manajemen sanitasi rs

38
PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

Upload: suciani-suci

Post on 12-Apr-2016

291 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

pengertian manajemen sanitasi RS

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Sanitasi RS

PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

Page 2: Manajemen Sanitasi RS

Pengertian

• Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.

Page 3: Manajemen Sanitasi RS

Persyaratan1. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer

harus 0 (nol).2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan

nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di ruanganperawatan.3. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutana pada

dapur, gudang makanan, dan ruangan steril.4. Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutana pada

daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit.5. Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup (core) di

rumah sakit.6. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.

Page 4: Manajemen Sanitasi RS

Serangga dan tikus• Serangga dan tikus merupakan makhluk hidup yg

sukses dlm mengembangkan keturunan. Serangga dan tikus menimbulkan kerugian bg manusia krn menyukai lingkungan hidup manusia terutama yg kotor. Kerugian utama adalah menimbulkan penyakit dan kematian.

• Penggulangan Serangga dan Tikus.• Karakteristik serangga dan tikus.• Habitat kehidupan• Penyakit yang ditularkan• Cara pengawasan

Page 5: Manajemen Sanitasi RS

LALAT

• Lalat banyak jenisnya, jenis yg merugikan manusia :

• Lalat rumah (Musca domestica)• Lalat hijau (lucilia seritica)• Lalat biru (calliphora vomituria)• Lalat latrine (fannia canicularis)• Lalat rumah sudah lama dikenal sebagai

pembawa penyakit (diare, disentri, kolera).

Page 6: Manajemen Sanitasi RS

Sifat lalat :

• Lalat dewasa memp panjang + ½ inchi, warna abu-abu

• Lalat jantan lebih kecil daripada lalat betina• Hidup di tempat kotor, lembab dan gelap,

tahan panas (30-35ºC)• Lalat dapat terbang mencapai 1 km, namun

tidak kuat terbang menentang angin.

Page 7: Manajemen Sanitasi RS

Siklus hidup Lalat:• Lalat berkembang biak dengan bertelur, setiap

kali bertelur @ 100-300 btr dan menetas dalam 12 jam

• Telur putih dengan panjang + 1 mm, tidak menetas pada suhu rendah (<12-13ºC)

• Telur menetas—larva (pindah ke tempat dingin)—kepompong (tidak bergerak) 3-4 hari –lalat muda (dapat terbang 450-900 m)

• Siklus dari telur s/d lalat dewasa berlangsung 8-22 hari

• Masa hidup lalat umumnya 1 bulan.

Page 8: Manajemen Sanitasi RS

Pola hidup lalat.

• Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari (pagi—sore)

• Lalat tertarik pada makanan manusia (gula, susu), kotoran manusia, hewan, darah

• Makanan yang dimakan dalam bentuk cairan, sehingga makanan keras harus dibasahi dengan ludahnya baru diisap.

• Air merupakan hal penting, tanpa air lalat hanya ber tahan hidup 48 jam

Page 9: Manajemen Sanitasi RS

Habitat kehidupan lalat

• Habitat kehidupan lalat sering dijumpai pada :• Kotoran kuda yg masih segar, kotoran

manusia, sampah basah, buah dan sayur busuk, tanah lunak dengan cairan kotor, bangkai binatang.

Page 10: Manajemen Sanitasi RS

Tempat istirahat• Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan

tinja (titik2 hitam) tanda untuk mengenali tempat, • tempat istirahat adalah di dekat makanan dan tempat

berbiak, • pada saat hinggap lalat dewasa dapat langsung

meletakkan telurnya berwarna putih menyerupai butiran nasi berbentuk bintang.

• Lalat sering hinggap pada tempat yang terlindung dari sinar terik matahari.

• Lalat menyukai cahaya (fototropik), • pada malam hari tidak aktif, tetapi dapat aktif dengan

sinar buatan.

Page 11: Manajemen Sanitasi RS

CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

• KEBERSIHAN• Lingkungan tempat pengolahan makanan harus bebas dari adanya

kotoran manusia, hewan, sampah busuk, sampah basah dan tempat yg mengundang lalat dan menciptakan lingkungan yg tidak mendukung karena dapat menimbulkan bentuk kehidupan larva lalat (kering, sejuk, bersih)

• Upayakan membuat suhu makanan yg tidak dapat digunakan larva lalat untuk hidup (> 46ºC), Intinya ciptakan lingkungan kerja yang tidak disukai lalat atau terlindung dari lalat, yang penting bersih, tidak ada bau merangsang, gunakan cahaya biru / ultra violet untuk memancing lalat kepada jebakan. Hindari adanya barang yang bergantungan pada dinding dapur. Lindungi ruangan dengan kasa khususnya pada proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan makanan.

Page 12: Manajemen Sanitasi RS

PENANGKAPAN LALAT DEWASA• Memasang kertas/ lidi yang diberi lem, atau menggunakan

lampu eletronik (mosquito / insect killer). • Pasangkan kawat kasa pada pintu, jendela, lubang angin, • Pintu ruangan dengan dua lapis, daun pintu pertama ke

arah luar dan pintu kedua merupakan pintu kassa yang otomatis dapat membuka dan menutup sendiri.

• Pasangkan trai angin yang kencang mengalir kebawah pintu, sehingga lalat/ serangga terjatuh bila masuk ke dalam ruangan,

• Racun lalat juga efektif untuk menjebak lalat , hindari makanan dan air harus ditutup / dipindahkan).

Page 13: Manajemen Sanitasi RS

Mengukur kepadatan lalat• Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan

menggunakan fly grill pada daerah core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran pembuangan limbah padat dan cair, kantin rumah sakit, dan dapur.

• Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.

Page 14: Manajemen Sanitasi RS

TIKUS

Page 15: Manajemen Sanitasi RS

Kehidupan Tikus• Lingkungan manusia disukai tikus karena : tersedia

makanan dan tempat • Tikus merupakan binatang penular secara biologis

maupun mekanis. • Secara biologis tikus merupakan tuan rumah pinjal yg

menularkan penyakit pes. • Gigitan tikus menyebabkan demam (rat Bite Fever),

dan • tikus dapat menularkan Salmonellosis, leptospirosis

melalui tinja dan urine tikus. • Secara mekanis tikus dari tempat kotor mencemari

makanan yang dimakan/diinjak.

Page 16: Manajemen Sanitasi RS

Aktivitas tikus• Tikus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yg

baru, • saat anak-anak tikus dibimbing induknya untuk mengenali

lingkungan dan setelah 3-4 bulan menjadi sangat aktif, memuncak pada 8 bulan.

• Umur tikus dapat mencapai 1 tahun. • Tikus sangat sensitif tehadap rangsangan, perubahan kondisi

lingkungan akan menyebabkan tikus berpindah tempat. • Tikus mempunyai kebiasaan memanjat dan mampu memanjat

pohon, bangunan dan tempat tinggal, pipa dengan mudah. • Dia juga mempunyai kemampuan meloncat dan merambat ,

bahkan merambat di permukaan licin, halus, vertikal sejauh 40 cm, Kemampuan melompat vertikal setinggi 60 cm, melompat ke bawah dari ketinggian 5 m.

Page 17: Manajemen Sanitasi RS

Kepandaian berenang

• Dalam air, tikus dapat berenang dan tikus got dapat menyelam 30 detik. Tempat sarang tikus di tempat aman dari gangguan musuh, dekat dengan sumber makanan , berbentuk mangkuk dengan diameter 20 cm, terbuat dari sobekan kertas, jerami. Lubang tikus, di dalam tanah tikus membuat lubang dan lorong untuk sembunyi dan berkembang biak (terutama tikus got).

Page 18: Manajemen Sanitasi RS

Gigitan Tikus

• • Tikus mempunyai kebiasaan menggigit –gigit

kayu, papan, bahan makanan, pembungkus barang, dll; dengan tujuan agar giginya tidak terlalu panjang.

Page 19: Manajemen Sanitasi RS

Tanda-tanda keberadaan tikus.

• Adanya tinja tikus berceceran, jalan tikus, bekas gigitan, lubang tikus, Bau (bau tubuh/ urine) yang khas dan tidak sedap, adanya suara tikus hidup, dan bisa juga adanya bangkai tikus.

Page 20: Manajemen Sanitasi RS

Cara pengawasan dan pengendalian tikus.

• Pencegahan – Di setiap sudut bangunan perlu dilakukan pemeliharaan rutin, yang

merupakan sasaran tempat tikus– Pintu tempat penyimpanan makanan harus tertutup rapat dan dapat

menutup sendiri – Sisa makanan dan sampah harus dikelola dengan baik, dibuang ke

tempat sampah yang tertutup, dan tidak memberi kemungkinan tikus dapat bersarang dan bersembunyi.

– Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus, antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup.

– Ruang-ruang tersebut antara lain di daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit, antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium, ICU, radiologi, UGD, ruang operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang bersalin, dan ruang lainnya.

Page 21: Manajemen Sanitasi RS

Penangkapan

– Menangkap dengan perangkap, perekat, penjepit – Menangkap dengan racun/pestisida (perlu

perhatian agar tidak mencemari makanan).

Page 22: Manajemen Sanitasi RS

Kecoa

Page 23: Manajemen Sanitasi RS

Kecoa• Kecoa merupakan serangga dengan tubuh

tertutup dari atas ke bawah dengan 2 pasang sayap, banyak ditemui pada saluran pembuangan limbah dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat lembab lainnya. Kecoa dapat terbang/berjalan dengan cepat. Sayapnya berwarna coklat / hitam 3500 jenis. Jenis kecoa yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia ada beberapa : Periplaneta Americana, berasal dari Amerika, ditemukan dimana-mana, panjang 35-40 mm, warna terang kecoklatan.

Page 24: Manajemen Sanitasi RS

Periplanea australisae

• Periplanea australisae dari Australia, panjang 32-35 mm, warna lebih hitam, tedapat garis kuning pucat, bertelur 22-24 butir. Periplaneta germanica, dari Jerman, kuning coklat terang, p 10-15 mm, betina membawa telurnya supaya menetas, telur berwarna terang, p 7-9 mm sebanyak 40 btr.

Page 25: Manajemen Sanitasi RS

Siklus kehidupan kecoa.

• Serangga dengan 3 tingkatan siklus hidup yaitu telur, kepompong, dewasa. Telur telur terkumpul dalam satu kapsul (ootheca) dan beberapa kecoa membawanya di belakang tubuhnya siap menetas (1-3 bln). Kocoa muda berwarna putih dan dalam beberapa jam akan menghitam. Perkembangan akan sempurna setelah beberapa bulan sampai lebih dari 1 tahun.

Page 26: Manajemen Sanitasi RS

Kehidupan Kecoa• Kecoa adalah suka di tempat yang hangat, air, banyak

makanan• Hidup berkelompok dan aktif pada malam hari, pada siang

hari bersembunyi di tempat2 yang nyaman (kamar mandi, lemari, cerobong uap, TV, radio, sistem saluran pembuangan dapur/kamar mandi).

• Makanan kecoa segala macam, termasuk makanan manusia (keju, daging, susu, kue,dll), buku, dan kotoran lainnya.

• Perpindahan kecoa bisa karena terbang, tetapi lebih sering karena terbawa oleh alat transportasi seperti troly, kereta dorong, keranjang makanan, kotak minuman, pesawat, kapal, kendaraan mobil).

Page 27: Manajemen Sanitasi RS

Media penularan penyakit.

• Sebagai pembawa penyakit dan menjadi salah satu bagian dalam penyebaran beberapa penyakit (diare, disentri, kolera, pes, typhus).

Page 28: Manajemen Sanitasi RS

Pengendalian dan pengawasan.

• Kebersihan dapur, tempat sampah, bagian-bagian sulit pada rumah makan/jasaboga

• Kebersihan dan sanitasi lingkungan• Pemeriksaan bahan yang akan masuk ke TPM• Saluran air, selokan, peralatan hrs tertuutup• Pengawasan adanya kecoa dg adanya

kepompong.• Insectisida diikuti kebersihan lingkungan

Page 29: Manajemen Sanitasi RS

Umpan dan Perangkap Kecoa.

• Perangkap dengan racun sangat efektif untuk jasaboga karena terhindar dari pencemaran insectisida

• Perangkap berisi umpan yang mengandung insectisida dan bahan daya tarik yg menarik kecoa untuk memakan dan kembali keluar ke tempat persembunyiannya. Kecoa mengeluarkan kotoran dan bila dimakan kecoa lain akan mati.

Page 30: Manajemen Sanitasi RS

Pemberantasan Kecoa

• Penyemprotan dengan bahan insectisida harus dilakukan dengan takaran yang tepat, karena kalau tidak dilakukan dengan hati-hati dan dapat terjadi kekebalan pada kecoa.

Page 31: Manajemen Sanitasi RS

NYAMUK

http://haryati-1992.blogspot.com/2011/12/daur-hidup-nyamuk.html

Page 32: Manajemen Sanitasi RS

Nyamuk

• Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm, (wikipedia).

Page 33: Manajemen Sanitasi RS

siklus hidup• Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus

hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. • Tempo tiga peringkat pertama bergantung

kepada spesies - dan suhu. • Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah

mangsanya, telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.

• jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.

Page 34: Manajemen Sanitasi RS

Aedes spp• Spesies nyamuk yang terdiri dari Aedes aegypti

dan Aedes albopiktus yang hidup di daerah tropis dan merupakan vektor utama penyakit demam berdarah yang hidup aktif di siang hari dan lebih senang mengisap darah manusia.

• Suka bertelur di air yang bersih seperti di tempayan, bak mandi, vas bunga segar yang berisi air dan lain nya dan menetas di dinding bejana air,

• telur ( jentik ) nyamuk Aedes aegypti bisa bertahan 2-3 bulan.

Page 35: Manajemen Sanitasi RS

Pengamatan Jentik

• Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu untuk mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara teratur.

• Juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air limbah.

Page 36: Manajemen Sanitasi RS

Pengamanan & Pemberantasan Nyamuk

• Pengamanan lubang dengan kawat kasa• Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk

mencegah nyamuk masuk.• Pemberantasan Nyamuk. 1) Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes

sp. > 0 dengan abatisasi.2) Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan

predator.3) Melakukan oiling untuk memberantas culex.4) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit,

maka perlu dilakukan pengasapan (fogging) di rumah sakit.

Page 37: Manajemen Sanitasi RS

Sumber:

• 1. KepMenKes. RI.No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

• 2. http://en.wikipedia.org/wiki/Fly: Fly• 3. indosiar.com/ragam/nyamuk-serangga-

yang-tangguh• 3. wikipedia.org/wiki/Nyamuk.

Page 38: Manajemen Sanitasi RS

Terimakasih