seorang wanita berusia 37 tahun-2

43
Seorang wanita berusia 37 tahun, mengeluh berat badannya turun Modul Endokrin Metabolisme dan Giz KELOMPOK VI 030.09.184 Pramita Yulia Andini 030.09.185 PrasadaWedatama 030.09.186 PrytaWidyaningrum 030.09. 187 PuteriRahmia 030.09.188 Putri NabilahCandra 030.09. 190 Raden Roro Marina 030.09.191 RanggaSatrioPutro 030.09. 193 RatiyaPrimanita 030.09.194 RaufinaYunica 030.09.195 RayhanAdjiHarimurthi 030.09.196 Rayi Vialita Poetri FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Upload: rayi-vialita-poetri

Post on 21-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

makalah kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Seorang wanita berusia 37 tahun, mengeluh berat badannya turun

Modul Endokrin Metabolisme dan Giz

KELOMPOK VI

030.09.184 Pramita Yulia Andini

030.09.185 PrasadaWedatama

030.09.186 PrytaWidyaningrum

030.09. 187 PuteriRahmia

030.09.188 Putri NabilahCandra

030.09. 190 Raden Roro Marina

030.09.191 RanggaSatrioPutro

030.09. 193 RatiyaPrimanita

030.09.194 RaufinaYunica

030.09.195 RayhanAdjiHarimurthi

030.09.196 Rayi Vialita Poetri

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, Maret 2012

Page 2: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi tutorial Modul EMG kasus 3 dengan judul “Seorang wanita yang

mengeluh berat badan turun 7kg dalam 3 bulan terakhir” dimulai dengan sesi pertama

pada hari Rabu, 14 Maret 2012 dan dilanjutkan dengan sesi kedua pada hari Jumat,16

Maret 2012 di Ruang 201. Masing-masing diskusi berjalan selama 2 jam. Pada diskusi

sesi pertama , jalannya diskusi dipimpin oleh Prasada Wedatama dengan sekretarisnya

Pramita Yulia Andini , dengan dibimbing oleh tutor kami Dr.Inggid . Sesi kedua

dipimpin oleh Prasrada Wedatama dengan sekretarisnya adalah Puteri Rahmia.

Seorang wanita berusia 37 tahun mengeluh berat badannya turun. Dalam 3

bulan terakhir kehilangan berat badannya sebanyak 7 kg. Napsu makannya biasa saja.

Ia tidak pernah merasa cepat lelah atau mudah mengantuk tetapi ia sering merasa

berdebar-debar, buang air besarnya normal, hanya kadang-kadang saja, buang air

besarnya encer. Pada sesi pertama kelompok kami menentukan diagnosis kerja dan

diagnosis banding pada pasien ini serta memikirkan pemeriksaan anjuran yang dapat

digunakan untuk memastikan diagnosis kami. Dan pada sesi pertama tersebut kami

mendapat learning issue berupa patofisiologi edema pretibial dan bising sistol derajat

II . Pada sesi 2, kami menentukan penatalaksanan pertama dan lanjutan untuk pasien

ini, dan berhasil menyelesaikan learning issue kami. Diskusi kasus sesi pertama dan

kedua berlangsung dengan kondusif. Setiap peserta aktif memberikan pendapatnya

masing-masing berdasarkan referensi yang mereka miliki.

BAB II

Page 3: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

LAPORAN KASUS

1. Identitas

Nama : -

Usia : 37 tahun

Jeniskelamin : Wanita

Alamat : -

Pekerjaan : -

Status : -

2. Anamnesis

Anamnesis Tambahan Hipotesis

Riwayat penyakit sekarang

Apakah pasien mudah lapar?

Apakah pasien tidak tahan

panas ?

Apakah pasien sulit tidur ?

Apakah pasien merasakan

bahwa gerakannya tidak

terkoordinasi ?

Apakah ototnya terasa lemah?

Apakah pasien banyak

berkeringat ?

Bagaimana siklus menstruasi

pasien? Apakah sedikit ?

Apakah ada penglihatan

ganda atau silau?

Apakah ada peningkatan

- Hipertiroid

Page 4: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

emosi yang berlebihan

Apakah ada nyeri dada ? - Gangguan kardiovaskular

Riwayat Penyakit dahulu

Apakah pasien ada riwayat

hipertensi ?

- Gangguan kardiovaskular

Riwayat Keluarga

Apakah ada keluarga pasien

yang menderita kanker ?

- Adenoma Tiroid

Riwayat Pengobatan

Apakah pasien sedang

mengkonsumsi obat-obatan

tertentu

- Hipertiroid

3. Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan umum : -

Tanda vital

o Suhu : 37,5 C

o Tekanan darah: 145/85mmHg

o Denyut nadi : 110x/menit

o Pernapasan : -

Status antropometri

Berat badan : -

Tinggi badan : -

o Underweight = <18,5

o Normal weight= 18,5-24,9

o Overweight = 25-29,9

o Obesity = >30

Page 5: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

4. Status Lokalis

Kepala

- Mata : -

- Telinga : -

- Hidung : -

- Mulut : -

- Tenggorokan : -

- Leher : -

Thorax

- Paru-paru : Pada auskultasi tidak terdengar ronkhi dan bunyi nafas

tambahan lain.

- Jantung : Pada auskultasi terdengar bising jantung sistolik

derajat II di semua area.

Abdomen

- Inspeksi : -

- Palpasi

a. Hepar : -

b. Lien : -

- Perkusi : -

- Auskultasi : -

Punggung : -

Genitalia eksterna : -

Ekstremitas : Edema pretibial

Page 6: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

5. Pengkajian Masalah

Daftar

Masalah

Dasar

Masalah

Hipotesis Mekanisme Penyebab Upaya Diagnostik

1. Berat badan

Pasien

Menurun (7

kg dalam 3

bulan)

Anamnesis - Grave

disease

- Adenoma

tiroid

- Infeksi

Grave disease :

Adanya peningkatan

hormone T3 dan T4 yang

terjadi akibat adanya

rangsangan autoantigen

pada sel b dan sel t yang

merangsang

pembentukkan TSI yang

akan menempel pada

autoantigen tiroid yaitu

TSH reseptor

peningkatan produksi

T3 dan T4meningkatkan

glukoneogenesis dan

lipolisis serta peningkatan

reseptor LDLpenurunan

berat badan.

Adenoma tiroid :

Adanya fungsi kelenjar

tiroid yang

meningkatproduksi T3

dan T4peningkatan

glukoneogenesis dan

lipolisispenurunan berat

badan

Anamnensis

Tambahan :

Tanyakan adanya :

- Kesulitan tidur

- Hiperaktif

- Kecemasan yang

meningkat

- Adanya nyeri dada

- Adakah asupan

iodium

berlebihan(dari

garam)

Pemeriksaan fisik :

- Perabaan pada

bagian leher dan

rasakan adanya

nodul atau tidak

pada glandula

tiroid, lihat

besarnya

konsistensinya.

- adanya

pembengkakan

disekitar leher

- hitung BMI pasien

- periksa dengan

menggunakan

Page 7: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Infeksi :

Masuknya

mikroorganisme ke

tubuhpeningkatan sel

imun tubuh kebutuhan

energy meningkat

glukoneogenenis,

proteolisis dan lipolisis

meningkatpenurunan

berat badan

kertas diatas

tangan pasien lihat

adanya tremor

halus sampai kasar

- periksa adanya

bruit di bagian

glandula tiroid

karena

hipervaskularisasi

di bagian itu.

pemeriksaan

penunjang :

- darah rutin

- kadar T3 dan T4

serum

- TSH serum

- TSI

- Radiouptake

iodine

2. Nafsu makan

biasa

Anamnesis Grave disease :

Seharusnya pada

peningkatan metabolism

dipenyakit ini aka nada

peningkatan nafsu

makan,apabila tidak ada

berarti perjalanan

penyakit ini belum sampai

ada peningkatan nafsu

makan.

(sama seperti nomor 1)

Page 8: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Infeksi :

Biasanya ada penurunan

atau peningkatan nafsu

makan

Adenoma tiroid :

Karena ada peningkatan

hormone tiroid

seharusnya ada penurunan

nafsu makan

3. Tidak merasa

cepat lelah

dan tidak

mengantuk

Anamnesis - Grave

disease

- Adenoma

tiroid

Grave disease :

Peningkatan produksi T3

dan T4

hipermetabolisme

terjadipembentukkan

energy

meningkatsehingga

tidak cepat lelah

Peningkatan T3 dan

T4terjadi peningkatan

eritopoetin dan

eritropoesispeningkatan

kandungan 2,3

difosfogliserat

eritrositpeningkatan

disosiasi oksigen dengan

hemoglobi

(sama seperti nomor 1)

Page 9: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

npeningkatan oksigen

bagi jaringan terutama

otaktidak mengantuk

Adenoma Tiroid :

Peningkatan produksi

hormone

tiroi

dhipermetabolismepe

mbentukkan energy

meningkatsehingga

tidak cepat lelah

4. Berdebar-

debar

Anamnesis - Grave disease

- Adenoma

tiroid

- Infeksi

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan T4

peningkatan jumlah

reseptor adrenergik β di

otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungberdebar-debar

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jumlah reseptor

adrenergik β di otot

jantungpeningkatan

(sama seperti nomor 1)

Page 10: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungberdebar-debar

Infeksi :

Ada mikroorganisme

masuk

tubuhpeningkatan sel

imunpeningkatn

suhuberdebar-debar

5. Buang air

besar normal

kadang encer

Anamnesis - Grave disease

- Adenoma

tiroid

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan T4

peningkatan motilitas

ususbuang air besar

encerbila peningkatan

hormone semakin

meningkatmotilitas

usus semakin

cepatdiare

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 buang air besar

encerbila peningkatan

hormone semakin

(sama seperti nomor 1)

Page 11: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

meningkatmotilitas

usus semakin

cepatdiare

6. Nadi

110x/menit

(takikardi)

Pemeriksaan

fisik

- Grave

disease

- Adenoma

tiroid

- Infeksi

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan T4

peningkatan jumlah

reseptor adrenergik β di

otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungtakikardia

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jumlah reseptor

adrenergik β di otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungtakikardia

Infeksi :

Ada mikroorganisme

(sama seperti nomor 1)

Page 12: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

masuk

tubuhpeningkatan sel

imunpeningkatn

suhutakikardia

7. Tekanan

darah

145/85mmhg

(hipertensi

stage 1)

Pemeriksaan

fisik

- Grave disease

- Adenoma

tiroid

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan T4

peningkatan jumlah

reseptor adrenergik β di

otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungcardiac output

meningkattekanan

darah meningkat

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jumlah reseptor

adrenergik β di otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot jantung

cardiac output

meningkattekanan

(sama seperti nomor 1)

Page 13: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

darah meningkat

8. Suhu 37,50c

(subfebris)

Pemeriksaan

fisik

- Grave disease

- Adenoma

tiroid

- Infeksi

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan

T4peningkatan jalur

metabolism

basalpeningkatan

konsumsi oksigen dan

energyproduksi panas

meningkatpeningkatan

suhu

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jalur metabolism

basalpeningkatan

konsumsi oksigen dan

energyproduksi panas

meningkatpeningkatan

suhu

Infeksi :

Masuknya

mikroorganisme ke dalam

tubuhpeningkatan sel

imunreaksi

(sama seperti nomor 1)

Page 14: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

radangpeningkatan

suhu

9. Kulitnya

hangat

Pemeriksaan

fisik

- Grave

disease

- Adenoma

tiroid

- Infeksi

Grave disease:

Hipersekresi T3 dan

T4peningkatan jalur

metabolism

basalpeningkatan

konsumsi oksigen dan

energyproduksi panas

meningkatpeningkatan

suhukulitnya hangat

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jalur metabolism

basalpeningkatan

konsumsi oksigen dan

energyproduksi panas

meningkatpeningkatan

suhukulitnya hangat

Infeksi :

Masuknya

mikroorganisme ke dalam

(sama seperti nomor 1)

Page 15: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

tubuhpeningkatan sel

imunreaksi

radangpeningkatan

suhukulitnya hangat

10. Bising

jantung

derajat II

Pemeriksaan

fisik

- Akibat

tekanan

darah tinggi

- Akibat grave

disease

- Akibat

adenoma

tiroid

Grave disease :

Hipersekresi T3 dan T4

peningkatan jumlah

reseptor adrenergik β di

otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot

jantungcardiac output

meningkattekanan

darah meningkat ada

turbulensi aliran

darahmembentur katup

jantungbising jantung

derajat II

Adenoma tiroid :

Adanya pertumbuhan

abnormal pada glandula

tiroid Hipersekresi T3

dan T4 peningkatan

jumlah reseptor

adrenergik β di otot

jantungpeningkatan

inotropik dan kromotropik

pada otot jantung

(sama seperti nomor 1)

Page 16: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

cardiac output

meningkattekanan

darah meningkatada

turbulensi aliran

darahmembentur katup

jantungbising jantung

derajat II

Hipertensi :

tekanan darah meningkat

ada turbulensi aliran

darahmembentur katup

jantungbising jantung

derajat II

11. Edema

pretibial non

pitting

Pemeriksaan

fisik

- Grave

diasease

Grave disease :

Adanya proses

autoimunpeningkatan

sekresi T3 dan T4

penumpukkan

glikosaminoglikan di

kakiedema pretibial

(terjadi pada 2-3 % pasien

graves)

(sama seperti nomor 1)

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Rutin

2. Pemeriksaan Urin Rutin

3. Tes fungsi tiroid

Page 17: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Kadar tiroksin dan triiodotironinserum

Kadar tiroksin dan triiodotironin serum diukur dengan radioligand

assay. Pengukuran termasuk hormo nterikat dan hormon yang bebas. Kadar

normal tiroksin adalah 4 sampai 11 µg/dl ; untuk triiodotironin kadarnya

berkisar dari 80 sampai 160ng/dl. Tiroksin bebas serum menguku

rkadartiroksin dalam sirkulasi yang secar ametabolik aktif.

Kadar TSH plasma

Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik; nilai

normal dengan assay generasi # berkisar dari 0,02 hingga 5,0 µU/ml. Kadar

TSH plasma sensitif dan dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid.

Kadarnya akan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan

otonom pada fungsi tiroid (Grave, hiperfungsi nodul tiroid).

Tes ambilanyodiumradioaktif (RAI)

Digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam

menangkap dan mengubah iodida. Pasien menerima dosis RAI yang akan

ditangkap oleh tiroid dan dipekatkan setelah lewat 24 jam. Kemudian radio

aktivitas yang ada dalam kelenjar tiroid tersebut dihitung. Normalnya jumlah

radioaktif yang diambil berkisar 10% - 35% dari dosis pemberian. Pada

hipertiroidisme nilainya tinggi.

TES HIPERTIROID HIPOTIROID

Ambilan RAI Meningkat Menurun

Tiroksin Serum Meningkat Menurun

Tiroksin Bebas Meningkat Menurun

Serum TSH Menurun Meningkat

PemeriksaanSerologi

Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan pada TSI (tiroid

stimulating imunolobulin) dimana pada pasien Grave disease antibody ini

Page 18: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

akan ditemukan didalam darah. TSI akan berikatan dengan reseptor TSH dan

akan menstimulasi kelenjar tiroid, sehingga hormon tiroksin berlebihan.

7. DIAGNOSIS KERJA

Grave’s Disease

Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala yang dialami

pasien dan pemeriksaan fisik pada pasien ini. Pasien mengalami gejala-gejala

seperti yan terjadi pada penderita Hipertiroid yaitu berat badan menurun,

berdebar-debar,tubuh hangat, Bab kadang encer, dan edema pretibial. Namun

untuk dapat memastikan diagnosis perlu dipastikan pada pasien ini didapatkan

exophtalmus atau tidak, sehingga masih diperlukan tambahan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang.

8. Diagnosis Banding

Adenoma Tiroid

Adenoma tiroid, yaitusuatu tumor yang tumbuh di dalam jaringan

tiroid dan mensekresikan banya ksekali hormone tiroid. Penetapan Adenoma

tiroid sebagai diagnosis banding pada kasus ini didasarkan pada gejala klinis

yang ada pada pasien. Gejala klinis tersebut yaitu gejala yang biasa timbul

pada hipertiroidisme seperti berat badan menurun, palpitasi, takikardi dan kulit

terasa hangat.

9. Patofisiologi

Patofisiologi Grave’s diseases

Penyakit autoimun

TSI ↑

Gl. tiroid

TSH ↓ / ≠

Gl. Pituitary anterior

T3 dan T4 meningkat

Feedback negatif

Complex antigen-antibody

Reaksi inflamasi pretibial/ retrobulbar

Infiltrasi limfosit, sel mast, sel

Stroma/goiter ?

Page 19: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Penyakit graves biasanya terjadi pada usiatiga puluh dan empatpuluh dan lebih

sering ditemukan pada wanita dibanding pria. Terdapat predisposisi familial terhadap

penyakit ini dan sering berkaitan dengan bentuk-bentuk endokrinopati autoimun

lainnya. Pada grave terdapat dua kelompok gambaran utama, yaitu tiroidal dan

ekstratiroidal, dan keduanya mungin tidak tampak. Cirri-ciri tiroidal berupa goiter

yang disebabkkan oleh hyperplasia atau hiperfungsi klenjar tiroid, dan hipertiroidisme

disebabkan sekresi hormone tiroid yang berlebihan. Gejala-gejala hipertiroidisme

berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas simpatis brlebihan.

Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit local yang biasanya

terbatas pada tungkai bawah. Jaringan yang terkena ini terinfiltrasi oleh limfost, sel

mast, sel plasma, dan akumulasi mukopolisakarida dan peningkatn jaringan ikat

akibat inflamasi di jaringan. Maifestsai ekstratiroidl graves berbanding terbalik

dengan beratnya hipertiroidisme. Sebagai contoh, manifestasi ini dapat tidak ada atau

membaik setelah terkontrol dengan pengobatan. Penyakit ini timbul akibat gangguan

autoimun. Dalam serum pasien ditemukan antibodi IgG. Antibodi ini bereaksi dengan

reseptor TSH atau embran plasma tiroid sehingga merangsanng fungsi tiroid tanpa

bergantung pada hipofisis yang mengakibatkan hipertiroidisme. Immunoglobulin

yang mrangsang ini ialah TSI yang mungkin disebabkan kelainan herediter, yang

Infiltrasi limfosit, sel mast, sel

Page 20: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

menyebabkan sekumpulan limfosit dapat bertahan, berkembang biak, dan menyekresi

Ig stimulator sebagai respon terhadap beberapa faktor perangsang. Respon imun yang

sama ini yang menyebabkan oftamolpati dan infiltrasi kulit fokal.(1)

10. Penatalaksanaan

Tatalaksana untuk pasien adalah sebagai berikut:

1. Obat ß-blocker long acting, Propanolol, setiap 6 jam

Digunakan untuk mengontrol gejala adrenergik seperti takikardi dan

hipertensi, terutama saat awal pengobatan sebelum obat antitiroid dapat

memberikan efek terapi.

2. Obat antitiroid, Propylthiouracil, setiap 6 jam

Untuk mengurangi produksi hormon tiroid yang berlebihan.

Tes fungsi tiroid dan perbaikan manifestasi klinis pada pasien dapat dievaluasi 3

minggu setelah terapi dimulai.

Kompetensi dokter umum pada kasus ini adalah 3A. Kami memberikan terapi

pendahuluan, lalu merujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.

Terapi Obat Antitiroid :

Secara umum, terapi dengan obat antitiroid paling berguna pada pasien-

pasien muda dengan kelenjar yang kecil dan penyakit ringan. Obat-obatan ini

(propil tiourasil atau metimazol) diberikan sampai penyakitnya mengalami

remisi spontan. Ini terjadi pada 20-40% pasien yang diobati untuk 6 bulan

sampai 15 tahun. Walaupun ini merupakan satu-satunya terapi yang

meninggalkan ketenjar tiroid yang uiuh, ini membutuhkan waktu pengawasan

yang lama, dan insidens kambuh tinggi, mungkin 60-80% meskipun pada

pasien-pasien pilihan. Angka kekambuhan dapat diturunkan dengan

menggunakan regimen penghambat tiroid total yang akan dijelaskan di bawah.

Terapi dengan obat-obatan antitiroid biasanya dimulai dengan dosis besar

terbagi; bila pasien telah menjadi eutiroid secara klinis, terapi rumatan dapat

Page 21: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

dicapai dengan suatu dosis tunggal yang lebih kecil pada pagi hari. Suatu

regimen umum terdiri dari propil tiourasil 100-150 mg tiap 6 jam mula-

mulanya dan kemudian dalam waktu 4-8 minggu menurunkan dosis sampai

50-200 mg sekali atau dua kali sehari. Propiltiourasil mempunyai, satu

kelebihan dibanding metimazol yakni bahwa propil tiourasil menghambat

sebagian konversi T4 jadi T3, sehingga efektif dalam menurunkan hormon

tiroid aktif dengan cepat. Sebaliknya, metimazol mempunyai lama kerja yang

lebih panjang dan lebih berguna bila dinginkan terapi dengan dosis tunggal.

Suatu program tipikal akan dimulai dengan dosis 40 mg metimazol tiap

pagi selama 1-2 bulan; dosis ini kemudian diturunkan menjadi 5-20 tiap pagi

untuk terapi rumatan. Uji laboratorium yang paling bernilai dalam memantau

perjalanan terapi adalah FT4 serum dan TSH. Metode alternatif lainnya

menggunakan konsep penghambatan total aktivitas tiroid. Pasien diobati

dengan metimazol sampai eutiroid (sekitar 3-6 bulan), tapi selain dilanjutkan

dengan penurunan dosis metimazol, pada saat ini tevotiroksin ditambahkan

dengan dosis sekitar 0,1 mg/hari. Kemudian pasien terus mendapat kombinasi

metimazol 10 mg/hari dan levotiroksin 0,1 mg/hari untuk 12-24 bulan. Pada

akhir dari waktu ini, atau ketika ukuran kelenjar kembali normal, metimazol

dihentikan dan levotiroksin dilanjutkan untuk beberapa tahun. Dengan terapi

ini,penurunan titer antibodi antitiroid sangat hebat, dan remisi jangka panjang

terjadi pada 60-80% pasien yang diobati.(4)

Lama terapi

Lama terapi dengan obat-obat antitiroid pada penyakit Graves

cukup bervariasi dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun. Remisi

yang dipertahankan dapat diramalkan pada 80% pasien-pasien yang

diterapi dengan karakteristik sebagai berikut : (1) kelenjar tiroid kembali

normal ukurannya (2) pasien dapat dikontrol dengan obat antitiroid dosis

yang relative kecil. (3) TSH R Ab [stim] tidak lagi dideteksi dalam serum

(4) jika kelenjar tiroid kembali secara normal bisa disupresi setelah

pemberian liotironin.

Reaksi terhadap obat

Reaksi alergi terhadap obat-obatan antitiroid termasuk rash (kira-

kira 5% pasien) atau agranulositosis (kira-kira 0,5% pasien). Rash dapat

Page 22: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

dengan mudah ditangani dengan pemberian antihistamin dan bukan

indikasi untuk menghentikan terapi kecuali kalau berat dan generalisata.

Agranulositosis adalah suatu indikasi untuk segera menghentikan

terapi obat antitiroid, pemberian terapi antibiotik yang tepat, dan

mengganti ke jenis terapi alternatif, biasanya iodin radioaktif.

Agranulositosis biasanya ditandai oleh sakit tenggorok dan panas. Jadi,

semua pasien yang menerima obat-obat antitiroid diperintahkan bahwa bila

terjadi sakit tenggorokan atau panas, mereka harus segera berhenti minum

obat, memeriksa jumlah sel darah putih dan hitung jenis, dan pergi ke

dokter. Jika hitung sel darah putih normal, obat antitiroid dapat dilanjutkan

kembali. Ikterus kolestastik, edema angioneurotik, toksisitas hepatoselular

dan artralgia akut adalah efek samping yang jarang namun serius yang

membutuhkan penghentian terapi bila terjadi.(4)

Tindakan-tindakan Medis Lain :

Selama fase akut tiroitoksikosis agen penghambat beta adrenergik sangat membantu.

Propranolol, 10-40 mg tiap 6 jam,akan mengendalikan takikardi, hipertensi bersamaan

dengan kembalinya kadar tiroksin serum menjadi normal. Nutrisi yang mencukupi,

termasuk suplemen

multivitamin adalah sangat penting. Barbiturat mempercepat metabolisme T4 dan

fenobarbital bisa berguna baik untuk kha siat sedasinya maupun untuk menurunkan

kadar T4. Natrium ipodat atau asam iopanoat telah terlihat menghambat sintesis

hormon tiroid dan juga pelepasannya seperti konversi perifer T4 menjadi T3. Jadi,

pada dosis 1 gram seha ri, obat ini dengan cepat mengembalikan keadaan eutiroid.

Obat ini akan membuat kelenjar tersaturasi denan iodida, jadi harus digunakan

sebelum terapi 131I atau obat antitiroid dengan propiltiourasil atau metimazol. Pada

pasien dengan goiter nodular toksika dan reaksi alergi berat terhadap obat-obat

antitiroid, natrium ipodat dan penghambat beta dapat digunakan secara efektif dalam

persiapan untuk operasi.

11. Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Page 23: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Pasien masih compos mentis dan segera dilakukan pemeriksaan dan

penatalaksanaan pertama yang diberikan pada pasien saat pertama kali datang

untuk mengatasi keluhan berdebar-debar pada pasien yang dapat berpengaruh

pada jantung pasien disertai penatalaksaan lanjut untuk mengatasi gejala

hipertiroid yang ada pada pasien.

Ad functionam : dubia ad bonam

Kelompok kami memilih dubia ad bonam dikarenakan tidak adanya

informasi mengenai ada atau tidaknya exopthalmus pada pasien ini. Bila pada

pemeriksaan selanjutnya ditemukan adanya exopthalmus, maka prognosis ad

functionam dari pasien ini adalah dubia ad malam. Hal ini dikarenakan apabila

sudah terjadi gangguan pada mata, akan bersifat irreversible dan hal tersebut

akan mengganggu atau berdampakpada aktivitas sehari-hari dari pasien ini.

Ad sanationam : dubia ad bonam

Karena etiologi dari pasien ini merupakan penyakit autoimun, sehingga

kekambuhan pada penyakit ini akan bergantung pada terapi dan kepatuhan

pasien pada saat pengobatan. Bila terapi yang diberikan pada pasien berhasil

dan tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan baik, maka prognosis ad

sanationam pada pasien ini adalah dubia ad bonam.

12. Komplikasi

Penyakit jantung tiroid (PJT) . Diagnosis ditegakkan bila terdapat tanda-tanda

dekompensasi jantung (sesak, edem dll), hipertiroid dan pada pemeriksaan

EKG maupun fisik didapatkan adanya atrium fibrilasi.

Krisis Tiroid (Thyroid Storm). Merupakan suatu keadaan akut berat yang

dialami oleh penderita tiritoksikosis (life-threatening severity). Biasanya

dipicu oleh faktor stress (infeksi berat, operasi dll). Gejala klinik yang khas

adalah hiperpireksia, mengamuk dan tanda tanda-tanda hipertiroid berat yang

terjadi secara tiba-tiba

Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT).

Terjadinya kelumpuhan secara tiba-tiba pada penderita hipertiroid dan

biasanya hanya bersifat sementara. Dasar terjadinya komplikasi ini adalah

Page 24: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

adanya hipokalemi akibat kalium terlalu banyak masuk kedalam sel otot.

Itulah sebabnya keluhan PPT umumnya terjadi setelah penderita makan

(karbohidrat), oleh karena glukosa akan dimasukkan kedalam selh oleh insulin

bersama-sama dengan kalium (K channel ATP-ase)

Komplikasi akibat pengobatan. Komplikasi ini biasanya akibat overtreatment

(hipotiroidisme) dan akibat efek samping obat (agranulositosi, hepatotoksik) .

BAB III

PEMBAHASAN

Hipertiroid

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu

aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang

beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,

hipofisis atau hipotalamus. (3)

Manifestasi klinis yang dapat timbul yaitu:

Peningkatan frekuensi jantung.

Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus.

Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik.

Intoleransi panas dan banyak keringat

Page 25: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi

akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium.

Amenorea dan infertilitas.

Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati

proksimal).

Osteoporosis disertai nyeri tulang.

Tremor pada jari tangan.

Bising tiroid.

Kulit hangat dan basah.

Perangkat diagnosis:

Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu

mendiagnosa hipertiroidisme.

Periksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH

akan memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah

ditingkat SSP atau kelenjar tiroid.

Komplikasi yang dapat timbul yaitu:

Aritmia biasa terjadi pada pasien yang mengalami hipertiroidisme dan

emrupakan gejala yang terjadi pada gangguan tersebut. Setiap indifidu

yang mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk mengetahui

terjadinya gangguan tiroid.

Komplikasi hipertiroidisme yang mengancam jiwa adalah krisis

tirotoksis yang dapat terjadi secara spontan pada pasien hipertiroidisme

yang menjalani terapi atau selama pembedahan kelenjar tiroid.

Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang

menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan kematian

bila tidak diobati.

Graves Disease

Penyakit Graves merupakan bentuk hipertiroid yang paling sering. Dapat

terjadi pada semua umur, sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Tanda dan

Page 26: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma

(hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/

hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta disertai dermopati,

meskipun jarang.

Patogenesis penyakit Graves sampai sejauh ini belum diketahui secara

pasti. Diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam mekanisme yang

belum diketahui secara pasti meningkatnya risiko menderita penyakit Graves.

Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves dikelompokkan ke dalam

penyakit autoimun, antara lain dengan ditemukannya antibodi terhadap reseptor

TSH (Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor Antibody /TSHR-Ab) dengan

kadar bervariasi.(3)

o Gejala Klinis

Pada penyakit graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu

tiroidal dan ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri

tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme

akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Gejala-gejala hipertiroidisme

berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan.

Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin

banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun walaupun nafsu makan

meningkat, palpitasi, takikardi, diare dan kelemahan srta atrofi otot.

Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang

biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50%

sampai 80% pasien ditandai dengan mata melotot, fissura palpebra melebar,

kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti

gerakan mata) dan kegagalan konvergensi. Gambaran klinik klasik dari

penyakit graves antara lain adalah tri tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan

eksoftalmus. Perubahan pada mata (oftalmopati Graves).

Komentar kasus yang disajikan

Page 27: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

Menurut kelompok kami, kasus yang disajikan sangat membantu kami untuk

berpikir lebih luas, karena didalam kasus yang disajikan, banyak sekali informasi

yang kurang, sehingga dengan informasi yang terbatas kami dapat memikirkan

berbagai kemungkinan yang terjadi pada pasien ini.

Informasi yang kurang

Pada kasus ini, Diagnosis kerja kelompok kami adalah grave’s disease, namun

diagnosis tersebut kami tegakkan hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik yang terbatas. Informasi yang kurang terutama pemeriksaan fisik pada mata,

yaitu exophtalmus, karena pada grave’s disease terdapat beberapa gejala, salah

satunya adalah exophtalmus, selain itu juga ada tremor, mudah berkeringat dan

ditemukan goiter, sedangkan pada pasien ini belum diketahui.

Perbandigan kasus dengan informasi yang ada

a) Persamaan

Peningkatan frekuensi jantung

Penurunan berat badan

Kulit hangat

Takikardi

Edema pretibial

Diare

Hipertensi

b) Perbedaan

Pada kasus ini tidak di temukan,

Sering berkeringat

Tremor

Exophtalmus

Pada kasus ini didapatkan diare yang tidak selalu

Amenore

Insominia, cemas

Page 28: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

BAB V

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMAKASIH

Secara keseluruhan kasus ini terasa sulit, tapi sangat memicu diskusi yang

kondusif dari seluruh peserta diskusi. Kami menyadari bahwa diskusi dan laporan

kami masih belum sempurna dan, dengan bimbingan dan panduan dari para dosen,

akan berusaha untuk terus memperbaikinya. Akhir kata, kami mengucapkan terima

kasih kepada segenap keluarga besar trisakti secara umum, dan secara khusus kepada

seluruh staff dan kontributor Modul Organ EMG.

Page 29: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Wilson ML. Buku patofisiologi konsep klinis proses-proses

penyakit. Bab gngguan system endokrin dan metabolic. Edisi 6 volume 2 .

egc. Cetakan 1 : 2006. Halaman 1229-30.

2. Free medical article. Available at:

http://freemedicarticles.blogspot.com/2008/04/graves-disease-pendahuluan- graves.html. Accessed on: April 09, 2008

3. Jameson JL. Weetman AP. Disorders of Thyroid Gland: Graves’ Disease.

Harrison’s Principles of Internal Medicine. In: Fauci, Braunwald, Kasper,

Hauser, Longo, Jameson, editors. 17th ed. Philadephia: McGraw-Hill

Companies. 2008; p 2236-7.

Page 30: Seorang Wanita Berusia 37 Tahun-2

4. Shahab A. Penyakit Graves (Struma Diffusa Toksik) Diagnosis dan

Penatalaksanaannya. Bulletin PIKKI : Seri Endokrinologi-Metabolisme, Edisi

Juli 2002, PIKKI, Jakarta, 2002 : hal 9-18.