makalah.emg kasus 3most
TRANSCRIPT
“SEORANG LAKI-LAKI YANG KHAWATIR MEMPUNYAI
PENYAKIT JANTUNG”
KELOMPOK 6
03006056 DAVID R A Z 03008096 FAISHAL LATHIFI
03007006 ADISTI PUTRI R 03008126 INES DAMAYANTI O
03008006 ADINDA PUSPITA D. 03008156 MARIZA WANDA A.
03008016 ALEXANDRA VICTORIA 03008186 NURUL AZIZAH
03008036 AREVIA MEGA DIDUTA M. 03008206 RICKSANDO SIREGAR
03008046 AUDRA FIRTHI DEA N. 03008216 SANTRI DWIZAMZAMI F.
03008076 DEWI SETYOWATI W.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 28 Maret 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Diskusi Modul Organ EMG kasus II dengan judul “Seorang laki-laki yang khawatir
mempunyai penyakit jantung” dimulai dengan sesi pertama pada hari Rabu, 23 Maret 2011
dan dilanjutkan dengan sesi kedua pada hari Senin, Jum’at 25 Maret 2011 dengan lama
diskusi masing-masing sesi 1 jam 50 menit. Pada diskusi sesi pertama, jalannya diskusi
dipimpin oleh Faishal Latifi dengan sekretarisnya Audra Firthi Dea. N dan jalannya diskusi
sesi kedua dipimpin oleh Adinda Puspita D dengan sekertarisnya Arevia Mega Diduta M.
Kedua sesi diskusi yang telah dilakukan telah dibimbing oleh tutor kami yaitu Dr.
Kusumahastuti Wahjudi, SpBkm.
Pada diskusi kali ini telah dibahas mengenai seorang laki-laki 25 tahun bernama Tn.
Cholid dengan keluhan merasa khawatir mempunyai penyakit jantung, dengan pemeriksaan
lebih lanjut didapatkan pembesaran hepar dan kadar gula darah dan profil lipid yang
meningkat dari angka normal. Hal yang paling menonjol yang terjadi selama diskusi adalah
sulitnya menentukan patofisiologi setiap masalah dan hubungan yang dapat dibangun dari
masalah-masalah yang ada sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya. Namun dengan
arahan yang tepat, satu demi persatu masalah yang ada dapat diketahui patofisiologi dan
dasar-dasarnya mengapa hal tersebut dianggap sebagai suatu masalah bagi pasien dan kita.
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Identitas pasien
Nama : Tn. Cholid
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : -
Pekerjaan : progammer komputer
Keluhan utama : khawatir mempunyai penyakit jantung
Keluhan tambahan : -
Riwayat penyakit sekarang: Menyangkal mempunyai masalah kesehatan
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat keluarga : Ayahnya mendapat serangan jantung pada usia 36 tahun dan
akhirnya meninggal pada usia 49 tahun. Kakak laki-laki Tn.
Cholid menderita tinggi kolesterol.
Riwayat pengobatan : Tidak sedang mengkonsumsi obat apapun
Riwayat kebiasaan:
Berolah raga secara teratur di fitness centre
Tidak merokok
Minum bir 2 hingga 3 gelas tiap akhir minggu selama 3 tahun
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : baik, kulit tidak ada kelainan, KGB tidak membesar
2. Tanda Vital
Suhu : -
TD : 150/100 mmHg hipertensi stage II (JNC VII)
Nadi : 72x/menit (N= 60 – 100x/menit)
Pernafasan : -
BB/TB : 82 kg/175 cm → BMI 26,77 (obese kelas I)
3. Status Generalisata
a) Kepala : Tidak ditemukan kelainan
b) Leher : Tidak ditemukan kelainan
c) Thorax
1) Paru : Tidak ada kelainan
2) Jantung : Tidak ditemukan kelainan
d) Abdomen : Lemas, tidak ada nyeri tekan, bising usus normal, lien
tidak teraba, hepar teraba 2cm dibawah arcus costae,
tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, tidak
nyeri tekan.
e) Genitalia Eksterna : -
f) Ekstremitas : Tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan Laboratorium
Darah:
- Gula darah Puasa : 121 mg/dl ( N : < 100 mg/dl)
- Gula darah 2jam PP : 164 mg/dl ( N : < 140 mg/dl)
- HbA1c : 6,8 % ( N : 3-5% )
Profil Lipid:
- Kolesterol total : 362 mg/dl ( N : < 200 mg/dl )
- Trigliserida : 300 mg/dl ( N : < 150 mg% )
- HDL : 36 mg% ( N : > 45 mg% )
- LDL : 266 mg% ( Ideal N : < 130 mg%)
Masalah-masalah:
1. Fatty Liver
Dasar penetapannya yaitu :
- Hepatomegali hepar teraba 2cm dibawah arcus costae
- Trigliserid 300mg/dl ()
- Riwayat kebiasaan minum alkohol
2. Hiperlipidemia
Dasar penetapannya yaitu:
- HDL : 36 mg% ()
- LDL : 266 mg% ()
- Kolesterol total : 320 mg/dl ()
3. Hipertensi stage 2 JNC VII
Dasar penetapannya yaitu:
- TD: 150/100 mmHg
4. Obesitas
- Didapatkan nilai BMI : 26,7 kg/m2
5. Toleransi Glukosa Terganggu
- Didapatkan HbA1c yang meningkat
- Gula Darah Puasa & 2 jam Post Prandial meningkat.
Dari masalah-masalah yang telah didapatkan diatas mengarah pada Diagnosis Kerja :
Sindroma metabolik dengan ciri-ciri adanya obesitas dengan nilai BMI > 25 kg/m2, gula
darah puasa meningkat > 100 mg/dl, peningkatan tekanan darah 130/85 mmHg ,
hiperlipidemia yang ditandai dengan adanya peningkatan trigliserida, peningkatan kolesterol
total, LDL dan penurunan HDL.
Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik ini juga dikenal sebagai sindrom resistensi insulin. Resistensi
Insulin adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja
insulin sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi oleh sel beta
pankreas. Sindrom resistensi insulin atau sindrom metabolik adalah kumpulan gejala yang
menunjukkan resiko kejadian kardiovaskuler lebih tinggi pada individu tersebut.
Sindrom Metabolik disertai dengan keadaan proinflammasi / prothrombotik yang
dapat menimbulkan peningkatan kadar C-reactive protein, disfungsi endotel,
hiperfibrinogenemia, peningkatan agregasi platelet, peningkatan kadar PAI-1, peningkatan
kadar asam urat, mikroalbuminuria dan peningkatan kadar LDL cholesterol. Dibandingkan
dengan komponen-komponen yang lain pada sindrom metabolik, obesitas sentral paling dekat
untuk memprediksi ada tidaknya sindrom metabolik.
PATOFISIOLOGI
1. Hipertensi
- Genetik
- Stress
Pada keadaan stress (fisik & psikis) terjadi peningkatan sekresi katekolamin sehingga
denyut jantung meningkat dan cardiac output meningkat, hal ini menyebabkan
tekanan darah meningkat.
- Lifestyle yang kurang baik
Dikarenakan intake makanan yang mengandung garam tinggi (NaCl). Sifat
dari garam adalah mengikat air. Mengkonsumsi garam dapat meningkatkan volume
darah di dalam tubuh, yang berarti jantung harus memompa lebih giat sehingga
tekanan darah naik. Kenaikan ini berakibat pada ginjal yang harus menyaring lebih
banyak garam dapur dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran
(Output) dalam sistem pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan
tekanan lebih tinggi.
Dapat juga di sebabkan intake makanan yang banyak mengandung kolesterol
dan lemak jenuh sehingga terjadi pembentukkan aterosklerosis. Aterosklerosis
dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di tunika intima arteri besar.
Proses terjadimya aterosklerosis :
- Pertama-tama terjadi jejas pada endotel (disfungsi endotel) akibat hiperlipidemia dan
hipertensi. Karena adanya jejas tersebut, lipoprotein merembes ke dalam dinding
pembuluh terutama LDL. Lipoprotein mengalami modifikasi melalui proses oksidasi.
Setelah itu terjadi migrasi monosit ke tunika intima (terjadi pengaktifan makrofag).
Monosit memakan kolesterol sehingga terjadi modifikasi menjadi sel busa.
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak. Lesi awal dari ateroma disebut
fatty streak (bercak perlemakkan).akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran
darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh
darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya
lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat.
2. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Hiperlipidemia mengacu pada kondisi di mana
terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida (TG), serta penurunan
kolesterol HDL. Peningkatan konsentrasi trigliserida plasma dipikirkan akibat peningkatan
masukan asam lemak bebas ke hati sehingga terjadi peningkatan produksi trigliserida.
Penurunan kolesterol HDL disebabkan peningkatan Trigliserida sehingga terjadi transfer
trigliserida ke HDL.
Namun, pada subyek dengan resistensi insulin dan konsentrasi trigliserida normal
dapat ditemukan penurunan kolesterol HDL. Sehingga dipikirkan terdapat mekanisme lain
yang menyebabkan penurunan kolesterol HDL disamping peningkatan trigliserida.
Mekanisme yang dipikirkan berkaitan dengan gangguan masukan lipid post prandial pada
kondisi resistensi insulin sehingga terjadi gangguan produksi Apolipoprotein A-1 (Apo A-1)
oleh hati yang selanjutnya mengakibatkan penurunan kolesterol HDL.
3. Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana nilai BMI melebihi 24,9. Obesitas pada
pasien ini dapat di karenakan faktor genetik, tetapi membutuhkan anamnesis lebih
lanjut.
Obesitas pada pasien ini juga ada kemungkinan dikarenakan aktifitas tubuh
yang kurang sedangkan intake makanan berlebih sehingga terjadi ketidak seimbangan
antara intake kalori dan pembakaran kalori menjadi energi. Pada intake lemak
berlebih dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Pada intake karbohidrat berlebih
dapat menyebabkan HbA1C meningkat.
Pada kasus ini juga di duga obesitas meningkatan resistensi insulin. Pada orang yang
obese, sel lemak mengeluarkan TNF-α, asam lemak, leptin, dan resistin. Yang
berpengaruh pada penigkatan resistensi insulin adalah :
TNF-α : menyebabkan resistensi insulin dengan mempengaruhi jalur-jalur
sinyal pascareseptor
Asam Lemak : pada orang yang kegemukan kadar asam lemak lebih tinggi, asam
lemak meningkatkan resistensi insulin.
Resistin : meningkatkan resistensi insulin.
Dengan resistensi insulin yang meningkat juga dapat menyebabkan HbA1C
meningkat karena glukosa yang ada dalam tubuh tidak dapat dimetabolisme. Glikogenesis
dirangsang oleh insulin, glikogenolisis dihambat oleh insulin, dan glukoneogenesis di
hambat oleh insulin. Sehingga pada keadaan resistensi insulin (contoh pada orang
diabetes), glikogenesis akan menurun, glikogenolisis akan meningkat,dan
glukoneogenesis akan meningkat. Ketiga hal ini mengakibatkan gula darah meningkat
sehingga HbA1C meningkat.
4. HbA1C yang meningkat
Hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat
atau hemoglobin A1c (HbA1c). Karena HbA1c terkandung dalm eritrosit yang hidup
sekitar 100-120 hari, maka HbA1c mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa
selama 3 bulan terakhir.
Pada pasien ini kadar HbA1C yang meningkat diduga karena:
- Intake karbohidrat yang berlebih
- Obesitas yang menyebabkan resistensi insulin sehingga glukosa darah meningkat
karena tidak di metabolisme.
5. Pengaruh konsumsi alkohol
Metabolisme alkohol terutama terjadi di dalam hati. Bila diminum dalam dosis
rendah, alkohol dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida
(hampir 95% etanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi asetaldehid dan asetat,
sedangkan 5% sisanya akan dieksresi bersama urin).
Pada pasien ini diduga terjadi perlemakan hati (fatty liver) akibat konsumsi alkohol.
Alkohol menghambat oksidasi Asetil-CoA sehingga pembentukkan trigliserid
meningkat. Ini dapat menyebabkan fatty liver.
Ingesti jangka pendek hingga 80gr etanol/hari (8 botol bir atau 7ons minuman keras
berkadar alkohol 80%) umumnya menyebabkan kelainan hati yang ringan yang
bersifat reversible, seperti perlemakan. Batas (borderline risk) terjadinya kerusakan
yang parah adalah pengkonsumsian kronis 80-160gr/hari.
PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa:
Non – medikamentosa
o Edukasi
o Terapi gizi medis
Menurunkan berat badan
Diet rendah lemak, diet rendah garam, diet rendah karbohidrat, diet
rendah kalori dan diet tinggi serat
Minum banyak air untuk membantu pengeluaran asam urat
o Latihan jasmani seperti olahraga ringan 3-5x/minggu selama 30 menit
o Pada obesitas lebih baik mengkonsumsi asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh kurang baik karena akan meningkatkan kadar VLDL, mudah
teroksidasi, dan bentuknya kecil padat. Karena bentuknya yang kecil padat,
maka tidak mudah ditangkap oleh LPL sehingga tidak mudah dihidrolisa.
Medikamentosa
Golongan ACE-inhibitor : Captopril obat hipertensi,
Fenofibrat obat anti dislipidemi
Sibutramin menekan nafsu makan untuk mengurangi obesitasnya
Tiazolidindion untuk pengobatan fatty liver
Metformin untuk menurukan glukosa darah pada orang obesitas
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam: Dubia ad bonam
Ad sanationam: Dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Pada diskusi kasus kali ini, kasus yang disajikan cukup memberikan kesulitan
tersendiri dalam penetapan masalah dan bagaimana patofisiologi serta bagaimana
menetapkan hubungan antar masalah-masalah yang ditemukan. Kemudian perbandingan
antara informasi yang disuguhkan dengan informasi pada literatur yang kami dapat sedikit
banyak memiliki banyak persamaan
Informasi yang harus digali lebih dalam dari pasien melalui anamnesis lanjutan adalah
sebagai berikut:
* Riwayat Keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita hipertensi?
Apakah ada keluarga yang menderita obesitas?
Apakah ada keluarga yang menderita Diabetes mellitus?
* Riwayat kebiasaan
Intake makanan yang dikonsumsi sehari-hari?
Berapa banyak takaran alkohol (bir) yang dikonsumsi?
Apakah akhir-akhir ini merasa cepat lelah?
Olah raga apa yang dilakukan?berapa lama durasinya?
*tambahan
Apakah di lingkungan sekitarnya tinggal dan bekerja ada yang merokok?
Apakah ada masalah pekerjaan?
Pemeriksaan Fisik
1. Hepatomegali (suspect fatty liver akibat konsumsi alkohol)
2. Shifting dullness (untuk menyingkirkan ascites)
3. Oedem tungkai
Pemeriksaan Laboratorium
- Darah rutin
- Urin rutin
- Profil lipid
- Gula darah (GDS, GDP, 2 jam pp)
- Tes faal hati (untuk memastikan adanya gangguan pada hati)
- HbsAg (suspect hepatits)
Pemeriksaan penunjang :
1. Foto thoraks : untuk melihat CTR
2. Treadmill test : untuk melihat apakah sudah ada iskemik
3. USG abdomen : untuk memastikan adanya hepatomegali, dan mencari causanya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:EGC ;2003.
p.208-9.
2. Patofisiologi Obesitas. Available at:
http://basicmedical.blogspot.com/2009/04/patofisiologi-obesitas.html. Accessed on
March 23rd, 2011.
3. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi Jilid 2. Jakarta:EGC ;2007. p.688.
4. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi Jilid 1. Jakarta:EGC ;2007. p.314-15.
5. Haemoglobin A1C. Available at:
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/hemoglobin-a1c-hba1c.html. accessed on
March 24th,2011.
6. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi Jilid 2. Jakarta:EGC ;2007. p.723-4.
BAB V
PENUTUP
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah hasil diskusi kami ini dengan judul “SEORANG LAKI-LAKI YANG
KHAWATIR MEMPUNYAI PENYAKIT JANTUNG”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih atas dukungan,
penunjuk, saran, pendapat, bimbingan dan kesempatan yang diberikan selama penulisan
makalah ini. Ucapan terimakasih tersebut penulis tujukkan kepada:
1. Prof. DR. Julius E. Surjawidjaja, Sp.MK, selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti
2. Dr. Hendarto Natadidjaja, MARS, Sp.PD, selaku koordinator dan penanggung jawab
modul organ EMG
3. Dr. Rully , selaku sekretaris modul organ EMG
4. Dr. Kusumahastuti Wahjudi Sp.Bkm, selaku tutor kami
5. Seluruh dosen yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis
dalam penulisan makalah ini.
6. Teman – teman yang telah banyak membantu dan memberi masukan serta
pendapatnya serta semua pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu penulis sangat menghargai dan berterimakasih untuk saran dan kritik yang bersifat
membangun dan mendorong ke arah pengembangan penulisan makalah ini lebih lanjut.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.