makalah_teori-ifrs

18
Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS Teori Akuntansi dalam Konteks Adopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards) 1 Suwardjono Fakultas Ekonomika dan Busines Universitas Gadjah Mada Masalah Peran Teori Akuntansi Tentu saja terdapat latar belakang yang baik dan penuh pertimbangan di balik keputusan profesi untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional/SPKI (Interna- tional Financial Reporting Standards/IFRS). Latar belakang dan pertimbangan itulah sebenarnya merupakan wilayah teori akuntansi bila akuntansi dipandang sebagai sepe- rangkat pengetahuan yang utuh dan komprehensif yang menjadi disiplin akademik yang dapat memberikan derajat kesarjanaan sampai doktor bahkan dapat menciptakan jabatan profesor. Latar belakang dan pertimbangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari kebi- jakan nasional karena standar mempunyai konsekuensi ekonomik baik pada tingkat peru- sahaan maupun negara. Standar akuntansi mempunyai implikasi terhadap kehidupan ekonomik, busines dan sosial. Oleh karena itu, pembahasan SPKI dalam konteks teori akuntansi tidak dapat terlepas dari kesepakatan tentang makna akuntansi dan teori akuntansi. Fenomena SPKI sudah muncul lebih dari lima belas tahun dan profesi akuntansi di Indonesia begitu antusias untuk membawa Indonesia menjadi first adopter penuh pada tahun 2012. Standar akuntansi (dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK) yang dikeluarkan sejak 2007 sudah merujuk pada SPKI dalam rangka mencapai konvergensi. Sementara itu, gairah yang sama tidak terjadi di perguruan tinggi akun- tansi. Sambutan perguruan tinggi dalam bentuk diskusi akademik dan penyesuaian kurikulum program studi akuntansi tidak seantusias profesi. Apakah akademisi tidak mempunyai perhatian karena masalah SPKI adalah masalah praktik sehingga pengajaran SPKI bukan merupakan masalah yang dirisaukan karena pengajaran tersebut lebih banyak bersifat apa dan bagaimana bukan mengapa (paling tidak sebagai bahan ajar) Atau, akademisi dan program studi akuntansi menunggu sampai mantapnya SPKI yang memang masih terus mengalami penyempurnaan sehingga masih berubah-ubah. Tidak berarti perguruan tinggi tidak tanggap terhadap fenomana tersebut. Hanya intensitas tanggapan mungkin tidak seperti yang diharapkan oleh profesi. Atau, dunia akademik memang wilayah yang terpisah dari dunia praktik dan kebijakan publik. Bila demikian, apa peran dan arah program studi akuntansi dalam memberikan sumbangan pada praktik akuntansi lebih dari sekadar mengajarkan teknik akuntansi yang melekat pada standar akuntansi yang berlaku. Apakah program studi akuntansi di perguruan tinggi hanya ber- peran sebagai pengorganisasi acara (event organizer) dalam mensosialisasi SPKI? Sebenarnya teori akuntansi berperan dalam tahap pemilihan konsep, teknik, dan metoda dalam penyusunan standar untuk mencapai tujuan tertentu. Karena akuntansi bersifat utilitarian, praktik akuntansi yang diterapkan harus didasarkan pada analisis kos dan manfaat untuk wilayah (negara) diterapkannya standar tersebut. Dengan kata lain, praktik akuntansi sebagai manifestasi pelaksanaan standar semestinya harus mengarah atau membantu ke pencapaian tujuan negara. Itulah sebabnya ketika menyusun rerangka 1 Materi ini merupakan penulisan kembali dan pengembangan makalah Suwardjono 2009.

Upload: agus-pur

Post on 11-Feb-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

latar belakang yang baik dan penuh pertimbangan di balik keputusanprofesi untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional/SPKI (International Financial Reporting Standards/IFRS).

TRANSCRIPT

Page 1: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 1

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Teori Akuntansi dalam Konteks AdopsiStandar Pelaporan Keuangan Internasional

(International Financial Reporting Standards)1

SuwardjonoFakultas Ekonomika dan Busines

Universitas Gadjah Mada

Masalah Peran Teori Akuntansi

Tentu saja terdapat latar belakang yang baik dan penuh pertimbangan di balik keputusan profesi untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional/SPKI (Interna-tional Financial Reporting Standards/IFRS). Latar belakang dan pertimbangan itulah sebenarnya merupakan wilayah teori akuntansi bila akuntansi dipandang sebagai sepe-rangkat pengetahuan yang utuh dan komprehensif yang menjadi disiplin akademik yang dapat memberikan derajat kesarjanaan sampai doktor bahkan dapat menciptakan jabatan profesor. Latar belakang dan pertimbangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari kebi-jakan nasional karena standar mempunyai konsekuensi ekonomik baik pada tingkat peru-sahaan maupun negara. Standar akuntansi mempunyai implikasi terhadap kehidupan ekonomik, busines dan sosial. Oleh karena itu, pembahasan SPKI dalam konteks teori akuntansi tidak dapat terlepas dari kesepakatan tentang makna akuntansi dan teori akuntansi.

Fenomena SPKI sudah muncul lebih dari lima belas tahun dan profesi akuntansi di Indonesia begitu antusias untuk membawa Indonesia menjadi first adopter penuh pada tahun 2012. Standar akuntansi (dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/PSAK) yang dikeluarkan sejak 2007 sudah merujuk pada SPKI dalam rangka mencapai konvergensi. Sementara itu, gairah yang sama tidak terjadi di perguruan tinggi akun-tansi. Sambutan perguruan tinggi dalam bentuk diskusi akademik dan penyesuaian kurikulum program studi akuntansi tidak seantusias profesi. Apakah akademisi tidak mempunyai perhatian karena masalah SPKI adalah masalah praktik sehingga pengajaran SPKI bukan merupakan masalah yang dirisaukan karena pengajaran tersebut lebih banyak bersifat apa dan bagaimana bukan mengapa (paling tidak sebagai bahan ajar) Atau, akademisi dan program studi akuntansi menunggu sampai mantapnya SPKI yang memang masih terus mengalami penyempurnaan sehingga masih berubah-ubah. Tidak berarti perguruan tinggi tidak tanggap terhadap fenomana tersebut. Hanya intensitas tanggapan mungkin tidak seperti yang diharapkan oleh profesi. Atau, dunia akademik memang wilayah yang terpisah dari dunia praktik dan kebijakan publik. Bila demikian, apa peran dan arah program studi akuntansi dalam memberikan sumbangan pada praktik akuntansi lebih dari sekadar mengajarkan teknik akuntansi yang melekat pada standar akuntansi yang berlaku. Apakah program studi akuntansi di perguruan tinggi hanya ber-peran sebagai pengorganisasi acara (event organizer) dalam mensosialisasi SPKI?

Sebenarnya teori akuntansi berperan dalam tahap pemilihan konsep, teknik, dan metoda dalam penyusunan standar untuk mencapai tujuan tertentu. Karena akuntansi bersifat utilitarian, praktik akuntansi yang diterapkan harus didasarkan pada analisis kos dan manfaat untuk wilayah (negara) diterapkannya standar tersebut. Dengan kata lain, praktik akuntansi sebagai manifestasi pelaksanaan standar semestinya harus mengarah atau membantu ke pencapaian tujuan negara. Itulah sebabnya ketika menyusun rerangka

1Materi ini merupakan penulisan kembali dan pengembangan makalah Suwardjono 2009.

Page 2: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 2

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

konseptual, FASB menetapkan tujuan pelaporan keuangan atas dasar kondisi dan lingkungan di Amerika. Hal ini dinyatakan oleh FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept/SFAC No.1 (sekarang sudah diganti dengan SFAC. No. 8) sebagai berikut (prg. 9, penebalan oleh penulis):

Financial reporting is not an end in itself but is intended to provide informa-tion that is useful in making business and economic decisionsófor making rea-soned choices among alternative uses of scarce resources in the conduct of business and economic activities. Thus, the objectives set forth stem largely from the needs of those for whom the information is intended, which in turn de-pend significantly on the nature of the economic activities and decisions with which the users are involved. Accordingly, the objectives in this Statement are affected by the economic, legal, political, and social environment in the United States.

Walaupun sudah diganti dengan SFAC No. 8, dapat dipastikan bahwa Amerika akan selalu melindungi kepentingannya. Penentuan tujuan pelaporan dan komponen lainnya dalam bentuk rerangka konseptual (yang dapat dianalogi dengan konstitusi pelaporan keuangan) merupakan wilayah yang menempatkan teori akuntansi menjadi penge-tahuan dasar yang penting bagi penentu kebijakan akuntansi di level nasional. Rerangka konseptual harus dirancang untuk kepentingan negara bukan hanya untuk kepentingan perusahaan dan investor. Oleh karena itu, rerangka konseptual mestinya harus direka-yasa dengan saksama dalam rangka mencapai tujuan negara. Belkaoui (2004) membahas strategi pengembangan standar bagi negara berkembang. Ada empat strategi atau pende-katan yang dibahas yaitu (hlm. 150-153):

1. Evolusioner2. Transfer teknologi akuntansi3. Adopsi standar akuntansi internasional4. Situasionis

Keempat pendekatan mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Penyusunan standar akuntansi tentunya harus dimulai dengan penyusunan konstitusi pelaporan keuangan (rerangka konseptual) melalui proses penalaran dan perekayasaan yang menjadi wilayah teori akuntansi. Mengadopsi standar akuntansi internasional ter-masuk rerangka konseptualnya berarti menyerahkan proses penalaran dan perekayasaan kepada badan internasional (seperti International Accounting Standard Board). Per-soalannya, karena praktik akuntansi bersifat utilitarian, kepentingan siapakah yang ada di benar badan internasional tersebut. Kalau ada pertimbangan kos dan benefit, siapa yang menjadi acuannya (negara mana yang menikmati benefit dan menanggung kos). Lebih dari itu, kalau proses penalaran telah diambil oleh badan internasional (walaupun negara menjadi anggota), di manakah peran teori akuntansi kalau suatu negara hanya begitu saja mengadopsi pelaporan keuangan internasional. Dengan kata lain, masih perlu-kah teori akuntansi baik sebagai penalaran logis maupun sebagai seperangkat penge-tahuan dalam program studi akuntansi. Lebih spesifik lagi, masih perlukan mata kuliah teori akuntansi? Kalau masih perlu, seperti apakah mata kuliah yang namanya teori akuntansi itu? Lebih menggelitik lagi adalah perlukah program studi akuntansi menye-lenggarakan pendidikan tinggi sampai tingkat doktor kalau kenyataannya program studi akuntansi hanya diarahkan untuk menghasilkan akuntan? Perlukah ada sarjana akun-tansi (accounting scholar) dan apa kontribusinya dalam membangun sistem pelaporan keuangan di suatu negara dan menyediakan teori yang sehat dalam rangka pengem-bangan praktik?

Page 3: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 3

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Masalah Peran Program Studi Akuntansi

Teori akuntansi dapat dikarakterisasi sebagai penalaran logis. Teori akuntansi lebih berkepentingan dengan masalah mengapa daripada apa atau bagaimana. Oleh karena itu, teori akuntansi lebih mempunyai kandungan akademik dan keskolaran/kesarjanaan dibanding mata kuliah akuntansi lainnya. Mata kuliah ini menjadi sumber atau motivasi penelitian ilmiah.2 Lebih dari itu, kalau teori akuntansi dikarakterisasi sebagai pereka-yasaan dalam konteks negara atau wilayah tertentu. Seperti diuraikan sebelumnya, masalahnya adalah apakah teori akuntansi tidak relevan lagi dengan diadopsinya Standar Pelaporan Keungan International/SPKI (International Financial Reporting Standards/IFRS) secara penuh. Masalah yang berkaitan adalah apa peran pendidikan akuntansi: sekadar kursus akuntansi atau pengembang pengetahuan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan ilmiah yang dapat menyelenggarakan program master atau doktor.

Sekali lagi, kalau akuntansi merupakan pengetahuan perekayasaan, apakah suatu negara perlu melakukan perekayasaan pelaporan keuangan kalau perekayasaan itu telah diambil alih oleh badan internasional? Apakah sarjana akuntansi perlu berteori untuk dapat menguasai dan melaksanakan standar akuntansi internasional? Kalau kenyataan-nya adopsi penuh SPKI dipilih sebagai kebijakan pelaporan keuangan di Indonesia apakah pengertian teori akuntansi seperti dilukiskan dalam Gambar 3 dan Gambar 4 masih rele-van di Indonesia? Lebih spesifik lagi, apakah mata kuliah teori akuntansi masih perlu masuk dalam kurikulum? Kalau memang demikian, apa materi dan topik-topik yang rele-van?

Segala masalah yang disampaikan di atas sebenarnya bermuara pada pertanyaan Demski (2007) dan Fellingham (2007) yaitu apakah akuntansi merupakan disiplin aka-demik. Demski berpendapat bahwa penggantian konsep-konsep fundamental dalam akun-tansi dengan konsep-konsep jangka pendek/praktis (kebijakan jangka pendek atas dasar pragmatisma dengan taktik cerdik) akan mengurangi peran universitas dalam pengem-bangan ilmu dan kontribusi dalam memperbaiki praktik. Dengan kata lain, pragmatisma akan mereduksi visi keskolaran atau kesarjanaan para pemikir terdahulu yang masuk dalam wilayah teori akuntansi. Secara spesifik Demski (2007) menegaskan tentang kebi-jakan pragmatis jangka pendek sebagai berikut (hlm. 154):

It denigrates the scholarship and scholarly vision of our predecessors, giants such as Canning, J. M. Clark, Hatfield, Paton, and Vatter. It provides an unmistakable (and embarrasing) signal to the university in terms of our scholarly commitment and in terms of student self-selection into our curricula. It ommits a variety of exciting, intelectually challenging opportunities, a virtual feast, and commits us, if you will, to intellectual anorexia.

Selanjutnya Demski menunjukkan bahwa denigrasi (penurunan martabat akuntansi sebagai disiplin akademik) telah terjadi dengan menunjukkan sepuluh indikator utama. Salah satu indikator yang berkaitan erat dengan peran teori akuntansi dinyatakannya sebagai berikut (hlm. 154, butir 4):

Professional ties are extensive and intrusive. This is evidenced by extensive curricu-lum-design-participation rights ceded to professionals, reliance on professionals for human capital maintenance (e.g. PWC University), unbending accomodation of uni-form licensing requirements, and growing substitution of professional for academic

2Penelitian ilmiah tentu saja dapat dipicu oleh fenomena akuntansi yang terjadi dalam praktik tidak harus dari teori akuntansi itu sendiri.

Page 4: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 4

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

players in our classrooms, especially in introductory courses. The net result is that we substitute professional services for investment in our own human capital.

Bila penalaran yang baik menjadi bagian dari disiplin akademik, apa yang ditunjuk-kan Demski di atas akan banyak menggeser penalaran atau argumen akademik menjadi argumen praktis yang disebut stratagem. Jangan-jangan karena apa yang ditengarai Dem-ski di atas telah terjadi dalam disiplin akademik kita yaitu argumen yang sehat telah diganti dengan stratagem. Atau, kalau toh ada penalaran, penalaran tersebut merupa-kan kecohan penalaran (reasoning fallacy) karena penalaran tersebut mengandung argu-men yang cacat (flawed).3

Dengan nada yang sama dengan Demski, Fellingham (2007) menyebut pendidikan yang berbasis jasa profesional dengan vokasional (vocational) dan disiplin akademik dengan kewarganegaraan akademik (academic citizenship).4 Fellingham menyatakan bahwa disiplin akuntansi memang problematik sebagai berikut (hlm. 160):

We tend to think in terms of contributions to the current generation of students—to prepare them for jobs—and not to think in terms of contribution to the academy or to future generations of students. So in our teaching and, to a large extent, in our research, we emphasize the vocational, which is different from the academic; thus location of accounting at the academy is problematic.

Fellingham memberi contoh pula suatu manifestasi denigrasi akuntansi selain melemahnya semangat akademik Hal ini dinyatakannya sebagai berikut (hlm. 161):

Other manifestations of vocational forces work against accounting possibilities for achieving, or preserving, full acadimic citizenship.

Menurut pendapatnya, sekarang ini telah terjadi kekuatan yang menghambat kema-juan akuntansi sebagai disiplin akademik. Salah satu faktor adalah penilaian program akademik yang menekankan pada kriteria jangka pendek yang berkaitan dengan penda-patan atau kriteria ekonomik. Akibatnya, kegigihan intelektual (intelectual rigor) menjadi makin tidak berperan dalam pendidikan akuntansi dan kekuatan vokasional atau profe-sional makin mendominasi.

Sterling (1973) sudah menengarai bahwa hubungan antara pendidikan dan praktik adalah harmonis dalam arti pendidikan lebih banyak mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan (the current state) daripada apa yang seharusnya dipraktikkan (the desired state). Gagasan akademik dijauhkan dari pengajaran karena kekhawatiran mahasiswa akan bingung dalam praktik. Akibatnya, praktik akuntansi dalam bentuk standar akun-tansi tidak mengalami pengembangan menunju ke praktik yang baik secara efektif.

Berkaitan dengan gagasan Sterling, Kinney (1989) menggambarkan hubungan antara riset, pengajara/pendidikan, dan praktik untuk pengembangan akuntansi.5 Prak-tik akuntansi akan mengalami perkembangan yang memuaskan kalau terdapat interaksi yang harmonis antara ketiga kegiatan tersebut. Gagasan-gagasan akademik baru harus merupakan bahan penelitian dan diskusi di tingkat akademik sehingga dihasilkan prak-

3Untuk memahami argumen dan stratagem, lihat Suwardjono (2005), bab 2.4Secara umum sering disebut komunitas akademik atau ilmiah (academic atau scientific community).5William R. Kinney, Jr., “Commentary on The Relation of Accounting Research to Teaching and Practice:

A ‘Positive View’,” Accounting Horizons (March 1989), hlm. 119-124. Lihat juga komentar dalam jurnal yang sama oleh Robert T. Sprouse (hlm. 102-110), Thomas R. Dyckman (hlm. 111-118), Arthur Wyatt (hlm. 125-128), dan Robert S. Kaplan (hlm. 129-132). Lihat pula pembahasan dalam Suwardjono (2005).

Page 5: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 5

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

tik-praktik alternatif yang dapat menjadi solusi yang paling efektif sekaligus berdasarkan pada penalaran yang baik karena praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat (Kam, 1990).

Teori akuntansi menjadi kurang diminati mahasiswa karena teori akuntansi lebih berkepentingan dengan pengembangan ilmu dalam jangka panjang sementara mahasiswa selalu dihadapkan pada hal yang teknis dan praktis. Orientasi pendidikan akuntansi adalah menghasilkan lulusan yang siap kerja bukan menghasilkan lulusan dengan pribadi kesarjanaan di bidangnya. Akibatnya hal-hal yang sifatnya teoretis (apalagi seperti dalam teori akuntansi) tidak menjadi bagian penting dalam kurikulum. Bahkan ada kemung-kinan, adopsi SPKI menjadikan mata kuliah teori akuntansi sebagai perekayasaan tidak diperlukan lagi. Atau perlu perancangan kembali mata kuliah teori akuntansi yang sesuai dengan internasionalisasi standar akuntansi khsususnya di Indonesia.

Pertanyaan akademik (dan profesional) adalah apakah adopsi akuntansi interna-sional menempatkan pendidikan akuntansi seperti yang dikemukakan para penulis di atas sehingga pendidikan akuntansi sekarang ini (di Indonesia khususnya) sudah kehi-langan kegigihan intelektualnya? Apakah adopsi akuntansi internasional menempatkan akuntansi bukan lagi sebagai disiplin akademik? Hal ini perlu dibahas dengan penuh perenungan dan kearifan mendalam dalam forum diskusi yang serius untuk kepentingan jangka panjang. Atau sebaliknya, kedinginan akademisi terhadap adopsi SPKI merupakan refleksi dari keteguhan para akademisi untuk tetap mempertahankan akuntansi sebagai disiplin akademik yang terpisah dari dunia praktik. Boleh jadi, penganutan teori akun-tansi positif daripada normatif telah menjauhkan dunia akademik dengan dunia praktik.

Dengan adopsi SPKI, tentu saja masih ada keperluan atau peran yang dapat disum-bangkan teori akuntansi. Paling tidak, pemelajar akuntansi akan mempunyai wawasan pada tingkat perekayasaan atau penalaran logis yang dilakukan oleh badan penyusun standar internasional sehingga dapat mengevaluasi kelayakan standar tersebut dan mampu memodifikasinya untuk kepentingan negara tanpa meninggalkan semangat kon-vergensi. Lalu, seperti apakah mata kuliah teori akuntansi itu?

Teori Akuntansi Sebagai Mata Kuliah

Makna teori akuntansi belum didefinisi secara mantap dan seragam sehingga lingkup teori akuntansi secara keseluruhan menjadi meluas bahkan tanpa batas yang jelas. Hal ini dapat ditengarai dari cakupan materi yang sangat bervariasi di antara para penulis buku teks asing maupun Indonesia. Akibatnya sulit bagi yang ditugasi mengasuh mata kuliah ini untuk memilih buku wajib dan menyusun racikan materi dalam bentuk silabus khususnya kalau teori akuntansi harus diajarkan di strata satu. Untuk strata yang lebih tinggi (pascasarjana), apalagi jalur akademik, kesulitan tidak begitu dirasakan karena ori-entasi akademik adalah riset baik positif maupun kualitatif.

Dalam kenyataannya, karena luasnya atau tidak jelasnya batas teori akuntansi, penu-lis buku dapat memasukkan topik-topik apapun dan menamainya Teori Akuntansi den-gan ditambah pewatas tertentu misalnya Positive, Institutional Approach, International, Sektor Publik, Syariah, dan sebagainya. Dalam konteks adopsi SPKI, ada kemungkinan mata kuliah teori akuntansi dimaknai sebagai mempelajari Rerangka Konseptual IASB. Karena tiadanya buku yang pas untuk menjadi acuan pengajaran di strata satu, dosen dapat mengambil salah satu buku tersebut sebagai buku wajib dalam mengajar satu semester. Akibatnya, isi serta pola pengajaran teori akuntansi sangat bervariasi antarper-guruan tinggi bahkan antardosen dalam suatu program studi. Karena tidak jelasnya caku-pan materi, konon banyak dosen yang tidak bersedia untuk mengasuh mata kuliah ini. Sementara itu, mahasiswa memandang teori akuntansi sebagai mata kuliah yang paling

Page 6: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 6

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

sulit dan membosankan. Setelah lulus, mereka merasa tidak paham teori akuntansi dan tidak mendapatkan sesuatu yang mantap.

Tergantung tujuan yang ingin dicapai oleh program studi (visi dan misi), diperlukan kesepakatan tentang materi minimal yang dikenalkan kepada pemelajar akuntansi. Keseragaman total memang tidak diharapkan karena hal tersebut dapat mematikan kreativitas dan inovasi khususnya untuk pembelajaran lebih lanjut. Akan tetapi, untuk mengenalkan teori akuntasi di strata satu, diperlukan orientasi dan fokus yang jelas agar mahasiswa mempunyai pegangan yang mantap untuk mampu menangkap apa itu teori akuntansi dan dapat mengambil manfaat praktisnya. Jadi, diperlukan suatu kesatuan materi terpadu yang dapat disebut dengan teori akuntansi pokok atau materi mini-mal yang harus dikuasai (disebut accounting theory proper). Tanpa pemahaman teori akuntansi pokok ini, pembahasan suatu topik atau kajian apapun akan bersifat spekulatif atau coba-coba karena tidak ada rerangka mantap yang dapat dipakai sebagai titik tolak pengembangan lebih lanjut atau pembanding dalam mengevaluasi gagasan-gagasan baru.

Pengertian teori akuntansi sebenarnya sangat bergantung pada bagaimana sepe-rangkat pengetahuan akuntansi diinterpretasi atau dimaknai. Dengan kata lain, penger-tian teori akuntansi sangat ditentukan oleh definisi akuntansi. Dalam buku-buku teks akuntansi, definisi akuntansi kadang-kadang tidak diberikan. Kalau toh diberikan, kadang-kadang definisi itu terlalu sempit untuk memaknai pengertian akuntansi yang semestinya sebagai suatu bidang studi yang ditawarkan sampai jenjang doktor.

Kesan Tentang Pengajaran Teori Akuntansi

Beberapa faktor menyebabkan kesulitan memfasilitasi dan memotivasi mahasiswa untuk belajar teori akuntansi dengan semestinya. Hal ini didasarkan atas pengalaman dan peng-amatan subjektif penulis.

Pertama, sumber acuan pada umumnya berbahasa Inggris sementara pokok bahasan pada umumnya berisi argumen atau penalaran yang memerlukan penguasaan bahasa dan kosa kata bahasa Inggris pada tingkat yang memadai. Dalam kenyataannya, kemampuan bahasa mahasiswa (baik Indonesia maupun Inggris) belum memadai untuk memaksanya menggunakan buku teori akuntansi berbahasa Inggris sebagai acuan utama. Pemaksaan justru akan bersifat disfungsional; mahasiswa tidak menguasai materi sementara itu penguasaan bahasa Inggris juga tidak bertambah. Akhirnya mahasiswa tidak memperoleh apa-apa dari mata kuliah ini. Masalah penggunaan buku teks berbahasa Inggris memang masih perlu didiskusi pada tingkat nasional.6 Baca Lampiran 3 dalam Teori Akuntansi. Lampiran ini dapat dijadikan tugas dan diskusi di awal kuliah (temu kelas kedua).

Kedua, topik-topik yang dimuat dalam buku asing berjudul Teori Akuntansi biasanya bersifat eklektif atau tidak terstruktur. Kalau toh didasarkan pada tema tertentu, hubungan antara topik yang satu dan yang lainnya tidak terintegrasi secara logis. Bila dijadikan pegangan wajib, buku tersebut menyulitkan bagi mahasiswa untuk menangkap rerangka teori akuntansi yang dapat dijadikan pegangan yang mantap. Jadi, diperlukan suatu rerangka teori akuntansi pokok atau minimal yang koheren sebagai titik tolak pem-belajaran dan pengembangan teori akuntansi. Mahasiswa harus menguasai dulu rerangka pokok ini dan kemudian mampu mempelajari secara mandiri topik-topik yang merupakan pendalaman atau pengembangan yang menjadi minatnya.

Ketiga, dosen sering menggunakan artikel-artikel kontemporer berbahasa Inggris yang menjadi minatnya tanpa memperhatikan keterpaduan. Kemudian kuliah dilaksa-

6Baca selanjutnya, Suwardjono, “Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu,” makalah disampaikan pada Kongres IX Bahasa Indonesia, diselenggarakan oleh Pusat Bahasa di Hotel Bumi Karsa, Jakarta Selatan, 28 Oktober - 1 November 2008.

Page 7: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 7

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

nakan dengan metoda seminar penuh tanpa mahasiswa mempunyai dasar teori yang kuat. Akibatnya, mahasiswa hanya menangkap secara dangkal hal-hal yang sangat umum tanpa keterpaduan dan pendalaman. Kalau isu kontemporer akan dicapai lebih baik ditawarkan mata kuliah seminar teori akuntansi atau seminar akuntansi keuangan yang diasuh oleh beberapa pengampu. Seminar ini merupakan lanjutan mata kuliah teori akuntansi sebagai komponen kurikulum program studi akuntansi.

Keempat, dosen cenderung mengajar (to teach bukan to make students learn) seluruh materi dari buku teks sehingga mahasiswa tidak perlu membaca buku teks dan maha-siswa kebetulan nyaman dengan hal ini. Ini berarti dosen mengambil alih atau merampas proses belajar dan berpikir mahasiswa. Kuliah teori akuntansi hendaknya dipandang sebagai forum konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap sumber-sumber yang telah ditentukan dalam silabus termasuk buku teks. Untuk mengubah paradigma belajar semacam ini, dosen dan mahasiswa hendaknya mempunyai pemahaman yang sama ten-tang arti kuliah. Hal ini berkaitan dengan paradigma pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen hendaknya berusaha untuk mengubah sikap dan pandangan tentang arti kuliah baik bagi mahasiswa maupun dirinya.7

Kelima, dosen tidak bersedia menggunakan buku berbahasa Indonesia karena dosen merasa hal tersebut akan menurunkan wibawanya atau harga dirinya. Banyak staf penga-jar mempunyai perasaan demikian. Ada juga kekhawatiran bahwa karena sekarang jaman globalisasi maka mahasiswa akan tidak mampu bersaing kalau mereka tidak mampu ber-bahasa Inggris. Seperti disinggung dalam faktor pertama, mata kuliah teori akuntansi bukan sarana untuk belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris harus dipelajari secara inde-penden, mandiri, dan serius oleh mahasiswa karena motivasi diri yang kuat.

Keenam, teori akuntansi yang penuh dengan penalaran menuntut kecermatan dan ketepatan bahasa sementara masalah kebahasaan belum menjadi perhatian utama dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Buku berlabel Teori Akuntansi biasanya ditulis dengan bahasa yang tinggi dan memadai tetapi mahasiswa sering tidak mampu memahami karena kemampuan berbahasa yang kurang memadai (Indonesia, apalagi Inggris). Maha-siswa menuntut agar buku ditulis dengan bahasa “membumi”. Karena teori akuntansi membahas masalah yang cukup abstrak seharusnya mahasiswa yang harus melangit dalam kemampuan bahasanya. Dosen hendaknya membantu mahasiswa untuk merasa-kan makna istilah asing dan menemukan istilah Indonesia yang tepat bukan malahan menyebarkan kesalahkaprahan. Secara umum dosen tidak berusaha mengembangkan bahasa Indonesia pada tingkat yang tinggi dan secara tidak sengaja (walaupun mungkin bermaksud baik) memberi nasihat kurang menguntungkan (ill-advice) sebagai berikut: “Tidak usah pakai istilah Indonesia segala saya malah tidak tahu maksudnya, pakai saja istilah aslinya.”

Beberapa faktor di atas sering menimbulkan kesan kepada mahasiswa bahkan dosen bahwa mata kuliah teori akuntansi adalah sulit. Dalam konteks SPKI sekarang ini bah-kan ada program studi (terutama profesi) yang tidak perlu lagi memasukkan teori akun-tansi sebagai bahan bahasan dalam kurikulum.

Kalau memang teori akuntansi masih dipandang bermanfaat dalam suatu program studi, diperlukan suatu racikan materi dalam bentuk buku yang dapat mengatasi masalah ini agar mata kuliah teori akuntansi menjadi masuk akal dan bermakna. Racikan tersebut harus membentuk apa yang disebut teori akuntansi pokok atau materi minimal

7Baca lebih lanjut, Suwardjono, “Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi” dalam Suwardjono, Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia (Yogyakarta: BPFE, 1992). Artikel ini telah direvisi dan dikembangkan menjadi “Revolusi Paradigma Pembelajaran Perguruan Tinggi: Dari Penguliahan ke Pembelajaran” (2008b)

Page 8: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 8

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

(accounting theory proper). Kedudukan teori akuntansi pokok dalam lingkup teori akun-tansi yang luas dan masalah kontemporer kemudian dapat digambarkan di bawah ini.

Dengan pemahaman teori akuntansi pokok, domain atau topik teori akuntansi lain yang merupakan pengembangan dan yang lebih abstrak dan tinggi dapat lebih mudah dipahami karena adanya acuan untuk membandingkan. Teori akuntansi pokok menjadi titik tolak, tempat berpijak, atau pintu masuk untuk menjelajahi berbagai wilayah teori yang lebih tinggi yang secara keseluruhan membentuk literatur teori akuntansi. Sekali lagi, tanpa adanya teori akuntansi pokok, belajar teori akuntansi akan bersifat coba-coba dan serampangan (haphazard). Demikian juga, belajar teori akuntansi dari hal-hal kon-temporer tanpa landasan pokok hanya akan menghasilkan peneliti atau pemelajar akun-tansi seperti seniman kontemporer yang dangkal.

Arti Penting Teori Akuntansi

Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis dan profesional. Beberapa pertanyaan berikut merupakan contoh masalah yang dihadapi praktik akuntansi:

•Apakah IFRS setara maknanya dengan International GAAP??•Manakah istilah yang tepat untuk padan kata cost of goods sold: harga pokok

penjualan, beban pokok penjualan, atau kos barang terjual?•Apa kriteria kapitalisasi sewaguna (lease) yang seharusnya di Indonesia?•Apakah Indonesia harus mengadopsi secara penuh International Financial

Reporting Standards atau mengembangkan sendiri pelaporan keuangan yang paling sesuai dengan tujuan ekonomik negara?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan berbagai masalah praktik lainnya dapat diberikan atas dasar taktik cerdik (shrewd tact) belaka atau atas dasar penalaran yang sehat (sound theory). Kalau praktik yang baik dan sehat harus dicapai, pemecahan masalah atas dasar pengalaman saja tidak cukup. Pemecahan masalah praktik harus juga dilandasi oleh teori yang baik dan sehat. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Kam (1990) berikut ini:8

Behind every practice is a rationale. ... Good practice is based on good theory whether we are aware of the theory or not. If we can formulate “good” theory, then we will have “good” practices if the theory is followed.

8Vernon Kam, Accounting Theory (New York: John Wiley & Sons, 1990), hlm. 45-46.

AkuntansiSyari’ahSejarah

Akuntansi

Teori RegulasiAkuntansi

Teori AkuntansiPositif

AkuntansiInternasional

SejarahProfesi

Teori Akuntansi Pokok:

AkuntansiSosial Domain/Topik

Teori lainnya

Page 9: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 9

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh prak-tisi dan penyusun standar akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Apa yang dikatakan Kam di atas memberi isyarat bahwa kalau masalah akuntansi dipecahkan semata-mata atas alasan pragmatik atau taktik cer-dik, dapat dipastikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke praktik yang sehat.

Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah yang sederhana. Untuk masalah-masalah yang kompleks dan berimplikasi luas, pemecahan masalah akan makin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung dalam teori yang sehat. Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis (kepentingan jangka pendek). Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang teknis atau rinci bahkan sedapat-dapatnya bebas dari kepentingan diri (vested interest).

Akuntansi dan Teori Akuntansi

Pengertian teori akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengertian akuntansi sebagai bidang ilmu. Apakah akuntansi itu seni, sains, atau teknologi akan menentukan apa yang disebut teori akuntansi.

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai seni, maka yang dimaksud adalah bagaimana menerapkan pengetahuan akuntansi dalam praktik (seperti ungkapan “mengajar itu seni.”) Seni adalah kemampuan mengerjakan sesuatu atau menerapkan suatu konsep yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan (judgment) yang secara keseluruhan membentu kearifan (wisdom). Dalam akuntasi, seni ini dapat berupa keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan atau kebijakan terbaik dalam rangka mencapai suatu tujuan akuntansi (pada level perusahaan atau negara) dengan mempertimbangkan faktor nilai (moral, ekonomik, dan sosial). Sebagai seni, akuntansi merupakan bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan kerajinan (craftsmanship) yang mengandalkan pengetahuan dan praktik untuk menguasainya.

Sains adalah pengetahuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala alam dan sosial seperti apa adanya dengan metoda ilmiah yang sasarannya adalah menguji dan menetapkan kebenaran tentang suatu masalah. Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai sains, akuntansi akan merupakan bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akun-tansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Penjelasan diwujudkan dalam bentuk proposisi atau hipotesis yang tidak langsung berkaitan dengan kebijakan akuntansi. Validitas penjelasan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah ilmiah (rules of science).

Teknologi adalah seperangkat pengetahuan tentang penggunaan pengetahuan ilmiah dan teknik untuk menghasilkan sesuatu (alat dan produk) yang bermanfaat dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi suatu masyarakat sesuai dengan tingkat budaya dan nilai yang dianut. Perekayasaan (engineering) melekat pada proses pemikiran untuk menentukan cara terbaik dalam mencapai suatu tujuan (sosial dan ekonomik). Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, akuntansi dapat didefinisi dari dua segi, sebagai seperangkat pengetahuan (a body of knowledge) dan sebagai praktik/profesi (profession). Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi dapat didefinisi sebagai:

seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Page 10: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 10

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat didefinisi sebagai:

proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari keja-dian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi relevan bagi pihak berkepentingan.

Dua kata kunci penting dalam definisi tersebut adalah perekayasaan (engineering) dan cara tertentu (in a certain manner). Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil kepu-tusan ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomi secara efisien. Pelaporan keuangan (financial reporting) sebagai sistem nasional harus direka-yasa dengan saksama untuk pengendalian alokasi tersebut secara automatis melalui mekanisma pasar yang berlaku. Pengendalian secara automatis dapat dicapai melalui standar akuntansi (cara tertentu) sebagai hasil akhir dari proses perekayasaan.9

Persoalannya adalah pengertian manakah yang dapat dipakai untuk membentuk teori akuntansi pokok. Untuk tujuan yang berbeda, pengertian akuntansi sebagai sains dan teknologi keduanya dapat dipakai dengan konsekuensi masing-masing. Gambar 1 melukiskan pilihan tersebut dan konsekuensinya.

Gambar 1Akuntansi dan Teori Akuntansi: Sains atau Teknologi?

9Perekayasaan di sini hendaknya diartikan dalam konotasi positif bukan dalam arti manipulasi. Perekayasan adalahpadan kata engineering. Sebagai proses penalaran istilah ini penggunaannya tidak lagi terbatas pada bidang teknik dan per-mesinan tetapi mencakup pula bidang sosial, ekonomi, bahasa, ataupun kedokteran.

Sains Teknologi

Ilmu sosial: mempelajarigejala sosial akuntansi

Perekayasaan penyediaan informasi keuangan

Penjelasan ilmiah dengan metoda ilmiah

deduktif/induktif

Penalaran logis denganpertimbangan

nilai/lingkungan

Teori atau penjelasan ilmiah sebagai generalisasifenomena akuntansi

Rerangka konseptual sebagai basis kebijakan

akuntansi

TaksonomiPengetahuan

PengertianAkuntansi

PengertianTeori Akuntansi

Hasil Kegiatan

Akuntansi

Page 11: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 11

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan (exercise of judgment) untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available knowledge), konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama baik pada tingkat makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi (tentang struktur, mekanisma, pihak yang terli-bat, dan standar pelaporan) dalam suatu wilayah negara tertentu. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan kepemerintahan harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik.10 Proses perekayasaan dapat dilukiskan dalam Gambar 2 di halaman berikut.

Proses perekayasaan bukan suatu upaya perseorangan (one-man show) tetapi meru-pakan upaya tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang serius yang hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang. Pelaporan keuangan mempunyai dampak ekonomik dan sosial karena pelaporan keuangan merupakan sarana atau wahana dalam pengalokasian sumber daya ekonomik. Oleh karena itu, badan legislatif pemerintah (dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat atau bahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat) mempunyai peran yang penting dalam hal ini mengingat rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi).

Idealnya, badan legislatif membentuk komite atau tim khusus yang ada di bawah kendalinya untuk perekayasaan di tingkat nasional seperti misalnya Securities and Exchange Commission (SEC) yang ada di bawah Kongres Amerika. Walaupun dalam kenyataannya perekayasaan di tingkat nasional secara teknis diserahkan oleh badan legis-latif kepada profesi atau badan khusus untuk tujuan itu (seperti misalnya Badan Penga-was Pasar Modal-Lembaga Keuangan/BAPEPAM-LK), tetapi badan legislatif mempunyai kekuatan yuridis dan politis untuk menentukan hasil akhir perekayasaan (dalam bentuk hak veto atau amandemen). Di Amerika, misalnya, SEC (sebagai badan legislatif) tidak melakukan sendiri perekayasaan pelaporan tetapi tugas itu diserahkan kepada badan independen yaitu FASB dan kemudian SEC hanya berfungsi sebagai pengawas (watch dog). Pengawasan dapat dilakukan pada tingkat makro maupun mikro (proses penyusu-nan standar akuntansi).

Karena pentingnya perekayasaan ini, para anggota badan legislatif atau pelaksana yang terlibat dan berkepentingan dalam hal ini harus mempunyai wawasan dan penge-tahuan teoretis di bidang masing-masing yang cukup memadai. Paling tidak ada anggota yang berwawasan dan berpengetahuan teori akuntansi yang luas dan memadai. Jadi, perekayasa akuntansi harus merupakan tim multi-disipliner agar hasilnya dapat diandal-kan sebagai wahana untuk menjamin tercapainya tujuan sosial dan ekonomik negara.

10Harus dibedakan pengertian pelaporan keuangan (financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports). Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusun standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pel-apor), peraturan yang berlaku termasuk prinsip akuntansi berterima umum (PABU), dan mekanisma pen-yampaian informasi. Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (statement) dan laporan (report). Lihat penjelasan lebih lanjut dalam Suwardjono, Akuntansi Pengantar 1: Proses Penciptaan Data, Pendekatan Sistem (Yogyakarta: BPFE, 2002), hlm. 65-66.

Page 12: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 12

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Gambar 2Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Dengan uraian tentang pengertian akuntansi sebagai teknologi dan perekayasaan sebagai proses dalam menetapkan cara terbaik dalam mencapai tujuan pelaporan keuangan, dapat dikatakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pela-poran keuangan. Perekayasaan menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsi rerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Secara diagramatis, pengertian teori akuntansi sebagai penalaran logis dan hubungannya dengan praktik akuntansi dapat dilukiskan dalam Gambar 3 di bawah ini.

Dalam gambar tersebut, pengertian mengevaluasi dan membenarkan adalah bahwa penalaran logis dapat digunakan untuk memberi jawaban mengapa praktik yang terjadi seperti yang sekarang berjalan dan mengapa bukan yang lain. Mengevaluasi berarti mem-bandingkan apakah praktik yang sedang berjalan sudah selayaknya kalau ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai dalam pelaporan keuangan dan menentukan apakah ada alter-natif yang lebih baik. Dengan kata lain, penalaran logis dapat digunakan untuk menilai apakah praktik yang sekarang berjalan telah mendukung atau menjamin tercapainya

Tujuan ekonomik dan sosial negara

Informasi akuntansi

Tujuan pelaporan keuangan:Menyediakan informasi keuangan untuk dasarpengambilan keputusan ekonomik dan sosial

Konsep-konsep dasar apa yang relevan?Siapa subjek pelaporan (entitas pelapor)?

Siapa yang dituju oleh informasi?Informasi apa yang dilaporkan?

Simbol atau elemen apa yang digunakan untuk melaporkan?Dasar pengukuran apa untuk mengkuantifikasi?Apa saja kriteria pengakuan hasil pengukuran?

Medium apa yang digunakan untuk melaporkan?Bagaimana informasi disajikan dalam medium?

Media pelaporan (bentuk, isi, dan jenis)

Rerangka konseptualDijabarkan dalam standar akuntansi dan acuan

lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima umum (PABU)

Page 13: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 13

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

tujuan pelaporan yang dicanangkan dalam rerangka konseptual. Kalau praktik tertentu ternyata sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, praktik tersebut dapat dikuatkan men-jadi standar oleh badan penyusun standar.

Gambar 3Hubungan Penalaran Logis dan Praktik Akuntansi

Mempengaruhi dan mengembangkan berarti bahwa kalau ada suatu masalah akun-tansi dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam suatu standar resmi (misal-nya masalah pengukuran dan penyajian) maka pemecahannya dapat dilakukan oleh akuntan praktik dengan menggunakan penalaran logis seperti di atas sehingga prak-tik-praktik yang kemudian terjadi akan menjadi berdasar dan taat asas (consistent). Walaupun praktisi akuntansi mempunyai keleluasaan untuk menggunakan pertimbang-annya dalam memecahkan masalah dalam praktik, penalaran logis dan rerangka konsep-tual dapat mempengaruhi pertimbangan praktisi (exercises of judgment) dengan memberikan landasan berpikir dan batas keleluasaan memilih (bounds for judgment). Dengan demikian, keputusan yang diambil oleh para praktisi masih dalam batas-batas penalaran yang mengarah ke tujuan dan tidak bersifat subjektif.

Struktur Akuntansi

Bila proses perekayasaan telah selesai serta diaplikasi, rerangka pedoman prinsip akun-tansi berterima umum (PABU) telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang dapat disebut sebagai struktur akuntansi sebagaimana terlihat dalam Gambar 4 di halaman berikut.

Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh pereka-yasaan informasi keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Walaupun tidak semuanya tampak dalam gambar, pihak yang terlibat meliputi

Penalaran logismelalui prosesperekayasaan

Rerangka Konseptual(a set of broad principles,a body of doctrine, ataua structure of interrelated

ideas)

mempengaruhi danmengevaluasi dan

berjalan masa datang

dituangkan dalam bentuk

mengembangkan membenarkan

PraktikAkuntansi

PraktikAkuntansi

Page 14: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 14

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

individual dan institusi misalnya penyusun standar, profesi, pemerintah, badan pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas, analis, manajer, akuntan publik, dan pemakai laporan. Sarana-sarana yang membentuk struktur akuntansi meliputi misalnya pera-turan pemerintah, standar akuntansi, laporan keuangan, dan konvensi pelaporan. Struk-tur tersebut dapat dipandang menggambarkan pengertian pelaporan keuangan sebagai mekanisma tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam ben-tuk statemen keuangan termasuk fungsi auditor untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.

Gambar 4Struktur Akuntansi: Perekayasaan dan Praktik

Untuk menjelaskan pengertian akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas lingkup (scope) akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan sekaligus mengaitkannya dengan pengertian akuntansi sebagai praktik dan profesi. Proses dan kegiatan yang dilukiskan di atas prinsip akuntansi berterima umum (PABU) merupakan proses dan kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan teori akuntansi sebagai penalaran logis. Tentu saja proses ini tidak berhenti bila rerangka konseptual telah tersusun. Rerangka konseptual harus terbuka untuk dievaluasi dan diperbaiki (amended) sesuai dengan perkembangan ekonomi dan busines. Kegiatan di bawah PABU melukiskan prak-tik akuntansi termasuk fungsi auditor dalam sistem pelaporan keuangan dengan standar pengauditan berterima umum (StaPBU) sebagai rerangka pedoman pelaksanaan audit.

Rerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Faktor-Faktor Lingkungan(Sosial, budaya, ekonomik, dan politik)

Tujuan Pelaporan Keuanganditurunkan dari tujuan sosial dan ekonomik

Prinsip akuntansi berterima umum terutama standar akuntansi

AuditorIndependen

LaporanAuditor

menyusun danmenyajikan

sesuai dengan

mengaudit apakahlaporan keuangan

menyajikan secara wajarsesuai dengan

menganalisis danmenginterpretasisesuai dengan

kesamaan interpretasiterhadap

pesan informasi

Tujuan pelaporan keuangan tercapai

Kesatuan usaha Pihak berkepentingan

Managemen

SistemInformasiAkuntansi

StatemenKeuangan

Pere

kaya

saan

Prak

tikInvestorKreditor

PemerintahPelangganMasyarakat

umum

StaPBU

Page 15: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 15

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Teori Akuntansi Pokok

Racikan materi untuk membentuk teori akuntansi pokok dapat disusun dengan basis struktur akuntansi tersebut. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih harus berkaitan erat dengan proses perekayasaan dan hasilnya yaitu rerangka konseptual. Jadi, bila akun-tansi dikarakterisasi sebagai teknologi dan teori akuntansi sebagai penalaran logis, topik-topik yang paling tidak membentuk teori akuntansi pokok adalah:

Pengertian teori akuntansiPengetahuan tentang berpikir logis dan bernalarPerekayasaan pelaporan keuanganModel rerangka konseptualKonsep dasar sebagai landasan pemilihan konsepTeori tentang elemen statemen keuangan dan masalah yang berkaitanTeori tentang pengungkapanRerangka akuntansi pokok, perubahan harga, dan nilai wajar

Buku Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Suwardjono 2005) dirancang untuk menjadi buku teori akuntansi pokok. Materi dan topik yang dicak-upi dalam buku tersebut cukup mendasar untuk dijadikan landasan dalam mempelajari topik-topik teori akuntansi selanjutnya atau kontemporer. Dalam kondisi tertentu, materi tersebut sudah cukup luas tanpa harus disertai dengan buku teks berbahasa Inggris. Walaupun demikian, beberapa materi tambahan atau penunjang sebagaimana dimuat dalam silabus akan sangat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih men-dalam. Buku tersebut berorientasi akuntansi Amerika sebagai model penalaran. Meskipun demikian, konsep-konsep yang dibahas dan penalarannya dapat diterapkan pula untuk akuntansi internasional. Aspek penalaran dan justifikasi lebih ditekankan daripada contoh yang berkiblat ke Amerika karena aspek penalaran dan justifikasi sebe-narnya bersifat universal. Dengan kata lain, teori atau penalaran logis yang mengambil contoh dari akuntansi Amerika dapat diterapkan di akuntansi manapun (termasuk inter-nasional). Itulah sebabnya harus dibedakan antara trasfer teknologi dan transfer produk. Jadi, belajar teori akuntansi bertujuan untuk membangun kemampuan merekayasa suatu sistem pelaporan keuangan nasional daripada sekadar kemampuan mengadopsi produk asing. Dalam kontek adopsi SPKI, belajar teori akuntansi membantu pemelajar untuk mempunyai kemampuan mengevaluasi dan memahami bagaimana Rerangka Konseptual IASB dibangun dan apakah masih ada ruang perbaikan atau modifikasi untuk kepentin-gan nasional. Paling tidak, pemelajar akuntansi dapat menalar mengapa Rerangka Kon-septual IASB seperti itu dan bukan yang lain atau bahkan dapat mengajukan usulah seperti apa rerangka konseptual tersebut seharusnya.

Deskripsi Mata kuliah

Dengan basis buku Teori Akuntansi, mata kuliah teori akuntansi membahas penalaran logis yang melandasi praktik akuntansi dalam suatu wilayah atau pemerintahan (negara) tertentu. Penalaran logis ini diwujudkan dalam bentuk perekayasaan (engineering) pelaporan keuangan yang akan menghasilkan suatu rerangka konceptual yang ber-fungsi sebagai suatu konstitusi dalam pelaporan keuangan di negara tertentu. Rerangka konseptual ini dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi untuk mengarahkan dan memberi pedoman spesifik praktik akuntansi. Seperti disebut di atas, rerangka konsep-

Page 16: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 16

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

tual bermanfaat untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk mempe-ngaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi yang berjalan.

Praktik yang sedang berjalan belum tentu merupakan pilihan yang terbaik ditinjau dari segi konseptual. Penalaran logis dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembang-kan praktik baru kalau memang tujuan tertentu hanya dapat dicapai dengan menciptakan praktik yang baru. Praktik yang baru dapat dikembangkan dan ditetapkan dengan pener-bitan standar baru oleh badan yang berwenang. Dengan standar baru tersebut diharap-kan praktik di masa mendatang akan menjadi terarah dan konsisten menuju ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan yang diharapkan. Penalaran seperti inilah yang mestinya menjadi fokus mata kuliah teori akuntansi pokok.

Agar mahasiswa mempunyai kemampuan untuk melakukan penalaran logis, mata kuliah ini membahas argumen-argumen yang melandasi berbagai konsep dan prinsip akuntansi (accounting concepts and principles) dan konsekuensinya apabila meretia diap-likasi. Prinsip akuntansi adalah semua konsep, metoda, prosedur, dan teknik yang terse-dia baik secara teoretis maupun praktis beserta argumen yang melandasinya. Mata kuliah ini juga merupakan pengintegrasi berbagai mata kuliah yang membentuk kurikulum program studi akuntansi. Agar penalaran dapat dilaksanakan dengan baik, kemampuan bahasa baku pada level yang memadai menjadi prasyarat untuk menjelajahi medan penge-tahuan dalam teori akuntansi secara nikmat.

Tujuan Pembelajaran

Praktik akuntansi dilandasi oleh standar akuntansi dan ketentuan lain yang berlaku. Teori akuntansi bertujuan untuk membekali peserta dengan rerangka teoretis akuntansi keuangan sehingga perserta mampu menjelaskan mengapa praktik akuntansi seperti yang sekarang berjalan dan apakah ada alternatif lain yang lebih baik. Mata kuliah ini membahas proses penalaran (perekayasaan) dalam membentuk rerangka konseptual yang menjadi landasan praktik akuntansi. Perekayasaan dan praktik akuntansi yang berjalan dalam suatu wilayah tertentu membentuk struktur akuntansi. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan peserta akan terbekali dengan pengetahuan teoretis yang kuat dan wawasan akuntansi yang luas serta dalam sehingga mereka mampu untuk:

(1) Memaknai pengetahuan teknis yang dimilikinya dengan penalaran.(2) Mengajukan argumen yang baik untuk mendukung suatu konsep atau gagasan

yang diajukan dalam memecahkan masalah teoretis akuntansi.(3) Memecahkan berbagai masalah praktik akuntansi dengan cara yang rasional dan

berlandaskan pada penalaran yang jelas. (4) Merekayasa suatu struktur akuntansi yang paling cocok diterapkan untuk suatu

negara tertentu yang mempunyai karakteristik lingkungan tertentu.(5) Mengidentifikasi kelemahan praktik akuntansi yang berjalan dan memberi kontri-

busi untuk memperbaikinya.(6) Mengidentifikasi masalah akuntansi yang dapat diangkat menjadi topik

skripsi atau penelitian ilmiah.

Page 17: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 17

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

ReferensiAmerican Institute of Certified Public Accountants (AICPA). “The Meaning of Present Fairly in

Conformity with Generally Accepted Accounting Principles in the Independent Auditor’s Report,” Codification of Statements on Auditing Standards, 2002.

Belkaoui. Accounting Theory (Australia: Thomson, 2004).Demski, Joel S. “Is Accounting an Academic discipline?” Accounting Horizon, Vol. 21, No. 2 (June

2007), hlm. 159-163.Fellingham, John C. “Is Accounting an Academic discipline?” Accounting Horizon, Vol. 21, No. 2

(June 2007), hlm. 153-157.Financial Accounting Standards Board (FASB). Original Pronouncements. New York: John Wiley

& Sons, 2001.__________. Statement of Financial Accounting Concepts. Homewood, IL: Irwin, 1991.Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan, per April 2002. Jakarta: Salemba

Empat, 2002.__________. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat, 2007.Kam, Vernon. Accounting Theory (New York: John Wiley & Sons, 1990).Kinney, William R., Jr., “Commentary on The Relation of Accounting Research to Teaching and

Practice: A ‘Positive View’,” Accounting Horizons (March 1989), hlm. 119-124.Sterling, Robert R. “Accounting Research, Education, and Practice,” Journal of Accountancy (Sep-

tember 1973), hlm. 44-52.Suwardjono. “Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu,” makalah disam-

paikan pada Kongres IX Bahasa Indonesia, diselenggarakan oleh Pusat Bahasa di Hotel Bumi Karsa, Jakarta Selatan, 28 Oktober - 1 November 2008a.

__________. “Revolusi Paradigma Pembelajaran Perguruan Tinggi: Dari Penguliahan ke Pembela-jaran” (2008b). Makalah pengembangan dari Artikel 8 dalam GP3AI (1992).

__________. “Teori Akuntansi Sektor Publik.” Makalah disampaikan dalam Temu Nasional V Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Malang, di Universitas Muhammadiyah Malang, 19-20 Mei 2006a.

__________. “Rencana Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS).” Dokumen-tasi Fakultas Ekonomi UGM, 2006b.

__________. “Aspek Kebahasaan Indonesia dalam Karya Tulis Akademik/Ilmiah/Kesarjanaan” (2006c). Makalah pengembangan dari Artikel 6 dalam GP3AI.

__________. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE, 2005.__________. Akuntansi Pengantar 1: Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem. Yogyakarta:

BPFE, 2002.__________. Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia/GP3AI

(Yogyakarta: BPFE, 1992). __________. “Teori Akuntansi: Perlukah dalam Program Pendidikan Akuntansi?” Makalah disam-

paikan dalam Seminar Nasional Rejuvenating Teaching of Research in Financial Accounting and Modeling Good Corporate Governance in Indonesia diselenggarakan oleh Center for Good Corporate Governance, Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, Jurusan Akuntansi, dan Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Busines UGM. Yogyakarta, 1-3 Juli 2009.

Page 18: makalah_teori-ifrs

Teori Akuntansi 18

Suwardjono 2011 D:\Seminar-Loka\TeoriIFRS

Makalah

Teori Akuntansi dalam Konteks AdopsiStandar Pelaporan Keuangan Internasional

(International Financial Reporting Standards)

SuwardjonoFakultas Ekonomika dan Busines

Universitas Gadjah MadaYogyakarta

Kontak: [email protected]

disampaikan dalamPelatihan Untuk Pelatih tentang Pemahaman IFRS dan

Penyusunan Kamus Istilah Akuntansi Indonesiadiselenggarakan oleh

Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan BusinesUniversitas Gadjah Mada

di Ruang BRI, Gedung M.Si., UGM

Yogyakarta, 17-22 Januari 2011