan pelanggaran hukum terjadi pertimbangan dilakukan atau tidak.
Pada dasarnya, manusia secara kodrati telah dianugerahkan moralitas secara universal, yaitu merasakan hal-hal yg baik-buruk, kebaikan→kesenangan/kepuasan, keburukan→ketidaksenangan/kekecewaan, sampai menimbulkan rasa ketakutan dlm diri individu. Kesadaran moral dapat dikmbangkan melalui pendidkan dan dalam kelompok sosial baik lingkungan keluarga/ masyarakat. Nilai moral dapat bersumber dari agama/,kewajaran masyarakat, shg sangsi pelanggaran nilai moral diberikan agama (Tuhan YME) dng dosa, masyarakat dihina orang lain. Berbeda dengan pelanggaran hukum positif diberikan sangsi hukuman nyata. Oleh karena itu, pelanggaran hukum (spt korupsi) bisa selamat dari sangsi hukuman, tetapi akan menimbulkan rasa bersalah, merasa takut dalam diri selama hidup.
Kesadaran moralitas diri lebih berperan dalam mengendalikan diri tindakan pelanggaran hukum dibanding hukum positif yang diluar diri. Hukum tidak akan bermakna mengatur perilaku tanpa didasari (dijiwai moral), Bisa terjadi hukum yang immoral, karena hukum kepentingan sosial, sedangkan moral kodrati manusiawi yg membedakan dengan hewan. Meskipun demikian, nilai moral memerlukan hukum positif untuk memperkuat pelembagaan nilai moral.
Kesimpulan: Korupsi dilakukan karena kesadaran moralitas diri rendah, shg tidak mampu mengendalikan tindakan pelanggaran hukum, dengan melakukan tindakan tercela (koruptsi).