manajemen kurikulum sekolah islam unggulan (studi...
TRANSCRIPT
i
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN
MUHAMMADIYAH SRAGEN TAHUN 2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
HUSNA FIKRIA ‘AISYAH
NIM. 11114115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
يقاتلون في سبيله صفا كانهم بنيا ن مرصوص إن هللا يحب الذين
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam berisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(Ash-Shaff, 61: 4)
“Berfikir pintar dengan hati, bukan cuma fikri” – Husna FA
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Bapak Abdullah Affandi dan Ibu
Imtihaniyah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih
sayang, memberikan dukungan moril dan materiil dan motivasi dalam
berproses.
2. Kakak dan adikku, Dzulfikar Muhammad Azhar Fahmi, Ni’matussholihah
dan Ahmad Fauzul Kariim Azhary, yang membersamaiku dalam keadaan
susah maupun senang.
3. Ustadz dan Ustadzah di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
senantiasa memberikan waktu dan tempat sebagai penelitian kami sehingga
skripsi ini selesai dengan baik.
4. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberiku motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman-teman Asrama IMMawati yang memberikan keceriaan dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman di Pondok Pesantren Annida Salatiga yang menemani dan
memberikan dukungan dalam segala hal.
viii
7. Keluarga besar dan kakanda yunda Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota
Salatiga, kami ucapkan banyak terimakasih atas dukungan, penguatan serta
motivasi kepada saya untuk menyelesaikan studi S1.
8. Kawan-kawan PPL SMK Muhammadiyah Suruh dan kawan-kawan KKN di
Desa Butuh, Kec. Candimulyo Magelang
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.
ix
KATA PENGANTAR
السال م عليكم ورحمةهللا وبركاته
Alhamdulillah Robil’alamin, Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis
panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta
hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Manajemen Kurikulum Sekolah Islam Unggulan (Studi Kasus di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen) Tahun 2019.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia
dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia
yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benerang yakni dengan ajarannya agama Islam. Penulisan skripsi ini pun tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Tarbiyah IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag., selaku pembimbing akademik, yang
membimbing penulis dari semester awal sampai semester akhir
x
5. Bapak Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang
telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya
untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya. Amin.
Salatiga, 30 Januari 2019
Penulis
Husna Fikria ‘Aisyah
NIM. 11114115
xi
ABSTRAK
Aisyah, Husna Fikria. 2019. Manajemen Kurikulum Sekolah Islam Unggulan (Studi
Kasus di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen Tahun 2018). Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Salatiga.
Pembimbing : Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.
Kata Kunci: Manajemen Kurikulum dan Sekolah Unggulan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah yang pertama untuk
mengetahui manajemen kurikulum di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen, kedua yaitu untuk mengetahui problematika manajemen
kurikulum di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field research)
dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber
primer yakni hasil wawancara kepada kepala sekolah, waka kurikulum, dan sumber
sekunder berupa foto-foto kegiatan terkait manajemen kurikulum, buku kurikulum,
profil sekolah, dan sertifikat penghargaan bagi sekolah. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Sekolah Menengah Pertama Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen mampu menerapkan kurikulum yang
menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi dan iklim pembelajaran yang islami
(religius). Secara umum sekolah ini mampu menerapkan manajemen kurikulum aspek
perencanaan (planning), pemetaan sumber daya dalam organisasi (organizing),
strategi pelaksanaan program kerja (actuating), kontrol (controlling), dan evaluasi
(evaluating). Secara khusus diantaranya; tenaga kependidikan, lingkungan sekolah,
sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran, layanan prima, dan iklim kelas yang
kondusif. Manajemen kurikulum yang terfokus pada hal-hal tersebut yang
menjadikan sekolah yang favorit, unggulan, dan membanggakan. Kajian ini
menyimpulkan bahwa manajemensi kepala sekolah dan stakeholders yang dilakukan
oleh warga sekolah merupakan indikator yang paling utama dalam mewujudkan
sekolah unggul yang teratur. Adapun terdapat beberapa problematika terkait
manajemen kurikulum yaitu kurangnya kompetensi sebagian guru dan sarana
prasarana pendukung.
xii
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
DEKLARASI .............................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. Ix
ABSTRAK ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 9
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
A. Landasan Teori .................................................................................
11
11
1. Manajemen Kurikulum ...............................................................
a. Pengertian Manajemen, Kurikulum dan Manajemen
Kurikulum..............................................................................
b. Komponen-komponen Kurikulum ........................................
c. Prinsip Manajemen Kurikulum .............................................
d. Fungsi Manajemen Kurikulum .............................................
13
13
17
27
29
2. Sekolah Unggulan .......................................................................
a. Pengertian Sekolah Unggulan ...............................................
b. Kriteria Sekolah Unggulan ...................................................
30
30
31
B. Kajian Terdahulu .............................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian …................................................... 39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 39
C. Sumber Data….…………................................................................ 40
D. Prosedur Pengumpulan Data……..................................................... 41
E. Analisis Data…………………………............................................. 43
F. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................ 44
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA…….................................... 45
A. Paparan Data ..................................................................................... 45
xiv
1. Gambaran Umum SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen .........................................................................................
a. Letak Geografis ....................................................................
b. Sejarah Berdirinya Sekolah ..................................................
c. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .............................................
d. Ketenagaan ............................................................................
e. Struktur Organisasi ...............................................................
f. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar .................................
g. Prestasi Siswa .......................................................................
h. Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................
i. Jumlah sarana prasarana dan Fasilitas ..................................
45
45
46
47
48
49
50
50
52
53
2. Hasil Temuan Data .....................................................................
a. Manajemen Kurikulum yang digunakan di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen ..................................................................................
1) Mekanisme Program Kegiatan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ........
2) Strategi Pelaksanaan Sekolah Unggulan di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen ............................................................................
3) Pengorganisasian Sumber Daya di Sekolah Menengah
55
55
56
57
xv
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
Menjadikan Sekolah Unggulan .....................................
4) Sistem Kontrol (Controlling) Pelaksanaan Program
Kerja di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ...............................................
b. Problematika Manajemen Kurikulum di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ................
1) Mekanisme Pelaporan Problematika di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen ...................................
2) Cara Mengatasi Problematika Manajemen Kurikulum
di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ..................................................
3) Ukuran Keberhasilan pada Program Kerja di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen .............................................................................
4) Upaya Perbaikan Program Kerja Terlaksana yang
Kurang Maksimal ............................................................
59
60
61
62
63
64
65
B. Analisis Data.....................................................................................
1. Manajemen Kurikulum yang digunakan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen .........................
a. Mekanisme Program Kegiatan di Sekolah Menengah Pertama
66
66
xvi
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ..................................
b. Strategi Pelaksanaan Sekolah Unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ....................
c. Pengorganisasian Sumber Daya di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
Menjadikan Sekolah Unggulan .................................................
d. Sistem Kontrol (Controlling) Pelaksanaan Program Kerja di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen ......................................................................................
2. Problematika Manajemen Kurikulum di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ..........................
a. Mekanisme Pelaporan Problematika di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ............................................................
b. Cara Mengatasi Problematika Manajemen Kurikulum di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen .......................................................................................
c. Ukuran Keberhasilan pada Program Kerja di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ..
d. Upaya Perbaikan Program Kerja Terlaksana yang Kurang
Maksimal ....................................................................................
68
70
73
75
77
79
80
81
83
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 85
xvii
A. Kesimpulan ....................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kode Penelitian
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Hasil wawancara
Lampiran 4 : Catatan Lapangan Pengamatan
Lampiran 5 : Reduksi Data
Lampiran 6 : Triangulasi Data
Lampiran 7 : Foto Kegiatan
Lampiran 8 : Struktur Organisasi
Lampiran 9 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 11 : Daftar Nilai Satuan Keterangan Kegiatan
Lampiran 12 : Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 13 : Riwayat Hidup Penulis
Daftar Tabel
xix
Tabel 4.1 Jumlah Ketenagaan dan Status Kepegawaian ………………………… 48
Tabel 4.2 Jumlah Ketenagaan dan Lulusan ……………………………………… 49
Tabel 4.3 Jumlah Siswa dan rombongan belajar dua tahun terakhir …………….. 50
Tabel 4.4 Peraihan prestasi siswa ………………………………………………... 50
Tebel 4.5 Jumlah Meubeler Sekolah …………………………………………….. 54
Tabel 4.6 Jumlah dan Kondisi Ruang Pokok Sekolah ………………………….. 54
Tabel 4.7 Jumlah dan Kondisi Ruangan Penunjang Sekolah …………………... 55
xx
Daftar Gambar
Gambar 1. Prosesi Pembangunan Gedung
Gambar 2. Jadwal Program Kerja Tahunan
Gambar 3. Bangunan Sekolah
Gambar 4. Prosesi wawancara terhadap kepala sekolah
Gambar 5. Workshop evaluasi dan penyusunan program kerja tahunan
Gambar 6. Pelaksanaan CBT/PAS Online
Gambar 7. Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia dan keterkaitan global yang begitu cepat telah
membawa banyak perubahan yang berdampak pada dunia pendidikan.
Berbagai bentuk kebijakan baru seperti penilaian berbasis standar,
akuntabilitas sekolah, manajemen berbasis sekolah, dan teknologi digital
sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Sumintono bahwa Hopkins dan
Jackson (2003) adalah perkembangan menantang yang terjadi di sekolah-
sekolah di negara-negara maju (Bambang Sumintono, 2013:1). Situasi seperti
ini juga telah membuat pemerintah di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia, berusaha mengambil inisiatif dengan menerapkan perubahan pada
sistem dan kebijakan sekolah mereka untuk terus bisa bersaing dan menyamai
sektor pendidikannya sejalan dengan tantangan global.
Di Indonesia, perubahan yang signifikan untuk sektor pendidikan
terjadi sejak bergantinya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Dimulai dengan
dilaksanakannya otonomi daerah dengan pelimpahan kewenangan dan
tanggung jawab bidang pendidikan kepada pemerintah provinsi dan
kabupaten. Perubahan berikutnya adalah amandemen keempat dari konsitusi
UUD 1945 yang menyatakan bahwa setidaknya 20 persen dari APBN harus
dialokasikan untuk pendidikan, dan disahkannya UU Sistem Pendidikan
2
Nasional (UU 20/2003) yang menekankan desentralisasi pendidikan. Terdapat
berbagai perubahan lain yang mendasar yang mengubah tatanan pendidikan
yang ada seperti akreditasi sekolah, manajemen berbasis sekolah, ujian
nasional, kurikulum baru (KTSP), sertifikasi guru dan bantuan operasional
sekolah (BOS).
Produk dari kebijakan pendidikan yang paling utama adalah untuk
meningkatkan prestasi siswa. misalnya, menemukan bahwa guru adalah
kontributor utama untuk siswa menjadi sukses, khususnya ketika mereka
memberikan kualitas yang baik dalam hal pengelolaan kurikulum, metode
pembelajaran dan penilaian pembelajaran di kelas. Ini adalah salah satu
pentingnya peran guru dalam menentukan keberhasilan reformasi sekolah
seperti pengembangan kurikulum, penilaian, dan manajemen sekolah. Guru
tentu tidak bekerja dalam lingkup terisolasi dalam suatu organisasi sekolah,
namun merupakan bagian dari kemampuan keseluruhan sekolah yang disebut
sebagai kapasitas sekolah.
Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa hanya sebagian (kecil)
peserta didik saja yang mampu menguasai sebagian besar (90% - 100%) dari
bahan yang disajikan oleh guru, yang lainnya (sebagian besar) bervariasi
antara 50% - 80%, sebagian lainnya lebih kecil lagi dari itu. Adanya variasi
dalam taraf penguasaan (mastery), bahan ini mencerminkan adanya variasi
kemampuan (intelektual, bakat) peserta didik (A. Tabrani Rusyan, 1989:67).
Oleh karenanya dalam mengetahui keberhasilan sekolah yakni tercapainya
3
tujuan suatu pembelajaran dalam sekolah yang bertaraf unggul perlu adanya
strategi dan manajemen yang baik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang
menitik beratkan kepada guru, karena dalam arti khusus dapat diartikan bahwa
setiap guru terletak tanggung jawab untuk para siswa pada suatu kedewasaan
dalam taraf kematangan tertentu dalam rangka ini guru tidak semata-mata
sebagai pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai
pendidik dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa
dalam mengajar.
Dalam manajemen pendidikan berkaitan erat dengan substansi inti
manajemen pendidikan secara umum, antara lain (1) manajemen kurikulum
dan pembelajaran, (2) manajemen kelas, (3) manajemen peserta didik, (4)
manajemen sarana dan prasarana, (5) manajemen sumber daya manusia, (6)
manajemen keuangan, (7) manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
(Mutohhar, 2013: 57). Adapun dalam skripsi ini akan membahas tentang
manajemen pendidikan kurikulum yang mana manajemen kurikulum
merupakan manajemen inti yang harus ada dan dilaksanakan di sekolah atau
madrasah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh peserta didik dan mendorong guru untuk menyusun dan terus
menerus menyempurnakan strategi pembelajaran. Menurut R. Alec
Mackendlie dalam teori proses manajemen dalam tiga dimensi. Ada tiga unsur
pokok yang berkenaan dengan pekerjaan seorang manajer, ialah gagasan
4
(ideas) atau hal atau benda (thing) dan orang (people), (Manab, 2016: 116).
Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara
sistemik, yang meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi dan proses dalam
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi planning, organizing,
actuating, dan controling (POAG).
Sedangkan makna kurikulum adalah program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan bagi siswa (Manab, 2016: 117).
Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan
belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Pemerintah
nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari salah satu
dari lima kelompok mata pelajaran yakni kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, oleh karena itu pada zaman millenial ini banyak sekali sekolah
terutama sekolah islam dituntut untuk berinovasi dan berkompetisi dalam
pencapaian sekolah unggulan yang islami, berprestasi, serta berakhlak mulia.
Salah satu sekolah yang menerapkan slogan “Modern, Islami, dan
Berprestasi” adalah Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen.
5
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ini berdiri pada tahun
2015, sekolah ini berdiri tidak lepas dari TK dan SD Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen yang menjadi sekolah favorit di Kabupaten
Sragen.Visi yang dimiliki sekolah tersebut adalah mewujudkan sekolah
unggul, modern, Islami.
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen juga telah mencatat
sejarah prestasi di kancah internasional yaitu memborong juara Lomba
Robotik se-Asia Pasifik pada tahun 2018, Tim Robotik SMP Birrul Walidain
memperoleh tiga gelar juara pertama, kedua dan ketiga kategori maze solving
(robot pengikut garis) dalam kejuaraan Robotic Internasional yang dihelat di
Thailand. Selain itu tim SMP Birrul Walidain juga meraih juara dua untuk
kategori soccer dalam kejuaraan yang sama. Kesuksesan tersebut tentu bukan
kali pertama diraih, dan dengan segudang prestasi yang lain yang menjadikan
sekolah swasta tersebut menjadi sekolah idola di kalangan masyarakat dalam
jenjang pendirian sekolah yang tergolong masih fresh, yaitu berdiri pada
tahun 2013. Kesuksesan tersebut yakni tidak lepas dari sebuah usaha dan
sistem pembelajaran yang baik dan menegerial yang dilakukan oleh Amir
selaku Kepala Sekolah SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
Pada pemaparan diatas penulis tertarik untuk mengangkat sebuah
skripsi yang berjudul: MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM
UNGGULAN (Study Kasus di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen Tahun 2018)
6
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana Manajemen Kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ?
2. Apa problematika dalam manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ?
3. Bagaimana ukuran keberhasilan manajemen kurikulum sekolah unggulan
di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen
2. Untuk mengetahui problematika manajemen kurikulum di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen
3. Untuk mengetahui ukuran keberhasilan manajemen kurikulum sekolah
unggulan di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini dapat menunjukkan sebuah narasi dan
konsep manajemen berkaitan dengan sumber daya manusia, kebijakan,
iklim kerja, keaktifan, motivasi berprestasi, semangat kerja, material
dan finansial serta infrastruktur pendukungnya. Dan juga membuahkan
suatu tantangan bagi sekolah-sekolah untuk mandiri, mampu
melakukan pengelolaan secara efektif, efisien, dan mengejar
7
produktivitas dalam pengelolaan sekolah yang ada di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen.
2. Manfaat Praktis
1) Kajian ini bermanfaat bagi peneliti, kepala sekolah, pengawas, dan
masyarakat dalam aktualisasi sekolah unggulan dalam manajemen
kurikulum.
2) Sumber belajar bagi para mahasiswa, guru/dosen, CPNS maupun
PNS atau guru sekolah-sekolah dan pengawas dalam kependidikan
terkait dengan manajemen kurikulum.
3) Masyarakat dapat memanfaatkannya untuk bahan pertimbangan
untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolah yang baik, islami,
unggul, dan terakreditasi secara resmi.
E. Penegasan Istilah
1. Manajemen Kurikulum
Secara kebahasaan istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris
yaitu management, yang secara derivatif berakar pada kata manage yang
artinya mengatur atau mengelola.
Sedangkan menurut istilah Wibisono mengutip pendapat Dubrin
yang mengartikan manajemen sebagai proses menggunakan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi planning, dan
decision making, organizing, leading, dan controlling (Wibisono, 2006:
9).
8
Sedangkan makna kurikulum secara bahasa berasal dari bahasa
yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam
bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa prancis, istilah
kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run) (Ibrahim
Nasbi, 2017: 318).
Adapun manajemen kurikulum merupakan substansi menejemen
inti yang harus ada dan dilaksanakan di sekolah/madrasah. Prinsip dasar
menejemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh
siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya, (Mutohhar, 2013: 57).
Jadi manajemen kurikulum adalah seperangkat gagasan atau
rancangan sistem pembelajaran yang telah disiapkan untuk
mengoptimalkan dari tujuan suatu pembelajaran. Yang mana akan
memberikan dampak tolok ukur baik dan buruknya manajemensi
kurikulum sekolah.
2. Sekolah Unggulan
Secara ontologis sekolah unggulan dalam perspektif Departemen
Pendidikan Nasional adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai
keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai
9
keunggulan tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, guru,
tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana
penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tersebut (Muhammad, 2009:39).
Dengan demikian, sekolah unggulan dapat didefinisikan sekolah
yang dikembangkan dan dikelola sebaik-baiknya dengan mengarahkan
semua komponennya untuk mencapai hasil lulusan yang lebih baik dan
cakap daripada lulusan sekolah lainnya. Begitupun sekolah unggulan yang
menjadi objek penelitian ini yakni di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen, sekolah islam yang mampu dipercaya sebagai
nominasi sekolah unggulan dilihat dari eksistensinya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimaksudkan
sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi
sehingga dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna masalah-
masalah yang akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar berlogo,
halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian
10
tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar diagram, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini yang terdiri
dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka ini
menjelaskan ruang lingkup manajemen madrasah, ruang lingkup
manajemen kurikulum, pengertian sekolah Islam unggulan
BAB III METODE PENELITIAN . Pada bab ini berisi tentang jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab ini berisi
tentang paparan data dan analisis data
BAB V PENUTUP. Bab ini berisi penutup yang meliputi
kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,
dan daftar riwayat penulis.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Kurikulum
a. Pengertian Manajemen, Kurikulum dan Manajemen Kurikulum
1) Manajemen
Secara kebahasaan istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris
yaitu management, yang secara derivatif berakar pada kata manage
yang artinya mengatur atau mengelola. Sedangkan menurut
manajemen menurut istilah adalah sebagai berikut:
Wibisono mengutip pendapat Dubrin yang mengartikan
manajemen sebagai proses menggunakan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi planning, dan
decision making, organizing, leading, dan controlling (Wibisono,
2006: 9).
Menurut Stoner dan Freeman dikutip dalam bukunnya Wibisono
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin
dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi yang dinyatakan dengan jelas (Wibisono, 2006: 9).
12
Sadili Samsudin mengutip pendapat G.R. Terry dalam
Principless of Management memberikan pengertian sebagai berikut:
“Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling performed to determine and accomplish
stated objectives by the use of human being and other resources”.
“Manajemen adalah suatu proses yang nyata, yang terdiri dari tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber daya lainnya” (Sadili Samsudin, 2006: 18)
Abdurrahman Fathoni mendefinisikan manajemen sebagai proses
kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan segala
fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu (Abdurrahman
Fathoni, 2006: 3)
Sementara Al-Hawari menyatakan, juga dikutip oleh Ahmad
ibnu Daud al-Muzjaji al-Asy’ari, (Ahmad ibnu Daud al-Muzjaji al-
Asy’ari, 2000: 37-38) menyatakan bahwa manajemen adalah:
لخرين عن طريق تخطيط وتنظيم وتوجيه ورقابة مجهوداتهم"ا"تنفيذ العمال بواسطة
“Manajemen adalah pelaksanaan kegiatan melalui orang lain
melalui proses perencanaan, pengorganisasian (pengaturan),
pengarahan dan pengawasan (kontrol) terhadap pelaksananya”
Manajemen pendidikan adalah suatu proses organisasi
madrasah/satuan pendidikan yang melibatkan berbagai elemen-elemen
13
organisasi untuk mencapai tujuan. Manajemen adalah perumusan
sekelompok orang untuk menggunakan segenap kekuatan atau usaha
yang maksimal dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkkan.
Sedangkan manajemen dalam islam adalah (Khidmat)
seperangkat usaha yang dilakukan sehingga apa yang menjadi tujuan
dapat tercapai seperti apa yang diharapkan. Manajemen merupakan
bentuk tanggung jawab yang ringan sehingga diperlukan sekelompok
orang yang benar-benar mempunyai tanggung jawab atas
keberhasilaan dari tujuan tersebut (Abdul Manab, 2016: 118).
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
manajemen merupakan seperangkat usaha yang secara sadar dibentuk
secara sistematis oleh sekelompok orang dan dilaksanakan sesuai alur
yang telah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan dari tujuan dan
cita-cita yang diinginkan dari sebuah sistem.
2) Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani,
yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama
dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa prancis,
istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run)
(Ibrahim Nasbi, 2017: 318)
14
Ibrahim Nasbi dalam jurnalnya mengutip bukunya Rusman bahwa
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Ibrahim Nasbi, 2017: 139).
Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum dikatakan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Khalid Musyadad, 2014: 11)
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh
lembaga pendidikan bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan
tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga
mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Program kurikuler, madrasah/satuan
pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk
berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar,
kurikulum tidak sebatas pada jumlah mata pelajaran, namun meliputi
segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa,
15
seperti: bangunan madrasah/satuan pendidikan, perpustakaan,
karyawan tata usaha, gambar-gambar, kondisi/iklim madrasah/satuan
pendidikan. (Abdul Manab, 2016: 118). Sementara kurikulum adalah
salah satu unsur atau komponen dalam sistem pendidikan, yakni
termasuk dalam kategori alat (soft ware) untuk mencapai tujuan
pendidikan. Disatu sisi kurikulum berusaha melestarikan nilai-nilai
budaya, sedangkan sisi yang lain kurikulum berusaha dapat mengikuti
perubahan zaman, karena kurikulum juga bertujuan menyiapkan siswa
untuk menjalani kehidupan dimasa depan.
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat alat yang
digunakan sebagai pedoman dijalankannya sistem pendidikan yang
dibuat oleh pemerintah yang mana dikelola oleh lembaga pendidikan
yang berfungsi sebagai acuan kerangka proses pembelajaran.
3) Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah pengaturan yang dilakukan untuk
keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, istilah sekarang pembelajaran,
agar kegiatan tersebut dapat mencapai hasil maksimal. Ruang lingkup
manajemen kurikulum sesui dengan lingkupnya meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. (Muhammad Mustari, 2015:57)
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah
16
dirumuskan. Proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama
sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan
sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan
metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan
biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Menurut Ibrahim Bafadhal (2005) dalam bukunya Muhammad
Mustari menjelaskan bahwa manajemen kurikulum pada tingkat
kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar baik di
dalam kelas maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah
terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. (Muhammad Mustari,
2015:57)
Manajemen kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang
berorientasi pada produktivitas di mana kurikulum tersebut
berorientasi pada peserta didik kurikulum dibuat sebagaimana dapat
membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
(Muhammad Mustari, 2015:57)
Di sisi lain, manajemen kurikulum adalah pemberdayaan dan
pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk
dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai
kehidupan yang dipelajarinya. (Muhammad Mustari, 2015:57)
17
Manajemen kurikulum dan pembelajaran mempunyai bidang
cakupan:
1) Penyusunan/review kurikulum dan silabus
2) Penyusunan kalender pendidikan
3) Penyusunan program tahunan
4) Penyusunan rencana pembelajaran (RPP)
5) Pembagian tugas mengajar dan tugas lain
6) Penyusunan jadwal pelajaran
7) Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
8) Penyusunan program jadwal kegiatan bimbingan dan
penyuluhan
9) pengaturan pembukaan tahun ajaran baru
10) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
11) Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
12) Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
b. Komponen - Komponen Kurikulum
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen –
komponen kurikulum, ada yang mengemukakan lima komponen
kurikulum da nada yang mengemukakan hanya empat komponen
kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli menegani komponen
kurikulum berikut Subandiyah (1993) yang dikutip oleh Muhammad
Mutasi mengemukakan ada lima komponen kurikulum, yaitu:
18
komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana dan
prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar
mengajar.
Sementara Soemanto (1982) dalam bukunya Muhammad Mustari
mengemukakan ada empat komponen kurikulum, yaitu: (1) objectives
(tujuan); (2) knowledges (isi atau materi); (3) school learning
experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah); dan (4) evaluation
(penilaian).
Sedangkan Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana
(1991), dalam bukunya Muhammad Mustarin menerangkan walaupun
komponen yang dikemukakan berbeda namun pada intinya sama yakni
(1) Tujuan; (2) isi dan Struktur Kurikulum; (3) Strategi Pelaksanaan
PBM (Proses Belajar Mengajar), dan (4) Evaluasi.
Maka dengan ini penulis mempunyai pertimbanga bahwa macam-
macam komponen kurikulum adalah pokok inti penting dari beberapa
pendapat diatas bahwa dapat disebutkan dan dijabarkan sebagai
berikut:
1) Komponen Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan
demikian,
19
a) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
b) Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan
oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
c) Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar
terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
Bagi sekolah yang bersangkutan, kurikulum
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
b) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di
sekolahtersebut, fungsi ini meliputi:
c) Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan.
d) Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan.
e) Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan
program pendidikan.
2) Komponen Tujuan Kurikulum
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk
kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai
atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan
dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut
20
akan membantu dalam proses pembuatan kurikulum yang
sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat,
yaitu:
a) Tujuan Pendidikan Nasional Dalam perspektif pendidikan
nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b) Tujuan Institusional Tujuan institusional adalah tujuan
yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah dirumuskan sebagai berikut. (1) Tujuan
21
pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
(2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. (3) Tujuan pendidikan menengah
kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
c) Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap bidang studi atau mata pelajaran.
d) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran Tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler,
dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu
kali pertemuan.
3) Komponen Isi Pembelajaran
Dalam bukunya Muhammad Mustari bahwa Hilda
taba (1962) mengatakan kurikulum itu tersusun dari
22
seperangkat komponen yang saling berkaitan dan bertimbal
balik, yaitu tujuan pendidikan, isi (materi, metode, dan proses
belajar mengajar), serta evaluasi pembelajaran. (Muhammad
Mustarin, 2015: 70)
Muhammad Mustirin mengambil pendapat S.
Nasution bahwa di antara isi kurikulum adalah sumber-
sumber bahan pelajaran. Sumber-sumber tersebut pada
hakikatnya ada tiga jenis, yakni:
a) Masyarakat dan kebudayaannya
b) Anak dengan minat dan kebutuhannya
c) Pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh umat manusia
sebagai hasil pengalamannya dan telah disusun secara
sistematis oleh para ilmuan dalam sejumlah disiplin ilmu.
Adapun beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain:
a) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa.
b) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social,
artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam
masyarakat.
23
c) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif,
artinya mengandung aspek-aspek intelektual, moral, dan
social secara seimbang
d) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang
tahan uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan
tuntutan hidup sehari-hari
e) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas,
teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan
hanya sekedar informasi factual.
f) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. (Muhammad Mustari, 2015: 71)
4) Komponen Metode dan Strategi
Komponen metode dan strategi merupakan komponen
yang memiliki peran yang penting, sebab berhubungan
dengan implementasi kurikulum. Karena bagus dan idealnya
tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk
mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai.
Strategi meluputi rencana, metode dan perangkat kegiatan
yang durencanakan untuk mecapai tujuan tertentu. Menurut
T.Rakajoni (Ruhimat, Toto, 2013: 53) mengartikan bahwa
strategi pembelajaran adalah pola dan urusan umum
24
perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pernyataan diatas terdapat beberapa hal yang
harus kita pehatikan. Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan(rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
dalam pembelajaran. Artinya dalam hal ini penyusunan
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu.
5) Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan bagian dari
pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara untuk
mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu
tercapai atau tidak (Deden, 2013: 3-5). Selain itu, dengan
melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada
kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang
digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat
dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu,
kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada atau
mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah
baik atau berhasil.
25
c. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada
tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan
untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum
nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan
daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan
peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu
berada.
Pada konteks ini berkaitan dengan proses tahapan pelaksanaan
kurikulum di sekolah yakni meliputi: (a) perencanaan (planning),
(b) pengorganisasian (organizing) dan koordinasi, (c) pelaksanaan
(actuating) atau implementasi, dan dan (d) pengendalian
(controlling).
1) Tahap Perencanaan (planning) adalah proses membuat
perencanaan suatu pekerjaan atau kegiatan yang diawali
dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai (baik tujuan
jangka panjang, menengah maupun tujuan jangka pendek),
menentukan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan,
seperti menentukan prioritas prioritas tindakan,
mengembangkan hierarki dan tahapan komprehensif dari
26
rencana, untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Organizing adalah merupakan tanggung jawab manajer
atau pimpinan dalam mendesain struktur organisasi dan
struktur atau mekanisme kerja, membagi dan menentukan
jenis jenis pekerjaan, pengelompokan pekerjaan dan hirarki
aktivitas kerja termasuk mekanisme pelaporan (siapa
melaporkan pekerjaan kepada siapa) dan kapan serta di
mana keputusn dibuat. Pengorganisasian ini merupakan
tindakan persiapan sebelum pekerjaan sebenarnya
dilakukan.
3) Actuating adalah kegiatan menjalankan suatu pekerjaan
atau jalannya organisai. Dengan kata lain bahwa actuating
adalah bentuk implementasi dari aapa yang sudah
ditentukan dalam planning dan tindakan pengorganisasian
sebelumnya. Menurut Wibisono perbedaan antara leading
dan actuating sebenarnya lebih pada penekanan atau pada
titik beratnya. Jika actuating menekankan pada bagaimana
pekerjaan itu dilakukan, sedangkan leading menekankan
pada bagaimana memimpin dan mengarahkan
pelaksanaannya (Wibisono, 2006: 12)
27
4) Controlling merupakan aktivitas berupa pengawasan atau
monitoring terhadap jalannya kegiatan atau organisasi
untuk memastikan semua hal berjalan dengan semestinya.
Kinerja aktual harus dibandingkan dengan tujuan yang
ingin dicapai, semua jenis dan kelompok pekerjaan harus
berjalan sesuai dengan yang sudah ditepkan dalan
perencanaan dan pengorganisasian. Jika terdapat deviasi
signifikan, dilakukan koreksi dan dikembalikan ke jalur
yang tepat. Dalam tindakan kontrolling ini sekaligus
terdapat tindakan pengukuran dan penilaian (evaluasi)
terhadap jalannya pekerjaan, performa kerja pegawai dan
terhadap hasil sementara yang telah dicapai, untuk
kemudian diadakan perbaikan terhadap performa atau hasil
yang belum maksimal (sesuai yang diinginkan) (Wibisono,
2006: 12-14).
5) Evaluating
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen
yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap
perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan
akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka
tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum
28
tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
(Ibrahim Nisbi, 2017: 327-328)
d. Prinsip Manajemen Kurikulum
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan
dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus
berasaskan demokrasi, yang menempatkan pengelola,
pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
3) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4) Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen
kurikulum harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi
untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan
29
manajemen kurukulum tersebut sehingga memberikan hasil
yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative
singkat.
5) Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum
(Rusman, 2009:4).
e. Fungsi Manajemen Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum
berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar,
maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari
manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2) Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa
untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal
dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan
30
kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum
yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan
hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum
yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi
pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar (Rusman,
2009:5).
2. Sekolah Unggulan
a. Pengertian Sekolah Unggulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan unggul adalah lebih tinggi, pandai, kuat, dan
sebagainya dari pada yang lain; terbaik; terutama. Sedangkan
Keunggulan artinya keadaan unggul; kecakapan, kebaikan dan
sebagainya yang lebih dari pada yang lain (Peter Salim dan Yenny
Salim, 1991: 1685). Adapun secara terminologis sekolah ungul dalam
perspektif Kementrian Pendidikan Nasional adalah sekolah yang
dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output)
31
pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut maka masukan
(input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen,
layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk
menunjang tercapainya tujuan tersebut (Muhammad, 2009: 39)
Dengan demikian sebuah sekolah dikatakan kategori unggul
yakni memiliki daya yang mana memberikan sebuah proses yang baik
dan efektif yang dilakukan oleh guru, staf, dan kepala sekolah dengan
segala komponennya mengajarkan kepada peserta didik yang
melahirkan prestasi dan lulusan-lulusan yang handal dan cakap
daripada lulusan sekolah lainnya.
b. Kriteria Sekolah Unggulan
Secara umum Madrasah dalam kategori unggul harus meliputi tiga
aspek. Ketiga aspek tersebut adalah input, proses, dan Output:
1) Input
Untuk sekolah dapat menyeleksi siswa oleh sekolah dengan
sistem seleksi yang sangat ketat. Selain seleksi bidang akademis,
juga dibeikan persyaratan lain sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai sekolah. Misalkan tes IQ, prestasi belajar dari jenjang
pendidikan sebelumnya, tes kesehatan, kemampuan membaca al-
Qur’an, wawasan keagamaan (Halfian Lubis, 2002: 79)
Memang dalam rangka menembus misi unggul dalam sekolah,
sekolah harus menyiapkan calon-calon akademisi yang berbobot
32
secara selektif, kemudian dengan segala track record yang telah
ditempuh oleh calon siswa yakni yang berprestasi, berbudi luhur,
berwawasan baik keagamaan maupun intelektual.
2) Proses
Proses belajar mengajar sekolah unggul ini setidaknya
berkaitan dengan yakni sebagai berikut: kemampuan guru, fasilitas
belajar, kurikulum, metode pembelajaran, program ektrakulikuler,
jaringan kerjasama.
Adapun menurut Ahmad Zayadi dalam bukunya Agus
Maemun dan Agus Zaenul Fitri menyebutkan desain
pengembangan madrasah oleh Dirjen Kelembagaan Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, menuturkan bahwa proses
menjadikan suatu madrasah menjadi madrasah unggul ataumenjadi
model secara strategis sebagai berikut (Agus Maemun dan Agus
Zaenul Fitri, 2010: 84) :
1) Aspek Administrasi atau Manajemen: yakni maksimal 6
kelas untuk tiap angkatan, tiap kelas terdiri atas 30 siswa,
rasio guru kelas adalah 1:25, mendokumentasi
perkembangan tiap siswa, transparan dan akuntabel.
2) Aspek Ketenagaan, yakni kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, aspek kesiswaan, aspek kultur belajar, aspek
sarana dan prasarana.
33
3) Output
Kemampuan lulusan yang dihasilkan dirasa unggul, bila
mereka telah mampu mengembangkan potensi intelektual, potensi
emosional, dan potensi spiritualnya dimana mereka berada
(Trimatara, 2007: 9)
Dengan demikian penulis berasumsi bahwa sekolah unggul
harus melahirkan lulusan yang unggul pula. Keunggulan lulusan
tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian yang tinggi. Indikasi
lulusan yang unggul ini baru dapat diketahui setelah yang
bersangkutan memasuki dunia kerja dan terlibat aktif dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan tujuan madrasah unggulan secara khusus adalah
madrasah unggulan yang menghasilkan pendidikan yang memiliki
keunggulan dalam hal sebagai berikut (Mujammil Qomar, 2007:
30) :
a) Unggul dalam hal IMTAQ
b) Unggul dalam hal IPTEK
c) Keagungan budi pekerti
d) Motifasi tinggi untuk mencapai prestasi
e) Kreatif dalam kehidupan sehari-hari
f) Sikap disiplin yang tinggi
34
Adapun kriteria sekolah unggul dalam jurnal yang ditulis oleh
Bambang Sumintono menerangkan bahwa Newman, King dan
Young (2000) seperti dikutip dalam (Hopkins & Jackson, 2003:
88) mengusulkan istilah yang lebih operasional untuk
mendefinisikan konsep peningkatan kapasitas sekolah (sekolah
unggul), yang tidak lain terdiri dari tiga komponen inti dari
kapasitas organisasi sekolah, yakni:
a) Pengetahuan dan keterampilan dari individu staf;
b) Komunitas belajar profesional, di mana staf bekerja sama
untuk menetapkan tujuan yang jelas untuk siswa belajar,
menilai seberapa baik siswa melakukannya, mengembangkan
rencana aksi untuk meningkatkan prestasi siswa, melalui
keterlibatan dalam penyelidikan dan pemecahan masalah;
c) Koherensi program, yaitu sejauh mana program-program
sekolah untuk belajar siswa dan staf yang dikoordinasikan,
terfokus pada tujuan pembelajaran yang jelas dan
berkelanjutan selama periode waktu.
Dalam jurnal Healer Bima mengutip dalam buku School
Effectiveness Research yang berjudul Meta Analisis yang ditulis
oleh Harris dan Bennet (Healer Bima,2009:4) mengemukakan
bahwa sekolah yang efektiff memiliki beberapa kriteria sebagai
berikut:
35
a) Kepemimpinan yang Profesional ( Profesional Leadership)
b) Visi dan Tujuan Bersama (Shared Vision and Goals)
c) Lingkungan Belajar (a Learning Environment)
d) Konsentrasi pada belajar mengajar (Consentrasion on
Learning and Teaching)
e) Harapan yang tinggi (High Expectation)
f) Penguatan/ Pengayaan/ Pemantapan yang posistif (Positive
reinforscement)
g) Pengajaran yang penuh makna (Purposeful Teaching)
h) Organisasi Pembelajar ( a Learning Organization)
i) Kemitraan Keluarga Sekolah (Home School Partnership)
Melihat gejala dan nuansa kebangkitan pendidikan islam
(Madrasah atau Sekolah Islam) berawal dari pengadopsian sistem
pendidikan umum yang merupakan warisan dan kaum penjajah,
melalui modernisasi dari para praktisi sistem dan konsultan
pendidikan muslim dengan menambah porsi keagamaan lebih
besar dari kegiatan pembelajaran umum maka mulailahh
bermunculan Sekolah Islam Terpadu (SIT), Madrasah
Plus/Terpadu, Sekolah Islam Plus, Global Islamic School,
Madrasah model / Sekolah Islam Percontohan dan nama-nama
yang lainnya (Healer Bima,2009:4-5)
36
Sesuai paparan diatas penulis menyimpulkan bahwasannya
karakteristik sekolah unggulan memang membutuhkan berbagai
komponen yang mendukung, mulai dari instrument pengajaran,
program-program sekolah atau kegiatan sekolah yang progress,
ekstrakulikuler, kurikulum yang berlaku, kebijakan kepala
sekolah, kinerja dan wawasan guru dan staf hingga melahirkan
siswa-siswa yang berprestasi dengan segala proses yang telah
ditempuh. Selain itu karakteristik yang dimiliki sekolah islam
unggulan terlebih di era modern memiliki adalah harus memalui
berbagai tahap dan standar yang berlaku yakni melalui input,
proses, dan output. Adapun pandangan terhadap sekolah
unggulan memiliki berbagai sebutan yang mengatas namakan
sekolah unggulan yaitu diantaranya Sekolah Islam Terpadu (SIT),
Sekolah Plus, dan Sekolah Model.
B. Kajian Terdahulu
Dalam kajian pustaka ini peneliti melakukan perbandingan antara
penelitian yang akan diteliti dengan penelitian-penelitian sebelumya. Dengan
harapan penelitian ini mampu melahirkan teori-teori baru yang berkaitan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu berjudul: “Manajemen
Kurikulum Sekolah Unggulan Islam Sekolah Unggulan (Studi Kasus di
37
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen)”.
Sehingga dapat memberikan referensi bagi peneliti-peneliti yang akan datang.
Diantara penelitian terdahulu yang peneliti ambil sebagai
perbandingan adalah sebagai berikut:
1. Sabar Budi Raharjo, Lia Yuliana, (Universitas Negri Yogyakarta,
2016) dalam jurnalnya yang berjudul Manajemen Sekolah Untuk
Mencapai Sekolah Unggul Yang Menyenangkan: Studi Kasus Di
Sman 1 Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sekolah Menengah Atas Negeri I Pakem Sleman merupakan
sekolah yang menyenangkan baik dari segi kepemimpinan kepala
sekolah, dukungan pendidik dan tenaga kependidikan, lingkungan
sekolah, sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran, layanan
prima, dan iklim kelas. Pengelolaan sekolah terfokus pada hal-hal
tersebut yang mengkondisikan Sekolah Menengah Atas Negeri I
Pakem menjadi sekolah favorit, unggulan, dan menyenangkan.
Kajian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
merupakan indikator yang paling utama dalam mewujudkan
sekolah unggul yang menyenangkan.
2. Bambang Sumintono (Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi
Malaysia, Skudai 81310-Johor Bahru Malaysia) dalam jurnalnya
yang berjudul Sekolah Unggulan: Pendekatan Pengembangan
Kapasitas Sekolah. Hasil studi menunjukkan bahwa interpretasi
38
terhadap kebijakan sekolah unggul dalam konteks SBI mengalami
perubahan di konteks sekolah, yang paling nyata adalah
munculnya kelas standar internasional sebagai implementasi
kebijakan tersebut. Hal lain adalah kebijakan ini membuat pihak
sekolah mendapat pengakuan kualitas oleh pemerintah pusat
sebagai sekolah unggul, dan saat yang bersamaan pihak sekolah
dapat mengumpulkan dana tambahan dari orang tua dengan jumlah
yang besar. Analisis dokumen sekolah mengungkapkan kesulitan
sekolah untuk mencapai 'persyaratan internasional' seperti
penguasaan bahasa Inggris oleh guru.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni pencarian fakta
dengan interprestasi yang tepat, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif mempunyai latar aktual sebagai sumber langsung data dan
peneliti merupakan instrument kunci. Penelitian kualitatif adalah
deskriptif, data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau
gambar dari pada angka. Dalam penelitian ini lebih berkonsentrasi pada
proses dari pada hasil atau produk serta cenderung menganalisis data
mereka secara induktif (Emzir, 2011: 2-3).
Jenis penelitian ini adalah fenomenologis. Penelitian ini melihat secara
dekat interpretasi individual tentang pengalaman-pengalamannya.
Pengalaman fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah
pengalaman dari perspektif partisipan.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
yang beralamat di Jl. Tuntang no. 5 Cantel Wetan, Sragen Tengah,
Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 57211.
Adapun penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama
dilakukan pada hari Kamis, pada tanggal 27 Desember 2018 pukul 09.00
40
WIB sampai selesai, bertempat di Ruang Perpustakaan Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, kemudian tahap kedua
pada hari Selasa, pada tanggal 8 Januari 2019 pukul 12.30 WIB sampai
selesai yang bertempat di Ruang Perpustakaan Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
C. Sumber Data
Suber data dalam penelitian ini cara memperolehnya terbagi atas dua
sumber data yaitu:
a. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang berlangsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiono, 2011: 225). Data primer yang
didapat peneliti adalah nama-nama informan diantaranya sebagai Kepala
Sekolah dan Waka Kurrikulum di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen, sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen:
Ustadz Amir, S. Ag
2. Waka Kurikulum SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen:
Ustadz Jamil
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak berlangsung
memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen (Sugiyono, 2011:225). Data sekunder yang
41
diperoleh dengan maksud untuk memperoleh data yang valid dan
benar-benar peneliti melakukan penelitian.
Data sekunder yang peneliti dapat dari hasil penelitian diantaranya:
1) Data rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2) Data struktur organisasi, isi program dan misi serta visi sekolah
3) RPP atau Silabus
4) Data penilaian sekolah
5) Arsip foto
6) Arsip Dokumen
D. Prosedur pengumpulan data
a. Teknik Wawancara atau Interview
Wawancara adalah bentuk komunikasi atara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dan lainnya
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu
(Mulyana, 2008:180)
Dalam penelitian wawancara yang dilakukan peneliti yaitu
Kepala Sekolah SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sebagai
informan utama yakni kepala sekolah, guru, serta pihak-pihak yang
dianggap mengetahui tentang situasi dan kondisi yang terkait dengan
manajemen kurikulum sekolah islam unggulan di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen. Wawancara ini merupakan metode
42
yang digunakan peneliti untuk mengetahui hal- hal dari responden
yang lebih mendalam, agar dapat dibuktikan kebenaran informasi
tersebut dan peneliti lakukan baik secara formal maupun nonformal.
Wawancara secara formal peneliti lakukan ketika peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kepala sekolah dan guru.
Adapun wawancara yang peneliti lakukan ini meliputi:
1) Wawancara Kepala Sekolah tentang perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, dan kontrol dalam kurikulum SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen, strategi dan upaya yang dilakukan yang
menjadikan sekolah unggulan.
2) Wawancara guru tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan hasil belajar peserta didik.
3) Wawancara peserta didik SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen tentang kontribusi yang harus diberikan terhadap sekolah
b. Teknik Observasi
Metode observasi pengamatan dan pencatatan secara sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun
tidak langsung (Hadi, 1989:136). Dalam metode ini peneliti
melakukan pengamatan langsung di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen, untuk mengetahui gambaran umum tetang
proses belajar mengajar di kelas, interaksi antara kepala sekolah, guru
43
dan murid, dan berbagai kegiatan sekolah yang sekiranya mendukung
dalam pengumpulan data penelitian.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
menumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:240). Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari
seseorang.
Metode dokumentasi peneliti gunakan dalam memperoleh data
penelitian tentang gambaran umum objek penelitian yang meliputi visi
dan misi SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, struktur
organisasi, perencanaan PAI, dan hasil prestasi siswa atau raport dan
dokumen sejarah progress di sekolah, yang penulis akan gunakan
untuk melengkapi dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
E. Analisis Data
Analisis Data Kualitatif menurut Bondan & Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadikan satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain menemukan apa yang penting dan apa yang
44
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moloeng, 2008:248). Dalam analisis data penelitian ini, penulis
memberikan gambaran menyeluruh tentang Manajemen kurikulum di
Sekolah Islam Unggulan, kemudian gambaran hasil penelitian seluruhnya
ditelaah, dikaji, dan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
F. Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar diperoleh data yang akurat peneliti terjun langsung dengan
melakukan wawancara dan observasi dengan dicocokan melalui
perkembangan objek dan keadaan subjek penelitian, sehingga penulis
benar-benar mendapatkan data yang langsung dari sekolah tersebut.
Kemudian data tersebut tentu akan penulis simpulkan dengan fenomena
perkembangan manajemen kurikulum sekolah sebagai objek penelitian.
45
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen
a. Letak Geografis
Letak sebuah sekolah sangat berpengaruh terhadap proses
kegiatan belajar mengajar, karena hal ini dapat menciptakan suatu
situasi dan kondisi edukatif dan nyaman, aman dan tentram dengan
prinsip efisiensi dan efektifitas yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar pada siswa.
Adapun Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen ini secara geografis cukup strategis, selain
lingkungan sekitarnya berdekatan dengan lembaga pendidikan dan
pesantren yang sangat kondusif untuk proses kegiatan belajar
mengajar juga mudah dijangkau oleh alat transportasi sehingga
memudahkan siswa untuk bersekolah di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen.
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen adalah sekolah islam swasta yang dikelola oleh yayasan
Muhammadiyah yang terletak di Jln. Tuntang No. 5 Cantel Wetan,
46
Sragen Tengah, Sragen, Jawa Tengah, yang dibangun di atas tanah
seluas ±3500 meter, dengan kondisi gedung yang sudah permanen dan
tata bangunan yang strategis sehingga sangat nyaman untuk
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Adapun batasan-batasan geografis SMP Birrul Walidain Muh.
Sragen adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan RSU Rizky Amalia Sragen,
b. Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga,
c. Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga,
d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Ahmad Yani.
b. Sejarah Berdirinya Sekolah
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ini didirikan
pada tahun 2013, secara historis sekolah ini berdiri tidak lepas dari TK
dan SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang menjadi sekolah
favorit di Kabupaten Sragen. Sekolah, atas dorongan kuat dari orang
tua TK dan SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
menginginkan tindak lanjut pendidikan dasar maka SMP ini berdiri.
(W/UA/SBS/27-12-2019)
Dengan slogan “Modern, Islami, Berprestasi” sekolah tersebut
berharap akan mewujudkan generasi sukses dunia akhirat. Modern
karena pembelajaran teknologi khususnya komputerisasi pembelajaran
untuk anak. Sekolah ini mempunyai kebijakan bahwa setiap siswa
47
wajib mempunyai laptop, sebagai alat percepatan sekaligus inovasi
pembelajaran terutama UTS dan UAS Online. Islami yang
mengedepankan ruh Al-Qur’an pada diri anak dengan minimal hafalan
1-3 juz dan akhlaqul karimah. Berprestasi dengan segala prestasi
dalam bidang umum dan akhirat anak tercapai. (W/UA/SBS/27-12-
2019)
c. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1) Visi
“Mewujudkan Sekolah Unggul, Modern dan Islami”
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan yang kompetitif dan
professional
b) Menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan global dan
berbudaya
c) Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis al-qur’an dan
sunnah
d) Membantu mewujudkan tujuan Muhammadiyah
3) Tujuan Sekolah
a) Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memahami dan
menghayati, serta mengamalkan ajaran Islam.
b) Meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan
bakat, serta kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan
48
kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
c) Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Meningkatkan kepekaan (sensitivitas), kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan
keseimbangan (harmoni), hidup bermasyarakat, berguna untuk
orang lain.
e) Membangun karakter peserta didik untuk menemukan jati diri
melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. (D/VM)
d. Ketenagaan
1) Kuantitas
Tabel 4.1 Jumlah Ketenagaan dan Status Kepegawaian
No Jabatan
Status Kepegawaian
Jumlah Yayasan Guru tidak
tetap
1. Kepala Madrasah 1
2. Guru 23
3. Tenaga Admin
JUMLAH
49
2) Kualitas
Table 4.2 Jumlah Ketenagaan dan Lulusan
No Jabatan
Lulusan
Jumlah Pondok <
D3
S1 S2 S3
1. Kepala Madrasah - - 1 - - 1
2. Guru - - 23 - - 23
3. Tenaga Admin
JUMLAH
Sumber: (D/KT)
e. Struktur Organisasi
Kepala Madrasah : Amir, S. Ag.
Unit Perpustakaan : Anampi, Ama. Pust
Tata Usaha : Indah Hidayah N.F.
Waka Kurikulum : M. Mujamil, S.PD.I
Waka Kesiswaan : Latif, M.S.Pd
Waka Sarana dan Prasarana : Sugeng F.A, S, Pd.
Waka Humas : HarisN., S. Kom
Wali Kelas 7A : Dwi Safitri, S.Sos.
Wali Kelas 7B : Meriawuri, S.Pd.I
Wali Kelas 7C : Aris B, S.Pd.
50
Wali Kelas 7D : Musrin H.
Wali Kelas 8A : Desy R., S.Pd.
Wali Kelas 8B : Marlina A., S.Pd.
Wali Kelas 8C : Bayu S.P., S.Pd.
Wali Kelas 9A : Siti Octavia, S.Pd
Wali Kelas 9B : Ahmad H.A ., S.Pd.
Wali Kelas 9C : Setia H.W., S.Pd.
Sumber: (D/SO)
f. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Dua Tahun Terakhir
Table 4.3 Jumlah Siswa dan rombongan belajar dua tahun terakhir
NO Kelas
Tahun Pelajaran
2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019
Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel
1. 7 48 2 72 3 73 3 97 4
2. 8 54 2 54 2 73 3 75 3
3. 9 49 2 49 2 47 2 69 3
JUMLAH 151 6 175 8 193 8 241 10
Sumber: (D/SR)
g. Prestasi Siswa
Tabel 4.4 Peraihan prestasi siswa
NO Prestasi Tahun Tingkat
1. Juara 2 Robotika 2013 Nasional
2. Juara 3 Robotika 2014 Nasional
51
3. Juara 4 Robotika 2014 Nasional
4. Juara harapan 1 Robotika 2014 Nasional
5. Juara harapan 1 Matematika 2014 Nasional
6. Juara 2 menulis Cerpen 2014 Nasional
7. Juara 2 Story Telling 2013 Kabupaten
8. Juara 2 Pidato 2015 Kabupaten
9. Juara 3 Robotika 2016 Nasional
10. Juara 1 Robotika 2016 Internasional
11. Juara 3 menulis cerpen 2016 Kabupaten
12. Juara 3 Robotika 2016 Nasional
13. Juara harapan 2 Robotika 2016 Nasional
14. Juara 1 menulis cerpen 2016 Kabupaten
15. Juara 3 menulis cerpen 2016 Kabupaten
16 Juara 1 melukis 2016 Kabupaten
17. Juara 1 Robotika 2016 Nasional
18. Juara 3 robottika 2016 Nasional
19. Juara harapan 1 robotika 2016 Nasional
20. Juara harapan 1 robotika 2016 Nasional
21. Juara harapan 3 robotika 2016 Nasional
22. Juara 2 melukis 2017 Internasional
23. Juara 3 melukis 2017 Internasional
52
24. Juara 3 pidato bahasa inggris 2017 Internasional
25. Juara 3 pidato bahasa inggris 2017 Internasional
26. Juara 2 adzan 2017 Internasional
27. Juara 1 adzan 2017 Internasional
28. Juara 3 robotika 2017 Internasional
29. Juara 2 robotika 2017 Internasional
30. Juara 1 robotika 2017 Internasional
31. Juara 1 robotika 2017 Nasional
32. Juara 1 krenova 2018 Kabupaten
33. Juara 3 krenova 2018 Kabupaten
34. Juara 2 renang 2018 Kabupaten
35. Juara 3 renang 2018 Kabupaten
36. Juara 2 melukis caping 2018 Pripinsi
37. Juara 3 melukis caping 2018 Propinsi
38. Juara harapan 1 melukis caping 2018 Propinsi
Sumber: (D/PRS)
h. Kegiatan Ekstrakulikuler
Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen juga mengadakan
berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki siswa. Siswa diberi kebebasan dalam memilih
53
kegiatan yang sesuai dengan keinginannya. Antusias siswa begitu
tinggi untuk mengikuti berbagai kegiatan tambahan ini.
Pengampu kegiatan ekstrakurikuler adalah guru yang
berkompeten atau merekrut tenaga dari luar yang mempunyai keahlian
dalam bidang tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan
diri setidaknya ada 5, yakni Tapak Suci Pemuda Muhammadiyah
(TSPM), Hizbul Wathan (HW), Jurnalistik, dan Robotika.
i. Jumlah Sarana Prasarana dan Fasilitas
1) Tanah
a) Luas Tanah : 2.900 M2
b) Luas Bangunan : 1.500 M2
2) Koleksi Perpustakaan Mini
a) Buku Teks Utama : 725 Examplar
b) Buku Bacaan : 460 Examplar
c) Buku Referensi : 30 Examplar
3) Peralatan Pendidikan
a) Alat peraga IPA : 20 Unit
b) IPS : 5 Unit
c) Matematika : 8 Unit
d) Bahasa Indonesia : 4 Unit
4) Media Pendidikan
a) Laptop : 4 Unit
54
b) LCD Proyektor : 11 Unit
c) Printer : 5 Unit
d) Sound System : 3 Unit
e) CD Keping- Interaktif : 6 Keping
5) Meubeler Sekolah
Tebel 4.5 Jumlah meubeler sekolah
No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi
1. Meja/ kursi Kepala Sekolah 1 Set baik
2. Meja/kursi Guru 23 Set baik
3. Meja Siswa 241 Buah baik
4. Kursi Siswa 241 Buah baik
5. Lemari kelas 10 Buah baik
6. Rak buku perpustakaan 10 Buah baik
7. Papan tulis/white board 10 Buah baik
8. Papan tulis/ black board - - -
9. Papan data kantor 3 Unit baik
6) Jumlah ketersediaan Ruangan
a) Ruangan pokok
Tabel 4.6 Jumlah dan Kondisi Ruang Pokok Sekolah
No Nama Ruangan Ukuran Satuan Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 3 x 7 M2 1 Baik
2. Ruang Guru 7 x 5 M2
2 Baik
3. Ruang Kelas/ belajar 9 x 7 M2
10 Baik
4. Kantor TU 9 x 3 M2
1 Baik
55
b) Ruangan penunjang
Tabel 4.7 Jumlah dan Kondisi Ruangan Penunjang Sekolah
No Nama Ruangan Ukuran Satuan Jumlah Kondisi
1. Ruang perpustakaan 9 x 15 M2
1 Baik
2. Lab IPA M2
1 Sementara
3. Lab Bahasa - - - -
4. Masjid 8 x 12 M2
1 Sementara
5. UKS 5 x 3 M2
1 Baik
6. Ruang BK 1,5 x 2 M2
1 Baik
7. WC Guru 2 x 3 M2
1 Baik
8. WC Murid 2 x 3 M2
9 Baik
9. Koperasi 5 x 3 M2
1 Sementara
10. Tempat Wudhu 6 x 1,5 M2
2 Baik
Sumber: (D/SPF)
2. Hasil Temuan Penelitian
a. Manajemen Kurikulum yang digunakan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Adapun hasil temuan penelitian mengenai manajemen
kurikulum yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen, Adapun informasi dari UA adalah
sebagai berikut:
“Jadi kurikulum pemerintah jalan, Kemenag ada, kita gabungkan dua
duanya aja.. dari perencanaan, kita ada raker pertahun, RPP, Dokumen
Kurikulum, silabus, program kerja dengan jobdisnya, kemudian kita
setiap hari kamis atau perpekan kita adakan evaluasi bersama.”
(W/UA/MK/27-12-2018)
56
1) Mekanisme Program Kegiatan di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Adapun mekanisme program kegiatan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dapat diketahui
dari hasil wawancara berikut:
“Setiap tahun kita pasti ada raker, ada tiga opsi yang kita kerjakan
evaluasi program kerja setahun yang lalu kemudian penyusunan
program kerja yang akan datang dan tindak lanjutnya bagaiamana,
bahkan dalam setahun kita bisa mengadakan raker dua kali paling
engga. Ditengah tahun ini atau di semester pertama dan di akhir
semester kita raker lagi, kalo gini sifatnya ya lebih banyak ke
evaluasi,” (W/UA/MPK/27-12-2018)
Mekanisme program kegiatan yang dilakukan di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen juga diperoleh data melalui
penuturan sebagai berikut
“Sebelum Tahun ajaran baru biasanya ada raker, semua hal
dibahas disitu, semua kegiatan dari hal kurikulum, kesiswaan,
sampai sarpras sekolah kita itu dibahas disitu dengan
pertimbangan evaluasi yang tahun-tahun sebelumnya, dari raker
kan ada rancangan tahun itu ada yang perlu ditingkatkan lah kalo
mungkin ada yang dilanjutkan, biasanya setiap setengah tahun kita
dievaluasi, setiap tahun kita juga di evaluasi, mungkin itu yang
berkaitan dengan waktunya nggih, kemudian bentuknya, kalo
berkaitan dengan kurikulum program apa yang mungkin misalkan
dilain tempat kita disini kita sudah mulai CBT, CBT itu kalo di
ujian nasional sistem UNBK, jadi UAS kami sudah UAS tanpa
kertas, Online, pake laptop kalo ditempat kami, kemudian kalo di
IT kami itu tidak lagi pake manual buku tapi sudah kalo standard
SMP kan Microsoft Word, Exel gitu, kalo di tempat kami sudak
57
tidak pake itu lagi sudah ke office dalam dalam lima pemanfaatan
exel word itu dalam bentuk misalnya menyelesaikan tugas, tugas
itu dikumpulkan tapi via online. Naah.. itu kemudian
penyimpanan dan sebagainya kemudian kerja kelompok tapi
basisnya basis online, itu kalo di kurikulum nggih, kalo kemudian
UNBK juga tahun ini sudah dua kali… (W/ UJ/MPK/8-1-2019)
2) Strategi Pelaksanaan Sekolah Unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Untuk mengetahui strategi pelaksanaan sekolah unggulan di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen, berikut adalah informasi yang dipaparkan sebagai berikut:
“Maka kita ambil hal yang tidak mereka pakai, icon masing
masing orang kan beda-beda, ibarat nama itu kan nama itu kan inti
kekuatan pembeda, kan harus berbeda, kekuatan saya ya perbedaan
itu, misalnya sekolahan ini sudah punya nama SMP Birrul
Walidain itulah yang menjadi inti kekuatan pembeda itu, kita
punya kelebihan apa, ya itu yang dikuatin, kalo kita pakai kekuatan
yang mereka pakai, kita mau pakai mereka sudah jauh
pengalaman, sudah lama, kita baru mulai, itu kan kita ngekor, nanti
kalo kita pakai hal yang baru kita ngawali, sampai hari ini kan baru
ada beberapa, kalo ibarat pelopor kita mempelopori robotika, ya
Alhamdulillah kita sampai internasional kita sudah dapat
pialanya.” (W/UJ/SPSU/8-1-2019)
Sedangkan dari informan yang lainnya menambahkan data
sebagai berikut:
“Maka kita jual apa, supaya jualan kita laku, untuk kita berdiri
satu, sekolah ini harus tampil kekinian, kemodernan, tetapi
islaminya harus kena, maka munculah takeline kita “modern,
islami, berprestasi”. Nah.. yang kita ambil itu apa? Sisi modern
58
yang kita jual apa, bahwa sekolahan ini satu, semua anak yang
masuk ini punya laptop, yaitu dalam rangka akselerasi
pembelajaran percepatan pembelajaran… yang kedua, kita desain
semua ruangan ini ber AC, dan anak betah, nyaman, di TK di SD
sama, dan ndak ada kendala apapun, tidak ada istilah bolos
meskipun kita ndak ada gerbang dan ndak ada satpam, yang ketiga,
ini tidak kalah penting, sekolah ini mempunya brand yaitu
robotika, itu yang kita maksud dengan modern atau kekinian, dan
dunia-dinia ini ee sragen memang jauh-jauh belum ada, dari
robotic belum ada, laptop belum, ada satu dua, dan disini semua
ada, dan itu bukan dalam rangka dari sisi modern saja tetapi
memang kita kembangkan untuk kemajuan anak-anak. Kalo ada
UANBK, disini sudah ada UASBK jadi tidak lagi,jadi ada dunia
tatherless jadi ujian tanpa kertas, kemudian sisi islaminya yang
mana? Diniyah nya ttentu tidak hilang, background TK, SD nya
tidak hilang, dari punya target tahfidz 1 juz sampai 2 juz,
kemudian jamaah harian, control ibadah.. yaa semua mungkin itu
background diniyah nya sudah diketahui oleh semuanya. Kalau
Berprestasi, kita maksimalkan semua potensi anak, karena selama
ini yang berkembang bahwa yang berprestasi itu adalah yang
nilainya 100 matematika IPA atau UN nya yang bagus-bagus, tapi
tidak pernah melihat dunia pinternya anak padahal di potensi yang
lain banyak, maka kita kembangkan seluruh ekstrakurikuler yang
ada ada apa kita kembangkan, maka disini banyak yang juara
internasional nasional robotiknya, yaa yang lainnya banyak juara
pidato, menulis cerpen kemudian juara tapak suci nasional banyak
yang lainnya, jadi kita kembangkan semua potensi anak ya
termasuk dunia akademik juga kita kembangkan sama, itu yang
menjadiikan sekolah ini kemudian brandnya laku di masyarakat..
Yaa itu termasuk hide kurikulum, jadi kurikulum pemerintah jalan,
kemenag ada, kita gabungkan dua duanya aja” (W/UA/SPSU/27-
12-2018)
59
3) Pengorganisasian Sumber Daya di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
Menjadikan Sekolah Unggulan
Berikut adalah informai mengenai Pengorganisasian Sumber
Daya di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen:
“Mulai dari guru yang berkompeten yang memiliki jobdis program
kerja disetiap bidangnya, kemudian dari kesiswaan yang
mempunyai target dalam satu tahun meraih sekian tropi, atau
kejuaraan, semuanya tercapai bahkan terlampaui.. kemudian anak-
anak yang disiplin, tidak ada istilah bolos sekolah, dibarengi
dengan akademik yang bagus, dengan adanya program
ekstrakurikuler diharapkan anak mampu menyalurkan
bakatnya.”(W/AU/SPSD/27-12-2018)
Senada dengan yang disampaikan oleh UA, UJ pun
menambahkah terkait pengorganisasian sumber daya di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, yaitu
sebagai berikut penuturannya:
“Kalo dalam mengorganisasi temen-temen guru kami
mengarahkan pas kegiatan belajar mengajar itu dalam rangka
yang aktif adalah siswanya, kalo dibilang presentase itu guru itu
ngajarnya 30% saja, 70% biar anak yang kegiatan, apapun itu
bentuknya, karena yang belajar kan mereka dalam proses itu yang
diharapkan adalah anak itu lebih aktif, kemudian kaitannya
dengan misalnya kegiatan-kegiatan yang non akademik yang
mendukung, inikan program unggulan begitu, dari awal sampe
sore itu kita pantau dalam rangka mereka sragam dari pagi
misalnya mereka sudah hadir disini setengah 7 itu sudah disambut
langsung ke aula , dalam proses mengunggulkan yang mimpin
60
anak-anak sendiri, nanti gentian, selang setengah jam sampai jam
tujuh seperempat nanti ketemu walikelas, itu dilakukan setiap hari,
dalam rangka apa, di tempat kami ada yang namanya buku
penghubung, kalo sederhana check list, check list kegiatan anak
dirumah, tadi malem ngaji ndak, tadi malem hafalan ndak, tadi
pagi sholat ndak, subuh jamaah ndak, itu satu. Mereka belajar
jujur karena mereka di cek sendiri, tidak kami benarkan atau ndak.
soal bener atau ndak itu kalkulasi satu bulan pertemuan wali santri
setiap bulan sekali, nanti disitu kita crosschek... (W/UJ/SPSD/8-1-
2019)
4) Sistem Kontrol (Controlling) Pelaksanaan Program Kerja di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen
Mengenai sistem kontrol di Sekolah Menengah Pertama Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen, UA menerangkan dalam
penuturannya sebagai berikut:
“Controlling kita yaitu satu, setiap minggu kita mengadakan rapat
rutin, diadakan pada hari kamis, control sisi tilawah dan hafidz
qur’an pada hari rabu satu pekan sekali, bulanan juga ada, tahunan,
bahkan ba’da dzuhur (setiap hari) artinya jamaah solat berjamaah
anak, sholat jamaah ustadz ustadzah, semua terpantau disana.. juga
ada piket mingguan, setiap bulan kita ada presensi fingerprint,
terpantau semua tiap bulan kita umumkan, siapa yang terlambat
lebih dari 6 kali kita beri SP (surat peringatan) di umumkan di
tempat rapat bulanan.” (W/UA/SPPPK/27-12-2018)
Sedangkan UJ menambahkan keterangan mengenai sistem
kontrol di Sekolah Menengah Pertama dalam penuturannya
sebagai berikut:
61
“ Kalo internal kita itu setiap hari kamis kita rutin, hal-hal apapun
yang kemudian kita apa itu, misalnya ada yang menyimpang, atau
sudah lurus, itu terekam disitu ada laporan dari wali kelas, ini
dalam rangka proses pengawasan di internal, walaupun nanti
selama tengah semester setiap tahun ada tersendiri formal, ini
positifnya ada seminggu sekali itu, jadi kalo ada kegiatan apa yang
sudah terlaksana itu ada evaluasi cepet tiap minggu , kalo dari
organisasi lain, kita dipantau pengawas entah pengawasnya
pengawas dinas pendidikan, kemudian ada PDM, kalo pantauan
pantauan pertahun, itu ada pantauan masyarakat, memandang
sekolah ini pantes anaknya dimasukkan disini atau ndak, itu kan
juga menjadi proses pengawasan, kalo mereka ndak mengawasi
ndak mungkin anak mereka ditaruh disini, kalo misalkan semakin
surut disini, mereka kan menilai…” (W/UJ/SPPK/8-1-2019)
b. Problematika Dalam Manajemen Kurikulum Di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen
Adapun dalam melaksanakan manajemen kurikulum terdapat
pula problematika di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen,
yang dijabarkan sebagai berikut:
“Ada beberapa kendala.. dari sisi siswa mungkin wajar pada
umumnya, tidak semua anak emas disini, mungkin ada juga perak,
perunggu juga, ada juga semacam anak yang low begitu.. Ada juga
beberapa anak yang baca qur’annya lemah, kalo yang lainnya
misalkan potongan rambut.. Ustadz ustadzah atau dari SDM Guru
yaaa sama tetep, misalnya jika ada guru yang terlambat setiap
bulannya, kemudian SP (Surat Peringatan) ada sesekali walaupun
jarang yaa.. Kemudian dari Sarpras mungkin yang agak berat, karena
kita sekolah baru, baru meluluskan 3 kali, tapi Alhamdulillah
akreditasi kita A, sarpras kita kelas setiap tahun kita harus menambah
1 satu per satu sesuai dengan kemampuan kita, karena selalu
bertambah anak kita.. Dana masih belum optimal..” (W/UA/PMK/27-
12-2018)
62
Kemudian UJ menambahkan dalam paparan penuturannya
sebagai berikut:
“Kalo masyarakat, awal-awal dahulu, sekolahan ini baru mau berdiri
sudah ada yang pro dan ada yang kontra, trus yang kedua kalo
misalnya dari guru itu misalnya, tidak semua kemudian bisa
mendukung semua program sekolahan, misalnya anak-anak mampu
membaca, mampu menghafal al-Qur’an, tetapi gurunya masih sama
standarnya seperti anak-anak, jadi menerima guru juga masih kita
harus didik, tetapi tidak dapat mentahannya yang bagus tapi mentahan
yang harus kita olah, ini kemudian daya pikat CPNS masih tinggi,
padahal kalo kita sudah masuk disini, salah satu prasyaratnya harus
sudah tidak terpicu lagi sama CPNS. Jadi kalo dia ikut daftar CPNS,
ya sudah, balik kanan. Ini dalam rangka untuk menjaga sekolahan ini
kondusif, kalo misalnya guru senior sudah lama disini kemudian
ketrima, ataupun tidak ketrima, kan keluar, trus guru lama, trus guru
baru.. Kalo dari anak kita ngga selektif banget, misalnya kalo di SMP
negri kalo beda zonasi sekarang, ada yang berdasarkan seleksi tes yang
nilainya 9 ada, 8 ada, tapi ada yang 6, 5 itu ada, jadi saaat menemui
ujian tes UAS UTS, itu akan beragam nilainya. Kalo sikap itu
berkaitan dengan nakal, di sekolah ini kalo ada yang nakal itu akan
mencolok, kelihatan, karena yang lain tidak nakal, kalo dibandingkan
disekolah lain anak-anak kami lebih kondusif, sehingga kalo yang mau
nakal itu bingung, kalo nakal sangat mencolok, Kalo dari guru yang
tidak sesui kita selalu ada pendampingan pada saat rapat rutin.. Dari
segi fasilitas, kalo dibilang cukup ya sudah mencukupi..“ (W/UJ/8-1-
2019)
1. Mekanisme Pelaporan Problematika di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen
Terdapat beberapa langkah-langkah dalam mekanisme
pelaporan problematika di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen dapat diterangkan dari beberapa informan, sebagai berikut:
63
“Tentu melalui jalur wali kelas dulu, kemudian ada pendampingan
dari guru atau ustadzah yang mengampu mata pelajaran
misalnya..” (W/UA/MPP/8-1-2019)
Kemudian UJ juga menambahkan dalam penuturannya sebagai
berikut:
“Kalo siswa kita gambarkan itu semua guru memiliki kewenangan,
punya kewajiban untuk dalam tanda kutip menegur, supaya dalam
proses lebih lebih lagi nanti kita serahkan ke wali kelas, nanti di
wali kelas beberapa tahap sampe dipanggil orang tuanya kok tidak
bias dibimbing, ya nanti diserahkan ke BK, nanti di BK kok juga
ndak sembuh-sembuh ya kita serahkan ke kesiswaan sampai
kemudian nanti ke Kepala Sekolah, itu yang standard. Kalo yang
akut misalkan pacaran saja.. kita naikkan ke kepala sekolah. Jadi
problemnya sesuai ukurannya, kalo biasa yang masih bias
dibimbing, kalo problemnya berat kita langsung kesekolah.”
(W/UJ/MPP/8-1-2019)
2. Cara Mengatasi Problematika Manajemen Kurikulum di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen
Dalam mengatasi problematika manajemen kurikulum SMP
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen melakukan beberapa cara,
yaitu sebagai berikut:
“Kalo ada siswa yang bermasalah langsung ditangani, tentunya
melalui walikelas yang mengampu kalo permasalahannya yang
agak berat kan mungkin naik.. “ (W/UA/UMPMK/27-12-2018)
Kemudian informasi juga diperoleh dari UJ, adapun
penuturannya sebagai berikut:
64
“Problematika siswa yang kurang dari segi akademik misalkan kita
dampingi oleh guru pengampu, diadakan remidi, dan pengayaan,
kemudian problematika guru kita juga sering mengikuti pelatihan-
pelatihan dalam rangka memperkuat kinerja dan kualitas,
kemudian dari sarana prasarana kita juga sedang melakukan
berbagai perbaikan-perbaikan..” (W/UJ/UMPMK/8-1-2019)
Dalam rangka mengatasi problematika siswa yang semakin
bertambah setiap tahun SMP Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen melakukan beberapa perbaikan dari segi sarana dan
prasarana pendukung yaitu berlangsungnya prosesi pembangunan
gedung, yakni gedung LAB IPA, pembangunan ruang kelas baru,
pembangunan koperasi dan pembangunan beberapa ruangan
pendukung lainnya. (P/UMPMK/02/8-1-2019)
3. Ukuran Keberhasilan pada Program Kerja di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Untuk mengetahui ukuran keberhasilan Program Kerja di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen, diperoleh beberapa informasi yang penuturannya sebagai
berikut:
“Dilihat dari program kerja yang terlaksana, mana yang tidak
terlaksana, dan mana yang terlampaui, itu akan terlihat, itu ukuran
keberhasilan dari internal, kemudian pencapaian kejuaraan,
prestasi itu juga secara internal.. Dari situ masyarakat akan menilai
bahwa secara riil bahwa input siswa setiap tahun semakin
bertambah, kepercayaan semakin naik, ya yang akan mengukur
65
konsumen masyarakat, termasuk dari dinas, atau apa juga
termasuk..” (W/UA/UKPK/27-12-2018)
Kemudian juga diperoleh informasi terkait cara mengukur
keberhasilan terlaksananya program kerja, UJ juga menambahkan
dalam penuturannya sebagai berikut:
“Kalo missal dari prestasi, kita tidak hanya robotika kalo ditingkat
kabupaten , di kabupaten malah ndak ada robotika. Kita sudah
mulai dari sisi sisi yang icon lain dari akademik, misalnya kita
sering 123 sering dapat, kemudian dari tapak suci juga sering 1 2
3, jadi dari hal yang tidak bicara akademik justru malah kita kuat
disana, kalo ukuran dari masyarakat, sederhananya memandang,
muridnya banyak, dibanding kursi yang tersedia begitu ya, ya
Alhamdulillah, kita mulai 2 tahun ini sudah mulai memanen, dari
babat alas, sudah melampaui. dari penerimaan siswa baru ini
mulai mudah diterapkan..” (W/UJ/UKPK/8-1-2019)
4. Upaya Perbaikan Program Kerja Terlaksana yang Kurang
Maksimal
Adapun informasi upaya perbaikan program kerja yang
dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen, dapat diketahui melalui beberapa
informasi sebagai berikut:
“Itulah yang dimaksud dengan kita mengadakan tindak lanjut,
misalnya satu contoh, Ada tindak lanjut osn, itu setiap tahun pasti
ada, kenapa kita belum juara misalnya? Atau kejuaraannya belum
juara satu misalnya.. oh mungkin jago kita belum supported,
mungkin terlalu mendadak bias jadi,atau mungkinpelatih kita yang
kurang professional,jadi ada tindak lanjut setiap program yang ada.
Setiap tahunnya ada evaluasi dan tahun berikut berikutnya harus
lebih baik dari sebelumnya..” (W/UA/UPPK/27-12-2018)
66
Kemudian UJ menambahkan dalam penuturannya tentang
upaya perbaikan program kerja terlaksana di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sebagai berikut:
“kalo upaya perbaikan, biasanya kan kita ada proposal, biasanya
kita juga buka forum, misalkan program studi tour, kekurangan
armadanya, itu kita pakai sebagai bahan evaluasi, misalnya dulu
itu ada studi tour di asrama haji, dan sudah di layani di Hotel
karena memang standar nya di Hotel. Jadi perbaikannya di event
selanjutnya, nanti kita beri masukan agar problem tidak terulang
lagi.” (W/UJ/UPPK/8-1-2019)
B. Analisis Data
1. Manajemen kurikulum yang Diterapkan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Dalam mencapai tujuan Sekolah Unggulan dibutuhkan suatu
manajemen yang digunakan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Wibisono mengutip pendapat Dubrin yang
mengartikan manajemen sebagai proses menggunakan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi planning, dan
decision making, organizing, leading, dan controlling. (Wibisono, 2006:
9)
Manajemen Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa Inggris
yaitu management, yang secara derivatif berakar pada kata manage yang
artinya mengatur atau mengelola. Sedangkan kurikulum berasal dari
67
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”. Manajemen kurikulum adalah pengaturan yang
dilakukan untuk keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, istilah sekarang
pembelajaran, agar kegiatan tersebut dapat mencapai hasil maksimal.
Ruang lingkup manajemen kurikulum sesui dengan lingkupnya meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (Muhammad Mustari, 2015:57)
Dapat diketahui bahwa di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen menggunakan kurikulum gabungan antara
Kurikulum KTSP yakni kurikulum yang berasal dari Pemerintah, dan
kurikulum lembaga sekolah, dan kurikulum yang berasal dari Dikdasmen
Yayasan Muhammadiyah, namun dari segi manajemen kurikulum sekolah
ini sudah proporsional, karena sudah melalui berbagai aspek atau tahapan
manajemen kurikulum yakni dilakukannya perencanaan yang matang
sebagai panduan dalam menjalankan program kerja dalam meraih target
sasaran yang telah dicita-citakan oleh sekolah, kemudian telah
terorganisirnya tim kerja yang berasal dari sumber daya guru, siswa,
pimpinan dan masyarakat. Adapula program kerja yang direncanakan dan
kegiatan insidental yang progress sehingga pencapaian target tercapai
bahkan melampaui target yang telah direncanakan, hal ini menjadi
kebanggaan tersendiri bagi murid, guru, pimpinan, kepala sekolah, hingga
masyarakat atas prestasi-prestasi yang telah dicetak. Dari segi kontrol di
sekolah tersebut telah dibelakukan secara berkala dan terus-menerus, hal
68
ini menjadi penting sebagai bentuk pengawasan setiap waktu dari segala
bentuk tindakan perilaku yang dilakukan oleh warga sekolah dapat
terpantau dan memperoleh tindakan lebih lanjut.
a. Mekanisme Perencanaan Program Kegiatan di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Daryanto (2013: 84) mengutip pendapat Kauffman (1972: 38)
menyebutkan bahwa Perencanaan adalah proses penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta
sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien
mungkin.
Perencanaan program kegiatan memang semestinya dilakukan
oleh perangkat sekolah baik dalam segi waktu dan garis-garis
halauan tercapainya tujuan dan cita-cita sekolah. Muhammad
Mustari (2015: 68) mengatakan bahwa perencanaan pendidikan
dan pengajaran adalah usaha sengaja dari kaum perencana yang
akan menata kehidupan sosial dalam masyarakat yang merupakan
produk hubungan antar individu dalam suatu lingkungan. Individu
peserta didik adalah manusia yang diharapkan dapat menjadi
manusia yang seutuhnya cerdas, terampil, mandiri, kreatif, dan
dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Dalam
melakukan perencanaan program kerja terdapat pula mekanisme
pembuatan rencana yang akan diimplementasikan.
69
Adapun poin-poin mekanisme perencanaan program kegiatan
di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen adalah:
1) Program kerja telah merumuskan perencanaan program kerja
melalui rapat kerja tahunan, yang melibatkan seluruh elemen
sekolah, wali murid dan Pimpinan Umum. Rapat kerja dapat
dilakukan satu tahun sekali, dan satu tahun dua kali secara
terus-menerus dan berlangsung dengan khidmat.
2) Pembahasan rapat kerja tahunan yaitu meliputi evaluasi
program kerja satu tahun yang lalu, penyusunan program kerja
yang akan datang, dan aktualisasi program kerja.
3) Isi pembahasan rapat kerja meliputi kurikulum, kesiswaan,
sarana prasarana, dan lain-lain.
Adapun mengenai perumusan rapat kerja telah dikutip oleh
Daryanto (2013: 84-85) dalam bukunya Fattah (1996: 49) bahwa
dalam perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yaitu meliputi: (a)
perumusan tujuan yang ingin dicapai; (b) pemilihan program untuk
mencapai tujuan itu; dan (c) identifikasi dan pengerahan sumber
yang jumlahnya selalu terbatas.
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen telah berhasil menerapkan bentuk aktualisasi program kerja
70
salah satunya dari program kurikulum di sekolah tersebut ketika
ujian menggunakan sistem CBT (online) atau istilah ujian nasional
UNBK, pemanfaatan lima Microsoft yakni tidak lagi menggunakan
manual buku, dan seluruh siswa wajib mempunyai laptop masing-
masing. Dari sini dapat digambarkan bahwa pemilihan program
kerja yang telah di rumuskan, dan implementasi yang baik dapat
mendukung presentase prestasi dan nilai plus bagi sekolah
tersebut.
b. Strategi Pelaksanaan Sekolah Unggulan di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Daryanto mengutip pendapat Siagian (1992:128) bahwa
pergerakan (actuating) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin
demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan
ekonomis. (Daryanto, 2013: 88). Dalam artian lain hal serupa
bahwa strategi juga diartikan sebagai pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan,
perencanaan, dan eksekusi suatu aktivitas yang dijalankan selama
kurun waktu tertentu.
71
Adapun strategi pelaksanaan sekolah unggulan di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
adalah:
1) Memberi nama SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
dengan maksud memiliki ciri khas yang berbeda dari sekolah
pada umumnya.
2) Menguatkan kelebihan-kelebihan yang ada di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen, seperti mengembangkan
prestasi akademik dan ekstrakurikuler.
3) Tidak baku memakai strategi kekuatan sekolah-sekolah lain
yang bersifat umum dan sudah biasa.
4) Sekolah tersebut menggunakan tagline “modern, islami, dan
berprestasi”. Adapun bentuk-bentuk implementasi dari takeline
tersebut adalah: (a) Modern: semua anak wajib memiliki
laptop, design ruangan yang ber AC, sistem ujian online (CBT)
atau UASBK, dan brand sekolah tersebut adalah robotika. (b)
Islami: target hafalan al-Qur’an 1 sampai 2 Juz, sholat jama’ah,
akhlaqul karimah dan kontrol kegiatan ibadah diluar sekolah.
(c) Berprestasi: pengembangan ekstrakurikuler, pengembangan
potensi anak, dan peraihan kejuaraan nasional hingga
kejuaraan internasional (misalnya seperti: kategori robotika
72
sekala internasional, juara pidato, menulis cerpen, juara tapak
suci sekala nasional, dan lain-lain).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa strategi pelaksanaan
sekolah unggulan yang diterapkan di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen dalam rangka memajukan dan
menguatkan sekolah islam swasta, sekolah ini melakukan “jalan
lain” atau strategi baru dibandingkan dengan sekolah yang lain,
yaitu sekolah ini mengatas namakan sekolah dengan nama SMP
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, dari segi nama sudah
mempunya khas tersendiri, inilah yang menjadi icon sebagai
kekuatan pembeda sekolah tersebut. Kemudian dari tagline yang
sekolah ini bawa yaitu “Islami, Modern, dan Berprestasi” yang
sudah dibuktikan dengan penerapan-penerapan yang optimal, baik
dari segi akademik, ekstrakurikuler hingga perilaku-perilaku yang
berasal dari sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi
belajar peserta didik atau disebut istilah kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum). Sehingga sekolah tersebut memiliki potensi
unggul dan dapat dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat
dengan melihat dari manajemen kurikulum yang baik dan berbagai
prestasi yang sudah diraih oleh sekolah tersebut. Strategi tersebut
dapat dikatakan kreatif, efektif dan efisien dalam rangka menjual
73
nama baik sesuai dengan barang dan nilai jual yang telah
ditawarkan kepada masyarakat agar dapat dipertimbangkan.
c. Pengorganisasian Sumber Daya di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang
Menjadikan Sekolah Unggulan
Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan,
yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik.
Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok
sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/ terhadap pihak luar,
yang diatur berdasarkan aturan tertentu, yang dipimpin/ yang
diperintah oleh seseorang pimpinan atau seorang pemimpin atau
seorang staf administrasi, yang dapat melaksanakan bimbingan
secara teratur dan bertujuan (Muhammad Mustari, 2015:73).
Dalam pengertian yang lebih utuh, Daryanto mengutip
pendapat Handoko (1992:168) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang
struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi
tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien (Daryanto, 2013:
86)
74
Pengorganisasian sumber daya di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen yakni dapat diketahui melalui beberapa
poin-poinnya sebagai berikut:
1) Segala peraturan sekolah dan mekanisme manajemen
sekolah dikomadoi secara penuh dan terorganisir oleh
Kepala Sekolah.
2) Mekanisme perencanaan program dilaksanakan pada rapat
kerja tahunan yang diikuti oleh seluruh elemen sekolah,
yakni Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan,
Guru, staf, dan wali murid. Kegiatan ini telah terlaksana
secara continue dan berjalan dengan baik.
3) Program kerja telah diaktualisasikan oleh masing-masing
anggota dan pimpinan sesuai dengan jobdisnya.
4) SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen memiliki
target sekolah dalam satu tahun yang harus tercapai bahkan
terlampaui.
5) Seluruh siswa diharapkan aktif dan kompetitif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ekstrakulikuler
yaitu harapannya agar siswa dapat menyalurkan bakat dan
minatnya.
75
6) Kepala Sekolah, Guru dan Staff memiliki wewenang dalam
mengawasi dan mendampingi baik dalam proses kegiatan
belajar mengajar maupun diluar sekolah.
7) SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen senantiasa
memfasilitasi kebutuhan belajar siswa.
Secara keseluruhan sistem organisasi di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen dapat dikatakan memenuhi
kualifikasi sistematis, efisien dan terorganisir.
d. Sistem Kontrol (Controlling) Pelaksanaan Program Kerja di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk tingkat ketercapaian
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Indikator kinerja yang akan dievaluasi di sini adalah
efektivitas program. Dalam arti luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator yang
dievaluasi adalah efektivitas, relevansi, efesiensi dan kelaikan
program (Muhammad Mustari, 2015: 89)
Mengenai segi pengawasan dalam rangka mengontrol
pelaksanaan program kerja di Sekolah Menengah Pertama Birrul
76
Walidain Muhammadiyah Sragen, yaitu dari internal sekolah dan
eksternal sekolah, adapun dari internal sekolah dari segi jangka
waktu dan bentuknya sebagai berikut:
1) Pengawasan harian, contonya: sholat jamaah, dan tahfidz.
2) Pengawasan mingguan: diadakan pada hari kamis
mengontrol Tilawah dan tahfidz Qur’an, laporan mingguan
dari wali kelas atau guru-guru lain.
3) Pengawasan bulanan: presensi fingerprint. Sanksi: jika
guru terlambat sebanyak 6 kali, akan diberikan surat
peringatan (SP)
4) Pengawasan tahunan: laporan, pembukaan tahun ajaran
baru, Rapat kerja meliputi kurikulum, kesiswaan, sarpras,
dan evaluasi.
Adapun pengawasan dari eksternal yaitu berasal dari
pengawas Dinas Pendidikan, Pimpinan Daerah
Muhammadiyah (PDM), dan Masyarakat.
Hal yang selalu terlihat oleh masyarakat bahwa sekolah
tersebut memiliki keseharian dalam proses pembelajaran
disekolah maupun dirumah memiliki ciri khas tersendiri,
sekolah islam swasta yang mengimplementasi nilai-nilai
keagamaan dengan cara melihat dari segi pakaian yang syar’i
77
dan rapi, model pengawasan yang relatif cukup baik dan
efisien, diaktualisasikan dengan bentuk sikap kedisiplinan,
rapi, jujur dan memiliki rasa tanggung jawab oleh masing-
masing siswa maupun guru.
2. Problematika Manajemen Kurikulum di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk
terjadinya pergeseran fungsi sekolah sebagai institusi pendidikan. Seiring
dengan tumbuhnya berbagai macam kebutuhan kehidupan, beban sekolah
semakin berat dan kompleks. Sekolah tidak saja dituntut untuk dapat
membekali berbbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat
berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan bakat
dan minat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak
didik dapat menguasai berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan
untuk memenuhi dunia pekerjaan (Wina Sanjaya, 2008: 5).
Dalam penerapan manajemen kurikulum di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen tentulah terdapat
beberapa problematika atau hambatan dalam proses menuju tujuan
sekolah. Adapun pembahasan mengenai problematika di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yakni
78
memang pada umumnya berasal dari sumber daya manusia, adapula
berasal dari sarana prasarana dan pendanaan sekolah.
Problematika berasal dari sumber daya manusia, yaitu berasal dari
peserta didik, guru, staf, dan masyarakat. Adapun problematika peserta
didik dapat diketahui dari segi pencapaian nilai akademik dan perilaku
sehari-hari. Siswa di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen sejauh ini terlihat bahwa perilaku yang
mencerminkan akhlaqul kariimah sudah di implementasikan dengan baik,
dengan dibuktikan dari hasil wawancara penelitian menyebutkan bahwa
siswa-siswi sekolah tersebut tidak ada istilah bolos, selalu sholat
berjamaah, dan jika terdapat siswa yang berperilaku buruk maka siswa
tersebut mendapatkan perlakuan dari siswa yang lain, dan seluruh warga
sekolah yaitu merasa dikucilkan, dan sangat terlihat mencolok karena pada
dasarnya sekolah tersebut sudah terbiasa dalam lingkungan yang baik,
disiplin, dan teratur. Sama dengan murid, guru juga memiliki kewajian
dan tata aturan yang diberlakukan oleh Sekolah.
Adapun mekanisme pelaporan masalah, upaya penanganan, ukuran
keberhasilan dan upaya perbaikan program yang dilakukan Guru dan
Pimpinan Sekolah dapat dijabarkan dalam pembahasan berikut:
79
a. Mekanisme Pelaporan Problematika di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Adapun mekanisme pelaporan problematika di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yaitu
salah satunya problem berasal dari siswa yaitu tentu melalui guru
menuju wali kelas, kemudian wali kelas melaporkan kepada pihak
orang tua, jika kiranya belum ada titik terang, lalu jalur selanjutnya
diserahkan ke BK (Bimbingan Konseling), sampai pada akhirnya
Kepala Sekolah yang menangani. Namun mekanisme ini menjadi tidak
baku karena pada dasarnya semua Guru di sekolah ini mempunyai
wewenang untuk menegur sehingga suatu masalah bisa saja segera
terselesaikan secara langsung, tanpa melalui proses penanganan lebih
lanjut dari pimpinan sekolah.
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-
tidaknya peserta didik dalam belajar. Pengembangan KTSP menuntut
kreativitas guru dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik.
Guru perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, agar
KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran (Muhammad Musytari, 2013:88)
80
b. Cara Mengatasi Problematika Manajemen Kurikulum di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk tingkat ketercapainya
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Indikator kinerja yang akan dievaluasi di sini adalah
efektivitas program. Adapun salah satunya dalam bentuk perbaikan
program. Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat
konstruktif, karena hasilevaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang
perlu di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Selain
itu tujuan evaluasi kurikulum juga berbentuk pertanggungjawaban
yang mencakup pertanggungjawaban social, ekonomi dan moral yang
merupakan suatu konsekuensi logis dari kegiatan pembaruan
pendidikan (Muhammad Musytari, 2013: 89-90)
Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu berproses dan
selalu memperbaiki apapun kekurangannya, yaitu tidak lain menuju
tujuan yang di cita-citakan. Sekolah Menengah Pertama Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen melakukan upaya perbaikan dengan
cukup baik, baik itu perbaikan sistem pembelajaran akademik, sarana
prasaran, dan kinerja guru dan staf kariawan. Perbaikan-perbaikan
tersebut dibuktikan dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana
yang memadai, kemudian adanya sistem remedial, pendampingan dan
pengayaan bagi siswa dalam rangka mengoptimalkan target penilaian
81
akademik siswa. Di sekolah ini pula mengoptimalkan kinerja guru
dengan selalu mengikuti kegiatan bimbingan teknis, pelatihan, dan
diklat.
Dari beberapa gambaran diatas dapat digambarkan bahwa
dalam mengatasi problematika manajemen kurikulum di Sekolah
Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sudah
dilakukan dengan cukup baik, dengan adanya team work antar
Pimpinan Sekolah, guru dan staff yang bersinergi saling bahu
membahu. Dan dengan dukungan moril maupun materiel dari berbagai
pihak yang dapat memajukan sekolah tersebut menjadi masif.
c. Ukuran Keberhasilan pada Program Kerja di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Indikator keberhasilan program adalah ukuran yang digunakan
untuk menilai apakah program yang dirumuskan berhasil atau tidak.
Apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka program dapat
dikatakan berhasil, sebaliknya apabila indikator harus ditentukan agar
program yang ditetapkan dapat diukur keberhasilannya. Indikator
keberhasilan setiap program bisa berkaitan dengan proses dan dapat
juga berkaitan langsung dengan hasil akhir. Indikator keberhasilan
dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat diukur dan
dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat
pernyataan.
82
Adapun indikator keberhasilan program sekolah kategori
kurikulum dan pembelajaran yaitu:
1) Tersedianya dokumen KTSP secara lengkap
2) Guru mampu membuat dokumen KTSP
3) Adanya KTSP
4) Tersedianya silabus sekolah sesuai standar isi
5) Tersedianya literature tambahan
6) Jam mengajar guru PNS maksimal 24 jam
7) Tersedianya buku pelajaran
Untuk mengetahui ukuran keberhasilan Program Kerja di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu ukuran keberhasilan dari internal
dan ukuran keberhasilan dari eksternal. Ukuran keberhasilan dari
internal dapat dilihat dari program kerja terlaksana, program yang
tidak terlaksana dan program kerja yang terlampaui. Adapun dari
eksternal atau pihak luar sekolah dapat menilai bagaimana secara real
bahwa input siswa setiap tahun semakin bertambah, hingga pada
akhirnya kepercayaan masyarakat semakin bertambah, termasuk dari
petinggi Dinas Pendidikan, Majlis Dikdasmen Pimpinan Daerah
Muhammadiyah dan Pengawas. Sedangkan dalam rangka memenuhi
indikator pencapaian keberhasilan sekolah ini sudah memenuhi kriteria
berhasil yaitu sudah memiliki dokumen kurikulum yang komplit,
83
silabus, dan program-program kurikulum yang mendukung
pembelajaran.
d. Upaya Perbaikan Program Kerja Terlaksana yang Kurang
Maksimal di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai:
pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan
dan kelemahan program, pengaruh program terhadap perkembangan
hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan)
yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program (Mohammad
Mustari,2015: 92).
Adapun upaya perbaikan program kerja yang dilakukan di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
yaitu SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen melakukan
evaluasi tindak lanjut suatu kegiatan, salah satu contoh kegiatannya
yaitu tindak lanjut OSN. Melihat pertimbangan analisis sebab akibat
mengapa program kerja belum tercapai. Ternyata sebabnya adalah
kurangnya dukungan moril dan materiil, kurangnya persiapan yang
matang, serta pelatih yang kurang frofessional. Hal ini menjadikan
pertimbangan bahwa evaluasi perbaikan program kerja sekolah
tersebut harus lebih baik dari sebelumnya. Yaitu dengan cara
mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, pendampingan,
84
pengayaan, dan persiapan yang matang hingga sebuah tujuan dapat
diraih. Contoh lain upaya perbaikan di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yaitu melakukan sebuah
rancangan konsep lama yang telah diubah menjadi konsep baru
melihat pertimbangan efisien dan standart. Salah satunya yaitu
evaluasi program kegiatan studi tour yang pada mulanya
dipertempatkan di penginapan Asrama Haji Donohudan Solo di
alokasikan ke hotel yang memang standart sekolah.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data dan laporan yang tersaji dalam skripsi ini
penulis mengambil kesimpulan:
1. Manajemen Kurikulum yang diterapkan di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen menggunakan kurikulum yang
menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan karakter. Adapun aspek
manajemen kurikulum di sekolah tersebut meliputi:
a. Mekanisme Perencanaan Program Kerja di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain telah diberlakukan pada kurun waktu satu
tahun sekali bahkan satu tahun dua kali. Adapun isi dari perencanaan
program kerja yaitu: pembukaan tahun Program kerja yang telah
dicanangkan berupa kegiatan-kegiatan yang menunjang prestasi
akademik dan non akademik siswa sekolah.
b. Pengorganisasian di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen telah diberlakukan sesuai dengan standar
operasional sekolah, dan mengikuti sistem pendidikan yang
diberlakukan oleh Dikdasmen Yayasan Muhammadiyah.
c. Strategi pelaksanaan program unggulan di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen adalah strategis dan aplikatif,
86
dimana sekolah tersebut menggunakan strategi pemasaran sekolah
melalui menejemensi kepala sekolah, pengembangan ekstrakurikuler,
peningkatan kinerja guru/ ustadz dan staff, peningkatan prestasi
akademik dan non akademik, pengenalan teknologi (kategori robotika
dan komputer), perbaikan sarana dan prasarana hingga penanaman
karakter keseharian di sekolah dan di luar sekolah.
d. Sistem pengawasan (controlling) yang diterapkan di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen adalah relatif cukup baik dan
efisien, diaktualisasikan dengan bentuk sikap kedisiplinan, rapi, jujur
dan memiliki rasa tanggung jawab oleh masing-masing siswa maupun
guru.
e. Evaluasi (evaluating) manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen yaitu melakukan evaluasi tindak lanjut
program kerja berupa perbaikan perbaikan disetiap program terlaksana
sehingga dapat mencapai dan melampaui target keberhasilan.
2. Problematika Manajemen Kurikulum di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yaitu meliputi kurangnya
kompetensi sebagian guru dan sarana prasarana pendukung. Adapun cara
mengatasi problematika manajemen kurikulum bagi siswa dan guru sudah
diterapkan yaitu perlu adanya peningkatan mutu SDM baik dari guru
maupun siswa melalui pelatihan, pengayaan, dan tindak lanjut program
87
kerja. Selain itu perbaikan-perbaikan sarana dan prasarana yang dilakukan
secara berkelanjutan.
3. Ukuran keberhasilan manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah yaitu untuk mengetahui ukuran keberhasilan Program
Kerja di Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu ukuran keberhasilan dari
internal dan ukuran keberhasilan dari eksternal. Ukuran keberhasilan dari
internal dapat dilihat dari program kerja terlaksana, program yang tidak
terlaksana dan program kerja yang terlampaui. Adapun dari eksternal atau
pihak luar sekolah dapat menilai bagaimana secara real bahwa input siswa
setiap tahun semakin bertambah, hingga pada akhirnya kepercayaan
masyarakat semakin bertambah, termasuk dari petinggi Dinas Pendidikan,
Majlis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pengawas.
B. Saran
1. Saran bagi SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
Sekolah unggulan adalah sekolah yang memiliki integritas yang mana
mampu membawa misi pendidikan yang bertaraf unggul, memiliki
program-program kerja yang baik, peraihan prestasi dan Sumber Daya
Manusia yang kompeten dan professional di bidang akademik dan non
akademik. Selain itu sekolah unggulan adalah sekolah yang mampu
memanajemen segala aktifitas pembelajaran di sekolah maupun di luar
sekolah. Manajemen kurikulum adalah salah satu bentuk usaha yang
88
tak lepas dari tujuan sekolah yaitu sekolah unggulan, berintegritas,
berprestasi dan selalu mengikuti zaman.
Untuk itu, SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen diharapkan
untuk selalu mempertahankan predikat sekolah unggulan,
menyebarkan ilmu yang mulia ke masyarakat luas, agar masyarakat
merasakan mafaat dari kehadiran lembaga ini.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Agar senantiasa fokus dalam objek penelitian, peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menerapkan manajemensi kurikulum pada sekolah
unggulan untuk pemanfaatan ilmu pengetahuan.
3. Saran bagi masyarakat
Agar masyarakat dapat mengetahui dan mempertimbangkan sekolah-
sekolah yang berintegritas, islami dan berprestasi.
89
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, Mond. 1992. Pengembangan dan inovasi kurikulum. Milik Ngeara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Fathoni, Abdurrahman. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Reneka Cipta. Cet. 1
Halfian Lubis. 2002. Pertumbuhan SMA Islam Unggulan di Indonesia. Badan
Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indonesia
Kusuma, Deden Cahaya. Analisis Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum
2013 pada Publik Kurikulum 2013. Bandung: Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia
Musyaddad, Khalid. 2014. Mengelola Kurikulum. Jakarta: Al-Ulum
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustari, Mohammad. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persida
Nasbi, Ibrahim. 2017. Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis. Makassar:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Allauidin Makassar
Nur Hasan, M. 2015. Upaya Menjadikan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan
Unggul. Semarang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Walisongo
Sumintono, Bambang. 2013. Sekolah Unggulan: Pengembangan Kapasitas Sekolah.
Johor Bahru Malaysia: Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia
Tahir. M, Ananiah. Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah-Sekolah Unggulan
Islam Kota Samarinda. Samarinda
Wibisono. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta: Raja Grafindo
90
LAMPIRAN – LAMPIRAN
91
Lampiran 1
KODE PENELITIAN
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
1. Responden
UA
UJ
2. Metode
KODE METODE PENELITIAN
W Wawancara
P Pengamatan
D Dokumentasi
Keterangan:
Agar data yang dikumpulkan tidak mengalami penyimpangan dan memiliki
keabsahan data yang tinggi, maka pembuatan pedoman metode penelitian
(wawancara dan pengamatan) dilaksanakan melalui konsultasi kepada pakar
atau ahli.
92
3. Media Penyimpanan Data
KODE PENYIMPANAN DATA
R Rekaman
T Foto
F File
4. Kategori
No. KODE KETERANGAN
1 MPK Mekanisme program kerja
2 SPSU Strategi Pelaksanaan Sekolah Unggulan
3 SPSD Sistem Pengorganisasian Sumber Daya
4 SPPPK Sistem Pengawasan Pelaksanaan Program Kerja
5 UKPK Ukuran Keberhasilan Program Kerja
6 UPPKT Upaya Perbaikan Program Kerja Terlaksana
7 KS Kurikulum dan silabus
8 KP Kalender pendidikan
9 PT Program tahunan
10 RPP Rencana pembelajaran (RPP)
11 TMTL Tugas mengajar dan tugas lain
12 JKE Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
93
13 PJKBP Program jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan
14 PTAB Pembukaan tahun ajaran baru
15 PKP Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
16 PKBP Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Gambaran Umum Madrasah
17 LG Letak Geografis
18 SBS Sejarah Berdirinya SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen
19 VM Visi dan Misi Madrasah
20 TTP Tujuan dan Target Pendidikan
21 KT Ketenagaan
22 SO Struktur Organisasi
23 PE Pembelajaran Ekstrakurikuler
24 BE Beasiswa
25 SPF Sarana prasarana dan fasilitas
26 PRS Prestasi siswa
94
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru
Kode Responden :
Kode Data :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Daftar Pertanyaan :
A. Manajemen Kurikulum di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
1. Bagaimana mekanisme program kegiatan di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
2. Bagaimana pengorganisasian sumber daya di Sekolah yang menjadikan
program unggulan?
95
3. Bagaimana strategi pelaksanaan program unggulan di SMP Biruul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
4. Bagaimana sistem pengawasan (monitoring) pelaksanaan program kerja di
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
B. Problematika dalam manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
1. Apa problematika pada sumber daya manajemen kurikulum di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
2. Bagaimana cara mengatasi problematika manajemen kurikulum di SMP
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
3. Bagaimana ukuran keberhasilan pada program kerja di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
4. Bagaimana upaya perbaikan program kerja terlaksana yang kurang
maksimal?
Pedoman Observasi
Catatan Nomor :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Objek :
Hasil Pengamatan :
96
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASIS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
Kode Responden : UA
Hari/tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
Tempat : Perpustakaan
Waktu : 09.30 WIB
A. Bagaimana Manajemen Kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
“Jadi kurikulum pemerintah jalan, kemenag ada, kita gabungkan dua
duanya aja.. dari perencanaan kita ada silabus, program kerja dengan
jobdisnya, yang dikelola oleh waka kurikulum, kemudian kita setiap
hari kamis atau perpekan kita adakan evaluasi bersama hingga presensi
fingerprint (W/UA/SPSU/27-12-2018)
97
1. Bagaimana mekanisme program kegiatan di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
“Setiap tahun kita pasti ada raker, ada tiga opsi yang kita kerjakan
evaluasi program kerja setahun yang lalu kemudian penyusunan
program kerja yang akan datang dan tindak lanjutnya bagaiamana,
bahkan dalam setahun kita bias mengadakan raker dua kali paling
engga. Ditengah tahun ini atau di semester pertama dan di akhir
semester kita raker lagi, kalo gini sifatnya ya lebih banyak ke
evaluasi,” (W/UA/MPK/27-12-2018)
2. Bagaimana pengorganisasian sumber daya di Sekolah yang
menjadikan program unggulan?
“… Mulai dari guru yang berkompeten yang memiliki jobdis program
kerja disetiap bidangnya, kemudian dari kesiswaan yang mempunyai
target dalam satu tahun meraih sekian tropi, atau kejuaraan, semuanya
tercapai bahkan terlampaui.. kemudian anak-anak yang disiplin, tidak
ada istilah bolos sekolah, dibarengi dengan akademik yang bagus,
dengan adanya program ekstrakurikuler diharapkan anak mampu
menyalurkan bakatnya.”(W/AU/SPSD/27-12-2018)
3. Bagaimana strategi pelaksanaan program unggulan di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
“….maka kita jual apa, supaya jualan kita laku, untuk kita berdiri satu,
sekolah ini harus tampil kekinian, kemodernan, tetapi islaminya harus
kena, maka munculah takeline kita “modern, islami, berprestasi”.
Nah.. yang kita ambil itu apa? Sisi modern yang kita jual apa, bahwa
sekolahan ini satu, semua anak yang masuk ini punya laptop, yaitu
dalam rangka akselerasi pembelajaran percepatan pembelajaran…
yang kedua, kita desain semua ruangan ini ber AC, dan anak betah,
nyaman, di TK di SD sama, dan ndak ada kendala apapun, tidak ada
istilah bolos meskipun kita ndak ada gerbang dan ndak ada satpam,
98
yang ketiga, ini tidak kalah penting, sekolah ini mempunya brand yaitu
robotika, itu yang kita maksud dengan modern atau kekinian, dan
dunia-dinia ini ee sragen memang jauh-jauh belum ada, dari robotic
belum ada, laptop belum, ada satu dua, dan disini semua ada, dan itu
bukan dalam rangka dari sisi modern saja tetapi memang kita
kembangkan untuk kemajuan anak-anak. Kalo ada UANBK, disini
sudah ada UASBK jadi tidak lagi,jadi ada dunia tatherless jadi ujian
tanpa kertas, kemudian sisi islaminya yang mana? Diniyah nya ttentu
tidak hilang, background TK, SD nya tidak hilang, dari punya target
tahfidz 1 juz sampai 2 juz, kemudian jamaah harian, control ibadah..
yaa semua mungkin itu background diniyah nya sudah diketahui oleh
semuanya. Kalau Berprestasi, kita maksimalkan semua potensi anak,
karena selama ini yang berkembang bahwa yang berprestasi itu adalah
yang nilainya 100 matematika IPA atau UN nya yang bagus-bagus,
tapi tidak pernah melihat dunia pinternya anak padahal di potensi yang
lain banyak, maka kita kembangkan seluruh ekstrakurikuler yang ada
ada apa kita kembangkan, maka disini banyak yang juara internasional
nasional robotiknya, yaa yang lainnya banyak juara pidato, menulis
cerpen kemudian juara tapak suci nasional banyak yang lainnya, jadi
kita kembangkan semua potensi anak ya termasuk dunia akademik
juga kita kembangkan sama, itu yang menjadiikan sekolah ini
kemudian brandnya laku di masyarakat.. Yaa itu termasuk hide
kurikulum, jadi kurikulum pemerintah jalan, kemenag ada, kita
gabungkan dua duanya aja..” (W/UA/SPSU/27-12-2018)
4. Bagaimana sistem pengawasan (monitoring) pelaksanaan program
kerja di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
“…controlling kita yaitu satu, setiap minggu kita mengadakan rapat
rutin, diadakan pada hari kamis, control sisi tilawah dan hafidz qur’an
pada hari rabu satu pekan sekali, bulanan juga ada, tahunan, bahkan
ba’da dzuhur (setiap hari) artinya jamaah solat berjamaah anak, sholat
jamaah ustadz ustadzah, semua terpantau disana.. juga ada piket
mingguan, setiap bulan kita ada presensi fingerprint, terpantau semua
tiap bulan kita umumkan, siapa yang terlambat lebih dari 6 kali kita
beri SP (surat peringatan) di umumkan di tempat rapat bulanan.”
(W/UA/SPPPK/27-12-2018)
99
B. Apa Problematika dalam manajemen kurikulum di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
“Ada beberapa kendala.. dari sisi siswa mungkin wajar pada umumnya,
tidak semua anak emas disini, mungkin ada juga perak, perunggu juga,
ada juga semacam anak yang low begitu.. Ada juga beberapa anak yang
baca qur’annya lemah, kalo yang lainnya misalkan potongan rambut..
Ustadz ustadzah atau dari SDM Guru yaaa sama tetep, misalnya jika ada
guru yang terlambat setiap bulannya, kemudian SP (Surat Peringatan) ada
sesekali walaupun jarang yaa.. Kemudian dari Sarpras mungkin yang agak
berat, karena kita sekolah baru, baru meluluskan 3 kali, tapi Alhamdulillah
akreditasi kita A, sarpras kita kelas setiap tahun kita harus menambah 1
satu per satu sesuai dengan kemampuan kita, karena selalu bertambah
anak kita.. Dana masih belum optimal..” (W/UA/PMK/27-12-2018)
1. Bagaimana mekanisme pelaporan problematika di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
“kalo siswa kita gambarkan itu semua guru memiliki kewenangan,
punya kewajiban untuk dalam tanda kutip menegur, supaya dalam
proses lebih lebih lagi nanti kita serahkan ke wali kelas, nanti di wali
kelas beberapa tahap sampe dipanggil orang tuanya kok tidak bias
dibimbing, ya nanti diserahkan ke BK, nanti di BK kok juga ndak
sembuh-sembuh ya kita serahkan ke kesiswaan sampai kemudian nanti
ke Kepala Sekolah, itu yang standard. Kalo yang akut misalkan
pacaran saja.. kita naikkan ke kepala sekolah. Jadi problemnya sesuai
ukurannya, kalo biasa yang masih bias dibimbing, kalo problemnya
berat kita langsung kesekolah.” (W/UJ/MPP/8-1-2019)
2. Bagaimana cara mengatasi problematika manajemen kurikulum di
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
100
“Kalo ada siswa yang bermasalah langsung ditangani, tentunya
melalui walikelas yang mengampu kalo permasalahannya yang agak
berat kan mungkin naik.. “ (W/UA/UMPMK/27-12-2018)
3. Bagaimana ukuran keberhasilan pada program kerja di SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
“Dilihat dari program kerja yang terlaksana, mana yang tidak
terlaksana, dan mana yang terlampaui, itu akan terlihat, itu ukuran
keberhasilan dari internal, kemudian pencapaian kejuaraan, prestasi itu
juga secara internal.. Dari situ masyarakat akan menilai bahwa secara
riil bahwa input siswa setiap tahun semakin bertambah, kepercayaan
semakin naik, ya yang akan mengukur konsumen masyarakat,
termasuk dari dinas, atau apa juga termasuk..” (W/UA/UKPK/27-12-
2018)
4. Bagaimana upaya perbaikan program kerja terlaksana yang kurang
maksimal?
“Itulah yang dimaksud dengan kita mengadakan tindak lanjut,
misalnya satu contoh, Ada tindak lanjut osn, itu setiap tahun pasti ada,
kenapa kita belum juara misalnya? Atau kejuaraannya belum juara
satu misalnya.. oh mungkin jago kita belum supported, mungkin
terlalu mendadak bias jadi,atau mungkinpelatih kita yang kurang
professional,jadi ada tindak lanjut setiap program yang ada. Setiap
tahunnya ada evaluasi dan tahun berikut berikutnya harus lebih baik
dari sebelumnya..” (W/UA/UPPK/27-12-2018)
101
TRANSKRIP WAWANCARA
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
Kode Responden : UJ
Hari/tanggal : Selasa, 8 Januari 2019
Tempat : Perpustakaan
Waktu : 12.00 WIB – selesai
A. Manajemen Kurikulum di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
1. Bagaimana mekanisme program kegiatan di SMP Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen?
“Sebelum Tahun ajaran baru biasanya ada raker, semua hal dibahas disitu,
semua kegiatan dari hal kurikulum, kesiswaan, sampai sarpras sekolah
kita itu dibahas disitu dengan pertimbangan evaluasi yang tahun-tahun
sebelumnya, dari raker kan ada rancangan tahun itu ada yang perlu
ditingkatkan lah kalo mungkin ada yang dilanjutkan, biasanya setiap
setengah tahun kita dievaluasi, setiap tahun kita juga di evaluasi, mungkin
itu yang berkaitan dengan waktunya nggih, kemudian bentuknya, kalo
berkaitan dengan kurikulum program apa yang mungkin misalkan dilain
tempat kita disini kita sudah mulai CBT, CBT itu kalo di ujian nasional
102
sistem UNBK, jadi UAS kami sudah UAS tanpa kertas, Online, pake
laptop kalo ditempat kami, kemudian kalo di IT kami itu tidak lagi pake
manual buku tapi sudah kalo standard SMP kan Microsoft Word, Exel
gitu, kalo di tempat kami sudak tidak pake itu lagi sudah ke office dalam
dalam lima pemanfaatan exel word itu dalam bentuk misalnya
menyelesaikan tugas, tugas itu dikumpulkan tapi via online. Naah.. itu
kemudian penyimpanan dan sebagainya kemudian kerja kelompok tapi
basisnya basis online, itu kalo di kurikulum nggih, kalo kemudian UNBK
juga tahun ini sudah dua kali… (W/ UJ/MPK/8-1-2019)
2. Bagaimana pengorganisasian sumber daya di Sekolah yang menjadikan
program unggulan?
“Kalo dalam mengorganisasi temen-temen guru kami mengarahkan pas
kegiatan belajar mengajar itu dalam rangka yang aktif adalah siswanya,
kalo dibilang presentase itu guru itu ngajarnya 30% saja, 70% biar anak
yang kegiatan, apapun itu bentuknya, karena yang belajar kan mereka
dalam proses itu yang diharapkan adalah anak itu lebih aktif, kemudian
kaitannya dengan misalnya kegiatan-kegiatan yang non akademik yang
mendukung, inikan program unggulan begitu, dari awal sampe sore itu
kita pantau dalam rangka mereka sragam dari pagi misalnya mereka sudah
hadir disini setengah 7 itu sudah disambut langsung ke aula , dalam proses
mengunggulkan yang mimpin anak-anak sendiri, nanti gantian… selang
setengah jam sampai jam tujuh seperempat nanti ketemu walikelas, itu
dilakukan setiap hari, dalam rangka apa, di tempat kami ada yang
namanya buku penghubung, kalo sederhana check list, check list kegiatan
anak dirumah, tadi malem ngaji ndak, tadi malem hafalan ndak, tadi pagi
sholat ndak, subuh jamaah ndak, itu satu. Mereka belajar jujur karena
mereka di cek sendiri, tidak kami benarkan atau ndak. soal bener atau
ndak itu kalkulasi satu bulan pertemuan wali santri setiap bulan sekali,
nanti disitu kita crosschek... (W/UJ/SPSD/8-1-2019)
3. Bagaimana strategi pelaksanaan program unggulan di SMP Biruul
Walidain Muhammadiyah Sragen?
103
“ …maka kita ambil hal yang tidak mereka pakai, icon masing masing
orang kan beda-beda, ibarat nama itu kan nama itu kan inti kekuatan
pembeda, kan harus berbeda, kekuatan saya ya perbedaan itu, misalnya
sekolahan ini sudah punya nama SMP Birrul Walidain itulah yang
menjadi inti kekuatan pembeda itu, kita punya kelebihan apa, ya itu yang
dikuatin, kalo kita pakai kekuatan yang mereka pakai, kita mau pakai
mereka sudah jauh pengalaman, sudah lama, kita baru mulai, itu kan kita
ngekor, nanti kalo kita pakai hal yang baru kita ngawali, sampai hari ini
kan baru ada beberapa, kalo ibarat pelopor kita mempelopori robotika, ya
Alhamdulillah kita sampai internasional kita sudah dapat pialanya..”
(W/UJ/SPSU/8-1-2019)
4. Bagaimana sistem pengawasan (monitoring) pelaksanaan program kerja di
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
“ Kalo internal kita itu setiap hari kamis kita rutin, hal-hal apapun yang
kemudian kita apa itu, misalnya ada yang menyimpang, atau sudah lurus,
itu terekam disitu ada laporan dari wali kelas, ini dalam rangka proses
pengawasan di internal, walaupun nanti selama tengah semester setiap
tahun ada tersendiri formal, ini positifnya ada seminggu sekali itu, jadi
kalo ada kegiatan apa yang sudah terlaksana itu ada evaluasi cepet tiap
minggu , kalo dari organisasi lain, kita dipantau pengawas entah
pengawasnya pengawas dinas pendidikan, kemudian ada PDM, kalo
pantauan pantauan pertahun, itu ada pantauan masyarakat, memandang
sekolah ini pantes anaknya dimasukkan disini atau ndak, itu kan juga
menjadi proses pengawasan, kalo mereka ndak mengawasi ndak mungkin
anak mereka ditaruh disini, kalo misalkan semakin surut disini, mereka
kan menilai…” (W/UJ/SPPK/8-1-2019)
B. Problematika dalam manajemen kurikulum di Sekolah Menengah Pertama
Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
“Kalo masyarakat, awal-awal dahulu, sekolahan ini baru mau berdiri sudah
ada yang pro dan ada yang kontra, trus yang kedua kalo misalnya dari guru itu
misalnya, tidak semua kemudian bisa mendukung semua program sekolahan,
misalnya anak-anak mampu membaca, mampu menghafal al-Qur’an, tetapi
gurunya masih sama standarnya seperti anak-anak, jadi menerima guru juga
masih kita harus didik, tetapi tidak dapat mentahannya yang bagus tapi
104
mentahan yang harus kita olah, ini kemudian daya pikat CPNS masih tinggi,
padahal kalo kita sudah masuk disini, salah satu prasyaratnya harus sudah
tidak terpicu lagi sama CPNS. Jadi kalo dia ikut daftar CPNS, ya sudah, balik
kanan. Ini dalam rangka untuk menjaga sekolahan ini kondusif, kalo misalnya
guru senior sudah lama disini kemudian ketrima, ataupun tidak ketrima, kan
keluar, trus guru lama, trus guru baru..
Kalo dari anak kita ngga selektif banget, misalnya kalo di SMP negri kalo
beda zonasi sekarang, ada yang berdasarkan seleksi tes yang nilainya 9 ada, 8
ada, tapi ada yang 6, 5 itu ada, jadi saaat menemui ujian tes UAS UTS, itu
akan beragam nilainya. Kalo sikap itu berkaitan dengan nakal, di sekolah ini
kalo ada yang nakal itu akan mencolok, kelihatan, karena yang lain tidak
nakal, kalo dibandingkan disekolah lain anak-anak kami lebih kondusif,
sehingga kalo yang mau nakal itu bingung, kalo nakal sangat mencolok,
Kalo dari guru yang tidak sesui kita selalu ada pendampingan pada saat rapat
rutin..
Dari segi fasilitas, kalo dibilang cukup ya sudah mencukupi..“ (W/UJ/8-1-
2019)
1. Bagaimana Mekanisme Pelaporan Problematika Manajemen Kurikulum di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
“kalo siswa kita gambarkan itu semua guru memiliki kewenangan, punya
kewajiban untuk dalam tanda kutip menegur, supaya dalam proses lebih
lebih lagi nanti kita serahkan ke wali kelas, nanti di wali kelas beberapa
tahap sampe dipanggil orang tuanya kok tidak bias dibimbing, ya nanti
diserahkan ke BK, nanti di BK kok juga ndak sembuh-sembuh ya kita
serahkan ke kesiswaan sampai kemudian nanti ke Kepala Sekolah, itu
yang standard. Kalo yang akut misalkan pacaran saja.. kita naikkan ke
kepala sekolah. Jadi problemnya sesuai ukurannya, kalo biasa yang masih
bias dibimbing, kalo problemnya berat kita langsung kesekolah.”
(W/UJ/MPP/8-1-2019)
2. Bagaimana cara mengatasi problematika manajemen kurikulum di
Sekolah Menengah Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
105
“Problematika siswa yang kurang dari segi akademik misalkan kita
dampingi oleh guru pengampu, diadakan remidi, dan pengayaan,
kemudian problematika guru kita juga sering mengikuti pelatihan-
pelatihan dalam rangka memperkuat kinerja dan kualitas, kemudian dari
sarana prasarana kita juga sedang melakukan berbagai perbaikan-
perbaikan..” (W/UJ/UMPMK/8-1-2019)
3. Bagaimana ukuran keberhasilan pada program kerja di Sekolah Menengah
Pertama Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen?
“Kalo missal dari prestasi, kita tidak hanya robotika kalo ditingkat
kabupaten , di kabupaten malah ndak ada robotika. Kita sudah mulai dari
sisi sisi yang icon lain dari akademik, misalnya kita sering 123 sering
dapat, kemudian dari tapak suci juga sering 1 2 3, jadi dari hal yang tidak
bicara akademik justru malah kita kuat disana…
kalo ukuran dari masyarakat, sederhananya memandang, muridnya
banyak, dibanding kursi yang tersedia begitu ya, ya Alhamdulillah, kita
mulai 2 tahun ini sudah mulai memanen, dari babat alas, sudah
melampaui. dari penerimaan siswa baru ini mulai mudah diterapkan..”
(W/UJ/UKPK/8-1-2019)
4. Bagaimana upaya perbaikan program kerja terlaksana yang kurang
maksimal?
“kalo upaya perbaikan, biasanya kan kita ada proposal, biasanya kita juga
buka forum, misalkan program studi tour, kekurangan armadanya, itu kita
pakai sebagai bahan evaluasi, misalnya dulu itu ada studi tour di asrama
haji, sudah di layani di hotel. Jadi perbaikannya di event selanjutnya, nanti
kita beri masukan agar problem tidak terulang lagi.” (W/UJ/UPPK/8-1-
2019)
106
Lampiran 4
Catatan Lapangan Pengamatan
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
Catatan Nomor : 01
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Lingkungan Sekolah
Sumber Data : Pengorganisasian Sekolah
Deskripsi :
Ini adalah waktu liburan akhir tahun 2018, suasana sekolah masih sepi, hanya
terdapat beberapa orang dan staff yang tengah piket menjaga sekolah, dan kepala
sekolah yang hadir pada saat itu. Saat akan memasuki area sekolah SMP Birrul
Walidain Muhammadiyah Sragen, terdapat plang yang menunjukkan bahwa di area
tersebut adalah area Yayasan dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Sragen, akan tetapi terdapat beberapa lembaga dan gedung
107
yang berbeda, yaitu yang pertama Paud Terpadu Birrul Walidain Muhammadiyah
Sragen, dan SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
Setelah peneliti memasuki gerbang sekolah, langsung memasuki area parkir
dimana terletak ditengah diantara gedung SMP Birrul Walidain Muhammadiyah,
Paud Terpadu Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen yang bangunannya
membentuk letter U menghadap ke arah jalan keluar menuju jalan raya Ahmad Yani.
Gedung SMP ini dicat dan di modifikasi dengan warna kuning, hijau daun, hingga
hijau tua yang menjadikan lingkungan sekolah semakin elok dan nyaman, gedung
sekolah ini terdiri dari dua laintai, lantai pertama adalah Perpustakaan, Kantor Kepala
Sekolah, Kantor Guru, TU, Ruang Kelas VIII C yang mengahadap ke halaman
kegiatan upacara dan aktifitas yang lain. Lantai kedua yaitu tempat kegiatan belajar
mengajar……. Peneliti melihat terdapat puluhan notice yang ditempel di dinding-
dinding sekolah, pojok sekolah hingga tempat-tempat tertentu yang menjadikan
sekolah ini tertib dalam segala tindakan. Dari peraturan tempat parkir, peraturan
membuang sampah, larangan untuk melepas alas kaki saat menginjakkan lantai,
larangan merokok, hingga slogan-slogan yang inspiratif dan persuasif. Terdapat pula
inventaris sekolah, seperti rak sepatu dan sandal, tempat sampah, wash taffle, kotak
masalah, madding, kursi panjang, pot bunga, tiang bendera, hingga gubuk kecil yang
terletak dibawah pohon manga yang rindang di depan gedung SMP dan halaman
sekolah yang mana digunakan untuk pengunjung atau warga sekolah yang hendak
beristirahat ataupun kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
108
Setelah itu, terdapat sebuah pagar yang menjadi sekat pembatas gedung SMP
dan PAUD disisi barat terdapat area bermain untuk anak-anak TK dan Paud, dan
gedung yang tengah dibangun.
Keluar dari sekolah, peneliti berjalan kearah parkiran melihat dari sisi luar
jalan terdapat dua gerbang, gerbang SMP dan Paud Terpadu Birrul Walidain
Muhammadiyah Sragen.
Refleksi:
Dari segi fasilitas penunjang bembelajaran dan ketertiban sekolah, yakni
terdapat banyak media, slogan, notice, dan kotak masalah yang menunjang para
para warga sekolah terkhusus adalah para siswa yang dilatih untuk segi
kedisiplinan, manajemensi, aktif belajar dan berakhlaqul karimah. Dengan adanya
peraturan-peraturan sekolah yang baik dan lingkungan yang nyaman seperti
menjaga kebersihan dengan melepas alas kaki saat menginjak lantai sekolah, gubuk
kecil yang berada dibawah pohon manga yang rindang, banyaknya tempat sampah
yang tersedia, washtaffle untuk mencuci tangan, dan pemandangan-pemandangan
yang lainnya. Sehingga tujuan pembelajaran pun akan berjalan dengan asyik dan
optimal.
109
Catatan Nomor : 02
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Januari 2019
Waktu : 11.00 WIB-selesai
Tempat : Lingkungan Sekolah
Sumber Data : Aktivitas Pembelajaran
Deskrepsi:
Ini adalah waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung menjelang jam pelajaran ke
5, suasana di sekolah waktu itu tenang dan sedikit suara suara karena prosesi
pembangunan gedung, terlihat kepala sekolah tengah berjalan menuju ruangannya,
kemudian peneliti menuju ruang TU untuk sekedar tanya-tanya dan memohon ijin
untuk observasi, selang beberapa menit terdengar dentuman bunyi alarm bertanda
memasuki jam pelajaran ke 5, dari ruangan TU terlihat beberapa siswa dan satu
ustadzah tengah berbondong-bondong menuju gubuk yang nyaman terletak di bawah
pohon, mereka sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
Menuju lantai dua disambut oleh lukisan-lukisan spektakuler karya siswa
SMP Birrul Walidain Muhammadiyah yang terpasang seiring tangga menuju lantai 2
dengan gagahnya. Sesampainya di lantai dua dari arah kiri peneliti tengah melihat
ustadzah yang keluar, dan peneliti mengamati terdapat beberapa pembaharuan, mulai
110
dari kantor BK, LAB IPA, Koperasi, dan beberapa gedung lainnya yang tengah masa
pembangunan
Kemudian peneliti juga mengamati bahwa di depan masing-masing kelas
telah disiapkan alat-alat makan dan menu makan siang. Kemudian dengan tatanan
fasilitas yang rapi dan lengkap dengan notice atau symbol peraturan. Setelah
beberapa menit terdengarlah bunyi alarm menunjukkan bahwa jam istirahat telah tiba.
Pada jam istirahat, semua siswa dipersilahkan untuk makan siang dengan mengambil
makan sendiri-sendiri dengan membawa peralatan makannya. Kemudian datanglah
waktu sholat dhuhur, pada saat sholat dhuhur, para siswa putra dan putri sholat
jamaah secara bergantian. Baik itu siswa, ustadz dan ustazah pun menerapkan sholat
jama’ah bergantian antara putra dan putri. Terlihat tempat wudhu putra dan putri yang
bersih, rapi dan teratur. Seluruh warga sekolah melakukan sholat berjamaah di Aula.
111
Lampiran 5
REDUKSI DATA
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018)
Reduksi data 1
Kode Responden : UA
Kode Data : W/UA
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
Tempat : Perpustakaan
Waktu : 09.30 WIB
“Jadi kurikulum pemerintah jalan, kemenag ada, kita gabungkan dua
duanya aja.. dari perencanaan kita ada silabus, program kerja dengan
jobdisnya, yang dikelola oleh waka kurikulum, kemudian kita setiap
hari kamis atau perpekan kita adakan evaluasi bersama hingga presensi
fingerprint (W/UA/SPSU/27-12-2018)
“Setiap tahun kita pasti ada raker, ada tiga opsi yang kita kerjakan
evaluasi program kerja setahun yang lalu kemudian penyusunan
program kerja yang akan datang dan tindak lanjutnya bagaiamana,
bahkan dalam setahun kita bias mengadakan raker dua kali paling
engga. Ditengah tahun ini atau di semester pertama dan di akhir
112
semester kita raker lagi, kalo gini sifatnya ya lebih banyak ke
evaluasi,” (W/UA/MPK/27-12-2018)
“Mulai dari guru yang berkompeten yang memiliki jobdis program
kerja disetiap bidangnya, kemudian dari kesiswaan yang mempunyai
target dalam satu tahun meraih sekian tropi, atau kejuaraan, semuanya
tercapai bahkan terlampaui.. kemudian anak-anak yang disiplin, tidak
ada istilah bolos sekolah, dibarengi dengan akademik yang bagus,
dengan adanya program ekstrakurikuler diharapkan anak mampu
menyalurkan bakatnya.”(W/AU/SPSD/27-12-2018)
“….maka kita jual apa, supaya jualan kita laku, untuk kita berdiri satu,
sekolah ini harus tampil kekinian, kemodernan, tetapi islaminya harus
kena, maka munculah takeline kita “modern, islami, berprestasi”.
Nah.. yang kita ambil itu apa? Sisi modern yang kita jual apa, bahwa
sekolahan ini satu, semua anak yang masuk ini punya laptop, yaitu
dalam rangka akselerasi pembelajaran percepatan pembelajaran…
yang kedua, kita desain semua ruangan ini ber AC, dan anak betah,
nyaman, di TK di SD sama, dan ndak ada kendala apapun, tidak ada
istilah bolos meskipun kita ndak ada gerbang dan ndak ada satpam,
yang ketiga, ini tidak kalah penting, sekolah ini mempunya brand yaitu
robotika, itu yang kita maksud dengan modern atau kekinian, dan
dunia-dinia ini ee sragen memang jauh-jauh belum ada, dari robotic
belum ada, laptop belum, ada satu dua, dan disini semua ada, dan itu
bukan dalam rangka dari sisi modern saja tetapi memang kita
kembangkan untuk kemajuan anak-anak. Kalo ada UANBK, disini
sudah ada UASBK jadi tidak lagi,jadi ada dunia tatherless jadi ujian
tanpa kertas, kemudian sisi islaminya yang mana? Diniyah nya ttentu
tidak hilang, background TK, SD nya tidak hilang, dari punya target
tahfidz 1 juz sampai 2 juz, kemudian jamaah harian, control ibadah..
yaa semua mungkin itu background diniyah nya sudah diketahui oleh
semuanya. Kalau Berprestasi, kita maksimalkan semua potensi anak,
karena selama ini yang berkembang bahwa yang berprestasi itu adalah
yang nilainya 100 matematika IPA atau UN nya yang bagus-bagus,
tapi tidak pernah melihat dunia pinternya anak padahal di potensi yang
lain banyak, maka kita kembangkan seluruh ekstrakurikuler yang ada
ada apa kita kembangkan, maka disini banyak yang juara internasional
nasional robotiknya, yaa yang lainnya banyak juara pidato, menulis
113
cerpen kemudian juara tapak suci nasional banyak yang lainnya, jadi
kita kembangkan semua potensi anak ya termasuk dunia akademik
juga kita kembangkan sama, itu yang menjadiikan sekolah ini
kemudian brandnya laku di masyarakat.. Yaa itu termasuk hide
kurikulum, jadi kurikulum pemerintah jalan, kemenag ada, kita
gabungkan dua duanya aja..” (W/UA/SPSU/27-12-2018)
“Controlling kita yaitu satu, setiap minggu kita mengadakan rapat
rutin, diadakan pada hari kamis, control sisi tilawah dan hafidz qur’an
pada hari rabu satu pekan sekali, bulanan juga ada, tahunan, bahkan
ba’da dzuhur (setiap hari) artinya jamaah solat berjamaah anak, sholat
jamaah ustadz ustadzah, semua terpantau disana.. juga ada piket
mingguan, setiap bulan kita ada presensi fingerprint, terpantau semua
tiap bulan kita umumkan, siapa yang terlambat lebih dari 6 kali kita
beri SP (surat peringatan) di umumkan di tempat rapat bulanan.”
(W/UA/SPPPK/27-12-2018)
“Ada beberapa kendala.. dari sisi siswa mungkin wajar pada
umumnya, tidak semua anak emas disini, mungkin ada juga perak,
perunggu juga, ada juga semacam anak yang low begitu.. Ada juga
beberapa anak yang baca qur’annya lemah, kalo yang lainnya misalkan
potongan rambut.. Ustadz ustadzah atau dari SDM Guru yaaa sama
tetep, misalnya jika ada guru yang terlambat setiap bulannya,
kemudian SP (Surat Peringatan) ada sesekali walaupun jarang yaa..
Kemudian dari Sarpras mungkin yang agak berat, karena kita sekolah
baru, baru meluluskan 3 kali, tapi Alhamdulillah akreditasi kita A,
sarpras kita kelas setiap tahun kita harus menambah 1 satu per satu
sesuai dengan kemampuan kita, karena selalu bertambah anak kita..
Dana masih belum optimal..” (W/UA/PMK/27-12-2018)
“Kalo siswa kita gambarkan itu semua guru memiliki kewenangan,
punya kewajiban untuk dalam tanda kutip menegur, supaya dalam
proses lebih lebih lagi nanti kita serahkan ke wali kelas, nanti di wali
kelas beberapa tahap sampe dipanggil orang tuanya kok tidak bias
114
dibimbing, ya nanti diserahkan ke BK, nanti di BK kok juga ndak
sembuh-sembuh ya kita serahkan ke kesiswaan sampai kemudian nanti
ke Kepala Sekolah, itu yang standard. Kalo yang akut misalkan
pacaran saja.. kita naikkan ke kepala sekolah. Jadi problemnya sesuai
ukurannya, kalo biasa yang masih bias dibimbing, kalo problemnya
berat kita langsung kesekolah.” (W/UJ/MPP/8-1-2019)
“Kalo ada siswa yang bermasalah langsung ditangani, tentunya
melalui walikelas yang mengampu kalo permasalahannya yang agak
berat kan mungkin naik.. “ (W/UA/UMPMK/27-12-2018)
“Dilihat dari program kerja yang terlaksana, mana yang tidak
terlaksana, dan mana yang terlampaui, itu akan terlihat, itu ukuran
keberhasilan dari internal, kemudian pencapaian kejuaraan, prestasi itu
juga secara internal.. Dari situ masyarakat akan menilai bahwa secara
riil bahwa input siswa setiap tahun semakin bertambah, kepercayaan
semakin naik, ya yang akan mengukur konsumen masyarakat,
termasuk dari dinas, atau apa juga termasuk..” (W/UA/UKPK/27-12-
2018)
“Itulah yang dimaksud dengan kita mengadakan tindak lanjut,
misalnya satu contoh, Ada tindak lanjut osn, itu setiap tahun pasti ada,
kenapa kita belum juara misalnya? Atau kejuaraannya belum juara
satu misalnya.. oh mungkin jago kita belum supported, mungkin
terlalu mendadak bias jadi,atau mungkinpelatih kita yang kurang
professional,jadi ada tindak lanjut setiap program yang ada. Setiap
tahunnya ada evaluasi dan tahun berikut berikutnya harus lebih baik
dari sebelumnya..” (W/UA/UPPK/27-12-2018)
115
Reduksi data 2
Kode Responden : UJ
Kode Data : W/UJ
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Januari 2019
Tempat : Perpustakaan
Waktu : 12.30 WIB
“Sebelum Tahun ajaran baru biasanya ada raker, semua hal dibahas
disitu, semua kegiatan dari hal kurikulum, kesiswaan, sampai sarpras
sekolah kita itu dibahas disitu dengan pertimbangan evaluasi yang
tahun-tahun sebelumnya, dari raker kan ada rancangan tahun itu ada
yang perlu ditingkatkan lah kalo mungkin ada yang dilanjutkan,
biasanya setiap setengah tahun kita dievaluasi, setiap tahun kita juga di
evaluasi, mungkin itu yang berkaitan dengan waktunya nggih,
kemudian bentuknya, kalo berkaitan dengan kurikulum program apa
yang mungkin misalkan dilain tempat kita disini kita sudah mulai
CBT, CBT itu kalo di ujian nasional sistem UNBK, jadi UAS kami
sudah UAS tanpa kertas, Online, pake laptop kalo ditempat kami,
kemudian kalo di IT kami itu tidak lagi pake manual buku tapi sudah
kalo standard SMP kan Microsoft Word, Exel gitu, kalo di tempat
kami sudak tidak pake itu lagi sudah ke office dalam dalam lima
pemanfaatan exel word itu dalam bentuk misalnya menyelesaikan
tugas, tugas itu dikumpulkan tapi via online. Naah.. itu kemudian
penyimpanan dan sebagainya kemudian kerja kelompok tapi basisnya
116
basis online, itu kalo di kurikulum nggih, kalo kemudian UNBK juga
tahun ini sudah dua kali… (W/ UJ/MPK/8-1-2019)
“Kalo dalam mengorganisasi temen-temen guru kami mengarahkan
pas kegiatan belajar mengajar itu dalam rangka yang aktif adalah
siswanya, kalo dibilang presentase itu guru itu ngajarnya 30% saja,
70% biar anak yang kegiatan, apapun itu bentuknya, karena yang
belajar kan mereka dalam proses itu yang diharapkan adalah anak itu
lebih aktif, kemudian kaitannya dengan misalnya kegiatan-kegiatan
yang non akademik yang mendukung, inikan program unggulan
begitu, dari awal sampe sore itu kita pantau dalam rangka mereka
sragam dari pagi misalnya mereka sudah hadir disini setengah 7 itu
sudah disambut langsung ke aula , dalam proses mengunggulkan yang
mimpin anak-anak sendiri, nanti gantian… selang setengah jam sampai
jam tujuh seperempat nanti ketemu walikelas, itu dilakukan setiap hari,
dalam rangka apa, di tempat kami ada yang namanya buku
penghubung, kalo sederhana check list, check list kegiatan anak
dirumah, tadi malem ngaji ndak, tadi malem hafalan ndak, tadi pagi
sholat ndak, subuh jamaah ndak, itu satu. Mereka belajar jujur karena
mereka di cek sendiri, tidak kami benarkan atau ndak. soal bener atau
ndak itu kalkulasi satu bulan pertemuan wali santri setiap bulan sekali,
nanti disitu kita crosschek... (W/UJ/SPSD/8-1-2019)
“ …maka kita ambil hal yang tidak mereka pakai, icon masing masing
orang kan beda-beda, ibarat nama itu kan nama itu kan inti kekuatan
pembeda, kan harus berbeda, kekuatan saya ya perbedaan itu, misalnya
sekolahan ini sudah punya nama SMP Birrul Walidain itulah yang
menjadi inti kekuatan pembeda itu, kita punya kelebihan apa, ya itu
yang dikuatin, kalo kita pakai kekuatan yang mereka pakai, kita mau
pakai mereka sudah jauh pengalaman, sudah lama, kita baru mulai, itu
kan kita ngekor, nanti kalo kita pakai hal yang baru kita ngawali,
sampai hari ini kan baru ada beberapa, kalo ibarat pelopor kita
mempelopori robotika, ya Alhamdulillah kita sampai internasional kita
sudah dapat pialanya..” (W/UJ/SPSU/8-1-2019)
117
“ Kalo internal kita itu setiap hari kamis kita rutin, hal-hal apapun
yang kemudian kita apa itu, misalnya ada yang menyimpang, atau
sudah lurus, itu terekam disitu ada laporan dari wali kelas, ini dalam
rangka proses pengawasan di internal, walaupun nanti selama tengah
semester setiap tahun ada tersendiri formal, ini positifnya ada
seminggu sekali itu, jadi kalo ada kegiatan apa yang sudah terlaksana
itu ada evaluasi cepet tiap minggu , kalo dari organisasi lain, kita
dipantau pengawas entah pengawasnya pengawas dinas pendidikan,
kemudian ada PDM, kalo pantauan pantauan pertahun, itu ada
pantauan masyarakat, memandang sekolah ini pantes anaknya
dimasukkan disini atau ndak, itu kan juga menjadi proses pengawasan,
kalo mereka ndak mengawasi ndak mungkin anak mereka ditaruh
disini, kalo misalkan semakin surut disini, mereka kan menilai…”
(W/UJ/SPPK/8-1-2019)
“Kalo masyarakat, awal-awal dahulu, sekolahan ini baru mau berdiri
sudah ada yang pro dan ada yang kontra, trus yang kedua kalo
misalnya dari guru itu misalnya, tidak semua kemudian bisa
mendukung semua program sekolahan, misalnya anak-anak mampu
membaca, mampu menghafal al-Qur’an, tetapi gurunya masih sama
standarnya seperti anak-anak, jadi menerima guru juga masih kita
harus didik, tetapi tidak dapat mentahannya yang bagus tapi mentahan
yang harus kita olah, ini kemudian daya pikat CPNS masih tinggi,
padahal kalo kita sudah masuk disini, salah satu prasyaratnya harus
sudah tidak terpicu lagi sama CPNS. Jadi kalo dia ikut daftar CPNS,
ya sudah, balik kanan. Ini dalam rangka untuk menjaga sekolahan ini
kondusif, kalo misalnya guru senior sudah lama disini kemudian
ketrima, ataupun tidak ketrima, kan keluar, trus guru lama, trus guru
baru..
Kalo dari anak kita ngga selektif banget, misalnya kalo di SMP negri
kalo beda zonasi sekarang, ada yang berdasarkan seleksi tes yang
nilainya 9 ada, 8 ada, tapi ada yang 6, 5 itu ada, jadi saaat menemui
ujian tes UAS UTS, itu akan beragam nilainya. Kalo sikap itu
berkaitan dengan nakal, di sekolah ini kalo ada yang nakal itu akan
mencolok, kelihatan, karena yang lain tidak nakal, kalo dibandingkan
disekolah lain anak-anak kami lebih kondusif, sehingga kalo yang mau
118
nakal itu bingung, kalo nakal sangat mencolok, kalo dari guru yang
tidak sesui kita selalu ada pendampingan pada saat rapat rutin.. Dari
segi fasilitas, kalo dibilang cukup ya sudah mencukupi..“ (W/UJ/8-1-
2019)
“kalo siswa kita gambarkan itu semua guru memiliki kewenangan,
punya kewajiban untuk dalam tanda kutip menegur, supaya dalam
proses lebih lebih lagi nanti kita serahkan ke wali kelas, nanti di wali
kelas beberapa tahap sampe dipanggil orang tuanya kok tidak bias
dibimbing, ya nanti diserahkan ke BK, nanti di BK kok juga ndak
sembuh-sembuh ya kita serahkan ke kesiswaan sampai kemudian nanti
ke Kepala Sekolah, itu yang standard. Kalo yang akut misalkan
pacaran saja.. kita naikkan ke kepala sekolah. Jadi problemnya sesuai
ukurannya, kalo biasa yang masih bias dibimbing, kalo problemnya
berat kita langsung kesekolah.” (W/UJ/MPP/8-1-2019)
“Problematika siswa yang kurang dari segi akademik misalkan kita
dampingi oleh guru pengampu, diadakan remidi, dan pengayaan,
kemudian problematika guru kita juga sering mengikuti pelatihan-
pelatihan dalam rangka memperkuat kinerja dan kualitas, kemudian
dari sarana prasarana kita juga sedang melakukan berbagai perbaikan-
perbaikan..” (W/UJ/UMPMK/8-1-2019)
“Kalo missal dari prestasi, kita tidak hanya robotika kalo ditingkat
kabupaten , di kabupaten malah ndak ada robotika. Kita sudah mulai
dari sisi sisi yang icon lain dari akademik, misalnya kita sering 123
sering dapat, kemudian dari tapak suci juga sering 1 2 3, jadi dari hal
yang tidak bicara akademik justru malah kita kuat disana…
kalo ukuran dari masyarakat, sederhananya memandang, muridnya
banyak, dibanding kursi yang tersedia begitu ya, ya Alhamdulillah,
kita mulai 2 tahun ini sudah mulai memanen, dari babat alas, sudah
melampaui. dari penerimaan siswa baru ini mulai mudah diterapkan..”
(W/UJ/UKPK/8-1-2019)
119
“kalo upaya perbaikan, biasanya kan kita ada proposal, biasanya kita
juga buka forum, misalkan program studi tour, kekurangan armadanya,
itu kita pakai sebagai bahan evaluasi, misalnya dulu itu ada studi tour
di asrama haji, sudah di layani di hotel. Jadi perbaikannya di event
selanjutnya, nanti kita beri masukan agar problem tidak terulang lagi.”
(W/UJ/UPPK/8-1-2019)
120
Lampiran 6
TRIANGULASI DATA
MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH ISLAM UNGGULAN
(STUDI KASUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIRRUL
WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN TAHUN 2018)
Kategori Data Proposisi Kesimpulan
Mekanisme
perencanaan
program
kegiatan di SMP
Birrul Walidain
Muhammadiyah
Sragen?
“Setiap tahun kita
pasti ada raker, ada
tiga opsi yang kita
kerjakan evaluasi
program kerja
setahun yang lalu
kemudian
penyusunan program
kerja yang akan
datang dan tindak
lanjutnya
bagaiamana, bahkan
dalam setahun kita
bias mengadakan
raker dua kali paling
engga. Ditengah
tahun ini atau di
semester pertama dan
di akhir semester kita
raker lagi, kalo gini
sifatnya ya lebih
banyak ke evaluasi,”
(W/UA/MPK/27-12-
2018)
4) Program kerja telah
merumuskan
perencanaan
program kerja
melalui rapat kerja
tahunan, yang
melibatkan seluruh
elemen sekolah,
wali murid dan
Pimpinan Umum.
Rapat kerja dapat
dilakukan satu
tahun sekali, dan
satu tahun dua kali
secara terus-
menerus dan
berlangsung dengan
khidmat.
5) Pembahasan rapat
kerja tahunan yaitu
meliputi evaluasi
program kerja satu
tahun yang lalu,
penyusunan
Pemilihan
program kerja
yang telah di
rumuskan, dan
implementasi
yang baik
dapat
mendukung
presentase
prestasi dan
nilai plus bagi
sekolah
tersebut.
121
program kerja yang
akan datang, dan
aktualisasi program
kerja.
6) Isi pembahasan
rapat kerja meliputi
kurikulum,
kesiswaan, sarana
prasarana, dan lain-
lain.
Strategi
pelaksanaan
Sekolah
Unggulan di
SMP Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen
“Maka kita ambil hal
yang tidak mereka
pakai, icon masing
masing orang kan
beda-beda, ibarat
nama itu kan nama
itu kan inti kekuatan
pembeda, kan harus
berbeda, kekuatan
saya ya perbedaan
itu, misalnya
sekolahan ini sudah
punya nama SMP
Birrul Walidain
itulah yang menjadi
inti kekuatan
pembeda itu, kita
punya kelebihan apa,
ya itu yang dikuatin,
kalo kita pakai
kekuatan yang
mereka pakai, kita
mau pakai mereka
sudah jauh
pengalaman, sudah
lama, kita baru mulai,
itu kan kita ngekor,
nanti kalo kita pakai
hal yang baru kita
Strategi yang digunakan
yaitu:
1) Memberi nama SMP
Birrul Walidain
Muhammadiyah
Sragen dengan
maksud memiliki
ciri khas yang
berbeda dari sekolah
pada umumnya.
2) Menguatkan
kelebihan-kelebihan
yang ada di SMP
Birrul Walidain
Muhammadiyah
Sragen, seperti
mengembangkan
prestasi akademik
dan ekstrakurikuler.
3) Tidak baku memakai
strategi kekuatan
sekolah-sekolah lain
yang bersifat umum
dan sudah biasa.
4) Sekolah tersebut
menggunakan
tagline “modern,
islami, dan
berprestasi”. Adapun
Dalam rangka
memajukan
dan
menguatkan
sekolah islam
swasta,
sekolah ini
melakukan
“jalan lain”
atau strategi
baru
dibandingkan
dengan
sekolah yang
lain, yaitu
sekolah ini
mengatas
namakan
sekolah
dengan nama
SMP Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen, dari
segi nama
sudah
mempunya
khas tersendiri,
inilah yang
122
ngawali, sampai hari
ini kan baru ada
beberapa, kalo ibarat
pelopor kita
mempelopori
robotika, ya
Alhamdulillah kita
sampai internasional
kita sudah dapat
pialanya.”
(W/UJ/SPSU/8-1-
2019)
“Maka kita jual apa,
supaya jualan kita
laku, untuk kita
berdiri satu, sekolah
ini harus tampil
kekinian,
kemodernan, tetapi
islaminya harus kena,
maka munculah
takeline kita
“modern, islami,
berprestasi”. Nah..
yang kita ambil itu
apa? Sisi modern
yang kita jual apa,
bahwa sekolahan ini
satu, semua anak
yang masuk ini
punya laptop, yaitu
dalam rangka
akselerasi
pembelajaran
percepatan
pembelajaran… yang
kedua, kita desain
semua ruangan ini
ber AC, dan anak
betah, nyaman, di TK
di SD sama, dan ndak
ada kendala apapun,
bentuk-bentuk
implementasi dari
takeline tersebut
adalah: (a) Modern:
semua anak wajib
memiliki laptop,
design ruangan yang
ber AC, sistem ujian
online (CBT) atau
UASBK, dan brand
sekolah tersebut
adalah robotika. (b)
Islami: target hafalan
al-Qur’an 1 sampai 2
Juz, sholat jama’ah,
akhlaqul karimah
dan kontrol kegiatan
ibadah diluar
sekolah. (c)
Berprestasi:
pengembangan
ekstrakurikuler,
pengembangan
potensi anak, dan
peraihan kejuaraan
nasional hingga
kejuaraan
internasional
(misalnya seperti:
kategori robotika
sekala internasional,
juara pidato, menulis
cerpen, juara tapak
suci sekala nasional,
dan lain-lain).
menjadi icon
sebagai
kekuatan
pembeda
sekolah
tersebut.
Kemudian dari
tagline yang
sekolah ini
bawa yaitu
“Islami,
Modern, dan
Berprestasi”
yang sudah
dibuktikan
dengan
penerapan-
penerapan
yang optimal,
baik dari segi
akademik,
ekstrakurikuler
hingga
perilaku-
perilaku yang
berasal dari
sumber daya
manusia yang
dapat
mempengaruhi
belajar peserta
didik atau
disebut istilah
kurikulum
tersembunyi
(hidden
curriculum).
123
tidak ada istilah bolos
meskipun kita ndak
ada gerbang dan ndak
ada satpam, yang
ketiga, ini tidak kalah
penting, sekolah ini
mempunya brand
yaitu robotika, itu
yang kita maksud
dengan modern atau
kekinian, dan dunia-
dinia ini ee sragen
memang jauh-jauh
belum ada, dari
robotic belum ada,
laptop belum, ada
satu dua, dan disini
semua ada, dan itu
bukan dalam rangka
dari sisi modern saja
tetapi memang kita
kembangkan untuk
kemajuan anak-anak.
Kalo ada UANBK,
disini sudah ada
UASBK jadi tidak
lagi,jadi ada dunia
tatherless jadi ujian
tanpa kertas,
kemudian sisi
islaminya yang
mana? Diniyah nya
ttentu tidak hilang,
background TK, SD
nya tidak hilang, dari
punya target tahfidz 1
juz sampai 2 juz,
kemudian jamaah
harian, control
ibadah.. yaa semua
mungkin itu
background diniyah
124
nya sudah diketahui
oleh semuanya.
Kalau Berprestasi,
kita maksimalkan
semua potensi anak,
karena selama ini
yang berkembang
bahwa yang
berprestasi itu adalah
yang nilainya 100
matematika IPA atau
UN nya yang bagus-
bagus, tapi tidak
pernah melihat dunia
pinternya anak
padahal di potensi
yang lain banyak,
maka kita
kembangkan seluruh
ekstrakurikuler yang
ada ada apa kita
kembangkan, maka
disini banyak yang
juara internasional
nasional robotiknya,
yaa yang lainnya
banyak juara pidato,
menulis cerpen
kemudian juara tapak
suci nasional banyak
yang lainnya, jadi
kita kembangkan
semua potensi anak
ya termasuk dunia
akademik juga kita
kembangkan sama,
itu yang menjadiikan
sekolah ini kemudian
brandnya laku di
masyarakat.. Yaa itu
termasuk hide
kurikulum, jadi
125
kurikulum
pemerintah jalan,
kemenag ada, kita
gabungkan dua
duanya aja”
(W/UA/SPSU/27-12-
2018)
Organisasi
sumber daya
manajemen
Kurikulum di
Sekolah
Menengah
Pertama Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen
“Mulai dari guru
yang berkompeten
yang memiliki jobdis
program kerja
disetiap bidangnya,
kemudian dari
kesiswaan yang
mempunyai target
dalam satu tahun
meraih sekian tropi,
atau kejuaraan,
semuanya tercapai
bahkan terlampaui
kemudian anak-anak
yang disiplin, tidak
ada istilah bolos
sekolah, dibarengi
dengan akademik
yang bagus, dengan
adanya program
ekstrakurikuler
diharapkan anak
mampu menyalurkan
bakatnya.”(W/AU/SP
SD/27-12-2018)
“Kalo dalam
mengorganisasi
temen-temen guru
kami mengarahkan
pas kegiatan belajar
mengajar itu dalam
rangka yang aktif
adalah siswanya, kalo
dibilang presentase
itu guru itu ngajarnya
8) Segala peraturan
sekolah dan
mekanisme
manajemen sekolah
dikomadoi secara
penuh dan
terorganisir oleh
Kepala Sekolah.
9) Mekanisme
perencanaan
program
dilaksanakan pada
rapat kerja tahunan
yang diikuti oleh
seluruh elemen
sekolah, yakni
Kepala Sekolah,
Waka Kurikulum,
Waka Kesiswaan,
Guru, staf, dan wali
murid. Kegiatan ini
telah terlaksana
secara continue dan
berjalan dengan
baik.
10) Program kerja telah
diaktualisasikan
oleh masing-masing
anggota dan
pimpinan sesuai
dengan jobdisnya.
11) SMP Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen memiliki
Secara umum
sistem
organisasi di
SMP Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen sudah
dapat
dikatakan
memenuhi
kualifikasi
sistematis,
efisien, dan
terorganisir.
126
30% saja, 70% biar
anak yang kegiatan,
apapun itu
bentuknya, karena
yang belajar kan
mereka dalam proses
itu yang diharapkan
adalah anak itu lebih
aktif, kemudian
kaitannya dengan
misalnya kegiatan-
kegiatan yang non
akademik yang
mendukung, inikan
program unggulan
begitu, dari awal
sampe sore itu kita
pantau dalam rangka
mereka sragam dari
pagi misalnya mereka
sudah hadir disini
setengah 7 itu sudah
disambut langsung ke
aula , dalam proses
mengunggulkan yang
mimpin anak-anak
sendiri, nanti
gantian… selang
setengah jam sampai
jam tujuh seperempat
nanti ketemu
walikelas, itu
dilakukan setiap hari,
dalam rangka apa, di
tempat kami ada
yang namanya buku
penghubung, kalo
sederhana check list,
check list kegiatan
anak dirumah, tadi
malem ngaji ndak,
tadi malem hafalan
target sekolah
dalam satu tahun
yang harus tercapai
bahkan terlampaui.
12) Seluruh siswa
diharapkan aktif
dan kompetitif
dalam mengikuti
kegiatan belajar
mengajar dan
ekstrakulikuler
yaitu harapannya
agar siswa dapat
menyalurkan bakat
dan minatnya.
13) Kepala Sekolah,
Guru dan Staff
memiliki
wewenang dalam
mengawasi dan
mendampingi baik
dalam proses
kegiatan belajar
mengajar maupun
diluar sekolah.
14) SMP Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen senantiasa
memfasilitasi
kebutuhan belajar
siswa.
127
ndak, tadi pagi sholat
ndak, subuh jamaah
ndak, itu satu.
Mereka belajar jujur
karena mereka di cek
sendiri, tidak kami
benarkan atau ndak.
soal bener atau ndak
itu kalkulasi satu
bulan pertemuan wali
santri setiap bulan
sekali, nanti disitu
kita crosschek...
(W/UJ/SPSD/8-1-
2019)
Pengawasan
(controlling)
manajemen
kurikulum di
SMP Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen
“Controlling kita
yaitu satu, setiap
minggu kita
mengadakan rapat
rutin, diadakan pada
hari kamis, control
sisi tilawah dan
hafidz qur’an pada
hari rabu satu pekan
sekali, bulanan juga
ada, tahunan, bahkan
ba’da dzuhur (setiap
hari) artinya jamaah
solat berjamaah anak,
sholat jamaah ustadz
ustadzah, semua
terpantau disana..
juga ada piket
mingguan, setiap
bulan kita ada
presensi fingerprint,
terpantau semua tiap
bulan kita umumkan,
siapa yang terlambat
lebih dari 6 kali kita
beri SP (surat
peringatan) di
Pengawasan tahunan:
laporan, pembukaan
tahun ajaran baru, Rapat
kerja meliputi
kurikulum, kesiswaan,
sarpras, dan evaluasi.
model
pengawasan
yang relatif
cukup baik dan
efisien,
diaktualisasika
n dengan
bentuk sikap
kedisiplinan,
rapi, jujur dan
memiliki rasa
tanggung
jawab oleh
masing-masing
siswa maupun
guru.
128
umumkan di tempat
rapat bulanan.”
(W/UA/SPPPK/27-
12-2018)
Kalo internal kita itu
setiap hari kamis kita
rutin, hal-hal apapun
yang kemudian kita
apa itu, misalnya ada
yang menyimpang,
atau sudah lurus, itu
terekam disitu ada
laporan dari wali
kelas, ini dalam
rangka proses
pengawasan di
internal, walaupun
nanti selama tengah
semester setiap tahun
ada tersendiri formal,
ini positifnya ada
seminggu sekali itu,
jadi kalo ada kegiatan
apa yang sudah
terlaksana itu ada
evaluasi cepet tiap
minggu , kalo dari
organisasi lain, kita
dipantau pengawas
entah pengawasnya
pengawas dinas
pendidikan,
kemudian ada PDM,
kalo pantauan
pantauan pertahun,
itu ada pantauan
masyarakat,
memandang sekolah
ini pantes anaknya
dimasukkan disini
atau ndak, itu kan
129
juga menjadi proses
pengawasan, kalo
mereka ndak
mengawasi ndak
mungkin anak
mereka ditaruh disini,
kalo misalkan
semakin surut disini,
mereka kan
menilai…”
(W/UJ/SPPK/8-1-
2019)
Problematika
manajemen
kurikulum di
SMP Birrul
Walidain Muh
Sragen
“Ada beberapa
kendala.. dari sisi
siswa mungkin wajar
pada umumnya, tidak
semua anak emas
disini, mungkin ada
juga perak, perunggu
juga, ada juga
semacam anak yang
low begitu.. Ada juga
beberapa anak yang
baca qur’annya
lemah, kalo yang
lainnya misalkan
potongan rambut..
Ustadz ustadzah atau
dari SDM Guru yaaa
sama tetep, misalnya
jika ada guru yang
terlambat setiap
bulannya, kemudian
SP (Surat Peringatan)
ada sesekali
walaupun jarang yaa..
Kemudian dari
Sarpras mungkin
yang agak berat,
karena kita sekolah
Problematika berasal
dari sumber daya
manusia, yaitu berasal
dari peserta didik, guru,
staf, dan masyarakat.
Adapun problematika
peserta didik dapat
diketahui dari segi
pencapaian nilai
akademik dan perilaku
sehari-hari. Siswa di
Sekolah Menengah
Pertama Birrul
Walidain
Muhammadiyah Sragen
sejauh ini terlihat bahwa
perilaku yang
mencerminkan akhlaqul
kariimah sudah di
implementasikan
dengan baik, dengan
dibuktikan dari hasil
wawancara penelitian
menyebutkan bahwa
siswa-siswi sekolah
tersebut tidak ada istilah
bolos, selalu sholat
berjamaah, dan jika
Problematika
di SMP Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen yaitu
sebagian guru
dan siswa
masih kurang
dalam
kompetensi
akademik dan
problem
lainnya
kurangnya
sarana dan
prasarana yang
mendukung
130
baru, baru
meluluskan 3 kali,
tapi Alhamdulillah
akreditasi kita A,
sarpras kita kelas
setiap tahun kita
harus menambah 1
satu per satu sesuai
dengan kemampuan
kita, karena selalu
bertambah anak kita..
Dana masih belum
optimal..”
(W/UA/PMK/27-12-
2018)
“Kalo masyarakat,
awal-awal dahulu,
sekolahan ini baru
mau berdiri sudah
ada yang pro dan ada
yang kontra, trus
yang kedua kalo
misalnya dari guru
itu misalnya, tidak
semua kemudian bisa
mendukung semua
program sekolahan,
misalnya anak-anak
mampu membaca,
mampu menghafal al-
Qur’an, tetapi
gurunya masih sama
standarnya seperti
anak-anak, jadi
menerima guru juga
masih kita harus
didik, tetapi tidak
dapat mentahannya
yang bagus tapi
mentahan yang harus
kita olah, ini
kemudian daya pikat
terdapat siswa yang
berperilaku buruk maka
siswa tersebut
mendapatkan perlakuan
dari siswa yang lain,
dan seluruh warga
sekolah yaitu merasa
dikucilkan, dan sangat
terlihat mencolok
karena pada dasarnya
sekolah tersebut sudah
terbiasa dalam
lingkungan yang baik,
disiplin, dan teratur.
Sama dengan murid,
guru juga memiliki
kewajian dan tata aturan
yang diberlakukan oleh
Sekolah.
131
CPNS masih tinggi,
padahal kalo kita
sudah masuk disini,
salah satu
prasyaratnya harus
sudah tidak terpicu
lagi sama CPNS. Jadi
kalo dia ikut daftar
CPNS, ya sudah,
balik kanan. Ini
dalam rangka untuk
menjaga sekolahan
ini kondusif, kalo
misalnya guru senior
sudah lama disini
kemudian ketrima,
ataupun tidak
ketrima, kan keluar,
trus guru lama, trus
guru baru.. Kalo dari
anak kita ngga
selektif banget,
misalnya kalo di
SMP negri kalo beda
zonasi sekarang, ada
yang berdasarkan
seleksi tes yang
nilainya 9 ada, 8 ada,
tapi ada yang 6, 5 itu
ada, jadi saaat
menemui ujian tes
UAS UTS, itu akan
beragam nilainya.
Kalo sikap itu
berkaitan dengan
nakal, di sekolah ini
kalo ada yang nakal
itu akan mencolok,
kelihatan, karena
yang lain tidak nakal,
kalo dibandingkan
disekolah lain anak-
132
anak kami lebih
kondusif, sehingga
kalo yang mau nakal
itu bingung, kalo
nakal sangat
mencolok, Kalo dari
guru yang tidak sesui
kita selalu ada
pendampingan pada
saat rapat rutin.. Dari
segi fasilitas, kalo
dibilang cukup ya
sudah mencukupi..“
(W/UJ/8-1-2019)
Mekanisme
Pelaporan
Problematika di
SMP Birrul
Walida
“Tentu melalui jalur
wali kelas dulu,
kemudian ada
pendampingan dari
guru atau ustadzah
yang mengampu
mata pelajaran
misalnya..”
(W/UA/MPP/8-1-
2019)
“Kalo siswa kita
gambarkan itu semua
guru memiliki
kewenangan, punya
kewajiban untuk
dalam tanda kutip
menegur, supaya
dalam proses lebih
lebih lagi nanti kita
serahkan ke wali
kelas, nanti di wali
kelas beberapa tahap
sampe dipanggil
orang tuanya kok
tidak bias dibimbing,
ya nanti diserahkan
ke BK, nanti di BK
Adapun mekanisme
pelaporan problematika
di Sekolah Menengah
Pertama Birrul
Walidain
Muhammadiyah Sragen
yaitu salah satunya
problem berasal dari
siswa yaitu tentu
melalui guru menuju
wali kelas, kemudian
wali kelas melaporkan
kepada pihak orang tua,
jika kiranya belum ada
titik terang, lalu jalur
selanjutnya diserahkan
ke BK (Bimbingan
Konseling), sampai
pada akhirnya Kepala
Sekolah yang
menangani.
133
kok juga ndak
sembuh-sembuh ya
kita serahkan ke
kesiswaan sampai
kemudian nanti ke
Kepala Sekolah, itu
yang standard. Kalo
yang akut misalkan
pacaran saja.. kita
naikkan ke kepala
sekolah. Jadi
problemnya sesuai
ukurannya, kalo biasa
yang masih bias
dibimbing, kalo
problemnya berat kita
langsung kesekolah.”
(W/UJ/MPP/8-1-
2019)
Cara Mengatasi
Problematika
Manajemen
Kurikulum di
Sekolah
Menengah
Pertama Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sren
“Kalo ada siswa yang
bermasalah langsung
ditangani, tentunya
melalui walikelas
yang mengampu kalo
permasalahannya
yang agak berat kan
mungkin naik.. “
(W/UA/UMPMK/27-
12-2018)
“Problematika siswa
yang kurang dari segi
akademik misalkan
kita dampingi oleh
guru pengampu,
diadakan remidi, dan
pengayaan, kemudian
problematika guru
kita juga sering
mengikuti pelatihan-
pelatihan dalam
rangka memperkuat
melakukan upaya
perbaikan dengan cukup
baik, baik itu perbaikan
sistem pembelajaran
akademik, sarana
prasaran, dan kinerja
guru dan staf kariawan
mengatasi
problematika
manajemen
kurikulum di
Sekolah
Menengah
Pertama Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen sudah
dilakukan
dengan cukup
baik, dengan
adanya team
work antar
Pimpinan
Sekolah, guru
dan staff yang
bersinergi
saling bahu
membahu. Dan
dengan
134
kinerja dan kualitas,
kemudian dari sarana
prasarana kita juga
sedang melakukan
berbagai perbaikan-
perbaikan..”
(W/UJ/UMPMK/8-1-
2019)
dukungan
moril maupun
materiel dari
berbagai pihak
yang dapat
memajukan
sekolah
tersebut
menjadi masif.
Ukuran
keberhasilan
pada program
kerja di SMP
Birrul Walidain
Muhammadiyah
Sragen
“Dilihat dari program
kerja yang terlaksana,
mana yang tidak
terlaksana, dan mana
yang terlampaui, itu
akan terlihat, itu
ukuran keberhasilan
dari internal,
kemudian pencapaian
kejuaraan, prestasi itu
juga secara internal..
Dari situ masyarakat
akan menilai bahwa
secara riil bahwa
input siswa setiap
tahun semakin
bertambah,
kepercayaan semakin
naik, ya yang akan
mengukur konsumen
masyarakat, termasuk
dari dinas, atau apa
juga termasuk..”
(W/UA/UKPK/27-
12-2018)
“Kalo missal dari
prestasi, kita tidak
hanya robotika kalo
ditingkat kabupaten ,
di kabupaten malah
ndak ada robotika.
Kita sudah mulai dari
sisi sisi yang icon
Ukuran keberhasilan
dapat diketahui melalui
dua aspek, yaitu intern
dan ekstern
Ukuran keberhasilan
dari internal dapat
dilihat dari program
kerja terlaksana,
program yang tidak
terlaksana dan program
kerja yang terlampaui.
Adapun dari eksternal
atau pihak luar sekolah
dapat menilai
bagaimana secara real
bahwa input siswa
setiap tahun semakin
bertambah, hingga pada
akhirnya kepercayaan
masyarakat semakin
bertambah, termasuk
dari petinggi Dinas
Pendidikan, Majlis
Dikdasmen Pimpinan
Daerah Muhammadiyah
dan Pengawas.
Sedangkan dalam
rangka memenuhi
indikator pencapaian
keberhasilan sekolah ini
sudah memenuhi
kriteria berhasil yaitu
sudah memiliki
Secara umum
ukuran
keberhasilan
program kerja
di SMP Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen sudah
dikatakan
tercapai
bahkan
melampaui
dilihat dari
segi ukuran
terlaksananya
program kerja
dan penilaian
dari pihak
pengawas dan
atasan.
135
lain dari akademik,
misalnya kita sering
123 sering dapat,
kemudian dari tapak
suci juga sering 1 2
3, jadi dari hal yang
tidak bicara
akademik justru
malah kita kuat
disana…
kalo ukuran dari
masyarakat,
sederhananya
memandang,
muridnya banyak,
dibanding kursi yang
tersedia begitu ya, ya
Alhamdulillah, kita
mulai 2 tahun ini
sudah mulai
memanen, dari babat
alas, sudah
melampaui. dari
penerimaan siswa
baru ini mulai mudah
diterapkan..”
(W/UJ/UKPK/8-1-
2019)
dokumen kurikulum
yang komplit, silabus,
dan program-program
kurikulum yang
mendukung
pembelajaran.
Upaya perbaikan
program kerja
terlaksana yang
kurang maksimal
di SMP Birrul
Walidain
Muhammadiyah
Sragen
“…Itulah yang
dimaksud dengan
kita mengadakan
tindak lanjut,
misalnya satu contoh,
Ada tindak lanjut
osn, itu setiap tahun
pasti ada, kenapa kita
belum juara
misalnya? Atau
kejuaraannya belum
juara satu misalnya..
oh mungkin jago kita
Upaya perbaikan tindak
lanjut program kerja,
pendampingan,
pengayaan.
Upaya
perbaikan
program kerja
di SMP Birrul
Walidain
Muhammadiya
h Sragen sudah
diberlakukan
dengan
progress dan
teratur.
136
belum supported,
mungkin terlalu
mendadak bias
jadi,atau
mungkinpelatih kita
yang kurang
professional,jadi ada
tindak lanjut setiap
program yang ada.
Setiap tahunnya ada
evaluasi dan tahun
berikut berikutnya
harus lebih baik dari
sebelumnya..”
(W/UA/UPPK/27-
12-2018)
“kalo upaya
perbaikan, biasanya
kan kita ada proposal,
biasanya kita juga
buka forum, misalkan
program studi tour,
kekurangan
armadanya, itu kita
pakai sebagai bahan
evaluasi, misalnya
dulu itu ada studi
tour di asrama haji,
dan sudah di layani
di Hotel karena
memang standar nya
di Hotel. Jadi
perbaikannya di event
selanjutnya, nanti
kita beri masukan
agar problem tidak
terulang lagi.”
(W/UJ/UPPK/8-1-
2019)
137
Lampiran 7
DOKUMENTASI
Gambar 1. Prosesi pembangunan gedung
Gambar 2. Jadwal program kerja tahunan
138
Gambar 3. Bangunan sekolah
Gambar 4. Prosesi wawancara terhadap kepala sekolah
139
Gambar 5. Workshop evaluasi dan penyusunan program kerja tahunan
Gambar 6. Pelaksanaan CBT/PAS Online
140
Gambar 7. Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika
141
Lampiran 8
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Madrasah : Amir, S. Ag.
Unit Perpustakaan : Anampi, Ama. Pust
Tata Usaha : Indah Hidayah N.F.
Waka Kurikulum : M. Mujamil, S.PD.I
Waka Kesiswaan : Latif, M.S.Pd
Waka Sarana dan Prasarana : Sugeng F.A, S, Pd.
Waka Humas : HarisN., S. Kom
Wali Kelas 7A : Dwi Safitri, S.Sos.
Wali Kelas 7B : Meriawuri, S.Pd.I
Wali Kelas 7C : Aris B, S.Pd.
Wali Kelas 7D : Musrin H.
Wali Kelas 8A : Desy R., S.Pd.
Wali Kelas 8B : Marlina A., S.Pd.
Wali Kelas 8C : Bayu S.P., S.Pd.
Wali Kelas 9A : Siti Octavia, S.Pd
Wali Kelas 9B : Ahmad H.A ., S.Pd.
Wali Kelas 9C : Setia H.W., S.Pd.
142
Lampiran 9
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
143
Lampiran 10
SURAT TUGAS PEMBIMBING SKRIPSI
144
Lampiran 11
DAFTAR NILAI SATUAN KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Husna Fikria ‘Aisyah
NIM : 111-14-115
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen P.A : Dr. Adang Kuswaya,
M.Ag.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1 MASTA & SEMINAR NASIONAL
dengan tema “Membumikan Gerakan
Mahasiswa Berilmu Amaliah,Amalan
Ilmiah” oleh Pimpinan Komisariat
IMM Kota Salatiga
12 September
2015
PANITIA 8
2 SEMINAR NASIONAL dengan tema
“Pengaplikasian Ekonomi Syariah
menuju Stabilitas Perekonomian
Indonesia” oleh HMJ Ekonomi
Syariah FEBI IAIN Salatiga
21 November
2016
PESERTA 8
3 SEMINAR NASIONAL
“Perlindungan Hukum Terhadap
Usaha Mikro menghadapi Pasar Bebas
ASEAN” oleh Himpunan Mahasiswa
Program Studi_AS Stain Salatiga
No.
015/SEMIAR/
HMPS_AS/
SLTG/XII/2014
PESERTA 8
4 FUN TRAINING NASIONAL oleh
Gerakan Masyarakat Salatiga
(GEMAS)
27 Februari 2016 PESERTA 8
145
5 SEMINAR ADVOKASI
PEREMPUAN DAN ANAK dengan
tema “Perempuan Tanggap dan Bijak
Menyikapi Era Digital” Pimpinan
Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota
Salatiga
25 Agustus 2018 PESERTA 8
6 SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN dengan Tema
“Kompetensi Guru di Era Revolusi
Industri 4.0” oleh Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kota Salatiga
27 November
2018
PESERTA
8
7 PELATIHAN INSTRUKTUR oleh
Majelis Pendidikan Kader Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa
Tengah
16-18 Maret 2018 PESERTA 6
8 Rapat Koordinasi Daerah
(RAKORDA) Dewan Pimpinan
Daerah Jawa Tengah dengan tema
“Ejawantah Aktualisasi Keilmuan
menuju Jawa Tengah Berkemajuan
oleh DPD IMM Jawa Tengah
28-29 November
2015
PANITIA 6
9 Surat keputusan (SK) Penetapan
Kepengurusan Pondok Pesantren An-
Nida Putra dan Putri Kota Salatiga
27 Maret 2017 Sie. Sumber
Pemberdayaa
n Santri
6
10 SYAHADAH DARUL ARQAM
MADYA (DAM) oleh Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Banyumas
17-21 Mei 2017 PESERTA 6
146
11 Surat Keputusan (SK) Pengesahan
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Salatiga periode
2017-2018
11 Mei 2017 Sekretaris
Umum
6
12 FASILITASI KEGIATAN Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018
oleh Pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik
5 April 2018 PESERTA 6
13 DARUL ARQAM DASAR (DAD)
dengan tema “Mengusahakan
Terbentuknya Masyarakat Ilmu yang
Kritis, Idealis, dan Responsif dalam
Menjawab Realita Sosial”
Oleh Pimpinan Komisariat Ibnu
Khaldun IMM Kota Salatiga
23-25 November
2018
PEMATERI 6
14 LATIHAN ADMINISTRASI
MANAJEMEN ORGANISASI
dengan tema “Memupuk Budaya
Musyawarah Demi IMM Kota
Salatiga Berkemajuan” oleh
Pimpinaan Cabang IMM Kota Salatiga
13-14 Desember
2014
PANITIA 4
15 SYAHADAH DARUL ARQAM
DASAR (DAD) dengan tema “ Cipta
Kader Islami Banggakan negri dengan
Prestasi” oleh Pimpinan Cabang IMM
Kota Salatiga
7-9 November
2014
PESERTA 4
147
16 Program MA’HAD MAHASISWA
selama 1 tahun oleh Pengurus Ma’had
Putri Al-Jami’ah IAIN Salatiga
01 Juli 2015 SANTRI/
PESERTA
4
17 Darul Arqam Dasar (DAD) IMM Kota
Salatiga dengan Tema “Aktualisasi
Gerakan Menuju Kader Ikatan yang
Berintelektual, Religius, dan
Humanis” oleh Pimpinan Cabang
IMM Kota Salatiga
23-25 Oktober
2015
PANITIA 4
18 Latihan Administrasi Manajemen
Organisasi (LAMO) dengan tema
“Rekonstruksi Substansi Administrasi
Ikatan dalam Membangun Paradigma
Berorganisasi” diselenggarakan oleh
Pimpinan Cabang IMM Kota Salatiga
25 Desember
2015
PANITIA 4
19 NOBAR (Nonton Bareng) dan Sharing
bersama Bpk. Hammam, S.Pd.,M.Pd
dengan judul film “BAJRANGI
BHAIJAAN” oleh IMM Salatiga
17 Desember
2015
PANITIA 4
20 PELATIHAN JURNALISTIK dengan
tema “Realisasi Intelektualitas Kader
sebagai Aktivis Melalui Gerakan
Menulis” diselenggarakan oleh IMM
Kota Salatiga
16-17 Januari
2016
PANITIA 4
21 PONDOK RAMADHAN ANAK
dengan tema “Warna warni Keindahan
Ramadhan” oleh Panitia Pondok
Ramadhan Anak (PRA) Pengurus
17-20 Juni 2016 PANITIA 4
148
Putri Pondok Pesantren An-Nida
Salatiga
22 SURAT KEPUTUSAN (SK) tentang
Pengesahan Pimpinan Komisariat
Ahmad Dahlan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Salatiga
20 Maret 2016 Ketua Bidang
Sosial Dan
Pemberdayaa
n Masyarakat
4
23 LATIHAN ADMINISTRASI
MANAJEMEN ORGANISASI
(LAMO) dengan tema
“Mempersiapkan Kader Cendikia
Menuju IMM Berjaya”
diselenggarakan oleh Pimpinan
Cabang IMM Kota Salatiga
2 November 2017 PANITIA 4
24 MADRASAH PROFETIK 2 ND
EDITION dengan Tema “
Dekonstruksi Nalar Kritis Menuju
Kader Progresif” diselenggarakan oleh
Pimpinan Cabang IMM Kota Salatiga
24-29 Desember
2017
PANITIA 4
25 OPAK STAIN Salatiga dengan tema “
Aktualisasi Gerakan Mahasiswa yang
Beretika, Disiplin dan Berfikir
Terbuka oleh Panitia OPAK STAIN
Salatiga
19 Agustus 2014 PESERTA 3
26 MASA TA’ARUF (MASTA) 2014
dengan tema “ Membentuk Pribadi,
Kembangkan diri, Lahirkan Potensi “
Oleh Pimpinan Cabang IMM Kota
Salatiga
26 September
2014
PANITIA 3
149
27 ACHIVEMENT MOTIVATION
TRAINING (AMT) dengan tema “
Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi” oleh CEC dan
JQH Stain Salatiga
12 Agustus 2014 PESERTA 2
28 ORIENTASI DASAR KEISLAMAN
(ODK) dengan tema Pemahaman
Islam Rahmatan Lil ‘Alamin sebagai
Langkah Awal menjadi Mahasiswa
Berkarakter” oleh LDK Darul Amal
dan ITTAQO STAIN Salatiga
21 Agustus 2014 PESERTA 2
29 WORKSHOP
ENTREPREUNEURSHIP dengan
tema “ Menanamkan Nilai-Nilai Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa yang
Kreatif dan Inovatif” oleh Kelompok
Studi Ekonomi Islam (KSEI) dan
Stain Sport Club (SSC) STAIN
Salatiga
22 Agustus 2014 PESERTA 2
30 LIBRARY USER EDUCATION
(Pendidikan Pemustaka) oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
28 Agustus 2014 PESERTA 2
31 TRAINING PEMBUATAN
MAKALAH Oleh Lembaga Dakwah
kampus (LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
17 September
2014
PESERTA 2
32 BEDAH BUKU “ Membidik Bintang”
oleh Lembaga Dakwah Kampus
01 Oktober PESERTA 2
150
151
Lampiran 12
152
153
154
Lampiran 13
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Husna Fikria ‘Aisyah
Tempat Tanggal Lahir : Sragen, 21 Juni 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bangle, RT: 12/RW:3, Kecamatan Tanon, Kabupaten
Sragen, Jawa Tengah, Indonesia
Pendidikan : 1. MI Al-Ma’arif Tanon 2007
2. SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen 2010
3. MAPK MAN 1 Surakarta 2014
Pengalaman Organisasi :
1. Pimpinan Komisariat Ahmad Dahlan IMM Kota Salatiga tahun 2016-2017
sebagai Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Pimpinan Cabang IMM Kota Salatiga tahun 2017-2018 sebagai Sekretaris
Umum
3. Pimpinan Cabang IMM Kota Salatiga tahun 2018-2019 sebagai Bendahara
Umum