manajemen kurikulum dalam pendidikan profesi guru …

12
259 MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA) Dinn Wahyudin Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email: dinn_wahyudin.upi.edu Abstrak Studi ini memfokuskan pada analisis aspek yang berkaitan dengan kesiapan organisasi manajemen UPI dalam implementasi kurikulum. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan sampel yang melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, dan program studi. Secara metodologis, studi ini memadukan penelitian deskriptif-analitik dengan penelitian tindakan, melalui tahapan diagnostik dan tahapan perbaikan. Hasil yang dicapai adalah manajemen universitas/fakultas masih perlu redirecting dalam pendampingan kebijakan di tingkat fakultas dan prodi, sedangkan kesiapan manajemen prodi/jurusan masih perlu penguatan melalui formula komunikasi efektif. Studi ini menyimpulkan tidak ada korelasi antara kesiapan organisasi manajemen UPI dengan perilaku organisasi, namun demikian peran pimpinan jurusan harus lebih ditingkatkan. Kata kunci: manajemen pendidikan tinggi, pengembangan kurikulum, pembinaan profesional CURRICULUM MANAGEMENT IN TEACHER PROFESSION EDUCATION (CASE STUDY IN INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION) Abstract This study focused on the analysis of aspects relating to the readiness of UPI management in implementing the curriculum. This study used qualitative and quantitative research approaches involving university, faculty, and department leaders as the samples. Methodologically, this study combined descriptive-analytic research with an action research, through the stages of diagnostic and revision phases. The results achieved show that management policy assistances are needed at the faculty and department levels, while the readiness of the department management is needed to strengthen through an effective communication formula. The study concluded that there is no correlation between the organizational readinesses of UPI management with the organizational behavior; however, the leadership roles of the departments should be improved. Keywords: higher education management, curriculum development, professional support PENDAHULUAN Secara nasional maupun global, upaya pembenahan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) terus dilakukan (UNESCO, 2005; Kemdikbud, 2013). Hal ini antara lain dilatarbelakangi oleh peran strategis lembaga pendidikan tinggi pencetak guru ini sebagai institusi yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan pendidikan nasional. Kondisi ini mengukuhkan bahwa pendidikan yang berkualitas merupakan

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

259

MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU(STUDI KASUS DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)

Dinn WahyudinFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

email: dinn_wahyudin.upi.edu

AbstrakStudi ini memfokuskan pada analisis aspek yang berkaitan dengan kesiapan organisasimanajemen UPI dalam implementasi kurikulum. Studi ini menggunakan pendekatan penelitiankualitatif dan kuantitatif dengan sampel yang melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas,dan program studi. Secara metodologis, studi ini memadukan penelitian deskriptif-analitikdengan penelitian tindakan, melalui tahapan diagnostik dan tahapan perbaikan. Hasil yangdicapai adalah manajemen universitas/fakultas masih perlu redirecting dalam pendampingankebijakan di tingkat fakultas dan prodi, sedangkan kesiapan manajemen prodi/jurusanmasih perlu penguatan melalui formula komunikasi efektif. Studi ini menyimpulkan tidakada korelasi antara kesiapan organisasi manajemen UPI dengan perilaku organisasi, namundemikian peran pimpinan jurusan harus lebih ditingkatkan.Kata kunci: manajemen pendidikan tinggi, pengembangan kurikulum, pembinaan

profesional

CURRICULUM MANAGEMENT IN TEACHER PROFESSION EDUCATION(CASE STUDY IN INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION)

AbstractThis study focused on the analysis of aspects relating to the readiness of UPI management inimplementing the curriculum. This study used qualitative and quantitative research approachesinvolving university, faculty, and department leaders as the samples. Methodologically, thisstudy combined descriptive-analytic research with an action research, through the stagesof diagnostic and revision phases. The results achieved show that management policyassistances are needed at the faculty and department levels, while the readiness of thedepartment management is needed to strengthen through an effective communication formula.The study concluded that there is no correlation between the organizational readinesses ofUPI management with the organizational behavior; however, the leadership roles of thedepartments should be improved.Keywords: higher education management, curriculum development, professional support

PENDAHULUANSecara nasional maupun global, upaya

pembenahan lembaga pendidikan tenagakependidikan (LPTK) terus dilakukan(UNESCO, 2005; Kemdikbud, 2013).Hal ini antara lain dilatarbelakangi oleh

peran strategis lembaga pendidikantinggi pencetak guru ini sebagai institusiyang secara signifikan mempengaruhiperkembangan pendidikan nasional.Kondis i in i mengukuhkan bahwapendidikan yang berkualitas merupakan

Page 2: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

260

syarat pokok untuk melahirkan guru yangberkualitas.

Ada mata rantai yang erat antarapendidikan guru dengan kualitas pendidikansecara umum. Guru profesional yangdibuktikan dengan kompetensi yangdimilikinya akan mendorong terwujudnyaproses dan produk kinerja yang dapatmenunjang peningkatan kualitas pendidikan(Mangkunegara & Puspitasari, 2015, p.143). Oleh sebab itu, formula yang diajukanDarling-Mammond dan Bransford (2007,pp. 10-11) adalah mereposisi lembagapendidikan guru untuk mampu menyiapkantiga bidang utama yang patut dikuasai olehpara calon guru. Pertama, mengembangkanknowledge of learners dengan segaladinamikanya. Kedua, penguasaan konsepcurriculum content and goals. Ketiga,pemahaman tentang teaching in lightwith content and learners to be taught asinformed by assesment.

Merujuk pada hasil penelitian Darling-Hammond dan Bransford (2007, pp. 1-39)minimal terdapat tiga elemen pentingdalam desain program pendidikan guruyang harus diperbaiki. Ketiga elementersebut yakni konten (learning material),proses pembelajaran (learning process),dan konteks pembelajaran (contextuallearning). Upaya yang sudah dilakukanoleh Universitas Pendidikan Indonesia(UPI) antara lain dengan memformulasikan“Re desain Pendidikan Profesional Guru”yang merupakan salah satu responsterhadap tuntutan kebutuhan guru secaranasional. Program ini bercirikan antaralain penguasaan yang mendalam terhadapbidang yang diajarkan; pemahamanyang mendalam terhadap potensi danperkembangan peserta didik; penguasaanyang mendalam terhadap pengetahuandan keterampilan pedadogi (baik yangsifatnya umum maupun khusus); sertamemiliki kemampuan berkomunikasi (baik

untuk tujuan interpersonal maupun untukmembangun sikap, motivasi, kepercayaandiri, daya adaptasi, ketangguhan, dankepribadian peserta didik).

Dalam dimensi manajemen kurikulumpendidikan tinggi, untuk memastikanbahwa adopsi atau implementasi modelkurikulum yang dirancang dengan baikdan dapat berproses sesuai dengan yangdirencanakan, dibutuhkan kesiapanmanajemen dan perilaku organisasiyang dipastikan dapat memperlancarimplementasi tersebut. Dalam kaitan inikesiapan manajemen (readiness) merujukkepada kesiapan segenap pemangkukepentingan mulai dari pimpinan, stafakademik dan nonakademik, termasukdaya dukung sistem yang ada dalammengimplementasikan suatu program dalambentuk kesiapan mengadopsi kebijakanbaru dan melakukan institusionalisasisebagai bagian penting dalam menakarkesiapan manajemen (Armenakis & Harris,2002). Sementara itu, perilaku organisasi(organizational behavior) lebih merupakanaktivitas seseorang ataupun kelompokdalam merespons organisasi agar yangbersangkutan terlibat. Lebih jauh, Bauerdan Endorgan (2012, p. 40) menyebutkanbahwa perilaku organisasi lebih merupakankristalisasi pengetahuan dan sikap yangsistematis yang dilakukan oleh peroranganataupun kelompok. Perilaku organisasijuga merupakan bagian penting dalampengambilan keputusan organisasi (Sawyer,Houlette, & Yeagley, 2006).

Dalam telaah manajemen kurikulum,pendidikan profesional guru yang digagasoleh UPI didasarkan pada tiga asumsiutama. Pertama, karier guru profesionalsepatutnya dipahami sebagai sebuah prosesberkesinambungan, berlangsung lama,dan perlu pembinaan yang berkelanjutan.Kedua, pembaharuan pendidikan guruprofesional harus bertolak dari upaya

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

Page 3: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

261

Dinn Wahyudin: Manajemen Kurikulum...

penciptaan koherensi dalam kurikulumpendidikannya, baik secara strukturalmaupun konseptual agar dapat diperolehprogram pendidikan guru yang lebihmantap. Ketiga, manajemen kurikulummemberi pengaruh siginifikan kepadaaliran dan mata rantai pembelajarandan budaya akademik bagi programpendidikan guru yang berkualitas danbermartabat. Dengan demikian, manajemenpengembangan kurikulum berkaitan denganderajat pengelolaan atau aspek manajemendalam hal perencanaan, implementasi, danevaluasi kurikulum.

Fondasi manajemen kurikulum,termasuk kurikulum pendidikan tinggi,direfleksikan pada spirit pengelolaankurikulum yang ajeg, andal, sistemik,partisipatif, transparan, dan akuntabel,baik dalam kajian kurikulum sebagaiilmu (curriculum as science), kurikulumsebagai suatu sistem (curriculum asa system), kurikulum sebagai rencana(curriculum as a plan), maupun kurikulumsebagai proses yang berkesinambungan(curriculum as sustainable process).Kurikulum dapat dipandang sebagaisuatu instrumental input yang strategisdalam program pendidikan. Oliver dalamOliva (2016, p. 7) menegaskan bahwakurikulum harus menjadi alat rekonstruksipengetahuan secara sistematis yang di-kembangkan dengan kendali manajerialdari institusi pendidikan, curriculum asthat reconstruction of knowledge andexperience systematically developed underthe auspices of the school and university toenable the learners to increase his or hercontrol of knowledge and experience.

Bag i Un ive rs i t a s Pend id ikanIndonesia, dikembangkannya re desainpendidikan profesional guru mengacu padaasumsi bahwa menjadi guru profesionaladalah proses berkesinambungan danpenilaian secara terus-menerus. Pendidikan

profesional guru merupakan suatu keutuhanproses pendidikan guru yang mencakuppendidikan akademik dan pendidikanprofesi. Proses pendidikan akademikdan pendidikan profesi yang dimaksudbermuara pada peningkatan pengetahuandan keterampilan mengajar melalui tiga halutama, yakni transfer pengalaman mengajardalam setting otentik; pemaduan teori danpraktik belajar cara mengajar (learningto teach) dalam konteks latihan praktik(practice in practice); dan berlangsungsecara kolaboratif di dalam komunitasprofesional.

METODEPenelitian ini melibatkan segenap

unsur pimpinan dari tingkat universitas,fakultas, serta jurusan dan program studi dilingkungan UPI yang sampelnya ditentukansecara proporsional. Secara metodologis,studi memadukan penelitian deskriptif-analitik dengan penelitian tindakan,melalui tahapan yang dimodifikasi dariHatzakis dkk. (2007), yakni tahapandiagnostik melalui identifikasi dananalisis faktor-faktor kesiapan manajemendalam implementasi program pendidikanprofesional guru, tahapan perbaikan melaluipenyusunan langkah tindakan perbaikan,dan melakukan tindakan dalam bentukpemanduan implementasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHal pertama , berkaitan dengan

relevansi kesiapan manajemen UPI dalamimplementasi Kurikulum. Bagian inidimaksudkan untuk mendapat informasisecara menyeluruh tentang “setuju” atau“tidak setuju” tentang reformulasi kurikulumdalam konteks re desain pendidikanprofesional guru. Komposisi respondenmemperlihatkan bahwa 45,14% sangatsetuju dengan implementasi kurikulumdan re desain pendidikan profesional guru,

Page 4: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

262

sedangkan 42,40% menyatakan setuju.Ada sekitar 10,25% responden menyatakannetral, dan sebanyak 2,12% respondentidak setuju dan hanya sebanyak 0,08%responden menyatakan sangat tidak setuju.Relevansi kesiapan manajemen dalamimplementasi kurukulum dalm konteksredesain profesional guru disajikan padaGambar 1.

Berdasarkan Gambar 1 tampak bahwaharapan dan keinginan manajemen ditingkat universitas, fakultas, dan jurusansangat dominan menyatakan perlunya adaperubahan dan penataan kembali kurikulumdengan menata ulang semua program melaluiredesain pendidikan profesional guru.

Relevansi kesiapan manajemen dalamperubahan atau reformulasi kurikulummerupakan hal mendasar dan berperansebagai modal awal bagi untuk terbangunnnyakomitmen kolektif dalam implementasikurikulum melalui redesign pendidikan

profesional guru. Seperti dituturkan Attaran(2000) sebagai kebalikannya banyak suatuinisiatif perubahan yang pada akhirnyamenemui kegagalan, karena gagasan barutersebut tidak ditopang dan tidak didukungsecara penuh oleh kesiapan organisasidan manajemen pengelolanya. Semakinefektif manajemen perubahan itu dikelola,akan semakin efektif suatu organisasi,termasuk organisasi pendidikan tinggi,dapat dibangun. It is widely accepted thatmany change programmes fail and thatmore effective change management wouldenhance organisational effectiveness .Maknanya dukungan awal terhadapsuatu inisiasi perubahan guna perbaikankurikulum dan manajemen pengelolaanakademik universitas, merupakan modalawal untuk perencanaan dan implementasilebih lanjut. Di sisi lain, faktor substantiflainnya yang memiliki hubungan dengankeefektifan suatu organisasi, termasuk

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

Gambar 1. Relevansi Kesiapan Manajemen dalam Implementasi Kurikulum

Page 5: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

263

Dinn Wahyudin: Manajemen Kurikulum...

lembaga pendidikan adalah terbinanya iklimorganisasi. Hoy dan Miskel (Salabi, 2014,p. 119) menegaskan bahwa ada hubunganyang erat antara keefektifan suatu lembagadengan iklim organisasi, yakni suatu iklimorganisasi yang mengedepankan suasanakerja yang harmonis, produktif dengan azassaling menghormati dan meminimalkankonfl ik.

Dalam dimensi manajemen kurikulum,diperlukan koherensi antara kurikulumdengan pembelajaran yang dilakukan dilembaga pendidikan. Pertama, kurikulumberpijak pada purposes or goal of thecurriculum - tujuan kurikulum yang ingindicapai. Ketika kurikulum dikonsepsikansebagai alat pengembangan berpikirrefl ektif anak didik (the development ofrefl ective thinking on the part of learner),maka kurikulum sepatutnya dimaknaisebagai alat pengembangan berfi kir refl ektifbagi generasi muda. Demikian juga ketikakurikulum dikonsepsikan sebagai transmisiwarisan budaya (the transmission of thecultural heritage), maka kurikulum patutdimaknakan sebagai instrumen untukmerekatkan warisan budaya bagi generasimuda berikutnya. Kedua, kurikulum yangberpijak pada titik pandang berdasarkankonteks kurikulum yang digunakan. Maknakurikulum yang berpijak pada sudut pandangkonteks, bagi ahli kurikulum yang beraliranesensialisme dipandang sebagai transmisiwarisan budaya dengan mengajarkangenerasi muda untuk persiapan kehidupanyang lebih baik di masa mendatang.Ketiga, kurikulum bepijak pada titikpandang strategis tentang pengembangankurikulum yang dipilih. Pengembanganjuga tak dapat dipisahkan dengan proses,strategi pembelajaran yang dipilih, tehnikpembelajaran yang digunakan. Itulah sisilain dari pandangan kurikulum sebagaiproses (curriculum as a process).

Dalam perkembangan berikutnyalahirlah kurikulum sebagai teknik peme-cahan masalah melalui proses pembelajaranberdasarkan metode ilmiah dan berpikirrefl ektif–curriculum as problem solvingtechniques, the scientific method orrefl ective thinking. Demikian juga para ahliyang memandang kurikulum sebagai carabelajar individual melalui pembelajaranyang terprogram. Oliva (2016, p. 35)menyebutnya sebagai

... the curriculum as individualizedlearning and the curriculum asprogrammed instruction are in realityspecifi cations of systems by which thelearners encounter curricular contentthrough the process of instruction.Pada pemahaman ini, para ahlikurikulum menyebut kurikulum sebagaisuatu proses - curriculum as a process(Ramsden, 1992; Sukmadinata, 2007 ).

Dalam gambaran kesiapan manajemendalam implementasi kurikulum, datamemperlihatkan bahwa sejak tahun 2012,dari 53 program studi kependidikan yangdimiliki oleh UPI, UPI mentargetkanpnyelenggaraan 25 program studi telahmengimplementasikan program Pendidikandan Pelatihan Guru (PPG). Realisasinya,pada tahun 2012, ada 23 program studi yangsudah memiliki kurikulum program PPG.Perlu ditindaklanjuti bahwa kurikulumtersebut secara keseluruhan sudah memenuhistandar pengembangan kurikulum dalampendidikan profesional guru, baik untukjangka pendek maupun jangka panjang.Kurikulum PPG yang dikembangkan oleh23 program studi tersebut sudah memenuhiazas-azas fi losofi s, sosiologis, yuridis, danpolitis sehingga posisi UPI merupakansalah satu Lembaga Pendidikan dan TenagaKependidikan (LPTK) yang memilikikekuatan untuk menyelenggarakan danmenghasilkan guru yang profesional.

Page 6: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

264

Hal kedua berkaitan dengan kesiapanmanajemen dalam implementasi kurikulum.Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahuiseberapa penting aspek yang sedangdilaksanakan pihak universitas dalammelaksanakan kurikulum pendidikanguru melalui tahapan akademik (S1)dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).Berdasarkan instrumen yang disebarkandiperoleh rata-rata dari enam aspekyang menjadi fokus penelitian. Keenamaspek tersebut adalah manajemen mutu,tanggung jawab, manajemen sumberdaya manusia, implementasi programkurikulum, pengukuran analisis danprogram peningkatan, dan siklus profesiguru.

Dilihat dari aspek manajemen mutu,didapatkan rata-rata sebesar 15% dari100% keseluruhan seluruh aspek. Hal inimenunjukkan bahwa seluruh komponenmanajemen setuju bahwa aspek manajemenmutu merupakan hal penting keberadaannyadalam implementasi kurikulum. Indikatordari manajemen mutu tersebut adalahaspek kebijakan pemerintah, pengelolaandokumen mutu yang dimiliki, aspekmengendalikan program dan sistem kendalidokumen yang dipergunakan, serta aspekperaturan universitas yang menjadi rujukanmanajemen mutu dalam implementasikurikulum.

Dilihat dari aspek tanggung jawab,didapatkan rata-rata sebesar 16% dari100% keseluruhan seluruh aspek. Hal inimenunjukkan bahwa seluruh komponenmanajemen setuju bahwa aspek tanggungjawab merupakan hal penting dalamimplementasi kurikulum. Adapun indikatordari aspek tanggung jawab adalah strategiyang digunakan dalam mengendalikanorganisasi, monitor dan evaluasi programkerja, komitmen terhadap organisasi,keselarasan dengan visi dan misi universitas,konsistensi implementasi kebijakan, dan

komitmen serta tanggung jawab untukmelaksanakan tugas.

Dilihat dari aspek manajemen sumberdaya, didapatkan rata-rata sebesar 9% dari100% keseluruhan seluruh aspek. Hal inimenunjukkan bahwa seluruh komponenmanajemen setuju aspek manajemensumber daya penting keberadaannya dalamimplementasi kurikulum dan redesignpendidikan profesional guru. Adapunindikator dari manajemen sumber dayaadalah pengelolaan sumber daya manusiadalam organisasi, perencanaan SDMjangka pendek, jangka menengah, jangkapanjang, serta sistem pendidikan dan latihanyang dilaksanakan bagi dosen dan tenagakependidikan lainnya.

Dilihat dari aspek implementasiprogram, didapatkan rata-rata sebesar32% dari 100% keseluruhan seluruhaspek. Hal ini menunjukkan bahwa seluruhkomponen manajemen setuju bahwaaspek implementasi program pentingkeberadaannya dalam implementasikurikulum dalam konteks re-designpendidikan profesional guru. Adapunindikator dalam implementasi programadalah tahapan kegiatan yang dilakukanmulai dari perencanaan, pelaksanaan, sertakesesuaian antara perencanaan proses danimplementasi program ke arah capaiandalam pembelajaran yang bermutu untukmahasiswa calon guru.

Dilihat dari aspek pengukuran, analisis,dan program peningkatan, didapatkan rata-rata sebesar 19% dari 100% keseluruhanseluruh aspek. Hal ini menunjukkanbahwa seluruh komponen manajemensetuju bahwa aspek pengukuran, analisis,dan program peningkatan, merupakan halpenting dalam implementasi kurikulum.Adapun indikator dari pengukuran, analisisdan program peningkatan adalah alat ukuryang dipergunakan, serta alat ukur untukkepuasan pelanggan dan lembaga mitra.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

Page 7: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

265

Dinn Wahyudin: Manajemen Kurikulum...

Dilihat dari aspek siklus profesi guru,didapatkan rata-rata sebesar 10% dari100% keseluruhan seluruh aspek. Hal inimenunjukkan bahwa seluruh komponenmanajemen setuju bahwa aspek siklusprofesi guru penting keberadaannya dalamimplementasi kurikulum UPI yang sesuaidengan kebutuhan. Adapun indikator darisiklus profesi guru adalah rekruitmenmahasiswa calon guru yang dilakukansecara benar dan sesuai dengan azaskepatutan, pembekalan selama inservicetraining melalui program akademik S1 danprogram profesi.

Sebagai pembanding, ENQA (2009)melaporkan bagaimana perguruan tinggiternama di Eropa melakukan sistempenjaminan mutu universitas melalui tujuhtahapan program yang dilakukan secarasaksama, berkesinambungan, denganindikator yang ketat dan terukur. Ketujuhaspek tersebut adalah kebijakan danprosedur penjaminan mutu, melakukanmonitoring secara periodik dengan targetyang jelas, asesmen kepada mahasiswa,kajian quality assurance untuk stafpengajar, penyediaan learning sourcesyang memadai, instalasi sistem informasi,dan membangun informasi publik gunaterciptanya transparansi dan akuntabilitas.Dalam kaitannya dengan aspek manajemenmutu yang dikembangkan UPI, otonomiperguruan tinggi untuk merespons inovasidan kreativitas dalam pengelolaaanuniversitas, merupakan hal penting danperlu dikembangkan. Namun demikian,rambu rambu umum (guideline) dankebijakan kelembagaan yang diterbitkanpemerintah melalui Ditjen Dikti patutmenjadi rujukan utama. Kreativitasuniversitas melalui Senat Akademik untukterus mereformulasi kurikulum adalahbagian lain dalam upaya menata universitasagar mampu menghasilkan para calon guruyang berkualitas.

Secara diagramatik, keenam aspekkesiapan manajemen dalam perencanaandan implementasi kurikulum di UPI dapatdilihat pada Gambar 2.

Hal ketiga berkaitan dengan pandanganmanajemen Prodi/Jurusan terhadapimplementasi kurikulum. Hasil penelitiantentang pandangan manajemen tingkatjurusan/program studi terhadap kesiapanmanajemen UPI dalam implementasikurikulum dan re desain pendidikanprofesional guru tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1Pandangan Manajemen Jurusan ter-hadap Kesiapan Manajemen UPI

Skor Skor Ideal %5436 7050 77,11

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh gambaranbahwa pandangan manajemen tingkatjurusan terhadap kesiapan manajemen UPIdalam implementasi kurikulum dan re desainpendidikan profesional guru sebesar 77,11%.Jika diinterpretasikan, nilai 77,11 % terletakpada kategori mengetahui dan memahamiseperti Gambar 3.

Selanjutnya, jika diamati dari aspekyang diteliti tentang pandangan manajementingkat jurusan terhadap kesiapan manajemenorganisasi UPI dalam implementasikurikulum, dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh gambaranbahwa pandangan manajemen tingkatjurusan/program studi terhadap kesiapanmanajemen UPI dalam implementasikurikulum berada pada kategori mengetahuidan memahami dan hanya satu aspek yangberada pada kategori sangat mengetahuidan memahami yaitu aspek delivery systemuntuk implementasi kurikulum PPG. Jikapandangan manajemen tingkat jurusan/program studi terhadap aspek aspek kesiapanmanajemen dan keperilakuan organisasi UPIdalam implementasi kurikulum professional

Page 8: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

266

guru digambarkan dalam bentuk grafik,tersaji pada Gambar 4.

D a l a m m e n e n t u k a n t a h a p a npengembangan kurikulum PPG, padatingkat fakultas sudah sangat yakin dapatmenerapkan model tersebut. Hal inidapat diwujudkan melalui upaya bersamamanajemen tingkat jurusan/program studidalam menentukan tahapan-tahapan yangakan dilakukan guna mencapai sasarandan target pengembangan kurikulumUPI. Namun demikian, mekanismependampingan yang terus-menerus dari

pihak universitas, masih diperlukan,termasuk sosialisasi dan sharing denganpihak terkait (fakultas dan program studi/jurusan) guna memberikan pemahamansecara utuh mengenai pengembangankurikulum tersebut.

Di tingkat program studi/jurusan,manajemen prodi/jurusan sudah memahamidalam proses monitoring dan evaluasiterhadap setiap kebijakan dan tindakanyang didelegasikan untuk pemilihan kontenkurikulum sesuai bidang studi yang terkait.Namun demikian, masih diperlukan arahan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

Gambar 2. Aspek Kesiapan Manajemen dalam Implementasi Kurikulum

Gambar 3. Pandangan Manajemen Tingkat Jurusan

Page 9: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

267

Dinn Wahyudin: Manajemen Kurikulum...

dan bimbingan untuk memastikan agarpemilihan konten kurikulum didasarkanpada hasil kajian/ penelitian dalam bidangstudi yang terkait. Hal ini bisa dilakukandengan membuat jadwal pertemuan secarakhusus untuk membahas mengenai progressatau perkembangan dari setiap kebiakandan tindakan yang telah dilakukan.

Dalam memberikan arahan danmemastikan tim pengembang kurikulummemilih prinsip dan sistem peluncuran(delivery system) pembelajaran gunamenfasilitasi ketercapaian kompetensilulusan, pihak fakultas dan program studi/jurusan sudah mengetahui dan memahamiperihal tersebut. Namun demikian, perlunya

Tabel 2.Pandangan Manajemen Jurusan terhadap Aspek Kesiapan Manajemen UPI

No Aspek SkorSkorIdeal

%

1 Landasasan dan prinsip redesain PPG 1302 1645 79,152 Komponen kurikulum PPG 749 940 79,683 Sistem delivery untuk implmenetasi kurikulum PPG 1150 1410 81,564 Sistem penilaian dalam implmentasi kurikulum PPG 361 470 76,815 Manajemen implementasi PPG 337 470 71,706 Penyediaan sarana dan prasarana 353 470 75,117 Pemetaan SDM 332 470 70,64

8Kemitraan dan koordinasi dalam pengembangankurikulum PPG

687 940 73,09

9 Layanan pengembangan profofesi berkelanjutan 165 235 70,21

Gambar 4. Pandangan Manajemen Jurusan terhadap Aspek Kesiapan Manajemen

100,00

90,00

80,00

70,00

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00

79,15 79,68 81,5676,81

71,70 75,1170,64 73,09 70,21

Aspek1.1

Aspek1.2

Aspek1.3

Aspek1.4

Aspek1.5

Aspek4

Aspek3

Aspek2

Aspek5

Page 10: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

268

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

adanya berbagai upaya agar kurikulum yangdikembangkan memenuhi harapan segenappemangku kepentingan mulai dari analisiskebutuhan sampai pada proses evaluasimengenai ketercapaian kompetensi lulusan.

Hal ketiga berkaitan dengan korelasiantara Pandangan Manajemen UPI danKeperilakuan Organisasi dalam Implemen-tasi Kurikulum dan Redesain PendidikanProfesional Guru. Koefisien korelasiantara Perseptual Kesiapan Manajemenpada aspek pengetahuan (A) denganPerseptual Kesiapan atau change effi cacy(B) sebesar -0,058 dengan nilai signifi kasisebesar 0,761 lebih besar dari 0,05. Halini berarti bahwa tidak ada hubungan yangsignifikan antara Perseptual KesiapanManajemen aspek pengetahuan(A) denganPerseptual Kesiapan atau change effi cacy(B). Sedangkan Koefi sien korelasi antaraPerseptual Kesiapan Manajemen pada aspekpengetahuan (A) dengan KeperilakuanOrganisasi atau organizational behavior(C) sebesar 0,062 dengan nilai signifi kasisebesar 0,744 lebih besar dari 0,05. Halini berarti bahwa tidak ada hubungan yangsignifikan antara Perseptual KesiapanManajemen pada aspek pengetahuan (A)dengan Keperilakuan Organisasi atauorganizational behavior (C).

Lebih lanjut, data juga menunjukkanbahwa Koefi sien korelasi antara PerseptualKesiapan atau change efficacy (B)dengan Keperilakuan Organisasi atauorganizational behavior (C) sebesar 0,043dengan nilai signifikasi sebesar 0,821lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwatidak ada hubungan yang signifi kan antaraPerseptual Kesiapan atau change effi cacy(B) dengan Keperilakuan Organisasi atauorganizational behavior (C).

Dalam konteks di atas, bisa dimaknakanbahwa reformulasi kurikulum baru, yangtelah dilaksanakan UPI, terutama dalamkonteks redesain pendidikan profesional

guru, tentunya diperlukan kesiapan danpemahaman dalam mengelola seluruhsumber daya yang berperan di dalamnyasesuai dengan tugas, pokok, dan fungsidari masing-masing tingkat. Namundemikian, bisa dikemukakan bahwa tidakada hubungan yang signifikan antarapersepsi pada aspek pengetahuan kesiapanseluruh unsur manajemen UPI, mulaidari tingkat universitas, fakultas danjurusan dengan dengan perseptual derajatkesiapan kesiapan atau change effi cacy parapemangku kepentingan untuk melakukanreformulasi kurikulum sesuai dengantuntutan lembaga.

Berdasarkan pandangan manajemenUPI, hasil Forum Group Discusion(FGD) dan instrumen isian, diperolehinformasi bahwa pada tingkat manajemenredesain pendidikan guru sudah sangatdipahami karena hal tersebut merupakankebijakan yang diinisiasi oleh pimpinanuniversitas beserta stakeholder terkaitlainnya. Namun demikian, pada tingkatprogram studi/jurusan, sosialisasi lebihlanjut tentang reformulasi kurikulum dalamkonteks redesign pendidikan profesonalguru masih dibutuhkan pendampingandan pembinaan. Efektivitas sosialisasidinilai memberikan pengaruh yang cukupbesar guna memberikan pemahaman dankemampuan dalam mengimplementasikanredesain pendidikan profesional guru. Haltersebut juga sejalan dengan keterkaitanbahwa tidak ada hubungan yang signifi kanantara perseptual kesiapan atau changeeffi cacy dari para pemangku kepentingan,terutama unsur manajemen di tingkatuniversitas, fakultas,dan jurusan dengankeperilakuan organisasi atau organizationalbehavior yang menyertainya. Sepertidisebutkan Bauer dan Endorgan (2012,p. 40) bahwa perilaku organisasi lebihmerupakan aktifitas seseorang ataupunkelompok dalam merespons organisasi

Page 11: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

269

Dinn Wahyudin: Manajemen Kurikulum...

dimana yang bersangkutan terlibat. Dengandemikian prilaku organiasi lebih merupakankristalisasi pengetahuan dan sikap yangsistematis yang dilakukan oleh peroranganataupun kelompok. Namun demikian,prilaku organisasi bisa mempengaruhipengambilan keputusan organisasi (Sawyer,Houlette, & Yeagley, 2006), dalam konteksini pengaruh prilaku organisasi terhadapperencanaan dan implementasi kurikulumbaru yang diterapkan UPI.

SIMPULANKesiapan manajemen merupakan

kondisi yang menggambarkan kapasitas(organisasi) untuk memahami, menerima,dan melaksanakan sebuah tindakan dan/atau pembaharuan. Kesiapan manajemendalam implementasi kurikulum di tingkatuniversitas sampai dengan jurusan ditandaiantara lain dengan adanya tim kerja yangmemahami dan dapat menerjemahkanpembaharuan yang diharapkan dalamprogram kurikulum pendidikan profesionalguru.

Aspek kesiapan manajemen dalamimplementasi pendidikan profesi guru,dapat diamati dari rancangan, implementasikurikulum, sistem evaluasi, pengendalianprogram, dan aspek peraturan universitas.Tanggung jawab manajemen juga dilihat dariaspek monitor dan evaluasi program kerja,aspek program yang dikembangkan melaluivisi dan misi, serta prioritas manajemensumber daya dengan memperhatikanperencanaan SDM serta evaluasi dan jejakrekam akademik para dosen.

Relevansi kesiapan manajemen dalamimplementasi kurikulum dalam pandanganpara pengambil kebijakan manajemensudah secara sistematis dibangun, terutamadalam pembinaan aspek komunikasi,motivasi dan kepemimpinan. Namundemikian, studi ini menggarisbawahibahwa tidak ada korelasi antara kesiapan

organisasi manajemen UPI dengan perilakuorganisasi yang mengiringinya.

DAFTAR PUSTAKAArmenakis A. A., & Harris, S. G. (2002).

Crafting a change message to createtransformational readiness. Journal ofOrganizational Change Management,15(2), 169-183.

Attaran, M. (2000). Why does reengineeringfail? A practical guide for successfulimplementation. Journal of Manage-ment Development, 19(9), 794-801.

Bauer, T. N., & Erdorgan, B. (2012).An introduction to organizationalbehavior. Creative Commons by-nc-sa/3.0/) license. Diunduh dari http://creativecommons.org /licenses/by-nc-sa/3.0/.

Blackman, D., & Halligan, J. (2014).Crossingboundaries, in public management andpolicy: The international experience.London: Routledge.

Beauchamp, G. A. (1975). Curriculumtheory. Wilmette Illinoius: The CraggPress.

Darling-Hammond, L., & Bransford, J.(2007). Preparing teachers for achanging world. San Francisco: JohnWiley & Sons, Inc.

Hasan, S. H. (1994). Model pengelolaanpemantauan dan penilaian kurikulum.Dalam Konvensi Nasional PendidikanIndonesia II. Jakarta: Grasindo Pers.

Hatzakis, T., Lycett, M., & Serrano, A.(2007). A programme managementapproach for ensuring curriculumcoherence in IS (higher) education.European Journal of InformationSystems, 16(5), 643-657.

Hunkins, F. P., & Ornstein, A. C. (2009).Curriculum, foundations, principles,and issues. Boston: Pearson.

Kemdikbud. (2013). Naskah akademik(NA\)pengembangan kurikulum

Page 12: MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN PROFESI GURU …

270

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 259-270

l e m b a g a p e n d i d i k a n t e n a g akependidikan (LPTK). Jakarta:D i r e k t o r a t B e l m a w a , D i t j e nPendidikan Tinggi Kemdikbud.

Mangkunegara, A. A. A. P., & Puspitasari,M. (2015). Kecerdasan emosi, streskerja, dan kinerja guru SMA. JurnalKependidikan, 45(2), 142-155. Diunduhdari://download.portalgaruda.org/article.php?article=390255.

Miller, J. P., & Seller, W. (1985).Curriculum:Perspective and practice. New York:Longman Publisher.

Oliva, P. F. (2016). Developing curriculum(8rd ed.). New York: Harper CollinsPublishers .

Quality Assurance in Higher EducationENQA. (2009).Standard and guidelinesfor quality assurance in the europeanhigher education area. Diunduh darihttp://www.enqa.eu/pubs.lasso.

Ramsden, P. (1992). Learning to teach inhigher education. London: RoutledgeChapman and Hill Inc.

Salabi, A. (2014). Analisis proses internalkeefektifan organisasi madrasahaliyah negeri di Provinsi KalimantanSelatan. Jurnal Kependidikan,44(2), 117-125. Diunduh dari http://

journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/5222/4527.

Sawyer, J. E., Houlette, M. A., & Yeagley,E. L. (2006). Decision performanceand diversity structure: Comparingfaultlines in convergent, crosscut,and racially homogeneous groups.Organizational Behavior and HumanDecision Processes, 99, 1-15.

Sukmadinata, N. S. (2007). Pengembangankurikulum. teori, dan praktik. Bandung:Remaja Rosdakarya.

UNESCO. (2005). Guidelines and re-commendations for reorienting teachereducation to address sustainability.Paris: Division for the Promotion ofQuality Education UNESCO.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010).Re desain pendidikan profesionalguru. Bandung: UPI Press.

Waluyanti, S., & Soenarto. (2014). Analisiskebutuhan materi pengembanganprofesionalisme berkelanjutan guruSMK teknik audio video. JurnalKependidikan, 44(2), 147-157.Diunduh dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/5354/4657.

Wahyudin, D. (2014). Manajemen kurikulum.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.