manajemen sebagai profesi

Upload: cokhanza

Post on 09-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen sebagai profesi

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada BEBERAPA PANDANGAN ATAU FAHAM TENTANG MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN Allah SWT dengan dorongan keluarga maka penulis dapat menyelesaikan makalah dangan judul Mengingat kendala pengetahuan dan waktu yang terbatas dari penulis maka penulis sendiri menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna serta saran perbaikan sangat penulis harapkan Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Bogor, Mei 2015 Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dewasa ini yang antara lain diwarnai oleh terbukanya perdagangan bebas dan arus informasi disegala bidang merupakan tantangan pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia. Menghadapi tantangan tersebut pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam kebijakan pembangunan.Dalam era pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia pada saat sekarang ini, untuk mengantisipasiera globalisasi terlibat tuntutan akan tugas semua pihak yang terlibat dan ambil bagian didalam pembangunan tersebut semakin sulit.Berkaitan dengan hal tersebut kualitas sumber daya manusia dipandang perlu sebagai factor kunci disamping harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi juga dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, serta mampu bekerja dengan handal dan professional. Agar sumber daya manusia dapat digunakan secara efektif, maka diperlukan adanya pengetahuan melalui fungsi-fungsi manajemenbeberapa paham atau pandangantentang manajemen pendidikan atau pendidikan.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Manajemen sebagai profesiPengelolaan sering disebut manajemen. Pariata Westra dkk(1977) Kata manajemen berasal dari kata manus (bahasa latin) berarti tangan: mano (bahasa italia) artinya tangan ; menege/manage(bahasa latin, italia, perancis) berarti memerintah kuda, mengendalikan kuda; manegio (bahasa latin berarti pengurusan. Dalam bahasa inggris manajement berasal dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola. Dengan demikian management(manajemen) berarti suatu kegiatan menggerakan orang dengan menggunakan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.[footnoteRef:2] [2: Prof.Dr.Hj.Sitti Salmiah Dahlan, MA. Rihlah Ilmiah AGH Muhammad Asad dari Haramain Kewajo Cerebes, Jakarta, Rabbani Press,h.26]

Arti dari manajemen dilihat dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen sebagai berikut : Marry Parker Follet, Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.Robert Khrester, Manajemen adalah proses kerja dengan melalui orang lain untuk mencapai tujuan.George Terry, Manajemen ialah kemampuan menyuruh orang lain bekerja guna mencapai tujuan.James A. F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.Sondang Siagian, Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.Richart M. Hodgetts Ph.D dan Steven Ultman Ph. D., Manajemen adalah suatu proses untuk menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, Manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan informasi, guna mencapai sasaran yang organisasi dengan cara efisien dan efektif.LPPM, Manajemen adalah proses pemberian perintah, pengarahan dan pengendalian berbagai lembaga dalam masyarakat untuk mencapai tujuan.Donelly, Manajemen adalah proses koordinasi upaya kelompok terhadap tujuan kelompok.J.L.Massie, Manajemen adalah proses kelompok kooperatif menggerakan tindakan untuk tujuan umum [footnoteRef:3] [3: Prof.Dr.H.M.Yusri Abady,MA,APU. Corak Pemikiran Pendidikan Keagamaan KH.Abdur Rahman Ambo Dalle , Jakarta, Rabbani Press, 2011. h.30]

A. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,[[teknik desainer, tenaga pendidik.Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.B. Karakteristik Profesi Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat. Setiap orang hendaklah bekerja sesuai dengan syakillahnya,seperti disebut dalam QS.al Isra17:84.

()Terjemahannya : Katakanlah : tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka tuhanmu lebinh mengetahui siapa yang lebih benar jalannya(QS 17:18)Dalam tafsir Jalalain disebutkan yamalu ala sykihatih,yakni menurut caranya sendiri-sendiri. Hal ini dapat dipahami sebagai keterampilan atau skill masing-masing orang atau yang diberi tugas sesuai dengan profesinya suatu pekerjaan yang diberikan kepada orang yang bukan ahlinya, akan merusak program. Apabila program sudah rusak atau berjalan tanpa tujuan, maka tunggulah kehancuran pekerjaan tersebut. Nabi mengingatkan hal ini dalam sabda nya. () Terjamahannya : Apabila suatu urusan atau pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.(H.R. Bukhari)Dalam islam profesionalisme ini dapat diketahui cirri-cirinya sebagai berikut :1. Ahlu al-dzik, yaitu menguasai ilmu pada bidang yang ditekuni, trampil dalam mengerjakan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.2. Amal Shalih yaitu melaksanakan tugas dengan baik, memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi,3. Amanah, yakni bertanggungjawab dan terpercaya dalam menjalankan setiap tugas dan kewajibannya Untuk memperoleh Ahlu al-dzikr, seseorang memerlukan pendidikan dan pelatihan disamping pengalaman. Orang-orang yang telah melalui pendidikan dan pelatihan secara sempurna disebut ahli. Adapun Amal Shalih dapat diperoleh dengan menjadikan setiap pekerjaan sebagai ibadah kepada Alloh SWT dan keyakinan menjadikan motivasi untuk bekerja tanpa mengenal lelah. Sedangkan Amanah dapat dilaksanakan apabila ridha Allah dijadikan sebagai tujuan akhir dari segala kegiatan dan tingkah lakunya.[footnoteRef:4] [4: Dr.HJ.Sitti Salmiah Dahlan.MA.Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta, Rabbani Press,2011,h.108]

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri profesi yang dikemukakan oleh para ahli.Adapun ciri-ciri professional antara lain Schein(1972), mengemukakan ciri-ciri professional sebagai berikut:1. Bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (fulltime)2. Pilihan pekerjaan itu didasarkan pada motivasi yang kuat.3. Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu, dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama.4. Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien,5. Pekerjaan berorientasi pada pelayanan, bukan untutk kepentingan pribadi,6. Pelayanan itu didasarkan pada kebutuhan objektif klien,7. Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien,8. Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah memenuhi persyaratan atau criteria tertentu,9. Memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper dalam spesialisasinya,10. Keahlian itu tidak boleh diadvertasikan untuk mencari klien.Sementara itu Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahun 1988 menentukan syarat-syarat suatu pekerjaan professional sebagai berikut : 1. Atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu dan untuk jangka waktu yang lama,2. Telah memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus,3. Dilakukan menurut teory, prinsip, prosedur, dan anggapan-anggapan dasar yang sudah baku sebagai pedoman dalam menangani klien,4. Sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan mencari keuntungan financial,5. Memiliki kecakapan diagonalistic dan kompetensi aplikasi dalam melayani klien,6. Dilakukan secara otonom ang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi.7. Mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, 8. Pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan.Sedangkan profesi pendidikan di Amerika Serikat memiliki karakteristik sebagai berikut, (Imran Manan, 1989):1. Sebagai pekerjaan jasa sosial yang unik, jelas, dan penting.2. Menekankan teknik intelektual3. Membutuhkan pendidikan spesialisasi dalam waktu panjang,4. Memerlukan otonomi yang luas sebagai individu ataupun organisasi profesi,5. Otonomi individu dapat persetujuan dari organisasi profesi,6. Tekanan pada jasa lebih besar dibandingkan dengan hasil ekonomis, baik secara perseorangan ataupun secara kelompok profesional7. Memiliki organisasi profesi secara otonom,8. Ada kode etik yang jelas dan tegas.ISPI (1991) menyimpulkan ciri-ciri utama profesi adalah sebagai berikut : 1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial,2. Memiliki keahlian dan keterampilan tingkat tertentu,3. Memperoleh keahlian dan keterampil melalui metode ilmiah,4. Memiliki batang tubuh disiplin ilmu tertentu,5. Studi dalam waktu lama diperguruan tinggi,6. Pendidikan ini juga merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai professional dikalanganmahasiswa/siswa yang mengikutinya,7. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasiprofesi dengan sanksi-sanksi tertentu,8. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah bertalian dengan pekerjaannya,9. Memberi layanan sebaik-baiknya kepada klien dan otonom dari campur tangan pihak luar,10. Mempunyi prestis yang tinggi dimasyarakat dan berhak mendapat imbalan yang layak.Manap Somantri(1996) yang mengutip dari Volmer (1996) dan Oteng (1989) menulis standar profesi sebagai berikut :1. Memiliki ilmu yang diperoleh melalui pendidikan lama setara dengan S1 atau lebih,2. Kewenangan professional diakui oleh klien,3. Ada sanksi dan pengakuan masyarakatakan keabsahan kewenangannya,4. Memiliki kode etik,5. Punya budaya profesi yang dinamis dan terus berkembang,6. Ada persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh.[footnoteRef:5] [5: Prof.Dr.Made Pidarta.Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,Jakarta,Rineka Cipta,2013,h.280.]

Bila diperhatikan ciri-ciri profesi tersebut tampak bahwa profesi pendidik tidak mungkin dapat dikenakan kepada sembarang orang yang dipandang oleh masyarakat umum sebagai pendidik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dsb.) tertentu.Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam definisi mereka menyatakan bahwa:1. Suatu jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistimatis dan pelaksanaannya menuntut kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit.2. Suatu profesi, menuntut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan pada suatu latar belakang pendidikan yang luas.3. Suatu profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.4. Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan.Karena itu, nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk memerintah, membimbing dan menasehati lainnya meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi pujilah didepan umum dan keritiklah secara pribadi, umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standar obyektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai manajer dibanding menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka. Karena profesional memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat tergantung pada mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada posisi yang sangat rentan.Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain, tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi perusahaan, organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya standard etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan tanda resmi bagi profesional.

2. Manajemen sebagai ilmu terapanA. Ilmu Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu Alam hanya ias menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya ias meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.1) EtimologiKata ilmu dalam bahasa Arab "ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.2) Syarat-syarat ilmuBerbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.B. Ilmu terapan Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang langsung memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Manajemen sebagai ilmu terapan mempunyai maksud manajemen dapat diterapkan kedalam berbagai bidang dan system. System adalah suatu model berfikir atau suatu cara memandang. Gerakan system adalah sesuatu yang baru dan cocok diterapkan dalam b Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan program nasional sebagaimana tercantum dalam Undang -undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 50 (1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah. Dengan demikian tanggungjawab pengelolaan pendidikan bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh sekolah dan masyarakat dalam rangka mendekatkan pengambilam keputusan ketingkat grassroots (yang paling dekat dengan peserta didik) . Bagaimana Penerapannya di Indonesia? Ada tiga pilar MBS yang dapat dijadikan patokan untuk menilai implementasi MBS yang dilaksanakan oleh sekolah di Indonesia yaitu: Manajemen Sekolah, Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dan Peran Serta Masyarakat1) Manajemen SekolahPenerapan manajemen sekolah pada umumnya sudah dapat diterapkan dengan baik oleh sebagian sekolah terutama sekolah sekolah perkotaan yang sudah memiliki SDM yang memadai baik secara kualifikasi maupun kompetensi. Namun pada sisi lain masih banyak sekolah terutama kepala sekolah belum dapat mengelola sekolahnya dengan baik misalnya dalam hal berkomunikasi dan berkoodinasi dengan semua warga sekolah dan masyarakat. Indikasinya terlihat masih banyak warga sekolah dan masyarakat yang tidak tahu program sekolah dan penggunaan dana sekolah baik yang bersumber dari BOS untuk SD dan SMP maupun dari komite (masyarakat) untuk SMA/SMK. Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa fungsi manajemen pendidikan. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :1. Planning (perencanaan);2. Organizing (pengorganisasian);3. Actuating (pelaksanaan); dan4. Controlling (pengawasan).Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :1. Planning (perencanaan);2. Organizing (pengorganisasian);3. Commanding (pengaturan);4. Coordinating (pengkoordinasian); dan5. Controlling (pengawasan).Harold Koontz dan Cyril O Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:1. Planning (perencanaan);2. Organizing (pengorganisasian);3. Staffing (penentuan staf);4. Directing (pengarahan); dan5. Controlling (pengawasan).L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:1. Planning (perencanaan);2. Organizing (pengorganisasian);3. Staffing (penentuan staf);4. Directing (pengarahan);5. Coordinating (pengkoordinasian);6. Reporting (pelaporan); dan7. Budgeting (penganggaran).Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :a. Perencanaan (planning)Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasif. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; danh. Menghemat waktu, usaha dan dana.Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :1) Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: menggunakan kata-kata yang sederhana, mempunyai sifat fleksibel, mempunyai sifat stabilitas, ada dalam perimbangan sumber daya, dan meliputi semua tindakan yang diperlukan.2) Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.3) Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan; Merumuskan keadaan saat ini; Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan; Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuanPada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1) rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, 2) rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.b. Pengorganisasian (organizing) Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.c. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.d. Pengawasan (controlling)Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans.Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

a. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;b. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; danc. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan. Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi manajemen secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima unsur pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan yang kita coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Quran yang meliputi:1) Planning (perencanaan)2) Organizing (pengorganisasian)3) Actuating (penggerakan)4) Communication (komunikasi)5) Controlling (pengawasan) Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.idang pendidikan pada umumnya dan manajemen pada khususnya.

PENUTUP

Manajemen profesi digunakan oleh seseorang yang memerlukan pendidikan dan pelatihan disamping pengalaman. Orang-orang yang telah melalui pendidikan dan pelatihan secara sempurna. Memperoleh dengan menjadikan setiap pekerjaan sebagai ibadah kepada Alloh SWT dan keyakinan menjadikan motivasi untuk bekerja tanpa mengenal lelah. Semua dapat dilaksanakan apabila ridha Allah dijadikan sebagai tujuan akhir dari segala kegiatan dan tingkah lakunya. Manajemen sebagai ilmu terapan yaitu menerapkan manajemen didalam segala aspek dalam segala bidang, khususnya dibidang pendidikan. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan dibidang pendidikan khususnya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN1. Manajemen sebagai profesi3A. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas4B. Karakteristik Profesi52. Manajemen sebagai ilmu terapanA. Ilmu12B. Ilmu terapan 14

PENUTUP25DAFTAR PUSTAKA 26

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Sitti Salmiah, Rihlah Ilmiah AGH Muhammad Asad dari Haramain Kewajo Cerebes, Jakarta, Rabbani Press.Abady, M.Yusri . Corak Pemikiran Pendidikan Keagamaan KH.Abdur Rahman Ambo Dalle , Jakarta, Rabbani Press, 2011. Dahlan, Sitti Salmiah.Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta, Rabbani Press,2011,Pidarta , Made. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,Jakarta,Rineka Cipta,2013http://fentirakhmawati.blogspot.com/2012/10/konsep-dan-penerapan-fungsi-fungsi.htmlWikipedia Bahasa Indonesia 26