teknik matrix evaluasi pemilihan strategi
DESCRIPTION
TEKNIK MATRIX EVALUASI PEMILIHAN STRATEGITRANSCRIPT
Manajemen Strategik
SASARAN JANGKA PANJANG DAN
TEKNIK MATRIX EVALUASI PEMILIHAN STRATEGI
Oleh Kelompok 5:
Dewa Gede Eka Putra [ 0906305028 ]
Devi Yuliawati [ 1306205027 ]
Mari Turiastini [ 1306205030 ]
Eldo Steven Markus Simanjuntak [ 1306205125 ]
I Wayan Sugi Astana [ 1306305064 ]
I Pande Putu Suwisnaya [ 1306305112 ]
I Gusti Agung Rama Sidhimantra [ 1306305152 ]
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan paper ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini.
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan
pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan dalam penyusunan paper selanjutnya.
Denpasar, 20 November 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
PEMBAHASAN
I. SASARAN JANGKA PANJANG............................................................................... 1
II. MATRIKS KEKUATAN-KELEMAHAN-PELUANG-ANCAMAN (SWOT)............3
III. MATRIKS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG).................................................7
IV. MATRIX GENERAL ELECTRIC...............................................................................10
V. MATRIKS STRATEGI BESAR (GRAND STRATEGY MATRIX)..........................11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………..14
iii
PEMBAHASAN
I.SASARAN JANGKA PANJANG
Para manajer strategi menyadari bahwa maksimal laba jangka pendek jarang sekali
merupakan cara terbaik untuk melestarikan pertumbuhan dan kemampulabaan perusahaan.
Pepatah kuno yang sering dikutip adalah, jika orang miskin diberi makanan, mereka akan
memakannya dan kemudian akan menjadi lapar kembali ; tetapi, jika mereka diberi bibit
tanaman dan cangkul serta diajari cara bertani, mereka akan mampu memperbaiki keadaan
mereka secara permanen. Pilihan serupa juga dihadapi para pengambil keputusan strategic.
Apakah mereka akan memakan bibit yang ada untuk memperbaiki gambaran laba jangka
pendek dan membagikan deviden dalam jumlah besar dengan menekan biaya di bidang
lain, seperti melakukan PHK selama masa permintaan lesu, mengobral sediaan, atau
mengurangi kegiatan riset dan pengembangan?
Atau haruskah mereka menanam bibit tadi guna meraih jangka panjang dengan
menanamkan kembali laba yang diperoleh, menyediakan sumber daya untuk pelatihan
karyawan, atau meningkatkan biaya iklan?
Bagi kebanyakan manajer strategi, jawabanya jelas, bagikan sebagian kecil laba untuk
kepentingan sekarang dan tanamlah sebagian besar untuk meningkatkan kemungkinan berjaya
dalam jangka panjang. Inilah dasar pikiran yang paling sering digunakan dalam memilih
sasaran (objectivies). Untuk mewujudkan kejayaan jangka panjang, para perencana strategi
umumnya menetapkan sasaran – sasaran jangka panjang di tujuh bidang yaitu :
a. Profitabilitas
Kemampuan semua perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang
bergantung pada pencapaian tingkat laba yang layak. Perusahaan yang dimanajemeni
secara strategi mempunyai sasaran laba tertentu, biasanya dinyatakan dalam bentuk laba
per saham (earning per share, EPS) atau laba atas saham (return on equity, ROE)
b. Produktivitas
Para manajer strategi terus menerus berusaha meningkatkan produktivitas system
mereka. Perusahaan yang dapat meningkatkan hubungan masukan – keluaran biasanya
meningkatkan produktivitas. Sasaran produktivitas yang umum digunakan adalah
jumlah produk yang dihasilkan atau jumlah layanan yang diberikan per unit masukan.
Tetapi, sasaran produktivitas adakalanya dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya
yang diharapkan. Sebagai contoh, sasaran dapat ditetapkan untuk mengurangi jumlah
1
produk rusak, untuk mengurangi jumlah keluhan konsumen, alat untuk menekan jam
lembur. Mencapai sasaran demikian akan meningkatkan profitabilitas jika keluaran
dijaga tetap.
c. Posisi Bersaing
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya dipasar.
Perusahaan yang lebih besar biasanya menetapakan sasaran yang menyangkut posisi
bersaingnya, seringkali dengan menggunakan penjualan total atau bagian pasar sebagai
ukuran posisi bersaing. Suatu sasaran yang menyangkut posisi bersaing mungkin
menunjukkan prioritas jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, Gulf oil menetapkan
sasaran lima tahun naik dari posisi ketiga menjadi kedua, sebagai produsen
polypropilena densitas – tinggi. Yang menjadi ukuran adalah penjualan total.
d. Pengembangan Karyawan
Karyawan mengharapkan pertumbuhan dan peluang karir. Menyediakan peluang
demikian seringkali meningkatkan produktivitas dan mengurangi angka keluar – masuk
karyawan. Karenanya, para pengambil keputusan strategi seringkali mencantumkan
sasaran pengembangan karyawan dalam rencana jangka panjang mereka. Sebagai
contoh, PPG telah mengumumkan sasaran untuk mengembangkan karyawan yang
sangat trampil dan fleksibel dan, oleh karenanya, memungkinkan kesempatan kerja yang
stabil bagi karyawan dengan jumlah yang lebih sedikit.
e. Hubungan kekaryawanan
Apakah ada ikatan kontrak dengan serikat pekerja atau tidak, perusahaan secara
efektif mengupayakan hubungan kekaryawanan yang baik. Memang, langkah – langkah
proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan salah satu
titik perhatian manajer strategi. Para manajer strategi percaya bahwa produktivitas
terkait dengan loyalitas karyawan dan dengan perhatian manajemen terhadap
kesejahteraan karyawan. Mereka, oleh karenanya, menetapkan sasaran untuk
meningkatkan hubungan kekaryawanan. Beberapa hasil dari sasaran seperti ini adalah
program keselamtan kerja, diwakilinya karyawan dalam komite manajemen, dan adanya
skema pemberian saham bagi karyawan.
f. Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau pengikut
dipasaran. Kedua pilihan ini dapat sama baiknya, tetapi masing – masing menuntut
sosok strategi yang berbeda. Karenanya, banyak perusahaan merumuskan sasaran yang
2
berkaitan dengan kepemimpinan teknologi. Sebagai contoh, Tractor Company
memantapkan reputasi dan posisi dominannya dahulu dalam industrinya dengan selalu
menjadi yang terdepan dalam hal inovasi teknologi produksi alat pemindah tanah
(earthmover) besar. Karena desain yang teknologinya canggih, Daihatsu Mira menjadi
mobil paling popular di Jepang tahun 1991. Mobil mini empat kursi ini bermesin 660 cc
yang memberikan penghematan bahan baker 30 % (dalam mil per gallon) lebih baik dari
mobil pesaing manapun, dan pajak penjualannya 25 % lebih rendah.
g. Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan menyadari tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan
masyarakat pada umumnya. Sesungguhnya, banyak perusahaan yang berusaha lebih
daripada yang dituntut oleh Pemerintah. Mereka tidak hanya berupaya mengembangkan
reputasi dalam hal produk atau jasa yang harganya wajar melainkan juga memantapkan
diri sebagai warganegara yang bertanggung jawab. Sebagai contoh, mereka mungkin
menetapkan sasaran untuk menyediakan dana bagi kegiatan social dan pendidikan,
pelatihan bagi kaum minoritas, kegiatan public atau politik, kesejahteraan masyarakat,
atau peremajaan kota.
II. MATRIKS KEKUATAN-KELEMAHAN-PELUANG-ANCAMAN (SWOT)
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang), strategi
WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi WT (kelemahan
ancaman).
3
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang mereka pimpin berada
dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari
berbagai trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar,
maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Ketika organisasi di hadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi
perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang
tersebut.
Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.
Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelamahan
internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai
ancama eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.
Dalam kenyataannya, perusahaan yang semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan
hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut atau memilih likuidasi.
Walaupun matrik SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis
tersebut memiliki bebrapa keterbatasan. Pertama, SWOT tidak menunjukkan cara mencapai
suatu keunggulan kompetitif. Matriks itu harus dijadikan titik awal untuk diskusi mengenai
bagai strategi yang diusulkan dapat diterapkan serta berbagai pertimbangan biaya manfaat
yang pada akhirnya mengarah pada keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT merupakan
penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Matriks SWOT bisa jadi
mempelajari sebuah gambar film dimana anda bisa melihat pameran utama dan penataannya
tetapi tidak mungkin dapat memahami alur ceritanya. Ketiga, analisis SWOT bisa membuat
perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada satu faktor internal atau eksternal tertentu
dalam merumuskan strategi. Terdapat interelasi di antara faktor-faktor internal dan eksternal
utama yang tidak ditunjukkan dalam SWOT namun penting dalam penggunaan strategi.
Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT:
1. Buatlah daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.
4
3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
Strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
7. Strategi WO.
8. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada
strategi ST.
9. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada
strategi WT.
Matrik SWOT untuk sebuah Toko Komputer Ritel
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Perputaran persediaan naik 5,8
menjadi naik 6,7
2. Pembelian konsumen rata-rata naik
$ 97 menjadi $128
3. Semangat kerja karyawan sangat
baik
4. Promosi dalam toko menghasilkan
peningkatan penjualan sebesar
20%
5. Pengeluaran iklan surat kabar
turun 10%
6. Pendapatan dari segmen jasa
reparasi toko naik 16%
7. Karyawan bantuan teknis dari toko
memiliki gelar MIS
8. Rasio utang terhadap total aset
toko turun 34%
1. Pendapatan dari segmen piranti lunak
toko turun 12%
2. Lokasi toko dirugikan oleh keberadaan
highway 34 yang baru
3. Karpet dan cat toko dalam kondisi yang
meperihatinkan
4. Kamar mandi toko perlu perbaikan
5. Total pendapatan toko turun 8%
6. Toko tidak mempunyai situs WEB
7. Pengiriman tepat waktu pemasok
bertambah hingga 2,4 hari
8. Pelanggan harus sering antre lama
dikasir.
9. Pendapatan per karyawan naik 19%
5
Peluang (O) Strategi SO Stategi WO
1. Populasi kota bertambah
10%
2. Toko koputer pesaing
dibuka pd jarak 1 KM
3. Lalu lintas kendaraan
yang melewati toko naik
12%
4. vendor rata-rata
mengeluarkan produk
baru/tahun
5. pengguna komputer oleh
warga senior naik 8%
6. pertumbuhan usaha kecil
di daerah itu naik 10%
7. kebutuhan akan situs
WEB naik 18% untuk
agen real estate
1. 8. kebutuhan akan
situs web naik 12%
untuk perusahaan2 kecil
1. menambah 4 promosi
dalam toko baru setiap
bulannya (S4,O3)
2. menambah 2
karyawan jasa reparasi
baru (S6,O5)
3. mengirim selebaran
kepada seluruh warga
senior berusia diatas
55 (S5,O5)
1. Membeli lahan untuk
toko baru (W2,O2)
2. memasang
karpet/melakukan
pengecatan ulang/
memperbaiki kamar
mandi. (W3,W4,O1)
3. menaikkan layanan situs
WEB sebanyak 50%
(W6,O7,O8)
4. mengirim surat kepada
agen real estate di kota.
(W5,O7)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Best buy akan
membangun toko baru
dalam 1 tahun dari
sekarang
2. universitas setempat
menawarkan jasa
reparasi
3. highway 34 yang baru
akan mengalihkan jalur
1. merekrut 2 karyawan
reparasi lagi dan
memasarkan layanan-
layanan baru lagi
(S6,S7,T1)
2. Membeli lahan untuk
membangun toko baru
(S8,T3)
3. Menaikkan jasa panggilan
1. Menyewa 2 tenaga
kasir baru
(W8,T1,T4)
2. memasang
karpet/melakukan
pengecatan ulang/
memperbaiki kamar
mandi (W3,W4,T1)
6
lalu lintas dalam 1
tahun dari sekarang
4. Mal baru akan
dibangun disekitar
tempat ini
5. harga minyak naik 14%
6. vendor menaikkan
harga 8%
dari $60 menjadi $80
(S6,T5)
III. MATRIKS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
Ketika divisi-divisi suatu perusahaan bersaing di industri yang berbeda, strategi yang
terpisah dikembangkan untuk setiap bisnis. Secara khusus matriks BCG dan matriks IE
(Internal dan Eksternal) secara khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya perusahaan
multidivisional dalam merumuskan strategi.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar divisi dalam hal posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memenungkingkan
sebuah organisasi multidevisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati
posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap
semua divisi lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share
position) didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) yang dimiliki oleh
perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Manfaat terbesar dari matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi.Matriks BCG adalah
perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan
pangsa pasar dan pertumbuhan UBS.Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu:
7
1. Tanda tanya (Question Mark) Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar
relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat.
Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini
disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat
divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
atau pengembangan produk) atau menjualnya.
2. Bintang (Star) Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan
pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat
posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan
memberikan arus kas ositif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang
untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke
belakang, dan orizontal, enetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
dan joint venture erupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
3. Sapi perah (Cash Cow) Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar
relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut
sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali
diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah
8
saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk
mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau
diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang
kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih
sesuai untuk diterapkan.
4. Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang
rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh.
Mereka adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan
eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi
yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah
pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan
menguntungkan.
Kelebihan dari Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah.
Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi
manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari
waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi
sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam. adapun untuk kelemahan dari matriks ini hanya menggunakan dua dimensi
yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar. Kemungkinan sulit mendapatkan
data pangsa pasar maupun tingkat pertumbuhan pasar. Terlalu menyederhanakan banyak
bisnis karena memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis tidak tergantung pada unit bisnis lain,
padahal dalam beberapa kasus, unit bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk
memperoleh keunggulan kompetitif. Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai divisi
atau industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki
karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti ukuran pasar dan
keunggulan kompetitif. Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Suatu unit
bisnis dapat mendominasi pada pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah
dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat
perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.
9
IV. MATRIX GENERAL ELECTRIC
Matrix General Electric atau McKinsey Matrix adalah alat strategis yang mirip dengan
Matrix BCG.Matrix ini adalah perluasan dari Matrix BCG.Teknik analisis ini sering disebut
juga matrik daya tarik - kekuatan industry dimana teknik ini menekankan pada kekuatan
sumber daya potensial, tidak hanya penguasaan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan saja,
melainkan meliputi banyak faktor yang berkaitan dengan daya tarik industry dan kekuatan
bisnis.Matrix ini membandingkan bisnis yang berbeda pada "Kekuatan Bisnis" dan "Pasar
Daya Tarik".Hal ini memungkinkan pengguna bisnis untuk membandingkan kekuatan bisnis,
daya tarik pasar, ukuran pasar, dan pangsa pasar untuk berbagai unit bisnis strategis (SBU)
atau penawaran produk yang berbeda.
Teknik analisis ini terdiri dari 2 sumbu yaitu kekuatan bisnis dan daya tarik industry
dibagi menjadi sembilan sel/sembilan alternatif untuk penentuan posisi dari setiap unit bisnis
strategis. Berdasarkan kekuatan bisnis dan daya tarik pasar setiap unit bisnis strategis akan
memiliki posisi yang berbeda dalam matriks. Selanjutnya, ukuran pasar dan penjualan saat ini
akan membedakan setiap unit bisnis strategis. Berdasarkan pemahaman yang jelas dari semua
faktor-faktor pengambil keputusan yang mampu mengembangkan strategi yang efektif.Jika
dalam penelitian ini digunakan kreteria yang dipakai oleh menejemen yang kurang berani
menanggung resiko, maka digunakan kreteria yang aman. Katagori posisi perusahaan dengan
nilai tertimbang 1-3 adalah katagori rendah, lebih dari 3-4 katagori menengah, dan lebih dari
4 katagori tinggi
Gambar Matrix General Electric
10
Sembilan sel dalam matriks dapat dikelompokkan menjadi tiga segmen utama:
Segmen 1: Ini adalah segmen terbaik. bisnis kuat dan pasar menarik. Perusahaan
harus mengalokasikan sumber daya dalam bisnis ini dan memfokuskan pada
pertumbuhan bisnis dan meningkatkan pangsa pasar.
Segmen 2: usaha ini baik dan kuat, tetapi pasar tidak menarik atau pasar yang
kuat dan bisnis tidak cukup kuat untuk mengejar peluang potensial. Para pembuat keputusan
harus membuat keputusan tentang bagaimana menangani lebih lanjut unit bisnis strategis
(SBU) ini. Beberapa dari mereka mungkin mengkonsumsi banyak sumber daya dan tidak
menjanjikan sedangkan yang lain mungkin membutuhkan sumber daya tambahan dan strategi
yang lebih baik untuk pertumbuhan.
Segmen 3: Ini adalah segmen terburuk. Bisnis di segmen ini adalah lemah dan
pasar tidak menarik. Para pembuat keputusan harus mempertimbangkan baik
reposisi unit bisnis strategis (SBU) ini ke segmen pasar yang berbeda,
mengembangkan/menawarkan biaya-efektif yang lebih baik, atau menyingkirkan unit bisnis
strategis (SBU) ini dan menginvestasikan sumber daya ke dalam menjanjikan dan menarik
lebih unit bisnis strategis (SBU).
V. MATRIKS STRATEGI BESAR (GRAND STRATEGY MATRIX)
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi alat yang populer untuk
merumuskan strategi alternatif.Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat
kuadran strategis.Untuk divisi-divisi suatu perusahaan dapat dilakukan yang serupa.Matriks
Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluative, posisi kompetitif dan pertumbuhan
pasar (industri).Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5% dapat
dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat.Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan
organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matrik tersebut.
11
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam kuadran I Matriks Strategi Besar memiliki
posisi strategis yang sempurna.Untuk perusahaan-perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar
(penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada saat
ini merupakan strategi yang sesuai. Bila perusahaan Kuadran I mempunyai kelebihan sumber
daya, maka intergrasi ke depan, intergrasi ke belakang, dan intergrasi horizontal bisa menjadi
strategi yang efektif. Ketika suatu perusahaan Kuadran I terlalu berpatokan dengan satu
produk tertentu,diversifikasi terkait kiranya dapat membantu mengurangi resiko yang
berkaitan dengan lini produk yang sempit. Perusahaan – perusahaan Kuadran I memiliki
sember daya yang memadai untuk mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal
yang muncul di banyak bidang.
Perusahaan-perusahaan yang berada di kuadran II perlu secara serius mengevaluasi
pendekatan mereka terhadap pasar.Walaupun industry mereka tengah tumbuh, mereka tidak
mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari tahu mengapa pendekatan
perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan mencari tahu mengapa
pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif serta bagaimana perusahaan memperbaiki daya
saingnya.Untuk ini dapat digunakan strategi intensif (sebagai kebalikan strategi integratif atau
diversifikasi) sebagai pilihan utama untuk dipertimbangkan. Namun jika perusahaan kurang
memiliki keunggulan kompetitif, integrasi horizontal menjadi alternatif lain yang bagus.
Sebaga pilihan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan.
Organisasi-organisasi kuadran III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat
serta memiliki posisi kompetitif lemah.Berbagai perusahaan ini harus segera membuat 12
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT
POSISI KOMPETITIFYANG KUAT
POSISI KOMPETITIF
YANG LEMAH
PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT
perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh atau kemungkinan
likuidasi.Pengurangan biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali.Strategi
alternatif lainnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang yang
lain (diversifikasi).
Terakhir, bisnis-bisnis kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada
dalam industry yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai
kekuatan untuk mengadakan program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang
lebih menjanjikan: karakteristik perusahaan-perusahaan kuadran IV adalah memiliki tingkat
arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan seringkali dapat
menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak terkait dengan berhasil.
13
REFERENSI
Anonim, 2013,”tujuan-jangka-panjang-perusahaan”,laskarcahaya.blogspot.com, Diakses
tanggal 16 November 2015
David, Fred R. 2009. Strategi Management, Manajemen Strategis –Konsep. Jakarta: Salemba
Empat.
www.academia.edu
14