maklah kecerdasan linguistik

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku atau psikis individu dalam lingkungan. Dalam jurnalistik tentu ilmu psikologi sangat berhubungan erat, seorang jurnalis dalam mewawancarai harus mengetahui watak atau sifat seseorang yang menjadi narasumber dan untuk mengetahui hal tersebut ilmu psikologilah yang mempelajarinya. Di indonesia pengaruhnya tidak hanya pada model tes yang berbasis pada kecerdasan IQ tersebut. Tetapi berkembang seolah- olah sebagai suatu strategi dan target pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan paradigma mengejar target kurikulum bagi peserta didik lebih penting dari pada penguasaan ilmu. Howard Gardner, seorang ahli biopsikologi memberikan kritik terhadap kondisi di atas. Ia mengungkapkan: “sebagian besar pengujian kita didasarkan pada penghargaan yang tinggi pada keterampilan verbal dan matematika. Bila andai pandai dalam bahasa dan logika, tes, IQ, anda pasti bagus, dan anda mungkin berhasil dengan baik masuk perguruan tinggi yang bergengsi, tetapi apakah anda berhasil setelah lulus, mungkin akan tergantung pada sejauh mana anda memiliki dan menggunakan kecerdasan yang lain, itulah yang saya beri perhatian yang berimbang”. [1] Di dalam ilmu psikologi kita mempelajari materi kecerdasan atau disebut dengan Inteligensi. Kecerdasan adalah kemampuan seseoarang untuk memberikan suatu tanggapan yang baik terhadap 1

Upload: cintaberbagi

Post on 25-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku atau psikis individu dalam lingkungan. Dalam jurnalistik tentu ilmu psikologi sangat berhubungan erat, seorang jurnalis dalam mewawancarai harus mengetahui watak atau sifat seseorang yang menjadi narasumber dan untuk mengetahui hal tersebut ilmu psikologilah yang mempelajarinya. Di indonesia pengaruhnya tidak hanya pada model tes yang berbasis pada kecerdasan IQ tersebut. Tetapi berkembang seolah-olah sebagai suatu strategi dan target pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan paradigma mengejar target kurikulum bagi peserta didik lebih penting dari pada penguasaan ilmu. Howard Gardner, seorang ahli biopsikologi memberikan kritik terhadap kondisi di atas. Ia mengungkapkan:sebagian besar pengujian kita didasarkan pada penghargaan yang tinggi pada keterampilan verbal dan matematika. Bila andai pandai dalam bahasa dan logika, tes, IQ, anda pasti bagus, dan anda mungkin berhasil dengan baik masuk perguruan tinggi yang bergengsi, tetapi apakah anda berhasil setelah lulus, mungkin akan tergantung pada sejauh mana anda memiliki dan menggunakan kecerdasan yang lain, itulah yang saya beri perhatian yang berimbang.[1] Di dalam ilmu psikologi kita mempelajari materi kecerdasan atau disebut dengan Inteligensi. Kecerdasan adalah kemampuan seseoarang untuk memberikan suatu tanggapan yang baik terhadap suatu yang diterimanya. Di dalam makalah ini akan kita bahas mengenai kecerdasan secara lebih rinci lagi.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan?2. Apa yang dimaksud alat ukur kecerdasan ?3. Jelaskan teori teori mengenai kecerdasan ?4. Bagaimana penjelasan tentang gagasan penerapan ?

C. Problem Statement Statement (pernyataan) yang menyatakan bahasa adalah sesuatu yang selalu lengkap seharusnya dipersentasikan, maksudnya bahwa setiap bahasa mempunyai kata kosakata tersendiri untuk segala sesuatu, itulah yang dimaksud karakteristik kosa kata. terkecuali dalam bahasa itu telah kehilangan penggunaan. Bahasa selalu mengalami hal-hal yang sulit, walaupun faktanya bahwa bahasa mengalami gerakan perlawanan bentuk-bentuk yang baru yang mungkin seringkali muncul. Ketika bahasa tidak memungkinak pengguna atau penurun untuk membuat respon yang tepat untuk segala sesuatu, karena kosakata (vocabulary) memang demikian secara karakteristik open dibedakan dalam vocabulary antara dua bahasa adalah sebuah hal yang ukuran yang tidak akurat dari perbedaan efisiensi atau keunggulan dari dua ucapan.

D. Tujuan MasalahAdapun tujuan makalah anak memiliki Kecerdasan Linguistik yaitu:1. Mampu membaca, apa yang dibaca mengerti. 2. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatukomunikasi verbal.3. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membacakarya orang lain.4. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.5. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan ceritaatau melakukan perbaikan pada karya tulis.6. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melaluidiskusi, ataupun debat.

E. Manfaat Penyelesaian1. Bagi Pribadi Sendiri dapat memahami materi yang telah diberikan oleh dosen dan belajar mengetahui isi dari keceerdan linguistik.2. Bagi Siswa dapat memahami pembelajaran kecerdasan linguistik dan menerima materi tersebut di dalam sekolah maupun di luar sekolah.3. Bagi Guru dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang baik digunakan dalam kegiatan belajar dan mengajar tentang kecerdasan terlebih bagi bidang studi bahasa Indonesia.4. Bagi Perkembangan bahasa Indonesia dapat menjadikan bahasa Indonesia salah satu sifat bahasa yang unik dan khas yang berbeda dengan bahasa-bahasa lain di perkembangan Barat.5. Bagi Prodi bahasa Indonesia dapat menjadikan kecerdasan linguistik kajian bahasa Indonesia yang setingkat lebih tinggi lagi.BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Kecerdasan Menurut rumusan yang ditetapkan kongres sedunia tentang tujuan pendidikan Islam, sebagaimana dikutip oleh M. Arifin:education should aim at the ballanced growth of total personality of man through the training of mans spirit, intelect the rational self, feeling and bodily sense. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects; spritual, intelektual, imaginative, physical, scientifc, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspect toward goodnes and attainment of perfection. The ultimate aim for education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.[2]Kemudian dalam Surat Al Baqarah 151 Allah berfirman,Sebagaimana kami telah mengutus rasul di antara kamu yanng membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu al kitab dan al hikamah (assunnah) serta mengajarkan kepada kamu apa-apa yang belum kamu ketahui(QS. 2:151).Dalam Al Quran, Surat At Baraah (Taubah) ayat 122 berikut ini:Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya(QS 9:122)Hadits riwayat Baihaqi juga mempertegas:Menurut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (HR.Baihaqi). jelas bahwa berfikir atau belajar wajib hukumnya bagi setiap muslim, baik laki-laki atau perempuan, baik tua ataupun muda.

Menurut para ahli sebagai berikut:a.William Stern kecerdasan atau intelligence merupakan suatu kapasitas atau kecakapan umum pada individu secara sadara untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi yang dihadapinya. b. Carl Whitherrington kecerdasan adalah kesempurnaanbertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan-kemampuan atau kegiatan-kegiatan seperti berikut ini :1. Facility in the use of numbers yaitu fasilitas dalam menggunakan bilangan dan angka.2. Language efficiency yaitu efesien penggunaan bahasa.3. Speed of perpection yaitu kecepatan dalam pengamatan.4. Facility in memorizing yaitu fasilitas dalam mengingat.5. Facility in comprehending relationship yaitu fasilitas dalam memahami hubungan.6. Imagination yaitu menghayal.

c. Seorang ahli yang bernama S.C. Utami Munandar merumuskan secara umum intelligence sebagai berikut :1. Kemampuan untuk berfikir abstrak.2. Kemampuan untuk menangkap hubungan hubungan dan untuk belajar.3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi situasi baru.d. EdwardThorndikemendefenisikan intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from thestand pointof the truth or fact atau dapat diartikankecerdasan adalah kemampuan individu untuk memberikan respons yang tepat ( baik ) terhadap stimulasi yang diterimanya. e.George D. Stodard kecerdasan adalah kecakapan dalam menyatakan tingkah laku yang mempunyai ciri - ciri berikut tertentu. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan atau intelligence adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh sesorang dalam bidang apapun dan individu tersebut dapat menjalankanserta mengembangkan kemampuan yang ia miliki dengan baik.

B. Alat Ukur Kecerdasan Pengukuran kecerdasan ada tiga yaitu IQ ( kecerdasan intelektual ), EQ ( Kecerdasan emosional ), SQ ( Kecerdasan spiritual ). Keceerdasan intelektual bisa diukur karena bersifat kuantitatif. Alat ukur kecerdasan intelektual sebagai berikut, yaitu:a. Tes Binet Simon Alat ukur kecerdasan kognitif pertama kali dibuat olehAlfred BinetdanTheodore Simonpada tahun 1905 atas permintaan pemerintah Perancis, berkenaan dengan kasus kegagalan belajar murid-murid sekolah. Tes yang mereka buat diperuntukkan anak usia 2 sampai dengan 15 tahun. Cara yang mereka tempuh untuk mengukur kemampuan tersebut adalah dengan membandingkan usia mental (mental age) dengan usia kronologis (chronologicalage).

b. Konsep Intelligence Quotient( IQ ) Telah disebutkan bahwa dalam mengukur taraf kecerdasan kognitif, Binet dan Simon membandingkan usia mental dengan usia kronologis. Rumus ini dipakai dengan asumsi bahwa seorang anak dinyatakan normal kemampuannya bila dirinya mampu melakukan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan anak seusianya.Selanjutnya untuk menghindari adanya angka pecahan, hasil bagi tersebut dikali seratus. Dengan demikian rumus tersebut dapat ditulis sebagai berikut. Sedangkan untuk kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), hingga saat ini belum ada alat yang dapat mengukurnya dengan jelas karena dua kecerdasan tersebut bersifat kualitatif bukan kuantitatif. Orang yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup tinggi dapat dilihat selain dari hasil tes, dapat terlihat juga bahwa biasanya orang tersebut , sebagai berikut, yaitu:1. Memiliki kemampuan matematis2. Memiliki kemampuan membayangkan ruang3. Melihat sekeliling secara runtun atau menyeluruh4. Dapat mencari hubungan antara suatu bentuk dengan bentuk lain5. Memiliki kemampuan untuk mengenali, menyambung, dan merangkai kata-kata serta mencari hubungan antara satu kata dengan kata yang lainya, Memiliki memori yang cukup bagus. Seseorang dengan kecerdasan emosi (EQ) tinggi diindikatori memiliki hal-hal sebagai berikut :a. Sadar diri, panada mengendalikan diri, dapat dipercaya, dapat beradaptasi dengan baik dan memiliki jiwa kreatif,b. Bisa berempati, mampu memahami perasaan orang lain, bisa mengendaikan konflik, bisa bekerja sama dalam tim,c. Mampu bergaul dan membangun sebuah persahabatan,d. Dapat mempengaruhi orang lain,e. Bersedia memikul tanggung jawab,f. Berani bercita-cita,g. Bermotivasi tinggi,h. Selalu optimis,i. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, danj. Senang mengatur dan mengorganisasikan aktivitas. Tanda dari orang orang yang memiliki SQ yang berkembang dengan baik/tinggi, yaitu sebagai berikut:1. Mampu bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)2. Memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi3. Mampu untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan4. Mampu untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit5. Memiliki kualitas hidup yang didasari oleh visi dan nilai-nilai6. Menghindari hal-halyang dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu7. Cenderung untuk memandang segala hal itu berkaitan (holistik)8. Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa? atau bagaimana jika untuk mencari jawaban-jawaban mendasar9. Mandiri SQ yang berkembang dengan baik dapat menjadikan seseorang memiliki makna dalam hidupnya. Dengan makna hidup ini seseorang akan memiliki kualitas menjadi, yaitu suatu modus eksistensi yang dapat membuat seseorang merasa gembira, menggunakan kemampuannya secara produktif dan dapat menyatu dengan dunia.

C. Teori KecerdasanRaymon Cattel dkk., mengklasifikasikan inteligensi ke dalam dua kategori, yaitu:a. Fluid intelligence (kecerdasan cair)b. Crystallized intelligence (kecerdasan Kristal) Teori ini dicetuskan pada 1960-an oleh Raymond Cattell and John Horn. Teori kecerdasan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori General Intelegence. Dalam teori kecerdasan cair dan kecerdasan kristal dinyatakan bahwa ada dua macam kecerdasan umum yaitu:a. Fluid intelligence (kecerdasan cair) Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada sifat biologis. b. Kecerdasan cair meningkat sesuai dengan pertambahan usia, mencapai puncak pada saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh.Intelegensi fluid cenderung tidak berubah setelah usia 14 tahun atau 15 tahun,c. Crystallized intelligence (kecerdasan Kristal) kecerdasan Kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup. Jenis kecerdasan ini dapat terus meningkat, tidak ada batasan maksimal, selama manusia masih bisa dan mau belajar. Inteligensi Crystallized masih terus berkembang sampai usia 30-40 tahun bahkan lebih.Teori kecerdasan menurut para ahli yaitu :1. TeoriTwoFactorsTeori ini dikemukakan oleh Charles Spearman (1904). Dia berpendapat bahwa inteligensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode g (general factors), dan kemampuan khusus yang diberi kode s (specific factors). Setiap individu memiliki kedua kemampuan mi yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya.2. TeoriPrimaryMentalAbilitiesTeori ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dan kemampuan primer, yaitu (a) kemampuan berbahasa: verbal comprehension (b) kemampuan mengingat: memory (c) kemampuan nalar atau berpikir logis reasoning (d) kemampuan tilikan ruang spatial factor (e) kemampuan bilangan numerical ability (I) kemampuan menggunakan kata-kata: word fluency dan (g) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat perceptual speed.3. TeoriMultipleIntelligenceTeori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford berpendapat bahwa inteligensi itu dapat dilihat dan tiga kategori dasar atau faces of intellect.

D. Gagasan Penerapan Bakat merupakan potensi tersembunyi yang siap untuk diaktulisasikan dan akan berkembang, dibawa sejak lahir yang telah melekat dengan kepribadian seseorang, lebih baik jika terjadi sinergi dengan lingkungan yang mendukung disekitarnya. Sebagaimana terlihat dalam Hadist :Tiap anak yang dilahirkan membawa fitrah, ayah dan ibunyalah yang menjadiaknnya Yahudi, atau Majusi.[3] Pertama, Ayat Al Quran dan hadist di atas menyatakan bahwa anak manusia semenjak lahir telah membawa fitrah atau kodrat kejiwaan yang diwarisi dari orang tuanya, kodrat tersebut merupakan potensi atau kemampuan yang merupakan kekuatan dirinya untuk mencari kebenaran atau mengabdi kepada Tuhan. Islam yang menyakini bahwa setiap anak yang dilahirkan membawa fitrahnya dan sekaligus fitrah ini membedakan satu dari yang lainnya. Anak telah membawa suatu potensi atau bakat yang merupakan suatu cikal bakal kekuatan di dalam dirinya, namun diakui aktualisasi diri anak tercipta sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Sinergis keduanyalah yang menjadikan anak itu sebagai apa adanya. Kedua, faktor lingkungan, hal ini berkaitan dengan semua sumber informasi yang berasal dari luar diri peserta didik; seperti orang tua, keluarga, teman, pendidik, masyarakat sebagai sumerdaya manusia, buku, internet, multimedia. Hal ini juga mencakup semua pergaulan dan pengalaman atau pendidikan yang diperoleh anak di dalam dan di luar sekolah. Setelah dicermati maka dapat disimpulkan bahwa bakat, fitrah maupun kecerdasan merujuk pada suatu maksud dan makna yang sama, yang membedakan adalah sudut pandang yang berbeda, artinya sebelum penemuan kecerdasan jamak. Gardner menyatakan People are born with certainamount of intelligences[4] , bahwa seorang anak manusia yang lahir ke dunia memiliki lebih dari satu potensi kecerdasan yang mungkin bisa berkembang, walaupun perkembangan tersebut berbeda dari orang ke orang. Lebih lanjut Gardner menambahkan, after all, intelligences arise from the combination of a persons genetic heritage and life condition in a given culture and era.[5] Sesuai dengan pernyataan tersebut di atas, maka pelacakan bakat dan pengembangannya sebagai sebuah potensi kecerdasan seharusnya dilaksanakan semenjak awal dari pendidikan dimulai, baik formal maupun informal. Untuk itu pendidikan awal yang dilakukan di rumah tangga maupun pendidikan formal di sekolah seperti pedidikan prasekolah (preschool), TK (kinder garten) dan SD (primary school) pendidikan menitik beratkan kearah pelacakan bakat dan pengembangan potensi kecerdasan. Dalam usaha pelacakan bakat dan kecerdasan, setiap peserta didik secara berkelanjutan harus dihadirkan dengan pilihan-pilihan materi pembelajaran dan pilihan yang diminatinya sehingga terhindar dari campur tangan dan keinginan pendidik yang memaksakan kehendaknya. Hal ini merupakan ekspresi keinginan yang sesuai dengan panggilan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Oleh karena itu penyajian materi dalam bentuk paket yang wajib dipelajari oleh peserta didik tidak lagi cocok dengan pelacakan bakat dan pengembangannya.

KECERDASAN LINGUISTIK VERBAL PADA ANAK USIA DINI Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi proses pendidikan verbal merupakan proses sulit untuk dilatih, maka proses ini hendaknya dilakukan sejak anak pada usia egresifnya pada usia kanak-kanak, terkadang orang tua takun ketika anaknya sedang mengalami kelincahan bergerak hingga melarang untuk bergerak kemana yang ia mau, akhirnya progresif anak untuk melakukan sesuatu haras diurungkan karena ketakutan dari orang tuannya. Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dannarasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal,tempat dan nama. Selain itu, ada beberapa hal lain yang berkaitan dengan ciri khas pada kecerdasan ini yaitu :1. Mampu menuliskan pengalaman kesehariannya2. Pendapatnya.secara lebih baik dibandingkan anak seusianya,3. Memiliki kosa kata yang banyakdibandingkan anak seusianya dan menggunakannya dengan tepat,4. Banyakmembaca (buku, koran, majalah, artikel di internet, dan lain sejenisnya), banyakmemberikan pendapat, masukan, kritikan, pada orang lain,5. Mengeja kata asing danbaru dengan tepat,6. Suka mendengarkan pernyataan-pernyataan lisan (cerita, ulasanradio, buku bersuara), menyukai pantun, permainan kata, serangkaian kata yangsukar diucapkan7. Dan suka bercerita panjang lebar atau mampu menceritakanlelucon dan kisah-kisah. Pernahkah anda terpesona dengan seseorang ketika dia berpidato ataumenjelaskan sesuatu? Ini merupakan kelebihan orang yang memiliki kecerdasanlinguistic-verbal.Mereka sangat terampil bermain kata-kata. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menyusun pikirannyadengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi,melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yangterkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan padaprofesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini diantaranya yaitu John F Kennedy, Bung Karno (PresidenRI ke-1), Kak Seto, dan lainnya. Kecerdasan logika berpikir seorang anak dapat ditunjukkan dari kecerdasan bahasa yang ia miliki. Anak yang mampu berbicara/berbahasa dengan baik dan juga lancar, memungkinkan logika berpikirnya akan bagus. Dalam kebiasaan sehari-hari, anak-anak cenderung sering menggunakan kata yang acak-acakan. Seperti mencampur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah mereka, oleh karenanya seorang anak sering salah dalam menggunakan kata. Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal seorang anak, kita dapat menempuh cara berikut :- sering mengajak anak bercakap-cakap- sering membacakan cerita/dongeng- sering mengajarkan nyanyian/lagu Pandai berbahasa bukan hanya berarti menguasai banyak bahasa, tapi juga memiliki kemampuan dalam mengolah bahasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan bahasa ibu terlebih dahulu untuk mendorong logika berpikir seorang anak. Tidak semua cerdas dan siap dalam berbahasa. Suatu contoh, jika seorang anak belum siap menerima multi bahasa, maka anda jangan memberikannya dulu. Bila dilakukan pemaksaan untuk menjejali anak dengan beragam bahasa, tidak dipungkiri jika anak akan mengalami kebingungan bahasa atau bahkan mungkin strees. Perlu diingat! Stimulus dari lingkungan sangatlah berpengaruh besar pada kemampuan otak anak yang pada akhirnya, akan mempengaruhi keterampilan anak dalam mengolah kata-kata dan berbicara. Kurangnya ajakan komunikasi dari kecil akan berdampak pada kurangnya kemampuan berbahasa seorang anak yang membuat anak cenderung jadi pendiam.Sementara itu Gardner, dkk (Dryden & Vos, 2001:342) mendeskripsikan ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai berikut: sensitif terhadap pola, teratur, sistematis, mampu berargumentasi, suka mendengarkan, suka membaca, suka menulis, mengeja dengan mudah, suka bermain kata, memiliki ingatan yang tajam tentang hal-hal sepele, pembicara publik dan tukang debat yang ada. Ada beberapa model pendidikan kecerdasan linguistik-verbal yang bisa dikembang-kan melalui pembelajaran sastra. Model yang dimaksud adalah menceritakan kisah,a)berdebat,b)berdiskusi,c)menafsirkan,d)menyampaikan laporan,e) berbicara dan menulis tentang karya sastra.

Berikut ini diberikan sebagian contoh pembelajarannya.1. Menceritakan Kisah(a) Pengertian Model Menceritakan Kisah adalah model pembelajaran kecerdasan linguistik-verbal melalui pembelajaran sastra dengan cara menceritakan kembali kisah yang terdapat dalam karya sastra yang telah dibaca atau didengar siswa. Karena menitikberatkan pada penceritaan kisah, maka karya sastra yang didengar atau dibaca siswa adalah karya satra yang berisi kisah, misalnya dongeng, sandiwara, novel, drama, atau puisi balada.(b) Langkah1. Siswa diminta untuk mendengarkan atau membaca karya sastra yang telah disiapkan oleh guru.2. Siswa mencatat pokok-pokok kisah yang didengar atau dibaca.3. Siswa menceritakan kembali kisah yang telah diengar atau dibacanya, baik secara lisan maupun tulis.(c) Hal yang perlu diperhatikan1. Karya sastra yang didengar atau dibaca siswa hendaknya sesuai dengan perkembangan siswa, baik dari segi isi maupun bahasanya2. Waktu yang disediakan hendaknya sesuai dengan jenis kaya sastra yang akan diceritakan kembali, khususnya ketebalan karya sastra yang dibaca dan/atau durasi karya sastra yang didengar.(d) Contoha. Bacalah cerpen Kisah Ronggo karya Lidya Katika Dewi berikut ini!b. Catatlah pokok-pokok cerita yang terdapat dalam cerpen yang baru saja kamu baca !c. Ceritakan kembali secara tertulis kisah yang terdapat dalam cerpen tersebut sambil memperhatikan pokok-pokok cerita yang telah kamu catat !(e) Variasia) Guru juga bisa membacakan dongeng kepada siswa.b) Sambil mendengarkan dongeng yang dibacakan guru, siswa mencatatc) pokok -pokok ceritanya.d) Dongeng yang dibacakan guru tidak terlalu panjang, tetapi tetap mencerminkan keutuhan cerita.

2. Berdebat(a) Pengertian Model Berdebat adalah model pembelajaran kecerdasan linguistik-verbal melalui pembelajaran sastra dengan cara mempertahankan pendapat atas peristiwa, perilaku, atau fenomena lain yang terdapat dalam karya sastra yang dibaca atau didengarnya. Demi kelancaran pelaksanaan model ini, karya sastra yang dipilih hendaknya karya sastra yang isinya bisa memicu perbedaan pendapat bagi sebagian besar siswa sehingga tujuan berdebat bisa tercapai.(b) Langkaha)Kelas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pro dan kelompok kelompok kontra. pro menyetujui sikap, perilaku, dan pendapat tokoh utama. Kelompok kontra menolak sikap, perilaku, dan pendapat tokoh utama.b)Siswa diminta untuk membaca karya sastra yang telah disiapkanc)Setiap kelompok diminta untuk mempertahankan pendapatnya dengan cara menunjukkan berbagai alasan yang mendukung pendapatnya.(c) Hal yang perlu diperhatikana)Pendapat setiap kelompok (baik kelompok pro maupun kelompok kontra) hendaknya dirumuskan dengan jelas oleh guru sehingga memudahkan siswa (kelompok) dalam pencarian alasan yang terdapat dalam karya sastra yang dibaca atau didengarnya.b)Waktu yang disediakan untuk berdebat hendaknya cukup sehingga masing-masing kelompok (baik yang pro maupun yang kontra) bisa membeikan argumentasinya secara tuntas.(d) Contoha) Bacalah cerpen Eligi karya Bengkel Imaji Malang di bawah ini.b) Catatlah sikap, tindakan, dan pendapat tokoh utamanya!c) Bagi kelompok pro, carilah alasan mengapa Anda setuju atau sependapat terhadap sikap, tindakan, dan pendapat tokoh utama! Sebaliknya, bagi kelompok kontra, carilah alasana mengapa Anda menolak atau tidak sependapat terhadap sikap, tindakan, dan pendapa tokolh utama!d) Setelah itu, mulailah berdebat tentang sikap, tindakan, dan pendapat tokoh utama pada cerpen Eligi, yang dipandu noleh guru.(e) Variasia. Guru juga bisa membacakan cerita kisah kepada siswa.b. Sambil mendengarkan kisah yang dibacakan guru, siswa mencatat pokok-pokok ceritanya, terutama sikap, tindakan, dan pendapat tokoh utama.c. Cerita kisah yang dibacakan guru tidak terlalu panjang, tetapi tetap mencerminkan keutuhan cerita.d. Guru menyuruh siswa (kelompok pro maupun kontra) untuk memberikan alasan masing-masing.b. Setelah itu, dilanjutkan dengan berdebat antara kelompok pro dan kontra yang dibantu guru.

KOMPONEN KECERDASAN LINGUISTIK Komponen kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi (mengutak atik dan menguasai) tata bahasa, sistem bunyi bahasa (fonologi), sistem makna bahasa (semantik), penggunaan bahasa dan aturan pemakaiannya (pragmatik). Kecerdasan linguistik verbal mencakup juga kemampuan ketrampilan bahasa, meliputi kemampuan menyimak (mendengarkan secara cermat dan kritis) informasi lisan, kemampuan membaca secara efektif, kemampuan berbicara, dan kemampuan menulis. Individu yang cepat menangkap informasi lisan dan tertulis dapat di katakan secara linguistik walaupun mungkin tidak begitu pandai berbicara atau menulis.

INDIKATOR KECERDASAN LINGUISTIK VERBAL Kecerdasan linguistik-verbal memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri khusus dari kecerdasan. Kecerdasan ini di tunjukkan dalam kepekaan bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Individu yang memiliki kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal berikut:1.Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis2.Senang dan baik dalam mengarang cerita3. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah4.Senang dan efektif belajar bahasa asing5.Senaang bermain game bahasa. Mereka menikmati permainan bunyi, peka terhadap kelucuan yang muncul akibat pertukaran bunyi, dan peka terhadap kata-kata6. Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi. Mereka mampu menangkap makna di balik kata-kata7.Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat8.Tidak mudah salah tulis atau salah eja9.Pandai membuat lelucon. Mereka pandai membuat plecetan, mengaitkan fakta serius dengan fakta yang mirip, tetapi jelas-jelas tak berkaitan dan menimbulkan kelucuan10.Pandai membuat puisi11.Tepat dalam tata bahasa. Mereka peka terhadap struktur, jarang salah susun kata.12.Kaya kosa kata. Mereka mampu berbicara dengan banyak kosa kata dan mendeskripsikan secara lebih jelas13.Menulis secara jelas. Mereka mampu membayangkan apakah pembacanya mampu memahami apa yang di tulisnya

INDIKATOR KECERDASAN LINGUISTIK-VERBAL ANAK USIA DINI Pada anak-anak, kecerdasan linguistik muncul dari berbagai bentuk dan aktivitas berikut:1.Anak senang berkomunikasi denganorang lain, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa usia 2-6 tahun2.Anak senang bercerita panjang lebar tentang pengalaman sehari-hari, apa yang di lihat dan di ketahui (3-6 tahun)3.Anak mudah mengingat nama teman dan keluarga (usia 2-6 tahun), tempat atau hal-hal sepele yang pernah di dengar atau di ketahui, termasuk iklan (usia 3-6 tahun)4.Anak suka membawa-bawa buku dan pura-pura membaca (2-4 tahun), suka buku dan cepat mengeja melebihi anak-anak seusianya (4-6 tahun)

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi proses pendidikan verbal merupakan proses sulit untuk dilatih, maka proses ini hendaknya dilakukan sejak anak pada usia egresifnya pada usia kanak-kanak, terkadang orang tua takuT ketika anaknya sedang mengalami kelincahan bergerak hingga melarang untuk bergerak kemana yang ia mau, akhirnya progresif anak untuk melakukan sesuatu haras diurungkan karena ketakutan dari orang tuannya. setiap manusia memiliki kekhasan atau sifat dan kepribadian masing-masing, hal ini memberi arti bahwa di dalam pendidikan peserta didik diberi kebebasan untuk memilih materi yang sesuai dengan potensi diri seprti kemampuan, bakat, intelegensi, gaya belajar, gaya berpikir dan akhlak (tasauf). Keempat metodeologi kependidikan tersebut, metode kependidikan bersifat integral; keempat pendekatan kepada Tuhan yaitu Syariah (informasi/wahyu), Filsafat (berfikir), Tasauf (qalbu atau intuisi) dan Ilmu Kalam (qadar) dikombinasikan dengan mengembangkan seluruh potensi jiwa, hati, akal dan emosi. Satu sama lain berjalan saling mendukung dengan mengkombinasikan seluruh potensi. Inti dari pemikiran kecerdasan jamak dalam Islam yang terkait dengan pendidikan adalah implikasi dan pengembangan konsep multiple intelligence sebagai approach, methoad dan classroom technique.

B. Saran Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama teman-teman yang turut membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Apabila di dalam makalah ini masih mempunyai kesalahan, maka penulis meminta kritik dan sarannya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ansharullah. 2011. Pendidikan Islam Berbasis Kecerdasan Jamak Multiple Intelligences. Cetakan I. Jakarta: STEP.Azwar, Saifuddin, 2006.Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan V Yogyakarta: Pustaka PelajarGardner, Howard. 2003.Kecerdasan Majemuk, Teori Dalam Praktek. Batam: Interaksa.

1