strategi pengembangan umkm

162
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT (Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep) SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S1 Disusun Oleh Mohammad Rohedi NPM: 710.1.1.1388 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP 2014

Upload: indijeh

Post on 11-Jul-2016

65 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

UKM

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengembangan UMKM

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

mencapai derajat Sarjana S1

Disusun Oleh

Mohammad RohediNPM: 710.1.1.1388

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

2014

Page 2: Strategi Pengembangan UMKM

SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)

Disusun Oleh

Mohammad RohediNPM: 710.1.1.1388

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS WIRARAJA

SUMENEP

2014

Page 3: Strategi Pengembangan UMKM

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratanmencapai derajat Sarjana S1

Disusun Oleh

Mohammad RohediNPM: 710.1.1.1388

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS WIRARAJA

SUMENEP

2014

Page 4: Strategi Pengembangan UMKM

iii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Untuk Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat. (Study: Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.)

Disusun Oleh : Mohammad Rohedi

NPM : 710.1.1.1388

Program Studi : Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Wiraraja Sumenep

Pembimbing I

Dra. Irma Irawati P, M.SiNIDN. 0706026902

Sumenep, 26 Mei 2014

Pembimbing II

Ir. Alqaf Harto M. S.Sos, MH, M.SiNIDN. 9907010735

Mengetahui,DekanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Hadi Soetarto, M.SiNIDN. 9907008742

Page 5: Strategi Pengembangan UMKM

iv

PERSETUJUAN SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)

Disusun Oleh

Mohammad RohediNPM. 710.1.1.1388

Skripsi ini telah disetujui, Tanggal, 14 Juni 2014

OlehPembimbing I

Dra. Irma Irawati P, M.SiNIDN. 0706026902

Pembimbing II

Ir. Alqaf Harto M. S.Sos, MH, M.SiNIDN. 9907010735

Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Hadi Soetarto, M.SiNIDN. 9907008742

Page 6: Strategi Pengembangan UMKM

v

PENGESAHAN SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)

Disusun Oleh

Mohammad RohediNPM: 710.1.1.1388

Telah dipertahankan dihadapan Tim PengujiHari : SabtuTanggal : 14 Juni 2014

Pembimbing / PengujiKetua

Dra. Irma Irawati P, M.Si NIDN. 0706026902

Penguji I

Drs.Sachlan Efendi, M, SiNIDN. 0714105201

Penguji II

Drs. H. Hasan Basri, M.Si NIDN. 0020126101

Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Hadi Soetarto, M.SiNIDN. 9907008742

Page 7: Strategi Pengembangan UMKM

vi

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini ;

Nama : Mohammad Rohedi

NPM : 710.1.1.1388

Alamat :Dusun Aeng Soka RT/RW 01 Pragaan Laok Kecamatan

Pragaan Kabupaten Sumenep.

Menyataka bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi salah satu

persyaratan mencapai derajat Sarjana S1 pada Program Studi Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja Sumenep, dengan judul:

“STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

(UMKM) UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT.

(Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)” Adalah hasil

karya sendiri, bukan duplikasi dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila dikemudian hari ada tuntutan dan keberatan dari pihak

lain, buka tanggung jawab Pembimbing dan atau Pengelola Program Studi

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja

Sumenep, tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

dengan tanggung jawab.

Sumenep, 23 Juni 2014Yang Membuat Pernyataan

Mohammad Rohedi

Page 8: Strategi Pengembangan UMKM

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kepada Allah S.W.T. yang melimpahkan nikmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penyusunan Skripsi yang

merupakan tugas akhir perkuliahan atau sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana Strata-1 (S1), dengan judul penelitian yaitu: “Strategi Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Untuk Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat. (Study: Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sumenep).

Pada kesempatan ini, peneliti tidak lupa untuk menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta yang selalu mengiringi langkah

ananda dengan do’a, pengorbanan, perhatian dan kasih sayang serta

memberikan motivasi dalam penulisan skripsi saya.

2. Semua keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dengan penuh

kesabaran sebagai pendorong semangat bagi penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ibu Dra. Irma Irawati P, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

penuh tanggung jawab dan kesabaran dalam membimbing serta

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk-petunjuk sehingga

penulis dapat dengan mudah memahami dan menyelesaikan penulisan

skripsi.

Page 9: Strategi Pengembangan UMKM

viii

4. Bapak Ir. Alqaf Harto M. S.Sos, MH, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan penuh kesabaran meluangkaan waktunya untuk memberikan

arahan serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

5. Seluruh Dosen yang ada dalam ruang lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih yang

mana dalam hal ini Dosen telah banyak memberikan ilmu-ilmunya

kepada penulis, semoga kelak apa yang penulis dapatkan tentang ilmu

tersebut menjadi bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi orang banyak.

6. Semua teman-temanku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, BEM

FISIP, beserta BEM UNIVERSITAS dalam memberikan motivasi yang

tinggi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, maka kritik konstruktif demi kesempurnaan sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menambah wawasan bagi

peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Sumenep, Juni 2014

Penulis

Page 10: Strategi Pengembangan UMKM

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN LOGO........................................................................................ ii

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………………………. iv

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI…………………………… vi

LEMBAR SURAT PERNYATAAN……………………………………….. vii

KATA PENGANTAR..................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL…………………………………..……………………….. xii

DAFTAR GAMBAR……………………………….……………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xiv

HALAMAN ABSTRAKSI………………………….………………………. xv

BAB I : PENDAHULUAN................................................................. 01

1.1.Latar belakang Penelitian................................................... 01

1.2.Rumusan Masalah.............................................................. 15

1.3.Tujuan Penelitian................................................................ 15

1.4.Manfaat Penelitian............................................................. 16

BAB II : KERANGKA DASAR TEORI............................................ 18

2.1 Pengertian Strategi…….................................................... 18

2.2 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).... 31

2.3 Pengertian Pembangunan................................................... 39

BAB III : METODE PENELITIAN...................................................... 49

3.1. Fokus Penelitian............................................................ 49

3.2. Lokasi Penelitian........................................................... 50

3.3. Sumber Data.................................................................. 50

3.4. Instrument Penelitian…................................................. 52

Page 11: Strategi Pengembangan UMKM

x

3.5. Subjek Penelitian............................................................ 53

3.6. Tekhnik Pengumpulan Data........................................... 54

3.7. Tekhnik Analisa Data..................................................... 57

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 59

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Sumenep......................... 59

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................. 61

4.2. Hasil Penelitian............................................................... 79

4.3. Anlisa Hasil Penelitian…............................................... 104

4.4. Pembahasan………........................................................ 116

BAB V: PENUTUP………..…………………………………………. 129

5.1. Kesimpulan……………………..................................... 129

5.2. Saran…………............................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: Strategi Pengembangan UMKM

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.4.1 : Jumlah Pegawai atas Dasar Tingkat Pendidikan…................ 66

Tabel 4.1.4.2 : Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep............ 66

Tabel 4.3.1 : Jumlah IKM (Industri Kecil Menengah) Kabupaten Sumenep

Tahun 2012 s/d 2013............................................................ 82

Tabel 4.3.1.a : Pembagian Jenis Usaha di Kabupaten Sumenep................... 83

Tabel 4.3.1.b : Data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun 2013

Industri Kecil Menengah di Kabupaten Sumenep................. 84

Tabel 4.3.3 : Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.......... 94

Tabel 4.3.4 : Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri... 100

Tabel 4.3.4.a : Jumlah Luas Lahan dan Produksi Industri Garam Th. 2012.. 101

Page 13: Strategi Pengembangan UMKM

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.2.4 : Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep ........................................................... 77

Page 14: Strategi Pengembangan UMKM

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara......................................................... xvi

Lampiran 2 : Dokumentasi Observasi…................................................. xiii

Lampiran 3 : Dokumentasi Wawancara.................................................... xiii

Page 15: Strategi Pengembangan UMKM

xiv

ABSTRAKSI

Pembangunan dan pertumbuhan usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM)

merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. UKM di Indonesia

mencapai lebih dari 90% dari semua perusahaan di luar sektor pertanian. Oleh

karena itu, mereka adalah sumber terbesar dari pekerjaan dan menyediakan sumber

pendapatan utama bagi lebih dari 90% dari negara tenaga kerja (Bhasin, 2010:02).

Dari hasil kajian, maka diperoleh beberapa masalah yang dihadapi oleh UMKM di

Kabupaten Sumenep antara lain yaitu; modal, pemasaran, sumber daya manusia,

dan peralatan produksi. Berkaitan dengan berbagai masalah yang dihadapai UMKM

di Kabupaten Sumenep, maka diperlukan strategi untuk mengatasinya. Untuk

mengembangankan UMKM tentu saja tidak hanya dibebankan pada UMKM sendiri

namun harus memperoleh dukungan dari pihak lain, dalam hal ini yang memiliki

wewenang adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)

Kabupaten Sumenep. Beberapa strategi yang diterapkan oleh DISPERINDAG

kepada para UMKM di Kabupaten Sumenep yaitu: (1) penciptaan iklim usaha yang

baik dengan menggunakan program pemberdayaan skill dan tehnologi, (2)

pembuatan informasi terpadu dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi yang

berupa website, (3) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan UMKM berupa

MUSRENBANG antar kecamatan yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah

Kabupaten Sumenep, dan (4) Sistem pemasaran bersama yang diberikan oleh

disperindag melalui pameran tingkat lokal, regional, dan tingkat nasional.

Kata kunci: UMKM, Strategi, Disperindag Kabupaten Sumenep.

Page 16: Strategi Pengembangan UMKM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pada suatu Negara maju dan Negara berkembang pertumbuhan ekonomi

merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis

tentang pembangunan atau pengembangan ekonomi bangsa. Pembangunan

ekonomi yang hendak dicapai pada Negara berkembang dan Negara maju harus

lebih mengutamakan masyarakat luas dan dapat dinikmati secara

berkeadilan.Factor terpenting dalam upaya membangun ekonomi berkelanjutan ke

depan adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan pemerintahan yang baik

(good goverment) yang memiliki kompetensi dan dapat diandalkan dalam

mengelola sumber daya ekonomi. Kondisi perekonomian Negara merupakan tolak

ukur kesuksesan suatu Negara. Negara dengan pendapatan yang tinggi dapat

dikatakan sebagai Negara yang maju dibidang perekonomiannya (Baiquni,

2007:24).

Pertumbuhan ekonomi penting dalam meningkatan output dan

pendapatan riil perkapita pada suatu Negara. Hal ini memang bukanlah satu-

satunya keinginan masyarakat danpemerintah terutama di Negara-Negara

berkembang, namun pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan tingkat

Page 17: Strategi Pengembangan UMKM

2

pertumbuhan output dan pendapatan memang perlu dilakukan. Hal ini

berdasarkan alasan, karena pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu syarat

yang sangat diperlukan untuk perbaikan masalah-masalah social dengan tujuan

memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat dan mencapai tujuan-

tujuan pembangunan lainnya seperti peningkatan pendapatan dan kekayaan

masyarakat, ataupun penyediaan fasilitas dan sarana-sarana sosial lainnya (Irawan

dan M. Suparmoko, 2002:05).

Pembangunan ekonomi di Indonesia selama pemerintahan Orde baru

lebih berorientasi pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi dirasakan begitu

dominan dalam usaha pembangunan, sedangkan pembangunan itu sendiri

melibatkan hampir segala aspek kehidupan masyarakat, sehingga pada akhirnya

pertumbuhan ekonomi secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh

yang luas dan mendalam pada segala aspek kehidupan social, politik dan

kebudayaan. Penekanan pembangunan ekonomi pada pertumbuhan telah

menghasilkan konsentrasi kekuatan ekonomi pada kelompok-kelompok tertentu,

ketimpangan social-ekonomi, jurang yang makin melebar antara kaya dan miskin,

serta kemiskinan dan keterbelakangan yang menyedihkan, yang semuanya

menjadi sumber bahaya yang dapat menimbulkan ketegangan dan kerusuhan

social (Afiffuddin, 2010:177).

Indonesia merupakan Negara yang subur dengan posisi strategis dan

penduduk yang banyak, namun sampai saat ini belum dapat menjadi Negara besar

yang mempunyai kemandirian, baik dalam bidang ekonomi, politik maupun

Page 18: Strategi Pengembangan UMKM

3

pertahanan keamanan. Dilihat dari bidang perekonomian bangsa, Indonesia

memiliki sejarah krisis yang cukup panjang pada masa-masa pertumbuhan

ekononomi bangsa. Pada akhir tahun 1997 krisis nilai tukar tereskalasi menjadi

krisis multi dimensi hingga lima tahun lebih krisis tersebut berlangsung dan akhir

2002 tingkat output agregatpun belum kembali pada tingkat sebelum krisis,

ditambah lagi adanya krisis Pada tahun 2008 dimana Indonesia mengalami

penurunan Bursa Saham Indonesia (BEI) yang mengakibatkan harus disuspend

selama beberapa hari.Terjadinya krisis dari tahun ketahun membuat hampir

sebagian besar sistem distribusi dan perdagangan di indonesia macet, ditambah

lagi dengan banyaknya pengangguran di berbagai berbagai strata pendidikan

termasuk lulusan pendidikan tinggi yang disebabkan oleh terjadinya ketidak

seimbangan antara penawaran tenaga kerja yang berlebihan dengan permintaan

tenaga kerja yang cenderung semakin terbatas. Pemerintah kelihatan panik dalam

menyikapi permasalahan yang terjadi di tanah air.

Pada masa reformasi ini pemerintah harus bersungguh-sungguh dalam

merubah paradigma pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan ke

paradigma pertumbuhan ekonomi yang lebih mengutamakan pada pemerataan.

Pemerataan yang dimaksud adalah dimana Pemerintah lebih mengutamakan

keinginan atau kepentingan masyarakat dengan tidak memihak kepada salah

individu-individu yang memiliki kepentingan sesaat dan pemerintah mampu

menyediakan kebutuhan ekonomi bagi semua kalangan dengan menciptakan

lapangan kerja bagi yang pengangguran (Irawan dan M. Suparmoko, 2002:405).

Page 19: Strategi Pengembangan UMKM

4

Dalam melakukan pemerataan perekonomian bangsa Pemerintah harus

lebih memfokuskan perhatiannya kepada wirausahawan kecil menengah dan

besar, karena kedudukan para wirausahawan dalam membangun kekuatan

ekonomi rakyat terlihat lebih nyata. Wirausahawan mampu menampung tenaga

kerja baru dan hal ini tentu dapat meringankan pemerintah dalam menyediakan

lapangan kerja (Buchari Alma, 2007:01).

Kekuatan ekonomi rakyat dengan melihat usaha kecil dan koperasi

digerakkan untuk mengisi kegiatan yang sempat mengalami kemacetan distribusi

dan perdagangan. Pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah dengan

mengamanatkan bahwa perekonomian dibangun berlandaskan system ekonomi

kerakyatan, dimana kekuatan ekonomi rakyat dengan melihat usaha kecil dan

koperasi harus di lakukan dan akan menjadi tulang punggung pembangunan

social yang selanjutnya. Hal ini memunculkan harapan baru bahwa sektor

ekonomi rakyat, usaha kecil dan kegiatan koperasi akan tumbuh lebih cepat

karena lingkungan politik dan dukungan yang menguntungkan serta ketersediaan

tenaga profesional yang memadai.

Pengembangan sektor ekonomi rakyat, usaha kecil dan kegiatan

koperasidalam mencapai kesejahteraan masyarakat sebenarnya bukan merupakan

hal yang baru, namun demikian konsep pengembangan ekonomi dan teknik

impelementasinya terus berkembang. Secara umum pengembangan ekonomi lokal

ataupun nasional merupakan usaha untuk mengembangkan ekonomi di daerah.

Page 20: Strategi Pengembangan UMKM

5

Akumulasi kegiatan tersebut diharapkan akan berpengaruh besar pada

pengembangan daya saing ekonomi di Indonesia (Subandi, 2005:60).

Peranan usaha kecil yang terus berkembang dan menjadi usaha mikro

kecil dan menengah (UMKM). Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan

perkumpulan masyarakat yang melihat potensi alam dan sumber daya manusia

sebagai suatu usaha baru untuk melengkapi kebutuhan perekonomiannya atau

menguatkan perekonomiannya dan bagi perekonomian indonesia. Pemberdayaan

usaha mikro, kecil dan menengah merupakan langkah yang strategis dalam

meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan

mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan (Afiffuddin, 2010:180).

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan

menengah harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro,

meso dan mikro dengan meliputi , penciptaan iklim usaha dalam rangka

membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, menjamin kepastian usaha

disertai adanya efisiensi ekonomi, pengembangan sistem pendukung usaha bagi

pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk meningkatkan akses kepada

sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka

dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia,

pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan

menengah (UKM), danpemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor

Page 21: Strategi Pengembangan UMKM

6

informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga

miskin. Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat

sesuai dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi

pengusaha mikro dan kecil (http://www.kadin-indonesia.or.id).

Menurut Tambunan, Indonesia di lihat dari jumlah unit usahanya yang

sangat banyak yang terdapat di semua sektor ekonomi dan kontribusinya yang

besar terhadap kesempatan kerja dan pendapatan, khususnya di daerah perdesaan

dan bagi keluarga berpendapatan rendah, tidak dapat diingkari betapa pentingnya

Usaha Kecil Menengah (UKM) bagi pembangunan ekonomi nasional. Selain itu,

selama ini kelompok usaha tersebut juga berperan sebagai suatu motor penggerak

yang sangat krusial bagi pembangunan ekonomi dan komunitas local.

“Indonesian SMEs account for more that 90% of all firms outside the

agricultural sector. Hence, they are the biggest source of employment and

provide the major source of income for more than 90% of the country's

workforce”. Artinya bahwa UKM di Indonesia mencapai lebih dari 90% dari

semua perusahaan di luar sektor pertanian. Oleh karena itu, mereka adalah sumber

terbesar dari pekerjaan dan menyediakan sumber pendapatan utama bagi lebih

dari 90% dari negara tenaga kerja (Bhasin, 2010:02) .

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, pada tahun

2007 mencapai 49,82 juta unit, meningkat menjadi 51,26 juta unit ditahun 2008.

Berdasarkan kategori, porsi yang paling besar adalah segmen usaha mikro yang

mencapai sekitar 99 persen dari total jumlah UMKM. Sedangkan jumlah usaha

Page 22: Strategi Pengembangan UMKM

7

mikro, kecil, dan menengah di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 520.220 unit

(BPS, 2010). Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku UMKM baru pada tahun

2010. Badan Pusat Statistik juga menjelaskan bahwa sektor tertinggi investasi

yang dilakukan kalangan UMKM adalah di bidang jasa (57 persen), perdagangan

(20 persen) dan manufaktur (23 persen). Besarnya skala bisnis sektor UMKM dan

Koperasi diperkirakan mencapai 54 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto

(PDB). Jumlah yang demikian besar tersebut menunjukkan, UMKM memiliki

peran besar dalam menopang ekonomi nasional. Karena itu, pengembangan

UMKM harus mendapat perhatian yang besar dan data pada tahun 2011 UMKM

di Indonesia memberikan sinergisitas ketercapaian pengembangan ekonomi di

indonesia dengan menyumbang 60% dari PDB dan mampu menampung 97%

tenaga kerja (Kementerian Koperasi. www. depkop.go.id)

Dengan banyaknya jumlah unit usaha yang dimiliki oleh para UMKM di

indonesia, membuat indonesia masih belum memperbaiki perekonomian yang di

inginkan oleh masyarakat luas. Dari sekian banyak jumlah usaha kecil di bangsa

ini yang di naungi oleh pemerintah, hanya beberapa saja yang mampu menembus

pasar internasional hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau peran

pemerintah yang masih di nilai kurang respon atas industry kecil tanah air.

Faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan usaha kecil dan

menengah di Indonesia yaitu suatu permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan

perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah, dimana pemerintah lebih

mengutamakan para pemilik modal besar dalam mendapatkan kesempatan yang

Page 23: Strategi Pengembangan UMKM

8

lebih luas terkait akses permodalan dan pemasaran dibandingkan dengan para

pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal (Subandi2005:39).

Permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UKM dan UMKM di

indonesia dari beberapa penjelasan di atas memiliki dua problema yaitu

permasalahan internal dan eksternal. Masalah internal yang dihadapi oleh pelaku

usaha mikro, kecil dan menengah yaitu,rendahnya produktivitas yang disebabkan

oleh kualitas SDM yang dimiliki dalam mengatur atau

memanajemenorganisasinya, kemampuan dalam menguasai teknologi, dan

kemampuan dalam memasarkan produk yang mereka miliki. Lemahnya

kewirausahaan dari para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, dan

terbatasnya kreatifitas. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) diantaranya adalah besarnya biaya transaksi

akibat iklim usaha yang kurang mendukung, kelangkaan bahan baku, perolehan

legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi

usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang

harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. Sementara itu, kurangnya

pemahaman tentang koperasi beserta dinas perindustrian dan perdagangan sebagai

badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi, struktur

kekuasaan, dan struktur insentif). Bersamaan dengan masalah tersebut, usaha

mikro, kecil dan menengah juga menghadapi tantangan terutama yang

ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi

Page 24: Strategi Pengembangan UMKM

9

perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi dan

informasi (http://www.koperasiukm.com).

“Susanto, found that entrepreneur development needed to be managed

in a centralized, integrated and comprehensive manner in one agency. The case

for Indonesia was that it was too dependent on external factors that included lack

of funding, high interest rates, high taxation, and burdensome government

requirements in seeking support.” Bagi Susanto, pengembangan wirausaha perlu

dikelola secara terpusat, terpadu dan komprehensif dengan satu lembaga. Kasus

bagi Indonesia, bahwa pengembangan wirausaha kecil dan menengah terlalu

tergantung pada faktor-faktor eksternal yang mencakup kurangnya dana, suku

bunga yang tinggi, pajak yang tinggi, dan persyaratan pemerintah memberatkan

dalam mencari dukungan (Bhasin,2010:03).

Pengembangan usaha kecil merupakan cara yang dinilai besar

peranannya dalam pengembangan pembangunan ekonomi nasional.

Pengembangan usaha kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran

mengingat banyaknya usaha kecil yang terdapat di negara ini, sehingga bisa

memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada gilirannya

mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan (http://www.kadin-

indonesia.or.id).

Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang serius baik

dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif

bersama pelaku ekonomi lainnya. Strategi pemerintah ke depan perlu diupayakan

Page 25: Strategi Pengembangan UMKM

10

lebih kondusif, kreatif dan unggul bagi pertumbuhan dan perkembanganusaha

kecil menengah di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam

memberdayakan usaha kecil menengah disamping mengembangkan kemitraan

usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha

kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.Pemerintah pada

intinya memiliki kewajiban untuk turut memecahkan tiga hal masalah klasik yang

kerap kali menerpa UMKM, yakni akses pasar, modal, dan teknologi yang selama

ini kerap menjadi pembicaraan di seminar atau konferensi. Secara keseluruhan,

terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengembangan

terhadap unit usaha UMKM, antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses

informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan SDM,

ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan cluster, jaringan

bisnis, dan kompetisi (http://www.koperasiukm.com).

Agar permasalahan usaha kecil dan menengah bisa ditempatkan di

dalam kerangka utuh bagi terwujudnya suatu pembaruan ekonomi yang

mendasar, maka diperlukan suatu landasan pijak yang kokoh dan kerangka

pemikiran atau strategi komprehensif yang memayunginya. Dengan cara ini,

diharapkan bisa ditemukan dan dikenali sumber-sumber permasalahan yang

sebenarnya sehingga cara-cara penyelesaiannya pun lebih terstruktur.

Sebagai daerah otonom Kabupaten Sumenep diharapkan memiliki

perencanaan pembangunan dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dan

mempunyai struktur Industri dan Perdagangan yang kokoh dan seimbang,

Page 26: Strategi Pengembangan UMKM

11

berdaya saing tinggi, bertumpu pada sumber daya alam yang tersedia dan sumber

daya manusia yang berkualitas dalam rangka pemulihan kondisi ekonomi dan

penanggulangan kemiskinan. Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi alam

dan usaha sandang pangan yang cukup berkembang, merupakan suatu peluang

bagi seluruh Usaha Kecil Menengah untuk menciptakan lapangan usaha baru

serta potensi tersebut akan dapat mendorong terlaksananya pengembangan agro

industry serta agro bisnis yang tangguh terhadap pembangunan daerah dibidang

perekonomian masyarakat di Kabupaten Sumenep.

Sesuai dengan peraturan daerah (PERDA) kabupaten Sumenep nomor

16 Tahun 2008 menerbitkan adanya pembentukan organisasi Dinas Daerah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Sumenep

merupakan instansi pemerintahan yang melayani masyarakat dalam sektor

pengembangan usaha serta pembinaan UKM yang terdapat di Kabupaten

Sumenep(www.sumenep.go.id).

Kehadiran Dinas Perindustrian Dan Perdagangan di Kabupaten

Sumenep dinilai sangat berperan dalam menumbuh kembangkan usaha-usaha

kecil menengah UKM /UMKM Sumenep dalam menunjang perekonomian

masyarakat Sumenep. Hal tersebut tentu merupakan suatu respon positif yang

dilakukan oleh pemerintah daerah dalam memperhatikan pertumbuhan serta

perkembangan usaha kecil menengah yang terdapat dikabupaten Sumenep.

Page 27: Strategi Pengembangan UMKM

12

Usaha Kecil Menengah(UKM) di kabupaten Sumenep hingga akhir

tahun 2012 sebanyak 22.465 UKM, dan data terahir sampai juni 2013 bertambah

menjadi 22.570 UKM. Pemkab Melalui Dinas Koperasi di Kabupaten Sumenep

telah melakukan suntikan dana berupa bantuan modal usaha bagi para UKM

yang betul-betul tidak mampu serta Dinas Koperasi juga melakukan pembekalan

soft skill bagi para UKM baru dengan membekali pelatihan serta keterampilan.

(Tabloid Info Sumenep Edisi 186-187, 11 September & 1 Oktober 2013).

Bedasarkan data yang dimiliki oleh dinas koperasi kabupaten sumenep

menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah usaha kecil menengah yang

ditekuni oleh masyarakat sumenep, bertambahnya unit-unit kegiatan usaha kecil

di kabupaten sumenep tentu tidak lepas dari berbagai permasalahan-

permasalahan dan kendalayang dihadapi dalam mengembangkannya.

Observasi atau pengamatan secara langsung yang peneliti lakukan

dalam mengetahui kendala serta hambatan yang di hadapi oleh pelaku UKM di

kabupaten Sumenep dalam mengembangkan usahanya adalah pengembangan

pasar serta pengurusan izin. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai

banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah

lagi dengan jangka waktu yang lama membuat pelaku UKM sulit

mengembangkan usahanya. Sehingga kendala tersebut berakibat pada produk

yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional, karena tidak memiliki

jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar

domestic atau lokal saja.

Page 28: Strategi Pengembangan UMKM

13

Kendala lain yang juga dihadapi oleh pelaku UKM di kabupaten

Sumenep adalah sedikitnya peluang pasar serta keikut sertaan hasil produksi

terhadap pamera-pameran daerah ataupun nasional yang di motori oleh

pemerintah, namun yang terjadi pada UKM di sumenep dimana pemerintah

selalu mengutamakan pelaku-pelaku UKM yang telah dikenal akrab atau dapat

dikatakan bahwa pemerintah dalam mengirim pelaku UKM untuk ikut serta pada

pameran hanya itu-itu saja, tanpa ada kesempatan bagi pemula untuk

menampilkan hasil produksinya. Usaha Kecil Menengah yang selalu memiliki

kesempatan besar dalam mengembangkan dan mengikut sertakan hasil

produksinya pada pameran daerah dan nasional yang di bawa oleh pemerintah

dan DISPERINDAG yaitu melati (batik tulis pekandangan Bluto), ricky galeri

(ukir kayu karduluk Pragaan), cap jempol (rengginang prenduan Pragaan), mega

remmeng (keris palongan Bluto), petis pancetan (pasongsongan).

Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya

saing usaha kecil itu sendiri. Efek dari hal ini adalah produk yang dihasilkan oleh

usaha kecil pemula tidak memiliki peluang pasar dansulit perkembangannya.

Tentu permasalahan tersebut memiliki dampak terhadap pendapatan

perekonomian masyarakat di kabupaten sumenep.

Masalah klasik tersebut merupakan masalah yang mungkin juga akan

terdapat pada pelaku UKM di daerah lain, tapi apabila masalah di atas tetap

dibiarkan begitu saja bukan tidak mungkin usaha kecil yang ada akan berkurang

dan potensi alam yang beradadi Kabupaten Sumenep akan dimanfaatkan oleh

Page 29: Strategi Pengembangan UMKM

14

warga dari luar daerah.Pemerintah daerah dan dinas perindustrian dan

perdagangan Kabupaten sumenep dalam memberikan strategi untuk

mengembangkan UMKM belum sepenuhnya dirasakan kondusif oleh semua

pelaku usaha kecil, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan.

Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kepedulian yang tinggi dari

segenap pegawai dinas perindustrian dan perdaganganatau semua yang memiliki

kepentingan dalam pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah di

Kabupaten Sumenep. Apabila pembinaan dan pengembangan terus dilakukan

tentu akan dapat mensejahterakan perekonomian masyarakat serta memajukan

sektor ekonomi daerah. Sebagai leading sector penggerak demi kemajuan usaha-

usaha kecil di Kabupaten Sumenep, maka peran Dinas Perindustrian dan

Perdagangan (DISPERINDAG) amatlah strategis dalam mengembangkan usaha

kecil dan menengah di Kabupaten Sumenep.

Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam

mengenai langkah-langkah strategi yang dilakukan oleh instansi yang bergerak

dalam bidang pengembangan usaha kecil menengah dalam hal ini Dinas

Perindustrian dan Perdagangan. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan

proposal ini adalah “Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Study: Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep)”

Page 30: Strategi Pengembangan UMKM

15

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Kehadiran Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kabupaten

Sumenep dinilai sangat berperan dalam perkembangan usaha mikro kecil

menengah yang di tekuni oleh masyarakat kabupaten Sumenep, Namun, hal itu

tidak diimbangi pengelolaannya secara optimal. Oleh karena itu, proses

perumusan strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Secara garis besar, rumusan masalah yang hendak diangkat dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimana strategi pengembangan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat”.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Permasalahan yang dikemukakan di atas merupakan sebuah gambaran

akan paradigma UKM serta kinerja Dinas Perindustrian dan

PerdaganganKabupaten Sumenepyang belum berkembang secara maksimal

dalam memberikan pelayanannya terhadap masyarakat. Oleh karena itu, perlu

adanya berbagai tindakan ataupun strategi untuk perbaikan terhadap

penyelenggaraan kebijakan serta kinerja Dinas Perindustrian dan

PerdaganganKabupaten Sumenep.Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini

yaitu, “Untuk mengetahui strategi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat”.

Page 31: Strategi Pengembangan UMKM

16

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, diantaranya seperti :

1) Bagi Penulis

a. Memperluas wawasan penulis terkait paradigma perkembangan UKM di

Kabupaten Sumenep.

b. Membuka pengetahuan penulis menyangkut usaha-usaha ataupun strategi-

strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

kabupaten Sumenep dalam mengembangkan UKM yang terdapat di daerah.

2) Bagi Pemerintah/Instansi terkait

a. Menjadi indikator dalam usaha mengembangkan UMKM/UKM daerah

serta pemilihan kebijakanbagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

kabupaten Sumenep.

b. Sebagai sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam

mengevaluasi program yang dikeluarkan kepada para pelaku Usaha Kecil

Menengah (UKM) oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten

Sumenep yang diberikan kepada masyarakat selama ini.

3) Bagi Masyarakat

a. Sebagai referensi dan control dari kegiatan pemerintah daerah dalam

pengembangan UMKM/UKM yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan kabupaten Sumenepterhadap masyarakat.

Page 32: Strategi Pengembangan UMKM

17

b. Menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat mengenai proses

perkembangan UMKM/UKM di Kabupaten Sumenep.

Page 33: Strategi Pengembangan UMKM

18

BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

2.1 Pengertian Strategi

Definisi-definisi strategi yang akan dikemukakan oleh para peniliti

mempunyai banyak kesamaan, yaitu mengenai, Frase ”tujuan jangka panjang”,

suatu perumusan dalam menentukan pemecahan masalah dan kebijakan umum

yang dihadapi organisasi dalam melakukan keputusan yang menentukan

kegagalan dan kesuksesan organisasi serta penekanan pada “pola tujuan” dan

“kerangka kerja”. Berikut akan dipaparkan oleh para ahli mengenai pengertian

strategi.

Menurut Kuncoro (2005:02&265) Strategi adalah cara pemimpin bisnis

perusahaan merealisasikan filosofinya. Selanjutnya bahwa strategi seharusnya

berkaitan dengan keputusan “besar” yang dihadapi organisasi dalam melakukan

bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan

organisasi. Penekanan pada “pola tujuan” dan “kerangka kerja” menyatakan

bahwa strategi berkaitan dengan perilaku yang konsisten, maksudnya ketika

suatu strategi telah ditetapkan, maka perusahaan tidak dapat menariknya

kembali.

Page 34: Strategi Pengembangan UMKM

19

Sedangkan menurut David (2006:17) Strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan jangka panjang. Strategi juga dapat diartikan sebagai tindakan

potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber

daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi dapat

mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya

untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki

konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan

faktor-faktor internal yang dihadapi oleh perusahaan.

Menurut Itami strategi merupakan penentuan kerangka kerja dari

aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengordinasikan

aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi

lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan

yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak

dijalankan (Kuncoro2005:01).

Sedangkan menurut Andrews, bahwa strategi merupakan pola sasaran,

tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan,

yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh

perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan (Kuncoro,

2005:01).

Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson, “strategy is an integrated and

coordinated set of commitments and actions designed to exploit core

competencies and gain a competitive advantage.” Termonologi strategi pada

Page 35: Strategi Pengembangan UMKM

20

mulanya berasal dari literature mengenai perang. Dalam perspektif itu, bisnis

dimaknai sebagai pertempuran dan pesaing adalah musuh, sedangkan

pemerintah berperan membuat dan melaksanakan berbagai aturan (Sampurno,

2010:03)

Menurut Coulter, strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang

ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya

organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan

industrinya. Dengan demikian, beberapa ciri staretgi yang utama adalah

(Kuncoro, 2005:12) :

a) Goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang

diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya.

b) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan

kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

Menurut Pearce & Robinson,strategi sangat penting untuk menentukan

kesuksesan organisasi, sehingga mempelajari ilmu strategi amat bermanfaat.

Dengan menggunakan manajemen stratejik, manajer pada semua tingkat dari

suatu perusahaan dapat berinteraksi dalam meyusun perencanaan stratejik dan

mengimplementasikan strategi (Kuncoro 2005:01).

Menurut Milles dan Snow, pendekatan keberhasilan organisasi dalam

menggunakan strategi untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan pesaingnya

adalah (Kuncoro, 2005:88-89):

Page 36: Strategi Pengembangan UMKM

21

a) Strategi Prospektor (Prospector), yaitu strategi yang mengutamakan pada

keberhasilan organisasi dalam berinovasi, selalu menciptakan produk baru,

dan kesempatan pasar yang baru.

b) Strategi Bertahan (Defender), perusahaan dengan strategi bertahan

biasanya mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya.

c) Strategi Penganalisis (Analyzer), merupakan strategi analisis dan imitasi.

Organisasi yang menggunakan strategi ini akan menganalisis ide bisnis

baru sebelum organisasi memasuki bisnis tersebut.

d) Strategi reaktor, organisasi yang bereaksi terhadap perubahan lingkungan

dan membuat suatu perubahan hanya apabila terdapat tekanan dari

lingkungannya yang memaksa organisasi tersebut untuk berubah.

2.1.1 Proses Manajemen Strategi

Menurut Muhammad (2008:06) Manajemem stratejik dapat

diartikan sebagai usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan

perusahaan untuk mengeksploritasi peluang bisnis yang muncul guna

mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi yang

telah ditentukan.

Manajemen strategis menurut David (2006:05) dapat didefinisikan

sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan , mengimplementasikan,

dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi

dapat mencapai tujuannya.

Page 37: Strategi Pengembangan UMKM

22

Sedangkan menurut Hunger (2003:04) Manajemen strategis adalah

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentikan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi

pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau

perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta

pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan

evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan

kelamahan perusahaan.

Manajemen stratejik terdiri dari analisis, keputusan (decisions) dan

aksi (actions) dari organisasi untuk menciptakan dan melestarikan

keunggulan kopmpetitif. Definisi tersebut mencakup dua elemen penting

yang menjadi inti dari manajemen stratejik.

a) manajemen stratejik konsern dengan analisis mengenai strategic goals

(visi,misi, dan tujuan stratejik) bersamaan dengan analisis lingkungan

internal dan eksternal.

b) Esensi dari manajemen strategic adalah studi untuk mengetahui

mengapa perusahaan dapat mepunyai kinerja lebih baik dibandingkan

dengan yang lain.

Manfaaat manajemen strategjik menurut Pearce & Robinson adalah

sebagai berikut (Kuncoro 2005:01):

a) Formulasi strategi meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

mencegah masalah. Manajer yang mendorong sifatnya untuk

Page 38: Strategi Pengembangan UMKM

23

menyadari pentingnya perencanaan justru akan diingatkan oleh

sifatnya dalam memantau dan memprediksi tanggung jawabnya karena

mereka menjadi sadar tentang perlunya perencanaan stratejik.

b) Keputusan stratejik berbasis kelompok akan dapat ditarik dari berbagai

alternatif yang terbaik. Proses manajemen stratejik menghasilkan

keputusan yang lebih bagus karena interaksi kelompok dalam

perusahaan menghasilkan variasi strategi yang lebih banyak. Selain itu,

prediksi berdasarkan prespektif anggota kelompok dapat meningkatkan

seleksi atas berbagai pilihan strategi.

c) Dilibatkannya karyawan dalam formulasi strategi akan meningkatkan

pemahaman mereka mengenai hubungan produktivitas dan bonus

dalam setiap rencana stratejik, dan pada gilirannya meningkatkan

motivasi mereka.

Menurut Dess dan Lupmkin, Manajemen strategi dapat dilihat

sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan

dan berurutan. Tahapan utama proses manajemen stratejik umumnya

mencakup analisis situasi, formulasi strategi, implementasi strategi, dan

evaluasi kinerja (Kuncoro,2005:13). Tahapan manajemen startegi yaitu:

a) Analisis Lingkungan, meliputi deteksi dan evaluasi konteks organisasi,

linkungan eksternal dan internal organisasi.

b) Formulasi Strategi, mencakup desain dan pilihan strategi yang sesuai.

Secara khusus akan membahas bagaimana memformulasikan strategi.

Page 39: Strategi Pengembangan UMKM

24

c) Implementasi Strategi, adalah proses bagaimana melaksanakan strategi

yang telah di formulasikan dengan tindakan nyata.

d) Evaluasi Strategi, adalah proses mengevaluasi bagaimana strategi

diimplementasikan dan sejauh mana mempengaruhi kinerja.

Menurut David (2006:06), Proses manajemen strategis terdiri atas

tiga tahap yaitu, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi

strategi.

a) Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan,

menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menentapkan tujuan

jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi

tertentu yang akan dilaksanakan.

b) Implementasi strategi sering disebut sebagai tahap pelaksanaan dalam

manajemen strategis. Implementasi strategi membutuhkan disiplin

pribadi, komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi

terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan,

strategi yang diformulasikan tanpa di implementasikan tidak memiliki

arti apa-apa.

c) Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis.

Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan

seperti yang diharapkaan, dan evaluasi strategi adalah alat utama

Page 40: Strategi Pengembangan UMKM

25

dalam mendapatkan informasi ini. Evaluasi dibutuhkan karena

kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan hari esok.

Praktek manajemen strategik di indonesia menurut Muhammad

(2008:28) memberikan tekanan pada pentingnya peran lingkungan bisnis

sebagai penentu utama keberhasilan kinerja perusahaan. Keunggulan

bersaing belum dikembangkan dan visi masih lebih banyak sebagai

pajangan.

Menurut Thomson dan Strickland, membuat strategi/proses

implementasi strategi mengandung lima tugas manajerial yang saling

berkaitan yaitu (Sampurno, 2010:12) :

a) Mengartikulasi visi stratejik dan misi bisnis

b) Merumuskan tujuan yang merupakan konversi visi stratejik menjadi

kinerja spesifik yang harus dicapai oleh perusahaan

c) Menyusun strategi untuk mencapai outcome yang dikehendaki

d) Implementasi dan eksekusi strategi dan

e) Evaluasi dan monitoring kinerja dan inisiasi corrective andjusment

terhadap arah perusahaan jangka panjang, tujuan, strategi atau eksekusi

dan implementasi strategi.

2.1.2 Perencanaan Strategi

Perencanaan dalam pengertian fungsi manajemen adalah pemilihan

sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang apa yang

Page 41: Strategi Pengembangan UMKM

26

harus dilakukan, kapan dan bagaimana melaksanakannya, siapa

pelaksananya. Selanjutnya perencanaan merupakan kegiatan persiapan

yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan, yang berisi

langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu

pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.

Menurut Y. Dior, bahwa perencanaan adalah suatu proses

penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang

akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu (Subandi,

2005:50).

Istilah perencanaan menurut strategis David (2006:06)

diperkenalkan tahun 1950-an dan menjadi sangat populer dipertengahan

tahun 1960-an hingga 1970-an. Selama periode ini, perencanaan strategis

dipercaya secara luas sebagai jawaban untuk segala masalah.

Menurut Nawawi (2005:23), Perencanaan strategi pada dasarnya

merupakan salah satu dari sekian banyak konsep perencanaan yang

dikembangkan. Meskipun perkembangannya baru sekitar abad 20-an,

sebenarnya perencanaan startegi sudah di terapkan jauh sebelumnya.

Perencanaan strategis menurut David (2006:06), intinya adalah,

rencana permainan (game plan) perusahaan. Seperti halnya tim sepak bola

memerlukan rencana permainan untuk memiliki peluang menang,

perusahaan harus memiliki rencana strategis yang baik untuk bisa sukses

berkompetisi atau bersaing. Apabila manajemen strategis mengacu pada

Page 42: Strategi Pengembangan UMKM

27

formulasi, implementasi, dan evaluasi, sedangkan perencanaan strategis

hanya mengacu pada formulasi strategi.

Menurut Kuncoro (2005:75), Perencanaan strategi suatu perusahaan

adalah mampu memformulasikan kesesuaian antara keunggulan internal

(pemasok dan karyawannya) dengan hubungan eksternalnya (pesaing,

konsumen, dan lingkungan dimana dia beroperasi). Aspek-aspek yang

dilakukan dalam aktivitas manajemen ini adalah subjek dari strategi.

2.1.3 Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Dua bentuk strategi pembangunan menurut Siagian (2009:87)

yang bisa ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang ialah

modernisasi pertanian dan industrialisasi.

a) Modernisasi Pertanian, pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri,

terutama bahan pangan dan pertumbuhan, pengembangan agrobisnis

yang menghasilkan berbagai komiditi untuk ekspor.

b) Industrialisasi, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi yang pada umumnya menempuh jalur industrialisasi.

Kuncoro (2005:64) mengungkapkan bahwa di era otonomi

daerah, seharusnya paradigma membangun daerah lebih difokuskan

artinya, daerahlah yang harus punya inisiatif, prakarsa, kemandirian dalam

menyusun, merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah.

Page 43: Strategi Pengembangan UMKM

28

Asumsinya, daerah lebih tahu tentang masalah dan potensi yang ada di

daerahnya masing-masing.

Menurut Subandi (2011:122) secara umum strategi

pembangunan ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi

penduduk yang ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi,

serta mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam.

Pembangunan ekonomi akan berhasil bila mampu memenuhi kebutuhan

dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya

fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi

kesempatan kerja.

Menurut Lincolin Arsyad, secara garis besar menggambarkan

startegi pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan menjadi 4

yaitu (Subandi, 2011:122-124):

a) Strategi Pengembangan Fisik (Locality or Physical Development

Strategy)

Melalui pengembangan program perbaikan kondisi

fisik/lokalitas daerah yang ditujukan untuk kepentingan pembangunan

industry dan perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh positif

bagi pembangunan dunia usaha di daerah. Secara khusus tujuandari

strategi pembangunan fisik ini adalah untuk menciptakan identitas

daerah/kota, memperbaiki pesona (amenity base) atau kualitas hidup

Page 44: Strategi Pengembangan UMKM

29

masyarakat, dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center)

dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah.

b) Srategi Pengembangan Dunia Usaha (Business Development Strategy)

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting

dalam pembangunan ekonomi daerah, karena daya tarik, kreatifitas

atau daya tahan kegiatan dunia usaha, adalah merupakan cara terbaik

untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai

tujuan pembangunan dunia usaha tersebut diperlukan alat-alat

pendukung, antara lain:

1) Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui

pengaturan dan kebijakan yang memberikan kemudahan bagi

dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan

kualitas lingkungan.

2) Pembuatan informasi terpadu yang dapat memudahkan

masyarakat dan dunia usaha untuk berhubungan dengan aparat

pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan informasi

rencana pembangunan ekonomi daerah.

3) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena

usaha kecil perannya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja

dan sebagai sumber dorongan memajukan kewirausahaan.

Page 45: Strategi Pengembangan UMKM

30

4) Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala

yang tidak ekonomis dalam produksi, dan meningkatkan daya

saing terhadap produk impor.

5) Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang).

Lembaga ini berperan sebagai kajian tentang pengembangan

produk baru, tehnologi baru, dan pencarian pasar baru.

c) Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resource

Development Strategy)

Staretgi pengembangan sumberdaya manusia merupakan

aspek yang paling penting dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh

karena itu pembangunan ekonomi tanpa didasari dengan peningkatan

kualitas dan keterampilan sumberdaya manusia maka suatu

daerah/kota akan menjadi daerah dengan perekonomian yang

tertinggal. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia dapat

dilakukan dengan cara:

1) Pelatihan dengan system customized tranining, yaitu pelatihan

yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan

harapan sipemberi kerja.

2) Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi

yang berisi data tentang keahlian dan latar belakang orang yang

menganggur di daerah.

3) Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.

Page 46: Strategi Pengembangan UMKM

31

d) Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-Based Development

Strategy)

Strategi pengembangan masyarakat merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk memberdayakan (empowerment) suatu kelompok

masyarakat tertentu pada suatu daerah. Tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk menciptkan manfaat sosial.

2.2 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Pada dasarnya pengertian usaha adalah rangkaian aktivitas ekonomi

yang dapat direncanakan, dengan menggunakan faktor-faktor ekonomi seperti

dana, tenaga kerja, lahan, dan keahlian untuk mendapatkan manfaat ekonomis

dimasa yang akan datang (Kemen.Neg. KUKM RI 2009:99).

Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan

barang/jasa untuk diperjual belikan atauditukar dengan barang lain, dan ada

seoarang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko. Apabila kegiatan usaha

lebih dari satu jenis dan administrasinya tidak dapat dipisahkan, maka diambil

yang utama dengan melihat omset yang terbesar/waktu terlama/pengakuan

responden (Survey UMKM jawa timur 2012:10).

Departemen Keuanganyang tercantum dalam keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha

mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan waga Negara

Page 47: Strategi Pengembangan UMKM

32

Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100 juta per tahun

(http://www.kemenkeu.go.id).

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2008, pengertian usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah (Kementrian KUKM

2011:06-07):

a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha milik perorangan yang memiliki kriteria Usaha Mikro berikut dalam

undang-undang tersebut.

b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan yang bukan anak perusahaan

atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini.

c) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak

perusahaan atau cadangan perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagai mana diatur dalam undang-undang ini.

Page 48: Strategi Pengembangan UMKM

33

Penentuan skala usaha dilihat dari dua pendekatan yaitu pendekatan

dengan jumlah tenaga kerja untuk sektor industri pengolahan,dan pendekatan

dengan menggunakan besarnya nilai aset dan omzet untuk sektor non industri

pengolahan. Berikut penjelasan dari sektor industri pengolahan dan sektor non

industri (Survey UMKM jawa timur 2012:10):

a) Sektor industri pengolahan

1) Usaha mikro, adalah usaha sektor industri pengolahan dengan jumlah

tenaga kerja 1-4 orang

2) Usaha kecil, adalah usaha sektor industri pengolahan dengan jumlah

tenaga kerja 5-19 orang

3) Usaha menengah, adalah usaha sektor industri pengolahan dengan

jumlah tenaga kerja 20-99 orang.

b) Sektor non industri pengolahan, berdasarkan Undang-undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang UMKM.

1) Usaha Mikro

Apabila usaha tersebut memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp.50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,-

2) Usaha Kecil

Usaha yang memiliki kekayaan brsih lebih dari Rp.50.000.000,- sampai

dengan paling banyak Rp.500.000.000,- tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih

Page 49: Strategi Pengembangan UMKM

34

dari Rp.300.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.

2.500.000.000,-

3) Usaha Menengah

Apabila usaha tersebut memiliki kekayaan bersih ebih dari

Rp.500.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,-

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- sampai dengan paling

banyak Rp. 50.000.000.000,-

Apabila ditemukan UMKM sector non industry pengolahan yang baru

berdiri kurang dari satu tahun, untuk menentukan skala usahanya bisa didekati

dengan menggunakan aset dan omzet dari UMKM tersebut selama beroperasi

(survey UMKM jawa timur 2012:34).

Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah

(KUMKM)mendefinisikan Usaha Kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang

memenuhikriteria sebagai berikut (http://www.depkop.go.id/):

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus

jutarupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Mempunyai omzet penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah).

c) Milik warga Negara Indonesia.

Page 50: Strategi Pengembangan UMKM

35

d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaanyang

dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

usaha menengah atau usaha besar.

e) Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

ataubadan usaha yang berbadan hukum (termasuk koperasi).

Menurut Afiffuddin (2010:180), pengembangan UKM diarahkan untuk

menjadi pelaku ekonomi yang berdaya saing melalui perkuatan kewirausahaan

dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan

adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfatan hasil inovasi dan penerapan

tehnologi. Sementara itu, pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis

untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan.

Strategi yang bisa diterapkan untuk pengembangan UKM menurut

Susilo dan Krisnadewara, adalah berproduksi dengan fasilitas / peralatan terbatas,

berproduksi dengan jumlah bahan baku terbatas, berproduksi dengan jumlah

tenaga kerja terbatas, berproduksi dengan modal finansial terbatas, membuka

shoow-room/outlet, melakukan usaha sampingan. Rekomendasi dari hasil kajian

ini berkaitan dengan upaya percepatan pemulihan kembali untuk berusaha adalah

dengan melakukan kegiatan produksi kembali yang menekankan pada tambahan

modal. Dengan tambahan modal maka berbagai keterbatasan dalam kegiatan

produksi dapat diatasi, sehingga kegiatan produksi akan lebih lancar sehingga

dapat meningkatkan pendapatan (http://jurnal-sdm.blogspot.com).

Page 51: Strategi Pengembangan UMKM

36

“Tambunan, also studied the effects of SME development policy in

Indonesia and found that government development expenditure in promoting

SME growth in Indonesia had positive results, both directly and indirectly”.

Menurut Tambunan, pengaruh dari pengembangan UKM di Indonesia dan

melihat peran serta pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan UKM di

Indonesia memiliki hasil positif , baik secara langsung maupun tidak langsung

(Bhasin, 2010:04).

Menurut Hafsah (2004:41) bahwa peran UKM dalam perekonomian

nasional, maupun dalam penyerapan tenaga kerja dan pemerataan distribusi

pembangunan masih memiliki kendala ataupun hambatan-hambatan yang

dihadapi.Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan

Menengah (UKM), antara lain meliputi:

1) Faktor Internal

a) Kurangnya Permodalan

b) Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas

c) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar

2) Faktor Eksternal

d) Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

e) Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

f) Implikasi Otonomi Daerah

g) Implikasi Perdagangan Bebas

Page 52: Strategi Pengembangan UMKM

37

“Prihatin Dwi Riyanti, conducted an exploratory study to identify

factors affecting the success of entrepreneurs at the SME level in Indonesia. Her

study indicated that certain variables could be used to accelerate the

development of SMEs. They were:. Age and experience of the entrepreneur

allowed individuals to exploit sources for success in the business world,

Personality traits contributed to innovative behavior, which led to business

success. Involvement in managing a business could lead to the emergence of new

entrepreneurs.” Menurut Prihatin Dwi Riyanti dengan melakukan studi

eksplorasi untukmengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pengusaha UKM di Indonesia . Studinya menunjukkan bahwa variabel-variabel

tertentu dapat digunakan untuk mempercepat pengembangan UKM (Bhasin,

2010:04). Mereka adalah:

a) Usia dan pengalaman pengusaha memungkinkan individu untuk

mengeksploritasi sumber-sumber untuk sukses dalam dunia bisnis.

b) Ciri-ciri kepribadian berkontribusi terhadap perilaku inovatif, yang

menyebabkan kesuksesan bisnis.

c) Keterlibatan dalam mengelola bisnis dapat menyebabkan munculnya

pengusaha-pengusaha baru

Menurut Hafsah (2004:43-44), pengembangan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi

oleh UKM, maka kedepan perlu diupayakan hal-hal sebagai beriku:

Page 53: Strategi Pengembangan UMKM

38

a) Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif, pemerintah perlu mengupayakan

terciptanya iklim yang kondusif.

b) Bantuan Permodalan, pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus

dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu

peningkatan permodalannya.

c) Perlindungan Usaha, jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan

ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah.

d) Pengembangan Kemitraan, perlu dikembangkan kemitraan yang saling

membantu antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di

luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha.

e) Pelatihan, Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam

aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta

keterampilannya dalam pengembangan usahanya.

f) Mengembangkan Promosi, guna lebih mempercepat proses kemitraan antara

UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya

mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga

diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.

g) Mengembangkan Kerjasama yang setara,perlu adanya kerjasama atau

koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk

menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan

perkembangan usaha.

Page 54: Strategi Pengembangan UMKM

39

2.3 Pengertian Pembangunan

Pembangunan pada dasarnya merupakan salah satu wujud dari tugas

pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat umum. Oleh karena itu, salah satu indicator utama untuk

melihat keberhasilan suatu proses pembangunan adalah sampai sejauh mana

atau seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Dewasa ini banyak orang yang menginterpretasikan pembangunan

dengan pembangunan jalan layang, gedung-gedung bertingkat, pembangunan

kota-kota besar, dan sebagainya. Padahal, arti pembangunan yang dicita-citakan

adalah pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. Keadilan akan menuju

pada kemakmuran, tetapi belum tentu sebaliknya. Yang utama ialah

pembangunan masyarakat, sedangkan pembanguna fisik hanyalah pertanda

bahwa sebagian masyarakatnya makmur (Afiffuddin, 2010:41).

Menurut Afiffuddin (2010:42), Pembangunan adalah suatu perubahan

dalam mewujudkan kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih

baik dari kondisi saat ini. Kondisi yang lebih baik itu harus dilihat dalam

cakupan keseluruhan segi kehidupan bernegara dan bermasyarakat, oleh

karenanya tidak hanya dalam arti peningkatan taraf hidup saja, akan tetapi juga

dalam segi-segi kehidupan yang lainnya. Hakikat pembangunan adalah

membangun masyarakat atau bangsa secara menyeluruh, demi mencapai

kesejahteraan rakyat.

Page 55: Strategi Pengembangan UMKM

40

Sedangkan menurut Siagian (2009:04), pembangunan didefinisikan

sebagai “rangkaian usaha untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan

secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju

modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building)”. Pembangunan

memiliki beberapa faktor dalam menunjang perubahan di suatu Negara yaitu

faktor politik, social, budaya dan ekonomi. Secara keseluruhan faktor tersebut

memiliki peran penting terhadap pembangunan di Negara, namun faktor

ekonomi yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan dari pada factor-

faktor yang lainnya meskipun hal tersebut saling keterkaitan.

Menurut Bintarto, Sutikno dan Colby, bahwa kegiatan pembangunan,

baik itu ekonomi maupun sosial budaya, merupakan hubungan atau interaksi

antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Percepatan laju aktivitas

manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam didorong oleh meningkatnya

kebutuhan untuk sandang, pangan dan papan (Baiquni, 2007:04).

Pembangunan sebagai upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh

suatu bangsa, negara, dan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan nasional

melalui pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju masyarakat yang

modern. Dari definisi tersebut terlihat bahwa tidak ada satu negara yang akan

mencapai tujuan nasionalnya tanpa melakukan berbagai jenis kegiatan

pembangunan. Proses pembangunan harus terus berlanjut karena tingkat

kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan rakyat bersifat relatif dan tidak akan

pernah dicapai secara absolut (Siagian, 2009:142).

Page 56: Strategi Pengembangan UMKM

41

Menurut Widjojo Nitisastro, bahwa pembangunan memang

merupakan suatu proses transformasi yang merupakan suatu “break

trought”dari pada keadaan ekonomi yang terhenti “stagnant” kesuatu

pertumbuhan kumulatif yang bersifat terus-menerus. Inherent dalam proses ini

adalah keharusan bagi masyarakat yang bersangkutan untuk mengadakan

pilihan-pilihan diberbagai alternatif. Pilihan-pilihan ini diantaranya meliputi

pilihan antara berbagai kecepatan pertumbuhan ekonomi yang pada dirinya

adalah pilihan mengenai kecepatan pertambahan produksi barang-barang dan

jasa (Wirawan, Sukidin, Basori 2001:17).

Dunia usaha memberikan peranan yang besar terutama dibidang

ekonomi. Para teoritisi dan cendikiawan ditantang untuk memberikan

sumbangsihnya, khususnya dalam penguasaan dan kemampuan memanfaatkan

ilmu dan tekhnologinya. Para pembentuk opini (opinion leaders) turut berperan

dalam memberdayakan masyarakat, antara lain dalam peningkatan kemampuan

melaksanakan pengawasan social.Secara umum diakui bahwa pembangunan

nasional bersifat multifaset dan multidemensional. Agar suatu negara bangsa

semakin mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian

tujuan negara bangsa yang bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan

penghidupan mesti dibangun (Siagian, 2009:04 &57).

Page 57: Strategi Pengembangan UMKM

42

Menurut Bintoro, suatu perencanaan pembangunan adalah suatu

usaha untuk (Husein Umar, 2004:10-11) :

a) Melahirkan suatu rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi

yang tetap.

b) Melahirkan suatu rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

c) Melakukan perubahan demi terciptanya keseimbangan struktur ekonomi.

d) Meluaskan kesempatan kerja.

e) Meratakan hasil pembangunan ke segala sektor kehidupan.

f) Membina lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang

kegiatan pembangunan.

g) Meningkatkan kemampuan membangun secara bertahap yang didasarkan

pada kemampuan nasional dan menjaga kestabilan ekonomi.

2.3.1 Pembangunan Ekonomi

Dalam istilah ekonomi menurut Todaro “pembangunan”

biasanya diartikan sebagai kapasitas dari suatu perekonomian nasional,

yang kondisi awalnya statis dalam jangka waktu yang cukup lama, untuk

berupaya menghasilkan dan mempertahankan kenaikan tahunan produk

nasional bruto (Afiffuddin, 2010:174).

Faktor pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang erat

dengan masalah pembangunan di samping faktor yang lainnya. Para ahli

study pembangunan bahkan meyakini pentingnya faktor ini dalam proses

Page 58: Strategi Pengembangan UMKM

43

pembangunan sebagai faktor yang mempunyai determinan tinggi. Hal ini

didasarkan pada suatu kenyataan yang banyak terjadi di Negara-negara

berkembang, dimana pada umumnya mereka memberikan prioritas yang

tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh besar terhadap

pembangunan di suatu negara. Keadaan pertumbuhan ekonomi yang

mengikat diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih baik untuk

mencapai tujuan-tujuan pembangunan.

Menurut Tambunan, pembangunan ekonomi di indonesia

merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir

yakni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang bisa diukur antara

lain melalui tingkat pendapatan rill per kapita yang tinggi. Jadi

pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan rill masyarakat perkapita meningkat dalam

jangka panjang (Afiffuddin, 2010:175).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan

taraf hidup suatu bangsa yan sering kali diukur dengan tinggi rendahnya

pendapatan riil perkapita. Tujuan pembangunan ekonomi untuk menaikkan

pendapatan nasional rill juga untuk meningkatkan prokduktifitas (Irawan

dan M. Suparmoko, 2002: 05).

Siagian (2009:77) mengungkapkan bahwa pembangunan

ekonomi yang diselenggarakan oleh suatu Negara bangsa dewasa ini harus

terlihat sebagai upaya terencana, terprogram, sitematik, dan berkelanjutan

Page 59: Strategi Pengembangan UMKM

44

dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup seluruh warga

masyarakat.

Pembangunan berorientasi pada kepentingan ekonomi kelompok

tertentu dengan mengabaikan kemampuan daya dukung ekosistem,

demikian juga sebaliknya upaya mempertahankan ekosistem seringkali

kurang memperhitungkan pengembangan ekonomi bagi kesejahteraan

rakyat banyak (Baiquni, 2007:20).

Pemerintah baru ini menyusun Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS) berdasarkan GBHN tersebut dengan 12 Misi, dan 3

diantaranya prioritas dibidang ekonomi (Subandi, 2005:60). Yaitu:

a) Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional,

terutama bagi pengusaha mikro, kecil, dan koperasi dengan

mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.

b) Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pengembangan daerah dan

pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan RI.

c) Perwujudan kesejahteraan rakyat ditandai oleh meningkatnya kualitas

kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama

pada tercukupnya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan,

kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

Pembangunan ekonomi menurut Siagian (2009:77) untuk

negara-negara terbelakang dan sedang membangun pada umumnya

dijadikan sebagai prioritas utama, karena ketertinggalan negara-negara

Page 60: Strategi Pengembangan UMKM

45

tersebut memang terletak pada bidang ekonomi. Disoroti khususnya dari

sudut pandang mengangkat harkat dan martabat manusia, pembangunan

dalam bidang ekonomi harus pula dibarengi oleh pembangunan dibidang-

bidang yang lainnya, termasuk dalam bidang sosial budaya.

Menurut pandangan kelompok Growthmania bahwa tehnologi

dan industri dapat dipakai sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi

dan kemajuan, yang pada gilirannya masalah lingkungan dan kerusakan

sumber daya dapat dipulihkan dengan penemuan sistem baru dan

penerapan tehnologi (Baiquni, 2007:12).

Menurut Siagian (2009:93), Pembangunan ekonomi harus

berhasil karena dengan peningkatan kegiatan dibidang ekonomi, semakin

banyak sumber dana yang dapat digarap dan dimanfaatkan. Peranan

berbagai sumber dana tersebut semakin penting karena suatu negara bangsa

bertekad untuk mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam

upaya mencapai tujuan nasional.

2.3.2 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkain kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

individu yang mengalami masalah kemiskinan (Kementrian KUKM RI,

2011:115).

Page 61: Strategi Pengembangan UMKM

46

Seadangkan tujuan dari pemberdayaan adalah menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu

masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya (Kementrian KUKM RI, 2011:115).

Menurut David Ricardo, didalam masyarakat ekonomi ada tiga

golongan masyarakat yaitu golongan kapitalis, golongan buruh, dan

golongan tuan tanah. Golongan kapitalis adalah golongan yang memimpin

produksi. Untuk golongan buruh, dikatakan bahwa golongan ini tergantung

pada golongan kapitalis dan merupakan golongan yang terbesar dalam

masyarakat. Adapaun golongan tuan tanah, mereka hanya menerima sewa

saja dari golongan kapitalis atas areal tanah yang disewakannya (Irawan,

dan M. Suparmoko, 2002:24).

Barrera dan Bassols mengemukakan pentingnya mengkaji

sumberdaya dengan memperhatikan kearifan masyarakat yang terdiri dari

nilai-nilai yang diyakini dan diungkapkan secara simbolis, pengetahuan

yang diemban sebagai knowledge dan aplikasi kehidupan sehari-hari

sebagai manajemen praktis (Baiquni, 2007:15).

Page 62: Strategi Pengembangan UMKM

47

Peningkatan mutu hidup di bidang ekonomi menurut Siagian

(2009:31) pada dasarnya berkisar pada peningkatan taraf hidup. Dengan

demikian, perhatian utama pada umumnya ditujuakan pada peningkatan

kemampuan seluruh warga masyarakat untuk memuaskan berbagai

kebutuhan yang bersifat primer dan biasanya terwujud dalam kebutuhan

yang bersifat materil. Tujuannya ialah agar berbagai kebutuhan primer

tersebut dapat terpenuhi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Perekonomian rakyat yang menghidupi, dan menjadi pendukung

kehidupan bangsa selama ini. Jika sekiranya perekonomian nasional terus

menerus menghadapi krisis, ekonomi rakyat atau ekonomi kerakyatan akan

masih bisa hidup (Wirawan, Sukidin, Basrowi, 2001:144).

Ekonomi kerakyatan pada hakekatnya adalah suatu system

ekonomi yang benar-benar berorientasi pada kekuatan dan sekaligus

kepentingan rakyat banyak. Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang

demokrasi yang ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam ekonomi kerakyatan yang demokratis dan pemihakan sepenuh hati,

dari pemerintah pada mereka yang lemah dan miskin, dan “sektor”

ekonomi rakyat (Sukandi 2001:42).

Menurut Priyono (2004:84), Pemberdayaan masyarakat adalah

sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai social.

Dalam kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, yaitu

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

Page 63: Strategi Pengembangan UMKM

48

berkembang. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,

karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya

untuk membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya

untuk mengembangkannya.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat juga dapat dilihat dari

kemandirian masyarakat di suatu daerah tempat tinggalnya. Kemandirian

tersebut dapat dilakukan melalui pembentukan jiwa kewirausahaan pada

masyarakat. Selanjutnya pengertian dari kewirausahawan adalah semangat,

sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan

atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,

menerapkan cara kerja, tehknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efisien dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

mendapatkan keuntungan yang lebih besar (Kementrian KUKM RI

2011:114).

Page 64: Strategi Pengembangan UMKM

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian, peneliti menetapkan fokus. Spradley

menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapai domain

yang tertkait dari situasi sosial. Penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan

pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi lapangan.

(Sugiyono 2010:208-209)

Fokus penelitian yang akan dijadikan suatu indikator dalam penelitian

ini mengacu kepada teori Lincolin Arsyad dalam Subandi (2011:122), yaitu

strategi pembangunan ekonomi yang dapat dilakukan dengan salah satunya

adalah melihat, Srategi Pengembangan Dunia Usaha (Business Development

Strategy). Untuk mencapai tujuan pembangunan dunia usaha tersebut Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep perlu memperhatikan

beberapa indikator berikut:

1) Penciptaan iklim usaha yang baik, bagi usaha kecil dan menengah.

2) Pembuatan informasi terpadu, yang dapat memudahkan masyarakat

pengunjung dan pelaku usaha kecil menengah.

3) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan terhadap usaha kecil.

Page 65: Strategi Pengembangan UMKM

50

4) Pembuatan system pemasaran bersama, untuk menghindari skala yang tidak

ekonomis dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk

impor.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang di angkat oleh peneliti maka penelitian

ini dilaksanakan di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Kabupaten Sumenep. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini

dikarenakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

merupakan instansi yang memiliki wewenang dalam mengembangakan usaha

terutama pada sector industri dan perdangannya. Tentu dengan wewenang yang

dimiliki oleh Disperindag Kabupaten Sumenep dapat memudahkan peneliti

dalam memperoleh data ataupun informasi terkait strategi yang dilakukan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam

mengembangkan UMKM yang ada di Kabupaten Sumenep.

3.3 Sumber Data

Sumber data pada penelitian yang akan digunakan oleh peneliti yaitu

mengunakan data primer dan data skunder. Berikut pengertian data primer dan

data skunder.

Page 66: Strategi Pengembangan UMKM

51

a) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer ini

disebut juga dengan Data Tangan Pertama.sumber data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data

(Sugiyono, 2010:225).

Sumber data primer dalam kegiatan penelitian yang akan peneliti

lakukan antara lain :

1) Perolehan data yang melalui wawancara serta analisis dari data yang

diberikan oleh Pimpinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep serta pegawai yang terdapat di lingkungan kantor

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.

2) Pelaku Usaha Kecil Menengah yang terdapat dikabupaten Sumenep.

Data yang diperoleh ada yang merupakan data murni dan ada pula yang

disebut data tidak murni. Data murni adalah data yang diperoleh secara

mentah dari Pelaku Usaha Kecil Menengah dengan cara wawancara.

Sedangkan data tidak murni adalah data yang disesuaikan hasil

responden dengan jalan pikirannya.

3) Benda, kondisi , situasi, proses serta perilaku yang terdapat di kantor

Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Sumenep

(DISPERINDAG). Data ini dapat diperoleh melalui observasi lapangan.

Page 67: Strategi Pengembangan UMKM

52

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder

ini disebut juga dengan data tangan kedua yanhg diberikan kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2010:225).

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka,

literatur-literatur terkait, data-data atau informasi dari Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, internet, dan jurnal. Data-data

yang dibutuhkan meliputi beberapa hal, antara lain :

1) Gambaran umum, visi, misi, tujuan Dinas Perindustrian dan

Perdangan Kabupaten Sumenep dalam membina usaha kecil serta

strategi dalam mengembangkan usaha kecil menengah dikabupaten

Sumenep.

2) Data-data penunjang lainnya yang berkaitan dengan bahan penelitian

dan proses pengolahan data dan informasi yang didapat selama

pengamatan berlangsung.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan peneliti itu

sendiri, yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang

membuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat,

Page 68: Strategi Pengembangan UMKM

53

tertib dan leluasa, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai Key Instrument

(Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009:61).

Nasution, menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan

lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.

Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Dalam keadaaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain

dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya

(Sugiyono, 2010:223).

Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrumrn kunci adalah

peneliti sendiri. Peneliti membuat sendiri seperangkat alat observasi, wawancara,

dan dokumentasi dengan menggunakan instrumen pendukung yakni alat

perekam, pedoman wawancara, kamera, dan alat tulis.

3.5 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian adalah individu, benda atau organisme, yang

dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, istilah subjek penelitian sering disebut

sebagai informan, yaitu pelaku yang memahami objek penelitian.

Jadi informan yang dimaksudkan di sini adalah orang yang memberi informasi

tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti, berkaitan dengan penelitian yang

sedang dilaksanakan oleh peniliti maka pada penelitian ini yang

menjadi informan adalah masyarakat sebagai pelaku UKM dan pegawai dikantor

Page 69: Strategi Pengembangan UMKM

54

DISPERINDAG yang memiliki peran terhadap proses pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah.

Kita juga mengenal istilah key informan atau kunci sumber informasi.

Adapun yang menjadi key informan pada penelitian ini adalah pimpinan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam melakukan

pengembangan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dinas Perindustrian

dan Perdagangan di pilih karena dianggap mampu dalam mengembangkan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah yang terdapat dikabupaten Sumenep.

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan atau dapat memperoleh data

tetapi dengan cara tidak tepat (Djam’an Satori dan Aan Komariah,2009:145).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

seting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan tehnik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation),

wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Tehnik

pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif

naturalistik adalah dokumentasi (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009:146).

Page 70: Strategi Pengembangan UMKM

55

Bedasarkan pendapat diatas, maka teknik yang penulis gunakan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a) Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan

informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau

tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena

ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.

Mc Millan dan Schumacher menjelaskan bahwa, wawancara yang

mendalam adalah Tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang

maksud hati partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan

bagaimana mereka menjelaskan atau menyatakan perasaanya (Djam’an Satori

dan Aan Komariah, 2009:130)

Wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstandar

atau tidak terstruktur. Wawancara ini adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan (Djam’an Satori dan Aan Komariah,2009:136).

Page 71: Strategi Pengembangan UMKM

56

b) Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

sendiri di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten

Sumenep terhadap realitas yang ada dan diujikebenarannya melalui teori.

Observasi dilakukan untuk melihat secara sepintas wilayah penelitian,

sehingga dapat diperoleh gambaran umum mengenai kondisi wilayah

perdesaan dan isu yang aktual di masyarakat yang menyangkut tema

penelitian. Kegiatan pengamatan lapangan ini di dukung oleh peta dan data

yang telah dipelajari melalui studi literatur (Baiquni,2007:55)

Nasution, menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Disamping itu,

Marshall menyatakan bahwamelalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2010:226).

Menurut Bungin, observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan. Dalam penelitian kualitatif observasi dipandang sebagai nafas

dari suatu penelitian, melalui observasi langsung peneliti dapat memperoleh

data yang diharapkan (Djam’an Satori dan Aan Komariah,2009:105).

Kekuatan metode observasi adalah kemampuannya untuk melihat secara

cepat dan meliputi wilayah yang luas dengan keberagaman fenomena

perdesaan. Hasil dari observasi berupa deskripsi wilayah perdesaan dengan

Page 72: Strategi Pengembangan UMKM

57

segenap ragam kehidupan masyarakatnya ditulis dan dianalisis untuk

keperluan pemilihan studi kasus (Baiquni, 2007:55).

c) Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari Bahasa Latin

yaitu decore, yang berarti mengajari. Dalam bahasa Inggris disebut document

yaitu “something written or printed, to be use as a record or evidence”,

Dokumentasi disini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.

Nasution menyebutkan bahwa data dapat diperoleh selain melalui non

manusia (non human resource) yang diantaranya adalah dokumen, foto, dan

bahan statistic (Djam’an Satori dan Aan Komariah,2009:146)

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan yaitu dalam bentuk

gambar visual berupa foto dan dalam bentuk tulisan berupa peraturan/regulasi.

Dimana studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik

observasi dan wawancara dalam hal ini peneliti dapat memperoleh informasi

bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi

dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada

informan.

3.7 Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah

model analisis interaktif deskriptif atau suatu perumusan pernyataan secara

aktual dioperasionalkan dan diterjemahkan melalui kegiatan penelitian.

Page 73: Strategi Pengembangan UMKM

58

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dapat dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono,2010:244). Selanjutnya dalam melakukan analisis dilakukan beberapa

tahapan yaitu:

1) Tahap reduksi data, Pertama-tama dilakukan indentifikasi terhadap

unit/bagian terkecil dalam suatu data yang memiliki makna bila dikaitkan

dengan fokus dan masalah penelitian. Setelah ditemukan bagian terkecil

dalam data tersebut kemudian dilakukan pengkodean terhadap setiap unit

tersebut dengan tujuan agar unit tersebut dapat ditelusuri sumber asalnya.

2) Tahap penyajian data, Operasionalisasi mengkategorikan data dengan cara

data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan

dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat

pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya. Setiap kategori yang ada

dicari kaitannya kemudian diberi label (nama).

3) Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi, penarikan kesimpulan ini

bertujuan untuk mengetahui hasil suatu penelitian dan kesimpulan juga

diverifikasi selama kegiatan penelitian berlangsung.

Page 74: Strategi Pengembangan UMKM

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sumenep

Kabupaten Sumenep terletak antara 113o 32’ 54” hingga 16o 16’48” Bujur

Timur dan 4o55’ hingga 7o24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai

berikut :

1) Sebelah Utara : Laut Jawa

2) Sebelah Timur : Laut Jawa/Laut Flores

3) Sebelah Selatan : Selat Madura

4) Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan

Luas daerah Kabupaten Sumenep yaitu 2.093,46 Km2 dengan Jumlah

Penduduk 1.035.687 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 494,73 jiwa per

Km2. Geografis Wilayah Kabupaten Sumenep terbagi menjadi 2 (dua) bagian,

yaitu daratan dan kepulauan. Bagian daratan luasnya 1.146,93 Km2 atau sekitar

54,79%. Bagian daratan ini terbagi menjadi 18 (delapan belas) kecamatan, walau

di sebut sebagai daratan, tetapi masih terdapat satu Pulau Gili yang terletak di

Kecamatan Dungkek.

Sedangkan bagian wilayah kepulauan luasnya 946,53 Km2 atau sekitar

45,21% wilayah kepulauan ini terdiri dari 126 pulau. Diantara Pulau-pulau

Page 75: Strategi Pengembangan UMKM

60

tersebut yang berpenghuni sebanyak 48 buah dan sebanyak 78 buah tidak

berpenghuni, tidak sedikit dari pulau yang ada belum memiliki nama. Pulau yang

belum memiliki nama tersebut sebanyak 22 buah, sementara 104 pulau sudah

memiliki nama.

Wilayah kepulauan ini terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, yaitu

Giligenting, Talango, Nonggunong, Gayam, Ra’as, Arjasa, Sapeken, Kangayan

dan Masalembu, Pulau yang berada paling utara wilayah Kabupaten Sumenep

adalah Pulau Karamian yang termasuk wilayah Kecamatan Masalembu, jaraknya

151 Mil Laut dari Kecamatan Kalianget. Sedangkan pulau yang berada paling

Timur Wilayah Kabupaten Sumenep adalah Pulau Sakala, pulau ini berada dalam

wilayah Kecamatan Sapeken dan berjarak 165 Mil Laut.

Kondisi alam yang ada di Kabupaten Sumenep secara potensial kaya akan

hasil-hasil alamnya baik hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan hasil laut

dengan perikanannya, serta hasil pertambangan yaitu berupa bahan galian

golongan C yang terdiri dari batu kapur dan phospat alamnya, calsit/batu hitam,

gypsum, pasir kuarsa, dolomite, dan kaolin. Hal ini memungkinkan Daerah

Sumenep tumbuh dan berkembang industri-industri terutama industri kecil,

kerajinan dan rumah tangga yang mengolah hasil-hasil alam tersebut. Kabupaten

Sumenep juga memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas,

diantaranya di sekitar perairan pulau Giligenting, Masalembu, Karamian dan

Desa Lebbeng Pasongsongan.

Page 76: Strategi Pengembangan UMKM

61

Data jumlah penduduk dari estimasi hasil sussenas 2012 sebesar

1.053.640 jiwa. Kecamatan Kota Sumenep mempunyai jumlah penduduk paling

besar yaitu sebanyak 71.739 diikuti Kecamatan Pragaan 65.913 jiwa dan

Kecamatan Arjasa sebanyak 60.592 jiwa. Kepadatan penduduk Sumenep tahun

2012 adalah 503,30 jiwa setiap 1 Km2. Kepadatan Penduduk kota umumnya

lebih tinggi dibanding dengan kepadatan penduduk di desa, Kota Sumenep

mempunyai kepadatan penduduk tertinggi yaitu 2.576,70 jiwa/Km2.

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep)

Sebagai daerah otonom diharapkan Kabupaten Sumenep mempunyai

struktur Industri dan Perdagangan yang kokoh dan seimbang, berdaya saing

tinggi, bertumpu pada sumber daya alam yang tersedia dan sumber daya manusia

yang berkualitas dalam rangka pemulihan kondisi ekonomi dan penanggulangan

kemiskinan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep merupakan

unsur pelaksana otonomi daerah bidang perindustrian dan perdagangan yang

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati Sumenep melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep.

Berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 Satuan Kerja Dinas Perindustrian

dan Perdagangan termasuk pada satuan kerja dimana memiliki 2 urusan

Pemerintahan Daerah, Urusan Pilihan yaitu Perindustrian dan Perdagangan.

Page 77: Strategi Pengembangan UMKM

62

Dengan mengacu pada sumber daya maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep menggunakan urusan pilihan perindustrian dalam

melaksanakan program dan kegiatannya, yang mana mencakup kegiatan-kegiatan

perindustrian dan perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep terletak di Jl. Urip Sumoharjo No. 2 Sumenep, Telp. (0328) 662092-

664434.

Sesuai dengan program prioritas daerah yang ditetapkan dalam RPJMD

Tahun 2011 – 2015, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

mengemban amanat untuk pencapaian program/kegiatan prioritas. Program yang

menjadi proritas yaitu Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

serta Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Program tersebut

lebih diarahkan pada pembinaan dan pengembangan industri kecil, kerajinan dan

rumah tangga (Laporan Pelaksanaan Pemerintahan Daerah (LPPD) Disperindag

2013).

4.2.1 Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep

Berdasarkan Renstra Organisasi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep, mempunyai visi yang merupakan

pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi harus dibawa.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan pembangunan

dengan berlandaskan visi, yaitu “Mewujudkan Usaha Industri dan

Perdagangan Yang Mandiri, Tangguh dan Berdaya Saing

Page 78: Strategi Pengembangan UMKM

63

Berorientasi Pada Ekonomi Kerakyatan”. Secara filosofi visi tersebut

dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung didalamnya, yaitu :

a) Mewujudkan ; terkandung upaya dan peran Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mewujudkan Perindustrian

Dan Perdagangan yang berkualitas, mandiri, tangguh dan berdaya

saing.

b) Sektor Usaha Industri dan Perdagangan adalah fokus utama Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

c) Mandiri adalah kondisi yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa

banyak menggantungkan kepada pihak lain.

d) Tangguh adalah kondisi yang dapat bertahan dalam keadaan yang

sulit, penuh tantangan dan persaingan.

e) Berdaya Saing adalah kondisi sektor perindustrian dan perdagangan

yang mampu bersaing di era globalisasi.

f) Berorientasi Pada Ekonomi Kerakyatan adalah kondisi sector

perindustrian dan perdagangan yang inovatif dengan produk

unggulan daerah.

Untuk mencapai dan mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka

dalam Renstra Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep menetapkan misi sebagai berikut :

Page 79: Strategi Pengembangan UMKM

64

a) Meningkatkan kreatifitas usaha industri dan perdagangan bagi

pengusaha kecil dan menengah berbasis pada potensi daerah dan

sumber daya manusia yang produktif dan inovatif

b) Memacu kemandirian masyarakat dalam mewujudkan usaha industri

dan perdagangan baru yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan.

c) Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Aparatur dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4.2.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep

Tujuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai berikut :

a) Peningkatan kreativitas dalam pengembangan inovasi produk baik

dalam usaha industri dan perdagangan

b) Pengembangan ekonomi kerakyatan

c) Peningkatan kemampuan sumber daya aparatur dalam memberikan

pelayanan

Adapun sasaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai

berikut :

a) Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan dan pemanfaatan

Sumber Daya Alam dalam penumbuhan dan pengembangan Industri

Kecil Menengah (IKM) melalui Teknologi Tepat Guna.

Page 80: Strategi Pengembangan UMKM

65

b) Meningkatnya kemampuan pelaku usaha Unit Dagang Kecil

Menengah (UDKM) dalam menunjang perekonomian daerah.

c) Melaksanakan pengawasan dan monitoring perdagangan.

4.2.3 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep

Jumlah pegawai PNS Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep sebanyak 40 (empat puluh) orang. Komposisi

Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

tersebut berdasarkan Status Kerja, Pegawai Dinas dapat dibedakan

menjadi PNS, CAPEG, PHL, dan lain-lain :

a) Jumlah PNS : 40 orang

b) Jumlah CAPEG : - orang

c) Jumlah PHL : 3 orang

d) Jumlah Honorer : 4 orang

Jumlah Pegawai atas Dasar Tingkat Pendidikan dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

Page 81: Strategi Pengembangan UMKM

66

Tabel 4.1.4.1

Jumlah Pegawai atas Dasar Tingkat Pendidikan

NoTingkat

PendidikanLaki-laki(Orang)

Perempuan(Orang)

Jumlah

1.2.3.4.5.6.

SarjanaDiploma SLTASLTPSD

152172-

2-2--

172192-

Jumlah 36 4 40Sumber: (LPPD 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep).

Sesuai dengan jabatan dan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

pegawai yang terdapat pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1.4.2

Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep

No Nama Jabatan Pendidikan Golongan

1 Drs. Saiful Bahri, M.Si Kepala Dinas S-II IV/b2 Drs. Erfandi Sekretaris S-I IV/b3 Abd. Gaffar Kasubag

Umum dan Kepegawaian

SLTA III/d

4 Nurul Imam, B. Sc Kasubag Program dan Perencanaan

D-III III/d

5 Cahyono, SE Kasubag Keuangan

S-I III/c

6 Agus Eka Hariyadi, SE Kabid Perindustrian

S-I IV/b

7 R. Heni Yulianto, SE, M.Si

Kabid Perdagangan

S-II IV/a

8 Fathorrohem, SH, MH Kabid S-II IV/a

Page 82: Strategi Pengembangan UMKM

67

Pemberdayaan Industri dan Perdagangan

9 Mohammad Ruslan, BA Kabid Promosi dan Perlindungan Konsumen

D-III IV/a

10 Moh. Kamaruddin, S.Sos Kasi Data dan Informasi Perindustrian

S-I III/c

11 Whandy Hendra Wijaya, SE

Kasi Bina Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil

S-I III/c

12 Muhamad Ramli Kasi Agro Industri

SLTA III/d

13 Agus Wahyudi, ST Kasi Informasi Kerjasama Perdagangan

S-I III/b

14 Devi Christina Wardhani, SE

Kasi Perdagangan dan Agro Bisnis

S-I III/c

15 Drs, Abdul Mas’ud Kasi Penyuluhan Pelatihan dan keterampilan

S-I III/d

16 Suci Prawira Sari, ST Kasi Usaha Industri dan Perdagangan

S-I III/b

17 Drs. Soefri Wahyudi Kasi Pengawasan Industri dan Perdagangan

S-I III/d

18 Moh. Wiyono Kasi Promosi SLTA III/d19 Rustiningsih Kasi

Perlindungan Konsumen

SLTA III/d

20 Sudharmono, ST Analisa Data Perindustrian

S-I III/a

21 Said Staf SLTA III/b22 Kuswandi, SE Staf D-III III/c23 Abd. Rakhman Staf SLTA III/b24 Samsidi Staf SLTA III/b25 Asyikurrahman, SE Staf S-I III/b

Page 83: Strategi Pengembangan UMKM

68

26 Didik Prayitno, ST Staf S-I III/a27 Uwi Staf SLTA II/d28 Sarifudin Staf SLTA II/b29 Siswadi Staf SLTA II/b30 Fathorrahman Staf SLTA II/b31 Dwi Murni Seffriastuti Staf SLTA II/b32 Sasono Dian Pribowo Staf SLTA II/b33 Molyanto Staf SLTA II/b34 Hazam Staf SLTA II/a35 Saleh Staf SLTA II/a36 Amyah Khoffary Staf SLTA II/a37 Fathorrasid Staf SLTA II/a38 Hari Staf SLTP II/a39 A. Badjuri Staf SLTA II/a40 Moh. Ramli Staf SLTA III/b

Sumber: Hasil Observasi.

Adapun tugas dari Jabatan Struktural pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan adalah sebagai berikut :

A. Sekretariat;

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.

Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum,

kepegawaian, program, perencanaan dan keuangan. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, sekratariat mempunyai

fungsi :

Page 84: Strategi Pengembangan UMKM

69

1) Penyusunan dan pengkoordinasian program kerja pelaksaan

tugas sekretariat.

2) Penyelenggaraan administrasi surat menyurat,kearsipan serta

pembinaan ketatalaksanaan.

3) Pengolahan, menganalisa dan memformulasikan rencana

kebutuhan perlengkapan dan peralatan serta pelaksanaan

keamanan dan kebersihan kantor, serta proses kedudukan hukum

kegiatan.

4) Penyelenggaraan tata usaha kepegawaian yang meliputi

pengembangan, peningkatan karier pegawai, kesejahteraan dan

pemberhentian pegawai di lingkungan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan.

5) Penyeleggaraan penyusunan rencana anggaran pengelolaan

keuangan serta pertanggung jawaban pelaksanaannya.

6) Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas

perindustrian dan perdagangan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Sekretariat membawahi beberapa pegawai sesuai dengan

Struktur Organisasi yang ada pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep:

1) Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas:

Page 85: Strategi Pengembangan UMKM

70

a) Menyusun program kerja pelaksaan tugas umum dan

kepegawaian.

b) Melaksanakan urusan surat menyurat. Pengetikan,

pengadaan, pendistribusian dan tata kearsipan.

c) Memelihara peralatan, perlengkapan, keamanan dan

kebersihan kantor serta melaksanakan kegiatan keprotokolan

dan menyiapkan administrasi perjalanan dinas.

d) Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan tata

usahakepegawaian yang meliputi pengembangan,

peningkatan karier pegawai, kesejahteraan dan

pemberhentian pegawai di lingkungan dinas perindustrian

dan perdagangan.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Sub bagian program dan perencanaan mempunyai tugas:

a) Menyusun program kerja pelaksanaan tugas program dan

perencanaan.

b) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan

program dan perencanaan.

c) Menyiapkan bahan untuk analisis dan evaluasi penyusunan

laporan pelaksanaan program dan perencanaan.

Page 86: Strategi Pengembangan UMKM

71

d) Menghimpun dan memproses kedudukan hukum program

dan kegiatan.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Sub bagian keuangan mempunyai tugas :

a) Menyusun program kerja pelaksanaan tugas keuangan.

b) Menghimpun data dan menyusun rencana anggaran, serta

melaksanakan tata usaha keuangan.

c) Menyusun laporan pertanggung jawaban pengelolaan

keuangan dan meneliti serta mengoreksi kebeneran

dokumen keuangan.

d) Memelihara dan mengamankan dokumen administrasi

keuangan.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Masing-masing sub bagian di pimpin oleh seorang kepala sub

bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

sekretaris.

B. Bidang Perindustrian;

Bidang perindustrian mempunyai tugas melaksanakan

pengolahan data dan informasi perindustrian, bina industri rumah

Page 87: Strategi Pengembangan UMKM

72

tangga dan industri kecil serta agro industri. Untuk melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud, bidang pearindustrian mempunyai

fungsi :

1) Penyusunan dan pengkoordinasian program kerja pelaksanaan

tugas perindustrian.

2) Penyiapan bahan dan pembinaan teknis pengolahan data dan

informasi perindustrian.

3) Penyiapan bahan dan pembinaan teknis pelaksanaan bina industri

rumah tangga dan industri kecil.

4) Penyiapan bahan dan pembinaan teknis pelaksanaan agro

industri.

5) Penyiapan bahan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan

pengolahan data, informasi perindustrian, bina industri rumah

tangga, industri kecil dan agro industri.

Sesuai dengan Struktur Organisasi yang ada pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep Bidang

perindustrian membawahi:

1) Seksi data dan informasi perindustrian

2) Seksi industri rumah tanggam industri kecil

3) Seksi agro industry

Page 88: Strategi Pengembangan UMKM

73

C. Bidang Perdagangan;

Bidang perdagangan mempunyai tugas melaksanakan

memberikan informasi kerja sama perdagangan serta perdagangan

dan agro bisnis. Untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud, bidang

perdagangan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan dan pengkoordinasian program kerja pelaksanaan

tugas perdagangan.

2) Penyiapan bahan dan pembinaan teknis pelaksanaan peningkatan

informasi kerja sama perdagangan.

3) Penyiapan bahan dan pembinaan teknis pelaksanaan

perdagangan dan agrobisnis.

4) Penyiapan bahan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan informasi

kerjasama perdagangan serta perdagangan dan agro bisnis.

5) Penyiapan pemberi bimbingan teknis pembinaan dan

pengembangan perdagangan.

Sesuai dengan Struktur Organisasi yang ada pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep Bidang

perdagangan membawahi:

1) Seksi informasi kerja sama perdagangan.

2) Seksi perdagangan dan agro bisnis.

Page 89: Strategi Pengembangan UMKM

74

D. Bidang Pemberdayaan Industri dan Perdagangan;

Bidang pemberdayaan industri dan perdagangan mempunyai

tugas melaksanakan urusan kegiatan penyuluhan, pelatihan,

keterampilan dan bantuan usaha industri dan perdagangan serta

perizinan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,bidang

pemberdayaan industri dan perdagangan mempunyai fungsi:

1) Penyusunaan dan pengkoordinasian program kerja pelaksaan

tugas pemberdayaan industri dan perdagangan.

2) Penyusunan bahan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan

keterampilan industri perdagangan.

3) Penyusunan bahan pelaksnaan bantuan usaha industri

dan perdagangan.

4) Pelaksanaan penyuluhan, pelatihan dan keterampilan dalam

rangka pengembangan usaha bidang industri dan perdagangan.

5) Pelaksanaan pemberian bantuan usaha industri dan perdagangan.

Sesuai dengan Struktur Organisasi yang ada pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, Bidang

Pemberdayaan Industri dan Perdagangan, membawahi:

1) Seksi penyuluhan, pelatihan dan keterampilan.

2) Seksi bantuan usaha, industri dan perdagangan

3) Seksi perizinan.

Page 90: Strategi Pengembangan UMKM

75

E. Bidang Promosi dan Perlindungan Konsumen;

Bidang promosi dan perlindungan konsumen mempunyai tugas

melaksanakan urusan promosi dan perlindungan konsumen. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang promosi dan

perlindungan konsumen mempunyai tugas:

1) Penyusunan dan pengkoordinasian program kerja pelaksanaan

tugas promosi dan perlindungan.

2) Kegiata penyusunan bahan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan

keterampilan dalam rangka promosi hasil perindustrian.

3) Pelaksanaan penyuluhan dalam rangka memberikan

perlindungan kepada konsumen.

4) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait

dalam rangka pelaksanaan penyuluhan, pelatihan dan

keterampilan dalam rangka promosi hasil perindustrian serta

perlindungan bagi konsumen.

5) Pelaksanaan promosi dan pemasaran hasil usaha

untukpengembangan informasi pasar.

Page 91: Strategi Pengembangan UMKM

76

4.2.4 Struktur Orgaisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep

Struktur Organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara

tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dan diinginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan

jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur

organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa

melapor kepada siapa dan disitu akan ada suatu pertanggung jawaban apa

yang akan dikerjakan.

Sesuai dengan Renstra Organisasi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep, Struktur organisasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 16 Tahun 2008 yang

sekarang telah dirubah menjadi.Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah.

Dari Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdapat

19 Jabatan Struktural dimana secara formal telah terisi.

Page 92: Strategi Pengembangan UMKM

77

Gambar 4.2.4.

Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

Sumber : (Hasil Observasi Penelitian, tanggal 11 Februari 2014).

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KABID PERINDUSTRIAN

KABID PERDAGANGAN

KABID PEMBERDAYAAN

INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

KABID PROMOSI DAN PERLINDUNGAN

KONSUMEN

KASUB BAGIAN UMUM, DAN

KEPEGAWAIANDINAS

KASUB BAGIAN PROGRAM, DAN PERENCANAAN

DINAS

KASUB BAGIAN KEUANGAN

KASI DATA DAN INFORMASI

PERINDUSTRIAN

KASI INFORMASI KERJASAMA

PERDAGANGAN

KASI PENYULUHAN, PELATIHAN DAN KETRAMPILAN

KASI PROMOSI

KASI BINA INDUSTRI RUMAH

TANGGA DAN INDUSTRI KECIL

KASI PERDAGANGAN

DAN AGRO BISNIS

KASI USAHA, INDUSTRI DAN

PERDAGANGAN

KASI PERLINDUNGAN

KONSUMEN

KASIAGRO INDUSTRI

KASI PENGAWASAN INDUSTRI DAN

PERDAGANGAN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 93: Strategi Pengembangan UMKM

78

4.2.5 Tugas dan Fungsi Keberadaan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dibentuk

melalui Peraturan Daerah No.16 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dinas

daerah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Sumenep No.27 Tahun 2008,

yang memuat tentang tugas dan fungsi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep sebagai berikut :

A. Tugas

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan

kewenangan bidang perindustrian, perdagangan serta pemberdayaan

industri dan perdagangan.

B. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep mempunyai

fungsi :

1) Penyusunan dan pengkoordinasian program kerja pelaksanaan

tugas perindustrian dan perdagangan.

2) Pelaksanaan penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan

bidang perindustrian.

Page 94: Strategi Pengembangan UMKM

79

3) Pelaksanaan penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan

bidang perdagangan.

4) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait

pelaksanaan perindustrian, perdagangan, pemberdayaan industri

dan perdagangan.

5) Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan

pelaporan penyelenggaraan bidang perindustrian dan

perdagangan.

6) Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga

lainnya.

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.3 Hasil Penelitian

Strategi merupakan proses penentuan kerangka kerja dari aktivitas sebuah

organisasi dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas,

sehingga organisasi dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang

selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan

oleh organisasi. Untuk itu perencanaan strategi sangatlah penting dalam

menunjang kelangsungan pembangunan yang terdapat pada suatu daerah terutama

dibidang perekonomian. Dalam penilitian Strategi Pengembangan Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat,

Page 95: Strategi Pengembangan UMKM

80

peneliti menetapkan 4 (empat) indikator untuk mengetahui bagaimana sebenarnya

strategi yang dlakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep dalam mengembangkan UMKM dan meningkatkan perekonomian

masyarakat. 4 (empat) indikator tersebut diantaranya adalah; penciptaan iklim

usaha yang baik, pembuatan informasi terpadu, pendirian pusat konsultasi,

pengembangan usaha dan system pemasaran bersama. Adapun dari wawancara

yang dilakukan terhadap beberapa responden dapat diketahui hasil penelitian

sebagai berikut:

4.3.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Keberadaan Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten

Sumenep dengan tugas dan fungsinya diharapkan mampu menciptakan

iklim usaha yang baik bagi perkembangan usaha mikro kecil dan

menengah yang ada di Kabupaten Sumenep.

Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan pihak

Sekretaris Dinas Perindustrian dan perdangan Kabupaten Sumenep,

Bapak Drs. Erfandi, mengungkapkan bahwa :

“iklim sebuah usaha yang ada di Sumenep, usaha kecil maupun usaha menengah harus dijaga agar selalu kondusif, karena apabila iklim usaha yang ada dikabupaten Sumenep berjalan dengan baik maka perekonomian masyarakat juga akan baik. Oleh sebab itu kami (Disperindag) perlu menyusun rencana atau strategi untuk tetap menjaga kondusifitas tersebut. Dari beberapa program yang kami rencanakan, hingga sampai saat ini yang paling memiliki dampak besar terhadap dunia usaha kecil di sumenep adalah pemberdayaan bagi usaha baru yang berupa pelatihan keterampilan atau penggunaan tehnologi dan pengadaan tehnologi

Page 96: Strategi Pengembangan UMKM

81

bagi usaha yang telah berjalan (wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Sedangkan Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan

Perdagangan kabupaten Sumenep atas nama Bapak Agus Eka Hariyadi,

SE yang juga merupakan responden dalam penelitian ini menyatakan

bahwa:

“iklim usaha di kabupaten Sumenep sejauh ini masih kondusif, hal ini dilihat dari produksi yang dihasilkan oleh pelaku UKM, namun semua itu tidak lepas dari strategi yang selalu kami gunakan, salah satunya adalah dengan pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk menciptakan produk unggulan dan meningkatkan daya saing bagi UKM itu sendiri. Penciptaan iklim usaha dengan cara pembinaan dan pelatihan terhadap para pelaku UKM di Kabupaten Sumenep merupakan tugas dan fungsi Disperindag dalam mengembangkan dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat” (Agus Eka Hariyadi, SE, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Strategi dalam menciptakan iklim usaha yang baik pada lingkungan

usaha kecil mikro ataupun menengah penting untuk tetap menjaga

kondusifitas sumbe daya yang dimiliki dengan hasil produksi yang

dicapai. Kasi Informasi Kerjasama Perdagangan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep atas nama saudara Agus Wahyudi, ST,

mengatakan bahwa:

“dengan menerapkan strategi untuk kondusifitas iklim usaha dikabupaten Sumenep bermanfaat pada siklus ekonomi yang baik bagi masyarakat karena apabila iklim usaha berjalan dengan baik maka peluang kerja akan terus terbuka dan hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Tentu dengan hal tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya tergantung kepada Negara untuk mencari peluang kerja, seperti dikabupaten Sumenep ini mas yang rata-rata orang banyak menginginkan

Page 97: Strategi Pengembangan UMKM

82

bekerja menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), nah kalau semua ingin menjadi PNS, terus siapa yang akan menyediakan hasil produksi kekayaan alam disumenep dan siapa juga mas yang akan berdagang. Oleh sebab itu kiranya penting untuk tetap menjaga kondusifitas iklim usaha yang ada dikabupaten Sumenep ini” (Agus Wahyudi, ST, 11 Februari 2014 di Disperindag Sumenep).

UMKM dikabupaten Sumenep apabila dilihat dari data IKM tahun

2012 dan data IKM 2013 mengalami peningkatan atau perkembangan

dimana pada tahun 2012 data IKM mencapai 221 yang tersebar di semua

kecamatan kabupaten Sumenep dan yang memiliki legalitas izin usaha

hanya 50 IKM saja sedangkan 171 IKM belum memiliki legalitas izin

usaha. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah IKM bertambah 98 IKM dan

36 IKM yang memiliki legalitas izin usaha da 62 IKM belum memiliki

legalitas izin usaha. Secara keseluruhan data dari tahun 2012 dan tahun

2013 IKM Kabupaten Sumenep mencapai 314 dengan 86 IKM yang

memiliki legalitas izin usaha.

Tabel 4.3.1

Jumlah IKM (Industri Kecil Menengah) Kabupaten Sumenep Tahun 2012 s/d 2013

NO TAHUNJENIS IZIN IKM

JUMLAHIKM LEGAL

IKM ILEGAL

1 2012 50 171 2212 2013 36 62 98JUMLAH 86 233 319

Sumber: (Data IKM 2012 dan Data IKM 2013 diperoleh dari kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep).

Page 98: Strategi Pengembangan UMKM

83

Adapun salah satu pengusaha yang juga merupakan responden pada

penelitian ini, dengan atas nama Almanfaluthi (36 tahun) yang merupakan

salah satu pemilik usaha percetakan Nur cahya Gusti di Kecamatan

Pragaan Kabupaten Sumenep, memberikan pandangan tentang iklim

usaha yang terdapat di kabupaten sumenep, bahwa:

“iklim usaha dikabupaten sumenep masih kalah jauh dengan kabupaten-kabupaten yang ada diluar jawa, padahal dilihat dari jumlah penduduk dan kekayaan alamnya sumenep paling unggul dari 4 Kabupaten yang ada dimadura. Menurut saya factor penghambat iklim usaha tersebut adalah pola pikir masyarakatnya. Masyarakat disini sulit untuk menghargai karya cipta orang lain. Kalau hal ini tetap terjadi pada masyarakat kita dan tetap dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin perkembangan dunia usaha dikabupaten Sumenep juga akan sulit untuk berkembang, kecuali bagi mereka yang berani untuk terjun kepasar luar Madura. Berbicara peran Pemerintah, menurut saya pemerintah itu harus mampu mencari peluang dan network (jaringan) pasar sebanyak-banyaknya bagi pengusaha kecil dan besar untuk berkompetisi diluar daerah” (wawancara, 16, februari 2014 di Pragaan).

Tabel 4.3.1.aPembagian Jenis Usaha di Kabupaten Sumenep

No Jenis Usaha Keterangan

1 Pengolahan Hasil Laut Petis Ikan, Terasi, Krupuk Ikan,

Rengginang

2 Pelestarian Budaya Batik Tulis, Keris, Ukir kayu,

3 Industri Agro Kripik (Singkong, Talas, Pisang), Gula

Merah, Kerupuk Paruh

Sumber: (wawancara Agus Eka Hariadi Kepala Bidang Industri Disperindag, 11

Februari 2014).

Page 99: Strategi Pengembangan UMKM

84

Industri yang terdapat di Kabupaten Sumenep bertumpu pada

penggunaan bahan baku local/pengolahan sumber daya alam. Berdasar

data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun 2013 Industri Kecil

Menengah di Kabupaten Sumenep berjumlah 30.930 Unit Usaha. Dari

jumlah industri yang ada terbagi menjadi kelompok Industri Hasil

Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Formal sebesar 1.015 Unit Usaha,

Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Non Formal sebesar

25.850 Unit Usaha sedangkan untuk kelompok Industri Logam Mesin dan

Kimia (ILMK) Formal sejumlah 565 Unit Usaha. dan Industri Logam

Mesin dan Kimia (ILMK) Non Formal sejumlah 3.500 Unit Usaha.

Tabel 4.3.1.b(Data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun 2013 Industri Kecil

Menengah di Kabupaten Sumenep).NO JENIS INDUSTRI UNIT USAHA

FORMALUNIT USAHA

NON FORMAL1 Industri Hasil

Pertanian dan Kehutanan (IHPK)

1.015 25.850

2 kelompok Industri Logam Mesin dan Kimia (ILMK)

565 3.500

JUMLAH1.580 29.350

30.930 Unit Usaha

Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep).

Page 100: Strategi Pengembangan UMKM

85

4.3.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Informasi merupakan hal penting yang harus tetap dimiliki oleh

pelaku UKM. Informasi sebagai factor pendukung bagi pelaku UKM

untuk lebih mengembangkan usaha yang dimilikinya. Selain memperoleh

pelatihan dan pembinaan para pelaku UKM di sumenep juga

menginginkan adanya informasi yang dapat menunjang perkembangan

UKM di Kabupaten Sumenep.

Sedangkan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep agar para pelaku UKM dan masyarakat

agar dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan, yaitu

diungkapkan oleh, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan

kabupaten Sumenep mengungkapkan bahwa :

“untuk kemudahan informasi yang kami sediakan disini yaitu dengan menyediakan website bagi masyarakat agar lebih gampang memperoleh informasi. Kami, Dinas Perindustrian danPerdagangan Kabupaten Sumenep, tidak lagi memasang papan informasi sebagai tempat penempelan informasi untuk masyarakat karena apa? Karena masyarakat sulit untuk membaca dan melihatnya, sering diabaikan. Nah dengan website ini masyarakat dan pelaku UKM bisa dimana saja mengunjungi kami dengan mengakses website kami di disperindag-co.id. dengan menggunakan system akses internet ini kami berharap masyarakat juga akan lebih mudah terhadap dunia tehnologi” (wawancara, Drs. Erfandi, 13 Februari 2014).

Selanjutnya, Kabid Pemberdayaan Industri dan Perdagangan di

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep yang

merupakan responden dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa:

Page 101: Strategi Pengembangan UMKM

86

“apabila kami memperoleh informasi untuk kepentingan usaha dikabupaten Sumenep atau informasi bagi UKM dan sifatnya sangat penting, maka kami mendatangi langsung tempat produksi atau pelaku UKM. Metode ini juga dapat memudahkan kami untuk mengetahui secara langsung kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UKM di Kabupaten Sumenep” (Fathorrohem, SH, MH, 12 februari 2014).

Pernyataan Kabid Pemberdayaan Industri dan Perdagangan di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, hampir sama

dengan yang diungkapkan oleh Kabid Perindustrian, bahwa:

“semua informasi terkait pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang tidak ada di website maka kami informasikan melalui kontak langsung kepada pelaku UKM terutama informasi tentang pemasaran hasil produksi dan adanya pameran dan pelatihan” (Agus Eka Hariyadi, SE, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Kemudahan informasi tentu menjadi harapan bagi masyarakat

sebagai penerima informasi. Karena suatu informasi selain sebagai alat

untuk berhubungan dengan pemerintah juga dapat dijadikan suatu

penggalian pengetahuan terkait pengembangan usaha yang dimiliki oleh

individu-individu seperti halnya, tentang perizinan, pengembangan

sumber daya manusia, dan pemasaran dari hasil produksi.

Dan seperti yang disampaikan oleh responden berikutnya atas nama

Fadlurrosi (35 tahun) penduduk Desa Pekandangan Timur yang

merupakan ketua Asosiasi Pajjer Lagghu, Batik tulis Pewarnaan Alam

mengatakan bahwa:

“pelayanan yang diberikan oleh Disperindag kepada para pelaku UKM hingga saat ini masih berjalan baik, namun sarana dan

Page 102: Strategi Pengembangan UMKM

87

prasana yang dimiliki masih kurang, seperti tempat parkir dan ruang tunggu yang sempit. Berbicara soal informasi yang disediakan oleh Disperindag menurut saya tidak transparan, hanya beberapa UKM saja yang memperoleh suatu informasi, terutama informasi tentang adanya pameran diluar daerah. Sedangkan untuk papan informasi selama saya ke Disperindag tidak pernah melihatnya, biasanya papan informasi ada di ruang tamu, tetapi yang ada hanyalah struktur organisasi dan visi misi saja. Dan untuk website yang disediakan oleh Disperindag menurut saya masih kurang lengkap dan tidak update” (wawancara, 18 Februari 2014).

4.3.3 Pendirian Pusat Konsultasi Dan Pengembangan UMKM

Adanya kantor yang menyediakan pusat informasi dan konsultasi

bagi masyarakat terkait dengan pengembangan UKM di Dinas

Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Sumenep tidak berjalan sesuai

dengan rencana. Seperti yang disebutkan oleh Kasi Informasi Kerjasama

Perdagangan Disperindag kabupaten Sumenep yang mengatakan bahwa:

“untuk pusat konsultasi disini kami telah menyediakan, namun jarang bagi pelaku UKM yang mendatangi kantor kami untuk melakukan konsultasi, padahal selama masih menjadi binaan kami apapun yang menjadi permasalahan mereka (pelaku UKM) harus di konsultasikan dengan kami. Sedangkan pengunjung yang banyak mendatangi kantor kami hanya masyarakat yang ingin melakukanproses legalitas izin usahanya yang sebenarnya wewenang untuk mengeluarkan legalitas atau izin usaha sekarang sudah ditangani oleh BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kabupaten Sumenep” (wawancara, Agus Wahyudi, 11 Februari 2014 di Disperindag Sumenep).

Selanjutnya, responden atas nama Moh. Erfan (38) pemilik butik

Dermaga di Kecamatan Pragaan dan anggota dari Arah Naga Tresna yang

bergerak dibidang usaha Aksesoris dan Batik Tulis mengatakan bahwa:

Page 103: Strategi Pengembangan UMKM

88

“untuk pusat konsultasi di Disperindag menurut saya menerapkan system kekeluargaan, dimana bagi mereka yang sudah akrab dan dikenal lama dengan beberapa pegawai disana, maka ia lebihmudah untuk menggali informasi. Tata cara berkonsultasipun berbeda dengan mereka yang masih baru, baru dalam artian bergabung di dunia usaha atas naungan pemerintah daerah atau Disperindag. Untuk mereka yang telah akrab dengan mudah mereka langsung bertemu dan konsultasi dengan kabag ataupun pimpinan sedangkan untuk yang baru bergabung biasanya masih ditangani oleh pegwai yang lain.”“Selama ini saya untuk melakukan konsultasi harus mendatangi kantor Disperindag, dan tentang pusat konsultasi melalui jejaring social atau internet saya belum pernah melakukannya” (wawancara, 20 februari 2014).

Selama satu bulan kegiatan penelitian ini, dari hasil observasi

peneliti di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep, peneliti jarang melihat masyarakat pengunjung yang

mendatangi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep.

Terkait dengan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Sumenep agar tetap dekat dengan

masyarakat atau memperoleh aspirasi masyarakat yaitu diungkapkan oleh

Sekretaris Disperindag Kabupaten Sumenep, bahwa:

”kami selain menyediakan pusat konsultasi juga melakukan pendekatan melalui partisipasi masyarakat, yang dimulai dengan menghimpun aspirasi masyarakat, melalui Musrenbang dari Tingkat Kecamatan sampai pada Tingkat Kabupaten yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumenep, agarmemperoleh prioritas kegiatan yang diperlukan. Dari hasil perolehan Musrenbang masing-masing kecamatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memandang perlu melakukan upaya sinkronisasi sekaligus mempertajam prioritas kegiatan hasil serap aspirasi tersebut. Hal ini dilakukan agar perencanaan

Page 104: Strategi Pengembangan UMKM

89

pembangunan industri dan perdagangan benar-benar mengarah pada prioritas kebutuhan masyarakat yang nyata dan sesuai dengan potensi kondisi wilayah per-kecamatan, mengingat dari banyaknya daftar usulan kegiatan pada masing-masing kecamatan yang kemungkinan besar tidak dapat terealisasi semuanya” (wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Selain pusat konsultasi, factor yang penting yang harus dilaukan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep adalah

pengembangan usaha kecil dan menengah yang ada di Kabupaten

Sumenep. Adapun strategi yang dilakuakan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mengembangakan industri dan

perdagangan usaha kecil yang ada dikabupaten Sumenep diungkapkan

oleh Agus Eka Hariyadi, bahwa :

“untuk mengembangakan usaha kecil yang ada dikabupaten sumenep kami melihat dulu apa yang menjadi kendala bagi pemilik usaha, kalau misalkan pemilik usaha menginginkan adanya pelatihan maka kami datangkan pelatih untuk memberikan pelatihan kepada mereka. Tetapi kalau mengenai kelengkapan peralatan, maka yang kami lakukan yaitu dengan memberikan bantuan peralatan. Pada pemasaran hasil produksinya kami juga ikut membantu mengembangkan, dengan cara melakukan kerja sama dengan Disperindag daerah lain dan dengan mengikutsertakan pameran (wawancara, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Salah satu pemilik usaha keris yang mendapatkan bantuan peralatan

adalah Moh. Sabit (32 tahun) warga Aeng Tong-tong Kecamatan

Saronggi dengan nama usaha Sumber Pusaka, mengatakan bahwa:

“bantuan yang selalu diberikan oleh Disperindag dalam mengembangkan usaha yang saya miliki yaitu berupa peralatankeris. Kebetulan usaha yang saya miliki yaitu keris atau pusaka

Page 105: Strategi Pengembangan UMKM

90

Madura asli. Bantuan yang diberikan seperti, Boor, Palu, Borcun, Pengapit, Gerenda dan alat ukir keris. Dan untuk pengembangan dibidang permodalan, pihak Disperindag hanya memberikan arahan kepada kami melalui peminjaman bank,salah satunya bank BPRS kabupaten Sumenep” (wawancara, 27 Februari 2014).

Pelatihan dan pengembangan merupakan faktor terpenting dalam

melakukan perbaikan sumber daya yang dimiliki oleh UKM dan kualitas

produksi yang dihasilkan oleh UKM itu sendiri. Seperti yang

diungkapkan oleh Siswanto dari Probolinggo yang merupakan instruktur

pelatihan yang diadakan oleh Disperindag Jawa Timur bekerjasama

dengan Disperindag Kabupaten Sumenep, dengan tema pelatihan

”Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Pewarnaan Alam Batik Tulis di

Kabupaten Sumenep” mengatakan bahwa:

”pelatihan bagi usaha kecil harus terus dilakukan, karena dengan pelatihan, hasil produksi akan lebih baik dan meningkat. Apabila hasil produksinya sudah bagus maka selanjutnya akan menaikkan harga jual dari produk tersebut dan tentu apabila ini dijaga dengan baik masyarakat sumenep akan mudah untuk membuka peluang kerja dan mendapatkan pekerjaan. Contohnya di batik tulis yang telah berjalan sekarang, pemasaran usaha dibidang batik tulis untuk lingkup jatim dan Pusat cukup baik, bersaing dalam negeri atau luar negeri masih sangat mungkin karena ciri khas yang tetap dijaga dan kualitas yang semakin baik. Tentu semua itu tidak terlepas dari Skill Training And Companny Management” (wawancara, 17 Februari 2014 di Sumenep).

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan dan

pengembangan industri kecil Bidang Perindustrian dikabupaten sumenep

dilihat dari LPPD Tahun 2013 yaitu (Sumber: LPPD Tahun 2013 Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep):

Page 106: Strategi Pengembangan UMKM

91

a) Terbatasnya staff dalam mendata unit usaha dan sarana

pendukungnya, sehingga pendataan sebagai dasar untuk memberikan

pembinaan dapat belum menjangkau lebih luas pada pengusaha kecil

yang jumlahnya sangat besar dan tersebar diberbagai pelosok desa

termasuk wilayah kepulauan.

b) Tingkat kewirausahaan para pengrajin pada umumnya masih rendah,

lemahnya permodalan, peralatan tradisional sehingga memberi hasil

produksi yang kurang dapat bersaing dan factor kualitas banyak

diabaikan.

c) Kurangnya pengetahuan dalam pemasaran produk dan saluran

pemasaran belum dapat dimanfaatkan dengan baik sementara itu

koperasi atau wadah persatuan pengrajin yang lain belum berfungsi

sebagaimana mestinya.

d) Persaingan antar pengrajin seringkali menghambat berkembangnya

usaha itu sendiri.

Langkah antisipasif yang perlu diambil untuk menanggulangi

permasalahan-permasalahan di atas yang mungkin akan terjadi pada tahun

berikutnya yaitu dengan:

a) Perlu adanya pelatihan untuk staff dalam rangka pendataan industri

kecil menengah sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tersebut dapat tepat sasaran,

Page 107: Strategi Pengembangan UMKM

92

fleksibel dan memberikan nilai tambah terhadap kesejahteraan

masyarakat kecil.

b) Perlu adanya pelatihan untuk staff dalam rangka pendataan industri

kecil menengah dengan serta meningkatkan ketrampilan teknis para

penyuluh staf atau petugas teknis sehingga dapat memenuhi

kebutuhan produk yang sesuai dengan selera konsumen dan

meningkatkan kualitas produksi, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan daya saing produk lokal.

c) Lebih mengintensifkan pembinaan pada pengrajin/pengusaha industri

kecil melalui pendidikan dan latihan, study banding, bantuan

stimulant dan penggunaan teknologi tepat guna.

d) Perlu diadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pembinaan

sistem pemasaran dengan melalui jalur koperasi atau wadah

persatuan pengrajin lainnya sehingga dengan demikian jangkauan

pemasaran akan lebih luas dan menghilangkan atau paling tidak dapat

mengurangi persaingan yang tidak sehat antar pengrajin.

e) Perlu diajukan kembali program penguatan modal untuk membantu

permodalan usaha industri kecil dan menengah dengan membuat

petunjuk teknis dan pelaksanaan yang tepat, fleksibel dan sesuai

dengan hukum dan aturan yang berlaku sehingga terhindar dari kredit

macet.

Page 108: Strategi Pengembangan UMKM

93

Adapun keluhan yang sering diungkapkan oleh para pelaku UKM

dikabupaten Sumenep, disebutkan oleh Kepala Bidang Industri, bahwa:

“permasalahan dan kendala yang sering menjadi keluhan para pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya yaitu modal dan pemasaran. kami (Disperindag) dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UKM untuk modal kami memberikan informasi tentang peminjaman modal kepada bank yang ada di daerah salah satunya seperti Bank BPRS Kabupaten Sumenep, dan untuk pemasaran kami menyediakan pasar lelang, promosi produk unggulan dan kerjasama dengan Disperindag Provinsi Jawa Timur. ” (wawancara, Agus Eka Hariadi Kepala Bidang IndustriDisperindag, 11 Februari 2014).

Dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan kepada para pelaku

UKM disumenep tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, seperti yang

diungkapkan oleh Sekretaris Disperindag Kabupaten Sumenep bahwa:

“dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan yang diberikan kepada para pelaku UKM sering mengalami kendala baik itu internal ataupun eksternal. Kendala internal yaitu kualitas sumber daya manusia atau SDM yang dimiliki oleh instansi ini (Disperindag) masih jauh dengan apa yang menjadi harapan atau kurang mampu dalam bidang yang dijalankan. Sedangkan permasalahan eksternal yaitu adanya kecemburuan oleh pelaku UKM yang tidak mendapatkan giliran bantuan peralatan ataupun pelatihan, factor ini disebabkan oleh sedikitnya dana APBD yang dialokasikan kepada instansi kami (Disperindag) sehingga kami tidak bisa merangkul semua pelaku UKM yang ada disumenep(wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Adapun program yang diberikan oleh disperindag Kabupaten

Sumenep dalam menunjang pengembangan Usaha Kecil Menengah

(UKM), dapat dilihat dari data ditabel berikut ini:

Page 109: Strategi Pengembangan UMKM

94

Tabel 4.3.3

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

No Jenis Program Wilayah

1 Penumbuhan usaha baru industri kecil

dan menengah Pande Besi.

Kec. Batang dan Kec.

Dungkek

2 Penumbuhan usaha baru industry kecil

dan menengah Gula Siwalan.

Ds. Longos Kec.

Gapura dan Ds. Bicabbi

Kec. Dungkek

3 Penumbuhan usaha baru industry kecil

dan menengah Terasi.

Kec. Ambunten dan

Kec. Batu Putih

4 Pemberdayaan unit usaha IRT dan IK non

formal perbengkelan sepeda motor

(Maintenance Service).

Kabupaten Sumenep

5 Penumbuhan wirausaha baru dibidang

industry kasur dilingkungan daerah

penghasil tembakau.

Ds. Ellak Laok kec.

Lenteng, Ds. Ellak

Daya Kec. Lenteng, Ds.

Belluk Ares Kec.

Ambunten, Ds.

Panaongan Kec.

Pasongsongan

6 Penumbuhan usaha baru industry kecil

dan menengah Las Karbit.

Kab. Sumenep

(Kepulauan)

7 Penumbuhan usaha baru industry kecil

dan menengah Selai Buah.

Kec. Batu Putih dan

Kec. Lenteng

8 Penumbuhan usaha baru industry kecil

dan menengah Keripik.

Ds.Geddungan Kec.

Batuan, Ds. Parsanga

Kec. Kota, Desa Jabaan

Kec. Manding

9 Penumbuhan usaha baru industry kecil Ds. Langsar Kec.

Page 110: Strategi Pengembangan UMKM

95

dan menengah Batik. Saronggi

10 Penumbuhan wirausaha baru dibidang

industry kerupuk ikan dilingkungan daerah

penghasil tembakau.

Ds. Lenteng Barat Kec.

Lenteng,

Ds.Pekandangan tengah

Kec. Bluto,

Ds. Ambunten Tengah

Kec. Ambunten, dan

Kec. Pragaan

11 Pemberdayaan unit usaha IRT dan IK non

formal jasa penjahitan.

Kabupaten Sumenep

12 Penumbuhan wirausaha baru dibidang

industry Petis Ikan dilingkungan daerah

penghasil tembakau.

Ds. Slopeng Kec.

Dasuk, Ds. Ambunten

Timur Kec. Ambunten,

Kec. Pragaan dan Kec.

Pasongsongan

13 Program pembinaan Pedagang Kaki Lima

(PKL) dan Asongan berupa sarana dan

prasarana.

Kabupaten Sumenep

Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep).

4.3.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

Adapun strategi yang dilakukan oleh Disperindag Kabupaten

Sumenep dalam menciptakan pemasaran bagi Usaha Kecil dan menengah

yang ada di Kabupaten sumenep dilihat dari hasil wawancara yang

peniliti lakukan, salah satunya oleh Sekretaris Disperindag Kabupaten

Sumenep mengatakan bahwa:

Page 111: Strategi Pengembangan UMKM

96

“untuk menciptakan pemasaran bersama bagi UKM di Kabupaten Sumenep kami (Disperindag) menyediakan Sorum bagi hasil produksi UKM yang ada, sorum tersebut berada dikabupaten sumenep dengan nama DESGRANASDA. Sorum ini menampung semua hasil produksi UKM di Kabupaten Sumenep yang merupakan binaan kami. Selain sorum tersebut bentuk bantuan dalam memasarkan hasil produksi UKM yang kami lakukan adalah dengan memberikan peluang kepada para pelaku UKM untuk mengikuti pameran tingkat lokal, regional dan nasional. Untuk tingkat local setiap hari jadi Kabupaten Sumenep kami selalu mengikut sertakan hasil produksi dari tiap UKM. Tingkat regional dengan mengikuti pasar lelang yang diadakan setiap 1 bulan sekali di Surabaya, sedangkan untuk pemasaran nasional kami melakukan kerja sama denga Disperindag diluar daerah. Kami untuk mengikut sertakan hasil produksi UKM ditingkat regional maupun nasional selain dari produk yang dihasilkan juga dilihat dari proaktif pelaku UKM kepada Disperindag” (wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Sedangkan Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep menambahkan bahwa:

“informasi terkait dengan adanya pameran yang ada diluar daerah didapatkan melalui panitia EO (Event Organizer) atau penyelenggara pameran, sedangkan output yang diperoleh oleh instansi sendiri yaitu mempersembahkan nama baik daerah melalui produk unggulan yang dimiliki oleh kabupaten Sumenep, seperti halnya Keris, Batik Pewarna Alam dan Industri Agro atau Kulinernya” (wawancara, Agus Eka Hariyadi Kepala Bidang Industri Disperindag, 11 Februari 2014).

System pemasaran usaha mikro, kecil ataupun menengah yang ada

dikabupaten Sumenep dalam memasarkan produknya cukup bervariatif,

salah satunya yang peneliti mampu dimintai keterangan melalui

wawancara adalah Didik (38 tahun) warga Pangarangan Kota Sumenep

pemilik usaha bidang Batik tulis Canteng Koneng, yang mengungkapkan

bahwa:

Page 112: Strategi Pengembangan UMKM

97

“factor terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha selain sumber daya manusia yaitu segmen pasar yang tepat, dimana kita harus mampu melihat segmen pasar yang tepat untuk hasil produksi yang kita miliki, pasar merupakan hal terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha. pengalaman pribadi saya tentang pemasaran hasil produksi yang saya miliki mudah dan sulit, mudah diangankan namun sulit untuk dilaksanakan. Banyak orang bilang bahwa kunci termudah untuk memasarkan hasil produksi batik tulis yaitu dengan memanfaatkan internet. Saya pun mencobanya dan alhasil nol persen, malah motif saya dijiplak. Dari pengalaman tersebut saya mencoba utuk mencoba kerjasama dengan pemerintah dengan sebanyak-banyaknya produktifitas dan disetor kepada pemerintah untuk dipasarkan dan alhamdulilah hingga saat ini saya masih bisa bertahan di bisnis ini, pemerintah yang membantu saya dalam menyediakan pasar produksi saya adalah Disperindag. Event dan pameran sering saya ikuti karena dibawa oleh Disperindag” (wawancara, 21 februari 2014).

Hal tersebut berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu

responden dalam penelitian ini, atas nama Hartono (38 tahun) warga

pekandangan tengah yang mengatakan, bahwa:

“sejauh ini pemasaran dari hasil produksi saya dipasarkan melalui teman ke teman saja, dan sampai detik ini lingkup pasar saya masih di dalam daerah. Pernah satu kali ikut serta pameran nasional di Jakarta, itupun saya harus numpang kepada pengrajin yang lain, karena untuk ikut pameran atas nama pribadi harus mengelurkan biaya yang tidak sedikit”.“menurut saya, Disperindag kabupaten sumenep dalam menyediakan peluang pasar bagi UKM masih pilih kasih, saya pribadi jarang diikut sertakan ke pameran daerah ataupun nasional, padahal saya sering melakukan konsultasi dengan pegawai disana, menurut saya untuk dapat memiliki peluang ikut serta dipemasaran yang disediakan oleh Disperindag harus mengenal orang yang berpengaruh di Disperindag. (wawancara, 25 februari 2014).

Page 113: Strategi Pengembangan UMKM

98

Selanjutnya Agus Wahyudi, ST, Kasi Kerjasama Perdagangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep,

menambahkan tentang hal yang harus dilakukan oleh UKM dalam

memasarkan hasil produksinya, bahwa:

“Kami menyediakan pasar local berupa pameran dan sorum karya UKM, Pasar Regional berupa pasar lelang dan Pasar Nasional dengan bekerja sama. seharusnya para wirausahawan disumenep tidak menggantungkan dirinya kepada pemerintah saja, karena pemerintah tidak sepenuhnya bisa dan dapat merangkul semua yang menjadi beban atau permasalahan mereka. Seharusnya para pelaku UKM harus lebih kreatif dalam mencari peluang di luar daerah, karena apabila UKM yang ada dikabupaten ini hanya menggantungkan diri kepada pemerintah, maka sulit untuk berkembang pesat” (wawancara, Agus Wahyudi, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Permasalahan yang sering dihadapi pada produksi dan pemasaran

dari data LPPD Tahun 2013 yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep yaitu (Sumber: LPPD Tahun 2013

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep):

a) Masih sering terjadi kelangkaan stock dan kenaikan harga yang

cukup tajam atas barang penting/strategis serta masih sulitnya

menginformasikan data mengenai informasi harga dan stock pada

masyarakat secara umum.

b) Kurangnya kemampuan dan kemauan pengusaha untuk

memperkenalkan produknya melalui pameran.

Page 114: Strategi Pengembangan UMKM

99

c) Tidak ada eksportir yang berkedudukan di Sumenep sehingga sulit

untuk memasarkan produk-produk unggulan Kabupaten Sumenep ke

luar Negeri.

d) Ada kekhawatiran para pengusaha kecil IKM terhadap kebijakan

Pasar Global.

Langkah antisipasif yang diambil oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep untuk menanggulangi permasalahan-

permasalahan perdangan pada industry kecil menengah maupun besar

yang mungkin akan terjadi pada tahun berikutnya yitu dengan:

a) Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

penstabilan stock dan harga atas barang penting/strategis.

b) Meningkatkan pembinaan kemampuan dan kemauan pengusaha

untuk mengikutsertakan dan memperkenalkan produknya melalui

pameran sehingga muncul produk-produk unggulan baru.

c) Meningkatkan pembinaan serta pelatihan ketrampilan dalam

peningkatan kualitas produk-produk unggulan lokal agar dapat

bersaing dengan produk luar.

d) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar menggunakan produk

dalam negeri khususnya barang lokal, agar barang lokal bisa menjadi

andalan daearah dan dapat bertahan sebagai produk lokal.

Page 115: Strategi Pengembangan UMKM

100

Tabel 4.3.4

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

No Jenis Program Pelaksana

1 Pengembangan pasar lelang daerah Disperindag

2 Pameran dan kontak dagang produk

unggulan

Disperindag

3 Peningkatan fasilitas terwujudnya kerja

sama strategis

Kabupaten Sumenep

4 Operasional gudang SRG Disperindag

5 Fasilitasi peningkatan dan

pengembangan pasar industri hasil

tembakau dan hasil produk diversifikasi

Disperindag

6 Pembinaan dan fasilitasi dalam rangka

penguatan pedagang jasa perbengkelan

di lingkungan daerah penghasil

tembakau

Kabupaten Sumenep

7 Kemitraan UKM dan Usaha Besar

dalam pengadaan bahan baku

Disperindag

Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep)

Industri andalan yang merupakan produk unggulan Kabupaten Sumenep

dilihat dari data LPPD Disperindag Kabupaten Sumenep Tahun 2013, diantaranya

sebagai berikut :

a) Industri Garam

Kabupaten Sumenep terkenal dengan industri garamnya. Adapun

pengelola lahan untuk proses pembuatan garam di Kabupaten Sumenep

tersebar pada beberapa kecamatan. Kapasitas produksi tertinggi terjadi di

Page 116: Strategi Pengembangan UMKM

101

Kecamatan Kalianget dengan produksi 73.030 ton per tahun di susul oleh

Kecamatan Gapura dengan produksi 43.331 ton dan Kecamatan peragaan

dengan produksi 30.612 ton.

Tabel 4.3.4.a(Jumlah Luas Lahan dan Produksi Industri Garam tahun 2012)

No Kecamatan Jumlah Luas

Lahan/ ha

Produksi Ton Rata-Rata

Produksi/ ha

1 Pragaan 257. 663 30.612.00 118.80

2 Saronggi 338. 746 25.538.00 75.38

3 Giligenting 255.456 27.875.00 109.12

4 Talango 7.590 350.00 46.11

5 Kalianget 495.053 730.030.00 147.53

6 Sumenep 4.718 175.00 37.09

7 Gapura 302. 697 43.331.00 143.15

8 Dungkek 143.505 4.280.00 29.80

9 Ra’as 63. 544 4.417.00 69.50

10 Sapeken 50. 760 2.983.00 58.76

11 Arjasa 24. 500 1.423.00 58.50

Jumlah 1. 944. 230 214.014.00 110.08

Sumber: (LPPD Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2013).

b) Industri Meubel Kayu

Industri Meubel Kayu yang berlokasi di Kabupaten Sumenep

merupakan industri kecil dan menengah yang menyebar hampir di semua

Kecamatan. Sentra Industri Meubel Kayu yang cukup besar yaitu berlokasi di

Desa Karduluk Kecamatan Pragaan dan produksi Meubel Kayu Antik/Repro

terkonsentrasi hanya di Kecamatan Kota dan Kalianget. Adapun jenis hasil

produksi dibedakan menjadi meubel kayu komersial biasa dan meubel kayu

Page 117: Strategi Pengembangan UMKM

102

antik/ repro. Pangsa pasarnya terdiri dari lokal, regional/nasional dan peluang

ekspor luar negeri.

c) Industri Batik Tulis

Industri Batik Tulis merupakan salah satu produk unggulan

Kabupaten Sumenep. Produk yang dihasilkan mempunyai ciri khas dan

keunikan tersendiri yang membedakan dengan baik-batik tulis luar. Bahan

yang diproduksi terbuat dari jenis kain primissima dan sutra dengan metode

batik tulis dan pewarnaan dilakukan dengan cara kimia dan alami sehingga

menghasilkan jenis dan corak yang beraneka ragam. Industri ini terkonsentrasi

di Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto dan mempunyai pangsa pasar

lokal, regional/nasional dan peluang ekspor luar negeri.

d) Industri Keris

Produk unggulan Kabupaten Sumenep berupa kerajinan yang

memiliki nilai sejarah yaitu kerajinan keris. Industri ini berlokasi di Desa

Aeng Tong-Tong Kecamatan Saronggi dan Palongan Kecamatan Bluto.

Produski yang dihasilkan terdiri dari berbagai macam jenis produk keris.

Pangsa pasarnya lokal, Nasional dan Internasional.

e) Industri Makanan

Industri makanan yang ada di Kabupaten Sumenep bertumpu pada

hasil pertanian dan perkebunan serta hasil laut. Jenis dan macam industri

makanan yang merupakan produk unggulan; Kripik singkong, Kripik ikan,

Page 118: Strategi Pengembangan UMKM

103

Petis ikan, Terasi, Rengginang, Mente, Juwadah, Man Reman, dan Kripik

Pisang.

f) Industri Gula Siwalan

Industri ini hanya diproduksi pada musim kemarau dikarenakan

bahan bakunya berupa nira pohon siwalan yang banyak dan melimpah yang

bisa diambil pada musim kemarau. Lokasi industri Gula Siwalan berada di

Kecamatan Dungkek, Batang-Batang, Gapura, Lenteng, Pragaan dan Bluto.

g) Industri Kerajinan Kerang- Kerangan

Kabupaten Sumenep dengan wilayah kepulauan dan laut yang luas

menghasilkan banyak potensi kelautan yang bisa diolah menjadi hasil industri,

diantaranya adalah kerang-kerangan. Lokasi industri ini yaitu di Kecamatan

Ra’as dengan pangsa pasar Bali dan Yogyakarta.

h) Industri Rokok

Industri Rokok di Kabupaten Sumenep sangat didukung oleh

tersedianya bahan baku lokal yang cukup serta kwalitas yang baik sehingga

mampu menghasilkan produk rokok dengan cita rasa dan aroma yang khas.

Lokasi industri ini berada di Kecamatan Bluto, Pasongsongan, Pragaan dan

Lenteng.

i) Industri Perahu Kayu

Industri Perahu Kayu sangat diperlukan sebagai daya dukung alat

transportasi laut yang efisien untuk menghubungkan pulau-pulau serta

keperluan para nelayan untuk mengeksploitasi hasil kekayaan laut dimana

Page 119: Strategi Pengembangan UMKM

104

Kabupaten Sumenep mempunyai wilayah kepulauan dan perairan yang sangat

luas. Industri perahu kayu tersebar di Kecamatan Saronggi, Talango dan

Masalembu.

4.4 Analisa Hasil Penelitian

Sebagaimana yang disampaikan dalam hasil penelitian diatas maka

selanjutnya akan dilakukan analisa hasil penelitian, untuk menjelaskan temuan

hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, seperti yang tertulis

di BAB III tentang metodologi penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh data

tentang 4 (empat) indicator untuk mengetahui startegi dunia usaha yang

diantaranya; Penciptaan iklim usaha bagi UMKM, Pembuatan informasi terpadu,

Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan terhadap usaha kecil, dan

Pembuatan system pemasaran bersama. Berikut analisa hasil penelitian dari

keempat indicator tersebut:

4.4.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Iklim usaha yang baik merupakan impian bagi setiap pelaku usaha

dan bagi pemerintah. Dengan iklim usaha yang baik maka, daerah

tersebut telah memiliki tingkat perekonomian yang baik, karena iklim

usaha dapat dijadikan tolak ukur atau barometer bagi kesejahteraan

masyarakat dan pemilik usaha disuatu daerah.

Dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah harus

ikut andil dengan strategi yang dapat mengeluarkan program-program

Page 120: Strategi Pengembangan UMKM

105

baru bagi dunia usaha di suatu daerah dengan harapan dapat menciptakan

produk unggulan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi baik dipasar

dalam negeri maupun di pasar luar negeri. Dengan begitu peluang kerja

bagi usia produktif akan semakin banyak dan pemerintah akan lebih

mudah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Dalam penelitian ini, iklim usaha dilihat dari sejauh mana tingkat

keberhasilan pemerintah daerah dalam mengatur, membina dan

memotivasi pelaku UKM agar tetap menjaga hasil produksinya menjadi

produk yang dapat berdaya saing dengan produk-produk lain yang ada

diluar daerah.

Iklim Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdapat

dikabupaten Sumenep hingga saat ini tetap terjaga kondusifitasnya.

Pemerintah daerah (Disperindag) dalam menangani iklim usaha bagi

UKM agar selalu berjalan dengan baik yaitu dengan menerapkan

beberapa strategi dengan mengeluarkan beberapa program, karena

mengingat pentingnya untuk menjaga kondusifitas iklim usaha sama

halnya menjaga kesejahteraan masyarakat daerah melalui perekonomian

dikabupaten Sumenep.

Adapun program yang pernah dilakukan oleh pemerintah daerah

dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep yang memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu melalui

pemberdayaan bagi usaha kecil yang baru merintis dengan bentuk

Page 121: Strategi Pengembangan UMKM

106

pelatihan keterampilan pada bidang usaha yang ditekuni. Sedangkan bagi

usaha yang telah lama berdiri, program yang diberikan yaitu dengan

pengadaan peralatan, guna melengkapi sarana dan prasarana bagi UKM

untuk berproses dan berproduksi. Pembinaan dan pelatihan yang

diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

bertujuan untuk menciptakan produk unggulan dan meningkatkan daya

saing bagi hasil produksi UKM dengan UKM yang terdapat di daerah

lain. Industri yang terdapat di Kabupaten Sumenep bertumpu pada

penggunaan bahan baku local/pengolahan sumber daya alam.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi perhatian dari

berbagai pihak, baik pemerintah, perbankan, swasta dan lembaga non

pemerintah lainnya. Hal ini dikarenakan UMKM telah berkontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan teruji pula terhadap terapan

badai krisis financial. Oleh sebab itu penting untuk menajaga iklim usaha

bagi UKM agar tetap kondusif.

4.4.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam

tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang

sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya,

sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah

perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu

Page 122: Strategi Pengembangan UMKM

107

tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol

sumber daya yang dimiliki, sehingga dalam mengambil keputusan-

keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan

mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Oleh sebab itu, informasi merupakan hal penting yang harus tetap dimiliki

oleh pelaku UKM, mengingat Informasi sebagai factor pendukung bagi

pelaku UKM untuk lebih mengembangkan usaha yang dimilikinya.

Berbagai tata cara yang digunakan oleh pemberi informasi agar

informasinya tepat pada titik yang diinginkan. Dengan berkembangnya

roda zaman, peralatan yang digunakanpun semakin canggih, salah

satunya adalah kepesatan perkembangan tehnologi yang canggih. Tentu

peluang tersebut dapat kita jadikan suatu wadah dalam menyampaikan

informasi dan menanggapi suatu informasi.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam

menyediakan informasi bagi usaha kecil menegah yaitu dengan

memanfaatkan kecanggihan tehnologi. Informasi yang semula harus

melewati pengumuman papan informasi atau melalui orang-perorang

sekarang sudah tidak lagi, karena system informasi yang diterapkan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep telah

menggunakan jejaring social atau internet. Dengan penyediaan website

dan operator yang professional maka informasi yang disampaikan akan

Page 123: Strategi Pengembangan UMKM

108

mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali pemilik

usaha.

Namun kendala dalam pelaksanaanya masih banyak ditemui yang

salah satunya adalah kurangnya kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki. Dari data LPPD tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Disperindag,

tertulis bahwa lulusan SMA masih menjadi dominan pada pegawai di

kantor Disperindag. Sehingga pengoperasian system informasi yang telah

disediakan oleh Disperindag tidak berjalan dengan apa yang diharapkan.

Informasi yang disampaikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep kepada para pelaku UKM disumenep tidak berubah

dengan menggunakan model lama, yaitu dengan menghubungi langsung

pelaku UKM.

4.4.3 Pendirian Pusat Konsultasi dan Pengembangan UMKM

Pusat konsultasi merupakan hal yang penting bagi suatu instansi

pemerintahan atau swasta dalam menampung semua aspirasi ataupun

keluhan masyarakat dan konsumen. Pusat konsultasi pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) bertujuan untuk memberikan layanan

penelitian dan pengembangan terhadap berbagai kegiatan UMKM,

memberikan layanan monitoring, evaluasi, pembinaaan dan

pendampingan terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) dan sebagai

Page 124: Strategi Pengembangan UMKM

109

lembaga pengabdian masyarakat yang berkiprah untuk memberikan

layanan terhadap pengembangan UKM.

Adapun manfaat adanya pusat konsultasi bagi usaha kecil, mikro

ataupun menengah dan bagi wirausaha baru yaitu; Memberikan bantuan

konsultasi manajemen bisnis (keuangan, pemasaran, akuntansi, dan

manajemen umum) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

menajerial, Memberikan pelayanan konsultasi bisnis yang

berkesinambungan kepada usaha kecil, mikro dan wirausaha baru untuk

mengatasi masalah yang dihadapi oleh pengusaha kecil, mikro dan wira

usaha baru. Membantu dan mendampingi dalam pembuatan proposal

untuk pengajuan modal usaha mendampingi para pengusaha kecil, mikro

dan wirausaha baru yang akan melakukan negoisasi dan kerjasama

dengan pihak lain seperti; Lembaga Pemasaran, Keuangan, Perbankan

dan BUMN sebagai mitra pembina, maupun instansi. Terutama pada

masalah hukum dan perizinan kegiatan usaha, dan Membentuk jaringan

kerja antar pengusaha kecil, mikro dan wirausaha baru, UKM Sentra,

dengan pengusaha besar dan BUMN, lembaga keuangan untuk membantu

dalam rangka pengembangan usaha.

Pusat konsultasi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep tetap tersedia, terutama bagi pelaku UKM dan masyarakat luas

yang ingin mengkonsultasikan permasalahannya. Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, pusat konsultasi

Page 125: Strategi Pengembangan UMKM

110

yang disediakan jarang didatangi oleh masyarakat. Hal ini diungkapkan

oleh pihak Disperindag bahwa pelaku UKM jarang melakukan konsultasi,

factor yang mengakibatkan hal tersebut, pihak Disperindag juga kurang

begitu tahu. Adapun yang sering mengunjungi kantor Disperindag

kabupaten Sumenep adalah masyarakat yang baru dalam merintis usaha

dan masyarakat tersebut mendatangi kantor Disperindag untuk melakukan

pengurusan legalitas izin usaha atau SIUP. Sedangkan pihak Disperindag

mengungkapkan bahwa yang berwewenang dalam pemberian legalitas

izin usaha atau SIUP adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

Kabupaten Sumenep.

Faktor yang mengakibatkan masyarakat jarang mendatangi dan

melakukan konsultasi ke kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan

kabupaten Sumenep, dari informasi masyarakat pelaku UKM, yaitu

karena Disperindag masih menganut system kekeluargaan atau kedekatan

dengan pelaku UKM, artinya bahwa siapa yang dekat maka dia yang

lebih leluasa mendapatkan informasi meski tanpa harus melakukan

konsultasi. Sedangakan bagi masyarakat yang awam atau baru di dunia

usaha yang dinaungi oleh Pemerintah Daerah atau Disperindag, kurang

direspon apa yang menjadi keinginan masyarakat.

Adapun strategi untuk menghindari hal di atas yaitu dengan melalui

pendekatan dan partisipatif masyarakat, yang dimulai dengan

menghimpun aspirasi masyarakat, melalui MUSRENBANG tingkat

Page 126: Strategi Pengembangan UMKM

111

Kecamatan sampai pada tingkat Kabupaten yang dimotori oleh Badan

Perencanaan Daerah Kabupaten Sumenep. Adapun manfaat dari

MUSRENBANG bagi Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten

Sumenep yaitu dapat mengetahui pengembangan industri dan

perdagangan yang benar-benar mengarah pada prioritas kebutuhan

masyarakat yang nyata dan sesuai dengan potensi kondisi wilayah yang

dimiliki oleh setiap kecamatan, mengingat banyaknya daftar usulan

kegiatan pada masing-masing kecamatan yang kemungkinan besar tidak

dapat terealisasi secara keseluruhan.

UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian suatu Negara

ataupun daerah, begitu juga dengan Negara Indonesia UKM sangat

memiliki peran penting dalam laju perekonomian masyarakat.

Pengembangan UMKM ataupun UKM perlu mendapatkan perhatian yang

besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang

lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Program ataupun

kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusif bagi

tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan

perannya dalam memberdayakan UKM, disamping mengembangkan

kemitra usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar denan

pengusaha kecil,dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

Pengembangan UKM, perlu menggabungkan keunggulan local

Page 127: Strategi Pengembangan UMKM

112

(lingkungan internal) dan peluang pasar global, yang disinergikan dengan

era otonomi daerah dan adanya pasar bebas.

Perkembangan UKM apabila tidak diikuti dengan berkembangnya

sumber daya manusia yang profesional maka peluang untuk meluaskan

usaha atau industrinya akan sulit, karena sumber daya manusia menjadi

aspek penting dalam keberlangsungan operasional organisasi dan

perusahaan, atau sumber daya manusia merupakan penggerak bagi

sumber daya lain.

Adapun perkembangan UKM yang ada dikabupaten Sumenep

semakin tahun semakin meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari data

IKM tahun 2012 dan data IKM tahun 2013. Perkembangan UKM yang

tersebar dikabupaten Sumenep juga tidak terlepas dari peran Bupati

kabupaten sumenep yang dibantu oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep. hal itu dapat dilihat dari Usaha Kecil

Menengah dikabupaten Sumenep yang telah memberikan kontribusi yang

besar terhadap roda perokonomian di Kabupaten Sumenep. Bahkan tidak

sedikit dari produk Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Sumenep

menjadi unggulan di daerah lain. Produk seperti keris, ukir kayu, krupuk

ikan, petis, kripik singkong, batik tulis, garam, gula merah, dan

rengginang, merupakan produk unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten

Sumenep.

Page 128: Strategi Pengembangan UMKM

113

Adapun bentuk strategi pengembangan UKM yang diberikan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, yaitu berupa

Pelatihan dan Pembinaan. Pelatihan dilakukan untuk menciptakan

Sumber Daya Manusia dengan skill yang lebih baik. Sedangkan

Pembinaan dilakukan dengan berupa penyediaan bantuan peralatan

sebagai penunjang kelancaran berproduksi. Salah satu contoh pembinaan

yang dilakukan adalah dengan pemberian peralatan kompor bagi

pengrajin batik tulis, mesin bordir bagi penjahit, alat ukir keris dan lain-

lain. Dengan demikian peran Dinas Perindustrian dan perdagangan

kabupaten Sumenep dapat dikatan baik, karena mampu mengembangkan

usaha kecil dan menengah yang ada dikabupaten Sumenep, meskipun ada

beberapa dari mereka yang belum mendapatkan sentuhan bantuan dari

Disperindag Kabupaten Sumenep.

Pelaksanaan pembinaan dan pelatihan yang diberikan kepada para

pelaku UKM sering mengalami kendala dan hambatan, baik internal

ataupun eksternal. Kendala internal dalam pelaksanaan pembinaan yang

dilakukan oleh Disperindag adalah kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) yang dimiliki oleh Disperindag masih jauh dengan apa yang

diharapkan, dengan kata lain bahwa SDM atau pegawai yang dimiliki

kurang mampu membidangi pekerjaan dan tanggung jawabnya.

Sedangkan permasalahan eksternal yaitu datang dari pelaku UKM,

dimana kecemburuan pelaku UKM karena tidak memperoleh giliran

Page 129: Strategi Pengembangan UMKM

114

pelatihan dan bantuan peralatan. Masalah eksternal ini disebabkan oleh

sedikitnya dana APBD yang dialokasikan kepada Disperindag, dan

Disperindag tidak dapat membantu semua pelaku UKM yang ada

dikabupaten Sumenep.

4.4.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

Pertumbuhan jumlah UKM yang semakin hari kian melonjak pesat,

mau tidak mau mendorong para pelakunya untuk lebih kreatif dan

inovatif dalam menyusun strategi pemasaran. Strategi pemasaran sering

kali diibaratkan sebagai jantung kehidupan sebuah usaha. jadi saat ini

para pelaku UKM harus bisa jeli dan teliti dalam menciptakan strategi

pemasaran yang tahan banting ditengah ketatnya persaingan pasar. Factor

terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha selain sumber daya

manusia yaitu segmen pasar yang jelas. Pelaku UKM harus mampu

melihat segmen pasar yang tepat untuk hasil produksi yang dimilikinya,

pasar merupakan hal terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha.

Penting bagi pemerintah untuk melakukan intervensi positif,

professional dan proporsional dalam menciptakan system pemasaran

berama bagi UMKM. Melihat dari pengalaman tahun sebelumnya,

mekanisme pasar kerap tak berdaya mewujudkan keadilan. Dan pada

tahun ini Pemerintah wajib memberikan keadilan dan mengurangi

kerimpangan.

Page 130: Strategi Pengembangan UMKM

115

Pemerintah dan pelaku UKM harus bisa menentukan komoditas apa

saja yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran. Analisis pasar juga

harus dilakukan dalam menghadapi pasar dunia yang semakin modern

sebagai tolak ukur dari potensial yang dimiliki oleh produk unggulan di

suatu daerah.

Pemasaran hasil produksi UKM yang ada di Kabupaten Sumenep

yaitu dengan system titip kepada sesama pelaku UKM yang lebih besar

dan mengikut sertakan hasil produknya pada pameran di tingkat local,

regional dan nasional. Strategi pemerintah dalam membabantu

memasarkan dan mempromosikan hasil produksi UKM di Kabupaten

Sumenep yaitu dengan menyediakan sorum untuk hasil produksi UKM

dikabupaten sumenep, dengan nama sorum tersebut yaitu Dewan

Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA). Sorum ini menampung

semua hasil produksi UKM yang ada di Kabupaten Sumenep.

Selain sorum, bentuk bantuan pemasaran hasil produksi UKM yang

ada dikabupaten Sumenep, dengan mengikut sertakan para pelaku UKM

pada pameran tingkat lokal, regional dan nasional. Untuk tingkat local

pameran diselenggarakan setahun sekali yaitu pada acara Hari Jadi

Kabupaten Sumenep. Untuk Tingkat regional pemasaran dengan system

Pasar Lelang yang diadakan setiap 1 bulan sekali di Surabaya. Dan untuk

tingkat pemasaran nasional Disperindag Kabupaten Sumenep melakukan

kerja sama denga Dinas Perindustrian dan Perdagangan diluar daerah.

Page 131: Strategi Pengembangan UMKM

116

Cara Disperindag memperoleh informasi terkait dengan adanya pameran

diluar daerah yaitu dengan contac person kepada panitia penyelenggara

atau EO (Event Organizer). Adapun output yang diperoleh oleh

Disperindag yaitu dengan memberikan nama baik daerah melalui produk

unggulan yang dimiliki oleh kabupaten Sumenep.

4.5 Pembahasan

Strategi pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) pada dasarnya akan mengembangkan kesempatan

kerja bagi penduduk dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta

mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam.

Pembangunan ekonomi akan berhasil bila mampu memenuhi kebutuhan dunia

usaha. Dalam penilitian ini akan dibahas terkait dengan Strategi Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

yang dilihat dari 4 (empat) indikator diantaranya; penciptaan iklim usaha bagi

UMKM, pembuatan informasi terpadu, pendirian pusat konsultasi dan

pengembangan usaha, dan system pemasaran bersama.

4.5.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Pertumbuhan ekonomi penting, karena pertumbuhan ekonomi

dipandang sebagai suatu syarat yang sangat diperlukan untuk perbaikan

masalah-masalah social dengan tujuan memberikan kesejahteraan kepada

Page 132: Strategi Pengembangan UMKM

117

seluruh masyarakat dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya

seperti peningkatan pendapatan dan kekayaan masyarakat, ataupun

penyediaan fasilitas dan sarana-sarana sosial lainnya. Kondisi

perekonomian disuatu daerah merupakan tolak ukur kesuksesan suatu

daerah dalam menjaga stabilitas sumber daya manusia dan sumber daya

alam yang dimilikinya.

Dalam melakukan pemerataan perekonomian di suatu daerah

Pemerintah Daerah harus lebih memfokuskan perhatiannya kepada

wirausahawan atau usaha kecil menengah dan besar, karena kedudukan

para wirausahawan dalam membangun kekuatan ekonomi rakyat terlihat

lebih nyata. Wirausahawan mampu menampung tenaga kerja baru dan hal

ini tentu dapat meringankan pemerintah dalam menyediakan lapangan

kerja dan mengurangi pengangguran.

Pemerintah Daerah dalam mencapai pembangunan melalui

wirausaha harus lebih peka dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki

oleh daerah tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kuncoro (2005:64)

bahwa di era otonomi daerah, seharusnya paradigma membangun daerah

lebih difokuskan, artinya daerahlah yang harus punya inisiatif, prakarsa,

kemandirian dalam menyusun, merencanakan dan melaksanakan

pembangunan daerah. Asumsinya, daerah lebih tahu tentang masalah dan

potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

Page 133: Strategi Pengembangan UMKM

118

Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah sebuah ekonomi

produktif yang memiliki jumlah kekayaan dan penjualan tahunan tertentu

dan hal tersebut diatur dalam undang-undang. Adapun kategori usaha

tersebut yaitu; Usaha mikro adalah usaha sektor industri pengolahan

dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang. Usaha kecil adalah usaha sektor

industri pengolahan dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang. Dan usaha

menengah merupakan usaha sektor industri pengolahan dengan jumlah

tenaga kerja 20-99 orang (Survey UMKM jawa timur 2012:10).

Kegiatan usaha tersebut merupakan suatu kegiatan ekonomi yang

bertujuan untuk menghasilkan barang/jasa agar dapat diperjual belikan

atau ditukar dengan barang lain, dan ada seorang atau lebih yang

bertanggung jawab atas resiko pada produktivitas yang akan dihasilkan

(Survey UMKM jawa timur 2012:10). Suatu usaha yang baik adalah

usaha yang mampu mengendalikan sumber daya yang terdapat

didalamnya dan mampu mengatur ritme produktivitas terhadap pasar

yang dimiliki.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kekuatan

dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, keberadaan

UMKM harus dilindungi dan diberdayakan oleh Pemerintah. Peran

Pemerintah dalam menjaga stabilitas usaha yang dimiliki oleh pelaku

UKM salah satunya yaitu dengan menjaga kondusifitas iklim usaha.

Page 134: Strategi Pengembangan UMKM

119

Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan

perundang-undangan dan kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi

agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah memperoleh pemihakan,

kepastian, kesempatan, perlindungan dan dukungan berusaha yang seluas-

luasnya.

Menurut Lincolin Arsyad Penciptaan iklim usaha yang baik bagi

dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan yang memberikan

kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah

penurunan kualitas lingkungan (Subandi, 2011:123).

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dikabupaten Sumenep

dilihat dari industri yang bertumpu pada penggunaan bahan baku local

atau dengan pengolahan sumber daya alam yang ada dikabupaten

Sumenep. Berdasarkan data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun

2013 Industri Kecil Menengah di Kabupaten Sumenep berjumlah 30.930

Unit Usaha. Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan instansi

yang memiliki wewenang dalam menjaga stabilitas usaha atau

kondusifitas usaha yang dimiliki oleh UKM di Kabupaten Sumenep.

Iklim usaha yang ada dikabupaten Sumenep cukup kondusif dan

Disperindag telah berhasil menjaga stabilitas dan kondusifitas iklim usaha

yang ada dikabupaten Sumenep. Hal ini dapat dilihat dari jumlah industri

Page 135: Strategi Pengembangan UMKM

120

kecil yang dimiliki oleh kabupaten Sumenen dan merupakan binaan

Disperindag Kabupaten Sumenep tiap tahunnya terus mengalami

pertambahan.

Sedangkan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam menjaga iklim usaha yang baik

bagi UKM di Kabupaten Sumenep yaitu dengan menerapkan beberapa

program, seperti memberikan pelatihan dengan mendatangkan pelatih

untuk meningkatkan skill atau kemampuan yang dimiliki oleh sumber

daya manusia dalam suatu kelompok UKM dan memberikan bantuan

peralatan untuk mendukung kelancaran dalam berproduksi.

4.5.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Informasi merupakan data-data yang telah diolah sehingga dapat

berguna atau bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya,

informasi dapat berupa pesan dengan cara dikirim atau disampaikan

langsung. Oleh sebab itu pembuatan informasi atau penyediaan informasi

terpadu bagi perkembangan dunia usaha merupakan hal penting yang

harus dilakukan oleh Pemerintah, karena informasi merupakan salah satu

factor pendukung atas berkembangnya usaha yang dijalani oleh para

pelaku UKM. Dengan informasi yang diperoleh, pelaku UKM dapat

mengetahui perkembangan dunia usaha saat ini.

Page 136: Strategi Pengembangan UMKM

121

Pembuatan informasi terpadu juga dapat memudahkan masyarakat

untuk berhubungan dengan pemerintah seperti terkait engan proses

perizinan dan perkembangan UKM nya melalui program yang dapat

dikeluarkan oleh pemerintah. Seperti yang diungkapkan oleh Lincolin

Arsyad dalam Subandi (2011:123) bahwa, pembuatan informasi terpadu

akan dapat memudahkan masyarakat dan dunia usaha untuk berhubungan

dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan

informasi rencana pembangunan ekonomi daerah.

Pembuatan informasi terpadu adalah suatu tempat yang

menyediakan informasi terkait perkembangan dunia usaha seperti

informasi yang memudahkan masyarakat dalam pengurusan perizinan,

pengembangan sumber daya manusia, dan pemasaran dari hasil produksi.

Di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, penyedian

informasi bagi perkembangan dunia usaha yang ada dikabupaten

Sumenep yaitu dengan menyediakan website. Dengan penyediaan

informasi melalui website pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Sumenep berharap bahwa masyarakat tidak lagi merasa sulit

untuk memperoleh informasi terkait dengan perkembangan dunia usaha

yang dimilikinya. System informasi tersebut juga mengajarkan kepada

masyarakat akan perkembangan dunia tehnologi yang semakin canggih.

Adapun alamat website yang disediakan oleh Dinas Perindustrian dan

Page 137: Strategi Pengembangan UMKM

122

Perdagangan Kabupaten Sumenep untuk bisa mengunjungi website

tersebut yaitu disperindag-sumenep.co.id.

4.5.3 Pendirian Pusat Konsultasi dan Pengembangan UMKM

Menurut Lincolin Arsyad pendirian pusat konsultasi dan

pengembangan usaha kecil merupakan hal yang sangat penting, karena

usaha kecil perannya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan

sebagai sumber dorongan untuk memajukan kewirausahaan (Subandi,

2011:123).

Adanya pusat konsultasi yang disediakan oleh sebuah instansi

kepemerintahan kepada masyarakat, akan memudahkan pemerintah

menampung semua aspirasi dari masyarakat dan dengan pusat konsultasi

tersebut pemerintah juga akan lebih dekat dengan masyarakat. Pusat

konsultasi juga berguna untuk mengetahui letak kekurangan yang harus

diubah dan pemerintah akan lebih memahami apa yang akan menjadi

kebutuhan masyarakat selama ini.

Pada dunia usaha, pusat konsultasi juga berperan penting sebagai

tempat pengaduan bagi pemilik usaha untuk pengembangan sebuah usaha

yang dimilikinya. Pentingnya pusat konsultasi bagi pemilik usaha dan

bagi semua masyarakat menuntut pemerintah untuk lebih aktif

berhubungan dengan masyrakat. Apabila Pemerintah berhasil

menyediakan pusat konsultasi untuk dunia usaha, maka pemerintah akan

Page 138: Strategi Pengembangan UMKM

123

lebih mudah dalam melakukan koordinasi dengan pemilik usaha dan

pemerintah juga akan lebih meudah mencapai tujuannya dalam

menciptakan iklim usaha yang baik.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

merupakan instansi pemerintah daerah yang menyediakan pusat

konsultasi bagi dunia usaha yang ada di Kabupaten Sumenep. kantor

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep telah

mendirikan pusat konsultasi untuk UKM yang ada dikabupaten Sumenep,

namun dalam pelaksanaannya pusat konsultasi yang disediakan tidak

banyak pengunjung yang mendatangi.

Selain pusat konsultasi yang disediakan di kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Sumenep, strategi yang juga

dilakukan dalam memperoleh aspirasi masyarakat terkait dengan

perkembangan usaha di kabupaten sumenep yaitu dengan mendirikan

perkumpulan melalui MUSRENBANG dari tingkat Kecamatan sampai

pada tingkat Kabupaten yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah

Kabupaten Sumenep. Selain memeperoleh aspirasi dari masyarakat, Dinas

perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep juga dapat memilih

prioritas kegiatan yang akan didahulukan dan dengan MUSRENBANG,

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dapat

melakukan perencanaan pembangunan industri dan perdagangan yang

Page 139: Strategi Pengembangan UMKM

124

mengarah pada prioritas kebutuhan masyarakat yang nyata dan sesuai

dengan potensi kondisi wilayah per-kecamatan.

Selain pendirian pusat konsultasi, yang perlu diperhatikan oleh

Pemerintah adalah pengembangan bagi usaha kecil ataupun menengah.

Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di indonesia telah

menjadi tulang punggung perekonomian. Pengembangan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian integral dalam

pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur.

Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah

melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan dalam

menguatkan pertumbuhan dengan meningkatkan kemampuan dan daya

saing usaha mikro kecil dan menengah.

Menurut Afiffuddin (2010:180), pengembangan bagi UKM

diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdaya saing melalui

perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung

dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar,

pemanfatan hasil inovasi dan penerapan tehnologi. Sementara itu,

pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kemiskinan.

Page 140: Strategi Pengembangan UMKM

125

Pemerintah tetap memegang perananan terbesar dalam upaya

pengembangan bagi UMKM. Keterlibatan pemerintah dalam

pengembangan UMKM telah diatur jelas dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Undang-Undang ini memuat tentang

ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, criteria,

penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan

penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi

administrative dan ketentuan pidana.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

merupakan instansi yang memiliki wewenang untuk mengembangkan

UKM yang ada di Kabuapaten Sumenep. Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep telah mampu memberikan strategi

untuk pengembangan dunia usaha yang ada di Kabupaten Sumenep. Hal

tersebut dapat dilihat dengan adanya bantuan pelatihan dan pembinaan

yang diberikan kepada para pelaku UKM. Bentuk pelatihan tersebut yaitu

dengan mendatangkan pelatih sebagai instruktur pelatihan yang bertujuan

untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh

suatu UKM. Seperti yang diungkapkan oleh Lincolin Arsyad dalam

Subandi (2011:122-124) bahwa Staretgi pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling penting dalam proses

pembangunan ekonomi. Oleh karena itu pembangunan ekonomi tanpa

didasari dengan peningkatan kualitas dan keterampilan sumberdaya

Page 141: Strategi Pengembangan UMKM

126

manusia maka suatu daerah/kota akan menjadi daerah dengan

perekonomian yang tertinggal.

Selanjutnya peran Disperindag Kabupaten Sumenep dalam

mengembangkan UKM yaitu dengan pembinaan yang berupa pemberian

bantuan peralatan produksi, hal ini berguna untuk penunjang kemudahan

selama berproduksi. Selain pelatihan dan bantuan peralatan, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep juga memberikan

bantuan pemasaran kepada para UKM yang ada dikabupaten Sumenep.

Dengan demikian peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan terhadap

pengembangan UMKM di kabupaten Sumenep dapat dikatakan baik

karena mampu memberikan strategi kepada pelaku UKM terkait dengan

pengembangan SDM dengan pelatihan dan pembinaan jangka panjang

melalui penyediaan bantuan peralatan.

4.5.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

Dalam upaya pembangunan nasional dan daerah yang tangguh

tantangan yang dihadapi semakin berat. System ekonomi yang sangat

terbuka menyebabkan persaingan bukan hanya datang dari sector

domestic melainkan juga datang dari sector luar negeri. Oleh karena itu

berbagai komponen harus bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. Salah satu strategi kearah tersebut yaitu adalah dengan

menciptakan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang

tidak ekonomis dan pengembangan kemitraan karena dengan kemitraan,

Page 142: Strategi Pengembangan UMKM

127

usaha yang satu dengan usaha yang lainnya merasa saling membutuhkan,

saling memperkuat dan tentunya dapat saling menguntungkan. Seperti

yang diungkapkan oleh Lincolin Arsyad, dalam Subandi, (2011:123)

bahwa pembuatan system pemasaran bersama bertujuan untuk

menghindari skala yang tidak ekonomis dalam produksi, dan

meningkatkan daya saing terhadap produk impor.

Untuk mempercepat pelaksanaan system pemasaran bersama bagi

dunia usaha pemerintah harus mampu membuat sosialisasi dan

penyadaran kepada berbagai unsur yang terlibat dalam dunia usaha di

suatu daerah. Pemerintah juga harus menyediakan suatu forum dialog

antara pengusaha kecil, pemerintah, dan masyarakat. Dan pemerintah juga

harus mampu melakukan pendekatan kepada pengusaha besar untuk

melakukan kerja sama atau berpartisipasi dalam mengembangkan UKM.

Peran Pemerintah Daerah dalam membantu menyediakan pasar

hasil produksi UKM sangat diperlukan, karena mengingat peran UKM

dalam pembangunan suatu daerah sangat nyata. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Hafsah (2004:43-44), bahwa pengembangan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab

bersama antara pemerintah dan masyarakat. Jadi Pemerintah Daerah harus

lebih kreatif dalam mencari peluang pasar untuk tetap menjaga stabilitas

perekonomian UKM disuatu daerah.

Page 143: Strategi Pengembangan UMKM

128

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep,

merupakan instansi Pemerintah Daerah di Kabupaten Sumenep yang

dituntut untuk memberikan peluang-peluang pasar bagi UKM yang ada

dikabupaten Sumenep. Dalam hal ini Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep telah mampu mendapatkan strategi

untuk menciptakan system pemasaran bersama bagi UKM yang ada di

Kabupaten Sumenep, salah satunya dengan menciptakan Sorum dengan

nama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) yang ada

dikabupaten Sumenep. Sorum ini menampung semua hasil produksi

UKM di Kabupaten Sumenep. Selain sorum tersebut, daerah juga

menyediakan pemasaran bersama melalui pameran tingkat local dan

regional yang diadakan setiap setahun sekali yaitu tepatnya pada hari jadi

Kabupaten Sumenep. tingkat regional yang juga diikuti oleh Disperindag

Kabupaten Sumenep adalah dengan mengikuti pasar lelang yang diadakan

setiap 1 bulan sekali di Surabaya.

Adapun strategi pemasaran tingkat nasional yang dilakukan oleh

Disperindag Kabupaten Sumenep yaitu dengan melakukan suatu kerja

sama kepada pihak Disperindag luar daerah. Sedangkan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam memilih

produk UKM yang pantas diikut sertakan dalam pameran regional dan

nasional yaitu dengan melihat kulalitas hasil produksi UKM.

Page 144: Strategi Pengembangan UMKM

129

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan dan pembahasan dalam penelitian ini, tentang Strategi

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Untuk

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Kabupaten Sumenep dilihat dari empat

(4) indikator yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, strategi yang keluarkan

dapat dikatan berhasil, namun tidak sepenuhnya pelaksanaan dari strategi

tersebut berjalan sesuai dengan harapan. Adapun kesimpulan dari keempat fokus

tersebut, adalah sebagai berikut:

5.1.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Strategi yang digunakan dalam menciptakan iklim usaha yang

baik oleh Disperindag yaitu berupa pemberian suatu program

pemberdayaan dengan pelatihan skill/keterampilan dan pengadaan

tehnologi/alat produksi. Namun pelaku UKM masih banyak yang

mengungkapkan bahwa pemerintah dalam memberikan bantuan kurang

merata atau yang sering mendapat bantuan pelatihan dan peralatan hanya

pelaku UKM yang sama.

Page 145: Strategi Pengembangan UMKM

130

5.1.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Strategi penyediaan informasi terpadu bagi UMKM yang

diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

yaitu berupa penyediaan website dengan memanfaatkan kecanggihan

tehnologi. Tetapi banyak masyarakat yang tidak memahami cara

berinteraksi dengan website tersebut dan banyak juga dari para pelaku

UKM menyebutkan bahwa tampilan atau informasi yang ada di website

Disperindag kurang uptodate.

5.1.3 Pendirian Pusat Konsultasi Dan Pengembangan UMKM

Strategi yang dilakukan oleh Disperindag Kabupaten Sumenep

dalam mendirikan pusat konsultasi yaitu melalui perkumpulan

MUSRENBANG dari tingkat Kecamatan sampai pada tingkat Kabupaten

yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumenep.

Namun ada beberapa masyarakat yang mengungkapkan bahwa bagi

mereka yang sudah akrab dan dikenal lama dengan beberapa pegawai

Disperindag, maka akan lebih mudah untuk memperoleh informasi.

Sedangkan strategi pengembangan untuk UMKM di Kabupaten Sumenep

yaitu melalui pembinaan dengan memberikan bantuan peralatan,

pelatihan skill dan bantuan pemasaran hasil produksi UMKM.

Page 146: Strategi Pengembangan UMKM

131

5.1.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

Strategi system pemasaran bersama bagi UKM yang di lakukan

oleh Disperindag Kabupaten Sumenep dilihat dari tiga aspek yang

meliputi, system pemasaran tingkat local, tingkat regional dan tingkat

nasional. Untuk tingkat local strategi yang digunakan yaitu dengan

menyediakan Sorum yang bernama Dewan Kerajinan Nasional Daerah

(DEKRANASDA). Sedangkan strategi pemasaran tingkat regional adalah

dengan mengikuti pasar lelang yang diadakan setiap sebulan sekali di

kota Surabaya. Dan tingkat nasional strategi yang digunakan adalah

dengan melakukan kerja sama kepada Disperindag diluar daerah. Namun

Disperindag kabupaten sumenep dalam menyediakan peluang pasar bagi

UKM masih pilih kasih atau tidak merata, banyak masyarakat pelaku

UKM yang mengeluh akan peluang yang kecil untuk ikut serta pada

pameran.

5.2 Saran

Adapun saran peniliti dari hasil kesimpulan yang telah dipaparkan diatas

yaitu:

5.2.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Penciptaan iklim usaha melalui strategi bantuan peralatan dan pelatihan,

harus tetap dipertahankan, namun pemerintah harus lebih proaktif pada

UKM- UKM yang masih baru.

Page 147: Strategi Pengembangan UMKM

132

5.2.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Strategi dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi memang sangat

baik, namun Disperindag juga harus memikirkan masyarakat yang akan

menjadi sasaran, artinya sosialisasi dalam penggunaan website penting

untuk dilakukan oleh Disperindag kepada masyarakat luas.

5.2.3 Pendirian Pusat Konsultasi Dan Pengembangan UMKM

Strategi dengan cara mengumpulkan masyarakat melalui

MUSRENBANG cukup baik, namun alangkah lebih baik apabila

Disperindag Kabupaten Sumenep menyediakan sendiri kantor khusus

konsultasi.

5.2.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

System pemasaran bersama yang dilakukan oleh disperindag cukup baik

dan sangat membantu kepada para pelaku UKM, hal ini harus tetap

dikembangkan dan jangan sampai menimbulkan permasalahan terutama

dalam memilih pengrajin yang dipilih dalam mendapatkan bantuan

pemasaran tersebut.

Page 148: Strategi Pengembangan UMKM

133

DAFTAR PUSTAKA

Afiffuddin, 2010, Pengantar Administrasi Pembangunan: Konsep, Teori dan Implikasinya di Era Reformasi, Alfabeta, Bandung

Alma, H.Buchari, 2007, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung

Bagong, Suyanto dan Sutinah, 2010, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana, Jakarta

Baiquni, M, 2007, Strategi Penghidupan di Masa Krisis: Belajar dari Desa, IdeAs Media, Yogyakarta

Basrowi, Sukidin, Wirawan, 2001, Perencanaan dan Strategi Pembangunan, Jember University Press, Jember

Bhasin, Balbir B; Venkataramany, Sivakumar “Globalization Of Entrepreneurship: Policy Considerations For SME Development In Indonesia” The International Business & Economics Research Journal 9.4 (Apr 2010), ProQuest

David, Fred R, 2006, Strategic Management: Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta

Hafsah, Mohammad Jafar. "Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)" Jurnal Infokop, Nomor 25 (2004): 40-44.

Hunger, J David, 2003, Manajemen Strategis, Penertbit Andi, Yogyakarta

Kuncoro, Mudrajad, 2005, Strategi:Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Erlangga, Jakarta

Nawawi, Hadari, 2005, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Muhammad, Suwarsono, 2008, Manajemen Strategik: Konsep dan Kasus, UPP STIM YKPN, Yogyakarta

M. Suparmoko, dan Irawan, 2002, Ekonomika Pembangunan, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta

Page 149: Strategi Pengembangan UMKM

134

P. Siagian, Sondang, 2009, Administrasi Pembangunan-konsep, dimensi, dan strateginya, PT Bumi Aksara, Jakarta

Rajab, S, Untung, 2011, Integrasi, Sinergi dan Terobosan Pembangunan Daerah, PT Revka Petra Media, Surabaya.

Sampurno, 2010, Manajajemen Stratejik:Menciptakan Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung

Subandi, 2011, Sistem Ekonomi Indonesia, Alfabeta, Bandung

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Alfabeta, Bandung

Sukandi, Tjuk, 2001, “Jurnal Manajemen & Administrasi Publik”, Universitas Wijaya Putra Surabaya, Surabaya.

Umar, Husein, 2004, Metode Riset Ilmu Administrasi: Ilmu Administrasi Negara, Pembangunan, dan Niaga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Peraturan Perundang-undangan:

Kementrian Negara KUKM, Republik Indonesia, 2009, Modul Manajemen Usaha Koperasi, Jakarta

Kementrian Negara KUKM, Republik Indonesia, 2011, Modul Diklat Vocational Akuntansi Koperasi Berdasarkan PSAK 27, Jakarta

Kementrian KUKM, Republik Indonesia, 2011, Penyusunan Kurikulum Pengembangan Usaha Koperasi, Jakarta

Pem. Prov Jatim, Badan Pusat Statistik Jatim, 2012, Survey UMKM jawa timur 2012-Pedoman Pencacah, Surabaya

Page 150: Strategi Pengembangan UMKM

135

Sumber Media:

Tabloid Info Sumenep Edisi 186-187, 11 September & 1 Oktober 2013

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi perumusan.html

http://www.depkop.go.id

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-3144-26092008.pdf

http://www.koperasiukm.com/tag/permasalahan-umkm

http://www.kemenkeu.go.id/fullText/2006/40~PMK.07~2006Per.HTM

Page 151: Strategi Pengembangan UMKM

xvi

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Baik

A. Bagi Pimpinan

a) Bagaimana perkembangan Iklim Usaha UMKM yang terdapat

dikabupaten Sumenep ? apakah sudah sesuai dengan apa yang telah

direncanakan oleh Disperindag?

b) Strategi apa yang dilakukan untuk dapat menciptakan iklim usaha

yang baik bagi UMKM di Kabupaten Sumenep?

c) Apa yang menjadi kendala bagi Disperindag dalam melaksanakan

Strategi tersebut?

d) Apa output yang diperoleh oleh instansi Bapak dari strategi

tersebut?

e) Sejauh mana keberhasilan strategi tersebut, adakah data yang

menunjang ketercapaian strategi yang Bapak keluarkan?

B. Bagi Pegawai

a) Sejauh ini, bagaimana perkembangan iklim usaha UMKM yang

terdapat dikabupaten Sumenep, apakah sudah sesuai dengan

keinginan Disperindag dan UKM?

Page 152: Strategi Pengembangan UMKM

xvii

b) Rencana/strategi apa yang pernah dikeluarkan oleh pimpinan

saudara dalam melakukan penciptaan iklim usaha yang baik bagi

UMKM di Kabupaten Sumenep dan apa output yang diperoleh dari

strategi tersebut?

c) Bagaimana saudara menerapkan rencana yang dikeluarkan oleh

Pimpinan saudara dalam menciptakan iklim usaha yang baik bagi

UMKM di Kabupaten Sumenep?

C. Bagi Masyarakat

a) Menurut saudara, bagaimana perkembangan iklim usaha UMKM

yang ada di Kabupaten Sumenep?

b) Bagaimana peran Disperindag pada perkembangan iklim usaha yang

anda miliki?

c) Apa strategi yang dilakukan oleh pihak Disperindag dalam

menciptakan iklim usaha yang baik bagi perkembangan UKM

saudara ?

d) Pernahkah UKM saudara terlibat dalam Program yang dikeluarkan

oleh Disperindag Kabupaten Sumenep?

2. Pembuatan Informasi Terpadu

A. Bagi Pimpinan

a) Sejauh ini bagaimana masyarakat memperoleh Informasi UKM di

Kabupaten Sumenep?

Page 153: Strategi Pengembangan UMKM

xviii

b) Strategi apa yang dilakukan oleh Disperindag terkait dengan

penyediaan informasi pengembangan UMKM bagi masyarakat

Kabupaten Sumenep?

c) Sejauh ini bagaimana pelaksanaan strategi tersebut apakah sudah

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Disperindag?

d) Adakah pusat kantor informasi terpadu yang dapat memudahkan

masyarakat pengunjung dalam mengembangkan UMKM nya, dan

apa output dari pusat informasi tersebut?

e) Apa saja yang menjadi kendala pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dikabupaten Sumenep dalam mengembangkan usahanya?

B. Bagi Pegawai

a) Strategi apa yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam penyediaan informasi

terpadu yang dapat memudahkan masyarakat pengunjung dan pelaku

UMKM dikabupaten Sumenep?

b) Bagaimana respon masyarakat atas informasi yang disediakan oleh

instansi saudara?

c) Apa saja kendala yang ditemui selama pelaksanaan strategi tersebut?

d) Selama ini, apa saja yang menjadi keluhan masyarakat ataupun

pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikabupaten Sumenep

dalam mengembangkan usahanya?

Page 154: Strategi Pengembangan UMKM

xix

e) Bagaimana respon masyarakat terkait dengan website yang

disediakan oleh instansi saudara?

C. Bagi Masyarakat

a) Sejauh ini bagaimana cara saudara untuk memperoleh informasi

terkait dengan pengembangan UMKM yang saudara miliki?

b) Bagaimana informasi yang disediakan oleh Disperindag? apakah

sudah sesuai dengan keinginan saudara?

c) Apakah Disperindag menyediakan kantor informasi terpadu bagi

pengembangan UKM yang saudara miliki dan apa output yang

saudara peroleh dari pusat informasi tersebut?

d) Bagaimana respon saudara terkait dengan website yang disediakan

oleh Disprindag?

3. Pendirian Pusat Konsultasi Dan Pengembangan UMKM

A. Bagi Pimpinan

a) Sejauh ini, bagaimana Bapak melakukan interaksi dengan

masyarakat?

b) Adakah pusat konsultasi khusus bagi masyarakat pelaku UMKM?

c) Sejauh ini, Strategi apa yang digunakan oleh saudara selaku

pimpinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep

untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

dikabupaten Sumenep?

Page 155: Strategi Pengembangan UMKM

xx

d) Bagaimana perkembangan UMKM yang ada di Kabupaten

Sumenep? Apakah telah mengalami peningkatan setiap tahunnya

dan adakah perbedaan strategi yang dilakukan untuk tiap-tiap usaha?

e) Apa yang menjadi permasalahan atau kendala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mengembangkan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikabupaten Sumenep serta

bagaimanakah untuk menghadapi kendala tersebut?

B. Bagi Pegawai

a) Sejauh ini bagaimana pelaksanaan konsultasi masyarakat dengan

instansi saudara?

b) Adakah strategi yang dikeluarkan oleh pimpinan saudara dalam

menyediakan pusat konsultasi bagi masyarakat?

c) Strategi apa yang digunakan oleh instansi saudara dalam

mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang ada

dikabupaten Sumenep?

d) Bagaimana pelaksanaan strategi tersebut? adakah output yang

diperoleh bagi instansi dan pelaku UKM?

e) Apakah memiliki perbedaan strategi atas pengembangan yang

digunakan pada usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang

ada dikabupaten Sumenep?

Page 156: Strategi Pengembangan UMKM

xxi

f) Apa yang menjadi permasalahan atau kendala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mengembangkan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikabupaten Sumenep serta

bagaimanakah untuk menghadapi kendala tersebut?

C. Bagi Masyarakat

a) Sejauh ini bagaimana saudara melakukan konsultasi dengan pihak

Disperindag?

b) Adakah kantor yang disedikan khusus melayani konsultasi saudara?

c) Bagaimana menurut saudara, atas sarana dan prasana yang

disediakan oleh Disperindag, terkait dengan kantor pelayanan

konsultasi masyrakat?

d) Apa yang menjadi permasalahan atau kendala saudara dalam

mengembangkan UKM yang saudara miliki?

e) Bagaimana peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumenep dalam mengembangkan UMKM yang saudara miliki?

f) Apa saja yang dilakukan oleh Disperindag dalam mengembangkan

UMKM saudara?

g) Bagaimana strategi yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mengembangkan usaha

mikro, usaha kecil, dan usaha menengah yang ada dikabupaten

Sumenep? adakah output yang saudara peroleh dari strategi tersebut?

Page 157: Strategi Pengembangan UMKM

xxii

4. Pembuatan System Pemasaran Bersama

A. Bagi Pimpinan

a) Sejauh ini, bagaimana system pemasaran dari hasil produksi UMKM

yang ada dikabupaten Sumenep?

b) Strategi apa yang keluarkan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep untuk menghindari skala yang

tidak ekonomis bagi UMKM dalam berproduksi?

c) Pernahkah system pemasaran bersama dilakukan oleh Disperindag?

dan apabila pernah, apa output yang diperoleh dari system

pelaksanaan pemasaran bersama tersebut?

B. Bagi Pegawai

a) Sejauh ini, bagaimana pelaksanaan system pemasaran hasil produksi

UMKM yang ada dikabupaten Sumenep?

b) Strategi apa yang keluarkan oleh pimpinan saudara untuk

menghindari skala yang tidak ekonomis bagi UMKM dalam

berproduksi?

c) Pernahkah system pemasaran bersama bagi UMKM dilakukan oleh

instansi saudara? dan apabila pernah, apa output yang diperoleh dari

system pelaksanaan pemasaran bersama tersebut?

Page 158: Strategi Pengembangan UMKM

xxiii

C. Bagi Masyarakat

a) Selama ini, bagaimana system pemasaran dari hasil produksi UKM

saudara?

b) Pernahkah system pemasaran bersama bagi UMKM dilakukan oleh

Disperindag? dan apabila pernah, apa output yang diperoleh bagi

UKM Saudara?

c) Event apa yang sering dilakukan oleh pihak Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam menyediakan pasar

produksi UMKM Kabupaten Sumenep atau system pemasaran

bersama di Kabupaten Sumenep?

d) Peluang apa saja yang pernah diberikan oleh pihak Disperindag

terhadap kemajuan UKM saudara?

Page 159: Strategi Pengembangan UMKM

xxiv

LAMPIRAN 2

DOKUMENTASI OBSERVASI

Program Pelatihan dan Bantuan Peralatan oleh Disperindag Kabupaten Sumenep

Bantuan Stand dan Pemasaran Bersama oleh Disperindag Kabupaten Sumenep

Page 160: Strategi Pengembangan UMKM

xxv

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan Sekretaris DISPERINDAG Kab.Sumenep

Wawancara dengan Kabid Perindustrian DISPERINDAG Kab.Sumenep

Wawancara dengan Kasi Informasi Kerjasama Perdagangan DISPERINDAG KabupatenSumenep

Page 161: Strategi Pengembangan UMKM

xxvi

Wawancara dengan Kabid Pemberdayaan Industri Dan PerdaganganDISPERINDAG KabupatenSumenep

Wawancara dengan Pegawai DISPERINDAG Jawa Timur dan Instruktur Pelatihan Pewarnaan Batik dengan menggunakan Pewarna Alami di Kabupaten Sumenep

Page 162: Strategi Pengembangan UMKM

CURRICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI

N a m a : Mohammad Rohedi

Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 05 Mei 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

A g a m a : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

S t a t u s : Belum Kawin

Pekerjaan : Mahasiswa

A l a m a t : Dusun Aeng Soka RT/RW 01/01 Pragaan LaokKecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep

B. DATA PENDIDIKAN

1) SDN Pragaan Laok II Lulus Tahun 2001

2) SMP Negeri I Pragaan Lulus Tahun 2004

3) SMA Al-Muqri Prenduan Lulus Tahun 2007

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Wiraraja Sumenep pada tahun 2012-2013 sebagai anggota.

2) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Wiraraja Sumenep pada tahun 2013-2014 sebagai wakil ketua

BEM.

Demikian curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sumenep, Juni 2014

Yang Membuat,

Mohammad Rohedi