maklah seni yg benar power point.doc

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan seni Drama akhir-akhir ini begitu pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan drama di televisi. Di sekolah-sekolah, Drama merupakan karya sastra paling tidak diminati. Hal ini disebabkan karena menghayati naskah drama yang berupa dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Dengan pementasan atau pembacaan oleh orang yang terlatih, hambatan tersebut kiranya dapat diatasi. Penghayatan naskah drama lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa dan puisi. Pembelajaran sastra pada umumnya dan pembelajaran drama Inggris pada khususnya mengemban misi efektif yaitu memperkaya pengalaman siswa dan meningkatkan kemampuan speaking serta listening bagi siswa. Secara khusus pembelajaran sastra bertujuan mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai afektif dan nilai sosial. Dalam konteks inilah pembelajaran sastra perlu dilaksanakan. Guru dituntut mampu menjembatani pemerolehan pemahaman siswa melalui unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik dalam karya sastra. B. Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan PGSD/MI Latifah 1

Upload: abudzar-multimedia

Post on 06-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan seni Drama akhir-akhir ini begitu pesat. Hal ini terlihat dari

banyaknya pertunjukan drama di televisi. Di sekolah-sekolah, Drama merupakan karya

sastra paling tidak diminati. Hal ini disebabkan karena menghayati naskah drama yang

berupa dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Dengan pementasan atau pembacaan oleh

orang yang terlatih, hambatan tersebut kiranya dapat diatasi. Penghayatan naskah drama

lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa dan puisi. Pembelajaran sastra pada

umumnya dan pembelajaran drama Inggris pada khususnya mengemban misi efektif yaitu

memperkaya pengalaman siswa dan meningkatkan kemampuan speaking serta listening

bagi siswa.

Secara khusus pembelajaran sastra bertujuan mengembangkan kepekaan siswa

terhadap nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai afektif dan nilai sosial. Dalam konteks inilah

pembelajaran sastra perlu dilaksanakan. Guru dituntut mampu menjembatani

pemerolehan pemahaman siswa melalui unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik dalam

karya sastra.

B. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para

mahasiswa jurusan PGSD/MI Latifah Mubarokiyah, agar nantinya dalam

pembelajaran siswa menegenai pembelajaran drama dapat menjembatani

pemerolehan pemahaman siswa mengenai unsur-unsur yang ada dalam drama.

1

Page 2: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama

Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan diatas pentas.

Melihat drama, penonton-penonton seolah melihat kejadian-kejadian dalam

masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama adalah potret

kehidupan manusia, potret suka maupun duka, pahit manis, hitam putih kehidupan

manusia. (Prof. Dr. Herman J. Waluyo 1)

Perkataan drama berasal dari bahasa yunani “draomai” yang berarti berbuat,

berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi.

Yang dimaksud teks-teks drama ialah semua teks yang bersifat dialog-dialog dan

yang isinya membentangkan sebuah alur. (Janvan Luxemburgh, dkk 158)

Drama adalah karya sastra yang menggambarkan aktivitas kehidupan manusia

yang dalam penceritaannya menekankan dialog, laku dan gerak. Meski drama adalah

karya sastra yang bisa dibaca dan dianalisa secara tekstual karena menggunakan

medium bahasa dalam penciptaannya, namun drama pada dasarnya ditulis untuk

dipentaskan di atas panggung (stage). Oleh karena itu, dalam teks drama, selain

terdapat unsur dialog sebagai penanda alur cerita, pembaca juga akan menemukan

gambaran ekspresi dan laku (Stage direction) yang ditulis pengarang untuk

memberikan gambaran kepada para pembaca, calon aktor, dan juga sutradara tentang

tingkah laku, ekspresi, gerak dan juga mimik tokoh-tokoh dalam drama.

B. Konsep Seni Drama

Pada umumnya pembelajaran Seni Teater di SD terdiri atas dua aspek yaitu aspek

apresiasi dan kreasi. Namun demikian, karena keterbatasan SDM khususnya guru,

lebih banyak aspek apresiasi yang disampaikan. Kondisi itu disebabkan oleh latar

belakang pendidikan guru pengajar mata pelajaran Seni Budaya itu bukan Pendidikan

2

Page 3: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

Seni Teater. Padahal sebagai kategori pembelajaran keterampilan, Seni Teater

mengutamakan aspek kreasi.

Konsep dasar ini dapat digunakan sebagai acuan awal atau minimal sebagai

gambaran dasar untuk mengenalkan pembelajaran kreasi Seni Teater kepada peserta

didik.Konsep dasar yang dipaparkan di sini diambil berdasarkan pengalaman yang

diberikan dan diperoleh dari kegiatan-kegiatan pelatihan Seni Teater, baik di kegiatan

ekstrakurikuler sekolah, maupun di kegiatan kelompok teater tingkat umum.

Konsep dasar itu antara lain:

1. Seni Teater mencakup keterampilan olah rasa, olah pikir, olah tubuh, dan olah

suara yang pementasannya memadukan Seni Sastra, Seni Peran, Seni Gerak, Seni

Rupa, Seni Tari, dan Seni Musik.

2. Seni Sastra merupakan bahan baku untuk pementasan Seni Teater. Bentuknya

berupa naskah, dari unsur terkecil yang merupakan komposisi bunyi-bunyi huruf

vokal/konsonan, komposisi suku kata, komposisi kata, komposisi kalimat, sampai

dengan komposisi dialog utuh yang membentuk karakter dan cerita.

3. Seni Peran memberikan keterampilan kepada seseorang untuk memerankan

karakter tokoh tertentu yang ditulis di dalam naskah drama. Keterampilan ini

membutuhkan gabungan olah rasa, olah pikir, olah tubuh, dan olah suara.

4. Seni Gerak pada umumnya merupakan keterampilan untuk memindahkan

gerakan-gerakan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam

pemeranan tokoh cerita. Secara khusus, juga dipelajari gerak-gerak teateral (gerak

penggarapan) yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan drama.

5. Seni Rupa dalam pementasan drama dibutuhkan untuk segi tata artistik panggung,

dekorasi, properti, busana, dan rias.

6. Seni Tari digunakan untuk penggarapan gerak menjadi gerak simbolis berirama

dan artistik yang sangat mendukung nilai artistik pementasan drama.

7. Seni Musik digunakan untuk mengiringi pementasan drama. Iringan ini tidak

sekedar ilustrasi, tetapi sudah disesuaikan dengan penghayatan makna cerita

dalam pementasan drama.

8. Olah rasa ditekankan pada penghayatan peran dalam pementasan drama. Dalam

tingkatan awal olah rasa merupakan pengekspresian perasaan tertentu yang

3

Page 4: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

merupakan reaksi dari situasi dan kondisi tertentu. Dalam tingkatan lanjut olah

rasa merupakan gabungan pengekspresian berbagai perasaan, yang kadang-

kadang perubahannya begitu cepat.

9. Olah pikir merupakan keterampilan dalam memahami logika proses kehidupan

yang ditampilkan dalam drama. Pada umumnya olah pikir ini beorientasi pada

hukum kausal.

10. Olah tubuh berfungsi sebagai pelatihan kelenturan gerak otot-otot dan sendi tubuh

yang akan digunakan untuk mengekspresikan gerak tokoh tertentu dalam

pementasan drama. Secara keaktoran, olah tubuh ini sangat membantu akting

seseorang dalam memerankan tokoh tertentu.

11. Proses pembelajaran kreasi Seni Teater untuk pemeranan pada umumnya

dilakukan secara berjenjang dari pelatihan konsentrasi, pernapasan, suara, gerak,

penghayatan, akting, dan bloking.

Demikianlah antara lain konsep dasar dalam pembelajaran kreasi Seni Teater

yang di sekolah-sekolah sering menggunakan istilah Seni Drama sebagai pengganti

Seni Teater. Bagi seseorang yang ingin bermain teater atau drama, konsep dasar itu

tidak akan berarti apabila tidak dipraktikkan secara rutin dan terjadwal. Bagi guru

Seni Budaya yang ingin memberikan pembelajaran kreasi itu kepada peserta didiknya

perlu memahami teknik-teknik pelatihannya, agar peserta didik mudah menyerap dan

mepraktikannya.

Semoga konsep dasar yang telah diuraikan di atas dapat dipahami dan selanjutnya

dapat dipraktikkan di sekolah, khususnya di SD.

C. Fungsi, Tujuan, Prinsip Pembelajaran Seni Drama

1. Fungsi Pembelajaran Seni Drama

Dalam fungsi pembelajaran drama, ada yang disebut dengan fungsi drama secara

umum dan fungsi drama secara khusus.

Fungsi Umum Drama

a. Fungsi edukatif (pendidikan)

b. Fungsi media komunikasi seni

c. Fungsi Hiburan (entertainment)

4

Page 5: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

Fungsi Khusus Drama

a.Membantu pertumbuhan dan perkembangan anak

1) Meningkatkan pertumbuhan fisik, seperti: latihan gerak sederhana,

menirukan gerak binatang .

2) Meningkatkan mental/meningkatkan kearah sadar diri, seperti:

keunikan anak terbina, self (diri) anak berkembang, tumbuhnya

inisiatif, tumbuhnya kemampuan mengkritik, tumbuhnya kepemimpinan,

kreasi anak menjadi berkembang, merasakan keberadannya berarti.

3) Membina imajinasi kreatif, seperti: anak mengkhayal menjadi tokoh

tertentu, anak berimajinasi sebagai binatang buas.

4) Anak memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam aktivitas seni

anak akan memunculkan ide-idenya

5) Memurnikan cara berpikir, berbuat, bertindak dan menilai.

6) Membantu perkembangan kepribadiananak -Pengembangan ekspresi

dan emosi- Menghilangkan perasaan takut- Menghilangkan perasaan

terikat- Memiliki kemampuan adaptasi

b.  Membina Perkembangan Estetika

1) Panca indera anak terlatih 

2) Penghayatan anak menjadi kuat(disiplin), konsisten, konsekuen

3) Keputusan (kemampuan) visual berkembang (peka, resposif, kritis dan

adaptif.

c. Membantu penyempurnaan kehidupan

1) Berkembanganya kreatifitas, dan kehidupan sosial anak 

2) Pengalaman individual & sosial salingmelengkapi

3) Bakat, hobi anak menjadi tersalurkan

4) Wawasan anak menjadi luas.

2. Tujuan Pemebelajaran Seni Drama

Tujuan pembelajaran seni drama, diantaranya agar siswa dapat mengetahui

dan memahami tentang:

5

Page 6: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

a. Informasi (apa itu drama, apa saja unsur yang membangun drama, siapa

pengarang drama, kapan drama dikarang, termasuk pengarang angkatan mana,

dan sebagainya).

b. Konsep ( aliran drama, macam-macam drama, apa yang disebut komedi,

tragedi, dagelan, dan sebagainya).

c. Perspektif (pikiran siswa, seperti tepatkah jalan keluaryang diambil tokoh?

Bagaimanakah sikapnya sekiranya dia menjadi tokoh? dan sebagainya).

d. Apresiasi (pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penghargaan kepada

drama)

3. Prinsip Pembelajaran Seni Drama

Prinsip pengajaran drama dilaksanakan dengan prinsip pendidikan melalui

seni dengan pendekatan pengajaran drama bersifat aktivitasartistic digunakan

untuk membentuk pengalaman estetika yang pelaksanaannya dapat dipadukan

dengan mata pelajaran lain

D. Jenis-Jenis Drama

1. Pengelompokan drama berdasarkan isi lakon

Drama berdasarkan isi lakon, dapat dibedakan menjadi:

a. Drama Komedi

Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

b. Drama tragedi

Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

c. Drama tragedi-komedi

Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

d. Opera

Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian

e. Lelucon / Dagelan

Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka

merangsang gelak tawa penonton.

f. Operet / Operette

Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek

6

Page 7: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

g. Pantomim

Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau

bahasa isyarat tanpa pembicaraan

h. Tablau

Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak- gerik

anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

i. Passie

Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius

j. Wayang

Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan

lainsebagainya.

2. Pengelompokan drama berdasrkan isi

Berdasarkan isinya, drama dapat dibedakan atas:

a. Drama Absurd

Drama absurd adalah drama gila-gilaan yang didalamnya mengabaikan

konvensi struktur semantic (makna kata).

b. Drama Borjuis

Drama borjuis adalah drama yang bertema tentang kehidupan

kaumbangsawan atau kalangan atas.

c. Drama Domestik

Drama domestik adalah drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa atau

kalangan bawah.

d. Drama Duka

Drama duka adalah drama yang menceritakan tikaian di antara tokohutama

den kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetakaatau

kesedihan.

e. Drama Dukaria

Drama dukaria adalah drama yang alurnya lebih cocok untuk drama duka,

tetapi berakhir dengan kebahagiaan.

7

Page 8: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

f. Drama Ria

Drama ria adalah drama ringan yang sifatnya menghibur, walaupunselorohan

didalamnya dapat bersifat sebagai sindiran, dan biasanyaberakhir dengan

kebahagiaan

g. Drama Heroik

Drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedy dan

selalu bertemakan cinta dan nama baik.

h. Drama Moralis

Drama moralis adalah drama keagamaan yang bersifat alegoris, berisi konflik

atau kebajikan dan kejahatan.

i. Drama Rakyat

Drama rakyat adalah drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan

festifal –festifal rakyat yang ada. Termasuk dalam drama jenis ini, antara lain:

Ludruk dan Lenong.

j. Drama Tendens

Drama tendens adalah drama yang berisi masalah sosial, seperti: kepincangan

kepincangan yang terjadi di masyarakat.

3. Pengelompokan drama berdasarkan masa

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan

drama lama.

a. Drama Baru / Drama Modern

Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan

pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia

sehari-hari. Drama modern seperti yang kita kenal sekarang masuk ke

Indonesia sekitar tahun 1900, seperti Malay Opera,Stambul, dan Komedi

Bangsawan

b. Drama Lama / Drama Klasik

Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan

tentangkesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi,

kejadian luarbiasa, dan lain sebagainya.

8

Page 9: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

Dalam kebudayaan Indonesia kita mengenal berbagai macam drama yang

merupakan drama klasik atau bisa disebut juga drama tradisional, seperti

wayang

orang, ludruk, ketoprak dan lenong.

E. Pemebelajaran Seni Drama

Pembelajaran drama di sekolah dapat ditafsirkan dua macam yaitu : pembelajaran

teori drama, atau pembelajaran apresiasi drama. Masing-masing juga terdiri atas dua

jenis, yaitu; pembelajaran teori tentang teks naskah drama dan apresiasi pementasan

drama. Dalam apresiasi naskah maupun pementasan tampaknya kedua hal ini penting,

hanya saja tekanannya harus pada aspek apresiasi. Jika teori termasuk dalam kawasan

kognitif, maka apresiasi menitikberatkan kawasan afektif.

Setiap siswa yang kita hadapi, selain merupakan individu, juga suatu totalitas yang

kompleks. Pada diri siswa dapat dikenali sejumlah kecakapan, yang biasanya

terwujud dalam bentuk kekurangan ataupun kelebihannya. Dalam kegiatan

pembelajaran, kecakapan-kecakapan inilah yang harus dilatih. Bagi siswa yang lemah

perlu dicermati, yang memiliki kelebihan perlu diarahkan dan dikembangkan lagi.

Kecakapan-kecakapan tersebut antara lain: (a) kecakapan yang bersifat indrawi, (b)

kecakapan nalar, (c) kecakapan afektif, (d) kecakapan sosial, dan (e) kecakapan

religius. Seluruh kecakapan tersebut mewakili aspek personal kehidupan manusia (a

—c), dan  sejajar dengan apa yang disajikan karya sastra pada umumnya (a—e)

(Sumardi, 1992: 200).

Pada pembelajaran drama, pengembangan kecakapan-kecakapan dilaksanakan secara

terpadu melalui sebuah proses penggarapan drama dari awal pelatihan hingga sebuah

cerita drama usia dipentaskan. Kecakapan-kecakapan tersebut hendaknya

dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa. Peran guru tidak semata sebagai orang yang serba tahu,

melainkan sebagai mediator dalam memberikan arahan pemeranan terhadap

siswanya.

Efektivitas pembelajaran drama, terutama ditentukan oleh corak jalinan komunikasi

antara guru dengan siswanya. Jika upaya untuk menjalin komunikasi tersebut berhasil

(positif), maka terbukalah kepercayaan siswa terhadap guru, yang selanjutnya siswa

9

Page 10: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

akan membuka diri secara lugas. Inilah yang dapat dipakai sebagai modal berharga

dalam pembelajaran

Beberapa latihan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran drama, yaitu:

1. Latihan membaca (Teks Drama)

Teks drama adalah wacana dialog yang berbeda-beda dengan teks prosa. Wacana

dialog lebih sulit dibaca atau dipahami karena dialog tokoh-tokoh yang satu

dilengkapi oleh tokoh yang lain.

2. Latihan mendengarkan (Menyimak Drama)

Teks drama dapat juga dibaca didepan kelas oleh beberapa murid, sedang murid

lainnya mendengarkan, mencatat tema dan isinya, dan berusaha untuk dapat

menggapai hasil kegiatan mendengarkan itu. Guru dapat juga memberikan tugas

untuk mendengarkan drama radio atau drama televisi (dari kaset, video, atau

televisi). Tema, isi, dan cerita harus dipahami oleh siswa sebagai bahan diskusi

kelas atau membuat resensi (menulis).

3. Latihan menulis

Latihan menulis yang berkaitan dengan pembelajaran drama dapat berupa menulis

teks drama (sederhana), menulis sinopsis drama, menulis saduran drama, dan

menulis resensi (teks drama ataupun pementasan drama). Tugas menulis itu dapat

individual dan dapat juga kelompok. Hasilnya dapat dilaporkan kepada guru

secara tertulis, dapat juga dibaca di depan kelas

4. Latihan wicara

Latihan wicara dapat dilaksanakan dengan menceritakan isi singkat drama

didepan kelas dan pendramaan teks drama dengan pendramaan itu, dapat dibina

kelancaran berbicara. Latihan wicara itu dapat juga dilakukan dengan pengkasetan

dialog seperti dalam drama radio. Dalam hal ini, penjiwaan terhadap peran yang

dibawakan perlu dilatih secara baik. Karena itu, kelancaran berwicara dapat

dilatih melalui pentas atau pengkasetan drama.

Untuk keperluan latihan pemahaman dan penggunaan bahasa, pementasan drama

10

Page 11: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

lebih lengkap. Dalam pentas drama, siswa terlibat aspek kognitif, afektif, dan

psikomotoriknya. Oleh karena itu, prinsip prinsip dramatisasi (dalam arti drama

pentas) banyak digunakan untuk diaplikasikan dalam metode mengajar yang

sifatnya baru (inovatif).

F. Kreatifitas dan Apresiasi Seni Drama di SD

Contoh Kreatifitas dan Apresiasi Seni Drama di SD:

Pada sore hari yang cerah itu terdengar suara perbincangan Andi dan Ibu di teras

belakang.

Andi : Bu Andi minta uang lagi ya Rp. 10.000,-? (sambil memeluk ibunya yang

sedang berdiri dari arah belakang)

Ibu :Buat apa lagi, Ndi? Kan waktu pagi udah Ibu kasih uang jajan? Kok

masih kurang? (sambil menoleh ke arah Andi)

Andi : Buat bekal, kan Andi sore ini mau turnamen main bola di kampung

tetangga sebelah.

Ibu : Oh, kirain Ibu buat apa. Ya ntar Ibu kasih. Emang mau jam berapa

berangkatnya?

Andi : Bentar lagi juga berangkat sama Tono. Tononya lagi makan ambil motor

dulu.

Ibu : Ni, uangnya. Cukup Rp. 10.000,-? (mengambil uang dari saku baju lalu

memberikannya kepada Andi.

Andi : Cukup Bu! Terima kasih ibu tersayang (sambil tersenyum manis)

Ibu : Cepat siap-siap entar Tono ke buru datang!

Andi : Ya bu(Andi pergi ke kamar untuk ganti pakaian seragam sepak bola dan

tidak lama kemudian terdengar suara kendaraan motor berhenti di depan

rumah Andi, yang ternyata adalah Anton teman Andi )

Anton : Di, ayo kita berangkat teman-teman yang lain sudah menunggu di depan

(Anton memanggil Andi dari arah luar)

Andi :Bu Andi pergi dulu ya! ( Andi berpamitan kepada Ibunya sembari

mencium tangan ibunya)

Ibu :Hati-hati di jalan, ya Nak!

11

Page 12: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

Andi : Ya Bu,, (Andi pun bergegas pergi dan berangkat ke tempat tujuan

dengan dibonceng oleh Anton temannya)

Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan (cuplikan drama di

atas);

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM;

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang;

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang

sudah dipersiapkan;

6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil

memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan;

7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar

kerja untuk membahas tentang unsur-unsur dalam drama tersebut

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum;

Penugasan

Siswa memebuat drama dengan tema bebas sebagai latihan pemula untuk menggali

keberanian siswa dalam hal latihan menulis drama.

12

Page 13: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Drama adalah karya sastra yang menggambarkan aktifitas kehidupan manusia

yang dalam penceritaannya menekankan dialog, laku, dan gerak.

2. Pada umumnya pembelajaran Seni Teater di SD terdiri atas dua aspek yaitu aspek

apresiasi dan kreasi.

3. Tujuan pembelajaran seni drama, diantaranya agar siswa dapat mengetahui dan

memahami tentang:informasi, konsep, perspektif, dan apresiasi.

4. Jenis-jenis drama dapat dikelompokan berdasarkan isi lakon, isi drama, dan

masa.

5. Pembelajaran drama di sekoloah dapat ditafsirkan dua macm yaitu :

pembelajaran teori drama atau pembelajarn apresiasi drama.

6. Bermain drama merupakan kesempatan berharga bagi siswa untuk memperoleh

pengetahuan dan pemahaman tekstual serta pengalaman praktis.

B. Saran

1. Sebagai calon pendidik kita harus mempersiapkan diri dan bersungguh-sungguh

mampu menciptakan suatu sistem pembelajaran yang efektif dan inovatif yang

dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan anak didik kita.

2. Sebagai mahasiswa PGSD/MI Latifah Mubarokiyah, kita harus belajar rajin agar

menjadi pendidik yang mampu menciptakan generasi muda yang berpotensi.

 

13

Page 14: MAKLAH SENI YG BENAR POWER POINT.doc

G. DAFTAR PUSTAKAH. K Toha, Riris 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang : Indonesiatera

I.  

J. Janvan dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta :  PT Gramedia

K.  

L. Waluyo, Herman. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta : PT Hanindita Graha Widya

DAFTAR PUSTAKAK Toha, Riris 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang : Indonesiatera 

Janvan dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta :  PT Gramedia 

Waluyo, Herman. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta : PT Hanindita Graha Widya 

Soetrisman. 1984. Drama Formal Dan Teater remaja. Yogyakarta : PT HaninditaHttp://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/workshop-pembelajaran-seni-drama-di-smp.htmlhttp://sastra-indonesia.com/2011/01/siswa-dan-aspek-pembelajaran-drama/

14