manajemen risiko bisnis umkm di kota surakarta

11
116 BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis M. Farid Wajdi, dkk. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 16, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 116-126 MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA M. Farid Wajdi, Anton Agus Setyawan Syamsudin, dan Muzakar Isa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo e-mail: [email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze the business risks that arise from a disaster that begins with SMEs understanding of business risk from disasters in Surakarta. Furthermore, is to analyzed risk perception the in Surakarta SMEs, which most likely can happen and the impact on their businesses. In addition, this study also identifies the problems and opportunities of risk management in SMEs at Surakarta. The population of this study was SMEs entrepreneurs in Surakarta. Data collection was done by two methods: survey and in-depth interviews. Descriptive statistical methods were used in this study were the frequency and value of cross-tab analysis to classify data. Research results indicate that (1) presence Indonesian SMEs in general and in Surakarta in particular is essential for economic growth. (2) The management of SMEs can not be separated on the threat of business risks that may arise from time to time. (3) Risk management is not only a SMEs responsibility solely, but also the responsibility of the Government and relevant institutions risk management business (Banking and Insurance). (4) The impact of the disaster, which is one business risk for SMEs can be transferred to the insurance as an institution that can help guarantee against losses caused by the disaster. Keywords: risk management, SMEs, insurance, banking Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis risiko bisnis yang muncul pada saat bencana yang diawali dengan pemahaman para pelaku UMKM terhadap risiko bisnis akibat bencana di Kota Surakarta. Selanjutnya dianalisis persepsi pelaku UMKM dari risiko bencana di Kota Surakarta, yang kemungkinan besar bisa menimpa dan berdampak pada usaha mereka. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi permasalahan dan peluang penerapan manajemen risiko pada UMKM di Kota Surakarta. Populasi dari penelitian ini adalah pelaku usaha UMKM di Kota Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode, yaitu: Survei dan in-depth interview. Metode statistik deskriptif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nilai frekuensi dan analisis cross-tab untuk melakukan klasifikasi data. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) Keberadaan UMKM di Indonesia pada umumnya dan di Kota Surakarta pada khususnya sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. (2) Pada pengelolaan UMKM tidak terlepas pada ancaman risiko bisnis yang dapat muncul sewaktu-waktu. (3) Manajemen risiko bukan hanya merupakan tanggung jawab UMKM semata akan tetapi juga merupakan tanggung jawab Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait pengelolaan risiko bisnis (Perbankan dan Asuransi). (4) Dampak dari bencana yang merupakan salah satu risiko bisnis bagi UMKM dapat dialihkan pada Asuransi sebagai lembaga yang dapat membantu penjaminan terhadap kerugian yang diakibatkan oleh bencana. Kata Kunci: manajemen risiko, UMKM, asuransi, perbankan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

116 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisVolume 16, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 116-126

MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKMDI KOTA SURAKARTA

M. Farid Wajdi, Anton Agus SetyawanSyamsudin, dan Muzakar Isa

Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Surakarta

JL. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjoe-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this study is to analyze the business risks that arise from a disaster thatbegins with SMEs understanding of business risk from disasters in Surakarta. Furthermore, is toanalyzed risk perception the in Surakarta SMEs, which most likely can happen and the impact ontheir businesses. In addition, this study also identifies the problems and opportunities of riskmanagement in SMEs at Surakarta. The population of this study was SMEs entrepreneurs inSurakarta. Data collection was done by two methods: survey and in-depth interviews. Descriptivestatistical methods were used in this study were the frequency and value of cross-tab analysis toclassify data. Research results indicate that (1) presence Indonesian SMEs in general and inSurakarta in particular is essential for economic growth. (2) The management of SMEs can not beseparated on the threat of business risks that may arise from time to time. (3) Risk management isnot only a SMEs responsibility solely, but also the responsibility of the Government and relevantinstitutions risk management business (Banking and Insurance). (4) The impact of the disaster,which is one business risk for SMEs can be transferred to the insurance as an institution that canhelp guarantee against losses caused by the disaster.

Keywords: risk management, SMEs, insurance, banking

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis risiko bisnis yang muncul pada saatbencana yang diawali dengan pemahaman para pelaku UMKM terhadap risiko bisnis akibatbencana di Kota Surakarta. Selanjutnya dianalisis persepsi pelaku UMKM dari risiko bencana diKota Surakarta, yang kemungkinan besar bisa menimpa dan berdampak pada usaha mereka.Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi permasalahan dan peluang penerapan manajemenrisiko pada UMKM di Kota Surakarta. Populasi dari penelitian ini adalah pelaku usaha UMKMdi Kota Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode, yaitu: Survei dan in-depthinterview. Metode statistik deskriptif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nilaifrekuensi dan analisis cross-tab untuk melakukan klasifikasi data. Hasil Penelitian menunjukkanbahwa (1) Keberadaan UMKM di Indonesia pada umumnya dan di Kota Surakarta pada khususnyasangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. (2) Pada pengelolaan UMKM tidak terlepas padaancaman risiko bisnis yang dapat muncul sewaktu-waktu. (3) Manajemen risiko bukan hanyamerupakan tanggung jawab UMKM semata akan tetapi juga merupakan tanggung jawabPemerintah dan lembaga-lembaga terkait pengelolaan risiko bisnis (Perbankan dan Asuransi). (4)Dampak dari bencana yang merupakan salah satu risiko bisnis bagi UMKM dapat dialihkanpada Asuransi sebagai lembaga yang dapat membantu penjaminan terhadap kerugian yangdiakibatkan oleh bencana.

Kata Kunci: manajemen risiko, UMKM, asuransi, perbankan

Page 2: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

Volume 16, Nomor 2, Desenber 2012: 116-126 117Manajemen Risiko Bisnis UMKM ...

bisa berwujud terhambatnya pertumbuhan eko-nomi, terganggunya rencana-rencana pemba-ngunan yang telah disusun, meningkatnya defi-sit neraca pembayaran, meningkatnya utangpublik dan meningkatnya angka kemiskinan.

Kota Surakarta termasuk sebagai wilayahrawan bencana sesuai dengan Rencana NasionalPenanggulangan Becana Alam Nasional 2010-2014. Dalam laporan tersebut kota Surakartatermasuk dalam wilayah dengan risiko tinggidilanda bencana kekeringan, erosi dan keba-karan gedung dan pemukiman. Oleh karena itusangat relevan bagi pelaku usaha di KotaSurakarta untuk memperhitungkan risiko bisnisyang timbul karena terjadinya bencana alam. Pe-ngusaha besar sudah pasti melakukan perhitu-ngan risiko bisnis mereka karena kemampuanekonomi modal yang besar. Selain itu, merekamemahami bahwa memperhitungkan risiko bis-nis adalah bagian dari proses bisnis itu sendiri.Namun, tidak demikian halnya pengusaha yangtermasuk dalam kategori industri mikro, kecildan menengah. Kemampuan modal mereka ter-batas sehingga perhitungan risiko bisnis diang-gap menelan biaya yang sangat besar.

Dalam situasi bencana, maka sektor UMKMmenjadi sektor usaha yang terkena dam-pakbesar. Ketidakmampuan mereka melakukananalisis risiko ditambah dengan sulitnya melaku-kan pemulihan pasca bencana merupakan per-masalahan utama UMKM. Berdasarkan riset dariSetyawan et al., (2007), UMKM sangat jarang ter-libat dengan perbankan atau lembaga keuangan.Sebagian besar UMKM dianggap tidak layakperbankan (unbankable). Kondisi ini terjadi kare-na ketidakmampuan pelaku usaha UMKM untukmempersepsikan prospek dan risiko bisnis da-lam menjalankan usaha. Dalam kondisi normal,mereka tidak mampu menganalisis prospek danrisiko bisnis, apalagi dalam kondisi bencana. Halini yang menjadi alasan pentingnya penelitiantentang manajemen risiko bisnis bagi Usaha Mi-kro Kecil dan Menengah di Kota Surakarta.

Bencana adalah sebuah kondisi ketidak-pastian (uncertainty) dengan pola kemunculanyang tidak terduga. Khan dan Burnes (2007) me-ngemukakan bahwa fungsi utama manajemen ri-siko adalah untuk mengantispasi ketidakpastianbisnis. Dalam literatur-literatur bisnis dikemuka-

PENDAHULUAN

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)memegang peranan penting dalam pe-rekonomian Indonesia karena dapat menjadiujung tombak industri nasional, dan menyerapbanyak tenaga kerja. Pada tahun 2010, jumlahpelaku usaha UMKM berjumlah 51,3 juta(99,99%), kontribusi UMKM terhadap PDBsebesar Rp 2.609,4 triliun (55,6% ), nilai investasiUMKM cukup signifikan yaitu Rp 640,4 triliun(52,9%), dan menyerap tenaga kerja terbanyak,yaitu 90,9 juta pekerja (97,1%) (BPS, 2011). Olehkarena itu, upaya pengembangan UMKM me-rupakan suatu keharusan.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)di Indonesia tersebar secara merata di seluruhwilayah Indonesia. Seperti di Kota Surakartamenurut data BPS tahun 2006 UMKM diSurakarta berjumlah 41.108 ini merupakan as-set yang sangat besar yang mendukung per-tumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Hal ini jugamenjadi menjadi tanggung jawab bagi peme-rintah ataupun stakeholder lainnnya dalam me-ngusahakan kesinambungan dan perkembangandari UMKM. Berkaca dari permasalahan klasikyang dihadapi hampir setiap UMKM, masalahpermodalan dan akses pemasaran menjadi hala-ngan bagi perkembangan UMKM selain masalahlain yang ditimbulkan oleh faktor eksternal se-perti bencana yang ditimbulkan oleh alam.

Berdasarkan data BNPB tahun (2012),Indonesia merupakan wilayah yang rawan ben-cana. Dengan ini, pelaku UMKM harus waspadaterhadap kemungkinan terjadinya bencana dandampak yang muncul akibat bencana tersebut.Bennson dan Clay (2000, 2004) menjelaskan bah-wa bencana alam membawa dampak, baik lang-sung maupun tidak langsung. Setidaknya adatiga jenis dampak bencana, yaitu pertama, dam-pak langsung dari bencana. Dampak langsungmeliputi kerugian finansial dan kerusakan aset-aset ekonomi. Dalam istilah ekonomi, nilai ke-rugian ini dikategorikan sebagai stock volue. Ke-dua, dampak tidak langsung. Dampak tidaklangsung meliputi terhentinya proses produksi,hilangnya output dan sumber penerimaan. Da-lam istilah ekonomi, nilai kerugian ini dikate-gorikan sebagai flow value. Ketiga, dampak se-kunder atau dampak lanjutan. Dampak sekunder

Page 3: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

118 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

kan bahwa bencana alam adalah sebuah forcemajeur yang memerlukan penanganan khusus.Namun demikian, dalam pengalaman empirikdi Indonesia, dampak bencana terhadap sektorbisnis terutama UMKM hanya dilakukan padasaat proses pemulihan pasca bencana dan sangatjarang dipersiapkan prosedur antisipasinya.

Model manajemen risiko bisnis bagi UMKMadalah bagian dari strategi mempersiapkaninstitusi dalam mengantisipasi bencana. Ber-dasarkan klasifikasi Cochrane (2004), hal ini ber-manfaat untuk mengantisipasi dampak sistemikatau dampak tidak langsung dari bencana. Mo-del yang dikembangkan dalam penelitian iniadalah sebuah analisis risiko beserta dampaknyaterhadap bisnis UMKM yang bisa dikembangkanuntuk mengantisipasi dampak bencana di KotaSurakarta.

Jika saja suatu risiko sudah dapat diketa-hui secara pasti bentuk dan besarannya makatentu saja ini dapat diperlakukan seperti biayakarena risiko merupakan suatu ketidakpastianmaka akan menjadi suatu masalah penting bagisemua pihak (Mc Neil, 1999). Namun suatu usahauntuk mengurangi atau memperkecil risiko tetapdapat dilakukan dengan melakukan suatu pe-ngendalian risiko terhadap ketidakpastian se-perti kecelakaan kerja, bencana alam, perampok-an, pencurian dan kebangkrutan (Muslich, 2007).

Penelitian ini menganalisis risiko bisnisyang muncul pada saat bencana yang diawalidengan pemahaman para pelaku UMKM ter-hadap risiko bisnis akibat bencana di Kota Sura-karta. Selanjutnya dianalisis persepsi pelakuUMKM dari risiko bencana di Kota Surakarta,yang kemungkinan besar bisa menimpa dan ber-dampak pada usaha mereka. Selain itu, pene-litian ini juga mengidentifikasi permasalahandan peluang penerapan manajemen risiko padaUMKM di Kota Surakarta.

Risiko. Menurut Siahaan (2007) risikomerupakan kombinasi probabilitas suatukejadian dengan konsekuensi atau akibatnya.Risiko juga didefinisikan sebagai suatu variasidari hasil–hasil yang dapat terjadi selamaperiode tertentu pada kondisi tertentu (William& Heins, 1985). Sedangkan risiko William, Smith,Young, (1995) adalah sebuah potensi variasi

sebuah hasil. Adapun menurut Luminto (2007),Risiko adalah sesuatu yang mengarah padaketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwaselama selang waktu tertentu yang manaperistiwa tersebut menyebabkan suatu kerugianbaik itu kerugian kecil yang tidak begitu berartimaupun kerugian besar yang berpengaruhterhadap kelangsungan hidup dari suatuperusahaan.

Menurut Djohanputro (2008), risiko bis-nispada perusahaan merupakan ketidakpastianyang dapat menyebabkan kerugian bagi perusa-haan. Risiko Bisnis dapat dikategorikan menjadiempat jenis yaitu risiko keuangan, risiko opera-sional, risiko strategis, dan risiko eksternalitas.Chen (2010) berpendapat bahwa kejadian-keja-dian yang dapat mengakibatkan timbulnya risi-ko dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor ekster-nal dan Faktor Internal.

Manajemen Risiko. Manajemen Risikomerupakan aplikasi dari manajemen umum yangberhubungan dengan berbagai aktifitas yangdapat menimbulkan risiko. Siagian danSekarsari (2001) dalam pandangannya bahwamanajemen risiko adalah luas tidak hanyaterfokus pada pembelian asuransi tapi juga harusmengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi.Definisi tentang manajemen risiko memangbermacam-macam, akan tetapi pada dasarnyamanajemen risiko bersangkutan dengan carayang digunakan oleh sebuah perusahaan untukmencegah ataupun menanggulangi suatu risikoyang dihadapi (Kerzner, 2004).

Proses Manajemen Risiko. Proses Mana-jemen Risiko terdiri dari identifikasi danevaluasi dari setiap risiko, memilih metode danmengimplementasikan, dan tahap pengontrolan(Dorfman, 2000). Sehubungan dengan pengim-plementasian untuk menerapkan suatu metodeakan mempengaruhi biaya, baik biaya langsungataupun tidak langsung. Permasalahan yangpaling utama dalam menerapkan suatu metodemanajemen risiko adalah selalu mengidentifi-kasi biaya secara terus-menerus. Namun biayayang dikeluarkan tersebut lebih kecil jikadibandingkan dengan biaya jika terjadinyarisiko (Siagian dan Sekarsari, 2001).

Page 4: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

Volume 16, Nomor 2, Desenber 2012: 116-126 119Manajemen Risiko Bisnis UMKM ...

Gambar 1. Risk Mapping (Dorfman, 2000)

Risiko Bisnis Bagi UMKM. Risiko meru-pakan kata yang sudah sering kita dengar setiaphari. Biasanya kata tersebut mempunyai kono-tasi yang negatif, terutama bagi dunia usaha.Risiko muncul karena adanya ketidakpastiandan dunia usaha sendiri penuh dengan ketidak-pastian, yang berarti risiko menjadi hal yang

tidak mungkin dihindari. Dalam mem-pelajariteknik penggunaan modal kita mendefinisikanrisiko sebagai variabilitas dari keuntungan ataupendapatan yang diharapkan terjadi. Risikobisnis adalah ketidakpastian pada perkiraanpendapatan operasi perusahaan dimasa yangakan datang karena kurang atau tidak tersedia-nya cukup informasi tentang apa yang akanterjadi.

Usaha kecil menengah (UMKM) me-mainkan sebuah peranan utama dalam transisiekonomi saat ini. Dalam transisi ekonomi iniUMKM telah diakui UMKM merupakan mesinpenggerak dari pertumbuhan ekonomi dan sum-ber dari perkembangan yang berkelanjutan yangpenting bagi restrukturisasi industri, pembuka-an lapangan kerja baru, dan menciptakan pen-dapatan bagi masyarakat, meskipun pengang-guran masih menjadi permasalah yang terus me-ningkat di masyarakat (Koyunchugil dan Ozgul-bas, 2008). Usaha kecil dan menengah yang ma-sih dalam proses pertumbuhan akan menghadapibeberapa macam risiko yang dapat menghambatperkembangan dan pertumbuhan usaha. 90% da-ri perusahaan tersebut akan bertahan lebih dari

FREQUENCY OF LOSSLOW HIGH

Risk Assumption Loss PreventionAlso: Also :

SE

VE

RIT

Y O

F LO

SS

loss prevention loss reduction if costLOW and can be justified.

Loss reduction Assume risk if costif the cost of prevention orjustifies the reduction cannotbenefits. Be justified.

Insurance Risk Avoidance

HIGH Also : Also :risk transfer, loss prevention andloss reduction, loss reduction,loss pevention. If possible

Gambar 2. Roadmap Penelitian

Page 5: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

120 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

3 tahun dan dapat tumbuh menjadi perusahaanyang sukses, dengan demikian UMKM harus ak-tif dalam merespon pertumbuhan risiko yangtelah menjadi permasalahan yang penting (Chen,2010).

Model Manajemen Risiko. Penelitian inimerupakan sebuah penelitian untuk mengem-bangkan model manajemen risiko bagi UMKMKota Surakarta. Model ini disusun dengan duatahapan yaitu:1. Tahap I: menganalisis persepsi risiko bisnis

dari pelaku usaha UMKM dan PemerintahKota Surakarta berdasarkan Rencana Penang-gulangan Bencana Nasional 2010-2014. Padatahap I ini dibangun sebuah expert choice modeldari Analytic Hierarchy Process yang mengukurbobot risiko bencana di Kota Surakarta berda-sarkan persepsi responden baik pelaku usahaUMKM, dan pemerintah daerah.

2. Tahap II: membangun model manajemen risi-ko bagi UMKM Kota Surakarta, berdasarkananalisis pembobotan variabel bencana dan ri-siko bisnis. Tahap II merupakan sebuah usahamembangun model manajemen risiko ber-dasarkan beberapa variabel risiko bisnis dariHall dan Moran (2006), Cochrane (2004) danSlattery dan Ganster (2002). Variabel-variabelyang merupakan faktor risiko bisnis UMKMadalah risiko kehilangan asset, risiko kehila-ngan pendapatan dalam jangka pendek, risikokehilangan pendapatan dalam jangka pan-jang, risiko kehilangan pasar, risiko kehilang-an tenaga kerja, risiko kehilangan pasokanbahan baku dan risiko permodalan. Modelini juga ditentukan pembobotannya berdasar-kan model AHP dengan expert choice.

METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah pelakuusaha UMKM di Kota Surakarta. Berdasarkanpopulasi ini, digunakan metode stratified randomsampling untuk metode pengambilan sampel pe-laku usaha UMKM. Hal ini dilakukan untuk me-ngurangi tingkat kesalahan. Penggunaan metodepengambilan sampel ini adalah karena UMKMyang menjadi subyek penelitian adalah UMKMdengan jenis usaha yang berbeda dan menempatilokasi geografis yang berbeda.

Pengumpulan data dilakukan dengan 2metode, yaitu: (1) Survei. Metode ini dilakukanuntuk menyusun dan menguji model analisis ri-siko bisnis. Target survei adalah untuk mengum-pulkan data tentang pembobotan risiko yangmenjadi persepsi dari pelaku UMKM. Selain itumetode survei juga dilakukan untuk mendapat-kan bobot masing-masing faktor risiko bisnis.(2) Indepth Interview. Dilakukan untuk menge-tahui persepsi masyarakat terhadap analisis ri-siko bisnis, dan untuk menyusun model analisisrisiko bencana, Target indepth interview adalahpelaku UMKM, dan pemerintah. Dalam indepthinterview ini akan digali informasi tentang per-masalahan bisnis yang mereka alami dan potensimanajemen risiko bisnis dari UMKM Kota Sura-karta. Responden yang diwawancarai dalamproses ini adalah 10 persen dar responden sur-vey yang berjumlah 373 responden atau 40 res-ponden kunci.

Metode statistik deskriptif yang diper-gunakan dalam penelitian ini adalah nilai fre-kuensi yang terdiri dari mean, median dan modus.Selain itu juga dipergunakan analisis cross-tabuntuk melakukan klasifikasi data. Alat analisisstatistik deskriptif ini dipergunakan untuk me-nganalisis data dari pelaku UMKM.

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah sebuahalat analisis kuantitatif yang dikembangkanpertama kali oleh Saaty (1980). Alat analisis inidipergunakan untuk menentukan pengambilankeputusan dalam pilihan prioritas atas berbagaialternatif kebijakan. Alternatif kebijakan tersebutdisebut dengan kriteria (Korpella, et al., 2003).

Prinsip dasar AHP adalah menyusun se-cara hierarkis struktur keputusan atau penilaiandari beberapa alternatif produk, jasa atau ke-bijakan. Pada level yang tertinggi disebut de-ngan tujuan. Pada level dibawahnya adalah kri-teria yang terdiri dari alternatif produk, jasaatau kebijakan yang akan dievaluasi untuk men-capai tujuan yang ditetapkan (Moitra, 2006).Berdasarkan model AHP dari Saaty (1990) alter-natif kriteria ci dan cj dikuantifikasikan denganmatriks n dengan n oleh Ramadhan et al. (1999):

Aij, (i,j=1,2,3,....,n)

Fungsi tujuan A ij diselesaikan denganbeberapa aturan dari perbandingan kriteria:

Page 6: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

Volume 16, Nomor 2, Desenber 2012: 116-126 121Manajemen Risiko Bisnis UMKM ...

Aturan 1. Jika aij= α , maka aji=1/α , α ≠ 0Aturan 2. Jika c i dinilai relatif samapentingnya dengan cj maka aij= aji = 1. Makasangat jelas bahwa aii = 1 untuk semua i.Berdasarkan aturan itu maka matriks Amempunyai bentuk:

Rangone (1996) menjelaskan langkah-lang-kah penggunaan AHP adalah sebagai berikut:

- Mengembangkan struktur hierarkis darimasalah pengambilan keputusan denganmemasukkan unsur tujuan, kriteria, sub-kriteria dan alternatif pilihan.

- Berdasarkan analisis pairwise menentukantingkat kepentingan masing-masing krite-ria.

- Berdasarkan analisis pairwise menentu-kan ranking dari masing-masing kriteria.

Analisis Isi (Content Analysis). Pende-katan content analysis yang dipergunakan dalampenelitian ini adalah conventional content analysis,seperti dikemukakan oleh Hsieh dan Shannon(2005). Pendekatan ini biasanya dipergunakanuntuk mendeskripsikan sebuah fenomena.Dalam pendekatan ini, peneliti membiarkan datamemunculkan sebuah ide baru. MenurutMayring (2000) ada beberapa prosedur daricontent analysis, yaitu: penyesuaian materidengan model, aturan analisis, penyusunankategori, dan kriteria validitas dan reliabilitas.

Proses analisis data yang dilakukan dalampenelitian ini adalah menganalisis isi dari hasilrekaman dan transkrip indepth interview yangdilakukan terhadap pelaku UMKM dan peme-rintah daerah. Hasil rekaman dan transkrip itukemudian dianalisis untuk mendapatkan poin-poin penting berupa jumlah kata-kata yangsering muncul dan sesuai dengan rerangkamodel penelitian.

Selanjutnya kata-kata penting yang seringmuncul tersebut disusun dalam sebuah matriks.Hal ini dilakukan untuk mengkategorikanmasing-masing kata yang menjelaskan dimensiyang sama. Tahapan ini disebut denganpengkategorian. Hasil dari tahapan kategori ini

adalah dimensi-dimensi atau variabel-variabelyang terkait dengan risiko bencana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi resiko bencana belum begitu di-pahami oleh pelaku usaha UMKM. Antisipasibencana belum merupakan sesuatu yang di-pandang penting selama bencana belum terjadidan berdampak langsung kepada pelaku usahaUMKM. Kejadian bencana akhir-akhir ini me-rupakan gambaran nyata bahwa hampir seluruhwilayah Indonesia berpotensi terjadinya ben-cana. Pengetahuan terhadap bencana yangmungkin terjadi harus dipahami oleh masyara-kat. Potensi dari bencana yang mungkin terjadiakan memberikan gambaran terhadap antisipasiyang akan dilakukan oleh masyarakat. Kampa-nye terhadap antisipasi bencana harus dilakukanoleh semua pihak sehingga muncul kesadaranantisipasi terhadap dampak dari bencana.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap315 pelaku usaha UMKM di Kota Surakartatahun 2011 dari 3 jenis industri dengan perincianperusahaan industri tekstil dan batik 102perusahaan, industri makanan 107 perusahaandan industri mebel 106 perusahaan. menun-jukkan sebanyak 70% dari pengusaha UMKMbelum mempunyai pengetahuan tentang per-sepsi bencana yang mungkin menimpa usahamereka.

Pelaku usaha UMKM memandang resikobencana sebagai sesuatu yang tidak pernahdiperhitungkan atau tidak pernah dibayangkankarena mereka menganggap bencana sebagaisesuatu yang kecil kemungkinan terjadi jika me-reka berhati-hati. Pelaku usaha UMKM hanyamelakukan antisipasi dengan menerapkan stan-dar keamanan kerja misalnya memisahkan tem-pat usaha dengan tempat tinggal, menempatkanperalatan/alat produksi yang mudah menim-bulkan kebakaran di bagian paling belakang daritempat tinggal, atau membuat rumah berlantai2 untuk mengantisipasi terjadinya banjir.

Persepsi pengusaha UMKM tentang dampakbencana terhadap usaha mereka dan prioritasbagian bisnis yang terpentng untuk dilindungidari risiko bencana. Tabel 1 menunjukkan aspekbisnis yang terkena bencana.

// /

Page 7: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

122 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

Tabel 1Aspek Bisnis Terpenting Yang Terkena Bencana

Sumber: Data survey

Para responden dari ketiga industri me-mpunyai persepsi yang hampir sama. Apabilaterjadi bencana, maka bencana tersebut akanberdampak terutama pada kerusakan alat pro-duksi dan kemudian tempat produksi. Respon-den dalam penelitian ini sebagian besar adalahperusahaan perorangan. Dalam perusahaan inimaka lokasi produksi menjadi satu dengan tem-pat tinggal, maka prioritas melindungi tempatproduksi sama dengan melindungi tempat ting-gal mereka.

Responden dalam penelitian ini hampir 70persen belum melakukan tindakan untuk me-ngantisipasi bencana. Adapun 30 persen yangsudah melakukan tindakan untuk mengantisi-pasi bencana sama sekali tidak mempertimbang-kan pembelian polis asuransi. Tabel 2 menunjuk-kan tindakan mengantisipasi bencana yang su-dah dilakukan pengusaha UMKM KotaSurakarta.

Tabel 2Tindakan Antisipasi Bencana

Prioritas pertama responden untuk me-ngantisipasi bencana adalah menyisihkan se-bagian penghasilan untuk berjaga-jaga dan me-nyusun prosedur standar kerja yang aman.Selain itu, pengusaha UMKM melakukan kerja-sama dengan pihak lain, misalnya mencari bapakasuh bisnis besar dengan mekanisme CSR. Pem-belian polis asuransi hanya menjadi opsi ke-empat.

Dari hasil survey yang telah dilakukantentang apa yang dilakukan oleh UMKM untukmengantisipasi dampak dari bencana yangmungkin melanda usaha mereka. Dari jawabantersebut kemudian dilanjutkan dengan indepthinterview untuk mendapatkan jawaban yang le-bih mendalam tentang keinginan dari para pe-ngusaha tentang tindakan antisipasi yang palingmungkin dilakukan oleh usaha UMKM. Lang-kah awal dalam melakukan tindakan antisipsiadalah denga menyusun prosedur standar kerjayang aman atau SOP (Standard Operating Proce-dure). Tindakan antisipasi dengan memisahkantempat kerja dengan tempat tinggal atau memi-sahkan bahan yanh mudah terbakar ke tempatyang jauh dari sumber api.

Adapun SOP yang dibuat berdasarkan atasproses atau urutan kerja yang dilakukan olehUMKM untuk membuat prosedur yang amanselama pekerjaan berlangsung. Urutan kerjaberdasarkan prinsip dan pertimbangan ke-amanan yang dapat mencegah terjadinya ben-cana dan antisipasi terhadap datangnya bencana.

Antisipasi yang dapat dilakukan denganmelibatkan lembaga yang lain sebagai lembagayang menerima pelimpahan resiko apabila ter-jadi suatu bencana. Desain dari pengalihan resi-ko bila terjadi bencana adalah dengan memberi-kan penjaminan terhadap kerugian yang di-akibatkan oleh bencana dengan membeliasuransi kerugian terhadap bencana. Skenariountuk penjaminan resiko untuk UMKM yangdibuat oleh konsorsium asuransi adalah sebagaiberikut.

Aspek Bisnis Persentase

Alat produksi, misal mesin-mesin atau alatproduksi lainnya

31,68%

Tempat produksi/pabrik 24,75%Permodalan atau akses menujupermodalan

21,78%

Produk/Hasil produksi 12,87%

Tindakan Antisipasi Bencana Persentase

Menyisihkan sebagianpenghasilan untuk berjaga-jaga

40%

Menyusun prosedur standar kerjayang aman

35%

Kerjasama dengan pihak lain 15%Membeli polis asuransi 5%Lainnya 5%

Sumber: Data survey

Page 8: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

Volume 16, Nomor 2, Desenber 2012: 116-126 123Manajemen Risiko Bisnis UMKM ...

Skenario pertama nilai pertanggungan untukbencana kebakaran sebesar 0,003, nilai per-tanggungan untuk bencana banjir, tanah longsordan angin topan sebesar 0.000525 dari Nilai assetRp 25.000.000,- maka nilai premi yang harus di-bayar sebesar Rp 88.125,- per tahun.

Tabel 4Skenario 2 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset dan jiwadengan nilai sebesar Rp 25.000.000,- untuk ben-cana kebakaran, banjir tanah longsor dan angintopan dengan nilai per tanggunngannya menjadi

0,005 maka nilai premi yang harus dibayar se-besar Rp 125.000,- per tahun

Tabel 5Skenario 3 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset dan jiwadengan nilai sebesar Rp 25.000.000,- untuk ben-cana kebakaran, banjir tanah longsor dan angintopan serta Gempa bumi dengan nilai per tang-gunngannya menjadi 0,00655 maka nilai premiyang harus dibayar sebesar Rp 163.750,- pertahun.

Tabel 3Skenario 1 Perhitungan Perlindungan Aset dari Resiko Bencana Bagi UMKM

AsetPertanggungan

Nilai PremiKebakaran Banjir/Tanah longsor/

Angin Topan Perhitungan

25,000,000 0.003 0.000525 Rp 88.125

Per tahun Rp 88.125

Per bulan Rp 7.343,75

Per hari Rp 241,44

Aset danJiwa

Pertanggungan

Nilai PremiKebakaran,Banjir/Tanah

longsor/Angin topanPerhitungan

25,000,000 0.005 Rp 125.000

Per tahun Rp 125.000

Per bulan Rp 10.416,67

Per hari Rp 342,47

Aset danJiwa

Pertanggungan

Nilai PremiKebakaran,

Banjir/Tanah longsor/Angin topan dan

Gempa Bumi

Perhitungan

25,000,000 0.005 + 0.00155 Rp 163.750

Per tahun Rp 163.750

Per bulan Rp 13.645,83

Per hari Rp 448,63

Tabel 6Skenario 4 Perhitungan Perlindungan Aset dari Resiko Bencana Bagi UMKM

AsetPertanggungan

Nilai PremiKebakaran Banjir/Tanahlongsor/Angin Topan Perhitungan

50,000,000 0.003 0.000525 Rp 176.250

Per tahun Rp 176.250

Per bulan Rp 14.687,50

Per hari Rp 482,88

Page 9: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

124 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

Skenario kedua nilai pertanggungan untukbencana kebakaran sebesar 0,003, nilai per-tanggungan untuk bencana banjir, tanah longsordan angin topan sebesar 0.000525 dari Nilai assetRp 50.000.000,- maka nilai premi yang harus di-bayar sebesar Rp 176.250,- per tahun

Tabel 7Skenario 5 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset danjiwa dengan nilai sebesar Rp 50.000.000,- untukbencana kebakaran, banjir tanah longsor danangin topan dengan nilai per tanggungannyamenjadi 0,005 maka nilai premi yang harusdibayar sebesar Rp 250.000,- per tahun.

Tabel 8Skenario 6 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset dan jiwadengan nilai sebesar Rp 50.000.000,- untuk ben-cana kebakaran, banjir tanah longsor dan angin

topan serta gempa bumi dengan nilai per tang-gungannya menjadi 0,00655 maka nilai premiyang harus dibayar sebesar Rp 327.500,- pertahun.

Tabel 9Skenario 7 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM 

Skenario ketiga nilai pertanggungan untuk ben-cana kebakaran sebesar 0,003, dan nilai pertang-gungan untuk bencana banjir, tanah longsor danangin topan sebesar 0.000525 dari Nilai asset Rp100.000.000,- maka nilai premi yang harus di-bayar sebesar Rp 352.500,- per tahun.

Tabel 10Skenario 8 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset dan jiwadengan nilai sebesar Rp 100.000.000,- untuk ben-cana kebakaran, banjir tanah longsor dan angintopan dengan nilai per tanggungannya menjadi0,005 maka nilai premi yang harus dibayar se-besar Rp 500.000,- per tahun.

Aset danJiwa

Pertanggungan

Nilai Premi

Kebakaran,Banjir/Tanah

longsor/Angin topan

Perhitungan

50,000,000 0.005 Rp 250.000

Per tahun Rp 250.000

Per bulan Rp 20.833,33

Per hari Rp 684,93

Aset danJiwa

Pertanggungan

Nilai Premi

Kebakaran,Banjir/Tanah

longsor/Angin topan dan

Gempa Bumi

Perhitungan

50,000,000 0.005 + 0.00155 Rp 327.500

Per tahun Rp 327.500

Per bulan Rp 27.291,67

Per hari Rp 897,26

Aset

Pertanggungan

Nilai PremiKeba-karan

Banjir/Tanahlongsor/ Angin

Topan

Per-hitungan

100,000,000 0.003 0.000525 Rp 352.500

Per tahun Rp 352.500

Per bulan Rp 29.375,00

Per hari Rp 965,75

Aset danJiwa

Pertanggungan

Nilai PremiKebakaran,

Banjir/Tanahlongsor/

Angin topan

Perhitungan

100,000,000 0.005 Rp 500.000

Per tahun Rp 500.000

Per bulan Rp 41.666,67

Per hari Rp 1.369,86

Page 10: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

Volume 16, Nomor 2, Desenber 2012: 116-126 125Manajemen Risiko Bisnis UMKM ...

Tabel 11Skenario 9 Perhitungan Perlindungan Aset dari

Resiko Bencana Bagi UMKM

Jika yang diasuransikan berupa asset dan jiwadengan nilai sebesar Rp 100.000.000,- untuk ben-cana kebakaran, banjir tanah longsor dan angintopan serta gempa bumi dengan nilai per tang-gungannya menjadi 0,00655 maka nilai premiyang harus dibayar sebesar Rp 507.500,- pertahun.Keterangan :- Jika meninggal maka penggantian kerugian

menjadi Rp 50 juta, dengan rincian Rp. 25 jutauntuk aset dan Rp. 25 juta untuk jiwa

- Asumsi umur tertanggung sekitar maksimal40 tahun, jika diatas 50 tahun premi jiwa lebihtinggi

- Pertanggungan jiwa 36 kali penghasilan per-bulan

- Aset : bangunan, mesin dan hasil produksi

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil Analisis Data yang telah di-lakukan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Keberadaan UMKM di Indonesia padaumumnya dan di Kota Surakarta padakhususnya sangat penting bagi pertum-buhan ekonomi. Dengan demikian penge-lolaan UMKM yang bagus sangat diperlu-kan untuk kemajuan ekonomi.

2. Pada pengelolaan UMKM tidak terlepaspada ancaman risiko bisnis yang dapatmuncul sewaktu-waktu. Para pelakuUMKM harus sadar dan memahami ada-

nya risiko yang sangat mungkin terjadi se-hingga dibutuhkan suatu manajemen risi-ko dalam pengelolaan UMKM mereka.

3. Manajemen risiko bukan hanya merupa-kan tanggung jawab UMKM semata akantetapi juga merupakan tanggung jawabPemerintah dan lembaga-lembaga terkaitpengelolaan risiko bisnis (Perbankan danAsuransi).

4. Dampak dari bencana yang merupakansalah satu risiko bisnis bagi UMKM dapatdialihkan pada Asuransi sebagai lembagayang dapat membantu penjaminan ter-hadap kerugian yang diakibatkan olehbencana.

Saran

1. Cara yang dapat dilakukan oleh UMKMdalam menganggulangi risiko bisnis ada-lah dengan membuat antisipasi dari awal.

2. Dalam menanggulangi risiko, UMKM bisamengalihkan risiko bisnisnya dengan me-nggunakan produk asuransi yang telahtersedia.

3. Peran Pemerintah dalam menanggulangirisiko bisnis bagi UMKM sangat pentingdari tahap sebelum risiko terjadi sampaisaat risiko tersebut sudah terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penenggulangan Bencana(2012). Data Informasi Bencana Indonesia,Jakarta: BNPB

Badan Nasional Penenggulangan Bencana(2012). Indeks Rawan Bencana Indonesia,Jakarta: BNPB

Cochrane, Hal (2004), Economic Loss: Myth andMeasurement, Disaster Prevention andManagement, Vol 13 No. 4, pp 290-296.

D’Arcy, S. P.dan J. C. Brogan. (2001.) EnterpriseRisk Management. Journal of RiskManagement of Korea. Volume 12, Number1.

Horwich, George (2000) Economic Lessons fromKobe earthquake. Economic Developmentand Cultural Change. Vol 18 No. 3: 521-542

Aset danJiwa

PertanggunganNilai PremiKebakaran,

Banjir/Tanahlongsor/

Angin topan dangempa Bumi

Perhitungan

100,000,000 0.005 + 0.00155 Rp 507.500

Per tahun Rp 507.500

Per bulan Rp 42.291,67

Per hari Rp 897,26

Page 11: MANAJEMEN RISIKO BISNIS UMKM DI KOTA SURAKARTA

126 BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisM. Farid Wajdi, dkk.

Isa, Muzakar, dkk (2007), Kajian AspekPembiayaan Dalam PengembanganKlaster Mebel Rotan Di WilayahSurakarta, Laporan Penelitian kerjasamaFakultas Ekonomi UMS dengan KantorBank Indonesia Solo

Khan, Omera dan Bernard Burnes (2007), Riskand Supply Chain Management, CreatingA Research Agenda, The InternationalJournal of Logistics Management, Vol. 18No.2, pp 197-216.

Korpela, Jukka, Antti Lehmusvaara, KaleviKyläheiko dan Markku Tuominen (2003),Adjusting Safety Stock Requirementswith an AHP-based Risk Analysis,Proceedings of the 36th Hawaii InternationalConference on System Sciences (HICSS’03).

Kumar, Dey Prasanta, 2007. Decision SupportSystem For Risk Management: A CaseStudy. Management Decision. Journal,Volume: 39 Numbers: 8, P.634-649, Emerald

Mayring, Phillip (2000), Qualititative ContentAnalysis , Forum: Qualitative SocialResearch, Vol 1 No. 2 Juni.

Moitra, Soumyo D (2006), Assessing The Valueand Survivability of Network InformationSystems, Working Paper Indian Institute ofManagement, Calcutta.

Neuman, W Lawrence (2000), Social ResearchMethods, Qualitative and QuantitativeMethods 4th ed, Allyn and Bacon, Boston.

Paradine, T.J (1995), Bussines InteruptionInsurance: A Vital Ingredient In YourDisaster Recovery Plan, InformationManagement& Computer Security, Vol. 3,No. 1, pp 9-17.

Perry, Marcia (2007), Natural DisasterManagement Planning A Study ofLogistics Managers Responding to TheTsunami, International Journal of PhysicalDistribution & Logistics Management, Vol.37 No. 5, pp. 409-433

Saaty, T.L (1980), The Analytic Hierarchy Process,McGraw-Hill, New York.

Setyawan, Anton A (2007), MemberdayakanSektor Informal Perkotaan; Studi EmpirikPedagang Kaki Lima, Manajemen UsahawanIndonesia, No 03/Th XXXVI Maret.

Siahaan, H, (2007), Manajemen Resiko; Konsep,Kasus dan Implementasi, Penerbit PT ElexMedia Komputindo, Jakarta.

Slattery, Jeffrey P. dan Daniel C. Ganster (2002),Determinants of Risk Taking in aDynamic Uncertain Context, Journal ofManagement, 28(1), pp 89–106.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecildan Menengah

Williams, CA. & Heins, R, M. (1985). Riskmanagement and Insurance. New York: McGraw-Hill