manajemen redaksi situs berita tribunnews...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN REDAKSI SITUS BERITA
TRIBUNNEWS.COM PADA RUBRIK TRIBUNNERS
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Devi Andita Octavia
NIM: 1113051000043
Oleh
Devi Andita Octavia
NIM: 1113051000043
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Devi Andita Octavia (1113051000043)
Manajemen Redaksi Situs Berita Tribunnews.com Pada Rubrik Tribunners
Hadirnya internet sebagai sebuah perkembangan teknologi jaringan
komputer berpengaruh pada berbagai bidang, termasuk bidang media massa.
Pengaruh internet pada media massa melahirkan fenomena konvergensi media,
dimana setiap media massa mempunyai situs media online masing-masing. Media
online dengan segala karakteristiknya menimbulkan perubahan dalam proses
produksi berita, karena mengutamakan kecepatan informasi. Kecepatan informasi
inilah yang menimbulkan media online membutuhkan sumber informasi tambahan
untuk menunjang pembaruan informasi, salah satunya dengan mengambil sumber
berita dari jurnalis warga (citizen journalism).
Alasan penulis memilih judul Manajemen Redaksi Situs Berita
Tribunnews.com dengan studi kasus rubrik Tribunners karena penulis ingin
mengetahui bagaimana berita/isu dalam rubrik jurnalis warga diproduksi oleh
redaksi Tribunnews, dan apakah ada perubahan alur kerja jurnalistik dalam media
online yang bersumber dari jurnalis warga.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yang akan mendeskripsikan bagaimana isu/berita diproduksi oleh
redaksi pada rubrik Tribunners.
Setelah meneliti mengenai produksi isu/berita dalam rubrik Tribunners,
maka dapat disimpulkan bahwa adanya media online menyebabkan perubahan
dari proses kerja jurnalistik yang sebelumnya merupakan proses yang panjang,
menjadi sebuah proses yang cepat karena karakteristik media online itu sendiri.
Karakteristik media online yang menuntut kecepatan menjadikan jurnalisme
online menggeser kaidah-kaidah jurnalistik, yaitu menggeser proses verifikasi data
dan prinsip keberimbangan informasi, serta salah satunya dengan mencari sumber-
sumber pemberitaan lain, seperti jurnalis warga. Siapapun dapat menjadi jurnalis
warga, sehingga berita yang dihasilkan meragukan karena mereka tidak
mengetahui dan belum tentu menjalankan kaidah-kaidah jurnalistik.
Kata Kunci: Internet, Konvergensi Media, Jurnalis Warga, Produksi Berita,
Tribunnews.com, Tribunners
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin segala puji dan syukur dipanjatkan
kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas
daya dan upaya serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad
saw., karena beliaulah dunia yang dahulunya penuh dengan kegelapan menjadi
terang benderang dengan cahaya al-Qur’an serta berbagai perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penulis hanyalah manusia biasa, yang banyak kekurangannya dan sangat
membutuhkan bantuan orang sekitar untuk mencapai suatu tujuan, terlebih lagi
dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, dalam kata pengantar ini penulis
akan mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada beberapa pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam
merampungkan karya akhir ini. Rasa terima kasih ini diberikan kepada:
1. Umar Arifin Achmad dan Aisyah, kedua orang tua peneliti yang tidak
henti mendampingi setiap waktu dengan do’a dan dukungan baik moril
maupun materi.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Roudhonah, M.Ag,
iii
selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dan Dr. Suhaimi, M.Si,
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Jurusan Jurnalistik. Dan Dra. Musfira
Nurlaily, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Jurnalistik.
4. Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan waktu, arahan dan masukan dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajar dan membimbing penulis selama kuliah dan telah memberikan
penulis pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat.
6. Semua pihak Situs Berita Tribunnews.com, khususnya Mbak Joanita Ary,
selaku HR Tribunnews.com dan Bapak Rahmat Hidayat, selaku Editor
dan Asisten Koordinator Liputan. Terima kasih banyak atas waktu dan
informasi yang diberikan, sungguh bermanfaat untuk penulis.
7. Sahabatku tersayang: Annisa Ramdanita, Khudiatul Chairuni, Linda
Faustina, Anisatul Kamaliyah, Fatimah Choirinnisa, Aldiansyah
Nurrahman, Atika Fauziyyah, Meilia Putri, dan Dessy Anggraini yang
telah banyak berbagi cerita dan dukungan kepada penulis.
8. Firdaus Sasrizki, yang telah membantu penulis dalam bentuk support,
pengertian, arahan, dan memberikan masukan yang berharga untuk
penulis.
9. Teman-teman Organisasi KLISE Fotografi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang menjadi keluarga saya di kampus.
iv
10. Pengurus Koperasi Serba Usaha Berlian, yang telah mensupport penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Walau
tak tertulis, Insya Allah perbuatan kalian menjadi sebuah amal yang baik.
Amin.
Dalam karya ilmiah ini penulis juga menyadari masih banyak kekurangan,
penulis mohon maaf jika dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan. Namun,
penulis berharap saran serta kritik dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Terima kasih dan semoga Allah
SWT membalas kebaikan kalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 4 April 2019
Devi Andita Octavia
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
D. Metodologi Penelitian .................................................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 15
A. Keberadaan Teknologi Online ................................................................... 15
B. Media Online dan Jurnalisme Online ......................................................... 16
C. Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) ..................................................... 28
D. Manajemen Redaksi (Produksi Berita) ...................................................... 37
BAB III GAMBARAN UMUM SITUS TRIBUNNEWS.COM ...................... 44
A. Sejarah Berdiri Situs Tribunnews.com ...................................................... 44
B. Susunan Redaksi Situs Tribunnews.com ................................................... 47
C. Rubrik Tribunners ...................................................................................... 48
BAB IV ANALISIS PRODUKSI ISU BERITA .............................................. 51
vi
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 67
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 67
B. SARAN ...................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70
LAMPIRAN ......................................................................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena media massa online atau web portal merupakan sebuah
tantangan baru dalam industri media massa. Perkembangan surat kabar online
dimulai pada tahun 1990-an, dimana pada saat itu web portal masih sekedar
halaman pelengkap saja dan untuk memindahkan versi cetaknya ke versi
online. Namun satu dekade belakangan ini penggunaan teknologi berbasis
internet, termasuk media online sangat marak digunakan masyarakat. Ada lebih
dari 155 juta website, baik website individu, lembaga, atau website media
massa online.1
Dewan pers menyatakan bahwa, selama tahun 2016 pertumbuhan media
online di Indonesia mencapai sekitar 43 ribu situs. Sekitar 40 ribu media di
antaranya belum terverifikasi. Baru 230 saja yang terverifikasi di Dewan Pers.2
Sedikitnya media online yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers membuat
kredibilitas media-media online lainnya diragukan kebenarannya.
Saat munculnya teknologi internet, masyarakat Indonesia bahkan dunia
begitu menyukai dan lebih memilih untuk mengakses pemberitaan secara
online. Hal ini dapat dilihat dari data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) yang menyebutkan bahwa pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2017 telah mencapai angka 142 juta jiwa, dengan
penetrasi sebesar 54,69% dari total populasi.
1 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 32
2 Nurkinan, Dampak Media Online Terhadap Perkembangan Media Konvensional,
Jurnal POLITIKOM Indonesia, Vol. 2 No. 2, November 2017
2
Pengakses internet pada tahun 2017 tumbuh 7,9% dari tahun
sebelumnya, dan tumbuh lebih dari 600% dalam 10 tahun terakhir.3 Kemudian
data dari Dewan Pers menyebutkan, dari UC Browser, sebanyak 95,4%
masyarakat membaca konten berita melalui smartphone.4 Berikut ini grafik
peningkatan pengguna internet di Indonesia.
Gambar 1.15
Grafik pengguna internet di Indonesia
Selain di Indonesia, mari kita lihat data pengguna media online di
Inggris dan Amerika. Di Inggris, 45% remaja berusia 12 – 17 tahun memilih
untuk menggunakan media online dibandingkan hanya 38% yang menonton
3 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/20/berapa-jumlah-pengguna-
internet-di-indonesia, diakses pada 5 April 2019 pukul 12.37 wib 4 Nurkinan, Dampak Media Online Terhadap Perkembangan Media Konvensional, Jurnal
POLITIKOM Indonesiana, Vol. 2 No. 2, November 2017 5 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/20/berapa-jumlah-pengguna-
internet-di-indonesia, diakses pada 5 April 2019 pukul 12.37 wib
3
televisi. Sedangkan di Amerika persentasenya cukup besar, yaitu 76% remaja
memilih menggunakan internet untuk mencari informasi.6
Berdasarkan data-data di atas, dapat dikatakan bahwa saat ini begitu
banyak masyarakat yang sudah beralih kepada teknologi online, termasuk
beralih kepada portal berita online. Diduga, pengguna internet akan terus
bertambah seiring makin luasnya jangkauan layanan internet di tanah air.
Semakin banyaknya menara Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun
oleh para operator maupun penyedia jasa layanan seluler, pembangunan
jaringan kabel fiber optik Palapa Ring akan meningkatkan layanan internet di
Indonesia, terutama bagian timur.7
Berdasarkan komparasi menggunakan Alexa.com, situs web yang sejak
1996 telah melakukan pengumpulan database mengenai situs internet di dunia,
termasuk data-data statistik, diketahui bahwa Tribunnews.com, Detik.com,
Okezone.com, Sindonews.com, dan Kompas.com saat ini menjadi lima situs
berita dengan reach dan pageview tertinggi di Indonesia.8 Sehingga hal ini
menjadikan kelima situs berita tersebut saling bersaing satu sama lain untuk
menjadi portal berita online yang disukai khalayak.
Tingginya penggunaan teknologi digital, juga memungkinkan setiap
orang dapat mengakses dan membuat konten berita. Hal ini terkait dengan
karakteristik media online, dimana audience tidak lagi berperan sebagai
pengonsumsi informasi saja, melainkan dapat berpartisipasi dalam produksi
6 Pupung Arifin, Persaingan Tujuh Portal Berita Online Indonesia berdasarkan Analisis
Uses and Gratifications, Jurnal Ilmu Komunikasi UI, Vol. 10 No. 2, Desember 2013, h. 196 7 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/20/berapa-jumlah-pengguna-
internet-di-indonesia, diakses pada 5 April 2019 pukul 12.37 wib 8 https://www.alexa.com/topsites/countries/ID, diakses pada 5 April 2019 pukul 15.36
wib
4
informasi itu sendiri. Fenomena partisipasi oleh audience tidak hanya terjadi
pada ruang media sosial saja, melainkan juga disediakan pada ruang-ruang
media massa, dalam hal ini media massa online. Dapat dikatakan bahwa
hadirnya media online merupakan sebuah fenomena di bidang konvergensi
media.
Saat ini berbagai organisasi media sudah melebarkan sayapnya dalam
bidang jangkauan informasi, dengan memiliki sebuah ruang berita baru di
dunia maya atau media online. Hampir sebagian besar atau bahkan seluruh
organisasi media mendistribusikan konten mereka, dari semula media
konvensional seperti TV, radio, koran, dan elektronik ke media online. Seperti
contoh, Koran Kompas dengan Kompas.com, Republika dengan Republika
Online (ROL), Tempo dengan Tempo.co, serta Tribun dengan
Tribunnews.com.
Maraknya media massa yang berkonvergensi kepada media online,
berdampak pada peningkatan kecepatan dan kebutuhan akan berita baru.
Akhirnya tiap-tiap media massa online mencari sumber-sumber pemberitaan,
untuk memenuhi kebutuhan akan berita baru. Salah satu contohnya adalah
maraknya aktifitas di media-media online yang mengambil sumber
pemberitaan dari warga, atau dikenal dengan istilah jurnalisme warga (citizen
journalism).
Dalam proses kerja jurnalistik, aktifitas pemberitaan merupakan proses
penyampaian informasi kepada masyarakat secara faktual, dengan berpedoman
pada kode etik jurnalistik serta Undang-Undang Pers yang berlaku. Selain itu,
pemberitaan dalam kerja jurnalistik harus sesuai dengan fungsi-fungsi pers,
5
yaitu sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, kontrol sosial, dan
ekonomi.9
Kemudian ketika media-media konvensional merambah ke media digital,
dimana dengan kelebihan-kelebihannya seperti penyebaran informasi yang
cepat, aksesbilitas yang mudah dan lain-lain, menyebabkan kita sebagai
masyarakat mempunyai harapan yang lebih kepada media online, untuk
meningkatkan kapasitas informasi masyarakat.
Dibalik kelebihan-kelebihan media online, terdapat dua perspektif yang
muncul. Perspektif pertama, karena kelebihannya yang cepat dan mudah
diakses, hal ini berdampak pada munculnya kompetisi konten yang cepat
dengan headline yang menarik. Satu sisi lainnya adalah karena mengejar
kecepatan, dapat mereduksi hal-hal yang sifatnya penting dalam dunia kerja
jurnalistik.
Faktor mengejar kecepatan dan aktualitas dari jurnalisme online,
menjadikan kecenderungan informasi yang disebarkan kurang akurat,
melewatkan tahap verifikasi, serta melupakan etika dan kode etik jurnalisme.
Keakuratan ini diukur dari berita yang dibuat cover both side, hal ini
ditunjukkan dari narasumber.
Dalam modul yang dituliskan oleh Yohanes Widodo tentang etika
jurnalisme online dipaparkan bahwa jurnalisme online mengejar kecepatan
dan mengesampingkan etika jurnalisme. Menurutnya, kode etik dan etika
jurnalisme konvensional dan online seharusnya tidak ada perbedaan, yaitu
9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 54
6
menjaga kredibilitas, independensi, dan keakuratan berdasarkan kode etik
jurnalisme.10
Kemudian adapula fenomena jurnalisme warga (citizen journalism),
dimana semua orang dapat menulis dan membuat berita, ditambah dengan
disediakannya ruang dan halaman untuk jurnalis warga dalam portal-portal
media massa. Dalam kenyataannya, konten-konten tersebut menjadi sangat
dangkal dan bahkan menjadi konten-konten yang tidak penting. Padahal,
portal-portal berita yang menyediakan halaman jurnalis warga tersebut
merupakan situs-situs berita populer di Indonesia, yang mempunyai rating dan
share yang tinggi.
Seperti situs Tribunnews.com, Detik.com, Okezone.com,
Sindonews.com, dan Kompas.com, merupakan situs-situs berita yang memiliki
rating teratas (rating 1 sampai 5) dari seluruh portal berita yang ada di
Indonesia, menurut Alexa.com. Masing-masing portal berita tersebut memiliki
rubrik khusus yang bersumber dari jurnalis warga, seperti Tribunnews.com
memiliki rubrik jurnalis warga yang dinamakan Tribunners.
Karena kemudahannya dalam mengakses informasi, saat ini hampir
sebagian besar masyarakat beralih kepada media digital, dan meninggalkan
media konvensional. Menurut riset yang dilakukan oleh lembaga riset global
GFK dan Indonesian Digital Association (ID A), presentase konsumsi berita
10
Nindya Paramita, Jurnalisme Online Mengesampingkan Etika dan Kode Etik
Jurnalisme, artikel terarsip dalam http://www.umm.ac.id/en/opini/jurnalisme-online-
mengesampingkan-etika-dan-kode-etik-jurnalisme.html , diakses pada 6 April 2019 pukul 11.24
wib
7
melalui online mencapai 96% serta didominasi oleh kelompok usia 33 hingga
42 tahun.11
Idealnya media massa merupakan sebuah wadah informasi yang
menjunjung tinggi fungsi-fungsi informatif sebagai upaya untuk mencerdaskan
bangsa. Namun saat ini dalam praktiknya justu berbeda karena media lebih
mementingkan kecepatan, sehingga mengabaikan proses kerja jurnalistik. Hal
tersebut dikhawatirkan dilakukan dan didukung oleh keberadaan media online
yang mengurangi standart untuk berkompetisi menyalurkan informasi yang
akurat. Salah satu standart tersebut adalah dalam hal manajemen redaksi.
Maka dari itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Manajemen Redaksi Situs Berita Tribunnews.com pada Rubrik
Tribunners”, dengan alasan apakah ada proses redaksi yang salah atau bahkan
mengabaikan proses kerja jurnalistik yang seharusnya dilakukan secara pakem,
demi kompetisi-kompetisi media online yang mengutamakan kecepatan, rating
dan traffic semata.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar lebih terarah antara masalah yang dikemukakan dengan
pembahasannya, maka perlu diberikan batasan masalah yang akan diteliti.
Penulis membatasi permasalahan pada produksi isu-isu yang ada dalam rubrik
Tribunners sebagai rubrik jurnalis warga.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana isu- isu
dalam rubrik Tribunners diproduksi oleh situs Tribunnews.com?
11
Dedy Afrianto, 96% Masyarakat Indonesia Konsumsi Berita Online, artikel dilansir
dari https://economy.okezone.com/read/2016/03/16/320/1337230/96-masyarakat-indonesia-
konsumsi-berita-online, diakses pada 6 April 2019 pukul 17.56 wib
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana produksi isu-isu yang ada dalam
rubrik Tribunners di situs Tribunnews.com.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
disiplin ilmu jurnalistik, tentang produksi isu dalam sebuah media
online, khususnya rubrik jurnalis warga.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi
komunikasi, terutama mahasiswa komunikasi maupun jurnalistik,
baik yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun
mahasiswa lain, agar lebih mengetahui bagaimana pola produksi
pemberitaan dalam media massa online, khususnya rubrik jurnalis
warga.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap teori.12
12
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 33
9
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme, dimana realitas merupakan hasil konstruksi mental dari
individu pelaku sosial, sehingga realitas dipahami secara beragamdan
dipengaruhi oleh pengalaman, konteks dan waktu.13
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif, dimana hasil temuan akan dideskripsikan dan ditinjau kembali
untuk dianalisis dari hasil pengamatan dan penelurusan pustaka.
Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan fenomenna dengan mendalam melalui pengumpulan data
yang mendalam.pendekatan ini menekankan persoalan kedalaman
(kualitas) suatu data, bukan banyaknya (kuantitas) data.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah rubrik Tribunners. Sedangkan objek
penelitian ini adalah redaksi Tribunners dalam produksi berita di rubrik
jurnalis warga.
4. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan target utama
dalam penelitian ini, sedangkan data sekunder digunakan untuk
mempertajam analisis dari data primer.
a. Data primer (Primary Source)
13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 51
10
Data primer yang digunakan berasal dari wawancara. Wawancara
merupakan percakapan antara peneliti dengan informan untuk mencari
data. Penulis mewawancarai Rahmat Hidayat selaku editor yang
bertanggung jawab dalam rubrik Tribunners.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data tambahan yang berasal dari dokumen
tertulis. Data sekunder berupa buku, jurnal, dan browsing data dari
internet yang terkait dengan masalah penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan
wawancara. Wawancara merupakan percakapan antara peneliti dengan
informan. Wawancara dalam riset kualitatif disebut sebagai wawancara
mendalam atau wawancara secara intensif dan kebayakan tidak
berstruktur.14
Untuk mendapatkan data yang objektif, penulis mewawancarai
Rahmat Hidayat selaku editor yang bertanggung jawab dalam
mengelola rubrik Tribunners, guna mengetahui bagaimana isu-isu
dalam rubrik jurnalis warga diproduksi.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh melalui wawancara, catatan, dan bahan-bahan
lain, sehingga mudah dipahami.15
14
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 96 15
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 88
11
Penulis menggunakan analisis data dengan metode deskriptif kualitatif,
yaitu menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang telah
diperoleh melalui wawancara dan observasi, dengan cara memaparkan
semua data yang diperoleh untuk kemudian diklasifikasikan secara
sistematis dan memperoleh kesimpulan dari data tersebut.
7. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran studi pustaka, penulis menemukan
beberapa penelitian yang memiliki kesamaan, baik objek yaitu tentang
manajemen redaksi maupun metodologi penelitiannya. Namun belum ada satu
pun yang meneliti rubrik Tribunners di situs berita Tribunnews.com. Adapun
penelitian tersebut adalah:
1. Perbandingan Manajemen Redaksional Situs Berita Online (Studi
Kasus Detik.com dan Kompas.com). Tesis karya Esthi Yuniarti (NPM
0706184645), mahasiswa Departemen Manajemen Komunikasi Program Pasca
Sarjana, Universitas Indonesia, tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat perbandingan manajemen redaksional antara situs berita Detik.com dan
Kompas.com. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus
yang bersifat komparatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
12
masing-masing news media online memiliki karakteristik sebagai situs media
online dan mempunyai konsep manajemen redaksional.
2. Manajemen Media Online: Studi Kasus Manajemen Redaksi Goal
Indonesia Sebagai Portal Berita Sepakbola Berbasis Virtual Management.
Skripsi karya Franciscus Assisi Sandy Mariatna (10/299283/SP/24096),
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Gadjah Mada, yang lulus tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana proses manajemen redaksi Goal Indonesia
sebagai portal berita berbasis virtual management. Metodologi yang digunakan
adalah studi kasus.
3. Manajemen Redaksional Tribunpekanbaru.com dalam
Menentukan Berita yang Layak. Jurnal Vol.3 No.2 – Oktober 2016 karya
Cendikia Dwi Fitria mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis
deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen redaksi TribunPekanbaru.com dalam menentukan berita yang
layak. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah TribunPekanbaru.com
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen seperti planning, organizing,
actuating dan controlling.
4. Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi Pada Republika Online.
Skripsi karya Ina Salmah Febriani (NIM 106051101925), mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang lulus tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah
13
untuk mengetahui bagaimana penerapan fungsi manajemenredaksi pada
Republika Online, sehingga informasi dapat diakses tepat waktu demi
memenuhi kebutuhan khalayak luas akan informasi yang akurat. Metodologi
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dimana masing-
masing bab menjelaskan uraian tersendiri, yang secara keseluruhan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Uraian pembagian bab
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teori. Pada bab ini menguraikan kajian teoritis yang
berisi keberadaan teknologi online, media online dan jurnalisme online,
jurnalisme warga, dan manajemen redaksi (produksi berita).
Bab III Gambaran Umum. Bab ini berisi tentang gambaran situs berita
Tribunnews.com meliputi, sejarah, struktur redaksi, serta sekilas mengenai
rubrik Tribunners.
Bab IV Hasil Temuan dan Analisa Data. Bab ini membahas tentang
temuan dan analisis data, mengenai produksi isu rubrik Tribunners di situs
Tribunnews.com.
14
Bab V Penutup. Pada bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan
dan saran terhadap apa yang diteliti.
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keberadaan Teknologi Online
Munculnya teknologi komunikasi telah mengubah sistem komunikasi
Indonesia, termasuk pada sistem media massa. Teknologi komunikasi ditandai
dengan adanya digitalisasi, konvergensi, internet, menghasilkan teknologi dan
aplikasi yang mengisi seluruh bentuk komunikasi mulai dari komunikasi
interpersonal, komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa.
Toffler dalam buku karangan Kumoroto dan Subandono menyebutkan
bahwa peradaban yang pernah dan sedang dijalani oleh umat manusia terbagi
tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang dimana tahapan
manusia ditandai dengan peradaban agraris dan pemanfaatan energi
terbarukan (8000 sebelum masehi – 1700). Gelombang kedua ditandai dengan
munculnya revolusi industri (1700–1970-an). Dan gelombang terakhir adalah
peradaban yang didukung dengan kemajuan teknologi informasi, pengolahan
data, penerbangan, aplikasi luar angkasa, bioteknologi dan komputer.16
Teknologi komunikasi telah memungkinkan setiap orang mengirim
pesan melalui berbagai bentuk komunikasi. Teknologi komunikasi telah
mengubah pola produksi, content, pola distribusi, dan pola membaca
khalayak. Produsen media massa wajib mengantisipasi kehadiran internet dan
16
Muslimin M, Perkembangan Teknologi dalam Industri Media, Jurnal Teknik Industri,
Vol. 12, No. 1, Februari 2011, h. 58
16
media baru, karena keduanya telah melahirkan media online dan surat kabat
digital (e-paper), bila tidak ingin bisnis medianya tutup.
William Rivers menyebutkan perkembangan teknologi memberi
pengaruh besar terhadap sistem komunikasi massa, termasuk pola-pola
komunikasinya, antara lain;
a) sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat lebih banyak dan
beragam
b) jenis-jenis media konvensional tidak lagi berdiri sendiri-sendiri.
c) komunikasi tidak hanya berlangsung orang ke orang atau orang ke
media, namun juga bisa mesin ke mesin.
d) khalayak kian terfragmentasi
e) pudarnya pemilahan antara komunikasi individual dan komunikasi
masssa.17
B. Media Online dan Jurnalisme Online
1. Media Online
Media online menjadi salah satu jenis media yang populer dan bersifat
khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan
teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer. Keunggulan
media online adalah informasi yang bersifat up-to-date, real time, dan
praktis.18
Up-to-date, karena media online dapat melakukan perubahan suatu
informasi dari waktu ke waktu. Real time, karena media online dapat langsung
menyajikan informasi saat peristiwa sedang berlangsung, tanpa harus
17
Media Sucahya, Teknologi Komunikasi dan Media, Jurnal Komunikasi, Vo. 2, No. 1, Jan
– April 2013, h. 6 18
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 32
17
menunggu jawal terbit. Praktis, karena media online dapat diakses kapan saja
dan dimana saja, jika didukung dengan fasilitas teknologi yang terhubung ke
jaringan internet.
Media online saat ini menjadi alternatif media yang paling mudah
dalam mendapat akses informasi atau berita. Teknologi internet menjadi hal
penting dalam pemanfaatan media online. Media online kini menjadi sarana
yang efektif untuk menerbitkan siaran pers (press release). Media online juga
memiliki kelebihan lain seperti, adanya fasilitas hyperlink, yaitu sistem
koneksi antara website ke website lain sehingga dapat menghubungkan dari
satu situs ke situs berikutnya.19
Satu dekade belakangan ini penggunaan teknologi berbasis internet,
termasuk media online sangat marak digunakan masyarakat. Ada lebih dari
155 juta website, baik website individu, lembaga, atau website media online.20
Bahkan saat ini media tradisional baik cetak, televisi dan radio pun berlomba-
lomba menghadirkan media online sebagai penunjang penyajian informasi dan
berita. Setiap berita yang disajikan dalam bentuk media cetak atau elektronik,
saat ini dapat dinikmati pula dalam bentuk media online atau website masing-
masing media tersebut. Fenomena inilah yang disebut dengan konvergensi
media.
Terjadinya pemekaran jenis-jenis industri media komunikasi massa,
dan akibatnya akan muncul jenis-jenis industri media komunikasi massa baru
yang sifatnya semakin canggih, volume pesan-pesannya semakin besar dan
kecepatannya kian tinggi. Hal ini menyebabkan sifat aktualitas dan kedekatan
19
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 32 20
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 32
18
pesan-pesannya dengan pihak penerima diseluruh dunia (proximity) juga kian
tinggi. Kedekatan tersebut juga sekaligus meliputi kedekatan geografis.
kedekatan sosiologis, kedekatan kultural, dan kedekatan psikologis antara
pihak industri media dengan pihak khalayak.21
Teori konvergensi menyatakan bahwa perkembangan bentuk media
massa terus berubah sejak awal ditemukan. Setiap model media terbaru
cenderung merupakan perpanjangan atau evolusi dari media terdahulu.22
Konvergensi media saat ini merupakan gabungan antara media telekomunikasi
tradisional dengan internet.
Fenomerna tersebut merupakan perkembangan teknologi informasi
yang berhasil menggabungkan sifat-sifat teknologi tradisional dengan
teknologi komputer yang bersifat interaktif. Selain membuat perubahan
signifikan dalam komunikasi massa tradisional, konvergensi media juga
memadukan antara ciri-ciri komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi
dalam suatu media.
Menurut Pavlik, media baru dapat membawa perubahan di dunia
jurnalistik dalam empat sisi, yaitu:23
a. Perubahan isi berita sebagai hasil dari konvergensi teknologi. Adanya
teknologi informasi, cara wartawan menyajikan berita bertransformasi,
dari teks statis menjadi teks dinamis.
b. Cara jurnalis bekerja dan perubahan perangkat kerja di dunia digital.
21
Muslimin M, Perkembangan Teknologi dalam Industri Media, Jurnal Teknik Industri,
Vol. 12, No. 1, Februari 2011, h. 58
22 Septiawan Satana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005,
h. 135 23
Media Sucahya, Teknologi Komunikasi dan Media, Jurnal Komunikasi, Vo. 2, No. 1, Jan
– April 2013, h. 7
19
c. Struktur dari ruang redaksi yang secara virtual mengalami transformasi
fundamental, tidak lagi mengandalkan pola dan jaringan konvensional..
otomatitasi dan sinkronisasi memberi dampak pada proses kerja di ruang
redaksi.
d. Media baru merubah tatanan antara organisasi media, jurnalis dengan
publik, termasuk audiens, sumber, kompetitot, pengiklan dan pemerintah.
Karakteristik New Media
Media baru memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh
media massa konvensional. Nasrullah mengangkat pendapat dari Holmes
mengenai kelebihan media baru. Pada media baru khalayak tidak sekedar
ditempatkan sebagai obyek penerima pesan, akan tetapi peran khalayak
bergeser menjadi lebih interaktif pada sebuah pesan.24
Konsep interaktif
ini pada akhirnya akan mengaburkan batasan-batasan fisik dan sosial.
Pada buku yang sama Nasrullah juga mengangkat pendapat Nicolas
Gane dan David Beer tentang karakteristik media baru. Karakteristik
tersebut antara lain:25
a) network, media baru memungkinkan jaringan yang
menghubungkan tidak hanya antarperangkat komputer, namun juga
antarindividu;
b) interactivity, media baru membangun struktur dari perangkat keras
dan lunak yang melibatkan manusia sehingga pengguna dapat
berkomunikasi secara interpersonal dengan orang lain. Karakteristik
interactivity ini memungkinkan adanya feedback secara langsung;
24
Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), h. 14 25
Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), h. 75
20
c) interface, media baru tidak hanya mempertemukan manusia
dengan komputer saja, namun juga menghubungkan manusia dengan
orang lain, jaringan informasi, serta beragam data di internet.
Perkembangan Media Online Indonesia
Dikutip dari tulisan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang berjudul
Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika26
, disebutkan ada beberapa
tahap perkembangan media online di Indonesia, yaitu:
a. Generasi Pertama, Medio 1990-an
Munculnya internet di Indonesia dimulai pada tahun 1990-an.
Kemudian internet mulai mewabah pada publik setelah Indonet, yang
merupakan jasa layanan internet komersil pertama muncul pada tahun
1994. Kemudian hadir Republika Online menjadi media pertama yang
muncul di internet. Tahun-tahun berikutnya mulailah media-media
mainstream lainnya meluncurkan versi online mereka. Namun pada tahun
ini berita yang dipublikasi di situs media online tersebut masih bersifat
statis, hanya berupa salinan dari versi cetak.
b. 1998: Detik Sang Pelopor
Pada 1998 situs media online yang semula bersifat statis mulai
berubah. Detik.com muncul sebagai media online otonom, tidak ada media
cetak yang mendukungnya. Meskipun tanpa dukungan dari media cetak
26
J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika,
(Jakarta: AJI Indonesia), h. 15 – 22
21
seperti media online generasi pertama, detik.com mulai mengenalkan
konsep berita baru yang ringkas dan to the point. Karena
mengatasnamakan kecepatan, berita di detik.com tidak selalu lengkap
dengan unsur 5W+1H yang menjadi dasar jurnalistik. Detik.com pada
periode ini menggunakan konsep running news seperti yang diterapkan
pada siaran breaking news di stasiun berita CNN, kantor berita AP, AFP,
dan Reuters.
c. 2000 – 2003: Booming Dotcom dan Kejatuhannya
Pada akhir 1999 booming dotcom mulai melanda di seluruh dunia,
tidak terkecuali Indonesia. Situs-situs lokal bermunculan, termasuk situs
berita seperti lippostar.com, satunet.com, kopitime.com. Situs berita
tersebut dimiliki oleh para pemodal yang memiliki dana besar.
Namun euforia online tersebut tidak bertahan lama. Media-media
online yang dimiliki pemodal besar tidak diimbangi dengan pertumbuhan
bisnis yang baik. Kemudian pada 2002 satu per satu media online gugur.
Meski memasuki masa krisis, detik.com, kompas.com, dan
tempointeratif.com tetap bertahan.
Krisis dotcom saat itu masih dapat dipertahankan, sehingga tidak
dianggap sebagai kiamat. Para pelaku media cetak tetap mempertahankan
dan bahkan memunculkan versi online mereka. Meski belum memiliki
prospek bisnis, beberapa media cetak tetap mempertahankan situs mereka,
seperti mediaindonesia.com dan bisnis.com.
22
d. Pasca 2003
Pergolakan krisis dotcom pada 2002 tidak membuat para pemilik
modal goyah. Pada awal 2003 situs kapalagi.com diluncurkan. Kemudian
memasuki tahun 2006, PT Media Nusantara Citra (MNC) menyiapkan
situs okezone.com, yang diluncurkan pada 1 Maret 2007. Kemunculan
okezone.com menjadi titik bangkitnya media online di Indonesia. Setahun
setelah diluncurkannya okezone.com, grup Visi Media Asia (VIVA) pun
terjun ke dalam media online. Hingga pada Desember 2008, vivanews.com
resmi diluncurkan.
Ketatnya persaingan di ranah media online, kompas.com pun
membuat perubahan besar pada situsnya. Tak tertinggal, Grup Tempo
yang memiliki tempointeraktif.com mulai membenahi diri. Setelah krisis
dotcom di tahun 2002, kemudian media online mulai bangkit kembali di
tahun 2003, dan tahun-tahun selanjutnya situs berita online tampil lebih
berwarna dan atraktif.
Perkembangan teknologi internet yang hadir dengan web 2.0, situs
berita mulai membuka ruang interaksi antara pembaca di situs mereka.
Selain itu disediakan pula ruang diskusi dan ruang blog sebagai ruang
untuk partisipasi pembaca untuk ikut menuliskan atau melaporkan
informasi, seperti kompas.com membuka kompasiana, detik.com
menyediakan detikblog, dan tribunnews.com membuka tribunners.
23
2. Jurnalisme Online
a. Karakteristik Jurnalisme Online
Penemuan internet menjadi sebuah revolusi besar di bidang jurnalisme.
Revolusi ini ditandai dengan munculnya online media, yang berkaitan dengan
kecepatan dan meluasnya penyebaran informasi. Sehingga menimbulkan
perbedaan antara jurnalisme tradisional (media cetak, TV, dan radio), dengan
jurnalisme online. Perbedaan ini tidak hanya karena menggunakan medium
yang berbeda, melainkan antara jurnalisme tradisional dengan jurnalisme
online mempunyai karakteristik yang berbeda.
Pavlik dalam Santana menyebut tipe jurnalisme online ini sebagai
contextualized journalism, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi
yang unik, yaitu kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan platform
digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi-kamunikasi online, dan fitur-
fitur yang ditatanya (customizable features).27
Rafaeli dan Newhagen pun mengidentifikasi lima perbedaan antara
jurnalisme online dan media massa tradisional, antara lain kemampuan
internet untuk mengombinasikan sejumlah media, kurangnya tirani penulis
atas pembaca, tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak,
internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinabung, dan
interaktifitas web. Adapula karakteristik yang paling luar biasa dari jurnalisme
online adalah kecepatannya secara keseluruhan.28
27
Septiawan Sanata K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 137 28
Septiawan Sanata K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 137 – 138
24
Dalam Artikel yang berjudul Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi
Informasi29
, karakteristik yang membedakan antara online media dengan
media tradisional yaitu perubahan posisi audience. Audience dalam online
media memiliki kesempatan untuk aktif dalam proses produksi berita, atau
bahkan diposisikan di bawah jurnalis profesional (citizen journalism).
Karakteristik selanjutnya adalah immediacy, online media
memungkinkan perbaharuan informasi yang lebih cepat dibandingkan dengan
media tradisional. Adanya internet dapat mengalahkan media cetak yang harus
mencetak berita keesokan harinya, dan televisi yang harus melakukan
persiapan sebelum siaran. Jurnalisme online juga memiliki kelebihan dari
aspek multimedia, yang memungkinkan informasi dapat disampaikan dalam
berbagai versi seperti teks, video ataupun audio secara bersamaan.
Selain itu jurnalisme online juga memiliki karakteristik timbal balik
(interactivity) sehingga audience dapat langsung berpartisipasi dalam
informasi tersebut. Ada pula karakter jurnalistik online yang bersifat
nonlinearity yang memungkinkan jurnalis lebih fleksibel dalam menyajikan
berita, serta memudahkan audience untuk memilih tema informasi yang
diinginkan.
Yayan Sopyan dalam Nurudin melihat karakteristik jurnalisme online30
sebagai :
a. Berita dapat langsung disajikan (real time)
29
Nurul Hasfi, Tantangan Jurnalis Di Era Globalisasi Informasi, Artikel terarsip dalam
http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf , diunduh pada 30 Mei 2017
pukul 09.22 WIB 30
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 18
25
Kecepatan jurnalisme online dalam menyajikan informasi dapat
memudahkan pembaca untuk memperbaharui informasi.
b. Penyajian berita menggunakan unsur multimedia
Berbeda dengan media tradisional yang hanya menggunakan
gambar/video/audio di dalam penyajian berita, jurnalisme online dapat
menggabungkan berbagai macam fitur dengan ilustrasi menarik sehingga
tampilan tidak klasik layaknya media cetak.
c. Bersifat interaktif
Adanya hyperlink pada web memungkinkan pembaca terhubung dengan
link lain, sehingga pembaca mendapatkan informasi terkait dari sumber
lain secara efektif dan efisien.
d. Tidak dibatasi oleh jadwal penerbitan
Media tradisional mempunyai jadwal penerbitan/penayangan berita,
sehingga berita yang dikonsumsi pembaca akan terbatas sesuai dengan
jadwal tersebut. Sedangkan jurnalisme online tidak dibatasi oleh jadwal
penerbitan, sehingga publikasi dapat lebih leluasa, dan pembaca dapat
menikmati perkembangan informasi terbaru sesering mungkin.
Selain karakteristik yang disebutkan Yayan di atas, Richard Craig
menyebutkan kekuatan dari jurnalisme online31
. Pertama, users can read more
about subject. Seperti yang diungkapkan Yayan dalam Nurudin, pembaca
berita online dapat menggunakan link yang terhubung dengan berita yang
sedang dibaca, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi terkait
lainnya. Keuda, Users can update stories instantly and regularly. Karakteristik
31
Richard Craig, Online Journalism: Reporting, Writing and Editing for New Media,
(USA: WadsworthCengage Learning, 2005), h. 90 – 91
26
berita online yang real time dapat memudahkan pembaca untuk
memperbaharui informasi secara cepat dan teratur.
Kekuatan dari jurnalisme online lainnya ialah The lack of space
limitations allows great depth in reporting. Berita online tidak memerlukan
batasan ruang ataupun durasi tayangan, sehingga dapat memberitakan
informasi secara lebih mendalam. Keempat, Online news can add audio, video
and other online-specific content to stories. Berita online dapat dilengkapi
dengan audio, video, atau unsur multimedia lainnya, sehingga penyajian
informasi dapat lebih menarik.
Kelima, Users can keep online archives of stories. Karena sifatnya yang
online maka pembaca dapat menyimpan informasi yang diinginkan, dengan
cara menelusuri search engine atau mesin pencari dengan mengetikkan kata
kunci yang ingin dicari kembali.
Namun disamping kelebihan tersebut, jurnalisme online juga memiliki
kekurangan menurut Craig, antara lain32
:
a. Ukuran tipis dari koran memudahkan pembaca untuk mencari berita
dengan membaca judulnya atau subjek foto yang terlihat menarik.
Sedangkan layar komputer ukurannya terbatas.
b. Berita televisi menawarkan gambar dengan kualitas baik, bila disiarkan
secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan berita online menawarkan
video dengan kualitas yang lebih rendah.
c. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengguna komputer tidak merasa
nyaman jika membaca teks panjang dalam internet.
32
Richard Craig, Online Journalism: Reporting, Writing and Editing for New Media,
(USA: WadsworthCengage Learning, 2005), h. 89
27
d. Berita online menggunakan ukuran teks lebih kecil dibandingkan dengan
koran, sehingga membuat kerja mata menjadi lebih berat.
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari jurnalisme online, dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara jurnalisme online
dengan jurnalisme konvensional. Dengan demikian kehadiran internet sebagai
media komunikasi dapat mengubah alur komunikasi yang semula searah
(komunikator – komunikan), menjadi dua arah (komunikan – komunikator).
Karena memiliki sifat yang interaktif, internet menjadi media yang memperluas
ruang demokrasi, karena semula masyarakat hanya menjadi objek pemberitaan,
saat ini dapat menjadi subjek pemberitaan.
b. Aktifitas Jurnalisme Online
Jurnalisme online adalah praktik jurnalistik yang menggunakan channel
internet. Online journalism dapat dilaksanakan oleh jurnalis profesional yang
bekerja di sebuah situs berita formal dan dapat juga dilakukan oleh jurnalis
warga yang menulis di blog-nya. Perkembangan jurnalisme online menurut Jim
Hall tidak dipungkiri akan menggeser media tradisional. Ia mengatakan terdapat
hubungan erat antara media tradisional dengan internet, hingga pada pertengahan
1990-an hampir semua media nasional di seluruh dunia mulai membuat versi
online.33
Dewasa ini keberadaan media online justru merusak kerja jurnalisme
online itu sendiri. Karena karakteristik media online yang cepat, hal ini
berimbas pada perubahan pola kerja jurnalistik itu sendiri. Adanya aktifitas
jurnalisme online memaksa wartawan untuk selalu meng-update informasi
sesuai dengan reportasenya. Sehingga wartawan memiliki kebebasan dalam
33
Jim Hall, Online Journalism: A Critical Primer, (London: Pluto Press, 2001), h. 4
28
meng-upload berita tanpa terbatas oleh waktu. Dapat dikatakan bahwa
jurnalisme online memiliki konsekuensi mengurangi fungsi editor dari sebuah
lembaga pers, dimana mempunyai mekanisme kinerja yang membutuhkan
waktu relatif panjang.
Hingga saat ini regulasi yang mengantur jurnalisme online masih berupa
UU Pers (No. 40/1999) dan UU ITE (No. 11/2008). Hukum di Indonesia yang
mengatur tentang jurnalisme online masih bersifat parsial, belum ada hukum
yang mengatur secara khusus terkait jurnalisme online. Selain itu, persyaratan
manajemen dan fasilitas yang diperlukan untuk memanfaatkan atau
menggunakan media online sangat mudah dan sederhana, dibandingkan dengan
penyelenggaraan media konvensional.34
Kurangnya pengawasan terkait aktifitas di media online menimbulkan
banyak akun-akun palsu yang digunakan untuk menyebarkan berita palsu
(hoax) dan ujaran kebencian. Seperti yang di lansir CNN Indonesia bahwa ada
800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan
ujaran kebencian (hate speech). Sedangkan berdasarkan data dewan pers ada
sekitar 40.000 yang mengklaim diri media online, tapi yang sudah terverifikasi
oleh Dewan Pers sebagai media sebenarnya tidak lebih dari 300, hal tersebut di
ungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.35
C. Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)
Kemunculan internet sebagai kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia.
34
Fitriyani, Jurnalisme di Tengah Perkembangan Media Online, Artikel diakses pada
https://www.kompasiana.com/fitriyani18482/5b4f3bd85a676f6a4b7e6dc3/jurnalisme-di-tengah-
perkembangan-media-online?page=all, 8 April 2019 pukul 22.10 wib 35
Nurkinan, Dampak Media Online Terhadap Perkembangan Media Konvensional, Jurnal
POLITIKOM Indonesia, Vol. 2 No. 2, November 2017
29
Salah satu dampak dari munculnya internet adalah adanya proses partisipasi
audience di dalam produksi berita. Jika pada media konvensional, audience
hanya sebagai pembaca dan penerima informasi saja, lain halnya pada media
online.
Adanya internet menjadikan semua orang dapat melaporkan informasi
seperti layaknya profesi wartawan. Fenomena ini dikenal sebagai citizen
journalism atau jurnalisme warga. Awal mula istilah citizen journalism
dimulai pada tahun 2000 di Korea Selatan, dimana Oh Yeon Ho dan tiga
rekannya memulai surat kabar harian berbasis online yang diberi nama
OhMyNews.
Oh Yeon Ho mengatakan bahwa dirinya dan orang-orang Korea Selatan
lainnya merasa tidak puas dengan pers di Korea, namun tidak dapat membuat
surat kabar konvensional karena keterbatasan keuangan. Oleh karena itu Oh
Yeon Ho mencetuskan “guerilla methods”, suatu metode dengan
menggunakan reporter sukarela (volunteer reporters) dan kemudian
mengunggah hasil tulisan mereka melalui internet.36
Oh Yeon Ho mengatakan bahwa “setiap warga adalah seorang
wartawan”. Blog memberi kesempatan kepada warga untuk menulis secara
publik. Wartawan disini tidak diharuskan memiliki latar belakang pendidikan
jurnalisme. Inilah yang menjadi dasar berkembangnya online citizen
journalism, dimana siapa saja mendapatkan kesempatan untuk menjadi
wartawan.
36
Clyde H. Bentley, Citizen Journalism: Back to the Future?, Discussion Paper Prepared
for the Carnegie-Knight Conference on the Future of Journalism, (Cambridge: June 20 – 21 ,
2008). Diunggah dalam http://www.ciberdemocracia.net/recursos/textosrelevantes/citizen.pdf.
pada 29 Maret 2017 pukul 21.23 WIB
30
Di Indonesia, jurnalisme warga diawali oleh stasiun radio Elshinta pada
tahun 2000. Hingga saat ini Elshinta memiliki 100.000 reporter warga.
Namun pada saat itu, media tradisional belum tertarik untuk membuat ruang
jurnalisme warga karena takut kehilangan kredibilitas dan mendapatkan
masalah etika jurnalistik.37
Kemudian pada tahun 2001, Canadian Broadcasting Corporation
jaringan televisi berbahasa Prancis mengorganisasi dan mempromosikan
jurnalisme warga. Berselang empat tahun kemudian yaitu pada tahun 2005,
the Rocky Mountain News di Denver, Colorado, membuat sebuah website
jurnalisme warga negara lokal yang dinamakan YourHub.com. Pengguna web
YourHub.com diharuskan melakukan registrasi terlebih dahulu, setelah itu
diperkenankan untuk mengirim artikel berita dan foto untuk dipublikasikan.38
Nurudin mendefinisikan jurnalisme warga sebagai keterlibatan warga
dalam memberitakan sesuatu, tanpa mempunyai latar belakang pendidikan
jurnalisme untuk kemudian disebarkan.39
Dapat disimpulkan bahwa citizen
journalism adalah warga biasa yang menjalankan fungsi seperti layaknya
wartawan profesional, dengan menggunakan channel media baru yaitu
internet, untuk menyebarkan informasi yang mereka peroleh.
Pepih Nugraha mengutip Mark Glaser dalam situsnya, Mediashift
mengartikan citizen journalism sebagai setiap orang tanpa mempunyai
pelatihan khusus sebagai jurnalis profesional, dapat melakukan proses
37
Moch. Nunung Kurniawan, Jurnalisme Warga di Indonesia, Prospek dan Tantangannya,
Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 11 No. 2, Desember 2007 38
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.219 39
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 215
31
kewartawanan dengan menggunakan teknologi yang dimilikinya.40
Jika setiap
orang mempunyai teknologi yang terhubung dengan internet, kemudian
mereka menyaksikan atau mengalami suatu kejadian, maka mereka dapat
melaporkan informasi tersebut ke khalayak ramai, meskipun tidak memiliki
keahlian di bidang jurnalisme.
Jurnalisme warga tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi, sehingga
warga dapat menyalurkan semangat partisipatoris dan menunjukkan
eksistensi diri untuk ikut terlibat dalam isu-isu publik. Tidak hanya sekadar
ketidakpuasan atas diskriminatif yang dilakukan oleh media-media
tradisional, yang cenderung memihak ataupun agenda setting mereka yang
ditujukan untuk membentuk opini publik atas isu-isu yang dianggap sesuai
dengan kalangan elite tertentu saja.
Artikel JD. Lasica berjudul What is Participatory Journalism dalam
Pepih Nugraha, membagi beberapa kategori media untuk jurnalisme warga,41
yaitu:
a. Partisipasi pembaca berupa komentar pengguna yang ditulis pada
blog-blog pribadi, foto atau video yang diambil dari teknologi
pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas
b. Berita independen yang dimuat dalam situs berita, seperti situs berita
partisipatoris murni (OhMyNews)
c. Situs media kolaboratif, seperti Slashdot
d. Tulisan ringan dalam mailing list dan newsletter e-mail
40
Pepih Nugraha, Citizen Journalism – Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012), h. 5 41
Pepih Nugraha, Citizen Journalism – Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012), h. 20
32
e. Situs pemancar pribadi, seperti situs penyiaran KenRadio
Menurut Burn (News Blogs and Citizen Journalism) dalam Nasrullah42
,
jurnalisme warga memiliki beberapa kelebihan. Pertama, laporan warga
dilaporkan oleh orang yang saat itu berada/hadir di tempat kejadian perkara
(TKP). Di sisi lain, wartawan suatu media massa banyak melewatkan
kejadian yang terjadi, sehingga nilai berita dapat bias karena bukan dari saksi
mata. Semakin jauh dari sumber berita maka akan semakin bias berita
tersebut.
Kedua, tulisan jurnalisme warga menjadi bahan bacaan alternatif
disamping berita yang disajikan di mainstream media. Setelah membaca
laporan warga, masyarakat dapat membandingkan pemberitaan dari beberapa
aspek seperti isi, isu, konstruksi, dan makna berita.
Maka dari itu, semakin banyak karya jurnalisme warga maka informasi
akan semakin banyak versi. Bagi pandangan demokrasi hal ini menjadi
fenomena baik, namun yang harus diperhatikan disini adalah dibutuhkannya
verifikasi yang ketat dan melek media yang kuat.
Amirudin menuliskan pandangannya bahwa untuk masuk dalam ranah
citizen journalism, tidak hanya sekadar kemampuan standar pelaporan dan
penyusunan berita seperti 5W + 1 H, namun juga bagaimana menjadikan isu
‘the public becomes personal, the personal becomes public’. Karena tanpa hal
tersebut publik hanya akan mendapatkan informasi tanpa makna.43
42
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana
Prenandamedia, 2014), h. 53 43
Amirudin, Jurnalisme Warga: Sekadar Gejala atau Genre Baru?, Artikel terarsip dalam
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=476265, diunduh pada 31 Maret
2017 pukul 22.33 WIB
33
Banyaknya tulisan jurnalisme warga yang beredar luas di blog pribadi
atau di media sosial, tentunya institusi media massa tidak hanya diam.
Perusahaan media tidak dapat kehilangan kapital dalam mengirim pesan
komunikasi. Dengan kekuatan finansial dan nama besar perusahaan, institusi
media pun berbondong-bondong menyediakan ruang bagi masyarakat untuk
menyuarakan laporan mereka. Misalnya Kompasiana (Kompas), Tribunners
(Tribunnews), Blogtempo (Tempo), Net CJ (Net TV), Wide Shoot (Metro
TV), dan sebagainya.
Namun jika ditelisik lebih dalam, ruang untuk jurnalisme warga yang
disediakan perusahaan media tetap memiliki ideologi, kepentingan, dan
bisnis. Sebagai contoh, hilangnya tulisan Jilbabhitam dalam kasus dugaan
korupsi Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR), di
salah satu forum jurnalisme warga media tradisional. Kasus hilangnya tulisan
warga tersebut menjadi bukti bahwa kekuasaan perusahaan media teteap
menghegemoni publik.44
Dilansir dalam situs dewanpers.or.id, berbeda dengan institusi pers yang
memiliki UU No. 40 tahun 1999 yang mengatur tentang pers, jurnalisme
warga tidak memiliki batas dan tidak terkontrol. Maka dari itu untuk
menjadikan berita-berita jurnalisme warga yang baik, Kode Etik Jurnalistik
yang dikeluarkan oleh Dewan Pers dapat menjadi pedoman agar jurnalisme
warga terarah dan terkontrol.45
44
Dudi Sabil Iskandar, Keruntuhan Jurnalisme, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2015), h.
65 45
http://dewanpers.or.id/berita/detail/403/jurnalisme-warga-mencerdaskan masyarakat,
diakses pada 5 Desember 2018, 12:13 WIB
34
Selain UU Pers No. 40 tahun 1999, ada undang-undang lain yang dapat
dikaitkan dengan jurnalisme warga, menurut Anggota Dewan Pers, Bambang
Harymurti, yaitu UU Informasi dan Transaksi Elektronil (UU ITE) dan UU
Penyiaran. UU tersebut dapat dijadikan pedoman oleh pegiat jurnalisme
warga, sebab memiliki konsekuensi etika dan hukum bagi jurnalisme warga.
Bambang juga mengemukakan empat poin dalam membuat kode etik untuk
jurnalisme warga, yaitu jujur, adil, meminimalisir kerugian pihak lain, dan
bertanggungjawab.
Sebelum kode etik untuk jurnalisme warga dibuat, maka dapat
menggunaan Kode Etik yang didukung Dewan Pers, sebagai berikut: 46
1. Jujur
Ada lima poin yang menjadi esensi kode etik jujur, yaitu:
Tidak melakukan plagiat
Menampilkan sumber informasinya
Tidak menyesatkan
Tidak menyebarluaskan informasi yang diketahui tidak benar
Membedakan antara advokasi, pendapat, dan fakta
2. Adil
Yang dimaksud dengan adil dalam hal ini adalah:
Menyedikan ruang untuk semua pihak
Tidak menghakimi
3. Meminimalisir Kerugian Pihak Lain
Esensi kode etik ini adalah:
46
http://dewanpers.or.id/berita/detail/403/jurnalisme-warga-mencerdaskan masyarakat,
diakses pada 5 Desember 2018, 12:13 WIB
35
Memikirkan dampak yang akan terjadi pada pihak lain akibat dari
tulisan penulis
Hanya menampilkan fakta yang penting untuk publik sehingga
dapat meminimalkan kerugian pada pihak lain
4. Bertanggung Jawab
Pada poin ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Jika terdapat kesalahan maka akui kesalahan itu dan segera lakukan
koreksi
Minta maaf secara proporsional jika ada kesalahan
Jelaskan tujuan anda dalam menampilkan informasi
Jelaskan bila ada benturan kepentingan dan agenda pribadi
Hindarkan perlakuan khusus pada kelompok yang berkepentingan
Waspada terhadap sumber yang meminta imbalan, jika dilakukan,
maka beritahu pada publik
Ekspos perilaku tidak etis dari jurnalisme warga lain
Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan oleh orang
lain.
Kemunculan jurnalisme warga membuat adanya perdebatan, baik pro
maupun kontra. Skeptisme muncul dari para jurnalis profesional yang
mempertanyakan profesionalisme warga dalam melaporkan berita, namun
tidak sedikit para pengamat media yang tanpa ragu memberikan dukungan
kepada jurnalis warga.
Dukungan terhadap jurnalisme warga datang dari kalangan wartawan.
Richard Sambrook, wartawan BBC’s World yang mengatakan bahwa sudah
36
terjadi pembentukan jaringan informasi di era global yang memungkinkan
munculnya interaksi yang tinggi antara BBC dengan audience. Ia mengamati
bahwa para jurnalis BBC harus bisa bekerjasama dengan audience dengan
memberi kesempatan untuk memberikan kontribusi pada informasi di BBC.47
Sementara Jean K. Min, direktur Ohmynews Internasional memiliki
pandangan cukup menohok jurnalis profesional dengan mengatakan bahwa
pembaca bukan lagi konsumen pasif dari reporter-reporter arogan, namun
pihak aktif yang membuat dan mengkonsumsi berita yang mereka buat
sendiri.48
Dalam thesis yang dibuat oleh mahasiswa Master Art in Journalism
Ateneo de Manila University, Moch. Nunung Kurniawan tahun 2006,
beberapa praktisi media di Indonesia masih menjaga jarak dengan online
media. Misalnya saja Rosiana Silalahi, yang saat itu masih menjabat sebagai
pimred Liputan 6 SCTV mengatakan bahwa SCTV tetap sebuah stasiun TV
yang berada pada jalur mainstream dengan mengandalkan wartawan
profesional untuk berita. Ia berpendapat wartawan profesional yang
melakukan tugas jurnalistik karena sudah dibekali dengan kemampuan
peliputan yang mumpuni dan dibimbing dengan kode etik jurnalistik.49
Kurniawan juga mengemukakan kekhawatiran yang disampaikan
Budiono Dharsono, pemimpin redaksi Detik – situs terbaik di Indonesia
47
Nurul Hasfi, Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi Informasi, Artikel terarsip dalam
http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf , diunduh pada 8 April 2019
pukul 21.24 WIB 48
Nurul Hasfi, Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi Informasi, Artikel terarsip dalam
http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf , diunduh pada 8 April 2019
pukul 21.24 WIB 49 Nurul Hasfi, Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi Informasi, Artikel terarsip dalam
http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf , diunduh pada 8 April 2019
pukul 21.24 WIB
37
dengan 7,5 juta page view per hari mengakui bahwa kekhawatiran akan
turunnya kredibilitas portalnya, kemungkinan masalah hukum dan kurangnya
pemahaman atas kode etik jurnalistik dari reporter warga membuat Detik
setengah hati menerapkan jurnalisme warga.50
Untuk menjelaskan fenomena adanya kolaborasi antara citizen
journalism dengan media tradisional, John Hiler dalam artikelnya
“Blogosphere: The Emerging Media Ecosystem” memperkenalkan
munculnya konsep yang disebut Media Ecosystem. Konsep ini menjelaskan
adanya hubungan baik antara citizen media dengan maisntream media. Proses
ini terjadi saat blogger mendiskusikan dan mengembangkan berita yang
diproduksi oleh maistream media, dimana didalamnya terdapat aktifitas
citizen journalism, grass-roots reporting, laporan saksi mata, komentar,
analisis, aktifitas watchdog, pengecekan fakta, termasuk menjalankan peran
sebagai sumber berita dan pemberi ide berita.51
D. Manajemen Redaksi (Produksi Berita)
Dewasa ini masyarakat cenderung menggunakan portal berita online
dibandingkan dengan media konvensional, karena banyaknya kemudahan
seperti cepatnya pembaruan informasi. Karena media online saat ini
berkompetensi pada kecepatan informasi, menjadikan proses produksi
jurnalistik dalam sebuah ruang redaksi menjadi berubah dan melewatkan
poin-poin penting, seperti cover both side dan verifikasi data.
50
Nurul Hasfi, Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi Informasi, Artikel terarsip dalam
http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf , diunduh pada 8 April 2019
pukul 21.24 WIB 51
Stuart Alan, Online News, (New York: Two Penn Plaza, 2006), h. 11
38
Pola dan Alur Kerja Jurnalistik
Menurut Dominick, struktur organisasi dalam ruang redaksi media
massa meliputi:52
a. Pemimpin umum (Publisher) → CEO yang mengatur kebijakan
perusahaan
b. Pemimpin redaksi (Editor) → mengawasi dan mengarahkan gerak
redaksi
c. Redaktur pelaksana (Managing editor) → bertanggung jawab atas
operasi harian
d. Redaktur departemen (Department editor) → bertanggungjawab atas
desk pemberitaan
Secara umum redaktur berita (news editor) merupakan jurnalis yang
bertanggung jawab di ruang redaksi, dengan tugas menyeleksi berita dan
memiliki peran sesuai dengan konsep penjaga gerbang (gatekeeper).53
Redaktur berita juga mengatur penugasan tim dan memberi instruksi kepada
reporter mengenai sudut pandang berita yang perlu diambil ketika mengejar
berita. Sementara itu reporter adalah jurnalis yang meliput material untuk
dipublikasikan sebagai laporan.54
Struktur organisasi tersebut memungkinkan terjadinya koordinasi
antarawak redaksi, sehingga terjadi sebuah alur kerja. Alur kerja diartikan
sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam sebuah pekerjaan. Palmer
52
Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication- Media in the Digital Age,
(New York: McGraw-Hill, 2005). 53
Tony Harcup, Journalism: Principles and Practice, (London: Sage, 2004) 54
B. Franklin, dkk., Key Concepats in Journalism Studies, (London: Sage, 2005)
39
menyebutkan enam elemen dasar dari alur kerja jurnalistik, tidak peduli
apapun tipe medianya. Keenam elemen tersebut adalah perencanaan,
peliputan, produksi, distribusi hasil, pengarsipan dan riset.55
Namun, terdapat perbedaan antara media konvensional dengan media
online, yaitu terletak pada jumlah gatekeeper. Gatekeeper adalah orang-orang
yang memiliki kendali atas materi yang boleh disampaikan ke publik.56
Istilah gatekeeping merupakan proses seleksi terhadap karya yang
dipublikasikan di media, keputusan mengenai boleh atau tidak sebuah berita
masuk melewati gate dari sebuah media ke dalam saluran berita.
Bass memperkenalkan model aliran berita secara internal (doubleaction
internal newsflow) yang menunjukkan aliran dari raw news menjadi
completed product untuk konsumsi berita.57
Sehingga proses aliran berita
menurut model ini terdiri dari dua langkah, yaitu peliputan berita (news
gathering) dan pengolahan berita. Model aliran Bass dapat digambarkan
sebagai berikut.
Pada proses raw news, para peliput berita membuat berita mentah
seperti peristiwa, konferensi pers, dan lain-lain menjadi sebuah item berita
atau salinan berita (news copy). Kemudian proses kedua terjadi ketika
55
R.E. Palmer, Hermeneutika: Teori Baru Mengenal Interpretasi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005) 56
Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication- Media in the Digital Age,
(New York: McGraw-Hill, 2005). 57
Chris Roberts, Gatekeeping Theory: An Evolution, (Texas: The University of Carolina,
2005), h. 9
Raw
news
News
gatherers
News
copy
News
processors
Completed
product
40
pengolah berita memodifikasi dan menyatukan item-item berita ke sebuah
siaran berita, yang disampaikan ke publik.
Dalam model aliran Bass, dibedakan antara para peliput (gatherers) dan
para pemroses (processors). Para peliput adlah reporter yang hanya
mengumpulkan data informasi untuk dijadikan berita, sedangkan para
pemroses adalah editor yng bertugas mengolah data yang sudah dikumpulkan
oleh reporter sehingga menjadi sebuah berita yang lengkap.
Peliputan berita (newsgathering) merupakan proses pengumpulan
informasi, opini dan fakta yang tidak disiplin dengan materi yang
dikoordinasikan dalam sebuah ruang redaksi. Kegiatan ini melibatkan
reporter, koresponden, produser, redaktur berita dan perancang berita.
Sumber beritanya meliputi orang, dokumen, siaran pers, dan sumber berita
lainnya.58
Proses pengumpulan berita menurut Dominick terdiri dari tiga sumber
berita, yaitu hasil peliputan wartawan, layanan wire, dan sumber pendukung
seperti siaran pers dan laporan pemerintah.59
Hasil dari peliputan merupakan
laporan dari keadaan lapangan yang dikerjakan oleh wartawan. Wartawan
melaporkan kondisi di lapangan kemudian mencari narasumber ahli untuk
memverifikasi hasil laporan tersebut.
Sumber berita kedua yaitu layanan wire. Layanan ini disediakan oleh
organisasi internasional seperti Associated Press. Adanya layanan ini
wartawan mendapatkan berita tanpa harus turun ke tempat kejadian, biasanya
kejadian-kejadian yang terjadi di luar negeri. Sumber berita ketiga yaitu
58
B. Franklin, dkk., Key Concepats in Journalism Studies, (London: Sage, 2005) 59
Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication- Media in the Digital Age,
(New York: McGraw-Hill, 2005)
41
siaran pers atau laporan pemerintah, tetapi sumber ini hanya tambahan dalam
penyusunan berita.60
Setelah wartawan mendapatkan informasi yang ada di lokasi kejadian,
kemudian mengirimkannya kepada redaktur untuk diedit. Bila terdapat
informasi yang kurang lengkap, redaktur menugaskan wartwan untuk
kembali dan melengkapi informasi yang dibutuhkan. Kemudian redaktur
mengirimkan laporan tersebut kepada copy editor (editor bahasa) untuk dicek
ejaan dan bahasanya. Terakhir redaktur berita akan mengedit tulisan secara
keseluruhan.
Menurut Brooks, di luar peliputan, redaktur memiliki pola dalam proses
penyuntingan berita. Hal ini menjadi pola aliran berita dalam ruang redaksi,
antara lain:61
a. Reporter → bertugas untuk meliput fakta, menulis berita,
mengonfirmasi akurasinya, mengirimkan hasil ke city editor.
b. City editor → bertugas untuk mengedit berita, mengembalikan ke
reporter bila perlu, dan meneruskan ke news editor
c. News editor → bertugas untuk memutuskan penempatan berita di
dalam media, meneruskan berita ke copy deks chief
d. Copy desk chief → menyiapkan halaman contoh untuk
menentukan panjang berita, letak dan ukuran headline, kemudian
meneruskan ke copy editor
60
Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication- Media in the Digital Age,
(New York: McGraw-Hill, 2005) 61
Brian S. Brooks, dkk., News Reporting and Writing, Fourth Edition, (New York: ST.
Martin’s Press, 1992)
42
e. Copy editor → bertugas memoles penulisan berita, mengecek
kekurangan atau ketidakakuratan, menulis headline dan
mengembalikan ke copy desk chief untuk pengecekan terakhir.
f. Copy desk chief → memastikan berita sudah benar-benar layak
untuk dibagikan kepada khalayak.
Pola-pola di atas berlaku pada media konvensional, begitu konsep
media baru muncul, terdapat perluasan konsep media ke berbagai istilah yaitu
jurnalisme online dan situs web.62
Teknologi dan media baru merubah
jurnalisme dalam empat cara; pertama, teknologi baru mendukung praktik
jurnalisme sehingga khalayak dapat terlibat dalam pemberitaan itu sendiri;
kedua, portal berita online tidak hanya memindahkan berita dari media
konvensional kepada media online saja, melainkan juga membuat konten
khusus untuk diposting di situs web; ketiga, tempat kerja jurnalis tidak
terpaku pada ruang kerja saja, karena kini telah dilengkap dengan peralatan
mobile yang dapat dibawa kemana saja; keempat¸ media online merubah
organisasi berita, jurnalis dan konsumen dari media.63
Adanya jurnalisme online membuat pola kerja jurnalistik yang ada
menjadi berubah. Sebelumnya pada media konvensional, penerbitan berita
dalam 24 jam sehari hanya untuk satu kali cetak pada surat kabar. sedangkan
pola kerja media online dalam sehari dapat menerbitkan berita berkali-kali,
tidak ada lagi deadline akhir sesuai dengan jadwal terbit.
Jurnalis saat ini memiliki kamera video, perekam suara, dan laptop yang
dapat dibawa dalam satu ttas ransel. Sehingga membuat jurnalis tidak perlu
62
B. Franklin, dkk., Key Concepats in Journalism Studies, (London: Sage, 2005) 63
John V. Pavlik, Journalism and the New Media, (New York: Columbia University Press,
2001)
43
datang ke ruang redaksi seperti pada media konvensional. Meskipun ada
perubahan dalam proses peliputan, tetap saja keputusan layak dan tidak layak
laporan yang akan disebarkan bergantung pada proses gatekeeping oleh
gatekeeper.
Berdasarkan teori di atas, secara garis besar alur kerja jurnalistik dalam
ruang redaksi media online dijabarkan sebagai berikut. Tahap pertama
merupakan perencanaan, dengan melakukan rapat antara redaktur yang
bertanggung jawab (rapat budgeting). Kemudian dilanjutkan proses
pencarian informasi oleh reporter dan menuliskan laporannya. Setelah itu
reporter mengirimkan berita ke dalam databae yang dipakai bersama dalam
ruang redaksi. Lalu gatekeeper (editor) melakukan rapat untuk menentukan
apakah laporan sudah layak muat. Terakhir, berita dapat dipublikasikan
kepada pembaca.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM SITUS TRIBUNNEWS.COM
A. Sejarah Berdiri Situs Tribunnews.com
Pada tahun 1987, Kompas Gramedia mengambil alih kepemilikan
harian Sriwijaya Post di Palembang, Sumatera Selatan. Pada masa itu, ada
himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu
koran-koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers).
Maka, pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah
(Persda) dengan nama usaha PT Indopersda Prima Media, yang tugas
awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang membutuhkan
pertolongan. Pada tahun 1988, Kompas Gramedia mengambil alih
harian Swadesi yang namanya diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda
Aceh, serta surat kabar mingguan Surya di Surabaya (yang didirikan oleh
harian Pos Kota pada tahun 1986) yang kemudian diubah waktu terbitnya
menjadi harian. Tahun 1992, Kompas Gramedia mengambil alih harian Pos
Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil alih harian Banjarmasin Post.64
Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat bisnisnya dengan
mendirikan sendiri koran daerah di hampir seluruh provinsi dengan merek Tribun.
Diawali dengan Tribun Kaltim pada tahun 2003, lalu diikuti dengan Tribun
Timur, Tribun Jabar, dan surat kabar bermerek Tribun lainnya.
64
Dilansir dari http://www.tribunnews.com/about , diakses pada 8 Mei 2018, pukul 16.25
wib
45
Pada tanggal 22 Maret 2010, Persda berganti nama menjadi Tribun
Network. Hal ini bertujuan sebagai "transformasi dari kesan daerah yang
mencolok menjadi berwarna nasional". Bersamaan dengan pergantian nama,
pada tanggal 22 Maret 2010 Tribunnews.com diluncurkan sebagai portal
berita baru yang melengkapi situs-situs milik koran-koran daerah yang
dikelola Tribun Network.65
Situs berita TRIBUNnews.com dikelola PT Tribun Digital Online,
Divisi Koran Daerah Kompas Gramedia (Group of Regional Newspaper).
Berkantor pusat di Jakarta, situs berita ini menyajikan berita-berita nasional,
regional, internasional, olahraga, ekonomi dan bisnis, serta seleb dan
lifestyle. TRIBUNnews.com juga mengelola forum diskusi, dan komunitas
online melalui Facebook, dan Twitter, serta Google+.
Selain didukung reporter yang bertugas di Jakarta, TRIBUNnews.com
didukung tidak saja oleh jaringan 28 koran daerah atau Tribun Network, tapi
juga didukung oleh hampir 500 wartawan di 22 kota penting di Indonesia.66
Situs berita TRIBUNnews.com merupakan induk bagi lebih dari 20 situs
berita daerah Tribun Network, seperti :
JAKARTA: Tribun Jakarta, http://www.tribunjakarta.com
JAKARTA: Warta Kota, http://www.wartakotalive.com
JAKARTA: Super Ball, http://www.tribunsuperball.com
BANDUNG: Tribun Jabar, http://www.tribunjabar.co.id
65
Dilansir dari http://www.tribunnews.com/about , diakses pada 8 Mei 2018, pukul 16.25
wib 66
Dilansir dari http://www.tribunnews.com/about , diakses pada 8 Mei 2018, pukul 16.25
wib
46
SURABAYA: Surya, http://www.surya.co.id
JOGJAKARTA: Tribun Jogja, http://www.tribunjogja.com
SEMARANG: Tribun Jateng, http://tribunjateng.com
BALI: Tribun Bali, http://tribun-bali.com
BANDA ACEH: Serambi Indonesia, http://www.serambinews.com
MEDAN: Tribun Medan, http://www.tribun-medan.com
PEKANBARU: Tribun Pekanbaru, http://www.tribunpekanbaru.com
JAMBI: Tribun Jambi, http://www.tribunjambi.com
PALEMBANG: Sriwijaya Post, http://www.sripoku.com
PALEMBANG: Tribun Sumsel, http://www.tribunsumsel.com
LAMPUNG: Tribun Lampung, http://www.tribunlampung.co.id
BANGKA: Bangka Pos, http://www.bangkapos.com
MAKASSAR: Tribun Timur, http://www.tribun-timur.com
MANADO: Tribun Manado, http://www.tribunmanado.co.id
BALIKPAPAN: Tribun Kaltim, http://www.tribunkaltim.co.id
BANJARMASIN: Banjarmasin Post, http://www.banjarmasinpost.co.id
PONTIANAK: Tribun Pontianak, http://www.tribunpontianak.co.id
PALANGKARAYA: Tribun Kalteng, http://www.tribunkalteng.com
KUPANG: Pos Kupang, http://www.pos-kupang.com
47
Portal berita TRIBUNnews.com juga menyajikan halaman electronic
paper atau e-paper koran Tribun Network. Selain itu, ada berbagai rubrik
lainnya di antaranya Tribuners, Citizen Reporter. Dengan dua rubrik terakhir
masyarakat gagasan berupa ide-ide segar dan pengalaman empiris, terutama
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
TRIBUNnews.com juga menyajikan halaman digital paper dari koran-
koran Tribun Network. Berbeda dari epaper yang merupakan replika dari
edisi cetak, digital paper merupakan koran yang hanya terbit secara online
dalam format digital.67
B. Susunan Redaksi Situs Tribunnews.com
Director: Herman Darmo, Sentrijanto
General Manager: Dahlan Dahi
Board of Editor: Herman Darmo, Febby Mahendra Putra, Achmad
Subechi, Dahlan Dahi
Editor in Chief: Dahlan Dahi
News Manager: Yulis Sulistyawan
Assistant Content: Yudie Thirzano
Editor: Agung Budi Santoso, Anita Kusumawardhani, Antonius
Bramantoro, Choirul Arifin, Dewi Agustina, Fajar Anjungroso, Hasanuddin
Aco, Hendra Gunawan, Husein Sanusi, IGN Sawabi, Johnson Simanjuntak,
Hasiolan Eko Purwanto Gultom, Ravianto, Sanusi, Choirul Arifin,
67
Dilansir dari http://www.tribunnews.com/about , diakses pada 8 Mei 2018, pukul 16.25
WIB
48
Sugiyarto, Samuel Febriyanto, Yogi Gustaman, Adi Suhendi, Eko
Sutriyanto, Willem Jonatan
Editor Images: Dani Permana, FX Ismanto
Editor Video: Bian Harnansa, Sapto Nugroho
Newsroom Jakarta
Editor: Rahmat Hidayat, Ade Mayasanto, Deny Budiman, Dodi Esvandi,
Willy Widianto, Muhammad Barir
Reporter (Jakarta): Abdul Qodir Zaelani, Adiatmaputra Fajar Pratomo,
Danang Setiaji, Deodatus S Pradipto, Eri Komar Sinaga, Ferdinand Waskita,
Glery Lazuardi, Imanuel Nicolas Manafe, Muhammad Zulfikar, Nurmulia
Rekso Purnomo, Srihandriatmo Malau, Theresia Felesiani, Wahyu Aji,
Taufik Ismail, Seno Tri Sulistiyono, Achmad Rafiq, Reynas Abdila, Fahdi
Fahlevi, Ruth Vania, Dennis Destryawan , Ruth Vania Christine, Amriyono
Prakoso
Fotografer (Jakarta): Herudin, Jeprima, Irwan Rismawan
Reporter/Fotografer (Daerah): Tribun Network
C. Rubrik Tribunners
Berbagai media online saat ini telah memiliki kolom khusus untuk para
jurnalis warga, seperti Infokita (detik.com), Kompasiana (Kompas) dan
Tribunners (Tribunnews.com). Rubrik Tribunners merupakan wadah bagi
masyarakat untuk ikut serta dalam berbagi informasi atau menyampaikan
gagasan kepada khalayak umum. Rubrik Tribunners memiliki banyak
49
kategori berita seperti budaya, umum, pendidikan, kontemplasi, ekonomi,
wisata, politik, teknologi, kesehatan dan kolom jurnalis.
Setiap media online memiliki cara tersendiri untuk mendekatkan diri
kepada para pembacanya. Munculnya rubrik Tribunners menjadi cara untuk
mendekatkan diri kepada segmentasi pembacanya. Para pembaca situs
Tribunnews.com dapat membaca opini, informasi dan laporan dari
masyarakat hanya dengan mengklik kolom Tribunners saja. Hal ini tentu
dapat memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang diperlukan.68
Rubrik Tribunners ini difokuskan kepada laporan langsung dari warga,
opini ataupun gagasan warga terhadap suatu isu, kejadian dan sebagainya.
Bagaimana cara warga dalam menyikapi sesuatu yang sedang menjadi
perbincangan khalayak ramai, kemudian dikemukakan dalam sebuah opini
bebas untuk ditayangkan dalam rubrik Tribunners.69
Opini yang ditayangkan pada rubrik Tribunners tentu telah melewati
tahap-tahap seleksi. Standar tulisan layak muat diantaranya laporan atau
opini dapat menjadi referensi masyarakat, gagasan yang dikemukakan
tentang suatu isu eyecatching atau dapat menarik masyarakat, tidak
mengandung unsur SARA di dalamnya, gagasan tidak ditujukan untuk
menebar kebencian pada pihak-pihak tertentu, dan lain sebagainya.70
68
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 69
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 70
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
50
Dalam rubrik Tribunners ini siapa saja dapat mengirimkan tulisan, baik
seorang mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, dokter, pengusaha, dan
lainnya. Pemilihan kelayakan tulisan tidak bergantung pada suatu pekerjaan
tertentu, karena kelayakan tulisan yang dimuat berdasarkan pada nilai
referensi bagi masyarakat luas ataupun tulisan yang eye catching dan
menarik. Warga dapat membuat tulisan dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya.71
Perbedaan rubrik Tribunners dengan berita di situs Tribunnews.com
yaitu jika berita dalam situs Tribunnews.com merupakan informasi yang
diproses oleh seorang jurnalis yang sudah terlatih, sedangkan tulisan dalam
rubrik Tribunners merupakan opini pribadi penulis, dalam hal ini merupakan
warga biasa, untuk mencurahkan pola pikirnya dan kemudian dituang dalam
sebuah artikel.
71
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
51
BAB IV
ANALISIS PRODUKSI ISU BERITA DI RUBRIK TRIBUNNERS
PADA SITUS BERITA TRIBUNNEWS.COM
Manajemen redaksi media massa berkaitan dengan proses produksi, yang
digambarkan melalui pola dan alur kerja jurnalistik. Dalam jurnalistik, pola
tergambar dari adanya model, sistem, cara kerja dan struktur organisasi yang
tepat.72
Gambar di bawah ini merupakan struktur organisasi dalam ruang redaksi
media massa.
72
Hanum Kusuma Dewi, Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi
Berkonvergensi, Tesis Program Pascasarjana Manajemen Komunikasi, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2012), h. 19
Pemimpin Umum
(Publisher)
Pemimpin Redaksi
(Editor)
Redaktur Pelaksana
(Managing Editor)
Politic
Editor
Economic
Editor
Lifestyle
Editor
Assistant
Editor
Assistant
Editor
Assistant
Editor
Reporter Reporter
Reporter
52
Pola dan alur kerja jurnalistik terlihat dari tanggung jawab masing-
masing awak redaksi, mulai dari reporter, redaktur pelaksana, hingga pemimpin
redaksi. Jika masing-masing struktur organisasi menjalankan pola dan alur kerja
sesuai dengan ketentuan dan porsinya masing-masing, hal ini akan menjadikan
media massa yang dikelola menjadi sebuah media yang unggul dalam bidang
keredaksian.
Rubrik Tribunners merupakan rubrik khusus jurnalis warga, sehingga
memiliki struktur organisasi yang berbeda dengan situs induknya,
Tribunnews.com. Struktur redaksi situs Tribunnews.com dapat digambarkan
sebagai berikut.73
73
Dilansir dari http://www.tribunnews.com/redaksi, diakses pada 8 Mei 2018, pukul
16.25 WIB
Director
General Manager
Board of editor
Editor in Chief
News Manager
Assistant Content
Editor Editor Editor Editor
Images
Editor
Video
Reporter Reporter Reporter Reporter Reporter
53
Gambar 2.1 Struktur Redaksi Situs Tribunnews.com
Sedangkan struktur redaksi rubrik Tribunners sebagai berikut.74
Gambar 2.2 Struktur Redaksi Rubrik Tribunners
Dilihat dari struktur redaksi rubrik Tribunners di atas, jurnalis warga
bertindak menempati peringkat terendah dalam struktur organisasi rubrik
Tribunners. Dalam rubrik Tribunners, jurnalis warga berperan sebagai reporter
yang mencari, mengolah, menyusun dan membuat berita. Hal ini dikemukakan
oleh Rahmat Hidayat selaku Redaktur Pelaksana rubrik Tribunners.
Rubrik Tribunners merupakan kumpulan berita dan opini dari
jurnalis warga, sehingga reporter merupakan jurnalis warga
dengan latar belakang pendidikan apapun, sehingga siapa saja
bisa menulis dan mengirimkan laporan.75
74
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 75
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
Pemimpin Redaksi / Pemred
(Editor)
Redaktur Pelaksana / Redpel
(Managing Editor)
Asisten
Redpel
Asisten
Redpel
Asisten
Redpel
Jurnalis
Warga
Jurnalis
Warga
Jurnalis
Warga
54
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, salah satu karakteristik
jurnalisme online tergambar dalam rubrik Tribunners, yaitu adanya perubahan
posisi audience yang semula pada media konvensional audience bertindak
sebagai pembaca dan pengonsumsi berita, sedangkan pada media online audience
memiliki kesempatan untuk aktif dalam proses produksi berita, atau bahkan
diposisikan di bawah jurnalis profesional (citizen journalism).
Pembentukan rubrik Tribunners sebagai wadah informasi dari jurnalis
warga sesuai dengan artikel What is Participatory Journalism, mengenai kategori
media untuk jurnalisme warga, yaitu berita independen yang dimuat dalam situs
berita.
Kompasiana, Tribunners, atau Detik juga punya nama kanal
yang mirip-mirip namanya Infokita. Tribunners lebih
mengarah kepada laporan direct langsung warga ataupun
opini. Opini ketika mereka menyikapi sesuatu yang sedang
ramai kemudian mereka membuat opini bebas. Siapapun bisa
masuk dan menulis. Kalau dulu kita lihat di koran-koran ada
kolomnya, kayak kolom opini. Sekarang di era digital agak
lebih mudah mereka masuk ke kanal Tribunners saja. Kalau
ada pembaca yang ingin mengomentari atau mengkritik tulisan
jurnalis warga, juga sudah tersedia kolom komentar di tiap
tulisan.
Selain itu, adanya komentar dari pembaca mengenai berita yang dimuat
juga dapat dikatakan sebagai partisipasi jurnalis warga. Hal ini terkait dengan
karakteristik jurnalisme online yaitu interactivity, dimana adanya timbal balik
dari komunikan kepada komunikator.
Struktur organisasi di tingkat berikutnya yaitu Redaktur Pelaksana.
Redakur Pelaksana bertanggung jawab atas operasi harian dalam pengelolaan
rubrik Tribunners. Ia bertanggung jawab pada proses seleksi tulisan yang diterima
melalui e-mail. Redakur Pelaksana rubrik ini adalah Rahmat Hidayat.
55
Editor pelaksana dalam rubrik ini bertugas dari awal proses
hingga akhir proses berita dimuat. Jika ada berita masuk
melalui email redaksi, kita (editor) bertugas melakukan seleksi
terhadap tulisan-tulisan tersebut. Seleksi tulisan berdasarkan
pada kriteria-kriteria umum, seperti informatif, menarik (eye
catching), merupakan isu yang sedang ramai diperbincangkan,
tidak menyinggung SARA, meminimalisir politik identitas, dan
tidak menebar kebencian.76
Redaktur Pelaksana dalam rubrik ini dibantu oleh 17 orang lainnya
(asisten redaktur), dimana semuanya merupakan editor dari situs
Tribunnews.com, sehingga seleksi berita tidak hanya dilakukan oleh Redaktur
Pelaksana saja.
Semua yang ada di bagian redaksi terlibat, jumlahnya 17
orang, dimana semuanya merupakan editor situs
Tribunnews.com.
Menurut Rahmat, karena 17 orang lainnya merupakan editor situs
Tribunnews.com, mereka mengklaim sudah memahami desk-desk redaksional.
Selain menyeleksi tulisan yang masuk, Redaktur Pelaksana dan Asisten Redaktur
Pelaksana juga bertugas dalam penyuntingan berita dan posting berita.
Setelah memilih tulisan dari email, kemudian tulisan masuk
tahap editing. Orang umum belum tentu secara kontinyu
memahami EYD, kalau kita diwajibkan. Jadi membenahi gaya
tulisan, typo, dan mengoreksi jika ada salah data, menjadi
tanggung jawab redaktur pelaksana. Kita juga dapat
menambahkan dan memotong berita yang diterima, bila
sekiranya tulisan tersebut tidak ada informasinya. Karena
orang-orang yang terlibat dalam rubrik ini merupakan orang-
orang yang sudah paham mengenai desk redaksional, baik itu
hiburan, ekonomi, hukum, humaniora, dan lain-lain.77
76
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 77
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
56
Pada tingkatan struktur organisasi teratas, Pemimpin Redaksi bertugas
untuk mengawasi dan mengarahkan gerak keredaksian. Dalam menjalankan
aktifitas kerja keredaksian, Pemimpin Redaksi Tribunnews.com menjalankan
tugasnya, yaitu mengarahkan para staf agar bekerja maksimal.
Komunikasi yang baik dilakukan oleh pimpinan kepada
bawahannya agar mengetahui apa yang menjadi tujuan
perusahaan. Dalam redaksi Tribunners, pengarahan
dijalankan dengan baik dan efektif dari atasan sampai staf
tingkat bawah, maka komunikasi pun juga baik.
Pemred bertanggung jawab atas rubrik ini. Pemred juga
berusaha mengarahkan bawahan agar bekerja maksimal.
Masing-masing tingkatan pun mengarahkan sesama karyawan
agar tetap berada pada koridor yang sudah ditentukan.
Masing-masing karyawan saling mengarahkan satu dan
lainnya.78
Berdasarkan informasi di atas, arahan dari pemimpin redaksi kepada
bawahannya terkait dengan tujuan perusahaan. Dimana tujuan situs Tribunnews
adalah mengabarkan dan menginformasikan Indonesia. Jika arahan pemimpin
redaksi sesuai dengan tujuan perusahaan, tentunya rubrik Tribunners ini menjadi
sebuah cara lain untuk mengabarkan informasi kepada masyarakat Indonesia. Hal
ini harus ditunjang dengan penyajian informasi yang berkualitas, mendidik, dan
tidak menyesatkan.
Arahan dari pemimpin redaksi kepada stafnya juga dapat dilihat dari
adanya pengawasan pada berita-berita khusus yang akan diposting, dan
pengarahan kepada editor untuk mengecek lagi kebenaran data yang tersaji.
Pemred memberikan arahan kepada editor untuk mengecek
apakah data yang ada dalam tulisan merupakan data yang
78
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
57
valid, juga jika ada berita khusus yang dibuat dari berbagai
sudut pandang, pemred akan mengawasi dengan membaca
naskah berita. Selain itu selalu mengingatkan jika editor lain
keliru dalam mengedit tulisan, tentu dengan komunikasi yang
santun. Jika ada karyawan baru juga akan diarahkan, dalam
pelatihan agar lebih menguasai teknik-teknik editorial.79
Pengarahan dalam pengecekan data dilakukan hanya untuk berita-berita
khusus, karena berita tersebut dimuat dari berbagai sudut pandang. Pengecekan
data diarahkan seperti apakah data tersebut sesuai dengan pemberitaan di luar
sana, atau jika data yang disajikan merupakan data ekonomi, dilakukan
pengecekan dari data yang dirilis oleh kementerian atau lembaga survei.
Adapun alur kerja jurnalistik dimulai dengan proses perencanaan. Sebuah
perencanaan dikonsep dalam rapat redaksi, mulai dari pembagian tugas pencarian
berita sampai dengan berita siap disiarkan akan sangat menentukan baik atau
buruknya proses produksi.80
Jika menurut kajian teoritis proses perencanaan
dikonsep dalam rapat redaksi, maka berdasarkan wawancara dengan Rahmat
Hidayat, tim redaksi tidak melakukan perencanaan pada hal ini.
Tidak ada rapat budgeting khusus untuk menentukan opini
mana yang akan kita pilih. Bebas saja, karena tidak ada batas
waktu untuk menayangkan suatu berita. Tidak ada urgensi isu
yang harus ditayangkan saat itu juga. Namun, pembahasan
khusus diperlukan apabila ada informasi publik yang menarik
perhatian, dengan disajikan dari berbagai macam sudut
pandang.81
Tidak adanya rapat redaksi untuk menentukan isu dan berita yang akan
dipilih merupakan sebuah tindakan mengesampingkan alur kerja jurnalistik pada
79
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 80
Morissan, Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 277 81
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib.
58
umumnya. Rapat redaksi merupakan hal wajib yang dilaksanakan sebelum dan
saat penggarapan berita. Meskipun reporter merupakan jurnalis warga, namun
seharusnya redaksi tetap melaksakan rapat redaksi, untuk tujuan mengangkat
tema/isu yang akan diangkat, sumber-sumber berita yang harus ada dalam tulisan,
serta segmen pasar yang akan dibidik.
Perencanaan juga merupakan penentuan tujuan atau sasaran yang ingin
dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, dan menyediakan sumber daya
untuk mencapai tujuan tersebut.82
Perencanaan juga mencakup kegiatan
pengambilan keputusan, termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
Berdasarkan wawancara, tim redaksi Tribunners melakukan fungsi perencanaan
seperti menentukan tujuan yang ingin dicapai dan adanya kegiatan pengambilan
keputusan.
Rubrik Tribunners dibentuk untuk menampung opini masyarakat,
memberikan warna kepada publik dan pembaca agar opini-opini
yang sedang berkembang di masyarakat terangkum dalam sebuah
berita opini. Siapapun (pengacara, dokter, mantan presiden, dan
lainnya) dapat menyampaikan gagasan mereka dalam menyikapi
suatu isu yang sedang berkembang.
Dalam kegiatan pengambilan keputusan, ada beberapa kriteria
yang ditetapkan redaksi dalam menentukan tulisan yang tidak
layak muat, seperti SARA, tulisan yang ditujukan untuk menebar
kebencian dan memecah belah NKRI, serta tidak menonjolkan
atau meminimalisir politik identitas.
Hal utama dari kelayakan opini yang akan diterima adalah opini
yang informatif, gagasan yang sedang in di masyarakat, seperti isu
politik, karena ini tahun politik. Ada juga yang menulis cara
mendandani rumah munguil. Mereka bertutur saja menulis itu.
Mungkin itu menjadi informatif ketika ada pembaca yang saat itu
82
Morissan, Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 277
59
ingin merenovasi rumahnya, sehingga terinspirasi dari artikel
yang kita muat.83
Berdasarkan wawancara tersebut redaksi memiliki tujuan yang ingin
dicapai, namun hanya sebatas pada menampung opini masyarakat agar terangkum
pada sebuah rubrik. Tidak ada tujuan dan sasaran khusus dalam pembentukan
rubrik ini. Jika saja dalam pembentukan rubrik ini memiliki tujuan ingin
mencerdaskan masyarakat dengan cara menginformasikan berita-berita yang
berkualitas dan aktual, tentu hasil dari rubrik ini akan lebih berkualitas pula.
Perencanaan yang diterapkan oleh redaksi Tribunners berdasarkan
penuturan dari Rahmat Hidayat, tergolong simple (sederhana) dan sedikit
mengesampingkan alur kerja jurnalistik pada umumnya. Dimana tim redaksi
(redaktur dan editor) tidak memerlukan rapat budgeting untuk menentukan tulisan
atau isu yang akan diangkat.
Redaksi rubrik Tribunners menganggap tidak memerlukan rapat budgeting
dikarenakan rubrik Tribunners tidak mempunyai deadline (batas waktu) dalam
memposting tulisan. Tidak ada urgensi tulisan tersebut harus dimuat saat ini juga.
Namun jika ada pembicaraan atau informasi yang menarik dan trending di
masyarakat, tim redaksi akan melakukan pembahasan khusus untuk menyajikan
opini dari berbagai macam sudut pandang.
Tidak adanya urgensi dan deadline dalam pemuatan berita di rubrik
Tribunners tidak sesuai dengan karakteristik jurnalisme online. Jurnalisme online
menekankan karakteristik immediacy, informasi yang up to date dan real time,
83
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib.
60
dimana informasi yang ada dan sedang berlangsung agar segera disajikan tanpa
menunggu jadwal terbit. Sehingga karakteristik immediacy atau adanya
pembaruan informasi yang lebih cepat dibanding media konvensional.
Selain itu, tujuan (goal) khusus yang ingin dicapai redaksi dari
pembentukan rubrik tersebut hanya terbatas pada ingin menampung opini atau
tanggapan masyarakat terhadap kejadian dan isu yang sedang berkembang.
Meskipun tergolong sederhana, redaksi tetap mempunyai tolak ukur dalam
menentukan opini mana yang akan dipilih. Meskipun tidak dalam bentuk tertulis,
namun tolak ukur tersebut sudah dijalani sehari-hari oleh tim redaksi.
Tolak ukur tersebut antara lain yaitu tidak memilih tulisan yang
mengandung unsur SARA, politik identitas, menyebar kebencian dan untuk
memecah belah NKRI. Sedangkan tulisan yang dipilih lebih mengarah kepada
opini yang bersifat menarik, informatif, seperti tips and trick, serta informasi
yang sedang menjadi perbincangan di berbagai penjuru.84
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya adalah proses pencarian informasi.
Dalam rubrik Tribunners ini pencarian informasi dilakukan oleh jurnalis warga,
dimana siapapun dan dari latar belakang pendidikan apapun dapat menulis dan
mengirimkan berita ke rubrik Tribunners ini.
Tribunners lebih mengarah kepada laporan direct langsung warga
ataupun opini. Opini ketika mereka menyikapi sesuatu yang
sedang ramai kemudian mereka membuat opini bebas. Siapapun
bisa masuk dan menulis. Siapapun orangnya dapat menuangkan
84
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib.
61
opini yang dirasakannya, mulai dr pengacara, dokter, mantan
presiden, tim sukses, dan lain-lain.85
Karena reporter merupakan jurnalis warga, berita yang dihasilkan
merupakan kejadian atau isu yang sedang menjadi pembicaraan publik. Sehingga
proses ini dilanjutkan pada tugas gatekeeper untuk menyeleksi apakah berita yang
telah ada merupakan berita yang layak untuk dimuat di portal berita tersebut.
Gatekeeper dalam rubrik ini adalah redaktur pelaksana beserta tim dan pemimpin
redaksi.
Untuk menentukan kelayakan suatu berita, redaksi Tribunners memiliki
kriteria-kriteria tertentu.
SARA yang tidak terpilih. Tidak menonjolkan atau meminimalisir
yang namanya kalau dari segi despolitik itu politik identitas.
Berpolitik boleh, tapi sekadar pendapat. Tidak menyebar
kebencian dan memecah belah NKRI. Yang paling utama adalah
informatif dan sedang in di masyarakat. Terutama isu-isu politik
sih, karena ini sudah masuk tahun politik. Ada juga yang menulis
cara mendandani rumah mungil. Mereka menulis seperti bertutur
saja. Mungkin itu menjadi informatif ketika ada pembaca yang
saat itu ingin merenovasi rumahnya, sehingga dapat terinspirasi
dari artikel yang kita muat.86
Redaksi menjalani proses seleksi tulisan berdasarkan pada kriteria-kriteria
tersebut. Meskipun begitu, kriteria itu hanya poin-poin yang sudah melekat pada
tiap-tiap awak redaksi. Tidak ada aturan dan kriteria tertulis yang berupa buku
panduan dalam menyeleksi suatu informasi, terlebih informasi yang bersumber
dari jurnalis warga. Adanya proses seleksi tulisan, membuat adanya perbandingan
signifikan antara tulisan yang masuk dengan yang diposting, yaitu tulisan yang
85
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 86
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
62
diterima dalam email redaksi sekitar 20 – 30 tulisan per hari, sedangkan yang
dimuat sekitar 5 – 6 tulisan per hari.
Selain menentukan kelayakan berita, para gatekeeper juga diharuskan
untuk melaksanakan proses verifikasi dalam sebuah laporan.
Pasti diverifikasi. Kalau yang kira-kira membahayakan, kita
cuekin saja, tidak dipilih. Misalkan ada pernyataan yang
kontroversial, kita cuekin saja, atau kalau ada tulisan yang
sekiranya menabrak kode etik jurnalistik, untuk apa kita pilih,
karena bisa jadi masalah bagi kita juga di kemudian hari, jadi
lebih baik tidak dipilih.
Proses verifikasi dilakukan dengan cara mencari sumber informasi
di halaman website lain, ataupun ke wartawan lain. Apakah
laporan jurnalis warga sesuai dengan informasi di tempat lain
atau wartawan yang meliput.87
Dari pernyataan di atas, dapat dilihat jika proses verifikasi tulisan dari
jurnalis warga dilakukan dengan sederhana, dimana hanya mencari berita-berita
dengan isu serupa, dan mencari apakah laporan tersebut sesuai dengan berita yang
lainnya. Namun hal ini tidak sesuai dengan proses kerja jurnalistik, dimana berita
yang dihasilkan merupakan berita yang akurat. Berita yang akurat harus dapat
diverifikasi, dengan mencari informasi dari sumber yang berkaitan langsung atau
mempunyai kredibilitas, atau mencari lebih dari satu sumber agar mendapat
banyak perspektif.
Karena proses verifikasi tidak dijalankan dengan semestinya, muncul
kendala pada data yang tersaji.
Kendala dalam mengelola rubrik Tribunners ini terkadang
adanya salah data. Misalnya tulisan mengenai desk ekonomi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perekonomian, pertumbuhan
ekonomi di Indonesia saat ini hampir mendekati 6%, namun data
87
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
63
yang disajikan pada tulisan berbeda. Hal-hal seperti ini yang
menjadi kendala bagi editor. Tentu tingkat wawasan seorang
editor harus luas, jangan sampai kita menyebarkan data yang
salah kepada masyarakat.88
Adanya salah data seperti yang diungkapkan oleh Rahmat Hidayat
merupakan dampak tidak adanya verifikasi yang akurat. Hal ini jika dibiarkan
begitu saja atau terlewat dari pengetahuan gatekeeper, akan membahayakan bagi
pembaca. Pembaca akan mendapatkan informasi yang salah dan meyakini
informasi tersebut adalah benar. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi pers, dimana
fungsi pers sebagai sarana pendidikan.
Kurangnya pengawasan terkait verifikasi informasi dikhawatirkan dapat
memunculkan akun-akun palsu yang digunakan untuk menyebarkan berita palsu
(hoax) dan ujaran kebencian. Seperti yang di lansir CNN Indonesia bahwa ada
800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan
ujaran kebencian (hate speech). Sedangkan berdasarkan data dewan pers ada
sekitar 40.000 yang mengklaim diri media online, tapi yang sudah terverifikasi
oleh Dewan Pers sebagai media sebenarnya tidak lebih dari 300, hal tersebut di
ungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.89
Jika redaksi melakukan verifikasi berdasarkan pemberitaan diluar sana,
namun sumber yang digunakan merupakan berita palsu yang disebarkan oleh
situs-situs yang tidak terverifikasi, tentu berita yang tersaji merupakan berita yang
tidak kredibel dan tidak mencerminkan berita yang berkualitas. Ini seharusnya
menjadi sebuah kekhawatiran bagi para praktisi jurnalistik.
88
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib 89
Nurkinan, Dampak Media Online Terhadap Perkembangan Media Konvensional, Jurnal
POLITIKOM Indonesia, Vol. 2 No. 2, November 2017
64
Dalam artikel berjudul Makanan yang Baik untuk Penderita Maag
Kronis90
, dipaparkan beberapa makanan yang dianjurkan untuk penderita penyakit
maag. Namun dalam informasi tersebut tidak disebutkan atau dilampirkan sumber
informasi yang tersaji, apakah dari bersumber dari ahli gizi, dokter spesialis, dan
lain sebagainya. Ketika dilihat profil penulis artikel tersebut, tidak ada informasi
yang jelas mengenai penulisnya. Penulis tidak memaparkan apakah ia sebagai
dokter atau ahli gizi. Sehingga tulisan dan informasi yang diberikan tidak dapat
dikatakan akurat. Bahkan redaksi Tribunners telah beberapa kali memposting
artikel kesehatan dari penulis yang sama.
Hal di atas dapat menjadi salah satu contoh tulisan yang dipublikasikan
oleh situs Tribunnews.com yang mengabaikan proses verifikasi terkait data yang
dicantumkan dalam artikel. Dikhawatirkan jika data tersebut tidak akurat, dapat
membahayakan bagi pembaca yang mengikuti tips yang tidak jelas sumbernya.
Sedangkan pembaca tidak mengerti dan hanya mengikuti serta mempercayai tips
yang diberikan oleh situs berita populer, yaitu Tribunnews.com.
Proses verifikasi data menentukan sebuah perusahaan pers profesional,
menghasilkan jurnalisme professional, serta menjadi penegak demokrasi yang
menjunjung tinggi kemerdekaan pers. Pers dalam menjalankan perannya harus
menjunjung kemerdekaan pers, menyampaikan informasi kepada publik secara
jujur dan berimbang, serta bebas dari tekanan kapitalisme dan politik.
Keberimbangan berita yang tersaji dalam rubrik ini juga masih perlu
diawasi. Hal ini dilihat dari adanya berita yang tersaji dengan informasi
berdasarkan satu sudut pandang informan saja. Tidak adanya cover both side yang
90
Artikel diakses dari http://www.tribunnews.com/tribunners/2019/04/05/makanan-yang-
baik-untuk-penderita-maag-kronis pada 23 April 2019, pukul 21.03 wib
65
mencerminkan proses kerja jurnalistik yang seharusnya. Dalam artikel berjudul
Ekonomi Kreatif Kreasi Bambu Nggak Dilirik Bekraf91
, artikel tersebut melihat
realita berdasarkan sudut pandang Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara
(KPBUN) saja, tidak ada pandangan dari pihak Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Dari segi waktu kerja, redaksi tidak memiliki deadline dan jadwal dalam
pengelolaan rubrik ini.
Tidak ada jadwal waktu tertentu, semua prosesnya dijalani saja.
Ada tulisan masuk, kita baca. Jika kita anggap menarik, informatif
dan tidak bertentangan dengan SARA maka akan kita proses untuk
diposting.
Kita tidak ada batas waktu ataupun deadline untuk segera
memposting tulisan. Bisa hari ini, bisa besok. Tidak ada urgensi
harus ditayangkan saat ini juga. Suka-suka kita saja. Jika ada
yang layak dimuat, ya dimuat.92
Tidak adanya jadwal dan deadline dalam mengelola rubrik ini, menjadikan
rubrik ini terlihat seperti rubrik yang hanya ada dan dimuat untuk menyaingi
rubrik-rubrik serupa pada portal berita online lainnya. Meskipun demikian,
tulisan-tulisan yang ada dalam rubrik ini tetap menjadi tanggung jawab redaksi,
karena berada pada perusahaan media massa. Berdasarkan penuturan Rahmat
Hidayat, belum pernah terjadi kasus yang disebabkan oleh tulisan jurnalis warga
yang ada di rubrik ini.
Tulisan tersebut berada di bawah naungan media kita, tentu
redaksi ikut terlibat, karena akan membawa nama baik media kita
juga. Oleh karenanya redaksi tidak memilih tulisan yang akan
berisiko jika ditayangkan.
Itu namanya disclaimer. Kayaknya belum pernah ada kasus seperti
itu. Kalau ada typo-typo pasti kita betulkan, atau mereka tidak
91
Alex Palit. Artikel dilansir dari
http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/12/ekonomi-kreatif-kreasi-bambu-unik-nggak-
dilirik-bekraf pada 23 April 2019, pukkul 21.21 wib 92
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
66
update KBBI, akan kita betulkan. Karena kalau orang biasa bisa
saja tidak paham hal-hal tersebut. Jika tulisannya berupa opini itu
tidak mungkin akan digugat, karena itu merupakan buah pikir
seseorang. Tapi ketika opini itu diberitakan, maka kita harus bisa
menyaring betul agar jangan sampai ada distorsi pasca opini itu
di muat.93
Dari analisis di atas dapat dikatakan bahwa adanya media online
menyebabkan perubahan proses kerja jurnalistik, yang sebelumnya merupakan
proses yang panjang menjadi proses yang cepat. Karakteristik media online yang
menuntut kecepatan menjadikan jurnalisme online menggeser kaidah-kaidah
jurnalistik, yaitu mengesampingkan tahap verifikasi, tidak cover both side, dan
salah satunya dengan mencari sumber-sumber pemberitaan lain, seperti jurnalis
warga.
Siapapun dapat menjadi jurnalis warga, sehingga berita yang dihasilkan
diragukan akurasinya karena mereka tidak mengetahui dan belum tentu
menjalankan kaidah-kaidah jurnalistik. Terlebih jika dari pihak redaksi tidak
membuat aturan yang ketat untuk isi berita, media massa tersebut menjadi terlihat
tidak profesional dan tidak berkualitas.
93
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten Koordinator
Liputan di Gedung Kompas Gramedia – Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Agustus 2018 pukul
13.30 wib
67
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hadirnya media online tentu menjadi sebuah fenomena besar dalam
bidang media massa. Kemudahan-kemudahan dapat diperoleh dengan adanya
media online, seperti dapat mengakses informasi dengan mudah, dapat
mengetahui perkembangan berita dengan cepat, dan tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk membeli informasi.
Namun dibalik kemudahan dan karakteristik media online yang
menggungguli media konvensional, ada hal-hal yang dikhawatirkan. Media
online menuntut kecepatan, sehingga persaingan antarmedia menjadi ketat.
Tiap-tiap media menginginkan pembaruan informasi yang tercepat. Akhirnya
media massa menyiasatinya dengan mencari sumber informasi lain, di luar
struktur organisasi media tersebut.
Adanya jurnalisme warga di institusi media online menjadikan media
massa yang sebelumnya berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah dan kode etik
jurnalisme, menjadi bergeser dan mengabaikan kaidah jurnalisme itu sendiri.
Karena dituntut oleh kecepatan dan persaingan antarmedia online, redaksi
mengesampingkan bahkan menghilangkan proses verifikasi data dan prinsip
keberimbangan (cover both side).
Mengesampingkan atau bahkan menghilangkan kaidah jurnalistik yang
seharusnya diterapkan, membuat isi media menjadi terlihat tidak berkualitas
dan tidak profesional. Padahal institusi media massa tersebut merupakan
68
media yang populer di kalangan masyarakat. Hal ini akan berdampak pada
tidak kesesuaian dari pembentukan fungsi pers itu sendiri, dimana fungsi pers
merupakan media informatif, edukatif, hiburan dan kontrol sosial, yang
bertujuan untuk mencerdaskan bangsa.
B. SARAN
Dalam menjalankan alur kerja jurnalistik pada rubrik Tribunners,
sebaiknya redaksi menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang
berlaku. Meskipun rubrik khusus jurnalis warga, sebaiknya tetap melakukan
rapat redaksi untuk menentukan tema-tema tulisan yang akan dimuat,
sehingga dalam setiap minggu memiliki tulisan dengan tema yang senada.
Meskipun tidak ada urgensi dalam pemuatan tulisan, pertemuan dalam rapat
redaksi juga harus tetap dilaksanakan, untuk menunjang proses kerja
jurnalistik itu sendiri.
Kegiatan verifikasi tulisan juga dapat lebih ditingkatkan, karena ini
menyangkut akurasi dari pemberitaan itu sendiri. Akan membahayakan jika
situs berita populer menyajikan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan,
karena akan menyerupai berita-berita hoax yang dibuat oleh sumber-sumber
tidak jelas. Demikian halnya dengan menjalankan prinsip jurnalistik, dimana
dalam pemberitaan perlu adanya prinsip keberimbangan, sehingga tidak
menjadi berat sebelah.
Selain itu, tim redaksi rubrik Tribunners dapat berinovasi membuat
reward bagi masyarakat yang tulisannya terpilih untuk diposting, sehingga
dapat memotivasi warga untuk gemar menulis, berbagi informasi dan opini
69
mengenai kejadian atau isu-isu yang sedang hangat, tentu sesuai dengan fakta
yang ada di lapangan.
70
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Alan, Stuart. Online News. New York: Two Penn Plaza, 2006
Brooks, Brian S dkk. News Reporting and Writing, Fourth Edition. New York:
ST. Martin’s Press, 1992
Craig, Richard. Online Journalism: Reporting, Writing and Editing for New
Media. USA: WadsworthCengage Learning, 2005
Dominick, Joseph R. The Dynamics of Mass Communication- Media in the
Digital Age. New York: McGraw-Hill, 2005
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003
Franklin, B. dkk. Key Concepats in Journalism Studies. London: Sage, 2005
Hall, Jim. Online Journalism: A Critical Primer. London: Pluto Press, 2001
Harcup, Tony. Journalism: Principles and Practice. London: Sage, 2004
Iskandar, Dudi Sabil. Keruntuhan Jurnalisme. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia,
2015
K. Septiawan Satana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2008
Margianto, J. Heru. Syaefullah, Asep. Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika.
Jakarta: AJI Indonesia
71
Morissan. Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2008
Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta: Kencana Prenada Media,
2014
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2012
Nugraha, Pepih. Citizen Journalism – Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012
Nurudin. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009
Palmer, R.E. Hermeneutika: Teori Baru Mengenal Interpretasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005
Pavlik, John V. Journalism and the New Media. New York: Columbia University
Press, 2001
Roberts, Chris. Gatekeeping Theory: An Evolution. Texas: The University of
Carolina, 2005
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010
Yunus, Syarifuddin. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
B. INTERNET
Afrianto, Dedy. “96% Masyarakat Indonesia Konsumsi Berita Online”. Artikel
dilansir dari
72
https://economy.okezone.com/read/2016/03/16/320/1337230/96-
masyarakat-indonesia-konsumsi-berita-online. Diakses pada 6 April 2019
pukul 17.56 wib
Amirudin. Jurnalisme Warga: Sekadar Gejala atau Genre Baru?. Artikel terarsip
dalam
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=476265.
Diunduh pada 31 Maret 2017 pukul 22.33 wib
Alexa. “Top Sites in Indonesia.” diakses pada 14 Februari 2018 pukul 12:37 WIB
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
Bentley, Clyde H. Citizen Journalism: Back to the Future?. Discussion Paper
Prepared for the Carnegie-Knight Conference on the Future of Journalism
Cambridge: June 20 – 21 , 2008. Diunggah dalam
http://www.ciberdemocracia.net/recursos/textosrelevantes/citizen.pdf.
pada 29 Maret 2017 pukul 21.23 wib
Fitriyani. Jurnalisme di Tengah Perkembangan Media Online. Artikel diakses
padahttps://www.kompasiana.com/fitriyani18482/5b4f3bd85a676f6a4b7e
6dc3/jurnalisme-di-tengah-perkembangan-media-online?page=all. Diakses
8 April 2019 pukul 22.10 wib
Hasfi, Nurul. Tantangan Jurnalis Di Era Globalisasi Informasi. Artikel terarsip
dalamhttp://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.p
df. Diunduh pada 30 Mei 2017 pukul 09.22 WIB
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/20/berapa-jumlah-pengguna-
internet-di-indonesia. Diakses pada 5 April 2019 pukul 12.37 wib
73
http://dewanpers.or.id/berita/detail/403/jurnalisme-warga-mencerdaskan
masyarakat. Diakses pada 5 Desember 2018, 12:13 WIB
http://www.tribunnews.com/tribunners/2019/04/05/makanan-yang-baik-untuk-penderita-maag-
kronis pada 23 April 2019, pukul 21.03 wib
Palit, Alex. Artikel dilansir dari
http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/12/ekonomi-kreatif-kreasi-
bambu-unik-nggak-dilirik-bekraf. Diakses pada 23 April 2019, pukul 21.21 wib
Paramita, Nindya. Jurnalisme Online Mengesampingkan Etika dan Kode Etik
Jurnalisme. Artikel terarsip dalam
http://www.umm.ac.id/en/opini/jurnalisme-online-mengesampingkan-
etika-dan-kode-etik-jurnalisme.html. Diakses pada 6 April 2019 pukul
11.24 wib
C. JURNAL
Arifin, Pupung. Persaingan Tujuh Portal Berita Online Indonesia berdasarkan
Analisis Uses and Gratifications. Jurnal Ilmu Komunikasi UI. Vol. 10 No.
2, Desember 2013
M, Muslimin. Perkembangan Teknologi dalam Industri Media. Jurnal Teknik
Industri. Vol. 12, No. 1, Februari 2011
Kurniawan, Moch. Nunung. Jurnalisme Warga di Indonesia, Prospek dan
Tantangannya. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 11 No. 2, Desember 2007
Nurkinan. Dampak Media Online Terhadap Perkembangan Media Konvensional.
Jurnal POLITIKOM Indonesia. Vol. 2 No. 2, November 2017
74
Sucahya, Media. Teknologi Komunikasi dan Media. Jurnal Komunikasi. Vol. 2,
No. 1, Jan – April 2013
D. WAWANCARA PRIBADI
Wawancara pribadi dengan Rahmat Hidayat, Editor sekaligus Asisten
Koordinator Liputan di Gedung Group of Regional Newspaper Kompas
Gramedia, Jl Palmerah Selatan No 3, Jakarta Pusat, 10270. Pada Selasa, 21
Agustus 2018 Pukul 13.30 wib.
75
LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Penelitian/Wawancara Redaksi Tribunnews
3. Surat Keterangan Wawancara
4. Hasil Wawancara
5. Dokumentasi Foto
Hasil Wawancara
Hari/ tanggal/ pukul : Selasa/ 21 Agustus 2018/ 13.00 wib
Lokasi : Gedung Tribunnews, Gedung Group of Regional
Newspaper Kompas, Jl. Palmerah Sel. No. 14,
Rt.2/Rw.2, Jakarta Selatan
Narasumber : Editor merangkap Asisten Koordinator Liputan
Tribunnews.com, Rahmat Hidayat
1. Bagaimana proses pembentukan rubrik tribunners di situs
tribunnews.com? apa alasan yg mendasarinya?
Jawab: Kompasiana, Tribunners, atau Detik juga punya nama kanal yang
mirip-mirip namanya Infokita. Tribunners lebih mengarah kepada laporan
direct langsung warga ataupun opini. Opini ketika mereka menyikapi
sesuatu yang sedang ramai kemudian mereka membuat opini bebas.
Siapapun bisa masuk dan menulis. Hanya saja kita memang punya seleksi.
Yang kira-kira opini itu bisa menjadi referensi masyarakat, baru kita
masukan. Jika nilai referensinya kurang bagi masyarakat luas, bisa kita
dahulukan bagi mereka-mereka yang opininya eyecatching/menarik.
Mereka beropini itu bisa tentang politik, ekonomi, sosisal, budaya. Mirip-
mirip dengan informasi yang kita sajikan seperti berita. Cuma kalau
Tribunners itu lebih pada opini pribadi tanpa ditanya, tapi dia
mencurahkan pola pikirnya kemudian ditulis dalam sebuah artikel, dan
kemudian kita masukkan ke kanal Tribunners. Kalau dulu kita lihat di
koran-koran ada kolomnya, kayak kolom opini. Sekarang di era digital
agak lebih mudah mereka masuk ke kanal Tribunners saja.
2. Mengapa dinamakan Tribunners?
Jawab: Setiap media online punya cara untuk mendekatkan diri kepada
pembacanya. Sama dengan media online lain setiap opini yang disajikan di
media online masing-masing dimasukkan di dalam satu kolom/wadah
online sendiri. Untuk memudahkan ketika pembaca sedang melihat
tribunnews kemudian pembaca ingin membaca laporan on the spot dari
warga, tinggal mengklik kanal tribunners saja. Intinya untuk memudahkan
pembaca. Tribunners hanya nama saja. Mencoba mendekatkan pembaca
kepada tribun. Seperti Kompas kenapa dinamakan Kompasiana, Detik
dinamakan Infokita, atau pengikut di Instagram disebut Followers. Itu
hanya cara kita bagaimana mendekatkan kepada segmentasi pembaca saja.
3. Apa visi dan misi dari Situs Tribunnews.com?
Jawab: Visi dan misi Tribunnews.com adalah mengabarkan dan
menginformasikan Indonesia. Menginformasikan Indonesia dibuktikan
dari banyaknya jaringan (Tribun Network) yang tersebar di berbagai
daerah, seperti Tribun Medan, Tribun Bali, dan lain sebagainya.
4. Jurnalisme warga dalam sudut pandang redaksi?
Jawab: Kejadian itu kebenarannya mendekati 100%. Namun opini itu
kebenarannya tergantung sudut pandang subjektif dan objektif individu
masing-masing. Ketika kita setuju dengan opini yang mereka buat pasti
kita mengagumi opini mereka. Tapi kalau tidak setuju dengan opini yang
mereka buat, ya kita menganggap itu salah. Tapi kalau on the spot ketika
ada kecelakaan di suatu tempat, ada kejadian apa, biasanya mereka lebih
mengarahkan kepada sebuah news value pemberitaan saja.
5. Apa saja tujuan yang ingin dicapai oleh redaksi dari rubrik
Tribunners?
Jawab: Tujuannya untuk menampung opini masyarakat, memberikan
warna kepada publik dan pembaca agar opini-opini yang berkembang di
masyarakat dapat terangkum dalam sebuah berita opini yang kita
tayangkan di rubrik tersebuut. Siapapun orangnya dapat menuangkan opini
yang dirasakannya, mulai dr pengacara, dokter, mantan presiden, tim
sukses, dan lain-lain.
6. Siapa saja yang terlibat dalam mengelola rubrik Tribunners?
Jawab: Semua yang ada di bagian redaksi terlibat, dan Pemred
bertanggung jawab atas rubrik ini. Pemred juga berusaha mengarahkan
bawahan agar bekerja maksimal. Masing-masing tingkatan pun
mengarahkan sesama karyawan agar tetap berada pada koridor yang sudah
ditentukan. Masing-masing karyawan saling mengarahkan satu dan
lainnya.
7. Bagaimana proses pengarahan dalam mengelola rubrik ini?
Jawab: Komunikasi yang baik dilakukan oleh pimpinan kepada
bawahannya agar mengetahui apa yang menjadi tujuan perusahaan. Dalam
redaksi Tribunners, pengarahan dijalankan dengan baik dan efektif dari
atasan sampai staf tingkat bawah, maka komunikasi pun juga baik.
Pemred akan memberikan arahan kepada editor untuk mengecek apakah
data yang ada dalam tulisan merupakan data yang valid, juga jika ada
berita khusus yang dibuat dari berbagai sudut pandang, pemred akan
mengawasi dengan membaca naskah berita. Selain itu selalu
mengingatkan jika editor lain keliru dalam mengedit tulisan, tentu dengan
komunikasi yang santun. Jika ada karyawan baru juga akan diarahkan,
dalam pelatihan agar lebih menguasai teknik-teknik editorial. Editor juga
selalu mengingatkan jika editor lain keliru dalam mengedit tulisan, tentu
dengan komunikasi yang santun.
Dalam sebuah media massa, pengarahan dilakukan secara berbeda-beda.
Meski tidak terus menerus diarahkan, namun tetap dibawah monitor
atasan. Misalnya, ada tulisan jurnalis warga mengenai opini tentang
politik. Maka pemimpin redaksi mengarahkan agar opini warga tersebut
dapat diterima oleh logika para staf, bukan opini yang hanya mengada-ada
saja. Sesama editor juga saling mengarahkan satu sama lain. Misalnya,
editor pertama menemukan kesalahan EYD dalam editan editor kedua,
maka editor pertama memberi tahu kepada editor kedua, dan sebaliknya.
8. Berapakah waktu yang dibutuhkan dari proses pemilihan berita
hingga berita siap akses?
Jawab: Tidak ada jadwal waktu tertentu, semua prosesnya dijalani saja.
Ada tulisan masuk, kita baca. Jika kita anggap menarik, informatif dan
tidak bertentangan dengan SARA maka akan kita proses untuk diposting.
9. Kriteria apa saja yang ditetapkan redaksi dalam menentukan tulisan
untuk rubrik Tribunners?
Jawab: SARA yang tidak terpilih. Tidak menonjolkan atau meminimalisir
yang namanya kalau dari segi despolitik itu politik identitas. Yang paling
utama adalah informatif dan sedang in di masyarakat. Terutama isu-isu
politik sih, karena ini sudah masuk tahun politik. Ada juga yang menulis
cara mendandani rumah mungil. Mereka menulis seperti bertutur saja.
Mungkin itu menjadi informatif ketika ada pembaca yang saat itu ingin
merenovasi rumahnya, sehingga dapat terinspirasi dari artikel yang kita
muat.
10. Bagaimana tahap-tahap dalam mengelola rubrik Tribunners?
Jawab: Orang-orang yang terlibat dalam rubrik ini merupakan orang-
orang yang sudah paham mengenai desk redaksional, baik itu hiburan,
ekonomi, hukum, humaniora, dan lain-lain. Ada tim yang menangani e-
mail yang masuk, kemudian mereka pilih mana yang bisa dimuat, sesuai
dengan rambu-rambu yang harus diperhatikan. No SARA, tidak menyebar
kebencian. Berpolitik boleh, tapi sekadar pendapat. Setelah memilih
tulisan dari e-mail, kemudian tulisan masuk tahap editing. Saya jadi editor,
kalau diedit lagi sama atasan, atau sesama editor, pasti tetap ada koreksi.
Karena penilaian saya belum tentu benar di penilaian orang lain. Setiap
org punya gaya penilaian masing-masing.
11. Apa kriteria isu-isu yang akan dimuat? Jika ada isu yang sedang in,
namun ada juga isu yg lebih informatif, mana dahulu yang akan
dipilih?
Jawab: Kita tidak ada batas waktu ataupun deadline untuk segera
memposting tulisan. Bisa hari ini, bisa besok. Tidak ada urgensi harus
ditayangkan saat ini juga. Suka-suka kita saja. Jika ada yang layak dimuat,
ya dimuat. Kalau tidak layak, ya tidak usah. Gitu saja. Tidak ada isu
tertentu yang harus lebih ditonjolkan.
12. Apakah ada jadwal tertentu dari pemilihan tulisan sampai dengan
pemuatan tulisan?
Jawab: Bebas. Tidak terikat waktu.
13. Apa saja feedback yang diberikan untuk jurnalis warga yang
karyanya berhasil dimuat?
Jawab: Tidak ada reward khusus. Paling mereka bangga saja, tulisan
mereka, opini yang mereka tulis dimuat dan dapat dibaca orang banyak.
14. Bagaimana pertanggungjawaban tulisan yang dimuat? Apakah
sepenuhnya kepada penulis ataukah redaksi terlibat?
Jawab: Tulisan tersebut berada di bawah naungan media kita, tentu
redaksi ikut terlibat, karena akan membawa nama baik media kita juga.
Oleh karenanya redaksi tidak memilih tulisan yang akan berisiko jika
ditayangkan.
15. Apakah pernah terjadi kasus yang disebabkan oleh tulisan dari
jurnalis warga? Bagaimana penyelesaiannya?
Jawab: Itu namanya disclaimer. Kayaknya belum pernah ada kasus
seperti itu. Kalau ada typo-typo pasti kita betulkan, atau mereka tidak
update KBBI, akan kita betulkan. Karena kalau orang biasa bisa saja tidak
paham hal-hal tersebut. Jika tulisannya berupa opini itu tidak mungkin
akan digugat, karena itu merupakan buah pikir seseorang. Tapi ketika
opini itu diberitakan, maka kita harus bisa menyaring betul agar jangan
sampai ada distorsi pasca opini itu di muat. SARA, kafir-kafiran, menebar
kebencian, news valuenya gak ada, sisi positifnya gak ada, atau lebih
jauhnya lagi untuk menyatukan NKRI gak ada.
16. Apakah ada proses verifikasi tulisan dari jurnalis warga? Kalau ada,
seperti apa?
Jawab: Pasti diverifikasi. Kalau yang kira-kira membahayakan, kita
cuekin saja, tidak dipilih. Misalkan ada pernyataan yg kontroversial, kita
cuekin saja, atau kalau ada tulisan yang sekiranya menabrak kode etik
jurnalistik, untuk apa kita pilih, karena bisa jadi masalah bagi kita juga di
kemudian hari, jadi lebih baik tidak dipilih.
Proses verifikasi dilakukan dengan cara mencari sumber informasi di
halaman website lain, ataupun ke wartawan lain. Apakah laporan jurnalis
warga sesuai dengan informasi di tempat lain atau wartawan yang meliput.
17. Kendala apa saja yang dihadapi redaksi dalam mengelola rubrik ini?
Jawab: Kendala dalam mengelola rubrik Tribunners ini terkadang adanya
salah data. Misalnya tulisan mengenai desk ekonomi. Berdasarkan data
dari Kementerian Perekonomian, pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat
ini hampir mendekati 6%, namun data yang disajikan pada tulisan
berbeda. Hal-hal seperti ini yang menjadi kendala bagi editor. Tentu
tingkat wawasan seorang editor harus luas, jangan sampai kita
menyebarkan data yang salah kepada masyarakat.
18. Apakah ada rapat budgeting untuk menentukan tulisan?
Jawab: Tidak ada rapat budgeting khusus untuk menentukan opini mana
yang akan kita pilih. Bebas saja, karena tidak ada batas waktu untuk
menayangkan suatu berita. Tidak ada urgensi isu yang harus ditayangkan
saat itu juga. Namun, pembahasan khusus diperlukan apabila ada
informasi publik yang menarik perhatian, dengan disajikan dari berbai
macam sudut pandang.
19. Apakah tulisan yang masuk ke redaksi sesuai dengan harapan atau
tujuan dari pembentukan rubrik tribunners?
Jawab: Kita tidak ada target dan tujuan khusus. Hanya pada sisi keinginan
kita agar warga dapat merespon apa yang terungkap dan sedang menjadi
pembicaraan hangat di publik.
20. Berapakah persentase perbandingan tulisan yang masuk dengan yang
dimuat?
Jawab: Tulisan yang kami terima di email kira-kira sekitar 20 – 30 tulisan
setiap harinya. Sedangkan tulisan yang dimuat kira-kira 5 – 6 tulisan.
21. Apakah latar belakang penulis memengaruhi pemilihan tulisan?
Jawab: Latar belakang penulis tidak berpengaruh terhadap pemilihan
tulisan. Tulisan/opini dengan sudut pandang menarik dalam menanggapi
isu, yang kita anggap layak, bagus, dan opini dia menarik serta tidak
membahayakan media, ya kita muat.
22. Apakah penerapan kaidah bahasa jurnalistik juga diterapkan dalam
rubrik ini?
Jawab: Pasti, karena itu menjadi tanggung jawab kita. Orang umum
belum tentu secara kontinyu memahami EYD yg disempurnakan, kalau
kita diwajibkan, jadi untuk membenahi gaya tulisan, typo-typo, ya sudah
jadi tanggung jawab kita. Kita juga dapat menambahkan dan memotong
berita yang diterima, bila sekiranya tulisan tersebut tidak ada
informasinya.
23. Jika ya, mengapa ada beberapa artikel dari jurnalis warga yang
menggunakan bahasa tidak sesuai dengan EYD?
Jawab: Terkadang untuk pembaca dari kalangan milenial, tidak bisa
disuguhkan dengan gaya yang serius, tapi boleh disajikan dengan gaya-
gaya yg sedikit nyeleneh, misal tidak menggunakan bahasa baku. Pun
karena tulisan tersebut merupakan tulisan opini.
24. Adakah harapan untuk rubrik Tribunners yang ingin dicapai?
Jawab: Ciri sebuah organisasi/perusahaan/ perkumpulan yang
menghasilkan keuntungan itu hanya satu. Yaitu mereka bisa membuat
inovasi. Tanpa inovasi, tidak akan berkembang.
DOKUMEN FOTO
Tampilan halaman rubrik Tribunners, diakses pada
http://www.tribunnews.com/tribunners
Proses Wawancara dengan Editor situs Tribunnews.com, Rahmat Hidayat, di
Kantor Kompas Gramedia, 21 Agustus 2018