np kak sita.pdf

14
UNTAD DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP JAMUR Candida albicans NASKAH PUBLIKASI SITI MASITA SAID N 101 10 012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO AGUSTUS, 2014

Upload: dytta-cucullu-unyuunyu

Post on 17-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    UNTAD

    DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN CENGKEH

    (Syzygium aromaticum) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP

    JAMUR Candida albicans

    NASKAH PUBLIKASI

    SITI MASITA SAID

    N 101 10 012

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS TADULAKO

    AGUSTUS, 2014

  • 2

    Naskah Publikasi

    DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN CENGKEH

    (SYZYGIUM AROMATICUM) SEBAGAI ANTIFUNGI

    TERHADAP JAMUR CANDIDA ALBICANS

    Yang diajukan oleh

    SITI MASITA SAID

    G 501 10 012

    Telah disetujui oleh:

    Pembimbing Materi

    Drg. Tri Setyawati, M.Sc

    NIP.1981117 20081 2006

    Tanggal _________________

    Pembimbing Metodologi

    dr. Vera Diana Towidjojo

    NIP.198105302008122003

    Tanggal _________________

  • 3

    INHIBITION OF CLOVE LEAF EXTRACT (Syzigium aromaticum) AS AN

    ANTIFUNGAL TOWARDS Candida albicans FUNGAL

    Siti Masita Said*, Tri Setyawati**, Vera Diana Towidjojo***

    * Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University

    ** Biochemistry Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako

    University

    *** Parasitology Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako

    University

    Abstract

    Background: Candidiasis is the most frequent infection among all fungal

    infections. Candida species that most frequently cause infection is the Candida

    albicans which is actually a normal flora to humans. As a country that owns the

    second greatest biodiversity in the world, Indonesia is rich of material sources that

    could be used and developed as a traditional medicine, one of which is the clove

    plant (Syzigum aromaticum). Eugenol is a potent antifungal, which compounds

    found in the leaves of a clove is

    Purpose: To know the minimum inhibitory concentration (MIC) in clove leaf

    extract (Syzygium aromaticum) against the Candida albicans fungal.

    Materials & Metode: Clove Leaf (Syzigum aromaticum), ethanol 96%,

    Sabouraud Dextrose Agar (SDA), distilled water, ketoconazole, isolates of the

    Candida albicans fungal, rotary evaporator, analytical scales, petri dish,

    incubator, needle loop, Bunsen, micropipette, bar , test tubes, and a sterile

    micropipette tip. The test method used an antifungal agar diffusion method with

    wells. The concentration of extract used were 100%, 40%, 20%, 10%. Wells that

    have been inserted with the testing materials are put on petri dishes containing

    testing fungal, and then incubated at 37 C for 18-24 hours. Antifungal effect is

    measured by the width of the inhibition zone (clear zone) which is formed.

    Results: The results showed that the clove leaf extract (Syzigum aromaticum) has

    an effect in inhibiting the growth of the Candida albicans fungal with various

    concentrations of 100%, 40%, 20%, 10%. Results of the one-way ANOVA

    showed statistically significant differences of changes in the concentration of

    clove leaf extract (Syzigum aromaticum) against Candida albicans (p

  • 4

    DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzigium aromaticum)

    SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP JAMUR Candida albicans

    Siti Masita Said*, Tri Setyawati**, Vera Diana Towidjojo***

    * Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan, Universitas Tadulako

    ** Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

    Tadulako

    *** Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

    Tadulako

    Abstrak

    Latar belakang: Kandidiasis merupakan infeksi yang paling sering di antara seluruh infeksi jamur. Spesies Candida yang paling sering menyebabkan infeksi

    adalah Candida albicans yang sebenarnya merupakan flora normal pada manusia.

    Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar nomor 2 di dunia,

    Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber bahan yang bisa dimanfaatkan dan

    dikembangkan sebagai obat tradisional, salah satunya adalah tanaman cengkeh

    (Syzigum aromaticum). Senyawa yang terdapat dalam daun cengkeh yaitu

    eugenol, berkhasiat sebagai antifungi.

    Tujuan: Mengetahui konsentrasi daya hambat minimal (KHM) ekstrak daun

    cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap jamur Candida albicans.

    Bahan & Metode: Daun cengkeh (Syzigum aromaticum), etanol 96%, Sabouraud

    Dextrose Agar (SDA), akuabides, ketokonazol, isolat jamur Candida albicans,

    evaporator berputar, timbangan analitik, cawan petri, inkubator, jarum ose,

    bunsen, mikropipet, mistar, tabung reaksi, dan tip steril mikropipet. Metode uji

    antifungi yaitu metode difusi agar dengan sumuran. Konsentrasi ekstrak yang

    digunakan yaitu 100%, 40%, 20%, 10%. Sumuran yang telah terisi dengan bahan

    coba diletakkan pada cawan petri yang telah berisi jamur uji, kemudian diinkubasi

    pada suhu 37C selama 18-24 jam. Efek antifungi diukur dari luasnya zona

    hambat (zona bening) yang terbentuk.

    Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun cengkeh (Syzigum

    aromaticum) memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida

    albicans dengan berbagai konsentrasi yaitu 100%, 40%, 20%, 10%. Hasil

    statistik one way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada

    perubahan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzigum aromaticum) terhadap

    Candida albicans (p

  • 5

    Kata kunci: Ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum), Candida albicans,

    antifungi, Kadar hambat minimal (KHM).

    PENDAHULUAN

    Kandidiasis merupakan penyakit jamur disebabkan oleh spesies Candida

    albicans. Bersifat akut atau sub akut, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,

    bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis,

    dan meningitis.(10)

    Infeksi kandidiasis superfisial adalah infeksi yang sering terjadi

    berupa kandidiasis vagina dan oral (thrush), infeksi kulit dan kuku. Sedangkan

    kandidiasis invasif dapat mengenai traktus gastrointestinal, paru-paru, dan traktus

    urinarius.(1)

    Pada biakan atau jaringan, spesies kandida tumbuh sebagai sel ragi tunas

    berbentuk oval (berukuran 3-6 m). Candida albicans bersifat dimorfik, selain

    ragi dan pseudohifa, spesies tersebut juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada

    medium agar atau dalam 24 jam pada suhu 37oC atau suhu ruangan, spesies

    kandida menghasilkan koloni yang berwarna krem dan berbau seperti ragi.(5)

    Pada

    kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi, organisme ini dapat mengalami

    perubahan morfologi menjadi lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa atau miselial

    atau filamentous. Transisi morfologi ini merupakan bentuk adaptasi Candida

    albicans terhadap lingkungan sekitarnya.(12)

    Pengobatan kandidiasis kulit dan kandidiasis selaput lendir yang lokal dapat

    dibuat dengan memberikan obat anti jamur topikal. Yang penting selain

    pengobatan dengan obat anti jamur yang efektif, harus dicari faktor predisposisi

    dan sedapat mungkin faktor ini dihilangkan.(3)

    Akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mengubah pengobatan dari

    penggunaan obat antimikroorganisme dengan menggunakan tanaman yang

    berkhasiat sebagai obat. Hal ini mungkin disebabkan karena daya beli yang relatif

    rendah, sehingga pada umumnya masyarakat pedesaan menggunakan obat

    tradisional.(6)

    Eugenol merupakan senyawa yang mudah menguap, terutama minyak yang

    diekstraksi dari cengkeh (Syzigiuam aromaticum) yang digunakan dalam

    pengobatan tradisional, sebagai bakterisida, fungisida, anestesi, dan lain-lain.

  • 6

    Namun, aktivitas antimikroba yang ditemukan lebih tinggi terhadap jamur

    daripada terhadap bakteri.(8)

    Aktivitas antimikroba telah dievaluasi dari minyak cengkeh terhadap berbagai

    jamur patogen termasuk yang untuk infeksi urogenital. Minyak cengkeh

    ditemukan memiliki aktivitas antijamur yang kuat terhadap jamur patogen

    oportunistik seperti Candida albicans, Neoformans cryptococcus dan Aspergillus

    fumigatus. Unsur penting yang bertanggung jawab untuk aktivitas antijamur

    adalah eugenol dari cengkeh.(8)

    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk

    mengembangkan ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum) sebagai salah satu

    alternatif pengobatan pada penyakit yang diakibatkan oleh jamur Candida

    albicans, dimana penelitian ini merupakan penelitian in vitro. Penelitian yang

    dilakukan adalah mengetahui efek antifungi dari ekstrak daun cengkeh (Syzigium

    aromaticum) terhadap jamur Candida albicans. Efek antifungi dari sediaan

    ekstrak Syzigium aromaticum dapat diketahui melalui pengukuran diameter zona

    hambat dan penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak dalam

    menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

    METODE

    Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Tadulako. Penelitian eksperimental murni (True

    experiment) dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design.

    Sampel dalam penelitian ini adalah isolat jamur Candida albicans yang berasal dari

    Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Palu. Pada penelitian ini menggunakan 6

    kelompok perlakuan, yaitu:

    a. Kelompok 1 : Ekstrak daun cengkeh 100%

    b. Kelompok 2 : Ekstrak daun cengkeh 40%

    c. Kelompok 3 : Ekstrak daun cengkeh 20%

    d. Kelompok 4 : Ekstrak daun cengkeh 10%

    e. Kelompok 5 : Ketokonazol sebagai kontrol positif (+)

    f. Kelompok 6 : Akuabides sebagai kontrol negatif (-)

  • 7

    Alat penelitian yang evaporator berputar, timbangan analitik, cawan petri,

    inkubator, jarum ose, bunsen, mikropipet, mistar, tabung reaksi, dan tip steril

    mikropipet. Bahan yang digunakan adalah Daun cengkeh (Syzigum aromaticum),

    etanol 96%, Sabouraud Dextrose Agar (SDA), akuabides, ketokonazol, isolat

    jamur Candida albicans.

    Prosedur uji daya hambat antijamur :

    1) Membuat suspensi jamur

    2) Mengambil koloni jamur pada suspensi jamur yang telah dibuat

    menggunakan kapas lidi steril dan menggoreskan (streak) ke media SDA

    3) Mendiamkan selama 10 menit.

    4) Meletakkan tip steril mikropipet dengan diameter 8 mm dan diatur

    sedemikian rupa pada media SDA sehingga terdapat daerah yang baik

    untuk mengamati zona hambat yang terjadi pada Sabouraud Dextrose

    Agar (SDA) yang mengandung suspensi jamur.

    5) Mengeluarkan tip steril mikropipet dari cawan petri sehingga terbentuk

    sumur atau lubang berdiameter 8 mm yang akan digunakan untuk larutan

    uji.

    6) Lubang sumuran yang dibuat berjumlah 3 pada 1 media SDA

    7) Setelah semua lubang sumuran telah dibuat kemudian masukkan ekstrak

    Syzigium aromaticum sesuai dengan variasi konsentrasi, kontrol positif

    dan kontrol negatif.

    8) Inkubasi pada suhu 37C selama 1x24 jam untuk jamur.

    9) Diamati zona hambat yang terjadi di sekitar sumur atau lubang kemudian

    diukur diameter zona hambat secara horizontal, vertikal dan diagonal

    untuk daya hambat yang tidak saling tumpang tindih. Untuk zona hambat

    yang saling tumpang tindih dilakukan dengan mengukur jari-jari lingkaran

    dan hasilnya dikalikan 2. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

    penggaris berskala.

  • 8

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa terdapat

    perbedaan diameter disetiap konsentrasi pada media SDA. Hasil pengukuran

    diameter zona hambat ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap

    Candida albicans dengan masa inkubasi selama 24 jam dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini:

    Uji Pendahuluan Ekstrak 10%

    Ekstrak 20% Ekstrak 40%

    Gambar 1. Hasil daya hambat ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum), a)

    Sumuran b) Zona hambatdan c) Candida albicans

    B

    C

    A A B

    C

    A B

    C C

    B

    A

  • 9

    Tabel 1 Hasil pengukuran diameter (termasuk diameter sumuran) zona hambat

    ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap jamur Candida albicans

    setelah diinkubasi

    Berdasarkan pada Tabel 1, didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun cengkeh

    (Syzigium aromaticum) pada konsentrasi yang berbeda-beda memiliki efek daya

    hambat yang berbeda pula terhadap pertumbuhan Candida albicans. Perbedaan ini

    selanjutnya diuji dengan pengukuran statistik menggunakan program Statistical

    Product and Service Solution (SPSS). Data hasil penelitian diolah secara statistik

    dengan metode Anova satu arah dengan derajat kepercayaan 95% (=0,05) dan bila

    didapat perbedaan nyata antar perlakuan maka akan dilanjutkan dengan Post Hoc

    Test dengan taraf kesalahan 1%. Hasil dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Hasil analisis diameter zona hambat pada masing-masing konsentrasi

    menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

    Konsentrasi M Sd P

    10% a 22,67

    a 1,751

    0,000

    20% b 27,50

    bc 1,871

    40% c 29,00

    bc 0,894

    100% d 32,50

    d 1,643

    + e 35

    e 1,265

    - f 00,00 f 0,000

    Perlakuan

    Diameter zona Hambat (mm) Rata-

    rata

    (mm)

    Replikasi

    1 2 3 4 5 6

    100% 32 33 33 30 35 32 32,5

    40% 28 29 30 28 29 30 29

    20% 26 25 27 29 28 30 27,5

    10% 22 22 25 20 23 24 22,67

    + 36 35 34 33 36 36 35

    - 0 0 0 0 0 0 0

  • 10

    Keterangan:

    S : a = 10%, b = 20%, c = 40%, d = 100%, e = kontrol positif, f =

    kontrol negatif

    M : mean (rata-rata)

    Sd : Standar Deviasi

    P : Nilai signifikansi uji One Way ANOVA

    Gambar 2. Diagram standar deviasi terhadap perlakuan

    Berdasarkan hasil uji pendahuluan terlihat efek ekstrak daun cengkeh

    konsentrasi 100% dan juga ketokonazol sebagai kontrol positif. Ketokonazol

    adalah antifungi yang memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat

    enzyme cytocrome P-450 14-demethylase. Enzim ini dibutuhkan dalam sintesis

    membran sel jamur untuk merubah Lanosterol menjadi Ergosterol. Ergosterol

    yang tidak terbentuk akan menurunkan integritas dan permeabilitas membran sel

    jamur, yang akan menyebabkan kematian sel jamur.(4)

    Sedangkan kontrol negatif

    tidak memberikan efek daya hambat.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya

    konsentrasi daun cengkeh, maka area zona hambat pertumbuhan Candida

    albicans yang terlihat menjadi semakin luas, dimana jumlah zona hambat terluas

  • 11

    terdapat pada konsentrasi 40%, sedang pada konsentrasi 20% dan paling kecil

    pada konsentrasi 10%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KHM

    Candida albicans terhadap ekstrak daun cengkeh adalah pada konsentrasi 10%

    ekstrak daun cengkeh. Mekanisme aksi dari antifungi bermacam-macam, dapat

    melalui gangguan pada membran sel, penghambatan biosintesis ergosterol dalam

    sel fungi, penghambatan sintesis protein fungi, dan penghambatan mitosis fungi.(6)

    Kategori daya hambat dapat ditentukan dengan melihat hasil rata-rata pada

    setiap konsentrasi ekstrak Syzigium aromaticum. Penentuan kategori daya hambat

    bakteri dan jamur menurut David Stout adalah jika diameter 20 mm termasuk

    kategori daya hambat yang sangat kuat, 10 20 mm kategori kuat, 5 10 mm

    kategori sedang, dan 5 mm kategori lemah. Dari rata-rata hasil pengukuran,

    semua variasi konsentrasi hasil rata-ratanya menunjukkan ukuran diameter lebih

    dari 20 mm, sehingga dapat disimpulkan semua konsentrasi Syzigium aromaticum

    kategori daya hambatnya adalah sangat kuat.

    Data hasil perhitungan luas zona hambat Candida albicans dianalisis dengan

    uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak

    menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan jamur Candida albicans yang

    signifikan melalui pengamatan dan pengukuran area zona hambat. Dengan nilai

    probabilitas diperoleh P-value sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari = 0.05,

    sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah tiap kelompok

    perlakuan menghasilkan luas zona hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan

    Candida albicans.

    Analisis dengan Post Hoc Test memperlihatkan perbedaan yang signifikan,

    kecuali antara kosentrasi 20% dan 40%, karena nilai signifikansi menunjukkan

    0,443. Ini berarti luas zona hambat pertumbuhan Candida albicans yang dipapar

    oleh ekstrak daun cengkeh konsentrasi 20% tidak berbeda signifikan dengan luas

    area yang dipapar oleh daun cengkeh konsentrasi 40%.

    Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam

    minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan kandungan dapat mencapai 70-

    96%.(8)

    Eugenol adalah salah satu senyawa fitokimia yang merupakan antimikroba

    alami. Komponen ini mempunyai aktivitas antimikroba dengan cara mengganggu

  • 12

    fungsi membran atau bahkan merusak membran. Secara umum, aktivitas

    antijamur dari eugenol yaitu dengan merusak membran sitoplasma dan

    menonaktifkan dan atau menghambat sintesis dari enzim intraselular dan

    ekstraselular.(11)

    Mekanisme eugenol lainnya yaitu mempengaruhi fungsi

    mikrotubululs atau sintesis asam nukleat dan polimerisasi, penghambatan sintesis

    dinding sel hifa dan penghambatan mitosis.(2)

    Beberapa literatur dari penelitian terdahulu menyebutkan bahwa kandungan

    eugenol pada daun cengkeh memiliki mekanisme aksi menghambat fungsi

    membran sitoplasma sel fungi dan hemolisis sel fungi. Eugenol menghancurkan

    membran lipid bilayer sehingga sel kehilangan struktur dan fungsinya dan

    akhirnya lisis.(7)

    Eugenol juga diketahui bersifat lipophilic, yang dapat menembus

    antara rantai asam lemak pada lapisan bilayer membran, yang mengubah

    permeabilitas dari sel membran. Perubahan permeabilitas terjadi bersamaan

    dengan kematian sel.(9)

    Candida albicans mempunyai struktur dinding sel yang

    kompleks, tebalnya 100 -400 nm. Terdapatnya membran sterol pada dinding sel

    memegang peranan penting sebagai target antifungi karena merupakan tempat

    bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel.(11)

    Dengan melihat fakta hasil penelitian yakni adanya area zona hambat

    pertumbuhan jamur Candida albicans seiring dengan peningkatan konsentrasi

    ekstrak daun cengkeh yang diperkuat dengan hasil analisis statistik dan data

    literatur mengenai bahan aktif ekstrak daun cengkeh yang mampu menghambat

    pertumbuhan jamur Candida albicans, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak daun

    cengkeh memiliki efek antifungi terhadap jamur Candida albicans. Hal ini

    menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang telah disusun sebelumnya adalah

    benar.

    SIMPULAN

    Aktivitas kerja antifungi ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum)

    terhadap daya hambat pertumbuhan Candida albicans memiliki efek yang sangat

    kuat dimulai dengan konsentrasi 100%, 40%, 20% dan 10%, di mana semakin

    tinggi konsentrasi yang digunakan untuk menghambat Candida albicans makan

  • 13

    semakin kuat aktivitas kerja antijamur dalam menghambat pertumbuhannya,

    dengan Kadar Hambat Minimal 10%.

    REFERENSI :

    1. Elliot, T., Worthington, T., Osman, H., Gill, M. Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi Edisi 4. Jakarta: EGC. pp: 111. 2013.

    2. Gunardi, Dewi, D.P. Pemisahan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum Linn) Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Aktivitasnya Terhadap

    Malassezia Furfur In Vitro. [cited 2014 Juni 21]. From: http://eprints. undip.

    ac.id/22406/1/12_asli pemisahan minyak_atsiri basil gunardi 63-68. pdf. 2010

    3. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. pp: 82-5. Jakarta: Penerbit Hipokrates. 2000.

    4. Hotmauli, M. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn) Dengan Ketokonazol 2% Terhadap Pertumbuhan Candida

    American Type Culture Collection (Atcc) 10231 Pada Media Sabouraud

    Dextrose Agar (Sda). [cited 2014 Mei 29]. From: . 2010.

    5. Jawetz., Melnick., Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. pp: 658. Jakarta: EGC. 2007.

    6. Kumala, S., Indriani, D. Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Eugenia aromatic L.). [cited 2013 Nov 03]. From: http://jfi.iregway.com

    /index . php/jurnal/article/download/14/14. 2008

    7. Miao, He., Minquan, D,, Mingwen, F., Zhuan, B. In Vitro Activity Of Eugenol Against Candida Albicans Biofilms. [cited 2014 Mei 29]. From:

    . 2007.

    8. Rana, I.S., Rana, A.S., Rajak, R.C. Evaluation of Antifungal Activity in Essential Oil of the Syzygium Aromaticum (l.) By Extraction, purification and

    analysis of its main component eugenol. [cited 2014 Nov 15]. From:

    http://www.scielo.br/pdf/bjm /v42n4/ v42n4a04 pdf. 2011.

    9. Rianda. Efek Antifungal Dan Ph Kombinasi Minyak Atsiri Kayu Manis Dengan Kalium Hidroksida Terhadap Candida Albicans Secara In Vitro.

    [cited 29 Mei 2014]. From: http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789

    /21857/1/Appendix.pdf. 2010.

  • 14

    10. Staf Pengajar FKUI. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. pp: 1163-1193. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009.

    11. Tjampakasari, C.R. Karakteristik Candida albicans. [cited 2014 April 22]. From: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_151_Karakteristik Biologik

    CandidaAlbicans.pdf/13_151_KarakteristikBiologikCandidaAlbicans.html. 2006.

    12. Tyasrini, E., Winata, T., Susantina. Hubungan antara Sifat dan Metabolit Candida spp dengan Patogenesis Kandidiasis. [cited 2014 April 22]. From:

    2006.