analisis sektor primer unggulan kabupaten sragen …eprints.ums.ac.id/75604/10/np yessy.pdf ·...

28
ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN DAN DISTRIBUSI SPASIALNYA TAHUN 2016-2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : YESSY SEPTYANI B300160025 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN

SRAGEN DAN DISTRIBUSI SPASIALNYA TAHUN 2016-2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

YESSY SEPTYANI

B300160025

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN DAN

DISTRIBUSI SPASIALNYA TAHUN 2016-2017

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

YESSY SEPTYANI

B300160025

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Muhammad Arif, SE. MEc. Dev

Page 3: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN DAN

DISTRIBUSI SPASIALNYA TAHUN 2016-2017

oleh:

YESSY SEPTYANI

B300160025

Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari ...........................................

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji:

1. Muhammad Arif, SE. MEc. Dev ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr Daryono Soebagiyo, MEC ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Eni Setyowati, SE.Msi ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsudin, M. M

NIDN: 017025701

Page 4: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Juli 2019

Penulis

YESSY SEPTYANI

B300160025

Page 5: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

1

ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN DAN

DISTRIBUSI SPASIALNYA TAHUN 2016-2017

Abstrak

Tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab tersebut, pemerintah daerah harus berupaya

untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyaraktnya. Peningkatan kesejahteraan

masyarakat dapat bisa dilakukan melalui pengembangan potensi yang ada melalui

komoditas unggulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis

Sektor Primer Unggulan Kabupaten Sragen dan Distribusi Spasialnya Tahun 2016-

2017. Metode Yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Data yang digunakan berupa data produksi komoditas primer Kabupaten Sragen

tahun 2016-2017 dan data produksi komoditas primer Provinsi Jawa Tengah tahun

2016-2017. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis DLQ

menunjukkan sektor primer yang menjadi komoditas unggulan adalah kacang hijau,

cabe besar, tomat, kangkung, terong, semangka, pisang dan perikanan budidaya.

Sedangkan berdasarkan model pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG)

menunjukkan bahwa komoditas primer unggulan kacang hijau tersebar di wilayah

Tanon. Cabe besar tersebar di wilayah Kedawung, Tanon, Plupuh, Gemolong,

Gondang, Kalijambe, Karangmalang, Masaran, Miri, Ngrampal, Sambungmacan,

Sambirejo, Sumberlawang dan Sukodono. Tomat tersebar di wilayah Gemolong,

Sidoharjo dan Tanon. Kangkung tersebar di wilayah Miri, Mondokan, Sukodono.

Terong tersebar di wilayah Kecamatan Mondokan, Sambungmacan dan Tangen.

Semangka tersebar di wilayah Plupuh dan Sumberlawang. Pisang tersebar di wilayah

Gemolong, Gesi, Gondang, Jenar, Kalijambe, Kedawung, Masaran, Miri, Mondokan,

Ngrampal, Plupuh, Sambirejo, Sambungmacan, Sukodono, Sumberlawang, Tangen

dan Tanon.

Kata Kunci : sektor unggulan, dynamic location quotient (DLQ), sistem informasi

geografis (SIG).

Abstract

The purpose of regional development is to improve the standard of living and welfare

of the community. Therefore, local governments must strive to improve the welfare

of the community. Improving community welfare can be done through developing

existing potential through superior commodities. The purpose of this study was to

find out the analysis of the superior primary out the superior primary sector of

Sragen District and its spatial distribution in 2016-2017. The method used in this

study is to use Dynamic Location Quotient (DLQ) and Geographic Information

System (SIG). The data used in the form of Sragen Regency primary commodity

production data in 2016-2017 and primary commodity production data for Central

Java ProvinceS 2016-2017. From the result if the analysis, it can be concluded that

from the result of DLQ, the primary sector which is the leading commodity is green

beans, large chillies, tomatoes, kale, eggplant, watermelon, bananas and aquaculture.

Wheareas based on thr geographich information system approach model shows that

superior primary commodity of green beans is spread in the Tanon Region. Chili

spread in the Kedawung area, Tanon, Plupuh, Gemolong, Gondang, Kalijambe,

Karangmalang, Masaran, Miri, Ngrampal, Sambungmacan, Sambirejo,

Page 6: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

2

Sumberlawang and Sukodono. Tomatoes spread in the Gemolong area, Sidoharjo

and Tanon. Kale spread in the Miri area, Mondokan, Sukodono. Eggplant spread in

the Mondokan area, Sambungmacan and Tangen. Semangka tersebar di wilayah

Plupuh and Sumberlawang. Watermelon spread in the Plupuh dan Sumberlawang

area. Bananas spread in the Gemolong, Gesi, Gondang, Jenar, Kalijambe, Kedawung,

Masaran, Miri, Mondokan, Ngrampal, Plupuh, Sambirejo, Sambungmacan,

Sukodono, Sumberlawang, Tangen and Tanon.

Keywords : leading sector, dynamic location quotient (DLQ), geographic

information system.

1. PENDAHULUAN

Setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah, maka sistem otonomi daerah menggantikan sistem sentralistik. Tarigan

(2005) memberikan penjelasan bahwa dengan kondisi yang demikian, maka masing-

masing sudah lebih bebas dalam menetapkan sektor/komoditi yang diprioritaskan

pengembangannya. Kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang

memiliki keunggulan dan kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting. Sektor

yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan

dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang. Potensi

wilayah satu dengan wilayah lainnya pasti berbeda-beda. Karena hal ini terkait

dengan karakteristik masing-masing wilayah tersebut.

Otonomi daerah yang berkembang saat ini, di satu sisi memberikan

kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah daerah dalam mengatur dan

melaksanakan program-program pembangunan di daerahnya, namun di sisi lain juga

menuntut kesiapan daerah dalam mempersiapkan dan melaksanakan berbagai

kebijakan yang kini bergeser menjadi tanggung jawab daerah. Pembangunan daerah

di era otonomi daerah perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan

seimbang serta sesuai dengan prioritas dan potensi daerah (Tjiptoherijanto, 1997).

Dengan demikian, pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor yang

mempunyai peranan dominan dalam perekonomian daerahnya, sehingga akan lebih

memudahkan pemerintah daerah dalam menetapkan sasaran pembangunan dan

memajukan daerahnya, sehingga dalam upaya mencapai tujuan pembangunan

ekonomi daerah, kebijakan utama yang perlu dilakukan adalah mengusahakan

semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi yang

dimiliki oleh daerah.

Page 7: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

3

Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten atau

Kota untuk mengembangkan potensi ekonominya. Arah dan kebijakan pembangunan

daerah digunakan untuk memacu pemerataan pembangunan secara menyeluruh

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran

aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal

dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan

bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa guna

mewujudkan pemerataan hasil pembangunan di tanah air. Pemerataan hasil-hasil

pembangunan tidak mungkin dapat tercapai dalam waktu singkat tetapi memerlukan

waktu, oleh karena itu yang paling penting dilakukan adalah semua upaya harus

diarahkan sedemikian rupa sehingga proses-proses dan pelaksanaan pembangunan

nasional dan pembangunan daerah khusunya dan pada setiap tahunnya makin

mendekati pada tujuan yang diharapkan. Pembangunan daerah haruslah sesuai

dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang.

Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi

yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada

akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya

proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan (Arsyad, 2000).

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk

meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor

ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat dan diukur dari perkembangan pendapatan

daerah Produk Domestik Regioanl Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dari tahun

ketahunnya. Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan dalam

kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita masyarakat tersebut menurut

harga atau pendapatan terus menerus bertambah dalam dinamika pembangunan

nasional, PDRB suatu daerah tidak selalu mengalami peningkatan karena sering

terjadinya fluktuasi ekonomi. Pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah

bertujuan untuk meningkatkan PDRB daerah yang bersangkutan. PDRB Kabupaten

Sragen disumbang oleh salah satu sektor diantaranya adalah sektor primer yaitu

sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, holtikultura biofarmaka,

perkebunan, dan perikanan. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Sragen atas dasar

harga berlaku pada tahun 2016 sektor pertanian menyumbang sebesar 16,63 %,

Page 8: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

4

sedangkan pada tahun 2017 sektor pertanian menyumbang sebesar 15,74 %. Dengan

presentasi seperti itu sektor pertanian belum mendominasi dalam hal penyumbang

PDRB Kabupaten Sragen karena masih kalah tinggi dengan sektor industri yang

sebesar 35,30 % pada tahun 2016 dan 36,07 % pada tahun 2017, sedangkan sektor

perdagangan yang mempunyai presentasi sebesar 18,80 % di tahun 2016 dan 18,61

% di tahun 2017, yang artinya sektor pertanian berada di urutan ketiga setelah sektor

industri dan sektor perdagangan.

Tantangan yang dihadapi Kabupaten Sragen dalam pelaksanaan strategi

pembangunannya sebagaimana tersebut diatas adalah bagaimana meningkatkan

potensi wilayah produktivitas dan efisiensi sektor pertanian dalam menghasilkan

berbagai komoditi pertanian agar dapat memberikan nilai tambah yang sebesar-

besarnya kepada masyarakat dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki

daerahnya. Peningkatan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian di Kabupaten

Sragen dapat dilakukan apabila pemerintah daerah mengetahui potensi wilayahnya di

tiap Kecamatan di Kabupaten Sragen karena besarnya kontribusi sektor pertanian di

tingkat Kabupaten ditentukan oleh besarnya produksi komoditi pertanian di tingkat

Kecamatan.

2. METODE

Alat analisis yang digunakan adalah analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) dan

Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Sektor-sektor primer yang digunakan

yaitu sektor pertanian, Sektor perkebunan, Sektor perikanan. Data yang digunakan

adalah data sekunder. Yaitu data produksi komoditas primer Kabupaten Sragen tahun

2016-2017 dan data produksi komoditas primer Provinsi Jawa Tengah tahun 2016-

2017. Sumber berasal dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Sragen dalam angka

tahun 2016 dan tahun 2017, Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Tengah dalam

angka tahun 2016 dan tahun 2017, buku-buku dan jurnal-jurnal. Jenis penelitian yang

dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitan kuantitaif. Penelitian ini dilakukan

di Kabupaten Sragen.

Page 9: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data Penelitian

Sragen adalah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, dengan pusat

pemerintahan berlokasi di Kecamatan Sragen. Secara administratif Sragen terletak

diperbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang secara geografis

tercatat pada koordinat 7015' - 7

030' Lintang Selatan dan 110

045' - 111

010' Bujur

Timur. Batas administratif Kabupaten Sragen Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

dan Kabupaten Boyolali, Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali, Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali, Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi

Provinsi Jawa Timur.

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Sragen tahun 2018

No Kecamatan Luas Wilayah

Persentase (%) (Km

2)

1 Kalijambe 46,96 4,99

2 Plupuh 48,36 5,14

3 Masaran 44,04 4,68

4 Kedawung 49,78 5,29

5 Sambirejo 48,43 5,14

6 Gondang 41,17 4,37

7 Sambungmacan 38,48 4,09

8 Ngrampal 34,40 3,65

9 Karangmalang 42,98 4,56

10 Sragen 27,27 2,90

11 Sidoharjo 45,90 4,87

12 Tanon 51,00 5,42

13 Gemolong 40,23 4,27

14 Miri 53,81 5,72

15 Sumberlawang 75,16 7,98

16 Mondokan 49,36 5,24

17 Sukodono 45,55 4,48

18 Gesi 39,58 4,20

19 Tangen 55,13 5,86

20 Jenar 63,96 6,79

Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018

Kabupaten Sragen memiliki kondisi geografis yang beragam, hal ini

dikarenakan lokasi Sragen yang berada dilembah daerah aliran sungai bengawan

Solo. Sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 70-480

meter diatas permukaan air laut. Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari

rangkaian gunung kendeng, sedangkan sebagian kecil wilayah selatan berupa

perbukitan kaki gunung lawu.

Page 10: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

6

Sragen memiliki iklim tropis dan bertemperatur sedang, dengan suhu seharian

yang berkisaran antara 19-310C. Curah hujan rata-rata dibawah 300 mm pertahun

dengan hari hujan dibawah 150 hari pertahun. Keadaan hidrologi di Kabupaten

Sragen ditandai dengan adanya sungai-sungai yang mengalir didalam kesatuan

wilayah DAS bengawan Solo dan DAS Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang,

Lusi, dan Juana). Sungai-sungai yang mengalir dalam kesatuan DAS bengawan Solo

adalah sungai Mungkung, Kenatan, Jenar, Kedungaren, Tanggan, Teseh dan

Kedungdowo, sedangkan sungai-sungai yang termasuk dalam kesatuan DAS

Jratunseluna yaitu sungai Serang (BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018).

Kondisi alam di Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka ragam,

sebagian besar berupa daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke

barat terletak di sebelah bengawan solo dan dataran rendah yang tersebar diseluruh

Kabupaten Sragen dengan jenis tanah grumusol, alluvial regosol, latosol dan

mediteran. Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 km2 terbagi

dalam 20 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 208 Desa dan Kelurahan. Dari

luas tersebut 68.753 Ha (73,02%) merupakan lahan pertanian dan 25.402,00 Ha

(26,98%) merupakan lahan bukan pertanian. Berdasarkan BPS Sragen dalam angka

tahun 2018, pola penggunaan lahan di Kabupaten Sragen tahun 2018 terdiri dari

lahan sawah (irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, rawa lebak, dan lain-lain), lahan

bukan sawah ( tegal, ladang, perkebunan, ditanami pohon, padang rumput, sementara

tidak diusahakan, tambak, kolam, empang, hutan negara, dan lain-lain), lahan bukan

pertanian (jalan, pemukiman, perkantoran, sungai, dan lain-lain).

Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan (ha) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sragen

Tahun 2017.

Luas (Ha)

Kecamatan Lahan Sawah

Pertanian Bukan

Sawah Bukan Pertanian

Jumlah

(Ha)

Kalijambe 1.960,00 1.510,00 1.226,00 4.696,00

Plupuh 2.667,00 957,00 1.212,00 4.836,00

Masaran 2.910,00 271,00 1.223,00 4.404,00

Kedawung 2.825,00 684,00 1.469,00 4.978,00

Sambirejo 1.487,00 1.211,00 2.145,00 4.843,00

Gondang 2.636,00 334,00 1.147,00 4.117,00

Sambungmacan 2.263,00 302,00 1.283,00 3.848,00

Ngrampal 2.368,00 174,00 898,00 3.440,00

Karangmalang 2.481,00 174,00 1.643,00 4.298,00

Sragen 1.428,00 52,00 1.247,00 2.727,00

Sidoharjo 3.200,00 1.043,00 347,00 4.590,00

Page 11: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

7

Tanon 2.932,00 520,00 1.648,00 5.100,00

Gemolong 2.138,00 526,00 1.359,00 4.023,00

Miri 1.418,00 2.462,00 1.501,00 5.381,00

Sumberlawang 1.902,00 3.735,00 1.879,00 7.516,00

Mondokan 1.158,00 2.429,00 1.349,00 4.936,00

Sukodono 1.729,00 1.534,00 1.292,00 4.555,00

Gesi 782,00 1.917,00 1.259,00 3.958,00

Tagen 888,00 3.592,00 1.033,00 5.513,00

Jenar 661,00 5.592,00 143,00 6.396,00

Sumber : Data dalam angka Kabupaten Sragen tahun 2018

Jumlah penduduk di Kabupaten Sragen dari tahun ketahun selalu meningkat.

Dimana terlihat dari tabel 3 menunjukan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Sragen

mengalami peningkatan mulai dari tahun 2013 hingga pada tahun 2017. Total jumlah

penduduk di kabupaten Sragen pada tahun 2013 adalah 871,991 jiwa, pada tahun

2014 875,615 jiwa, pada tahun 2015 879,027 jiwa, pada tahun 2016 882,090 jiwa,

dan pada tahun 2017 855,122 jiwa.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2017

No Kecamatan Jumlah Penduduk(Jiwa)

1 Kalijambe 49,197

2 Plupuh 43,108

3 Masaran 73,795

4 Kedawung 59,598

5 Sambirejo 35,767

6 Gondang 42,152

7 Sambungmacan 44,646

8 Ngrampal 37,487

9 Karangmalang 67,333

10 Sragen 69,138

11 Sidoharjo 51,487

12 Tanon 51,486

13 Gemolong 46,818

14 Miri 32,532

15 Sumberlawang 44,259

16 Mondokan 33,913

17 Sukodono 29,599

18 Gesi 19,885

19 Tangen 26,022

20 Jenar 26,900

Jumlah/Total tahun 2017 855,122

Jumlah/Total tahun 2016 882,090

Jumlah/Total tahun 2015 879,027

Jumlah/Total tahun 2014 875,615

Jumlah/Total tahun 2013 871,991

Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Page 12: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

8

Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ketahun selalu meningkat di

Kabupaten Sragen, salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk secara

alami, dimana jumlah penduduk yang lahir lebih besar dari pada jumlah penduduk

yang mati. Bertambahnya penduduk menyebabkan kepadatan penduduk di

Kabupaten Sragen juga meningkat, pada akhirnya juga menambah beban

pembangunan di Kabupaten Sragen tersebut. Berdasarkan data BPS Kabupaten

Sragen tahun 2018 kepadatan penduduk di Kabupaten Sragen meningkat yaitu dari

926,12 jiwa/km2pada tahun 2013 menjadi 940,07 jiwa/km

2 pada tahun 2017. Laju

pertumbuhan penduduk yang pesat akan berdampak negatif pada persediaan lahan

pertanian, lahan menjadi pemukiman. Mendasarkan hal tersebut maka perlu upaya

penggalian potensi daerah berbasis komoditas pertanian sangat diperlukan untuk

dapat mempertahankan dan atau meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten

Sragen.

3.2 Hasil Analisis

Kabupaten Sragen pernah mengalami surplus rata-rata 205 ribu ton beras pertahun.

Dengan produktivitas tersebut maka Kabupaten Sragen dikenal sebagai lumbung

pangan Jawa Tengah, dengan potensi agraris yang cukup beragam dengan didukung

oleh banyaknya penduduk di Kabupaten Sragen yang bekerja sebagai petani.

Sehingga peningkatan potensi pertanian pada sektor pertanian diharapkan mampu

menopang dan mempercepat laju dan pertumbuhan ekonomi Sragen dan sekaligus

mereduksi tingkat kemiskinan. Selain itu kawasan pertanian di Kabupaten Sragen

mempunyai prospek yang baik khususnya pertanian lahan basah, kondisi tersebut,

karena didukung oleh adanya saluran irigasi teknis dari Waduk Gajah Mungkur

Wonogiri serta adanya tujuh waduk di Sragen yakni Gebyar, Blimbing, Kembangan,

Bothok, Brambang, Gembong, dan Ketro.

BPS menunjukkan bahwa Sragen memiliki setidaknya 5 klasifikasi sektor

pertanain yaitu (1) sub sektor tanaman pangan dimana terdiri dari padi, jagung, ubi

kayu, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau, (2) sub sektor holtikultura dimana

terdiri dari cabe besar, tomat, kangkung, terong, semangka dan pisang, (3) sub sektor

biofarmaka dimana terdiri dari jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan temu ireng, (5) sub

sektor perkebunan dimana terdiri dari kelapa dalam, tembakau, kopi, tebu, dan

cengkeh, (5) sub sektor perikanan terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan

budidaya. Sektor pertanian merupakan sektor yang mampu memberikan sumbangan

Page 13: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

9

terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sragen bersama dengan sektor industri dan

sektor perdagangan, dimana pertanian memiliki kontribusi sekitar 15,61% lebih kecil

dari industri pengolahan yang memiliki kontribusi sekitar 33,37 % dan sektor

perdagangan yang memiliki kontribusi sekitar 20,75 % terhadap total PDRB Sragen .

Sumber : (Arif, Muhammad, dkk, 2019. Distribusi Spasial Masyarakat

Terkategori Miskin Dalam Basis Data Terpadu Kabupaten

Sragen)

Grafik 1. Komposisi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sragen 2017

Grafik 1 menjelaskan sektor dominan dalam proporsi ekonomi Kabupaten

Sragen disumbang dari 3 sektor utama yaitu sektor indutri pengolahan, perdagangan

dan pertanian.. Ketiga sektor ini secara bersama-sama mengendalikan perputaran

ekonomi Sragen dengan sektor inti bertumpu pada sektor industri pengolahan yang

bernilai 33,87% dari total perolehan PDRB Sragen

Komoditas yang dihasilkan sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Sragen

meliputi padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kacang hijau. Menurut data BPS

Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 produksi terbesar pada komoditas padi

tahun 2016 sebesar 6,547,090 kuintal, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan

menjadi 6,451,370 kuintal, sedangkan komoditas produksi terkecil pada tahun 2016

adalah kacang hijau sebesar 2,600 kuintal, dan tahun 2017 mengalami kenaikan

menjadi sebesar 4,400 kuintal.

Page 14: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

10

Tabel 4. Jumlah Produksi Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2016-2017

Sektor Primer Sragen Jawa Tengah

2016 2017 2016 2017

Tanaman Pangan 8,700,860 8,570,040 183,469,340 184,330,160

Padi 6,547,090 6,451,370 113,797,220 113,966,290

Jagung 1,582,110 1,659,780 35,592,220 35,775,070

Ubi Kayu 384,810 311,300 30,896,470 31,388,640

Kacang Tanah 91,990 91,990 894,310 912,340

Kedelai 92,260 51,200 1,063,610 1,055,530

Kacang Hijau 2,600 4,400 1,225,500 1,232,290

Sumber : BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Komoditas tanaman holtikultura yang paling banyak dibudidayakan oleh

petani di Kabupaten Sragen antara lain adalah cabe besar, tomat, kangkung, terong,

semangka dan pisang. Tanaman cabe besar, tomat, terong, dan pisang pada umumnya

dibudidayakan dilahan tegalan, sedangkan kangkung dan semangka biasanya

dibudidayakan dilahan sawah. Produksi komoditas tanaman holtikultura terbesar

pada tahun 2016 yaitu pisang sebesar 66,872 kuintal dan pada tahun 2017

mengalami penurunan menjadi 38,453 kuintal, sedangkan komoditas produksi

terkecil pada tahun 2016 adalah kangkung sebesar 167 kuintal dan tahun 2017

mengalami kenaikan menjadi 280 kuintal.

Tabel 5. Jumlah Produksi Sub Sektor Holtikultura Tahun 2016-2017

Sektor Primer Sragen Jawa Tengah

2016 2017 2016 2017

Holtikultura 111,220 80,969 9,351,318 9,983,746

Cabe besar 34,647 34,376 1,649,799 1,955,705

Tomat 280 263 615,859 717,717

Kangkung 167 280 279,227 300,965

Terong 1,996 1,529 289,814 312,029

Semangka 7,258 6,068 600,133 677,136

Pisang 66,872 38,453 5,916,486 6,020,194

Sumber : BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Komoditas yang dihasilkan sub sektor biofarmaka di Kabupaten Sragen

meliputi jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan temu ireng. Menurut data BPS

Kabupaten Sragen dalam angka tahu 2018 produksi terbesar pada tahun 2016 yaitu

komoditas kencur sebesar 696 kuintal dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan

menajdi 795 kuintal, sedangkan komoditas produksi terkecil pada tahun 2016 adalah

temu ireng sebesar 52 kuintal dan tahun pada tahun 2017 mengalami penurunan

menjadi 48 kuintal.

Page 15: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

11

Tabel 6. Jumlah Produksi Sub Sektor Biofarmaka Tahun 2016-2017

Sektor Primer Sragen Jawa Tengah

2016 2017 2016 2017

Biofarmaka 1,484 1,676 1,018,530 991,541

Jahe 265 349 484,218 453,529

Kencur 696 795 86,905 75,809

Kunyit 116 258 276,122 279,082

Lengkuas 355 227 145,943 157,688

Temu ireng 52 48 25,342 25,434

Sumber : BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Perkebunan di Kabupaten Sragen mencakup perkebunan rakyat dan

perkebunan besar dengan jenis tanaman yang beranekaragam. Tanaman perkebunan

yang banyak diusahakan di Kabupaten Sragen antara lain meliputi: kelapa dalam,

tembakau, kopi, tebu dan cengkeh. Cakupan usaha perkebunan mulai dari

pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan yang

menjadi satu kesatuan kegiatan. Menurut data yang didapat dari Kabupaten Sragen

dalam angka tahun 2018 hasil perkebunan terbanyak pada tahun 2016 adalah tebu

dengan produksi sebesar 37,551,720 kuintal dan pada tahun 2017 mengalami

penurunan menjadi 36,314,710 kuintal. Sedangkan untuk hasil perkebunan yang

terkecil pada tahun 2016 adalah kopi yang sebesar 4,720 kuintal dan mengalami

penurunan menjadi 3,455 kuintal pada tahun 2017.

Tabel 7. Jumlah Produksi Sub Sektor Perkebunan Tahun 2016-2017

Sektor Primer Sragen Jawa Tengah

2016 2017 2016 2017

Perkebunan 41,947,715 40,937,935 547,480,450 472,104,980

Kelapa dalam 4,309,700 4,486,270 186,958,810 176,575,820

Tembakau 24,160 66,420 27,923,540 25,569,622

Kopi 4,720 3,455 16,810,980 13,856,066

Tebu 37,551,720 36,314,710 309,512,740 250,698,450

Cengkeh 57,415 67,080 6,274,380 5,405,022

Sumber : BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Potensi perikanan di Kabupaten Sragen meliputi perikanan tangkap yang

berupa perairan umum dan perikanan budidaya yang berupa budidaya kolam ikan,

keramba, jaring apung dan sawah. Dimana menurut BPS Kabupaten Sragen dalam

angka tahun 2018 produksi terbesar pada tahun 2016 adalah perikanan budidaya

sebesar 32,684,450 kuintal dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi

sebesar 35,826,579 kuintal. Sedangkan produksi terkecil adalah perikanan tangkap

pada tahun 2016 sebesar 2,017,100 kuintal dan mengalami penurunan pada tahun

2017 menjadi 1,986,950 kuintal.

Page 16: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

12

Tabel 8. Jumlah Produksi Sub Sektor Perikanan Tahun 2016-2017

Sektor primer

Sragen Jawa Tengah

2016 2017 2016 2017

PERIKANAN 34,701,550 37,813,529 462,365,664,380 512,122,716,200

Tangkap 2,017,100 1,986,950 18,624,380 21,807,200

Budidaya 32,684,450 35,826,579 462,347,040,000 512,100,909,000

Sumber : BPS Kabupaten Sragen dalam angka 2018

Konsep analisis metode DLQ ini dipakai untuk menentukan sektor unggulan

atau non unggulan berdasarkan kriteria laju pertumbuhan sektor tersebut. Rasio

antara laju pertumbuhan PDRB sektor terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Sragen dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor terhadap pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Tengah. Secara umum indeks DLQ>1 merupakan indikator bahwa

sektor perekonomian tersebut merupakan sektor unggulan dimasa mendatang dari

sisi laju pertumbuhan, semakin tinggi indeks DLQ maka semakin unggul dan

prospektif sektor tersebut untuk dikembangkan lebih lanjut dalam upaya

meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Sragen dan memenuhi permintaan

pasar lokal, regional maupun internasional. Adapun hasil dari analisis metode

Dynamic Location Quotient (DLQ) terhadap sektor perekonomian di Kabupaten

Sragen dapat dilihat dalam grafik masing-masing sub sektor.

Berdasarkan Grafik 1 hasil perhitungan nilai DLQ tahun 2016-2017 dapat

dijelaskan bahwa di Kabupaten Sragen memiliki komoditas sub sektor tanaman

pangan yang teridentifikasi sebagai komoditas unggulan yang mempunyai nilai

DLQ>1 yaitu Kacang hijau dengan nilai DLQ sebesar 1,61, sehingga dapat dikatakan

bahwa komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan yang artinya komoditas

tersebut dapat lebih berperan bagi perekonomian Kabupaten Sragen dari pada

Provinsi Jawa Tengah. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang strategis, jenis tanah,

dan luas lahan yang cocok untuk dikembangkan. Adapun padi, jagung dan kacang

tanah memiliki nilai DLQ yang cukup tinggi namun secara metodologis belum dapat

dikategorikan sebagai produk unggulan dalam kurun waktu penelitian. Sedangkan

komoditas tanaman pangan terendah adalah kedelai dengan nilai DLQ sebesar 0,53,

hal ini diketahui karena sebagian besar petani kedelai mengalami kesulitan dalam

memperoleh bahan baku atau bibit sehingga produksi belum maksimal.

Page 17: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

13

Sumber : Hasil olahan data DLQ di Ms Excel

Grafik 2. Nilai Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan diKabupaten Sragen

berdasarkan nilai DLQ Tahun 2016-2017

Berdasarkan Grafik 3 menunjukkan nilai DLQ tahun 2016-2017 sub sektor

holtikultura yang terdiri dari enam komoditas, dimana enam komoditas tersebut

masing-masing teridentifikasi menjadi komoditas unggulan yang masing-masing

mempunyai nilai DLQ>1 yaitu cabe besar sebesar 1,76, tomat sebesar 1,69,

kangkung sebesar 3,27, terong sebesar 1,50, semangka sebesar 1.56 dan pisang 1.19,

komoditas kangkungmemiliki nilai DLQ terbesar diantara komoditas holtikultura

lainnya yakni sebesar 3,27, dan pisang memiliki nilai DLQ terendah sebesar 1.19

diantara komoditas holtikultura lainnya. Yang artinya enam komoditas tersebut tetap

berperan bagi perekonomian Kabupaten Sragen dari pada Provinsi Jawa Tengah.

Komoditas kangkung memiliki nilai DLQ paling tinggi diantara komoditas

sub sektor holtikultura, sedangkan komoditas pisang merupakan komoditas yang

mempunyai nilai DLQ paling rendah, walaupun tanaman pisang mempunyai nilai

DLQ paling rendah tetapi mempunyai nilai produksi paling tinggi di antara

komoditas sub sektor holtikultura, pisang banyak diproduksi di Kabupaten Sragen

karena tanaman pisang dapat tumbuh baik dijenis tanah apapun pada dataran rendah,

produksi pisang yang besar juga ditunjang oleh adanya 36 industri kecil keripik

pisang di Kabupaten Sragen.

Page 18: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

14

Sumber : Hasil olahan data DLQ di Ms Excel

Grafik 3..Nilai Komoditas Sub Sektor Holtikultura di Kabupaten Sragen berdasarkan

nilai DLQ Tahun 2016-2017

Berdasarkan Grafik 4 menunjukkan nilai DLQ tahun 2016-2017 sub sektor

biofarmaka yang terdiri dari jahe, kencur, kunyit, lengkuas, temu ireng. Dimana dari

lima komoditas tersebut tidak ada yang menjadi komoditas unggulan yang masing-

masing mempunyai nilai DLQ<1 yaitu jahe sebesar 0.57, kencur sebesar 0.53, kunyit

sebesar 0.89, lengkuas sebesar 0.24, temu ireng sebesar 0.37. Yang artinya lima

komoditas tersebut tidak berperan bagi perekonomian Kabupaten Sragen dari pada

Provinsi Jawa Tengah karena laju pertumbuhan sub sektor biofarmaka mengalami

perlambatan, hal tersebut yang mengakibatkan sub sektor biofarmaka kurang mampu

bersaing dengan wilayah lain di Jawa Tengah.

Dari lima komoditas tersebut walaupun semuanya tidak ada yang menjadi

komoditas unggulan, tetapi yang mempunyai nilai DLQ paling tinggi yaitu Kunyit,

komoditas kunyit diproduksi di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Sumberlawang,

Tanon, Kalijambe dan Plupuh.

Page 19: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

15

Sumber : Hasil olahan data DLQ di Ms Excel

Grafik 4. Nilai Komoditas Sub Sektor Biofarmaka di Kabupaten Sragen berdasarkan

nilai DLQ Tahun 2016-2017

Berdasarkan Grafik 5 menunjukkan nilai DLQ tahun 2016-2017 sub sektor

perkebunan yang terdiri dari kelapa dalam, tembakau, kopi, tebu, cengkeh. Dimana

dari lima komoditas tersebut tidak ada yang menjadi komoditas unggulan yang

masing-masing mempunyai nilai DLQ<1 yaitu kelapa dalam sebesar 0.15, tembakau

sebesar 0.4, kopi sebesar 0.12, tebu sebesar 0.16, dan cengkeh sebesar 0.18. Yang

artinya lima komoditas tersebut tidak berperan bagi perekonomian Kabupaten Sragen

dari pada Provinsi Jawa Tengah.

Komoditas tembakau merupakan komoditas yang memiliki nilai DLQ paling

tinggi, dimana komoditas tembakau hanya di produksi di tiga Kecamatan yaitu

Kecamatan Sumberlawang, Mondokan, dan Sukodono. Kecamatan yang

memproduksi tembakau paling besar yaitu Kecamatan Sumberlawang yang jumlah

produksinya 449,90 Kw dan luas panen 46,00 Ha dengan rata-rata 8,62 Kw/Ha pada

tahun 2017. Sedangkan komoditas cengkeh merupakan komoditas yang memiliki

nilai DLQ paling rendah, komoditas cengkeh hanya di produksi di Kecamatan

Kedawung dan Sambirejo, Kecamatan Sambirejo memproduksi cengkeh lebih besar

dibandingkan dengan Kecamatan Kedawung, dimana Kecamatan Kedawung

memproduksi cengkeh sebesar 625,22 Kw, yang luas panennya 290,80 Ha, dengan

rata-rata produksi sebesar 2,15 Kw/Ha pada tahun 2017.

Meskipun komoditas tebu merupakan komoditas yang memiliki nilai DLQ

terendah nomor tiga setelah kopi dan kelapa dalam, tetapi komoditas tebu merupakan

komoditas yang mempunyai nilai produksi tertinggi dibandingkan komoditas lainnya

dari sub sektor perkebunan, produksi tebu di Kabupaten Sragen sangat tinggi karena

Page 20: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

16

ditunjang dengan keberadaan Pabrik Gula Mojo yang merupakan milik PT

Perkebunan Nusantara (PTPN Persero).

Kabupaten Sragen terdapat 7.000 Ha lahan tebu, namun pabrik gulo Mojo

hanya mengambil 4.500 Ha lahan tebu, karena tebu milik petani dilahan seluas 2.500

Ha dilarikan atau dijual ke pabrik gula-pabrik gula lain diantaranya Pabrik Gula

Tasikmadu dan Pabrik Gula Madukismo.

Sumber : Hasil olahan data DLQ di Ms Word.

Grafik 5. Nilai Komoditas Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten berdasarkan nilai

DLQ Tahun 2016-2017

Perikanan budidaya di Kabupaten Sragen paling banyak diproduksi dari

Kecamatan Sumberlawang, terutama di Desa Ngargosari karena di Desa Ngargosari

sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai nelayan,

pembudidaya ikan yang merupakan salah satu sumber utama pendapatan mereka, dan

Desa Ngargosari dapat dikatakan cukup berhasil dalam program peningkatan

perekonomian masyarakat dengan bukti adanya usaha budidaya ikan dalam

pemanfaatan keramba.

Pemasaran budidaya ikan air tawar di Kabupaten Sragen sebagian besar

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan industri pengolahan

pengolahan makanan di Kabupaten Sragen. Pada saat panen melimpah jenis ikan

patin dan gurame di ambil oleh pengepul dari Solo, Jogjakarta, Jakarta dan Bali.

Untuk pemasaran ikan lele dikirm ke wilayah Boyolali, Purwodadi, Wonosobo

sampai ke luar jawa Padang, Medan dan pontianak (Sidiq Permono Nugroho, dkk,

2017).

Page 21: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

17

Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengetahui konsentrasi

spasial komoditas primer di Kabupaten Sragen tahun 2016-2017. Sektor-sektor

primer yang digunakan yaitu sektor pertanian yang berupa sub sektor tanaman

pangan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.

Sub sektor holtikultura yang meliputi cabe besar, tomat, kangkung, terong, semangka

dan pisang. Sub sektor biofarmaka yang meliputi jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan

temu ireng. Sektor perkebunan yang meliputi kelapa dalam, tembakau, kopi, tebu dan

cengkeh. Sektor perikanan yang meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil kacang hijau terkelompok

pada kecamatan Tanon yang terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Bonagung, Suwatu dan

Gading, Tanon merupakan satu-satunya kecamatan yang mampu menghasilkan

komoditas kacang hijau, hal ini dikarenakan kontur tanah dan lokasi Tanon yang

dialiri oleh aliran dari waduk Ketro menjadikan wilayah ini cukup baik untuk

tanaman kacang hijau.

Hasil produksi kacang hijau sragen sebagian besar diolah menjadi produk

turunan berupa susu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam penelitian wahyu

wulandari pada tahun 2012, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa, Komoditas

kacang hijau sebagai pemasok di UMKM Brayat Manunggal yang bergerak di

bidang industri minuman olahan dari bahan baku nabati yang mencampurkan tiga

bahan yaitu bekatul, kedelai dan kacang hijau menjadi satu produk yang bernama

“Susu Kaleyo”, yang berlokasi di Desa Nglombo, Tenggak, Kecamatan Sidoharjo,

Kabupaten Sragen, yang dipasarkan ke setiap pasar-pasar tradisional dan toko-toko

klontong pasar tradisional yag menjadi target pemasaran adalah mencakup Provinsi

Jawa Tengah antara lain daerah Solo, Salatiga, Ungaran, Semarang, Bandungan,

Ambarawa, Tegal, Wonosobo dan Purwokerto dan Provinsi Yogyakarta, Susu kaleyo

dibanderol dengan kisaran harga Rp. 18.000 – Rp. 20.000 per kemasan 200 gram dan

Rp. 2.200 per sachetnya. Susu kaleyo terdiri dari dua varian rasa yaitu natural atau

tanpa gula dan manis.

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil cabe besar terkelompok pada

Kecamatan Gemolong yang terdiri dari Kelurahan Kaloran dan Ngembat Padas,

Kecamatan Gondang terdapat di Kelurahan Bumiaji dan Srimulyo, Kecamatan

Kalijambe terdapat di Kelurahan Donoyudan dan Saren, Kecamatan Karangmalang

terdiri dari 5 kelurahan yaitu Guworejo, Jurangjero, Pelemgadung, Plosokerep, dan

Page 22: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

18

Saradan, Kecamatan Kedawung terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Bendungan, Celep,

Jenggrik, Karangpelem, Kedawung, Mojodoyong, Mojokerto, Wonokerso dan

Wonorejo, Kecamatan Masaran terdapat di Kelurahan Karangmalang dan Pilang,

Kecamatan Miri hanya terdapat di Kelurahan Brojol.

Kecamatan Ngrampal terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Bener, Gabus dan

Klandungan, Kecamatan Plupuh terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Dari, Gentan Banaran,

Karanganyar, Karangwaru, Karungan, Ngrombo, Plupuh, Sambirejo, dan

Somomoroduk, Kecamatan Sambirejo terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Blimbing,

Dawung, Jambeyan, dan Sambirejo, Kecamatan Sambungmacang terdiri dari 3

Kelurahan yaitu Banaran, Gringging dan Karanganyar, Kecamatan Sukodono terdiri

dari 5 Kelurahan yaitu Baleharjo, Bendo, Gebang, Jati Tengah dan Newung,

Kecamatan Sumberlawang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Capoko, Kacangan,

Mojopuro dan Cagak, Kecamatan Tanon terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Gawan, Jono,

Karangtalun, Kecik, Padas, dan Pengkol, dimana hasil produksi sektor ini

ditunjukkan pada. Gambar 4.6. Kedawung merupakan Kecamatan Penghasil cabe

besar terbanyak, hal ini dikarenakan kontur tanah dan lokasinya yang dialiri oleh

adanya Waduk Bothok yang menjadikan wilayah ini cukup baik untuk ditanami cabe

besar.

Wilayah dengan hasil panen terbanyak kedua adalah Kecamatan Kalijambe

terdapat di Kelurahan Saren, Kecamatan Ngrampal terdapat pada Kelurahan Gabus

dan Klandungan, Kecamatan Plupuh terdapat pada Kelurahan Karanganyar,

Karangwaru, Karungan, Ngrombo, Sambirejo dan Samomoroduk, Kecamatan

Sumberlawang terdapat pada Kelurahan Capoko, Kacangan, Mojopuro, dan Pagak

yang mampu memproduksi cabe besar sebanyak 110-215 Kuintal dalam kurun

waktu.

Wilayah dengan hasil panen terbanyak ketiga adalah Kecamatan Gemolong

terdapat pada Kelurahan Ngembat Padas, Kecamatan Gondang terdapat di Kelurahan

Bumiaji dan Srimulyo, Kecamatan Kalijambe terdapat di Kelurahan Donoyudan dan

Wonorejo, Kecamatan Karangmalang terdapat di Kelurahan Guworejo, Kecamatan

Masaran terdapat di Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Miri terdapat di

Kelurahan Brojol, Kecamatan Ngrampal terdapat di Kelurahan Bener, Kecamatan

Plupuh terdapat di Kelurahan Dari dan Plupuh, Kecamatan Sambungmacan terdapat

pada Kelurahan Banaran, Ngringging, Karanganyar, Kecamatan Tanon terdapat di

Page 23: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

19

Kelurahan Karangtalun yang mampu memproduksi sebanyak 47 sampai dengan 109

kuintal.

Wilayah dengan hasil panen terendah yaitu Kecamatan Gemolong terdapat di

Kelurahan Kaloran, Kecamatan Karangmalang terdapat pada Kelurahan Jurangjero,

Pelemgadung, Plosokerep dan Saradan, Kecamatan Masaran terdapat di Kelurahan

Pilang, Kecamatan Sambirejo terdapat pada Kelurahan Blimbing, Dawung,

Jambeyan, dan Sambirejo, Kecamatan Sukodono terdapat pada Kelurahan Baleharjo,

Bendo, Gebang, dan Jati Tengah yang hanya mampu memproduksi hasil panen

sebesar 1 sampai dengan 46 kuintal.

Salah satu pemasok cabe besar di Pasar Bunder Sragen adalah Bapak

Yuliatman yang berasal dari Sambirejo, Yuliatman biasa memasok aneka macam

cabai hingga 1,5 ton dalam sekali musim panen, harga cabe besar atau cabe merah

memiliki kisaran harga sekitar Rp. 32.000/Kg yang kemudian cabe besar tersebut

diperjual belikan di Pasar Bunder Sragen (Solopos.com, 23 Juni 2019).

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil tomat terkelompok pada

Kecamatan Gemolong terdapat di Kelurahan Kaloran dan Ngembat Padas,

Kecamatan Sidoharjo terdapat di Kelurahan Pandak dan Sribet, dan Kecamatan

Tanon terdapat di Kelurahan Kecik, Tanon merupakan Kecamatan paling besar yang

memproduksi tomat, hal ini dikarenakan Tanon memiliki lahan basah dan lokasi

Tanon yang dialiri oleh adaya Waduk Ketro yang sehingga cocok untuk ditanami

tanaman tomat.

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil kangkung terkelompok pada

Kecamatan Miri yang terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Brojol, Doyong dan Gilrejo,

Kecamatan Mondokan yang terdiri dari 8 Kelurahan yaitu Gematar, Jambangan,

Jekani, Kedawung, Sono, Sumberejo, Tempelrejo, dan Trombol, Kecamatan

Sukodono yang terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Baleharjo, Bendo, Gebang, Jati

Tengah, Juwok, Karanganom, Majenang, Newung dan Pantirejo. Dari ke tiga

Kecamatan tersebut komoditas kangkung paling banyak di produksi dari Kecamatan

Mondokan, hal ini dikarenakan Mondokan memiliki lahan yang bersifat basah

sehingga cocok untuk ditanami kangkung.

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil terong terkelompok pada

Kecamatan Mondokan terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Gematar, Jekani, Kedawung

dan Sumberejo, Kecamatan Sambungmacan terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Banaran,

Page 24: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

20

Cemeng, dan Sambungmacan, Kecamatan Tangen terdiri dari 7 Kelurahan yaitu

Denanyar, Dukuh, Galah, Jekawal, Katelan, Ngrombo dan Sigit. Dari ke tiga

Kecamatan tersebut komoditas terong paling banyak diproduksi dari Kecamatan

Sambungmacan, hal ini karena Sambungmacan berada di dataran rendah dengan

tinggi 85 m tinggi daerah dari permukaan air laut, selain itu memiliki jenis tanah

berpasir atau lempung berpasir sehingga cocok untuk budidaya terong.

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil semangka terkelompok pada

Kecamatan Plupuh yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Gentan Banaran,

Karanganyar, Karangwaru dan Karungan, Kecamatan Sumberlawang terdapat di

Kelurahan Hadiluwih. Plupuh merupakan Kecamatan yang memiliki produksi

semangka terbanyak, hal ini dikarenakan Kecamatan Plupuh terdapat sawah tadah

hujan yang sangat cocok untuk ditanami semangka dan melon.

Hasil analisis menunjukkan wilayah penghasil pisang terkelompok pada

seluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten Sragen, kecuali Kecamatan

Karangmalang, Sragen dan Sidoharjo. Jenar merupakan Kecamatan yang memiliki

produksi pisang terbesar dibandingkan dengan Kecamatan yang lain, hal ini

dikarenakan Kecamatan Jenar memiliki luas lahan yang besar dan luasnya

pekarangan rumah warga yang masih kosong.

Wilayah dengan hasil panen terendah terdapat di Kecamatan Gemolong yang

terdiri dari 14 Kelurahan yaitu Brangkal, Gemolong, Genengduwur, Jatibatur,

Jenalas, Kalangan, Kaloran, Kragilan, Kwangen, Nganti, Ngembat Padas, Peleman,

Purworejo dan Tega Dowo, Kecamatan Gesi terdiri dari 7 Kelurahan yaitu Blangu,

Gesi, Pilangsari, Poleng, Slendro, Srawung dan Tanggan, Kecamatan Gondang

terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Bumiaji, Glonggong, Gondang, Kaliwedi, Plosorejo,

Srimulyo, Tegalrejo, Tunggul dan Wonotolo, Kecamatan Jenar terdapat di Kelurahan

Mlale, Kecamatan Kalijambe terdiri dari 14 Kelurahan yaitu Banaran, Bukuran, Jetis

Karangpung, Kalimacan, Karangjati, Keden, Krikilan, Ngebung, Samberembe,

Saren, Tegalombo, Trabayan dan Wonorejo.

Kecamatan Kedawung terdiri dari 10 Kelurahan yaitu Bendungan, Celep,

Jenggrik, Karangpelem, Kedawung, Mojodoyong, Mojokerto, Pengkok, Wonokerso

dan Wonorejo, Kecamatn Masaran yang terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Dawungan,

Gebang, Jati, Jirapan, Karangmalang, Kliwonan, Krebet, Krikilan, Masaran, Pilang,

Pringanom, Sepat dan Sidodadi, Kecamatan Miri terdiri dari 9 Kelurahan yaitu

Page 25: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

21

Bagor, Brojol, Doyong, Geneng, Gilirejo, Girimargo, Jeruk, Soko dan Sunggingan,

Kecamatan Mondokan yang terdiri dari 8 Kelurahan yaitu Jambangan, Jekani,

Kedawung, Pare, Sono, Sumberejo, Tempelrejo dan Trombol, Kecamatan Ngrampal

yang terdiri dari 8 Kelurahan yaitu bandung, Bener, Gabus, Karangudi, Kebonromo,

Klandungan, Ngarum dan Pilangsari.

Kecamatan Plupuh terdiri dari 16 Kelurahan yaitu Cangkol, Dari, Gedongan,

Gentan Banaran, Jabung, Jembangan, Karanganyar, Karangwaru, Karungan,

Manyarejo, Ngrombo, Plupuh, Pungsari, Sambirejo, Sidokerto dan Somomoroduk,

Kecamatan Sambirejo terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Blimbing, Dawung, Jambeyan,

Jetis, Kadipiro, Musuk, Sambi, Sambirejo dan Sukorejo, Kecamatan Sambung

Macan terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Banaran, Banyuurip, Bedoro, Cemeng,

Ngringging, Karanganyar, Plumbon, Sambungmacan dan Toyogo, Kecamatan

Sukodono terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Baleharjo, Bendo, Gebang, Jati Tengah,

Juwok, Karanganom, Majenang, Newung dan Pantirejo, Kecamatan Sumberlawang

terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Capoko, Hadiluwih, Jati, Mojopuro, Ngandul,

Ngargosari, Pagak, Pendem dan Tlogotirto, Kecamatan Tangen terdiri dari 7

kelurahan yaitu Denanyar, Dukuh, Galah, Jekawal, Katelan, Ngrombo dan Sigit,

Kecamatan Tanon terdiri dari 16 Kelurahan yaitu Bonagung, Gabugan, Gading,

Gawan, Jono, Kalikobok, Karangasem, Karangtalun, Kecik, Ketro, Padas, Pengkol,

Sambiduwur, Slogo, Suwatu dan Tanon yang hanya mampu memproduksi sebesar 1

sampai dengan 642 kuintal.

Walaupun tanaman pisang mempunyai nilai DLQ paling rendah tetapi

mempunyai nilai produksi paling tinggi di antara komoditas sub sektor holtikultura.

Pisang merupakan komoditi buah-buahan andalan di Kabupaten Sragen, jenis pisang

yang dibudidayakan diwilayah Sragen adalah pisang kepok dan pisang raja, komoditi

pisang banyak diproduksi di Kabupaten Sragen karena tanaman pisang dapat tumbuh

baik dijenis tanah apapun pada dataran rendah, selain itu tanaman ini banyak ditanam

sebagai tanaman pekarangan rakyat. Perluasan areal tanam pada tegalan sebagai

alternatif dalam menambah luas panen komoditi pisang. Luas panen yang bertambah

dapat menyebabkan produksi komoditi pisang meningkat. Produksi pisang yang

besar juga ditunjang oleh adanya 36 industri kecil keripik pisang di Kabupaten

Sragen terutama Kecamatan Sumberlawang yang memiliki paling banyak UMKM

keripik pisang.

Page 26: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

22

3.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian analisis sub sektor tanaman pangan menggunakan alat

analisis DLQ yang terdiri dari padi, jagung, kacang hijau, ubi kayu, kacang tanah dan

kedelai, dimana dari lima komoditas tersebut yang menjadi sektor unggulan di

Kabupaten Sragen hanyalah Komoditas Kacang hijau.

Berdasarkan hasil penelitian analisis sub sektor holtikultura menggunakan

alat analisis DLQ yang terdiri dari Cabe besar, tomat, kangkung, terong semangka

dan pisang dimana dari enam komoditas tersebut masing-masing menjadi komoditas

unggulan di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil penelitian analisis sub sektor biofarmaka menggunakan

alat analisis DLQ yang terdiri dari jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan temu ireng.

Dimana dari lima komoditas tersebut tidak ada yag menjadi komoditas unggulan di

Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil penelitian analisis sub sektor perkebunan menggunakan

alat analisis DLQ yang terdiri dari kelapa dalam, tembakau, cengkeh, kopi, dan tebu.

Dimana dari lima komoditas tersebut tidak ada yag menjadi komoditas unggulan di

Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil penelitian analisis sub sektor perikanan menggunakan alat

analisis DLQ yang terdiri dari perikanan tangkap dan budidaya. Dimana yang

menjadi komoditas unggulan hanyalah komoditas perikanan budidaya.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) komoditas primer

yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Sragen adalah Sub sektor

tanaman pangan terdiri dari kacang hijau, Sub sektor Holtikultura terdiri dari

cabe besar, tomat, kangkung, terong, semangka dan pisang, Sub sektor Perikanan

terdiri dari perikanan budidaya.

2) Berdasarkan hasil analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) komoditas primer

yang menjadi komoditas unggulan tersebar diwilayah antara lain yaitu:

Page 27: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

23

a) Sub sektor tanaman pangan komoditas kacang hijau tersebar di wilayah

Kecamatan Tanon yang terdiri dari Kelurahan Bonagung, Suwatu dan

Gading.

b) Sub sektor holtikultura komoditas cabe besar tersebar di wilayah Kecamatan

Kedawung, Tanon, Plupuh, Gemolong, Gondang, Kalijambe, Karangmalang,

Masaran, Miri, Ngrampal, , Sambungmacan, Sambirejo, Sumberlawang dan

Sukodono.

c) Sub sektor holtikultura komoditas tomat tersebar di wilayah Kecamatan

Gemolong, Sidoharjo dan Tanon.

d) Sub sektor holtikultura komoditas kangkung tersebar di wilayah Kecamatan

Miri, Mondokan, Sukodono,

e) Sub sektor holtikultura komoditas terong tersebar di wilayah Kecamatan

Mondoka, Sambungmacan dan Tangen.

f) Sub sektor holtikultura komoditas semangka tersebar di wilayah Kecamatan

Plupuh dan Sumberlawang.

g) Sub sektor holtikultura komoditas pisang tersebar di wilayah Kecamatan

Gemolong, Gesi, Gondang, Jenar, Kalijambe, Kedawung, Masaran, Miri,

Mondokan, Ngrampal, Plupuh, Sambirejo, Sambungmacan, Sukodono,

Sumberlawang, Tangen dan Tanon.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1) Pemerintah daerah Kabupaten Sragen diharapkan dapat memberikan penyuluhan

dan pelatihan kepada petani untuk meningkatkan skillnya dalam hal pengelolaan

lahan dan cara-cara penggunaan alat teknologi guna mendapatkan hasil yang

optimal dari kegiatan bertani dengan efektif dan efisien.

2) Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan modal kepada petani

guna membantu kegiatan para petani dalam pengolahan lahan mulai dari

pemberian bibit unggul dan pemberian pupuk.

3) Program kebijakan yang dibuat hendaknya tidak hanya memperhatikan komoditi

yang sudah unggul saja melainkan perlu memberi perhatian terhadap komoditi

yang masih non basis sehingga nilai produksinya dapat meningkat dan dapat

mencukupi kebutuhan, baik itu di dalam maupun di luar Kabupaten Sragen.

Page 28: ANALISIS SEKTOR PRIMER UNGGULAN KABUPATEN SRAGEN …eprints.ums.ac.id/75604/10/NP yessy.pdf · 2019. 8. 6. · Sumber: BPS Kabupaten Sragen dalam angka tahun 2018 Kabupaten Sragen

24

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi.

Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor, IPB Press, Bogor

BPS Kabupaten Sragen (2016). Sragen dalam Angka 2017.

BPS Kabupaten Sragen (2017). Sragen dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gemolong (2017). Gemolong dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gesi (2017). Gesi dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Gondang (2017). Gondang dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Jenar (2017). Jenar dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Kalijambe (2017). Kalijambe dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Karangmalang (2017). Karangmalang dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Kedawung (2017). Kedawung dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Masaran (2017). Masaran dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Miri (2017). Miri dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Mondokan (2017). Mondokan dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Ngrampal (2017). Ngrampal dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Plupuh (2017). Plupuh dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sragen (2017). Sragen dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sambirejo (2017). Sambirejo dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sambungmacan (2017). Sambungmacan dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sidoharjo (2017). Sidoharjo dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sukodono (2017). Sukodono dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Sumberlawang (2017). Sumberlawang dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Tangen (2017). Tangen dalam Angka 2018.

BPS Kecamatan Tanon (2017). Tanon dalam Angka 2018.

BPS Provinsi Jawa Tengah (2016). Jawa Tengah dalam Angka 2017.

BPS Provinsi Jawa Tengah (2017). Jawa Tengah Dalam Angka 2018.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara:

Jakarta.

Tjiptoherijanto, Prijono. 1997. Migrasi, Urbanisasi dan Pasar Kerja di Indonesia.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Undang-Undang No.18 Tahun 2004 mengenai perkebunan serta Buku Konsep dan

Definisi Baku statistik pertanian (BPS).

Undang-Undang No.22 Tahun 1999 mengenai Pemerintah Daerah