malaria tropika
DESCRIPTION
Malaria TropikaTRANSCRIPT
MALARIA TROPIKASyavira Putri1010211119
Definisi• Penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh plasmodium.
Etiologi• Malaria disebabkan protozoa dari genus Plasmodium, family
plasmodiiae dan ordo Coccidiidae.• Di Indonesia terdapat 4 spesies Plasmodium, yaitu Plasmodium
falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat, Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana, Plasmodium ovale jarang dijumpai di Indonesia dan Plasmodium malaria penyebab malaria kuartana.• Parasit malaria di transmisikan melalui nyamuk Anopheles betina.
Epidemiologi• Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 Negara di benua Afrika,
Asia, Amerika Selatan dan daerah Oceania dan kep. Caribia.• Di Indonesia kawasan Timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah
sampai Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombok sampai NTT serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan P. falciparum dan P. vivax.• Beberapa daerah di Sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan
Batam kasus malaria cenderung meningkat.
• Peningkatan insidens malaria dan terjadi KLB di berbagai daerah di Indonesia antara lain diakibatkan: perubahan lingkungan, pembangunan tidak berwawasan kesehatan, mobilitas penduduk yang tinggi, pemantuan dan analisis data malaria yang kurang optimal di berbagai jenjang.
Patogenesis
Patofisiologi• Parasit dalam eritrosit (EP) mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin
pada 24 jam I dan stadium matur pada 24 jam II.• Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan Ag RESA (Ring-
erythrocyte surgace antigen), menghilang setelah parasite masuk stadium matur.• Permukaan membrane EP stadium matur akan mengalami penonjolan
dan membentuk knob dengan Histidin Rich-protein-1• Bila mengalami merogoni, akan dilepaskan toksin malaria berupa GPI
yaitu glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelepasan TNF-α dan IL-1 dari makrofag.• Sitoadherensi Sekuestrasi Rosseting Sitokin
Imunitas• Imunitas alamiah non-imunologis berupa kelainan-kelainan genetic
polimofirmes yang dikaitkan dengan resistensi terhadap malaria. Misalnya hemoglobin S, def. G6PD• Imunitas didapat non-spesifik• Imunitas pada stadium eksoeritrositer:• Eksoeritrositer ekstrahepatal: a). Antibodi yang menghambat
masuknya sporozoit ke hepatosit. b). Antibodi yang membunuh sporozoit melalui opsonisasi.• Eksoeritrositer intrahepatik: limfosit T sitotoksik CD8+,
antigen/antibody pada stadium hepatik.
• Imunitas pada stadium aseksual eritrositer berupa: antibody yang mengaglutinasi merozoit, antibody yang menghambat sitoadherensi, antibody yang menghambat pelepasan dan menetralkan toksin-toksin parasite.• Imunitas pada stadium seksual berupa: antibody yang membunuh
gametosit, antibody yang menghambat fertilisasi, antibody yang menghambat transformasi zigot menjadi ookinase.
Gejala Klinis• Demam yang ireguler dan tidak periodic, sering terjadi hiperpireksia
dengan temperature diatas 40• Anemia lebih menonjol dengan leukopenia dan monositosis.• Splenomegali dijumpai lebih sering dari hepatomegaly dan nyeri pada
perabaan ; hati membesar dapat disertai timbulnya icterus.• Sering terjadi komplikasi• Inkubasi 9-14 hari• Gejala prodromal: sakit kepala, nyeri belakang/tungkai, lesu,
perasaan dingin, mual, muntah, dan diare.
• Gejala lain berupa konvulsi, pneumonia aspirasi dan banyak keringat walaupun temperature normal.• Apabila infeksi memberat nadi cepat, nausea, muntah, diare menjadi
berat dan diikuti kelainan paru.• Kelainan urin dapat berupa albuminuria, hialin dan Kristal yang
granuler.
Diagnosis• Pemeriksaan tetes darah: tetesan darah tebal dan tetesan darah tipis.• Tes Antigen: P-F test• Tes Serologi• Pemeriksaan PCR
Diagnosis Banding• Infeksi virus pada system respiratorius• Influenza• Bruselosis• Demam tifoid• DD• Infeksi bacterial lainnya
Penatalaksanan• Secara global WHO telah menetapkan dipakainya pengobatan malaria
dengan memakai obat ACT.• Kombinasi dosis tetap: • Co-Arterm, kombinasi artemeter (20 mg)+lumefantrine (120mg).
Dosis 4 tab 2 x 1 sehari selama 3 hari.• Artekin, dihidroartemisinin (40mg)+piperakuin (320mg). Dosis
dewasa: dosis awal 2 tab, 8 jam kemudian 2 tab, 24 jam dan 32 jam, masing-masing 2 tab.
• Kombinasi dosis tidak tetap:• Artesunat+meflokuin• Artesunat+amodiakin• Artesunat+klorokuin• Artesunat+sulfadoksin-pirimetamin• Artesunat+pironaridin• Artesunat+chlorproguanil-dapson• Dihidroartemisinin+piperakuin+trimethoprim• Artecom+primakuin• Dihidroartemisinin+naptokuin
• Yang tersedia di Indonesia adalah kombinasi artesunat+amodiakuin, “Artesumoon”. Dosis dewasa yaitu artesunat (50mg/tab) 200 mg pada hari I-III (4 tab). Untuk amodiakuin (200mg/tab) yaitu 3 tab hari I dan II dan 1,5 tab hari III.• Sediaan dalam blister dengan aturan pakai tiap blister/hari diminum
selama 3 hari.