(hpmc) sebagai polimer hydrocolloid matrix … · lampiran 4. data pembuatan hydrocolloid matrix...

127
OPTIMASI KONSENTRASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Ignasia Handipta Mahardika NIM : 138114069 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lethien

Post on 16-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

OPTIMASI KONSENTRASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ignasia Handipta Mahardika

NIM : 138114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

i

OPTIMASI KONSENTRASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ignasia Handipta Mahardika

NIM : 138114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

PERSETUJUAN PEMBIMBING

0PTTMASI KONSET{TRASI HYDROXYPROPYL METTm.CELLULOSE GIPMC)

SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRil( DABETIC WOUND HEALING

DENGAI\I BAHAN AKTIF IBT]PROT:EN

Skripsi yang diajukan oleh:

Ignasia Handipta Mahardika

NIM: 138114069

telah disetujui oleh:

(Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt.) tanggal 18 Januari 2017

bimbing Utama

ffitu

ll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“One day left to life, do your best now or never.

And then, let God do the rest.”

Untuk semua yang selalu percaya dan mengatakan

“kamu pasti bisa”,

Tuhan Yesus, Bunda Maria, Mama, Papa, Citta, dan

kamu,

yang tidak bisa disebutkan nama demi nama.

Semua ini kupersembahkan untuk kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmat kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Optimasi Konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing Dengan Bahan

Aktif Ibuprofen” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi.

Melalui skripsi ini, penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi

para pembaca, menjadi sumber pengetahuan tentang formulasi hydrocolloid

matrix ibuprofen sebagai sediaan penyembuh luka diabetik, dan menjadi inspirasi

untuk melakukan penelitian yang lebih berkembang nantinya.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari banyak bantuan, dukungan,

semangat, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmu, dukungan, dan saran dalam penelitian ini.

3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang

telah bersedia memberikan saran bagi penelitian ini.

4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

bersedia memberikan saran bagi penelitian ini.

5. Bapak Enade Istyastono, Ph.D., Apt. dan Bapak Florentinus Dika Octa

Riswanto, M.Sc. yang telah bersedia memberikan masukan dalam

penelitian ini.

6. Bapak Yohanes Ratijo yang telah banyak mendukung dan meluangkan

waktu untuk membantu penelitian ini.

7. Bapak Musrifin, Mas Agung, Bapak Kayat, dan Mas Aditya Bimo

selaku laboran yang telah mendukung jalannya penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

viii

8. PT. Erela dan PT. Sanbe Farma selaku perusahaan industri farmasi

yang telah bersedia membantu penelitian ini.

9. DP2M Dikti yang telah memberikan Grant penelitian untuk

mendukung sebagian pendanaan penelitian ini berdasar kontrak Surat

Perjanjian Pelaksanaan Hibah No. 010/HB/LIT/III/2016 tanggal 15

Maret 2016.

10. Keluarga penulis yang telah memberikan doa, semangat dan

dukungan.

11. Rekan kerja penelitian, Michael Ryanda, Benedicta Fidelia, dan

Gracia Elwy yang menjadi partner seperjuangan.

12. Teman-teman penulis, Asti, Rency, Elin, Fenny, Herna, Eva, Kenny,

Edwin, Dendi, KG, Indra, Imel, Lala, Richard, yang selalu

menyemangati.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini.

Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan selamat membaca.

Yogyakarta, 18 Januari 2017

Penulis,

Ignasia Handipta Mahardika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

ix

OPTIMASI KONSENTRASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

Ignasia Handipta Mahardika

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia.

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRAK

Hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan polimer

hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) dan bahan aktif ibuprofen, berpotensi

dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Penelitian ini

bertujuan mengetahui konsentrasi HPMC optimal dan sifat fisika kimia serta

stabilitas dari hydrocolloid matrix ibuprofen. Hydrocolloid matrix ibuprofen

dibuat dalam 3 konsentrasi HPMC yaitu 8,75%, 11%, dan 13,25%. Formula

optimal dipilih berdasarkan uji yang dilakukan, yaitu: uji sterilitas; sifat fisik yang

meliputi organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan sediaan, pH larutan sediaan,

persentase moisture content dan absorption, dan ketahan pelipatan; sifat kimia

yang meliputi keseragaman kandungan obat dan pelepasan obat; iritabilitas serta

stabilitas. Formula optimal yang dipilih adalah formula 1 (F1) dimana merupakan

sediaan yang memiliki nilai DE 88,86%; CV keseragaman kandungan obat

15,78% dan keseragaman bobot 9,84%; persentase kandungan obat 77,30%;

memiliki nilai persentase moisture content 12,36% dan moisture absorption

14,88%; ketebalan 0,5 mm; pH larutan sediaan 6,70; nilai ketahanan pelipatan 25;

steril; tidak berwarna, jernih, dan halus; dan stabil secara kimia. Formula optimal

yang dipilih kemudian diuji aktivitas dan uji histopatologi. Uji aktivitas dan

histopatologi F1 menunjukkan hydrocolloid matrix ibuprofen dapat mempercepat

penyembuhan luka diabetes.

Kata kunci: diabetes, HPMC, hydrocolloid matrix, ibuprofen, luka diabetes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

x

ABSTRACT

Hydrocolloid matrix diabetic wound healing with hydroxypropyl

methylcellulosa (HPMC) as polymer and ibuprofen as active ingredient can

potentially accelerate healing in diabetic wound. This study aims to determine the

optimal concentration of HPMC and the chemical and physical properties as well

as the stability of the hydrocolloid matrix ibuprofen. Hydrocolloid matrix

ibuprofen made in 3 HPMC concentration, 8,75%, 11% and 13,25%. Optimal

formula selected based on tests conducted, that is: the sterility test; physical

properties include organoleptic, weight uniformity, thickness, the pH of matrix

solution, the percentage of moisture content and absorption, and folding

endurance; chemical properties which include uniformity of drug content and drug

release; irritability and stability. The selected optimal formula is Formula 1 (F1)

which has DE values 88,86%; CV uniformity of drug content and uniformity of

weight 15,78% and 9,84%; the percentage of drug content 77,30%; has a moisture

content percentage 12,36% and moisture absorption percentage 14,88%; thickness

0,5 mm; pH of solution 6,70; folding endurance values 25; a sterile hydrocolloid

matrix; colorless, clear, and smooth; and chemically stable. The selected optimal

formula is then tested the activity and histopathological test. F1 activity and

histopathology test showed hydrocolloid matrix ibuprofen can accelerate healing

of diabetic wound.

Keywords: diabetes, diabetic wound, HPMC, hydrocolloid matrix, ibuprofen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ......................................................................................... 2

Pembuatan sediaan hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen ....... 3

Uji sterilitas .......................................................................................................... 3

Evaluasi sifat fisik ................................................................................................ 3

Evaluasi sifat kimia .............................................................................................. 4

Uji iritasi akut dermal ........................................................................................... 4

Uji stabilitas .......................................................................................................... 5

Penentuan formula optimal................................................................................... 5

Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen ............................................ 5

Tata cara analisis hasil .......................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

xii

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 6

Formulasi sediaan hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen ......... 6

Uji sterilitas .......................................................................................................... 6

Evaluasi Sifat Fisik ............................................................................................... 7

Evaluasi sifat kimia ............................................................................................ 10

Uji iritasi akut dermal ......................................................................................... 11

Uji stabilitas ........................................................................................................ 12

Penentuan formula optimal................................................................................. 13

Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen .......................................... 13

Uji histopatologi ................................................................................................. 15

KESIMPULAN ...................................................................................................... 15

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

LAMPIRAN ........................................................................................................... 18

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula hydrocolloid matrix ibuprofen ..................................................... 3

Tabel II. Hasil evaluasi sifat fisika kimia hydrocolloid matrix ibuprofen ............... 8

Tabel III. Hasil uji iritasi basis hydrocolloid matrix .............................................. 12

Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi ....................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil uji sterilitas hydrocolloid matrix ................................................... 7

Gambar 2. Kurva persen pelepasan obat vs waktu ................................................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Penelitian ............................................................................ 18

Lampiran 2. Ethical Clereance Penelitian ............................................................. 43

Lampiran 3. Certificate of Analysis Bahan-bahan Penelitian ................................ 45

Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .............................. 50

Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .................. 51

Lampiran 6. Data Hasil Uji Sifat Fisika Kimia Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ... 52

Lampiran 7. Verifikasi Metode Analisis ................................................................ 54

Lampiran 8. Data Hasil Uji Pelepasan Obat Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ....... 56

Lampiran 9. Data Hasil Uji Iritasi Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ....................... 57

Lampiran 10. Data Hasil Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ............... 59

Lampiran 11. Data Hasil Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ............... 71

Lampiran 12. Data Hasil Uji Statistik Hydrocolloid Matrix Ibuprofen ................ 73

Lampiran 13. Hasil Uji Histopatologi .................................................................. 107

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

1

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) di Indonesia memiliki prevalensi penyakit sebesar 6,2%

pada tahun 2015 (IDF, 2015). Peningkatan populasi penderita DM akan berdampak pada

peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi kronis DM, dimana sebanyak

5-25% penderita DM akan mengalami ulkus kaki diabetik (Singh et al., 2005), dan

diantaranya 84% penderita mengalami amputasi kaki (Brem and Tomic-Canic, 2007).

Ibuprofen dengan mekanisme penghambatan produksi prostaglandin (Rainsford, 2009),

dapat menurunkan aktivitas enzim matrix metalloproteinases 9 (Yen et al., 2008), sehingga

berpotensi mempercepat penyembuhan luka kronis pada penderita DM.

Hydrocolloid matrix merupakan sediaan pembalut luka yang diperoleh dari bahan

koloidal (agen pembentuk gel) yang dikombinasikan dengan bahan lain seperti elastomer

dan adhesif. Hydrocolloid matrix dapat digunakan pada luka eksudat ringan hingga

moderat, dan juga pada pengelolaan ulkus kaki (Boateng et al., 2008).

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan polimer yang biasa

digunakan dalam formulasi sediaan oral, optalmik, nasal, dan juga topikal (Rowe et al.,

2009). HPMC sering digunakan sebagai agen pengental, penstabil, pengemulsi,

penampung air, film-forming, yang penting pada preparasi bahan pembalut luka (Uslu and

Aytimur, 2012). Sebagai agen film-forming, konsentrasi HPMC yang dibutuhkan adalah 2-

20% b/b (Rowe et al., 2009). HPMC dapat digunakan sebagai polimer yang mengontrol

laju pelepasan obat dan juga sebagai agen penstabil (Amjad et al., 2011). HPMC dapat

berfungsi sebagai penghambat pembentukan kristal pada ibuprofen (Iervolino et al., 2001).

HPMC merupakan polimer hidrofilik (Tiwari and Rajabi-Siahboomi, 2008), sementara

ibuprofen merupakan senyawa yang sukar larut dalam air (Pubchem, 2016). HPMC

diharapkan dapat meningkatkan interaksi ibuprofen dengan pelarut sehingga kelarutannya

dalam air meningkat (Tiwari and Rajabi-Siahboomi, 2008, Pubchem, 2016).

Penelitian terkait formulasi ibuprofen dengan polimer HPMC sebagai pembawa

telah banyak dilakukan. Penelitian Madhulata and Ravikiran, (2013) menemukan

perbandingan optimal polimer HPMC yang dikombinasikan dengan chitosan dalam

formulasi sediaan transdermal ibuprofen yaitu 25:75 dengan pelepasan obat secara difusi.

Penelitian Shoaib et al., (2006) menunjukkan mekanisme pelepasan ibuprofen dari matriks

HPMC pada tablet adalah secara difusi, swelling, dan erosi. Penelitian Lopes et al., (2007),

menemukan bahwa HPMC dapat mengatur pelepasan ibuprofen dalam waktu yang

diperpanjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal HPMC dan

mengetahui sifat fisika kimia serta stabilitas hydrocolloid matrix ibuprofen sebagai

diabetic wound healing yang dibuktikan dengan uji aktivitas untuk melihat potensi sediaan

dalam mempercepat penyembuhan luka diabetes. Hipotesis penelitian ini adalah

konsentrasi polimer HPMC tertentu menghasilkan hydrocolloid matrix diabetic wound

healing dengan bahan aktif ibuprofen yang optimal serta peningkatan konsentrasi HPMC

berpengaruh terhadap sifat dan stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound

healing ibuprofen.

METODE PENELITIAN

Jenis dan rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni. Bahan yang

digunakan dalam penelitian antara lain ibuprofen (Shasun Pharmaceuticals Limited), etanol

96% (Aldrich), hypromellose 2910 (ShinEtsu), propylene glycol, gliserol, akuades (Tirta

Investama), methanol pro analysis (Merck), NaCl, Na2HPO4, KH2PO4, ibuprofen working

standar (Strides Shasun), etil asetat, aloksan monohidrat (Sigma), etanol 70%, ketamin

10%, krim depilatori (Reckitt Bensckiser), Nutrient Agar (Oxoid), formalin 10% (Aldrich),

larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alkohol, larutan ammonium, larutan stok Eosin

alkohol 1%, larutan working Eosin, heparin, reagen Glucose GOD FS (Diasys, Germany),

akuabides, larutan standar glukosa (Diasys, Germany), dan darah subjek uji.

Alat dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi gelas beaker,

gelas ukur, cawan porselen, kaca arloji, labu ukur, pipet gondok, corong, batang pengaduk,

pipet tetes, cawan petri, tabung reaksi, aluminium foil, plastic wrap, kabinet LAF, jarum

ose, tabung sentrifugasi, kuvet, spuit injeksi, pinset, gunting, biopsy punch 5 mm, kapas,

kaca objek dan kaca penutup, hotplate magnetic stirrer, stirrer, sentrifugator, MicroLab-

200 (Merck), mikropipet (Socorex), timbangan analitik (Ohaus), pH meter, pH meter

portable, sonikator, spektrofotometer UV-Visibel, vortex (Wilten), mikroskop cahaya

Olympus tipe BH-2 (Olympus Corp., Jepang), Franz Diffusion Cell, dan membran

Milipore.

Subjek uji pada penelitian ini adalah 6 tikus putih galur Wistar jantan berusia 2

bulan dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang memiliki

deviasi berat badan 30 g (150 g – 180 g) dalam kondisi sehat, serta kelinci albino jantan

New Zealand jantan berusia 8-9 bulan yang memiliki deviasi berat badan 0,4 kg (1,8 – 2,2

kg) dari Peternakan Kelinci Seyegan dalam kondisi sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

3

Tabel I. Formula hydrocolloid matrix ibuprofen

Formula BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Ibuprofen - - - 0,175 g 0,175 g 0,175 g

HPMC 4,375 g 5,5 g 6,625 g 4,375 g 5,5 g 6,625 g

Propylene glycol 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g

Etanol 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL

Gliserol 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g

Akuades ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g

Keterangan: BF1 (basis formula 1); BF2 (basis formula 2); BF3 (basis formula 3); F1 (formula 1); F2

(formula 2); F3 (formula 3).

Pembuatan sediaan hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen

Konsentrasi HPMC yang digunakan pada hydrocolloid matrix ibuprofen adalah

8,75% (F1), 11% (F2), dan 13,25% (F3). Formula yang digunakan dalam pembuatan

sediaan terdapat pada Tabel I. HPMC ditimbang sesuai dengan formula, kemudian

dilarutkan dalam akuades dan diaduk dengan stirrer hingga terbentuk gel dalam suhu

40°C. 0,175 gram ibuprofen yang sudah ditimbang dilarutkan dalam 15 mL propylene

glycol dan 14 mL etanol, kemudian ditambahkan ke dalam gel HPMC dan diaduk dengan

stirrer hingga homogen. Selanjutnya ditambahkan 3,78 gram gliserol seiring dilakukannya

pengadukan dengan stirrer. Campuran gel tersebut kemudian dituang ke dalam tabung

reaksi bertutup sebanyak 12,5 gram, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada

suhu 115oC selama 15 menit. Setelah itu, gel dituangkan ke cawan petri secara aseptis

dalam kabinet LAF, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45°C dan selama

minimal 48 jam hingga mencapai ketebalan 0,5 mm. Sediaan kemudian dicetak dalam

bentuk lingkaran dengan diameter 1 cm. Sediaan disimpan di suhu ruang dengan

dibungkus aluminium foil dalam wadah plastik yang diberi silika gel (Thu et al., 2012).

Uji sterilitas

Uji sterilitas dilakukan dengan meletakkan sediaan di atas media Nutrien Agar

pada cawan petri. Setiap petri dibungkus plastic wrap dan diinkubasi selama 24 jam.

Evaluasi sifat fisik

Uji organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati dan meneliti warna,

kejernihan dan kehalusan dari sediaan hydrocolloid matrix yang telah dibuat (Shirsand et

al., 2012).

Uji keseragaman bobot Sediaan ditimbang sebanyak 10 tiap formula, kemudian dihitung

rata-rata bobot sediaan (British Pharmacopoeia, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

4

Uji ketebalan Uji ketebalan dilakukan dengan menghitung rata-rata tebal sediaan tiap

formula pada 5 titik berbeda dengan jangka sorong (El-Gendy et al., 2009).

Uji pH larutan sediaan Sediaan direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5OC-

37,5OC selama 24 jam, kemudian diukur pH larutan (British Pharmacopoeia, 1993).

Uji persentase moisture content Sediaan diletakkan dalam desikator berisi silika selama

24 jam, kemudian bobot sediaan ditimbang (Toshkhani et al. 2013).

Uji persentase moisture absorption Sediaan diletakkan dalam climatic chamber dengan

kelembaban 85% RH dan suhu 28°C selama 24 jam, kemudian bobot sediaan ditimbang

(Toshkhani et al. 2013).

Uji ketahanan pelipatan Sediaan dilipat secara berulang pada posisi yang sama hingga

rusak (Shirsand et al., 2012).

Evaluasi sifat kimia

Pembuatan kurva baku ibuprofen Larutan standar ibuprofen dibuat dalam rentang 0,2

µg/mL – 20 µg/mL dengan mengambil 0,1; 0,2; 0.3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8 0,9; 1; 2; 3; 4; 5;

6; 7; 8; 9 mL dari larutan intermediet ibuprofen dengan konsentrasi 20 µg/mL ke dalam

labu takar 10 mL. Pelarut yang digunakan ada metanol p.a. dan PBS pH 6,4. Panjang

gelombang maksimal ditentukan dengan pengukuran seri larutan konsentrasi

20 µg/mL yang dibaca menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang 200-400 nm

(Garg et al., 2014).

Uji keseragaman kandungan obat Sediaan dari tiap formula dilarutkan dalam 15 mL

metanol p.a., dan 35 mL PBS pH 6,4. Larutan kemudian disonikasi selama 10 menit dan

diuji menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Shirsand et al., 2012).

Uji pelepasan obat secara in vitro Sediaan diuji menggunakan Franz Diffusion Cell pada

suhu 36,5 ± 1oC dengan menggunakan medium PBS pH 6,4 sebagai aseptor dan membran

Millipore yang sebelumnya direndam dalam larutan aseptor selama 1 jam. Larutan aseptor

disampling sebanyak 2,5 mL pada menit tertentu yaitu 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240,

300, dan 360. Larutan kemudian dibaca menggunakan spektrofotometer UV-Vis

(Pudyastuti et al., 2014). DE dihitung dengan rumus:

, dimana hasil

yang didapat dibandingkan dengan dosis sediaan yang terukur (Fudholi, 2013).

Uji iritasi akut dermal

Uji iritasi akut dermal dilakukan dengan meletakkan basis tiap formula dan

standar pengiritasi pada permukaan dorsal (punggung) kelinci yang telah dicukur selama 4

jam, kemudian dilepaskan. Kulit kelinci kemudian diamati ada tidaknya eritema/edema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

5

pada jam ke 1, 24, 48 dan 72 jam. Standar pengiritasi yang digunakan adalah etil asetat

(BPOM, 2014).

Uji stabilitas

Sediaan diletakkan dalam paparan 2 suhu yang berbeda yaitu 37°C dan 45°C,

kemudian diobservasi selama 4 minggu. Sediaan disimpan dalam cawan petri yang ditutup

dengan aluminium foil. Dilakukan analisis fisik dan kandungan obat pada sediaan di setiap

akhir minggu (Amjad et al., 2011).

Penentuan formula optimal

Formula optimal ditentukan dengan pengujian sifat fisika kimia dan stabilitas

sediaan. Hasil uji kemudian diuji secara statistik dan ditentukan dengan cara menganalisis

hasil uji. Prioritas uji yang dianalisis dalam penentuan formula optimal dari yang utama

adalah hasil uji pelepasan obat, keseragaman kandungan obat dan keseragaman bobot,

persentase moisture content dan moisture absorption, ketebalan, pH larutan sediaan,

ketahanan pelipatan, sterilitas, organoleptis, dan stabilitas.

Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen

Perlakuan pemberian luka dan pemberian hydrocolloid matrix ibuprofen pada tikus

Subjek uji tikus dibagi 2 kelompok yaitu 3 ekor pada kelompok perlakuan (memiliki kadar

glukosa > 250mg/dl) dan 3 ekor pada kelompok kontrol. Tikus perlakuan diinjeksikan

larutan aloksan monohidrat 5% secara intraperitonial dengan dosis 150 mg/kgBB selama

2-3 hari berturut sebelumnya. 48 jam sebelum pemberian luka, setiap tikus dicukur

bulunya. Setelah 48 jam, setiap tikus diinjeksi ketamin sebagai anastesi dosis 80 mg/kgBB

secara intramuscular. Setiap tikus diberikan 5 luka eksisi menggunakan biopsy punch

diameter 5 mm. Perlakuan pada luka eksisi tikus yaitu kontrol (tanpa perlakuan), 2 basis,

dan 2 formula optimal, yang diberikan setiap 24 jam sekali hingga sembuh. Setiap 24 jam

luka diobservasi dan dihitung persentase penutupan luka. Setelah sembuh (penutupan luka

100%), tikus dieutanasia dengan injeksi ketamin dosis 100 mg/kgBB. Kulit punggung tikus

kemudian diambil sebesar luka dan disimpan dalam pot berisi larutan pengawet (Tunggal,

2016). Persentase penutupan luka (wound closure) dihitung dengan rumus:

( )

(Thu et al., 2012)

Uji histopatologi – pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE) Uji histopatologi dilakukan

dengan pengecatan menggunakan Hematoxylin Eosin. Preparat diamati histopatologinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

6

secara mikroskopis dengan mikroskop cahaya Olympus tipe BH-2 yang terhubung dengan

kamera Optilab v.2.1 (Micronos, Indonesia). Pembuatan preparat sampel jaringan kulit

dilakukan oleh bagian Patologi Anatomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tata cara analisis hasil

Analisis kuantitatif Data keseragaman bobot, moisture content, moisture absorption,

keseragaman kandungan obat, pelepasan obat, persen penyembuhan luka, dan stabilitas

diuji statistik menggunakan software R i.386 3.2.5 dengan uji ANAVA dan Post Hoc test

(untuk data evaluasi sifat fisika dan kimia) serta uji T dua sampel berpasangan (untuk data

stabilitas). Uji statistika dilakukan dalam taraf kepercayaan 95%.

Analisis kualitatif Dilakukan pengamatan pada uji histopatologi untuk mendapatkan

perbandingan mikroskopis struktur kulit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi sediaan hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen

Formula hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen dalam penelitian

ini diperoleh dari penelitian Thu et al. (2012) yang kemudian dimodifikasi. Konsentrasi

HPMC yang digunakan adalah 8,75%, 11%, dan 13,25%, yang didapatkan dari hasil

orientasi. Hasil orientasi menunjukkan semakin rendah konsentrasi HPMC maka ibuprofen

menjadi semakin sukar larut sehingga terdispersi. Semakin tinggi HPMC, viskositas

larutan yang dibentuk juga semakin tinggi sehingga larutan semakin susah untuk dituang.

Konsentrasi HPMC 8,75% dipilih menjadi konsentrasi terendah karena telah dapat

melarutkan ibuprofen, sementara konsentrasi HPMC 13,25% dipilih menjadi konsentrasi

tertinggi di mana larutan masih mudah untuk dituangkan.

Sebelum dilakukan pengeringan, sediaan hydrocolloid matrix yang masih

berbentuk gel disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115°C dengan tekanan 1kgf/cm2,

selama 15 menit. Penuangan sediaan ke cawan petri dilakukan dengan teknik aseptis di

dalam kabinet LAF dengan nyala api bunsen. Pengeringan sediaan dilakukan dalam oven

yang telah disterilkan dengan etanol 70%. Pengeringan dilakukan pada suhu 45°C selama 2

hari.

Uji sterilitas

Uji sterilitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui keberhasilan teknik sterilisasi

akhir yang dilakukan menghasilkan sediaan yang steril. Hasil uji sterilitas basis (BF1, BF2,

dan BF3), F1, F2 dan F3 adalah steril, yang ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan

mikroba pada media. Hasil uji sterilitas terdapat pada Gambar 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

7

a

b

c

d

Gambar 1. Hasil uji sterilitas hydrocolloid matrix

Keterangan: (a) F1; (b) F2; (c) F3; dan (d) BF1, BF2, BF; lingkaran putih: lokasi letak sediaan

Evaluasi Sifat Fisik

Evaluasi sifat fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, keseragaman bobot,

ketebalan, pH larutan sediaan, persentase moisture content dan moisture absorption, dan

ketahanan pelipatan.

Uji organoleptis

Pengamatan visual sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen yang dihasilkan secara

keseluruhan berwarna bening tidak berwarna, jernih, dan halus. Namun pada BF3, formula

F2, dan formula F3 terdapat gelembung. Gelembung tersebut muncul akibat pengadukan

menggunakan stirrer yang menyebabkan adanya udara yang masuk.

Uji keseragaman bobot

Sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen yang dihasilkan memenuhi kriteria

(coefficient of variation) CV yang ditentukan oleh British Pharmacopoeia, (1993) yaitu

kurang dari 10% (Tabel II). Hal tersebut artinya pengeringan sediaan sudah optimal

sehingga sediaan yang dihasilkan memiliki bobot yang seragam. Uji statistik yang

dilakukan menyatakan bahwa bobot antar formula sediaan tidak berbeda. Pada basis, bobot

BF1 berbeda dibandingkan kedua basis lainnya.

Uji ketebalan

Ketebalan yang diharapkan pada sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen adalah 0,5

mm. Semua formula sediaan telah memenuhi kriteria, sedangkan basis sediaan memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

8

Tab

el I

I. H

asil

evalu

asi

sif

at f

isik

a k

imia

hyd

roco

lloid

matr

ix i

bupro

fen

Sediaan

Minggu

ke-

Org

an

ole

pti

s K

eser

aga

man

bob

ot

(% C

V)

Ket

e-

bala

n

(mm

)

pH

laru

tan

sed

iaan

%

Mois

ture

con

ten

t

( ±

SD

)

%

Mois

ture

ab

sorp

tion

( ±

SD

)

Kec

epata

n

pen

yer

ap

an

lem

bab

(g/j

am

)

Ket

a-

han

an

pel

ipata

n

Kes

eraga

man

kan

du

ngan

P

ele

pasa

n

ob

at

(DE

360

±

SD

) W

arn

a

Kej

ern

ihan

K

ehalu

san

C

V (

%)

%

kan

du

nga

n o

bat

BF

1

0

Tid

ak

ber

war

na

Jern

ih

Halu

s 6,1

0

0,6

0

6,8

7

10,1

9 ±

0,0

07

19,2

5 ±

0,0

19

0,0

0043 ±

0,0

0003

67

- -

BF

2

0

Tid

ak

ber

war

na

Jeri

h

Halu

s 7,2

1

0,6

5

6,8

2

10,0

2 ±

0,0

05

17,4

4 ±

0,0

19

0,0

0040 ±

0,0

0005

68

- -

BF

3

0

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 7,3

6

0,6

3

6,8

3

10,1

6 ±

0,0

15

9,8

4 ±

0,0

16

0,0

0014 ±

0,0

0005

110

- -

F1

0

Tid

ak

ber

war

na

Jern

ih

Halu

s 9,8

4

0,5

0

6,7

0

12,3

6 ±

0,0

15

14,8

8 ±

0,0

25

0,0

0021 ±

0,0

0005

25

15,7

8

77,3

0 ±

8,7

3

88,8

6 ±

2,0

0

4a

Tid

ak

ber

war

na

Jern

ih

Halu

s 25,6

0*

0,3

8

7,1

0

13,4

6 ±

0,0

51**

11,8

6 ±

0,0

23*

0,0

0016 ±

0,0

0007

23

14,0

6

56,2

1 ±

7,9

0**

4b

Tid

ak

ber

war

na

Jern

ih

Halu

s 16,9

2*

0,4

9

6,7

0

11,9

8 ±

0,0

09**

5,4

8 ±

0,0

10*

0,0

0127 ±

0,0

0018

70

7,8

8

102,2

4 ±

8,0

6*

F2

0

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 9,0

4

0,5

0

6,7

1

9,1

8 ±

0,0

23

15,4

8 ±

0,0

13

0,0

0031 ±

0,0

0002

44

15,0

3

85,2

4 ±

13,7

1

66,1

9 ±

7,5

2

4a

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 11,4

0*

0,4

9

7,1

0

10,7

7 ±

0,0

06**

11,5

9 ±

0,0

10*

0,0

0021 ±

0,0

0003

30

2,7

8

89,3

1 ±

2,4

9**

4b

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 9,2

2*

0,5

0

6,8

0

11,4

4 ±

0,0

07*

4,5

4 ±

0,0

07*

0,0

0154 ±

0,0

0020

189

11,6

9

88,2

3 ±

10,3

1**

F3

0

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 8,4

2

0,5

0

6,7

4

8,2

4 ±

0,0

09

14,5

8 ±

0,0

11

0,0

0033 ±

0,0

0003

49

5,1

8

87,3

4 ±

4,5

2

63,9

2 ±

9,5

4

4a

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 9,2

9*

0,5

0

7,0

0

10,5

5 ±

0,0

04**

10,7

6 ±

0,0

09*

0,0

0020 ±

0,0

0003

36

38,4

1

67,6

5 ±

25,9

9**

4b

Tid

ak

ber

war

na

Ada

gele

mbu

ng

H

alu

s 13,8

4*

0,5

2

6,8

0

11,3

4 ±

0,0

13**

6,6

4 ±

0,0

12*

0,0

0165 ±

0,0

0027

125

20,6

8

75,2

3 ±

15,5

6**

Ket

eran

gan:

a=dala

m s

uhu 3

7°C

; b=

dala

m s

uhu 4

5°C

; *=

hasi

l u

ji s

tati

stik

sta

bil

itas

ber

bed

a (p

-valu

e<0,0

5);

**=

hasi

l u

ji s

tati

stik

sta

bil

itas

tid

ak b

erbed

a

(p-v

alu

e≥0,0

5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

9

ketebalan yang lebih dari yang diharapkan (Tabel II). Dari hasill uji yang didapat,

ditemukan hubungan antara ketebalan dengan nilai persentase moisture content. Nilai

persentase moisture content basis relatif lebih tinggi dibandingkan dengan formula. Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai persentase moisture content maka

sediaan semakin tebal.

Uji pH larutan sediaan

Nilai pH larutan sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen yang dihasilkan dapat

diterima pada rentang yaitu 4-7,4 (Tabel II). Nilai tersebut merupakan pH yang dapat

diterima oleh kulit normal manusia.

Uji persentase moisture content

Peningkatan persen moisture content berhubungan dengan peningkatan viskositas

matriks, semakin besar HPMC maka rantai polimer yang terbentuk semakin banyak dan

rapat, yang memperlambat penguapan air Pudyastuti et al., (2014). Nilai persen yang

didapat menunjukkan berapa banyak lembab yang dimiliki sediaan. Urutan persen

moisture content dari yang tertinggi pada basis adalah B1>B3>B2, sedangkan pada

formula F1>F2>F3 (Tabel II). Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut

diduga disebabkan karena kondisi lingkungan penyimpanan dan kemampuan penyerapan

air oleh silika dalam desikator yang kurang dapat dikendalikan.

Uji persentase moisture absorption

Nilai persen moisture absorption menunjukkan banyaknya lembab yang dapat

diserap oleh hydrocolloid matrix ibuprofen. Apabila semakin tinggi konsentrasi polimer

maka sediaan semakin lembab, sehingga semakin sedikit lembab yang dapat diserap oleh

sediaan tersebut. Urutan persen moisture absorption dari yang tertinggi pada basis adalah

BF1>BF2>BF3, sedangkan pada formula F2>F1>F3, dengan kecepatan penyerapan

lembab pada basis BF1>BF2>BF3 dan pada formula F3>F2>F1 (Tabel II). Semakin besar

nilai kecepatan penyerapan lembab artinya semakin cepat sediaan menyerap lembab. Hasil

pada basis telah sesuai dengan teori, sementara pada formula tidak. Hal tersebut diduga

disebabkan starting point sediaan yang berbeda saat uji, dikarenakan sediaan yang

digunakan adalah sediaan yang telah melalui uji persentase moisture content, di mana uji

ini dilakukan berturutan.

Uji ketahanan pelipatan

Uji ini dilakukan untuk melihat efisiensi dari plasticizer dan juga efek perbedaan

konsentrasi polimer pada sediaan Shirsand et al., (2012). Hasil (Tabel II) menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

10

ketahanan pelipatan sediaan kurang akibat kurangnya penambahan plasticizer sehingga

nilai ketahanan pelipatan yang didapatkan kecil. Dari hasil yang didapat, ditemukan

hubungan yang linear antara ketahanan pelipatan dengan ketebalan dan nilai persentase

moisture content. Ketebalan basis lebih tebal dan nilai persentase moisture content basis

relatif lebih besar jika dibandingkan dengan formula. Hal tersebut menunjukkan semakin

tebal dan tinggi nilai persentase moisture content maka nilai ketahanan pelipatan akan

semakin besar. Hal tersebut ditunjukkan pula pada data uji stabilitas minggu ke-empat

pada suhu 45ºC, dimana formula menunjukkan peningkatan nilai ketahanan pelipatan

dengan nilai persentase moisture content yang semakin besar pula.

Evaluasi sifat kimia

Evaluasi sifat kimia yang dilakukan meliputi uji keseragaman kandungan obat dan

uji pelepasan obat secara in vitro.

Pembuatan kurva baku ibuprofen

Dari pengukuran larutan seri baku ibuprofen, didapatkan panjang gelombang

maksimum ada pada 224 nm. Persamaan linear yang dihasilkan adalah y=0,0404x–0,0053

dengan nilai linearitas r=0,9996. Linearitas dari kurva baku yang dihasilkan mendekati 1,

maka hubungan kenaikan kadar dengan absorbansi sudah proporsional. Dari kurva baku

didapat pula nilai LOD sebesar 0,1875 µg

/mL dan nilai LOQ sebesar 0,5683 µg

/mL.

Uji keseragaman kandungan obat

Hasil uji keseragaman kandungan obat ditunjukkan dengan kandungan obat yang

terukur kembali dari sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen. Secara perhitungan dari

ibuprofen yang ditambahkan saat pembuatan, kandungan obat pada sediaan berurutan dari

F1, F2 dan F3 adalah 693,761 µg; 669,217 µg; dan 695,347 µg. Hasil uji keseragaman

kandungan ditunjukkan dari nilai persen perolehan kembali kandungan obat dari F1, F2

dan F3 dan juga ditunjukkan dengan nilai CV (Tabel II).

Menurut British Pharmacopoeia, (2009), sediaan ibuprofen yang memenuhi

kriteria memiliki nilai persen perolehan kembali kandungan obat 95-105%. Hasil persen

perolehan kembali kandungan obat yang didapat tidak sesuai dengan kriteria tersebut,

artinya ibuprofen dalam sediaan tidak terdistribusi merata. Selain itu, hasil nilai CV yang

didapatkan menunjukan seluruh formula masih memiliki nilai CV yang besar, artinya

sediaan tidak homogen. Hal tersebut dapat dikarenakan pencampuran yang kurang

homogen dalam pembuatan sediaan sehingga menyebabkan senyawa aktif obat tidak

merata diseluruh permukaan sediaan. Pembuatan sediaan yang tidak utuh, dimana sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

11

Gambar 2. Kurva persen pelepasan obat vs waktu

jadi masih harus dicetak kembali dalam ukuran yang kecil, juga meningkatkan resiko

ketidakseragaman kandungan obat. Hal tersebut dikarenakan terdapat migrasi dari bahan

aktif saat pengeringan serta laju pengeringan yang tidak sama pada setiap titiknya,

sehingga ketika dicetak menjadi ukuran kecil kandungan obat dalam tiap sediaanya dapat

berbeda.

Uji pelepasan obat secara in vitro

Uji ini dilakukan untuk melihat kecepatan disolusi obat dalam suatu medium.

Digunakan membran Milipore untuk menggambarkan kulit dan digunakan larutan aseptor

berupa PBS pH 6,4 yang menggambarkan kondisi kulit luka. Dari uji ini didapatkan nilai

dissolution efficiency (DE) pada waktu 360 menit. Semakin besar nilai DE maka pelepasan

obat semakin baik. Formula F1 memiliki pelepasan obat yang paling baik, diikuti formula

F2 dan F3 (Tabel II). Hal ini menunjukkan, semakin tinggi konsentrasi polimer, semakin

lambat pelepasan obat karena matriks dalam sediaan semakin rapat (Pudyastuti et al.,

2014). Selain itu, semakin tinggi konsentrasi polimer maka waktu yang dibutuhkan untuk

mengembang semakin lama dan viskositasnya setelah larut oleh air juga semakin tinggi,

hal tersebut menyebabkan difusi obat semakin lama. DE yang didapatkan dalam waktu 6

jam belum mencapai 100%. Hal tersebut dapat dikarenakan sediaan memiliki ketebalan

yang cukup besar serta dikarenakan dosis yang tidak mencapai 100% karena sediaan

kurang homogen. Persentase pelepasan obat tiap formula dibanding waktu ditunjukkan

pada Gambar 2.

Uji iritasi akut dermal

Uji iritasi akut dermal dilakukan dengan subjek uji berupa kelinci albino jantan.

Uji iritasi ini hanya menggunakan basis sediaan Shirsand et al., (2012). Hasil uji

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

0 100 200 300 400

% P

elep

asan

Obat

Waktu (menit)

F1

F2

F3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

12

Tabel III. Hasil uji iritasi basis hydrocolloid matrix

Jam ke- Kelinci

ke-

Eritema Udema

BF1 BF2 BF1 BF2 BF3 BF3

24

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

48

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

72

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Indeks Iritasi

Primer 0

Kesimpulan Semua basis tidak mengiritasi

menunjukkan bahwa basis sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen memberikan hasil negatif

dengan indeks iritasi primer bernilai 0 (Tabel III). Menurut International Standar ISO

10993-10, (2002), indeks iritasi primer bernilai 0 menunjukkan bahwa iritasi sangat ringan.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa basis sediaan ini tidak menimbulkan iritasi

apabila diaplikasikan pada kulit. Tidak dilakukan uji iritasi akut dermal, pada sediaan

hydrocolloid matrix ibuprofen. Hal tersebut dikarenakan sediaan telah mengandung bahan

aktif yang memiliki mekanisme anti-inflamasi dengan penghambatan enzim COX-2

(Rainsford, 2009), sehingga penambahannya pada basis tidak menimbulkan iritasi apabila

diaplikasikan pada kulit.

Uji stabilitas

Uji stabilitas dilakukan selama 1 bulan dalam kondisi suhu 37°C dan 45°C.

Penentuan stabilitas sediaan dilakukan dengan uji statistik. Hasil yang didapat

menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan sifat fisika dan kandungan obat pada

masa penyimpanan. Kondisi tersebut tidak mempengaruhi ketebalan sediaan, namun

mempengaruhi organoleptis yaitu menjadi lebih kering, pH yang menjadi semakin basa

dan ketahanan pelipatan yang semakin elastis karena sediaan semakin kering. Uji statistik

(Tabel II) menunjukkan kondisi tersebut mempengaruhi keseragaman bobot, moisture

content, dan moisture absorption. Sementara pada kandungan obat, uji statistik hanya

menunjukkan perbedaan pada formula F1 dalam kondisi suhu 45°C. Namun, hal tersebut

diduga bukan merupakan akibat dari kondisi penyimpanan namun dikarenakan kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

13

obat yang tidak homogen. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa dalam kondisi suhu

tersebut, sediaan stabil secara kimia namun tidak stabil secara fisika.

Penentuan formula optimal

Hasil uji formula yang didapatkan dalam penelitian ini diuji secara statistik untuk

menunjukkan ada tidaknya perbedaan. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan

pada nilai persentase moisture content dan tidak terdapat perbedaan pada keseragaman

kandungan obat dan keseragaman bobot, persentase moisture absorption, dan pelepasan

obat (nilai DE). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua formula dapat dipilih menjadi

formula yang optimal. Sesuai dengan prioritas hasil uji yang telah ditentukan untuk

memilih formula optimal, formula yang dipilih adalah F1 dengan hasil uji: DE 88,86%;

CV keseragaman kandungan obat 15,78% dan keseragaman bobot 9,84%; memiliki nilai

persentase moisture content 12,36% dan moisture absorption 14,88%; ketebalan 0,5 mm;

pH larutan sediaan 6,70; nilai ketahanan pelipatan 25; steril; tidak berwarna, jernih, dan

halus; dan stabil secara kimia. Kelebihan F1 adalah memiliki nilai DE yang paling tinggi

artinya pelepasan obatnya paling baik; memiliki nilai persentase moisture content dan

moisture absorption yang baik sehingga dapat menyerap eksudat dengan maksimal;

merupakan sediaan yang steril, sesuai dengan kriteria sediaan penyembuh luka; dan

memiliki penampakan fisik yang baik.

Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen

F1 yang dipilih menjadi formula optimal kemudian diujikan pada subjek uji tikus.

Dosis obat yang terkandung dalam sediaan telah terbukti dapat menyembuhkan luka

diabetes dalam penelitian (Tunggal, 2016). Subjek uji tikus diamati setiap hari untuk

memantau penutupan luka dan dihitung persen penutupan luka menggunakan software

Image J. Setelah sembuh (penutupan luka 100%), dihitung lama waktu penyembuhan luka

dalam hari (Tabel IV), kemudian kulit tikus diambil untuk diuji histopatologi.

Hasil uji statistik antara kecepatan penyembuhan luka pada tikus normal dan

diabetes menunjukkan tidak adanya perbedaan. Dapat disimpulkan bahwa hydrocolloid

matrix ibuprofen dapat mempercepat penyembuhan luka diabetes menjadi sama dengan

luka normal. Uji statistik menunjukkan pula, bahwa rata-rata kecepatan penyembuhan luka

dengan hydrocolloid matrix ibuprofen sama dengan atau lebih cepat namun tidak

signifikan dibandingkan dengan kontrol luka. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor yang

tidak terkendali yaitu perilaku subjek uji tikus yang dapat melepas sediaan yang

diaplikasikan, sehingga luka tidak terobati maksimal, selain itu terdapat pula kadar gula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

14

Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi

Tikus normal Tikus diabetes

Kontrol Lapisan epidermis tipis, jaringan granulasi

masih luas, serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

ikat belum terbentuk, terdapat pembuluh darah,

menunjukkan penyembuhan luka mencapai fase

proliferasi.

Lama waktu penyembuhan: 15 ± 1,00 hari

Kontrol Lapisan epidermis tipis, jaringan granulasi

masih luas, serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

ikat belum terbentuk, terdapat pembuluh darah

menunjukkan penyembuhan luka mencapai fase

proliferasi.

Lama waktu penyembuhan: 16 ± 0,58 hari

BF1 Lapisan epidermis tebal, jaringan granulasi

masih luas, serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

ikat telah terbentuk dan rapat, terdapat pembuluh

darah, menunjukkan penyembuhan luka mencapai

fase remodeling.

Lama waktu penyembuhan: 15 ± 2,08 hari

BF1 Lapisan epidermmis tebal, jaringan granulasi

masih luas, serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

ikat mulai terbentuk, terdapat pembuluh darah,

menunjukkan penyembuhan luka mencapai fase

remodeling.

Lama waktu penyembuhan: 15 ± 1,00 hari

F1 Lapisan epidermis cukup tebal, jaringan

granulasi sangat sedikit, serat kolagen telah

terbentuk teratur, jaringan ikat telah terbentuk dan

rapat, terdapat pembuluh darah, menunjukkan

penyembuhan luka mencapai fase remodeling.

Lama waktu penyembuhan: 15 ± 1,53 hari

F1 Lapisan epidernis tebal, jaringan granulasi masih

luas, serat kolagen mulai terbentuk, jaringan ikat

mulai terbentuk, terdapat pembuluh darah,

menunjukkan proses penyembuhan luka mencapai

tahap remodeling.

Lama waktu penyembuhan: 14 ± 1,00 hari

Bagian-bagian struktur kulit sehat tikus (tanpa jaringan granulasi karena tidak mengalami proses luka)

Keterangan: 1 = lapisan epidermis; 2 = jaringan granulasi; 3 = serat kolagen; 4 = pembuluh darah; 5 = inti

sel; 6 = jaringan ikat; Kontrol: kulit tikus luka tanpa perlakuan; BF1: kulit tikus luka dengan perlakuan

pemberian BF1; F1: kulit tikus luka dengan perlakuan pemberian F1

6

5

4

3

1

3

2

1 6

4

5

1 2

3

4

5 6

1

2

3 4

5 6

1 2

3 4 5

6

1 2

3 4

5

6

1

2

3

4

5 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

15

darah tikus diabetes yang telah turun sebelum tikus dieutanasia. Kandungan obat yang

tidak homogen dengan nilai kurang dari 100% dosis sebenarnya yang menyebabkan nilai

DE belum maksimal, dapat juga menjadi faktor pengaruh penyembuhan luka tikus. Faktor

lain adalah besar luka eksisi yang dibuat masih relatif kecil sehingga perbedaan

penyembuhan lukanya belum cukup terlihat.

Uji histopatologi

Induksi berlebih dari enzim MMP-9 oleh PGE2 menyebabkan penyembuhan luka

terhambat. Hal tersebut terjadi akibat adanya kerusakan seluler yang mencegah

terbentuknya fibroblas untuk membuat matriks ekstraseluler dan keratinosit dalam jumlah

yang cukup untuk mengepitalisasi luka, yang menyebabkan adanya penurunan

pembentukan dan pengaturan dari jaringan kolagen. Meskipun begitu, keberadaan MMP-9

tetap dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk mengontrol angiogenesis, proliferasi

jaringan, dan keteraturan matriks ekstraseluler di fase remodelling.

Hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa formula F1 dapat mengobati

luka pada tikus normal dan diabetes lebih baik dibandingkan BF1 dan kontrol, ditunjukkan

dengan struktur kulit yang lebih menyerupai struktur kulit normal tanpa luka (Tabel IV.).

Terdapat perbedaan yang jelas dimana pada luka tikus normal serat kolagen yang terbentuk

lebih banyak daripada pada luka tikus diabetes. Hal tersebut adalah akibat dari adanya

ekspresi MMP-9 yang memperlambat proses penyembuhan pada luka tikus diabetes. Hasil

uji histopatologi menunjukkan bahwa hydrocolloid matrix ibuprofen telah dapat mengobati

luka tikus hingga mencapai fase remodelling, baik pada tikus normal maupun tikus

diabetes. Hal tersebut menunjukkan bahwa hydrocolloid matrix ibuprofen telah mampu

mempercepat penyembuhan luka pada tikus diabetes menjadi sama dengan tikus normal,

serta memberikan hasil penyembuhan luka yang lebih baik.

KESIMPULAN

Peningkatan konsentrasi HPMC terbukti berpengaruh terhadap sifat fisika kimia

dan stabilitas hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen. Seluruh sediaan

memenuhi kriteria baik secara fisika maupun kimia. Konsentrasi HPMC sebesar 8,75%

pada F1 dipilih sebagai formula optimal karena merupakan sediaan yang memiliki nilai DE

88,86%; CV keseragaman kandungan obat 15,78% dan keseragaman bobot 9,84%;

persentase kandungan obat 77,2978%; memiliki nilai persentase moisture content 12,36%

dan moisture absorption 14,88%; ketebalan 0,5 mm; pH larutan sediaan 6,70; nilai

ketahanan pelipatan 25; steril; tidak berwarna, jernih, dan halus; dan stabil secara kimia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

16

Uji aktivitas dan histopatologi menunjukkan bahwa sediaan dapat mempercepat

penyembuhan luka diabetes.

Saran bagi penelitian selanjutnya, dapat dilakukan optimasi pembuatan,

pencampuran dan pengeringan sediaan sehingga lebih homogen, uji persentase moisture

content dapat menggunakan climatic chamber supaya lingkungan (suhu dan kelembaban)

pada saat penyimpanan dapat lebih dikendalikan, dilakukan uji sterilitas pada formula

sediaan, dan biopsy punch yang digunakan dapat dipilih dengan diameter yang lebih besar

(7 mm) agar perbedaan lama penyembuhan luka dapat lebih terlihat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih ditujukan kepada PT. Erela dan PT. Sanbe Farma yang telah

membantu dalam penelitian ini, serta DP2M Dikti yang telah mendanai sebagian penelitian

ini.

DAFTAR PUSTAKA

10993-10; International Standar ISO, 2002. International Standar ISO 10993-10 -

Biological Evaluation of Medical Devices, Part 10 – Tests for Irritation and

delayed-type hypersensitivity.

7; Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2014. PerKBPOM No. 7 - Pedoman Uji Toksisitas

Nonklinik secara In Vivo. 25 (Juni).

Amjad, M., Ehtheshamuddin, M. & Chand, S., 2011. Formulation and evaluation of

transdermal patches of atenolol. Advance Research in Pharmaceuticals and

Biologicals, 1.

Boateng, J.S., Matthews, K.H., Stevens, H.N. & Eccleston, G.M., 2008. Wound healing

dressings and drug delivery systems: a review. Journal of pharmaceutical

sciences, 97, 2892-2923.

Brem, H. & Tomic-Canic, M., 2007. Cellular and molecular basis of wound healing in

diabetes. The Journal of clinical investigation, 117, 1219-1222.

British Pharmacopoeia, 1993. British Pharmacopoeia Addendum. London: Her Majesty’s

Stationery Office.

British Pharmacopoeia, 2009. British Pharmacopoeia. London: The Stationary Office.

El-Gendy, N., Abdelbary, G., El-Komy, M. & Saafan, A., 2009. Design and evaluation of a

bioadhesive patch for topical delivery of gentamicin sulphate. Current drug

delivery, 6, 50-57.

Fudholi, A., 2013. Disolusi & Pelepasan Obat In Vitro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garg, V., Singh, H. & Singh, S.K., 2014. Development and Validation of a Sensitive U.V.

Method for Piroxicam: Application for Skin Permeation Studies. International

Journal of Recent Scientific Research, 5, 980-983.

International Diabetes Federation, 2015. IDF Diabetes Atlas, 7 ed. Belgium: International Diabetes Federation.

Iervolino, M., Cappello, B., Raghavan, S. & Hadgraft, J., 2001. Penetration enhancement

of ibuprofen from supersaturated solutions through human skin. International

journal of pharmaceutics, 212, 131-141.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

17

Lopes, C.M., Sousa Lobo, J.M., Pinto, J.F. & Costa, P.C., 2007. Compressed matrix core

tablet as a quick/slow dual-component delivery system containing ibuprofen.

AAPS PharmSciTech, 8, E195-E202.

Madhulata, A. & Ravikiran, N., 2013. Formulation and Evaluation of Ibuporfen

Transdermal Patches. International Journal of Research in Pharmaceutical and

Biomedical Sciences, 4, 351-362.

Pubchem, 2016. Ibuprofen (Online),

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/ibuprofen#section=Top/ accessed 05

Juni 2016.

Pudyastuti, B., Nugroho, A.K. & Martono, S., 2014. Formulasi Matriks Transdermal

Pentagamavunon-0 dengan Kombinasi Polimer PVP K30 dan Hidroksipropil

Metilselulosa. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11, 44-49.

Rainsford, K., 2009. Ibuprofen: pharmacology, efficacy and safety.

Inflammopharmacology, 17, 275-342.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J. & Quinn, M., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6

ed. London: Pharmacutical Press.

Shirsand, S., Ladhane, G., Prathap, S. & Prakash, P., 2012. Design and evaluation of

matrix transdermal patches of meloxicam. RGUHS J Pharm Sci, 2, 58-65.

Shoaib, M.H., Tazeen, J., Merchant, H.A. & Yousuf, R.I., 2006. Evaluation of drug release

kinetics from ibuprofen matrix tablets using HPMC. Pakistan journal of

pharmaceutical sciences, 19, 119-124.

Singh, N., Armstrong, D.G. & Lipsky, B.A., 2005. Preventing foot ulcers in patients with

diabetes. Jama, 293, 217-228.

Thu, H.-E., Zulfakar, M.H. & Ng, S.-F., 2012. Alginate based bilayer hydrocolloid films as

potential slow-release modern wound dressing. International journal of

pharmaceutics, 434, 375-383.

Tiwari, S.B. & Rajabi-Siahboomi, A.R., 2008. Modulation of Drug Release from

Hydrophilic Martrices. Advancing Process Solutions: Pharmaceutical

Technology, 1-8.

Toshkhani, S., Shilakari, G. & Asthana, A., 2013. Advancements in Wound Healing

Biodegradable Dermal Patch Formulation Designing. Inventi Rapid: Pharm Tech.

Tunggal, I., 2016. Optimasi Kadar Ibuprofen Dalam Sediaan Hidrogel Diabetic Wound

Healing pada Luka Tikus Diabetes. Universitas Sanata Dharma.

Uslu, İ. & Aytimur, A., 2012. Production and characterization of poly (vinyl alcohol)/poly

(vinylpyrrolidone) iodine/poly (ethylene glycol) electrospun fibers with

(hydroxypropyl) methyl cellulose and aloe vera as promising material for wound

dressing. Journal of Applied Polymer Science, 124, 3520-3524.

Yen, J.-H., Khayrullina, T. & Ganea, D., 2008. PGE2-induced metalloproteinase-9 is

essential for dendritic cell migration. Blood, 111, 260-270.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Penelitian

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu keadaan darurat kesehatan

global terbesar pada abad ke 21 ini. International Diabetes Federation (IDF) pada

tahun 2015 menyatakan, jumLah total penderita DM di dunia mencapai 415 juta

penderita. Indonesia memiliki prevalensi penyakit diabetes sebesar 6,2% pada

tahun 2015 (IDF, 2015). Peningkatan populasi penderita DM akan berdampak

pada peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi kronis DM,

dimana sebanyak 15-25% penderita DM akan mengalami ulkus kaki diabetik

dalam hidup mereka (Singh, Armstrong, & Lipsky, 2005), dan diantaranya 84%

penderita mengalami amputasi kaki (Brem & Tomic-Canic, 2007).

DM berhubungan dengan kerusakan seluler yang mencegah terbentuknya

fibroblas untuk membuat matriks ekstraseluler dan keratinosit dalam jumLah yang

cukup untuk mengepitalisasi luka (Hamed et al., 2014), yang menyebabkan

adanya penurunan pembentukan dan pengaturan dari jaringan kolagen (Asai et al.,

2012). Kandungan kolagen pada kulit akan menurun sebagai hasil dari

menurunnya biosintesis dan atau degradasi yang dipercepat pada kolagen yang

baru disintesis (Gutierrez, 2006). Kolagen dapat didegradasi oleh matrix

metalloproteinases (MMPs). Kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan ekspresi

dari MMP-9 (McLennan, Min, & Yue, 2008). Penghambatan induksi MMP-9

diharapkan mampu mempercepat proses penyembuhan luka bagi penderita

diabetes (Asai et al., 2012; Gutierrez, 2006; Hamed et al., 2014; McLennan et al.,

2008).

Ibuprofen merupakan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

derivat asam propionat (Bushra & Aslam, 2010). Prinsip farmakodinamik dari

ibuprofen yang terlibat dalam mengatur reaksi nyeri akut, demam, dan inflamasi

akut, adalah penghambatan dari siklooksigenase (COX) 1 dan COX-2 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

19

memproduksi prostaglandin (PGE2) pada inflamasi dan nyeri (Rainsford, 2009).

Adanya PGE2 dapat secara signifikan meningkatkan regulasi ekspresi MMP-9

(Yen, Khayrullina, & Ganea, 2008). Ibuprofen berpotensi mempercepat

penyembuhan luka kronis pada penderita DM dengan mekanisme penghambatan

COX-2 yang menyebabkan turunnya produksi PGE2 sehingga ekspresi MMP-9

juga menurun (Asai et al., 2012; Rainsford, 2009; Yen et al., 2008). Pada

penelitian Patricia (2015), ibuprofen dengan konsentrasi 5% dalam sediaan sudah

memiliki aktivitas penghambatan enzim siklooksigenase.

Wound dressing atau pembalut luka menjadi hal yang penting dalam

perawatan luka. Fungsi dari pembalut luka adalah untuk membuat luka tetap

kering dengan mengeluarkan eksudat dari luka dan mencegah masuknya bakteri

yang berbahaya ke dalam luka. Lingkungan luka yang lembab juga

memungkinkan terjadinya penyembuhan luka yang cepat (Boateng, Matthews,

Stevens, & Eccleston, 2008). Dalam memilih pembalut luka bagi ulkus kaki

diabetik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu adanya eksudat yang

harus dikontrol sehingga mencegah luka menjadi basah, adanya bau karena

infeksi, harus nyaman dan diterima oleh pasien saat digunakan, serta tidak

menimbulkan rasa sakit apapun, terutama saat penggantian pembalut luka (Hilton,

Williams, Beuker, Miller, & Harding, 2004).

Hydrocolloid matrix merupakan sediaan pembalut luka yang diperoleh

dari bahan koloidal (agen pembentuk gel) yang dikombinasikan dengan bahan lain

seperti elastomer dan adhesif. Hydrocolloid matrix dapat digunakan pada luka

eksudat ringan hingga moderat, dan juga pada pengelolaan ulkus kaki (Boateng et

al., 2008). Pembuatan hydrocolloid matrix dengan bahan aktif ibuprofen akan

memberikan lingkungan yang lembab pada luka sehingga proses penyembuhan

luka dapat berjalan dengan baik dan optimal, serta sebagai sarana pengobatan

yang cocok untuk penanganan ulkus kaki diabetik (Boateng et al., 2008; Hilton et

al., 2004; Seaman, 2002).

Pembalut luka modern kebanyakan terbuat dari polimer yang berfungsi

sebagai pembawa untuk melepaskan dan menghantarkan obat ke tempat luka

(Boateng et al., 2008). Kebanyakan pembalut luka menggunakan polimer sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

20

basis dikarenakan polimer dapat membantu dalam melindungi luka dari

mikroorganisme, menyerap eksudat, dan meningkatkan penampilan fisik sediaan

(Kataria, Gupta, Rath, Mathur, & Dhakate, 2014).

Penelitian terkait formulasi ibuprofen dengan polimer sebagai pembawa

telah banyak dilakukan. Penelitian (Madhulata & Ravikiran, 2013) menemukan

perbandingan optimal polimer Chitosan dan HPMC dalam formulasi sediaan

transdermal ibuprofen yaitu 75:25. Sementara dalam penelitian (Thu, Zulfakar, &

Ng, 2012) menggunakan polimer Natrium Alginat dan Gelatin dalam formulasi

sediaan pembalut luka hydrocolloid dengan perbandingan 3:2.

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) atau hypromellose merupakan

polimer yang biasa digunakan dalam formulasi sediaan oral, optalmik, nasal, dan

juga topikal (Rowe, Sheskey, & Quinn, 2009). HPMC sering digunakan sebagai

agen pengental, penstabil, pengemulsi, penampung air, film-forming, yang penting

pada preparasi bahan pembalut luka (Uslu & Aytimur, 2012). Sebagai agen film-

forming, konsentrasi HPMC yang dibutuhkan adalah 2-20% b/b (Rowe et al.,

2009). HPMC dapat digunakan sebagai polimer yang mengontrol laju pelepasan

obat dan juga sebagai agen penstabil (Amjad, Ehtheshamuddin, & Chand, 2011).

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi konsentrasi HPMC untuk

mengetahui formula yang paling optimal pada sediaan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing dengan bahan aktif ibuprofen, agar dapat tercapai efek

terapetik obat maksimal dalam durasi yang lebih lama dan pelepasan obat yang

lebih terkontrol.

1.2. Rumusan Masalah

a. Berapa konsentrasi HPMC optimal pada hydrocolloid matrix diabetic

wound healing dengan bahan aktif ibuprofen?

b. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat dan

stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing

ibuprofen?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

21

1.3. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui konsentrasi HPMC optimal pada sediaan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing dengan bahan aktif ibuprofen.

b. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat dan

stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing

ibuprofen.

1.4. Urgensi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan hydrocolloid

matrix ibuprofen sebagai sediaan diabetic wound healing yang dapat

mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes sehingga angka kejadian

amputasi akibat ulkus kaki diabetik dapat menurun.

1.5. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

ilmu kefarmasian di Indonesia yang berkaitan dengan diabetes, khususnya bagi

penanganan luka diabetes yang berpotensi menjadi ulkus kaki diabetik, dengan

sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen untuk mempercepat proses penyembuhan

luka.

1.6. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan konsentrasi

polimer HPMC optimal dalam hydrocolloid matrix ibuprofen yang mampu

mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes serta pengaruh polimer

HPMC terhadap sifat dan stabilitas fisika dan kimia hydrocolloid matrix

ibuprofen.

1.7. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

perkembangan ilmu kefarmasian, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

22

formulasi ibuprofen sebagai diabetic wound healing untuk mempercepat

penyembuhan luka diabetes terutama dalam pencegahan terjadinya amputasi

akibat ulkus kaki diabetik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan bagi

penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara ilmiah mengenai daya

penyembuhan luka oleh sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen dengan formula

yang paling optimal sebagai diabetic wound healing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

23

BAB 2. PENELAAHAN PUSTAKA

2.1 Luka

Luka didefinisikan sebagai kerusakan atau gangguan pada struktur dan

fungsi normal dari anatomi. Luka dapat digolongkan mulai dari kerusakan

sederhana pada integritas epitelial pada kulit, hingga yang lebih dalam, yaitu

mencapai jaringan subkutan dengan kerusakan pada struktur lain seperti urat, otot,

pembuluh, saraf, organ parenkim, hingga tulang (Velnar, Bailey, & Smrkolj,

2009).

Penyembuhan luka adalah proses biologikal normal dalam tubuh manusia,

yang tercapai melalui 4 fase yang tepat dan terprogram yaitu: hemostasis,

inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Supaya luka dapat sembuh total, keempat

fase tersebut harus terjadi pada urutan dan jangka waktu yang tepat (Guo &

DiPietro, 2010).

Pada fase koagulasi atau hemostasis terjadi agregasi platelet, yang

menyebabkan terbentuknya benang-benang fibrin serta dapat mengaktifkan

makrofag dan fibroblas menuju tempat cedera. Kemudian, pada fase inflamasi

terjadi fagositosis jaringan yang rusak dan mikroorganisme oportunistik. Sel

inflamasi kemudian akan mensekresi sitokin yang mengatur pengambilan sel

inflamasi menuju tempat cedera dan mendorong migrasi sel yang dibutuhkan

untuk fase penyembuhan luka selanjutnya (Hamed et al., 2014).

Fase proliferasi melibatkan epitalisasi, fibroplasia, angiogenesis dan

kontraksi. Matriks darurat akan ditempati oleh fibroblas yang kemudian akan

mensintesis kolagen. Pembentukan jaringan granulasi ini menyebabkan epitalisasi

dan penutupan dari luka. Fase terakhir yaitu remodeling, melibatkan penghentian

dari proses inflamasi dan pembentukan bekas luka, pemulihan morfologi jaringan

normal dan pengaturan kembali matriks kolagen pada garis ketegangan kulit. Sel

yang sudah tidak digunakan pada penyembuhan luka juga akan dihilangkan

dengan apoptosis (Hamed et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

24

2.2 Penyembuhan Luka Penderita Diabetes

Luka yang sulit sembuh adalah permasalahan klinis utama pada pasien

penderita diabetes dan hal tersebut menyebabkan terjadinya amputasi. Rendahnya

penyembuhan pada luka diabetes disebabkan oleh adanya gangguan angiogenesis

dan vasukulogenesis (Gallagher et al., 2007). Penundaan penyembuhan luka

diabetes juga disebabkan oleh meningkatnya apoptosis, inflitrasi selular yang

tertunda, penurunan angiogenesis, dan penurunan pembentukan dan pengaturan

dari jaringan kolagen (Asai et al., 2012). Kombinasi kerusakan neurovaskular dan

selular yang bergabung dengan efek dari tekanan dan gesekan pada kulit, juga

merupakan penyebab berkembangnya ulkus diabetik kronis (Hamed et al., 2014).

DM adalah kondisi yang berkaitan dengan variasi abnormalitas jaringan.

Kandungan kolagen dalam kulit akan menurun sebagai hasil dari menurunnya

biosintesis dan atau meningkatnya degradasi dari kolagen yang baru disintesis.

(Gutierrez, 2006). DM mengganggu ekspresi dan aktivasi dari enzim matrix

metalloproteinases (MMPs), yang merupakan kelompok enzim yang bertanggung

jawab dalam degradasi matrik ekstraseluler (McLennan et al., 2008).

Kadar gula yang tinggi secara tidak langsung akan mempengaruhi MMPs

dengan pembentukan Advanced Gylycation End Products (AGEs) yang akan

terakumulasi selama kondisi hiperglikemia yang berkepanjangan. Jalur tersebut

dapat mempengaruhi penyembuhan luka dengan meningkatkan inflamasi dan

degan demikian mempengaruhi remodelling matriks ekstraseluler. Kadar gula

yang tinggi akan meningkatkan MMP-9 yang terlibat dalam beberapa aksi pro-

inflamasi. Aksi MMP-9 akan meningkatkan aktivitas sitokin dan memungkinkan

terjadinya respon inflamasi. Oleh sebab itu, waktu dari respon inflamasi akan

terpengaruhi yang membawa pada penyembuhan luka yang buruk (McLennan et

al., 2008).

2.3 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan salah satu obat analgesik-anti piretik-anti inflamasi

yang sering digunakan di masa ini. Ibuprofen digunakan untuk meredakan gejala

dari nyeri akut, inflamasi dan demam. Ibuprofen merupakan obat yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

25

tingkat toksisitas rendah dan sangat jarang dihubungkan dengan kematian akibat

kecelakaan atau kesengajaan pengonsumsian atau adanya reaksi yang merugikan

(Rainsford, 2009).

Ibuprofen memiliki bobot molekul 206,28082 g/mol (Pubchem, 2015).

Titik leleh ibuprofen sebesar 77-78°C (Santa Cruz Biotechnology, 2016)

Ibuprofen memiliki nilai pKa sebesar 5,2 (Rainsford, 2015) dan nilai logP sebesar

3,97 (Pubchem, 2016). Ibuprofen sukar larut dalam air yaitu sebesar 21 mg/L,

namun dapat larut pada beberapa solven organik (Pubchem, 2016). Ibuprofen larut

dalam etanol, dengan kelarutan sebesar 25 mg/mL. Selain itu, ibuprofen juga larut

dalam klorofom (1:1), eter (1:2), aseton (1:1,5), larutan alkali hidroksida dan

karbonat, diklorometan, metanol (50 mg/mL), dan juga etil asetat (Santa Cruz

Biotechnology, 2016).

Gambar 1. Struktur Molekul Ibuprofen (Bushra & Aslam, 2010)

Ibuprofen merupakan obat golongan non-steroidal anti-inflammatory

drugs (NSAIDs) yang bekerja secara tidak selektif pada enzim cyclooxygenase-1

(COX-1) dan COX-2. Meskipun sifat anti inflamasinya lebih rendah dari NSAIDs

lainnya, ibuprofen memiliki kemampuan menonjol pada sifat analgesik dan anti

piretiknya. Penghambatan enzim COX oleh ibuprofen mengakibatkan

terhambatnya sistesis prostaglandin (PGE2). Prostaglandin memiliki peran

penting dalam memproduksi rasa nyeri, inflamasi, dan demam (Bushra & Aslam,

2010). Adanya PGE2 juga dapat secara signifikan meningkatkan regulasi ekspresi

MMP-9 (Yen et al., 2008).

2.4 Sediaan Penyembuh Luka

Penyembuhan luka yang efektif tergantung pada pengertian dari berbagai

faktor seperti tipe luka yang akan diobati, proses penyembuhan luka, kondisi

kesehatan pasian (misalnya pasien menderita diabetes), keadaan lingkungan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

26

sosial, serta sifat fisika kimia dari pembalut luka yang tersedia. Secara umum,

sifat fisika dari pembalut luka topikal adalah permeabilitas dari kelembaban,

afinitas cairan, penyerapan air, sifat reologi (kekuatan peregangan, elastisitas,

serta sifat kompresif dan bioadhesif (Boateng et al., 2008).

Sediaan penyembuh luka harus memiliki beberapa sifat. Sediaan

penyembuh luka harus dapat melindungi luka dari infeksi bakteri, mengontrol

kehilangan air dan mencegah dehidrasi, mengontrol permeabilitas oksigen dan

karbondioksida, mengabsorbsi eksudat, dan meningkatkan penyembuhan luka.

Sebagai tambahan, sediaan penyembuh luka harus mengandung bahan yang non-

toksik, non-imunogenik, fleksibel, tahan lama, dan nyaman ketika digunakan

(Kirker, Luo, Nielson, Shelby, & Prestwich, 2002).

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat banyak macam pembalut luka

yang memiliki target pada penyembuhan luka yang berbeda satu sama lain.

Pembalut luka tersebut dapat diklasifikasikan sesuai fungsi, bahan penyusun

sediaan, dan bentuk fisik dari sediaan. Kegunaan setiap jenis pembalut luka

tergantung pada tipe luka, keadaan kesehatan pasien, dan tahap proses

penyembuhan luka yang menjadi target (Kofuji et al., 2010).

2.5 Sediaan Hydrocolloid

Hydrocolloid matrix merupakan sediaan pengelola luka yang diperoleh

dari bahan koloidal (agen pembentuk gel) yang dikombinasikan dengan bahan lain

seperti elastomer dan adhesif. Sediaan ini sangat berguna secara klinis karena

dapat melekat pada sisi yang lembab maupun kering. Hydrocolloid matrix dapat

digunakan pada luka eksudat ringan hingga moderat, dan juga pada pengelolaan

ulkus kaki. Sediaan ini impermeabel terhadap uap air, namun dalam menyerap

eksudat luka terjadi perubahan fisik dengan pembentukan gel yang akan menutupi

luka. Sediaan ini akan menjadi lebih permeabel terhadap air dan udara dalam

wujud gel. Sediaan hydrocolloid matrix juga tidak menyebabkan rasa sakit saat

dilepaskan dari tempat luka (Boateng et al., 2008).

Material hydrocolloid pada sediaan didesain bersifat oklusif, dapat

menjebak eksudat dan juga dapat menghidrasi luka (Hilton et al., 2004). Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

27

sediaan hydrocolloid diaplikasikan pada luka ulkus, terjadi interaksi antara

substanti hidrokoloid dan eksudat luka, yang membentuk massa gel berwarna

kuning. Massa tersebut yang akan berkontribusi pada pembentukan lingkungan

yang lembab, memfasilitasi debridemen autolitik, pembentukan jaringan

granulasi, dan epitelisasi (Shai & Maibach, 2005).

Kelebihan dari sediaan hydrocolloid matrix adalah kemampuan pelekatan

(adhesivitas) sediaan pada luka. Selain itu, interaksinya dengan cairan eksudat

luka dapat membentuk gel protektif. Sediaan ini dapat mengisolasi luka,

occlusive, meningkatkan angiogenesis, mendukung debridemen autolitik,

melindungi dari infeksi sekunder, dan dapat diganti hingga 7 hari sekali,

tegantung dari jumLah eksudat yang sudah diserap. Sediaan hydrocolloid matrix

ini dapat digunakan pada luka yang lembab dan dapat digunakan pada ulkus

(Campton-Johnston & Wilson, 2001).

2.6 Hydroxypropyl Methylcellulose

Dalam preparasi sediaan untuk kulit, pembawa adalah hal yang paling

berpengaruh. Terdapat banyak macam polimer sebagai pembawa pada kulit.

Polimer dapat berfungsi sebagai matriks dalam patch dan sediaan pembalut luka,

serta dapat berfungsi sebagai bahan perekat pada kulit (Valenta & Auner, 2004).

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) atau hypromellose merupakan

bagian dari O-methylated dan O-(2-hydroxypropylated) selulosa. HPMC tersedia

dalam berbagai tingkat variasi kekentalan. HPMC dapat berfungsi sebagai bahan

bioadhesif, agen controlled-release, agen film-forming, dan juga agen penstabil.

HPMC merupakan polimer yang biasa digunakan dalam formulasi sediaan oral,

optalmik, nasal, dan juga topikal. Sebagai agen film-forming, konsentrasi HPMC

yang dibutuhkan adalah 2-20% b/b (Rowe et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

28

Gambar 2. Struktur Molekul HPMC (Rowe et al., 2009)

Pemilihan membran polimer sangat penting dalam mendesai variasi dari

permeasi membran (Gaikwad, 2013). HPMC teridentifikasi sebagai polimer

paling populer sebagai matriks karena memiliki beberapa manfaat. Manfaat dari

HPMC adalah dapat diterima secara global, memiliki stabilitas yang baik dan

tidak memiliki muatan, mudah diproduksi, cocok digunakan bagi banyak jenis

obat dengan profil pelepasan yang berbeda-beda, tidak berbau dan berasa, dan

selalu tersedia (Tiwari & Rajabi-Siahboomi, 2008). HPMC dapat digunakan

sebagai polimer yang mengontrol laju pelepasan obat dan juga sebagai agen

penstabil (Amjad et al., 2011).

2.7 Landasan Teori

Luka kronis yang dialami penderita diabetes dapat mengarah kepada

terjadinya ulkus terutama pada bagian kaki yang biasa disebut ulkus kaki diabetik.

Kadar gula yang tinggi juga dapat meningkatkan ekspresi enzim MMP-9, di mana

enzim tersebut adalah enzim yang dapat mendegradasi kolagen. Hal tersebut

menyebabkan penyembuhan luka tidak terjadi karena ketiadaan kolagen yang

disintesis. Ibuprofen merupakan obat golongan NSAIDs yang dapat menghambat

sintesis prostaglandin. Penghambatan sintesis prostaglandin dapat menekan

ekspresi dari MMP-9 yang berefek menurunnya sintesis kolagen sehingga proses

penyembuhan luka pada penderita diabetes dapat berjalan lebih cepat.

Sediaan penyembuh luka harus dapat menangani luka secara baik dengan

menjaga hidrasi dan kelembaban luka, serta mencegah terjadinya infeksi oleh

bakteri. Jika terdapat eksudat pada luka, sediaan penyembuh luka juga harus dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

29

mengabsorbsi eksudat tersebut. Patch adalah sediaan yang dapat membawa uap

air yang lembab pada luka, namun tidak dapat ditembus oleh bakteri ataupun

cairan dari luar. Hydrocolloid matrix merupakan sediaan penyembuh luka yang

diperoleh dari bahan koloidal (agen pembentuk gel) dan dapat digunakan pada

luka eksudat ringan hingga moderat, serta pada ulkus kaki. Sediaan ini dapat

menyerap eksudat pada luka dengan membentuk gel protektif. Sediaan ini

memiliki kemampuan pelekatan (adhesivitas) pada luka. Selain itu, penggunaan

sediaan ini dapat menurunkan frekuensi pemberian hingga mencapai 7 hari.

Pembuatan sediaan hydrocolloid matrix membutuhkan polimer sebagai

bahan utamanya. Polimer merupakan pembawa yang berfungsi sebagai matriks

dan bahan perekat pada kulit. HPMC merupakan polimer yang berfungsi sebagai

bahan bioadhesif, agen controlled-release, agen film-forming, dan juga agen

penstabil. HPMC . HPMC dapat berfungsi sebagai polimer yang mengontrol laju

pelepasan obat dan juga sebagai agen penstabil. Pembuatan hydrocolloid matrix

ibuprofen dengan polimer HPMC dapat memberikan pelepasan obat yang lebih

terkontrol dengan durasi pemakaian yang lebih lama sebagai diabetic wound

healing.

2.8 Hipotesis

a. Konsentrasi polimer HPMC tertentu menghasilkan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing dengan bahan aktif ibuprofen yang optimal.

b. Peningkatan konsentrasi HPMC berpengaruh terhadap sifat dan stabilitas

fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

30

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Optimasi Konsentrasi Hydroxypropyl

Methylcellulose (HPMC) Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound

Healing Dengan Bahan Aktif Ibuprofen” ini termasuk penelitian eksperimental

murni.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel penelitian

a. Variabel bebas: konsentrasi HPMC sebagai polimer

hydrocolloid matrix ibuprofen diabetic wound healing.

b. Variabel tergantung: sifat fisika dan kimia serta stabilitas

sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen diabetic wound healing.

c. Variabel pengacau:

1) Variabel pengacau terkendali: produsen obat dan bahan

kimia untuk formula hydrocolloid matrix, produsen bahan

kimia aloksan dan ketamin, prosedur pembuatan dan

pengujiaan sediaan, kondisi penyimpanan sediaan, wadah

penyimpanan seduaan

2) Variabel pengacau tak terkendali: kondisi ruangan saat

pembuatan.

3.2.2 Definisi Operasional

a. Sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen: sediaan yang

mengandung HPMC, etanol, propilen glikol, gliserol, dan

akuades sebagai basis, kemudian ditambahkan zat aktif

ibuprofen lalu dibentuk menjadi film hydrocolloid.

b. HPMC: merupakan polimer yang ditambahkan ke dalam

sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen dalam 3 konsentrasi

berbeda yaitu sebanyak 8,75%, 11% dan 13,75%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

31

c. Sifat fisika kimia hydrocolloi matrix: parameter kualitas fisik

sediaan yang meliputi organoleptis, keseragaman bobot

sediaan, ketebalan matrix, pH, tensile strength, persentase

moisture absorption, ketahanan pelipatan, keseragaman

kandungan obat dalam matrix, pelepasan obat dari matrix, dan

iritabilitas matrix.

d. Stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix: parameter

kestabilan hydrocolloid matrix yang meliputi, perubahan fisik

dan kandungan obat setelah diberi perlakuan suhu yang

berbeda selama penyimpanan.

e. Sterilitas sediaan: uji mikrobiologi yang menunjukkan bahwa

sediaan hydrocolloid matrix yang dibuat steril.

f. Organoleptis: uji penampakan fisik sediaan hydrocolloid

matrix yang meliputi warna, kejernihan dan kehalusan, di

mana sediaan memiliki warna seragam, jernih, dan halus.

g. Keseragaman bobot sediaan: uji terkait variasi bobot sediaan

patch hydrocolloid yang menunjukkan hasil homogen dengan

coefficient variation (CV) < 10%.

h. Ketebalan sediaan: uji terkait variasi ketebalan sediaan

hydrocolloid matrix yang menunjukkan hasil homogen dengan

nilai ideal 0,5 mm.

i. pH larutan sediaan: uji terkait pH larutan sediaan yang berada

pada range 4-7,4.

j. Persen moisture content: uji terkait penyerapan kelembaban

oleh hydrocolloid matrix piroksikam sampai mencapai titik

jenuh. Formula dengan nilai persen moisture content terendah

dipertimbangkan sebagai formula optimal.

k. Persentase moisture absorption: uji terkait kandungan lembab

yang terdapat dalam sediaan hydrocolloid matrix piroksikam.

Formula dengan nilai persen moisture absorption tertinggi

dipertimbangkan sebagai formula optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

32

l. Ketahanan pelipatan sediaan: uji untuk mengetahui fleksibilitas

sediaan ditunjukkan oleh formula dengan nilai ketahanan

pelipatan sampai 300 kali.

m. Keseragaman kandungan obat dalam patch: uji untuk

mengetahui keseragaman dan dispersi obat dari suatu formula,

ditunjukkan dengan nilai %recovery yang seragam.

n. Pelepasan obat dari sediaan: uji untuk mengetahui pelepasan

obat dari sediaan, ditunjukkan oleh formula optimal dengan

nilai dissolution efficieny tertinggi.

o. Iritabilitas sediaan: uji untuk mengetahui bahwa sediaan tidak

mengiritasi kulit yang ditunjukkan dengan nilai indeks iritasi

primer <0.5.

p. Formula hydrocolloid matrix optimum: hydrocolloid matrix

ibuprofen yang memiliki hasil uji sifat dan stabilitas sesuai

dengan kriteria.

q. Tikus putih galur Wistar jantan terinduksi aloksan: merupakan

tikus putih galur Wistar jantan yang menderita diabetes dengan

kadar glukosa darah >250 mg/dL sebagai hasil dari induksi

aloksan sebanyak 150 mg/kgBB.

r. Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen: uji yang

menunjukkan bahwa sediaan memiliki aktivitas diabetic

wound healing, dilihat dari kecepatan penyembuhan luka

dengan nilai wound closure 100% dan lamanya waktu

penyembuhan pada luka eksisi tikus diabetes setelah

diaplikasikan sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen

dibandingkan dengan tikus normal.

s. Uji histopatologi: pengamatan kondisi kulit tikus hasil

perlakuan dan kulit tikus kontrol secara mikroskopik

menggunakan mikroskop cahaya dengan bantuan zat pewarna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

33

3.3 Subjek dan Bahan Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

a. Populasi: tikus putih galur Wistar jantan yang terinduksi

aloksan ,tikus putih galur Wistar jantan normal, serta kelinci

albino jantan.

b. Sampel: 3 ekor tikus putih galur Wistar jantan yang terinduksi

aloksan dan 3 ekor tikus putih galur Wistar jantan normal yang

memiliki berat badan 150-180 g, serta 3 ekor kelinci albino

jantan yang memiliki berat badan 1,8-2,2 kg.

3.3.2 Bahan Penelitian

Ibuprofen, etanol 96%, HPMC, propylene glycol, gliserol,

akuades, larutan PBS pH 6,4, kalsium klorida anhidrat, larutan

jenuh kalium klorida, aloksan monohidrat, WFI, krim Veet®, kapas,

etanol 70%, ketamin, hypavis, Nutrient Agar, formalin 0,8% dan

10%, larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alkohol, larutan

ammonium, larutan stok Eosin alkohol 1%, larutan working Eosin.

3.4 Alat Penelitian

Spuit injeksi, jarum suntik, alat-alat gelas, tube effendorf,

sentrifugator, MicroLab, mortir, stamper, aluminium foil, batang

pengaduk, gelas ukur, autoclave, oven, kabinet LAF, cawan petri, jarum

ose, hotplate magnetic stirrer, stirrer, termometer, pinset, gunting, biopsy

punch, kaca objek dan kaca penutup, pipet tetes, plastic wrap, kaca

bundar, Franz Difussion Cell, spektrofotometri UV/Vis, dan mikroskop

cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

34

3.5 Skema Kerja Penelitian

3.6 Tata Cara Penelitian

3.6.1 Sterilisasi Ruang, Alat, dan Bahan

Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70%

kemudian lampu UV dinyalakan selama 24 jam. Proses ini

dilakukan sebelum proses pembuatan hydrocolloid matrix

piroksikam. Kemudian dilanjutkan proses sterilisasi bahan seperti

piroksikam, HPMC, propilen glikol, dan gliserol dengan cara

sterilisasi panas kering menggunakan oven pada suhu 180oC

selama 1 jam, sedangkan akuades disterilisasi dengan cara

dididihkan hingga suhu 100oC. Alat-alat gelas disterilisasi dengan

panas kering, yaitu menggunakan oven pada suhu 180oC selama 1

jam.

3.6.2 Pembuatan Sediaan Hydrocolloid matrix Ibuprofen

Sediaan yang akan dibuat adalah sediaan hydrocolloid

matrix ibuprofen diabetic wound healing dengan variasi

konsentrasi HPMC. Pemilihan formula dalam penelitian ini

mengacu pada formula hydrocolloid film oleh (Thu et al., 2012).

Formula tersebut adalah sebagai berikut:

Sterilisasi Ruangan, Alat

dan Bahan

Pembuatan hydrocolloid

matrix ibuprofen

Uji sterilitas hydrocolloid

matrix ibuprofen

Uji sifat fisika kimia dan stabilitas

hydrocolloid matrix ibuprofen

Uji aktivitas formula optimum

hydrocolloid matrix ibuprofen

Analisis hasil dan penulisan laporan

akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

35

Tabel 1. Formula hydrocolloid film oleh (Thu et al., 2012)

Formula Hydrocolloid film

Ibuprofen 5 g

Sodium alginate 6 g

Propylene glycol 15 mL

Etanol 5 mL

Gliserol 6 mL

Akuades 74 mL

Modifikasi formula yang digunakan pada penelitian kali ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Modifikasi formula hydrocolloid matrix

Formula BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Ibuprofen - - - 0,175 g 0,175 g 0,175 g

HPMC 4,375 g 5,5 g 6,625 g 4,375 g 5,5 g 6,625 g

Propylene

glycol 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g

Etanol 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL 14 mL

Gliserol 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g

Akuades ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g

HPMC ditimbang sesuai dengan formula, kemudian

dilarutkan dalam akuades dan diaduk dengan stirrer hingga

terbentuk gel dalam suhu 40°C. 0,175 gram ibuprofen yang sudah

ditimbang dilarutkan dalam 15 mL propylene glycol dan 14 mL

etanol, kemudian ditambahkan ke dalam gel HPMC dan diaduk

dengan stirrer hingga homogen. Selanjutnya ditambahkan 3,78

gram gliserol seiring dilakukannya pengadukan dengan stirrer.

Campuran gel tersebut kemudian dituang ke dalam tabung reaksi

bertutup sebanyak12,5 gram, kemudian disterilisasi menggunakan

autoklaf pada suhu 115oC selama 15 menit. Setelah itu, gel

dituangkan ke cawan petri secara aseptis dalam kabinet LAF,

kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45°C dan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

36

minimal 48 jam hingga mencapai ketebalan 0,5 mm. Sediaan

kemudian dicetak dalam bentuk lingkaran dengan diameter 1 cm

dan disimpan di suhu ruang (Thu et al., 2012).

3.6.3 Uji Sterilitas

Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70%

lalu disinari dengan lampu UV selama 24 jam. Proses ini dilakukan

selama 24 jam sebelum proses pembuatan patch hydrocolloid

ibuprofen. Peralatan yang akan digunakan juga disterilkan

sebelumnya menggunakan autoklaf pada 121oC selama 15 menit.

Nutrient Agar (Oxoid) sebanyak 21 gram ditambahkan dengan 750

mL akuades, kemudian diaduk homogen dengan batang pengaduk.

Media dipanaskan dengan hotplate magnetic stirrer sampai tercampur

homogen. Media kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi

masing-masing sebanyak 15 mL, seluruh media dalam tabung reaksi

lalu disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 1

kgf/cm2 dan suhu 121

oC. Media yang telah steril kemudian dituang ke

cawan petri dan dibiarkan memadat. Hydrocolloid matrix ibuprofen

disiapkan, kemasannya dibersihkan dengan menggunakan alkohol

70%. Hydrocolloid matrix piroksikam diambil dari wadah

penyimpanannya secara aseptis dekat nyala bunsen, kemudian

ditempelkan pada permukaan media agar. Tiap petri diberi label dan

dibungkus plastic wrap, lalu diinkubasi terbalik dalam LAF selama

24 jam.

3.6.3 Uji Organoleptis

Dilakukan dengan mengamati dan meneliti warna,

kejernihan dan kehalusan dari sediaan hydrocolloid matrix yang

telah dibuat (Shirsand, Ladhane, Prathap, & Prakash, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

37

3.6.4 Uji Keseragaman Bobot

Sebanyak 10 sediaan hydrocolloid matrix dari masing-

masing formula satu persatu ditimbang dan dihitung rata-rata bobot

sediaan (British, 1993).

3.6.5 Uji Ketebalan

Ketebalan hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dihitung

pada 5 titik berbeda (keempat sudut dan bagian tengah) dengan

jangka sorong, kemudian dihitung rata-rata ketebalan sediaan (El-

Gendy, Abdelbary, El-Komy, & Saafan, 2009).

3.6.6 Uji pH Larutan Sediaan

Setiap formula hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm

direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5OC- 37,5

OC selama

24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter

(British, 1993).

3.6.7 Uji Persentase Moisture Content

Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dikondisikan

dalam sebuah desikator berisi silika selama 24 jam. Setelah itu

masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang sampai didapatkan

bobot yang tetap dan konstan (Toshkhani et al. 2013).

3.6.8 Uji Persentase Moisture Absorption

Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm yang sudah

diuji moisture content-nya diletakkan dalam climatic chamber

dengan RH 85% pada suhu 28oC. Sediaan kemudian diambil dan

ditimbang kembali (Toshkhani et al. 2013).

3.6.9 Uji Ketahanan Pelipatan (Folding Endurance)

Hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dilipat secara

berulang pada posisi yang sama hingga rusak. JumLah

pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari

ketahanan pelipatan (Shirsand et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

38

3.6.10 Pembuatan Kurva Baku Ibuprofen

Sebanyak 20 mg ibuprofen ditimbang seksama, dimasukkan

ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam 15 mL metanol.

Kemudian ditambah dengan PBS pH 6,4 untuk memperoleh

konsentrasi 200 µg/mL. Dari larutan stok tersebut diambil 10 mL

dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu dilarutkan

dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 20

µg/mL. Dari larutan intermediet tersebut, diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0;

5,0; 6,0; 7,0; 8,0; dan 9,0 mL, dipindahkan ke dalam labu takar 10

mL dan dilarutkan dengan pelarut yang sama untuk memperoleh

konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 µg/mL. Panjang

gelombang maksimal ditentukan dari larutan intermediet

(konsentrasi 20 µg/mL) yang dibaca menggunakan

spektrofotometer UV pada rentang 200-400 nm. Kemudian seluruh

larutan seri dianalisis pada panjang gelombang maksimal (Garg et

al. 2014).

3.6.11 Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Matrix

Sebanyak 3 hydrocolloid matrix diameter 1 cm dari

masing-masing formula dilarutkan dalam 15 mL metanol dan 35

mL PBS pH 6,4, kemudian diukur serapannya pada panjang

gelombang maksimal menggunakan spektorfotometer UV. Blanko

yang digunakan sebagai pembanding adalah metanol (Shirsand et

al., 2012).

3.6.12 Uji Pelepasan Obat secara In Vitro

Uji pelepasan ibuprofen dari sediaan dilakukan

menggunakan sel difusi tipe vertikal pada suhu 36,5 ± 1oC.

Sebanyak 15 mL PBS pH 6,4 dimasukan pada sel difusi sebagai

kompartemen aseptor. Membrane Millipore 0,45 mm sebelumnya

direndam dalam larutan aseptor yang sudah dibuat selama 1 jam,

kemudian matriks dipasang pada sel difusi. Pada menit ke 15, 30,

45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 kompartemen aseptor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

39

disampling dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang maksimal. Penentuan kadar dengan plot

kurva baku ibuprofen. Perhitungan nilai dissolution efficiency

dengan persamaan %DE(t), yang merupakan dissolution efficiency

pada waktu 360 menit (Pudyastuti, Nugroho, & Martono, 2014).

3.6.13 Uji Iritasi Kulit

Punggung tiga ekor kelinci dicukur 24 jam sebelum

pengujian. Dalam satu punggung diaplikasikan 1 kontrol positif etil

asetat, 1 kontrol kassa steril dan 3 basis hydrocolloid matrix yang

ditutup plester hypavix selama 4 jam. Pengamatan dilakukan pada

jam ke-1, 24, 48 dan 72 jam terhadap eritema dan udema yang

terjadi pada kulit yang terpapar sampel. (Shirsand et al. 2012).

3.6.14 Uji stabilitas

Semua hydrocolloid matrix diletakkan dalam paparan 2

suhu yang berbeda yaitu 37°C dan 45°C. Hydrocolloid matrix

diobservasi dalam suhu tersebut selama 4 minggu. Dilakukan

analisis fisik dan analisis kandungan obat pada patch di setiap

akhir minggu. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan diambil

rata-rata dari setiap replikasi yang dilakukan (Amjad et al., 2011).

3.6.15 Uji Aktivitas Sediaan Hydrocolloid matrix Ibuprofen

Enam ekor tikus putih jantan umur 2-3 bulan dengan berat

150-180 gram dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

perlakuan terdiri dari 3 ekor tikus diabetes dengan kadar gula darah

> 250 mg/dL dan kelompok kontrol terdiri dari 3 ekor tikus tidak

diabetes. Tikus diabetes diperoleh dengan menginjeksi aloksan

monohidrat 5% secara intraperitoneal dengan dosis 150 mg/kgBB.

Setiap tikus dianestesi dengan injeksi ketamin 10% pada dosis 80

mg/kgBB secara intramuscular. Pada tiap tikus diberikan 5 luka

eksisi menggunakan biopsy punch berdiameter 5 mm. Luka dibuat

pada punggung tikus yang sudah dicukur 48 jam sebelumnya.

Kelima luka eksisi pada 1 ekor tikus diberi perlakuan berbeda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

40

yaitu: kontrol tanpa perlakuan, basis hydrocolloid matrix (HPMC),

basis hydrocolloid matrix (PVP), hydrocolloid matrix (HPMC)

piroksikam, dan hydrocolloid matrix (PVP) piroksikam.

Penggantian sediaan dilakukan setiap 24 jam sampai luka menutup.

Setelah luka sembuh, tikus dieuthanasia dengan injeksi ketamin

dengan dosis 100 mg/kgBB. Kulit punggung diambil dengan

ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin 10%.

Gambar 3. Pola Perlakuan Luka pada Punggung 2 Kelompok

Tikus

Tabel 3. Keterangan Pola Luka pada Punggung 2 Kelompok Tikus

Keterangan Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

a Kontrol HM (PVP) Ibu HM (HPMC) Ibu

b Basis HM (HPMC) Kontrol HM (PVP) Ibu

c Basis HM (PVP) Basis HM (HPMC) Kontrol

d HM (HPMC) Ibu Basis HM (PVP) Basis HM (HPMC)

e HM (PVP)

Ibu HM (HPMC) Ibu Basis HM (PVP)

3.6.16 Uji histopatologi – pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE)

Sampel berupa jaringan kulit dari perlakuan diambil,

kemudian dilakukan pengecatan dengan hematoxylin-eosin, lalu

dilihat dibawah mikroskop untuk melihat perubahan

histopatologisnya.

a. Trimming. Pemotongan tipis jaringan dengan pisau skalpel.

c

b

a d

e

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

41

b. Dehidrasi. Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan air yang

terkandung dalam jaringan dengan menggunakan reagen

pembersih, lalu dilakukan impregnasi (penetrasi parafin ke

dalam jaringan).

c. Embedding dan cutting. Jaringan yang sudah di dehidrasi

diletakkan di atas sebuah balok kayu (embedding) sebagai alas

pemotongan jaringan dengan pisau mikrotom (cutting).

d. Staining. Rangkaian pewarnaannya adalah sebagai berikut:

Xylol I (5 menit); Xylol II (5 menit); Xylol III (5 menit);

alkohol absolut I (5 menit); alkohol absolut II (5 menit);

akuades (1 menit);Harris Hematoxylin (20 menit); akuades (1

menit);acid alkohol (2-3 celupan); akuades (1 menit); akuades

(15 menit); Eosin (2 menit); alkohol 96% I (3 menit); alkohol

96% II (3 menit); alkohol absolut III (3 menit); alkohol absolut

IV (3 menit); Xylol IV (5 menit); Xylol V (5 menit).

e. Mounting. Menutup kaca objek dengan kaca penutup

f. Pembacaan slide dengan mikroskop. Pengamatan histopatologi

dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus

tipe BH-2, Olympus Corp., Jepang).

3.7 Tata Cara Analisis Hasil

a. Persentase moisture content dihitung dengan rumus:

Moisture content (%) =

b. Persentase moisture content dihitung dengan rumus:

Moisture absorption (%) =

c. Pengukuran kecepatan penyembuhan luka pada tikus dihitung dengan

persamaan:

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

42

d. Dissolution Efficiency dihitung dengan rumus:

( ) ∫

( )

e. Data hasil dari tiap uji pengukuran yang dilakukan, diuji statistik

menggunakan software R i.386 3.2.5 dengan uji ANAVA dan Post

Hoc test. Uji normalitas data diakukan dengan menggunakan Shapiro

test, kemudian uji homogenitas variansi data menggunakan Levene’s

test. Uji statistika dilakukan dalam taraf kepercayaan 95%. Nilai p-

value < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

43

Lampiran 2. Ethical Clereance Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

45

Lampiran 3. Certificate of Analysis Bahan-bahan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

50

Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

4.1.Perhitungan penambahan ibuprofen

Konsentrasi ibuprofen dalam sediaan = 1,25%

= 1,25 g/100 mL

Bobot kering sediaan = 3,5 gram

JumLah ibuprofen dalam sediaan = 5% bobot kering

Perhitungan =

4.2.Perhitungan penambahan pelarut ibuprofen (etanol)

JumLah pelarut =

4.3.Dosis ibuprofen dalam hydrocolloid matrix

Luas permukaan (A) petri besar = 70,9107 cm2

Luas permukaan (A) petri kecil = 63,6429 cm2

Rata-rata A Formula 1 = ( )

= 66,0655 cm2

Rata-rata A Formula 2 = (

= 68,4881 cm2

Rata-rata A Formula 3 = ( )

= 66,0655 cm2

Ukuran sediaan (d=1cm) =

( )

= 0,7857 cm2

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Ibuprofen

yang

ditimbang

0,1750 g 0,1750 g 0,1754 g

Dosis petri

besar

=

= 58,3333 mg

=

= 58,3333 mg

=

= 58,4667mg

Dosis petri

kecil

=

= 0,693761 mg

=693,761 µg

=

= 0, 669217 mg

=669,217 µg

=

= 0, 695347 mg

=695,347 µg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

51

Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

a

b

c d

Hasil uji sterilitas:

(a) IBU1 = steril; (b) IBU2 = steril; (c) IBU3 = steril;

dan (d) BF1; BF2; BF3 = steril

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

52

Lampiran 6. Data Hasil Uji Sifat Fisika Kimia Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

6.1.Uji organoleptis

BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna Tidak

berwarna Tidak

berwarna Tidak

berwarna Tidak

berwarna

Kejernihan Jernih Jernih Ada

gelembung Jernih

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus Halus Halus

6.2.Uji keseragaman bobot

Replikasi BF1 (g) BF2 (g) BF3 (g) F1 (g) F2 (g) F3 (g)

1 0,0468 0,0585 0,0533 0,0647 0,0430 0,0577

2 0,0510 0,0464 0,0584 0,0561 0,0514 0,0484

3 0,0492 0,0500 0,0585 0,0580 0,0500 0,0568

4 0,0520 0,0533 0,0491 0,0527 0,0585 0,0450

5 0,0494 0,0550 0,0561 0,0584 0,0585 0,0532

6 0,0482 0,0575 0,0587 0,0482 0,0523 0,0572

7 0,0545 0,0494 0,0490 0,0533 0,0500 0,0482

8 0,0447 0,0514 0,0560 0,0479 0,0518 0,0512

9 0,0478 0,0555 0,0515 0,0622 0,0570 0,0500

10 0,0533 0,0516 0,0597 0,0580 0,0503 0,0495

0,0497 0,0529 0,0550 0,0560 0,0523 0,0517

SD 0,0030 0,0038 0,0041 0,0055 0,0047 0,0044

CV 6,096% 7,209% 7,363% 9,835% 9,042% 8,416%

6.3.Uji ketebalan

Titik BF1

(mm)

BF2

(mm)

BF3

(mm)

F1

(mm)

F2

(mm)

F3

(mm)

1 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5 0,5

2 0,6 0,7 0,65 0,5 0,5 0,5

3 0,6 0,7 0,65 0,5 0,5 0,5

4 0,6 0,6 0,65 0,5 0,5 0,5

5 0,6 0,65 0,6 0,5 0,5 0,5

0,60 0,65 0,63 0,50 0,50 0,50

6.4.Uji pH larutan sediaan

BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

pH

Larutan 6,87 6,82 6,83 6,7 6,71 6,74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

53

6.5.Uji persentase moisture content

BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

1 9,42% 9,54% 10,04% 10,42% 10,10% 8,85%

2 9,40% 10,66% 8,28% 12,92% 9,87% 8,33%

3 10,68% 10,02% 10,94% 14,48% 8,69% 8,80%

4 10,43% 10,31% 12,25% 12,28% 5,62% 6,77%

5 11,02% 9,57% 9,30% 11,69% 11,63% 8,43%

10,19% 10,02% 10,16% 12,36% 9,18% 8,24%

SD 0,0074 0,0048 0,0152 0,0150 0,0225 0,0085

6.6.Uji persentase moisture absorption

BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

1 20,13% 17,98% 10,88% 18,75% 17,11% 15,29%

2 21,05% 17,28% 9,47% 14,83% 13,85% 14,68%

3 20,07% 16,10% 10,57% 14,48% 16,26% 12,68%

4 18,70% 20,28% 7,28% 11,93% 14,73% 14,72%

5 16,30% 15,57% 10,99% 14,43% 15,44% 15,54%

19,25% 17,44% 9,84% 14,88% 15,48% 14,58%

SD 0,0185 0,0185 0,0155 0,0245 0,0127 0,0113

6.7.Uji ketahanan pelipatan

BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Nilai

ketahanan

pelipatan

67 68 110 25 44 49

6.8.Uji keseragaman kandungan obat

Replikasi F1 F2 F3

Q (µg) % Rec Q (µg) % Rec Q (µg) % Rec

1 466,955 67,308 712,005 106,394 561,015 80,681

2 465,718 67,129 492,946 73,660 638,985 91,894

3 594,431 85,682 568,441 84,941 598,144 86,021

4 499,134 71,946 565,965 84,571 604,332 86,911

5 655,074 94,424 512,748 76,619 634,035 91,182

536,262 77,298 570,421 85,237 607,302 87,338

SD 84,64 8,73 85,73 13,71 31,44 4,52

CV (%) 15,78 11,30 15,03 16,08 15,78 5,18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

54

Lampiran 7. Verifikasi Metode Analisis

7.1.Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam PBS pH 6,4

Seri Konsentrasi

(ppm)

Abs Abs

1 2 3

1 0,200 0,004 0,002 0,002 0,003

2 0,400 0,009 0,008 0,010 0,009

3 0,600 0,018 0,015 0,016 0,016

4 0,800 0,021 0,018 0,023 0,021

5 1,000 0,032 0,026 0,027 0,028

6 1,200 0,038 0,038 0,040 0,039

7 1,400 0,049 0,051 0,051 0,050

8 1,600 0,054 0,055 0,057 0,055

9 1,800 0,070 0,069 0,069 0,069

10 2,000 0,075 0,075 0,078 0,076

11 4,000 0,166 0,163 0,163 0,164

12 6,000 0,250 0,243 0,241 0,245

13 8,000 0,328 0,316 0,321 0,322

14 10,000 0,408 0,400 0,400 0,403

15 12,000 0,508 0,490 0,487 0,495

16 14,000 0,574 0,563 0,549 0,562

17 16,000 0,647 0,648 0,635 0,643

18 18,000 0,725 0,717 0,719 0,720

19 20,000 0,791 0,793 0,768 0,784

y = 0.0404x - 0.0053

R² = 0.9993

-0.050

0.050

0.150

0.250

0.350

0.450

0.550

0.650

0.750

0.850

0.000 5.000 10.000 15.000 20.000

Abso

rban

si

Konsentrasi (ppm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

55

7.2.Linearitas dan Sensitivitas Metode

Parameter Nilai

λ max (nm) 224

Rentang linearitas (µg/mL) 0,2 – 20

Slope 0,0053

Intercept 0,0404

Correlation coefficient (R2) 0,9993

LOD (µg/mL) 0,1875

LOQ (µg/mL) 0,5683

7.3.Akurasi Metode

Replikasi F1 F2 F3

Q (µg) % Rec Q (µg) % Rec Q (µg) % Rec

1 570,916 82,293 663,738 99,181 561,015 80,681

2 608,045 87,645 598,144 89,380 638,985 91,894

3 624,134 89,964 568,441 84,941 598,144 86,021

4 594,431 85,682 614,233 91,784 604,332 86,911

5 563,490 81,222 565,965 84,571 634,035 91,182

6 655,074 94,424 622,896 93,078 548,639 78,901

602,682 86,872 605,569 90,489 597,525 85,932

SD

4,9292 5,4948 5,3119

7.4.Presisi Metode Adisi Standar Intraday

Replikasi

% Recovery (%)

2 ppm 4 ppm 6 ppm

1 105,198 108,292 104,785

2 112,624 107,673 106,436

3 108,911 113,861 104,785

108,911 109,942 105,336

SD 3,713 3,408 0,953

CV 3,409% 3,100% 0,905%

7.5.Presisi Metode Adisi Standar Interday

Hari % Recovery (%)

2 ppm 4 ppm 6 ppm

1 101,485 97,772 100,660

2 93,234 100,866 99,010

3 92,822 98,391 100,248

95,847 99,010 99,972

SD 4,887 1,637 0,859

CV 5,099% 1,654% 0,859%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

56

Lampiran 8. Data Hasil Uji Pelepasan Obat Hydrocolloid Matrix Ibuprofen M

en

it k

e- F1

Men

it k

e- F2

%

release

R1

(%)

%

release

R2

(%)

%

release

R3

(%)

%

release

(%)

%

release

R1

(%)

%

release

R2

(%)

%

release

R3

(%)

%

release

(%)

15 17,54 15,95 1,41 11,63 15 26,86 11,67 1,26 13,26

30 43,59 47,68 31,97 41,08 30 31,98 32,36 33,88 32,74

45 68,04 64,35 58,92 63,77 45 35,27 51,95 55,63 47,62

60 82,05 78,64 66,92 75,87 60 60,85 57,35 65,56 61,26

90 90,97 90,07 87,88 89,64 90 42,20 66,90 80,67 63,26

120 91,44 99,95 94,37 95,26 120 48,93 65,72 77,68 64,11

180 94,88 98,49 104,72 99,36 180 83,81 66,34 87,06 79,07

240 97,89 104,32 106,58 102,93 240 88,41 71,26 92,44 84,04

300 98,65 105,12 108,60 104,12 300 88,35 72,95 88,76 83,35

360 106,01 107,31 112,76 108,69 360 90,14 75,36 100,07 88,52

DE

(%) 86,56 90,18 89,83

DE

(%) 67,74 62,50 77,33

DE (%) 88,86 DE (%) 69,19

SD 2,00 SD 7,52

Men

it k

e- F3

%

release

R1

(%)

%

release

R2

(%)

%

release

R3

(%)

%

release

(%)

15 22,54 22,29 0,94 15,25

30 35,34 31,39 26,16 30,96

45 56,13 48,35 28,47 44,32

60 65,82 51,35 48,67 55,28

90 70,92 54,11 66,45 63,83

120 74,65 62,43 77,81 71,63

180 77,37 57,89 74,76 70,01

240 79,99 57,22 80,85 72,69

300 83,46 57,94 84,95 75,45

360 85,83 58,95 85,04 76,61

DE

(%) 70,92 53,06 67,78

DE (%) 63,92

SD 9,54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

57

Lampiran 9. Data Hasil Uji Iritasi Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

9.1.Skor penilaian uji iritasi akut dermal pada kelinci albino

Jam

ke-

Kelinci

ke-

Skor Eritema

Etil asetat Kassa+hypafix BF1 BF2 BF3

1

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

24

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

48

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

72

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

Jam

ke-

Kelinci

ke-

Skor Udem

Etil asetat Kassa+hypafix BF1 BF2 BF3

1

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

24

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

48

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

72

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

9.2.Penilaian uji iritasi akut dermal BF1

Kelinci ke- 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Indeks Iritasi Primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

58

9.3.Penilaian uji iritasi akut dermal BF2

Kelinci ke- 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Indeks Iritasi Primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi

9.4.Penilaian uji iritasi akut dermal BF3

Kelinci ke- 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Indeks Iritasi Primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

59

Lampiran 10. Data Hasil Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

10.1. Formula 1 suhu 37°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna Tidak

berwarna Tidak

berwarna

Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0354 0,0494 0,0349 0,0366

2 0,0325 0,0396 0,0423 0,0214

3 0,0343 0,0505 0,0430 0,0353

4 0,0330 0,0480 0,0456 0,0198

5 0,0331 0,0413 0,0407 0,0226

6 0,0300 0,0537 0,0433 0,0226

7 0,0359 0,0473 0,0322 0,0280

8 0,0322 0,0519 0,0225 0,0201

9 0,0286 0,0511 0,0289 0,0212

10 0,0447 0,0458 0,0277 0,0202

0,0340 0,0479 0,0361 0,0248

SD 0,0044 0,0045 0,0080 0,0063

CV 12,892% 9,501% 22,103% 25,602%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,4 0,55 0,25 0,4

2 0,4 0,55 0,25 0,4

3 0,4 0,55 0,3 0,35

4 0,4 0,6 0,25 0,4

5 0,4 0,55 0,3 0,35

0,40 0,56 0,27 0,38

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 7,2 7,2 7,1 7,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

60

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 8,76% 10,51% 8,16% 10,29%

2 6,88% 8,76% 8,84% 11,57%

3 18,91% 9,50% 10,23% 11,97%

4 5,44% 5,88% 9,16% 10,81%

5 5,43% 3,73% 7,92% 22,64%

9,08% 7,67% 8,86% 13,46%

SD 0,0566 0,0280 0,0091 0,0517

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 15,21% 13,59% 14,74% 15,44%

2 12,89% 11,75% 11,42% 10,74%

3 14,66% 15,41% 13,36% 12,72%

4 16,91% 14,31% 14,94% 10,81%

5 12,29% 14,45% 15,84% 9,59%

14,39% 13,90% 14,06% 11,86%

SD 0,0185 0,0137 0,0172 0,0229

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 33 11 12 23

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 163,738 23,601 657,550 94,780 634,035 91,391 413,738 59,637

2 355,569 51,252 631,559 91,034 517,698 74,622 470,668 67,843

3 349,381 50,360 667,450 96,208 346,906 50,004 366,708 52,858

4 770,173 111,014 671,163 96,743 423,639 61,064 372,896 53,750

5 486,757 70,162 606,807 87,466 401,361 57,853 325,866 46,971

425,124 61,278 646,906 93,246 464,728 66,987 389,975 56,212

SD 224,59 32,37 27,24 3,93 112,98 16,28 70,00 7,90

CV

(%) 52,83 52,83 4,21 4,21 24,31 24,31 17,95 14,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

61

10.2. Formula 2 suhu 37°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Kejernihan Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0339 0,0505 0,0458 0,0385

2 0,0467 0,0469 0,0473 0,0437

3 0,0465 0,0490 0,0437 0,0390

4 0,0496 0,0446 0,0467 0,0380

5 0,0450 0,0449 0,0453 0,0429

6 0,0395 0,0495 0,0400 0,0434

7 0,0373 0,0486 0,0439 0,0454

8 0,0460 0,0404 0,0511 0,0399

9 0,0449 0,0495 0,0476 0,0325

10 0,0434 0,0389 0,0359 0,0394

0,0433 0,0463 0,0447 0,0403

SD 0,0049 0,0040 0,0043 0,0037

CV 11,241% 8,687% 9,510% 9,290%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,45 0,45 0,45 0,5

2 0,45 0,45 0,4 0,5

3 0,45 0,45 0,45 0,5

4 0,5 0,5 0,45 0,45

5 0,5 0,45 0,4 0,5

0,47 0,46 0,43 0,49

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 7,1 7,2 6,8 7,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

62

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 5,31% 9,34% 9,66% 10,19%

2 5,47% 9,98% 9,39% 11,37%

3 4,52% 8,92% 8,96% 10,04%

4 5,52% 9,35% 9,32% 10,85%

5 3,64% 7,99% 9,76% 11,40%

4,89% 9,12% 9,42% 10,77%

SD 0,0081 0,0073 0,0032 0,0064

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 13,97% 13,82% 13,61% 10,72%

2 12,35% 13,44% 13,98% 10,90%

3 15,81% 13,94% 14,17% 12,39%

4 12,38% 13,41% 14,56% 13,02%

5 12,63% 13,73% 14,54% 10,93%

13,43% 13,67% 14,17% 11,59%

SD 0,0081 0,0023 0,0040 0,0104

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 14 41 45 30

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 501,609 74,955 594,431 88,825 554,827 82,907 606,807 90,674

2 546,163 81,612 661,262 98,811 563,490 84,201 577,104 86,236

3 522,649 78,099 647,649 96,777 638,985 95,483 617,946 92,339

4 418,688 62,564 528,837 79,023 631,559 94,373 584,530 87,345

5 440,965 65,893 578,342 86,421 504,084 75,324 601,856 89,934

486,015 72,624 602,104 89,971 578,589 86,458 597,649 89,306

SD 54,23 8,10 53,77 8,04 56,56 8,45 16,64 2,49

CV

(%) 11,16 11,16 8,93 8,93 9,78 9,78 2,78 2,78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

63

10.3. Formula 3 suhu 37°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Kejernihan Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0507 0,0479 0,0471 0,0385

2 0,0505 0,0440 0,0468 0,0437

3 0,0569 0,0434 0,0454 0,0390

4 0,0501 0,0482 0,0433 0,0380

5 0,0464 0,0476 0,0394 0,0429

6 0,0480 0,0451 0,0412 0,0434

7 0,0458 0,0487 0,0473 0,0454

8 0,0484 0,0423 0,0375 0,0399

9 0,0468 0,0451 0,0467 0,0325

10 0,0468 0,0452 0,0445 0,0394

0,0490 0,0414 0,0439 0,0403

SD 0,0033 0,0022 0,0035 0,0037

CV 6,687% 5,280% 7,949% 9,290%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,55 0,5 0,5 0,5

2 0,6 0,55 0,5 0,5

3 0,6 0,55 0,5 0,5

4 0,6 0,55 0,55 0,5

5 0,6 0,5 0,5 0,5

0,59 0,53 0,51 0,50

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 7,2 7,4 6,7 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

64

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 4,16% 6,81% 10,46% 10,67%

2 3,07% 8,71% 10,17% 9,90%

3 5,89% 7,26% 10,10% 10,96%

4 5,11% 7,49% 10,17% 10,59%

5 2,73% 7,57% 10,45% 10,63%

4,19% 7,57% 10,27% 10,55%

SD 0,0134 0,0070 0,0017 0,0039

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 16,07% 13,62% 14,64% 10,90%

2 15,93% 12,03% 13,24% 11,55%

3 12,79% 11,97% 13,66% 10,27%

4 12,88% 10,94% 13,07% 9,41%

5 13,63% 12,82% 12,73% 11,67%

14,26% 12,27% 13,47% 10,76%

SD 0,0162 0,0100 0,0074 0,0094

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 35 44 52 36

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 818,441 117,702 527,599 75,876 600,619 86,377 549,876 79,079

2 808,540 116,279 604,332 86,911 476,856 68,578 658,787 94,742

3 681,064 97,946 507,797 73,028 604,332 86,911 538,738 77,478

4 543,688 78,189 525,124 75,520 528,837 76,054 419,926 60,391

5 523,886 75,342 557,302 80,147 565,965 81,393 184,777 26,573

675,124 97,092 544,431 78,296 555,322 79,863 470,421 67,653

SD 140,11 20,15 37,92 5,45 53,44 7,69 180,70 25,99

CV

(%) 20,75 20,75 6,97 6,97 9,62 9,62 38,41 38,41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

65

10.4. Formula 1 suhu 45°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Kejernihan Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0507 0,0479 0,0471 0,0385

2 0,0505 0,0440 0,0468 0,0437

3 0,0569 0,0434 0,0454 0,0390

4 0,0501 0,0482 0,0433 0,0380

5 0,0464 0,0476 0,0394 0,0429

6 0,0480 0,0451 0,0412 0,0434

7 0,0458 0,0487 0,0473 0,0454

8 0,0484 0,0423 0,0375 0,0399

9 0,0468 0,0451 0,0467 0,0325

10 0,0468 0,0452 0,0445 0,0394

0,0490 0,0414 0,0439 0,0403

SD 0,0033 0,0022 0,0035 0,0037

CV 6,687% 5,280% 7,949% 9,290%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,55 0,5 0,5 0,5

2 0,6 0,55 0,5 0,5

3 0,6 0,55 0,5 0,5

4 0,6 0,55 0,55 0,5

5 0,6 0,5 0,5 0,5

0,59 0,53 0,51 0,50

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 7,2 7,4 6,7 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

66

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 4,16% 6,81% 10,46% 10,67%

2 3,07% 8,71% 10,17% 9,90%

3 5,89% 7,26% 10,10% 10,96%

4 5,11% 7,49% 10,17% 10,59%

5 2,73% 7,57% 10,45% 10,63%

4,19% 7,57% 10,27% 10,55%

SD 0,0134 0,0070 0,0017 0,0039

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 16,07% 13,62% 14,64% 10,90%

2 15,93% 12,03% 13,24% 11,55%

3 12,79% 11,97% 13,66% 10,27%

4 12,88% 10,94% 13,07% 9,41%

5 13,63% 12,82% 12,73% 11,67%

14,26% 12,27% 13,47% 10,76%

SD 0,0162 0,0100 0,0074 0,0094

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 35 44 52 36

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 464,480 66,951 604,332 87,109 471,906 68,021 725,619 104,592

2 565,965 81,579 542,450 78,190 531,312 76,584 703,342 101,381

3 697,153 100,489 638,985 92,104 629,084 90,677 627,847 90,499

4 541,213 78,011 474,381 68,378 495,421 71,411 705,817 101,738

5 536,262 77,298 556,064 80,152 463,243 66,773 783,787 112,977

561,015 80,866 563,243 81,187 518,193 74,693 709,282 102,237

SD 84,97 12,25 62,86 9,06 67,36 9,71 55,89 8,06

CV

(%) 15,15 15,15 11,16 11,16 13,00 13,00 7,88 7,88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

67

10.5. Formula 2 suhu 45°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Kejernihan Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0494 0,0421 0,0347 0,0381

2 0,0374 0,0344 0,0287 0,0316

3 0,0552 0,0365 0,0241 0,0307

4 0,0497 0,0410 0,0256 0,0356

5 0,0403 0,0285 0,0302 0,0274

6 0,0314 0,0285 0,0218 0,0336

7 0,0396 0,0371 0,0239 0,0359

8 0,0300 0,0308 0,0236 0,0315

9 0,0460 0,0316 0,0221 0,0339

10 0,0361 0,0319 0,0276 0,0323

0,0415 0,0342 0,0262 0,0331

SD 0,0083 0,0048 0,0041 0,0030

CV 20,041% 14,140% 15,535% 9,222%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,45 0,4 0,35 0,5

2 0,45 0,4 0,35 0,5

3 0,45 0,4 0,45 0,5

4 0,5 0,4 0,4 0,5

5 0,5 0,4 0,35 0,5

0,47 0,40 0,38 0,50

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 6,8 6,9 6,9 6,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

68

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 11,47% 14,60% 12,59% 12,21%

2 8,78% 14,85% 12,50% 11,24%

3 8,76% 13,51% 12,68% 11,53%

4 7,79% 12,95% 12,63% 10,33%

5 5,18% 10,94% 11,95% 11,90%

8,40% 13,37% 12,47% 11,44%

SD 0,0226 0,0157 0,0030 0,0072

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 4,84% 14,20% 4,79% 5,30%

2 4,88% 13,86% 8,23% 5,06%

3 6,28% 15,88% 8,33% 4,32%

4 4,27% 14,23% 7,51% 3,53%

5 0,71% 12,81% 5,83% 4,50%

4,19% 14,19% 6,94% 4,54%

SD 0,0209 0,0110 0,0157 0,0069

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 30 62 166 189

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 448,391 67,002 418,688 62,564 369,183 55,166 606,807 90,674

2 522,649 78,099 527,599 78,838 390,223 58,310 595,668 89,010

3 265,223 39,632 507,797 75,879 384,035 57,386 473,144 70,701

4 137,748 20,583 499,134 74,585 254,084 37,967 652,599 97,517

5 32,550 4,864 489,233 73,105 322,153 48,139 624,134 93,263

281,312 42,036 488,490 72,994 343,936 51,394 590,470 88,233

SD 205,49 30,71 41,50 6,20 56,87 8,50 69,02 10,31

CV

(%) 73,05 73,05 8,50 8,50 16,53 16,53 11,69 11,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

69

10.6 Formula 3 suhu 45°C

a. Uji organoleptis

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Tidak

berwarna

Kejernihan Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Ada

gelembung

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

b. Uji keseragaman bobot

Replikasi Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0430 0,0491 0,0226 0,0386

2 0,0509 0,0409 0,0270 0,0385

3 0,0485 0,0457 0,0312 0,0388

4 0,0540 0,0354 0,0365 0,0255

5 0,0409 0,0448 0,0289 0,0345

6 0,0503 0,0443 0,0311 0,0369

7 0,0520 0,0442 0,0384 0,0371

8 0,0503 0,0422 0,0320 0,0294

9 0,0399 0,0487 0,0398 0,0291

10 0,0550 0,0423 0,0348 0,0330

0,0485 0,0438 0,0322 0,0341

SD 0,0054 0,0040 0,0053 0,0047

CV 11,064% 9,041% 16,476% 13,841%

c. Uji ketebalan

Titik Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,55 0,5 0,6 0,5

2 0,6 0,5 0,55 0,55

3 0,6 0,5 0,55 0,5

4 0,6 0,5 0,6 0,5

5 0,6 0,5 0,6 0,55

0,59 0,50 0,58 0,52

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH Larutan 6,9 6,8 6,9 6,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

70

e. Uji persentase moisture content

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 6,72% 11,53% 13,41% 12,87%

2 8,12% 12,79% 14,29% 10,88%

3 7,79% 12,95% 12,61% 9,98%

4 8,78% 13,02% 12,47% 10,53%

5 7,26% 13,35% 12,95% 12,44%

7,74% 12,73% 13,14% 11,34%

SD 0,0079 0,0070 0,0073 0,0125

f. Uji persentase moisture absorption

Rep. Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 5,64% 15,68% 7,28% 6,55%

2 5,05% 15,99% 5,71% 6,48%

3 4,37% 15,62% 7,56% 6,26%

4 1,18% 14,99% 7,43% 5,26%

5 3,17% 13,93% 7,83% 8,63%

3,88% 15,24% 7,16% 6,64%

SD 0,0177 0,0082 0,0084 0,0123

g. Uji ketahanan pelipatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Nilai ketahanan pelipatan 58 86 171 125

h. Uji keseragaman kandungan obat

Rep,

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q (µg) % Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%) Q (µg)

% Rec

(%)

1 152,599 21,946 603,094 86,733 458,292 65,908 601,856 86,555

2 516,460 74,274 634,035 91,182 593,193 85,309 664,975 95,632

3 667,450 95,988 695,916 100,082 469,431 67,510 417,450 60,035

4 575,866 82,817 672,401 96,700 538,738 77,478 428,589 61,637

5 731,807 105,243 621,658 89,403 638,985 91,894 502,847 72,316

528,837 76,054 645,421 92,820 539,728 77,620 523,144 75,235

SD 226,01 32,50 37,96 5,46 77,92 11,21 108,21 15,56

CV

(%) 42,74 42,74 5,88 5,88 14,44 14,44 20,68 20,68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

71

Lampiran 11. Data Hasil Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

11.1. Persen wound closure pada tikus diabetes

Hari

ke-

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 1,72 5,49 8,68 1,78 3,86 5,78 9,30 29,83 27,12

2 3,06 6,26 10,34 4,40 4,72 8,72 12,95 31,10 30,11

3 8,41 11,63 19,97 6,25 7,96 14,49 15,14 41,28 38,60

4 15,60 18,26 33,09 8,19 10,44 15,18 17,76 42,33 45,58

5 19,81 21,60 38,90 11,23 13,37 49,20 23,58 45,29 46,96

6 25,78 31,07 47,38 16,89 17,41 59,16 24,50 48,64 60,15

7 32,15 45,32 57,50 35,53 27,18 69,94 32,23 49,82 67,87

8 41,90 55,28 66,14 55,34 47,52 80,23 44,29 58,16 69,12

9 50,36 60,95 73,57 58,46 71,31 84,80 50,30 62,68 70,72

10 67,48 76,23 82,48 66,73 78,29 92,62 67,08 72,11 78,84

11 72,06 85,97 90,02 70,49 81,32 95,39 72,79 76,47 83,42

12 76,54 89,97 92,07 74,36 82,20 96,75 74,07 81,23 97,60

13 87,89 92,45 94,67 80,76 88,51 100,00 82,28 90,95 100,00

14 90,78 94,56 97,31 81,18 100,00 92,14 100,00

15 94,36 97,53 100,00 95,65

100,00

16 100,00 100,00

100,00

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

72

11.2. Persen wound closure pada tikus normal

Hari

ke-

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

Kontrol

(%)

BF1

(%)

F1

(%)

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 2,72 2,75 2,06 22,10 7,74 9,97 9,06 5,66 10,94

2 3,18 19,27 11,97 38,00 8,75 15,41 9,35 11,02 13,79

3 14,98 39,10 15,24 46,51 12,74 25,71 11,28 17,13 23,91

4 22,55 40,38 16,64 49,52 17,24 35,06 15,52 18,99 37,93

5 37,20 48,76 19,27 59,72 20,38 43,34 17,20 22,33 44,34

6 49,02 56,09 19,72 60,60 25,43 58,80 17,63 29,08 49,41

7 69,87 72,11 19,84 69,24 57,44 68,62 43,63 61,24 54,73

8 70,22 84,57 23,51 71,68 77,05 79,25 51,27 78,11 68,25

9 76,62 86,45 31,57 75,01 82,40 84,65 71,80 80,74 87,28

10 79,51 88,02 55,54 76,41 89,48 90,77 73,40 85,10 90,50

11 81,11 92,18 64,71 80,32 92,27 95,33 80,31 86,38 95,29

12 88,62 95,21 73,35 87,08 95,31 97,67 90,55 93,99 96,55

13 93,06 97,21 88,11 90,30 96,17 100,00 92,59 94,04 100,00

14 95,86 100,00 92,18 92,56 98,02 94,16 96,14

15 100,00

97,20 97,29 99,46 98,74 100,00

16

100,00 99,14 100,00 100,00

17 100,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

73

Lampiran 12. Data Hasil Uji Statistik Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

Jenis Evaluasi p-value

Basis

Keseragaman bobot 0,0107

Persen moisture content 0,96

Persen moisture absorption 4,58x10-6

Formula

Keseragaman bobot 0,129

Persen moisture content 0,0046

Persen moisture absorption 0,712

Keseragaman kandungan obat 0,329

Pelepasan obat 0,0947

Uji aktivitas

Tikus normal 0,06677

Tikus diabetes 0,7676

Kontrol luka 0,3739

Basis hydrocolloid matrix 1 0,5391

Formula hydrocolloid matrix

ibuprofen 1 0,5614

Jenis Evaluasi Stabilitas p-value

Suhu 37oC Suhu 45

oC

F1

Keseragaman bobot 5,857x10-8

2,182x10-6

Persen moisture content 0,625 0,6523

Persen moisture absorption 0,0123 0,001119

Keseragaman kandungan obat 0,07139 0,01385

F2

Keseragaman bobot 0,001953 8,024x10-6

Persen moisture content 0,178 0,03889

Persen moisture absorption 0,007693 4,247x10-5

Keseragaman kandungan obat 0,4856 0,705

F3

Keseragaman bobot 0,0001217 2,304x10-7

Persen moisture content 0,004238 0,004964

Persen moisture absorption 0,001585 0,0001495

Keseragaman kandungan obat 0,1846 0,1599

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

74

12.1. Uji statistik ANAVA keseragaman bobot basis

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

75

Uji post-hoc

12.2. Uji statistik ANAVA keseragaman bobot formula

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

76

Uji ANAVA

12.3. Uji statistik ANAVA persentase moisture content basis

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

77

12.4. Uji statistik ANAVA persentase moisture content formula

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

Uji post-hoc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

78

12.5. Uji statistik ANAVA persentase moisture absorption basis

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

Uji post-hoc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

79

12.6. Uji statistik ANAVA persentase moisture absorption formula

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

12.7. Uji statistik ANAVA keseragaman kandungan obat

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

80

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

12.8. Uji statistik ANAVA pelepasan obat

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

81

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji ANAVA

12.9. Uji statistik kecepatan penyembuhan luka tikus

a. Tikus diabetes

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

82

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

83

b. Tikus normal

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

84

a. Kontrol luka

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

85

Uji T

b. Basis hydrocolloid matrix

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

86

Uji homogenitas data

Uji T

e. Formula hydrocolloid matrix ibuprofen

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

87

Uji normalitas pearson chi-square

Uji homogenitas data

Uji T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

88

12.10. Uji statistik T dua sampel berpasangan stabilitas formula suhu 37°C

a. Keseragaman bobot formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

b. Keseragaman bobot formula 2

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

89

Uji normalitas pearson chi-square

Uji wilcoxon

c. Keseragaman bobot formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

90

Uji T dua sampel berpasangan

d. Persentase moisture content formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji wilcoxon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

91

e. Persentase moisture content formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

f. Persentase moisture content formula 3

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

92

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

g. Persentase moisture absorption formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

93

Uji T dua sampel berpasangan

h. Persentase moisture absorption formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

94

i. Persentase moisture absorption formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

j. Keseragaman kandungan obat formula 1

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

95

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

k. Keseragaman kandungan obat formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

96

Uji T dua sampel berpasangan

l. Keseragaman kandungan obat formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

97

12.11. Uji statistik T dua sampel berpasangan stabilitas formula suhu 45°C

a. Keseragaman bobot formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

98

b. Keseragaman bobot formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

99

c. Keseragaman bobot formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

100

d. Persentase moisture content formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

e. Persentase moisture content formula 2

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

101

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

f. Persentase moisture content formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

102

Uji T dua sampel berpasangan

g. Persentase moisture absorption formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

103

h. Persentase moisture absorption formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

i. Persentase moisture absorption formula 3

Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

104

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

j. Keseragaman kandungan obat formula 1

Data

Uji normalitas pearson chi-square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

105

Uji T dua sampel berpasangan

k. Keseragaman kandungan obat formula 2

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

106

l. Keseragaman kandungan obat formula 3

Data

Uji normalitas pearson chi-square

Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

107

Lampiran 13. Hasil Uji Histopatologi

13.1 Kulit tikus diabetes

Kontrol

BF1

F1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

108

13.2 Kulit tikus normal

Kontrol

BF1

F1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

109

13.3 Kulit tikus normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

110

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

a

b

c

d

e

f

Keterangan: (a) BF1; (b) BF2; (c) BF3; (d) F1; (e) F2; (f) F3

Uji pH larutan sediaan

Uji iritasi kelinci 1

Uji iritasi kelinci 2

Uji iritasi kelinci 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX … · Lampiran 4. Data Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen .....50 Lampiran 5. Data Hasil Uji Sterilitas Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

111

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Optimasi

Konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound

Healing Dengan Bahan Aktif Ibuprofen” memiliki nama

lengkap Ignasia Handipta Mahardika. Dilahirkan di

Magelang pada tanggal 28 Juli 1995 dari pasangan

Bapak Robertus Rohandi dan Ibu Fransiska Irma

Yudianti. Penulis merupakan anak pertama dari 2

bersaudara. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Santa Theresia

Muntilan pada tahun 1999 hingga 2001, lalu melanjutkan pendidikan di SD

Marsudirini Muntilan pada tahun 2001 hingga 2007. Penulis menempuh sekolah

menengah pertama di SMP Marsudirini Marganingsih Muntilan pada tahun 2007

hingga 2010, kemudian melanjutkan ke tingkat menengah atas di SMA Pangudi

Luhur Van Lith Muntilan pada tahun 2010 hingga 2013. Penulis melanjutkan

pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun

2013 hingga 2017. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, penulis cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, organisasi

kemahasiswaan, dan kepanitiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI