makalah strategi instruksional dan pemilihan media pembelajaran
TRANSCRIPT
MAKALAH
STRATEGI INSTRUKSIONAL DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata KuliahPembelajaran Melalui Media
Dosen Pembina Ibu Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Oleh:
Asep WibowoNIM: 1201105
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM S-2SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah
Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada kita semua.
Penulis berbahagia karena dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini. Makalah ini mencoba untuk menggali tentang pemahaman atas sistem
pembelajaran moving class. Makalah ini merupakan tindak lanjut dari hasil
kunjungan pada Darul Hikam International School Lembang tanggal 18 April
2013. Dalam upaya untuk melengkapi materi mengenai topik tersebut, penulis
mengacu kepada beberapa sumber yang mendukung tema yang penulis ambil.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembahasan makalah ini belum mencakup
keseluruhan mengenai sistem pembelajaran moving class. Di lain sisi, penulis
mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, khususnya Dosen Pembina mata kuliah Inovasi
Pendidikan yaitu Ibu Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc. yang telah
membimbing penulis. Semoga semua yang telah beliau berikan kepada penulis
dicatat sebagai amal jariyah oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum dapat memenuhi harapan
para pembaca yang budiman karena masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, penulis mohon maaf serta kritik ataupun saran demi perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan apapun yang kita lakukan
senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. Amiin.
Bandung, Juni 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat..................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI MOVING CLASS.................................................................4
A. Pengertian Inovasi Pendidikan..................................................................
..................................................................................................................
B. Konsep Moving Class................................................................................
4
5
C. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Moving Class........................................6
D. Kelebihan Moving Class............................................................................7
E. Kelemahan Moving Class..........................................................................7
F. Peran Pendidik dalam Moving Class.........................................................8
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI........................................................13
A. KESIMPULAN ........................................................................................13
B. REKOMENDASI......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................Iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer. Strategi diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seorang yang akan berperang perlu mengatur strategi supaya dapat
memenangkan peperangan. Ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang
dimilikinya maupun pasukan musuhnya, baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya.
Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakannya yang harus
dilakukan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai
faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks pembelajaran atau
instruksional, strategi berarti pola umum aktivitas yang akan dilakukan oleh guru dan
peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Pola umum tersebut merujuk
pada rentetan perbuatan guru dan peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran,
termasuk di dalamnya metode dan media yang akan digunakan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
3. Bagaimana keterkaitan antara strategi dengan pemilihan media pembelajaran?
4. Apa saja prinsip, kriteria, dan prosedur pemilihan media pembelajaran?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing media pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II
STRATEGI INSTRUKSIONAL DAN PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha
untuk mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan. Istilah strategi awalnya
digunakan dalam lingkungan militer, namun sesuai dengan perkembangan zaman,
istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif
sama, termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah
strategi pembelajaran (Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009: 37).
J.R David (1976) dalam Sanjaya (2008) berpendapat bahwa strategi diartikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal. Jadi, strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemp (1995) dalam Sanjaya (2008) menjelaskan bahwa setrategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sementara itu Dick and Carey
(1985) berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa.
Ekwensi dkk. (2006) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran menentukan
pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan termasuk dalam kegiatan pra-
instruksional, penyajian informasi, kegiatan peserta didik, pengujian, dan tindak lanjut.
Strategi biasanya terikat dengan kebutuhan dan minat siswa untuk meningkatkan
pembelajaran dan didasarkan pada banyak jenis gaya belajar. Sedangkan menurut
Suparman (1997), strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,
serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, ada dua hal yang patut
dicermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas/media dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Suatu strategi pembelajaran masih berupa rencana, artinya strategi tidak akan
berarti apapun apabila tidak ada tindakan nyata dari rencana yang telah disusun
tersebut. Pelaksanaan dari rencana ini disebut sebagai metode. Jadi, strategi berbeda
dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu,
sedangkan metode merupakan cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan
metode adalah a way in achieving something. Satu strategi bisa direalisasikan dengan
beberapa metode pembelajaran. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa
menggunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya dan media pembelajaran. (Sanjaya, 2008: 187).
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, berasal dari bahasa
Latin yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “media” diartikan sebagai: (1) alat; (2) alat (sarana) komunikasi seperti
koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk; (3) perantara, penghubung.
Sedangkan menurut Robert Heinich dkk. (2002: 9-10), “ media is a channel of
communication. Derived from the Latin word for “between”, the term refers “to
anything that carries information between a source and a receiver.” Media merupakan
suatu saluran komunikasi yaitu segala sesuatu yang membawa suatu informasi dari
sumbernya ke penerimanya.
Sedangkan media pembelajaran secara umum merupakan alat bantu yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut ini pengertian media pembelajaran dari
beberapa ahli:
1. Lesle J. Briggs (1979) dalam Sanjaya (2008: 204) menyatakan bahwa media
pembelajaran sebagai “the phisical means of conveying instructional content ... book,
films, video tapes, etc.” Lebih lanjut Briggs menyatakan media adalah alat untuk
memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
2. Gagne (1985) mengemukakan bahwa media dalam konteks pendidikan adalah “
whatever combination of things or system of things used to deliver communication or
other instructional stimuli to the learner”. Pengertian media menurut Gagne adalah
semua kombinasi dari semua benda atau sistem yang dipergunakan untuk
menyampaikan komunikasi atau perangsang instruksional lain kepada peserta didik.
3. Miarso (2004) dalam Rusman (2012 : 160) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si belajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
4. Rossi dan Breidle (1996) dalam Sanjaya (2008: 204) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan.
5. Gerlach dan Ely (1980) dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media secara
umum meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dari pengertian media pembelajaran berdasarkan beberapa sumber di atas dapat
dipahami bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam aktivitas
pembelajaran yang dapat berbentuk alat, teknologi, bahan dan manusia yang
dimaksudkan untuk menyampaikan pesan, merangsang pembelajar agar mereka dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
B. Keterkaitan antara Strategi dengan Pemilihan Media Pembelajaran
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Dengan demikian strategi
pembelajaran menentukan metode apa yang akan digunakan, sedangkan metode
pembelajaran menentukan media apa saja yang diperlukan dan dipilih
Siswa memiliki berbagai keunikan dan keberagaman dalam menangkap
informasi atau materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Rusman (2009: 150-151) ada tiga tipe bentuk penerimaan oleh siswa dalam
kaitannya dengan penerimaan informasi atau materi yang diberikan oleh guru, yaitu:
1. Tipe auditif, yaitu siswa yang senang mendengarkan penjelasan dari guru.
2. Tipe visual, yaitu siswa yang lebih senang melihat daripada mendengarkan.
3. Tipe kinestetik, yaitu siswa yang senangnya melakukan sesuatu (learning by doing).
Dalam menyusun strategi pembelajaran, seorang guru selain harus
memperhatikan tujuan dan materi juga harus memperhatikan ketiga tipe bentuk
penerimaan siswa tersebut. Tipe bentuk penerimaan tersebut akan menentukan metode
dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Kemp dan Dayton dalam Sanjaya (2008: 210) menguraikan kontribusi yang
sangat penting penggunaan media dalam proses pembelajaran, yakni :
1. Penyampaian pesan dapat lebih terstandar.
Penggunaan suatu media dapat mengurangi beragamnya hasil penafsiran, karena
pesan yang diterima siswa sama.
2. Pembelajaran dapat lebih menarik.
Peran media yang dibuat dengan kreatif dapat membuat meningkatnya perhatian,
konsentrasi, motivasi dan ketertarikan siswa.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip
– prinsip psikologi yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
Media dapat mempersingkat waktu dengan pesan dan materi yang lebih banyak.
5. Kualitas pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.
Meningkatnya kualitas pembelajaran dengan penggunaan media dengan integrasi
kata dan gambar dapat mengkomunikasikan elemen – elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimana pun diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
8. Peran guru berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak menempatkan diri
sebagai satu-satunya sumber belajar.
Selanjutnya Sanjaya (2008) juga menguraikan fungsi dan peran media dalam
pembelajaran, antara lain:
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa – peristiwa tertentu.
Kejadian, peristiwa atau objek khusus dan langka direkam untuk ditampilkan
kembali pada pembahasan tentang hal tersebut.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Menampilkan bentuk yang konkret dari suatu materi pelajaran yang abstrak sehingga
dapat lebih mudah ditangkap oleh indera siswa. Memanipulasi dalam hal ini berarti
dapat dengan memperbesar objek yang terlalu kecil, memperkecil objek yang terlalu
besar, memperlambat gerakan yang terlalu cepat, mempercepat gerakan yang terlalu
lambat, dan memperlihatkan tiruan suatu objek yang berbahaya jika dipelajari secara
langsung.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar.
Media pembelajaran yang dapat menampilkan suatu objek yang sebelumnya kurang
teramati oleh indera manusia tentu akan menambah gairah dan perhatian siswa.
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
serta dapat mengatasi batas ruang kelas, terutama untuk menyajikan bahan belajar
yang sulit dipahami secara langsung oleh siswa.
C. Prinsip, Kriteria, dan Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarang.
Terdapat beberapa prinsip, kriteria dan prosedur dalam pemilihan media pembelajaran.
1. Prinsip pemilihan media pembelajaran
Menurut Sanjaya (2008: 224) terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media, yaitu:
a. Pemilihan media sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan pembelajaran dapat bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Tidak
semua media dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Setiap media memiliki
karakteristik tertentu, sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam pemakaian.
b. Pemilihan media berdasarkan konsep yang jelas.
Pemilihan media tidak didasarkan pada kesenangan guru atau hanya dijadikan
hiburan, akan tetapi harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses
pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa.
c. Pemilihan media disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Antara siswa satu dengan siswa yang lain, berbeda dalam kecocokan
penggunaan media pembelajaran.
d. Pemilihan media disesuaikan dengan gaya belajar siswa serta gaya dan
kemampuan guru.
Guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan media yang
dipilih.
e. Pemilihan media disesuaikan dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu
yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Sanjaya (2008:224-226) juga mengemukakan bahwa ada beberapa pertimbangan
sebelum memilih media pembelajaran yang tepat yang dirumuskan dalam satu kata
ACTION yaitu akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan
novelty antara lain:
a. Acces
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Hal ini
berkaitan dengan tersedianya media, penggunaan media yang mudah dan dapat
dimanfaatkan oleh siswa. Akses juga menyangkut aspek kebijakan.
b. Cost
Besarnya biaya untuk memperoleh media juga menjadi pertimbangan. Media
tersedia dalm berbagai jenis. Media yang canggih pada umumnya akan semakin
mahal. Akan tetapi, mahalnya biaya haris diperhitungkan dengan aspek manfaat
yang dapat diperoleh. Semakin banyak yang menggunakan, maka harga dari
sebuah media akan semakin menurun. Jadi, harga yang mahal tidak menjadi
hambatan dalam memperoleh media yang terbaik.
Untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik, kita tidak memilih media secara
asal-asalan sehingga membutuhkan pertimbangan yang tepat, antara lain:
1) Keberagaman kemampuan intelektual siswa.
2) Jumlah dan keragaman tujuan pembeljaran yang akan dicapai.
3) Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus.
4) Berbagai altermatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5) Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan.
6) Fasilitas fisik yang tersedia.
c. Technology
Saat ini bermunculan berbagai jenis tekhnologi yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran. Akan tetapi, yang menjadi pertimbangannya
adalah adanya dukungan tekhnologi yang ada dan kemudahan dalam
menggunakan media. Jadi, dalam penggunaan media juga disesuaikan dengan
tekhnisi yang ada.
d. Interactivity
Interaktif mengandung arti bahwa dalam mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan ke siswa. Akan tetapi, kegiatan mengajar menjadi
proses untuk dapat mengatur lingkungan sehingga merangsang siswa untuk
belajar. Dengan demikian, media pembelajaran harus dapat mendorong siswa
agar berinteraksi dengan baik antara guru dengan siswa, antara siswa dengan
siswa, serta antara siswa dengan lingkungan. Melalui proses interaksi, dapat
memunculkan kemampuan siswa untuk mengembangkan mental maupun
intelektual. Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan
komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan, membutuhkan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran akan
mempermudah siswa untuk dapat memahami bahan ajar.
Menurut Oemar Hamalik (1980:15) guru dapat menciptakan kondisi media
yang merangsang siswa untuk lebih aktif dengan memahami beberapa hal
tentang media sebagai berikut :
1) Pemahaman terhadap media sebagai alat komunikasi yang lebih
menefektifkan proses belajar mengajar.
2) Pemahaman terhadap media dalam rangka pencapaiab tujuan pendidikan.
3) Pemahaman terhadap proses-proses belajar.
4) Pemahaman terhadap hubungan antara metode mengajar dan media.
5) Pemahaman terhadap manfaat media dalam pembelajaran.
6) Pemahaman terhadap memilih dan menggunakan media.
7) Pemahaman terhadap berbagai alat dan tekhnik media.
8) Pemahaman terhadap penggunaan media dalam setiap mata pelajaran.
e. Organization
Perlunya dukungan organisasi di lingkungan sekolah dalam menggunakan
media, sehingga guru maupun pengajar dapat memanfaatkan media agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sehingga proses
penyampaian pesan dari guru ke siswa dapat tercapai dengan baik. Hal ini
berkaitan dengan tersedianya sarana di lingkungan sekolah yang disebut dengan
pusat sumber belajar.
f. Novelty
Suatu media akan bermakna apabila bersifat baru dan canggih. Media yang telah
usang, akan mempengaruhi tingkat motivasi dan perhatian siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran. Penggunaan media yang baru dan canggih pada
umumnya akan lebih baik dan lebih menarik bagi siswa. Tingkat perhatian siswa
pada bahan ajar yang disajikan dengan media tersebut akan tinggi disertai juga
dengan motivasi untuk terus selalu belajar.
2. Kriteria pemilihan media pembelajaran
Hubbard (1983) dalam Rusman (2009: 155) mengemukakan bahwa terdapat sembilan
kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media, yaitu: biaya, ketersediaan fasilitas
pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk diubah, waktu
dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan, dan kegunaan.
Sedangkan menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (1991: 5) kriteria pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.
b. Dukungan terhadap bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pengajaran berlangsung.
f. Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf
berpikir peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.
3. Prosedur pemilihan media pembelajaran
Rusman (2009: 158) mengemukakan bahwa apabila kita akan merancang atau
mendesain media pembelajaran, seharusnya melalui tiga tahapan berikut:
a. Pembatasan (define), yaitu menyangkut rumusan tujuan atau kompetensi,
rancangan media yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam
perancangan media yang menyangkut: kompetensi atau tujuan, materi/konten,
dana, dan aspek perancangan lainnya.
b. Pengembangan (develop), dalam tahap ini sudah dimulai proses pembuatan
media pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan tahap pertama.
c. Evaluasi (evaluation), yaitu tahap akhir untuk menilai media yang sudah dibuat,
setelah melalui tahap uji coba, revisi, dan kajian dengan pihak lain. Kemudian
media pembelajaran diproduksi, dan langkah selanjutnya adalah menggunakan
media pembelajaran tersebut.
Sedangkan Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Mohammad Ali (1984: 73)
menyarankan langkah-langkah dalam memilih media pembelajaran yaitu:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar
c. Memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran yang akan berlangsung
d. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa
e. Mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam
pembelajaran
f. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai
g. Menentukan media yang terpilih akan digunakan
h. Menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut
i. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa
j. Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan.media.
Selaras dengan hal tersebut, Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah
yang perlu ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
a. Tentukan untuk Penerangan atau Pembelajaran
Langkah pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan
informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima
informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/keterampilannya
dalam menerima informasi, sedangkankan media untuk keperluan pembelajaran
penerima pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti
bahwa mereka telah belajar.
b. Tentukan Transmisi Pesan
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam
proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pembelajaran’ atau ‘media
pembelajaran’. Alat bantu pembelajaran alat yang didesain, dikembangkan, dan
diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan
media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi
antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata
lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan oleh
media.
c. Tentukan Karakteristik Pelajaran
Asumsi kita bahwa kita telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah
melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah
memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif
atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang
berbeda.
d. Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan ciri khusus masing-masing media,
yaitu media audio, media video, dan audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk
fisiknya media dapat dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak)
dan media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika
diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua
yaitu media yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada di
luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya.
e. Analisis karakteristik masing-masing media.
Media pembelajaran yang banyak macamnya perlu dianalisis kelebihan dan
kekurangannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan ketersediaannya. Dari berbagai
alternatif kemudian dipilih media yang paling tepat.
Sedangkan Heinich dan kawan-kawan (2002: 53) mengajukan model
perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah
"ASSURE" untuk memastikan terjadinya pembelajaran yang efektif. ASSURE
merupakan akronim dari Analyze learners, State objectives, Select methods, media
and material, Utilize media and materials, Require learner participations, dan
Evaluate and revise.
a. Analyze learners
Menganalisis karakteristik umum peserta didik, antara lain usia, jenis kelamin,
latar belakang budaya, dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik
khusus mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap awal
mereka.
b. State objectives
Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran yaitu perilaku atau
kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang diharapkan
akan dimiliki dan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran selesai.
c. Select methods, media and material
Memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan metode, materi
dan media yang tepat. Apabila metode, materi dan media pembelajaran yang
telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, maka metode, materi dan media itu
sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Di samping itu
perlu pula diperhatikan apakah metode, materi dan media itu akan mampu
membangkitkan minat siswa, memiliki ketetapan infermasi, memiliki kualitas
yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi telah
terbukti efektif jika pernah diuji cobakan, dan menyiapkan petunjuk untuk
berdiskusi atau kegiatan follow-up. Apabila metodem materi dan media yang
ada tidak cocok dengan tujuan atau tidak sesuai dengan sasaran partisipan, maka
metode, materi dan media itu dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan
untuk memodifikasi yang telah tersedia, barulah memilih alternatif ketiga yaitu
mereancang dan mengembangkan materi dan media yang baru. Tentu saja
kegiatan ini jauh lebih mahal dari segi biaya, waktu dan tenaga. Namun
demikian kegiatan ini memungkinkan untuk menyiapkan metode, materi dan
media yang tetap dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
d. Utilitize media and materials
Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat,
diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk
menggunakannya. Di samping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan
ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang
diperlukan seperti meja, listrik, layar dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum
penyajian.
e. Require learner participation
Meminta tanggapan dan partisipasi dari siswa. Guru sebaiknya mendorong
siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektifan proses
belajar mengajar. Respons siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi
fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/pelajaran, atau
menganalisis alternatif pemecahan kasus. Dengan demikian, siswa akan
menampakan partisipasi yang lebih besar.
f. Evaluate and revise
Mengevaluasi proses pembelajaran untuk mengetahui efektivitas pembelajaran.
Tujuan utama evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa
mengenai tujuan pembelajaran, keefektivan media, pendekatan dan guru sendiri.
Selain itu juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat
dilakukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Anderson, Ronald H. 1976. Selecting and Developing Media for Instruction. Westcounsin: ASTD.
Ekwensi, F. Moranski, J., & Townsend-Sweet, M. 2006. E-Learning Concepts and Techniques. Bloomsburg University of Pennsylvania's Department of Instructional Technology.
Heinich, Robert, dkk. 2002. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Pearson Education.
Masitoh & Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depag RI.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional, PUD – PPAI. Jakarta: Universitas Terbuka.